laporan praktikum seismik intercept time

39
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gelombang seismik adalah getaran yang merambat yang membawa energi karna adanya gangguan di dalam kerak bumi melalui suatu sumber getar. Gelombang seismik berdasarkan penjalaranya dibagi menjadi 2 yaitu gelombang tubuh dan gelombang permukaan. Gelombang tubuh dibagi menjadi 2 yaitu gelombang P dan gelombang S. Sedangkan gelombang permukaan terdiri dari gelombang love, dan gelombang rayleigh. Metode seismik merupakan metode geofisika yang memanfaatkan penjalaran gelombang untuk mendapatkan sumber daya alam. Metode seismik terbagi 2, yaitu seismik refraksi dan seismik refleksi. Seismik refleksi merupakan penjalaran gelombang yang memanfaatkan gelombang-gelombang pantulan yang berasal dari bidang batas dari 2 lapisan batuan. Sedangkan seismik refraksi adalah penjalaran gelombang yang memanfaatkan gelombang yang dibiaskan karna perbedaan dari densitas suatu batuan. Metode T-X adalah metode yang paling sederhana dan mendasar dengan hasil yang kasar dalam pengolahan data seismik refraksi. Akan tetapi, apabila bertemu dengan lapisan yang kompleks, perlu dengan cara yamg 1

Upload: harir-arfan

Post on 15-Apr-2016

329 views

Category:

Documents


54 download

DESCRIPTION

teknik geofisika

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Gelombang seismik adalah getaran yang merambat yang membawa energi

karna adanya gangguan di dalam kerak bumi melalui suatu sumber getar.

Gelombang seismik berdasarkan penjalaranya dibagi menjadi 2 yaitu gelombang

tubuh dan gelombang permukaan. Gelombang tubuh dibagi menjadi 2 yaitu

gelombang P dan gelombang S. Sedangkan gelombang permukaan terdiri dari

gelombang love, dan gelombang rayleigh.

Metode seismik merupakan metode geofisika yang memanfaatkan

penjalaran gelombang untuk mendapatkan sumber daya alam. Metode seismik

terbagi 2, yaitu seismik refraksi dan seismik refleksi. Seismik refleksi merupakan

penjalaran gelombang yang memanfaatkan gelombang-gelombang pantulan yang

berasal dari bidang batas dari 2 lapisan batuan. Sedangkan seismik refraksi adalah

penjalaran gelombang yang memanfaatkan gelombang yang dibiaskan karna

perbedaan dari densitas suatu batuan.

Metode T-X adalah metode yang paling sederhana dan mendasar dengan

hasil yang kasar dalam pengolahan data seismik refraksi. Akan tetapi, apabila

bertemu dengan lapisan yang kompleks, perlu dengan cara yamg lebih akurat lagi.

Metode T-X terbagi menjadi 2, yaitu Intercept Time Method dan Critical Distance

Method.

I.2 Maksud Dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan bisa memahami metoda

T-X, khususnya metoda Intercept Time sehingga mengetahui lapisan tersebut

dalam penginterpretasian. Tujuan praktikum ini supaya dapat menghitung

kedalaman lapisan dan mengetahui lapisan tersebut dengan menggunakan metode

T-X.

1

Page 2: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

BAB II

DASAR TEORI

II.1 Seismik Refraksi

Metode seismik merupakan salah satumetode yang sangat penting dan

banyak dipakai di dalam teknik geofisika. Hal ini disebabkan metode seismic

mempunyai ketepatan serta resolusi yang tinggi di dalam memodelkan struktur

geologi di bawah permukaan bumi. Dalam menentukan struktur geologi, metode

seismik dikategorikan kedalam dua bagian yang besar yaitu seismik bias dangkal

(head wave or refrected seismik) dan seismic refleksi (reflected seismik). Seismik

refraksi efektif digunakan untuk penentuan struktur geologi yang dangkal

sedangkan seismic refleksi untuk struktur geologi yang dalam .

Dasar teknik seismik dapat digambarkan sebagai berikut. Suatu sumber

gelombang dibangkitkan di permukaan bumi. Karena material bumi bersifat

elastik maka gelombang seismik yang terjadi akan dijalarkan ke dalam bumi

dalam berbagai arah. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang ini sebagian

dipantulkan dan sebagian lain dibiaskan untuk diteruskan ke permukaan bumi.

Dipermukaan bumi gelombang tersebut diterima oleh serangkaian detektor

(geophone) yang umumnya disusun membentuk garis lurus dengan sumber

ledakan (profile line), kemudian dicatat/direkam oleh suatu alat seismogram.

Dengan mengetahui waktu tempuh gelombang dan jarak antar geophone dan

sumber ledakan, struktur lapisan geologi di bawah permukaan bumi dapat

diperkirakan berdasarkan besar kecepatannya.

Dalam memahami perambatan gelombang seismik di dalam bumi, perlu

mengambil beberapa asumsi untuk memudahkan penjabaran matematis dan

menyederhanakan pengertian fisisnya.  Asumsi-asumsi tersebut antara lain;

Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan

gelombang seismik dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Makin bertambah kedalamannya, batuan lapisan akan semakin kompak.

Panjang gelombang seismik < ketebalan lapisan bumi. Hal ini memungkinkan

setiap lapisan yang memenuhi syarat tersebut akan dapat terdeteksi.

2

Page 3: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

Perambatan gelombang seismik dapat dipandang sebagai sinar, sehingga

mematuhi hukum-hukum dasar lintasan sinar di atas.

Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan

kecepatan pada lapisan di bawahnya.

Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.

Bila gelombang elastik yang menjalar dalam medium bumi menemui

bidang batas perlapisan dengan elastisitas dan densitas yang berbeda, maka akan

terjadi pemantulan dan pembiasan gelombang tersebut. Bila kasusnya adalah

gelombang kompresi (gelombang P) maka terjadi empat gelombang yang berbeda

yaitu, gelombang P-refleksi (PP1), gelombang S-refleksi (PS1), gelombang P-

refraksi (PP2), gelombang S-refraksi (PS2). Dari hukum Snellius yang diterapkan

pada kasus tersebut diperoleh :

(II.1)

dimana :

VP1 = Kecepatan gelombang-P di medium 1

VP2 = Kecepatan gelombang-P di medium 2

VS1 = Kecepatan gelombang-S di medium 1

VS2 = Kecepatan gelombang-S di medium 2

Gambar II.1 Pemantulan dan Pembiasan Gelombang

3

Page 4: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

II.2 Metode T-X

Metode T-X merupakan salah satu cara yang dianggap paling sederhana

dan hasilnya relatif cukup kasar, kedalaman lapisan diperoleh pada titik-titik

tertentu saja, namun pada sistem perlapisan yang cendrung homogen dan relatif

rata cara ini mampu memberikan hasil yang bisa diandalkan. (dengan kesalahan

relatif kecil). Namun pada saat kondisi yang kompleks diperlukan cara interpretasi

lain yang lebh akurat. Metode ini terdiri dari dua macam, yaitu Intercept Time

Method (ITM) dan Critical Distance Method (CDM).

II.3 Metode Intercept Time

Metode Intercept Time atau Intercept Time Methode (ITM) merupakan

metode yang paling sederhana, hasilnya cukup kasar dan merupakan metode

paling dasar dalam pengolahan data seismik.

Asumsi yang digunakan metode ini adalah:

a. Lapisan homogen (kecepatan lapisa relatif seragam)

b. Bidang batas lapisan rata (tanpa undulasi)

Intercept time artinya waktu penjalaran gelombang seismik dari source ke

geofon secara tegak lurus (zero offset)

Pengolahan data seismik refraksi menggunakan metode ITM terdiri atas

dua macam:

a. Satu lapisan datar (Single Horizontal Layer)

b. Banyak Lapisan Datar (Multi Horizontal Layers)

4

Page 5: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

II.3.1Metode Intercept Time Satu Lapis

Gambar II.2 Kurva Travel Time dan penjalaran gelombang pada satu lapisan

Gambar II.2 menjelaskan bahwa titik O (source) dan R (geofon), dan S-M-

P-R merupakan jejak penjalaran gelombang refraksi, maka persamaan waktu total

(Tt) untuk satu lapisan dari sumber menuju geofon yaitu,

Tt= OMV 1

+ MPV 2

+ PRV 1 (II.1)

Dapat disederhanakan menjadi

Tt= X

V 2+ 2 Z cos ic

V 1 (II.2)

Berdasarkan defenisi Intercept Time (ti), maka X=0, maka Tt=ti, sehingga;

Tt= 2Z cos ic

V 1 (II.3)

Maka, ketebalan lapisan pertama (Z1) dapat dicari dengan persamaan,

Z1= 12t 1 v1

cos ic (II.4)

5

Page 6: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

Persamaan Intercept Time (ti) sendiri yaitu:

ti= x−x1

x2−x1=

y− y1

y2− y1 (II.5)

Kecepatan lapisan pertama (V1) dan lapisan kedua (V2),

V1= 1

m1dimana m1=

y1− y0

x1−x0 (II.6)

V2= 1

m2dimana m2=

y2− y0

x2−x0 (II.7)

m1 dan m2 merupakan slope/kemiringan tendensi waktu gelombang lansung dan

refraksi. Persamaan (II.6) dan (II.7) hanya berlaku bila surveynya menggunakan

penembakan maju. Dengan kata lain, kecepatan V1 didapat dari slope tendensi

gelombang lansung, sedangkan kecepatan V2 dari slope tendensi gelombang

refraksi pada grafik jarak vs waktu

II.3.2Metode Intercept Time Banyak Lapis

6

Page 7: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

Gambar II.3 Ilustrasi penjalaran gelombang seismik dua lapisan datar yang berhubungan

dengan kurva Jarak-WaktuGambar II.3 menjelaskan bahwa titik O=Sumber (source) dan G= geofon,

dan O-M-M”-P”-P’-R’ = jejak penjalaran gelombang refraksi lapisan ke dua,

maka persamaan waktu total (Tt) untuk dua lapisan mulai dari source menuju

geofon yaitu,

Tt= SAV 1

+ ABV 2

+ BCV 3

+ CFV 1 (II.8)

Dapat disederhanakan menjadi:

Tt= XV 3

+2 Z2cos ic 2

V 2+

2Z2 cos ic

V 1(II.9)

Berdasarkan Intercept time (ti), X=0, maka Tt=t12, sehingga :

Tt=t12=2Z2cos ic 2

V 2+

2 Z2 cos ic

V 1(II.10)

Maka, ketebalan lapisan kedua (Z2) dapat dicari dengan persamaan,

Z2V 2( t12−

2Z1cos ic

V 1)

2 cos ic 2

(II.11)

Untuk lapisan yang lebih dari 2 lapisan Waktu total dicari dengan persamaan:

Tt= XV n

+∑i−1

n−1 2 Z1 cos ici

V i(II.12)

Sedangkan untuk 3 lapisan datar, kedalaman Z1,Z2, dan Z3dapat dicari dengan:

Z1= t 12V 1

2cos(sin−1 V 1

V 2) + 1

2 (II.13)

7

Page 8: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

Z2= ti 3−( cos(sin−1 V 1

V 3 )

cos(sin−1 V 1V 2

))2 cos (sin−1 V 2

V 3)

(II.14)

Z3= ti 4−( cos (sin−1 V 1

V 4 )

cos(sin−1 V 1V 2

) )−( 2Z2 cos(sin−1 V 2V 3 )

V 2)

2 cos (sin−1 V 2

V 4)

V 3

(II.15)

II.3.3 Metode Intercept Time Lapisan Miring

Bila reflektor mempunyai dip, maka:

a. Kecepatan pada kurva T-X bukan kecepatan sebenarnya (true velocity),

melainkan kecepatan semu (apparent velocity)

b. Membutuhkan dua jenis penembakan: Forward dan Reverse Shoot

c. Intercept time pada kedua penembakan berbeda, maka ketebalan refraktor

juga berbeda

Apparent Velocity ialah kecepatan yang merambat di sepanjang bentangan geofon

8

Page 9: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

Gambar II.4 Skema perambatan gelombang pada lapisan miring dan hubungannya dengan kurva T-X pada lapisan miring menggunakan forward dan reverse shoot.

Metode sebelumnya hanya menggunakan forward shooting, sedangkan

untuk aplikasi lapisan miring menggunakan forward shooting dan reverse

shooting. Pada gambar 4, titik A = sumber dan B= geofon (forward

shooting),sedangkan titik B= sumber dan A= geofon (reverse shooting). Sumber

energi di titik A menghasilkan gelombang refraksi down-going (raypath A-M-P-

B) , dan sumber energi di titik B menghasilkan gelombang refraksi up-going (ray

path B-P-M-A).

Waktu rambat ABCD (Tt) pada lapisan miring sebagai berikut:

Tt= X cosαV 2

+( Za+Zb ) cosθc

V 1(II.16)

Sedangkan waktu rambat Down-Dip dan Up-Dip:

Down-Dip Up-Dip

Td=X sin(θc+α )

V 1+

2Za cosθc

V 1= X

V d+ ta (II.17)

Tu= X sin(θc−α )

V 1+

2 Za cosθc

V 1= X

V d+t a (II.18)

Besar sudut kemiringan lapisan (α ¿ dan sudut kemiringan (θc), dapat dicari

dengan:

α= 12 [sin−1( V 1

V d )−sin−1( V 1

V 2 )] (II.19)

9

Page 10: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

θc=12 [sin−1( V 1

V d)+sin−1(V 1

V 2 )] (II.20)

Vd dan Vu merupakan kecepatan semu, didapat dengan:

Vd = V 1

sin(θc+α ) dan Vu = V 1

sin (θc−α ) (II.21)

Dimana, V1>Vd dan V1<Vu

Sedangkan persamaan Intercept Time pada lapisan miring (X=0) antara lain:

Td=ttd=2 Zd cosθc

V 1 (II.22)

Tu=ttu=2Zucosθc

V 1 (II.23)

Sehingga, kedalaman di bawah sumber A (Za) dan sumber B (Zb) dapat dicari

menggunakan persamaan:

Za= 2t d V 1

2cos θ dan Zb=

2 tu V 1

2cos θ(II.24)

Berbeda dengan cara-cara sebelumnya, dengan mempertimbangkan adanya

kecepatan semu (Vapp), maka kecepatan V1 danV2 dapat dicari dengan persamaan,

V1= V 1up+V 1 down

2(II.25)

10

Page 11: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

V2= V 2up+V 2 down

2(II.26)

dimana,

V1up=x1−x0

y1− y0dan V1down=

x1−x0

y1− y0(II.27)

Serta

V2up=x1−x1

y1− y1dan V2down=

x1−x1

y1− y1(II.28)

Persamaan (II.23) dan (II.24) berlaku untuk semua metode yang surveynya

menggunakan kombinasi penembakan maju dan mundur (forward dan reverse

shooting).

11

Page 12: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Tabel Pengolahan Data

III.1.1 Metode Intercept Time Satu Lapis

Tabel III.1 Metode Intercept Time Satu Lapis

Satu Lapisanoffset (m) time (ms) z (m)

0 0 -8,9105 10,2 -8,910

10 19,43 -8,91015 28,1 -8,91020 37,2 -8,91025 45,9 -8,91030 46,21 -8,91035 49,5 -8,91040 52,1 -8,91045 56,9 -8,91050 58,3 -8,91055 59,9 -8,91060 62,1 -8,91065 64,5 -8,910

12

Page 13: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

70 68,34 -8,91075 72,3 -8,91080 74,6 -8,91085 80,43 -8,91090 82,1 -8,91095 86,2 -8,910100 89,2 -8,910105 93,8 -8,910

Ti (ms) v1 (m/s) v2 (m/s) Ic (degree) cos Ic (degree) z (m)

30,93 544,66231 1670,1461 19,03323502 0,945329567 8,910334

III.I.2 Metode Intercept Time Banyak Lapis

Tabel III.2 Metode Intercept Time Banyak Lapis

Banyak LapisanOffset(M) Time (ms) Z 1 Z 2 Z 3

0 0 -4,19344 -16,1164 -37,04863 3,2 -4,19344 -16,1164 -37,04866 8,9 -4,19344 -16,1164 -37,04869 13,2 -4,19344 -16,1164 -37,0486

12 21 -4,19344 -16,1164 -37,048615 23,4 -4,19344 -16,1164 -37,048618 29,4 -4,19344 -16,1164 -37,048621 31,2 -4,19344 -16,1164 -37,048624 33,7 -4,19344 -16,1164 -37,048627 34,5 -4,19344 -16,1164 -37,048630 40,2 -4,19344 -16,1164 -37,048633 42,1 -4,19344 -16,1164 -37,048636 45 -4,19344 -16,1164 -37,048639 45,4 -4,19344 -16,1164 -37,048642 46,8 -4,19344 -16,1164 -37,048645 49,8 -4,19344 -16,1164 -37,048648 52 -4,19344 -16,1164 -37,048651 52,8 -4,19344 -16,1164 -37,048654 53 -4,19344 -16,1164 -37,048657 54 -4,19344 -16,1164 -37,048660 56,2 -4,19344 -16,1164 -37,0486

13

Page 14: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

63 56,4 -4,19344 -16,1164 -37,0486

Ti1 (ms) Ti2 (ms) Ti3(ms)

11,6111 20,66 37,361

cos ic1 (degree) cos ic2 (degree) cos ic3 (degress)0,84761468 0,739572482 0,864369535

III.I.3 Metode Intercept Time Lapisan Miring

Tabel III.3 Metode Intercept Time Lapisan Miring

LAPISAN MIRING 9

Offset (m)Forward

(ms)Reverse

(ms) Z0 0 85,6 -8,723065 11,2 83,9 -9,461110 25,4 82,4 -10,199215 34,9 79,8 -10,937220 42,7 76,4 -11,675225 43,8 72,87 -12,413330 46,5 71,4 -13,151335 49,6 69,36 -13,889440 50,72 65,7 -14,627445 52,6 63,2 -15,365550 54,7 59,68 -16,103555 56,8 57,31 -16,841660 58,7 55,6 -17,579665 60 53,9 -18,317770 62,6 51,8 -19,055775 64,9 49,7 -19,793880 66,8 47,83 -20,531885 68,45 38,3 -21,269890 71,9 29,78 -22,007995 73,6 18,9 -22,7459100 76,7 8,7 -23,484

14

v1 (ms) v2 (ms) v3 (ms) v4 (ms)612,244898 1153,846154 1714,285714 3409,091

ic1 (degree) ic2 (degree) ic3 (degree)32,04683109 42,30498971 30,18920776

Z1 (m) Z2 (m) Z3 (m)4,193436536 16,11637163 37,04861964

Page 15: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

105 79,8 0 -24,9601

TiD (ms) TiU (ms) V1d (m/s) V2d (m/s) V1u (m/s) V2u (m/s)

33,597 86,147468,384074

92291,10512

1522,684507

62118,08313

5

Rata2V1 (m/s) V2 (m/s) Ic (degree) Teta (degree) Zd (m) Zu (m)

495,53429132204,59412

8 25,57852709 0,986744974 8,723058489 24,9600787

15

Page 16: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

16

Page 17: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

17

Page 18: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

18

Page 19: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

III.3 Hasil Pengolahan Data

III.3.1 Metode Intercept Time Satu Lapis

Gambar III.1 Gambar Kurva T-X Satu Lapisan

19

Page 20: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

Gambar III.2 Profil Bawah Permukaan

III.3.2 Metode Intercept Time Banyak Lapis

Gambar III.3 Gambar Kurva T-X Banyak Lapisan

20

Page 21: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

Gambar III.4 Profil Bawah Permukaan

III.3.3 Metode Intercept Time Lapisan Miring

Gambar III.5 Gambar Kurva T-X Lapisan Miring

21

Page 22: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

Gambar III.6 Profil Bawah Permukaan Lapisan Miring

III.3.4 Profil Kedalaman Satu Lapisan

Gambar III.6 Profil Bawah Permukaan Satu Lapisan

22

Page 23: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

III.3.5 ProfilKedalamanBanyak Lapis

Gambar III.5ProfilBawahPermukaanBanyakLapisan

23

Page 24: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

III.3.6 ProfilKedalamanLapisan Miring

Gambar III.6 Profil Bawah Permukaan Lapisan Miring

24

Page 25: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

III.4 Pembahasan

III.4.1 Metode Intercept Time Satu Lapis

Metode Intercept time yang digunakan pada lapisan satu lapis diambil pada

jarak 30 meter dengan waktu yang diperlukan 81,2 ms. Dari data tersebut didapat nilai

Intercept Time (ti) yaitu 55,476 ms. Perhitungan dilakukan menggunakan software

Microsoft Excel, dari data yang diperoleh hitungan terlebih dahulu kecepatan pertama

(V1) dan diperoleh hasil sebesar 544,66231 m/s dan menurut tabel kecepatan (Jakosky)

lapisan ini merupakan gravel, rubble atau sand, kemudian menghitung kecepatan

kedua (V2) diperoleh hasil sebesar 1670,1462 m/s merupakan jenis lapisan batupasir,

dan perhitungan untuk memperoleh nilai sudut Ic atau sudut kritis sebesar 19,033º.

Kemudia dari hasil perhitungan-perhitungan tersebut diolah dengan rumus yang telah

ditentukan maka digunakan untuk memporoleh kedalaman lapisan (Z) pada satu

lapisan yaitu sebesar 8,91 meter.

III.4.2 Metode Intercept time Banyak Lapis

Pada perhitungan data banyak lapis lalu dibuat grafik maka dapat terbentuk 1

gelombang langsung yang terlihat pada grafik dan terjadi di awal gelombang yang

terbentuk dan 3 gelombang refraksi. Dari gelombang refraksi yang pertama tersebut

25

Page 26: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

diperoleh nilai Intercept Time sebesar 11,61 ms. Titik gelombang refraksi diperoleh

nilai Intercept Time 20,66 ms yang kedua pada terbentuk pada jarak 36 m dengan

waktu pembentukan 45 ms selanjutnya titik gelombang refraksi yang ketiga dengan

Intercept Time 37,36 ms terdapat pada jarak 48 m dengan waktu 52 ms. Setelah

didapatka nilai dari titik gelombang langsung dan refraksi maka dapat diolah dengan

software Microsoft Excel untuk memperoleh nilai V1 atau kecepatan rambat

gelombang yang pertama yaitu pada gelomang langsung dan didapati nilai sebesar

612,244898 m/s merupakan jenis lapisan berupa sand, lalu menghitung kecepatan

kecepatan pada gelombang direfraksikan pertama kali V2 dan diperoleh nilai

kecepatan sebesar 1153,846154 m/s yang merupakan jenis lapisan berupa clay ,

selanjutnya mencari kecepatan gelombang pada saat direfraksi yang ketiga V3 dan

diperoleh nilai sebesar 1714,285714 m/s yang berupa jenis lapisan batupasir,

kemudian menghitung gelombang pada saat direfraksikan yang keempat V4 dan

diperoleh kecepetan sebesar 3409,09m/s dan merupakan jenis lapisan batuan berupa

shale. Data-data perhitungan yang telah diperoleh dari awal hingga mendapatkan

kecepatan gelombang langsung dan tiga gelombang refraksi maka data tersebut diolah

kembali guna mendapatkan didapatkan nilai sudut kritis yang tidak boleh dari 45o

yaitu sudut kritis yang pertama Ic1 dengan sudut sebesar 32,04º , kemudian sudut

kritis kedua IC2 42,30º dan sudut kritis yang ketiga IC3 sebesar 30,18º. Setelah

didapat nilai sudut kritis dilanjutkan menghitung kedalaman lapisan dari masing

masing lapisan dari perhitungan kecepatam gelombang, intercept time dan sudut kritis

nya. Untuk lapisan yang pertama (Z1) diperoleh kedalaaman sebesar 4,193 meter,

untuk lapisan yang kedua Z2 diroleh kedalaman lapisan 16,11 meter , dan yang

terakhir kedalaman lapisan ketiga Z3 sebesar 37,04m.

III.4.3 Metode Intercept time untuk Lapisan Miring

Metode Intercept time untuk lapisan miring diperoleh data lalu diolah mengunakan

software Microsoft Excel dilanjutkan dengan perhitungan manual untuk keakurasian

maka diperoleh hasil kecepatan pertama V1up diperoleh nilai kecepatan 522,6845076

m/s yang merupakan lapisan yang terbentuk dari sand, gravel atau rubble dan untuk

perhitungan kecepatan kedua V2up diperoleh kecepatan sebesar 2118,083m/s yang

merupakan jenis lapisan berupa batupasir. Kemudian menghitung nilai kecepatan

26

Page 27: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

pertama down atau V1 down diperoleh nilai kecepatan sebesar 468,3840 m/s, nilai

kecepatan kedua down atau V2 down diperoleh kecepatan sebesar 2291,105 m/s.

Setelah menghitung nilai kecepatan up dan down pada lapisan miring maka dapat

diperoleh nilai Ketebalan up atau Zup dan ketebalan down atau Zdown. sebesar 24,96

meter dan 8,723 meter.

27

Page 28: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Dari data yang telah diolah dan pembahasan yang telah dipaparkan maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

Metode Intercept Time pada satu lapis diperoleh V1 544,66231 m/s yang

merupakan lapisan dengan jenis batuan gravel, rubble atau sand, ,kecepatan

kedua V2 diperoleh hasil sebesar 1670,1462 m/s merupakan lapisan dengan

batuan batupasir, dan kedalaman lapisan (Z) pada satu lapisan yaitu sebesar

8,91 meter.

V1 didapati nilai sebesar 612,244898 m/s merupakan lapisan yang berupa

sand atau pasir, V2 dan diperoleh nilai kecepatan sebesar 1153,846154 m/s

dan merupakan jenis lapisan yang berupa clay, ketiga V3 diperoleh nilai

sebesar 1714,285714 m/s merupakan lapisan batupasir, V4 dan diperoleh

kecepetan sebesar 3409,09m/s pada lapisan ini mempunyai jenis lapisan

berupa shale. Untuk lapisan yang pertama (Z1) diperoleh kedalaaman sebesar

28

Page 29: Laporan praktikum Seismik Intercept Time

4,193 meter, untuk lapisan yang kedua (Z2) diperoleh kedalaman lapisan

16,11 meter , dan yang terakhir kedalaman lapisan ketiga (Z3) sebesar 37,04

meter.

Metode Intercept Time pada lapisan miring V1up diperoleh nilai kecepatan

522,6845076 m/s yang merupakan lapisan berjenis sand, gravel atau rubble,

V2up diperoleh kecepatan sebesar 2118,083m/s dan merupakan lapisan

batuan berjenis batu pasir. V1 down sebesar 468,3840 m/s, V2 down

diperoleh kecepatan sebesar 2291,105 m/s. Ketebalan Zup dan ketebalan

Zdown. sebesar 24,96 meter dan 8,723 meter.

IV.2 Saran

........................................................................................................................

....................................................................................................................................

29