laporan praktikum pembuatan kumbung
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umumnya kumbung di indonesia terbuat dari bahan bambu mengingat banyak sekali
bambu yang tumbuh di tanah air ini. Bentuk kumbung itu sendiri tidak berbeda dengan
bangunan rumah, hanya saja di dalamnya terdapat rak-rak untuk menyusun media tanam
jamur. Secara teoritis, kumbung yang terbaik adalah kumbung yang dapat menjaga
kelembaban optimal yang dibutuhkan untuk perkembangan jamur tiram. Selain itu terdapat
sirkulasi udara yang memadai.
Sebelum membuat kumbung ada baiknya kita melakukan berbagai survey untuk
memperhatikan bagaimana kondisi lokasi yang kita pilih untuk dibangun kumbung/rumah
jamur yaitu :
1. Arah sirkulasi udara. Misal angin lebih banyak datang dari arah mana
2. Ada tidaknya pencemaran udara di sekitar lokasi. Misal lokasi dekat dengan tempat yang
menghasilkan banyak asap CO2. Hal ini penting karena jamur sangat rentan terhadap
CO2. Jika banyak, maka jamur akan sulit untuk tumbuh.
3. Banyak bangunan yang mengapit lokasi. Ini juga berkaitan dengan sirkulasi udara.
4. Kondisi suhu dan kelembaban. Suhu hendaknya tidak melebihi 30 derajat C. Walau jamur
masih mampu untuk tumbuh, namun biasanya lebih tipis. Jadi kelembaban harus
diusahakan tetap pada angka yang baik untuk kondisi pertumbuhan jamur.
5. Sebaiknya di sekitar kumbung banyak terdapat pohon, atau tanaman yang rimbun. Karena
oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan itu juga memicu pertumbuhan jamur
B. Tujuan
1. Mengetahui cara pembuatan kumbung mini untuk budidaya jamur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kumbung adalah bangunan tanam yang digunakan untuk budidaya jamur. Bentuk dan
bahan kumbung bermacam-macam, ada yang terbuat dari bambu, tembok, kayu, paranet,
triplek dan sebagainya.
Fungsi kumbung adalah mempermudah petani jamur mengatur kondisi lingkungan agar
sesuai dengan syarat hidup jamur, juga untuk mempermudah penanganan budidayanya
seperti penyusunan media tanam, akses panen dan pemeliharaan serta segi estetika.
Budidaya jamur biasanya menggunakan rumah jamur (kumbung) sistem semi permanen.
Sistem semi permanen yang dimaksud adalah bahan yang digunakan untuk membuat rumah
jamur menggunakan bahan yang sederhana, sehingga akan mudah dipindahkan. Investasi
untuk membuatnya kecil. Dengan demikian cocok digunakan untuk budi daya jamur skala
kecil atau industri menengah. Tempat untuk membudidayakan jamur atau rumah jamur
sederhana berbentuk kumbung mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Melindungi jamur dari kondisi lingkungan luar yang kurang mendukung.
2. Memudahkan pengelolaan suhu di dalam kumbung.
3. Menghemat lahan karena dapat disusun dengan menggunakan rak.
4. Saat budi daya tidak tergantung pada musim.
Selain rumah jamur, dalam budidaya jamur harus dilengkapi dengan ruangan untuk
menyimpan bahan baku, ruangan untuk menyiapkan media, dan ruangan pascapanen.
Ruangan ini dapat dibuat seperti kumbung juga atau berbentuk bangunan (gudang).
Tempat atau bangunan budidaya jamur lebih dikenal dengan nama kumbung. Bagian
yang paling berperan dalam bangunan kumbung ini yaitu rangka bangunan dimana rangka
bangunan ini akan mempengaruhi biaya investasi yang dikeluarkan, menurut Redaksi
Agromedia (2011) rangka bangunan kumbung bisa terbuat dari bambu dan kayu. Rangka
bangunan yang dipilih akan mempengaruhi umur usaha budidaya jamur sehingga perlu di
perhatikan keawetan atau daya tahan rangka yang akan digunakan.
Rangka kumbung bisa dibuat dari bahan besi, kayu, atau bahkan untuk penghematan
bisa memanfaatkan batangan bambu yang harganya lebih murah. Dinding dan atapnya dapat
terbuat dari lembaran plastik atau bahan-bahan lain yang mudah didapat disekitaran rumah,
seperti anyaman daun nipah, daun tebu atau jerami yang berfungsi menahan air hujan dan
panas matahari. Bentuk atap kumbung bisa dibuat melengkung atau seperti atap rumah
pada umumnya (Parjino & Andoko, 2007)
Menurut Sulistyowati (1996), walau memiliki banyak sifat menguntungkan, bambu
rentan terhadap kerusakan. Proses kerusakan mempengaruhi keawetan bambu. Penyebab
kerusakan bambu ada 2 yaitu : perusak biologis dan non biologis. Perusak biologis yang
sering menyerang bambu adalah jamur,rayap, kumbang bubuk dan mikroorganisme laut.
Jamur menyebabkan kerusakan seperti : pengotoran,pelapukan dan perubahan warna.
Keawetan kayu berhubungan erat dengan pemakaian. Kayu dikatakan awet apabila
mempunyai umur pakai lama dan mampu menahan berbagai faktor perusak kayu. Dengan
kata lain keawetan kayu adalah daya tahan suatu jenis kayu terhadap faktor-faktor perusak
dari luar kayu itu (Dumanauw,1990 dalam Zibua,2008). Nilai suatu jenis kayu sangat
ditentukan oleh keawetannya, karena bagaimanapun kuatnya suatu jenis kayu tersebut,
penggunaaan sebagai bahan bangunan tidak akan berarti jika keawetannya rendah.
Ketahanan kayu terhadap serangga dan perusak kayu khususnya yang bersentuhan
dengan laut disebabkan oleh kandungan zat ekstraktifnya. Zat ekstratif dalam kayu berfungsi
sebagai racun bagi perusak kayu-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak bisa masuk
dan tinggal dalam kayu tersebut (Panshin dan Zeeuw,1980 dalam Zibua,2008).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan kumbung mini ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 6
April 2013 di Laboratorium Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat :
1). Gunting
2). Palu
3). Gergaji
4). Parang
5). Alat ukur
6). Penggaris
7). Termometer
8). Pensil
Bahan-bahan :
1). Plastik dengan ketbalan 0,8 mm
2). Lakban
3). Paku payung
4). Reng bambu
5). Reng kayu
6). Paku reng kayu
7). Paku reng bambu
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan kayu reng,bambu ,plastik berketebalan 0,8 mm,paku, lakban serta
termometer ruangan.
2. Kayu reng dirangkai menjadi bentuk lemari dengan panjang 100 cm, lebar 60 cm, dan
tinggi 120 cm. Setelah itu bikin tiga tingkat dengan jarak antar tingkat 30 cm. Atap
sebaiknya agak lonjong.
3. Untuk bagian depan buat pintu sebagai tempat keluar masuk perawatan dan
pemanenan.
4. Membelahelah bambu lalu jadikan sebagai alas di setiap tingkat.
5. Memasang plastik berketebalan 0,8 mm di sekeliling kerangka. Rekatkan bagian
yang longgar dengan plakban.
6. Pasang termometer untuk mengontrol suhu. Letakkan kumbung di atas bata atau alas
berketinggian minimal 5 cm dari tanah. Tujuannya agar mengurangi kelembaban.
BAB V
A. HASIL
B. PEMBAHASAN
Kumbung adalah bangunan tanam yang digunakan untuk budidaya jamur.
Bentuk dan bahan kumbung bermacam-macam, ada yang terbuat dari bambu, tembok,
kayu, paranet, triplek dan sebagainya.
Fungsi kumbung adalah mempermudah petani jamur mengatur kondisi
lingkungan agar sesuai dengan syarat hidup jamur, juga untuk mempermudah
penanganan budidayanya seperti penyusunan media tanam, akses panen dan
pemeliharaan serta segi estetika.
Dalam praktikum pembuataun kumbung mini ini kami membuat kumbung
dengan ukuran panjang 100 cm,lebar 60 cm dan tinggi 120 cm. Dalam kumbung ini di
bagi menjadi tiga tingkatan. Jarak antar tingkat adalah 30 cm. Pembuatan kumbung
mini merupakan terobosan baru sebagai alternatif pembudidayaan jamur dalam
tempat yang sempit. Dalam proses pembuatan kumbung mini ini bahan-bahan yang
digunakan dapat berupa bahan-bahan bekas yang masih layak pakai sehingga dapat
menekan biaya produksi. Selain itu Kami membuat kumbung mini karena jamur yang
kami budidayakan relatif sedikit, tidak sebanyak yang dilakukan oleh petani jamur
pada umumnya.
Karena ukuran kumbung yang kami buat lebih kecil sehingga biaya produksi
lebih kecil dan waktu yang kami butuhkan relatif lebih singkat hanya 3 jam tidak
seperti dari kebanyakan petani jamur pada umumnya yang menggunakan kumbung
dengan ukuran besar.
Adapun kendala yang kami hadapi dalam pembuatan kumbung mini ini adalah :
1. Dalam proses perakitan bahan-bahan pembuatan kumbung mengalami kesulitan
karena komponen yang digunakan relatif kecil.
2. Kayu yang kami gunakan memiliki tekstur yang keras sehingga dalam
menyatukan antar kayu sulit (susah dalam pemakuan).
3. Kesulitan dalam mencari plastik dengan ketebalan 0,8 mm sehingga dalam
pemasangan plastik harus hati-hati agar tidak sobek.
4. Dalam pemasangan plastik harus rapat agar udara tidak dapat masuk ke dalam
kumbung sehingga tidak terjadi kontaminasi saat proses budidaya jamur.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pembuatan kumbung mini ini kami dapat menyimpulkan :
1. Kumbung adalah bangunan tanam yang digunakan untuk budidaya jamur.
Bentuk dan bahan kumbung bermacam-macam, ada yang terbuat dari bambu,
tembok, kayu, paranet, triplek dan sebagainya.
2. Karena ukuran kumbung yang mini maka biaya dan waktu yang dibutuhkan
relatif lebih murah dan singkat.
3. Kumbung mini merupakan terobosan baru untuk proses budidaya jamur pada
lahan yang sempit.
DAFTAR PUSTAKA
Budhi Widiastuti, Budidaya jamur kompos, jamur merang dan jamur kancing,
Penebar Swadaya, 2007.
Budiawan, Fandi., Pengaturan Suhu Dan Kelembaban Pada Miniatur Kumbung Untuk
Meningkatkan Produktifitas Jamur Tiram, Yogyakarta
Dumanauw,J.F.1990. Mengenal Kayu. Yogyakarta:kanisius
Phansin AJ,Zeeuw C de .1980. Textbook of Wood Technology Vol. II. New York: Mc
Graw-Hill Book Company
Parjimo dan Agus Andoko, Budidaya jamur, jamur kuping, jamur tiram, dan jamur
merang, Agro Media Pustaka 2007
Sulistyowati E, Junianto YD.1996.Inventarisasi musuh alami hama PBK,
Conopomorpha cramerella Snell di Propinsi maluku. Pelita perkebunan.