laporan praktikum vitamin

24
laporan praktikum VITAMIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu

Upload: kharisma-ganda

Post on 12-Aug-2015

845 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum VITAMIN

laporan praktikum VITAMIN

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar belakang

Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh

dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B

(tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).

Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin

D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh

memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-

buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut

sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen

makanan.

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan

manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami

suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika

kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena

fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal

dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita

akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan

karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.

Penuaan tubuh merupakan hasil akumulasi dari berbagai kerusakan sel dan

jaringan yang tidak dapat diperbaiki. Pada keadaan normal, kerusakan pada sel dan

Page 2: Laporan Praktikum VITAMIN

jaringan tubuh dapat diperbaiki melalui proses replikasi sel tubuh yang juga dikenal

dengan istilah mitosis. Akan tetapi, pada berbagai kasus sel yang rusak tidak lagi dapat

diperbaharui, melainkan terus terakumulasi. Hal inilah yang berpotensi menyebabkan

penuaan pada tubuh.  Senyawa radikal bebas merupakan salah satu agen yang

berkontribusi besar dalam peristiwa ini.

Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Vitamin

B.   Maksud percobaan

Untuk mengetahui adanya vitamin A, D, dan C dalam suatu bahan secara

kualitatif.

C.   Tujuan percobaan

Membuktikan adanya vitamin A,  D, dan C dalam suatu bahan secara kualitatif.

D.   Prinsip percobaan

           a.    Vitamin A

1.    Berdasarkan penambahan kloroform dan asam asetat anhidrid. Selanjutnya di

bubuhkan sepucuk sendok kristal SbCl3 kedalamnya akan terbentuk warna biru yang

akan berubah menjadi merah coklat berarti vitamin A positif.

2.    Berdasarkan penambahan pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform amati warna

yang terjadi bila timbul warna biru kehijauan menandakan vitamin A positif.

          b.    Vitamin D

            Berdasarkan penambahan larutan H2O2 5% di homogenkan kemudian panaskan

lalu di dinginkan selanjutnya dilakukan uji dengan pereaksi Carr-price seperti pada

Page 3: Laporan Praktikum VITAMIN

penentuan adanya vitamin A. Amati perubahan warna jika berwanra jingga kuning

berarti vitamin D positif.

        c.    Vitamin C 

             Berdasarkan penambahan pereaksi benedict akan menghasilkan warna hijau

kekuningan sampai merah bata yang menandakan reaksi positif (+) mengandung

vitamin C. Larutan sampel dinetralkan dengan menambahkan NaHCO3 (pH=8), lalu

direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna ungu yang menandakan reaksi

positif (+) mengandung vitamin C.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.   Teori umum

Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa

organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme

setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.

Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan

amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen

(N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak

vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu

tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh

enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh

dan berkembang secara normal.

Vitamin merupakan satu dari berbagai jenis senyawa yang dapat menghambat

reaksi perusakan tubuh oleh senyawa radikal bebas terkait dengan aktivitas

Page 4: Laporan Praktikum VITAMIN

antioksidannya. Asupan vitamin antioksidan yang cukup akan membantu tubuh

mengurangi efek penuaan oleh radikal bebas, terutama oleh oksigen bebas yang

reaktif. Selain itu, vitamin juga berkontribusi dalam menyokong sistem imun yang baik

sehingga risiko terkena berbagai penyakit degeneratif dan penyakit lainnya dapat

ditekan, terutama pada manula. Jadi, secara tidak langsung, asupan vitamin yang

cukup dan seimbang dapat menciptakan kondisi tubuh yang sehat dan berumur

panjang.

Vitamin merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal oleh peradaban

manusia. Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia telah mengenal vitamin sebagai salah

satu senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Seiring dengan

berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, berbagai hal dan penelusuran lebih

mendalam mengenai vitamin pun turut diperbaharui. Garis besar sejarah vitamin dapat

dibagi menjadi 5 era penting. Disetiap era tersebut, terjadi suatu kemajuan besar

terhadap senyawa vitamin ini yang diakibatkan oleh adanya kemajuan teknologi dan

ilmu pengetahuan

TAHUN PENEMUAN VITAMIN ALAMI DAN SUMBERNYATahun

penemuanVitamin Nama biokimia Ditemukan di

1909 Vitamin A Retinol Wortel1912 Vitamin B1 Tiamin Susu1912 Vitamin C Asam askorbat Jeruk sitrun1918 Vitamin D Kalsiferol Keju1920 Vitamin B2 Riboflavin Telur

1922 Vitamin E TokoferolMinyak mata bulir gandum,

1926 Vitamin B12 Sianokobalamin Telur1929 Vitamin K Filokuinona Kuning telur1931 Vitamin B5 Asam pantotenat Susu1931 Vitamin B7 Biotin Hati1934 Vitamin B6 Piridoksin Kacang

Page 5: Laporan Praktikum VITAMIN

1936 Vitamin B3 Niasin Ragi1941 Vitamin B9 Asam folat Hati

Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar,

yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2

vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A,

D, E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan

di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan

dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin

hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain

dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh.

Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air

hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama

aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas

akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak

dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah,

tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus.

Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Vitamin

Mengkonsumsi terlalu sedikit vitamin dapat menyebabkan gangguan gizi. Oleh

karena itu, orang yang makan berbagai macam makanan tidak mungkin kekurangan

banyak vitamin. Kekurangan vitamin D merupakan pengecualian. Hal ini sering terjadi

pada kelompok orang tertentu (seperti orang tua) meskipun mereka memakan berbagai

macam makanan. Untuk vitamin yang lainnya, kekurangan vitamin dapat terjadi jika

seseorang mengikuti diet ketat yang tidak memiliki cukup vitamin tertentu.

Http://Medicastore.Com/Penyakit/3047/Vitamin.Html

Page 6: Laporan Praktikum VITAMIN

Gangguan yang mengganggu pencernaan mencerna makanan (disebut

gangguan malabsorpsi) dapat menyebabkan kekurangan vitamin. Beberapa gangguan

mengganggu penyerapan lemak.

Http://organisasi.org/

pengertian_dan_definisi_vitamin_fungsi_guna_sumber_akibat_kekurangan_macam_da

n_jenis_vitamin

B.   Uraian bahan

            1.    Asam asetat anhidrit           (Depkes RI, hal 647)

           Nama resmi                           = ANHIDRIDA ASETAT

           Nama lain                              = Asam asetat anhidrit

           Rumus molekul                    = (CH3.CO)2O

           Pemerian                               = Cairan tidak berwarna, berbau tajam.

           Penyimpanan                       = Dalam wadah tertutup rapat

            2.    Kloroform                               (Depkes RI, hal 151)

           Nama resmi                           = CHLOROFORMUM

           Nama   lain                             = Kloroform

           Rumus kimia                          = CHCL3

           Berat molekul                       = 119,38

           Pemerian                               = Cairan, mudah menguap ; tidak berwarna

Page 7: Laporan Praktikum VITAMIN

   ; bau khas ; rasa manis dan membakar.                          = Larut dalam lebih kurang 200 bagian air ; 

                                           mudah  larut dalam etanol mutlak P, dalam eter P, dalam    bagian besar pelarut organik, dalam minyak atsiri, dan dalam wadah minyak lemak.

            Penyimpanan                       = Dalam wadah tertutup rapat.

            Khasiat                                  = anasetikum, pengawet, zat tambahan.

            3.    Minyak ikan                          (Depkes RI, hal 457)

           Nama resmi                           = OLEUM LECORIS

           Nama lain                              = Minyak ikan

           Pemerian                               = Cairan ; kuning padat ; bau khas, agak

manis,  tidak tengik ; rasa khas.

            Kelarutan                              = Sukar larut dalam etanol (95%) P ;                                                               mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P,                                                             dan dalam minyak tanah P.

Penyimpanan                       = Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh,

berlindung dari cahaya.

            Khasiat                                  = Sumber vitamin A & vitamin D.

            4.    Sbcl3                                       (Depkes RI, hal 646)

           Nama resmi                           = ANTINOM KLORIDA

           Nama lain                              = Sbcl3 / Antinom kloridum

           Rumus molekul                     = Sbcl3 

           Pemerian                               = Hablur tidak berwarna, berasap

diudara lembab.

          Kelarutan                              = Sangat mudah larut dalam air.

          5.    Vitamin A                               (Depkes RI, hal 100)

         Nama resmi                           = AXEROPHTHOLUM

Page 8: Laporan Praktikum VITAMIN

         Nama lain                              = Akseroftol

                           = Cairan menyerupai minyak; kuning muda

hingga merah ; membeku jika didinginkan; atau zat padat yang ujudnya terutama

tergantung dari zat tambahan yang digunakan. Hampir tidak berbau, atau sedikit berbau

minyak ikan, tidak berbau tengik ; tidak berasa tengik. Tidak stabil di udara dan peka

terhadap cahaya.

                          = Praktis tidak larut dalam air dan dalam

gliserol P; larut dalam etanol mutlak P dan dalam minyak nabati ; sangat mudah larut

dalam kloroform P dan dalam eter P.

Penyimpanan                       = Dalam wadah tertutup rapat, berisi gas

inert, terlindung dari cahaya.

            Khasiat                                  = Antikseroftalmia, sumber vitamin A.

            6.    Vitamin C                              (Depkes RI, hal 47)

           Nama resmi                           = ACIDUM ASCORBICUM

           Nama lain                              = Asam askorbat

            Rumus molekul                    = C6H8O6

            Rumus molekul                    = 176,13

                           = serbuk atau hablur ; putih atau agak

kuning ; tidak berbau ; rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap.

Dalam keadaan kering, mantap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi.

                          = Mudah larut dalam air; agak sukar larut

dalam etanol (95%) P ; praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam  eter P dan dalam

benzene P.

Penyimpanan                       = Dalam wadah tertutup tertutup rapat,

Page 9: Laporan Praktikum VITAMIN

terlindung dari cahaya.

            Khasiat                                  =  Antiskorbut

           7.    Vitamin D                              (Depkes RI, hal 129)

           Nama resmi                           = CALCIPHEROLUM

           Nama lain                              = Kalsiferol

           Rumus molekul                    = C24H44O

           Berat molekul                       = 396,66

                           = Hablur tidak berwarna, atau serbuk

hablur putih ; tidak berbau atau hampir tidak berbau ; tidak berasa.

                          = Praktis  tidak larut dalam air ; larut dalam

2 bagian etanol (95%) P, dalam 0,7 bagian kloroform P, dalam 2 bagian eter P, dalam

10 bagaian aseton P dan dalam 50 sampai 100 bagian minyak lemak.

Penyimpanan                       = Dalam kaca tertutup kedap berisi gas

inert, terlindung dari cahaya ; di tempat sejuk.

            Khasiat                                  = Antirakhitis.

BAB III

METODE KERJA

A.   Alat dan Bahan

a.    Alat yang di gunakan

1.    Bunsen

Page 10: Laporan Praktikum VITAMIN

2.    Gegep

3.    Lap halus

4.    Lap kasar

5.    Pipet tetes

6.    Rak tabung

7.    Sendok tanduk

8.    Tabung reaksi

b.    Bahan yang digunakan

1.    Asam asetat anhidrit

2.    Asam trikloroasetat

3.    Kertas PH atau lakmus

4.    Kloroform

5.    Kristal Sbcl3

6.    Larutan Asam Askorbat 1%

7.    Larutan FeCl3 1%

8.    Larutan NaHCO3  5%

9.    Larutan H2O2 5%

10. Minyak ikan

11. Pereaksi benedict

B.   Cara kerja

1.    Vitamin A

Bagian A ;

a.    Di siapkan alat dan bahan

Page 11: Laporan Praktikum VITAMIN

b.    Kedalam tabung reaksi, masukkan 5 tetes minyak ikan

c.    Ditambahkan 10 tetes kloroform, kemudian campurlah dengan baik

d.    Ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrit

e.    Selanjutnya, dibubuhkan sepucuk sendok Kristal Sbcl3 kedalamnya

f.     Perhatikan perubahan warna

g.    Jika terbentuk warna biru yang akan berubah menjadi merah coklat berarti vitamin A

positif.

Bagian B ;

a.    Disiapkan alat dan bahan

b.    Kedalam tabung reaksi masukkan 5 tetes minyak ikan.

c.    Tambahkan 1 ml pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform

d.    Dihomogenkan dengan baik

e.    Amati warna yang terjadi, jika timbul warna biru kehijauan menandakan vitamin A

positif.

2.    Vitamin D

a.    Disiapkan alat dan bahan

b.    Kedalam 2 tabung reaksi masukkan masing-masing 10 tetes minyak ikan

c.    Ditambahkan 10 tetes larutan H2O2 5%

d.    Dikocok campuran kira-kira 1 menit.

e.    Dipanaskan diatas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada gelembung-gelembung

gas yang keluar. Usahakan jangan sampai mendidih..

f.     Dinginkan tabung dibawah air kran.

g.    Dilakukan  ui dengan uji pereaksi Carr-Price seperti pada penentuan adanya vitamin A.

Page 12: Laporan Praktikum VITAMIN

h.    Amati perubahan warna yang terjadi. Adanya warna jingga kuning berarti vitamin D

positif.

3.    Vitamin C

Bagian A ;

1.    Disiapkan alat dan bahan

2.    Masukkan kedalam tabung reaksi 5 tetes larutan asam askorbat 1%

3.    Dipanaskan diatas api kecil sampai mendidh selama 2 menit

4.    Perhatikan adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau kekuningan sampai merah

bata menandakan vitamin C positif.

Bagian B

1.    Disiapkan alat dan bahan

2.    Masukan 10 tetes larutan asam askorbat 1% kedalam tabung reaksi.

3.    Kemudian, dinetralkan larutan (pH = 8) menggunakan NaHCO3 5%.

4.    Ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3

5.    Diamati warna yang terjadi. Adanya warna merah-ungu berarti vitaminC positif.

Page 13: Laporan Praktikum VITAMIN

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

A.   Tabel pengamatan

Vitamin A

Vitamin DBahan Tabung I Tabung II

Minyak ikan 10 tetes 10 tetesLarutan H2O2 5% 10 tetes 10 tetes

Pemanasan tidak sampai mendidih, lalu uji dengan pereaksi Carr-Price

Hasil:Warna jingga – kuning (+/-)

+ +

Vitamin C:Bahan Prosedur A Prosedur B

Larutan asam askorbat 1% 5 tetes 5 tetes

Pereaksi benedict 15 tetes -

pH larutan - 8 tetes

Larutan FeCl 1% - 2-3 tetes

Didihkan diatas api kecil selama 2 menit untuk prosedur A

Hasil: perhatikan warna endapan atau + +

Bahan Prosedur A Prosedur B

Minyak ikan 5 tetes 5 tetes

kloroform 10 tetes -

Asam Asetat Ahidrit 2 tetes -

SbCl3 Sepucuk sendok -

TCA dalam kloroform - 1 ml

Campurlah dengan baik

Hasil:perhatikan warna yang terbentuk

+ +

Page 14: Laporan Praktikum VITAMIN

larutan

B.   Reaksi1.    Vitamin A

             2.    Vitamin D

3.    Vitamin C

C.   PembahasanVitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh

kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa

vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan

aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang

terkena penyakit pada tubuh kita.

Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang

berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari,

dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin

ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini

bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber

makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran

Page 15: Laporan Praktikum VITAMIN

(terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang

berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).

Vitamin D dibuat dari orgosterol yang diradiasi. Orgosterol diperoleh dari regisisa

industri. Fungsi vitamin D sebagai pembentukan struktur tulang dan gigi yang kuat.

Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal

berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya

yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju

mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti

kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan

struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan

dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari

infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam

menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi

vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian.

Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal,

gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah merah.

Adapun dari hasil penelitian yang dilakukan pada percobaan vitamin A, prosedur

A terbentuk warna biru yang akan berubah warna menjadi merah coklat yang

menunjukkan positif vitamin A, sedangkan pada prosedur B terbentuk warna biru

kehijauan yang menandakan vitamin A positif.

Pada percobaan vitamin D, 10 tetes minyak ikan yang ditambahkan 10 tetes

larutan H2O2 5% dihomogenkan selama 5 menit dipanaskan diapi sampai tidak ada

gelembung selanjutnya di dinginkan kemudian dilakukan uji pereaksi Carr-Price seperti

Page 16: Laporan Praktikum VITAMIN

pada penentuan vitamin A dan terbentuknya warna jingga kuning yang menunjukkan

vitamin D positif.

Pada percobaan vitamin C, prosedur memiliki 2 prosedur. Pada prosedur

pertama dipipet 5 tetes larutan asam askorbat 1% ditambahkan 15 tetes pereaksi

benedicth. Dipanaskan diatas bunsen dengan api kecil sampai mendidih 2 menit dan

berbentuk endapan yang terbentuk warna hijau kekuningan sampai merah bata yang

menunjukkan vitamin C positif, dan pada prosedur yang ke-2 10 tetes larutan askorban

1% di netralkan dengan larutan NaHCO3  5% ( pH = 8) selanjutnya ditetesi larutan FeCl3

dan di amati perubahan warna yang terjadi darimerah-ungu yang menandakan vitamin

C positif.

BAB V

PENUTUP

A.   Kesimpulan

berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1.    Pada uji vitamin A menunjukkan hasil positif, pada prosedur pertama yang menunjukkan

perubahan warna dari warna biru biru berubah menjadi warna merah-kecoklat,

sedangkan pada prosedur ke-2 ditandai dengan timbulnya warna biru kehijaun.

Page 17: Laporan Praktikum VITAMIN

2.    Pada uji vitamin D menunjukkan adanya warna jingga – kuning yang berarti vitamin D

positif.

3.    Pada uji vitamin C memiliki 2 prosedur, pada prosedur pertama timbulnya warna hijau

kekuningan sampai merah bata, sedangkan pada prosedur ke-2 ditandai dengan

adanya warna merah-ungu.

B.   Saran

Laboratorium                  : alat dan bahan tolong dilengkapi agar proses

praktikum berjalan lancar

Asisten                             : mohon bantuannya pada saat praktikum

Berlangsung

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM.1979.”Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI: jakarta

Tim Dosen UIT.2011.”Penuntun praktikum Biokimia”. Universitas Indonesia Timur: Makassar