laporan skripsi identifikasi dan aspek biologirepository.ub.ac.id/12650/1/devita latifatul...

160
vi IDENTIFIKASI DAN ASPEK BIOLOGI RAJUNGAN DI PPI CAMPUREJO KECAMATAN PANCENG KEBUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR SKRIPSI Oleh: DEVITA LATIFATUL MUFADHILAH NIM. 145080200111016 PROGRAM STUDI PEMANFATAAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • vi

    IDENTIFIKASI DAN ASPEK BIOLOGI RAJUNGAN DI PPI CAMPUREJO KECAMATAN PANCENG

    KEBUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

    SKRIPSI

    Oleh:

    DEVITA LATIFATUL MUFADHILAH

    NIM. 145080200111016

    PROGRAM STUDI PEMANFATAAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

    DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

    2018

  • i

    IDENTIFIKASI DAN ASPEK BIOLOGI RAJUNGAN DI PPI CAMPUREJO KECAMATAN PANCENG

    KEBUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

    SKRIPSI

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

    Universitas Brawijaya

    Oleh:

    DEVITA LATIFATUL MUFADHILAH

    NIM. 145080200111016

    PROGRAM STUDI PEMANFATAAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

    DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

    2018

  • PERNYATAAN ORSINALITAS

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis tentang "Identifikasi dan

    Aspek Biologi Rajungan di PPI Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik, Jawa

    Timur" yang saya tulis ini benar merupakan karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan

    saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

    lain kecuali tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila

    kemuadian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil penjiplakan (plagiasi),

    maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut, sesuai hukum yang berlaku

    di Indonesia.

    Malang, 25 Juni 2018

    Penulis

    Devita L.M

  • RIWAYAT HIDUP

    Devita Latifatul Mufadhilah merupakan nama penulis skripsi ini,

    penulis lahir dari pasangan Bapak Samsul Huda dan Ibu Sulastri

    sebagai anak terakhir atau bungsu dari empat bersaudara. Penulis

    dilahirkan di Blitar, Jawa Timur pada tanggal 01 Mei 1995. Penulis

    menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Tawang Sari 01

    Garum pada tahun 2007, kemudian melanjutkan ke Sekolah

    Menengah Pertama di MTs NU Garum dengan tahun kelulusan

    2010, menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMKN 01 Blitar pada tahun 2014, dan

    akhirnya menempuh masa kuliah di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi

    Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.

    Penulis memperoleh Sertifikat Diklat dan Bakti Sosial dari Unit Kegiatan Mahasiswa

    (UKM) Universitas Brawijaya. Adanya keuletan, motivasi yang tinggi untuk terus belajar dan

    berusaha, penulis akhirnya telah berhasil menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Semoga

    dengan penulisan tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia

    pendidikan.

    Akhir kata, penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas

    terselesaikannya skripsi yang berjudul "Identifikasi dan Aspek Biologi Rajungan di PPI

    Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik, Jawa Timur".

  • iii

    Judul : IDENTIFIKASI DAN ASPEK BIOLOGI RAJUNGAN DI PPI

    CAMPUREJO KECAMATAM PANCENG KABUPATEN GRESIK,

    JAWA TIMUR

    Nama Mahasiswa : DEVITA LATIFATUL MUFADHILAH

    NIM : 145080200111016

    Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

    PENGUJI PEMBIMBING:

    Pembimbing 1 : Dr. Ir. Dewa Gede Raka W, MSc

    Pembimbing 2 : M. Arif Rahman, Spi, M.App. Sc

    PENGUJI BUKAN PEMBIMBING:

    Dosen Penguji 1 : Dr. Ir. Tri Djoko Lelono, M.Si

    Dosen Penguji 2 : Eko Sulkhani Yulianto, S.Pi, M.Si

  • iv

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Puji Syukur kepada Allah SWT, dengan rahmat dan pertolongannya penulis

    mampu menyelesaikan penyusunan laporan skripsi yang berjudul “Identifikasi dan

    Aspek Biologi Rajungan di PPI Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten

    Gresik, Jawa Timur”. Penulis ucapkan Terimakasih kepada:

    1. Dekan Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (Dr. Ir.

    Happy Nursyam, MS), Ketua Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

    dan Kelautan (Dr. Eng. Abu Bakar Sambah, S.Pi, MT) serta Ketua Program

    Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (Sunardi, ST,MT) atas kebijakan

    yang telah dibuat sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan hingga saat ini

    serta mampu menyelesaikan laporan hasil penelitian skripsi dengan baik.

    2. Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc selaku dosen pembimbing I dan

    Muhammad Arif Rahman, S.Pi. Mapp. Sc selaku dosen pembimbing II yang

    selalu memberikan motivasi, waktu, dan bimbingan agar laporan hasil Skripsi

    terselesaikan tepat waktu.

    3. Ayah, ibu dan saudara yang terus mendoakan dan mendukung dalam bentuk

    moral ataupun material untuk kelancaran dan kesuksesan setiap kegiatan.

    4. DKP (Dinas Kelautan Perikanan) Gresik yang telah memberi izin penelitian di

    PPI (Pelabuhan Pendaratan Ikan) Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten

    Gresik sebagai salah satu instansi yang berada di bawahnya.

    5. Bapak Rofiq selaku Kepala PPI Desa Campurejo kecamatan Panceng

    Kabupaten Gresik yang telah memberi izin tempat untuk penelitian.

    6. Rekan-rekan karyawan PPI Panceng (bapak Solikhun, ibu Aini SE, Nandir,

    bapak Abdullah, bapak Rifa’i) yang telah membantu dalam penelitian ini.

  • v

    7. Ibu Difa, bapak Hanafi, ibu Lisa, Hj Krima selaku bakul atau tengkulak rajungan

    yang telah memberikan izin untuk melakukan pengukuran rajungan.

    8. Teman himpunan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Universitas Brawijaya

    yang telah membantu dalam setiap kegiatan akademik.

    9. Teman seperjuangan (Dwi Fitrianingsih, Ruri Tri Marita F, Novi Dwi Utami,

    Rossa Rusyana, Siti Nurachmawati, Fahri Romadhoni, Agung Prasetyo, Ivon,

    Yesika N, Septiana S. A, Adenita KW, Rachma Praditya A dan Muhammad

    Sayful) yang selalu mengingatkan dan memberi semangat.

    10. Teman-teman asisten Akustik Kelautan(Ghofir, Falich, Felintian, Waroka B,

    Yunia, Juditya M) yang selalu mendampingi dan siap membantu saat

    dibutuhkan.

    Malang, 12 Mei 2018

    Penulis

  • vi

    RINGKASAN

    DEVITA LATIFATUL MUFADHILAH (145080200111016). Identifikasi dan Aspek Biologi Rajungan di PPI Campurejo Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik.2 (Dibawah bimbingan Dr. Ir. Dewa Gede Raka W., M.Sc, IPM dan Muhammad Arif Rahman, SPi, Mapp. Sc) Rajungan atau yang sering disebut Swimming Crabs ialah salah satu dari family Portunidae, pada tahun 2015 dikeluarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (PERMEN-KP) No 1 Tahun 2015 sebagai upaya pencegahan tangkap berlebih pada perikanan lobster, rajungan dan kepiting bakau. Pasal 2 menyebutkan “setiap orang dilarang melakukan penangkapan lobster (Panulirus spp), kepiting (Scylla spp) dan rajungan (Portunus pelagicus spp) dalam kondisi bertelur. Pasal 3 ayat 1 menyebutkan bahwa penangkapan rajungan diperbolehkan jika memiliki lebar karapas > 10 Cm, sebagai upaya untuk mengetahui penerapan PERMEN-KP No 1 tahun 2015 dan jenis-jenis spesies yang didaratkan yaitu dengan melakukan penelitian identifikasi spesies dan aspek biologi yang membahas mengenai lebar karapas rajungan yang berada di bawah minimal legal size ataupun yang berada di atas minimum legal size, presentasi betina yang sedang membawa telur atau BEF (Beeried Egg of Female). Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2018. Tujuan dari penelitian ialah untuk mengetahui jenis spesies rajungan yang didaratkan di PPI Campurejo, untuk mengetahui aspek biologi berdasarkan beberapa parameter yang berhubungan dengan PERMEN-KP No 1 Tahun 2015 yaitu distribusi frekuensi lebar karapas, nisbah kelamin dan presentasi betina yang sedang membawa telur pada setiap spesies rajungan yang ditemukan sehingga dapat dilihat penerapan PERMEN-KP No 1 Tahun 2015 di lapang. Metode yang dilakukan pada penelitian ini ialah diskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan data secara sampling acak atau random sampling dimana rajungan memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2013. Selama penelitian terdidentifikasi empat jenis spesies yaitu Charybdis feriatus

    (Linnaeus, 1758), Portunus pelagicus (Linnaeus, 1758), Podophthalmus vigil

    (Fabricius, 1798) dan Portunus sanguinolentus (Herbest, 1783). Analisis terhadap

    Aspek biologi dengan parameter hubungan lebar dan berat mendapatkan

    persamaan W = 0.1856 CW 2.8523 (Allometrik negatif) untuk C. feriatus, W= 0.0498

    CW 3.0729(Allometrik positif) untuk P. pelagicus, W= 0.2426CW2.4391 (Allometrik

    negatif) untuk Podophthalmus vigil dan W = 0.0763 CW 2.8539 (Isometrik) untuk P.

    sanguinolentus. Analisis sebaran frekuensi lebar karapas menunjukkan adanya

    lebar karapas dibawah minimum legal size pada spesies Charybdis feriatus

    sebesar 86%, P.pelagicus sebesar 37%, Podophthalmus vigil (89%) dan

    P.sanguinolentus (23%), sedangkan untuk presentase Rajungan betina yang

    sedang bertelur pada spesies C. feriatus (10%), P. pelagicus sebesar 24,

    Podophthalmus vigil (67%) %, dan P. sanguinolentus (65%). Dilihat dari hasil

    analisis parameter diatas, pengelolaan rajungan berdasarkan ukuran lebar

    karapas dan betina yang sedang bertelur ternyata masih beluk efektif pada tingkat

    lapang hal ini dikarenakan masih ada ukuran lebar karapas yang belum layak

    untuk di tangkap. Penerapan minimum legal size dan betina yang sedang bertelur

  • vii

    sabaiknya memperhatikan spesies rajungan yang lain, karena kenyataannya

    bukan hanya P. pelagicus yang di perjual belikan dipasaran dan dilakukan

    penangkapan namun spesies rajungan selain itu juga dilakukan hal yang sama.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis berhasil menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul

    “Identifikasi dan Aspek Biologi Rajungan di PPI Campurejo Kecamatan Panceng,

    Kabupaten Gresik”. Tujuan disusunnya laporan ini ialah sebagai salah satu syarat

    untuk meraih gelar sarjana perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

    Universitas Brawijaya, Malang. Dibawah bimbingan:

    1. Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc IPM

    2. Muhammad Arif Rahman, S.Pi.Mapp.Sc

    Laporan skripsi ini menyajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi

    identifikasi spesies rajungan dari famili Portunidae, aspek biologi berupa sebaran

    frekuensi lebar karapas, hubungan panjang dan berat, nisbah kelamin dan

    perbandingan rajungan dalam kondisi BEF yang berkaitan dengan PERMEN-KP

    No 1 Tahun 2015. Diharapkan skripsi ini nantinya dapat memberikan informasi

    tentang kajian aspek biologi rajungan, implementasi PERMEN-KP No 1 Tahun

    2015 di PPI Campurejo dan juga strategi pengelolaan untuk menunjang

    keberlanjutan perikanan Rajungan. Mengingat masih banyaknya kekurangan dari

    segi kepenulisan maupun isi dari laporan ini oleh karena itu penulis mengharapkan

    adanya kritik dan saran pembaca untuk kesempurnaan isi dari laporan melalui

    surat elektronik (email) [email protected]

    Malang, 12 Mei 2018

    Penulis

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    RINGKASAN ................................................................................................. vi

    KATA PENGANTAR..................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

    1. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 1.2 Latar Belakang.................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2 1.3 Tujuan ................................................................................................. 2 1.4 Kegunaan ............................................................................................ 3 1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ......................................................... 3 1.6 Jadwal Rancangan Penelitian .............................................................. 4

    2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5 2.1 I dentifikasi ............................................................................................ 5

    2.2 Rajungan .............................................................................................. 6 2.2.1 Bagian Tubuh Rajungan ............................................................ 6 2.2.2 Spesies Rajungan yang Sering ditemukan ............................... 10

    2.3 Aspek Biologi ..................................................................................... 14

    3. METODELOGI PENELITIAN .................................................................. 16 3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................ 16 3.2 Materi Penelitian ................................................................................ 16 3.3 Alat dan Bahan .................................................................................. 16 3.4 Metode Penilitian ............................................................................... 17 3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 17 3.6 Alur Penelitian ................................................................................... 22 3.7 Jenis Data yang Digunakan ............................................................... 26

    3.7.1 Data Sekunder ......................................................................... 26 3.7.2 Data Primer .............................................................................. 26

    3.8 Analisis Data ...................................................................................... 26 3.8.1 Analisis Hubungan Lebar dan Berat Karapas ............................ 26 3.8.2 Analisis Nisbah Kelamin ............................................................ 28 3.8.3 Sebaran Frekuen Lebar Karapas .............................................. 29 3.8.4 Rasio Betina Membawa Telur (BEF) ......................................... 29

    4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 31 4.1 Lokasi Penelitian ................................................................................ 31 4.2 Diskripsi Perikanan ............................................................................ 32

    4.2.1 Diskripsi Alat Tangkap Cantrang .............................................. 32 4.2.2 Armada Penangkapan .............................................................. 33

  • x

    4.3 Spesies Rajungan yang Didaratkan di PPI Campurejo ...................... 34 4.3.1 Charybdis feriatus ..................................................................... 35 4.3.2 Portunus pelagicus ................................................................... 36 4.3.3 Podophthalmus vigil .................................................................. 39 4.3.4 Portunus sanguinolentus ........................................................... 41

    4.4 Hasil Analisis Aspek Biologi ............................................................... 43 4.4.1 Hubungan Lebar dan Berat Rajungan ....................................... 43 4.4.2 Distribusi Frekuensi Lebar Karapas .......................................... 49 4.4.3 Nisbah Kelamin ......................................................................... 56 4.4.4 Presentasi Betina yang sedang Membawa Telur ...................... 57

    5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 61 5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 61 5.2 Saran ................................................................................................. 62

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64

    LAMPIRAN ................................................................................................... 67

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    Tabel 1. Jadwal Rancangan Penelitian ............................................................... 4

    Tabel 2 Bahan ................................................................................................... 17

    Tabe 3 Alat ........................................................................................................ 17

    Tabel 4 Spesifikasi Cantrang Rajungan ............................................................. 32

    Tabel 5 Informasi spesimen Charybdis feriatus ................................................. 35

    Tabel 6 Informasi Spesimen Portunus pelagicus ............................................... 37

    Tabel 7 Informasi Spesimen Podophthalmus vigil .............................................. 40

    Tabel 8 Informasi Spesimen Portunus sanguinolentus ...................................... 41

    Tabel 9 Nisbah Kelamin ..................................................................................... 56

    Tabel 10 Presentasi Rajungan Betina yang sedang Membawa Telur ................ 57

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    Gambar 1 Bagian Tubuh Rajungan (Carpenter dan Niem, 1998) ............................ 7

    Gambar 2 Bagian Kaki Capit (Carpenter dan Niem, 1998) ....................................... 8

    Gambar 3 Kaki Jalan (Carpenter dan Niem, 1998) .................................................... 9

    Gambar 4 Kaki Dayung (Mosa, 1980) .......................................................................... 9

    Gambar 5 Bentuk Abdomen (Carpenter dan Niem, 1998) ...................................... 10

    Gambar 6. Podophthalmus vigil (USAID, 2015) ........................................................ 11

    Gambar 7 Portunus pelagicus (Abbas, et. al, 2016) ................................................. 12

    Gambar 8 Charybdis feriatus (Abello dan Coral, 2006) ........................................... 14

    Gambar 9 Betina Sedang bertelur ............................................................................... 19

    Gambar 10 Rajungan Betina ........................................................................................ 19

    Gambar 11 Rajungan Jantan ....................................................................................... 20

    Gambar 12 Pengukuran Lebar Karapas (PERMEN-KP No 1 Tahun 2015). ........ 21

    Gambar 13 Diagram Alur Penelitian............................................................................ 25

    Gambar 14 Peta Lokasi Penelitian .............................................................................. 31

    Gambar 15 Kapal Penangkap Rajungan .................................................................... 34

    Gambar 16 Charybdis feriatus Foto Lapang .............................................................. 35

    Gambar 17 Charybdis feriatus Foto Laboratorium .................................................... 36

    Gambar 18 Portunus pelagicus Betina Foto Lapang ................................................ 37

    Gambar 19 Portunus pelagicus Betina Foto Laboratorium ..................................... 38

    Gambar 20 Portunus pelagicus Jantan Foto Lapang ............................................... 38

    Gambar 21 Portunus pelagicus Jantan Foto Laboratorium ..................................... 39

    Gambar 22 Podophthalmus vigil Foto Lapang .......................................................... 40

  • xiii

    Gambar 23 Podophthalmus vigil Foto Laboratorium ................................................ 41

    Gambar 24 Portunus sanguinolentus Foto Lapang .................................................. 42

    Gambar 25 Portunus sanguinolentus Foto Laboratorium ........................................ 42

    Gambar 26 Hubungan Lebar Berat Charybdis feriatus ............................................ 45

    Gambar 27 Grafik Hubungan Lebar Berat Portunus pelagicus .............................. 46

    Gambar 28 Hubungan Lebar Berat Podophthalmus vigil ........................................ 48

    Gambar 29 Hubungan Lebar Berat Portunus sanguinolentus ................................ 49

    Gambar 30 Distribusi Frekuensi Lebar Karapas Charybdis feriatus ...................... 50

    Gambar 31 Presentasi Distribusi Lebar Karapas Charybdis feriatus yang Berada

    dibawah Minimum Legal Size dan yang Berada diatas Minimum Legal

    Size .............................................................................................................. 51

    Gambar 32 Distribusi Frekuensi Lebar Karapas Portunus pelagicus .................... 52

    Gambar 33 Presentasi Distribusi Lebar Karapas Portunus pelgicus yang Berada

    dibawah Minimum Legal Size dan yang Berada diatas Minimum Legal

    Size .............................................................................................................. 52

    Gambar 34 Distribusi Frekuensi Lebar Karapas Podophthalmus vigil .................. 53

    Gambar 35 Presentasi Distribusi Lebar Karapas Podophthalmus vigil yang Berada

    dibawah Minimum Legal Size dan yang Berada diatas Minimum Legal

    Size .............................................................................................................. 53

    Gambar 36 Distribusi Lebar Karapas Portunus sanguinolentus ............................. 54

    Gambar 37 Presentasi Distribusi Lebar Karapas Portunus pelagicus yang Berada

    dibawah Minimum Legal Size dan yang Berada diatas Minimum Legal

    Size .............................................................................................................. 55

    Gambar 38 Presentasi Betina sedang Membawa Telur .......................................... 58

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Keterangan Variabel ................................................................................ 67

    Lampiran 2. Data Hasil Tangkapan ............................................................................. 68

    Lampiran 3. Analisis Perhitungan Hubungan Lebar (CW) dan Berat (W )

    Rajungan ................................................................................................ 118

    Lampiran 4. Distribusi Frekuensi Lebar Karapas (CW) .......................................... 124

    Lampiran 5 Pengambilan Data ................................................................................... 133

    Lampiran 6 Alat Tangkap ............................................................................................ 134

  • 1

    1. PENDAHULUAN

    1.2 Latar Belakang

    Rajungan atau yang sering disebut Swimming Crabs ialah salah satu dari

    family Portunidae yang memiliki habitat bebas didasar laut, didaerah mangrove

    dan terkadang ditemukan berenang didekat permukaan ketika dewasa (Suharta,

    2015). Pada Tahun 2015 dikeluarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

    (PERMEN-KP) No 1 Tahun 2015 sebagai upaya pencegahan tangkap berlebih

    pada perikanan Lobster, Rajungan dan kepiting bakau. Berdasakan PERMEN-

    KP Pasal 2 No 1 Tahun 2015 berbunyi “setiap orang dilarang melakukan

    penangkapan Lobster (Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp), dan Rajungan

    (Portunus pelagicus spp) dalam kondisi bertelur. Sedangkan pada pasal 3 ayat 1

    penangkapan Lobster, Kepiting, dan rajungan diperbolehkan dengan ukuran

    tertentu, untuk Rajungan diperbolehkan ditangkap pada ukuran lebar karapas >

    10 cm.

    Salah satu daerah penghasil Rajungan di Jawa Timur ialah didaerah

    Kabupaten Gresik. Berdasarkan data statistik perikanan dari tahun 2006 -2016

    menunjukkan hasil yang fluktuatif dan mencapai hasil tertinggi pada tahun 2011

    sebesar 434750 Ton / tahun. Salah satu desa di kabupaten Gresik yang

    melakukan penangkapan rajungan yaitu diwilayah PPI Campurejo Kecamatan

    Panceng, didaerah tersebut rajungan merupakan salah satu komuditas ekspor

    yang merupakan hasil tangkapan dominan, oleh karena itu peneliti melakukan

    penelitian di wilayah tersebut.

    Peniliti bertujuan untuk mengetahui terlaksana atau tidaknya PERMEN-KP

    No. 1 Tahun 2015 mengenai ukuran Rajungan yang diperbolehkan ditangkap di

    wilayah perairan Indonesia dan macam-macam spesies rajungan yang

    didaratkan khususnya didaerah Panceng oleh karenanya dibutuhkan penelitian

  • 2

    aspek biologi rajungan meliputi hubungan panjang berat, nisbah kelamin, rasio

    rajungan yang sedang bertelur (BEF) dan sebaran frekuensi lebar karapas. Hasil

    penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

    pengelolaan perikanan rajungan di PPI Campurejo Kecamatan Panceng

    Kabupaten Gresik.

    1.4 Rumusan Masalah

    PPI Campurejo merupakan salah satu pendaratan ikan terbesar di

    kabupaten Gresik dengan hasil tangkapan berupa rajungan (Portunus pelagicus)

    yang merupakan komuditas ekspor. Sebagai komuditas ekspor dan memiliki

    permintaan pasar yang besar dapat menimbulkan permasalahan, jika

    penangkapannya tidak terkontrol sesuai dengan PERMEN-KP No 1 Tahun 2015

    pada pasal 2 dan pasal Adanya pendaratan rajungan dengan ukuran di bawah

    minimum legal size maka dalam jangka waktu lama akan mempengaruhi

    biomasa rajungan dilokasi tersebut.

    Untuk mengetahui jenis spesies rajungan apa saja yang didaratkan di PPI

    Campurejo, dan terlaksana atau tidaknya PERMEN-KP No 1 Tahun 2015

    berdasarkan ukuran lebar karapas rajungan dan kondisi rajungan yang sedang

    bertelur serta persamaan CW (Carapace Width) atau lebar karapas dengan W

    (Weight) atau berat diperlukan suatu penelitian mengenai Identifikasi dan Aspek

    Biologi Rajungan di PPI Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten

    Gresik.

    1.3 Tujuan

    Tujuan dari penelitian yang dilaksanakan di PPI Campurejo, Kecamatan

    Panceng Kabupaten Gresik ialah sebagai berikut:

    1. Mengetahui jenis rajungan yang didaratkan di PPI Campurejo Kecamatan

    Panceng Kabupaten Gresik.

  • 3

    2. Mengetahui aspek biologi rajungan meliputi sebaran frekuensi lebar karapas,

    nisbah kelamin, hubungan lebar berat serta rasio rajungan betina dalam

    kondisi BEF dengan betina dalam kondisi NBEF yang didaratkan di PPI

    Campurejo

    3. Mengetahui terlaksana atau tidaknya PERMEN-KP No 1 Tahun 2015

    berdasarkan presentase Lebar karapas (CW) yang berada diatas 10 Cm atau

    dibawah 10 Cm serta presentase betina dalam kondisi BEF dan NBEF.

    1.4 Kegunaan

    Kegunaan dilakukkannya penelitian ini ialah sebagai berikut:

    1. Bagi Masyarakat Akademis

    Sebagai informasi dalam penelitian selanjutnya mengenai bidang yang terkait

    dengan judul.

    2. Bagi Steakholder (Pemerintah dan Non Pemerintah)

    Diharapkan dapat menjadi informasi mengenai pengelolaan sumberdaya

    rajungan dilokasi setempat dan sebagai acuan terhadap penentuan kebijakan

    pengelolaan Rajungan selanjutnya di Indonesia.

    3. Masyarakat Umum

    Diharapkan dapat menjadi informasi mengenai pengelolaan sumberdaya

    rajungan di daerah PANTURA (Pantai Utara Jawa) khususnya yang didaratkan di

    PPI Desa Campurejo.

    1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

    Penelitian ini dilakukan di Desa Campurejo Kecamatan Panceng

    Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada tanggal 16 Januari – 6 Maret 2018 dan

    dilanjutkan identifikasi serta pengambilan dokumentasi rajungan di Laboratorium

    eksplorasi gedung A Lantai 1 dan di Laboratorium Ichtyology Fakultas Perikanan

    dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Kota Malang.

  • 4

    1.6 Jadwal Rancangan Penelitian

    Tahapan kegiatan yang dilakukan penulis mulai dari sebelum pelaksanaan

    penelitian hingga sesudah pelaksanaan penelitian. Pertama, penulis melakukan

    konsultasi topik dan pengajuan judul penelitian pada bulan Desember 2017.

    Tahapan kedua dilanjutkan dengan pengiriman surat ijin penelitian kepada

    instansi tempat penelitian. Setelah itu mulai 16 januari sampai 6 Maret 2018

    penulis melakukan penelitian di PPI Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten

    Gresik. Tahapan terakhir yaitu penyusunan laporan hasil penelitian dan

    pelaksanaan ujian skripsi. Jadwal rancangan penelitian dapat dilihat pada (Tabel

    1).

    Tabel 1. Jadwal Rancangan Penelitian

    No Kegiatan

    2018

    Desember Januari Februari Maret April Mei Juni

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 3 4

    1

    Pembuatan dan Konsultasi Proposal

    2

    Pengambilan data

    3

    Pengolahan data

    4

    Penyusunan Laporan

    5.

    Seminar Hasil dan ujian skripsi

  • 5

    2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Identifikasi

    Menurut Saanin (1968), identifikasi ialah Kegiatan pengelompokan jasad-

    jasad yang beranekaragam di alam kedalam suatu kelompok yang lebih mudah

    untuk dikenal. Identifikasi juga digunakan untuk menetapkan ciri-ciri penting

    suatu kelompok dan mencari perbedaan-perbedaan tetap antar kelompok. Hal ini

    merupakan tugas pokok dari seseorang ahli sistematika, seorang ahli tersebut

    juga harus memberikan nama ilmiah pada organisme yang ditemukan. Saat

    proses identifikasi harus memperhatikan sifat-sifat, tanda-tanda bentuk dari ikan

    atau bagian-bagian dari ikan. Sifat-sifat ikan yang penting bagi identifikasi ialah

    sebagai berikut:

    1. Rumus sirip yaitu suatu rumus yang menggambarkan bentuk dan jumlah jari-

    jari sirip.

    2. Perbandingan antara panjang lebar dan tinggi dari bagian-bagian tertentu

    atau antara bagian-bagian itu sendiri

    3. Bentuk garis rusuk dan jumlah sisik yang membentuk garis rusuk

    Menurut Abbas, et al. (2016), untuk mengidentifikasi spesies kepiting yang

    mendiami laut Merah di wilayah Mesir diperlukan identifikasi dan barcode dari

    spesies tersebut. Identifikasi ini meliputi analisis DNA yang berbeda terutama

    barcode, filogeni dan analisis parameter morfologis. Menurut Moosa (1980),

    untuk mengenal dan memberikan diagnosa dari setiap jenis crustacea terlebih

    dulu diperlukan pengetahuan tentang nama-nama dari bagian tubuh tertentu

    yang biasa dipergunakan dalam taksonomi binatang bersangkutan. Bagian-

    bagian penting dalam pengenalan jenis suku Portunidae (rajungan) adalah

    karapas (selubung dari kepala-dada) beserta bangun-bangun yang berada

    diatasnya berupa jumlah,bentuk dan sifat duri atau gigi dari dahi (rostrum),

  • 6

    jumlah, bentuk dan sifat duri tepi anterolateral serta bentuk sudut posterolateral,

    bangun-bangun yang terdapat pada ruas-ruas kaki jalan (peraepoid), terutama

    pada pasang kaki pertama yang berbentuk capit dan dari pasangan kaki terakhir

    yang berbentuk dayung, bentuk perut (abdomen) jantan, bentuk kelamin jantan,

    bentuk alat-alat mulut terutama maxiliped III dan bentuk bangun ruas dasar dari

    antenna (basal antennal join).

    2.2 Rajungan

    Semenjak tahun 2015 perikanan Custacea yang termasuk didalamnya

    ialah rajungan sangat diperhatikan pengelolaannya oleh pemerintah, hal ini dapat

    dilihat dengan dikeluarkannya PERMEN-KP No.1 Tahun 2015. Menurut Juwana

    (1997), Rajungan suku Portunidae termasuk satu jenis dengan kepiting yang

    mempunyai anggota banyak, dapat dikonsumsi dan bernilai ekonomis tinggi.

    Umumnya nama rajungan digunakan untuk menyebut blue swimming crab atau

    Portunus pelagicus dan dapat dibudidayakan secara baik. Menurut Mossa

    (1980), Terdapat empat jenis Rajungan yang dapat dikonsumsi (edibel crabs)

    dengan ukuran tubuh yang besar dan tidak menimbulkan keracunan yaitu

    Rajungan (Portunus pelagicus), Rajungan Bintang (Portunus sanguinolentus),

    Rajungan Karang (Charybdis feriatus) dan Rajungan angin (Podopthalmus vigil).

    2.2.1 Bagian Tubuh Rajungan

    Pada spesies rajungan memiliki bentuk tubuh yang hampir sama dengan

    kepiting bakau. Menurut Badan Karantina, Pengendalian Mutu dan keamanan

    Hasil Perikanan Kementerian Kaelautan dan Perikanan (2016), jenis kepiting

    memiliki bagian tubuh seperti: capit atau Claw (bagian kaki pertama yang

    umumnya besar), kaki jalan (kaki kepiting yang umumnya berjumlah 4), Merus

    (bagian kaki kepiting yang dekat dengan badan), Carpus (bagain kaki kepiting

    yang dekat dengan Merus dan Propondus), Propondus (bagian kaki kepiting

  • 7

    yang posisinya jauh dari badan), Dactylus (bagian propondus yang dapat

    digerakkan), Duri kepala atau frontal spine (duri yang terdapat pada bagian dahi

    kepiting), duri lengan (duri yang terdapat pada bagian lengan karpus), duri

    samping atau lateral spine (duri yang terdapat pada bagian samping badan

    kepiting), karapas (cangkang keras yang berfungsi melindungi organ dalam),

    perut abdomen (perut yang berada pada bagian bawah dari kepiting). Menurut

    Carpenter dan Niem (1998), Rajungan dan jenis kepiting lainnya memiliki bagian-

    bagian tubuh seperti pada (Gambar 1).

    Gambar 1 Bagian Tubuh Rajungan (Carpenter dan Niem, 1998)

    Pada (Gambar 1) menunjukkan bagian-bagian tubuh rajungan, bagian

    dactylus merupakan bagian dari Propondus yang dapat di gerakkan, bagian

    nomor 1-4 merupakan bagian kaki jalan dan pada kaki jalan terakhir termodifikasi

    menyerupai dayung yang berfungsi untuk berenang. Sisi karapas bagian kanan

    kiri terdapat, duri-duri atau disebut anterolateral teeth, dan duri-duri pada bagian

    depan atau Frontal teeth, rostrum antennule yang berada dibagian tengah

    antena pada sisi depan tubuh. Bagian kaki yang berfungsi sebagai capit, terlihat

    seperti pada (Gambar 2). Pada (Gambar 2) menunjukkan bagian-bagian dari kaki

    capit mulai dari coxa yang paling dekat dengan badan, Fused basis-isichium,

    merus yang memiliki outer margin dan inner margin biasanya tumbuh duri pada

  • 8

    bagian ini, carpus yang memiliki inner carpal spine (tooth), claw atau bagian capit

    yang dibagi menjadi dua yaitu palm bagian atas dan dactylus bagian bawah yang

    dapat digerakkan. Pada bagian dactylus terdapat pollex yang merupakan capit

    bagian bawah, teeth of cutting edge (gigi pemotong) dan finger tip (kuku bagian

    ujung). Serta kaki jalan seperti yang terlihat pada (Gambar 3).

    Gambar 2 Bagian Kaki Capit (Carpenter dan Niem, 1998)

    Bagian-bagian pada kaki jalan (Walking leg) hampir sama dengan bagian

    Cheliped atau kaki capit, hanya saja pada kaki capit lebih rumit dari pada kaki

    jalan. Pada kaki capit di tumbuhi duri-duri pada bagian-bagian tertentu namun

    pada kaki jalan biasanya hanya ditumbuh bulu-bulu halus. Pada (Gambar 3)

    merupakan kaki jalan ke 1-3 sedangkan untuk kaki jalan ke 4 bagian dactylus

    akan termodifiksi menyerupai dayung (Gambar 4).

  • 9

    Gambar 3 Kaki Jalan (Carpenter dan Niem, 1998)

    Gambar 4 Kaki Dayung (Mosa, 1980)

    Rajungan jantan dan betina dapat dibedakan secara langsung dengan

    mengamati tubuh bagian abdomen (perut) seperti pada (Gambar 5). Terdapat

    perbedaan antara bagian abdomen rajungan jantan dan betina, mulai dari bentuk

    telson yang lebih meruncung pada jantan dan tumpul pada telson betina. Selain

    itu bentuk abdomen rajungan betina semakin kebawah semakin melebar dan

    menyerupai kubah namun pada abdomen jantan lebih meruncing menyerupai

    bentuk T.

  • 10

    Gambar 5 Bentuk Abdomen (Carpenter dan Niem, 1998)

    2.2.2 Spesies Rajungan yang Sering ditemukan

    Menurut Moosa (1980), di pasar-pasar Jakarta jenis rajungan yang umum

    dijumpai ialah rajungan bintang (Portunus sanguinolentus), rajungan angin

    (Podopthalmus vigil), rajungan karang (Charybdis feriatus) dan rajungan

    (Portunus pelagicus). Adapula jenis rajungan yang berukuran kecil dan jarang

    ditemui seperti Charybdis callianassa, Charybdis lucifera, Charybdis natator,

    Charybdis truncate, Thalamita danae, Thalamita prymna dan Thalamita

    spinimana. Dibawah ini merupakan gambar dan klasifikasi beberapa spesies

    rajungan yang umum dijumpai.

    a. Podophtalmus vigil

    Menurut Carpenter dan Niem (1998), klasifikasi dari spesies Podophtalmus

    vigil yang terdapat pada (Gambar 6) ialah sebagai berikut:

    Famili : Brachyura

    Infraordo : Portunidae

    Spesies : Podophthalmus vigil

  • 11

    Gambar 6. Podophthalmus vigil (USAID, 2015)

    Menurut USAID (2015), Podopthalmus vigil dalam bahasa Inggris disebut

    long eye swimming crab atau disebut kepiting mata panjang memiliki empat

    pasang kaki dan pada pasangan kaki terakhir berbentuk pipih seperti dayung

    yang digunakan untuk berenang. Sisi terluar karapas terdapat duri atau gigi yang

    panjang ukuran Lebar karapas melebihi panjangnya. Karapas bewarna coklat

    atau kuning dan capitnya bewarna merah atau coklat. Rajungan mata panjang

    juga memiliki tangkai mata yang panjang dan terlihat jelas.

    b. Portunus pelagicus

    Menurut Kangas (2000), Portunus pelagicus seperti pada (Gambar 7)

    termasuk kedalam klasifikasi seperti dibawah ini:

    Filum : Crustacea

    Kelas : Malacostraca

    Subkelas: Eumalacostraca

    Ordo : Decopoda

    Famili : Portunidae

    Spesies : Portunus pelagicus

  • 12

    Gambar 7 Portunus pelagicus (Abbas, et. al, 2016)

    Blue swimming crab atau Portunus pelagicus memiliki kaki seperti dayung

    pada pasangan kaki terakhir yang digunakan untuk berenang. Karapas yang

    lebar dan rata dengan Sembilan gigi atau duri disetiap sisi dan pada duri terakhir

    bagian samping memanjang. Warna karapas biru berbintik pada jantan dan

    warna coklat berbintik pada betina namun intentitas corak warna sangat

    bervariasi (Kangas, 2000). Portunus pelagicus memiliki lebar karapas dua kali

    dari panjangnya, memiliki permukaan kasar dan terdapat tekstur granulosa.

    Lebar karapas maksimal mencapai 20 cm tapi umumnya lebar karapas jantan 14

    cm. Pada bagian tubuh Portunus pelagicus didapati Sembilan gigi atau duri di

    sepanjang sisi depan karapas. Duri terakhir memanjang dibandingkan duri yang

    lainnya. Ukuran tubuh Portunus pelagicus jantan lebih besar dari pada betina.

    Warna karapas jantan biru dan putih ke abu-abuan, karapas betina bewarna

    hijau kusam. Tutup perut betina atau abdomen lebih besar dan lebih bundar

    dibandingkan jantan, ketika dewasa akan berubah warna dari putih menjadi biru

    pucat (USAID, 2015).

    Rajungan Batik (Portunus pelagicus) tersebar di beberapa perairan

    Indonesia seperti di perairan utara Jawa. Menurut Khadijah dan Zainal (2012),

  • 13

    Portunus pelagicus atau blue swimming crab memiliki distribusi geografis yang

    luas dan termasuk spesies penting komersil dari sumberdaya perikanan

    diseluruh perairan subtropis. Rajungan batik jantan dan rajungan betina memiliki

    warna karapas yang berbeda dan corak yang berbeda pula. Menurut Kangas

    (2000), Portunus pelagicus memiliki nama dagang blue swimming crab, blue

    manna crab, sand crab, dan blue crab.

    C. Charybdis feriatus

    Menurut Mosaa (1980), klasifikasi dari spesies Charybdis feriatus yang

    terlihat pada (Gambar 8) ialah sebagai berikut:

    Kelas : Crustacea

    Anak kelas : Malacostraca

    Ordo : Decopoda

    Seksi : Brachyura

    Suku : Portunidae

    Anak suku : Charybdis

    Spesies : Charybdis feriatus

    Charybdis atau Rajungan Karang memiliki warna karapas orange dan

    mendiami pantai berkarang. Menurut Abas, et al. (2016), Crybdis yang berasal

    dari family portunidae memiliki karapas yang padat bewarna orange kemerah-

    merahan, kaki yang melebar bewarna coklat kemerahan dan gelap, frontal-orbital

    lebih sempit dari lebar karapas. Memiliki sepasang gigi anterolateral terakhir

    yang berbeda, delapan duri pada front-orbital dan enam duri pada anterolateral

    margin.

  • 14

    Gambar 8 Charybdis feriatus (Abello dan Coral, 2006)

    2.3 Aspek Biologi

    Menurut Ningrum et. al, (2015), aspek biologi rajungan meliputi nisbah

    kelamin antara jantan dan betina yang tertangkap, struktur ukuran rajungan,

    ukuran pertama kali tertangkap (Lc), pola pertumbuhan rajungan, korelasi antara

    fekunditas dengan lebar karapas dan berat rajungan serta menentuan IKG, TKG

    dan ukuran pertama kali matang gonad (Lm).

    a. Hubungan Panjang dan Berat

    Menurut Merta (1992), jika bentuk dan berat jenis ikan tidak berubah

    sepanjang hidupnya, maka hubungan panjang berat ikan akan mengikuti hukum

    kubik. Keadaan lingkungan yang berubah atau kondisi ikan yang berubah

    menyebabkan hubungan panjang berat sedikit menyimpang dari hukum kubik.

    Rumus umum hubungan panjang berat ikan ialah:

    W (i) = a

    Keterangan:

    W = berat tubuh ikan ke-i (gram)

    L = Panjang tubuh ikan ke-i (cm)

  • 15

    b. Nisbah Kelamin

    Menurut Ningrum, et al. (2015), jika nisbah kelamin bernilai 1:1 maka

    diartikan tidak ada perbandingan nyata anatara nibah kelamin jantan dengan

    nisbah kelamin betina. Menurut Damora dan Erfind (2016), jenis kelamin

    rajungan jantan dan betina dibedakan melalui ciri kelamin sekunder yaitu dengan

    melihat bentuk abdomen dan rambut pleopad pada abdomen serta warnanya

    Nisbah kelamin ialah perbandingan dalam jumlah antara ikan jantan dan

    ikan betina disuatu perairan. Pemahaman nisbah kelamin pada ikan dibulan dan

    musim yang berbeda sangat penting untuk mendapatkan informasi tentang

    perbedaan jenis kelamin secara musiman dan kelimpahan relatifnya dimusim

    pemijahan jika nisbah kelamin disuatu perairan tidak seimbang merupakan suatu

    pertanda bahwa kondisi lingkungan perairan tersebut telah terganggu (Pulungan,

    2015).

    c. Sebaran Frekuensi Lebar Karapas

    Sebaran panjang ialah penyusunan data dalam bentuk kelompok mulai dari

    yang terkecil sampai yang terbesar berdasarkan kelas-kelas interval dan kategori

    tertentu (Setyawan, 2013). Frekuensi panjang digunakan pada data yang

    memiliki jumlah basar, penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi bertujuan

    untuk mempermuadah dan menyederhanakan data agar lebih mudah dipahami

    dan dimengerti sebagai bahan informasi.

    Untuk menghitung analisis ukuran ikan yang didaratkan ada beberapa hal

    yang harus dilakukan. Menurut Iswara et. al, (2014), tahap untuk menganilisis

    ukuran hasil tangkapan ikan kuniran adalah menentukan jangkauan kelas,

    menentukan jumlah selang kelas, menentukan panjang interval kelas,

    memasukkan panjang masing-masing contoh ikan pada kelas yang telah

    ditentukan dan tahap terakhir ialah diplotkan dalam sebuah grafik.

  • 16

  • 16

    3. METODELOGI PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat

    Penelitian yang berjudul “Identifikasi dan Aspek Biologi Rajungan di PPI

    Campurejo Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang meliputi

    identifikasi dan aspek biologi (Distribusi frekuensi, Nisbah kelamin, hubungan lebar

    dan berat rajungan dan rasio betina yang sedang membawa telur (BEF)

    dilaksanakan di Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik pada 16

    Januari – 6 Maret 2018.

    3.2 Materi Penelitian

    Materi yang digunakan dalam penelitian ini ialah rajungan dan termasuk

    spesies yang dibatasi penangkapannya oleh PERMEN-KP No. 1 Tahun 2015.

    Pengidentifikasian jenis rajungan yang terdapat di daerah penelitian ini dengan

    cara pengamatan berdasarkan karakter tertentu (jumlah duri, bentuk kaki, bentuk

    karapas, warna dan corak). Sedangkan aspek biologi meliputi hubungan lebar

    karapas dan berat, distribusi frekuensi lebar karapas, nisbah kelamin dan rasio

    BEF.

    3.3 Alat dan Bahan

    Bahan yang digunakan adalah Form pengukuran dan rajungan (Tabel 2).

    Sedangkan Alat yang digunakan dalam penelitian identifikasi dan aspek biologi

    rajungan meliput meteran, timbangan, kamera, alat tulis, laptop, dan aplikasi

    Microsoft excel 2013 (Tabel 3).

  • 17

    Tabel 2 Bahan

    No Bahan Fungsi

    1 Form pengukuran Sarana pencatatan data pengukuran

    2 Rajungan Obyek penelitian

    Tabe 3 Alat

    No Alat Fungsi

    1 Meteran Jahit (ketelitian 0,1 Cm)

    Alat ukur lebar karapas Rajungan famili Portunidae

    2 Timbangan Digital (ketelitian 1 g)

    Alat menimbang berat Rajungan famili Portunidae

    3 Alat tulis Pencatatan data lebar dan berat karapas

    4

    Laptop

    Media pengolahan data yang sudah diperoleh

    5 Kamera Dokumentasi

    3.4 Metode Penilitian

    Penelitian ini menggunakan teknik survey dengan metode diskriptif

    kuantitatif dengan cara pengambilan sampel data. Pengambilan sampel data

    lapang dilakukan melalui metode sampling secara acak (simple random sampling).

    Pengambilan sampel dilakukan pada setiap kapal yang mendaratkan rajungan di

    PPI Campurejo Kecamatan Panceng. Pengamatan biologi yang dilakukan meliputi

    pengukuran lebar karapas, berat, jenis kelamin, kematangan kelamin secara

    fungsional pada rajungan betina yang membawa telur pada bagian abdomennya.

    3.5 Metode Pengumpulan Data

    Terdapat 2 macam data yang akan dikumpulkan yaitu deskripsi perikanan

    rajungan dan ikan hasil tangkapan (rajungan)

    1. Diskripsi Perikanan

    Data Diskripsi Perikanan meliputi:

  • 18

    a. Data diskripsi alat tangkap yang digunakan untuk menangkap rajungan, seperti

    dimensi alat tangkap dan armada penangkapan.

    b. Informasi kapal meliputi ukuran kapal dan jumlah ABK

    2. Rajungan Hasil Tangkapan

    a. Identifikasi

    Setiap spesies rajungan dilakukan identifikasi berdasarkan ciri-ciri bagian

    tubuh yang mengacu pada buku Carpenter dan Niem Volume 2 tahun 1998.

    Spesies yang telah diidentifiksi dimasukan kedalam Coolbox yang berisi es balok

    yang sudah dihancurkan, sebelum dibawa kemalang untuk dijadikan spesimen

    (spesies contoh yang memiliki bagian tubuh lengkap).

    Rajungan yang telah dibawa dilakukan identifikasi ulang dilaboratorium

    eksplorasi gedung A lantai 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

    Brawijaya untuk mandapatkan nomor specimen dari museum Depository

    Ichtyologicum Brawijaya. Identifikasi mengacu pada buku Carpenter dan Niem

    Volume 2 tahun 1998, cara identifikasi dengan melakukan observasi (pengamatan

    langsung) kepada objek penelitian. Bagian tubuh yang diidentifikasi meliputi

    bagian karapas, bangunan-bangunan yang ada di atasnya. Jumlah, bentuk dan

    sifat duri yang berada di dahi (rostrum), jumlah, bentuk dan sifat duri dari tepi

    anterolateral. Bentuk sudut posterolateral, bangunan-bangunan yang terdapat

    pada ruas kaki jalan (peraeroped) terutama dari pasangan kaki pertama yang

    berbentuk capit, pasangan kaki terakhir dan bentuk abdomen. Tahapan terakhir

    yaitu dilakukan dokumentasi pada masing-masing spesies.

    b. Aspek Biologi

    Mengetahui jenis kelamin

    Mengetahui jenis kelamin rajungan betina yang sedang bertelur yaitu

    dengan melihat bagian abdomen yang terdapat butiran telur yang melekat pada

  • 19

    rambu-rambut pleopad seperti pada (Gambar 9) warna telur yang baru

    terfertilisasi ialah kuning – orange dan berubah warna menjadi kehitam-hitaman

    ketika akan menetas, rajungan betina yang tidak sedang bertelur memiliki bentuk

    abdomen yang menyerupai kubah atau setengah lingkaran ditunjukkan pada

    (Gambar 10) dan rajungan jantan memiliki bentuk abdomen yang meruncing

    membentuk pola huruf T terlihat pada (Gambar 11).

    Gambar 9 Betina Sedang bertelur

    Gambar 10 Rajungan Betina

  • 20

    Gambar 11 Rajungan Jantan

    Mengukur lebar karapas (CW) dan menimbang berat Rajungan.

    Pengukuran lebar karapasnya (CW) menggunakan meteran dimulai dari duri

    marginal terakhir bagian kanan sampai duri marginal terakhir bagian kiri. Besarnya

    lebar karapas dicatat beradasarkan tanggal didalam form pengukuran dengan

    satuan cm. Peneliti juga menimbang berat rajungan menggunakan timbangan

    digital dengan satuan gram. Seluruh hasil pengukuran dicatat pada form

    pengukuran seperti pada (Lampiran1). Besarnya sampel yang diambil tidak

    terbatas, semakin banyak sampel yang didapat semakin bagus hasil analisisnya.

    Berdasarkan pendapat Santoso, et al. (2016), jumlah sampel sebesar 10% sudah

    memenuhi standar minimal pengambilan sampel secara acak. Sampel yang

    terambil diidentifikasi termasuk dalam gebus Charybdis, Portunus, Thalamita atau

    Podhopthalmus.

  • 21

    Gambar 12 Pengukuran Lebar Karapas (PERMEN-KP No 1 Tahun 2015).

    Membuat komposisi ukuran

    Sampel rajungan diukur lebar karapas (CW) menggunakan meteran dengan

    ketelitian 1 cm. jumlah sampel yang diukur sebanyak-banyak selama 2 bulan

    penelitian, setelah itu dibuat sebaran distribusi lebar karapas dengan acuan nilai

    lebar karapas terkecil dan nilai lebar karapas terbesar.

    Mengetahui hubungan lebar karapas (CW) dan berat (W)

    Rajungan diukur lebar karapas (Cm) dan beratnya (gram) berdasarkan

    spesies yang ditemukan. Hubungan lebar karapas nantinya di kelompokkan

    berdasarkan spesies karena setiap spesies pasti memiliki pola pertumbuhan yang

    berbeda.

    Mengetahui nisbah kelamin berdasarkan spesies

    Nisbah kelamin rajungan didasarkan pada perbandingan jumlah sampel

    rajungan berkelamin jantan dan berkelamin betina dari masing-masing spesies

    yang ditemukan.

    Mengetahui presentase betina yang sedang bertelur atau ratio BEF

    Perbandingan antara BEF (Berried Eggs of Female) atau betina yang

    sedang membawa telur dengan NBEF (Not Berried Eggs of Female) atau betina

  • 22

    yang sedang tidak membawa telur didasarkan pada keseluruhan betina sampel

    masing-masing spesies betina BEF ataupun NBEF dari hasil pengamatan bagian

    abdomen.

    Analisis data

    Analisis data meliputi hubungan lebar karapas (CW) dan berat (W), Nisbah

    kelamin, distribusi frekuensi dan ratio BEF pada masing-masing spesies.

    3.6 Alur Penelitian

    Alur kegiatan penelitian tersaji pada (Gambar 13) dapat digunakan sebagai

    pedoman dan jalan untuk melakukan penelitian agar sesuai urutan dan jalurnya.

    Kegiatan awal penelitian adalah menentukan tema penelitian, kemudian

    dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan di PPI Campurejo.

    Alur penelitian ini dimulai dari tahap awal, tahap pengambilan data,

    pengumpulan data, analisis data hingga akhir kegiatan penelitian. Kegiatan

    penelitian diawali dengan pengambilan data spesies rajungan dari pengepul

    rajungan hal ini dilakukan karena hasil tangkapan yang didapat dari nelayan sudah

    dipisah berdasarkan jenisnya (rajungan, ikan atupun udang) dan langsung di ambil

    oleh pengepul masing-masing. Rajungan yang berada di pengepul dipisahkan

    berdasarkan spesies kemudian dilakukan identifikasi sementara.

    Identifikasi merujuk pada buku Carpenter dan Niem Volume 2 Tahun 1998

    dengan melihat ciri-ciri khusus dari masing-masing spesies meliputi bentuk

    karapas, corak, warna, jumlah duri pada Frontal Margin, jumlah duri pada

    Anterolateral Margin dan duri-duri yang berada pada kaki-kaki rajungan. Masing-

    masing spesies yang kita peroleh dilakukan dokumentasi sebelum dibawa ke

    Malang untuk dilakukan identifikasi ulang. Memilih beberapa rajungan

    berdasarkan masing-masing spesies yang masih memiliki anggota tubuh yang

  • 23

    lengkap kemudian kita masukkan kedalam Cool Box yang berisi es balok yang

    sudah dihancurkan untuk dibawa ke Malang.

    Spesies yang sudah dibawa ke Malang dilakukan identifikasi ulang di

    laboratorium Ichtyology, setelah diidentifikasi ulang di lakukan dokumentasi dan

    selanjutnya spesies tersebut di jadikan spesimen dengan mendaftarkan nomor

    spesimen beserta penyerahan informasi berupa nama spesies, nama lokal, alat

    tangkap yang digunakan menangkap, jumlah Spesimen, nama pengumpul

    spesimen, tanggal pengambilan spesimen, lokasi pengambilan spesimen dan

    determinator setelah informasi dikumpulkan akan mendapat nomor spesimen.

    Spesimen yang telah memiliki nomor atau kode akan disimpan di Depository

    Ichtyologycum Brawijaya.

    Aspek biologi didapat dengan pengambilan sampel rajungan dari masing-

    masing spesies, pengambilan sampel dilakukan secara acak. Sampel yang

    diambil kemudian diukur lebar karapas menggunakan meteran jahit dengan

    ketelitian 0,1 Cm. mengukur Lebar karapas dari ujung duri terakhir anterolateral

    margin sebelah kiri sampai duri terakhir anterolateral margin sebelah kanan. Selain

    mengukur lebar karapas juga dilakukan penimbangan berat rajungan

    menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 1 gram, sampel tersebut juga

    diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin (jantan dengan kode 1 dan betina dengan

    kode 2), keadaan betina membawa telur BEF(dengan kode 1) dan betina sedang

    tidak membawa telur (dengan kode 0) kemudian catat dalam form pengukuran.

    Input data yang sudah didapat kedalam Ms. Excel 2013, setelah data terhimpun

    selama dua bulan dilakukan pengolahan data hubungan berat dan lebar karapas

    menggunakan regresi linier. Pengolahan data sebaran frekuensi lebar karapas

    menggunkan Ms. Excel 2013. Mengolah data nisbah kelamin berdasarkan jumlah

    rajungan jantan dan betina masing- masing sampel spesies rajungan yang

  • 24

    ditemukan. Menganalisis terlaksana atau tidaknya PERMEN-KP No 1 Tahun 2015

    di PPI Panceng berdasarkan frekuensi lebar karapas sampel dan perbandingan

    betina yang sedang bertelur. Pengambilan data tambahan berupa armada

    penangkapan meliputi jumlah ABK, dimensi kapal, alat tangkap dengan cara

    melakukan wawancara terhadap nelayan setempat dan pegawai PPI. Tahap

    terakhir, setelah seluruh data terkumpul dilakukan penyusunan laporan skripsi

    Identifikasi dan Aspek Bologi Rajungan di PPI Campurejo Kecamatan Panceng

    Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

  • 25

    Data Spesies

    Data

    Morfometri

    Pengepul Rajungan

    Memisahkan antar spesies

    rajungan

    Identifikasi sementara masing-masing spesies

    rajungan

    Dokumentasi Lapang

    Membuat specimen rajungan

    Identifikasi ulang di

    Laboratorium ichthyology

    Mendapatkan nomor

    Specimen dari Depository

    Ichtyologicum Brawijaya

    Dokumentasi Ulang

    Data

    Tambahan

    Pengepul Rajungan

    Pengambilan sampel

    Melihat jenis spesies

    Penimbangan berat (W) Rajungan

    Pengukuran lebar

    karapas (CW)

    Pencatatan jenis

    kelamin dan kondisi

    betina BEF atau NBEF

    Armada penangkapan

    Alat tangkap

    Lokasi Penangkapan

    Identifikasi Spesies

    Aspek Biologi: Hubungan Lebar karapas (CW) dan berat (W) Ratio BEF dan NBEF Distribusi frekuensi Nisbah Kelamin

    Terlaksana atau tidaknya PERMEN-

    KP No 1 Tahun 2015

    Diskripsi Perikanan

    IIdentifikasi dan Aspek Biologi Rajungan di PPI

    Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik,

    Jawa Timur

    Pelaksanaan penelitian

    Gambar 13 Diagram Alur Penelitian

  • 26

    3.7 Jenis Data yang Digunakan

    Data yang digunakan dalam penelittian ini ada dua macam yaitu data primer

    dan data sekunder.

    3.7.1 Data Sekunder

    Data sekunder ini didapat dari literatur (buku, jurnal, artikel), hasil

    wawancara, data pribadi dari instansi terkait. Data sekunder dalam penilitian ini

    ialah: keadaan lokasi penelitian dan data alat tangkap untuk menangkap rajungan.

    3.7.2 Data Primer

    Data primer diperoleh langsung dari obyek penelitian. Dalam penelitian ini

    menggunakan obyek penelitian rajungan. Data yang diperoleh dari pengukuran

    rajungan antara lain: Lebar karapas, berat rajungan, jenis kelamin rajungan,

    kedaan rajungan betina yang membawa telur atau tidak membawa telur. Menurut

    Narimawati (2007), data primer merupakan data yang diambil langsung dari

    responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan

    menggunakan teknik pengumpulan tertentu yang dibuat untuk keperluan

    penelitian ataupun keperluan lainnya.

    3.8 Analisis Data

    Data yang diolah merupakan data parameter aspek biologi meliputi

    hubungan lebar dan berat rajungan, distribusi frekuensi lebar karapas, presentasi

    betina yang sedang bertelur dan nisbah kelamin. Data tersebut diolah

    menggunakan Microsoft Excel 2013.

    3.8.1 Analisis Hubungan Lebar dan Berat Karapas

    Perhitungan lebar berat dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan

    jenis spesies yang ditemukan. Hubungan lebar berat digunakan untuk mengetahui

    pola pertumbuhan rajungan. Menurut Effendie (2002), untuk mencari hubungan

    panjang dan berat menggunakan rumus:

  • 27

    ……………………………………………………………… (1)

    Keterangan:

    W = Berat rajungan

    a = Intersep

    b = koefisien

    L = Lebar karapas

    Persamaan panjang dan berat diperoleh dari mentransformasi kedalam

    fungsi Ln sehingga menjadi persamaan linnier.

    Ln (W) = Ln (a) + b Ln (L)

    Data primer tersebut disusun menggunakan anaylisis toolpex Microsoft excel

    2013, kemudian dilakukan analisis regresi menggunakan fungsi eksponential

    untuk mengetahui nilai (b), jika nilai b = 3 maka pertumbuhan rajungan bersifat

    isometrik, jika b ≠ 3 maka pertumbuhan rajungan bersifat Allometrik. Pertumbuhan

    allometrik terbagi menjadi 2 yaitu Allometrik negatif (jika b < 3), dan allometrik

    positif (jika b > 3). Kemudian analasis dilanjutkan dengan Uji t (Student’s T test)

    yang mana:

    Ho : b = 3 hubungan panjang dan berat adalah isometrik

    H1 : b ≠ 3 hubungan panjang dan berat adalah allometrik

    T������ = ��� ....................................................................................... (2) Dimana:

    Βi = nilai b dari regresi lebar-berat

    Sb= simpangan koefisien b

    Ttab = (0,05;df)

    W = aLb

  • 28

    Menentukan pola pertumbuhan tidak hanya dengan melihat nilai b namun

    dengan melakukan Uji t yaitu membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel pada

    selang kepercayaan 95% yang mana:

    thitung > ttabel : tolak hipotesis nol (H0)

    thitung < ttabel : terima hipotesis nol (H0)

    3.8.2 Analisis Nisbah Kelamin

    Nisbah kelamin didaptkan dengan cara membandikan jumlah sampel

    rajungan jantan dan betina pada setiap spesies selama penelitian. Menurut

    Damora dan Erfind (2016), perhitungan nisbah kelamin dihitung dengan

    persamaan berikut:

    NK = ������ .................................................................................................. (3)

    Dimana:

    NK = Proporsi rajungan jantan dan betina

    Nbi = jumlah rajungan betina pada kelompok ukuran ke-I

    Nji = jumlah rajungan jantan pada kelompok ukuran ke-i

    Sedangkan pengujian nisbah dilakukan dengan menggunakan uji Chi Kuadrat

    (Steel dan Torrie, 1998 dalam Damora dan Erfind, 2016):

    �� = � (���� )����

    ��� ................................................................................. (4)

    Dimana:

    Oi = jumlah frekuensi rajungan jantan dan betina

    ei = jumlah rajungan jantan dan betina harapan pada sel ke-I

    k = kelompok stasiun pengamatan untuk rajungan jantan dan betina yang

    ditemukan.

  • 29

    3.8.3 Sebaran Frekuen Lebar Karapas

    Sebaran frekuensi panjang didapatkan dengan menentukan selang kelas, nilai

    tengah kelas, frekuensi dalam setiap kelompok panjang. Menurut Sparre dan

    Venema (1999), analisis sebaran frekuensi panjang didasarkan pada ukuran

    panjang. Hal yang pertama dilakukan ialah mencari BA (Batas Atas) dan BB (Batas

    Bawah) dari lebar karapas rajungan yang ditemukan. Kemudian menentukan

    Interval atau selang kelas. Namun pada penelitian ini interval sudah ditentukan

    terlebih dahulu yaitu ada 2 interval 0,9 dan 0,24. Sedangkan jumlah kelas

    ditentukan berdasarkan lebar karapas minimum dan lebar karapas maksimum dari

    masing-masing spesies yang ditemukan, dimana lebar karapas minimum

    digunakan untuk menentukan kelas pertama dan lebar karapas maksimum untuk

    menentukan kelas terakhir . Hal ini dikarenakan untuk mengetahui sebaran Lebar

    karapas dengan batas 10 cm.

    3.8.4 Rasio Betina Membawa Telur (BEF)

    Mengetahui penerapan PERMEN – KP No 1 Tahun 2015 yaitu dengan

    mengetahui rasio atau perbandingan antara rajungan yang sedang membawa telur

    dengan rajungan yang tidak sedang membawa telur, rasio ini dihitung berdasarkan

    spesies yang didaptkan dengan cara membandingkan jumlah sampel rajungan

    betina yang sedang membawa telur (BEF) dengan betina yang sedang tidak

    membawa telur (NBEF) pada setiap spesies selama penelitian

    Ratio Rajungan membawa telur = n (BEF) / N (total seluruh rajungan betina) x

    100%

    Proporsi Rajungan Tidak Bertelur = n (NBEF) / N (total seluruh rajungan) x 100%

    Keterangan :

    N = total seluruh rajungan betina

    N (NBEF) = total rajungan betina yang sedang membawa telur

  • 30

    N (NBEF) = total rajungan betina yang tidak sedang membawa telur

  • 31

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan 16 Januari – 6 maret 2018 dan

    berlokasi di PPI Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik

    (Gambar 14).

    Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

    Berdasarkan profil desa Campurejo Kecamatan Panceng (2016), Desa

    campurejo merupakan salah satu dari 14 desa diwilayah Panceng yang terletak 4

    Km kearah barat dari kecamatan. Desa Campurejo mempunyai luas wilayah 407,

    830 Ha dengan batas Desa seperti berikut:

    1. Sebelah utara : Desa Warulor Kecamatan Paciran.

    2. Sebelah selatan : Desa Banyutengah, Desa Ketanen,

    Desa Prupuh.

    3. Sebelah Timur : Desa Ngembah Kecamatan Ujung

    Pangkah.

  • 32

    4. Sebelah Barat : Desa Telogosadang Desa Sidokelar.

    4.2 Diskripsi Perikanan

    Deskripsi perikanan yang dimaksud yaitu penjabaran secara deskriptif dari

    armada penangkapan dan dimensi alat tangkap yang digunakan nelayan untuk

    menangkap Rajungan.

    4.2.1 Diskripsi Alat Tangkap Cantrang

    Berdasarkan hasil wawancara selama penelitian alat tangkap yang

    digunakan untuk menangkapan rajungan di PPI Campurejo hanya menggunakan

    satu alat tangkap yang disebut mayang dan adapula yang menyebutnya dengan

    cantrang. Bagian-bagian alat tangkap yang disebut mayang seperti pada gambar

    (Lampiran 2) terdiri dari webbing, tali temali, pelampung, pemberat dan papan

    pembuka. Spesifikasi alat tangkap tersaji pada (Tabel 4). Alat tangkap ini

    dilengkapi dengan papan pembuka yang terbuat dari kayu dan bagian bawah

    dilapisi dengan besi, panjang papan pembuka 1.5 m dan lebar 1 m.

    Tabel 1 Spesifikasi Cantrang Rajungan

    Jenis Alat

    Tangkap

    Komponen Bahan Ukuran

    Diameter Panjang

    CA

    NT

    RA

    NG

    RA

    JU

    NG

    AN

    1. Webbing

    a. Sayap 1 PE 8.9 m 7 inch

    b. Sayap 2 PE 5.5 m 4.5 inch

    b. Badan Jaring I PE 3.15 m 2.5 inch

    c. Badan Jaring II PE 2.5 m 2 inch

    d. Badan Jaring III PE 1.9 m 1.5 inch

    e. Kantong PE 1.25 m 1 inch

    Komponen Bahan

    Ukuran

    Diameter Panjang

    2. Tali Temali

    a. Tali Ris Atas PE 0.5 cm 17.8 m

    b. Tali Pelampung PE 1 cm 17.8 m

    c. Tali Ris Bawah PE 0.5 cm 28 m

  • 33

    d. Tali Pemberat PE 1 cm 28 m

    Komponen Bahan Diameter Panjang

    e. Tali Selambar PE 1.9 cm 30 m

    f. Tali Penarik PE 1.9 cm 100 m

    Komponen Bahan Ukuran

    Diameter Warna

    3. Pelampung

    a. Pelampung Utama PVC 2 cm Putih

    b. Pelampung Tambahan PVC 8 cm Putih

    c. Pelampung Tanda Plastik 20 cm Putih

    4. Pemberat

    a. Pemberat Utama Timah 3.3 cm Abu - abu

    Komponen Bahan Ukuran

    Panjang Lebar

    5. Papan Pembuka Kayu &

    Besi 1.5 m 1 m

    4.2.2 Armada Penangkapan

    Armada penangkapan untuk rajungan di PPI Campurejo, kecamatan

    Panceng kabupaten Gresik ini menggunakan kapal motor yang terbuat dari kayu.

    Ukuran GT (Gros Tonase) kapal mulai dari 2 – 5 GT. Ukuran kapal mayang yang

    digunakan untuk menangkap rajungan memiliki lebar 2,5 m, panjang 8 m dan

    tinggi 5 m. Satu kapal mayang berisi 3 ABK (Anak Buah Kapal) beserta nahkoda.

    Kapal ini menggunakan merek mesin dongfeng. Berdasarkan data yang dimiliki

    pihak PPI Campurejo, jumlah kapal alat tangkap mayang yang beroperasi di PPI

    Campurejo sebesar 150 unit.

  • 34

    Gambar 2 Kapal Penangkap Rajungan

    4.3 Spesies Rajungan yang Didaratkan di PPI Campurejo

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama bulan Januari - Maret 2018,

    setelah dilakukan identifikasi diduga terdapat 4 spesies rajungan yaitu Portunus

    pelagicus (Linnaeus, 1758), Podophthalmus vigil (Fabricius, 1798), Portunus

    sanguinolentus (Herbest, 1783) dan Charybdis feriatus (Linnaeus 1758). Jumlah

    sampel untuk semua jenis rajungan yang ditemukan sebanyak 1809 dengan

    presentase sampel tertinggi yaitu Portunus pelagicus (Linnaeus, 1758) (73,

    85%), Charybdis feriatus (Linnaeus 1758) (14, 76%), Portunus sanguinolentus

    (Herbest, 1783 (9, 45%) dan paling sedikit ialah Podophthalmus vigil (Fabricius,

    1798) (1, 93%). Masing-masing spesies memiliki specimen yang disimpan di

    Depository Ichtyologycum Brawijaya. Keterangan mengenei spesimen rajungan

    yang telah dikumpulkan terdapat pada (Tabel 3), (Tabel 4), (Tabel 5) dan (Tabel

    6).

  • 35

    4.3.1 Charybdis feriatus

    Keterangan mengenai spesimen spesies Charybdis feriatus terdapat

    pada (Tabel 5). Dokumentasi spesies yang diambil saat penelitian tersaji pada

    (Gambar 16) sedangkan dokumentasi spesies saat di laboratorium tersaji pada

    (Gambar 17).

    Tabel 2 Informasi spesimen Charybdis feriatus

    DEPOSITORY ICHTYOLOGICUM BRAWIJAYA

    No. DIB.FISH : 111157

    Spesies : Charybdis feriatus (Linnaeus, 1758)

    Local Name : Rajungan Gerbong

    Locality : PPI Campurejo, Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik

    Familiy : Portunidae Ex. : 4

    Collector : Devita Latifatul M Date : 5 Maret 2018

    Collector Methode : Mini Trawl

    Determinator : Devita Latifatul Mufadhilah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang [email protected]

    Gambar 3 Charybdis feriatus Foto Lapang

  • 36

    Gambar 4 Charybdis feriatus Foto Laboratorium

    Diskripsi Morfologis:

    Identifikasi dilakukan dengan pengamatan ciri-ciri morfologis dari setiap

    spesies. Berikut merupakan ciri morfologis dari Charybdis feriatus yang

    membedakan antara spesies rajungan lainnya:

    a. Memiliki enam gerigi yang sempit pada frontal margin

    b. Memiliki enam duri runcing pada anterolateral margin

    c. Bentuk Posterolateral margin melengkung

    d. Bagian karapas memiliki corak seperti salib dengan warna kecoklatan

    e. Tidak ada garis ephibrankial dan mesobrankial yang jelas

    f. Terdapat tiga duri yang runcing pada bagian merus

    g. Terdapat tiga duri yang runcing Pada bagian palm

    h. Duri pertama anterolateral margin memotong menjadi dua bagian pada bagian

    ujungnya.

    4.3.2 Portunus pelagicus

    Keterangan mengenai spesimen spesies Portunus pelagicus terdapat pada

    (Tabel 6). Dokumentasi spesies yang diambil saat penelitian tersaji pada

  • 37

    (Gambar 18 dan Gambar 20) sedangkan dokumentasi spesies saat di

    laboratorium dapat dilihat pada (Gambar 19 dan Gambar 21).

    Tabel 3 Informasi Spesimen Portunus pelagicus

    DEPOSITORY ICHTYOLOGICUM BRAWIJAYA

    No. DIB.FISH : 111158

    Spesies : Portunus pelagicus (Linnaeus, 1758)

    Local Name : Rajungan atau sompeh

    Locality : PPI Campurejo, Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik

    Familiy : Portunidae Ex. : 12

    Collector : Devita Latifatul M Date : 5 Maret 2018

    Collector Methode : Mini Trawl

    Determinator : Devita Latifatul Mufadhilah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang [email protected]

    Gambar 5 Portunus pelagicus Betina Foto Lapang

  • 38

    Gambar 6 Portunus pelagicus Betina Foto Laboratorium

    Gambar 7 Portunus pelagicus Jantan Foto Lapang

  • 39

    Gambar 8 Portunus pelagicus Jantan Foto Laboratorium

    Diskripsi Morfologis:

    a. Terdapat sembilan duri pada anterolateral margin dan pada duri terakhir

    lebih panjang dari pada duri yang lainnya.

    b. karapas berbentuk Transversaly hexagonal

    c. terdapat empat gerigi pada frontal margin

    d. bentuk posterolateral membulat atau bundar

    e. memiliki tiga duri pada bagian merus

    f. Rajungan jantan memiliki karapas yang berbintik-bintik putih kebiru-biruan

    dan ujung-ujung kaki yang bewarna kebiru-biruan. Karapas betina bewarna

    hijau kecokla-coklatan dengan corak tidak begitu jelas.

    g. Pada Karpus dalam terdapat satu duri, dan dua duri pada karpus luar

    h. Memiliki dua duri pada palm

    4.3.3 Podophthalmus vigil

    Keterangan mengenai spesimen spesies Podophthalmus vigilterdapat pada

    (Tabel 7). Dokumentasi spesies yang diambil saat penelitian tersaji pada

    (Gambar 22) sedangkan dokumentasi spesies saat di laboratorium dapat dilihat

    pada (Gambar 23).

  • 40

    Tabel 4 Informasi Spesimen Podophthalmus vigil

    DEPOSITORY ICHTYOLOGICUM BRAWIJAYA

    No. DIB.FISH : 111159

    Spesies : Podophthalmus vigil (Fabricius, 1798)

    Local Name : Rajungan Jangkang

    Locality : PPI Campurejo, Kecamatan Panceng

    Kabupaten Gresik

    Familiy : Portunidae Ex. : 6

    Collector : Devita Latifatul M Date : 6 Maret 2018

    Collector Methode : Mini Trawl

    Determinator : Devita Latifatul Mufadhilah Fakultas Perikanan

    dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang [email protected]

    Gambar 9 Podophthalmus vigil Foto Lapang

  • 41

    Gambar 10 Podophthalmus vigil Foto Laboratorium

    Diskripsi Morfologis:

    a. Memiliki tangkai mata yang panjang

    b. Hanya memiliki satu gerigi pada anterolateral margin

    c. Terdapat tiga duri pada merus dalam dan satu duri

    pada merus luar

    d. Terdapat tiga duri pada carpus

    e. Terdapat dua duri pada palm

    f. Warna karapas hijau tanpa corak

    g. Pada bagian palm sampai dactylus terdapat warna

    ungu

    4.3.4 Portunus sanguinolentus

    Keterangan mengenai spesimen spesies Portunus sanguinolentus

    lterdapat pada (Tabel 8). Dokumentasi spesies yang diambil saat penelitian

    tersaji pada (Gambar 24) sedangkan dokumentasi spesies saat di laboratorium

    dapat dilihat pada (Gambar 25).

    Tabel 5 Informasi Spesimen Portunus sanguinolentus

    DEPOSITORY ICHTYOLOGICUM BRAWIJAYA

    No. DIB.FISH : 111159

  • 42

    Spesies : Portunus sanguinolentus (Herbest, 1783)

    Local Name : Rajungan Moto Telu

    Locality : PPI Campurejo, Kecamatan Panceng Kabupaten

    Gresik

    Familiy : Portunidae Ex. : 2

    Collector : Devita Latifatul M Date : 5 Maret 2018

    Collector Methode : Mini Trawl

    Determinator : Devita Latifatul Mufadhilah Fakultas Perikanan dan

    Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang [email protected]

    Gambar 11 Portunus sanguinolentus Foto Lapang

  • 43

    Gambar 12 Portunus sanguinolentus Foto Laboratorium

    Diskripsi Morfologis:

    a. Memiliki sembilan duri pada anterolateral margin dan

    pada duri terakhir memiliki duri lebih panjang

    b. Memiliki empat duri pada frontal margin

    c. Terdapat tiga bintik bewarna ungu kemerah-merahan

    pada karapas bagian posterior

    d. Memiliki empat duri pada bagian merus

    e. Memiliki tiga duri pada carpus

    f. Memiliki satu duri pada palm

    g. Warna karapas hijau

    4.4 Hasil Analisis Aspek Biologi

    Aspek biologi dalam penelitian ini hanya tentang hubungan lebar berat

    rajungan yang berfungsi mengetahui pola pertumbuhan rajungan, distribusi

    frekuensi lebar karapas, nisbah kelamin dan presentase betina yang sedang

    membawa telur dan betina yang tidak sedang membawa telur hal ini dikarenakan

    akan dihubungkan dengan PERMEN-KP No 1 Tahun 2015 yang fokus Lebar

    karapas dan keadaan betina yang sedang membawa telur.

  • 44

    4.4.1 Hubungan Lebar dan Berat Rajungan

    Analisis hubungan panjang dan berat dalam penelitian ini menggunakan

    lebar karapas karena lebar karapas lebih berpengaruh terhadap berat rajungan

    jika dilihat dari bentuk tubuh. Menurut Ernawati, et al. (2015), hubungan lebar

    karpas dengan berat rajungan menggambarkan sifat pertumbuhan rajungan.

    Perhitungan hubungan lebar berat rajungan dilakukan pada kelompok spesies

    yang ditemukan.

    a. Charybdis feriatus

    Hasil pengukuran lebar dan berat rajungan spesies Charybdis feriatus

    (Linnaeus, 1758) dengan total sampel 267 terdiri dari 145 individu jantan dan 122

    betina. Selama penelitian diperoleh ukuran lebar karapas (CW) berkisar antara

    4,70 – 13, 9 cm dan kisaran bobot antara 16 - 380 gram. Setelah diolah dan

    digambarkan melaui titik – titik atau yang biasa disebut scatter diperoleh

    persamaan hubungan lebar berat Charybdis feriatus (Linnaeus, 1758) yaitu W =

    0.1856 CW 2.8523 dan R2= 0,9082. Nilai b diuji dengan uji t test terhadap 267

    sampel Charybdis feriatus dengan selang kepercayaan 95 % dan mendapatkan

    hasil Thit 2,65 dan Ttab 1,97 yang menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t

    tabel yang artinya tolak H0 atau terima H1 yaitu hubungan lebar dan berat ikan

    rajungan adalah Allometrik. Jika dilihat dari nilai b < 3 artinya pertumbuhan

    rajungan bersifat allometrik negatif artinya pertumbuhan lebar karapas lebih

    cepat dari pertambahan berat. Penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian

    yang dilakukan di perairan Karnataka India oleh Dineshbabu (2011), Hubungan

    lebar-berat karapas w = a Lb untuk laki-laki (n = 232) adalah W = 0,140 CW 3,078

    (R2= 0,924) dan untuk perempuan (n = 235) adalah, W = 0,156 CW 3,005 (R2 =

    0,876), di mana W adalah berat (g) dan CW lebar karapas (Cm). Grafik

    hubungan lebar berat Charybdis feriatu tersaji pada (Gambar 26).

  • 45

    Gambar 13 Hubungan Lebar Berat Charybdis feriatus

    b. Portunus pelagicus (Linnaeus, 1758)

    Hasil pengukuran lebar dan berat rajungan spesies Portunus pelagicus

    dengan total sampel 1336 individu terdiri dari 587 individu jantan 749 betina,

    diperoleh ukuran lebar karapas (CW) berkisar antara 3,5 – 17,5 cm dan kisaran

    bobot antara 58 - 235 gram. Setelah diolah dan digambarkan melaui titik – titik

    atau yang biasa disebut sacatter diperoleh persamaan hubungan lebar dan berat

    yaitu W= 0.0498 CW 3.0729 dan R2= 0,8716. Hal tersebut sesuai dengan hasil uji t

    test terhadap 1336 sampel dengan selang kepercayaan 95 % dan mendapatkan

    nilai Thitung 2,257 dan Ttabel sebesar 1,96 yang mana Thitung lebih besar dari t

    tabel jika Thitung>Ttabel maka kesimpulannya yaitu tolak H0 atau terima H1

    artinya hubungan lebar dan berat rajungan adalah allometrik, jika dilihat dari nilai

    b > 3 artinya pertumbuhan ikan bersifat allometrik positif sehingga dari

  • 46

    persamaan lebar berat dapat ditarik kesimpulan pertambahan berat rajungan

    lebih cepat dari pada pertambahan lebar karapas rajungan. Sementara nilai R2=

    0,8716 ini menunjukkan bahwa korelasi hubungan lebar dan berat rajungan

    bersifat kuat. Koefisien korelasi berfungsi untuk mengetahui keeratan dari dua

    variabel atau lebih.

    Hasil dari hubungan lebar berat rajungan Portunus pelagicus berbeda

    dengan penilitian Lelono dan ita (2017), dalam penelitiannya didaptkan nilai b

    1.087 berarti pola pertumbuhan rajungan ialah allometrik negatif artinya

    pertumbuhan lebar karapas lebih cepat dari pada pertumbuhan berat namun

    hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian (Syahrir, 2011), yang

    menyatakan bahwa pada rajungan betina memiliki pola pertumbuhan isometrik

    yaitu pertumbuhan lebar karapas dan berat rajungan seimbang sedangkan pada

    rajungan jantan memiliki pola pertumbuhan allometrik positif artinya pertumbuhan

    berat tubuh lebih cepat dari pada pertumbuhan lebar karapas. Perbedaan ini bisa

    disebabkan karena percampuran data antara rajungan jantan dan rajungan

    betina yang memiliki jumlah tidak seimbang, pada rajungan betina jumlah sampel

    yang didapatkan lebih banyak dari pada jumlah sampel jantan. Jumlah sampel

    jantan sebanyak 587 individu dan sampel betina sebanyak 749 individu. Grafik

    hubungan lebar berat Portunus pelagicus dapat dilihat pada (Gambar 27).

  • 47

    Gambar 14 Grafik Hubungan Lebar Berat Portunus pelagicus

    c. Podophthalmus vigil

    Hasil pengukuran lebar dan berat Podphthalmus vigil yang memiliki total

    sampel 35 terdiri dari 32 individu jantan 3 betina mendapatkan kisaran ukuran

    lebar karapas (CW) 6,7 - 10,5 cm dan kisaran bobot antara 20 - 86 gram.

    Setelah diolah dan digambarkan melaui titik – titik atau yang biasa disebut

    sacatter diperoleh persamaan hubungan Lebar Berat yaitu W = 0.2426 CW2.4391

    dan R2= 0, 7868. Berdasarkan uji t test terhadap 35 sampel Podophthalmus vigil

    dengan selang kepercayaan 95 % didapatkan nilai Thitung lebih > Ttabel dengan

    besar Thitung 2,54 dan Ttab sebesar 2,03 yang artinya tolak H0 atau terima H1

    yaitu hubungan lebar dan berat rajungan adalah allometrik. Jika dilihat dari nilai b

    < 3 artinya pertumbuhan ikan bersifat allometrik negatif sehingga dari persamaan

    lebar berat dapat ditarik kesimpulan bahwasannya pertambahan lebar rajungan

    lebih cepat dari pertambuhan berat rajungan. Sementara nilai R2= 0, 7868 ini

    menunjukkan bahwa korelasi hubungan lebar dan berat rajungan bersifat kuat.

  • 48

    Koefisien korelasi berfungsi untuk mengetahui keeratan dari dua variable atau

    lebih.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

    oleh Subramanian (2001), spesies podophthalmus vigil yang ditemukan

    disepanjang pantai Chennai di Tamil nadu memiliki persamaan lebar dan berat

    W= 0.000876 L2.4423 (untuk jantan) dan W= 0.003057 L2.1586 (untuk betina). Nilai b

    dari kedua persamaan tersebut < 3 menunjukkan bahwa pola pertumbuhannya

    ialah allometrik nagatif. Grafik lebar berat rajungan secara keseluruhan dapat

    dilihat pada (Gambar 28).

    Gambar 15 Hubungan Lebar Berat Podophthalmus vigil

    d. Portunus sanguinolentus

    Hasil pengukuran lebar dan berat rajungan spesies Portunus sanguinolentus

    (Herbest, 1783) dengan total sampel 171 terdiri dari 32 individu jantan 139

    betina. Selama penelitian diperoleh ukuran lebar karapas (CW) berkisar antara

    7,6 - 14,1 Cm dan kisaran bobot antara 20 - 178 gram. Setelah diolah dan

    digambarkan melaui titik – titik atau yang biasa disebut sacatter diperoleh

    persamaan hubungan Lebar Berat Portunus sanguinolentus yaitu W = 0.0763

    CW 2.8539 dan R2= 0,8309. Berdasarkan hasil uji t test terhadap 171 sampel

  • 49

    Portunus sanguinolentus dengan selang kepercayaan 95 % didapatkan nilai Thit

    1,47 dan Ttab 1.97 yang menunjukkan nilai Thitung < Ttabel yang artinya tolak

    H1 atau terima H0 dengan kesimpulan hubungan lebar dan berat ikan rajungan

    adalah isometrik. Menurut penelitian di perairan Karnataka oleh Sukumaran dan

    Nelakanton (1997), Portunus sanguinolentus memiliki persamaan W= 0.0000511

    L3,02612 dan W= 0.000552 L3,07468 untuk juveniles jantan dan betina. W= 0.0003974

    L3,17157 dan W= 0.0000362L3,09969pada rajungan dewasa jantan. W= 0.0008287

    L2,95137dan W= 0.0000658L2,96044 . Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian

    yang pernah dilakukan, perbedaan ini kemungkinan disebabkan dari banyaknya

    sampel betina yang sedang bertelur dibandingkan dengan sampel jantan yaitu

    sebesar 81% betina dan 19% jantan. Dari 81% betina 65% sedang bertelur dan

    35% tidak sedang bertelur Sementara nilai R2= 0, 8309 ini menunjukkan bahwa

    korelasi hubungan lebar dan berat rajungan bersifat kuat. Koefisien korelasi

    berfungsi untuk mengetahui keeratan dari dua variable atau lebih. Menurut

    Damora dan Nurdin (2016), Perbedaan nilai b pada hubungan lebar berat ialah

    relatif (dapat berubah sewaktu-waktu) jika terjadi perubahan lingkungan dan

    kesediaan makanan dan juga dapat diakibatkan karena perbedaan jumlah

    sampel rajungan yang ditangkap. Grafik hubungan lebar berat rajungan secara

    keseluruhan dapat dilihat pada (Gambar 29).

  • 50

    Gambar 16 Hubungan Lebar Berat Portunus sanguinolentus

    4.4.2 Distribusi Frekuensi Lebar Karapas

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Januari – Maret 2018,

    diperoleh 4 sepies rajungan yaitu Charybdis feriatus (Linnaeus, 1758), Portunus

    pelagicus (Linnaeus, 1758), Portunus sanguinolentus (Herbest, 1783) dan

    Podophthalmus vigil (Febricius, 1798). Masing-masing spesies dihitung frekuensi

    lebar karapas.

    a. Charybdis feriatus

    Analisis distribusi lebar karapas spesies Charybdis feriatus (Linnaeus, 1758)

    diperoleh nilai n sebanyak 267 sampel, sebaran lebar karapas (CW)

    mendapatkan nilai minimum sebesar 4,7 Cm dan nilai maksimum 13,9 Cm.

    Grafik distribusi frekuensi lebar karapas Charybdis feriatus (Linnaeus, 1758)

    tersaji pada (Gambar 30).

  • 51

    Gambar 17 Distribusi Frekuensi Lebar Karapas Charybdis feriatus

    Gambar 18 Presentasi Distribusi Lebar Karapas Charybdis feriatus yang Berada dibawah Minimum Legal Size dan yang Berada diatas Minimum Legal Size

    Berdasarkan (Gambar 31) dapat dilihat bahwa persebaran Lebar karapas

    Charybdis feriatus (Linnaeus, 1758) banyak ditemukan pada lebar karapas

    antara 6 – 11 Cm. Sedangkan berdasarkan (Gambar 37) jumlah presentasi

    sampel rajungan yang diatas minimum legal size sebesar 14% dan yang berada

    dibawah Minimum legal Size sebesar 86%.

    b. Portunus pelagicus

    Boleh ditangkap 14%

    Tidak Boleh ditangkap 86%

  • 52

    Perhitungan distribusi frekuensi lebar karapas spesies Portunus pelagicus

    (Linnaeus, 1758) diperoleh nilai n sebanyak 1336 sampel, nilai minimum lebar

    karapas sebesar 3, 5 Cm dan nilai maksimum 17, 5 Cm. Grafik Distribusi

    frekuensi lebar karapas Portunus pelagicus tersaji pada (Gambar 32).

    Gambar 19 Distribusi Frekuensi Lebar Karapas Portunus pelagicus

    Gambar 20 Presentasi Distribusi Lebar Karapas Portunus pelgicus yang Berada dibawah Minimum Legal Size dan yang Berada diatas Minimum Legal Size

    Berdasarkan (Gambar 33) dapat dilihat bahwa persebaran Lebar karapas

    Portunus pelagicus tekumpul pada kisaran 9 – 13 Cm, sedangkan berdasarkan

    Tidak Boleh ditangkap 37%

  • 53

    gambar 31 jumlah presentasi sampel rajungan yang diatas minimum legal size

    sebesar 63% dan yang berada dibawah Minimum legal Size sebesar 37%.

    c. Podophthalmus vigil

    Nilai n dari spesies Podophthalmus vigil sebesar 35 sampel. Sebaran lebar

    karapas (CW) diperoleh nilai minimum sebesar 6, 3 Cm dan nilai maksimum 10,

    5 cm. Grafik Distribusi frekuensi lebar karapas Podophthalmus vigil tersaji pada

    (Gambar 34).

    Gambar 21 Distribusi Frekuensi Lebar Karapas Podophthalmus vigil

    Gambar 22 Presentasi Distribusi Lebar Karapas Podophthalmus vigil yang Berada dibawah Minimum Legal Size dan yang Berada diatas Minimum Legal Size

    Minimum Legal Size Tidak Boleh ditangkap

    89% Boleh ditangkap

    11%

  • 54

    Berdasarkan (Gambar 35) dapat dilihat bahwa persebaran Lebar karapas

    Podophthalmus vigil (Fabricius, 1798) tersebar pada semua kelas panjang hal ini

    dikarenakan jumlah sampel yang didapatkan sangat sedikit yaitu sebesar 35

    sampel, sedangkan berdasarkan (Gambar 33) jumlah presentasi sampel

    rajungan yang diatas minimum Legal size sebesar 11% dan yang berada

    dibawah Minimum Legal Size sebesar 89%.

    d. Portunus sanguinolentus

    Analisis lebar karapas Portunus sanguinolentus (Herbst, 1783)

    memperoleh nilai n sebanyak 171 sampel dengan nilai minimum lebar karapas

    sebesar 6,3 Cm dan nilai maksimum 14,4. Grafik Distribusi frekuensi lebar

    karapas Portunus sanguinolentus tersaji pada (Gambar 36).

    Gambar 23 Distribusi Lebar Karapas Portunus sanguinolentus

  • 55

    Gambar 24 Presentasi Distribusi Lebar Karapas Portunus pelagicus yang Berada dibawah Minimum Legal Size dan yang Berada diatas Minimum Legal Size

    Berdasarkan (Gambar 37) dapat dilihat bahwa persebaran Lebar karapas

    Portunus sanguinolentus (Herbest, 1783) b