laporan sputum dias

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakteri yang memiliki ciri-ciri berantai karbon (C) yang panjangnya 8 sampai 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel disebut basil tahan asam (BTA). Bakteri ini ada 41 spesies yang telah diakui oleh ICSB (International Committee on Systematic Bacteriology) yang sebagaian besar sudah saprofit dan sebagaian kecil lainnya patogen untuk manusia diantaranya Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leparae dan lain-lainnya yang dapat menyebabkan infeksi kronik. Golongan saprofit dikenal juga dengan nama atipik. Mycobacterium tuberculose merupakan bakteri gram positif (+), batang sedikit bengkok, panjang atau pendek, tidak berspora, tidak berkapsul, pertumbuhan sangat lambat 2 sampai 8 minggu, suhu optimal 37 sampai 38 o C. Mycobacterium tahan terhadap asam dan alkali dibanding dengan kuman lain sehingga apabila bahan spesimen mengandung kuman lain dapat dibunuh dengan mudah sehingga spesimen menjadi lebih murni. M. tuberculosis masuk ke dalam tubuh manusia dapat melalui pernafasan, pencernaan dan kulit. Mekanisme penyerangan M. tuberculosis melalui pernapasan awalnya bakteri tersebut masuk melalui rongga hidung lalu masuk organ tubuh sampai ke paru-paru. Setelah memasuki organ paru-paru, bakteri ini menyebar ke organ-organ lain pada tubuh melalui melalui aliran darah, sistem limfa atau getah bening, dan melalui jaringan lain atau secara langsung menyebar ke organ atau bagian badan lain. Penyakit TBC yang lebih parah lagi mampu menyebabkan komplikasi lain, seperti radang paru-paru, pleura, sistem limfa, nodus tulang belakang, genito urinary tract, sistem nervous atau abdomen.

Upload: dias-jameela

Post on 28-Nov-2015

60 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Sputum Dias

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri yang memiliki ciri-ciri berantai karbon (C) yang panjangnya 8

sampai 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan

asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel

disebut basil tahan asam (BTA). Bakteri ini ada 41 spesies yang telah diakui oleh

ICSB (International Committee on Systematic Bacteriology) yang sebagaian besar

sudah saprofit dan sebagaian kecil lainnya patogen untuk manusia diantaranya

Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leparae dan lain-lainnya yang dapat

menyebabkan infeksi kronik. Golongan saprofit dikenal juga dengan nama atipik.

Mycobacterium tuberculose merupakan bakteri gram positif (+), batang

sedikit bengkok, panjang atau pendek, tidak berspora, tidak berkapsul,

pertumbuhan sangat lambat 2 sampai 8 minggu, suhu optimal 37 sampai 38oC.

Mycobacterium tahan terhadap asam dan alkali dibanding dengan kuman lain

sehingga apabila bahan spesimen mengandung kuman lain dapat dibunuh dengan

mudah sehingga spesimen menjadi lebih murni.

M. tuberculosis masuk ke dalam tubuh manusia dapat melalui pernafasan,

pencernaan dan kulit. Mekanisme penyerangan M. tuberculosis melalui

pernapasan awalnya bakteri tersebut masuk melalui rongga hidung lalu masuk

organ tubuh sampai ke paru-paru. Setelah memasuki organ paru-paru, bakteri ini

menyebar ke organ-organ lain pada tubuh melalui melalui aliran darah, sistem

limfa atau getah bening, dan melalui jaringan lain atau secara langsung menyebar

ke organ atau bagian badan lain. Penyakit TBC yang lebih parah lagi mampu

menyebabkan komplikasi lain, seperti radang paru-paru, pleura, sistem limfa,

nodus tulang belakang, genito urinary tract, sistem nervous atau abdomen.

Page 2: Laporan Sputum Dias

Apabila seseorang sudah terpapar dengan bakteri penyebab tuberculosis

akan berakibat buruk seperti menurunkan daya kerja atau produktivitas kerja,

menularkan kepada orang lain terutama pada keluarga yang bertempat tinggal

serumah, dan dapat menyebabkan kematian. Pada penyakit tuberculosis jaringan

yang paling sering diserang adalah paru - paru (95,9 %). Cara penularan melalui

ludah atau dahak penderita yang mengandung bakteri tuberkulosis paru.

Untuk itulah laporan ini disusun guna membahas tentang pewarnaan basil

tahan asam dan tingkat infeksi sputum sehingga menyebabkan Tuberculosis.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui teknik pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA).

2. Untuk mengamati Mycobacterium (jika ada) dan mengetahui tingkat infeksi

dari sputum

C. Manfaat

Adapun manfaat praktikum ini adalah

1. Praktikan dapat membedakan jenis Basil Tahan Asam (BTA) dan jenis

Bakteri Tidak Tahan Asam,

2. Praktikan dapat mengetahui penyebab penyakit TBC yaitu bakteri

Mycobacterium tuberculosis sehingga dapat melakukan pencegahannya.

Page 3: Laporan Sputum Dias

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penyakit TBC

Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada

sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini

juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi

dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium

tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi

tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih

dari setengah kasus (Anonim, 2010).

B. Epidemiologi Penyakit TBC

Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-

titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, anak

anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun

saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari

lingkungan sekitar rumah. Oleh sebab ini masyarakat di Indonesia perlu sadar bila

dirinya terdiagnosis tuberkulosis maka hati hati saat berinteraksi dengan orang

lain agar tidak batuk sembarangan , tidak membuang ludah sembarangan dan

sangat dianjurkan untuk bersedia memakai masker atau setidaknya sapu tangan

atau tissue (Anonim, 2010).

Dalam memerangi penyebaran Tuberkulosis terutama pada anak anak

yang masih rentan daya tahan tubuhnya maka pemerintah Indonesia telah

memasukkan Imunisasi Tuberkulosis pada anak-anak yang disebut sebagai

Imunisasi BCG sebagai salah satu program prioritas imunisasi wajib nasonal

beserta dengan 4 jenis imunisasi wajib lainnya yaitu hepatitis B, Polio, DPT dan

campak, jadwalnya ada di Jadwal imunisasi (Anonim, 2010).

Page 4: Laporan Sputum Dias

C. Etiologi Penyakit TBC

Penyebab penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Menurut Anonim, (2010) adapun klasifikasi Mycobacterium tuberculosis yaitu :

Kingdom : Bacteria

Filum : Actinobacteria

Ordo : Actinomycefales

Upaordo : Corynebacterineae

Famili : Mycobacteriaceae

Genus : Mycobacterium

Spesis : Mycobacterium tuberculosis

M.tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak

membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob. Mycobacteria dapat diberi

pewarnaan seperti bakteri lainnya, misalnya dengan Pewarnaan Gram. Namun,

sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut

tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, maka mycobacteria disebut

sebagai Basil Tahan Asam atau BTA (Anonim, 2010).

Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki sifat tahan asam, yaitu

spesies Nocardia, Rhodococcus, Legionella micdadei, dan protozoa Isospora dan

Cryptosporidium. Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan

arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan

permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik.

Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel Mycobacteria, berperan

dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan M. tuberculosis dapat

bertahan hidup di dalam makrofaga (Anonim, 2010).

Bakteri TBC ini mati dalam pemanasan 100oC selama 5 sampai 10 menit

atau pada pemanasan 60oC selama 30 menit, dan dengan alcohol 70 sampai 95%

selama 15-30 detik. bakteri ini tahan selama 1 sampai 2 jam diudara terutama

ditempat yang lembab dan gelap ( bisa berbulan-bulan ), namun tidak tahan

terhadap sinar atau aliran udara (Anonim, 2010).

Page 5: Laporan Sputum Dias

D. Gejala Penyakit TBC

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus

yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak

terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan

diagnosa secara klinik (Anonim, 2010).

Menurut Anonim, (2010) adapun pembagian gejala yang ditimbulkan

bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah sebagai berikut :

1. Gejala sistemik/umum

a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan

malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam

seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.

c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

e. Berkeringat pada malam hari.

f. Nyeri dada dan sesak nafas

g. Muntah dengan mengeluarkan darah

h. Epistaksis

2. Gejala khusus

a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan

sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan

kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",

suara nafas melemah yang disertai sesak.

b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai

dengan keluhan sakit dada.

c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang

pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di

atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

d. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan

disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam

tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Page 6: Laporan Sputum Dias

E. Pengobatan Penyakit TBC

Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam

jumlah cukup dan dosis tepat selama 6 sampai 8 bulan, supaya semua kuman

(termasuk kuman persister) dapat dibunuh.Dosis tahap intensif dan dosis tahap

lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal, sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila

paduan obat yang digunakan tidak adekuat (jenis, dosis dan jangka waktu

pengobatan), kuman TBC akan berkembang menjadi kuman kebal obat (resisten).

untuk menjamin kepatuhan penderita menelan obot , pengobatan perlu dilakukan

dengan pengawasan langsung (DOT=Direcly Observed Treatment) oleh seorang

pengawas Menelan Obat (PMO ) (Anonim, 2010).

Menurut Anonim, (2010) adapun pengobatan TBC diberikan dalam 2

tahap yaitu tahap intensif dan lanjutan yaitu sebagai berikut :

a. Tahap Intensif

Pada tahap intensif ( awal ) penderita mendapat obat setiap hari dan

diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OAT

terutama rifampisin . Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara

tepat biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2

minggu sebagian besar penderita TBC BTA positif menjadi BTA negatif (

konversi ) pada akhir pengobatan intensif.

Pengawasan Ketat dalam tahap intensif sangat penting untuk mencegah

terjadinya kekebalan obat.

b. Tahap Lanjutan

Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit ,

namum dalam jangka waktu yang lebih lama Pengawasan Ketet dalam tahap

intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat. Tahap

lanjutan penting untuk membunuh kuman persister (dormant) sehingga

mencegah terjadinya kekambuhan.

Page 7: Laporan Sputum Dias

F. Pencegahan Penyakit TBC

Menurut Anonim, (2010) adapun tindakan pencegahan dapat dikerjakan oleh

penderita, masyarakat dan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Status sosial ekonomi rendah yang merupakan faktor menjadi sakit, seperti

kepadatan hunian, dengan meningkatkan pendidikan kesehatan.

2. Tersedia sarana-sarana kedokteran, pemeriksaan penderita, kontak atau

suspect gambas, sering dilaporkan, pemeriksaan dan pengobatan dini bagi

penderita, kontak, suspect, perawatan.

3. Pengobatan preventif, diartikan sebagai tindakan keperawatan terhadap

penyakit inaktif dengan pemberian pengobatan INH sebagai pencegahan.

4. BCG, vaksinasi, diberikan pertama-tama kepada bayi dengan perlindungan

bagi ibunya dan keluarhanya. Diulang 5 tahun kemudian pada 12 tahun

ditingkat tersebut berupa tempat pencegahan.

5. Memberantas penyakti TBC pada pemerah air susu dan tukang potong sapi,

dan pasteurisasi air susu sapi.

6. Tindakan mencegah bahaya penyakit paru kronis karena menghirup udara

yang tercemar debu para pekerja tambang, pekerja semen dan sebagainya.

7. Pemeriksaan bakteriologis dahak pada orang dengan gejala tbc paru.

8. Pemeriksaan screening dengan tubercullin test pada kelompok beresiko

tinggi, seperti para emigrant, orang-orang kontak dengan penderita, petugas

dirumah sakit, petugas/guru disekolah, petugas foto rontgen.

9. Pemeriksaan foto rontgen pada orang-orang yang positif dari hasil

pemeriksaan tuberculin test.

Page 8: Laporan Sputum Dias

BAB III

METEDOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Adapun praktikum Pemeriksaan Sputum ini dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 April 2012

Jam : 13.00 Wita

Tempat : Laboratorium Bioteknologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu

a. Alat

1. Mikroskop

2. Pipet tetes

3. Kaca objek

4. lidi

5. tapperwere

6. Penyanggah

7. Cutter

8. Stop watch

9. kamera

b. Bahan

1. Sputum (dahak)

2. Alkoholasan 3%

3. Karbolfuchsin 0,3%

4. Aquadest

5. Methylen Blue

6. Methanol

7. Alkohol 70%

8. Korek api

9. Swab

Page 9: Laporan Sputum Dias

C. Prosedur kerja

1. Membuat preparat secara langsung kemudian memfiksasi, yaitu dengan

membersihkan kotoran dengan alkohol pada kaca objek glass lalu sputum

meletakan di atasnya dengan menggunakan lidi (dalam keadaan aseptis)

setipis mungkin kemudian dilakukan pengeringan, setelah kering kemudian

difiksasi di dengan swab.

2. Objek glass yang kering menetesi karbol fuchsin 0,3% dan memanaskan

selama 5 menit tetapi jangan sampai mendidih.

3. Mencuci dengan aquadest mengalir dan mengeringkan.

4. Meneteskan dengan alkohol asam 3%, lalu mencuci dengan aquadest mengalir

dan dikeringkan.

5. Meneteskan dengan methylen blue, mendiamkannya selama 20-30 detik

kemudian mencuci dengan menggunakan aquadest mengalir,

mengeringkannya dan mengamati dibawah mikroskop.

6. Mengambil gambar.

Page 10: Laporan Sputum Dias

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No Kelompok Gambar

Keterangan

Sampel Literatur

1

Satu

Negatif

2

Dua

Negatif

3

Tiga

Negatif

4

Empat

Negatif

5

Lima

Negatif

Page 11: Laporan Sputum Dias

B. Pembahasan

Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau agak

bengkok dengan ukuran 0,2 sampai 0,4 x 1 sampai 4 um. Pewarnaan Ziehl-

Neelsen dipergunakan untuk identifikasi bakteri tahan asam. Kuman ini tumbuh

lambat, koloni tampak setelah lebih kurang 2 minggu bahkan kadang- kadang

setelah 6 sampai 8 minggu. Suhu optimum 37oC, tidak tumbuh pada suhu 25

oC

atau lebih dari 40oC. Medium padat yang biasa dipergunakan adalah Lowenstein-

Jensen. PH optimum 6,4 sampai 7,0. Mycobacterium tidak tahan panas, akan

mati pada 6oC selama 15 sampai 20 menit. Biakan dapat mati jika

terkena sinar matahari lansung selama 2 jam. Dalam dahak dapat

bertahan 20 sampai 30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat

bertahan hidup 8 sampai 10 hari. Biakan basil ini dalam suhu kamar dapat

hidup 6 sampai 8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu

20oC selama 2 tahun. Myko bakteri tahan terhadap berbagai

khemikalia dan disinfektan antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat

3% dan NaOH 4%. Basil ini dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 minit,

dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2 sampai 10 menit (Anonim, 2010).

Pada umumnya, basil tahan asam merupakan bakteri yang lapisan paling luar

selnya terdiri dari lapisan lilin, sehingga menyebabkan zat warna sukar masuk ke

dalam sel bakteri. Untuk mewarnainya maka lapisan lilin pada sel itu harus

dihilangkan, yaitu dengan cara pemanasan yang dimaksudkan supaya lilinnya

meleleh, sehingga sel tersebut bisa dengan mudah menerima zat warna. Selain

sukar menerima zat warna, bakteri tahan asam juga sukar menyerap bahan

penghilang zat warna (pencuci), sehingga walaupun dicuci dengan larutan asam

encer, sel bakteri ini akan tetap mengikat zat warna yang telah masuk. Sedangkan

hasil bakteri yang telah didapat menyerap biru saja, ini berarti bakteri merupakan

bakteri tidak tahan asam (Anonim, 2010).

Untuk melakukan percobaan tersebut harus mengambil sampel dahak

(sputum) pada seseorang yang menderita TBC, cara pengambilan spesimen harus

di perhatikan, contohnya dalam pengambilan sampel dahak / sputum bukan hanya

harus dilakukan secara aseptik untuk menghindari kontaminasi.

Page 12: Laporan Sputum Dias

Langkah pertama yang dilakukan adalah dimulai dengan mensterilkan

tangan agar tangan tidak terkontaminasi oleh bakteri yang tidak diinginkan

dengan menggunakan Alkohol 70%, gunakan masker dan sarung tangan.

Kemudian mencuci kaca objek, yang berfungsi agar kaca objek tidak berdebu atau

berlemak sehingga ketika pengamatan, bakteri dapat diamati.

Lalu siapkan lidi harus diruncing ujungnya agar saat meletakan sputum

lebih terarah, lidi berfungsi untuk meratakan dan mengambil sputum. Sebelumnya

lidi harus difiksasi agar lebih steril. Kemudian meletakan sputum menggunakan

lidi diatas kaca objek setipis mungkin karena jika terlalu tebal maka akan terjadi

penumpukan yang menyebabkan sulitnya dilakukan pengamatan. Selanjutnya

setelah sputum melekat pada kaca objek praktikan melakukan fiksasi

menggunakan swab yang dilumuri dengan metanol agar swab tersebut dapat

menyala. Fungsi dari fiksasi itu sendiri adalah membunuh bakteri dengan cepat

tanpa merubah bentuk dan strukturnya.

Kemudian setelah melakukan fiksasi, objek glass tersebut ditetesi dengan

karbol fuchsin 0,3% sampai menutup sampel. Karbol fuchsin merupakan fuchsin

basa yang dilarutkan dalam larutan fenol 5 %. Larutan ini memberikan warna

merah pada sediaan dahak. Fenol digunakan sebagai pelarut untuk membantu

pemasukan zat warna ke dalam sel bakteri sewaktu proses pemanasan. Kemudian

memanaskannya selama 5 menit jangan sampai mendidih. Fungsi pemanasan

untuk melebarkan pori-pori lemak BTA sehingga carbol fuchsin dapat masuk

sewaktu BTA dicuci dengan larutan pemucat, yaitu asam alkohol, maka zat warna

pertama tidak mudah dilunturkan. Bakteri kemudian dicuci dengan aquades untuk

menutup pori-pori dan menghentikan pemucatan. Basil Tahan Asam (BTA) akan

terlihat berwarna merah, sedangkan bakteri yang tidak tahan asam akan

melarutkan carbol fuchsin dengan cepat sehingga sel bakteri tidak berwarna.

Page 13: Laporan Sputum Dias

Selanjutnya, objek glass tersebut ditetesi dengan alkohol asam 3% untuk

melunturkan warna awal bakteri, saat meneteskan alkohol asam usahakan

pipet tetes tidak menyentuh permukaan objek glass agar tidak merusak

larutan. Lalu mencuci objek glass tersebut dengan aquades mengalir untuk

menutup pori-pori dan menghentikan pemucatan dan dikeringkan agar larutan

berikutnya tidak bercampur dengan larutan berikutnya.

Langka terakhir, objek glass tersebut ditetesi dengan methylen blue

selama 20 sampai 30 detik, untuk menentukan apakah dia gram negatif atau

gram positif. Kemudian mencuci objek glass tersebut menggunakan aquades

mengalir, dan mengeringkannya. Setelah itu mengamatinya dengan

mikroskop. Mikroskop menggunakan minyak emersi yang berfungsi untuk

melihat perbesaran 1000 pada objek yang akan di amati.

Hasil pengamatan yang diperoleh dari kelima sampel tersebut (sputum

dari masing-masing kelompok) yaitu berwarna biru yang menunjukan bahwa

bakteri tersebut bukan bakteri tahan asam, ini artinya sputum tersebut negatif

yaitu tidak terinfeksi Mycobacterium tuberculose.

Dari hasil pengamatan yang diperoleh dari kelima sampel tersebut (sputum

dari masing-masing kelompok) berwarna biru yang menunjukan bahwa

bakteri tersebut bukan merupakan bakteri tahan asam, ini artinya sputum

tersebut negatif yaitu tidak terinfeksi Mycobacterium tuberculose (Anonim,

2010).

Page 14: Laporan Sputum Dias

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasi pengamatan dan pembahasan diatas, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode pewarnaan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu Ziehl-

Neelsen. Metode ini digunakan karena cukup sederhana dan mempunyai

sensitivitas serta spesifitas yang cukup tinggi. Spesifitas dan sensitivitas yang

tinggi sebenarnya dimiliki oleh metode fluorokrom. Bakteri yang terwarnai

menunjukkan warna yang kontras dengan lingkungannya dan tidak

membutuhkan perbesaran sampai 10x100 sehingga bisa mempercepat waktu.

2. Pada pelaksanaan paraktikum kali ini tentang pemeriksaan sputum, dari

kelima sampel yang diuji ternyata semua menunjukkan hasil yang negatif

yaitu tidak terdapat bakteri Mycobacterium tuberculos yang menyebabkan

penyakit tuberculos.

Page 15: Laporan Sputum Dias

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009, http://kesmas-unsoed.blogspot.com/, diakses pada 4 April 2012,

Pukul 19.00 Wita.

Anonim, 2008, http://www.medicinesia.com/, diakses pada 4 April 2012, Pukul

19.00 Wita.

Anonim, 2010, http://repository.usu.ac.id/.pdf diakses pada 4 April 2012, Pukul

19.00 Wita.

Anonim, 2009, http://etd.eprints.ums.ac.id/pdf diakses pada 4 April 2012. Pukul

19.00 Wita.

Anonom, 2011, http://www.univmed.org/wp-content/uploads/.pdf diakses pada 4

April 2012, Pukul 19.00 Wita.

Page 16: Laporan Sputum Dias

LEMBAR ASISTENSI

Nama : Dias Tuti

Stambuk : G 601 11 046

Kelompok : IV (Empat)

Asisten : Nelky

No. Hari/Tanggal Keterangan Tanda Tangan

Page 17: Laporan Sputum Dias

LAPORAN SEMENTARA Percobaan 2

A. Judul Percobaan : Pemeriksaan Sputum

B. Tujuan Percobaan : Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu

1. Untuk mengetahui teknik pewarnaan

Bakteri Tahan Asam (BTA).

2. Untuk mengamati Mycobacterium (jika

ada) dan mengetahui tingkat infeksi

sputum.

C. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :

1. Mikroskop

2. Kaca objek

3. Lidi

4. Swab

5. Sputum (dahak)

6. Alkohol asam 3%

7. Karbol fuchsin 0,3 %

8. Aquadest

9. Methylen Blue

10. Minyak emersi

11. Alkohol 70%

Page 18: Laporan Sputum Dias

D. Hasil Pengamatan

No Kelompok Gambar

Keterangan Sampel Literatur

1

Satu

Negatif

2

Dua

Negatif

3

Tiga

Negatif

4

Empat

Negatif

5

Lima

Negatif

Page 19: Laporan Sputum Dias

Kelompok IV

Dias Tuti (G 601 11 046)

Melvina Manita F. (G 601 11 049)

Yuditha Apriliana W(G 601 11 053)

Moh.Fachrin (G 601 11 056)

Masrida (G 601 11 068)

Magfirah (G 601 11 067)

Pertiwi (G 601 11 078)

Moh.Ardiyansyah (G 601 11 079)

Asisten

Pembimbing

Nelky