laporan resistensi

12
7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai penyakit yang timbul, sebagian besar dikarenakan oleh mikroba. Salah satunya adalah bakteri patogen yang sangat merugikan. Bakteri dapat membentuk ketahanan khusus terhadap suatu jenis antibiotika tertentu, sehingga membahayakan orang yang terkena penyakit tersebut. Kesalahpahaman yang sering terjadi di masyarakat yaitu adanya anggapan bahwa yang resisten terhadap obat tertentu ialah tubuh seseorang, padahal sebenarnya bakteri yang ada di dalam tubuh itulah yang menjadi resisten terhadap pengobatan, bukan tubuhnya (Sinaga, 2005). Produksi zat antimikrobia atau yang disebut antibiotik ini pun mulai menjadi pilihan mengingat kinerjanya yang sangat penting dalam menanggulangi pertumbuhan dan infeksi bakteri patogen dengan cara mengetahui efektivitas suatu antibiotik dengan mengetahui tingkat resistensi bakteri terhadap antibiotik dapat dilakukan dengan uji Kirby-Bauer. Prinsip dasarnya adalah dengan meletakkan disk yang telah mengandung antibiotik dengan konsentrasi dan kadar tertentu pada media agar yang telah ditanam bakteri uji. Zona hambat/ bening yang dihasilkan disekitar disk inilah yang digunakan sebagai dasar penentuan tingkat resistensi.tingkat resisntensi bakteri dibedakan menjadi 3 yakni: sensitif, intermediet, dan resisten. Antibiotik mempunyai manfaat yang sangat banyak, penggunaan antibiotika secara berlebihan juga dapat memicu terjadinya resistensi antibiotika (Wasitaningrum, 2009). Berdasarkan hal tersebut, untuk mengetahui resistensi bakteri terhadap antibiotik (ampisilin) dan mengetahui

Upload: indrie-dwiraanda

Post on 29-Sep-2015

17 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

uji resistensi

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Berbagai penyakit yang timbul, sebagian besar dikarenakan oleh mikroba. Salah satunya adalah bakteri patogen yang sangat merugikan. Bakteri dapat membentuk ketahanan khusus terhadap suatu jenis antibiotika tertentu, sehingga membahayakan orang yang terkena penyakit tersebut. Kesalahpahaman yang sering terjadi di masyarakat yaitu adanya anggapan bahwa yang resisten terhadap obat tertentu ialah tubuh seseorang, padahal sebenarnya bakteri yang ada di dalam tubuh itulah yang menjadi resisten terhadap pengobatan, bukan tubuhnya (Sinaga, 2005). Produksi zat antimikrobia atau yang disebut antibiotik ini pun mulai menjadi pilihan mengingat kinerjanya yang sangat penting dalam menanggulangi pertumbuhan dan infeksi bakteri patogen dengan cara mengetahui efektivitas suatu antibiotik dengan mengetahui tingkat resistensi bakteri terhadap antibiotik dapat dilakukan dengan uji Kirby-Bauer. Prinsip dasarnya adalah dengan meletakkan disk yang telah mengandung antibiotik dengan konsentrasi dan kadar tertentu pada media agar yang telah ditanam bakteri uji. Zona hambat/ bening yang dihasilkan disekitar disk inilah yang digunakan sebagai dasar penentuan tingkat resistensi.tingkat resisntensi bakteri dibedakan menjadi 3 yakni: sensitif, intermediet, dan resisten. Antibiotik mempunyai manfaat yang sangat banyak, penggunaan antibiotika secara berlebihan juga dapat memicu terjadinya resistensi antibiotika (Wasitaningrum, 2009). Berdasarkan hal tersebut, untuk mengetahui resistensi bakteri terhadap antibiotik (ampisilin) dan mengetahui efektifitas antibiotik tersebut, maka dilakukan percobaan uji resistensi pada bakteri (sampel saus). 1.1 Rumusan Masalah

1.2.1. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi sensitifitas suatu bakteri?

1.2.2. Bagaimanakah suatu bakteri dapat dikatakan sensitif?

1.2.3. Bagaimanakah hubungan antara konsentrasi antibiotik dengan efektifitasnya dalam menghambat pertumbuhan dan infeksi bakteri?

1.2.4. Bagaimanakah cara menguji tingkat resistensi suatu bakteri terhadap antibiotik tertentu?

1.2.5. Bagaimanakah efektivitas antibiotik (Ampisilin) terhadap bakteri gram negatif berbentuk streptococcusdari sampel saus?

1.2 Tujuan

1.3.1. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sensitifitas suatu bakteri.

1.3.2. Mahasiswa dapat mengetahui indikator suatu bakteri dikatakan sensitif.

1.3.3. Mahasiswa dapat mendeskripsikan hubungan antara konsentrasi antibiotik dengan efektifitasnya dalam menghambat pertumbuhan dan infeksi bakteri.

1.3.4. Mahasiswa dapat menguji tingkat resistensi suatu bakteri terhadap antibiotik tertentu1.3.5. Mahasiswa dapat mendeskripsikan efektivitas antibiotik (Ampisilin) terhadap bakteri gram negatif berbentuk streptococcusdari sampel saus

1.3 Manfaat

Manfaat dari kegiatan ini dapat membantu para peneliti atau pekerja yang membutuhkan uji resistensi dalam prosesnya, sehingga para peneliti atau pekerja lebih memahami konsep resistensi suatu mikroba serta terampil dalam mengaplikasikannya secara aseptis. Dan dapat mengetahui hubungan antara konsentrasi antibiotik dengan efektifitasnya dalam menghambat pertumbuhan dan infeksi bakteri.BAB IIKAJIAN PUSTAKAHampir di setiap lingkungan, termasuk lingkungan-lingkungan dimana tidak ada kehidupan lain yang dapat bertahan hidup akan dapat ditemukan mikroorganisme. Mikroorganisme mampu bertahan hidup di berbagai kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Mikroorganisme juga mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan yang sangat ekstrim.Jenis-jenis mikroorganisme yang ditemukan di suatu lingkungan mempunyai pertumbuhan yang berbeda-beda pula.Pertumbuhan mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh faktor fisik dan kimiawi.Selayaknya mahluk hidup, mikroorganisme juga membutuhkan zat-zat tertentu untuk tumbuh dan juga memberikan respon terhadap zat-zat yang merusak mereka.Bahan- bahan kimia baik organik maupun anorganik bersifat racun bagi mikroorganisme.Bahan-bahan ini dapat menghambat atau mematikan mikroba yang bersifat patogen dan merugikan manusia.Senyawa yang dapat menghambat mikroba disebut senyawa antiseptik, sedangkan senyawa yang bisa mematikan mikroba disebut senayawa desinfektan.Senyawa antiseptik yang dapat menghambat pertumbuhan salahsatu jenis mikroba misalnya bakteri adalah antibiotic. Antibiotik digunakan untuk mengobatipenyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri.Alexander Fleming pada tahun1927 menemukan antibiotika yang pertama yaitu penisilin.Pada tahun 1940, antibiotika dapat dikatakan merubahdunia pengobatan serta mengurangi angka kesakitan & kematian yang disebabkanoleh penyakit infeksi secara dramatis(Ganiswarna, 1995).Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Contoh dari salah satu antibiotik adalah amoksisilin. Amoksisilin merupakan antibiotik golongan penisilin yang paling banyak digunakan.

Resistensi adalah kemampuan dari bakteri ataumikroorganisme lain untuk menahan efek antibiotika. Resistensi antibiotikaterjadi ketika bakteri dapat merubah diri sedemikian rupa hingga dapatmengurangi efektifitas dari suatu obat, bahan kimia ataupun zat lain yangsebelumnya dimaksudkan untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit infeksi sehingga mengakibatkan bakeri tersebut tetap dapat bertahan hidup.Bakteri dapat membentuk ketahanan khusus terhadap suatu jenis antibiotika tertentu, sehingga membahayakan orang yang terkena penyakit tersebut.Kesalahpahaman yang sering terjadi di masyarakat yaitu adanya anggapan bahwa yang resisten terhadap obat tertentu ialah tubuh seseorang, padahal sebenarnya bakteri yang ada di dalam tubuh itulah yang menjadi resisten terhadap pengobatan, bukan tubuhnya(Stainier, et al., 1986).Cara pengujian resistensi mikroba terhadap suatu jenis antibiotik dapat dilakukan dengan uji resistensi. Teknik ini menggunakan zat kimia untuk mengurangi dan membunuh mikroorganisme, terutama mikroba yang patogen.Metode yang biasa dipakai adalah metodeMetode Kirby-Baueryangmerupakan cara untuk menentukan sensitifitas antibiotik untuk bakteri. Sensitifitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter zona hambat terbentuk.Semakin besar diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya.Faktor-faktor yang berpengaruh pada metode Kirby-Bauer adalah:a. Ketebalan media agarDapat mempengaruhi penyebaran dan difusi antibiotik yang digunakan.b. Umur bakteriBakteri yang berumur tua (fase stationer) tidak efektif untuk diuji karena mendekati kematian dan tidak terjadi pertumbuhan lagi sehingga yang dipakai bekteri berumur sedang (fase eksponential) karena aktivitas metabolitnya tinggi, pertumbuhan cepat sehingga lebih peka terhadapa daya kerja obat dan hasilnya lebih akurat.c. Waktu inkubasiWaktu yang cukup supaya bakteri dapat berkembang biak dengan optimal dan cepat. Waktunya minimal 16 jam.d. pH, temperatureBakteri memiliki pH dan temperature optimal untuk tumbuh yang berbeda-beda sehingga sebaiknya dilakukan saat pH dan temperature yang optimal.e. Konsentrasi antibioticSemakin besar konsentrasinya semakin besar diameter hambatannya..f. Jenis antibioticSetiap bakteri memiliki respon yang berbeda-beda terhadap antibiotiknya, tergantung sifat antibiotik tersebut (berspektrum luas/berspektrum sempit).Bakteri dapat membentuk ketahanan khusus terhadap suatu jenis antibiotika tertentu, sehingga membahayakan orang yang terkena penyakit tersebut.Kesalahpahaman yang sering terjadi di masyarakat yaitu adanya anggapan bahwa yang resisten terhadap obat tertentu ialah tubuh seseorang, padahal sebenarnya bakteri yang ada di dalam tubuh itulah yang menjadi resisten terhadap pengobatan, bukan tubuhnya (Sinaga, 2005).Setiap bakteri memiliki respon yang berbeda-beda terhadap antibiotiknya, tergantung sifat antibiotik tersebut (berspektrum luas/berspektrum sempit).Ampicillin merupakan salah satu antibiotik yang termasuk golongan penisilin semi-sintetik yang berasal dari inti penisilin yaitu asam 6-amino penisilat (6-APA) dan merupakan antibiotik spektrum luas yang bersifat bakterisid.Secara klinis, ampicillin efektif terhadap bakteri gram-positif sepertiS. pneumonia,enterokokusdanstafilokokusyang tidak menghasilkan penisilinase, sedangkan pada bakteri gram-negatif, diantaranyagonokokus,H. influenza, beberapa jenisE.coli,Shigella,SalmonelladanP.mirabilis.Seperti golongan penicillin lainnya, ampicillin bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel yaitu dengan menyerang peptidoglikandan mampu melakukan penetrasi pada bakteri gram positif dan gram negatif. Keberadaan gugus amino pada Ampicillin membuatnya mampu menembus membran terluar (outer membran) pada bakteri(Brander, et al., 1991).Ampisilin termasuk antibiotik yang bersifat bakterisidal dan memiliki mekanisme kerja yang secara umum menyebabkan kerusakan dinding sel bakteri. Mekanisme kerjaampicilinantara lain:1. Penghambatan sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat transpeptidasi sintesis peptidoglikan pada aksi enzim transpeptidase bakteri. Transpeptidase merupakan enzim yang bekerja dalam proses cross-linking dari rantai peptida dalam membentuk senyawa peptidoglikan yang terjadi pada tahap akhir pembentukan dinding sel (Essack, 2001; Chamber, 2004). Proses Cross linking tersebut digunakan dalam integritas struktur dinding sel bakteri.2. Perlekatan obat pada protein spesifik pengikat penisilin atau Penicillin-Binding Protein (PBP) yang berlaku sebagai reseptor obat pada bakteri.3. Aktivasi enzim autolitik pada dinding sel akibat perlekatan obat pada PBP. Aktivasi tersebut menyebabkan lisis dinding sel bakteri (Jawetz, 1997; Dzen et. al., 2003).BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil

Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1. Pengamatan Uji Resistensi Pada Cawan PetriIdentifikasiUji Resistensi

Gambar100 mg/mL;75 mg/mL;50 mg/mL;25 mg/mL

MikroorganismeBakteri (sampel saus)

MorfologiKarakteristik optik : Opaque

Bentuk : Punctiform

Elevasi :Raised

Bentuk tepian : Entire

Bentuk selCoccus

Susunan selStreptococcus

Gram positif (+) atau negatif (-)Negatif (-)

Diameter zona hambatKonsentrasi 100 mg/mL : 2,89 cm

Konsentrasi 75 mg/mL : 2,68 cm

Konsentrasi 50 mg/mL : 2,64 cm

Konsentrasi 25 mg/mL : 2,45 cm

Keterangan : diameter paper disk = 0,5 cm

4.2 Analisis Data

Hasil yang kami dapatkan dari uji resistensi bakteri terhadap antibiotik adalah sensitif, hal ini dapat dilihat dari zona inhibitor yang terbentuk. Dari data nampak perbedaan besar zona hambat atau zona bening yang terbentuk sebagai respon terhadap perbedaan pengenceran antibiotik. Dari data di atas dapat dilihat bahwa besar pengenceran berbanding lurus dengan besarnya zona hambat yang terbentuk. Semakin besar pengenceran maka akan semakin besar pula zona hambat yang terbentuk.

4.3 Pembahasan

Ampisilin termasuk antibiotik yang bersifat bakterisidal dan memiliki mekanisme kerja yang secara umum menyebabkan kerusakan dinding sel bakteri. Ampisilin ditentukan dengan metode Kirby-Bauer,yaitu pengukuran sensitifitas antibiotik dengan metode paper disk yang berisi agen antimikroba pada media yang telah ditanami mikroba dan akan berdisfusi pada media agar. Zona bening tersebut terjadi karena antimikroba akan mengakibatkan pembentukan cincin-cincin hambatan di dalam area pertumbuhan bakteri yang padat sehingga tak ada bakteri yang tumbuh di dalam cincin tersebut.. Metode Kirby-Bauer merupakan cara untuk menentukan sensitifitas antibiotik untuk bakteri. Sensitifitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter zona hambat terbentuk. Semakin besar diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannyaDalam percobaan uji resistensiini, antibiotik yang digunakan adalah Ampisilin 500 gramyang didapatkan zona hambat/zona bening.Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptic, sterilizer, sanitizer dan sebagainya.Pada percobaan ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan uji sensitifitas mikroba terhadap antibiotik dengan metode Kirby-Bauer dan mengetahui efektivitas penisilin terhadap bakteri uji.

Pada percobaan ini kadar antibiotik Hal tersebut menunjukan bahwa bakteri sensitif terhadap antibiotik ampicilin 500 gram, dapat dilihat dengan adanya zona jernih/zona hambatyang mengindikasikan bahwa bakteri sensitif terhadap antibiotik penisilin. Berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotik -laktam 1 termasuk antimikroba yang meghambat sintesis dinding sel mikroba. Efek bakterisida diberikan pada mikroba yang sedang aktif membelah. Pada waktu berlangsungnya pembelahan, sebagian dari dinding sel induk dilisis oleh suatu asetilmuramidase. Dinding sel bakteri terdiri dari mukopeptida. Transpeptidase terlibat dalam pembentukan dinding sel baru. Enzim ini diblokir oleh penisilin sehingga pembentukan dinding sel tidak sempurna yang mengakibatkan matinya bakteri. Pada tabel hasil percobaan dapat dilihat bahwa ada perbedaan diameter untuk tiap konsentrasi antibiotik penisilin, hal ini di karenakan semakin tinggi konsentrasi maka zona hambat/bening yang terbentuk semakin luas diameternya.DAFTAR PUSTAKA

Brander, G.C., Pugh, D.M., Bywater, R.J. and Jenkins, W.L. 1991. Veterinary Applied Pharmacology and Therapeutics, 5thed. The English Language Book Society, Bailliere Tindal, London..Chambers, H. F. 2004.Farmakologi Dasar dan Klinik. 8th ed. Jakarta: SalembaMedika.Dzen, Sjoekoer M; Roekistiningsih; Santoso, Sanarto; Winarsih, Sri; Sumarno; Islam, Samsul, A.S. Noorhamdani; Murwani, Sri; Santosaningsih, Dewi. 2003. Bakteri Bentuk Batang.Bakteriologi Medik. Malang: Bayumedia. Pp 189Essack, S.Y., 2001. The Development of Beta-Lactam Antibiotics in Response to the Evolution of-Lactamases.Pharmaceutical Research. 18(10): 1391-99.Ganiswarna, Sulistia G. Farmakologi edisi 4. Jakarta: FKUI.

Jawet, Melnik dan Adelberg. 1996.Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.Jawet E. 1998. Prinsip kerja obat anti mikroba.In : Katzung B, eds. Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta : EGC.Wasitaningrum, I. D. A., 2009. Uji Resistensi Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli Dari Isolat Susu Sapi Segar Terhadap Beberapa Antibiotik. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.