laporan praktikum kimia fisika ii entropi
DESCRIPTION
KF II, LAPORANTRANSCRIPT
I. JUDUL PERCOBAAN : ENTROPI SISTEMII. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Jumat/16 Maret 2012III. SELESAI PERCOBAAN : Jumat/16 Maret 2012IV. TUJUAN PERCOBAAN :Untuk mempelajari perubahan entropi sistem pada
beberapa reaksiV. TINJAUAN PERCOBAAN :
Wujud zat ada tiga macam, yaitu padat, cair, dan gas. Susunan partikel dalam zat padat begitu teratur. Pada zat cair partikel – partikelnya kurang teratur, sedangkan dalam gas makin tidak teratur. Pada reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan teratur menjadi kurang teratur dan sebaliknya. Ukuran ketidakteraturan suatu sistem dinyatakan dengan entropi yang diberi lambang S. Kita hanya dapat mengukur nilai perubahan ketidakteraturannya saja yang biasa dilambangkan dengan (Δ).
Entropi adalah fungsi keadaan, dan merupakan kriteria yang menentukan apakah suatu keadaan dapat dicapai dengan spontan dari keadaan lain. Hukum ke-2 termodinamika menyatakan bahwa entropi, S, sistem yang terisolasi dalam proses spontan meningkat. Dinyatakan secara matematis
∆S > 0
Bila pada suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan teratur menjadi kurang teratur,maka perubahan entropi (ΔS) positif dan menunjukkan bahwa reaksi berlangsung spontan. Namun, bila pada suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan kurang teratur menjadi teratur, maka perubahan entropi (ΔS) negatif.
Proses – proses yang dapat menyebabkan peningkatan entropi adalah :- Padatan meleleh menjadi cairan- Padatan atau cairan menguap membentuk gas- Padatan atau cairan bercampur dengan pelarut untuk membentuk larutan
nonelektrolit- Reaksi kimia menghasilkan suatu kenaikan jumlah molekul – molekul gas- Suatu zat dipanaskan (temperatur meningkat).
Berdasarkan perhitungan dalam lingkar Carnot, maka:
q 1q 2
=nRT 1 ln
V 2V 1
nRT 2 lnV 4V 3
=nRT 1 ln
V 2V 1
−nRT 2 lnV 2V 1
=T 1
−T 2→
q 1T 1
+q3T 2
=0
................................................... Hukum Carnot – Clausius (1)q2 dan q4 = 0, sehingga pada proses lingkar ini dapat dinyatakan bahwa
∑ qT
=0 atau∮ dqrevT
=0....................................................(8)
Persamaan (8) berlaku untuk setiap proses lingkar yang reversible. Besaran di belakang tanda integral pada persamaan (8) harus merupakan diferensial total dan ini berarti merupakan suatu fungsi keadaan. Oleh Clasius besaran ini disebut sebagai entropi (S). Selanjutnya, fungsi entropi didefinisikan sebagai:
dS=dqrevT
..............................................................................(9)
10 mL air
TA1 = … °C
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Tabung A
TA2 = … °C
Diukur temperaturnya
Ditambahkan NaOH padat 0,5 sendok spatulaGoyang hingga larutDiukur temperaturnya
∆ S=∫ dqrevT
Pada proses isotermis, ∆ S=qrevT
dan berlaku untuk proses isotermis, baik
reversibel, maupun irreversibel, walaupun kalor yang diserap q < qrev tidak berarti ∆ S= qT
.
Entalpi (H) adalah besarnya energi yang dimiliki suatu benda. Kita tidak dapat mengamati H, tetapi, yang dapat kita amati hanyalah perubahannya (ΔH). ΔH juga dapat bernilai positif, atau negatif. Apabila suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, maka ΔH bernilai negatif karena pada reaksi ini terjadi pelepasan kalor. Apabila ΔH bernilai positif, maka reaksi berlangsung secara endoterm dan terjadi penyerapan kalor. Harga perubahan entalpi (ΔH) juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Apabila terjadi kenaikan suhu, maka ΔH bernilai positif, sebaliknya, apabila terjadi penurunan suhu, maka ΔH bernilai negatif.
VI. ALAT DAN BAHAN :a. Alat b. Bahan
VII. CARA KERJA :a. Entropi sistem pada reaksi H2O + NaOH
10 mL air
TB1 = … °C
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Tabung B
TB2 = … °C
Diukur temperaturnya
Ditambahkan KNO3 padat 0,5 sendok spatulaGoyang hingga larutDiukur temperaturnya
b. Entropi sistem pada reaksi H2O + KNO3
5 mL HCl 0,1 M
TC1 = … °C
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Tabung C
TC2 = … °C
Diukur temperaturnya
Ditambahkan beberapa potong logam MgDiukur temperaturnya
Dimasukkan ke dalam roll film sebanyak satu sendok spatula
Dimasukkan ke dalam roll film sebanyak 0,5 sendok spatula
Diukur temperaturnya
T2 = ….°C
T1 = ….°C
Roll film ditutup dan dikocokDicium bau gas yang terjadiDiukur temperaturnya
Ba(OH)2 NH4Cl
c. Entropi sistem pada reaksi HCl + Mg
d. Entropi sistem pada reaksi Ba(OH)2 + NH4Cl
TA1 = … °C
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Tabung A
Diukur suhunya
Ditambahkan NaOH padat 0,5 sendok spatulaGoyang hingga larutDiukur suhunya
10 mL akuades
TA2 = … °C
VIII. HASIL PENGAMATAN :
No Prosedur Hasil Pengamatan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
1. T ruang = 30 ºC
T air = 29 ºC
TA1= 29 ºC
TA2 = 33 ºC
m NaOH = 0,193 g
cair = 4,2 J/g ºC
q reaksi =171,242 J
- NaOH padat
berwarna putih
- Larutan NaOH
tak berwarna
- Larutan NaOH
agak hangat di
awal reaksi.
H2O(l) + NaOH(s) NaOH(aq)
ΔS = positif
ΔH = negatif
ΔS meningkat
ΔS = 0,564 J/K
ΔH = negatif
ΔH = -171,242 J
terjadi
perubahan
bentuk dari
padat ke cair
TB1 = … °C
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Tabung B
Diukur suhunya
Ditambahkan KNO3 padat 0,5 sendok spatulaGoyang hingga larutDiukur suhunya
10 mL air
TB2 = … °C
TC1 = … °C
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Tabung C
Diukur suhunya
Ditambahkan beberapa logam MgDiukur suhunya
5 mL HCl
TC2 = … °C
2.
T ruang = 30 ºC
T air = 29 ºC
TB1= 29 ºC
TB2 = 28 ºC
m KNO3 = 0,020 g
cair = 4,2 J/g ºC
q reaksi = -42,084 J
- KNO3 padat
berwarna putih
- Larutan KNO3
tak berwarna
H2O (l) +KNO3 (s) →
KNO3 (aq)
- ΔS = negatif
ΔH = positif
ΔS menurun
ΔS = -0,139 J/K
ΔH = positif
ΔH = 42,084 J
terjadi
perubahan
bentuk dari
padat ke cair
3.
T ruang = 30 ºC
T air = 29 ºC
T HCl = 30 ºC
TC1= 30 ºC
TC2 = 31 ºC
m Mg = 0,005 g
cair = 4,2 J/g ºC
q reaksi = 0,097865 J
Logam Mg berwarna
perak
Ada gelembung gas
Larutan agak hangat
2HCl(l) + Mg(s)
MgCl2(s) + H2(g)
ΔS = positif
ΔH = negatif
ΔS meningkat
ΔS=0,000321 J/K
ΔH = negatif
ΔH = -0,097865 J
terjadi
perubahan
bentuk dari
padat ke cair
Dicampur Diukur suhunya
T2 = ….°C
T1 = ….°C
Roll film ditutup dan dikocokDicium bau gas yang terjadiDiukur suhunya
1 SpatulaBa(OH)2
± 0,5 spatula NH4Cl
4.
T ruang = 30 ºC
T air = 29 ºC
T1= 29 ºC
T2 = 28 ºC
m Ba(OH)2 = 0,044 g
m NH4Cl = 0,024 g
cair = 4,2 J/g ºC
q reaksi = -0,2856 J
Ba(OH)2 padat
berwarna putih
- NH4Cl padat
berwarna putih
- Ada bau gas yang
menyengat
Campuran sedikit
berair
BaOH2 (s) +
2NH4Cl (s)→ BaCl2
(s) + 2NH3 (g) +
2H2O(l)
- ΔS= negatif
ΔH = positif
ΔS menurun
ΔS = -0,00095
J/K
ΔH = positif
ΔH = 0,2856 J
terjadi
perubahan
bentuk dari
padat ke cair
dan gas
IX. PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA :
Setelah melakukan percobaan tentang entropi sistem diperoleh perubahan
entropi reaksi berupa peningkatan atau penurunan entropi. Perubahan entropi juga
merupakan akibat dari perubahan entalpi reaksi. Dari keempat sistem, yang
mengalami peningkatan entropi yaitu reaksi pertama antara 0,193 g NaOH padat
dengan 10 ml air dan ketiga yaitu 0,005 g logam Mg dan 5 ml HCl. Sedangkan yang
mengalami penurunan entropi yaitu reaksi kedua 0,020 g KNO3 padat dengan 10 ml
air dan reaksi keempat yaitu 0,044 g Ba(OH)2 padat dan 0,024 g NH4Cl padat.
Analisis pada tabung reaksi 1 yaitu pelarutan NaOH padat :
Persamaan reaksi: H2O(l) + NaOH(s) →NaOH(aq)
q reaksi = m x c x ΔT
q reaksi = mlarutan x Cair x ΔT
q reaksi = (mair + mNaOH ) x Cair x (T2 – T1)
q reaksi = ( 10 g + 0,193 g) x 4,2 J/g.K x (306 K – 302 K)
q reaksi = 10,193 g x 4,2 J/g.K x 4 K
q reaksi =171,242 J
dari kalor reaksi yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan
besarnya nilai ΔS dan ΔH:
karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :
ΔH = - q reaksi = -171,242 J
ΔS = m larutan x C air x lnT 2T 1
ΔS = (m air+m NaOH )x C air x lnT 2T 1
ΔS = ( 10 g + 0,193 g) x 4,2 J/g.K x ln306 K302 K
ΔS = 10,193 g x 4,2 J/g.K x 0,01316
ΔS = 0,564 J/K
ΔH bernilai negatif artinya reaksi bersifat eksoterm dan karena ΔS bernilai positif
artinya ada peningkatan ketakaturan sistem.
Analisis pada tabung reaksi 2 yaitu pelarutan KNO3 padat :
Persamaan reaksi: H2O(l) + KNO3(s) → KNO3(aq).
q reaksi = m x c x ΔT
q reaksi = mlarutan x Cair x ΔT
q reaksi = (mair + mKNO3 ) x Cair x (T2 – T1)
q reaksi = ( 10 g + 0,020 g) x 4,2 J/g.K x (301 K – 302 K)
q reaksi = 10,020 g x 4,2 J/g.K x (-1) K
q reaksi = -42,084 J
dari kalor reaksi yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan
besarnya nilai ΔS dan ΔH:
karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :
ΔH = - q reaksi = -(-42,084 J) = 42,084 J
ΔS = m larutan x C air x lnT 2T 1
ΔS = (m air+m KNO 3)x C air x lnT 2T 1
ΔS = ( 10 g + 0,020 g) x 4,2 J/g.K x ln301 K302 K
ΔS = 10,020 g x 4,2 J/g.K x (-0,00332)
ΔS = -0,139 J/K
Didapatkan ΔS= -0,139 J/K, juga bernilai negatif karena dipengaruhi kalor.
ΔH bernilai positif artinya reaksi bersifat eksoterm dan karena ΔS bernilai negatif
artinya ada penurunan ketakaturan sistem.
Analisis pada tabung reaksi 3
Persamaan reaksi: 2HCl(l) + Mg(s) →MgCl2(s) + H2(g).
q reaksi = m x c x ΔT
q reaksi = mlarutanx Cair x ΔT
q reaksi = (mHCl x mMg) x Cair x (T2 – T1)
q reaksi = ( 0,01825 g + 0,005 g) x 4,2 J/g.K x (304 K – 303 K)
q reaksi = 0,02325 g x 4,2 J/g.K x 1 K = 0,097865 J
dari kalor reaksi yag diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan besarnya
nilai ΔS dan ΔH:
karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :
ΔH = - q reaksi = -0,097865 J = -0,097865 J
ΔS = m larutan x C air x lnT 2T 1
ΔS = (m HCl+m Mg )xC air x lnT 2T 1
ΔS = ( 0,01825 g + 0,005 g) x 4,2 J/g.K x ln304 K303 K
ΔS = 0,02325 g x 4,2 J/g.K x (0,00329)
ΔS = 0,00032 J/K
ΔH bernilai negatif artinya reaksi bersifat eksoterm dan karena ΔS bernilai positif
artinya ada peningkatan ketakaturan sistem.
Analisis pada tabung reaksi 4
Persamaan reaksi: Ba(OH)2(S) + 2NH4Cl(s) →BaCl2(aq) + 2NH3(g) + 2H2O(l).
q reaksi = m x c x ΔT
q reaksi = mlarutan x Cair x (T2 – T1)
q reaksi = (mBaOH + mNH4Cl ) x Cair x (T2 – T1)
q reaksi = ( 0,044 g + 0,024 g) x 4,2 J/g.K x (301 K – 302 K)
q reaksi = 0,068 g x 4,2 J/g.K x (-1) K
q reaksi = -0,2856 J
dari kalor reaksi yag diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan besarnya
nilai ΔS dan ΔH:
karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :
ΔH = - q reaksi = -(-0,2856 J) = 0,2856 J
ΔS = m larutan x C air x lnT 2T 1
ΔS = (m BaOH+m NH 4 Cl) xC air x lnT 2T 1
ΔS = (0,044 g + 0,024 g) x 4,2 J/g.K x ln301 K302 K
ΔS = 0,068 g x 4,2 J/g.K x (-0,00332) = -0,00095 J/K
ΔH bernilai positif artinya reaksi bersifat eksoterm dan karena ΔS bernilai negatif
artinya ada penurunan ketakaturan sistem.
X. PEMBAHASAN
Setelah melakukan percobaan tentang entropi sistem diperoleh perubahan entropi
reaksi berupa peningkatan atau penurunan entropi. Perubahan entropi juga merupakan
akibat dari perubahan entalpi reaksi.
Pada reaksi pertama, yaitu pelarutan NaOH padat,
H2O(l) + NaOH(s) →NaOH(aq)
terjadi perubahan entropi (ΔS) positif dikarenakan adanya peningkatan ketidakaturan.
Artinya, reaksi merupakan reaksi reversibel dan spontan atau dapat langsung terjadi
pada tekanan tetap. Peningkatan ketakaturan juga terlihat secara makroskopis melalui
perubahan fasa padat menjadi cair. Saat mereaksikan juga terjadi kenaikan suhu. Ini
menandakan adanya reaksi eksoterm yang melepaskan kalor sehingga perubahan
entalpi (ΔH) bernilai negatif.
Pada reaksi kedua, yaitu pelarutan KNO3 padat,
H2O(l) + KNO3(s) → KNO3(aq)
terjadi perubahan entropi (ΔS) negatif. Hal ini menyimpang dengan teori bahwa bila
terjadi peningkatan ketidakaturan atau perubahan fasa dari padat menjadi cair maka
(ΔS) negatif seharusnya bernilai positif. Namun , reaksi tersebut bukan merupakan
reaksi reversibel dan spontan pada tekanan tetap. Seharusnya reaksi tersebut merupakan
reaksi eksoterm atau (ΔH) bernilai negatif. Penyimpangan tersebut dapat disebabkan
oleh kesalahan pengamat membaca skala ataupun pengukuran suhu tidak dilakukan
tepat saat bereaksi.
Pada reaksi ketiga yaitu :
2HCl(l) + Mg(s) →MgCl2(s) + H2(g).
terjadi perubahan entropi (ΔS) positif dikarenakan adanya peningkatan ketidakaturan.
Artinya, reaksi merupakan reaksi reversibel dan spontan atau dapat langsung terjadi
pada tekanan tetap. Peningkatan ketakaturan juga terlihat secara makroskopis melalui
perubahan fasa cair menjadi gas (gelembung). Saat mereaksikan juga terjadi kenaikan
suhu. Ini menandakan adanya reaksi eksoterm yang melepaskan kalor sehingga
perubahan entalpi (ΔH) bernilai negatif.
Pada reaksi keempat ;
Ba(OH)2(S) + 2NH4Cl(s) →BaCl2(aq) + 2NH3(g) + 2H2O(l).
terjadi perubahan entropi (ΔS) negatif dikarenakan adanya penurunan ketidakaturan.
Artinya, reaksi bukan merupakan reaksi reversibel dan tidak spontan pada tekanan
tetap. Penuarunan ketakaturan juga terlihat secara makroskopis melalui perubahan fasa
padat menjadi gas. Gas tersebut merupakan gas ammonia (NH3) yang memiliki bau
yang menyengat. Secara teori, pembentukan gas ammonia merupakan reaksi endoterm
sehingga terjadi penurunan suhu atau menyerap kalor sehingga perubahan entalpi (ΔH)
bernilai negatif.
XI. KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh dari percobaan dapat disimpulkan bahwa perubahan
nilai entropi dipengaruhi oleh perubahan suhu, entalpi, dan harga kalor reaksi. Apabila
terjadi kenaikan suhu, ΔS, dan q bernilai positif sedangkan ΔH bernilai negatif
(eksoterm) dan merupakan reaksi reversibel. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan suhu,
maka nilai ΔS, dan q bernilai negatif sedangkan ΔH bernilai positif (endoterm).
XII. JAWABAN PERTANYAAN
1. Pada reaksi mana terjadi kenaikan entropi? Dan pada reaksi mana terjadi kenaikan entalpi?
Jawaban: Kenaikan entropi (∆S>0 ) terjadi pada reaksi : Percobaan pertama
NaOH(s)+H2O(l) → NaOH(aq) ∆S = 0,564 J/K, ∆H = -171,242 J
Percobaan ketiga
HCl(l)+Mg(s)→ MgCl2(aq)+H2(g) ΔS = 0,00032 J/K, ∆H = -0,097865 J
Sedangkan kenaikan entalpi(∆H>0) terjadi pada reaksi : Percobaan kedua
KNO3 (s)+H2O(l) → KNO3(aq) ∆S = -0,139 J/K, ∆H = 42,084 J
Percobaan keempat Ba(OH)2(s)+ 2NH4Cl(s)→ BaCl2+ NH3(g)+ 2H2O ∆S = -0,00095J/K, ∆H = 0,2856 JJadi, reaksi yang mengalami kenaikan entropi pada percobaan pertama, dan ketiga sedangkan kenaikan entalpi adalah pada percobaan kedua dan keempat.
2. Pada reaksi mana terjadi penurunan entropi? Dan pada reaksi mana terjadi penurunan entalpi?
Jawaban: Penurunan entropi (∆S<0 ) terjadi pada reaksi :
Percobaan keduaKNO3 (s)+H2O(l) → KNO3(aq) ∆S = -0,139 J/K, ∆H = 42,084 J
Percobaan keempat Ba(OH)2(s)+ 2NH4Cl(s)→ BaCl2+ NH3(g)+ 2H2O ∆S = -0,00095J/K, ∆H = 0,2856 J
Penurunan entalpi (∆H<0 ) terjadi pada reaksi :
Percobaan pertama NaOH(s)+H2O(l) → NaOH(aq) ∆S = 0,564 J/K, ∆H = -171,242 J
Percobaan ketiga
HCl(l)+Mg(s)→ MgCl2(aq)+H2(g) ΔS = 0,00032 J/K, ∆H = -0,097865 J
Jadi, reaksi yang mengalami penurunan entropi pada percobaan kedua dan keempatsedangkan penurunan entalpi adalah pada percobaan pertama, dan ketiga.
XIII. DAFTAR PUSTAKA
Rohman, Ijang dan Sri Mulani.2004. Kimia Fisika 1. Jica:Universitas Pendidikan Indonesia
Sugiarto, Bambang, dkk. 2007. Kimia Dasar I. Surabaya: Unesa Unipress.
Tjahjani, Siti, dkk. 2012. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Surabaya: Unesa Unipress
Perhitungan Entropi :
Analisis pada tabung reaksi 1 H2O(l) + NaOH(s) →NaOH(aq)
q reaksi = m x c x ΔT
q reaksi = mlarutan x Cair x ΔT
q reaksi = (mair + mNaOH ) x Cair x (T2 – T1)
q reaksi = ( 10 g + 0,193 g) x 4,2 J/g.K x (306 K – 302 K)
q reaksi = 10,193 g x 4,2 J/g.K x 4 K
q reaksi =171,242 J
karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :
ΔH = - q reaksi = -171,242 J
ΔS = m larutan x C air x lnT 2T 1
ΔS = (m air+m NaOH )x C air x lnT 2T 1
ΔS = ( 10 g + 0,193 g) x 4,2 J/g.K x ln306 K302 K
ΔS = 10,193 g x 4,2 J/g.K x 0,01316
ΔS = 0,564 J/K
Analisis pada tabung reaksi 2 H2O(l) + KNO3(s) → KNO3(aq)
q reaksi = mlarutan x Cair x ΔT
q reaksi = (mair + mKNO3 ) x Cair x (T2 – T1)
q reaksi = ( 10 g + 0,020 g) x 4,2 J/g.K x (301 K – 302 K)
q reaksi = 10,020 g x 4,2 J/g.K x (-1) K
q reaksi = -42,084 J
karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :
ΔH = - q reaksi = -(-42,084 J) = 42,084 J
ΔS = m larutan x C air x lnT 2T 1
ΔS = (m air+m KNO 3)x C air x lnT 2T 1
ΔS = ( 10 g + 0,020 g) x 4,2 J/g.K x ln301 K302 K
ΔS = 10,020 g x 4,2 J/g.K x (-0,00332)
ΔS = -0,139 J/K
Analisis pada tabung reaksi 3 2HCl(l) + Mg(s) →MgCl2(s) + H2(g).
q reaksi = m x c x ΔT
q reaksi = mlarutanx Cair x ΔT
q reaksi = (mHCl + mMg) x Cair x (T2 – T1)
q reaksi = ( 0,01825 g + 0,005 g) x 4,2 J/g.K x (304 K – 303 K)
q reaksi = 0,02325 g x 4,2 J/g.K x 1 K
q reaksi = 0,097865 J
karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :
ΔH = - q reaksi = -0,097865 J = -0,097865 J
ΔS = m larutan x C air x lnT 2T 1
ΔS = (m HCl+m Mg )xC air x lnT 2T 1
ΔS = ( 0,01825 g + 0,005 g) x 4,2 J/g.K x ln304 K303 K
ΔS = 0,02325 g x 4,2 J/g.K x (0,00329)
ΔS = 0,00032 J/K
Analisis pada tabung reaksi 4
Ba(OH)2(S) + 2NH4Cl(s) →BaCl2(aq) + 2NH3(g) + 2H2O(l).
q reaksi = mlarutan x Cair x (T2 – T1)
q reaksi = (mBaOH + mNH4Cl ) x Cair x (T2 – T1)
q reaksi = ( 0,044 g + 0,024 g) x 4,2 J/g.K x (301 K – 302 K)
q reaksi = 0,068 g x 4,2 J/g.K x (-1) K
q reaksi = -0,2856 J
karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :
ΔH = - q reaksi = -0,097865 J = -0,097865 J
ΔS = m larutan x C air x lnT 2T 1
ΔS = (m BaOH+m NH 4 Cl) xC air x lnT 2T 1
ΔS = (0,044 g + 0,024 g) x 4,2 J/g.K x ln301 K302 K
ΔS = 0,068 g x 4,2 J/g.K x (0,00332)
ΔS = 0,00095 J/K
LAMPIRAN