laporan psg 2.docx
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM PSG Ke-2
“Penilaian Status Gizi Pada Orang Dewasa (BB & TB)”
Tanggal 17 Oktober 2013
Oleh :
ANGGI DAMITA HARAHAP
PO.71.32.2.12.04
GIZI SEMESTER III
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
JURUSAN GIZI
2013
A.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari berbagai ukuran
tubuh manusia. Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi.
Ukuran yang sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan. Selain
itu juga ukuran tubuh lainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak
bawah kulit, tinggi lutut, dan lingkar perut. Ukuran-ukuran antropometri
tersebut bisa berdiri sendiri untuk menentukan status gizi disbanding baku
atau berupa indeks dengan membandingkan ukuran seperti BB/U, BB/TB,
TB/U
Bidang antropometri meliputi berbagai pengukuran tubuh manusia,
seperti berat, tinggi badan, dan ukuran, termasuk ketak ketebalan, keliling,
panjang, dan breadths. Antropometri adalah komponen kunci dari penilaian
status gizi pada anak-anak dan orang dewasa.
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh
manusia, antara lain:
a. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah.
Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, akan menjadi
tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.
Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur yang digunakan
adalah tahun umur penuh (Completed Year) dan untuk anak umur 0-2 tahun
digunakan bulan usia penuh (Completed Month).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan
digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR
apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada
masa bayi-balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperi
dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor. Di samping itu pula berat
badann dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan
mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat dan
protein otot menurun.
Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam
tubuh. Sedangkan adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan
otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.
c. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang
telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Di
samping itu, tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting karena
dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (Quac stick),
faktor umur dapat dikesampingkan. Pengukuran tinggi badan pada
umumnya dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Microtoice
yang mempunyai ketelitian 0,1 cm.
2. Tujuan
Menimbang Berat Badan
Dapat melakukan persiapan alat ukur seperti bathroom scale,
deecto, dan digital dengan benar sesuaidengan prosedur
Mampu melakukan persiapan subjek yang akan ditimbang secara
benar
Mampu melakukan penimbangan BB memakai kedua jenis alat
dengan benar
Mampu membaca hasil penimbangan dengan benar
Mengukur tinggi badan
Dapat melakukan persiapan Microtoice dengan tepat dan benar
sesuai prosedur
Mampu mempersiapkan subjek yang akan diukur secara tepat
dan benar
Dapat melakukan pengukuran TB dengan benar
Dapat membaca hasil ukuran dan mencatat dengan tepat dan
benar
Menilai status gizi
Dapat menghitung status gizi subjek dengan benar
Dapat menghitung dan menentukan status gizi berdasarkan IMT
B. PROSEDUR PRAKTEK
Pengukuran Berat badan
Tempatkan timbangan ditempat yang keras dan dipermukaan
yang datar
Kalibrasikan alat timbang sesuai standar danskala diangkanol
Minta subjek tanpa pakaian, namun bila tidak memungkinkan
maka hanya gunakan pakaian seminimal mungkin atau gunakan
baju kertas uji
Timbanglah berat badan dewasa dengan menggunakan
bathroom scale, detecto, dan digital sebanyak2 kali ulangan
Minta subjek berdiri tegak ditengah pijakan timbangan
Pandangan menghadap kedepan, berdiri relax namun tetap
tegak
Baca hasil scala dengan posisi pembaca berada di depan alat
dan pandangan mata lurus kearah skala pada alat
Jika ada tanda-tanda odema harus dicatat
Baca dan catat hasil pengukuran dengan tepat dan benar
Lakukan penimbangan untuk masing-masing subjek dengan 2
kali ulangan dan catat hasil penimbangan setiap kali ulang
dalam satu table
Pengukuran Tinggi badan
Letakkan microtoice dilantai yang rata pada dinding/tembokyang
rata dan tegaklurus
Tarik pita meteran tegaklurus keatas sampai angka pada jendela
baca(garis datar berwarna merah)menunjukkan angka nol
Paku/tempelkan microtoice tepat titik paling atas
Minta subjek melepaskan sepatu/alas kaki,kaos kaki,dan hiasan
rambut yang mengganggu ataupunmempengaruhi pengukuran
Posisikan subjek berdiri tegak lurus dibawah microtoice dengan
membelakangi dinding
Posisikan kepala subjek berada dibawah alat geser microtoice &
pandangan lurus kedepan
Pastikan bagian belakang kepala,punggung,pantat,betis, dan
tumit menempel ke dinding.Jika tidak memungkinkan karena
obesitras,asalkan tulang belakang danpinggang dalam
ketidakseimbangan(tidak membungkuk ataupun tengadah)
Posisikan kedua lutut dan tumit rapat
Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecek Frankfort
(cuping telinga sejajar dengan puncak tulang pipi)tegak lurus
Pengukur memegang dagu subjek danmicrotoice, sedangkan
asisten pengukur membantumenekan perut subjek dan
pergelangan kaki agar kaki agar tetap menempel pada dinding
Tarik kepala microtoice sampai ke puncek kepala subjek namun
tidak sampai menekan
Baca angka tinggi badan pada jendela,baca dari arahdepan dan
mata pembaca harus sejajar dengan garis merah
Angka yang dibaca adalah angka pada garis merah dari angka
kecil kea rah angka besar
Catat hasil pengukuran tinggi badan subjek dengan ketelitian 0.1
cm
C.HASILPRAKTEK
Tabel hasil penimbangan
NO
.
NAMA
SUBJEK
HASIL PENIMBANGAN
DIGITAL DETECTOBATHROOM
SCALE
I 2 X 1 2 X 1 2 X
1. Delince
Wakur57.6 57.5 57.6 57 57 57 57 58 57.5
2. Maria
Suweny47.0 46.9 46.9 46.5 46.5 46.5 46 47 46.5
3. Marsella 47.3 47.4 47.4 47 46.5 46.8 46 45. 45.8
5
Tabel hasil pengukuran TB
NO
.NAMA SUBJEK
HASIL PENGUKURAN TB
I 2 X
1. Delince
Wakur149.4 148.5 148.9
2. Maria Suweny 150.9 150.2 150.6
3. Marsella 150.8 151.3 151.1
Tabel Hasil Perhitungan IMT
NO.NAMA
SUBJEK
HASIL PERHITUNGAN IMT
DIGITAL DETECTO BATHROOM SCALE
BB TBBBTB (m2)
BB TBBBTB (m2)
BB TBBB
TB(m2)
1. Delince
Wakur
57.
6
148.
925.9 57
148.
925.7 57.5 148.9 25.9
2. Maria
Suweny
46.
9
150.
620.7 46.5
150.
620.5 46.5 150.6 20.5
3. Marsella 47.
4
151.
120.8 46.8
151.
120.5 45.8 151.1 20.1
DOKUMENTASI
PENIMBANGAN BB
BATHROOMSCALE
DIGITAL
DETECTO
PENGUKURAN TB
MICROTOICE
D.PEMBAHASAN
Tabel Kategori ambang batas IMT untuk INDONESIA
Kategori IMT
Kurus
Kekurangan BB tingkat berat < 17,0
Kekurangan BB tingkat ringan17,0 - <
18,5
Normal 18,5 – 22,9
Gemu
k
Kelebihan BB tingkat ringan 23 – 24,9
Kelebihan BB tingkat moderat (Obes I)> 25 –
29,9
Kelebihan BB tingkat berat (Obes II) > 30,0
Tabel Kategori ambang batas IMT untuk ASIA
Kategori IMT
BB KURANG < 18,5
NORMAL 18,5 – 22,9
BB BERLEBIH 23,0- 24,9
OBES 25,0- 34,9
OBES MORBID >35
Dari hasil penimbangan & pengukuran di dapatkan hasil yaitu :
Status gizi berdasarkan IMT untuk Indonesia
NO
.
NAMA
SUBJEK
HASIL PERHITUNGAN IMT
I II III STATUS GIZI
1.Delince
Wakur25,9 25,7 25,9 OBES
2.Maria
Suweny20,7 20,5 20,5 NORMAL
3. Marsella 20,8 20,5 20,1 NORMAL
Status gizi berdasarkan IMT untuk ASIA
NO
.
NAMA
SUBJEK
HASIL PERHITUNGAN IMT
I II III STATUS GIZI
1.Delince
Wakur25,9 25,7 25,9 OBES
2.Maria
Suweny20,7 20,5 20,5 NORMAL
3. Marsella 20,8 20,5 20,1 NORMAL
Dari perhitungan IMT diatas diperoleh hasil :
Subjek I (Delince) termasuk dalam kategori OBES.
Subjek II (Maria) termasuk dalam kategori NORMAL.
Subjek III (MARSELLA) termasuk dalam kategori NORMAL.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan IMT berdasarkan BB dan tinggi badan dapat disimpulkan terdapat 2 subyek (Maria & Marsella) yang termasuk dalam kategori normal sehingga termasuk kedalam status gizi baik.sedangkan satu subyek (delince) termasuk kedalam kategori obes sehingga termasuk ke dalam status gizi berlebih.
Saran
a.Kepada Dosen
Mohon agar kiranya para dosen masuk sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
b.Kepada Asisten
Semoga tetap dan akan selalu bersahabat dengan praktikan sehingga
proses praktikum yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik.
c.Laboratorium
Mohon agar laboratoriumnya lebih di bersihkan terlebih dahulu serta
alat praktikum dilengkapi lagi agar praktikum yang dilakukan lebih
maksimal dan efektif.
d.Kegiatan PraktikumAgar kiranya praktikum dilakukan tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://aya_gizi11 PENILAIAN STATUS GIZI ANTROPOMETRI (IMT, WHR, %25BODY FAT, LILA, LINGKAR PERUT DAN PREDIKSI TINGGI BADAN)/
http://Aulicious PRAKTIKUM GIZI PENGUKURAN ANTROPOMETRI/