laporan sanitasi institusi
DESCRIPTION
sanitasi hygine institusi pendidikanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sanitasi adalah suatu kebutuhan dasar manusia dalam kehidupannnya sehari-
hari.Keadaan sanitasi suatu masyarakat, dapat menjadi gambaran tingkat
kehidupannya. Bila sanitasinya baik, masyarakat itu dalam keadaan sejahtera.
Demikian pula sebaiknya, bila keadaan sanitasinya buruk.
Sanitasi lingkungan merupakan suatu usaha untuk mencapai lingkungan sehat
melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya hal – hal yang memiliki
dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelansungan hisup manusia.
Seperti yang dikemukahkan oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO), bahwa
kesehatn lingkungan adalah usaha pengendalian semua faktor yang ada pada
lingkungan fisik manusia yang diperkirakan akan menimbulkan hal – hal yang
merugikan perkembangan fisika, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya.
(UNICEF.2012)
Usaha sanitasi merupakan usaha kesehatan yang meniti beratkan perhatian
pada usaha pengendalian faktor lingkungan fisik yang mungkin menimbulkan
atau dapat menimbulkan hal – hal yang merugikan bagi perkembangan fisik,
kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Sanitasi lingkungan mempunyai ruang
lingkup diantaranya : penyedian air besih, pegelolaan air limbah, masalah sampah
dan jamban yang keadaannya di Indonesia belum mencapai seperti yang
diharapkan.
Sanitasi lingkungan sekolah lebih menekankan pada upaya pengawasan
pengendalian pada faktor lingkungan fisik manusia seperti keberadaan sekolah,
penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, tempat pembuangan
kotoran dan limbah atau air buangan dan kondisi halaman.(DINKES.2014)
Permasalahan sanitasi dalam bidang institusi pendidikan saat ini merupakan
suatu masalah yang harus dikaji dalam kehidupan masyarakat terutama di
Indonesia, inspeksi terhadap sanitasi intitusi pendidikan perlu dilakukan karena
1
instansi pendidikan merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan drajat
kesehatan bagi para peserta didik dan guru yang ada.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana sanitasi, fasilitas serta sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri
Lawang 6?
2. Bagaimana sanitasi, fasilitas serta sarana dan prasarana yang ada di Akademi
Farmasi Putra Indonesia Malang?
3. Apakah sanitasi SD Negeri Lawang 6 dan Akademi Farmasi Putra Indonesia
malang sudah sesuai dengan peraturan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana sanitasi, fasilitas serta sarana dan prasarana
yang ada di SD Negeri Lawang 6.
2. Untuk mengetahui bagaimana sanitasi, fasilitas serta sarana dan prasarana
yang ada di Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang.
3. Untuk mengetahui apakah sanitasi SD Negeri Lawang 6 dan Akademi
Farmasi Putra Indonesia Malang sudah sesuai dengan peraturan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sanitasi Institusi Pendidikan
Sanitasi dalam bahasa Inggris berasal dari kata sanitation yang diartikan
sebagai penjagaan kesehatan sedangkan menurut Azawar mengungkapkan bahwa
sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan
teknik terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sanitasi menurut World Health
Organization (WHO) adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor
lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang
mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan
hidup.
Dari beberapa pengertian sanitasi di atas dapat diambil pengertian sanitasi
adalah suatu usaha pencegahan penyakit dengan melenyapkan atau mengendalikan
faktor-faktor risiko lingkungan yang merupakan mata rantai penularan penyakit.
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terwujudnya status kesehatn
yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain
mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (Tinja), penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan air kotoran (air limbah), rumah hewan
ternak(kandang) dan sebagainya.
Jadi sanitasi institusi pendidikan meruapakan suatu usaha pencegahan penyakit
dengan melenyapkan atau mengendalikan faktor-faktor resiko lingkungan dalam
lingkungan sekolahan.
3
2.2 Kriteria Sekolah sehat
Beberapa kriteria sekolah sehat menurut keputusan mentri kesehatan no 1249
tahun 2006, yaitu:
1. Lokasi
Lokasi bangunan sekolah harus berada di dalam rencana umum tata ruang
wilayah kota atau kabupaten, serta lokasi tidak berada pada daerah rawan bencana,
bekas tempat pembuangan akhir ataupun bekas pertambangan. Tidak hanya itu
lokasi sekolah harus memiliki jarang minimal 0,5 km dari gangguan atau jaringan
listrik tegangan tinggi.
2. Kontruksi bangunan
a. Atap dan talang:
1. Atap harus kuat, tidah bocor dan tidak menjadi tempat perindukan tikus
2. Kemiringan atap harus cukup, sehingga tidak mudah bocor dan tidak
memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan langit-langit
3. Talang tidak mengalami kebocoran sehingga tidak menjadi tempat
perindukan nyamuk
b. Langit-langit:
1. Langit-langit harus kuat, bewarna terang dan mudah dibersihkan
2. Kerangka langit-langit yang terbuat dari kayu harus anti rayap
3. Langit-langit yang terbuat dari anyaman bamboo tidak boleh dicat dengan
larutan kapur tohor
4. Langit-langit harus memiliki ketinggian minimal 3 m dari permukaan lantai
dan untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) keatas tinggi langit-
langit 3,25 meter.
c. Dinding:
1. Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan bewarna terang
2. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan
yang kuat dan kedap air
3. Dinding yang terbuat dari tembok tidak mudah retak
4
4. Dinding yang terbuat dari kayu atau anyaman bamboo harus rapat dan
tidak boleh dicat menggunakan bahan larutan kapor tohor
5. Warna dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang
d. Lantai:
1. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaa rata,
tidak retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan
2. Pertemuan dinding dengan lantai harus berbentuk konus/lengkung agar
mudah dibersihkan
3. Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang
cukup kearah saluran pembuangan air limbah
4. Warna lantai harus bewarna terang
e. Tangga:
1. Setiap bangunan bertingkat, harus mempunyai tangga yang juga
berfungsi sebagai tangga penyelamat
2. Lebar anak tangga minimal 30 cm
3. Tinggi anak tangga maksimal 20cm
4. Terdapat pegangan di tangga sebagai keamanan
5. Labar tangga atau luas tangga lebih dari 150cm
f. Pintu:
Terdiri dari dua daun pintu dengan arah bukaan keluar. Untuk ruang tertentu
seperti ruang laboratorium, ruang komputer, ruang media, ruang perpustakaan
diberi besi pengaman.
g. Jendela
Dapat dibuka dan ditutup dengan arah bukaan keluar. Untuk ruang tertentu
seperti ruang laboratorium, ruang komputer, ruang media, ruang perpustakaan
diberi besi pengaman.
5
h. Pembuangan air hujan
Disediakan ke dalam tanah atau saluran ke luaran umum atau sungai terdekat.
3. Ruang bangunan
Setiap sekolah harus memiliki beberapa ruang kelas, ruang bimbingan dan
konseling, ruang UKS, ruang laboratorium, Kantin atau warung sekolah, toilet,
ruang ibadah, dan gudang.
1. Ruang kelas
a. Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2/murid
b. Jarak papan tulis dengan meja siswa paling belakang maksimal 9 meter.
c. Lantai di depan papan tulis ditinggikan 40 cm dari lantai sekitarnya
d. Terdapat tempat cuci tangan dengan air mengalir di depan ruang kelas,
minimal 1 tempat cuci tangan untuk dua kelas.
e. Tingkat kebisingan tidak melebihi 35-45 dB(A)
2. Ruang bimbingan dan konseling (untuk SMP dan SMA/SMK)
Ruang bimbingan dan konseling harus terpisah dengan ruangan lainnya
3. Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah)
a. Ruangan UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih yang
mengalir
b. Luas minimal 27m2
4. Ruang laboratorium
a. Tersedia tempt cuci peralatan laboratorium yang dilengkapi dengan air bersih
yang mengalir
b. Untuk laboratorium kimia harus dilengkapi dengan lemari asam dan cuckup
shower atau pancuran air dengan kualitas dan kuantitas yang cukup
c. Kepadatan ruang laboratorium minimal 4m2 per murid
6
5. Kantin atau warung sekolah
a. Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang mengalir
b. Tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin atau warung sekolah
c. Tersedia tempat untuk penyimpanan bahan-bahan makanan
d. Tersedia tempat untuk menyimpan makanan jadi atau siap saji yang tertutup
e. Lokasi kantin minimal berjarak 20 meter dengan TPS (Tempat Pengumpulan
sampah Sementara)
4. Kualitas udara ruang
a. Udara ruang sekolah tidak berbau
b. Konsentrasi debu tersuspensi maksimum 150 mikrogram/m3 dengan rata-rata
pengukuran selama 8 jam dan tidak mengandung debu berserat
c. Penetapan sekolah sebagai kawasan bebas asap rokok
5. Pencahayaan
a. Pencahayaan di setiap ruangan tidak membuat silau
b. Pencahayaan di setiap ruangan disesuaikan dengan peruntukannya seperti
tabel berikut.
No
.
Ruang/Unit Intensitas Cahaya (LUX)
1. Ruang kelas 200-300
2. Ruang guru 200-300
3. Ruang bimbingan dan konseling 200-300
4. Ruang UKS 200-300
5. Sekitar tangga 100
6. Ruang Laboratorium 200-300
7. Ruang perpustakaan 200-300
8. Warung sekolah atau kantin 100
9. Toilet 100
10. Ruang ibadah 100
7
6. Ventilasi
a. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara segar di dalam ruangan
sekolah dengan baik
b. Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya penggantian udara
dengan baik, ruangan sekolah harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis
c. Ventilasi pada ruangan sekolah sesuai peruntukan seperti pada tabel berikut:
No. Ruang/Unit Luas Lubang
Ventilasi
terhadap Lantai
Keterangan
1. Ruang kelas 20%
2. Ruang guru 10%
3. Ruang bimbingan dan
konseling
10%
4. Ruang UKS 10%
5. Sekitar tangga 20%
6. Ruang Laboratorium 20%
7. Ruang perpustakaan 20% Dilengkapi
dengan
exhaustfan
8. Warung sekolah atau kantin 30%
9. Toilet 10%
10. Ruang ibadah 20%
8
7. Kebisingan
Kebisingan di sekolah tidak boleh melebihi 45 dB(A)
8. Fasilitas sanitasi sekolah
a. Air bersih
1. Tersedia bersih 15 liter per orang per hari
2. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
Kep.Men.Kes Nomor 416 tahun 1990, tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air
3. Jarak sumur atau sarana air bersih dengan sumber pencemaran (sarana
pembuangan air limbah, septic tank, tempat pembuangan sampah akhir,
dll) minimal 10m.
b. Toilet (kamar mandi, wc, dan urinoir)
1. Letak toilet harus terpisah daru ruang kelas, ruang UKS, ruang guru,
perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling
2. Tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan
3. Proporsi jumlah WC/urinoir adalah 1 WC untuk 40 siswa dan 1 WC
untuk 25 orang siswa.
4. Toilet harus dalam keadaan bersih.
5. Lantai toilet tidak ada genangan air
6. Tersedia lubang penghawaan yang langsung berhubungan dengan udara
luar
7. Bak penamoung air harus tidak menjadi tempat perindukan nyamuk
c. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
1. Tersedia saluran pembuangan air limbah yang terpisah dengan saluran
penuntasan air hujan.
2. Saluran pembuangan air limbah harus terbuat dari bahan kedap air dan
tertutup
3. Keberadaan SPAL tidak mencemari lingkungan
9
4. Tersedia saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat
kesehatan kedap air, tertutup dan airnya dapat mengalir dengan lancar
5. Air limbah dibuang melalui tangki saptic dan kemudian diserapkan ke
dalam tanah
6. Pembuangan air limbah dari laboratorium, dapur, dan wc harus
memenuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup, dan diberi bak control
pada jarak tertentu supaya mudah dibersihkan bila terjadi penyumbatan
sehingga dapat mengalir dengan lancar.
d. Sarana pembuangan sampah
1. Di setiap ruangan harus tersedia tempat sampah yang dilengkapi dengan
tutup.
2. Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) dari seluruh
ruangan untuk memudahkan pengakutan atau pemusnaan sampah
3. Peletakkan tempat pembuangan atau pengumpulan sampah sementara
dengan ruang kelas berjarak minimak 10meter.
9. Sarana olahraga dan sarana ibadah
1. Tersedia akses dengan tempat olahraga
2. Tersedia akses dengan tempat ibadah
10. Halaman
a. Lahan sekolah harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar
yang kuat dan aman
b. Halaman sekolah harus selalu dalam keadaan bersih, tidak becek dan tidak
menjadi tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang
pengerat dan binatang penganggu lainnya.
c. Tersedia akses tempat parkir kendaraan
d. Ada tempat untuk upacara
e. Tersedia lahan untuk apotik hidup
f. Tersedia saluran penuntasan air hujan yang diresapkan ke dalam tanah atau
dialirkan ke saluran umum.
11. Bebas jentik nyamuk
10
a. Lingkungan sekolah harus bebas jentik nyamuk
b. Kepadatan jentik nyamuk Aedes Aegypti yang diamati melalui indeks
container di dalam lingkungan sekolah harus nol
c. Di setiap ruangan pada siang hari, harus terlihat terang untuk menghindari
ruangan sebagai tempat peristirahatan nyamuk
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengumpulan Data
3.1.1 Pengumpulan Data SDN Lawang 6
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasional. Teknik ini dilakuakn
dengan cara pengamatan, yang dilakukan pada SDN 6 lawang, Malang. Pada tanggal
21 September 2015. Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan
berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang
sedang berjalan.
Pada teknik ini mempunyai kekurangan dan kelebihan sebagai berikut :
A. Kelebihan:
1. Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan
yang tinggi. Kadang observasi dilakukan untuk mengecek validitas dari data
yang telah diperoleh sebelumnya dari individu-individu.
2. Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, pekerjaan-pekerjaan
yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan.
3. Dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata
letak fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.
4. Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.
B. Kekurangan:
1. Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga
akan melakukan pekerjaannya dengan tidak semestinya.
2. Pekerjaan yang sedang diamati mungkin tidak mewakili suatu tingkat
kesulitan pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu
dilakukan atau volume-volume kegiatan tertentu.
3. Dapat mengganggu proses yang sedang diamati.
12
4. Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik
dari biasanya dan sering menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.
3.1.2 Pengumpulan Data Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasional. Teknik ini
dilakuakn dengan cara pengamatan, yang dilakukan pada AKADEMI FARMASI
PUTRA INDONESIA, Malang. Pada tanggal 30 September 2015. Observasi adalah
pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau
pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.
Pada teknik ini mempunyai kekurangan dan kelebihan sebagai berikut :
A. Kelebihan:
1. Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan
yang tinggi. Kadang observasi dilakukan untuk mengecek validitas dari data
yang telah diperoleh sebelumnya dari individu-individu.
2. Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, pekerjaan-pekerjaan
yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan.
3. Dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata
letak fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.
4. Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.
B. Kekurangan:
1. Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga
akan melakukan pekerjaannya dengan tidak semestinya.
2. Pekerjaan yang sedang diamati mungkin tidak mewakili suatu tingkat
kesulitan pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu
dilakukan atau volume-volume kegiatan tertentu.
3. Dapat mengganggu proses yang sedang diamati.
4. Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik
dari biasanya dan sering menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.
13
3.2 Hasil
3.2.1 Hasil SDN Lawang 6
INSTRUMEN PENILAIAN KESEHATAN LINGKUNGAN INSTITUSI
PENDIDIKAN
Nama Tempat : SDN 6 Lawang
Alamat : Jalan Ngamarto Indah
Kabupaten/Kota : Kabupaten Malang
Provinsi : Jawa Timur
N
O
Kriteria Penilaian Penilaian Catatan
Ya Tidak
1 Kebersihan Dan Kerapian Ruangan
a. Bersih:
Tidak ada coretan di meja murid
dan guru
√ Di meja murid banyak
coretan dan kondisi
meja kurang layak
Tidak ada bekas bocor lama √
Tidak ada sampah atau kotoran di
lantai
√
Tidak ada coretan di dinding √
Tidak ada debu √ Masih banyak debu
akibat kondisi
lingkungan yang
sangat panas dan
14
kurangnya persediaan
air
Tidak ada sarang laba-laba √
Lantai ruang belajar kedap air √ Sebagian ruang kelas
tidak memiliki lantai
yang kedap air
Lantai tidak ada retakan √
Dinding tidak ada retakan √
Dinding bahan kuat √
Pemeliharaan Kebersihan Ruang
kelas
√
b. Rapih
Buku dan berkas tersusun rapih
pada tempatnya
√
Adanya taplak meja √
Adanya rak buku di ruangkelas √
c. Atap
Atap tidak bocor √
Atap Kuat √
15
d. Ventilasi
luas lubang ventilasi ≥ 20 % dari
luas lantai
√
Letak ventilasi di dua sisi dinding
berhadapan atau AC berfungsi
√
e. Pencahayaan
Terang dengan bantuan lampu atau
terang alami (bisa membaca dengan
jarak 30cm daru buku)
√
f. Pemeliharaan
Adanya pemeliharaan ruang
kelas
√ Pemeliharaan ruang
kelas dilakukan oleh
tukang kebun yang
membersikan setiap
hari seusai ruang kelas
dipakai
2 Akses tempat cuci tangan √ Tidak memiliki sarana
tempat cuci tangan
a. Penggunaan air tempat cuci
tangan
Dengan air mengalir(dengan
menggunakan gayung atau kran)
Ada sabun di semua tempat cuci
tangan
16
3 Tempat sampah di dalam atau di
luar
a. Adanya tempat sampah √ Namun tempat
sampah yang terdapat
pada ruang kelas
sebagian bukan
tempat sampah yang
asli, namun benda lain
misalnya tong yang
dialih fungsikan
sebagai tempat
sampah
b. Berpenutup √ Tidak semua tempat
sampah memiliki
penutup
c. Mudah dibuka √ Sebagian tempat
sampah yang
berpenutup mudah
dibuka
d. Kuat dan tidak mudah bocor √
e. Terhindar dari sinar matahari,
hujan dan angina
√ Sebagian tempat
sampah peletakannya
terkena sinar
matahari, hujan , dan
angina
f. Pemilihan sampah dibedakan
menjadi sampah organic dan
anorganik
√
g. Untuk tempat sampah organic
maka dilapisi plastic
√
17
h. Tidak menjadi sarang dan
tempat berkembang vector
√ Pada tempat sampah
yang terletak di luar
kelas memiliki
kemungkinan sebagai
sarang vector
i. Letak dan jumlah tempat
sampah di setiap ruangan
√
j. Tempat pengumpulan sampah
tertutup
√ Letak tempat
pengumpulan sampah
di area terbuka yang
terletak dibelakang
ruang kelas
k. Adanya pemusnaham sampah √ Pemusnahan sampah
biasanya di lakuakan
dengan cara di bakar
4 Kerindangan lingkungan
a. Terdapat tanaman hias √ Tetapi jumlah
tanaman hias sangat
kurang sehinga kurang
memenuhi nilai
kerindangan
b. Terdapat tanaman yang manfaat √ Hanya 1 jenis
tanaman yang
bermanfaat.
c. Adanya pagar pembatas antara
jalan umum dan pekarangan
√
d. Terdapat himbauan tertulis atau
poster kelas
√
e. Adanya pemeliharaan tanaman √ Pemeliharaan tanaman
di kaukan oleh
18
petugas sekolah
f. Adanya taman sekolah √
g. Bersih dan tidak berdebu
Rapi
Bersih
√ Hanya 1 sampah yang
terdapat pada halaman
luar
h. Adanya pemeliharaan halaman
lingkungan sekolah
√
i. Pemeliharaan halaman sekolah
Adanya pemeliharaan halaman
sekolah
√
5. Program kesehatan lingkungan
a. Adanya lombah kelas bersih √
b. Adanya kegiatan pengurangan
sampah pihak yang terlibat
dalam pengolahan sampah
√
c. Pemberiatahuan pengolahan
sampah
√
6 Kantin √ Pihak sekolah tidak
memiliki kantin
sekolah, hanya ada
bedak penjual yang
tidak memenuhi syarat
kantin yang akan di
jelaskan dibawah
a. Tempat memasak dipisah
b. Kebersihan lantai kantin
c. Kebersihan dinding
d. Kebersihan alat makan
19
e. Tidak ada lalat
f. Tidak ada kecoa
g. Sumber air
h. Ventilasi kantin
i. Kesehatan penjual
- Sehat dan tidak ada luka
- Pakaian bersih
3.2.2 Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang
INSTRUMEN PENILAIAN KESEHATAN LINGKUNGAN INSTITUSI
PENDIDIKAN
Nama Tempat : Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang
Alamat : Barito 6 Malang
Kabupaten/Kota : Malang
Provinsi : Jawa Timur
N
O
Kriteria Penilaian Penilaian Catatan
Ya Tidak
1 Kebersihan Dan Kerapian Ruangan
a. Bersih:
Tidak ada coretan di meja murid
dan guru
√
Tidak ada bekas bocor lama √
Tidak ada sampah atau kotoran di
lantai
√
20
Tidak ada coretan di dinding √
Tidak ada debu √
Tidak ada sarang laba-laba √
Lantai ruang belajar kedap air √
Lantai tidak ada retakan √
Dinding tidak ada retakan √
Dinding bahan kuat √
Pemeliharaan Kebersihan Ruang
kelas
√
b. Rapih
Buku dan berkas tersusun rapih
pada tempatnya
√
Adanya taplak meja √
Adanya rak buku di ruangkelas √
c. Atap
Atap tidak bocor √
21
Atap Kuat √
d. Ventilasi
luas lubang ventilasi ≥ 20 % dari
luas lantai
√
Letak ventilasi di dua sisi dinding
berhadapan atau AC berfungsi
√
e. Pencahayaan
Terang dengan bantuan lampu atau
terang alami (bisa membaca dengan
jarak 30cm daru buku)
√
f. Pemeliharaan
Adanya pemeliharaan ruang
kelas
√ Dilakukan oleh
petugas
2 Akses tempat cuci tangan √ Tidak ada tempat cuci
tangan
a. Penggunaan air tempat cuci
tangan
Dengan air mengalir(dengan
menggunakan gayung atau kran)
Ada sabun di semua tempat cuci
tangan
3 Tempat sampah di dalam atau di
luar
a. Adanya tempat sampah √
22
b. Berpenutup √
c. Mudah dibuka √
d. Kuat dan tidak mudah bocor √
e. Terhindar dari sinar matahari,
hujan dan angina
√
f. Pemilihan sampah dibedakan
menjadi sampah organic dan
anorganik
√
g. Untuk tempat sampah organic
maka dilapisi plastic
√
h. Tidak menjadi sarang dan
tempat berkembang vector
√
i. Letak dan jumlah tempat
sampah di setiap ruangan
√
j. Tempat pengumpulan sampah
tertutup
√ Tidak ada tempat
pengumpulan tempat
sampah sementara
karena letak akademi
dekat dengan
peruahan, jadi
pengangkutan sampah
dilakukan setiap hari
k. Adanya pemusnaham sampah √ Pemusnahan
dilakukan oleh
pengangkut sampah
bukan pihak akademi
4 Kerindangan lingkungan
a. Terdapat tanaman hias √ Jumlah tanaman hias
sangat minim
23
b. Terdapat tanaman yang manfaat √
c. Adanya pagar pembatas antara
jalan umum dan pekarangan
√
d. Terdapat himbauan tertulis atau
poster kelas
√
e. Adanya pemeliharaan tanaman √ Pemeliharaan tanaman
dilakuakn oleh
petugas kebersihan
AKFAR
f. Adanya taman sekolah √
g. Bersih dan tidak berdebu
Rapi
Bersih
h. Adanya pemeliharaan halaman
lingkungan sekolah
i. Pemeliharaan halaman sekolah
Adanya pemeliharaan halaman
sekolah
5. Program kesehatan lingkungan √ Pada tingkat
perguruan tinggi pada
umumnya tidak ada
program kesehatan
lingkungan
a. Adanya lombah kelas bersih
b. Adanya kegiatan pengurangan
sampah pihak yang terlibat
dalam pengolahan sampah
c. Pemberiatahuan pengolahan
24
sampah
6 Kantin
a. Tempat memasak dipisah √ Tetapi tidak ada
dinding pembatas,
kantin pada akademi
adalah kantin terbuka
b. Kebersihan lantai kantin √ Lantai kantin terbuat
dari bahan yang tidak
kedap air
c. Kebersihan dinding √ Banyak kotoran bekas
minyak pada dinding
kantin
d. Kebersihan alat makan √
e. Tidak ada lalat √
f. Tidak ada kecoa √ Tempat penyimpanan
makanan yang terbuka
memudahkan kecoa
masuk
g. Sumber air √ Sumber air yang ada
menggunakan PDAM
dan air tanah
h. Ventilasi kantin √ Kantin terbuka
i. Kesehatan penjual
- Sehat dan tidak ada luka
- Pakaian bersih
√
25
3.3 Analis
3.3.1 Analisis SDN Lawang 6
Pada hasil observasi dengan teknik pengamatan banyak aspek yang tidak
terpenuhi dari SDN 6 Lawang. Terutama aspek penyediaan tempat cuci tangan, para
siswa harus cuci tangan di kamar mandi, tetapi kondisi kamar mandi yang di katakana
kurang layak bagi sarana di suatu institusi pendidikan. Kesulitan air pada daerah
tersebut juga menjadi kendala utama bagi sarana MCK dan cuci tangan pada sekolah
tersebut. Jumlah MCK sudah sesuai dengan jumlah siswa, namun kondisi kamar
mandi yang tidak memenuhi syarat kamar mandi yang sehat tidak terpenuhi. Tidak
adanya program yang mencanagkan kebersihan lingkungan sekolah membuat kondisi
sekolah kurang memenuhi syarat sekolah sehat. Fungsi dari adanya program yang
mencanagkan kebersihan antar kelas membuat para siswa bisa menjaga lingkungan
sekolah mereka. Dengan adanya program tersebut semua warga sekolah dapat ikut
serta menjaga lingkungan dan memenuhi syarat sekolah sehat lainnya. Kurang
tersedianya sarana prasarana seperti tempat sampah yang layak dan cukup, tempat
cuci tangan, atau pada pemenuhan aspek kerindangan dapat di penuhi ketika ada
lomba kebersihan antar kelas. Para siswa akan tertarik jika ada reword yang didapat
pada kegiatan tersebut, dengan begitu perilaku mereka untuk menjaga lingkungan
sekolah agar tetap bersih dan sehat secara tidak alangsung akan tertanam pada diri
mereka.
Pada aspek kantin seharusnya pihak sekolah melapor pada Dinas Pendidikan
pemerintahan sekitar untuk mengajukan pengadaan kantik yang layak bagi para
siswa. Serta pengajuan pengadaan tempat pembuangan sampah yang tertutup. Para
pengurus sekolah juga dapat mempelajari bagaimana cara pengolahan sampah yang
benar dan cara pemanfaatan sampah yang masih berguna sebagai ketrampilan para
siswa.
26
3.3.2 Analisis Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang
Pada hasil pengamatan didapatkan sebuah pengamatan mengenai sanitasi pada
AKFAR PUTRA INDONESIA Malang, yakni pada aspek lantai lorong sekolah
kurang terjaga, serta kebersihan kantin juga kurang. Kondisi kantin tidak memenuhi
syarat Institusi pendidikan yang sehat, lantai, dinding serta ruangan memasak yang
terbuka tidak menghindarkan vector penyakit dapat masuk. Pada aspek kerindangan
sangat kurang karena tidak terdapat taman sekolah, dan minimnya tanaman yang ada.
Kamar mandi yang kurang terjaga juga tidak memenuhi syarat kamar mandiyang
sesuai. Pada aspek ruang kelas sudah memenuhi syarat ruang belajar yang sehat dan
bersih. Hanya saja tidak terdapat tempat sampah pada ruang belajar. Pada aspek
ruang kelas hanay aspek tidak adanya taplak pada meja guru.
System pemusnahan sampah pada AKFAR tersebut yaitu dilakukan oleh petugas
kebersihan daerah setempat karena lokasi AKFAR terletak pada area perumahan, jadi
pemusnahan dan penganggutan sampah dilakukan secara rutin setiap hari.Pada aspek
pemenuhan tempat sampah ada yang tidak terpenuhi yaitu tidak ada pemisah antara
tempat sampah bahan organic dan anorganik, tempat sampah menjadi satu.
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Kesimpulan SDN Lawang 6
Pada penjelasan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa sekoalh
tersebut banyak aspek yang kurang memenuhi syarat sekolah sehat atau syarat
sanitasi institusi pendidikan yang layak. Kunci dari semua kekuarangan adalah
program yang mencanagkan program kebersihan bagi seluruh warga sekolah.
Dengan adanya program tersebut upaya utuk pemenuhan kebersihan akan
dilakukan setiap warga sekolah. Dengan begitu syarat sanitasi intitusi pendidikan
yang layak dan sesuai kriteria dapat terenuhi. Dengan pemenuhan kondisi
lingkungan yang bersih dan sehat akan mendukung kenyamanan para warga
sekolah untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.
4.1.1 Kesimpulan Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang
Pada hasil analisi dapat ditarik kesimpulan, sanitasi pada AKADEMI
FARMASI PUTRA INDONESIA hampir memenuhi syarat, hanya sebagian kecil
aspek saja yang harus diperbaiki, yang terutama dapat mengubah keadaan
tersebut adalah Self Hygine pada masing-masing siswa, serta pembangunan
kantin yang tertutup agar terhindar dari vector penyakit, serta perubahan lantau
kedap air pada kantin.
4.2 Saran
4.2.1 Saran SDN Lawang 6
1. Pihak sekolah diharapkan membuat program lomba kebersihan antar kelas
dengan memberikan reward, agar setiap warga sekolah ikut serta menjaga
sanitasi atau lingkungan sekolah mereka, serta melengkapi sarana prasarana
seperti pengadaan tempat sampah yang layak.
28
2. Mengajukan proposal kepada Dinas Pendidikan setempat untuk pengadaan
kantin dan tempat penampungan sementara
4.2.2 Saran Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang
1. Penerapan self hygine pada masing-masing siswa
2. Perbaikan kantin pada aspek ruang dan lantai
3. Pengadaan tanaman yang cukup.
4. Pengadaan tempat sampah organic dan anorganik
29
LAMPIRAN SDN LAWANG 6
30
31
32
33
34
35
36
LAMPIRAN AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG
37
38
39
40
41
42
43
DAFTAR PUSTAKA
UNICEF.2012.Air Bersih, Sanitasi, dan Kebersihan.(Online).
http://www.unicef.org/indonesia/id/A8_-
_B_Ringkasan_Kajian_Air_Bersih.pdf. Diakses 19 Oktober 2015
Dina.2014.Studi tentang Sanitasi Lingkungan Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat. (Online).
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=182131&val=6306&title =STUDI%20TENTANG%20SANITASI
%20LINGKUNGAN%20SEKOLAH %20DASAR%20NEGERI
%20DI%20KECAMATAN%20SUNGAI%20BER EMAS
%20KABUPATEN%20PASAMAN%20BARAT. Diakses 19 Oktober
2015
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2014.Panduan Pembinaan Sekolah
Dasar Bersih dan Sehat( SD Bersih Sehat)
Hatmoko.2010.Perilaku Sehat Anak Sekolah di SD Negeri 1 Sekaran
Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. (Online).
http://core.ac.uk/download/pdf/12347345.pdf. Diakses 19 Oktober
2015
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1429 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolahs
44