laporan praktikum proyek anatomi dan fisiologi hewan - pencernaan
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI
HEWAN (BI-2103)
PENGAMATAN SISTEM PENCERNAAN DAN PARAMETER
PENCERNAAN Mus musculus
Tanggal Praktikum: 18 September 2013
Tanggal Pengumpulan: 11 Oktober 2013
Disusun oleh:
Tyas Arum Widayati
10612031
Kelompok 13
Asisten:
Stephani Satriyo
10610048
PROGRAM STUDI BIOLOGI
SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini berat badan sering menjadi permasalahan, terutama
pada bidang kesehatan. Permasalahan berat badan ini dapat berupa
kekurangan ataupun kelebihan berat badan. Menurut Kahn (2012),
kekurangan berat badan atau kehilangan berat badan secara abnormal,
dapat mengindikasikan seseorang sedang dalam keadaan stres atau sedang
mengidap penyakit yang cukup serius. Kelebihan berat badan menurut
Azwar (2004) merupakan salah satu penyebab dari penyakit
kardiovaskuler dan diketahui dari Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun
1972, 1986, dan 1992, penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit
degeneratif yang menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia.
Banyak cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan berat
badan, baik secara alami maupun modern. Secara alami, digunakan ekstrak
Curcuma xanthorrhiza dan Guazuma ulmifolia untuk mengatasi masalah
ini. Guazuma ulmifolia digunakan sebagai pelangsing tubuh dan Curcuma
xanthorrhiza digunakan untuk mengobati penyakit hati dan ginjal (Heyne,
1987 dalam Fitrianingsih, 2011).
Perhitungan parameter-parameter efisiensi pencernaan seperti laju
konsumsi, laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, efisiensi pakan dan
pencernaan, serta efisiensi absorbsi dapat digunakan untuk mengetahui
permasalahan yang berkaitan dengan sistem pencernaan, seperti
kehilangan atau kelebihan berat badan. Penentuan parameter-parameter
tersebut penting untuk mengetahui apakah sistem pencernaan bekerja
dengan efisien atau tidak sehingga jika terdapat gangguan pada sistem
pencernaan dapat diketahui lebih dini.
1.2 Tujuan
Menentukan pengaruh Curcuma xanthorriza dan Guazuma ulmifolia
terhadap laju konsumsi, laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif,
efisiensi pakan dan pencernaan, dan efisiensi absorbsi pada Mus
musculus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pencernaan Mamalia
Sistem pencernaan merupakan sistem yang mengatur asimilasi
nutrisi yang dibutuhkan untuk memperoleh energi serta pertumbuhan.
Sistem pencernaan pada vertebrata memiliki berbagai variasi. Keragaman
ini disebabkan oleh kebutuhan nutrisi tiap individu yang berbeda-beda dan
cara tiap individu untuk mengambil nutrisi yang dibutuhkannya dari
lingkungan (Stevens, 2004).
Sistem pencernaan dimulai dari mulut dan berakhir di anus.
Makanan yang dikonsumsi diubah menjadi energi dan proses pencernaan
ini juga berperan dalam pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan oleh
tubuh. Setelah masuk melalui rongga mulut, makanan masuk ke esofagus
dan kemudian terjadi proses pemecahan makanan dengan bantuan enzim
pencernaan (Stevens, 2008). Lambung adalah tempat diferensiasi terbesar
antara hewan ruminansia dan nonruminansia. Salah satu hal perbedaan dari
sistem pencernan hewan ruminansia dengan nonruminansia adalah
esofagusnya. Pada hewan ruminansia, esofagus memungkinkan makanan
untuk masuk kembali ke rongga mulut dan difermentasi (Baldwin, 1984).
Makanan lalu masuk ke usus halus. Pada usus halus,
penyerapan nutrisi dari makanan berlangsung. Nutrisi yang diserap oleh
usus halus kemudian disalurkan ke bagian tubuh yang membutuhkan
(Parsons, 2008). Setelah melewati usus halus, makanan masuk ke usus
besar. Di usus besar, terjadi proses penyerapan air sekitar 90%.
Selanjutnya, produk sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dikeluarkan
melalui anus (Wolin, 1981).
2.2 Curcuma xanthorrhiza
Berdasarkan data dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi
(2006), Curcuma xanthorrhiza berasal dari genus Curcuma, suku
Zingiberaceae, ordo Zingiberales, kelas Monocotyledonae, sub divisi
Angiospermae, dan divisi Spermatophyta. Habitusnya berupa semak
dengan tinggi ± 1,5 m.
Berdasarkan Hembing (2008), bagian rimpang dari Curcuma
xanthorrhiza digunakan sebagai obat. Khasiat dari Curcuma xanthorrhiza
adalah menurunkan kadar kolestrol yang tinggi, mengatasi gangguan hati
dan empedu, radang lambung, gangguan pencernaan, dan gangguan pada
saat menstruasi. Rimpang Curcuma xanthorrhiza mengandung kurkumin,
pati, protein, serat, glikosida, toluil, metil karbinol, 1-sikloipremirsen,
kalium oksalat, serta minyak atsiri yang terdiri dari felandren, kamfer,
borneol, turmerol, xantorizol, dan sineol. Rimpang Curcuma xanthorrhiza
berbau aromatik tajam, rasanya pahit dan agak pedas, khasiat lainnya
adalah antiinflamasi dan minyak atsirinya berfungsi fungistatik terhadap
jamur dan bakteriostatik pada mikroba Staphyllococcus sp. dan Salmonella
sp. (Dalimartha, 2006).
Kandungan kurkumin dari Curcuma xanthorrhiza berfungsi untuk
merangsang sel hati untuk memperlancar sekresi empedu sehingga
pemecahan lemak dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, kurkumin juga
memperlancar pengeluaran lemak ke usus. Pengolahannya dapat dilakukan
dengan merebus 15-30 g rimpang dan diminum air hasil rebusannya
(Hembing, 2008).
2.3 Guazuma ulmifolia
Guazuma ulmifolia merupakan tanaman dari genus Guazuma, suku
Stercuiiaceae, ordo Malvales, kelas Dycotiledonae, sub divisi
Angiospermae, dan divisi Spermatophyta (Departemen Kesehatan, 2000).
Nama umum dari Guazuma ulmifolia adalah Jati Belanda. Habitus dari
tanaman ini adalah pohon dengan tinggi ± 10 m. Daun Guazuma ulmifolia
ini berkhasiat untuk menurunkan kolesterol dalam darah dan menurunkan
berat badan. Buahnya dapat digunakan sebagai obat batuk dan diare.
Berdasarkan Hembing (2008), tanaman Guazuma ulmifolia
mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, sterol, tanin, asam fenolat, dan
damar. Rasa yang ditimbulkan tanaman ini agak kelat, bau aromatiknya
lemah, dapat berfungsi sebagai pengelat (astringent), dan kandungan
taninnya mengerutkan selaput lendir usus sehingga mengurangi
penyerapan lemak dari makanan. Guazuma ulmifolia dapat diolah dengan
merebus 15—30 g daunnya, kemudian diminum air hasil rebusannya.
2.4 Dosis – Dosis Pendedahan
Menurut Fox (2007), sebelum melakukan pendedahan zat kepada
hewan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah pH, sterilitas, sifat
kimia dari zat yang digunakan, dosis yang akan diberikan, frekuensi
pendedahan, volume yang akan didedahkan, dan jalur pendedahan. Dalam
pendedahan, terutama pendedahan zat kepada Mus musculus, terdapat
dosis-dosis tertentu yang perlu diperhatikan. Dosis-dosis tersebut adalah
sebagai berikut.
Tabel 2.1 Dosis pendedahan pada Mus musculus
2.5 Parameter – Parameter Terkait Sistem Pencernaan
Pada sistem pencernaan, terdapat beberapa parameter yang dapat
diukur untuk melihat keadaan sistem pencernaan pada suatu hewan
(Sidhar, 2009). Parameter tersebut dapat diukur berdasarkan perhitungan
berikut:
Consumption Rate (CR) = makanan yang dikonsumsi per hari
Relative Consumption Rate = (makanan yang dikonsumsi per hari/
berat hewan rata-rata) x 100%
Growth Rate (GR)= Berat tubuh yang didapatkan per harinya
Relative Growth Rate = (Berat tubuh yang didapatkan per harinya/
berat tubuh rata-rata} x 100%
Food Conversion Efficiency = (Berat tubuh yang didapatkan per
harinya/makanan yang dikonsumsi per hari) x 100%
2.6 Kandang Metabolisme
Kandang metabolisme berperan penting dalam perkembangan ilmu
gizi. Dengan kandang metabolisme, eksperimen untuk menentukan
parameter-parameter seperti kebutuhan nutrisi hewan, kemampuan
mencerna nutrisi, ekskresi endogen, keseimbangan mineral dalam tubuh,
dan laju ekskresi urin. Prinsip kerja dari kandang metabolisme ini adalah
pengambilan data dari jumlah dan frekuensi hasil ekskresi yang
dikeluarkan oleh hewan tersebut (Hendriks, 1999).
Kandang metabolisme tersusun dari bagian atas dengan atapyang
terbuat dari bahan polikarbonat. Pada bagian luar, terdapat tempat pakan
yang ukurannya telah disesuaikan agar hewan tidak bersarang di
dalamnya. Tempat makan didesain dengan laci agar tidak ada kontaminasi
antara urin dengan pakan. Urin yang akan diukur dialirkan pada corong
bagian bawah kandang yang di bawahnya terdapat tabung utuk mewadahi
urin. Feses hewan dialirkan ke bagian corong lainnya yang dibawahnya
sudah tersedia tabung untuk mengumpulkan feses (Tarland, 2007).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Pada pengamatan sistem pencernaan Mus musculus ini, alat dan
bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Alat dan bahan
Alat Bahan
1. Kandang metabolisme
2. Sarung tangan (glove)
3. Timbangan digital
4. Syringe
5. Jarum gavage
6. Oven
7. Wadah penampung feses
8. Gelas penampung urin
9. Gelas kimia
1. Mencit (Mus musculus)
2. Pakan mencit
3. Akuades
4. Detergen
5. Alumunium foil
6. Curcuma xanthorriza
7. Guazuma ulmifolia
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Inisiasi
Mus musculus ditimbang dan dicatat berat badannya,
kemudian dimasukkan ke dalam kandang metabolisme yang telah
disiapkan. Dimasukkan pakan sebanyak 10% dari berat badan Mus
musculus ke dalam tempat pakan dan diberikan minum secara ad
libitum. Wadah penampung feses dan gelas penampung urin
ditimbang dan ditempatkan di bawah saluran feses dan saluran urin.
3.2.1 Pemeliharaan dan Pemberian Perlakuan
Selama pemeliharaan dan pemberian perlakuan, dilakukan
penimbangan berat badan Mus musculus setiap hari. Mus musculus
dikeluarkan dari kandang, ditimbang, dan dicatat berat badannya.
Setiap hari Mus musculus juga didedah, jarum gavage dipasang
pada syringe, lalu dimasukkan zat ke dalam alat gavage. Mus
musculus kemudian ditangkap dan diposisikan secara vertikal.
Dimasukkan alat gavage ke dalam kerongkongan mencit lalu zat
diinjeksi. Alat gavage dikeluarkan lalu dicuci dengan air keran, air
sabun, dan akuades secara berturut-turut dan Mus musculus
dikembalikan ke kandang.
Dilakukan juga penimbangan dan pemberian pakan setiap
hari. Tempat pakan dilepas dari kandang metabolisme. Ditimbang
pakan yang tersisa, dicatat beratnya, kemudian dibuang. Diberikan
kembali pakan baru yang sesuai dengan berat Mus musculus.
Tempat makan diletakkan kembali pada kandang metabolisme.
Pemberian minum dilakukan setiap hari. Tempat minum
dilepas dari kandang metabolisme dan diisi air secara ad libitum,
kemudian diletakkan kembali pada kandang metabolisme. Selain
itu, feses juga ditimbang setiap hari. Wadah penampung feses yang
telah diketahui beratnya diambil dari kandang, lalu ditimbang dan
dicatat berat fesesnya. Feses yang telah ditimbang dibungkus ke
dalam aluminium foil dan disimpan. Wadah penampung feses
diletakkan kembali pada kandang metabolisme. Feses lalu dioven
selama 24 jam setiap dua hari. Setelah kering, feses ditimbang dan
dicatat beratnya.
Setiap dua hari dilakukan penimbangan urin. Gelas
penampung urin diambil dari kandang, ditimbang, dan dicatat berat
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel data hasil pengamatan berat badan Mus musculus
Tabel 4.1 Data pengamatan berat badan Mus musculus yang diberi aquades
Perlakuan 1 = Aquades (Kandang 1-2)
Hari, tanggal
Berat pakan rata-rata per
mencit (sebelum
ditambah)
Berat pakan rata-
rata per mencit (setelah
ditambah)
Berat mencit rata-rata
Berat feses rata-rata per
mencit
Berat urin
rata-rata per
mencit
Rabu,25/9/2013
Kamis,26/9/2013
1.722 3.2 32.006 0.62 0.142
Jumat,27/9/2013
0.64 2.948 29.28 0.258 0.212
Sabtu,28/9/2013
1.53 2.839 28.394 0.18 0.284
Minggu, 29/9/2013
1.416 3.04 27.236 0.12 0.242
Senin, 30/9/2013
1.66 2.566 25.8 0.176 0.224
Selasa,1/10/2013
1.68 2.955 25.173 0.496 0.208
Rabu,2/10/2013
0.56 25.925 0.25 0.45
Tabel 4.2 Data pengamatan berat badan Mus musculus yang diberi Curcuma
xanthorrhiza
Perlakuan 2 = Curcumin (Curcuma xanthorrhiza) (Kandang 3-4)
Hari, tanggal
Berat pakan rata-rata per
mencit (sebelum
ditambah)
Berat pakan rata-rata
per mencit (setelah
ditambah)
Berat mencit
rata-rata
Berat feses rata-
rata per mencit
Berat urin rata-
rata per mencit
Rabu,25/9/2013
3.245 32.468
Kamis,26/9/2013
2.267 4.812 32.484 0.5 0.184
Jumat,27/9/2013
3 4.245 33.475 0.783 0.155
Sabtu,28/9/2013
1.035 3.665 30.97 0.45 0.61
Minggu, 29/9/2013
1.09 2,613 30.663 0.243 0.443
Senin, 30/9/2013
1.15 4.123 29.775 0.125 0.748
Selasa,1/10/2013
1.73 2.955 29.728 0.125 0.62
Rabu,2/10/2013
1.2 28.805 0.2 0.5
Tabel 4.3 Data pengamatan berat badan Mus musculus yang diberi slimming tea
(Guzuma ulmifolia)
Perlakuan 3 = Slimming tea (Guazuma ulmifolia) (Kandang 5-6)
Hari, tanggal
Berat pakan rata-rata per
mencit (sebelum
ditambah)
Berat pakan rata-rata per
mencit (setelah
ditambah)
Berat mencit rata-rata
Berat feses rata-
rata per mencit
Berat urin rata-
rata per mencit
Rabu,25/9/2013
3.82 38.212
Kamis,26/9/2013
2.5 3.869 38.682 0.644 0.04
Jumat,27/9/2013
1.28 3.684 36.856 0.4 0.08
Sabtu,28/9/2013
0.788 3.485 35.5 0.44 0.16
Minggu, 29/9/2013
1.033 3.363 33.58 0.36 0.25
Senin, 30/9/2013
0.992 3.353 33.525 0.238 0.225
Selasa,1/10/2013
0.79 3.305 33.295 0.5 0.275
Rabu,2/10/2013
0.655 32.71 0.225 0.198
4.1.2 Perhitungan parameter pencernaan
1. Perlakuan I (aquades), tanggal pengamatan 30
September 2013.
a) Laju konsumsi (CR)
¿ Ct=1,38
1=1,38 gram /hari
b) Laju pertumbuhan (GR)
¿(W t−W 0)
t=25,8−27,236
1=−1,436 gram /hari
c) Laju pertumbuhan relatif (RGR)
¿(W t−W 0 )
W 0
x100 %=25,8−27,23627,236
x100%=−0.05272%
d) Efisiensi pakan (FE)
¿(W t−W 0)
Cx 100 %=25,8−27,236
1,38x100 %=−104.058 %
e) Efisiensi pencernaan (ED)
¿ C−F−UC
x100 %=1,38−0,176−0,2241,38
x 100 %=71.0145 %
f) Efisiensi absorbsi (AE)
¿(W t−W 0)C−F−U
x 100 %= 25,8−27,2361,38−0,176−0,224
x100 %=−146.531 %
2. Perlakuan II (curcumin), tanggal pengamatan 30
September 2013.
a) Laju konsumsi (CR)
¿ Ct=1,463
1=1,463 gram /hari
b) Laju pertumbuhan (GR)
¿(W t−W 0)
t=29,775−30,663
1=−0,888 gram /hari
c) Laju pertumbuhan relatif (RGR)
¿(W t−W 0 )
W 0
x100 %=29,775−30,66330,663
x100 %=−0,02896 %
d) Efisiensi pakan (FE)
¿(W t−W 0)
Cx 100 %=29,775−30,663
1,463x 100 %=−60,6972 %
e) Efisiensi pencernaan (ED)
¿ C−F−UC
x100 %=1,463−0,125−0,7481,38
x100 %=40,3281 %
f) Efisiensi absorbsi (AE)
¿(W t−W 0)C−F−U
x 100 %= 29,775−30,6631,463−0,125−0,748
x 100 %=−150,508 %
3. Perlakuan III (slimming tea), tanggal pengamatan 30
September 2013.
a) Laju konsumsi (CR)
¿ Ct=2,371
1=2,371 gram /hari
b) Laju pertumbuhan (GR)
¿(W t−W 0)
t=33,525−33,58
1=−0,055 gram /hari
c) Laju pertumbuhan relatif (RGR)
¿(W t−W 0 )
W 0
x100 %=33,525−33,5833,58
x100 %=−0,00164 %
d) Efisiensi pakan (FE)
¿(W t−W 0)
Cx 100 %=33,525−33,58
2,371x 100%=−2,3197 %
e) Efisiensi pencernaan (ED)
¿ C−F−UC
x100 %=2,371−0,238−0,2251,38
x100 %=80,4724 %
f) Efisiensi absorbsi (AE)
¿(W t−W 0)C−F−U
x 100 %= 33,525−33,582,371−0,238−0,225
x 100 %=−2,8826 %
Grafik 4.1 Perbandingan Laju Konsumsi
1 2 30
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Laju Konsumsi
Laju Konsumsi
Perlakuan
Laju
Kon
sum
si (g
ram
/har
i
Grafik 4.2 Perbandingan Laju Pertumbuhan
1 2 3
-1.2000
-1.0000
-0.8000
-0.6000
-0.4000
-0.2000
0.0000
Laju Pertumbuhan
Laju Pertumbuhan
Perlakuan
Laju
Per
tum
buha
n (g
ram
/har
i)
Gambar 4.3 Perbandingan Laju Pertumbuhan Relatif
1 2 3
-0.04
-0.035
-0.03
-0.025
-0.02
-0.015
-0.01
-0.005
0
Laju Pertumbuhan Relatif
Laju Pertumbuhan Relatif
Perlakuan
Laju
Per
tum
buha
n Re
latif
(%)
Gambar 4.4 Perbandingan Efisiensi Pakan
1 2 3
-70
-60
-50
-40
-30
-20
-10
0
Efisiensi Pakan
Efisiensi Pakan
Perlakuan
Efisie
nsi P
akan
(%)
Gambar 4.5 Perbandingan Efisiensi Pencernaan
1 2 30
1020304050607080
Efisiensi Pencernaan
Efisiensi Pencernaan
Perlakuan
Efisie
nsi P
ence
rnaa
n (%
)
Gambar 4.6 Perbandingan Efisiensi Absorbsi
1 2 3
-140
-120
-100
-80
-60
-40
-20
0
Efisiensi Absorbsi
Efisiensi Absorbsi
Perlakuan
Efisie
nsi A
bsor
bsi (
%)
4.2 Pembahasan
Pada pengamatan kali ini, perlakuan I dijadikan sebagai
kontrol. Diperoleh data bahwa perlakuan I (pemberian akuades
pada Mus musculus) laju konsumsi rata-ratanya adalah 1,19143
gram/hari, pada perlakuan II (pemberian Curcuma xanthorrhiza)
2,02657 gram/hari, dan pada perlakuan III (pemberian slimming
tea) adalah 2,40586 gram/hari. Hal ini menunjukkan bahwa laju
konsumsi Mus musculus paling besar adalah dengan pemberian
slimming tea. Berdasarkan Suharmiati et al. (2004), slimming tea
yang mengandung Guazuma ulmifolia yang salah satu fungsinya
adalah menurunkan nafsu makan. Hasil pengamatan ini berbeda
dengan literatur. Hal ini dapat disebabkan oleh Mus musculus yang
diberi perlakuan III (slimming tea) melakukan aktivitas lebih
banyak dbandingkan Mus musculus pada perlakuan I dan II,
sehingga laju konsumsinya lebih besar.
Data perlakuan I (pemberian akuades pada Mus musculus)
laju pertumbuhan rata-ratanya adalah -1,0315 gram/hari, pada
perlakuan II (pemberian Curcuma xanthorrhiza) -0,52329
gram/hari, dan pada perlakuan III (pemberian slimming tea) adalah
-0.786 gram/hari. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian
Curcuma xanthorrhiza memberikan laju pertumbuhan rata-rata
yang paling besar.
Perlakuan I (pemberian akuades pada Mus musculus) laju
pertumbuhan relatifnya adalah -0.03389%, pada perlakuan II
(pemberian Curcuma xanthorrhiza) -0.01648%, dan pada
perlakuan III (pemberian slimming tea) adalah -0.02169%. Laju
pertumbuhan relatif paling besar adalah dengan pemberian
Curcuma xanthorrhiza.
Efisiensi pakan rata-rata pada perlakuan I (pemberian
akuades pada Mus musculus) adalah -65,6285%, pada perlakuan II
(pemberian Curcuma xanthorrhiza) -21,2695%, dan pada
perlakuan III (pemberian slimming tea) adalah -27,6313%.
Efisiensi pakan paling besar adalah pada pemberian Curcuma
xanthorrhiza.
Dari beberapa parameter di atas, jika dibandingkan dengan
literatur, menurut Hembing (2008), kandungan kurkumin dari
Curcuma xanthorrhiza berfungsi untuk merangsang sel hati untuk
memperlancar sekresi empedu sehingga pemecahan lemak dapat
berjalan dengan lancar. Selain itu, kurkumin juga memperlancar
pengeluaran lemak ke usus. Dengan hal itu, pemberian zat ini dapat
meningkatkan laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, dan
efisiensi pakan.
Efisiensi pencernaan pada perlakuan I (pemberian akuades
pada Mus musculus) adalah 75,7227%, pada perlakuan II
(pemberian Curcuma xanthorrhiza) 55,4203%, dan pada perlakuan
III (pemberian slimming tea) adalah 74,0454%. Hal ini
menunjukkan bahwa efisiensi pencernaan paling besar adalah pada
Mus musculus dengan perlakuan I (pemberian akuades).
Efisiensi absorbsi pada perlakuan I (pemberian akuades
pada Mus musculus) adalah 129,853%, pada perlakuan II
(pemberian Curcuma xanthorrhiza) 36,976%, dan pada perlakuan
III (pemberian slimming tea) adalah 31,1415%. Efisiensi absorbsi
terbesar adalah pada variabel kontol, yaitu perlakuan I.
Data diatas menunjukkan bahwa Curcuma xanthorrhiza
dapat berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan sehingga laju
pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, dan efisiensi pakan
bertambah. Parameter lain yang tidak sesuai seperti laju konsumsi,
efisiensi pencernaan, dan efisiensi absorbsi dapat disebabkan
karena Mus musculus mengalami stress selama pengamatan.
BAB V
KESIMPULAN
Pada pengamatan ini, diperoleh bahwa:
1. Laju konsumsi terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan pemberian
slimming tea
2. Laju pertumbuhan terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan pemberian
Curcuma xanthorrhiza.
3. Laju pertumbuhan relatif terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan
pemberian Curcuma xanthorrhiza.
4. Efisiensi pakan terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan pemberian
Curcuma xanthorrhiza.
5. Efisiensi pencernaan terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan
pemberian akuades.
6. Efisiensi absorbsi terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan pemberian
akuades.
Dapat disimpulkan bahwa Curcuma xanthorrhiza berfungsi dalam
peningkatan nafsu makan sehingga laju pertumbuhan, laju pertumbuhan
relatif, dan efisiensi pakan bertambah. Parameter lain yang tidak sesuai
seperti laju konsumsi, efisiensi pencernaan, dan efisiensi absorbsi dapat
disebabkan karena Mus musculus mengalami stress selama pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Lodola, Alberto, Stadler, Jeanne. 2011. Pharmaceutical Toxicology in Practice: A Guide to Non-Clinical Development. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Stevens, G. Edward, Hume, Ian D.. 2004. Comparative Physiology of the Vertebrate Digestive System. Cambridge: Cambridge University Press
Depkes RI (2000) : Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid 1, Jakarta, 85, 125Kahn, April. 2012. “Unintentional Weight Loss”.
http://www.healthline.com/health/weight-loss-unintentional (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013 pukul 07.28 WIB)
Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jild 2. Jakarta: Trubus Agriwidya
Hembing W., H.. 2008. Ramuan Herbal Penurun Kolestrol. Jakarta: Niaga Swadaya
Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. http://www.warintek.ristek.go.id/ (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013 pukul 10.24 WIB)
Fox, J.G. et al.. 2007. Drug Administration. Biomethodology and Surgical Techniques in The Mouse in Biomedical Research Vol.3. 2: 444-454
Hendriks, W. H., Wamberg, S., dan M.F. Tarttelin. 1999. A metabolism cage for quantitative urine collection and accurate measurement of water balance in adult cats (Felis catus). Journal of Animal Physiology and Animal Nutrition. 82: 94-105