laporan skenario a blok 21 print.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok dokter keluarga adalah blok dua puluh satu pada semester 7 dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang
memaparkan kasus mengenai dokter keluarga.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan
metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Putri Rizki
Waktu : Senin, 10 november 2014
Rabu, 12 november 2013
Moderator : Andreas Syahputra
Sekretaris meja : Tri Anggun Utami
Sekretaris papan : Putra Manggala
Rules Tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan
pendapat
3. Berbicara yang sopan dan penuh tata krama.
2.2 Skenario A blok XXI
Dokter Rudi pada mulanya belum menerapkan prinsip-prinsip
pelayanan kedokteran keluarga sehingga mengakibatkan klienya tidak
puas. Banyak kliennya sering berpindah-pindah dokter. Bila ada kliennya
yang memelurkan konsultasi lebih lanjut, ia sering langsung merujuk ke
RS tipe A atas permintaan kliennya.
Dalam menjalankan praktek dokter layanan primer tarhadap klien,
kinerja dr. Rudi tidak menjalankan rekam medis dengan lengkap sehingga
ia merasa tidak puas apakah ia berhasil memelihara kesehatan klienya.
selain itu dia lupa bahwa dalam pelayanannya ada peran keluarga terhadap
kesehatan klien dan sebagainnya.
Sebagai contoh, dokter rudi belum berhasil menenrapkan prinsip-
prinsip pelayanan dokter keluarga dalam menangani kasus kelainan kulit
scabie slah seorang kliennya. Klien tersebut tidak sembuh meski sudah
menjalani pengobatan berulang kali, bahkan kasus tersebut juga menular
pada anggota keluarga yang lain.
2
I. Klarifikasi Istilah
1. Konsultasi: perundingan antara pemberi dan penerima layanan
kesehatan yang bertujuan mencari penyebab timbulnya penyakit
dan cara pengobatannya.
2. Dokter layanan keluarga: penjelasan dokter yang menyeluruh
memuatkan keluarga sebagai satu unit dimana tanggung jawaab
dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi umur/JKpasien.
3. RS tipe A: merupakan rumah sakit yang telah mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis sehingga oleh
pemerintah ditetapkan oleh pemerintah sebagai rujukan tertinggi.
4. Scabies: penyakit kulit menular, akibat tungau penyebab gatal
Sercaptes Scabies
5. Dokter Pelayanan primer: dokter / tempat pertama pasien di system
pelayanan kesehatan untuk menyelesaikan semua masalah
kesehatan yang dihadapi tanpa memandang organ penyakit, usia,
jenis kelamin, dan sedapat mungkin secara paripurna serta
kolaborasi dengan professional kesehatan lainnya, dan
menggunakan prinsip layanan yang efektif dan efisien serta
menjunjung tinggi etika dan moral.
II. Identifikasi Masalah
1. Dokter Rudi pada mulanya belum menerapkan prinsip-prinsip
pelayanan kedokteran keluarga sehingga mengakibatkan klienya
tidak puas. Banyak kliennya sering berpindah-pindah dokter.
2. Bila ada kliennya yang memelurkan konsultasi lebih lanjut, ia
sering langsung merujuk ke RS tipe A atas permintaan kliennya.
3. Dalam menjalankan praktek dokter layanan primer terhadap klien,
kinerja dr. Rudi tidak menjalankan rekam medik dengan lengkap
sehingga ia merasa tidak puas apakah ia berhasil memelihara
kesehatan klienya. selain itu dia lupa bahwa dalam pelayanannya
ada peran keluarga terhadap kesehatan klien dan sebagainnya.
3
4. Sebagai contoh, dokter Rudi belum berhasil menenrapkan prinsip-
prinsip pelayanan dokter keluarga dalam menangani kasus kelainan
kulit scabie salah seorang kliennya. Klien tersebut tidak sembuh
meski sudah menjalani pengobatan berulang kali, bahkan kasus
tersebut juga menular pada anggota keluarga yang lain.
III. Analisis Masalah
1. Dokter Rudi pada mulanya belum menerapkan prinsip-prinsip
pelayanan kedokteran keluarga sehingga mengakibatkan klienya
tidak puas. Banyak kliennya sering berpindah-pindah dokter
a. Apa yang dimaksud dengan pelayanan kedokteran keluarga?
jawab:
Pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan
pelayanannya pada keluarga sebagai suatu unit dimana tanggung
jawab dokter terhadap pelayanann kesehatan tidak dibatasi oleh
golongan umuratau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ
tubuh atau jenis penyakit tertentu (The American Academy of
Family Physician, 1969).
b. apa saja prinsip-prinsip pelayanan kedokteran keluarga?
jawab:
Prinsip – prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia
mengikuti anjuran WHO dan WONCA yang mencantumkan
prinsip – prinsip ini dalam banyak terbitannya. Prinsip – prinsip
ini juga merupakan simpulan untuk dapat meningkatkan kualitas
layanan dokter primer dalam melaksanakan pelayanan
kedokteran. Prinsip – prinsip pelayanan / pendekatan kedokteran
keluarga adalah memberikan / mewujudkan :
1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif
2. Pelayanan yang kontinu
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian
integral dari keluarganya
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan
kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat
dipertanggungjawabkan
9.Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
(Prasetyawati,2010)
c. apa saja kompetensi menjadi dokter keluarga?
jawab:
Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam
Standar Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun oleh
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah:
1. Kompetensi Dasar
a. Keterampilan Komunikasi Efektif
b. Keterampilan Klinik Dasar
c. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik,
ilmu klinik, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam
praktek kedokteran keluarga.
d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada
individu, keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang
komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir,
dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan
Primer.
e. Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola
informasi
f. Mawas diri dan pengembangan diri/belajar sepanjang
hayat
5
g. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik
2. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu
Utama
a. Bedah
b. Penyakit Dalam
c. Kebidanan dan Penyakit Kandungan
d. Kesehatan Anak
e. THT
f. Mata
g. Kulit dan Kelamin
h. Psikiatri
i. Saraf
j. Kedokteran Komunitas
3. Keterampilan Klinis Layanan Primer Lanjut
a. Keterampilan melakukan “health screening”
b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
c. Membaca hasil EKG
d. Membaca hasil USG
e. BTLS, BCLS, dan BPLS
4. Keterampilan Pendukung
a. Riset
b. Mengajar kedokteran keluarga
5. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu
Pelengkap
a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif
6. Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinik
a. Manajemen klinik dokter keluarga (Prasetyawati,2010)
6
d. apa saja hak dan kewajiban dokter dan pasien ?
jawab:
Hak dan kewajiban dokter
UU no. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 50 dan
51, hak dan kewajiban dokter:
Hak
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan
tugas sesuai standar profesi dan standar operasional
prosedur.
2. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan
standar operasional prosedur.
3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien
atau keluarganya.
4. Menerima imbalan jasa.
Kewajiban
1. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan
standar operasional prosedur serta kebutuhan medis.
2. Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan/pengobatan, bisa merujuk
pasien ke dokter/sarana kesehatan lain yang mempunyai
kemampuan lebih baik.
3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
pasien, bahkan setelah pasien itu meninggal dunia.
4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain yang mampu
melakukannya.
5. Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.
UU no. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 52 dan
53, hak dan kewajiban pasien:
7
Hak
1. Mendapatkan penjelasan lengkap tentang rencana tindakan
medis yang akan dilakukan dokter.
2. Bisa meminta pendapat dokter lain (second opinion).
3. Mendapat pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan.
4. Bisa menolak tindakan medis yang akan dilakukan dokter
bila ada keraguan.
5. Bisa mendapat informasi rekam medis.
Kewajiban
1. Memberikan informasi yang lengkap, jujur dan dipahami
tentang masalah kesehatannya.
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter.
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan
kesehatan.
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
(UU praktik kedokteran,2010).
e. Apa tujuan dan manfaat pelayanan kedokteran keluarga?
Jawab:
Tujuan pelayanan dokter keluarga
Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat
luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan
atas dua macam (azwar, 1995) :
1. Tujuan umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama
dengan tujuan pelayanan kedokteran dan atau pelayanan
kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya keadaan
sehat bagi setiap anggota keluarga.
2. Tujuan khusus
Sedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat
dibedakan atas dua macam :
8
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan
kedokteran yang lebih efektif.
Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya,
pelayanan dokter keluarga memang lebih efektif.ini
disebabkan karena dalam menangani suatu masalah
kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan
yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia
seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota
keluarga dengan lingkungannya masing-masing. Dengan
diperhatikannya berbagai faktor yang seperti ini, maka
pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat dilakukan
secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah
kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan
kedokteran yang lebih efisien.
Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya,
pelayanan dokter keluarga juga lebih mengutamakan
pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit,
maka berarti angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila
dapat dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar
dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga
ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Karena salah satu keuntungan dari
pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya
tindakan dan atau pemeriksaan kedokteran yang berulang-
ulang, yang besar peranannya dalam mencegah
penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah
diketahui selalu bersifat terbatas.
9
Manfaat Pelayanan Dokter Keluarga
Apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan
dengan baik, akan banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat
yang dimaksud antara lain adalah (Cambridge Research
Institute, 1976) :
1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit
sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan
yang disampaikan.
2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan
penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan.
3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya
akan lebih baik dan terarah, terutama ditengah-tengah
kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.
4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang
terpadu sehingga penanganan suatu masalah kesehatan
tidak menimbulkan berbagai masalah lainnya.
5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan,
maka segala keterangan tentang keluarga tersebut, baik
keterangan kesehatan dan ataupun keterangan keadaan
sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah
kesehatan yang sedang dihadapi.
6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang
mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial
dan psikologis.
7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit
dengan tata cara yang lebih sederhana dan tidak begitu
mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.
8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan
kedokteran canggih yang memberatkan biaya kesehatan.
(Prasetyawati,2010).
10
f. apa dasar hukum pelayanan kedokteran keluarga?
jawab:
Di Indonesia, falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila
ke-5 juga mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hak ini
juga termaktub dalam UUD 45 pasal 28H dan pasal 34, dan
diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti dengan
UU 36/2009 tentang Kesehatan. Dalam UU 36/2009 ditegaskan
bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau
g. bagaimana standar pelayanan kedokteran keluarga?
jawab:
1.Standar pmeliharaan kesehatan di klinik
a) standar pelayanan paripurna ( standard of comprehensif of
care)
pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
pencegahan penyakit dan proteksi khusus
deteksi dini
kuratif medik
rehabilitasi medik dan sosial
kemampuan sosial keluarga
etik medikolegal
b) standar pelayanan medis ( standard of medical care)
anamnesis , pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,
penegakkan diagnosis dan diagnosis banding , prognosis ,
konseling , konsultasi , rujukan , tindak lanjut , tindakan,
pengobatan rasional , pembinaan keluarga.
c) Standar pelayanan menyeluruh (standard of holistic of care)
11
- Pasien adalah manusia seutuhnya
- Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
- Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
d) Standar pelayanan terpadu ( standard of integration of care)
- Koordinator penatalaksanaan pasien
- Mitra dokter- pasien
- Mitra lintas sektoral medik
- Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik
e) Standar pelayanan berkesinambung ( standard of continuam
care )
- Pelayanan proaktif
- Rekam medik berkesinambung
- Pelayanan efektif pasien
- Pendampingan
2. Standar perilaku dalam praktik (standard of behaviour in
pratice)
a) Standar perilaku terhadap pasien
- Informasi memperoleh pelayanan
- Masa konsultasi
- Informasi medik menyeluruh
- Komunikasi efektif
- Menghormati dan kewajiban pasien dan dokter
b) Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (standard of
partners relationship in practice )
- Hubungan profesional dalam klinik
- Bekerja dalam tim
- Pemimpin klinik
c) Standar perilaku dengan sejawat ( standard of working with
colleagues)
- Hubungan profesional antar profesi
- Hubungan baik sesama dokter
12
- Perkumpulan profesi
d) Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik
- Mengikuti kegiatan ilmiah
- Program jaga mutu
- Partisipasi dalam kegiatan pendidikan
- Penelitian dalam praktik
- Penulisan ilmiah
e) Standar Partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang
kesehatan
- Menjadi anggota perkumpulan sosial
- Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat
- Partisipasi dalam penaggulangan bencana di sekitarnya
3. Standar pengelolaan praktik
a) Standar Sumber daya manusia
b) Standar management keuangan
c) Standar manajemen klinik
d) Standar sarana dan prasarana
e) Standar peralatan klinik
f) Standar proses-proses penunjang praktik
h. apa saja faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien?
Jawab:
Teori kepuasan menurut SERVQUAL meliputi: a) Reliability
atau kehandalan yaitu kemampuan untuk menampilkan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan akurat, b)
Assurance atau jaminan yaitu kompetensi yang dimiliki
sehingga membuat rasa aman, bebas risiko atau bahaya,
kepastian yang mencakup pengetahuan-sikap-perilaku, c)
Tangibles atau wujud nyata yaitu penampilan fisik, fasilitas,
peralatan, sarana informasi, petugas, d) Emphaty atau perhatian
yaitu sifat dan kemampuan untuk memberikan perhatian penuh,
13
kemudahan kontak, komunikasi yang baik, e) Responsiveness
atau kepedulian yaitu kemampuan untuk membantu konsumen
dan meningkatkan kecepatan pelayanan.
Teori kepuasan menurut Linder Pelt (1996) meliputi:
a. assesibility atau keterjangkauan
b. availability atau ketersediaan sumber daya
c. kontinuitas pelayanan
d. efektivitas
e. keuangan
f. humanitas
g. ketersediaan informasi
h. pemberian informasi
i. kenyamanan lingkungan
j. kompetensi petugas
(Suharmiati, dkk 2004)
Dalam kasus ini, banyak hal yang dapat mempegaruhi tingkat
kepuasan pasien, salah satunya komunikasi yang kurang baik
dan pengobatan yang belum menyeluruh serta tidak
berkesinambungan.
i. apa fungsi penerapan prinsip pelayanan kedokteran keluarga?
jawab:
Dokter Keluarga bukan barang baru; hanya mengembalikan
DPU ke khitahnya karena selama ini:
a. “Mistreated”
b. “Under utilized”
c. Termarginalkan oleh “sistem yang amburadul”
d. Tidak berkembang & substandar (PDKI, ASKES,
Jamsostek 2003)
14
PDKI mendukung upaya IDI untuk meningkatkan
porfesionalisme DPU yang meliputi 4 pilar yaitu:
a. Perilaku
b. Ilmu
c. Keterampilan
d. Kinerja
h. apa dampak belum diterapkannya pelayanan kedokteran
keluarga?
jawab:
Dokter Rudi tidak menerapkan prinsip-prinsip kedokteran
keluarga sehingga pasien merasa tidak puas akan pelayanan
kesehatan yang diberikan. Seharusnya dokter Akbar selaku
dokter keluarga tidak hanya memandang penderita sebagai
individu yang sakit tapi sebagai bagian dari unit keluarga dan
tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif
mengunjungi penderita atau keluarganya.
i. bagaimana kharakteristik pelayanan kedokteran keluarga ?
Jawab:
Pelayanan dokter keluarga mempunyai beberapa karakteristik
yang menurut para ahli dibedakan dan diuraikan sbb:
1. Lan R. McWhinney (1981):
a. Lebih mengikatkan diri pada kebutuhan pasien secara
keseluruhan, bukan pada disiplin ilmu kedokteran,
kelompok penyakit atau teknik-teknik kedokteran
tertentu.
b. Berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu
penyakit dengan berbagai faktor yang
mempengaruhinya.
15
c. Menganggap setiap kontak dengan pasiennya sebagai
suatu kesempatan untuk menyelenggarakan pelayanan
pencegahan penyakit atau pendidikan kesehatan.
d. Memandang dirinya sebagai masyarakay yang berisiko
tinggi.
e. Memandang dirinya sebagai bagian dari jaringan
pelayanan kesehtan yang tersedia di masyarakat
f. Diselenggarakan dalam suatu daerah domisili yang sama
dengan pasiennya,
g. Melayani pasien di tempat praktek, di rumah dan di
rumah sakit.
h. Memperhatikan aspek subjektif dari ilmu kedokteran.
i. Diselenggarakan oleh seorang dokter yang bertindak
sebagai manager dari sumber-sumber yang tersedia.
2. Lynn P. Carmichael (1973) menyusun karakteristik
pelayanan dokter keluarga tersendiri:
a. Berorientasi pada pencegahan penyakit serta pemeliharaan
kesehatan
b. Berhubungan dengan pasien sebagai anggota dari unit
keluarga, memandang keluarga sebagai dasar dari suatu
organisasi sosial dan atau suatu kelompok fungsional yang
saling terkait, pada mana setiap individu membentuk
hubungan tingkat pertama
c. Memanfaatkan pendekatan menyeluruh, berorientasi pada
pasien dan keluarganya dalam menyelenggarakan setiap
pelayanan kesehatan
d. Mempunyai keterampilan diagnosis yang andal serta
pengetahuan tentang epidemiologi untuk menentukan pola
penyakit yang terdapat di masyarakat dimana pelayanan
tersebut diselenggarakan, dan selanjutnya para dokter
yang menyelenggarakan pelayanan harus memiliki
16
keahlian mengelola berbagai penyakit yang ditemukan
dimasyarakat tersebut
e. Para dokternya memiliki pengetahuan tentang hubungan
timbal balik antara faktor biologis, sosial dan emosional
dengan penyakit yang dihadapi, serta menguasai teknik
pemecahan masalah untuk mengatasi berbagai penyakit
yang agak mirip atau tidak khas seperti berbagai penyakit
yang tergolong psikosomatik.
3. Menurut Debra P. Hymovick dan Martha Underwood
Barnards (1973)
a. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang lebih responsif serta
bertanggung jawab
b. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan pelayanan
kesehatan tingkat pertama (termasuk pelayanan darurat)
serta pelayanan lanjutan (termasu pengaturan rujukan)
c. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan
pencegahan penyakit dalam stadium dini serta peningkatan
derajat kesehatan pasien setinggi mungkin
d. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan akan
diperhatikannya pasien tidak hanya sebagai orang
perorang, tetapi juga sebagai anggota keluarga dan
anggota masyarakat
e. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan untuk
dilayaninya pasien secara menyeluruh dan dapat diberikan
perhatian kepada pasien secara lengkap dan sempurna,
jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang
disampaikan.
4. Menurut Ikatan Dokter Indonesia (1982)
IDI melalui muktamar ke 18 yang dilaksanakan di Surakarta
pada tahun 1982, merumuskan antara lain:
17
a. Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang
perorang, melainkan sebagai anggota satu keluarga dan
bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnya
b. Yangmemberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
dan memberikan perhatian kepada penderita secara
lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan
keluhan yang disampaikan
c. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna
meningkatnya derajat kesehatan seoptimal mungkin,
mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta
mengobati penyakit sedini mungkin
d. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut
sebaik-baiknya
e. Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan
kesehatan tingkat pertama dan bertanggu jawab pada
pelayanan kesehatan lanjutan
Pelayanan kedokteran keluarga mempunyai bebrapa
kharakteristik yang menurut para ahli dibedakan dan diuraikan.
beberapa pendapat tersebut secara umum dapat dibedakan atas
empat macam (Geyman,1971):
1. dokter keluarga sama dengan dokter umum
2. dokter keluarga adalah dokter spesialis
3 dokter keluarga adalah semua dokter yang
menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga
4 dokter keluarga tidak sama dengan dokter umum, tetapi
antara keduannya terdapat banyak kesamaan.
(Prasetyawati,2010).
18
j. apa saja ruang luang lingkup pelayanan kedokteran keluarga?
jawab:
1. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu pelayanan kedokteran
keluarga harus menyeluruh.
2. Sasaran pelayanan yaitu keluarga sebagai satu unit.
(Prasetyawati,2010).
2. Bila ada kliennya yang memelurkan konsultasi lebih lanjut, ia
sering langsung merujuk ke RS tipe A atas permintaan kliennya.
a. apa saja tipe –tipe rumah sakit?
jawab:
Di tinjau dari kemampuan yang dimiliki
Rumah Sakit kelas A : Rumah Sakit yg mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas. Oleh
pemerintah, Rumah Sakit tipe A ini telah ditetapkan sebagai
tempat pelayanan rujukan tertinggi atau sebagai Rumah
Sakit pusat
Rumah Sakit kelas B : Rumah Sakit yg mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis
terbatas. Direncanakan Rumah Sakit kelas B didirikan di
setiap ibukota propinsi yg menampung rujukan dari Rumah
Sakit kabupaten.
Rumah Sakit kelas C : Rumah Sakit yg mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Pada saat ini ada 4
macam pelayanan spesialis ini yg disediakan yakni
pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah,pelayanan
kesehatan anak serta pelayanan kebidanan dan kandungan.
Direncanakan akan didirikan disetiap ibukota kabupaten yg
menampung pelayanan rujukan dari puskesmas
Rumah Sakit kelas D : Rumah Sakit yg bersifat transisi
karena pada satu saat akan ditingkatkan menjadi Rumah
19
Sakit kelas C. Rumah Sakit ini hnya memberikan pelayanan
kedokteran umum dan kedokteran gigi. Menampung
pelayanan rujukan yg berasal dari puskesmas
Rumah Sakit kelas E : Rumah Sakit khusus yg
menyelenggaraka hanya satu macam pelayanan kedokteran
saja. Misalnya Rumah Sakit jiwa, Rumah Sakit kusta,
Rumah Sakit paru, Rumah Sakit kanker, Rumah Sakit
jantung, Rumah Sakit ibu & anak, dll. (sumber : buku
pengantar administrasi kesehatan)
b. bagaimana cara merujuk pasien?
jawab:
pada prinsipnya sistem rujukan berdasarkan kasusnya dibagi
menjadi dua yaitu kasus gawat darurat dan bukan kasus gawat
darurat.
Pasien dirujuk oleh dokter layanan primer jika SKDI untuk
penyakit yang diderita bukan kompetensi 4. Pasien dirujuk ke
spesialis yang relevan dan diberikan persetujuan terlebih dahulu
kepada pasien dan keluarga pasien. Dokter dituntut untuk
memberikan informasi yang jelas mengenai alasan pasien
dirujuk dan memberikan pengetahuan terhadap hal yang
mungkin terjadi bila pasien tidak dirujuk.
c. bagaimana cara memberikan konseling dokter kepada pasien?
Jawab:
tatacara pelayanan konseling
1. menyampaikan salam(great)
2. mangajukan pertanyaan dan menilai (ask and assess)
3. menyampaikan uraian sesuai dengan kebutuhan pasien(tell)
4. membantu pasien dalam mengambil keputusan(help)
20
5. menyampaikan penjelasan selengkapnya tentang berbagai
aspek yang terkait dengan keputusan yang telah diambil
(explain)
6. apabila penjelasan yang disampaikan telah dipandang cukup,
lanjutkan dengan menyelenggarakan pelayanan kedokteran
yang sesuai dengan cara penyelesaian masalah yang telah
diputuskan oleh pasien. (Prasetyawati,2010).
d. bagaimana tata cara konsultasi dalam pelayanan kedokteran
keluarga?
jawab:
tatacara konsultasi dalam pelayanan kedokteran banyak
macamnya. pada dasarnya tata cara tersebut dipengaruhi oleh
dua hal pokok. pertama, kepatuhan dokter terhadap kode etik
profesi yang telah disepakati bersama, kedua,sitem kesehatan,
terutama subsistem pembinaan kesehatan yang berlaku.
tatacara konsultasi formal:
1. alasan dilakukanya konsultasi harus dijelaskan selengkap-
lengkapnya kepada pasien.
2. dokter yang melakukan konsultasi harus berkomunikasi
secara langsung dengan tempat konsultasi
3. keteranga tentang pasien yang disampaikan pada waktu
konsultasi harus lengkap,tetapi tidak berlebihan.
4. sesuai dengan ketentuan kode etik profesi, seyoggianya
dokter yang dimintakan konsultasi bersedia memberikan
bantuan professional yang sesuai (Prasetyawati,2010).
d. apakah tindakan yang dilakukan dr Rudi dengan merujuk atas
permintaan pasien sudah bisa dibenarkan ?sebaiknya
bagaimana?
jawab:
21
tidak karena seorang dokter keluarga harus memiliki five star
doctor yaitu
1. community leader
2. decision maker
3. manager
4. health care provider
5. communicator
dokter rudi sebagai decision maker memberikan keputusan yang
kurang tepat jika menderita pasien skabies karena penyakit
skabies mampu ditatalaksana hingga tuntas oleh dokter umum.
Keputusan ini yterjadi karena dr rudi bukan sebagai
communicator yang handal karena tidak bisa meyakinkan
pasiennya untuk tidak dirujuk. Mengingat bahwa skabies bisa di
tangani sampai tuntas oleh dr Rudi
3. Dalam menjalankan praktek dokter layanan primer tarhadap klien,
kinerja dr. Rudi tidak menjalankan rekam medik dengan lengkap
sehingga ia merasa tidak puas apakah ia berhasil memelihara
kesehatan klienya. selain itu dia lupa bahwa dalam pelayanannya
ada peran keluarga terhadap kesehatan klien dan sebagainnya
a. apa manfaat dan tujuan rekam medis?
Jawab:
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 749 a tahun 1989
menyebutkan bahwa Rekam Medis memiliki 5 manfaat, yaitu :
1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
pasien
2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum
3. Bahan untuk kepentingan penelitian
4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan
5. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan
22
Menurut International Federation Health Organization (1992:2),
rekam medis disimpan dengan tujuan:
1. Fungsi komunikasi
Rekam medis disimpan untuk komonikasi diantara dua
orang yang bertanggungjawab terhadap kesehatan pasien
untuk kebutuhan pasien saat ini dan yang akan datang.
2. Kesehatan pasien yang berkesinambungan
Rekam medis dihasilkan atau dibuat untuk penyembuhan
pasien setiap waktu dan sesegera mungkin.
3. Evaluasi kesehatan pasien
Rekam medis merupakan salah satu mekanisme yang
memungkinkan evaluasi terhadap standar penyembuhan
yang telah diberikan.
4. Rekaman bersejarah
Rekam medis merupakan contoh yang menggambarkan
tipe dan metode pengobatan yang dilakukan pada waktu
tertentu.
5. Medikolegal
Rekam medis merupakan bukti dari opini yang yang
bersifat prasangka menegnai kondisi, sejarah dan
prognosi pasien.
6. Tujuan statistik
Rekam medis dapat digunakan untuk menghitung jumlah
penyakit, prosedur pembedahan dan insiden yang
ditemukan setelah pengobatan khusus.
7. Tujuan penelitian dan pendidikan
Rekam medis di waktu yang akan datang dapat
digunakan dalam penelitian kesehatan.(Sarake,2014)
23
b. apa isi yang tercantum di dalam rekam medik?
jawab:
Di Indonesia, isi rekam medis bisa dibagi menjadi dua, yaitu isi
rekam medik untuk pasien rawat jalan dan untuk pasien rawat
inap (Pasal 15 dan 16 Permenkes No.
749a/Menkes/Per/XII/1989).
Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan dapat dibuat
selengkap-lengkapnya dan sekurang-kurangnya memuat:
identitas, anamnesis, diagnosis, dan tindakan/pengobatan.
Sedangkan isi rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-
kurangnya memuat: identitas pasien, anamnesis, riwayat
penyakit, hasil pemeriksaan laboratorium, diagnosis,
persetujuan tindakan medik, tindakan/pengobatan, catatan
perawat, catatan observasi klinis dan hasil pengobatan dan
resume akhir dan evaluasi pengobatan.
c. apa dasar hukum rekam medis?
jawab:
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749S/Menkes/
PerXII/1989 tentang rekam medik / medical records adalah
berkas yang berisi catatan, dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan , pelayanan lain kepada
pasien pada sarana pelayanan kesehatan (pasal 1 huruf A)
d. apa peran keluarga terhadap kesehatan pasien?
jawab:
1. Komunikasi yang sehat dalam situasi ini, anggota keluarga
mempunyai kebebasan untuk mengeluarkan perasaan dan
emosinya
24
2. Otonomi individu ini termasuk kecocokan dengan
menggunakan kekuatan, saling terbuka antara suami dan
istri
3. Fleksibilitas saling memberi dan menerima dengan adaptasi
kebutuhan-kebutuhan pribadi dan penggantian situasi
4. Apresiasi saling menegur dan memuji atau memberikan
hadiah , sehingga anggota keluarga dapat mengembangkan
perasaan dari perasaan menghargai dirinya sendiri.
5. Pemberian semangat didalam keluarga akan menimbulkan
rasa aman jauh dari stres dan meningkatkan kesehatan
lingkungan. Dokter keluarga termasuk jaringan ini.
a. Waktu keluarga
b. Kepentingan dari hubungan suami-istri
c. Pertumbuhan kebutuhan
d. Nilai-nilai spiritual (keagamaan) (Prasetyawati,2010).
e. bagaimana peran kesehatan klien terhadap keluarga?
jawab:
1. Bentuk keluarga
Infertilitas membentuk keluarga inti tanpa anak
Penyakit jiwa (kelainan seksual: homoseksual) jika
membentuk keluarga, keluarga non-tradisional.
2. Fungsi keluarga
Jika kesehatan kepala keluarga (pencari nafkah) terganggu
mengganggu fungsi ekonomi dan fungsi pemenuhan
kebutuhan fisik keluarga
Jika kesehatan ibu rumah tangga terganggu mengganggu
fungsi afektif dan sosisalisasi
3. Siklus kehidupan keluarga
25
Infertilitas tidak mengalami siklus kehidupan keluarga yang
lengkap.Jika kesehatan suami istri memburuk kematian
cepat masuk ke dalam “tahap lenyapnya keluarga”.
f. apa perbedaan dokter keluarga dengan dokter layanan primer?
Jawab:
Dokter Keluarga (DK), Dokter Layanan Primer (DLP),
sebenarnya sama ranah krida pelayanannya yaitu Peleyanan
Kesehatan Primer
Dokter Layanan primer tempat kontak pertama secara personal
pasien dengan dokter, untuk menyelesaikan semua masalah
kesehatan secara personal, baik yang bersifat fisik maupun
psikologis, sedini dan sedapat mungkin, tanpa memandang
golongan usia, jenis kelamin, jenis penyakit, sistem organ,
maupun status sosial, secara komprehensif, kontinu, koordinatif
menggunakan pendekatan holistik sebatas kewenangan
layanan primer yang dimiliki.
DK : Deskripsi tentang pendekatan dalam menanganani
masalah medis (9 prinsip pelayanan DK)
Dokter Layanan Primer : Deskripsi peringkat kewenangan
(sebatas pelayanan primer)
g. bagaimana cara pengolahan rekam medik ?
jawab:
i. Perakitan (Assembling)
Menyusun lembaran-lembaran rekam medik pasien rawat
jalan dan pasien rawat inap.
ii. Koding (Coding)
Pemberian penetapan kode dengan menggunakan
huruf/angka atau kombinasi huruf dalam angka agar
mewakili komponen data. Tujuannya koding adalah
26
memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk
menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cidera,
gejala dan faktor yang mempengaruhi kesehatan. Contoh:
ICD-10.
iii. Indeksing
Membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat ke
dalam indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks),
tetapi dalam kartu indeks tidak boleh mencantumkan nama
pasien. Kegunaan indeksing yaitu agar mempermudah
mengambil rekam medik. Jenis indeks adalah indeks
pasien, indeks penyakit (diagnosis dan operasi), indeks
dokter, indeks kematian.
iv. Pelaporan Rumah Sakit
Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi
bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat,
tepat dan akurat, dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
laporan intern rumah sakit dan laporan ekstern rumah sakit.
v. Korespondensi Rekam Medik
Korespondensi rekam medis adalah surat menyurat yang
berhubungan dengan rekam medis, terbagi atas beberapa
jenis surat, yaitu: resume medis (berisi ringkasan pelayanan
yang diberikan oleh tenaga kesehatan), formulir asuransi
terkait dengan pelayanan kesehatan (formulir dari suatu
asuransi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh dokter), surat keterangan medis untuk izin
terbang (surat ini diberikan kepada pasien yang oleh
keadaan kesehatan yang harus melakukan penerbangan
keluar negeri).
27
4. Sebagai contoh, dokter Rudi belum berhasil menenrapkan prinsip-
prinsip pelayanan dokter keluarga dalam menangani kasus
kelainan kulit scabie slah seorang kliennya. Klien tersebut tidak
sembuh meski sudah menjalani pengobatan berulang kali, bahkan
kasus tersebut juga menular pada anggota keluarga yang lain.
a. apa tolak ukur kedokteran keluarga dalam memelihara
kesehatan pasien?
jawab:
Indikator keberhasilan pelayanan kedokteran keluarga
1) meningkatnya status kesehatan keluarga dengan
peningkatan kesehatan fisik, mental, dan social seluruh
anggota keluarga.
2) Meningkatnya peran serta setiap anggota keluarga
khususnya penanggung jawab keluarga dalam
menyelesaikan masalah kesehatan dirinya, social maupun
lingkungan keluarganya.
3) Adanya kemampuan keluarga untuk mengatasi
permasalahannya.
b. bagaimana mencegah penyakit kulit menular?
jawab:
seorang dokter keluarga dituntut untuk memberikan
komunikasi, informasi dan edukasi yang jelas kepada paasien
maupun keluarganya mengenai penyakit yang diderita.
Sehingga diharapkan keluarga mampu mencegah faktor risiko
dari skabies.
Faktor Risiko:
a. Masyarakat yang hidup dalam kelompok yang padat seperti
tinggal di asrama atau pesantren.
b. Higiene yang buruk.
c. Sosial ekonomi rendahseperti
28
c. bagaimana rantai penularan penyakit kulit?
jawab:
Jawab:
Fase Pre-Patogenesis Fase PatogenesisInteraksi penyebab, pejamu, dan lingkungan Reaksi pejamu terhadap stimulus
Stimulus Patogenesis dini perubahan dini
Masih kecil Penyakit lanjut kronis (penularan)
Sebelum orang mulai sakit interaksiPenyebab Pejamupenyakit (manusia)
Faktor Patogenesis SAKITLingkungan Stimulus penyakit
Dalam kasus ini, skabies merupakan penyakit kulit yang dapat ditularkan melalui interaksi atau kontak langsung barang-barang misalnya handuk, dsb.akibat kurangnya higiene personal ataupun keluarga. (Epidemiologi, 2008)
d. Bagaimana sebagai dokter keluarga menangani kasus penyakit
kulit scabies?
Jawab:
Penatalaksanaan kasus bertujuan mengidentifikasi masalah
klinis pada pasien dan keluarga serta faktor-faktor yang
berpengaruh, menyelesaikan masalah klinis pada pasien dan
keluarga, dan mengubah perilaku kesehatan pasien dan
keluarga serta partisipasi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan.
29
Dalam menetapkan masalah serta faktor yang mem-
pengaruhi, digunakan konsep Mandala of Health (Gambar 1).
Diagnosis holistik yang ditegakkan pada pasien adalah
sebagai berikut. Pada poin I, alasan kedatangan: gatal-gatal di
seluruh tubuh sejak satu tahun yang lalu dengan harapan
gatal-gatal bisa hilang dan tidak timbul lagi, keluarga
memiliki kekhawatiran penyakit gatal ini sulit disembuhkan.
Pada poin II, diagnosis kerja yang ditegakkan adalah skabies.
Pada poin III didapatkan masalah perilaku berupa higiene
pasien dan keluarga kurang serta perilaku berobat yang buruk.
Pada poin IV didapatkan masalah pendapatan keluarga yang
kurang dan tidak adanya tabungan kesehatan. Pada poin V
ditetapkan skala fungsional pasien derajat 3 yang sesuai
dengan usia pasien.
Tindakan yang dilakukan meliputi tindakan terhadap pasien,
keluarga, dan lingkungannya. Pada pasien dan keluarga
diberikan krim permetrin 5% yang dioleskan pada seluruh
tubuh (dari leher hingga ke ujung jari kaki), dan dilakukan
edukasi terhadap keluarga mengenai skabies (penyebab,
gejala, cara penularan, terapi), dan mengenai higiene pribadi
serta lingkungan. Keluarga diberikan motivasi untuk mencuci,
menjemur, dan menyeterika pakaian dan seprai yang
digunakan dalam 1 minggu terakhir.
Tindakan untuk mengatasi masalah lingkungan antara lain
dengan melakukan penyuluhan mengenai skabies yang
dihadiri oleh kader, wakil dari Puskesmas, dan para warga.
Pada kesempatan tersebut juga disampaikan pentingnya
menjaga higiene lingkungan dan perilaku berobat yang baik
30
5. Pandangan Islam
Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian
mengkhianati Allah dan Rasulullah (Muhammad SAW)
dan janganlah kalian mengkhianati amanah-amanah yang
dipercayakan kepada kalian sedang kalian dalam keadaan
mengetahui. (Q.S. Al-Anfal 27)
IV. Hipotesis
dr Rudi sebagai dokter layanan primer belum menerapkan prinsip-prinsip pelayanan kedokteran keluarga dan belum melaksanan pelayanan rekam medik dengan lengkap sehingga pemeliharaan kesehatan pasien belum terjamin
31
V. Kerangka Konsep
32
Belum menerapkan prinsip pelayanan kedokteran keluarga, konsultasi dokter-pasien serta sistem rujukan belum berjalan baik
Belum melaksanan rekam medik dengan lengkap
Pasien tidak sembuh
pemeliharaan kesehatan pasien belum terjamin
Dokter Layanan primer
Daftar Pustaka
Al-Qur’anul Karim dan Al- hadist
Eka, P.A. 2010. Kedokteran Keluarga. Rineka Cipta. Jakarta
Ikatan Dokter Indonesia, Kolegium Dokter, dan Dokter Keluarga Indonesia ,
Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia, 2007
Noor, N.N. 2008. Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta
PDKI, ASKES, Jamsostek 2003
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. 2006. Standar Pelayanan Dokter
Keluarga. Depok : Fakultas Kedokteran UI
Permenkes No.268 Tahun 2008
Sarake, M, Buku Aar rekam medis L KPP UNHAS(Diakses:www: Unhas.ac.id
tanggal 11 november 2014).
Suharmiati, 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan
Resonden... unduh ejournal.litbang.depkes.go.id. tanggal 11 November
2014
Undang-Undang Praktik Kedokteran, Edisi 2010, penerbit focus media:Bandung.
33