laporan regenerasi

15
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hewan mempunyai kemampuan hidup yang bervariasi antara makhluk yang satu dengan yang lainnya. Salah satu contoh adalah regenerasi dari organ Regenerasi merupakan proses yang begitu penting artinya bagi kehidupan makhluk hidup, tanpa regenerasi maka tubuh organisme tak akan ada yang sempurna. Dalam tubuh makhluk hidup terdapat kemampuan untuk melakukan regenerasi pada tingkat sel atau jaringan sedangkan pada hewan tertentu mampu melakukan regenerasi pada tingkat organ. Dalam melakukan regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu diantaranya yaitu pemberian nutrisi. Tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan, makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi. Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut, ternyata terdiri dari berbagai kegiatan, mulai dari pemulihan kerusakan yang parah akibat hilangnya bagian tubuh utama. Misalnya penggantian anggota bagian badan sampai pada penggantian kerusakan kecil yang terjadi dalam proses biasa. Regenerasi dapat juga berbentuk sebagai poliferasi dan diferensiasi sel-sel lapisan marginal.

Upload: mulkyadam

Post on 29-Sep-2015

329 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

zdfvadv

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangSetiap hewan mempunyai kemampuan hidup yang bervariasi antara makhluk yang satu dengan yang lainnya. Salah satu contoh adalah regenerasi dari organ Regenerasi merupakan proses yang begitu penting artinya bagi kehidupan makhluk hidup, tanpa regenerasi maka tubuh organisme tak akan ada yang sempurna. Dalam tubuh makhluk hidup terdapat kemampuan untuk melakukan regenerasi pada tingkat sel atau jaringan sedangkan pada hewan tertentu mampu melakukan regenerasi pada tingkat organ. Dalam melakukan regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu diantaranya yaitu pemberian nutrisi. Tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan, makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi. Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut, ternyata terdiri dari berbagai kegiatan, mulai dari pemulihan kerusakan yang parah akibat hilangnya bagian tubuh utama. Misalnya penggantian anggota bagian badan sampai pada penggantian kerusakan kecil yang terjadi dalam proses biasa. Regenerasi dapat juga berbentuk sebagai poliferasi dan diferensiasi sel-sel lapisan marginal. Pemanfaatan dunia sains yang berbasis teknologi sangatlah penting artinya dalam pengembangan berbagai peristiwa regenerasi. Kemampuan untuk melakukan regenerasi struktur yang hilang terdapat pada hampir semua makhluk hidup, paling tidak dalam suatu derajat tertentu. Regenerasi tidak sama pada bagian organisme. Hubungan antara kedudukan sistematik hewan dengan daya regenerasinya belum begitu diketahui. Pada hewan-hewan tertentu bagian tubuh yang disayat/dibuang/hilang, dapat diperbaiki dengan sempurna melalui proses regenerasi. Dalam hal ini tampak bahwa kemampuan tumbuh dan diferensiasi tidak terbatas pada embrio saja, tetapi dapat sampai dewasa bahkan seumur hidup organisme tersebut. Pada regenerasi, umumnya polaritas dipertahankan. Contoh hewan yang memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi adalah planaria dan kecebong.Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya (amphibia = "hidup [pada tempat] berbeda-beda") kecebong ini juga salah satu contoh dari sekian banyak makhluk hidup yang mempunyai kemampuan dalam regenerasi organ. Ekor yang diputuskan tersebut akan tergantikan kembali melalui proses regenerasi organ yang memerlukan waktu tertentu dalam proses pembentukannya. Kelas amphibi , memiliki daya regenerasi yang rendah, biasanya terbatas pada bagian ekor yang lepas atau rusak. Proses regenerasi yang efektif adalah pada masa embrio hingga masa bayi, setelah dewasa kemampuan regenerasi ini terbatas pada sel atau jaringan tertentu saja. Berdasarkan uraian di atas maka perlu diadakan praktikum Regenerasi untuk semakin memperkuat teori yang ada.B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang muncul pada praktikum Regenerasi adalah sebagai berikut:1. Bagaimana proses pembentukan regenerasi pada tempat sayatan?2. Bagaimana proses perkembangannya hingga tercapai bentuk yang serupa dengan keadaan semula?

C. Tujuan PraktikumTujuan yang ingin dicapai pada paraktikum Regenerasi adalah sebagai berikut:1. Untuk mengamati pembentukan regenerasi pada tempat sayatan.2. Untuk mengetahui perkembangannya hingga tercapai bentuk yang serupa dengan keadaan semula.

D. Manfaat Praktikum Manfaat yang diperoleh pada paraktikum Regenerasi adalah sebagai berikut:1. Agar dapat mengamati pembentukan regenerasi pada tempat sayatan.2. Agar dapat mengetahui perkembangannya hingga tercapai bentuk yang serupa dengan keadaan semula.

III. METODE PRAKTIKUMA. Tempat dan Waktu Praktikum Regenerasi dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Mei 2014, pukul 14.00-17.00 WITA. Bertempat dilaboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan1. Alat Alat yang digunakan pada praktikum Regenerasi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Alat dan kegunaan kegunaan pada praktikum RegenerasiNoNama AlatKegunaan

1Silet Untuk menyayat ekor kecebong

2Gelas aquaSebagai tempat untuk menyimpan kecebong

3MistarUntuk mengukur panjang kecebong

4KameraUntuk mendokumentasikan pengamatan

5Alat tulisUntuk mencatat hasil pengamatan

2. Bahan Bahan yangdigunakan pada praktikum Regenerasi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum RegenerasiNoNama BahanKegunaan

1Kecebong (Larva katak)Sebagai obyek yang akan diamati

2AirSebagai media obyek yang akan diamati

3Kertas labelUntuk memberi tanda pada gelas aqua

C. Prosedur Kerja Prosedur kerja yang digunakan pada praktikum Regenerasi, adalah sebagai berikut:1. Menyediakan 5 aqua gelas berisi air, kemudian memasukkan 1 ekor kecebong ke dalam masing-masing gelas aqua.2. Memberi perlakuan pada masing-masing gelas aqua sebagai kontrol, sayat melintang 1, sayat melintang 2, sayat menyerong 1 dan sayat menyerong 2.3. Mendokumentasikan panjang awal ekor kecebong dan panjang setelah dipotong.4. Melakukan perlakuan pada masing-masing kecebong :a. Gelas aqua I : Kecebong tidak disayat (Kontrol)b. Gelas aqua II dan III : Kecebong disayat melintangc. Gelas aqua IV dan V : Kecebong disayat menyerong5. Setelah 1 malam, mengamati kembali regenerasi yang terjadi pada ekor kecebong.6. Mencatat hasil pengamatan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil PengamatanHasil pengamatan pada praktikum Regenerasi adalah sebagai berikut :NoPerlakuanPanjang ekor awal (cm)Panjang setelah dipotongPanjang regratGambar

SebelumSesudah

1.Kontrol1-0,1

2.Sayat Melintang 11,10,70,1

3.Sayat Melintang 21,10,70,1

4.Sayat Menyerong 11,10,50,1

5.Sayat Menyerong 20,90,60,1

B. PembahasanRegenerasi yaitu memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau lepas agar kembali seperti semula. Proses regenerasi terjadi ketika darah mengalir menutupi permukaan luka di bawahscab. Sel epitel tersebut bergerak secara amoeboid. Pembentukan blastema kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka dan proliferasi sel-sel dideferensiasi secara mitosis. Prolifersai itu terjadi bersamaan dengan dideferensiasi dan memuncak pada waktu blastema berukuran maksimal dan setelahnya tidak dapat membesar lagi. Rediferensiasi sel-sel dideferensiasi bersamaan dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema. Hasil percobaan kali ini dilihat pada kecebong dengan memotong ekornya, dengan perlakuan sayatan lurus dan menyerong. Setelah diamati selama 1 hari, ternyata bagian ekor yang telah dipotong mengalami pertumbuhan. Ekor yang putus tersebut tumbuh tetapi tidak dapat tumbuh sama seperti semula terkadang ada yang tidak tumbuh atau sama seperti ukuran pertama. Tidak seperti katak dewasa, kecebong memiliki kemampuan untuk benar-benar tumbuh kembali secara lengkap jika terluka dengan mengantikan suatu jaringan yang disebut dengan blastema. Pada pengamatan kecebong mengalami regenerasi, kecebong yang sayatan melintang 1 sebelum disayat panjang ekor kecebong 1,1 cm dan setelah disayat panjang ekor 0,7 cm dan setelah beregenerasi panjang regrat ekor kecebong 0,1 cm, sayatan melintang 2 panjang ekor kecebong sebelum di potong 1,1 cm dan setelah di potong sepenjang 0,7 cm setelah beregenerasi panjang regrat ekor kecebong 0,1 cm itu berarti setelah beregenerasi panjang ekor kecebong lebih panjang dari sebelum disayat. Pada sayatan menyerong 1 panjang ekor awal kecebong 1,1 cm dan setelah di potong panjang ekor kecebong menjadi 0,5 cm dan panjang regrat adalah 0,1 cm. Pada sayatan menyerong 2 panjang ekor kecebong sebelum di sayat adalah 0,9 cm dan setelah disayat sepanjang 0,6 cm dan setelah beregenerasi panjang regratnya adalah 0,1 cm. Hal ini menunjukan bahwa masing-masing kecebong mengalami regenerasi dengan panjang regrat yang sama yakni 0,1 cm.Proses perbaikan pada regenerasi ekor kecebong adalah penyembuhan luka dengan cara penumbuhan kulit di atas luka tersebut. Kemudian tunas-tunas sel yang belum berdiferensiasi terlihat. Tunas ini menyerupai tunas anggota tubuh pada embrio yang sedang berkembang. Ketika waktu berlalu sel-sel dari anggota tubuh yang sedang regenerasi diatur dan berdiferensiasi sekali lagi menjadi otot, tulang dan jaringan lajunya yang menjadikan ekor fungsional. Dengan catatan khusus karena baik secara struktur maupun cara regenerasinya berbeda. Regenerasi diatur dan berdiferensiasi sekali lagi menjadi otot, tulang dan jaringan lajunya yang menjadikan ekor fungsional. Proses regenerasi ini secara mendasar tidak ada perusakan jaringan otot, akibatnya tidak ada pelepasan sel-sel otot. Sumber utama sel-sel untuk beregenerasi adalah berasal dari ependima dan dari berbagai macam jaringan ikat yang menyusun septum otot, dermis, jaringan lemak, periosteum dan mungkin juga osteosit vertebrae. Sumber sel untuk regenerasi pada reptil berasal dari beberapa sumber yaitu ependima dan berbagai jaringan ikat. Secara eksperimental pada ekor kecebong yang telah dipotong, ternyata hasil regenerasinya tidak sama dengan semula. Pertambahan panjang tidak sama dengan ekor yang dipotong. Ekor baru tidak mengandung notochord dan vertebrae yang baru hanya terdiri dari ruas-ruas tulang rawan. Ruas-ruas ini hanya meliputi batang syaraf (medula spinalis), jumlah ruas itu pun tidak lengkap seperti semula. Regenerasi melalui beberapa tahapan, yaitu pertama luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab yang bersifat sebagai pelindung. Kedua sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka, di bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana pada saat itu luka telah tertutup oleh kulit. Ketiga diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar di bawah epitel.Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel-selnya mengalami diferensiasi.Sehingga dapat dibedakan antara sel tulang, tulang rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan berdiferensiasi, serat miofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma menyempit. Keempat pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka. Pada saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari penimbunan sel-sel diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada dalam jaringan, terutama di dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti, sel- sel pengembara akan berproliferasi membentuk blastema. Kelima proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema mempunyai besar yang maksimal dan tidak membesar lagi. Keenam rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim dapat menumbuhkan alat derifat mesodermal, jaringan saraf dan saluran pencernaan. Sehingga bagian yang dipotong akan tumbuh lagi dengan struktur anatomis dan histologis yang serupa dengan asalnya Regenerasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah temperatur, proses biologi dan faktor bahan makanan. Kenaikan dari tempetatur, pada hal-hal tertentu dapat mempercepat regenerasi. Regenerasi menjadi cepat pada suhu 29,7 derajat Celcius. Faktor bahan makanan tidak begitu mempengaruhi proses regenerasi. Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa regenerasi kecebong terjadi dengan sangat baik. Penyebabnya mungkin tempat mereka hidup tidak sebebas di air sungai sehingga kecebong menjadi stres yang dapat mempengaruhi kerja proses biologis di dalam tubuhnya, yang mengakibatkan pertumbuhan ekornya lambat. Hasil regenerasi dari organ tertentu dalam hal ini ekor kecebong tidak harus kembali seperti semula. Hal itu membuktikan bahwa sel differensiasi bersifat pluripotent, yakni dapat menimbulkan jaringan yang bukan darimana ia berasal. Dari hasil pengamatan juga tidak menunjukan adanya perbedaan antara ekor kecebong yang disayat melintang, menyerong dan kontrol ini mungkin dikarenakan pada saat pemotongan ekor kecebong yang kurang teliti.

V. PENUTUPA. SimpulanSimpulan pada praktikum regenerasi adalah sebagai berikut :1. Pembentukan regenerasi pada tempat sayatan yaitu dimulai dari penyembuhan luka, penyembuhan jaringan, pembentukan blastoma dan morfologi dan redeferensiasi.2. Perkembangan regenerasi dimulai setelah ekor kecebong disayat, darah akan mengalir menutupi permukaan luka, pada darah keluar tidak terlalu kelihatan karena telah tercampur dengan air lalu darah tersebut membentuk scap yang sifatnya melindungi. Di permukaan luka bawah scap sel epitel bergerak secara nuboid. Terjadi redeferensiasi sel-sel jaringan di sekitar luka, sehingga bersifat muda kembali untuk membentuk jaringan baru. Pembentukan blastoma akan menjadi kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka.

B. SaranSaran yang dapat diajukan adalah agar praktikan lebih fokus dan teliti lagi dalam mengikuti kegiatan praktikum apalagi dalam melakukan pensayatan ekor kecebong.