laporan tahunan 2017 - djka.dephub.go.iddjka.dephub.go.id/ensiklopedia/files/source/publikasi/laptah...
TRANSCRIPT
LAPORANTAHUNAN
2017DIREKTORAT JENDERAL
PERKERETAAPIAN
Jl. Medan Merdeka Barat No.8Gambir, Jakarta Pusat
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110
(021) 3506204, 38568363505557, 35055583505559, 3506526
(021) 38607583813972
LAPORANTAHUNAN
2017DIREKTORAT JENDERAL
PERKERETAAPIAN
Puji syukur yang tak terhingga kami persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan petunjuk dan kemudahan di dalam Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan Tahunan ini merupakan laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan satu kegiatan administrator Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai regulator transportasi perkeretaapian sebagaimana Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 117 Tahun 2017. Laporan Tahunan juga disusun dengan berdasarkan perkembangan yang sangat dinamis pada periode tahun 2017.
Semoga Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun 2017 ini dapat menjadi acuan dan referensi dalam rangka upaya meningkatkan kinerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada masa mendatang. Hal ini sangat diperlukan untuk menciptakan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) sebagai usaha untuk mewujudkan demokratisasi, partisipasi, transparansi dan akuntabilitas yang menjadi tugas pemerintah termasuk peran dan fungsi Ditjen Perkeretaapian. Hal ini dimaksudkan kiranya sistem perencanaan yang telah ada mendapatkan saran (feedback) yang berkelanjutan untuk peningkatan kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan perkeretaapian pada masa yang akan datang.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017.
Jakarta, Juli 2018DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN
Ir. ZULFIKRI, M.Sc., DEA
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 v
RINGKASAN EKSEKUTIF
Seiring dengan meningkatnya perkembangan ekonomi Indonesia, maka
pergerakan manusia dan barang pun ikut mengalami peningkatan sejalan
dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan manusia. Peningkatan
pergerakan tersebut harus didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana
transportasi yang memadai. Hal tersebut adalah hakekat dasar dari transportasi
sebagai kebutuhan turunan akibat aktivitas sosial, ekonomi, dan budaya.
Kebutuhan akan transportasi yang efisien akan terjawab dengan moda kereta
api. Kesadaran akan efisiensi yang dapat diberikan oleh kereta api dimulai
dengan adanya reformasi undang-undang tentang perkeretaapian melalui
penerbitan UU No. 23 Tahun 2007.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Perkeretaapian.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi dan kewenanganya, dalam rangka
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas Direktorat Jenderal
Perkeretaapian mempunyai struktur organisasi yaitu, Sekretariat Direktorat
Jenderal Perkeretaapian, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api,
Direktorat Prasarana Perkeretaapian, Direktorat Sarana Perkeretaapian dan Unit
Kerja Mandiri Setingkat Eselon III.
Adapun laporan tahunan ini, diharapkan dapat memberikan gambaran akan
tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perkeretaapian, hasil-hasil pembangunan
perkeretaapian serta permasalahan yang terjadi. Permasalahan yang terjadi
hendaknya dapat menjadikan pelajaran di tahun-tahun selanjutnya. Cakupan dari
Laporan ini adalah kegiatan pembangunan prasarana dan sarana, kegiatan
pengelolaan lalu lintas dan angkutan kererta api, kegiatan peningkatan
keselamatan serta kegiatan dukungan manajemen yang meliputi bidang
perencanaan, hukum, keuangan serta kepegawaian dan umum.
Pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah melakukan
pembangunan/peningkatan prasarana perkeretaapian antara lain:
vi Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
a. Pembangunan elektrifikasi lintas Bekasi – Cikarang, stasiun cibitung dan
Stasiun Bekasi Timur dimulai pada Tahun 2013, selanjutnya Peresmian
pengoperasian dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2017 oleh Menteri
Perhubungan. Lintas pelayanan baru Bekasi – Cikarang sepanjang
16,74 km’sp ditempuh dalam waktu 21 menit.
b. Pembangunan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) di Provinsi
Sumatera Selatan dengan panjang jalur 28 Km Rute Bandara Internasional
Sultan Mahmud Badaruddin II - Stadion Jakabaring yang terbagi dalam 5
(lima) zona dengan jenis konstruksi Elevated/Layang (Konstruksi Beton, Slab
Track) terdiri dari 13 Stasiun dan 1 Depo. Kereta Api Ringan/Light Rail
Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan ditargetkan pengoperasiannya
pada tahun 2018.
c. Pembangunan reaktivasi jalan kereta api Lintas Binjai – Besitang yang
terletak di lintas Binjai – Besitang Kota Binjai dan Kabupaten Langkat
Propinsi Sumatera Utara yang terdiri pembangunan jalur kereta api
sepanjang 78,40 km’sp, pembangunan jembatan sebanyak 7 unit,
pembangunan 7 stasiun dan pekerjaan KA persinyalan elektrik dan
telekomunikasi serta pemagaran jalur kereta api dengan pendanaan melalui
SBSN. Reaktivasi jalur KA Binjai – Besitang pada tahun 2017 progres fisik
sebesar 51,62%.
d. Pembangunan jalur ganda Kereta Api Prabumulih – Kertapati dengan
panjang lintasan yang dibangun sepanjang 32 km’sp dengan rute antara
stasiun kertapati – prabumulih yang terdiri dari pembangunan 10 unit
jembatan, persinyalan dan telekomunikasi dan capaian pembangunan
sampai akhir Tahun 2017 sebesar 95,53%, rencana diresmikan pada bulan
Maret Tahun 2018.
e. Pembangunan jalur ganda KA antara Purwokerto – Kroya merupakan
kegiatan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan panjang jalur KA 17,8
km’sp yang merupakan pendanaan melalui SBSN. Progress fisik pada tahun
2017 sebesar 21,34% dan ditargetkan operasi pada tahun 2019.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 vii
Direktorat Sarana Perkeretaapian pada tahun 2017 telah melaksanakan
beberapa kegiatan dalam pengadaan sarana perkeretaapian yaitu pengadaan
kereta inspeksi, pengadaan kereta ukur prasarana, pengadaan kereta penolong
pendukung crane dan pengadaan gerbong pendukung peralatan berat untuk
mengangkat dan menggeser beban gerbong terbuka (PPCW).
Terkait bidang lalu lintas dan angkutan kereta api, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian menyelenggarakan angkutan KA Perintis yang bertujuan untuk
meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap moda transportasi kereta api
dan mendorong percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia.
Pada tahun 2017 Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah menyelenggarakan 6
angkutan KA keperintisan pada 6 lintas pelayanan di 6 Provinsi di Jawa dan
Sumatera, yaitu:
a. KA perintis Cut Mutia dengan kinerja operasi pada tahun 2017 mengalami
penurunan okupansi penumpang, hal ini disebabkan karena minat
masyarakat mulai berkurang sehubungan panjang jaringan KA hanya 11 km.
Jumlah penumpang selama penyelenggaraan KA perintis Cut Meutia sampai
dengan triwulan IV tahun 2017 yaitu sebanyak 55.157 orang.
b. KA perintis Lembah Anai yang mulai beroperasi pada November 2016.
Ketika awal beroperasi okupansi mencapai 105%. Hal ini disebabkan banyak
orang yang ingin mencoba, sedangkan setelah itu okupansi turun menjadi
rata-rata 32%. Jumlah penumpang selama penyelenggaraan KA perintis
Lembah Anai sampai dengan triwulan IV tahun 2017 yaitu sebanyak
44.641 orang.
c. KA perintis Kertalaya dengan kinerja operasi pada tahun 2017 bulan
mengalami okupansi penumpang hanya sebesar 10%, karena jadwal
perjalanan kurang sesuai dengan kebutuhan pengguna KA dan kondisi
sarana yang kurang handal. Jumlah penumpang selama penyelenggaraan
KA perintis Kertalaya mulai sampai dengan triwulan IV tahun 2017 yaitu
sebanyak 32.968 orang.
d. KA perintis Siliwangi dengan kinerja operasi pada tahun 2017 rata-rata
okupansi sebesar 74%. Jumlah penumpang selama penyelenggaraan KA
viii Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
perintis Siliwangi sampai dengan triwulan IV tahun 2017 yaitu sebanyak
767.288 orang.
e. KA Bathara Kresna dengan kinerja operasi pada tahun 2015 hingga 2017
rata-rata okupansi menunjukan tren penurunan. Pada tahun 2015 rata-rata
okupansi berada pada 72%, kemudian 2016 turun menjadi 64% dan posisi
terakhir tahun 2017 rata-rata okupansi menunjukkan 51%, Penurunan terjadi
karena adanya pergeseran jadwal/perubahan kereta api pada tahun 2017.
Jumlah penumpang selama penyelenggaraan KA Perintis Bathara Kresna
sampai dengan triwulan IV tahun 2017 yaitu sebanyak 80.020 orang.
f. KA perintis Jenggala dengan kinerja operasi pada awal mula pengoperasian
tahun 2014 rata-rata okupansi hanya sebesar 0,11%, pada tahun 2015
meningkat menjadi 36%, tahun 2016 meningkat menjadi 44% dan posisi
terkahir 2017 sampai rata-rata sebesar 54%. Jumlah penumpang selama
penyelenggaraan KA perintis Bathara Kresna sampai dengan triwulan IV
tahun 2017 yaitu sebanyak 537.062 orang.
Selain itu Pemerintah juga memberikan bantuan kepada masyarakat pengguna
jasa transportasi kereta api kelas ekonomi dan Kereta Listrik (KRL) berupa
subsidi angkutan perkeretaapian sebesar Rp2,094 Triliun yang pelaksanaannya
dibawah pengawasan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan dan memberikan penugasan kepada penyedia jasa kereta api
untuk menyelenggarakan kewajiban pelayanan umum/Public Service Obligation
(PSO). Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada masa Angkutan Lebaran Tahun
2017 juga telah memberikan pelayanan angkutan motor gratis dari tempat
pemberangkatan awal yaitu stasiun Jakarta Gudang 3 (tiga) lintas tujuan yaitu
lintas utara dan lintas selatan
Program peningkatan keselamatan perkeretaapian merupakan hal yang menjadi
prioritas dan perlu ditunjang oleh semua aspek dalam penyelenggaraan
perkeretaapian, yaitu aspek sarana, prasarana, operasional dan Sumber Daya
Manusia (SDM). Pada tahun 2017 telah terjadi 17 kali kejadian kecelakaan
perkeretaapian dengan nilai Rate of Accident (RoA) sebesar 0,26 per km
tempuh. Beberapa upaya peningkatan keselamatan diantaranya sosialisasi, audit
dan inspeksi serta pembinaan SDM Perkeretaapian.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 ix
Untuk kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya meliputi
kegiatan administrasi bidang perencanaan, keuangan, hukum, kepegawaian dan
umum yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai regulator penyelenggaraan
perkeretaapian.
DAFTAR ISIPROFIL PIMPINANKATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIFDAFTAR ISI DAFTAR GAMBARDAFTAR TABEL
iiii vxixvxx
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Ruang Lingkup1.4. Tugas, Fungsi dan Kewenangan1.5. Struktur Organisasi
1.6. Komposisi Pegawai
BAB
1
DUKUNGAN MANAJEMEN
2.1. Bidang Perencanaan2.2. Bidang Keuangan2.3. Bidang Hukum dan KSLN2.4. Bidang Kepegawaian dan Umum
BAB
2
1.5.1 Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian1.5.2. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api1.5.3. Direktorat Prasarana Perkeretaapian1.5.4. Direktorat Sarana Perkeretaapian1.5.5. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian
1.6.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian1.6.2. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api1.6.3. Direktorat Prasarana Perkeretaapian1.6.4. Direktorat Sarana Perkeretaapian1.6.5. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian
3.1.1. Pembangunan Prasarana Wilayah Sumatera3.1.2. Pembangunan Prasarana Wilayah Jawa3.1.3. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Wilayah Sulawesi Lintas Makassar – Parepare
KEGIATAN PEMBANGUNAN PRASARANAPERKERETAAPIAN 3.1. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian
1-1
1-11-21-21-31-4
1-14
2-1
2-12-22-102-17
1-51-61-71-81-9
1-141-151-161-171-18
3-23-123-20
3-1
3-1
BAB
3
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 xi
3.2. Penyusunan Norma, Standar, Pedoman, Spesifikasi Teknis, Kriteria dan Prosedur Prasarana Perkeretaapian
3.2.1. Jalur dan Bangunan KA3.2.2. Fasilitas Operasi3.2.3. Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis)
3.3. Monitoring, Evaluasi dan Bimbingan Teknis3.3.1. Jalur dan Bangunan KA3.3.2. Fasilitas Operasi Kereta Api
3.4. Kelaikan Prasarana Perkeretaapian3.4.1. Jalur dan Bangunan KA3.4.2. Fasilitas Operasi Kereta Api
5.2.1. Pemantauan Angkutan Lebaran Tahun 2017 (1438 H)5.2.2. Pengoperasian KA Tambahan5.2.3. Pemantauan Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 20175.2.4. Pelaksanaan Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) Tahun 20175.2.5. Frekuensi Perjalanan Kerea Api5.2.6. Ketepatan dan Kelambatan Perjalanan Kereta Api
3.5. Bidang Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO)
3-21
3-213-233-24
3-243-253-29
3-303-313-36
3-37
KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANAPERKERETAAPIAN 4.1. Pembangunan Sarana4.2. Pengembangan dan Pengawasan Sarana4.3. Pengelolaan Sarana Milik Negara4.4. Sertifikasi Kelaikan Sarana Perkeretaapian
4-1
4-14-2
4-74-16
BAB
4
KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTASDAN ANGKUTAN KERETA API 5.1. Bidang Penataan dan PengembanganJaringan5.2. Bidang Lalu Lintas
5-3
5-55-8
5-14
5-155-16
5-1
5-1
5-3
BAB
5
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 xii
5.3.1. Pelayanan Angkutan Kereta Api5.3.2. Subsidi Tarif Angkutan Ekonomi / Public Service Obligation (PSO) 5.3.3. Angkutan Motor Gratis (Motis) Dengan Moda Kereta Api
5.3. Bidang Angkutan
5.4.1. Penyelenggaraan Perijinan Perkeretaapian Umum dan Khusus5.4.2. Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian (Track Acsess Charge/Tac)
5.4. Bidang Kerjasama dan Pengembangan Usaha
6.3.1. Pemeriksaan Peralatan Penanganan Kecelakaan6.3.2. Pembinaan Teknis Pemeriksaan Kecelakaan6.3.3. Sistem Manajemen Keselamatan Kereta Api (SIMKA)6.3.4. Evaluasi Keselamatan Bidang Perkeretaapian6.3.5. Pembinan Teknis Analisis Kecelakaan6.3.6. Pembinaan Keselamatan SDM Kontraktor dan Konsultan di Bidang Perkeretapian
6.4.1. Diklat Pembentukan Tenaga Penguji Sarana dan Prasarana KA6.4.2. Peningkatan Kompetensi Teknis Inspektur Perkeretaapian6.4.3. Sertifikasi Awak Sarana Perkeretaapian6.4.4. Sertifikasi Pengujian Kecelakaan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Keretaapi6.4.5. Sertifikasi Pengujian Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta Api
KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATANPERKERETAAPIAN 6.1. Bidang Rekayasa dan Peningkatan Keselamatan6.2. Bidang Audit dan Inspeksi Keselamatan Perkeretaapian6.3. Bidang Pemeriksaan dan Analisis Kecelakaan
6.4. Sertifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Akreditasi Kelembagaan Perkeretaapian
5-185-23
5-26
5-18
5-305-33
5-30
6-11
6-126-14
6-156-166-18
6-20
6-21
6-226-23
6-24
6-1
6-26-6
6-11
6-19
BAB
6
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 xIii
6.4.6. Sertifikasi Pengujian Kecakapan Tenaga Perawatan dan Pemeriksa Sarana dan Prasarana Perkeretaapian6.4.7. Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM Perkeretaapian6.4.8. Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusi Perkeretaapian6.4.9. Monitoring Akreditasi Kelembagaan
6-24
6-25
6-27
6-28
6.5. Bidang Pencegahan dan Penegakan Hukum 6-29
7.2.1. Pembangunan Kereta Api Bandara Soekarno Hatta (Commuter Line)7.2.2. Pembangunan Skytrain Bandara Soekarno Hatta7.2.3. Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) DKI Jakarta (JAKPRO)7.2.4. Pembangunan Kereta Cepat Jakarta – Bandung
CAPAIAN PEMBANGUNAN STRATEGIS LAINNYA 7.1. Capaian Keberhasilan atau Penghargaan 7.2. Pelaksanaan Pembangunan Perkeretaapian Dengan Skema KPBU
7-1
7-3
7-4
7-4
7-1
7-17-2
BAB
7
PENUTUP
8.1. Kesimpulan8.2. Saran
8-1
8-18-3
BAB
8
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 xiv
DAFTAR GAMBAR1-11
1-121-121-131-131-14
1-15
1-16
1-17
1-18
2-22-3
2-32-3
2-4
2-6
2-8
2-172-20
3-23-3
3-3
3-43-4
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 xv
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PerkeretaapianGambar 1.2 Struktur Organisasi Balai Perkeretaapian Kelas IGambar 1.3 Struktur Organisasi Balai Perkeretaapian Kelas II Gambar 1.4 Struktur Organisasi Balai Pengujian Perkeretaapian Gambar 1.5 Struktur Organisasi Balai Perawatan PerkeretaapianGambar 1.6 Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.7 Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.8 Komposisi Pegawai Direktorat Prasarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.9 Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.10 Komposisi Pegawai Direktorat Keselamatan Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 2.1 Kegiatan Rapat Studi Bagian PerencanaanGambar 2.2 Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Ditjen KAGambar 2.3 Monitoring Progres Fisik Kegiatan PembangunanGambar 2.4 Pembahasan Evaluasi Realisasi Anggaran, dan Melakukan Pemutakhiran Data Pada Aplikasi E-Monitoring pada Acara yang diadakan oleh Biro Keuangan, Setjen Kemenhub di YogyakartaGambar 2.5 Rapat Pembahasan Target dan Realisasi PNBP di Lingkungan Direktorat Jenderal PerkeretaapianGambar 2.6 Penyusunan Laporan BMN Tahun Anggaran 2017 di BogorGambar 2.7 Penyusunan Laporan BMN Tahun Anggaran 2017 di BogorGambar 2.8 Peresmian Staiun Kereta Api Bekasi Timur, CibitungGambar 2.9 Pemasangan Mesin Absensi Palembang dan MedanGambar 3.1 Peta PembangunanGambar 3.2 Progres pembangunan Jalur KA antara Besitang – Sei LiputGambar 3.3 Peta Pembangunan Jalur Rantauprapat – Kota PinangGambar 3.4 Peta Pembangunan Jalur Rantauprapat – Kota PinangGambar 3.5. Peta Lokasi Jalur KA Bandar Tinggi - Kuala Tanjung
Gambar 3.6 Pembangunan Jalur KA antara Bandar Tinggi – Kuala TanjungGambar 3.7 Lokasi Pekerjaan Reaktivasi Jalur Kereta Api lintas Binjai-BesitangGambar 3.8. Pembangunan Pekerjaan Reaktivasi Jalur Kereta Api lintas Binjai-BesitangGambar 3.9 Peta Lintas Pembangunan Jalur KA Layang antara MedanGambar 3.10 Progress Pembangunan Jalur KA Layang antara Medan – Bandar KhalipahGambar 3.11 Peta Lintas Pembangunan Jalur KA BIMGambar 3.12 Progress Pembangunan Jalur KA BIMGambar 3.13 Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Martapura – BaturajaGambar 3.14 Progress Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Martapura – BaturajaGambar 3.15. Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Prabumulih - KertapatiGambar 3.16 Progres Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Prabumulih – KertapatiGambar 3.17 Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan Gambar 3.18 Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumtera SelatanGambar 3.19. Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Maja – RangkasbitungGambar 3.20 Progres Pembangunan Jalur Ganda KA antara Maja – RangkasbitungGambar 3.21 Peta Lintas PembangunanGambar 3.22 Peresmian pengoperasian KRL lintas Bekasi – Cikarang dan Stasiun Bekasi Timur oleh Menteri Perhubungan didampingi PLT Dirjen Perkeretaapian dan Walikota BekasiGambar 3.23 Progres Pembangunan Double-Double Track (DDT)Gambar 3.24 Peta Lintas Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Koridor Utara - SelatanGambar 3.25 Kunjungan Menteri di pembangunan Proyek Mass Rapid Transit (MRT)Gambar 3.26 Peta Lintas Reaktivasi Jalur KA antara Stasiun Tawang - PelabuhanTanjung EmasGambar 3.27 Reaktivasi Jalur KA antara Stasiun Tawang - PelabuhanTanjung EmasGambar 3.28 Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Purwokerto - KroyaGambar 3.29 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Purwokerto – Kroya
Gambar 3.30 Pembangunan Jalur Ganda KA AntaraGambar 3.31 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Kroya – Kutoarjo Segmen Kroya – Gombong (Pekerjaan Tubuh Baan, Gelar Bantalan dan Pekerjaan Jembatan)Gambar 3.32 Peta Lintas Pembagunan Jalur Ganda Kereta Api Jombang - MadiunGambar 3.33 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Jombang – MadiunGambar 3.34 Peta Lintas PembagunanGambar 3.35 Progres Pembangunan Jalur KA Makassar – ParepareGambar 3.36 Kegiatan Penyusunan Spesiifkasi Teknis Jalur dan Bangunan Kereta ApiGambar 3.37. Kegiatan Rakornis Bidang Prasarana Perkeretaapian oleh Direktur PrasaranaGambar 3.38 Kegiatan Monitoring Dan Bimbingan Teknis Jalur dan JembatanGambar 3.39 Kegiatan monitoring dan bimbingan teknis Jalur dan JembatanGambar 3.40 Kegiatan Monitoring Teknis Jembatan dan Jalur di BTP Wilayah Jawa Bagian Timur Gambar 3.41 Kegiatan Bimbingan Teknis Jembatan di BTP Wilayah Sumatera Bagian SelatanGambar 3.42 Kegiatan Bimbingan Teknis Jembatan di BTP Wilayah Sumatera Bagian BaratGambar 3.43 Alur Permohonan Sertifikat Uji Pertama atau Uji Berkala Prasarana Perkeretaapian Gambar 3.44 Kegiatan Sertifikasi Uji Prasarana PerkeretaapianGambar 3.45 Kegiatan Uji Sertifikasi Komponen Prasarana PerkeretaapianGambar 3.46 Kegiatan Sertifikasi Bantalan Beton komponen Prasarana PerkeretaapianGambar 3.47 Kegiatan Focus Discussion Group (FGD)Gambar 3.48. Kegiatan Penandatangan IMO Dirjen Perkeretaapian denga Direktur PT. KAIGambar 3.49 Lingkup Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana KA Milik NegaraGambar 4.1 Kereta Ukur dan Kereta InspeksiGambar 4.2 Gerbong Pendukung Peralatan Berat dan Gambar 4.3 Gerbong Pendukung Peralatan Berat dan Gambar 4.4 Lokomotif k CC 300, Gerbong Datar dan Gerbong Terbuka Gambar 4.5 Kereta Inspeksi, Kereta Ukur dan Kereta Kedinasan
Gambar 4.6 TMC, Excavator dan Kereta PenolongGambar 4.7 Crane, Multi Tie Tamper dan Lori InspeksiGambar 4.8 Bridge Inspection Car dan Road Working Vehicle CarGambar 4.9 Pelaksanaan Pengujian Sarana Perkeretaapian Gambar 5.1 Kegiatan Pemantauan Posko Lebaran Tahun 2017Gambar 5.2 Perbandingan Penumpang Angkutan Lebaran Tahun 2016 dan 2017 Gambar 5.3 Perbandingan Volume Penumpang Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 dengan Angkutan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017Gambar 5.4. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Cut MutiaGambar 5.5. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Lembah AnaiGambar 5.6. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Kertalaya Gambar 5.7. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Siliwangi Gambar 5.8 Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Bathara Kresna Gambar 5.9 Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA JenggalaGambar 5.10 Penandatanganan Kontrak PSOGambar 5.11 Diagram Jumlah Nilai Kontrak PSO dari Tahun 2014-2017 Gambar 5.12 Prosentase Jumlah Penumpang dan Alokasi PSO Tahun 2017Gambar 5.13 Kegiatan Verifikasi Pelaksanaan PSO terhadap KA EkonomiGambar 5.14 Penyelenggaraan Angkutan Motis Tahun 2017Gambar 5.15 Kegiatan Angkutan Motis Tahun 2017Gambar 5.16 Jumlah Angkutan Mudik Angkutan Motor GratisGambar 6.1. Formulasi Rate of AccidentGambar 6.2. Kegiatan Sosialisasi di SekolahGambar 6.3. Kegiatan Sosialisasi Keselamatan dan Workshop Preventif KecelakaanGambar 6.4. Kegiatan Penutupan Perlintasan Sebidang Kereta ApiGambar 6.5 Kegiatan Audit Keselamatan KAGambar 6.6 Kegiatan Safety Assement KA Bandara dan SkytrainGambar 6.7 Kegiatan Safety Assement KA di Stasiun ManggaraiGambar 6.8 Kegiatan InspeksiGambar 6.9 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah KroyaGambar 6.10 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah Randegan Gambar 6.11 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah Randegan Gambar 6.12 Kegiatan Pembinaan Teknis Pemeriksaan Kecelakaan
Gambar 6.13 Kegiatan Pembinaan Teknis Analisis Kecelakaan di BekasiGambar 6.14 Kegiatan Pembinaan Teknis Analisis Kecelakaan Gambar 6.15 Kegiaan Membuka Pembinaan Keselamatan Gambar 6.16 Kegiatan Pemberian Materi didalam Kelas dan Kegiatan Praktek di LapanganGambar 6.17 Kegiatan Pemberian Materi di dalam Kelas dan Kegiatan PraktekGambar 6.18 Pelaksanaan Sertifikasi Awak Sarana PerkeretaapianGambar 6.19 Peserta Pengujian Kecakapan Pengatur Perjalanan KAGambar 6.20 Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Pengujian Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta ApiGambar 6.21 Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Pengujian Kecakapan Tenaga Perawatan dan Pemeriksa Sarana dan Prasarana PerkeretaapianGambar 6.22 Diagram Sertifikasi SDM Perkeretaapian Tahun 2013 s.d 2017Gambar 6.23 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM PerkeretaapianGambar 6.24 Kegiatan Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan SDM PerkeretaapianGambar 6.25 Kegiatan Monitoring Akreditasi KelembagaanGambar 6.26 Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian di BekasiGambar 6.27 Kegiatan Evaluasi Kinerja PPNS PerkeretaapianGambar 6.28 Kegiatan Penegakan Hukum Dan Korwas di Bidang PerkeretaapianGambar 6.29 Kegiatan Penyuluhan RegulasiGambar 6.30 Kegiatan Pencegahan Dan Pengawasan Gambar 6.31 Kegiatan Penyidikan dan Evaluasi Tindak Pidana PerkeretaapianGambar 6.32 Kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) pada Transportasi KAGambar 6.33 Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prsasarana, Sertifikat Kelaikan Sarana dan Prasarana Perkeretaapian Gambar 6.34 Kegiatan Monitoring dan Sosialisasi Bangunan Liar di Jalur KAGambar 7.1 Jalur KA Bandara Soeta dan Sarana yang DigunakanGambar 7.2 Jalur KA Bandara Soeta dan Sarana yang DigunakanGambar 7.3 Jalur Skytrain Bandara Soekarno Hatta Gambar 7.4 Pembangunan LRT lintas Kelapa Gading – VelodromGambar 7.5 Proses pembebasan lahan unruk pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PerkeretaapianGambar 1.2 Struktur Organisasi Balai Perkeretaapian Kelas IGambar 1.3 Struktur Organisasi Balai Perkeretaapian Kelas II Gambar 1.4 Struktur Organisasi Balai Pengujian Perkeretaapian Gambar 1.5 Struktur Organisasi Balai Perawatan PerkeretaapianGambar 1.6 Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.7 Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.8 Komposisi Pegawai Direktorat Prasarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.9 Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.10 Komposisi Pegawai Direktorat Keselamatan Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 2.1 Kegiatan Rapat Studi Bagian PerencanaanGambar 2.2 Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Ditjen KAGambar 2.3 Monitoring Progres Fisik Kegiatan PembangunanGambar 2.4 Pembahasan Evaluasi Realisasi Anggaran, dan Melakukan Pemutakhiran Data Pada Aplikasi E-Monitoring pada Acara yang diadakan oleh Biro Keuangan, Setjen Kemenhub di YogyakartaGambar 2.5 Rapat Pembahasan Target dan Realisasi PNBP di Lingkungan Direktorat Jenderal PerkeretaapianGambar 2.6 Penyusunan Laporan BMN Tahun Anggaran 2017 di BogorGambar 2.7 Penyusunan Laporan BMN Tahun Anggaran 2017 di BogorGambar 2.8 Peresmian Staiun Kereta Api Bekasi Timur, CibitungGambar 2.9 Pemasangan Mesin Absensi Palembang dan MedanGambar 3.1 Peta PembangunanGambar 3.2 Progres pembangunan Jalur KA antara Besitang – Sei LiputGambar 3.3 Peta Pembangunan Jalur Rantauprapat – Kota PinangGambar 3.4 Peta Pembangunan Jalur Rantauprapat – Kota PinangGambar 3.5. Peta Lokasi Jalur KA Bandar Tinggi - Kuala Tanjung
3-5
3-5
3-6
3-6
3-7
3-73-83-9
3-9
3-10
3-10
3-11
3-11
3-12
3-12
3-133-14
3-15
3-153-16
3-16
3-17
3-17
3-18
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 xvi
Gambar 3.6 Pembangunan Jalur KA antara Bandar Tinggi – Kuala TanjungGambar 3.7 Lokasi Pekerjaan Reaktivasi Jalur Kereta Api lintas Binjai-BesitangGambar 3.8. Pembangunan Pekerjaan Reaktivasi Jalur Kereta Api lintas Binjai-BesitangGambar 3.9 Peta Lintas Pembangunan Jalur KA Layang antara MedanGambar 3.10 Progress Pembangunan Jalur KA Layang antara Medan – Bandar KhalipahGambar 3.11 Peta Lintas Pembangunan Jalur KA BIMGambar 3.12 Progress Pembangunan Jalur KA BIMGambar 3.13 Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Martapura – BaturajaGambar 3.14 Progress Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Martapura – BaturajaGambar 3.15. Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Prabumulih - KertapatiGambar 3.16 Progres Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Prabumulih – KertapatiGambar 3.17 Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan Gambar 3.18 Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumtera SelatanGambar 3.19. Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Maja – RangkasbitungGambar 3.20 Progres Pembangunan Jalur Ganda KA antara Maja – RangkasbitungGambar 3.21 Peta Lintas PembangunanGambar 3.22 Peresmian pengoperasian KRL lintas Bekasi – Cikarang dan Stasiun Bekasi Timur oleh Menteri Perhubungan didampingi PLT Dirjen Perkeretaapian dan Walikota BekasiGambar 3.23 Progres Pembangunan Double-Double Track (DDT)Gambar 3.24 Peta Lintas Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Koridor Utara - SelatanGambar 3.25 Kunjungan Menteri di pembangunan Proyek Mass Rapid Transit (MRT)Gambar 3.26 Peta Lintas Reaktivasi Jalur KA antara Stasiun Tawang - PelabuhanTanjung EmasGambar 3.27 Reaktivasi Jalur KA antara Stasiun Tawang - PelabuhanTanjung EmasGambar 3.28 Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Purwokerto - KroyaGambar 3.29 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Purwokerto – Kroya
Gambar 3.30 Pembangunan Jalur Ganda KA AntaraGambar 3.31 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Kroya – Kutoarjo Segmen Kroya – Gombong (Pekerjaan Tubuh Baan, Gelar Bantalan dan Pekerjaan Jembatan)Gambar 3.32 Peta Lintas Pembagunan Jalur Ganda Kereta Api Jombang - MadiunGambar 3.33 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Jombang – MadiunGambar 3.34 Peta Lintas PembagunanGambar 3.35 Progres Pembangunan Jalur KA Makassar – ParepareGambar 3.36 Kegiatan Penyusunan Spesiifkasi Teknis Jalur dan Bangunan Kereta ApiGambar 3.37. Kegiatan Rakornis Bidang Prasarana Perkeretaapian oleh Direktur PrasaranaGambar 3.38 Kegiatan Monitoring Dan Bimbingan Teknis Jalur dan JembatanGambar 3.39 Kegiatan monitoring dan bimbingan teknis Jalur dan JembatanGambar 3.40 Kegiatan Monitoring Teknis Jembatan dan Jalur di BTP Wilayah Jawa Bagian Timur Gambar 3.41 Kegiatan Bimbingan Teknis Jembatan di BTP Wilayah Sumatera Bagian SelatanGambar 3.42 Kegiatan Bimbingan Teknis Jembatan di BTP Wilayah Sumatera Bagian BaratGambar 3.43 Alur Permohonan Sertifikat Uji Pertama atau Uji Berkala Prasarana Perkeretaapian Gambar 3.44 Kegiatan Sertifikasi Uji Prasarana PerkeretaapianGambar 3.45 Kegiatan Uji Sertifikasi Komponen Prasarana PerkeretaapianGambar 3.46 Kegiatan Sertifikasi Bantalan Beton komponen Prasarana PerkeretaapianGambar 3.47 Kegiatan Focus Discussion Group (FGD)Gambar 3.48. Kegiatan Penandatangan IMO Dirjen Perkeretaapian denga Direktur PT. KAIGambar 3.49 Lingkup Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana KA Milik NegaraGambar 4.1 Kereta Ukur dan Kereta InspeksiGambar 4.2 Gerbong Pendukung Peralatan Berat dan Gambar 4.3 Gerbong Pendukung Peralatan Berat dan Gambar 4.4 Lokomotif k CC 300, Gerbong Datar dan Gerbong Terbuka Gambar 4.5 Kereta Inspeksi, Kereta Ukur dan Kereta Kedinasan
Gambar 4.6 TMC, Excavator dan Kereta PenolongGambar 4.7 Crane, Multi Tie Tamper dan Lori InspeksiGambar 4.8 Bridge Inspection Car dan Road Working Vehicle CarGambar 4.9 Pelaksanaan Pengujian Sarana Perkeretaapian Gambar 5.1 Kegiatan Pemantauan Posko Lebaran Tahun 2017Gambar 5.2 Perbandingan Penumpang Angkutan Lebaran Tahun 2016 dan 2017 Gambar 5.3 Perbandingan Volume Penumpang Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 dengan Angkutan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017Gambar 5.4. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Cut MutiaGambar 5.5. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Lembah AnaiGambar 5.6. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Kertalaya Gambar 5.7. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Siliwangi Gambar 5.8 Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Bathara Kresna Gambar 5.9 Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA JenggalaGambar 5.10 Penandatanganan Kontrak PSOGambar 5.11 Diagram Jumlah Nilai Kontrak PSO dari Tahun 2014-2017 Gambar 5.12 Prosentase Jumlah Penumpang dan Alokasi PSO Tahun 2017Gambar 5.13 Kegiatan Verifikasi Pelaksanaan PSO terhadap KA EkonomiGambar 5.14 Penyelenggaraan Angkutan Motis Tahun 2017Gambar 5.15 Kegiatan Angkutan Motis Tahun 2017Gambar 5.16 Jumlah Angkutan Mudik Angkutan Motor GratisGambar 6.1. Formulasi Rate of AccidentGambar 6.2. Kegiatan Sosialisasi di SekolahGambar 6.3. Kegiatan Sosialisasi Keselamatan dan Workshop Preventif KecelakaanGambar 6.4. Kegiatan Penutupan Perlintasan Sebidang Kereta ApiGambar 6.5 Kegiatan Audit Keselamatan KAGambar 6.6 Kegiatan Safety Assement KA Bandara dan SkytrainGambar 6.7 Kegiatan Safety Assement KA di Stasiun ManggaraiGambar 6.8 Kegiatan InspeksiGambar 6.9 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah KroyaGambar 6.10 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah Randegan Gambar 6.11 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah Randegan Gambar 6.12 Kegiatan Pembinaan Teknis Pemeriksaan Kecelakaan
Gambar 6.13 Kegiatan Pembinaan Teknis Analisis Kecelakaan di BekasiGambar 6.14 Kegiatan Pembinaan Teknis Analisis Kecelakaan Gambar 6.15 Kegiaan Membuka Pembinaan Keselamatan Gambar 6.16 Kegiatan Pemberian Materi didalam Kelas dan Kegiatan Praktek di LapanganGambar 6.17 Kegiatan Pemberian Materi di dalam Kelas dan Kegiatan PraktekGambar 6.18 Pelaksanaan Sertifikasi Awak Sarana PerkeretaapianGambar 6.19 Peserta Pengujian Kecakapan Pengatur Perjalanan KAGambar 6.20 Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Pengujian Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta ApiGambar 6.21 Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Pengujian Kecakapan Tenaga Perawatan dan Pemeriksa Sarana dan Prasarana PerkeretaapianGambar 6.22 Diagram Sertifikasi SDM Perkeretaapian Tahun 2013 s.d 2017Gambar 6.23 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM PerkeretaapianGambar 6.24 Kegiatan Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan SDM PerkeretaapianGambar 6.25 Kegiatan Monitoring Akreditasi KelembagaanGambar 6.26 Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian di BekasiGambar 6.27 Kegiatan Evaluasi Kinerja PPNS PerkeretaapianGambar 6.28 Kegiatan Penegakan Hukum Dan Korwas di Bidang PerkeretaapianGambar 6.29 Kegiatan Penyuluhan RegulasiGambar 6.30 Kegiatan Pencegahan Dan Pengawasan Gambar 6.31 Kegiatan Penyidikan dan Evaluasi Tindak Pidana PerkeretaapianGambar 6.32 Kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) pada Transportasi KAGambar 6.33 Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prsasarana, Sertifikat Kelaikan Sarana dan Prasarana Perkeretaapian Gambar 6.34 Kegiatan Monitoring dan Sosialisasi Bangunan Liar di Jalur KAGambar 7.1 Jalur KA Bandara Soeta dan Sarana yang DigunakanGambar 7.2 Jalur KA Bandara Soeta dan Sarana yang DigunakanGambar 7.3 Jalur Skytrain Bandara Soekarno Hatta Gambar 7.4 Pembangunan LRT lintas Kelapa Gading – VelodromGambar 7.5 Proses pembebasan lahan unruk pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 xvii
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PerkeretaapianGambar 1.2 Struktur Organisasi Balai Perkeretaapian Kelas IGambar 1.3 Struktur Organisasi Balai Perkeretaapian Kelas II Gambar 1.4 Struktur Organisasi Balai Pengujian Perkeretaapian Gambar 1.5 Struktur Organisasi Balai Perawatan PerkeretaapianGambar 1.6 Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.7 Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.8 Komposisi Pegawai Direktorat Prasarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.9 Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.10 Komposisi Pegawai Direktorat Keselamatan Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 2.1 Kegiatan Rapat Studi Bagian PerencanaanGambar 2.2 Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Ditjen KAGambar 2.3 Monitoring Progres Fisik Kegiatan PembangunanGambar 2.4 Pembahasan Evaluasi Realisasi Anggaran, dan Melakukan Pemutakhiran Data Pada Aplikasi E-Monitoring pada Acara yang diadakan oleh Biro Keuangan, Setjen Kemenhub di YogyakartaGambar 2.5 Rapat Pembahasan Target dan Realisasi PNBP di Lingkungan Direktorat Jenderal PerkeretaapianGambar 2.6 Penyusunan Laporan BMN Tahun Anggaran 2017 di BogorGambar 2.7 Penyusunan Laporan BMN Tahun Anggaran 2017 di BogorGambar 2.8 Peresmian Staiun Kereta Api Bekasi Timur, CibitungGambar 2.9 Pemasangan Mesin Absensi Palembang dan MedanGambar 3.1 Peta PembangunanGambar 3.2 Progres pembangunan Jalur KA antara Besitang – Sei LiputGambar 3.3 Peta Pembangunan Jalur Rantauprapat – Kota PinangGambar 3.4 Peta Pembangunan Jalur Rantauprapat – Kota PinangGambar 3.5. Peta Lokasi Jalur KA Bandar Tinggi - Kuala Tanjung
3-183-19
3-19
3-20
3-203-21
3-22
3-24
3-25
3-26
3-27
3-28
3-28
3-31
3-313-34
3-35
3-35
3-373-38
4-24-24-74-15
4-15
Gambar 3.6 Pembangunan Jalur KA antara Bandar Tinggi – Kuala TanjungGambar 3.7 Lokasi Pekerjaan Reaktivasi Jalur Kereta Api lintas Binjai-BesitangGambar 3.8. Pembangunan Pekerjaan Reaktivasi Jalur Kereta Api lintas Binjai-BesitangGambar 3.9 Peta Lintas Pembangunan Jalur KA Layang antara MedanGambar 3.10 Progress Pembangunan Jalur KA Layang antara Medan – Bandar KhalipahGambar 3.11 Peta Lintas Pembangunan Jalur KA BIMGambar 3.12 Progress Pembangunan Jalur KA BIMGambar 3.13 Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Martapura – BaturajaGambar 3.14 Progress Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Martapura – BaturajaGambar 3.15. Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Prabumulih - KertapatiGambar 3.16 Progres Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Prabumulih – KertapatiGambar 3.17 Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan Gambar 3.18 Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumtera SelatanGambar 3.19. Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Maja – RangkasbitungGambar 3.20 Progres Pembangunan Jalur Ganda KA antara Maja – RangkasbitungGambar 3.21 Peta Lintas PembangunanGambar 3.22 Peresmian pengoperasian KRL lintas Bekasi – Cikarang dan Stasiun Bekasi Timur oleh Menteri Perhubungan didampingi PLT Dirjen Perkeretaapian dan Walikota BekasiGambar 3.23 Progres Pembangunan Double-Double Track (DDT)Gambar 3.24 Peta Lintas Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Koridor Utara - SelatanGambar 3.25 Kunjungan Menteri di pembangunan Proyek Mass Rapid Transit (MRT)Gambar 3.26 Peta Lintas Reaktivasi Jalur KA antara Stasiun Tawang - PelabuhanTanjung EmasGambar 3.27 Reaktivasi Jalur KA antara Stasiun Tawang - PelabuhanTanjung EmasGambar 3.28 Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Purwokerto - KroyaGambar 3.29 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Purwokerto – Kroya
Gambar 3.30 Pembangunan Jalur Ganda KA AntaraGambar 3.31 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Kroya – Kutoarjo Segmen Kroya – Gombong (Pekerjaan Tubuh Baan, Gelar Bantalan dan Pekerjaan Jembatan)Gambar 3.32 Peta Lintas Pembagunan Jalur Ganda Kereta Api Jombang - MadiunGambar 3.33 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Jombang – MadiunGambar 3.34 Peta Lintas PembagunanGambar 3.35 Progres Pembangunan Jalur KA Makassar – ParepareGambar 3.36 Kegiatan Penyusunan Spesiifkasi Teknis Jalur dan Bangunan Kereta ApiGambar 3.37. Kegiatan Rakornis Bidang Prasarana Perkeretaapian oleh Direktur PrasaranaGambar 3.38 Kegiatan Monitoring Dan Bimbingan Teknis Jalur dan JembatanGambar 3.39 Kegiatan monitoring dan bimbingan teknis Jalur dan JembatanGambar 3.40 Kegiatan Monitoring Teknis Jembatan dan Jalur di BTP Wilayah Jawa Bagian Timur Gambar 3.41 Kegiatan Bimbingan Teknis Jembatan di BTP Wilayah Sumatera Bagian SelatanGambar 3.42 Kegiatan Bimbingan Teknis Jembatan di BTP Wilayah Sumatera Bagian BaratGambar 3.43 Alur Permohonan Sertifikat Uji Pertama atau Uji Berkala Prasarana Perkeretaapian Gambar 3.44 Kegiatan Sertifikasi Uji Prasarana PerkeretaapianGambar 3.45 Kegiatan Uji Sertifikasi Komponen Prasarana PerkeretaapianGambar 3.46 Kegiatan Sertifikasi Bantalan Beton komponen Prasarana PerkeretaapianGambar 3.47 Kegiatan Focus Discussion Group (FGD)Gambar 3.48. Kegiatan Penandatangan IMO Dirjen Perkeretaapian denga Direktur PT. KAIGambar 3.49 Lingkup Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana KA Milik NegaraGambar 4.1 Kereta Ukur dan Kereta InspeksiGambar 4.2 Gerbong Pendukung Peralatan Berat dan Gambar 4.3 Gerbong Pendukung Peralatan Berat dan Gambar 4.4 Lokomotif k CC 300, Gerbong Datar dan Gerbong Terbuka Gambar 4.5 Kereta Inspeksi, Kereta Ukur dan Kereta Kedinasan
Gambar 4.6 TMC, Excavator dan Kereta PenolongGambar 4.7 Crane, Multi Tie Tamper dan Lori InspeksiGambar 4.8 Bridge Inspection Car dan Road Working Vehicle CarGambar 4.9 Pelaksanaan Pengujian Sarana Perkeretaapian Gambar 5.1 Kegiatan Pemantauan Posko Lebaran Tahun 2017Gambar 5.2 Perbandingan Penumpang Angkutan Lebaran Tahun 2016 dan 2017 Gambar 5.3 Perbandingan Volume Penumpang Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 dengan Angkutan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017Gambar 5.4. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Cut MutiaGambar 5.5. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Lembah AnaiGambar 5.6. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Kertalaya Gambar 5.7. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Siliwangi Gambar 5.8 Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Bathara Kresna Gambar 5.9 Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA JenggalaGambar 5.10 Penandatanganan Kontrak PSOGambar 5.11 Diagram Jumlah Nilai Kontrak PSO dari Tahun 2014-2017 Gambar 5.12 Prosentase Jumlah Penumpang dan Alokasi PSO Tahun 2017Gambar 5.13 Kegiatan Verifikasi Pelaksanaan PSO terhadap KA EkonomiGambar 5.14 Penyelenggaraan Angkutan Motis Tahun 2017Gambar 5.15 Kegiatan Angkutan Motis Tahun 2017Gambar 5.16 Jumlah Angkutan Mudik Angkutan Motor GratisGambar 6.1. Formulasi Rate of AccidentGambar 6.2. Kegiatan Sosialisasi di SekolahGambar 6.3. Kegiatan Sosialisasi Keselamatan dan Workshop Preventif KecelakaanGambar 6.4. Kegiatan Penutupan Perlintasan Sebidang Kereta ApiGambar 6.5 Kegiatan Audit Keselamatan KAGambar 6.6 Kegiatan Safety Assement KA Bandara dan SkytrainGambar 6.7 Kegiatan Safety Assement KA di Stasiun ManggaraiGambar 6.8 Kegiatan InspeksiGambar 6.9 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah KroyaGambar 6.10 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah Randegan Gambar 6.11 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah Randegan Gambar 6.12 Kegiatan Pembinaan Teknis Pemeriksaan Kecelakaan
Gambar 6.13 Kegiatan Pembinaan Teknis Analisis Kecelakaan di BekasiGambar 6.14 Kegiatan Pembinaan Teknis Analisis Kecelakaan Gambar 6.15 Kegiaan Membuka Pembinaan Keselamatan Gambar 6.16 Kegiatan Pemberian Materi didalam Kelas dan Kegiatan Praktek di LapanganGambar 6.17 Kegiatan Pemberian Materi di dalam Kelas dan Kegiatan PraktekGambar 6.18 Pelaksanaan Sertifikasi Awak Sarana PerkeretaapianGambar 6.19 Peserta Pengujian Kecakapan Pengatur Perjalanan KAGambar 6.20 Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Pengujian Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta ApiGambar 6.21 Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Pengujian Kecakapan Tenaga Perawatan dan Pemeriksa Sarana dan Prasarana PerkeretaapianGambar 6.22 Diagram Sertifikasi SDM Perkeretaapian Tahun 2013 s.d 2017Gambar 6.23 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM PerkeretaapianGambar 6.24 Kegiatan Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan SDM PerkeretaapianGambar 6.25 Kegiatan Monitoring Akreditasi KelembagaanGambar 6.26 Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian di BekasiGambar 6.27 Kegiatan Evaluasi Kinerja PPNS PerkeretaapianGambar 6.28 Kegiatan Penegakan Hukum Dan Korwas di Bidang PerkeretaapianGambar 6.29 Kegiatan Penyuluhan RegulasiGambar 6.30 Kegiatan Pencegahan Dan Pengawasan Gambar 6.31 Kegiatan Penyidikan dan Evaluasi Tindak Pidana PerkeretaapianGambar 6.32 Kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) pada Transportasi KAGambar 6.33 Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prsasarana, Sertifikat Kelaikan Sarana dan Prasarana Perkeretaapian Gambar 6.34 Kegiatan Monitoring dan Sosialisasi Bangunan Liar di Jalur KAGambar 7.1 Jalur KA Bandara Soeta dan Sarana yang DigunakanGambar 7.2 Jalur KA Bandara Soeta dan Sarana yang DigunakanGambar 7.3 Jalur Skytrain Bandara Soekarno Hatta Gambar 7.4 Pembangunan LRT lintas Kelapa Gading – VelodromGambar 7.5 Proses pembebasan lahan unruk pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 xviii
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PerkeretaapianGambar 1.2 Struktur Organisasi Balai Perkeretaapian Kelas IGambar 1.3 Struktur Organisasi Balai Perkeretaapian Kelas II Gambar 1.4 Struktur Organisasi Balai Pengujian Perkeretaapian Gambar 1.5 Struktur Organisasi Balai Perawatan PerkeretaapianGambar 1.6 Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.7 Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.8 Komposisi Pegawai Direktorat Prasarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.9 Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.10 Komposisi Pegawai Direktorat Keselamatan Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 2.1 Kegiatan Rapat Studi Bagian PerencanaanGambar 2.2 Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Ditjen KAGambar 2.3 Monitoring Progres Fisik Kegiatan PembangunanGambar 2.4 Pembahasan Evaluasi Realisasi Anggaran, dan Melakukan Pemutakhiran Data Pada Aplikasi E-Monitoring pada Acara yang diadakan oleh Biro Keuangan, Setjen Kemenhub di YogyakartaGambar 2.5 Rapat Pembahasan Target dan Realisasi PNBP di Lingkungan Direktorat Jenderal PerkeretaapianGambar 2.6 Penyusunan Laporan BMN Tahun Anggaran 2017 di BogorGambar 2.7 Penyusunan Laporan BMN Tahun Anggaran 2017 di BogorGambar 2.8 Peresmian Staiun Kereta Api Bekasi Timur, CibitungGambar 2.9 Pemasangan Mesin Absensi Palembang dan MedanGambar 3.1 Peta PembangunanGambar 3.2 Progres pembangunan Jalur KA antara Besitang – Sei LiputGambar 3.3 Peta Pembangunan Jalur Rantauprapat – Kota PinangGambar 3.4 Peta Pembangunan Jalur Rantauprapat – Kota PinangGambar 3.5. Peta Lokasi Jalur KA Bandar Tinggi - Kuala Tanjung
Gambar 3.6 Pembangunan Jalur KA antara Bandar Tinggi – Kuala TanjungGambar 3.7 Lokasi Pekerjaan Reaktivasi Jalur Kereta Api lintas Binjai-BesitangGambar 3.8. Pembangunan Pekerjaan Reaktivasi Jalur Kereta Api lintas Binjai-BesitangGambar 3.9 Peta Lintas Pembangunan Jalur KA Layang antara MedanGambar 3.10 Progress Pembangunan Jalur KA Layang antara Medan – Bandar KhalipahGambar 3.11 Peta Lintas Pembangunan Jalur KA BIMGambar 3.12 Progress Pembangunan Jalur KA BIMGambar 3.13 Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Martapura – BaturajaGambar 3.14 Progress Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Martapura – BaturajaGambar 3.15. Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Prabumulih - KertapatiGambar 3.16 Progres Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Prabumulih – KertapatiGambar 3.17 Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan Gambar 3.18 Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumtera SelatanGambar 3.19. Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Maja – RangkasbitungGambar 3.20 Progres Pembangunan Jalur Ganda KA antara Maja – RangkasbitungGambar 3.21 Peta Lintas PembangunanGambar 3.22 Peresmian pengoperasian KRL lintas Bekasi – Cikarang dan Stasiun Bekasi Timur oleh Menteri Perhubungan didampingi PLT Dirjen Perkeretaapian dan Walikota BekasiGambar 3.23 Progres Pembangunan Double-Double Track (DDT)Gambar 3.24 Peta Lintas Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Koridor Utara - SelatanGambar 3.25 Kunjungan Menteri di pembangunan Proyek Mass Rapid Transit (MRT)Gambar 3.26 Peta Lintas Reaktivasi Jalur KA antara Stasiun Tawang - PelabuhanTanjung EmasGambar 3.27 Reaktivasi Jalur KA antara Stasiun Tawang - PelabuhanTanjung EmasGambar 3.28 Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Purwokerto - KroyaGambar 3.29 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Purwokerto – Kroya
Gambar 3.30 Pembangunan Jalur Ganda KA AntaraGambar 3.31 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Kroya – Kutoarjo Segmen Kroya – Gombong (Pekerjaan Tubuh Baan, Gelar Bantalan dan Pekerjaan Jembatan)Gambar 3.32 Peta Lintas Pembagunan Jalur Ganda Kereta Api Jombang - MadiunGambar 3.33 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Jombang – MadiunGambar 3.34 Peta Lintas PembagunanGambar 3.35 Progres Pembangunan Jalur KA Makassar – ParepareGambar 3.36 Kegiatan Penyusunan Spesiifkasi Teknis Jalur dan Bangunan Kereta ApiGambar 3.37. Kegiatan Rakornis Bidang Prasarana Perkeretaapian oleh Direktur PrasaranaGambar 3.38 Kegiatan Monitoring Dan Bimbingan Teknis Jalur dan JembatanGambar 3.39 Kegiatan monitoring dan bimbingan teknis Jalur dan JembatanGambar 3.40 Kegiatan Monitoring Teknis Jembatan dan Jalur di BTP Wilayah Jawa Bagian Timur Gambar 3.41 Kegiatan Bimbingan Teknis Jembatan di BTP Wilayah Sumatera Bagian SelatanGambar 3.42 Kegiatan Bimbingan Teknis Jembatan di BTP Wilayah Sumatera Bagian BaratGambar 3.43 Alur Permohonan Sertifikat Uji Pertama atau Uji Berkala Prasarana Perkeretaapian Gambar 3.44 Kegiatan Sertifikasi Uji Prasarana PerkeretaapianGambar 3.45 Kegiatan Uji Sertifikasi Komponen Prasarana PerkeretaapianGambar 3.46 Kegiatan Sertifikasi Bantalan Beton komponen Prasarana PerkeretaapianGambar 3.47 Kegiatan Focus Discussion Group (FGD)Gambar 3.48. Kegiatan Penandatangan IMO Dirjen Perkeretaapian denga Direktur PT. KAIGambar 3.49 Lingkup Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana KA Milik NegaraGambar 4.1 Kereta Ukur dan Kereta InspeksiGambar 4.2 Gerbong Pendukung Peralatan Berat dan Gambar 4.3 Gerbong Pendukung Peralatan Berat dan Gambar 4.4 Lokomotif k CC 300, Gerbong Datar dan Gerbong Terbuka Gambar 4.5 Kereta Inspeksi, Kereta Ukur dan Kereta Kedinasan
4-154-154-16
4-165-45-5
5-10
5-195-205-215-215-22
5-235-235-24
5-25
5-26 5-265-275-306-16-26-3
6-5 6-76-8
6-86-106-10
6-10
6-11
6-14
Gambar 4.6 TMC, Excavator dan Kereta PenolongGambar 4.7 Crane, Multi Tie Tamper dan Lori InspeksiGambar 4.8 Bridge Inspection Car dan Road Working Vehicle CarGambar 4.9 Pelaksanaan Pengujian Sarana Perkeretaapian Gambar 5.1 Kegiatan Pemantauan Posko Lebaran Tahun 2017Gambar 5.2 Perbandingan Penumpang Angkutan Lebaran Tahun 2016 dan 2017 Gambar 5.3 Perbandingan Volume Penumpang Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 dengan Angkutan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017Gambar 5.4. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Cut MutiaGambar 5.5. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Lembah AnaiGambar 5.6. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Kertalaya Gambar 5.7. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Siliwangi Gambar 5.8 Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Bathara Kresna Gambar 5.9 Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA JenggalaGambar 5.10 Penandatanganan Kontrak PSOGambar 5.11 Diagram Jumlah Nilai Kontrak PSO dari Tahun 2014-2017 Gambar 5.12 Prosentase Jumlah Penumpang dan Alokasi PSO Tahun 2017Gambar 5.13 Kegiatan Verifikasi Pelaksanaan PSO terhadap KA EkonomiGambar 5.14 Penyelenggaraan Angkutan Motis Tahun 2017Gambar 5.15 Kegiatan Angkutan Motis Tahun 2017Gambar 5.16 Jumlah Angkutan Mudik Angkutan Motor GratisGambar 6.1. Formulasi Rate of AccidentGambar 6.2. Kegiatan Sosialisasi di SekolahGambar 6.3. Kegiatan Sosialisasi Keselamatan dan Workshop Preventif KecelakaanGambar 6.4. Kegiatan Penutupan Perlintasan Sebidang Kereta ApiGambar 6.5 Kegiatan Audit Keselamatan KAGambar 6.6 Kegiatan Safety Assement KA Bandara dan SkytrainGambar 6.7 Kegiatan Safety Assement KA di Stasiun ManggaraiGambar 6.8 Kegiatan InspeksiGambar 6.9 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah KroyaGambar 6.10 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah Randegan Gambar 6.11 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah Randegan Gambar 6.12 Kegiatan Pembinaan Teknis Pemeriksaan Kecelakaan
Gambar 6.13 Kegiatan Pembinaan Teknis Analisis Kecelakaan di BekasiGambar 6.14 Kegiatan Pembinaan Teknis Analisis Kecelakaan Gambar 6.15 Kegiaan Membuka Pembinaan Keselamatan Gambar 6.16 Kegiatan Pemberian Materi didalam Kelas dan Kegiatan Praktek di LapanganGambar 6.17 Kegiatan Pemberian Materi di dalam Kelas dan Kegiatan PraktekGambar 6.18 Pelaksanaan Sertifikasi Awak Sarana PerkeretaapianGambar 6.19 Peserta Pengujian Kecakapan Pengatur Perjalanan KAGambar 6.20 Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Pengujian Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta ApiGambar 6.21 Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Pengujian Kecakapan Tenaga Perawatan dan Pemeriksa Sarana dan Prasarana PerkeretaapianGambar 6.22 Diagram Sertifikasi SDM Perkeretaapian Tahun 2013 s.d 2017Gambar 6.23 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM PerkeretaapianGambar 6.24 Kegiatan Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan SDM PerkeretaapianGambar 6.25 Kegiatan Monitoring Akreditasi KelembagaanGambar 6.26 Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian di BekasiGambar 6.27 Kegiatan Evaluasi Kinerja PPNS PerkeretaapianGambar 6.28 Kegiatan Penegakan Hukum Dan Korwas di Bidang PerkeretaapianGambar 6.29 Kegiatan Penyuluhan RegulasiGambar 6.30 Kegiatan Pencegahan Dan Pengawasan Gambar 6.31 Kegiatan Penyidikan dan Evaluasi Tindak Pidana PerkeretaapianGambar 6.32 Kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) pada Transportasi KAGambar 6.33 Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prsasarana, Sertifikat Kelaikan Sarana dan Prasarana Perkeretaapian Gambar 6.34 Kegiatan Monitoring dan Sosialisasi Bangunan Liar di Jalur KAGambar 7.1 Jalur KA Bandara Soeta dan Sarana yang DigunakanGambar 7.2 Jalur KA Bandara Soeta dan Sarana yang DigunakanGambar 7.3 Jalur Skytrain Bandara Soekarno Hatta Gambar 7.4 Pembangunan LRT lintas Kelapa Gading – VelodromGambar 7.5 Proses pembebasan lahan unruk pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 xix
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PerkeretaapianGambar 1.2 Struktur Organisasi Balai Perkeretaapian Kelas IGambar 1.3 Struktur Organisasi Balai Perkeretaapian Kelas II Gambar 1.4 Struktur Organisasi Balai Pengujian Perkeretaapian Gambar 1.5 Struktur Organisasi Balai Perawatan PerkeretaapianGambar 1.6 Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.7 Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.8 Komposisi Pegawai Direktorat Prasarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.9 Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 1.10 Komposisi Pegawai Direktorat Keselamatan Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)Gambar 2.1 Kegiatan Rapat Studi Bagian PerencanaanGambar 2.2 Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Ditjen KAGambar 2.3 Monitoring Progres Fisik Kegiatan PembangunanGambar 2.4 Pembahasan Evaluasi Realisasi Anggaran, dan Melakukan Pemutakhiran Data Pada Aplikasi E-Monitoring pada Acara yang diadakan oleh Biro Keuangan, Setjen Kemenhub di YogyakartaGambar 2.5 Rapat Pembahasan Target dan Realisasi PNBP di Lingkungan Direktorat Jenderal PerkeretaapianGambar 2.6 Penyusunan Laporan BMN Tahun Anggaran 2017 di BogorGambar 2.7 Penyusunan Laporan BMN Tahun Anggaran 2017 di BogorGambar 2.8 Peresmian Staiun Kereta Api Bekasi Timur, CibitungGambar 2.9 Pemasangan Mesin Absensi Palembang dan MedanGambar 3.1 Peta PembangunanGambar 3.2 Progres pembangunan Jalur KA antara Besitang – Sei LiputGambar 3.3 Peta Pembangunan Jalur Rantauprapat – Kota PinangGambar 3.4 Peta Pembangunan Jalur Rantauprapat – Kota PinangGambar 3.5. Peta Lokasi Jalur KA Bandar Tinggi - Kuala Tanjung
Gambar 3.6 Pembangunan Jalur KA antara Bandar Tinggi – Kuala TanjungGambar 3.7 Lokasi Pekerjaan Reaktivasi Jalur Kereta Api lintas Binjai-BesitangGambar 3.8. Pembangunan Pekerjaan Reaktivasi Jalur Kereta Api lintas Binjai-BesitangGambar 3.9 Peta Lintas Pembangunan Jalur KA Layang antara MedanGambar 3.10 Progress Pembangunan Jalur KA Layang antara Medan – Bandar KhalipahGambar 3.11 Peta Lintas Pembangunan Jalur KA BIMGambar 3.12 Progress Pembangunan Jalur KA BIMGambar 3.13 Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Martapura – BaturajaGambar 3.14 Progress Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Martapura – BaturajaGambar 3.15. Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Prabumulih - KertapatiGambar 3.16 Progres Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Prabumulih – KertapatiGambar 3.17 Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan Gambar 3.18 Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumtera SelatanGambar 3.19. Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Maja – RangkasbitungGambar 3.20 Progres Pembangunan Jalur Ganda KA antara Maja – RangkasbitungGambar 3.21 Peta Lintas PembangunanGambar 3.22 Peresmian pengoperasian KRL lintas Bekasi – Cikarang dan Stasiun Bekasi Timur oleh Menteri Perhubungan didampingi PLT Dirjen Perkeretaapian dan Walikota BekasiGambar 3.23 Progres Pembangunan Double-Double Track (DDT)Gambar 3.24 Peta Lintas Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Koridor Utara - SelatanGambar 3.25 Kunjungan Menteri di pembangunan Proyek Mass Rapid Transit (MRT)Gambar 3.26 Peta Lintas Reaktivasi Jalur KA antara Stasiun Tawang - PelabuhanTanjung EmasGambar 3.27 Reaktivasi Jalur KA antara Stasiun Tawang - PelabuhanTanjung EmasGambar 3.28 Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA antara Purwokerto - KroyaGambar 3.29 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Purwokerto – Kroya
Gambar 3.30 Pembangunan Jalur Ganda KA AntaraGambar 3.31 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Kroya – Kutoarjo Segmen Kroya – Gombong (Pekerjaan Tubuh Baan, Gelar Bantalan dan Pekerjaan Jembatan)Gambar 3.32 Peta Lintas Pembagunan Jalur Ganda Kereta Api Jombang - MadiunGambar 3.33 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Jombang – MadiunGambar 3.34 Peta Lintas PembagunanGambar 3.35 Progres Pembangunan Jalur KA Makassar – ParepareGambar 3.36 Kegiatan Penyusunan Spesiifkasi Teknis Jalur dan Bangunan Kereta ApiGambar 3.37. Kegiatan Rakornis Bidang Prasarana Perkeretaapian oleh Direktur PrasaranaGambar 3.38 Kegiatan Monitoring Dan Bimbingan Teknis Jalur dan JembatanGambar 3.39 Kegiatan monitoring dan bimbingan teknis Jalur dan JembatanGambar 3.40 Kegiatan Monitoring Teknis Jembatan dan Jalur di BTP Wilayah Jawa Bagian Timur Gambar 3.41 Kegiatan Bimbingan Teknis Jembatan di BTP Wilayah Sumatera Bagian SelatanGambar 3.42 Kegiatan Bimbingan Teknis Jembatan di BTP Wilayah Sumatera Bagian BaratGambar 3.43 Alur Permohonan Sertifikat Uji Pertama atau Uji Berkala Prasarana Perkeretaapian Gambar 3.44 Kegiatan Sertifikasi Uji Prasarana PerkeretaapianGambar 3.45 Kegiatan Uji Sertifikasi Komponen Prasarana PerkeretaapianGambar 3.46 Kegiatan Sertifikasi Bantalan Beton komponen Prasarana PerkeretaapianGambar 3.47 Kegiatan Focus Discussion Group (FGD)Gambar 3.48. Kegiatan Penandatangan IMO Dirjen Perkeretaapian denga Direktur PT. KAIGambar 3.49 Lingkup Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana KA Milik NegaraGambar 4.1 Kereta Ukur dan Kereta InspeksiGambar 4.2 Gerbong Pendukung Peralatan Berat dan Gambar 4.3 Gerbong Pendukung Peralatan Berat dan Gambar 4.4 Lokomotif k CC 300, Gerbong Datar dan Gerbong Terbuka Gambar 4.5 Kereta Inspeksi, Kereta Ukur dan Kereta Kedinasan
Gambar 4.6 TMC, Excavator dan Kereta PenolongGambar 4.7 Crane, Multi Tie Tamper dan Lori InspeksiGambar 4.8 Bridge Inspection Car dan Road Working Vehicle CarGambar 4.9 Pelaksanaan Pengujian Sarana Perkeretaapian Gambar 5.1 Kegiatan Pemantauan Posko Lebaran Tahun 2017Gambar 5.2 Perbandingan Penumpang Angkutan Lebaran Tahun 2016 dan 2017 Gambar 5.3 Perbandingan Volume Penumpang Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 dengan Angkutan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017Gambar 5.4. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Cut MutiaGambar 5.5. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Lembah AnaiGambar 5.6. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Kertalaya Gambar 5.7. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Siliwangi Gambar 5.8 Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Bathara Kresna Gambar 5.9 Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA JenggalaGambar 5.10 Penandatanganan Kontrak PSOGambar 5.11 Diagram Jumlah Nilai Kontrak PSO dari Tahun 2014-2017 Gambar 5.12 Prosentase Jumlah Penumpang dan Alokasi PSO Tahun 2017Gambar 5.13 Kegiatan Verifikasi Pelaksanaan PSO terhadap KA EkonomiGambar 5.14 Penyelenggaraan Angkutan Motis Tahun 2017Gambar 5.15 Kegiatan Angkutan Motis Tahun 2017Gambar 5.16 Jumlah Angkutan Mudik Angkutan Motor GratisGambar 6.1. Formulasi Rate of AccidentGambar 6.2. Kegiatan Sosialisasi di SekolahGambar 6.3. Kegiatan Sosialisasi Keselamatan dan Workshop Preventif KecelakaanGambar 6.4. Kegiatan Penutupan Perlintasan Sebidang Kereta ApiGambar 6.5 Kegiatan Audit Keselamatan KAGambar 6.6 Kegiatan Safety Assement KA Bandara dan SkytrainGambar 6.7 Kegiatan Safety Assement KA di Stasiun ManggaraiGambar 6.8 Kegiatan InspeksiGambar 6.9 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah KroyaGambar 6.10 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah Randegan Gambar 6.11 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah Randegan Gambar 6.12 Kegiatan Pembinaan Teknis Pemeriksaan Kecelakaan
6-16 6-186-196-20 6-22
6-236-23
6-24
6-25
6-25
6-27
6-28
6-296-30
6-306-31
6-326-336-34
6-35
6-37
6-37
7-27-37-47-47-5
Gambar 6.13 Kegiatan Pembinaan Teknis Analisis Kecelakaan di BekasiGambar 6.14 Kegiatan Pembinaan Teknis Analisis Kecelakaan Gambar 6.15 Kegiaan Membuka Pembinaan Keselamatan Gambar 6.16 Kegiatan Pemberian Materi didalam Kelas dan Kegiatan Praktek di LapanganGambar 6.17 Kegiatan Pemberian Materi di dalam Kelas dan Kegiatan PraktekGambar 6.18 Pelaksanaan Sertifikasi Awak Sarana PerkeretaapianGambar 6.19 Peserta Pengujian Kecakapan Pengatur Perjalanan KAGambar 6.20 Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Pengujian Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta ApiGambar 6.21 Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Pengujian Kecakapan Tenaga Perawatan dan Pemeriksa Sarana dan Prasarana PerkeretaapianGambar 6.22 Diagram Sertifikasi SDM Perkeretaapian Tahun 2013 s.d 2017Gambar 6.23 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM PerkeretaapianGambar 6.24 Kegiatan Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan SDM PerkeretaapianGambar 6.25 Kegiatan Monitoring Akreditasi KelembagaanGambar 6.26 Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian di BekasiGambar 6.27 Kegiatan Evaluasi Kinerja PPNS PerkeretaapianGambar 6.28 Kegiatan Penegakan Hukum Dan Korwas di Bidang PerkeretaapianGambar 6.29 Kegiatan Penyuluhan RegulasiGambar 6.30 Kegiatan Pencegahan Dan Pengawasan Gambar 6.31 Kegiatan Penyidikan dan Evaluasi Tindak Pidana PerkeretaapianGambar 6.32 Kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) pada Transportasi KAGambar 6.33 Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prsasarana, Sertifikat Kelaikan Sarana dan Prasarana Perkeretaapian Gambar 6.34 Kegiatan Monitoring dan Sosialisasi Bangunan Liar di Jalur KAGambar 7.1 Jalur KA Bandara Soeta dan Sarana yang DigunakanGambar 7.2 Jalur KA Bandara Soeta dan Sarana yang DigunakanGambar 7.3 Jalur Skytrain Bandara Soekarno Hatta Gambar 7.4 Pembangunan LRT lintas Kelapa Gading – VelodromGambar 7.5 Proses pembebasan lahan unruk pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Bandung
DAFTAR TABEL2-4
2-52-72-83-13-23
3-23
3-33 3-353-37
4-144-164-17
5-2
5-4 5-6
5-9
5-10
5-11 5-15 5-165-175-185-255-28 5-28
5-31
5-355-39
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 xx
Tabel 2.1 Target dan Realisasi PNBP di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun Anggaran 2017 Tabel 2.2 Rincian Total Aset Barang Milik Negara (BMN)Tabel 2.3 Perkiraan Aset dan Ekuitas Dana Tabel 2.4 Laporan realisasi Anggaran Belanja Eselon ITabel 3.1 Jaringan Panjang Jalur KA Tahun 2017Tabel 3.2 Data Persetujuan Ijin Perpotongan dan/atau Persinggungan dengan Jalur KATabel 3.3 Realisasi Uji Pertama Jalur dan Bangunan Kereta Api Tahun 2017Tabel 3.4 Realisasi Uji Berkala Jalur dan Bangunan Kereta Api Tahun 2017Tabel 3.5 Realisasi Proses Sertifikasi KomponenTabel 3.6 Sertifikasi Uji Pertama dan Berkala Fasilitas Operasi Kereta Api Tahun 2017Tabel 4.1 Sarana Perkeretaapian Milik Negara Tahun 2017Tabel 4.2 Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Wilayah JawaTabel 4.3 Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Wilayah SumateraTabel 5.1 Realisasi Penetapan Trase Bidang Perkeretaapian Tahun 2017Tabel 5.2 Realisasi Penumpang KA Pada Masa Angkutan LebaranTabel 5.3 Realisasi Keberangkatan KA Tambahan Pada Masa Angkutan Lebaran 2017Tabel 5.4 Realisasi Jumlah Penumpang Harian Pada Masa Natal dan Tahun Baru 2018Tabel 5.5 Realisasi Jumlah Penumpang Komulatif KA Pada Masa Natal dan Tahun Baru 2018Tabel 5.6 Realisasi Keberangkatan KA Tambahan Pada Masa Natal dan Tahun Baru 2018Tabel 5.7 Realisasi Frekuensi Perjalanan KA Periode Tahun 2017 Tabel 5.8. Ketepatan Perjalana KA Periode Tahun 2017Tabel 5.9 Kelambatan Perjalana KA Periode Tahun 2017Tabel 5.10 Penyelenggraan Angkutan Perintis Kereta ApiTabel 5.11 Rincian Penggunaan PSO Tahun 2017Tabel 5.12 Lintas Pelayanan KA Angkutan Motor Gratis Tahun 2017Tabel 5.13 Kuota Angkutan Motor Pada angkutan Lebaran tahun 2017 Tabel 5.14 Perizinan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum dan khusus Tahun 2017Tabel 5.15 Penerimaan PNBP dari PT KAITabel 5.16 Penerimaan PNBP dari PT KCI
Tabel 5.17 Penerimaan PNBP PT RailinkTabel 5.18 Penerimaan PNBP Penyelenggara Kereta Api KhususTabel 5.19 Rekapitulasi Penerimaan PNBP Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Tahun 2017
Tabel 2.1 Target dan Realisasi PNBP di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun Anggaran 2017 Tabel 2.2 Rincian Total Aset Barang Milik Negara (BMN)Tabel 2.3 Perkiraan Aset dan Ekuitas Dana Tabel 2.4 Laporan realisasi Anggaran Belanja Eselon ITabel 3.1 Jaringan Panjang Jalur KA Tahun 2017Tabel 3.2 Data Persetujuan Ijin Perpotongan dan/atau Persinggungan dengan Jalur KATabel 3.3 Realisasi Uji Pertama Jalur dan Bangunan Kereta Api Tahun 2017Tabel 3.4 Realisasi Uji Berkala Jalur dan Bangunan Kereta Api Tahun 2017Tabel 3.5 Realisasi Proses Sertifikasi KomponenTabel 3.6 Sertifikasi Uji Pertama dan Berkala Fasilitas Operasi Kereta Api Tahun 2017Tabel 4.1 Sarana Perkeretaapian Milik Negara Tahun 2017Tabel 4.2 Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Wilayah JawaTabel 4.3 Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Wilayah SumateraTabel 5.1 Realisasi Penetapan Trase Bidang Perkeretaapian Tahun 2017Tabel 5.2 Realisasi Penumpang KA Pada Masa Angkutan LebaranTabel 5.3 Realisasi Keberangkatan KA Tambahan Pada Masa Angkutan Lebaran 2017Tabel 5.4 Realisasi Jumlah Penumpang Harian Pada Masa Natal dan Tahun Baru 2018Tabel 5.5 Realisasi Jumlah Penumpang Komulatif KA Pada Masa Natal dan Tahun Baru 2018Tabel 5.6 Realisasi Keberangkatan KA Tambahan Pada Masa Natal dan Tahun Baru 2018Tabel 5.7 Realisasi Frekuensi Perjalanan KA Periode Tahun 2017 Tabel 5.8. Ketepatan Perjalana KA Periode Tahun 2017Tabel 5.9 Kelambatan Perjalana KA Periode Tahun 2017Tabel 5.10 Penyelenggraan Angkutan Perintis Kereta ApiTabel 5.11 Rincian Penggunaan PSO Tahun 2017Tabel 5.12 Lintas Pelayanan KA Angkutan Motor Gratis Tahun 2017Tabel 5.13 Kuota Angkutan Motor Pada angkutan Lebaran tahun 2017 Tabel 5.14 Perizinan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum dan khusus Tahun 2017Tabel 5.15 Penerimaan PNBP dari PT KAITabel 5.16 Penerimaan PNBP dari PT KCI
5-415-43
5-44
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 xxi
Tabel 5.17 Penerimaan PNBP PT RailinkTabel 5.18 Penerimaan PNBP Penyelenggara Kereta Api KhususTabel 5.19 Rekapitulasi Penerimaan PNBP Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Tahun 2017
BAB
1
PENDAHULUAN
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 1 - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya perkembangan ekonomi Indonesia, maka
pergerakan manusia dan barang pun ikut mengalami peningkatan sejalan
dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan manusia. Tak hanya
pergerakan orang, pergerakan barang pun juga meningkat. Peningkatan
pergerakan tersebut harus didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana
transportasi yang memadai. Hal tersebut adalah hakekat dasar dari transportasi
sebagai kebutuhan turunan akibat aktivitas sosial, ekonomi, dan budaya.
Transportasi dapat memberikan nilai manfaat, misalnya seorang produsen yang
mengirim produknya ke tempat lain yang dapat memberikan harga maupun nilai
manfaat yang lebih tinggi. Kesimpulannya transportasi berperan besar
menggerakkan roda perekonomian. Apabila dalam proses pemindahan produk
tersebut biayanya dapat ditekan (biaya transportasi), maka daya saing akan
meningkat. Hal ini berelasi dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik
sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat
Kebutuhan akan transportasi yang efisien akan terjawab dengan moda kereta
api. Penggunaaan moda ini mampu mengakomodasi penumpang maupun
barang dalam jumlah yang besar sekaligus berarti mengurangi polusi serta
menghemat penggunaan bahan bakar.
BAB
1
1 - 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Kesadaran akan efisiensi yang dapat diberikan oleh kereta api dimulai dengan
adanya reformasi undang-undang tentang perkeretaapian melalui penerbitan UU
No. 23 Tahun 2007. Perundangan yang baru tersebut memberikan peluang bagi
swasta dan daerah untuk ikut berusaha. Dengan Rencana Induk Perkeretaapian
Nasional sebagai pedoman dalam mengembangkan perkeretaapian Indonesia.
Adapun laporan tahunan ini, diharapkan dapat memberikan gambaran akan
tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perkeretaapian, hasil-hasil pembangunan
perkeretaapian serta permasalahan yang terjadi. Permasalahan yang terjadi
hendaknya dapat menjadikan pelajaran di tahun-tahun selanjutnya.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Tahun 2017 adalah untuk menyajikan data dan informasi mengenai hasil
pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan operasional yang
strategis di bidang dukungan manajemen, lalu lintas dan angkutan kereta api,
prasarana, sarana dan keselamatan perkeretaapian.
Tujuan Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun
2017 adalah tersedianya gambaran mengenai hasil kegiatan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian pada tahun 2017.
1.3. Ruang Lingkup
Adapun cakupan dari laporan ini adalah :
a. Dukungan manajemen meliputi bidang perencanaan, bidang keuangan,
bidang hukum dan KSLN, bidang kepegawaian dan umum.
b. Kegiatan pembangunan prasarana perkeretaapian meliputi bidang
pembangunan prasarana perkeretaapian, penyusunan norma, standar,
pedoman, spesifikasi teknis, kriteria dan prosedur prasarana perkeretaapian,
monitoring, evaluasi dan bimbingan teknis, kelaikan prasarana
perkeretaapian dan bidang kegiatan perawatan dan pengoperasian sarana
perkeretaapian milik negara (IMO).
c. Kegiatan pembangunan sarana perkeretaapian yang meliputi bidang
pembangunan sarana, bidang pengembangan dan pengawasan sarana,
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 1 - 3
bidang pengelolaan sarana milik negara dan kegiatan di bidang sertifikasi
kelaikan sarana perkeretaapian.
d. Kegiatan pengelolaan lalu lintas dan angkutan kereta api meliputi bidang
penataan dan pengembangan jaringan, bidang lalu lintas, bidang angkutan,
bidang kerjasama dan pengembangan usaha.
e. Kegiatan peningkatan keselamatan perkeretaapian meliputi bidang rekayasa
dan peningkatan keselamatan, bidang audit dan inspeksi keselamatan
perkeretaapian, sertifikasi sumber daya manusia (SDM) dan akreditasi
kelembagaan perkeretaapian, serta bidang pencegahan dan akreditasi
kelembagaan.
1.4. Tugas, Fungsi dan Kewenangan
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 117 Tahun 2017
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Memteri Perhubungan Nomor 189
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan,
bahwa sesuai tugas pokoknya Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang dipimpin
oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian adalah unsur pelaksana sebagian tugas
dan fungsi Kementerian Perhubungan yang bertanggung jawab kepada Menteri
Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Perkeretaapian.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi dan kewenangan :
a. Perumusan kebijakan di bidang penyelengggaraan lalu lintas, angkutan,
sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan
keselamatan transportasi kereta api;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan,
sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan
keselamatan transportasi kereta api
1 - 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana transportasi
kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;
d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana transportasi
kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan lalu lintas,
angkutan, sarana dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan
keselamatan transportasi kereta api;
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
1.5. Struktur Organisasi
Visi Ditjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan adalah :
“Perkeretaapian yang handal, berdaya saing, berintegrasi, berteknologi,
bersinergi dengan industri, terjangkau dan memberikan nilai tambah secara
berkelanjutan bagi ketahanan nasional ”
Misi Direktorat Jenderal Perkeretaapian tersebut diatas merupakan rangkuman
berbagai upaya dalam mencapai visi yang ditetapkan. Berbagai upaya tersebut
tidak terbatas pada peningkatan penyediaan dan kinerja pelayanan transportasi
kereta api tetapi juga upaya dalam melengkapi dan memperkuat berbagai
pranata pendukung penyelenggaran perkeretaapian sehingga terwujud sistem
perkeretaapian nasional yang handal, maju, modern, terbuka, dan adaptive
terhadap perkembangan dan tantangan jaman.
Berbagai upaya yang dilakukan tetap berada dalam kerangka lingkup tugas dan
fungsi dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian sesuai Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 117 Tahun 2017 Perubahan Ketiga Atas Peraturan
Memteri Perhubungan Nomor 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Perhubungan dapat dilihat pada Gambar, serta kewenangan
yang diembankan oleh UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian kepada
Pemerintah (c.q Direktorat Jenderal Perkeretaapian) selaku pembina
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 1 - 5
penyelenggaraaan perkeretaapian nasional dalam mengatur, mengendalikan,
dan mengawasi seluruh kegiatan yang dilakukan semua pihak terkait dengan
perkeretaapian.
Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas Direktorat
Jenderal Perkeretaapian mempunyai struktur organisasi terdiri dari :
1) Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
2) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api;
3) Direktorat Prasarana Perkeretaapian;
4) Direktorat Sarana Perkeretaapian; dan
5) Direktorat Keselamatan Perkeretaapian;
6) Unit Kerja Mandiri Setingkat Eselon III, dengan rincian :
a) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jakarta dan Banten;
b) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Barat;
c) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah;
d) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Timur;
e) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Utara;
f) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat;
g) Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Selatan;
h) Balai Pengujian Perkeretaapian;
i) Balai Perawatan Perkeretaapian.
1.5.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
pelaksanaan tugas dan pemberian pelayanan dukungan teknis dan administrasi
kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian.
Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program, pengembangan
sistem dan teknologi informasi di bidang perkeretaapian, serta evaluasi dan
pelaporan;
1 - 6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
b. Penyiapan pengelolaan keuangan dan barang milik negara di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
c. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-
undangan, pemberian pertimbangan dan advokasi hukum, pelaksanaan
jaringan dan dokumentasi hukum serta urusan hubungan masyarakat dan
antar lembaga serta kerja sama luar negeri di bidang perkeretaapian; dan
d. Penyiapan koordinasi dan pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, standar
kompetensi jabatan dan sumber daya manusia, organisasi dan tata laksana,
kegiatan administrasi perkantoran, kearsipan dan tata persuratan,
pelaksanaan urusan umum dan kerumah tanggaan, kesejahteraan pegawai
serta pengadaan barang milik negara di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian.
1.5.2. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur
dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang lalu lintas dan angkutan kereta api.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penataan dan pengembangan
jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan
pengembangan usaha di bidang perkeretaapian;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penataan dan pengembangan
jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan
pengembangan usaha di bidang perkeretaapian;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
penataan dan pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api,
serta kerjasama dan pengembangan usaha di bidang perkeretaapian;
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 1 - 7
d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penataan dan pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api,
serta kerjasama dan pengembangan usaha di bidang perkeretaapian; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian dan rumah tangga
Direktorat.
1.5.3. Direktorat Prasarana Perkeretaapian
Direktorat Prasarana Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, pedoman,
kriteria dan prosedur, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang prasarana perkeretaapian.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Prasarana Perkeretaapian
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang prasarana perkeretaapian yang
terdiri atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi
kereta api, perpotongan dan persinggungan jalur kereta api dan kelaikan
prasarana perkeretaapian;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang prasarana perkeretaapian yang
terdiri atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi
kereta api, perpotongan dan persinggungan jalur kereta api dan kelaikan
prasarana perkeretaapian;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang
prasarana perkeretaapian yang terdiri atas jalur dan bangunan kereta api,
stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api dan kelaikan prasarana
perkeretaapian;
d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
prasarana perkeretaapian yang terdiri atas jalur dan bangunan kereta api,
stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api dan kelaikan prasarana
perkeretaapian, serta pelaksana jasa konsultansi serta konstruksi prasarana
perkeretaapian;
1 - 8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
e. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana perkeretaapian yang
terdiri atas rencana jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api dan
fasilitas operasi kereta api serta kelaikan prasarana perkeretaapian; dan
f. Penyiapan pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, dan
rumah tangga Direktorat.
1.5.4. Direktorat Sarana Perkeretaapian
Direktorat Sarana Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang sarana perkeretaapian.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Sarana Perkeretaapian
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang sarana perkeretaapian yang
mencakup pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi
sarana, pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda
kelaikan sarana, fasilitas pengujian, pemeriksaan dan pengawasan
perawatan sarana perkeretaapian;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang sarana perkeretaapian yang
mencakup pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi
sarana, pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda
kelaikan sarana, fasilitas pengujian, pemeriksaan dan pengawasan
perawatan sarana perkeretaapian;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
sarana perkeretaapian yang mencakup pengembangan, pengadaan,
pengawasan, kelaikan, sertifikasi, pengelolaan sarana;
d. Perkeretaapian milik negara, pemberian tanda kelaikan sarana, fasilitas
pengujian, pemeriksaan dan pengawasan perawatan sarana perkeretaapian;
e. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
sarana perkeretaapian yang mencakup pengembangan, pengadaan,
pengawasan, kelaikan, sertifikasi, pengelolaan sarana perkeretaapian milik
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 1 - 9
negara, pemberian tanda kelaikan sarana, fasilitas pengujian, pemeriksaan
dan pengawasan perawatan sarana perkeretaapian;
f. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang sarana perkeretaapian; dan
g. Pelaksanaan tata usaha, keuangan, kepegawaian, dan rumah tangga
direktorat.
1.5.5. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian
Direktorat Keselamatan Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur
dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang keselamatan perkeretaapian.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Keselamatan Perkeretaapian
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang keselamatan perkeretaapian yang
mencakup rekayasa dan peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan
inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi
sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan, serta pencegahan
pelanggaran dan penegakan hukum;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang keselamatan perkeretaapian
yang mencakup rekayasa dan peningkatan keselamatan perkeretaapian,
audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan analisis kecelakaan,
sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan, serta
pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum;
c. Penyiapan penyusunan standar, norma, prosedur dan kriteria dibidang
rekayasa dan peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi
keselamatan, pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya
manusia dan akreditasi kelembagaan, serta pencegahan pelanggaran dan
penegakan hukum;
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang rekayasa dan
peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan,
1 - 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan
akreditasi kelembagaan, pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum,
serta badan hukum atau lembaga yang melakukan pengujian, pemeriksaan
dan perawatan prasarana dan sarana serta badan hukum atau lembaga
penyelenggara pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
perkeretaapian.
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian diatur melalui Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 117 Tahun 2017 Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Memteri Perhubungan Nomor 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Perhubungan sedangkan untuk Balai Teknik
Perkeretaapian diatur melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor. PM 63
Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknik Perkeretaapian dan
untuk Balai Pengujian Perkeretaapian diatur melalui Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor. PM 64 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pengujian Perkeretaapian serta untuk Balai Perawatan Perkeretaapian
diatur melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor. PM 65 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Perawatan Perkeretaapian,
sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1 s.d 1.5 berikut ini:
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 1 - 11
Ga
mb
ar
1.1
Str
uktu
r O
rga
nis
asi D
irekto
rat Je
nde
ral P
erk
ere
taa
pia
n
1 - 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
:
Ga
mb
ar
1.2
Str
uktu
r O
rga
nis
asi B
ala
i P
erk
ere
taap
ian
Ke
las I
Ga
mb
ar
1.3
Str
uktu
r O
rga
nis
asi B
ala
i P
erk
ere
taap
ian
Ke
las II
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 1 - 13
Ga
mb
ar
1.5
Str
uktu
r O
rga
nis
asi B
ala
i P
era
wa
tan
Pe
rke
reta
ap
ian
Ga
mb
ar
1.4
Str
uktu
r O
rga
nis
asi B
ala
i P
en
gujia
n P
erk
ere
taap
ian
1 - 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
1.6. Komposisi Pegawai
Menurut Sumber daya manusia Direktorat Jenderal Perkeretaapian secara
keseluruhan Tahun 2017 berjumlah 597 dengan rincian 337 pegawai dikantor
pusat dan 260 pegawai tersebar di Balai Perkeretaapian sebagaimana diuraikan
masing-masing unit kerja Eselon II.
1.6.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, terdiri atas:
a. Bagian Perencanaan;
b. Bagian Keuangan;
c. Bagian Hukum; dan
d. Bagian Kepegawaian dan Umum.
Komposisi sumber daya manusia (SDM) Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian tahun 2017 secara total pegawai 95 Orang, dapat dikelompokkan
sebagai berikut
Gambar 1.6 Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 1 - 15
1.6.2. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, terdiri atas:
a. Subdirekorat Penataan dan Pengembangan Jaringan;
b. Subdirekorat Lalu Lintas;
c. Subdirekorat Angkutan;
d. Subdirekorat Kerjasama dan Pengembangan Usaha; dan
e. Subbagian Tata Usaha
Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api tahun 2017 secara total pegawai 57 orang, dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
Gambar 1.7 Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)
1 - 16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
1.6.3. Direktorat Prasarana Perkeretaapian
Direktorat Prasarana Perkeretaapian, terdiri atas :
a. Subdirektorat Jalur dan Bangunan Kereta Api Wilayah I;
b. Subdirektorat Jalur dan Bangunan Kereta Api Wilayah II;
c. Subdirektorat Fasilitas Operasi Kereta Api;
d. Subdirektorat Kelaikan Jalur dan Bangunan Kereta Api;
e. Subdirektorat Kelaikan Fasilitas Operasi Kereta Api; dan
f. Subbagian Tata Usaha.
Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Prasarana Perkeretaapian
tahun 2017 secara total pegawai 70 orang, dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Gambar 1.8 Komposisi Pegawai Direktorat Prasarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat
Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 1 - 17
1.6.4. Direktorat Sarana Perkeretaapian
Direktorat Sarana Perkeretaapian mempunyai total sumber daya manusia 57
Orang, terdiri atas:
a. Subdirektorat Pengembangan dan Pengawasan Sarana;
b. Subdirektorat Pengelolaan Sarana Milik Negara;
c. Subdirektorat Kelaikan Sarana Wilayah I;
d. Subdirektorat Kelaikan Sarana Wilayah II; dan
e. Subbagian Tata Usaha.
Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Sarana Perkeretaapian tahun
2017 terdiri dari 57 Orang, dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan
dan golongan / kepangkatan digambarkan pada gambar berikut
Gambar 1.9 Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan
(a) tingkat golongan/kepangkatan (b)
1 - 18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
1.6.5. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian
Direktorat Keselamatan Perkeretaapian mempunyai total sumber daya manusia
59 Orang, terdiri atas:
a. Subdirektorat Rekayasa dan Peningkatan Keselamatan;
b. Subdirektorat Audit dan Inspeksi Keselamatan;
c. Subdirektorat Pemeriksaan dan Analisis Kecelakaan;
d. Subdirektorat Sertifikasi Sumber Daya Manusia dan Akreditasi Kelembagaan;
e. Subdirektorat Pencegahan & Penegakan Hukum; dan
f. Subbagian Tata Usaha.
Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Keselamatan Perkeretaapian
tahun 2017 terdiri dari 59 Orang, dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat
pendidikan dan tingkat golongan / kepangkatan sebagai berikut :
Gambar 1.10 Komposisi Pegawai Direktorat Keselamatan Perkeretaapian berdasarkan tingkat
Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)
BAB
2
DUKUNGANMANAJEMEN
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 2 - 1
BAB II DUKUNGAN MANAJEMEN
2.1. Bidang Perencanaan
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bagian Perencanaan pada
tahun 2017 telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan
perkeretaapian;
2) Penyusunan Perjanjian Kinerja Eselon I dan Eselon II Tahun 2017;
3) Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Eselon I dan Eselon II
Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
4) Penyusunan Laporan Tahunan Ditjen Perkeretaapian tahun 2017;
5) Penyusunan Review Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Kementerian
Perhubungan Bidang Perkeretaapian;
6) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA);
7) Penyiapan bahan rapat pimpinan;
8) Penyusunan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP);
9) Pelaksanaan kegiatan studi di bidang perencanaan meliputi:
Studi Kelayakan Pembangunan Jalur Ganda KA antara Tegal –
Prupuk;
Studi Kelayakan Pembangunan Akses Jalur KA Menuju Pelabuhan
Kendal;
Studi Kelayakan Pembangunan Jalur KA antara Siantar – Prapat;
BAB
2
2 - 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Pengembangan Sistem Informasi Perencanaan dan Pengawasan
Pembangunan Perkeretaapian Berbasis GIS;
Penyusunan Ensiklopedia Bidang Perkeretaapian Tahun 2017;
Studi Penyusunan Roadmap Pengembangan Standarisasi Industri
Bidang Perkeretaapian Untuk Mendukung Pembangunan
Perkeretaapian Nasional;
Studi Penyusunan Roadmap Pemanfaatan dan Pengembangan
Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Perkeretaapian Nasional;
Studi Evaluasi Pelayanan Regulator Bidang Perkeretaapian;
Studi Kemanfaatan Reaktivasi Lintas Solo – Wonogiri;
Studi Kemanfaatan Pembangunan Double Track dan Elektifikasi Lintas
Duri – Tangerang;
Studi Kemanfaatan Reaktivasi Lintas Sidoarjo-Tulangan-Tarik;
Studi Standar Biaya Jasa Konsultasi Bidang Perkeretaapian;
Studi Kemanfaatan Reaktivasi Lintas Bogor-Sukabumi-Cianjur-
Padalarang.
Gambar 2.1 Kegiatan Rapat Studi Bagian Perencanaan
2.2. Bidang Keuangan
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bagian Keuangan pada tahun
2017 telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Monitoring pelaksanaan anggaran baik dari sumber pendanaan Rupiah
Murni (RM), Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) maupun Pinjaman
dan Hibah Luar Negeri (PHLN) pada Balai dan Satuan Kerja di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun Anggaran 2017 dan melakukan
kunjungan lapangan untuk memastikan kesesuaian laporan dan pekerjaan
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 2 - 3
serta mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul untuk dilaporkan
kepada Pimpinan.
Gambar 2.2 Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Ditjen KA
pada Oktober 2017 di ruang rapat Menteri perhubungan.
Gambar 2.3 Monitoring Progres Fisik Kegiatan Pembangunan
Jalur KA Layang Medan – Bandar Khalipah.
Gambar 2.4 Pembahasan Evaluasi Realisasi Anggaran, dan
Melakukan Pemutakhiran Data Pada Aplikasi E-Monitoring pada Acara
yang diadakan oleh Biro Keuangan, Setjen Kemenhub di Yogyakarta.
2) Memproses usulan Revisi Anggaran dari Balai dan Satuan Kerja jika terjadi
perubahan kegiatan di tahun berjalan berupa revisi DIPA maupun revisi
2 - 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
POK dan kontrak tahun jamak pada kegiatan yang tidak dapat dilakukan
dalam satu tahun Anggaran;
3) Pelaksanaan monitoring Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun anggaran 2017;
Tabel 2.1 Target dan Realisasi PNBP di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Tahun Anggaran 2017
Sumber: Setditjen Perkerertaapian, 2017
Gambar 2.5 Rapat PembahasanTarget dan Realisasi PNBP di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian TA. 2017
4) Mengusulkan calon pengelola anggaran untuk ditetapkan menjadi
pengelola anggaran tahun 2017 sebagaimana tertuang dalam Instruksi
Menteri Perhubungan Nomor IM 20 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Penetapan Pengelola Anggaran Di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 2 - 5
5) Melakukan pemutakhiran data inventarisasi dan penilaian Direktorat
Jenderal Perkeretaapian;
6) Memproses usulan serah terima operasional oleh Balai/Satker di
lingkungan Ditjen Perkeretaapian;
7) Melakukan peninjauan lapangan pemanfaatan Barang Milik Negara pada
Ditjen Perkeretaapian Tahun Anggaran 2017;
8) Penyusunan Laporan SIMAK Barang Milik Negara (BMN) di Lingkungan
Ditjen Perkeretaapian. Hasil inventarisasi aset Direktorat Jenderal
Perkeretaapian tahun 2017 diperoleh total aset (BMN) adalah sebesar
Rp108.264.134.776.733,- yang terdiri dari :
Tabel 2.2 Rincian Total Aset Barang Milik Negara (BMN)
No Aset Milik Negara Nilai
1 Tanah Rp46.392.454.500.571,-
2 Peralatan dan Mesin Rp4.645.115.212.477,-
3 Gedung dan Bangunan Rp1.190.168.777.106,-
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp61.800.869.549.478,-
5 Aset Tetap Lainnya Rp203.224.424.742,-
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp19.784.064.119.710,-
7 Akumulasi Penyusutan Rp(28.403.909.420.463,-)
8 Aset Tak Berwujud Rp114.249.271.099,-
9 Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan Rp13.971.087.990,-
10 Aset Lain-lain Rp422.958.778.187,-
11 Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset
Lainnya
(Rp108.264.134.776.733,-)
Sumber: Setditjen Perkerertaapian, 2017
2 - 6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Gambar 2.6 Penyusunan Laporan BMN Tahun Anggaran 2017 di Bogor
9) Mengkoordinir penyusunan Laporan SAI Eselon I. Hasil Laporan SAI
Eselon I berdasarkan hasil Rekonsiliasi Laporan Keuangan Tahunan yang
dihimpun dari seluruh Satker dan UPT di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian adalah sebagai berikut:
a) Laporan Neraca Tingkat Eselon I Per 31 Desember 2017 adalah
sebagai berikut (dalam ribuan Rupiah) :
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 2 - 7
Tabel 2.3 Perkiraan Aset dan Ekuitas Dana
Nama Perkiraan Jumlah
ASET
ASET LANCAR
Kas Lainnya dan Setara Kas 2.925.500
Piutang Bukan Pajak 37.340.790.688
PIUTANG BUKAN PAJAK (NETTO) 37.340.790.688
Persediaan 2.067.421.174.740
JUMLAH ASET LANCAR 2.104.764.890.928
ASET TETAP
Tanah 46.392.454.500.571
Peralatan dan Mesin 4.645.115.212.477
Gedung dan Bangunan 1.190.168.777.106
Jalan, Irigasi dan Jaringan 61.800.869.549.478
Aset Tetap Lainnya 203.224.424.742
Konstruksi dalam Pengerjaan 19.784.064.119.710
AKUMULASI PENYUSUTAN (28.403.909.420.463)
JUMLAH ASET TETAP 105.611.987.163.621
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud 114.249.271.099
Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan 13.971.087.990
Aset Lain – Lain 422.958.778.187
AKUMULASI PENYUSUTAN/AMORTISASI ASET
LAINNYA (3.796.415.092)
JUMLAH ASET LAINNYA 547.382.722.184
JUMLAH ASET 108.264.134.776.733
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang kepada Pihak Ketiga 90.942.569.712
Pendapatan Diterima Dimuka 221.725.013
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 91.164.294.725
JUMLAH KEWAJIBAN 91.164.294.725
EKUITAS
EKUITAS
Ekuitas 108.172.970.482.008
JUMLAH EKUITAS 108.172.970.482.008
JUMLAH EKUITAS 108.172.970.482.008
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 108.264.134.776.733
Sumber: Setditjen Perkerertaapia, 2017
b) Laporan realisasi Anggaran Belanja Eselon I per 31 Desember 2017
secara keseluruhan adalah sebesar Rp15.487.396.107.877.- atau
sebesar 82,18% dengan rincian sebagai berikut:
2 - 8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Tabel 2.4 Laporan realisasi Anggaran Belanja Eselon I
Sumber Dana Pagu Realisasi (%)
RM Rp7.196.237.318,000,- Rp6.073.462.937.441,- 84,40
RMP Rp482,540,000,000,- Rp455.314.613.847,- 94,36
PHLN Rp1.417.193.807.000,- Rp746.286.013.817,- 52,66
SBSN Rp9.749.762.162.000.- Rp8.212.332.542.772,- 84.23
TOTAL Rp18.845.733.287.000,- 15,487,396,107,877 82.18
Sumber: Setditjen Perkerertaapian 2017
Gambar 2.7 Penyusunan Laporan BMN Tahun Anggaran 2017 di Bogor
10) Memproses dan menindaklanjuti Laporan Audit BPK-RI pada Direktorat
Jenderal Perkeretaapian. Adapun hasil pemeriksaan yang dilakukan BPK-
RI , Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah melakukan :
a) PM 55 Tahun 2013 tentang pedoman dan standar dokumen
pengadaan pekerjaan konstruksi di lingkungan kementerian
perhubungan dengan nilai sebesar Rp45.789.582.693,42,- yang
terdapat di 3 Balai yaitu Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa
Bagian Tengah, Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera
Bagian Utara dan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera
Bagian Selatan.
Telah dilakukan pembahasan dengan Biro Hukum, dengan hasil PM
55 tahun 2013 tersebut tidak perlu direvisi cukup dibuatkan Perdirjen
untuk menampung pekerjaan kompleks yang tidak disebutkan pada
PM 55 tahun 2013.
b) Memerintahkan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pada Balai Teknik
Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara terkait agar
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 2 - 9
mempertanggungjawabkan potensi kelebihan pembayaran senilai
Rp4.917.973.780,82,- serta optimal melakukan pengawasan atas
pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Kepala
Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara telah
menindaklanjuti dengan melakukan addendum kontrak pekerjaan.
c) Temuan Laporan Keuangan terkait Barang Milik Negara :
Aset Tetap berupa peralatan dan mesin tidak diketahui
keberadaannya senilai Rp12.746.075.527 dan hilang belum
ditindaklanjuti proses penyelesaiannya senilai Rp251.651.017 pada
Satker Kantor Pusat, Satker Pengembangan dan Peningkatan
Sarana Perkeretaapian dan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah
Jawa Bagian Barat. Saat ini asset tersebut telah diketahui
keberadaannya dan dapat dilakukan tindak lanjut proses
penyelesaian.
Pengamanan Barang Milik Negara berupa peralatan dan mesin
belum tertib. Posisi saat ini telah diajukan Penetapan Status
Penggunaan (PSP) aset tersebut senilai Rp34.675.399.686,- dan
masih menunggu persetujuan oleh Kementerian Keuangan agar
dapat menetapkan jenis kerjasama atas pemanfaatan BMN sesuai
dengan ketentuan.
Penatausahaan tanah belum sesuai ketentuan pada BTP Wilayah
Jakarta dan Banten dan BTP Wilayah Jawa Bagian Barat. Saat ini
telah ditindaklanjuti proses sertifikasi tanah dan perbaikan
pencatatan SIMAK BMN berupa KIB .
Direktur Jenderal Perkeretaapian telah menindaklanjuti temuan
BMN tersebut dengan Surat Nomor PS 313/A.333/DJKA/9/17
tanggal 25 September 2017, selanjutnya menunggu PTL
(Penyelesaian Tindak Lanjut) dari BPK.
2 - 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
2.3. Bidang Hukum dan KSLN
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bagian Hukum pada tahun
2017 telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1) Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
a) Sebagai amanah dari Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, sampai dengan saat ini
telah ditetapkan sebanyak 35 (tiga puluh lima) Permenhub dengan
rincian yaitu pada tahun 2010 telah ditetapkan sebanyak 12
Permenhub dan pada tahun 2011 telah ditetapkan sebanyak 23
Permenhub.
b) Sebagai amanah dari Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sampai dengan saat ini
telah ditetapkan sebanyak 4 (empat) Permenhub dengan rincian yaitu
pada tahun 2010 telah ditetapkan sebanyak 1 Permenhub dan pada
tahun 2011 telah ditetapkan sebanyak 3 Permenhub.
c) Masih terdapat beberapa Permenhub sebagai amanah PP 56/2009
dan PP 72/2009 yang sedang dalam pembahasan di tingkat
Kementerian Perhubungan yaitu:
(1) RPM tentang Lalu Lintas Kereta Api
(2) RPM tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api
(3) RPM Tentang Pembinaan Di Bidang Perkeretaapian
(4) RPM tentang Perizinan Penyelenggaraan Prasarana
Perkeretaapian Umum
(5) RPM Tentang Perizinan Penyelenggaraan Sarana Perkeretaapian
Umum.
d) Untuk tahun 2011, telah diterbitkan 1 (satu) persetujuan prinsip
pembangunan perkeretaapian khusus.
e) Untuk tahun 2011, telah diterbitkan sebanyak 45 (empat puluh lima)
perizinan di bidang perpotongan dan/atau persinggungan jalur KA
dengan bangunan lain.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 2 - 11
f) Untuk tahun 2011, telah diterbitkan sebanyak 688 (enam ratus
delapan puluh delapan) sertifikat uji pertama/berkala sarana
perkeretaapian.
2) Kegiatan Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan di bidang
perkeretaapian, Pertimbangan Hukum serta Pemberian dan Bantuan Hukum
di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, di antaranya:
a) Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan di bidang perkeretaapian:
(1) Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan di Bidang
Perkeretaapian di Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal
2 Nopember 2017,
(2) Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan dalam rangka
Penataan Aset Barang Milik Negara di Lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian di Yogyakarta pada tanggal
14 Desember 2017.
b) Pertimbangan Hukum di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian:
(1) Perjanjian Sewa Menyewa Tanah Milik Negara antara Direktorat
Jenderal Perkeretaapian dengan PT. Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk. Pada tanggal 8 Mei 2017 lokasi KM 215+617
antara Stasiun Waruduwur – Stasiun Cirebon Prujakan dengan
luas objek 30m².
(2) Perjanjian Sewa Menyewa Tanah Milik Negara antara Direktorat
Jenderal Perkeretaapian dengan PT. Trans Jabar Tol Pada
tanggal 20 Juli 2017 lokasi KM 17+4/5 antara Stasiun Maseng –
Stasiun Cigombong Lintas Bogor – Yogyakarta dengan luas objek
1.216,87m².
(3) Perjanjian Sewa Menyewa Tanah Milik Negara antara Direktorat
Jenderal Perkeretaapian dengan PT. Pemalang Batang Tol Road
Pada tanggal 8 Agustus 2017 lokasi KM 114+375 antara Stasiun
Pemalang – Stasiun Petarukan dengan luas objek 882,445m².
2 - 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
(4) Melakukan pembahasan Memorandum of Understanding dan
Perjanjian Kerjasama terhadap pengembangan perkeretaapian di
Provinsi Jawa Barat.
(5) Melakukan pembahasan Perjanjian Kerjasama terhadap
pemanfaatan tanah dan alih status hasil pembangunan prasarana
perkeretaapian di kawasan industri di dalam kawasan ekonomi
khusus SEI Mangke di Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera
Utara.
(6) Melakukan Pembahasan Amandemen dan Pernyataan Kembali
Perjanjian Konsesi Perjanjian Kerjasama antara Kementerian
Perhubungan dengan PT. Kereta Cepat Indonesia China tentang
Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum Kereta Cepat Jakarta –
Bandung.
(7) Melakukan pembahasan konsep usulan PT. Kereta Cepat
Indonesia China terkait Consent Letter kepada Kementerian
Perhubungan.
(8) Pembahasan Perjanjian antara Direktorat Jenderal
Perkeretaapian dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
tentang Penyelenggaraan Prasarana Kereta Api Ringan/LRT
terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi.
(9) Pembahasan Addendum dan Pernyataan Kembali antara
Direktorat Jenderal Perkeretaapian dengan PT. Adhi Karya
(Persero) Tbk. Tentang Pelaksanaan Pembangunan Prasarana
Kereta Api Ringan/LRT terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor,
Depok dan Bekasi.
(10) Pembahasan Perjanjian antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian
dengan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. dan PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran atas
Pembangunan Prasarana Kereta Api Ringan/LRT terintegrasi di
Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 2 - 13
c) Pemberian Bantuan Hukum dalam beracara di Pengadilan:
(1) Dalam Perkara Perdata Tjut Hanifah tentang Tanah Mootrain
Bekasi:
Pada tingkat Peninjauan Kembali (PK), Pengadilan memutuskan
Kementerian Perhubungan sebagai pihak yang kalah.
Untuk penangan aset yang terkait di dalam putusan PK tersebut,
telah dilakukan upaya-upaya yaitu penyampaian Surat Direktur
Jenderal Perkeretaapian kepada Ketua Mahkamah Agung (MA)
guna memohon penangguhan eksekusi dan penyampaian Surat
Menteri Perhubungan kepada Ketua MA guna memohon Fatwa
perlindungan Hukum atas Putusan PK.
Surat Kementerian Perhubungan kepada Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala BPN Nomor: HK.401/1/14PHB tanggal 25
April 2017 perihal Pembatalan Hak Pakai Nomor 03/Harapan
Mulya atas Nama Departemen Perhubungan RI.
(2) Pendaftaran Perkara Perdata Nomor 1035/Pdt.G/2017/PN.Sby di
Pengadilan Negeri Surabaya antara Djumala Wisaka melawan PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) (Menteri Perhubungan dalam hal ini
sebagai Turut Tergugat) oleh pihak Djumala Wisaka.
3) Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, di antaranya:
a) Penyiapan bahan pelaksanaan hubungan masyarakat dan antar
lembaga dengan melaksanakan kegiatan publikasi melalui saluran
media massa, antara lain:
(1) Program Jumpa Pers dan Ekspose Program Pembangunan di
bidang Perkeretaapian :
Jumpa Pers PSO pada bulan Desember 2017;
Jumpa Pers Angkutan Motor Gratis Tahun 2017;
Jumpa Pers Angkutan Lebaran Tahun 2017;
Jumpa Pers Keselamatan terkait Penutupan Perlintasan
Sebidang pada bulan Maret 2017;
2 - 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Jumpa Pers penandatanganan kontrak antara Dijen
Perkeretaapian dengan PT. Adhi karya pada bulan Februari
2017;
Rapat Koordinasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada
bulan Desember 2017;
Jumpa Pers Akhir Tahun pada bulan Desember 2017.
(2) Publikasi Program Pembangunan Ditjen Perkeretaapian (Media
Cetak dan Elektronik)
Pembangunan jalur KA Bandara Adi Soemarmo oleh Tv
One;
Pembangunan jalur KA Bandara Adi Soemarmo oleh
Detik.com;
Pembangunan jalur KA Bandara Adi Soemarmo oleh
Tempo.co;
Publikasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Ditjen
Perkeretaapian oleh Media Indonesia;
Publikasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Ditjen
Perkeretaapian oleh Merdeka.com;
Publikasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Ditjen
Perkeretaapian oleh Gatra;
FGD terkait penyediaan fasilitas untuk kaum difabel di
Prasarana dan Sarana KA oleh Sindo;
FGD terkait penyediaan fasilitas untuk kaum difabel di
Prasarana dan Sarana KA oleh Weekly;
Publikasi terkait capaian pembangunan 3 tahun jokowi oleh
Gatra;
Publikasi pembangunan Prasarana Perkeretaapian di
Sumatera Utara oleh Tempo.co;
Publikasi pembangunan Prasarana Perkeretaapian di
Sumatera Selatan oleh detik.com;
Publikasi pembangunan Prasarana Perkeretaapian di
Jakarta dan Banten oleh Gatra;
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 2 - 15
Publikasi terkait fasilitas yang tersedia di stasiun oleh
Marketeers;
Publikasi Pameran 150 tahun Perkeretaapian oleh Radio
KBR.
(3) Penerbitan News Letter di bidang Perkeretaapian
Dalam rangka saluran komunikasi internal dan pemangku
kepentingan perkeretaapian nasional, Bagian Hukum Ditjen
Perkeretaapian telah melakukan penerbitan News Letter
Perkeretaapian pada bulan Juni 2017, bulan Oktober 2017, dan
Desember 2017.
(4) Pembuatan Filler
Filler tersebut berjudul “Aku Bangga Menjadi Insan
Perkeretaapian.”
(5) Kegiatan PPID
Merupakan kegiatan Pertemuan Pertama kali untuk Pejabat serta
Petugas PPID di Lingkungan Ditjen Perkeretaapian untuk
membahas dan mensosialisasikan tugas dan fungsi PPID di
lingkungan Ditjen Perkeretaapian. kegiatan dilaksanakan di
Bandung pada bulan 23 – 25 Agustus 2017.
(6) Kegiatan KSLN, diantaranya:
(a) Indonesia – Australia Transport Sctor Cooperation Forum
2017 di Bali yang dilaksanakan pada bulan April 2017;
(b) 44th APEC TPT-WG di Taipei yang dilaksanakan pada bulan
April 2017;
(c) Kunjungan Tim Teknis Perusahaan Astra Rail Insdutries S.R.L
di Jakarta yang dilaksanakan pada bulan Mei 2017 dengan
topik pembahasan yaitu penjajakan potensi keterlibatan dalam
sektor pembangunan industri transportasi di Indonesia;
(d) ASEM TMM di Bali yang dilaksanakan pada bulan September
2017 dengan topik pembahasan yaitu peluang investasi pada
pembangunan infrastruktur perkeretaapian di Indonesia;
2 - 16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
(e) The 8th Vice Ministerial Level Meeting di Jepang yang
dilaksanakan pada bulan Oktober s.d November 2018 dengan
topik pembahasan yaitu kerjasama yang sedang berjalan
dengan pihak Jepang dan peluang kerjasama lainnya;
(f) 5th BIMP-EAGA Transport Cluster Meeting dan BIMP EAGA
Senior Transport Officials Meeting di Kota Kinabalu yang
dilaksanakan pada bulan November 2017 dengan topik
Pembahasan yaitu update progress project pembangunan
yang termasuk dalam PCP (Makassar dan Kalimantan);
(g) Bisnis Forum RI – ROK di Jakarta yang dilaksanakan pada
bulan November 2017 dengan topik Pembahasan yaitu The
Opportunity of Railway Infrastructure Project in Indonesia.
(7) Pada 7 Oktober 2017, telah dilakukan Peresmian pengoperasian
KRL Lintas Bekasi – Cikarang, Stasiun Cibitung serta Stasiun
Bekasi Timur oleh Menteri Perhubungan didampingi oleh PLT
Dirjen Perkeretaapian, Walikota Bekasi serta perwakilan Kedutaan
Besar Jepang di Indonesia.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 2 - 17
Gambar 2.8 Peresmian Staiun Kereta Api Bekasi Timur, Cibitung dan Pengoperasiuan KRL Lintas Bekasi - Cikarang
2.4. Bidang Kepegawaian dan Umum
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, bagian Kepegawaian
dan Umum pada tahun 2017 telah melaksanakan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a. Penyusunan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Tahun 2017 dan Daftar
Nominatif Pegawai Ditjen Perkeretaapian Tahun 2017 yang digunakan
untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan Formasi Pegawai,
Jabatan, Kepangkatan dan Pensiun;
2 - 18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
b. Pelantikan pejabat eselon III dan IV di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian (Eselon II sebanyak 4 Orang, Eselon III sebanyak 22
Orang, dan Eselon IV sebanyak 46 Orang);
c. Pelaksanaan serah terima jabatan;
d. Pemutakhiran data base kepegawaian yang disesuaikan dengan data
base kepegawaian dari Biro Kepegawaian dan Organisasi;
e. Pengisian Lembar Kerja Evaluasi PMPRB Online dan inventarisasi
data dukung untuk selanjutnya di submit melalui website kemenpan
oleh Leading Sector (Itjen Kemenhub);
f. Penyusunan Peta Jabatan Ditjen Perkeretaapian;
g. Melakukan pembinaan pegawai Ditjen Perkeretaapian melalui Diklat,
teknis dan administratif Diklat Teknis Perkeretaapian sebanyak 34
Orang dan Administrasi Perkeretaapian sebanyak 5 orang;
h. Penyiapan bahan usulan pensiun PNS sebanyak 9 orang;
i. Memproses mutasi dari instansi dan unit kerja lain sebanyak 10 orang;
j. Pelaksanaan sosialisasi kepegawaian di lingkungan balai
perkeretaapian;
k. Pelaksanaan tes seleksi pengadaan CPNS tahun anggaran 2017 di 13
Kota pada Bulan Oktober 2017. Jumlah pelamar keseluruhan 16.546
dan total 400 alokasi formasi, dimana terdapat 5 formasi jabatan untuk
22 CPNS Ditjen Perkeretaapian.
l. Bimbingan teknis keprotokolan dan MC di lingkungan Direktorat
Jenderal Perkeretaapian dilaksanakan pada tanggal 8 – 10 November
2017 di Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari
masing-masing Unit Eselon II, III dan Balai – balai Perkeretaapian
Kementerian Perhubungan.
m. Penyusutan naskah dinas, antara lain :
1) Pengiriman Arsip pada tanggal 1-3 Februari 2017;
2) Pemilahan Arsip pada tanggal 20-23 Februari 2017;
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 2 - 19
3) Penataan Arsip inaktif dan entry data pada tanggal 7-9 Maret 2017;
4) Entry data Kearsipan pada tanggal 11-13 April 2017;
5) Penataan Box Arsip pada tanggal 2-4 Agustus 2017;
6) Penataan Arsip inaktif dan entry data pada tanggal 20-22
November 2017.
n. Pengelolaan arsip elektronik, antara lain :
1) Sosialisasi persuratan elektronik di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian pada tanggal 15-17 Maret 2017;
2) Sosialisasi persuratan elektronik di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian pada tanggal 3-5 Mei 2017;
3) Monitoring persuratan elektronik di Balai Pengujian pada tanggal
29-31 Mei 2017;
4) Monitoring persuratan elektronik di Balai Tehnik Perkeretaapian
Wilayah Jawa Bagian Barat pada tanggal 7-9 Juni 2017;
5) Monitoring persuratan elektronik di Balai Perawatan pada tanggal
12-14 Juli 2017;
6) Monitoring Persuratan Elektronik di Balai Tehnik Perkeretaapian
Wilayah Jawa Bagian Tengah pada tanggal 12-14 Juli 2017;
7) Monitoring Persuratan Elektronik di Balai Tehnik Perkeretaapian
Wilayah Jawa Bagian Timur pada tanggal 17-19 Juli 2017;
8) Monitoring Persuratan Elektronik di Balai Tehnik Perkeretaapian
Wilayah Sumatera Bagian Utara pada tanggal 17-19 Juli 2017;
9) Monitoring Persuratan Elektronik di Balai Tehnik Perkeretaapian
Wilayah Sumatera Bagian Selatan pada tanggal 10-12 Agustus
2017;
10) Monitoring Persuratan Elektronik di Balai Tehnik Perkeretaapian
Wilayah Sumatera Bagian Barat pada tanggal 10-12 Agustus
2017.
2 - 20 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
o. Pembinaan sistem administrasi perkantoran, antara lain :
1) Menghadiri kegiatan reviu hasil penterjemah nomenklatur dan
titelatur di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
2) Menghadiri forum komunikasi dan Bimtek Pengelola
Kesekretariatan/Sekretaris Pimpinan Tahun 2017.
p. Mengkoordinir pelaksanaan upacara bendera rutin tanggal 17 setiap
bulan, ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata dan Peringatan
KORPRI;
q. Monitoring mesin absensi di masing-masing Balai Teknik
Perkeretaapian.
Gambar 2.9 Pemasangan Mesin Absensi di Palembang dan Medan
BAB
3
KEGIATANPEMBANGUNANPRASARANAPERKERETAAPIAN
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 1
BAB III KEGIATAN PEMBANGUNAN PRASARANA PERKERETAAPIAN
3.1. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian
Sesuai dengan rencana strategis Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Rencana kegiatan
pembangunan perkeretaapian kurun waktu 2015-2019 difokuskan pada upaya
peningkatan, rehabilitasi dan pengembangan aksesibilitas prasarana perkeretaapian.
Panjang jalur kereta api di Pulau Jawa dan Sumatera pada tahun 2017 adalah sepanjang
5.707,83 km’sp, yang meliputi pembangunan jalur KA di Pulau Sumatera sepanjang
1.784,87 km’sp dan di Pulau Jawa sepanjang 3.848 km’sp.
Tabel 3.1 Jaringan Panjang Jalur KA Tahun 2017
Jalur KA
Aktif 5.707,83
Wilayah Pulau Jawa
Jalur Tunggal 1.537,72 km’sp
Jalur Ganda 2.385,24 km’sp
Jumlah (km’sp) 3.922,96 km’sp
Wilayah Pulau Sumatera Jalur Tunggal 1.389,27 km’sp
Jalur Ganda 395,6 km’sp
Jumlah (km’sp) 1.784,87 km’sp
Jalur Tidak Aktif
2.497,01
Wilayah Pulau Jawa & Madura (km’sp) 1.862,51 km’sp
Wilayah Pulau Sumatera (km’sp) 634,5 km’sp
Jumlah (km’sp) 2.497,01 km’sp
Sumber: Direktorat Prasarana Perkeretaapian, 2017
BAB
3
3 - 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Jenis bantalan rel di pulau Jawa terdiri dari bantalan beton sepanjang 3.697,641 Km,
bantalan besi sepanjang 204,50 Km dan bantalan kayu sepanjang 20,80 Km,
Sedangkan di pulau Sumatera terdiri dari bantalan beton sepanjang 1.553,76 Km dan
bantalan besi sepanjang 231,12 Km.
3.1.1. Pembangunan Prasarana Wilayah Sumatera
a. Pembangunan Badan Jalan KA dan Track Lintas Langsa – Kuala Simpang –
Besitang
Pembangunan jalur kereta api
Langsa – Besitang merupakan salah
satu dalam Proyek Strategis
Nasional di Kementerian
Perhubungan dibangun untuk
menghubungkan Trans Sumatera
yang terletak di Provinsi Sumutera
Utara (Kabupaten Tamiang) dan
Provinsi Aceh (Kabupaten Langkat).
Pada Tahun 2017 pekerjaan pembangunan jalur kereta api lintas Besitang–Langsa,
Besitang-Sei Liput meliputi konstruksi jalan kereta api yaitu pekerjaan tubuh baan
dan pekerjaan track, pembangunan jembatan kereta api, pembangunan 3 (tiga)
stasiun kereta api, pekerjaan pembangunan sistem persinyalan kereta api dan
pekerjaan supervisi. Pembangunan jalur kereta api antara Besitang – Sei Liput
dibiayai dengan Sumber pendanaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan
skema kontrak tahun jamak, dengan capaian pada akhir Desember tahun 2017
sebesar 33,87 % serta pelaksanaan penertiban lahan dan relokasi ruko, utilitas,
fasilitas ibadah, fasilitas olah raga dan jalan desa dalam tahap inventarisasi oleh PT.
KAI (Persero) dan telah berkoordinasi dengan pihak – pihak MUSPIDA.
Gambar 3.1 Peta Pembangunan Jalur Besitang – Sei Liput
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 3
Gambar 3.2 Progres pembangunan Jalur KA antara Besitang – Sei Liput
b. Pembangunan Jalur KA antara Rantauprapat – Pondok S2 Lintas
Rantauprapat Kota Pinang
Pembangunan jalur kereta api
lintas Rantauprapat – Kota
Pinang merupakan salah satu
Proyek Strategis Nasional (PSN)
yang dibangun untuk
menghubungkan jalur KA Trans
Sumatera yang terletak di
Kabupaten Labuhan Batu dan
Labuhan Batu Selatan.
Pembangunan jalur kereta api
antara Pondok S2 – Rantau Prapat lintas Rantau Prapat – Kota Pinang pada tahun
2017 meliputi konstruksi jalan rel terdiri dari pekerjaan tubuh baan dan pekerjaan
track sepanjang 33 km’sp, pembangunan jembatan/box culvert kereta api sebanyak
77 unit, underpass sebanyak 6 unit, overpass 19 unit dan pembangunan stasiun 4
unit serta pekerjaan supervisi. Progres pembangunan sampai dengan akhir
Desember tahun 2017 selesai sebesar 20,36 % dengan sumber pendanaan dari
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan skema kontrak tahun jamak (Multiyears)
TA 2017-2019, dengan target selesai tahun 2019. Ketersedian/kesiapan lahan
sampai dengan tahun 2017 adalah sepanjang 21,3 km’sp dari 33 km’sp (65%) dari
lahan yang dibutuhkan dan sisa lahan yang dibutuhkan masih dalam perhitungan
oleh Tim Appraisal.
Gambar 3.3 Peta Pembangunan Jalur
Rantauprapat – Kota Pinang
3 - 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Gambar 3.4 Peta Pembangunan Jalur Rantauprapat – Kota Pinang
c. Pembangunan Jalur KA antara Bandar Tinggi – Kuala Tanjung
Pembangunan jalur kereta api
antara Bandar Tinggi – Kuala
Tanjung sepanjang 21,5 km’sp
telah dimulai pada tahun 2011 yang
meliputi pembangunan jalur kereta
api terdiri tubuh baan dan
pekerjaan jalan rel, pembangunan
3 Stasiun yaitu Stasiun Tanjung
Gading, Stasiun Kuala Tanjung dan
Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung
kereta api dan pekerjaan persinyalan elektrik di 7 Stasiun yaitu Stasiun Perlanaan,
Stasiun Bahlias, Stasiun Bandar Tinggi, Stasiun Laut Tador, Stasiun Tanjung
Gading, Stasiun Kuala Tanjung, Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung. Manfaat dari
pembangunan jalur kereta api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung adalah mendukung
konektivitas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei menuju Pelabuhan
Kuala Tanjung dan merupakan program pemerintah untuk :
1. Mengurangi beban jalan raya;
2. Penurunan emisi gas rumah kaca;
3. Mengintegrasikan moda KA dengan Moda laut;
4. Menyediakan akses jalan KA menuju kawasan Industri.
Capaian pembangunan jalur KA baru Bandar Tinggi – Kuala Tanjung sampai
akhir Desember Tahun 2017 adalah sebesar 56,52%, dengan sumber pendanaan
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan skema Kontrak Tahun Jamak
Gambar 3.5. Peta Lokasi Jalur KA Bandar Tinggi
- Kuala Tanjung
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 5
(Multiyears) TA 2017-2018, dimana direncanakan peresmian pada bulan Juli tahun
2018.
Gambar 3.6 Pembangunan Jalur KA antara Bandar Tinggi – Kuala Tanjung
d. Reaktivasi Jalur KA Lintas Binjai-Besitang
Reaktivasi jalur kereta api Tahap II
lintas Binjai - Besitang merupakan
salah satu proyek prioritas
Kementerian Perhubungan dengan
tujuan untuk menghidupkan jalur
kereta api dan menghubungkan
Trans Sumatera yang terletak di
Kota Binjai dan Kabupaten Langkat
Propinsi Sumatera Utara sepanjang
78,40 km’sp. Pada tahun 2017
pembangunan yang dilaksanakan
meliputi pembangunan jalur kereta api tubuh baan dan pemasangan track,
pembangunan jembatan 7 unit, pembangunan stasiun 7 unit dan pekerjaan
persinyalan elektrik dan telekomunikasi serta sterilisasi/pemagaran jalur kereta api
dengan pendanaan melalui SBSN skema kontrak tahun jamak tahun 2017-2018.
Reaktivasi jalur KA Binjai – Besitang pada tahun 2017 mencapai progres fisik
sebesar 51,62 % dan direncanakan selesai/dioperasikan pada November 2018.
Gambar 3.7 Lokasi Pekerjaan Reaktivasi Jalur
Kereta Api lintas Binjai-Besitang
3 - 6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Gambar 3.8. Pembangunan Pekerjaan Reaktivasi Jalur Kereta Api lintas Binjai-Besitang
e. Pembangunan Jalur KA layang di Kota Medan antara Medan – Bandar
Khalipah Baru
Pembangunan jalur kereta api
layang di Kota Medan antara
Medan – Bandar Khalipah Baru
merupakan salah satu Proyek
Strategis Kementerian
Perhubungan yang dibangun
untuk mengurangi perlintasan
sebidang di kota Medan dan
menghidupkan perkeretaapian
dalam kota yang terletak di lintas
Medan – Bandar Khalipah Baru
Propinsi Sumatera Utara Kota Medan dan Kabupaten Binjai. Pembangunan jalur
kereta api layang di Kota Medan meliputi konstruksi jalur kereta api layang
(elevated track) sepanjang 10 km termasuk, penataan track exisiting dan
pemasangan track antara Medan - Bandar Khalipah Baru lintas Medan - Araskabu
– Kualanamu, pembangunan persinyalan dan telekomunikasi di Stasiun Medan,
interface Pulu Brayan, Stasiun Sunggal, pengembangan dan pembangunan
gedung baru yaitu di Stasiun Medan, Stasiun Bandar Khalipah, Stasiun Mandala,
Stasiun Batang Kuis. Secara bertahap pada tahun 2016-2017 dilaksanakan juga
pembangunan persinyalan dan telekomunikasi di Stasiun Araskabu dan Stasiun
Kualanamu yang telah beroperasi pada bulan November 2017. Progress fisik
pembangunan sampai dengan bulan Desember tahun 2017 sebesar 79,11 %
dengan sumber pendanaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan skema
Gambar 3.9 Peta Lintas Pembangunan Jalur KA
Layang antara Medan
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 7
kontrak tahun jamak (Multiyears) tahun 2015-2018 dan target beroperasi pada
November 2018.
Gambar 3.10 Progress Pembangunan Jalur KA Layang antara Medan – Bandar Khalipah
f. Pembangunan Jalur KA Bandara Internasional Minangkabau (BIM)
Gambar 3.11 Peta Lintas Pembangunan Jalur KA BIM
Pembangunan jalur kereta api Bandara Internasional Minangkabau (BIM)
merupakan program prioritas Kementerian Perhubungan yang bertujuan untuk
meningkatkan konektivitas antar moda di Kota Padang. Pembangunan Kereta
Bandara Internasional Minangkabau (BIM) memiliki panjang lintas pelayanan 22
km’sp yang dimulai dari Stasiun Padang – Stasiun Tabing - Stasiun Duku -
Stasiun BIM. Pekerjaan dimulai secara bertahap sejak 2012 sampai dengan 2016
berupa pengerjaan badan jalan kereta api, pemasangan track, pembangunan
KA BIM
3 - 8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
jembatan, persinyalan, dan pembuatan drainase, serta pembangunan Stasiun
Duku. Pada tahun 2017 lingkup pembangunan mencakup pembangunan peron
dan fasilitas pendukung operasi di stasiun BIM, pembangunan peron dan
overcaping di Stasiun Padang, peningkatan jalan rel R.33 menjadi R.54 di km.
24+588 s.d km. 25+871 antara Tabing - Duku sepanjang 1,28 km’sp, termasuk
penataan spoor di emplasemen Stasiun Duku, penyempurnaan jalur KA antara
BIM - Duku termasuk bangunan pendukung, pembangunan jembatan kereta api
sebanyak 7 unit, dan pembangunan sistem radio traindistpaching dan
telekomunikasi untuk mendukung operasional KA Bandara Internasional
Minangkabau. Pada tahun 2017 progres fisik pembangunan jalur kereta Bandara
BIM mencapai 100%, dan hasil pekerjaan selanjutnya akan dilakukan pengujian
dan safety assesment sebelum dilakukan pengoperasian jalur yang telah dibangun
tersebut serta dijadwalkan akan diresmikan pada bulan April 2018.
Gambar 3.12 Progress Pembangunan Jalur KA BIM
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 9
g. Pembangunan Jalur Ganda KA antara Martapura – Baturaja
Pembangunan jalur ganda KA antara
Martapura – Baturaja sebagai
pengembangan jaringan jalur kereta
api khususnya di wilayah Sumatera
Bagian Selatan. Pembangunan jalur
ganda tersebut ditujukan guna
meningkatkan keselamatan serta
kapasitas lintas jalur kereta api di
wilayah Sumatera Bagian Selatan,
untuk mendukung angkutan
penumpang dan barang terutama angkutan batu bara dari Tanjung Enim menuju
Tarahan serta dalam upaya mengurangi kepadatan dan kerusakan jalan raya dan
mengurangi polusi udara dan menghemat energi BBM. Pekerjaan pembangunan
jalur ganda kereta api antara Martapura – Baturaja meliputi pengadaan rel, wesel
dan bantalan beton, pekerjaan badan jalan, pekerjaan track kereta api, pekerjaan
pembangunan jembatan kereta api, pekerjaan persinyalan, penataan emplasemen
sebanyak 7 stasiun. Pendanaan bersumber dari SBSN dengan skema kontrak
tahun jamak 2016 - 2017. Progres fisik tahun 2017 sebesar 100% dan
direncanakan beroperasi pada April tahun 2018.
Gambar 3.14 Progress Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Martapura – Baturaja
Gambar 3.13 Peta Lintas Pembangunan Jalur Ganda KA Antara Martapura – Baturaja
3 - 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
h. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api lintas Prabumulih – Kertapati
Pembangunan jalur ganda kereta
api lintas Prabumulih – Kertapati
merupakan program pemerintah
yang merupakan Proyek Strategis
Nasional. Proyek ini tercantum
dalam Peraturan Presiden Nomor
58 Tahun 2017 tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional (PSN). Pada tahun 2017
dilakukan pembangunan jalur ganda KA yang merupakan lanjutan dari pekerjaan
ditahun 2015 dan 2016. Penyusunan DED jalur ganda KA lintas Kertapati –
Prabumulih dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dan pembangunan
jalur ganda KA mulai dilaksanakan pada tahun 2015-2016 untuk segmen antara
Stasiun Lembak sampai dengan Stasiun Payakabung. Pada tahun 2017
dilanjutkan pembangunan untuk segmen Lembak – Prabumulih dan Payakabung –
Kertapati. Tujuan pembangunan adalah menyediakan angkutan massal
penumpang dan barang, peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar daerah
pembangunan dan peningkatan pelayanan, aksesibilitas dan mobilitas orang dan
barang dan terciptanya keselamatan perjalanan kereta api. Panjang lintasan jalur
KA segmen Lembak – Prabumulih dan Payakabung – Kertapati dibangun
sepanjang 32 km’sp yang juga mencakup pembangunan 10 unit jembatan,
persinyalan dan telekomunikasi. Progres pembangunan sampai akhir Desember
tahun 2017 sebesar 95,53% dan rencana diresmikan pada bulan April tahun 2018.
Gambar 3.16 Progres Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Prabumulih – Kertapati
Gambar 3.15. Peta Lintas Pembangunan Jalur
Ganda KA Lintas Prabumulih - Kertapati
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 11
i. Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di Provinsi
Sumatera Selatan
Pembangunan Kereta Api
Ringan/Light Rail Transit (LRT)
Provinsi Sumatera Selatan
merupakan kegiatan kontrak
tahun jamak (Multiyears) tahun
2016 – 2018 dengan panjang jalur
23 km’sp dengan rute Bandara
Internasional Sultan Mahmud
Badaruddin II – Stadion
Jakabaring, terbagi dalam 5 (lima)
zona dengan jenis konstruksi elevated/layang (konstruksi beton, slab track) terdiri
dari 13 Stasiun dan 1 Depo. Pembangunan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit
(LRT) Provinsi Sumatera Selatan ditargetkan pengoperasiannya pada Juli 2018
yang merupakan pendukung Event Asian Games. Progres Pembangunan Kereta
Api Ringan/ Light Rail Transit (LRT) di provinsi Sumatera Selatan progres sampai
akhir Desember 2017 adalah sebesar 80,83%.
Gambar 3.18 Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di
Provinsi Sumatera Selatan
Gambar 3.17 Pembangunan Kereta Api Ringan /
Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan
3 - 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
3.1.2. Pembangunan Prasarana Wilayah Jawa
a. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api dan Elektrifikasi antara Maja –
Rangkasbitung
Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api
dan elektrifikasi antara Maja -
Rangkasbitung merupakan Proyek
Strategis Kementerian Perhubungan
yang dipantau oleh Kantor Staf Presiden
(KSP) yang bertujuan mengurangi
kemacetan jalan raya, mengurangi
waktu tempuh perjalanan kereta api,
meningkatkan pelayanan, aksesibilitas
dan mobilitas orang dan barang antar kabupaten, antar kota maupun antar provinsi,
serta terciptanya keselamatan perjalanan kereta api. Panjang lintasan yang dibangun
sepanjang 17,15 km’sp yang mencakup pembangunan 1 unit stasiun beserta gardu
traksi, 7 unit jembatan dan elektrifikasi. Sampai dengan akhir bulan Desember 2017
progress fisik sebesar 50,24% dan rencana diresmikan pada bulan November 2018.
Pembangunan jalur ganda KA elektrifikasi Maja – Rangkasbitung merupakan bagian
dari program pembangunan jalur ganda elektrifikasi lintas Tanah abang –
Rangkasbitung sepanjang ± 62,7 km’sp. Pembangunan ini telah dilaksanakan secara
bertahap oleh Pemerintah sejak tahun 2006 dan hingga saat ini telah terbangun
sepanjang ± 45,6 km’sp (segmen Tanahabang - Parungpanjang – Maja).
Gambar 3.20 Progres Pembangunan Jalur Ganda KA antara Maja – Rangkasbitung
Gambar 3.19. Peta Lintas Pembangunan Jalur
Ganda KA Antara Maja – Rangkasbitung
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 13
b. Pembangunan Double-Double Track (DDT) Manggarai – Jatinegara – Bekasi –
Cikarang
Pembangunan Double-Double Track
antara Manggarai – Jatinegara –
Bekasi – Cikarang merupakan
bagian dari Proyek Strategis
Kementerian Perhubungan.
Pekerjaan pembangunan DDT
bertujuan untuk peningkatan
kapasitas lintas dan share kereta api
di sepanjang koridor Manggarai -
Cikarang melalui pembangunan
DDT serta memisahkan jalur utama
untuk kereta api jarak jauh dan jalur Commuter line sehingga mengatasi
keterlambatan kereta Commuter dan juga sekaligus menambah kapasitas
penumpang yang kini mencapai 1,2 juta penumpang perharinya. Pembangunan DDT
ini sudah dimulai sejak tahun 2013 dengan lingkup pekerjaan yaitu pembangunan
DDT dari Manggarai s/d Bekasi sepanjang 18 km’sp, pembangunan jaringan listrik
aliran atas sepanjang 17 km dan gardu listrik / substation antara Bekasi – Cikarang,
pembangunan elevated track sepanjang 4 km antara Manggarai - Jatinegara dan
Cikini – Manggarai, pengembangan 10 Stasiun antara Manggarai s/d Cikarang dan
pembangunan 3 Stasiun baru yaitu Stasiun Matraman, Stasiun Bekasi Timur dan
Stasiun Cibitung, pembangunan DIPO lokomotif di Cipinang, serta penggantian sinyal
dan telkom sepanjang Manggarai s/d Cikarang.
Gambar 3.21 Peta Lintas Pembangunan
Double-Double Track (DDT)
3 - 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Gambar 3.22 Peresmian pengoperasian KRL lintas Bekasi – Cikarang dan Stasiun Bekasi Timur
oleh Menteri Perhubungan didampingi PLT Dirjen Perkeretaapian dan Walikota Bekasi
Pada tahun 2017 telah selesai dibangun dan beroperasi 4 Stasiun yaitu Stasiun
Bekasi Timur, Stasiun Cibitung, Stasiun Tambun dan Stasiun Cikarang serta jaringan
listrik aliran atas antara Bekasi - Cikarang dan peresmian pengoperasiannya
dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2017 oleh Menteri Perhubungan yaitu lintas
pelayanan KRL untuk Bekasi – Cikarang sepanjang 16,74 km’sp ditempuh dalam
waktu 21 menit Selain itu, juga dilaksanakan pengoperasian Jalur 8 dan 9 di Stasiun
Manggarai sebagai pendukung pengoperasian kereta bandara Soekarno – Hatta.
Sedangkan pekerjaan yang masih proses pelaksanaan pembangunannya adalah
pengembangan 3 Stasiun yaitu Manggarai, Matraman, dan Jatinegara,
pembangunan elevated track sepanjang 4 km antara Manggarai - Jatinegara dan
Cikini – Manggarai, pemasangan jaringan listrik aliran atas dan dayanya antara
Manggarai - Jatinegara sepanjang 3 km, modifikasi persinyalan antara Manggarai –
Jatinegara, pembangunan 2 unit jembatan untuk DDT antara Bekasi sampai dengan
Cikarang, penyempurnaan track, jalur baru DDT dari Jatinegara – Bekasi,
pembangunan 5 stasiun yaitu Stasiun Klender, Stasiun Buaran, Stasiun Klender baru,
Stasiun Cakung dan Stasiun Kranji, pembangunan DIPO Lokomotif di Cipinang,
Modifikasi persinyalan dari Jatinegara – Bekasi serta pembangunan Double-Double
Track untuk Main line dari Jatinegara – Bekasi. Sumber pendanaan dibiayai dari
paket pekerjaan Paket A senilai Rp2,5 triliun dengan menggunakan SBSN, Paket B1
senilai Rp3 triliun berasal dari pinjaman Jepang (PHLN), dan Paket B21 sebesar Rp1
triliun dari SBSN, sampai dengan akhir Desember 2017 dengan progres fisik
mencapai 78,9% dengan target pengoperasian tahun 2018 untuk 5 stasiun dan
depo.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 15
Gambar 3.23 Progres Pembangunan Double-Double Track (DDT)
Manggarai – Jatinegara – Bekasi – Cikarang
c. Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Koridor Utara – Selatan
Pembangunan Mass Rapid Transit
(MRT) Utara - Selatan Jakarta bertujuan
untuk mengurangi kepadatan lalu lintas
di ibukota Negara, meningkatkan
pertumbuhan ekonomi kota, serta
mewujudkan transportasi yang ramah
lingkungan. MRT merupakan sarana
transportasi massal berbasis rel dengan
panjang jalur 15,7 km’sp dan progress
fisik s.d akhir Desember 2017 sebesar 90,26%. Jalur MRT tersebut terdiri dari 7
(tujuh) stasiun pada jalur layang sepanjang 9,8 km’sp dan 5 (lima) stasiun jalur bawah
tanah sepanjang 5,9 km’sp dengan penanggung Jawab proyek adalah Direktorat
Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Executing Agency), Pemprov
DKI Jakarta (Implementing Agency) dan PT. MRT Jakarta (Sub-Implementing
Agency). Target selesai dan operasi pada Maret tahun 2019.
Gambar 3.24 Peta Lintas Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Koridor Utara - Selatan
3 - 16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Gambar 3.25 Kunjungan Menteri di pembangunan Proyek Mass Rapid Transit (MRT)
Utara - Selatan Jakarta
d. Reaktivasi Jalur Kereta Api Antara Semarang – Tawang – Pelabuhan Tanjung
Emas
Reaktivasi Jalur KA antara Semarang
Tawang - Pelabuhan Tanjung Emas
dilaksanakan berdasarkan Rencana
Induk Perkeretaapian Nasional dan
mengacu MOU pada tahun 2014 serta
perjanjian kerjasama pada tahun 2015
antara Direktorat Jenderal
Perkeretaapian sebagai pelaksana
pembangunan prasarana, Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah yang
melaksanakan koordinasi dan sosialisasi kepada masyarakat serta penyusunan
AMDAL, PT.KAI yang melaksanakan penertiban lahan, mengoperasikan sarana dan
prasarana perkeretaapian serta PT. PELINDO III (Persero) yang melaksanakan
pembangunan struktur jalan kereta api di wilayah Pelabuhan Tanjung Emas yang
direncanakan menggunakan slab track design. Pada Tahun 2017 realisasi
pembangunan sepanjang 2,15 km’sp, sedangkan saat kelanjutan pembangunan
sepanjang 450 meter menunggu proses penertiban lahan oleh PT. KAI. Pelaksanaan
pembangunan reaktivasi jalur KA antara Semarang Tawang - Pelabuhan Tanjung
Emas pada tahun 2017 progres fisik sebesar 80% dan masih terdapat sepanjang 450
meter pembangunan belum bisa dilakukan dikarenakan lahan belum bebas dan pada
area pelabuhan pembangunan struktur jalan belum dilaksanakan.
Gambar 3.26 Peta Lintas Reaktivasi Jalur KA
antara Stasiun Tawang - PelabuhanTanjung Emas
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 17
Reaktivasi Jalur Kereta Api Semarang Tawang – Pelabuhan Tanjung Emas
dilaksanakan guna meningkatkan konektivitas antar moda, untuk meningkatkan
pertumbuhan alur peti kemas dari dan ke Pelabuhan Tanjung Emas yang cukup
signifikan dan potensi Pelabuhan Tanjung Emas sebagai aset perekonomian Jawa
Tengah dan pintu transportasi ke daerah luar Jawa, mengurangi beban jaringan jalan
yang semakin padat, serta melihat jalur rel yang sudah mati banyak melewati
pedesaan sekiranya hal ini menjadi keuntungan untuk dapat memajukan kegiatan
ekonomi pada pedesaan yang dilewati jalur tersebut.
Gambar 3.27 Reaktivasi Jalur KA antara Stasiun Tawang - PelabuhanTanjung Emas
e. Pembangunan Jalur Ganda KA antara Purwokerto – Kroya
Pembangunan jalur ganda kereta api
Purwokerto - Kroya adalah bagian
dari Proyek Strategis Nasional yaitu
sebagai program lanjutan dari
pembangunan jalur ganda lintas
selatan Jawa yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas lintas
selatan Jawa dan mengurangi waktu
tempuh peningkatan perjalanan
kereta api. Pembangunan jalur ganda
KA lintas Purwokerto – Kroya meliputi pekerjaan track antara Purwokerto – Notog -
Kebasen – Randegan – Kroya, pekerjaan jembatan kereta api sebanyak 10 unit,
pekerjaan pembangunan terowongan kereta api sebanyak 2 unit yaitu terowongan
notog sepanjang 550 meter dan terowongan kebasen sepanjang 292 meter,
Gambar 3.28 Peta Lintas Pembangunan Jalur
Ganda KA Antara Purwokerto - Kroya
3 - 18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
pembangunan sistem persinyalan elektrik dan telekomunikasi antara Purwokerto –
Kroya. Pembangunan jalur ganda kereta api Purwokerto – Kroya dilaksanakan
dengan sumber pendanaan melalui SBSN dengan skema kontrak tahun jamak 2015-
2018. Pada tahun 2017 progress fisik sebesar 21,344% dan ditargetkan operasi pada
awal tahun 2019.
Gambar 3.29 Pembangunan Jalur Ganda KA Antara Purwokerto – Kroya
f. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Selatan Jawa Kroya – Kutoarjo
Segmen Kroya – Gombong
Pembangunan jalur ganda
kereta api lintas Kroya –
Kutoarjo segmen Kroya -
Gombong adalah bagian
dari Proyek Strategis
Nasional yaitu sebagai
program lanjutan dari
pembangunan jalur ganda
lintas selatan Jawa yang
bertujuan peningkatan
pelayanan perjalanan kereta api di lintas selatan Jawa pengurangan waktu tempuh
perjalanan, pengurangan biaya dan polusi, manfaat finansial diperoleh dari
peningkatan pendapatan angkutan kereta api penumpang dan barang serta
peningkatan kapasitas Lintas Selatan Jawa. Pembangunan jalur ganda kereta api
Lintas Selatan Jawa Kroya – Kutoarjo segmen Kroya - Gombong meliputi
pembangunan jalur KA Bbaru (New Track) yaitu pembangunan tubuh baan dan
pekerjaan track sepanjang 29,75 km’sp, penyesuaian track existing (angkatan track
existing dan geseran track existing), pembangunan jembatan dan box culvert,
pembangunan terowongan kereta api, penataan emplasemen pada Stasiun Kroya,
Gambar 3.30 Pembangunan Jalur Ganda KA Antara
Purwokerto – Kroya
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 19
Kemranjen, Sumpiuh, Tambak, Ijo dan Gombong. Sumber pendanaan melalui Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) kontrak tahun jamak 2017-2019 dengan anggaran
sebesar Rp1.194.890.401.400,- . Capaian pada tahun 2017 untuk pekerjaan kereta
api lintas Kroya – Kutoarjo segmen Kroya - Gombong mencapai 23,92%, dan
ditargetkan jalur ganda kereta api antara Kroya - Kutoarjo tersebut dapat beroperasi
pada tahun 2019.
Gambar 3.31 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Kroya – Kutoarjo Segmen Kroya – Gombong
(Pekerjaan Tubuh Baan, Gelar Bantalan dan Pekerjaan Jembatan)
g. Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Jombang – Madiun
Pembangunan jalur ganda kereta
api antara Jombang – Madiun
adalah bagian dari Proyek Strategis
Nasional yaitu sebagai program
lanjutan dari pembangunan jalur
ganda lintas selatan Jawa yang
bertujuan untuk peningkatan
pelayanan perjalanan kereta api di
lintas selatan Jawa, pengurangan
waktu tempuh perjalanan,
pengurangan biaya dan polusi, manfaat finansial dari peningkatan pendapatan
angkutan kereta api penumpang dan barang dan peningkatan kapasitas lintas selatan
Jawa. Pembangunan jalur ganda kereta api antara Jombang – Madiun meliputi
pekerjaan pembangunan jalur KA baru sepanjang 84 km’sp, pekerjaan pembangunan
Gambar 3.32 Peta Lintas Pembagunan Jalur Ganda
Kereta Api Jombang - Madiun
3 - 20 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
jembatan sebanyak 50 unit, pembangunan gedung stasiun baru sebanyak 7 stasiun,
pekerjaan pembangunan sistem persinyalan elektrik dan telekomunikasi sebanyak 10
stasiun dan intermediate block sebanyak 1 stasiun. Sumber pendanaan melalui
SBSN dengan skema kontrak tahun jamak 2017-2018 dan pada tahun 2017 progres
pembangunan mencapai 84,40%, dimana ditargetkan selesai dan beroperasi pada
Desember tahun 2018.
Gambar 3.33 Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Jombang – Madiun
3.1.3. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Wilayah Sulawesi Lintas Makassar
– Parepare
Pembangunan jalur kereta api di Pulau
Sulawesi antara Makassar – Parepare
sebagai tahapan dari pembangunan
jalur kereta api trans Sulawesi sesuai
Rencana Induk Perkeretaapian
Nasional dengan menghubungkan
Makassar – Parepare sepanjang 145
km yang juga merupakan Proyek
Strategis Nasional. Pembangunan jalur
kereta api Makassar – Parepare
merupakan pembangunan pertama
jalur kereta api di Pulau Sulawesi yang juga meliputi, Pare – Pare - Mamaju sepanjang
225 km’sp, Mamuju – Palu sepanjang 295 km’sp, Palu – Isimu sepanjang 460 km’sp,
Bitung – Gorontalo – Isimu sepanjang 340 km’sp, dan Manado – Bitung sepanjang 48
km’sp. Pembangunan trans Sulawesi direncanakan selesai pada tahun 2030.
Pembangunan jalur kereta api di pulau Sulawesi memiliki spesifikasi jalur yang berbeda
jika dibandingkan dengan jalur kereta api yang dibangun di pulau Jawa dan pulau
Gambar 3.34 Peta Lintas Pembagunan
Jalur KA Makassar – Pare-Pare
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 21
Sumatera yang saat ini ada, spesifikasi jalur kereta api di pulau Sulawesi dengan lebar
spoor 1.435 mm, tipe rel menggunakan tipe rel R-60, kecepatan desain bisa mencapai
200 km/jam, beban gandar maksimal 25 ton. Jalur kereta api antara Makassar - Parepare
merupakan upaya Pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan serta
peningkatan keselamatan dan pelayanan transportasi. Pada tahun 2016-2017
dilaksanakan pembangunan Tahap I Makassar - Parepare sepanjang 44 Km yang terdiri
pembangunan 6 unit stasiun, 12 unit Jembatan, 1 unit depo, 3 unit terowongan serta 6
unit overpass. Capaian pembangunan sampai akhir Tahun 2017 sebesar 95,53%dan
rencana diresmikan pada bulan November tahun 2018 untuk jalur KA sepanjang 44 Km.
Gambar 3.35 Progres Pembangunan Jalur KA Makassar – Parepare
3.2. Penyusunan Norma, Standar, Pedoman, Spesifikasi Teknis, Kriteria dan
Prosedur Prasarana Perkeretaapian
3.2.1. Jalur dan Bangunan KA
Pelaksanaan penyusunan spesifikasi teknis jalur dan bangunan KA tahun 2017
dilaksanakan pada bulan Desember 2017 di Yogyakarta yang dihadiri oleh Direktorat
Prasarana Perkeretaapian dan seluruh perwakilan dari Balai Teknik Perkeretaapian, Balai
Perawatan, Balai Pengujian di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian dengan
hasil sebagai berikut :
1) Pemuktakhiran spesifikasi sipil (perubahan/penambahan pekerjaan pemasangan
geotixtile sebagai perkuatan, pekerjaan pemasangan geotextile sebagai separator,
pekerjaan pemasangan geogrid sebagai perkuatan dan pondasi cerucuk kayu);
2) Pemuktakhiran spesifikasi teknis konstruksi jalan rel (perubahan/ penambahan rel,
wesel, plat sambung, bantalan beton, bantalan kayu, bantalan sintetis, penambat,
jalan layang tanpa balas, flashbutt welding, open drain dan french drain);
3 - 22 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
3) Pemuktakhiran spesifikasi teknis jembatan (perubahan/penambahan beton struktur,
beton pratekan, beton tulangan, baja struktural, pelaksanaan perakitan, tiang bor,
tiang pancang, struktur pangkal dan pilar, andas jembatan, railing besi, sheetpile
beton dan sheetpile baja).
Survey dan persetujuan ijin
perpotongan dan/atau persinggungan
dengan jalur KA dengan bangunan
lain.Dilaksanakan sesuai dengan
permohonan yang diajukan kepada
Direktorat Jenderal Perkeretaapian
melalui surat dari pemohon
(Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Badan Usaha Milik Negara
maupun Pihak Swasta). Untuk
pelaksanaan perijinan pada tahun
2017 sebanyak 58 permohonan perijinan, dimana yang sudah selesai perijinannya yaitu
25 perijinan (43,10%) yang masih berproses yaitu 21 perijinan (36,21%) dan yang di tolak
yaitu 12 Perijinan (20,69%). Dari hasil Evaluasi bahwa pelaksanaan perizinan yang masih
berproses dikarenakan pemohon belum melengkapi data dukung sesuai Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM. 36 Tahun 2011 tentang Perpotongan dan/atau
Persinggungan Jalur Kereta Api dengan Bangunan Lain, sedangkan perijinan yang ditolak
dikarenakan pemohon tidak ada informasi terkait kelanjutan pelaksanaan perijinan.
Gambar 3.36 Kegiatan Penyusunan Spesiifkasi
Teknis Jalur dan Bangunan Kereta Api
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 23
Tabel 3.2 Data Persetujuan Ijin Perpotongan dan/atau Persinggungan dengan Jalur KA
No Jenis Pekerjaan Wilayah/Lokasi Jumlah
1 Penanaman Pipa Gas
Jawa dan Sumatera
11
2 Perpotongan Tidak Sebidang Jawa dan Sumatera
10
3 Pembangunan Dan Pengoperasian Pemasangan Perpotongan Sebidang Sementara
Jawa dan Sumatera
5
4 Penanaman Pipa Air Minum Jawa dan Sumatera
3
5 Box Culvert Jawa 2
6 Pemanfaatan Lahan Jawa 1
7 Peningkatan Perpotongan Sebidang
Jawa 1
8 Pembangunan Saluran Drainase
Jawa 1
9 Pembangunan Jalur Kereta Cepat melintasi jalur kereta api eksisting
Jawa 1
10 Pembangunan Belt Conveyor Jawa 1
11 Penggelaran dan Pengoperasian Kabel Udara Tegangan Tinggi
Sumatera 1
12 Penamanan Pipa Minyak, Penanaman Pipa Solar dan Pipa Caustic Soda
Surmatera 1
Jumlah 37 Sumber: Direktorat Prasarana Perkeretaapian, 2017
3.2.2. Fasilitas Operasi
Subdit Kelaikan Fasilitas Operasi Kereta Api mempunyai tugas tambahan yakni
pelaksanaan proses perizinan bangunan yang sejajar / memotong jalur Kereta Api. Pada
tahun 2017 terdapat 19 perijinan crossing jalur kereta api dengan rincian 10 perizinan
telah selesai (terbit sertifikat).
3 - 24 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Selain itu, juga dilaksanakan persetujuan spesifikasi teknis dan gambar teknis untuk
pelaksanaan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi fasilitas operasi kereta api,
kegiatan pendukung operasional dan TOR konsultan pengawas maupun perencanaan
pada Balai Teknik Perkeretaapian yang berada pada wilayah Jawa dan Sumatera yaitu
meliputi pembahasan, pemeriksaan dan persetujuan KAK, spesifikasi teknis serta gambar
teknis yang diajukan oleh Balai Teknik Perkeretaapian di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian.
3.2.3. Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis)
Pada tahun 2017 dalam rangka sinergi
antar stakeholder / pemangku kegiatan
dibidang perkeretaapian dilaksanakan
bimbingan teknis berupa rapat
koordinasi teknis (Rakornis)
penyelenggaraan prasarana
perkeretaapian yang melibatkan para
stakeholder / pemangku kegiatan
dibidang perkeretaapian yaitu Balai
Teknik Perkeretaapian, Balai
Perawatan Perkeretaapian, serta Balai Pengujian Perkeretaapian, Pejabat Pembuat
Komitmen Kegiatan, dan PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Tujuan dilaksanakan
Rakornis adalah pembahasan program kerja internal dan penguatan koordinasi di
lingkungan Direktorat Prasarana Perkeretaapian dengan masing–masing Subdirektorat
dan Balai-Balai terkait serta PT. Kereta Api Indonesia (Persero), sehingga dengan
terselenggaranya Rakornis diharapkan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian
program kerja dibidang Prasarana Perkeretaapian serta penyelesaian isu – isu strategis
terkait penyelenggaran dan pembangunan prasarana perkeretaapian.
3.3. Monitoring, Evaluasi dan Bimbingan Teknis
Dasar pelaksanaan monitoring dan bimbingan teknis adalah implementasi tugas dan
fungsi serta pelaksanaan program kerja Direktorat Prasarana Perkeretaapian, untuk
mendukung kelancaran program dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
angkutan kereta api khususnya bidang prasarana perkeretaapian. Pelaksanaan kegiatan
yang sudah dilakukan pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Gambar 3.37. Kegiatan Rakornis Bidang Prasarana
Perkeretaapian oleh Direktur Prasarana
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 25
3.3.1. Jalur dan Bangunan
1. Monitoring dan bimbingan teknis pada Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa
Bagian Tengah diantaranya untuk pembangunan jembatan kereta api guna
mendukung pembangunan jalur ganda pada lintas Selatan Jawa yang terdiri dari
inspeksi material jembatan CHS-21.4 BH.1594 dan CHS-16.8 BH.1615 dan inspeksi
trial assembling Jembatan WTP-26.55 BH.1608 di Pabrik CHC Cilegon, Banten.
Inspeksi Trial Assembly pada material jembatan kereta api dengan melakukan
pengukuran dimensional, pengukuran chamber, dan pengamatan secara visual,
melakukan pengecekan kesesuaian hasil produksi jembatan dengan desain jembatan
yang mengacu pada standar, spesifikasi teknis dan peraturan terkait di bidang
jembatan kereta api. Pada kegiatan tersebut dilakukan juga pemberian bimbingan
teknis kepada konsultan, kontraktor pelaksana pembangunan dan pengawas
pekerjaan dari Balai mengenai sistem pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Monitoring dan bimbingan teknis pembangunan jembatan dan terowongan ini
dilakukan guna mengetahui kemajuan pembangunan dan kesesuaian pembangunan
dengan desain yang telah ditetapkan serta prosedur pelaksanaan pekerjaan
sehingga hasil pembangunannya sesuai dengan yang diharapkan.
Gambar 3.38 Kegiatan Monitoring Dan Bimbingan Teknis Jalur dan Jembatan
di BTP Wilayah Jawa Tengah
2. Monitoring dan bimbingan teknis pada Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa
Bagian Barat dilakukan pada rencana reaktivasi jalur kereta api Rancaekek –
Tanjungsari sepanjang 11,5 km, dimana jalur tersebut non aktif sejak tahun 1942.
Dalam kegiatan tersebut dilakukan pemeriksaan kondisi prasarana kereta api yang
tidak aktif dan masih tersisa diantaranya jalan rel, jembatan dan stasiun. Kondisi
prasarana yang ada pada Ruang Manfaat Jalur (Rumaja), Ruang Milik Jalur (Rumija)
3 - 26 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
dan Ruang Pengawasan Jalur (Ruwasja) sudah ditempati oleh warga sekitar dan
tampak jembatan kereta api Cikuda yang sudah menjadi jalan warga sekitar. Hal ini
perlu dilakukan pemeriksaan agar teridentifikasi kondisi kebutuhan lahan guna
pembangunan reaktivasi jalur kereta api Rancaekek – Tanjungsari dapat
diperhitungkan lahan yang akan ditertibkan maupun yang akan dibebaskan, sehingga
kebutuhan biaya untuk pembangunan reaktivasi Rancaekek- Tajungsari dapat
diprediksi secara detail.
Gambar 3.39 Kegiatan monitoring dan bimbingan teknis Jalur dan Jembatan
di BTP Wilayah Jawa Barat
3. Monitoring dan bimbingan teknis pada Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa
Bagian Timur dilakukan pada pekerjaan pembangunan jalur kereta api Makassar –
Parepare khususnya di Kabupaten Barru dimana telah terbangun jalur kereta api
sepanjang 16 km. Pada lokasi tersebut juga telah terbangun jalur dan jembatan
kereta api serta flyover sebagai penanganan terhadap perlintasan sebidang dengan
jalan. Pada pembangunan jalur kereta api lintas Makassar-Parepare terdapat lahan
yang perlu dilakukan pembebasan lahan dengan pembiayaan LMAN sebesar Rp2,2
Triliyun untuk tahun 2017 dan 2018 dan perlu dilakukan revisi pencantuman
kebutuhan dana pengadaan lahan tersebut. Pagu perkiraan dana terserap pada
tahun 2017 hanya sebesar Rp1,37 T dari usulan sebesar Rp2,2 T. Progress
pembebasan lahan memerlukan koordinasi yang sangat intensif sehingga jadwal
yang sudah ditargetkan dapat tercapai tepat waktu. Diharapkan Balai Teknik
Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur melakukan koordinasi dan memonitor
dengan pihak terkait secara berkala dan melaporkan progress mingguan kepada
Direktur Prasarana Perkeretaapian.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 27
Gambar 3.40 Kegiatan Monitoring Teknis Jembatan dan Jalur di BTP Wilayah Jawa Bagian Timur
4. Monitoring dan bimbingan teknis pada Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah
Sumatera Bagian, pekerjaan pembangunan jalur ganda kereta api segmen
Prabumulih – Lembak dan Simpang - Kertapati sebagai bagian dari pekerjaan
pembangunan jalur ganda kereta api Prabumulih – Kertapati dengan anggaran SBSN
TA 2016-2017. Pada bulan Juni tahun 2017 antara Stasiun Lembak – Stasiun
Payakabung sudah dapat dioperasikan dengan dilaksanakan Switch Over
pengoperasian jalur ganda, namun masih terdapat pekerjaan grouting yang belum
selesai dan pekerjaan drainase masih perlu dirapihkan. Sedangkan untuk pekerjaan
track dan jembatan sedang dilakukan pengeceran rel dan balas, pada akhir tahun
2017 untuk pekerjaan antara Stasiun Prabumulih – Stasiun Lembak dan Stasiun
Simpang – Kertapati pekerjaan sudah mencapai 95%. Selain itu juga dilakukan
bimbingan teknis prasarana perkeretaapian pada lintas Martapura - Baturaja pada
lokasi Km. 227+300 sedang dilakukan pekerjaan penggeseran wesel new ke track
eksisting dan pekerjaan pembangunan jembatan BH.443 Km.226+986 yang dilakuan
redesign dari bentang 80 menjadi 120 m. Kegiatan ini lingkup pekerjaan dari
pembangunan jalur ganda kereta api antara Martapura – Baturaja yang
pendanaannya melalui SBSN TA 2016-2017. Dilanjutkan monitoring pembangunan
Light Rail Transit (LRT)/ kereta ringan di Sumatera Selatan Monitoring dilaksanakan
pada zona 1 yang sedang dilakukan pengecoran slab track tepatnya antara pier no.
27 sampai dengan pier no. 29, pengecoran sepanjang 60 m, dan pekerjaan
pengecoran slab track berjalan dengan lancar. Selain itu dilaksanakan peninjauan
lapangan pembangunan jembatan Ampera dan stasiun Kereta Api Ringan/ LRT
Provinsi Sumatera Selatan.
3 - 28 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Gambar 3.41 Kegiatan Bimbingan Teknis Jembatan di BTP Wilayah Sumatera Bagian Selatan
5. Bimbingan teknik pada Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Barat
dilakukan dalam rangka penyelenggaraan perkeretaapian Provinsi Sumatera Barat.
Dalam bimbingan teknis tersebut dihadiri oleh Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api, Direktorat Prasarana Perkeretaapian, Balai Teknik Perkeretaapian
Wilayah Sumatera Bagian Barat, PT. Kereta Api (Persero) Divre 2 Sumatera Barat,
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Bimbingan Teknis tersebut bertujuan agar
terjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan pihak – pihak terkait serta dapat
melakukan terobosan-terobosan dalam rangka percepatan pelaksanaan
pembangunan perkeretaapian di wilayah kerja Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah
Sumatera Bagian Barat.
Gambar 3.42 Kegiatan Bimbingan Teknis Jembatan di BTP Wilayah Sumatera Bagian Barat
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 29
6. Bimbingan teknis pada Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara di
Medan. Dengan terselenggaranya acara ini diharapkan dapat terjalin komunikasi dan
koordinasi yang baik dengan pihak – pihak terkait serta dapat melakukan terobosan-
terobosan dalam rangka percepatan pelaksanaan pembangunan perkeretaapian di
wilayah kerja Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara guna
terpenuhinya target biaya, mutu dan waktu sesuai regulasi. Telah dilakukan juga
kegiatan Raw Material dan Trial Assembly jembatan untuk mendukung pembangunan
jembatan kereta api di wilayah Sumatera Utara, kegiatan Inspeksi KA BH.11 bentang
51,6 M Km. 6+155 antara Pangkalan Brandan – Besitang Lintas Binjai – Besitang di
Workshop Pabrikasi Baja WIKA – Kawasan Industri WIKA Cileungsi Bogor. Inspeksi
Trial Assembly pada material jembatan kereta api dengan melakukan pengukuran
dimensional, pengukuran chamber, dan pengamatan secara visual, melakukan
pengecekan kesesuaian hasil produksi jembatan dengan desain jembatan yang
mengacu pada standar, spesifikasi Teknis dan peraturan terkait di bidang jembatan
keretapi. Pada kegiatan tersebut dilakukan juga pemberian bimbingan teknis kepada
konsultan, kontraktor pelaksana pembangunan dan pengawas pekerjaan dari Balai
mengenai sistem pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dari hasil
inspeksi/pemeriksaan trial assembly produksi jembatan tersebut terdapat evaluasi
dan rekomendasi terhadap hasil pabrikasi material jembatan kereta api.
3.3.2. Fasilitas Operasi Kereta Api
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Subdit Fasilitas Operasi Kereta Api, telah
dilakukan pemeriksaan, monitoring dan evaluasi prasarana bidang Fasilitas Operasi
Kereta Api tahun 2017 di wilayah kerja Balai Teknik Perkeretaapian diantaranya (1)
monitoring dan evaluasi bidang fasilitas operasi di wilayah kerja Balai Teknik
Perkeretaapian Sumatera bagian Selatan antara Stasiun Kertapati-Stasiun Prabumulih
dan jalur ganda Stasiun Martapura - Stasiun, (2) wilayah kerja Balai Teknik
Perkeretaapian wilayah Sumatera Bagian Utara antara Stasiun Bandar Kalifah - Stasiun
Batangkuis dan antara Stasiun Araskabu – Stasiun Kual anamu, (3) wilayah Sumatera
Bagian Barat pekerjaan pembangunan Traindispatching dan infrastruktur telekomunikasi
lintas Padang – Kayu Tanam dan Bandara Internasional Minangkabau, (4) monitoring dan
evaluasi di Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jakarta dan Banten antara lain lintas
antara Stasiun Bekasi – Stasiun Cikarang lintas antara Stasiun Bekasi – Stasiun Bekasi
Timur, Stasiun Cibitung, Stasiun Tambun dan Stasiun Cikarang selain itu di lintas Tanah
3 - 30 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Abang – Parung Panjang – Rangkas Bitung dan Duri – Batu Ceper – Bandara Soekarno
Hatta, (5) monitoring dan evaluasi prasarana fasilitas operasi di wilayah Balai Teknik
Perkeretaapian wilayah Jawa Bagian Timur di lintas Jombang – Madiun –
Kedungbanteng, (6) monitoring dan evaluasi prasarana fasilitas operasi di wilayah Balai
Teknik Perkeretaapian wilayah Jawa Bagian Tengah di lintas Yogyakarta – Solo. Kegiatan
monitoring dan evaluasi bidang fasilitas operasi kereta api dengan melakukan
pemeriksaan hasil pembangunan fasilitas operasi kereta api diantaranya adalah sistem
persinyalan, telekomunikasi dan Listrik Aliran Atas (LAA).
3.4. Kelaikan Prasarana Perkeretaapian
Pelaksanaan kegiatan bidang pemerintahan merupakan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi organisasi sebagaimana telah dituangkan dalam program kerja tahun 2017.
Sertifikasi adalah proses untuk menjamin bahwa suatu sistem yang ada wajib sesuai
peraturan yang telah ditetapkan untuk menjamin keselamatan. Mengacu pada Undang-
Undang Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian bahwa prasarana perkeretaapian
adalah jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api
dapat dioperasikan. Dalam rangka menjamin keselamatan operasi perjalanan kereta api,
maka prasarana perkeretaapian yang akan dioperasikan harus memenuhi persyaratan
kelaikan yang berlaku bagi setiap jenis prasarana perkeretaapian meliputi :
1. Persyaratan teknis, meliputi persyaratan sistem dan persyaratan komponen;
2. Persyaratan operasional, tentang kemampuan prasarana perkeretaapian sesuai
dengan rencana operasi perkeretaapian.
Prasarana perkeretaapian sebelum mendapatkan sertifikat uji pertama ataupun sertifikat
uji berkala, wajib dilakukan pengujian oleh Balai Pengujian Perkeretaapian atau Badan
Hukum yang telah diakreditasi oleh Pemerintah. Untuk menjamin kelaikan prasarana
perkeretaapian jalur dan bangunan kereta api, maka Prasarana Perkeretaapian yang baru
maupun yang mengalami perubahan spesifikasi teknis, serta jalur dan bangunan yang
telah dioperasikan wajib dilakukan sertifikasi yang terdiri dari 2 (dua) yaitu Sertifikasi Uji
Pertama dan Sertifikasi Uji Berkala. Seritifikasi prasarana perkeretaapian Jalur dan
Bangunan Kereta Api bertujuan untuk memastikan tingkat keandalan dan kelaikan jalur
dan bangunan kereta api (stasiun, jembatan dan terowongan kereta api) yang
diselenggarakan oleh Penyelenggara Perkeretaapian.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 31
Gambar 3.43 Alur Permohonan Sertifikat Uji Pertama atau Uji Berkala Prasarana Perkeretaapian
Gambar 3.44 Kegiatan Sertifikasi Uji Prasarana Perkeretaapian
3.4.1. Jalur dan Bangunan KA
Sertifikat Uji Pertama diberikan untuk pekerjaan pembangunan prasarana perkeretaapian
yang baru dibangun dan prasarana perkeretaapian yang mengalami perubahan
spesifikasi teknis, sedangkan sertifikat uji berkala diberikan untuk prasarana
perkeretaapian yang telah memiliki Sertifikat Uji Pertama. Prasarana perkeretaapian yang
diberikan sertifikat yaitu:
a. Jalur Kereta Api
Pemberian sertifikat pada jalur kereta api dilakukan per petak antar stasiun kereta api
untuk memudahkan evaluasi apabila ada pembangunan baru pada petak tersebut.
3 - 32 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
b. Jembatan Kereta Api
Bangunan jembatan kereta api diberikan sertifikat untuk setiap jembatan dengan
bentang minimal 6 meter.
c. Stasiun Kereta Api
Sertifikat stasiun kereta api diberikan untuk setiap stasiun baik itu kelas stasiun
besar, sedang, maupun kecil.
Pada tahun 2017 telah dilaksanakan sertifikasi kelaikan jalur dan bangunan kereta api
yaitu 15 sertifikasi uji pertama dan 387 sertifikasi uji berkala, dengan uraian sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Realisasi Uji Pertama Jalur dan Bangunan Kereta Api Tahun 2017
Lokasi Kegiatan Jenis Prasarana Sertifikat
Balai Teknik Perkeretaapian
Wilayah Sumatera Bagian
Barat
Pembangunan Jembatan No. BH-8 1
Balai Teknik Perkeretaapian
Wilayah Sumatera Bagian
Selatan
1) Pembangunan Jalur Lingkar KA
TLS 1 dan TLS 2 PT.Bukit Asam
(Persero) Tbk.
2) Pembangunan Jembatan
(Jembatan Beton, mutu beton I-
girder K-800, U-girder K-500), PT.
Bukit Asam (Persero) Tbk.
4
Balai Teknik Perkeretaapian
Wilayah Jakarta dan Banten
Emplasemen Stasiun Manggarai Jalur
8 dan 9 2
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 33
Lokasi Kegiatan Jenis Prasarana Sertifikat
Angkasa Pura 2
APMS (Automated People
Mover System) dan KA
Bandara Soekarno Hatta
1) Stasiun Terminal 3 (T3)
2) Petak Jalur anatara Terminal
Intergratet Building (TIB) –
Terminal 2 (T2) (Line B)
3) Petak Jalur antara Terminal 2 (T2)
– Terminal 1 (T1) (Line B)
4) Petak Jalur antara Terminal 3 (T3)
– Terminal 2 (T2) (Line B)
5) Petak Jalur antara Terminal 2 (T2)
– Terminal Integratet Building (TIB)
(Line A)
6) Petak Jalur antara Terminal
Integratet Building (TIB) – Terminal
1 (T1) (Line A)
7) Petak Jalur antara Terminal 3 (T3)
– Terminal 2 (T2) (Line A)
8) Stasiun KA Bandara Soekarno –
Hatta
8
Sumber: Direktorat Prasarana Perkeretaapian, 2017
Tabel 3.4 Realisasi Uji Berkala Jalur dan Bangunan Kereta Api Tahun 2017
Lokasi Kegiatan Jenis Prasarana Sertifikat
DIVRE I Sumatera Utara
Sesuai hasil perawatan prasarana
perkeretaapian oleh PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) :
1) Jalur : 49 petak
2) Jembatan : 88 unit
3) Stasiun : 39 unit
173
DAOP 6 Yogyakarta
Sesuai hasil perawatan prasarana
perkeretaapian oleh PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) :
1) Jalur : 43 petak
2) Jembatan : 133 unit
3) Stasiun : 32 unit
214
Sumber: Direktorat Prasarana Perkeretaapian, 2017
3 - 34 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Selain prasarana perkeretaapian yang wajib dilalukan sertifikasi terhadap kelaikannya,
komponen prasarana perkeretaapian yang baru juga wajib dilakukan sertifikasi untuk
menjamin kehandalan komponen tersebut. Komponen prasarana perkeretaapian yang
baru wajib dilakukan sertifikasi untuk mengetahui kehandalan dari komponen tersebut
dalam mendukung perjalanan kereta api. Penambat elastis, bantalan dan penyambungan
rel merupakan bagian dari komponen prasarana perkeretaapian. Selain proses pengujian
pada awal, komponen tersebut juga perlu dilakukan evaluasi setelah terpasang untuk
menjaga kehandalannya.
Gambar 3.45 Kegiatan Uji Sertifikasi Komponen Prasarana Perkeretaapian
Pada tahun 2017 telah dilaksanakan sertifikasi komponen prasarana yaitu 2 Sertifikasi
Bantalan dan 1 Sertifikasi Penambat. Terdapat 13 proses sertifikasi bantalan beton yang
terdiri dari 10 bantalan beton 1067 mm, 2 bantalan beton 1435 mm dan 1 bantalan
sintetis. Dari total 13 proses sertifikasi bantalan tersebut hanya 2 permohonan sertifikasi
yang ditetapkan. Sedangkan proses sertifikasi komponen penambat sebanyak 3 jenis
yang terdiri dari penambat clip untuk lebar jalan rel 1067 mm, lebar jalan rel 1435 mm,
dan penambat tipe DF211 namun hanya 1 yang selesai hingga diterbitkannya SK, yaitu
penambat clip untuk lebar jalan rel 1067 mm. Kendala yang dialami dalam penerbitan izin
adalah tidak siapnya stakeholder untuk memenuhi persyaratan administrasi dan kesiapan
teknis sehingga tidak dapat disampaikan untuk proses lanjut.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 35
Gambar 3.46 Kegiatan Sertifikasi Bantalan Beton komponen Prasarana Perkeretaapian
Tabel 3.5 Realisasi Proses Sertifikasi Komponen
Komponen Realisasi Keterangan
Bantalan
1 sertifikasi untuk
bantalan 1067 mm
Pengesahan Gambar
Teknis oleh Direktur
Prasarana Perkeretaapian
dan penetapan SK oleh
Dirjen Perkeretaapian
1 sertifikasi untuk
bantalan 1435 mm
Penambat 1 sertifikasi untuk
bantalan Clip 1067
Sumber: Direktorat Prasarana Perkeretaapian, 2017
Gambar 3.47 Kegiatan Focus Discussion Group (FGD)
Selain itu dilaksanakan juga bimbingan teknis dalam bentuk Focus Group Discussion
(FGD) yang dilaksanakan pada bulan November 2017 tentang teknologi / metode
penyambungan rel kereta api wajib memenuhi standar yang telah ditetapkan. Beberapa
teknik penyambungan rel seperti Alumino Thermic (AT) atau Las Thermit dan Flashbutt
telah dan akan diaplikasikan dalam perkeretaapian Indonesia, namun belum diketahui
3 - 36 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
secara umum oleh pelaku industri dan pelaksana di lapangan. Untuk itu perlu dilakukan
sosialisasi dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) yang mengundang stakeholder
Perkeretaapian dan pakar-pakar material dari Akademisi Perguruan Tinggi.
Peserta dalam Focus Group Discussion (FGD) adalah Direktorat Prasarana
Perkeretaapian, Balai Teknik Perkeretaapian Perkeretaapian, Balai Perawatan
Perkeretaapian, Balai Pengujian Perkeretaapian, API Madiun, LRT Jabodebek, LRT
Sumatera Selatan, LRT Jakpro, PT. MRT Jakarta, PT. Kereta Api Indonesia (Persero),
dan HIKKAPI. Narasumber dari FGD ini adalah dari Ketua Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT) dan Expert dari Akademisi ITB. Tujuan dari pelaksanaan Focus
Group Discussion (FGD) adalah melaksanakan sharing pengetahuan tentang teknologi
penyambungan rel kereta api khususnya Las Thermit dan Flashbutt yang digunakan oleh
perkeretaapian kaitannya dengan kualitas sambungan yang dapat menjamin keselamatan
perjalanan kereta api. Manfaat untuk meningkatkan pemahaman para stakeholder tentang
teknologi pengelasan rel kereta api (Las Thermit dan Flashbutt) yang sesuai Standar
Operasional Prosedur dan teknik penyambungan rel kereta api yang baru (Flashbutt)
dalam rangka mendukung keselamatan perjalanan kereta api.
3.4.2. Fasilitas Operasi Kereta Api
Pelaksanaan sertifikasi fasilitas operasi Kereta Api dengan melakukan verifikasi terhadap
hasil uji fasilitas operasi dan melakukan uji ulang terhadap temuan/rekomendasi terhadap
hasil pengujian dari Balai Pengujian Perkeretaapian. Sertifikat Uji Pertama diberikan untuk
pekerjaan pembangunan prasarana perkeretaapian yang baru dibangun dan prasarana
perkeretaapian yang mengalami perubahan spesifikasi teknis, sedangkan Sertifikat Uji
Berkala diberikan untuk prasarana perkeretaapian yang telah memiliki Sertifikat Uji
Pertama. Pada tahun 2017 telah dilaksanakan Sertifikasi Fasilitas Operasi Kereta Api
yaitu 7 sertifikasi uji pertama dan 52 sertifikasi uji berkala.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 37
Tabel 3.6 Sertifikasi Uji Pertama dan Berkala Fasilitas Operasi Kereta Api Tahun 2017
Lokasi Kegiatan Jenis Prasarana Sertifikat
Angkasa Pura 2
Uji Pertama APMS
(Automated People Mover
System)
Fasilitas Operasi berupa Peralatan Instalasi
Listrik APMS Bandara Soekarno-Hatta
2
PT. Kereta Api Indonesia
(Persero)
Uji Pertama Kereta Api
Bandara Soekarno Hatta
Fasilitas Operasi berupa Peralatan
Persinyalan dan Telekomunikasi Stasiun
Bandara Soekarno-Hatta, Stasiun Batu
Ceper, Gardu Traksi BSH1 & BSH 2, Listrik
Aliran Atas Km. 0+500 s.d 11+800 Antara
Stasiun Batu Ceper-Stasiun Bandara Seotta
5
PT. Kereta Api Indonesia
(Persero)
Uji Berkala Daop 7 Madiun
Fasilitas Operasi berupa peralatan
persinyalan dan telekomunikasi sebanyak 35
Stasiun di Wilayah Daop 7 Madiun
35
PT. Kereta Api Indonesia
(Persero)
Uji Berkala Daop 3 Cirebon
Fasilitas Fasilitas Operasi berupa peralatan
persinyalan dan telekomunikasi sebanyak 17
Stasiun di Wilayah Daop 3 Cirebon
17
Sumber: Direktorat Prasarana Perkeretaapian, 2017
3.5. Bidang Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian
Milik Negara (IMO)
Pada Tahun 2017 kegiatan perawatan
prasarana perkeretaapian yang terdiri dari
perawatan berkala dan perbaikan untuk
mengembalikan fungsinya agar laik
operasi serta pengoperasian prasarana
kereta api, perawatan tersebut terdiri dari
perawatan jalur kereta api, perawatan
jembatan, perawatan stasiun kereta api,
dan perawatan fasilitas operasi kereta api
dan pekerjaan pengoperasian prasarana
perkeretaapian meliputi pengaturan dan pengendalian perjalanan kereta api,
pengoperasian persinyalan, telekomunikasi dan instalasi listrik aliran atas, pengaturan
langsiran, pemeriksaan dan penjagaan jalan rel, jembatan, terowongan dan pintu
perlintasan resmi dijaga, pelumasan wesel dan pintu perlintasan dan pekerjaan K3
(Kebersihan, Keindahan, Keamanan). Pelaksanaan kontrak Perawatan dan
Gambar 3.48. Kegiatan Penandatangan IMO Dirjen Perkeretaapian denga Direktur PT. KAI (Persero
3 - 38 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara dilakukan di Wilayah Kerja Balai
Teknik Perkeretaapian di Jawa dan Sumatera sesuai usulan IMO oleh PT. Kereta Api
Indonesia (Persero). Direktorat Jenderal Perkeretaapian melalui Pejabat Pembuat
Komitmen Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara IMO
telah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan IMO oleh PT. KAI
(Persero) dengan melibatkan Konsultan Pengawas untuk menganalisa laporan yang
dibuat secara periodik berdasarkan ketentuan dan memuat seluruh isi pelaksanaan
kegiatan, evaluasi, permasalahan, serta solusi penanganan permasalahan, dokumentasi,
hasil perhitungan dan analisis serta kegiatan lain yang termasuk dalam kegiatan realisasi
Pelaksanaan IMO yang dilaksanakan oleh PT. KAI (Persero), dari hasil laporan
pelaksanaan verifikasi Konsultan menyampaikan laporan analisa pada rapat verifikasi,
dan dibahas bersama Tim Verifikasi (Direktorat Jenderal Perkeretaapian) dan PT. KAI
(Persero). Hasil pelaksanaan Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana
Perkeretaapian Milik Negara IMO realisasi sampai dengan akhir tahun anggaran 2017
mencapai Rp1.230.065.002.000 (100%).
Gambar 3.49 Lingkup Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana KA Milik Negara
Selain kegiatan diatas, pada tahun 2017 dilaksanakan juga kegiatan kontraktual lainnya
yaitu :
1. Supervisi Pelaksanaan IMO sebanyak 7 paket kegiatan pada di Jawa (Wilayah
Jakarta dan Banten, Wilayah Jawa Bagian Barat, Wilayah Jawa Bagian Tengah,
Wilayah Jawa Bagian Timur) dan di Sumatera ( Wilayah Sumatera Bagian Barat,
Wilayah Sumatera Bagian Utara, Wilayah Sumatera Bagian Selatan) Realisasi
sampai dengan Desember 2017 Rp19.701.210.000,- (capaian 100%).
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 3 - 39
2. Perbaikan Kestabilan Lereng Jlr KA Km.107+400 dan perawatan jalur KA
Km.106+700-Km.107+700 ant Purwakarta-Padalarang dan Supervisi Realisasi
sampai dengan Desember 2017 sebesar Rp73.307.802.000,- (capaian 100%).
3. Jasa konsultansi DED Penanganan Lereng pada BH.355 Km.110+4/6 lintas
Purwakarta-Padalarang. Realisasi sampai dengan Desember 2017 sebesar
Rp1.218.598.000,- (capaian 100%).
4. Pengadaan mterial perawatan/rehabilitasi prasarana KA sebesar Rp26.730.187.000,-
(capaian 96,70%).
BAB
4
KEGIATANPEMBANGUNANSARANAPERKERETAAPIAN
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 4 - 1
BAB IV
KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA
PERKERETAAPIAN
Direktorat Sarana Perkeretaapian sebagaimana tugas pokok dan fungsi dalam
perumusan kebijakan dan pembinaan perkeretaapian, melaksanakan kegiatan–
kegiatan teknis yang dituangkan dalam program kerja tahun 2017, baik dalam
bidang pemerintahan maupun pembangunan.
Pelaksanaan program kerja untuk unit kerja di lingkungan Direktorat Sarana
Perkeretaapian sebagai berikut:
4.1. Pembangunan Sarana
Direktorat Sarana Perkeretaapian dalam pelaksanaan kegiatan bidang
pembangunan pada Tahun Anggaran 2017 telah melaksanakan beberapa
kegiatan pengadaan/ modifikasi/ perbaikan sarana kerja kereta api, yaitu sebagai
berikut :
a. Pengadaan kereta inspeksi (1 set @ 2 unit) kontrak tahun jamak 2016 –
2017 lebar spoor 1435 mm;
b. Pengadaan kereta ukur prasarana (2 unit) kontrak tahun jamak 2016 - 2017;
c. Pengadaan kereta penolong pendukung crane lebar spoor 1067 mm untuk
Sumatera Utara; dan
d. Pengadaan gerbong pendukung peralatan berat untuk mengangkat dan
menggeser beban (PPCW).
BAB
4
4- 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Gambar 4.1 Kereta Ukur dan Kereta Inspeksi
Gambar 4.2 Gerbong Pendukung Peralatan Berat dan
Kereta Penolong Pendukung Crane
4.2. Pengembangan dan Pengawasan Sarana
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Sarana
Perkeretaapian pada tahun 2017 telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan monitoring pelaksanaan Peraturan Menteri terhadap Standar
Spesifikasi Teknis dan Pengawasan Sarana Perkeretaapian di Bidang
Sarana Perkeretaapian, antara lain:
1) Melaksanakan kegiatan pengawasan sarana perkeretaapian di Balai
Yasa Lahat, Palembang pada bulan Januari 2017;
2) Melaksanakan kegiatan monitoring pengembangan dan pengawasan
sarana perkeretaapian terkait penyusunan rancangan peraturan Menteri
Perhubungan Tentang Standar Tempat, Fasilitas dan Peralatan pada
bulan Februari 2017;
3) Melaksanakan kegiatan pengawasan fasilitas perawatan sarana
perkeretaapian milik Ditjen Perkeretaapian di Balai Yasa Manggarai,
Surabaya dan Yogyakarta pada bulan Februari 2017;
4) Melakukan kegiatan monitoring pengembangan dan pengawasan
sarana perkeretaapian di Makassar pada bulan Februari 2017;
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 4 - 3
5) Melaksanakan kegiatan bimbingan teknis dan uji rancang bangun kereta
ukur lebar spoor 1435 mm di Madiun pada bulan Februari s.d.Maret
2017;
6) Menghadiri uji kompresi kereta ukur lebar spoor 1435 mm di Madiun
pada bulan Maret 2017;
7) Melaksanakan kegiatan rapat pembahasan Depo Light Rail Transit
(LRT) di Palembang pada bulan Maret 2017;
8) Melaksanakan kegiatan monitoring terhadap sarana perkeretaapian di
Sulawesi Selatan pada bulan Maret s.d April 2017;
9) Melaksanakan kegiatan ramp check sarana perkeretaapian dalam
rangka Angkutan Lebaran Tahun 2017 di Daop 1-9 dan Divre I-IV April
s.d. Mei 2017;
10) Melaksanakan kegiatan ramp check sarana perkeretaapian dalam
rangka Angkutan Lebaran Tahun 2017 di Daop 1 Jakarta pada bulan
April 2017;
11) Melaksanakan kegiatan pengujian rancang bangun terhadap pengadaan
sarana 10 trainset KRL di Madiun pada bulan April 2017;
12) Melaksanakan kegiatan ramp check sarana perkeretaapian dalam
rangka Angkutan Lebaran Tahun 2017 di Daop 1 Jakarta pada bulan
Mei 2017;
13) Melaksanakan kegiatan pengawasan sarana perkeretaapian di
Yogyakarta pada bulan Mei 2017;
14) Melaksanakan kegiatan kunjungan lapangan pembangunan Depo
Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) di Palembang pada bulan
Mei 2017;
15) Melaksanakan kegiatan ramp check sarana perkeretaapian dalam
rangka Angkutan Lebaran Tahun 2017 di Yogyakarta dan Surabaya
pada Mei s.d. Juni 2017;
4- 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
16) Melaksanakan kegiatan ramp check sarana perkeretaapian dalam
rangka Angkutan Lebaran Tahun 2017 di Bandung pada bulan Juni
2017;
17) Menghadiri rapat progress dan evaluasi kajian penggunaan B20 di
Lokomotif dan Genset PT. KAI (Persero) terkait kegiatan
pengembangan sarana pada bulan Juni 2017;
18) Melaksanakan kegiatan pengawasan sarana perkeretaapian dan
mengikuti kegiatan posko pelaksanaan pemantauan angkutan Lebaran
Tahun 2017 di Cirebon, Yogyakarta dan Purwokerto pada bulan Juni
s.d. Juli 2017;
19) Melaksanakan pengawasan terkait sarana yang sedang diajukan
permohonan penomoran oleh Balai Perawatan di Tegal pada bulan
Agustus 2017;
20) Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan evaluasi peraturan perundang-
undangan di bidang perkeretaapian di Yogyakarta pada bulan
September 2017;
21) Melaksanakan kegiatan monitoring pengoperasian KRL di Depok pada
bulan September 2017;
22) Melaksanakan dan menghadiri rapat pembahasan permohonan
persetujuan spesifikasi teknis excavator medium class on the rail di
Bandung pada bulan Oktober 2017;dan
23) Melaksanakan kegiatan pengawasan sarana perkeretaapian dalam
rangka Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 di Daop 3 Cirebon
pada bulan Desember 2017.
b. Kegiatan Penetapan Identitas Sarana Perkeretaapian
Kegiatan penetapan identitas sarana perkeretaapian dilaksanakan sesuai
dengan sarana perkeretaapian yang diajukan oleh penyelenggara sarana
perkeretaapian.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 4 - 5
Kegiatan penetapan identitas sarana perkeretaapian dimaksud antara lain:
1) Sertifikasi dan Penetapan Penomoran KRD Rail Clinic 3;
2) Penomoran 3 TS Kereta Eksekutif;
3) Penomoran Kereta Modifikasi K2 menjadi Kereta Wisata dan Kereta
Makan Eksekutif;
4) Identitas Penomoran dan Sertifikat Uji Pertama Peralatan Khusus
Kereta Pemeliharaan Jalan Rel (KPJR);
5) Penetapan Identitas Penomoran 6 Trainset Kereta Ekonomi;
6) Identitas Penomoran Peralatan Khusus;
7) Penomoran Kereta Modifikasi K2 menjadi Kereta Makan Eksekutif;
8) Identitas Penomoran pada Multi Tie Tamper Turnout 106 7mm untuk
Pulau Sumatera;
9) Penomoran KRL seri 6000 Metro sebanyak 20 unit;
10) Usulan Identitas Sarana Perkeretaapian Khusus;
11) Persetujuan Penomoran Sarana KA Bandara Soekarno-Hatta milik
PT. Railink ;
12) Penomoran Identitas Crane untuk Sumatera Utara; dan
13) Penomoran KRL seri 6000 Metro sebanyak 20 unit.
c. Kegiatan Pembahasan Spesifikasi Teknis
Kegiatan Pembahasan Spesifikasi Teknis adalah kegiatan yang terkait
dengan persetujuan spesifikasi teknis sarana kereta api yang diajukan oleh
penyelenggara sarana perkeretaapian. Kegiatan ini dilakukan dengan cara
melakukan pembahasan secara berkelanjutan.
Kegiatan pembahasan spesifikasi teknis dimaksud antara lain:
1) Spesifikasi Teknis Kereta dengan Penggerak Sendiri menggunakan
Automated Guideway Transit (AGT) pada Automated People Mover
System (APMS);
2) Spesifikasi Teknis Sarana Perkeretaapian PT. KAI (Persero);
4- 6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
3) Spesifikasi Teknis Lokomotif Diesel Elektrik untuk Angkutan Barang
Trans Sumatera;
4) Spesifikasi Teknis Lokomotif Diesel Elektrik untuk Angkutan Penumpang
Trans Sumatera;
5) Spesifikasi Teknis Gerbong Tertutup Pengangkut Pulp PT. TEL;
6) Spesifikasi Teknis Kereta Api Ringan (Light Rail Transit) di Wilayah
Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi);
7) Spesifikasi Teknis Kereta Api Ringan (Light Rail Transit) PT. Jakarta
Propertindo; dan
8) Spesifikasi Teknis Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) 1 set 4 kereta
untuk Bandara Internasional Minangkabau dan Bandara Internasional
Adi Soemarmo PT. KAI (Persero).
d. Kegiatan Pembahasan Proses Rancang Bangun
Kegiatan Pembahasan Proses Rancang Bangun adalah kegiatan yang
terkait dengan persetujuan Proses Rancang Bangun sarana kereta api yang
diajukan oleh penyelenggara sarana perkeretaapian. Kegiatan ini dilakukan
dengan cara melakukan pembahasan secara berkelanjutan.
Kegiatan pembahasan proses rancang bangun dimaksud antara lain:
1) Proses Rancang Bangun Metro Kapsul, PT. Trekka;
2) Proses Rancang Bangun KRL Bandara Soekarno Hatta, PT. Railink ;
3) Proses Rancang Bangun Kereta Inspeksi Sulawesi;
4) Proses Rancang Bangun MRT Jakarta; dan
5) Proses Rancang Bangun LRT Jakarta, PT. Jakpro.
e. Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan
Kegiatan penyusunan rancangan peraturan Menteri Perhubungan dimaksud
antara lain:
1) Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan Tentang
Standar Spesifikasi Teknis Sarana Kereta Api Kecepatan Tinggi;
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 4 - 7
2) Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang
Penetapan Batas Usia Sarana Perkeretaapian; dan
3) Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan Tentang
Standar Tempat, Fasilitas Dan Peralatan Perawatan Sarana
Perkeretaapian.
4.3. Pengelolaan Sarana Milik Negara
Sarana Perkeretaapian Milik Negara digunakan dengan tujuan untuk mendukung
tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perkeretaapian selaku regulator di bidang
perkeretaapian. Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah memiliki 154 (seratus
lima puluh empat) unit sarana milik negara.
Sarana perkeretaapian milik negara dapat dimanfaatkan oleh pihak luar di luar
Kementerian Perhubungan dengan membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2016 tanggal 27 Mei 2016
tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
berlaku pada Kementerian Perhubungan.
Gambar 4.3 Gerbong Pendukung Peralatan Berat dan
Kereta Penolong Pendukung Crane
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengelola Sarana Milik Negara
pada tahun 2017 telah melaksanakan kegiatan – kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan monitoring dan evaluasi sarana milik negara, antara lain:
1) Melakukan kegiatan monitoring sarana perkeretaapian milik negara
(Crane) pada bulan Januari 2017 di Solo – Jawa Tengah;
2) Melakukan kegiatan monitoring di area Gedebage pada bulan Januari
2017 di Bandung, Jawa Barat;
4- 8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
3) Melakukan kegiatan monitoring sarana milik negara di PT. INKA
(Persero) pada bulan Februari 2017 di Madiun – Jawa Timur;
4) Melakukan kegiatan monitoring fasilitas perawatan Balai Perawatan
untuk sarana perkeretaapian milik negara pada bulan Februari 2017 di
Ngrombo – Jawa Tengah;
5) Melakukan kegiatan monitoring sarana perkeretaapian milik negara
(Kereta Inspeksi dan Kereta Ukur) pada bulan Maret 2017 di Madiun –
Jawa Timur;
6) Melakukan kegiatan monitoring pengoperasian kereta inspeksi dan
kereta ukur pada bulan Maret 2017 di lintas Madiun – Malang –
Surabaya – Banyuwangi – Madiun;
7) Melakukan kegiatan monitoring pengoperasian kereta inspeksi dalam
rangka kunjungan kerja Menteri Perhubungan untuk meninjau progres
pembangunan jalur KA Bandara Soekarno – Hatta Tangerang pada
bulan Maret 2017 di lintas Stasiun Sudirman – Duri – Batu Ceper;
8) Melakukan kegiatan monitoring pengoperasian kereta inspeksi dan
kereta ukur pada bulan April 2017 di lintas Tanahabang – Pekalongan –
Semarang – Ngrombo – Surabaya – Tanahabang;
9) Melakukan kegiatan pada bulan Maret 2017 di Parung Panjang – Jawa
Barat;
10) Melakukan kegiatan persiapan pengoperasian kereta ukur pada bulan
30 Maret 2017 s.d 1 April 2017 di Madiun – Jawa Timur;
11) Melakukan kegiatan pembinaan dan pengarahan pemanfaatan aset
milik negara di Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur
pada bulan April 2017 di Surabaya – Jawa Timur;
12) Melakukan kegiatan pengoperasian kereta ukur pada bulan Mei 2017 di
lintas Solo – Bandung – Solo;
13) Melakukan kegiatan pemeriksaan bersama dalam rangka serah terima 5
unit multi tie tamper (MTT) dari PT. KAI (Persero) kepada Balai
Perawatan Perkeretaapian pada bulan Mei 2017 di Cirebon – Jawa
Barat;
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 4 - 9
14) Melakukan kegiatan monitoring penempatan/stabling sarana
perkeretaapian milik negara pada bulan Mei 2017 di Depo Depok dan
Gedebage, Jawa Barat;
15) Melakukan kegiatan inspeksi lintas utara pada bulan Mei 2017 di lintas
Gambir – Semarang – Jember – Surabaya Gubeng;
16) Melakukan kegiatan inspeksi lintas selatan pada bulan Mei 2017 di lintas
Bandung – Yogyakarta – Surabaya Gubeng;
17) Melakukan kegiatan monitoring penggunaan kereta inspeksi Kaldera
Toba pada bulan Mei 2017 di Medan, Sumatera Utara;
18) Melakukan kegiatan pengawasan uji jalan Lokomotif CC 300 pada bulan
Juni 2017 di lintas Madiun – Jombang;
19) Melakukan kegiatan monitoring sarana milik negara dan mengikuti
kegiatan Posko Pelaksanaan Pemantauan Angkutan Lebaran Tahun
2017 pada bulan Juni 2017 di Madiun, Jawa Timur;
20) Melakukan kegiatan monitoring pengadaan sarana perkeretaapian milik
negara pada bulan Juli 2017 di PT INKA (Persero), Madiun;
21) Melakukan kegiatan monitoring sarana perkeretaapian milik negara
pada bulan Juli 2017 di Gudang Prasarana Jatibarang;
22) Melakukan kegiatan survey lokasi tempat stabling untuk sarana
perkeretaapian milik negara pada bulan Juli 2017 di Gudang Prasarana
Jatibarang;
23) Melakukan kegiatan monitoring pengoperasian kereta ukur pada bulan
Agustus 2017 di lintas Madiun – Solo – Wonogiri – Semarang – Madiun;
24) Melakukan kegiatan monitoring pengoperasian kereta ukur pada bulan
Agustus 2017 di lintas Jakarta – Merak – Tangerang – Cianjur;
25) Melakukan kegiatan monitoring sarana perkeretaapian milik negara
pada bulan Agustus 2017 di Makassar;
26) Melakukan kegiatan monitoring penempatan sarana perkeretaapian
milik negara pada bulan Agustus 2017 di Gudang Prasarana Kroya;
4- 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
27) Melakukan kegiatan monitoring pengoperasian kereta ukur pada bulan
Agustus 2017 di lintas Madiun – Malang – Surabaya – Banyuwangi –
Madiun;
28) Melakukan kegiatan monitoring pengoperasian kereta ukur sarana
perkeretaapian milik negara pada bulan September 2017 di lintas
Jakarta – Ngrombo – Surabaya – Semarang – Jakarta;
29) Melakukan kegiatan monitoring pengoperasian kereta ukur sarana
perkeretaapian milik negara pada bulan September 2017 di lintas
Jakarta – Merak – Tangerang – Cianjur – Jakarta;
30) Melakukan kegiatan monitoring penyimpanan sarana perkeretaapian
milik negara pada bulan September 2017 di Terminal Peti Kemas
Gedebage;
31) Melakukan kegiatan monitoring pengoperasian kereta ukur sarana
perkeretaapian milik negara pada bulan September 2017 di lintas
Madiun – Bandung – Purwokerto – Madiun;
32) Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi metode perawatan sarana
perkeretaapian milik negara dan membahas hasil pengukuran dengan
kereta ukur prasarana milik Ditjen Perkeretaapian pada bulan
September 2017 di PT INKA (Persero), Madiun;
33) Melakukan kegiatan monitoring pengoperasian kereta inspeksi sarana
perkeretaapian milik negara pada bulan Oktober 2017 di lintas Jakarta –
Cirebon – Semarang;
34) Melakukan kegiatan monitoring pengoperasian kereta inspeksi sarana
perkeretaapian milik negara pada bulan Oktober 2017 di lintas Jakarta –
Cirebon – Surabaya;
35) Melakukan kegiatan monitoring pengoperasian kereta inspeksi sarana
perkeretaapian milik negara pada bulan Oktober 2017 di lintas
Tanahabang – Merak – Cikampek;
36) Melakukan pemeriksaan bersama sarana perkeretaapian milik negara
(ZZOW) pada bulan Oktober November 2017 di Medan;
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 4 - 11
37) Melakukan kegiatan pengoperasian kereta inspeksi sarana
perkeretaapian milik negara pada bulan November 2017 di lintas Gambir
– Jatibarang – Solo – Madiun;
38) Melaksanakan kegiatan monitoring penempatan/stabling untuk sarana
perkeretaapian milik negara pada bulan 21 s.d 24 November 2017 di
Bandung dan Jatibarang;
39) Melaksanakan pemeriksaan sarana perkeretaapian milik negara pada
bulan Desember 2017 di Jatibarang dan Pekalongan;
40) Melaksanakan monitoring pengoperasian kereta inspeksi Kaldera Toba
pada bulan Desember 2017 di Medan; dan
41) Melaksanakan monitoring pengoperasian kereta ukur di lintas
Manggarai – Duri – Bandara Soekarno Hatta pada bulan Desember
2017.
b. Pengoperasian sarana milik negara antara lain, sebagai berikut:
1) Pengoperasian kereta inspeksi dan kereta ukur pada bulan Maret 2017
dengan nomor identitas sarana SI 3 16 01 – SI 3 16 02 dan SU 3 14 01
di lintas Madiun – Malang – Surabaya – Banyuwangi;
2) Pengoperasian kereta inspeksi pada bulan Maret 2017 dengan nomor
identitas sarana SI 3 16 01 – SI 3 16 02 di lintas Stasiun Sudirman –
Duri – Batu Ceper;
3) Pengoperasian kereta inspeksi dan kereta ukur pada bulan April 2017
dengan nomor identitas sarana SI 3 15 01 – SI 3 15 02 dan SU 3 16 01
di lintas Tanahabang – Ngrombo – Surabaya – Semarang;
4) Pengoperasian kereta ukur pada bulan Mei 2017 dengan nomor
identitas sarana SU 3 14 01 di lintas Solo – Bandung;
5) Pengoperasian kereta ukur ceremai pada bulan Agustus 2017 dengan
nomor identitas sarana SU 3 14 01 di lintas Madiun – Solo – Wonogiri –
Solo – Ngrombo;
4- 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
6) Pengoperasian kereta ukur Galunggung pada bulan Agustus 2017
dengan nomor identitas sarana SU 3 16 01 di lintas Jakarta – Merak –
Tangerang – Cianjur;
7) Pengoperasian kereta ukur Galunggung pada bulan Agustus 2017
dengan nomor identitas sarana SU 3 16 01 di lintas Madiun – Malang –
Surabaya;
8) Pengoperasian kereta ukur Galunggung pada bulan September 2017
dengan nomor identitas sarana SU 3 16 01 di lintas Jakarta –
Semarang – Ngrombo – Surabaya Pasarturi;
9) Pengoperasian kereta ukur Galunggung pada bulan September 2017
dengan nomor identitas sarana SU 3 16 01 di lintas Jakarta – Merak –
Tangerang – Cianjur;
10) Pengoperasian kereta ukur Galunggung pada bulan September 2017
dengan nomor identitas sarana SU 3 16 01 di lintas Madiun – Kroya –
Bandung – Purwokerto;
11) Pengoperasian kereta ukur Galunggung pada bulan September 2017
dengan nomor identitas sarana SU 3 16 01 di lintas Madiun – Solo –
Wonogiri – Solo – Ngrombo;
12) Pengoperasian kereta inspeksi Kelud pada bulan Oktober tahun 2017
dengan nomor identitas sarana SI 3 16 01 – 02 untuk inspeksi lintas
Selatan Pulau Jawa;
13) Pengoperasian kereta inspeksi Kaldera Toba pada bulan Oktober tahun
2017 dengan nomor identitas sarana SI 3 11 01 untuk inspeksi lintas di
Medan;
14) Pengoperasian kereta inspeksi Merbabu pada bulan Oktober 2017
dengan nomor identitas sarana SI 3 15 01 – 02 di lintas Gambir –
Cirebon – Kroya – Cirebon – Surabaya;
15) Pengoperasian lokomotif CC 300 12 02 dan 4 (Empat) unit kereta
kedinasan SI 0 11 01, SI 0 11 02, SI 0 09 02 dan KI 0 16 01 pada bulan
Oktober 2017 di lintas Madiun – Solo PP;
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 4 - 13
16) Pengoperasian kereta inspeksi Merbabu pada bulan Oktober 2017
dengan nomor identitas sarana SI 3 15 01 – 02 di lintas Tanahabang –
Merak – Cikampek;
17) Pengoperasian kereta inspeksi Kelud pada bulan Oktober 2017 dengan
nomor identitas sarana SI 3 16 01 – 02 di lintas Gambir – Bogor –
Cicurug;
18) Pengoperasian lokomotif CC 300 12 02 dan 5 (lima) unit kereta
kedinasan MP3 0 10 03, SI 0 11 01, SI 0 11 02, SI 0 09 02 dan KI 0 16
01 pada bulan November 2017 di lintas Gambir – Surabaya Pasarturi;
19) Pengoperasian kereta inspeksi Merbabu pada bulan November 2017
dengan nomor identitas sarana SI 3 15 01 – 02 di lintas Jakarta – Solo –
Madiun – Solo;
20) Pengoperasian lokomotif dan kereta Kedinasan pada bulan Desember
2017 dengan nomor identitas sarana CC 300 12 03, SI 0 11 01, SI 0 11
02, SI 0 09 01, SI 0 09 02, MP3 0 10 03 di lintas Madiun – Jakarta;
21) Pengoperasian kereta ukur Galunggung pada bulan Desember 2017
dengan nomor identitas sarana SU 3 16 01 di lintas Manggarai – Duri –
Bandara Soekarno Hatta;
22) Pengoperasian kereta inspeksi Kaldera Toba pada bulan Desember
2017 dengan nomor identitas sarana SI 3 11 01 di lintas Medan –
Kisaran – Medan;
23) Penyusunan Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian tentang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sarana Perkeretaapian Milik Negara
sudah ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian dengan
Nomor: HK.207/SK.95/DJKA/6/17 tanggal 7 Juni 2017.
4- 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Tabel 4.1 Sarana Perkeretaapian Milik Negara Tahun 2017
No Jenis Sarana Fungsi Unit
1 Lokomotif Digunakan untuk menarik dan/atau
mendorong kereta kerja, gerbong kerja dan
atau peralatan khusus
5
2 Gerbong Datar Digunakan untuk mengangkut rel, peti kemas,
dan barang bongkaran
57
3 Gerbong Terbuka Digunakan untuk mengangkut 39
4 Kereta Inspeksi Digunakan untuk melakukan inspeksi 8
5 Kereta Ukur Digunakan untuk mengukur kondisi jalan rel 4
6 Kereta Kedinasan Digunakan untuk pelaksanaan urusan
kedinasan para pejabat
6
7 Kereta Penolong Digunakan untuk membawa peralatan kerja
dan mengangkut personil penolong saat
terjadi peristiwa luar biasa
1
8 TMC Digunakan untuk perawatan jalan rel dan
langsiran kereta atau gerbong
3
9 Crane Digunakan untuk mengevakuasi anjlokan
sarana perkeretaapian
9
10 Lori Inspeksi Digunakan untuk melakukan inspeksi 5
11 Multi Tie Tamper Digunakan untuk memecok ballast 9
12 Excavator Digunakan untuk mengangkat rel, mengganti
bantalan, dan memecok ballast
5
13 Bridge Inspection
Car
Digunakan untuk melakukan inspeksi
jembatan
1
14 Road Working
Vehicle Car
Digunakan untuk melakukan inspeksi 2
TOTAL 154
Sumber : Direktorat Sarana Perkeretaapian 2017
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 4 - 15
Gambar 4.4 Lokomotif CC 300, Gerbong Datar dan Gerbong Terbuka
Gambar 4.5 Kereta Inspeksi, Kereta Ukur dan Kereta Kedinasan
Gambar 4.6 TMC, Excavator dan Kereta Penolong
Gambar 4.7 Crane, Multi Tie Tamper dan Lori Inspeksi
4- 16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Gambar 4.8 Bridge Inspection Car dan Road Working Vehicle Car
Gambar 4.9 Pelaksanaan Pengujian Sarana Perkeretaapian
4.4. Kegiatan Sertifikasi Kelaikan Sarana Perkeretaapian
Untuk memenuhi persyaratan teknis dan menjamin kelaikan operasi sarana
perkeretaapian, wajib dilakukan pengujian dan sertifikasi sesuai dengan Undang-
Undang Nomor. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Pada Tahun 2017
kelaikan sarana perkeretaapian telah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan di wilayah Jawa dan wilayah Sumatera dan kegiatan yang
dilakukan antara lain, sebagai berikut:
a. Sertifikasi kelaikan sarana perkeretaapian
Sertifikasi kelaikan sarana perkeretaapian yang diterbitkan pada Wilayah Jawa
periode Januari – Desember 2017 sejumlah 2.291 (dua ribu dua ratus sembilan
puluh satu) sertifikat, dengan rincian
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 4 - 17
Tabel 4.2 Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Wilayah Jawa
No. Jenis sarana perkeretaapian Sertifikasi Sarana
Perkeretaapian
1. Lokomotif 111
2. Kereta Dengan Penggerak Sendiri 470
3. Kereta Yang Ditarik Lokomotif 567
4. Gerbong 571
5. Peralatan Khusus 13
Jumlah 1.732
Sumber : Direktorat Sarana Perkeretaapian, 2017
Sertifikasi kelaikan sarana perkeretaapian yang diterbitkan pada Wilayah
Sumatera periode Januari – Desember 2017 sejumlah 1.625 (seribu enam ratus
dua puluh lima) buah sertifikat, dengan rincian;
Tabel 4.3 Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Wilayah Sumatera
No. Jenis sarana perkeretaapian Sertifikasi Sarana
Perkeretaapian
1. Lokomotif 94
2. Kereta Dengan Penggerak Sendiri 7
3. Kereta Yang Ditarik Lokomotif 69
4. Gerbong 1.610
5. Peralatan Khusus 21
Jumlah 1.801
Sumber : Direktorat Sarana Perkeretaapian, 2017
b. Kegiatan Penunjang, antara lain:
1) bimbingan teknis pemenuhan dan peningkatan kapasitas SDM penguji
sarana perkeretaapian.
2) Pengadaan/ modifikasi/ perbaikan fasilitas/ peralatan sarana
perkeretaapian (pemasangan tanda lulus uji yang di lengkapi dengan
teknologi barcode untuk pelaksanaan pengawasan).
BAB
5
KEGIATANPENGELOLAANLALU LINTASDAN ANGKUTANKERETA API
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 1
BAB V KEGIATAN PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
5.1. Bidang Penataan dan Pengembangan Jaringan
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 189 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan yang telah diubah melalui
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 117 Tahun 2017, menetapkan trase
merupakan salah satu tupoksi Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.
Trase adalah rencana tapak jalur kereta api yang telah diketahui titik-titik
koordinatnya. Trase jalur kereta api ditetapkan bertujuan untuk mewujudkan:
a. Keharmonisan antara jaringan jalur kereta api dan perencanaan tata ruang
wilayah sesuai tatarannya;
b. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang untuk jaringan jalur kereta
api dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan akibat pembangunan jalur kereta api;
c. Keterpaduan jaringan jalur kereta api sebagai satu kesatuan sistem jaringan
transportasi nasional, sehingga mempermudah dan memperlancar
pelayanan angkutan orang dan/atau barang;
d. Efisiensi penyelenggaraan perkeretaapian.
Penetapan trase jalur kereta api dijadikan pedoman untuk melaksanakan
kegiatan perencanaan teknis, analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau
UKL dan UPL, serta pengadaan tanah sebelum melaksanakan pembangunan
jalur kereta api. Sasaran penetapan trase jalur kereta api untuk mewujudkan
BAB
5
5- 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
tersedianya ruang yang memadai untuk rumaja, rumija dan ruwasja guna
menjamin keselamatan, keamanan dan kelancaran perjalanan kereta api.
Realisasi penetapan trase bidang perkeretaapian Tahun 2017 sebagaimana
dalam tabel berikut:
Tabel 5.1 Realisasi Penetapan Trase Bidang Perkeretaapian Tahun 2017
No. NAMA TRASE POSISI SAAT INI
1 Trase Kereta Api Umum
Provinsi Sumatera Selatan
Lintas Tanjung Enim –
Tanjung Api-Api
Keputusan Gubernur Sumatera Selatan
Nomor 38/KPTS/DISHUB/2017 tentang
Penetapan Trase Jalur Kereta Api Tanjung
Enim - Tanjung Api-api di Provinsi Sumatera
Selatan pada tanggal 12 Januari 2017
2 Trase Jalur Kereta Api
Umum Nasional Lintas
Stasiun Solo Balapan -
Stasiun Bandar Udara Adi
Soemarmo
Keputusan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor KP 406 Tahun 2017
tentang Penetapan Trase Jalur Kereta Api
Umum Nasional Lintas Stasiun Solo
Balapan - Stasiun Bandar Undara Adi
Soemarmo pada tanggal 6 April 2017
3 Trase Kereta Api Umum
Nasional Trans Sumatera
Lintas Aceh - Besitang
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KP. 876 Tahun 2017 Tentang Penetapan
Trase Jalur Kereta Api Umum Nasional
Lintas Trans Sumatera Lintas Aceh -
Besitang dari Stasiun Lam Ujong di Kab
Aceh Besar sampai Stasiun Karang Jadi di
Kab Aceh Tamiang pada tanggal 3 Oktober
2017
4 LRT Kota Bandung (Metro
Capsul)
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor:
KA. 003/ 2/ 11 PHB-2017 tanggal 22
November 2017 perihal persetujuan
penetapan trase LRT Koridor 3 Kota
Bandung
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 3
No. NAMA TRASE POSISI SAAT INI
5 Trase Jalur KA
Palembang - Jambi
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor:
KP 1005 Tahun 2017 tanggal 22 November
2017 tentang penetapan trase jalur kereta
api palembang-jambi
6 Akses Jalur KA Menuju
Bandara Yogyakarta Baru
(Kulon Progo)
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor:
KP 1052 Tahun 2017 tanggal 11 Desember
2017 tentang Penetapan Trase Jalur Kereta
Api Umum Nasional Lintas Stasiun
Kedundang - Stasiun Bandar Udara
Yogyakarta Baru di Kabupaten Kulon Progo
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
5.2. Bidang Lalu Lintas
5.2.1. Pemantauan Angkutan Lebaran Tahun 2017 (1438 H)
Pemantauan Angkutan Lebaran 2017 bidang Perkeretaapian dilakukan pada
Seluruh Daerah Operasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Jawa (9 Daop)
dan Divisi Regional di Sumatera (4 Divre) serta terdapat pula posko pusat
terpadu yang dilaksanakan di Gedung Cipta Lantai 7 Kementerian Perhubungan.
Sejak awal masa posko, yaitu Hari Kamis, 15 Juni 2017 pukul 08:00 WIB sampai
dengan akhir masa posko, yaitu Hari Senin, 3 Juli 2017 pukul 08:00 WIB, situasi
secara umum adalah aman, lancar, dan terkendali.
5- 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Gambar 5.1 Kegiatan Pemantauan Posko Lebaran Tahun 2017
Jumlah penumpang pada masa angkutan Lebaran tahun 2017 (1438 H) adalah
5.031.241 penumpang. Realisasi jumlah penumpang harian kereta api pada
masa Angkutan Lebaran 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.2 Realisasi Penumpang KA Pada Masa Angkutan Lebaran
No Periode Tanggal
Penumpang Harian
2016 2017 ∆ %
2016:2017 Ket
1 H1-10 15 Juni 2017 216.686 180.246 -17 Turun
2 H1-9 16 Juni 2017 198.448 204.822 3 Naik
3 H1-8 17 Juni 2017 187.452 225.341 20 Naik
4 H1-7 18 Juni 2017 195.173 253.403 30 Naik
5 H1-6 19 Juni 2017 209.723 225.714 8 Naik
6 H1-5 20 Juni 2017 221.883 223.338 1 Naik
7 H1-4 21 Juni 2017 242.317 230.014 -5 Turun
8 H1-3 22 Juni 2017 237.084 252.601 7 Naik
9 H1-2 23 Juni 2017 228.747 259.616 13 Naik
10 H1-1 24 Juni 2017 194.907 226.642 16 Naik
11 H1 25 Juni 2017 217.749 226.590 4 Naik
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 5
No Periode Tanggal
Penumpang Harian
2016 2017 ∆ %
2016:2017 Ket
12 H2 26 Juni 2017 307.800 320.717 4 Naik
13 H2+1 27 Juni 2017 310.315 338.702 9 Naik
14 H2+2 28 Juni 2017 312.222 337.666 8 Naik
15 H2+3 29 Juni 2017 306.399 328.461 7 Naik
16 H2+4 30 Juni 2017 286.399 299.216 4 Naik
17 H2+5 1 Juli 2017 271.149 304.517 12 Naik
18 H2+6 2 Juli 2017 269.950 309.113 15 Naik
19 H2+7 3 Juli 2017 268.502 284.530 6 Naik
Jumlah 4.682.905 5.031.249 7 Naik
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa puncak angkutan Lebaran
2017 adalah Hari Selasa, 27 Juni 2017 (H2+1) yaitu sebanyak 338.702
penumpang. Apabila dibandingkan dengan tahun lalu, dimana puncak angkutan
adalah Hari Sabtu, 09 Juli 2106 (H2+2) sebanyak 312.222 penumpang, maka
puncak angkutan tahun ini mengalami peningkatan 8,5% (bertambah 26.480
penumpang) dari puncak angkutan tahun lalu.
Gambar 5.2 Perbandingan Penumpang Angkutan Lebaran Tahun 2016 dan 2017
5.2.2. Pengoperasian KA Tambahan
Realisasi keberangkatan KA Tambahan pada masa periode angkutan Lebaran
Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
5- 6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Tabel 5.3 Realisasi Keberangkatan KA Tambahan pada masa Angkutan Lebaran 2017
NO NO KA NAMA KA RELASI PROG PROGRAM
RENOP REALISASI %
BER DAT
1 7F ARGO LAWU FAK SLO-GMR 9:00 17:50 18 18 100
2 8F ARGO LAWU FAK GMR-SLO 21:15 5:55 19 19 100
3 9F ARGO DWIPANGGA FAK SLO-GMR 21:30 6:06 19 19 100
4 10F ARGO DWIPANGGA FAK GMR-SLO 10:00 18:28 18 18 100
5 7011 TAKSAKA PAGI LEB YK-GMR 6:40 14:30 19 19 100
6 7012 TAKSAKA MALAM LEB GMR-YK 19:30 3:38 19 19 100
7 7013 TAKSAKA MALAM LEB YK-GMR 22:15 5:53 20 20 100
8 7014 TAKSAKA PAGI LEB GMR-YK 10:15 18:14 19 19 100
9 7001 ARGO MURIA LEB SMT-GMR 7:00 13:08 19 19 100
10 7002 ARGO MURIA LEB GMR-SMT 13:45 19:58 19 19 100
11 7003 ARGO SINDORO LEB SMT-GMR 16:50 23:03 19 19 100
12 7004 ARGO SINDORO LEB GMR-SMT 23:45 6:09 19 19 100
13 7007 GAJAYANA LEB ML-GMR 19:45 11:14 19 19 100
14 7008 GAJAYANA LEB GMR-ML 23:30 15:23 19 19 100
15 7009 SEMBRANI LEB SBI-GMR 9:00 19:35 20 20 100
16 7010 SEMBRANI LEB GMR-SBI 16:45 3:14 19 19 100
17 7018/
7015 PURWOJAYA LEB CP-GMR 8:20 15:20 19 19 100
18 7016/
7017 PURWOJAYA LEB GMR-CP 16:00 22:55 19 19 100
19 7021 LODAYA LEB SLO-BD 8:15 17:19 11 11 100
20 7022 LODAYA LEB BD-SLO 20:20 5:12 12 12 100
21 7019 LODAYA LEB SLO-BD 22:05 6:34 7 7 100
22 7020 LODAYA LEB BD-SLO 9:35 18:19 6 6 100
23 7023 SANCAKA LEB SGU-YK 9:40 14:43 17 17 100
24 7024 SANCAKA LEB YK-SGU 17:50 23:25 17 17 100
25 71F CIREBON EKSPRESS FAK CN-GMR 16:45 19:55 14 18 129
26 72F CIREBON EKSPRESS FAKULTATIF
GMR-CN 16:45 19:55 14 18 129
27 7005 ARGO JATI TAMBAHAN CN-GMR 20:30 23:34 4 6 150
28 7006 ARGO JATI TAMBAHAN GMR-CN 21:15 0:10 3 5 167
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 7
NO NO KA NAMA KA RELASI PROG PROGRAM
RENOP REALISASI %
BER DAT
29 39F ARGO JATI FAKULTATIF CN-GMR 0:40 3:30 14 18 129
30 40F ARGO JATI FAKULTATIF GMR-CN 11:00 14:00 14 18 129
31 125F SENJA UTAMA CN CN-PSE 7:15 10:12 8 11 138
32 126F FAJAR UTAMA CN PSE-CN 15:10 18:08 8 11 138
33 7037 KUTOJAYA UTARA TAMB (NON PSO) 80 SEAT
KTA-PSE 5:45 8:45 19 19 100
34 7038 KUTOJAYA UTARA TAMB (NON PSO) 80 SEAT
PSE-KTA 10:40 18:52 19 19 100
35 7039 KUTOJAYA UTARA LEB KTA-PSE 23:20 7:25 19 19 100
36 7040 KUTOJAYA UTARA LEB PSE-KTA 20:30 4:00 19 19 100
37 7045 KUTOJAYA SELATAN LEB
KTA-KAC 8:30 16:15 19 19 100
38 7046 KUTOJAYA SELATAN LEB
KAC-KTA 11:10 19:59 19 19 100
39 7027 KERTAJAYA LEB SBI-PSE 23:30 7:15 20 20 100
40 7028 KERTAJAYA LEB PSE-SBI 23:35 10:50 19 19 100
41 7031 BRANTAS LEB BL -PSE 8:45 20:25 20 20 100
42 7032 BRANTAS LEB PSE -BL 13:55 5:22 19 19 100
43 7041 TAWANGJAYA LEB SMC-PSE 18:00 8:55 19 19 100
44 7042 TAWANGJAYA LEB PSE-SMC 19:45 2:31 19 19 100
45 7035 PASUNDAN LEB SGU - KAC 5:35 21:46 19 19 100
46 7036 PASUNDAN LEB KAC- SGU 6:45 22:58 19 19 100
47 7033 MATARMAJA LEB ML - PSE 19:00 11:19 19 19 100
48 7034 MATARMAJA LEB PSE - ML 18:45 11:05 19 19 100
49 7029 BOGOWONTO LPN-PSE 08:20 16:54 19 19 100
50 7030 BOGOWONTO PSE-LPN 21:15 05:17 19 19 100
51 KP/10067 GBMS TAMBAHAN SGU-PSE 15:00 05:30 19 19 100
52 KP/10068 GBMS TAMBAHAN PSE-SGU 13:20 03:47 19 19 100
53 KP/10073 MANTAB LEBARAN MN-PSE 19:50 06:48 19 19 100
54 KP/10084 MANTAB LEBARAN PSE-MN 22:35 09:30 19 19 100
55 7043 TAWANGJAYA LEB SMC-PSE 23:05 06:33 14 14 100
5- 8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
NO NO KA NAMA KA RELASI PROG PROGRAM
RENOP REALISASI %
BER DAT
56 7044 TAWANGJAYA LEB PSE-SMC 10:45 17:47 14 14 100
57 KP/10163 KA PNP TAMBAHAN SGU-ML 06:50 08:50 15 14 93
58 KP/10188 KA PNP TAMBAHAN ML-SGU 10:07 11:59 15 14 93
59 KP/10180 ARGO PARAHYANGAN TAMB
PSE-BD 11:00 14:15 13 13 100
60 KP/10155 ARGO PARAHYANGAN TAMB
BD-PSE 15:20 18:32 13 13 100
61 KP/10045 ARGO PARAHYANGAN TAMB
BD-GMR 22:30 1:52 - 16 -
62 KP/10052 ARGO PARAHYANGAN TAMB
GMR-BD 23:20 2:28 - 16 -
63 KP/10005 KLB ANGK. MOTOR GRATIS/MOTIS
KTA - KPB 16:25 09:14 11 11 100
64 KP/10006 KLB ANGK. MOTOR GRATIS/MOTIS
KPB - KTA 15:40 09:10 11 11 100
65 KP/10001 KLB ANGK. MOTOR GRATIS/MOTIS
BL - KPB 23:30 20:32 11 11 100
66 KP/10002 KLB ANGK. MOTOR GRATIS/MOTIS
KPB - BL 23:05 19:00 11 11 100
67 KP/10003 KLB ANGK. MOTOR GRATIS/MOTIS
SBI - KPB 21:15 12:15 11 11 100
68 KP/10004 KLB ANGK. MOTOR GRATIS/MOTIS
KPB - SBI 01:30 16:12 11 11 100
Jumlah PLB Jalan 1.061 1.117 105
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
Keterangan : KA KP/10163 dan KP/10188 batal 1 hari pada tanggal 18 Juni 2017
5.2.3. Pemantauan Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2017
Pemantauan situasi Angkutan Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018
bidang Perkeretaapian dilakukan pada seluruh Daerah Operasi PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) di Jawa 9 Daop dan Divisi Regional di Sumatera 2 Divre.
Sejak awal masa posko, yaitu Hari Senin, 18 Desember 2017 pukul 08.00 WIB
sampai dengan akhir masa posko, yaitu hari Rabu, 8 Senin 2018 pukul 08.00
WIB. Situasi secara umum adalah aman, lancar, dan terkendali.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 9
a. Jumlah Penumpang
Realisasi jumlah penumpang harian kereta api pada masa Angkutan Natal
2017 dan Tahun Baru 2018 sebagaimana pada dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.4 Realisasi Jumlah Penumpang Harian Pada Masa Natal dan Tahun Baru
No Periode Tanggal Total Harian
2016/2017 2017/2018 ∆ % Ket
1 H1 18 Desember 2017 258.968 252.303 (2.57) Turun
2 H2 19 Desember 2017 244.453 237.140 (2.99) Turun
3 H3 20 Desember 2017 236.942 243.292 2.68 Naik
4 H4 21 Desember 2017 243.074 258.461 6.33 Naik
5 H5 22 Desember 2017 249.343 282.773 13.41 Naik
6 H6 23 Desember 20171 261.312 306.875 17.44 Naik
7 H7 24 Desember 2017 278.623 312.248 12.07 Naik
8 H8 25 Desember 2017 281.332 313.488 11.43 Naik
9 H9 26 Desember 2017 291.953 311.865 6.82 Naik
10 H10 27 Desember 2017 272.220 292.621 7.49 Naik
11 H11 28 Desember 2017 269.632 289.387 7.33 Naik
12 H12 29 Desember 2017 276.898 293.811 6.11 Naik
13 H13 30 Desember 2017 288.730 321.164 11.23 Naik
14 H14 31 Desember 2017 300.589 312.036 3.81 Naik
15 H15 1 Januari 2018 306.634 334.501 9.09 Naik
16 H16 2 Januari 2018 300.848 274.625 (8.72) Turun
17 H17 3 Januari 2018 270.054 245.353 (9.15) Turun
18 H18 4 Januari 2018 241.714 222.979 (7.75) Turun
19 H19 5 Januari 2018 234.639 232.787 (0.79) Turun
20 H20 6 Januari 2018 238.932 240.476 0.65 Naik
21 H21 7 Januari 2018 248.023 268.694 8.33 Naik
22 H22 8 Januari 2018 271.167 198.294 (26.87) Turun
Jumlah 5.866.080 6.045.173 3 Naik
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
5- 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa total jumlah penumpang
Harian KA pada masa Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 (periode 18
Desember 2017 – 8 Januari 2018) puncak tertinggi jumlah penumpang terjadi
pada H15 tanggal 1 Januari 2018 sebanyak 334.501 penumpang. Bila
dibandingkan dengan tahun lalu, dimana puncak tertinggi jumlah penumpang
terjadi pada H15 sebanyak 306.634 penumpang, maka jumlah penumpang
harian tahun ini mengalami peningkatan 9% (bertambah 27.867 penumpang).
Gambar 5.3 Perbandingan Volume Penumpang Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 dengan Angkutan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa puncak Angkutan Natal 2017
dan Tahun Baru 2018 adalah Hari Senin, 1 Januari 2018 (H15) yaitu sebanyak
334.501 penumpang. Sedangkan realisasi jumlah penumpang komulatif kereta
api pada masa Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 dibandingkan dengan
Angkutan Angkutan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 sebagaimana pada tabel
berikut:
Tabel 5.5 Realisasi Jumlah Penumpang Komulatif KA Pada Masa Natal dan Tahun Baru
No Periode Tanggal Total Komulatif
2016/2017 2017/2018 ∆ % Ket
1 H1 18 Desember 2017 258.968 252.303 (2.57) Turun
2 H2 19 Desember 2017 503.421 489.443 (2.78) Turun
3 H3 20 Desember 2017 740.363 732.735 (1.03) Turun
4 H4 21 Desember 2017 983.437 991.196 0.79 Naik
5 H5 22 Desember 2017 1.232.780 1273.969 3.34 Naik
6 H6 23 Desember 2017 1.494.092 1.580.844 5.81 Naik
7 H7 24 Desember 2017 1.772.715 1.893.092 6.79 Naik
8 H8 25 Desember 2017 2.054.047 2.206.580 7.43 Naik
9 H9 26 Desember 2017 2.346.000 2.518.445 7.35 Naik
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 11
No Periode Tanggal Total Komulatif
2016/2017 2017/2018 ∆ % Ket
10 H10 27 Desember 2017 2.618.220 2.811.066 7.37 Naik
11 H11 28 Desember 2017 2.887.852 3.100.453 7.36 Naik
12 H12 29 Desember 2017 3.164.750 3.394.264 7.25 Naik
13 H13 30 Desember 2017 3.453.480 3.715.428 7.59 Naik
14 H14 31 Desember 2017 3.754.069 4.027.464 7.28 Naik
15 H15 1 Januari 2018 4.060.703 4.361.965 7.42 Naik
16 H16 2 Januari 2018 4.361.551 4.636.590 6.31 Naik
17 H17 3 Januari 2018 4.631.605 4.881.943 5.40 Naik
18 H18 4 Januari 2018 4.873.319 5.104.922 4.75 Naik
19 H19 5 Januari 2018 5.107.958 5.337.709 4.50 Naik
20 H20 6 Januari 2018 5.346.890 5.578.185 4.33 Naik
21 H21 7 Januari 2018 5.594.913 5.846.879 4.50 Naik
22 H22 8 Januari 2018 5.866.080 6.045.173 3.05 Naik
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa total jumlah penumpang KA
pada masa Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 (periode 18 Desember
2017 – 8 Januari 2018) adalah sebanyak 6.045.173 penumpang. Apabila
dibandingkan dengan tahun lalu, dimana total jumlah penumpang KA adalah
sebanyak 5.866.080 penumpang, maka jumlah penumpang tahun ini mengalami
peningkatan 3% (bertambah 179.093 penumpang).
b. Pengoperasian KA Tambahan
Realisasi keberangkatan KA Tambahan pada masa periode Angkutan Natal
2017 dan Tahun Baru 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.6 Realisasi Keberangkatan KA Tambahan Pada Masa Natal dan Tahun Baru
NO NO
KA NAMA KA RELASI
PROG PROG.
RENOP REALISASI %
BER DAT
1 7F ARGO LAWU FAK SLO-
GMR 9:00 17:50 15 16 107
2 8F ARGO LAWU FAK GMR-
SLO 21:15 5:55 15 16 107
3 9F ARGO
DWIPANGGAFAK
SLO-
GMR 21:30 6:06 14 16 114
5- 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
NO NO
KA NAMA KA RELASI
PROG PROG.
RENOP REALISASI %
BER DAT
4 10F ARGO
DWIPANGGAFAK
GMR-
SLO 10:00 18:28 14 16 114
5 701
1
TAKSAKA
TAMBAHAN
YK-
GMR 6:40 14:30 14 18 129
6 701
2
TAKSAKA
TAMBAHAN
GMR-
YK 19:30 3:38 14 18 129
7 701
3
TAKSAKA
TAMBAHAN
YK-
GMR 22:15 5:53 16 17 106
8 701
4
TAKSAKA
TAMBAHAN
GMR-
YK 10:15 18:14 16 17 106
9 700
1
ARGO MURIA
TAMBAHAN
SMT-
GMR 7:00 13:08 12 13 108
10 700
2
ARGO MURIA
TAMBAHAN
GMR-
SMT 13:45 19:58 12 13 108
11 700
3
ARGO SINDORO
TAMBAHAN
SMT-
GMR 16:50 23:03 12 13 108
12 700
4
ARGO SINDORO
TAMBAHAN
GMR-
SMT 23:45 6:09 12 13 108
13 700
7
GAJAYANA
TAMBAHAN
ML-
GMR 19:45 11:14 12 12 100
14 700
8
GAJAYANA
TAMBAHAN
GMR-
ML 23:30 15:23 12 12 100
15 700
9
SEMBRANI
TAMBAHAN
SBI-
GMR 9:00 19:35 14 14 100
16 701
0
SEMBRANI
TAMBAHAN
GMR-
SBI 16:45 3:14 14 14 100
17
701
8-
701
5
PURWOJAYA
TAMBAHAN
CP-
GMR 8:20 15:20 11 12 109
18
701
6-
701
7
PURWOJAYA
TAMBAHAN
GMR-
CP 16:00 22:55 11 12 109
19 702
1
LODAYA
TAMBAHAN SLO-BD 8:15 17:19 7 7 100
20 702
2
LODAYA
TAMBAHAN BD-SLO 20:20 5:12 8 8 100
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 13
NO NO
KA NAMA KA RELASI
PROG PROG.
RENOP REALISASI %
BER DAT
21 701
9
LODAYA
TAMBAHAN SLO-BD 22:05 6:34 4 4 100
22 702
0
LODAYA
TAMBAHAN BD-SLO 9:35 18:19 3 3 100
23 702
3
SANCAKA
TAMBAHAN SGU-YK 9:40 14:43 11 11 100
24 702
4
SANCAKA
TAMBAHAN YK-SGU 17:50 23:25 11 11 100
25 71F CIREBON
EKSPRESS FAK
CN-
GMR 16:45 19:55 8 11 138
26 72F CIREBON
EKSPRESS FAK
GMR-
CN 20:30 23:34 8 11 138
27 700
5
ARGO JATI
TAMBAHAN
CN-
GMR 21:15 0:10 3 5 167
28 700
6
ARGO JATI
TAMBAHAN
GMR-
CN 0:40 3:30 3 6 200
29 39F ARGO JATI
FAKULTATIF
CN-
GMR 11:00 14:00 4 4 100
30 40F ARGO JATI
FAKULTATIF
GMR-
CN 7:15 10:12 4 4 100
31 125
F SENJA UTAMA CN CN-PSE 15:10 18:08 3 3 100
32 126
F FAJAR UTAMA CN PSE-CN 5:45 8:45 3 3 100
33 703
7
KUTOJAYA
UTARA
TAMBAHAN (NON
PSO) 80 SEAT
KTA-
PSE 10:40 18:52 12 15 125
34 703
8
KUTOJAYA
UTARA
TAMBAHAN (NON
PSO) 80 SEAT
PSE-
KTA 23:20 7:25 12 15 125
35 702
7
KERTAJAYA
TAMBAHAN
SBI-
PSE 23:35 10:50 19 19 100
36 702
8
KERTAJAYA
TAMBAHAN
PSE-
SBI 8:45 20:25 19 19 100
37 703
1
BRANTAS
TAMBAHAN
BL -
PSE 13:55 5:22 21 21 100
38 703
2
BRANTAS
TAMBAHAN PSE -BL 18:00 8:55 22 22 100
39 703
5
PASUNDAN
TAMBAHAN
SGU -
KAC 5:35 21:46 12 18 150
5- 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
NO NO
KA NAMA KA RELASI
PROG PROG.
RENOP REALISASI %
BER DAT
40 703
6
PASUNDAN
TAMBAHAN
KAC-
SGU 6:45 22:58 12 18 150
41 703
3
MATARMAJA
TAMBAHAN
ML -
PSE 19:00 11:19 21 21 100
42 703
4
MATARMAJA
TAMBAHAN
PSE -
ML 18:45 11:05 21 21 100
43
KP/
100
45
ARGO
PARAHYANGAN
BD-
GMR 22:30 1:52 - 16 -
44
KP/
100
52
ARGO
PARAHYANGAN
GMR-
BD 23:20 2:28 - 16 -
45
KP/
101
22
ARGO
PARAHYANGAN
GMR-
BD 7:15 10:25 - 16 -
46
KP/
101
07
ARGO
PARAHYANGAN
BD-
GMR 11:00 14:16 - 16 -
47
KP/
103
47
ARGO
PARAHYANGAN BD-PSE 15:25 18:36 - 12 -
48
KP/
109
32
ARGO
PARAHYANGAN
GMR-
BD 6:15 9:55 - 13 -
49
KP/
107
24
PENUMPANG
TAMBAHAN BW
BW-
SGU 11:05 18:05 - 19 -
50
KP/
108
75
PENUMPANG
TAMBAHAN BW
SGU-
BW 12:10 18:55 - 19 -
51
KP/
702
5A
SANCAKA
TAMBAHAN SGU-YK 18:25 23:56 - 17 -
52
KP/
702
6A
SANCAKA
TAMBAHAN YK-SGU 6:05 11:46 - 16 -
53 703
0
MATARAM
PREMIUM
PSE-
LPN 21:15 5:17 - 1 -
TOTAL FREKUENSI KA JALAN 491 702
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api,2017
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 15
5.2.4. Pelaksanaan Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) Tahun 2017
Dalam melakukan evaluasi pelaksanaan Gapeka, objek evaluasi adalah semua
kereta api regular yang mengangkut penumpang dan/atau barang. Guna
mempermudah dalam mengevaluasi, kereta api regular tersebut dibagi dalam
beberapa kelompok, yaitu:
a. KA penumpang antarkota yang terbagi menjadi penumpang antarkota non-
ekonomi dan penumpang antarkota ekonomi.
b. KA penumpang perkotaan yang terbagi menjadi KA lokal ekonomi, KA lokal
non-ekonomi dan KA KRL Commuter Jabodetabek (per lintas pelayanan).
c. KA barang (per komoditi).
5.2.5. Frekuensi Perjalanan Kereta Api
Frekuensi perjalanan keretaapi merupakan hasil survey GAPEKA tahun 2015
sebagai berikut,
Tabel 5.7 Realisasi Frekuensi Perjalanan KA Periode Tahun 2017
NO. BULAN
KA REGULER
KA FAKULTATIF
SLOT BARU
MALKA TAMBAHAN
TOTAL FREK PROGRAM
REALISASI
SESUAI SLOT
TIDAK SESUAI SLOT
TIDAK JALAN
1 Jan
2017 46.984 36.544 2.729 7.711 575 1.787 8 41.643
2 Feb 2017
52.018 40.424 2.869 8.725 686 2.186 79 46.244
3 Mar 2017
52.018 40.541 3.286 8.191 631 2.077 2 46.537
4 Apr
2017 52.230 42.331 1.489 8.410 491 1.550 11 45.872
5 May 2017
53.971 43.272 2.034 8.665 539 1.718 18 47.581
6 Jun
2017 52.230 41.264 2.136 8.830 535 1.734 602 46.271
7 Jul
2017 52.537 42.873 2.259 8.405 671 1.942 478 48.223
8 Aug 2017
53.537 43.296 2.337 7.904 629 2.029 42 48.333
9 Sep 2017
51.810 41.482 2.240 8.088 588 2.194 42 46.546
10 Okt
2017 53.537 42.002 3.150 8.385 585 2.704 16 48.457
5- 16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
NO. BULAN
KA REGULER
KA FAKULTATIF
SLOT BARU
MALKA TAMBAHAN
TOTAL FREK PROGRAM
REALISASI
SESUAI SLOT
TIDAK SESUAI SLOT
TIDAK JALAN
11 Nov 2017
51.810 40.211 3.337 8.262 576 2.585 20 46.729
12 Des 2017
53.537 41.475 3.323 8.739 561 2.719 353 48.431
JUMLAH 626.219 495.715 31.189 100.315 7.067 25.225 1.671 560.86
7
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
Berdasarkan tabel di atas, realisasi perjalanan kereta api regular yang berjalan
selama bulan Januari – Desember 2017 sebanyak 560.867 KA, lebih sedikit jika
dibandingkan dengan program frekuensi yaitu sebanyak 626.219 KA (89,56 %
dari program). Apabila dilakukan analisis terhadap alokasi slot Gapeka, maka
terdapat:
a. Frekuensi kereta api yang dioperasikan sesuai dengan slot yang
diprogramkan sebanyak 495.715 KA.
b. Frekuensi kereta api yang tidak dijalankan sebanyak 100.315 KA.
c. Frekuensi yang disesuaikan slotnya sebanyak 31.189 KA.
Selama periode Januari – Desember 2017, terdapat beberapa perjalanan kereta
api di luar reguler (fakultatif dan baru) dan Malka, dengan rincian sebagai berikut:
a. Frekuensi KA Fakultatif sebanyak 7.067 KA.
b. Frekuensi Slot baru sebanyak 25.225 KA.
c. Frekuensi Malka tambahan 1.671 KA.
5.2.6. Ketepatan dan Kelambatan Perjalanan Kereta Api
Dalam analisis ketepatan dan kelambatan perjalanan kereta api, data yang
digunakan adalah data perjalanan seluruh kereta api pada periode bulan Januari
- Desember 2017 baik KA regular, KA fakultatif ataupun KA dengan slot baru.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 17
a. Ketepatan Perjalanan Kereta Api
Tabel 5.8. Ketepatan Perjalana KA Periode Tahun 2017
Jenis Kereta Api Realisasi Frekuensi
Ketepatan KA KA Lebih Cepat
Jumlah (Kali) Prosentase Jumlah (Kali) Prosentase
Ber Dat Ber Dat Ber Dat Ber Dat
KA Penumpang Antarkota
90.187 88.283 55.952 97.88% 62.03% 6.349 0.00% 7.03%
1 Kelas Non Ekonomi
57.953 56.829 34.011 98.06% 60.51% - 3.447 0.00% 5.94%
2 Kelas
Ekonomi 32.234 31.454 14.948 97.58% 64.77% - 2.902 0.00% 9.02%
KA Penumpang Perkotaan
408.735 330.615 300.728 80.88% 73.57% 27 1691 0.66% 0.41%
1 Lokal Non Ekonomi
3.454 3.335 2.787 96.55% 89.34% - 157 0.00% 4.54%
2 Lokal
Ekonomi 77.016 70.028 56.201 90.93% 72.48% 27 1.534 3.51% 1.99%
3 KRL
Jabodetabek 328.265 257.252 221.615 78.37% 73.66% - - - -
KA Barang 61.945 8.927 5.182 14.41% 8.36% 14.190 11.719 22.90% 18.91%
Total 560.867 427.825 361.862 76.27% 64.51% 14.190 19.759 2.53% 3.52 %
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
Dari tabel di atas, di dapat informasi bahwa ketepatan berangkat seluruh kereta
api selama periode Bulan Januari - Desember 2017 adalah sebesar 76,27 % dan
ketepatan datang kereta api mencapai 64,51%. Jumlah KA yang tepat berangkat
sebanyak 427.825 KA dan tepat datang sebanyak 361.862 KA.
5- 18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
b. Kelambatan Perjalanan Kereta Api
Tabel 5.9 Kelambatan Perjalana KA Periode Tahun 2017
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
Dari Tabel di atas, diperoleh informasi bahwa seluruh kereta api selama periode
Bulan Januari s.d Desember 2017 mengalami kelambatan keberangkatan rata –
rata sebesar 15,67 menit dengan total waktu sebesar 2.243.074 menit dari total
semua frekuensi KA yang berjalan. Sedangkan, untuk kelambatan kedatangan
rata – rata kereta api mencapai 33,83 menit dengan total waktu sebesar
4.841.732 menit.
5.3. Bidang Angkutan
5.3.1. Pelayanan Angkutan Kereta Api
Penyelenggaraan angkutan KA perintis bertujuan untuk meningkatkan
aksesibilitas masyarakat terhadap moda transportasi kereta api dan diharapkan
dapat mendorong percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia.
Penyelenggaraan angkutan kereta api perintis juga bertujuan untuk
menghubungkan masyarakat yang berdomisili di daerah yang lokasinya jauh dari
Jenis Kereta Api Total KA Lambat Jumlah
Rata - rata
Semua Frek KA Frek KA Lambat
Ber Dat Ber Dat Ber Dat Ber Dat
KA Penumpang Antarkota
90.187 1.904 34.834 60.136 895.715 2.62 42.13 124.15 104.07
1 Kelas Non Ekonomi
57.953 1.124 20.495 39.854 486.467 2.74 33.51 138.31 94.55
2 Kelas
Ekonomi 32.234 780 14.339 20.282 409.248 2.50 50.74 109.99 113.59
KA Penumpang Perkotaan
2.746.395 196.970 635.931 2.416 2.869 9.36 18.13 86.41 78.18
1 Lokal Non Ekonomi
2.341.114 119 510 1.083.360 656.107 3.66 7.21 105.7 72.6
2 Lokal
Ekonomi 77.016 6.957 19.281 100.778 285.151 6.48 18.88 72.18 76.95
3 KRL
Jabodetabek 328.265 71.013 106.650 1.231.819 1.927.325 17.93 28.3 81.35 84.98
KA Barang 61.945 38.855 45.044 6.910.221 15.354.543 448.930 1.137.120 966.190 1.369.570
Total 2.899 2.14 716 9.386 19.119 460.91 1.197.38 1.176.75 1.551.82
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 19
lokasi rutinitas aktivitasnya, atau pusat kota dan lokasi yang minim angkutan
transportasi, sehingga sangat membantu perpindahan orang dari satu tempat ke
tempat yang lain dengan nyaman, aman, dan tarif yang terjangkau.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2017 berdasarkan Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor KP 159 Tahun 2015 tentang Penetapan lintas
pelayanan Kereta Api Perintis menyelenggarakan 6 (enam) angkutan KA
keperintisan pada 6 lintas pelayanan yaitu 3 (tiga) di Pulau Sumatera dan 3 (tiga)
Pulau Jawa, sebagaimana tabel dibawah ini :
Tabel 5.10. Penyelenggraan Angkutan Perintis Kereta Api
No Nama KA Lintas Pelayanan Jenis Sarana Frekuensi Tarif
(Rp.)
1 KA. Perintis
Cut Mutia
Kreung Mane-Bungkah-
Krueng sepanjang 11,35
km, Geukeuh, Prop. DI
Aceh
KRDI ( 2 kereta);
Kapasitas : 192 org
10 KA/Hari Rp.1000,-
2 KA. Perintis
Lembah Anai
Padang-Lubuk Alung-
Kayutanam-Padang
Panjang-Solok
sepanjang 20,34 km,
Prop. Sumatera Barat
Railbus ( 2 kereta);
Kapasitas : 180 org
4 KA/Hari Rp.3000,-
3 KA. Perintis
Kertalaya
Kertapati-Inderalaya
sepanjang 26 Km, Prop.
Sumatera Selatan
Railbus (1 kereta)
Kapasitas : 292 org
2 KA/Hari Rp.3000,-
4 KA. Perintis
Siliwangi
Sukabumi-Cianjur-
Padalarang sepanjang
37,32 Km, Prop. Jawa
Barat
Kereta ditarik
Lokomotif (4K3 dan
1KMP3);
kapasitas 472 org.
6 KA/Hari Rp.3000,-
5 KA. Perintis
Bathara
Kresna
Purwosari-Sukoharjo-
Wonogiri sepanjang
36,67 km, Prop. Jawa
Tengah
Railbus (1 kereta);
Kapasitas : 117 org
4 KA/Hari Rp.4000,-
6 KA. Perintis
Jenggala
Mojokerto-Tarik-
Tulangan-Sidorajo
sepanjang 31,85 Km,
Prop. Jawa Timur
Railbus (2 kereta)
Kapasitas : 266 org
12 KA/Hari Rp.4000,-
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
5- 20 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
a. KA Perintis Cut Mutia (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam – NAD)
Gambar 5.4. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Cut Mutia
Kereta api perintis Cut Mutia mulai dioperasikan kembali pada tanggal
4 November 2016. Pada tahun 2017 pelaksanaan KA perintis Cut Mutia
berdasarkan kontrak nomor 11/LLA.KA/I/2017 dan KL.701/I/18/KA-2017 pada
tanggal 16 Januari 2017 dengan nilai pagu sebesar Rp18.830.785.000,- melalui
penugasan antara Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera
Bagian Utara, Ditjen Perkeretaapian dengan PT. KAI (Persero).
KA Perintis Cut Mutia dengan kinerja operasi pada Januari hingga Agustus 2017
mengalami penurunan okupansi penumpang sebear 8.389 pada bulan Januari
menjadi 1.656 orang dimana pada bulan Agustus yang realisasi pencapaian s.d
triwulan II 2017 hanya sebesar 28%. Jumlah penumpang selama
penyelenggaraan KA Perintis Cut Meutia sampai dengan triwulan IV Tahun 2017
yaitu sebanyak 55.157 orang.
Pelayanan KA Perintis Cut Mutia saat ini belum mengakomodir pusat kegiatan
masyarakat sekitarnya yang berpotensi menjadi penumpang KA perintis (jarak
tempuh stasiun asal sampai stasiun akhir terlalu dekat sehingga animo
masyarakat rendah), jarak tempuh hanya 11 km’sp.
b. KA Perintis Lembah Anai (Provinsi Sumatera Barat)
Gambar 5.5. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Lembah Anai
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 21
Kereta api perintis Lembah Anai mulai dioperasikan pada tanggal 1 November
2016. Pada tahun 2017 pelaksanaan KA perintis Lembah Anai berdasarkan
kontrak nomor 15/LLA.KA/I/2017 dan KL.701/I/19/KA-2017, dan pada tanggal
16 Januari 2017 nilai pagu sebesar Rp16.913.437.000,- melalui penugasan
antara Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat,
Ditjen Perkeretaapian dengan PT. KAI (Persero). Ketika awal beroperasi
okupansi KA Perintis Lembah Anai mencapai 105% hal ini disebabkan tingginya
minat masyarakat/orang yang ingin mencoba. Jumlah penumpang selama
penyelenggaraan KA perintis Lembah Anai sampai dengan triwulan IV Tahun
2017 yaitu sebanyak 44.641 orang.
c. Perintis Kertalaya (Provinsi Sumatera Selatan)
Gambar 5.6. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Kertalaya
Kereta api perintis Kertalaya mulai beroperasi pada tanggal 27 Mei 2015. Pada
tahun 2017 pengoperasian Kereta Api Perintis Kertalaya berdasarkan kontrak
nomor 14/LLA.KA/I/2017 dan KL.701/I/17/KA-2017, dan pada tanggal 16 Januari
2017 nilai pagu sebesar Rp4.310.700.000,- melalui penugasan antara Balai
Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Selatan, Ditjen Perkeretaapian
dengan PT. KAI (Persero). Kinerja operasi KA perintis Kertalaya pada tahun
2017 dari bulan Januari s.d Desember 2017 mengalami penurunan okupansi
penumpang dikarenakan jadwal perjalanan kurang sesuai dengan kebutuhan
pengguna KA dan sarana kurang handal serta jadwal perjalanan yang kurang
sesuai dengan kebutuhan pengguna KA (sarana sejak tahun 2009 sampai tahun
2017 belum ada perbaikan). Jumlah penumpang selama penyelenggaraan
KA perintis Kertalaya sampai dengan triwulan IV Tahun 2017 yaitu sebanyak
32.968 orang.
5- 22 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
d. KA Perintis Siliwangi (Provinsi Jawa Barat)
Gambar 5.7. Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Siliwangi
Kereta api perintis Siliwangi mulai dioperasikan pada tanggal 1 Januari 2016.
Pada tahun 2017 pengoperasian Kereta Api Perintis Siliwangi berdasarkan
kontrak nomor 16/LLA.KA/I/2017 dan KL.701/I/16/KA-2017, dan pada tanggal 16
Januari 2017 nilai pagu sebesar Rp17.945.362.000,- melalui penugasan antara
Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jawa Bagian Barat, Ditjen Perkeretaapian
dengan PT. KAI (Persero). Jumlah penumpang selama penyelenggaraan KA
perintis Siliwangi triwulan IV Tahun 2017 yaitu sebanyak 767.288 orang.
e. KA Perintis Bathara Kresna (Provinsi Jawa Tengah)
Gambar 5.8 Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Bathara Kresna
KA perintis Bathara Kresna mulai dioperasikan pada tanggal 11 Maret 2015.
Pada tahun 2017 pengoperasian KA Perintis Bathara Kresna berdasarkan
kontrak nomor 12/LLA.KA/I/2017 dan KL.701/I/21/KA-2017 pada tanggal
16 Januari 2017 dengan nilai pagu sebesar Rp10.871.630.000,- melalui
penugasan antara Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah,
Ditjen Perkeretaapian dengan PT. KAI (Persero).
Kinerja operasi KA Bathara Kresna pada tahun 2015 s.d tahun 2017 rata-rata
okupansi menunjukan penurunan, penurunan tersebut disebabkan karena
adanya pergeseran jadwal/perubahan kereta api pada tahun 2017. Jumlah
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 23
penumpang selama penyelenggaraan KA Perintis Bathara Kresna sampai
dengan triwulan IV Tahun 2017 yaitu sebanyak 80.020 orang.
f. KA Perintis Jenggala (Provinsi Jawa Timur)
Gambar 5.9 Rangkaian Kereta dan Peta Lintas KA Jenggala
KA Perintis Jenggala mulai dioperasikan pada tanggal 24 November 2014. Pada
tahun 2017 pengoperasian KA Perintis Jenggala berdasarkan kontrak Nomor
13/LLA.KA/I/2017 dan KL.701/I/20/KA-2017 pada tanggal 16 Januari 2017
dengan nilai pagu sebesar Rp. 29.679.122.000,- melalui penugasan antara Balai
Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur, Ditjen Perkeretaapian
dengan PT. KAI (Persero). Kinerja operasi KA Perintis Jenggala pada awal mula
pengoperasian tahun 2014 rata-rata okupansi hanya sebesar 0,11% kemudian
pada tahun 2015 meningkat posisi terakhir 2017. Jumlah penumpang selama
penyelenggaraan KA Perintis Bathara Kresna pada Triwulan IV Tahun 2017 yaitu
sebanyak 157.837 penumpang dan pendapatan sebesar Rp631.48.000 .-
5.3.2. Subsidi Tarif Angkutan Ekonomi / Public Service Obligation (PSO)
Gambar 5.10 Penandatanganan Kontrak PSO
Subsidi Tarif Angkutan Ekonomi /Public Service Obligation (PSO) diberikan
kepada masyarakat dalam rangka penyediaan tarif ekonomi angkutan kereta api
yang terjangkau sehingga dapat mendorong mobilitas dan perpindahan moda,
mewujudkan pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi tingkat kepadatan lalu
lintas angkutan jalan khususnya di wilayah perkotaan.
5- 24 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian
Perhubungan memberikan penugasan kepada PT KAI (Persero) sebagai
penyedia jasa angkutan kereta api untuk menyelenggarakan kewajiban
pelayanan umum/Public Service Obligation (PSO) berdasarkan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Besaran subsidi yang diberikan
kepada pengguna jasa transportasi kereta api kelas ekonomi dihitung
berdasarkan selisih tarif yang ditetapkan Pemerintah dengan besaran tarif yang
dihitung penyelenggara sarana perkeretaapian dalam hal ini PT. KAI (Persero).
Alokasi PSO yang diberikan Pemerintah dari tahun 2014 s.d 2017 sebagai
berikut :
Gambar 5.11 Diagram Jumlah Nilai Kontrak PSO dari Tahun 2014-2017
Dari diagram tersebut di atas, menjelaskan bahwa alokasi PSO mengalami
peningkatan yang signifikan dari tahun 2014 ke tahun 2017 yaitu sebesar
71,04% atau kenaikan sebesar Rp869,79 Milyar. Hal ini menunjukan kepedulian
Pemerintah kepada masyarakat dalam penyediaan tarif kereta api yang
terjangkau dengan tingkat kenyamanan dan keamanan sesuai dengan Standar
Pelayanan Minimum (SPM) yang ditetapkan.
Penyelenggaraan PSO angkutan perkeretaapian pada tahun 2017 dilaksanakan
berdasarkan kontrak nomor: PL 102/B.573/DJKA/12/16 dengan nilai kontrak
sebesar Rp2,094 Triliun. Dana alokasi PSO tersebut diperkirakan dapat dinikmati
untuk pengguna jasa transportasi kereta api sebanyak 337.033.140 penumpang.
Adapun rincian penggunaan PSO tahun 2017 adalah sebagai berikut :
0.00
500.00
1,000.00
1,500.00
2,000.00
2,500.00
2014 2015 2016 2017
Kontrak (Milyar) 1,224.31 1,507.26 1,827.38 2,094.10
Rp
. (M
ilyar
)
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 25
Tabel 5.11 Rincian Penggunaan PSO Tahun 2017
No Uraian Jumlah
Penumpang
Besaran PSO
(Rupiah) Realisasi (Rupiah)
Realisasi Penumpang
1 KA Ekonomi
Jarak Jauh 4.333.280 135.856.689.492 126.900.811.751 5.828.671
2 KA Ekonomi
Jarak
Sedang
5.416.600 130.291.284.295 195.970.897.428 5.441.681
3 KA Ekonomi
Lebaran 53.424 4.552.025.583 424.127.500.451 27.865.301
4 KA Ekonomi
Jarak Dekat 30.776.800 379.890.675.332 78.370.316.235 6.646.397
5 KRD
Ekonomi 9.321.733 94.793.585.227 3.130.903.943 76.826
6 KRL AC
Jabodetabek 287.131.303 1.348.715.739.441 1.395.372.965.108 314.317.883
TOTAL 337.033.140 2.094.100.000.000 2.223.873.394.916 360.176.758
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
Gambar 5.12 Prosentase Jumlah Penumpang dan Alokasi PSO Tahun 2017
Wilayah Jabodetabek mendapatkan porsi dana PSO paling besar karena jumlah
pengguna jasa angkutan kereta api sangat tinggi terutama pada Peak Hour pagi
dan sore hari, dimana diperkirakan pergerakan perhari penumpang KRL di
wilayah Jabodetabek sebanyak ± 1.000.000 orang/hari. Oleh karena itu,
dominasi dana alokasi PSO sebagian besar ditujukan untuk KRL AC
5- 26 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Jabodetabek yaitu sebesar Rp1.348.715.739.441 atau 64,41% dari total alokasi
PSO dan diperkirakan dapat dinikmati oleh penumpang sebanyak 287.131.303
penumpang atau 85,19% dari total penumpang sesuai kontrak PSO. Dalam
rangka menjamin pelayanan KA ekonomi yang mendapat PSO, Direktorat
Jenderal Perkeretaapian juga melakukan kegiatan verifikasi terhadap penerapan
standar pelayanan umum yang dilaksanakan setiap triwulan.
Gambar 5.13 Kegiatan Verifikasi Pelaksanaan PSO terhadap KA Ekonomi
5.3.3. Angkutan Motor Gratis (Motis) Dengan Moda Kereta Api
Gambar 5.14 Penyelenggaraan Angkutan Motis Tahun 2017
Penyelenggaraan angkutan motor gratis dengan moda kereta api pada masa
angkutan lebaran bertujuan guna mewujudkan keselamatan transportasi dan
mengurai kemacetan/kepadatan lalu lintas angkutan jalan khususnya pada masa
angkutan lebaran. Direktorat Jenderal Perkeretapian, telah menyelenggarakan
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 27
pengangkutan sepeda motor gratis pada masa angkutan lebaran terhitung mulai
dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.
Angkutan motor dengan moda kereta api dipersyaratkan bagi masyarakat yang
memiliki tiket keberangkatan mudik dan kepulangan balik ke lokasi yang sama
dengan Stasiun Pelaksanaan Angkutan Motor Gratis, jika belum memiliki tiket KA
maka penumpang dapat membeli tiket KA pada tempat pendaftaran motor
maksimal untuk 3 orang penumpang per 1 motor selama kuota masih tersedia.
Pendaftaran angkutan motor secara online dimulai dari tanggal 15 Februari s.d
14 Juni 2017.
’
Gambar 5.15 Kegiatan Angkutan Motis Tahun 2017
Angkutan motor gratis dibagi 3 Lintas yaitu Lintas Utara, Lintas Selatan 1 dan
Lintas Selatan 2. Pada pelaksanaan saat pengangkutan arus mudik semua
motor diberangkatkan pada stasiun awal yaitu Stasiun Jakarta Gudang untuk
pengiriman ke 3 (tiga) lintas, sedangkan pada saat arus balik angkutan Motor
Gratis bisa diberangkatkan pada semua stasiun yang terdapat pada tabel
dibawah ini.
5- 28 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Tabel 5.12 Lintas Pelayanan KA Angkutan Motor Gratis Tahun 2017
Lintas Utara Lintas Selatan 1 Lintas Selatan 2
Jakarta Gudang Jakarta Gudang Jakarta Gudang
Lemah Abang Lemah Abang Lemah Abang
Cirebon Prujakan Cikampek Cirebon Prujakan
Tegal Purwakarta Purwokerto
Pekalongan Cimahi Kroya
Semarang Tawang Kiaracondong Kutoarjo
Ngrombo Cicalengka Lempuyangan
Cepu Leles Klaten
Bojonegoro Cipendeuy Purwosari
Babat Tasik Madiun
Surabaya Pasarturi Banjar Kertosono
Sidareja Kediri
Maos Tulung Agung
Kroya Blitar
Gombong
Kebumen
Kutoarjo
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
Arus mudik untuk angkutan motor gratis dilaksanakan pada tanggal 18 s.d 23
Juni 2017, sedangkan arus balik dilaksanakan pada tanggal 29 s.d 5 Juli 2017.
Berikut data jumlah sepeda motor yang dapat diangkut pada masa angkutan
lebaran tahun 2016 dengan perbandingan dengan tahun 2017.
Tabel 5.13 Kuota Angkutan Motor Pada angkutan Lebaran tahun 2017
Periode 2016 2017 Prosentase Kenaikan
Mudik Kuota 7.308 8.352 14,29%
Pendaftar 6.545 8.058 23,12%
Diangkut 5.115 8.058 57,54%
Balik Kuota 8.526 9.744 14,29%
Pendaftar 6.251 7.218 15,47%
Diangkut 5.632 7.218 28,16%
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
Berdasarkan tabel tersebut, pada tahun 2017 tersedia 8.352 kuota untuk
angkutan motor, sedangkan yang terangkut baik arus mudik maupun arus balik
sebesar 15.276 atau sekitar 82,90% dari kuota yang tersedia. Sedangkan pada
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 29
tahun 2017 tersedia 15.834 kuota untuk angkutan motor, sedangkan yang
terangkut baik arus mudik maupun arus balik sebesar 10.747 atau sekitar
47,33 % dari kuota yang tersedia.
Berikut daftar KA Penumpang kelas ekonomi yang dapat didaftar oleh peserta
angkutan motor gratis:
a. KA Ekonomi PSO
1) KA Serayu Pagi (Pasar Senen – Kroya – Purwokerto);
2) KA Serayu Malam (Pasar Senen – Kroya – Purwokerto);
3) KA Brantas (Pasar Senen – Semarang Tawang – Solo Jebres – Kediri/ Blitar) ;
4) KA Matarmaja (Pasar Senen – Semarang Tawang – Solo Jebres – Kediri
- Blitar - Malang);
5) KA Kahuripan (Kiaracondong – Tasik – Kroya – Solo Jebres – Madiun –
Kertosono – Kediri);
6) KA Bengawan (Pasar Senen – Cirebon Prujakan – Purwokerto – Kutoarjo
– Lempuyangan – Purwosari);
7) KA Pasundan Tambahan Lebaran (Kiaracondong – Surabaya Kota);
8) KA Kutojaya Selatan (Kiaracondong – Tasik – Kroya – Kutoarjo).
b. KA Ekonomi non PSO
1) KA Kertajaya (Pasar Senen – Cirebon Prujakan – Semarang Tawang –
Bojonegoro – Surabaya Pasar Turi);
2) KA Kutojaya Utara (Pasar Senen – Cirebon Prujakan – Purwokerto –
Kroya - Kutoarjo);
3) KA Tawang Jaya (Pasar Senen – Cirebon Prujakan – Semarang Poncol).
4) KA Kutojaya Utara Tambahan Lebaran (Pasar Senen – Cirebon Prujakan
– Purwokerto – Kroya - Kutoarjo);
5) KA Kertajaya Tambahan Lebaran (Pasar Senen – Cirebon Prujakan –
Semarang Tawang – Bojonegoro – Surabaya Pasar Turi).
5- 30 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Gambar 5.16 Jumlah Angkutan Mudik Angkutan Motor Gratis
5.4. Bidang Kerjasama dan Pengembangan Usaha
5.4.1. Penyelenggaraan Perijinan Perkeretaapian Umum dan Khusus
Dalam penyelenggaraan perkeretaapian, perlu ada pengaturan mengenai
tatanan perkeretaapian, penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum,
penyelenggaraan sarana perkeretaapian umum, dan penyelenggaraan
perkeretaapian khusus, sumber daya manusia perkeretaapian, perizinan,
pembinaan perkeretaapian, peran serta masyarakat, serta sanksi administrasi.
Untuk itu, terdapat beberapa pengaturan tentang perkeretaapian umum dan
perkeretaapian khusus yang tercantum di dalam Perundang-undangan di bidang
perkeretaapian, yaitu:
a. Undang-undang Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian;
c. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 11 tahun 2012 tentang Tata Cara
Penetapan Jalur Kereta Api;
d. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 66 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Umum;
e. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 31 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Sarana Perkeretaapian Umum;
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 31
f. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 55 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 91 Tahun 2011
tetang Penyelenggaran Perkeretaapian Khusus.
Ada beberapa pengaturan mengenai tatanan perkeretaapian umum dan
perkeretaapian khusus, sebagai berikut:
a. Pengaturan mengenai tatanan perkeretaapian umum terbagi menjadi 2 :
1. Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian umum;
Pengaturan mengenai tatanan penyelenggaraan prasarana
perkeretaapian umum mengatur tentang Izin usaha, Izin Pembangunan
dan Izin Operasi.
2. Penyelenggara Sarana Perkeretaapian umum;
Pengaturan mengenai tatanan penyelenggaraan sarana perkeretaapian
umum mengatur tentang Izin usaha, Izin Pembangunan dan Izin Operasi.
b. Pengaturan mengenai tatanan perkeretaapian khusus, mengatur tentang
kegiatan pokok, badan usaha, wilayah penunjang, wilayah operasi dan obyek
pengangkutan penyelenggaraan perkeretaapian khusus, perizinan
penyelenggaraan perkeretaapian khusus, pengoperasian perkeretaapian
khusus, interkoneksi penyelenggaraan perkeretaapian khusus, berakhirnya
penyelenggaraan perkeretaapian khusus.
Perizinan perkeretaapian umum dan khusus yang telah dikeluarkan pada tahun
2017 sebagai berikut:
Tabel 5.14 Perizinan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum dan khusus Tahun 2017
NO Keterangan Nomor Tanggal Badan Usaha
Perizinan penyelenggaraan Perkeretaapian Umum
1 Izin Usaha Penyelenggaraan Prasarana Kereta Api RIngan/ Light Rail Transit Terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi
KP. 1105 Tahun 2017
22-12-2017
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
2 Izin Operasi Perkeretaapian Umum
KP 361 Tahun 2017
20-3-2017
PT KAI Commuter Jabodetabek
5- 32 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
NO Keterangan Nomor Tanggal Badan Usaha
3 Izin Operasi Perkeretaapian Umum
KP 431 Tahun 2017
21-4-2017
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
4 Izin Operasi Perkeretaapian Umum
KP
866 Tahun 2017
29-9-2017
PT KAI Commuter Jabodetabek
5 Izin Operasi Sarana Perkeretaapian Umum
KP 1084 Tahun 2017
14-12-2017
PT Railink
6 Izin Operasi Sarana Perkeretaapian Umum
KP 1083 Tahun 2017
14-12-2017
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
7 Persetujuan Penambahan Frekuensi Perjalanan Kereta Api Lintas Pelayanan yang sama
KA.407/SK.91/DJKA/6/17
19-6-2017
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Perizinan Penyelenggaraan Perkeretaapian Khusus
1
Penyempurnaan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP. Tahun 2011 tentang Persetujuan Prinsip Pembangunan Perkeretaapian Khusus dari Bangko Tengah, Tanjung Enim di Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan Srengsem di Provinsi Lampung
KP. 17 Tahun 2017
5-1-2017 PT. Bukit Asam Transpasific Railways
2 Izin Operasi Perkeretaapian Khusus
KP 841 Tahun 2017
15-9-2017
PT Angkasa Pura II (Persero)
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api ,2017
5.4.2. Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian (Track Acsess
Charge/Tac)
Berdasarkan PM.189 tahun 2015 Subdirektorat Kerja Sama dan Pengembangan
Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan, pelaksanaan
kebijakan, penyusunan standar, norma, prosedur dan kriteria, serta pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan pelaporan kerja sama dan
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 33
pengembangan di bidang perkeretaapian baik perkeretaapian umum maupun
perkeretaapian khusus.
Untuk itu, terdapat beberapa pengaturan tentang Biaya Penggunaan Prasarana
Perkeretaapian (Track Acses Charge/TAC) yang tercantum di dalam Perundang-
undangan di bidang perkeretaapian, yaitu:
a. Undang-undang 23/2007 Pasal 65
1) Penyelenggara prasarana perkeretaapian wajib merawat prasarana
perkeretaapian agar tetap laik operasi.
2) Perawatan prasarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a) Perawatan berkala; dan
b) Perbaikan untuk mengembalikan fungsinya.
b. Peraturan Pemerintah 72/2009 Pasal 159
1) Apabila penyelenggara sarana perkeretaapian menggunakan prasarana
perkeretaapian yang dimiliki atau dioperasikan oleh penyelenggara
prasarana perkeretaapian, penyelenggara sarana perkeretaapian harus
membayar biaya penggunaan prasarana perkeretaapian.
2) Besarnya biaya penggunaan prasarana perkeretaapian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan pedoman penetapan biaya
penggunaan prasarana perkeretaapian yang ditetapkan oleh Menteri.
3) Pedoman penetapan biaya penggunaan prasarana perkeretaapian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung berdasarkan beban
penggunaan prasarana yang berdampak pada biaya perawatan, biaya
pengoperasian, dan penyusutan prasarana dengan memperhitungkan
prioritas penggunaan prasarana perkeretaapian.
c. Peraturan Presiden 53/2012
1) Pasal 12
a) Setiap penyelenggara sarana perkeretaapian yang menggunakan
prasarana perkeretaapian wajib membayar biaya penggunaan
5- 34 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
prasarana perkeretaapian kepada Badan Usaha penyelenggara
prasarana perkeretaapian.
b) Besaran biaya penggunaan prasarana perkeretaapian sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), dihitung berdasarkan pedoman
penetapan biaya penggunaan prasarana perkeretaapian yang
ditetapkan oleh Menteri.
2) Pasal 13
Dalam hal tidak ada Badan Usaha yang menyelenggarakan prasarana
perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Pemerintah
dapat menyelenggarakan prasarana perkeretaapian milik negara melalui
penugasan kepada BUMN penyelenggara prasarana perkeretaapian.
3) Pasal 14
(1) Dalam hal BUMN penyelenggara prasarana perkeretaapian
sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 belum terbentuk, Menteri
menugaskan BUMN penyelenggara sarana perkeretaapian untuk
menyelenggarakan prasarana perkeretaapian milik negara.
(2) BUMN penyelenggara sarana perkeretaapian yang menggunakan
prasarana perkeretaapian milik negara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), membayar biaya penggunaan prasarana
perkeretaapian dengan menyetorkannya ke Kas Negara.
4) Pasal 15
Biaya penggunaan prasarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (2), merupakan penerimaan negara bukan pajak
yang tarifnya ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Berdasarkan ketentuan peraturan diatas maka Direktorat
Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api berwenang menyelenggarakan
biaya penggunaan prasarana perkeretaapian (Track Acses
Charges/TAC).
Penerimaan PNBP Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
Tahun 2017 sebagai berikut:
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 35
a. PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Berikut Daftar Penerimaan PNBP yang berasal dari penyelenggara
sarana perkeretaapian dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero).
Tabel 5.15 Penerimaan PNBP dari PT KAI
NO Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan Keterangan
1. Jasa pelayanan
penerbitan izin
Bidang
Perkeretaapian
(perizinan
penyelenggara
perkeretaapian
umum, penerbitan
izin operasi sarana
perkeretaapian
umum,penambahan
frekuensi)
20 Februari 2017 Rp2.040.000 Lintas Semarang
Poncol - Surabaya
Pasar Turi dan
denda Administrasi
2 % sesuai dengan
PM 84 Tahun 2016
Pasal 34
2. Jasa pelayanan
penerbitan izin
Bidang
Perkeretaapian
(perizinan
penyelenggara
perkeretaapian,
penerbitan izin
operasi sarana
perkeretaapian
umum, penambahan
lintas pelayanan)
09 Juni 2017 Rp78.000.000 Penambahan Lintas
Pelayanan atas
Perubahan Gapeka
2017 dengan
dikeluarkannya KP
431 Tahun 2017
tentang izin operasi
sarana
perkeretaapian
umum PT kereta api
Indonesia (Persero)
5- 36 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
NO Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan Keterangan
3. Jasa pelayanan
penerbitan izin
Bidang
Perkeretaapian
(Perizinan
penyelenggara
Perkeretaapian
Umum, penerbitan
izin operasi sarana
perkeretaapian
umum, penambahan
frekuensi)
09 Juni 2017 Rp112.000.000 Frekuensi atas
penambahan Lintas
Pelayanan atas
Perubahan Gapeka 2017
dengan dikeluarkannya
KP 431 Tahun 2017
tentang izin operasi
sarana perkeretaapian
umum PT kereta api
Indonesia (Persero)
4. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana
perkeretaapian)
09 Juni 2017 Rp113.840.237.723 Pembayaran atas PNBP
TAC periode 1 Januari -
28 Februari
2017 atas hasil
perhitungan sendiri oleh
PT KAI (Persero)
5. Jasa pelayanan
penerbitan izin
Bidang
Perkeretaapian
(Perizinan
penyelenggara
perkeretaapian,
penerbitan izin
operasi sarana
perkeretaapian
umum, penambahan
frekuensi)
28 Juli 2017 Rp57.000.000 DIterbitkan Keputusan
Dirjen KA :
KA.407/SK.91/DJKA/6/1
7 tentang persetujuan
Penambahan Frekuensi
Perjalanan KA di lintas
yang sama oleh PT. KAI
(Persero)
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 37
NO Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan Keterangan
6. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana
perkeretaapian)
28 Juli 2017 Rp63.718.456.916 Pembayaran Hasil
Perhitungan Sendiri
Kekurangan Januari -
Februari dan
Pembayaran Bulan
Maret PT Kereta Api
Indonesia (Persero)
7. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana
perkeretaapian)
4 September 2017 Rp117.271.379.739 Pembayaran Hasil
Perhitungan bulan April -
Mei PT Kereta Api
Indonesia (Persero)
8. J Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana
perkeretaapian)
4 September 2017 Rp154.265.868.266
Pembayaran TAC atas
Hasil Perhitungan
Sendiri PT KAI (Persero)
periode 1 - 31 Juni 2017
9. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana
perkeretaapian)
15 Desember 2017 Rp196.188.653.109 Pembayaran TAC
Periode Triwulan III
(Juli - September) 2017
berdasarkan perhitungan
sendiri PT. Kereta Api
Indonesia (Persero)
10. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana
perkeretaapian)
28 Desember 2017 Rp95.805.282.183 Pembayaran TAC Periode
Triwulan IV (Oktober -
Desember 2017)
berdasarkan perhitungan
sendiri PT . KAI
5- 38 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
NO Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan Keterangan
11. Jasa pelayanan
penerbitan izin
bidang
perkeretaapian
( Penerbitan izin
usaha, penerbitan
izin baru)
29 Desember 2017 Rp50.000.000 Perhubungan Nomor: KP
1105 Tahun 2017
tentang Izin Usaha
Penyelenggaraan
Prasarana Kereta Api
Ringan / LRT
Terintegrasi di Wilayah
Jakarta, Bogor, Depok
dan Bekasi oleh PT KAI
(Persero)
12 Jasa pelayanan
penerbitan izin
Bidang
perkeretaapian
(Perizinan
penyelenggara
perkeretaapian
umum, izin operasi,
penerbitan izin
operasi prasarana
perkeretaapian
umum)
29 Desember 2017 Rp70.000.000 Surat Keputusan Menteri
Perhubungan
Nomor: KP 1083 Tahun
2017 tentang Izin
Operasi Prasarana
Perkeretaapian Umum
Kepada PT Kereta Api
Indonesia (Persero)
dari Batu ceper -
Soekarno Hatta
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 39
b. PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI)
Berikut Daftar Penerimaan PNBP yang berasal dari penyelenggara
sarana perkeretaapian dalam hal ini PT. Kereta Commuter Indonesia
(KCI).
Tabel 5.16 Penerimaan PNBP dari PT KCI
NO Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan Keterangan
1. Jasa pelayanan penerbitan
izin bidang perkeretaapian
(Perizinan penyelenggara
perkeretaapian umum,
penerbitan izin operasi
sarana perkeretaapian
umum, penambahan
frekuensi)
31 Maret 2017 Rp254.000.000 Izin Operasi PT KAI
Commuter
Jabodetabek
2. Jasa transportasi
Perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana perkeretaapian)
09 Juni 2017 Rp13.187.594.582 Pembayaran PNBP
TAC berdasarkan
self assessment
periode 1 Januari -
28 Februari
2017 oleh PT KAI
Commuter
Jabodetabek (PT
KCJ)
3. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana perkeretaapian)
1 Agustus 2017 Rp7.101.844.565 Pembayaran Hasil
Perhitungan Sendiri
Kekurangan Januari
- Februari dan
Pembayaran Bulan
Maret PT KAI
Commuter
Jabodetabek
5- 40 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
NO Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan Keterangan
4. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana perkeretaapian)
5 September 2017 Rp14.527.799.209 Pembayaran Hasil
Perhitungan Sendiri
Bulan April - Mei PT
KAI Commuter
Jabodetabek
5. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana perkeretaapian)
24 November 2017 Rp23.130.881.244 Tagihan TAC
Berdasarkan
Perhitungan Sendiri
oleh PT
KAICommuter
Jabodetabek tanggal
1 – 30 Juni 2017
6. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana perkeretaapian)
15 Desember 2017 Rp26.594.749.019 Pembayaran TAC
Periode Triwulan III
(Juli - September
2017) berdasarkan
perhitungan sendiri
PT KAI Commuter
Jabodetabek (PT
KCI)
7. Jasa transportasi
perkeretaaian
(Biaya penggunaan
prasarana perkeretaapian)
28 Desember 2017 Rp10.480.364.981 Pembayaran TAC
Periode Triwulan IV
(Oktober -
Desember 2017)
berdasarkan
perhitungan sendirii
PT. KCJ
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 41
c. PT. Raillink
Berikut Daftar Penerimaan PNBP yang berasal dari
penyelenggara sarana perkeretaapian dalam hal ini PT. Railink.
Tabel 5.17 Penerimaan PNBP dari PT Railink
NO Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan Keterangan
1. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana
perkeretaapian)
09 Juni 2017 Rp454.635.575 Pembayaran PNBP TAC
berdasarkan self
assessment periode 1
Januari - 28 Februari
2017 oleh PT Railink
2. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya Penggunaan
prasarana
perkeretaapian)
1 Agustus 2017 Rp244.088.594 Pembayaran Hasil
Perhitungan Sendiri
Kekurangan Januari -
Februari dan
Pembayaran Bulan
Maret PT Railink
3. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana
perkeretaapian)
6 September 2017 Rp451.526.705 Pembayaran Hasil
Perhitungan Sendiri
bulan April – Mei
PT Railink
4. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana
perkeretaapian)
4 September 2017 Rp603.209.519 Tagihan TAC
berdasarkan perhitungan
sendiri PT Railink
tanggal 1 - 30 Juni
2017
5- 42 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
NO Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan Keterangan
5. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana
perkeretaapian)
15 Desember 2017 Rp196.188.653.109 Pembayaran TAC
Periode Triwulan III
(Juli - September)
2017 berdasarkan
perhitungan sendiri
PT. Kereta Api
Indonesia (Persero)
6. Jasa transportasi
perkeretaapian
(Biaya penggunaan
prasarana
perkeretaapian)
29 Desember 2017 Rp328.932.615 Pembayaran TAC
Periode Triwulan IV
(Oktober - Desember
2017) berdasarkan
perhitungan sendiri
PT . Railink
7. Jasa pelayanan
penerbitan izin
bidang
perkeretaapian
(Perizinan
penyelenggara
perkeretaapian,
penerbitan izin
operasi sarana
perkeretaapian
umum, lintas
pelayanan
29 Desember 2017 Rp2.000.000 Manggarai – Bandara
Soekarno Hatta
sesuai dengan KP.
1084 tahun 2017
tentang Izin Operasi
Sarana
Perkeretaapian Umum
kepada PT Railink
(lintas Pelayanan)
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 5 - 43
NO Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan Keterangan
8. Jasa pelayanan
penerbitan izin
bidang
perkeretaapian
(Perizinan
penyelenggara
perkeretaapian
umum, penerbitan
izin operasi sarana
perkeretaapian
umum, penambahan
frekuensi)
29 Desember 2017 Rp82.000.000 Manggarai – Bandara
Soekarno Hatta sesuai
dengan KP. 1084
tahun 2017 tentang
Izin Operasi Sarana
Perkeretaapian Umum
kepada PT Railink
(82 Frekuensi)
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
d. Kereta Api Khusus
Berikut Daftar Penerimaan PNBP yang berasal dari penyelenggara
sarana perkeretaapian dalam hal ini yang menyelenggaraan Kereta
Api Khusus.
Tabel 5.18 Penerimaan PNBP Penyelenggara Kereta Api Khusus
NO Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan Keterangan
1. Jasa Pelayanan
Penerbitan Ijin Bidang
Perkeretaapian
(Perizinan
penyelenggaraan
perkeretaapian
khusus, penerbitan
persetujuan prinsip
pembangunan,
penerbitan
perpanjangan)
9 Februari 2017 Rp50.000.000 Pembayaran
Persetujuan Prinsip
Pembangunan Lintas
Bangko Tengah,
Tanjung Enim (Sumsel)
- Srengsem (Lampung)
5- 44 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
NO Jenis Pemanfaatan Tanggal Penerimaan Keterangan
2. Pelayanan penerbitan
izin bidang
perkeretaapian,
perizinan
penyelenggaran
perkeretaapian khusus,
penerbitan/pengesahan
izin operasi
perkeretaapian khusus)
17 Oktober 2017 Rp100.000.000 KP 841 Tahun
2017 tentang Izin
Operasi
Perkeretaapian
Khusus kepada PT
Angkasa Pura II
(Persero) Lintas
Terminal 2 -
Terminal 3 Jalur A
Bandar Udara
Soekarno Hatta
kecepatan
maksimal 30
km/jam
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
Tabel 5.19 Rekapitulasi Penerimaan PNBP Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Tahun 2017
NO PERUSAHAAN/OPERATOR JUMLAH
1. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Rp. 741.458.917.936
2. PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI) Rp. 95.277.233.600
3. PT. Raillink Rp. 2.829.422.011
4 Kereta Api Khusus Rp. 150.000.000
TOTAL Rp. 839.715.573.547
Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2017
BAB
6
KEGIATANPENINGKATANKESELAMATANPERKERETAAPIAN
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 1
B AB VI KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
Peningkatan keselamatan perkeretaapian merupakan hal yang menjadi prioritas
dan perlu ditunjang oleh semua aspek dalam penyelenggaraan perkeretaapian,
meliputi aspek sarana, prasarana, operasional termasuk Sumber Daya Manusia
(SDM). Pada Tahun 2017 telah terjadi 17 kali kejadian kecelakaan
perkeretaapian dengan menggunakan perhitungan Rate of Accident (RoA) yang
merupakan salah satu bentuk indikator untuk mengkaji kondisi perkeretaapian di
Indonesia. Cara pengkajian tersebut adalah dengan menganalisis keselamatan
perkeretaapian yang mengacu pada jumlah kecelakaan dan dinormalisasi
dengan per juta km’sp tempuh (km’sp traveled) pada tahun tersebut. Formulasi
yang digunakan yaitu :
Gambar 6.1. Formulasi Rate of Accident
Direktorat Jenderal Perkeretaapian selaku regulator melaksanakan inventarisasi
jumlah kejadian kecelakaan kereta api dengan kategori anjlokan, tabrakan KA
dengan KA, dan terguling sedangkan faktor normalisasi per jutaan km’sp tempuh
didapatkan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku penyelenggara sarana
dan prasarana perkeretaapian. Perhitungan rasio kejadian kecelakaan
transportasi kereta api (rate of accident) telah dilakukan sejak tahun 2007
dengan rasio kejadian kecelakaan yaitu sebesar 2,99/1 juta km’sp dengan jumlah
kecelakaan 139 kejadian. Di tahun 2017 berbagai upaya peningkatan
BAB
6
6 - 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
keselamatan yang telah dilaksanakan, dan jumlah kejadian kecelakaan menurun
signifikan dari 139 kejadian menjadi 17 kejadian. Berikut ini adalah rasio kejadian
kecelakaan transportasi kereta api (rate of accident) dari tahun 2007 s.d 2017
sebagai berikut :
Tabel 6.1 Rate Of Accident (RoA) Transportasi Perkeretaapian
Tahun Jumlah
Kecelakaan KM’SP Tempuh
RoA (Rate of Accident)
2007 139 46.414.271 2,99
2008 126 47.568.579 2,65
2009 69 48.188.833 1,43
2010 42 48.722.833 0,86
2011 33 50.140.079 0,66
2012 31 65.635.028 0,47
2013 39 53.961.479 0,72
2014 39 60.363.012 0,65
2015 73 63.710.056 1,15
2016 15 63.062.950 0,24
2017 17 66.489.586 0,26
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2017
6.1. Bidang Rekayasa dan Peningkatan Keselamatan
Dalam rangka peningkatan
keselamatan di bidang perkeretaapian
dan implementasi Zero Accident di
bidang transportasi, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian menyelenggarakan
budaya keselamatan yang ditanamkan
kepada pelajar dan mahasiswa melalui
workshop atau sosialisasi keselamatan
perkeretaapian, sebagai berikut :
1. Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian, berupa
kegiatan workshop atau sosialisasi keselamatan perkeretaapian yang
dilaksanakan di kota Bandung, Surabaya, Serang (Banten), Cirebon, Depok,
Gambar 6.2. Kegiatan Sosialisasi di Sekolah
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 3
Yogyakarta, Surakarta dan Tangerang, dengan melibatkan sekolah – sekolah
yang lokasinya berdekatan dengan rel kereta api.
2. Kegiatan Workshop Preventif Kecelakaan di bidang Perkeretaapian yang
dilaksanakan di Kota Surabaya dan Bandar Lampung, merupakan pelatihan
untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang
perkeretaapian untuk personil Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Pemerintah
Daerah dan PT KAI (Persero) yang terkait dalam memberikan pengetahuan
terhadap penanganan kecelakaan perkeretaapian.
Gambar 6.3. Kegiatan Sosialisasi Keselamatan dan Workshop Preventif Kecelakaan
3. Kegiatan Rakornis Keselamatan perkeretaapian, yang dilaksanakan di Kota
Tangerang pada bulan September 2017 dengan topik “Sinergitas Kementerian
Perhubungan Dengan Stakeholder Terkait Program Penataan Dan Penutupan
Perlintasan Sebidang Kereta Api Di Jalan Nasional, Provinsi dan
Kabupaten/Kota” yang dihadiri oleh instansi Pemerintahan terkait yang
menangani sektor perkeretaapian dan operator yaitu PT. KAI (Indonesia).
Hasil dari kesepakatan dan Rakornis adalah penataan dan penutupan
perlintasan sebidang KA, sosialisasi program penataan dan penutupan
perlintasan sebidang, menanggulangi penutupan cikal bakal perlintasan,
penutupan perlintasan sebidang yang sudah dilengkapi dengan Flyover dan/
atau Underpass, pembentukan Forum Perkeretaapian, perawatan prasarana,
jembatan penyeberangan orang, serta pemanfaatan CSR dan MoU antara
Pemerintah Daerah dan Kementerian Perhubungan.
4. Kegiatan monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rekayasa dan
Peningkatan keselamatan untuk mengidentifikasi permasalahan pada
perlintasan sebidang yang dianggap rawan dan melaporkan kepada pimpinan
dalam rangka peningkatan keselamatan perkeretaapian.
6 - 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Tujuannya adalah mengidentifikasi permasalahan pada perlintasan sebidang
dan memonitoring kondisi tersebut tiap tahunnya, sehingga dapat diambil
tindakan segera demi peningkatan keselamatan. Kegiatan penanganan
perlintasan sebidang, yang merupakan upaya pengamanan perjalanan kereta
api dan pengguna jalan raya untuk mengurangi terjadinya kecelakaan di
perlintasan sebidang yaitu dengan menutup perlintasan sebidang atau
membangun flyover/underpass. Pada Tahun 2017 telah dilaksanakan
beberapa penutupan perlintasan sebidang di beberapa wilayah operasional
perkeretaapian nasional, adapun lokasi penutupan perlintasan dengan rincian
sebagai berikut:
a) Pejompongan, Jakarta Pusat, JPL No.42 Lintas Tanah Abang – Serpong,
penutupan dilaksanakan pada bulan April 2017;
b) Pondok Kopi, Jakarta Timur, JPL No. 63 Lintas Manggarai – Bekasi,
penutupan dilaksanakan pada bulan April 2017;
c) Pasar Minggu, Jakarta Selatan, JPL No.20a Lintas Manggarai – Bogor,
penutupan perlintasan sebidang dilaksanakan pada bulan Mei 2017;
d) TB Simatupang, Jakarta Selatan, JPL No. 20c Lintas Manggarai – Bogor,
penutupan dilaksanakan pada bulan Mei 2017;
e) Bandengan Utara, Jakarta Utara, JPL No.2 Km 2+823 penutupan
dilakukan pada bulan September 2017
f) Bandengan Selatan, Jakarta Barat, JPL No. 3 dan Km 2+850, penutupan
dilakukan pada bulan September 2017;
g) Hasyim Asyari (ITC Roxy), Jakarta Pusat, JPL No.31, penutupan
dilaksanakan pada bulan Oktober 2017;
h) Angkasa, Jakarta Pusat, JPL No.14a, penutupan dilaksanakan pada
bulan Oktober 2017;
i) Angkasa, Jakarta Pusat, JPL No. 14 b penutupan dilaksanakan pada
bulan Oktober 2017.;
j) Perlintasan Janti dan Sentolo yang dilaksanakan bulan November 2017
yaitu penutupan permanen/total perlintasan sebidang di bawah flyover
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 5
Janti Kabupaten Sleman dan perlintasan sebidang di Wilayah Kecamatan
Sentolo Kabupaten Kulonprogo JPL No.344 dan JPL No.696;
k) Perlintasan Dermoleng pada bulan Desember 2017 yaitu penutupan
perlintasan sebidang JPL No.269 Dermoleng.
Tabel 6.2 Pintu Perlintasan Sebidang
No Perlintasan Jawa Sumatera Total
1 Resmi
Dijaga
Tidak dijaga
969
2.923
225
533
1.194
3.456
2 Tidak Resmi 594 585 1.179
Jumlah 4.486 1.343 5.829
Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2017
Gambar 6.4. Kegiatan Penutupan Perlintasan Sebidang Kereta Api
6 - 6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
6.2. Bidang Audit dan Inspeksi Keselamatan Perkeretaapian
Audit dan peningkatan keselamatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan, norma, standar, pedoman, kriteria dan prosedur,
bimbingan teknis serta evaluasi dan pelaporan dalam pelaksanaan audit dan
peningkatan keselamatan
Dalam rangka kegiatan peningkatan keselamatan di bidang perkeretaapian dan
implementasi Zero Accident, maka sangat penting untuk melakukan audit dan
inspeksi keselamatan perkeretaapian. Adapun pelaksanaan kegiatan Audit dan
inspeksi keselamatan perkeretaapian dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
1) Audit
Agar moda transportasi kereta api dapat berjalan dengan baik, aman dan
selamat, maka diperlukan audit keselamatan bidang prasarana, sarana,
SDM, dan lalu lintas. Pada Daop 1 Jakarta sampai dengan Daop 9 Jember
dan Divre 1 Sumatera Utara sampai dengan Divre 4 Tanjung Karang
PT. KAI (Persero) telah melakukan audit keselamatan.
Tabel 6.3 Kegiatan Audit Tahun 2017
No. Tanggal Lokasi
1 21-28 Agustus 2017 Daop I Jakarta
2 22-25 Agustus 2017 Daop II Bandung
3 4-8 September 2017 Daop III Cirebon
4 4-8 September 2017 Daop 1V Semarang
5 11-5 Setember 2017 Daop V Purwokerto
6 11-15 September 2017 Daop VI Yogyakarta
7 25-28 September 2017 Daop VII Madiun
8 25-29 September 2017 Daop VIII Surabaya
9 9-12 Oktober 2017 Daop IX Jember
10 10-13 Oktober 2017 Divre I Sumut
11 21-24 November 2017 Divre II Sumbar
12 21-24 November 2017 Divre III Palembang
13 5-8 Desember 2017 Divre IV Tanjungkarang
Sumber : Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2017
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 7
Gambar 6.5 Kegiatan Audit Keselamatan KA
2) Pelaksanaan Safety Assesmen
Telah dilaksanakan kegiatan Safety Assesment pada tahun 2017 di berbagai
daerah, diantaranya :
Tabel 6.4 Kegiatan Safety Assesment tahun 2017
No. Safety Assessment Waktu
1. Pembangunan Jalur KA Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Sei Mangke
18 Januari 2017
2. Safety Assessment Signaling System Dan Gardu
Traksi Cakung, Cibitung, Dan Cikarang Pekerjaan
Railway Electrification And Double-Double Tracking
Of Java Main Line Project (I) Package B1 Railway
Facility Construction For Bekasi To Cikarang Antara
Cakung S.D Cikarang
27 Januari 2017
3. Stasiun Tiga Gajah – Baturaja 23 – 24 Februari 2017
4. Jalur dan bangunan lintas Prabumulih – Kertapati
antara Lembak – Simpang
8 – 10 Mei 2017
5. Pembangunan CTS Surabaya Gubeng 5 – 8 Juni 2017
6. Jaringan LAA antara Bekasi – Cikarang 1 – 3 Agustus 2017
7. Signaling system Manggarai Jatinegara 29-31 Agustus 2017
8. Sistem Perkeretaapian khusus Skytrain Bandara
Soeta (T2-T3 Jalur A)
1-3 September 2017
9. Stasiun antara Bekasi – Cikarang 23-24 September 2017
10 Jalur KA Kebasen –Randegan 21-23 Oktober 2017
11. Sistem Perkeretaapian khusus Skytrain Bandara
Soeta (T1-T2 Jalur A)
19-21 November 2017
6 - 8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
No. Safety Assessment Waktu
12. Prasarana Perkeretaapian antara Sta. Araskabu –
Kualanamo
7-9 November 2017
13. Jalur VIII dan IX STa. Manggarai 22-23 November 2017
14 Prasarana KA Bandara antara Sta. Batuceper – Sta.
BSH
26-29 November 2017
15 Sta. KA Bandara Soekarno Hatta 8 Desember 2017
16 Shelter Integrated Building Perkeretaapian Khusus
Skytrain BSH
8 Desember 2017
17 Sta. Sudirman Baru dan Sta. Batuceper 8 Desember 2017
18 Peralatan Persinyalan Jalur 7 dan 8 Stasiun Nambo 11 Desember 2017
19 Prasrana (jalur B) dan Sarana (trainset 2 dan 3)
Sistem Perkeretaapian khusus Skytrain
17 Desember 2017
Sumber : Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2017
Gambar 6.6 Kegiatan Safety Assement KA Bandara dan Skytrain
Gambar 6.7 Kegiatan Safety Assement KA di Stasiun Manggarai
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 9
3) Inspeksi Keselamatan Perkeretaapian
Salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa
transportasi perkeretaapian adalah keselamatan, dan untuk itu perlu
dilakukan pengawasan oleh Pemerintah. Salah satu bentuk pengawasannya
adalah dengan melakukan inspeksi terjadwal dan inspeksi mendadak/ramp
check di Daop 1 Jakarta sampai dengan Daerah Operasi (DAOP) 9 Jember
dan Divisi Regional (Divre) 1 Sumatera Utara sampai dengan Divre 4
Tanjung Karang. Pengawasan tersebut bertujuan untuk mengetahui kinerja
operator (PT KAI) dalam melakukan operasional kereta api, khususnya
dalam rangka inspeksi angkutan lebaran.
Tabel 6.5 Kegiatan Inspeksi Keselamatan Perkeretaapian
No Tanggal Lokasi
1 10 - 13 April 2017 Daop 1 Jakarta
2 10 - 13 April 2017 Daop 3 Cirebon
3 10 - 13 April 2017 Daop 4 Semarang
4 18 - 21 April 2017 Daop 5 Purwokerto
5 25 - 28 April 2017 Daop 6 Yogyakarta
6 25 - 28 April 2017 Daop 7 Madiun
7 25 - 28 April 2017 Daop 8 Surabaya
8 25 - 28 April 2017 Daop 9 Jember
9 2 - 5 Mei 2017 Divre I Sumatera Utara
10 2 - 5 Mei 2017 Divre II Sumatera Barat
11 16 - 19 Mei 2017 Divre III Palembang
12 16 - 19 Mei 2017 Divre IV Tanjungkarang
13 16 - 19 Mei 2017 Daop 2 Bandung
Sumber : Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2017
6 - 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Gambar 6.8 Kegiatan Inspeksi
4) Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA
Pada tahun 2017, untuk meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api
Direktorat Keselamatan Perkeretaapian telah melaksanakan kegiatan
identifikasi daerah rawan kecelakaan kereta api yaitu pada daerah Kroya,
Randegan, Kebasen, Notog, Prupuk, Karangsari, Bumiayu, Legok,
Linggapura. Kecelakaan biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
dari segi sarana, prasarana, manusia, dan alam. Berkaitan dengan
peningkatan keselamatan, maka perlu dilakukan pencegahan kecelakaan
secara dini yaitu dengan mengidentifikasi daerah rawan yang sering terjadi
kecelakaan kereta api.
Gambar 6.9 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah Kroya
Gambar 6.10 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah Randegan
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 11
Gambar 6.11 Kegiatan Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan KA Daerah Randegan
6.3. Bidang Pemeriksaan dan Analisis Kecelakaan
6.3.1. Pemeriksaan Peralatan Penanganan Kecelakaan
Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan KA dilaksanakan
dengan maksud untuk mengetahui jumlah, kondisi, distribusi dan pengelolaan
peralatan penanganan kecelakaan kereta api dan bertujuan untuk memberikan
data dan informasi mengenai jumlah, kondisi, distribusi dan pengelolaan
peralatan penanganan kecelakaan kereta api dalam rangka pengawasan
penyelenggaraan perkeretaapian dan peningkatan keselamatan perkeretaapian.
Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan KA tahun 2017 adalah
sebagai berikut :
1) Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan di Divre II
Sumatera Barat pada bulan Februari 2017;
2) Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan di Daop 7
Madiun pada bulan Februari 2017;
3) Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan di Daop 3
Cirebon pada bulan Februari 2017;
4) Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan di Daop 2
Bandung pada bulan Maret 2017;
5) Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan di Daop 5
Purwokerto pada bulan Maret 2017;
6) Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan di Daop 6
Yogyakarta pada bulan Maret 2017;
6 - 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
7) Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan di Divre I Medan
pada bulan Agustus 2017;
8) Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan di Daop 1
Jakarta pada bulan Desember 2017;
9) Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan di Daop 9
Jember pada bulan Desember 2017;
10) Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan di Daop 8 pada
bulan September 2017 ;
11) Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan di Divre III
Sumatera Selatan dan Divre IV Lampung pada bulan Oktober 2017;
12) Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan di Daop 4
Semarang pada bulan Oktober 2017;
13) Kegiatan pemeriksaan peralatan penanganan kecelakaan pada bulan
Desember 2017 di Wilayah Daop 1 Jakarta.
6.3.2. Pembinaan Teknis Pemeriksaan Kecelakaan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan para
peserta mengenai tata cara pemeriksaan kecelakaan kereta api dalam rangka
pembinaan terhadap SDM Perkeretaapian sehingga dapat meningkatkan
keselamatan transportasi khususnya perkeretaapian. Pada tahun 2017 kegiatan
ini telah dilaksanakan di 4 lokasi sebagai berikut :
1. Kegiatan pembinaan teknis pemeriksaan kecelakaan di Kota Jakarta yang
dilaksanakan pada bulan Mei 2017, peserta pembinaan teknis pemeriksaan
kecelakaan kereta api terdiri dari Balai Pengujian Perkeretaapian, Balai
Teknik Perkeretaapian (BTP) Wilayah Jakarta dan Banten, Direktorat Lalu
Lintas dan Angkutan Kereta Api, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian, Direktorat Prasarana Perkeretaapian, Direktorat
Keselamatan Perkeretaapian dan Badan Pengelola Transportasi
Jabodetabek (BPTJ). Narasumber yang mengisi pada acara bimbingan
teknis penanganan kecelakaan kereta api adalah berasal dari Direktorat
Jenderal Perkeretaapian, Komite Nasional Keselamatan Transpotasi
(KNKT), PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dan Tenaga Ahli di bidang
Perkeretaapian.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 13
2. Kegiatan pembinaan teknis pemeriksaan kecelakaan di Kota Semarang yang
dilaksanakan pada bulan Agustus 2017. Peserta pembinaan teknis
pemeriksaan kecelakaan kereta api terdiri dari BTP Wilayah Jawa Bagian
Tengah, Balai Perawatan Perkeretaapian, Daop 4 Semarang, Dinas
Perhubungan (Dishub) Kota Semarang dan Dinas Perhubungan Provinsi
Semarang. Narasumber yang mengisi pada acara bimbingan teknis
penanganan kecelakaan kereta api adalah berasal dari Ditjen
Perkeretaapian, Komite Nasional Keselamatan Transpotasi (KNKT),
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dan Tenaga Ahli di bidang
perkeretaapian.
3. Kegiatan Pembinaan Teknis Pemeriksaan Kecelakaan di Kota Bandung
yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2017. Peserta untuk Kegiatan
Pembinaan Pemeriksaan Kecelakaan Kereta yang terdiri dari Subdit
Pemeriksaan dan Analisis Kecelakaan. Narasumber yang mengisi pada
acara bimbingan teknis penanganan kecelakaan kereta api adalah berasal
dari Ditjen Perkeretaapian, KNKT, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dan
Tenaga Ahli di bidang perkeretaapian.
4. Kegiatan pembinaan teknis pemeriksaan kecelakaan di Kota Banten yang
dilaksanakan pada bulan November 2017. Peserta peserta untuk kegiatan
pembinaan pemeriksaan kecelakaan terdiri dari Dishub Provinsi Banten,
Dishub Provinsi DKI Jakarta, BTP Wilayah Jawa Bagian Tengah, BTP
Wilayah Jawa Bagian Timur, Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta
dan Banten, BTP Wilayah Sumatera Bagian Utara, BTP Wilayah Sumatera
Bagian Barat, BTP Wilayah Bagian Selatan, PT. KAI Daop 1 Jakarta, BPTJ,
PT. MRT Jakarta, Kantor Pembangunan LRT Jabodebek, Kantor
Pembangunan LRT Palembang, PT. Commuter Indonesia, PT. LEN Industri
APMS dan PT. Jakarta Propertindo. Narasumber yang mengisi pada acara
bimbingan teknis penanganan kecelakaan kereta api adalah berasal dari
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, KNKT, PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) dan Tenaga Ahli di bidang perkeretaapian.
6 - 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Gambar 6.12 Kegiatan Pembinaan Teknis Pemeriksaan Kecelakaan
6.3.3. Sistem Manajemen Keselamatan Kereta Api (SIMKA)
Maksud dari kegiatan pemeriksaan ini adalah untuk melakukan inventarisasi
data, peninjauan lapangan dan dokumentasi sebagai data dukung pemutakhiran
sistem informasi kecelakaan perkeretaapian. Kegiatan inventarisasi data, tinjau
lapangan dan dokumentasi lokasi penting terkait pemutakhiran sistem informasi
kecelakaan dilaksanakan dengan berkoordinasi ke pihak balai teknik
perkeretaapian untuk mengumpulkan data prasarana, fasilitas operasi, lokasi
rawan bencana, data perlintasan sebidang dan peninjauan lapangan serta
dokumentasi lokasi penting terkait pemutakhiran sistem informasi kecelakaan
perkeretaapian. Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam inventarisasi data,
tinjau lapangan, dan dokumentasi lokasi penting terkait pemutakhiran sistem
informasi kecelakaan perkeretaapian, antara lain:
a. Melakukan pengumpulan data prasarana, fasilitas operasi, lokasi rawan
bencana, data perlintasan sebidang di bawah operasi;
b. Melakukan peninjauan lapangan serta dokumentasi lokasi penting sebagai
sample untuk pemutakhiran sistem informasi kecelakaan perkeretaapian;
c. Melakukan pemetaan beberapa lokasi penting di Wilayah Operasi Balai.
6.3.4. Evaluasi Keselamatan Bidang Perkeretaapian
Kegiatan evaluasi bidang keselamatan perkeretaapian dilaksanakan dengan
maksud untuk melaporkan kejadian kecelakaan kereta api, evaluasi keselamatan
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 15
di bidang perkeretaapian, evaluasi penanganan kecelakaan, menganalisa
penyebab kecelakaan, pembuatan laporan kecelakaan dan pembuatan
kesimpulan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan bertujuan
untuk pelaporan atas kejadian kecelakaan kereta api, analisa terhadap faktor
yang ikut berkontribusi sebagai penyebab kecelakaan kereta api, penanganan
kecelakaan kereta api serta evaluasi kecelakaan di bidang perkeretaapian,
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan.
Kegiatan Evaluasi Bidang Keselamatan Perkeretaapian Tahun 2017 adalah;
1. Evaluasi keselamatan perkeretaapian yang dilaksanakan pada bulan Maret 2017;
2. Evaluasi keselamatan perkeretaapian terkait pengambilan data di BTP
Wilayah Jawa Tengah yang dilaksanakan pada bulan April 2017;
3. Evaluasi keselamatan terkait kejadian kecelakaan di perlintasan sebidang di
kemeranjen yang dilaksanakan pada bulan April 2017;
4. Evaluasi keselamatan terkait pengambilan data awal anjlokan KA 3040a di
Stasiun Air Asam yang dilaksanakan pada bulan April 2017;
5. Evaluasi keselamatan terkait anjlokan di emplasemen Stasiun Jatinegara
yang dilaksanakan pada bulan Maret 2017;
6. Evaluasi keselamatan di bidang perkeretaapian terkait penutupan pintu
perlintasan di Surabaya yang dilaksanakan pada bulan Mei 2017;
7. Evaluasi keselamatan terkait kejadian anjlokan KA Argo Bromo Anggrek
akibat tertemper di Stasiun Sedadi yang dilaksanakan pada bulan Mei 2017;
8. Evaluasi keselamatan terkait kejadian KA Prameks Tertemper yang
dilaksanakan pada bulan Juni 2017;
9. Evaluasi keselamatan terkait dengan kejadian KA Prameks mengeluarkan
asap yang dilaksanakan pada bulan Juni 2017;
10. Evaluasi keselamatan terkait dengan lokomotif anjlok di emplasemen
Stasiun Surabaya Pasarturi yang dilaksanakan pada bulan Juni 2017;
11. Evaluasi keselamatan terkait dengan kejadian KA 470 tertemper mobil
penumpang di Serang yang dilaksanakan pada bulan Juli 2017;
12. Evaluasi keselamatan terkait kecelakaan 402 Kaligung tertemper Avanza
yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2017;
6 - 16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
13. Kegiatan melaksanakan tinjauan lapangan terkait kejadian longsoran di Km.
239+400 antara Stasiun Cipendeuy – Stasiun Cirahayu Wilayah Daop 2
Bandung;
14. Kegiatan melaksanakan pengumpulan data terkait kejadian mobil truk
muatan crane mengalami mati mesin di JPL No. 43 Km. 109+2/3 antara
Stasiun Pasir Bungur – Stasiun Pringkasap yang dilaksanakan pada bulan
Oktober 2017 Wilayah Daop 3 Cirebon;
15. Melaksanakan kegiatan evaluasi penyelenggaraan angkutan kereta api
perintis di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta yang dilaksanakan pada bulan
September 2017.
6.3.5. Pembinan Teknis Analisis Kecelakaan
Maksud kegiatan pembinaan
teknis analisis kecelakaan
kereta api adalah sebagai
pemenuhan kebutuhan
sesuai pedoman yang
ditetapkan untuk
meningkatkan pemahaman
akan analisis kecelakaan
kereta api untuk pihak
regulator, penyelenggara
perkeretaapian maupun pemerintah daerah. Tujuan kegiatan bimbingan
teknis analisis kecelakaan kereta api adalah untuk meningkatkan kualitas
personil yang terlibat secara aktif dalam analisis kecelakaan kereta api dan
meningkatkan pengetahuan personil mengenai metode dan prosedur
analisis kecelakaan kereta api.
Pada tahun 2017 telah dilaksanakan di Kota Bekasi yang dilaksanakan pada
bulan Juli 2017 di Tangerang Selatan pada bulan November 2017, peserta
yang terdiri dari Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, BTP Wilayah
Jakarta dan Banten, BTP Wilayah Jawa Bagian Barat, BTP Wilayah Jawa
Bagian Tengah, BTP Wilayah Jawa Bagian Timur, BTP Wilayah Sumatera
Bagian Barat, Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian
Selatan, BTP Wilayah Sumatera Bagian Utara dan Balai Pengujian
Gambar 6.13 Kegiatan Pembinaan Teknis Analisis Kecelakaan di Bekasi
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 17
Perkeretaapian, KNKT, PT.KAI (Persero) dan Tenaga Ahli di bidang
perkeretaapian dengan materi sebagai berikut :
1. Kebijakan pemerintah tentang peningkatan keselamatan kereta api;
2. General Perspective dalam kegiatan pemeriksaan dan analisis
kecelakaan dan tata cara pengumpulan dan pengolahan data faktual
pada kejadian kecelakaan kereta api;
3. Standar teknis keselamatan serta pemahaman tentang Safety Audit dan
Safety Assesment untuk mendukung analisis kecelakaan
perkeretaapian;
4. Aspek penegakan hukum dalam pemeriksaan dan analisis kecelakaan;
5. Faktor lokomotif, kereta, gerbong dan peralatan khusus (identifikasi
komponen standar, teknik dan metode pengukuran dan pengujian, faktor
yang berkontribusi dalam kecelakaan KA) dan pemodelan alur
investigasi kecelakaan (James Reason Model of Accident Causation);
6. Aspek penegakan hukum dalam penanganan kecelakaan;
7. Faktor jalur KA, jembatan, terowongan dan bangunan (identifikasi
komponen standar, teknik dan metode pengukuran dan pengujian, faktor
yang berkontribusi dalam kecelakaan KA);
8. Faktor fasilitas operasi (identifikasi komponen standar, teknik dan
metode pengukuran dan pengujian, faktor yang berkontribusi dalam
kecelakaan KA);
9. Konsep human factor, terminologi just culture dan fatigue management
dalam investigasi;
10. Analisis kejadian kecelakaan (anjlokan dan tabrakan kereta api).
6 - 18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Gambar 6.14 Kegiatan Pembinaan Teknis Analisis Kecelakaan
6.3.6. Pembinaan Keselamatan SDM Kontraktor dan Konsultan di Bidang
Perkeretapian
Kecelakaan kereta api dapat dimungkinkan terjadi karena beberapa faktor.
Salah satu kemungkinan adalah faktor prasarana perkeretaapian. Untuk
mencegah terjadinya kelalaian kontraktor dalam mengerjakan prasarana
perkeretaapian, maka diperlukan suatu pembinaan SDM di bidang
perkeretaapian seperti kontraktor, konsultan dan staf lapangan guna
menjamin keselamatan dan kemanan kerja agar pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga semua pihak
terkait menjadi sadar akan arti penting keselamatan, dan keamanan kerja
serta sanksi hukum pidana yang akan timbul sebagai akibat pelaksanakaan
kegiatan yang tidak sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan
serta kelalaian petugas di lapangan.
Maksud dan tujuan dari acara Pembinaan Keselamatan bagi SDM
Kontraktor dan Konsultan Perkeretaapian adalah untuk meningkatkan
kompetensi serta pengetahuan personil kontraktor dan konsultan pelaksana
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja bidang K3 Perkeretaapian untuk
meningkatkan kualitas dan kapabilitas kontraktor dan konsultan pelaksana
yang memiliki pengetahuan serta kompetensi di dalam keselamatan dan
kesehatan kerja, dengan kegiatan di Kota Semarang, Kota Bekasi dan dikota
Palembang pada tahun 2017 dengan peserta dari perwakilan Balai Teknik
Perkeretaapian, PT.KAI (Persero), kontraktor dan konsultan yang bekerja di
wilayah masing-masing kegiatan pembangunan. Adapun materinya meliputi
penerapan K3 dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan di bidang
perkeretaapian, K3 pada pelaksanaan pekerjaan perencanaan dan kontruksi
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 19
prasarana perkeretaapian di wilayah JawaTengah, Sistem Manajemen K3,
penerapan K3 dalam pelaksanaan kerja kontraktor dan konsultan untuk
pembangunan perkeretaapian dan meminimalisir kesalahan dalam
pelaksanaan pembangunan pekerjaan di bidang perkeretaapian.
Gambar 6.15 Kegiaan Membuka Pembinaan Keselamatan
SDM Kontraktor dan Konsultan Bidang Perkeretaapian
6.4. Sertifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Akreditasi Kelembagaan
Perkeretaapian
Sertifikasi Sumber Daya Manusia Perkeretaapian mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang sertifikasi sumber daya manusia, penetapan
sertifikat keahlian dan kecakapan, peningkatan kompetensi, kualitas dan
kuantitas tenaga perawatan, pemeriksaan, pengujian, inspektur, auditor dan
tenaga pengoperasian prasarana dan sarana kereta api, penyiapan materi
peningkatan kualitas dan kuantitas teknik, penyiapan materi dan pemeriksaan
administrasi peserta uji SDM.
Dalam rangka peningkatan keselamatan di bidang Sumber Daya Manusia
(SDM), Ditjen Perkeretaapian telah melakukan kualifikasi keahlian atau
kecakapan kepada operator sesuai dengan bidang kerjanya. SDM
perkeretaapiaan yang telah mengikuti pelatihan dan memenuhi kualifikasi
keahlian atau kecakapan diberikan sertifikat dari Pemerintah atau badan hukum
Indonesia yang telah memenuhi persyaratan akreditasi.
Sertifikat untuk kualifikasi kecakapan atau keahlian wajib dimiliki SDM
perkeretaapian, terdiri dari sertifikat Awak Sarana, sertifikat Pengatur Perjalanan
6 - 20 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Kereta Api (PPKA), dan sertifikat Penjaga Pintu Perlintasan. Pengajuan
kompetensi sertifikasi SDM bisa diusulkan oleh operator sarana maupun
penyelenggara diklat.
6.4.1. Diklat Pembentukan Tenaga Penguji Sarana dan Prasarana KA
Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
wawasan dan kompetensi Penguji Prasarana dan Penguji Sarana di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian maupun Expert Perkeretaapian khususnya
mengenai teknologi perkeretaapian baru dan kegiatan penyegaran/ peningkatan
kompetensi teknis SDM Perkeretaapian Prasarana Perkeretaapian ini
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan antara lain :
1. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 96 Tahun 2010 tentang Sertifikat
Keahlian Tenaga Penguji Sarana Perkeretaapian;
2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 97 Tahun 2010 tentang Sertifikat
Keahlian Tenaga Penguji Prasarana Perkeretaapian.
Pada tahun 2017 pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga penguji
sarana dan prasarana perkeretaapian tahun 2017 telah diselenggarakan di
madiun yaitu pelaksanaan diklat kompetensi tenaga penguji sarana dan
prasarana perkeretaapian, diklat yang dilakukan dalam bentuk pemberian
materi/teori didalam kelas, praktek dilakukan di Balai Yasa PT KAI (Persero) dan
evaluasi oleh Tim Balai Pengujian Perkeretaapian dan peserta yang lulus diklat
dan uji keahlian akan menerima sertifikat bahwa telah mengikuti Diklat Penguji
Sarana, Penguji Fasilitas Operasi dan Penguji Jalur dan Bangunan.
Gambar 6.16 Kegiatan Pemberian Materi didalam Kelas dan Kegiatan Praktek di Lapangan
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 21
6.4.2. Peningkatan Kompetensi Teknis Inspektur Perkeretaapian
Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah pemenuhan kebutuhan dan kompetensi
SDM bidang Perkeretaapian khususnya Inspektur Perkeretaapian di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian dari sisi regulator yakni Direktorat Jenderal
Perkeretaapian yang mempunyai wewenang dalam melaksanakan pengawasan
yakni inspeksi sarana dan prasarana perkeretaapian, bahwa yang melaksanakan
inspeksi adalah Inspektur Perkeretaapian sesuai amanah Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2007, PP Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 22 Tahun 2011
tentang Sertifikat Inspektur Perkeretaapian.
Pada tahun 2017 pelaksanaan peningkatan kompetensi teknis inspektur
perkeretaapian telah diselenggarakan di Banten, melalui metode in class training
dan praktek kerja lapangan. Adapun output kegiatan ini dilaksanakan terkait akan
diterbitkannya sertifikat keahlian bagi SDM perkeretaapian sebagai inspektur
perkeretaapian yang memiliki kewenangan melaksanakan inspeksi prasarana
dan sarana perkeretaapian dalam hal penetapan lain atau tidak laik operasi.
Berdasarkan PP 56 Tahun 2009 pasal 168 dan 238 tugas inspektur
perkeretaapian, yaitu melakukan pengawasan yang bersifat teknis dan
operasional terhadap pembangunan/pengadaan, pengoperasian, perawatan dan
pengusaan prasarana dan sarana perkeretaapian, tingkatan Inspektur
Perkeretaapian adalah Inspektur Muda, Inspektur Madya dan Inspektur Utama,
kewajiban Inspektur perkeretaapian antara lain membawa tanda pengenal (Smart
Card) sebagai Inspektur perkeretaapian, melakukan inspeksi sesuai ketentuan
yang berlaku, minimal dalam kurun waktu 2 tahun melakukan inspeksi serta
meningkatkan kemampuan sebagai Inspektur Perkeretaapian (melalui pelatihan
penyegaran, seminar atau loka karya minimum sekali dalam 2 tahun dan
kewenangan Inspektur perkeretaapian yaitu menyiapkan perencanaan
pelaksanan inspeksi, menetapkan program kegiatan inspeksi (Inspektur Utama),
melaksanakan inspeksi, melakukan pemantuan tindak lanjut inspeksi,
mengevalusi hasil inspeksi (inspektur Madya dan Utama), melakukan penilaian
hasil inspeksi, mengusulkan tindakan korektif berdasarkan hasil inspektur dan
menetapkan hasil inspeksi, Sanksi Inspektur Perkeretaapian berupa Sertifikat
Inspektur Perkeretaapian dapat dicabut apabila pemegang Sertifikat Inspektur
6 - 22 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Perkeretaapian melanggar kewajiban dan pencabutan sertifikat inspektur
perkeretaapian dilakukan melalui peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali
berturut-turut dengan tenggang waktu 7 (tujuh) hari kerja. Apabila peringatan
tidak diindahkan, dilanjutkan dengan pembekuan Sertifikat Inspektur
Perkeretaapian untuk 30 (tiga puluh) hari kerja dan apabila selama pembekuan
tidak ada upaya perbaikan, maka Sertifikat Inspektur Perkeretaapian dicabut.
Gambar 6.17 Kegiatan Pemberian Materi di dalam Kelas dan
Kegiatan Praktek
6.4.3. Sertifikasi Awak Sarana Perkeretaapian
Maksud dan tujuan kegiatan ini dilaksanakan untuk menguji kecakapan Awak
Sarana Perkeretaapian sesuai amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007,
PP Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian dan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 155 Tahun 2015 tentang Sertifikasi
Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian. Output dari pelaksanaan Uji
Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian dilakukan sebagai syarat untuk
mendapatkan Sertifikat Kecakapan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Perkeretaapian. Pada tahun 2017 pelaksanaan pengujian kecakapan awak
sarana perkeretaapian diselenggarakan di Balai Pengujian Perkeretaapian
Bekasi, melalui metode in class training, wawancara, tes kesehatan dan praktek
pada simulator sarana perkeretaapian. Adapun alur kegiatan pengujian
kecakapan awak sarana perkeretaapian adalah sebagai berikut:
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 23
Tabel 6.6 Alur Kegiatan Sertifikasi Awak Sarana Perkeretaapian
KELOMPOK ALUR KEGIATAN
AWAK SARANA PERKERETAAPIAN
1
Registrasi
Teori + Psikotes Uji Praktek Kesehatan Wawancara
2 Kesehatan Wawancara Teori + Psikotes
Uji Praktek
3
Uji Praktek Wawancara Kesahatan Teori +
Psikotes
Sumber : Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2017
Gambar 6.18 Pelaksanaan Sertifikasi Awak Sarana Perkeretaapian
6.4.4. Sertifikasi Pengujian Kecelakaan Pengatur Perjalanan Kereta Api
dan Pengendali Perjalanan Keretaapi
Maksud dan tujuan kegiatan ini
dilaksanakan untuk menguji
kecakapan pengatur Perjalanan
Kereta Api dan Pengendali
Perjalanan Kereta Api sesuai
amanah UU Nomor 23 Tahun
2007, PP Nomor 56 Tahun
2009 tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian dan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor
21 Tahun 2015 tentang Sertifikat Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api
dan Pengendali Perjalanan Kereta Api. Output dari pelaksanaan Uji Kecakapan
Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api dilakukan
sebagai syarat untuk mendapatkan Sertifikat Kecakapan yang dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Pada tahun 2017 pelaksanaan Pengujian
Gambar 6.19 Peserta Pengujian Kecakapan Pengatur
Perjalanan KA
6 - 24 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta
Api diselenggarakan di Balai Pengujian Perkeretaapian Bekasi, melalui metode
in class training, wawancara, tes kesehatan dan praktek simulator prasarana
perkeretaapian.
6.4.5. Sertifikasi Pengujian Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta Api
Maksud dan tujuan kegiatan ini dilaksanakan untuk menguji kecakapan Penjaga
Perlintasan Kereta Api sesuai amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007,
PP Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian dan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Sertifikat
Penjaga Perlintasan Kereta Api. Output dari pelaksanaan Uji Kecakapan Penjaga
Perlintasan Kereta Api dilakukan sebagai syarat untuk mendapatkan Sertifikat
Kecakapan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Pada tahun
2017 pelaksanaan pengujian kecakapan penjaga perlintasan kereta api
diselenggarakan di Daop dan Divre di lingkungan PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) dan Akademi Perkeretaapian Indonesia-Madiun, melalui metode in
class training, wawancara, tes kesehatan dan praktek lapangan.
Gambar 6.20 Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Pengujian Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta Api
6.4.6. Sertifikasi Pengujian Kecakapan Tenaga Perawatan dan Pemeriksa
Sarana dan Prasarana Perkeretaapian
Maksud dan tujuan kegiatan ini dilaksanakan untuk menguji kecakapan Tenaga
Perawatan dan Pemeriksa Sarana dan Prasarana Perkeretaapian sesuai
amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007, PP Nomor 56 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian dan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 8 Tahun 2017 tentang Tenaga Pemeriksa Sarana, Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 9 Tahun 2017 tentang Sertifikasi Tenaga Pemeriksa
Prasarana, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 16 Tahun 2017 tentang
Sertifikasi Tenaga Perawatan sarana, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 17
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 25
Tahun 2017 tentang Sertifikasi Tenaga Perawatan Prasarana Output dari
pelaksanaan Uji Kecakapan Tenaga Perawatan dan Pemeriksa Sarana dan
Prasarana Perkeretaapian dilakukan sebagai syarat untuk mendapatkan
Sertifikat Kecakapan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Pada tahun 2017 pelaksanaan pengujian kecakapan tenaga perawatan dan
pemeriksa sarana dan prasarana perkeretaapian diselenggarakan di Daop dan
Divre di lingkungan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dan Akademi
Perkeretaapian Indonesia-Madiun, melalui metode in class training, wawancara,
tes kesehatan dan praktek lapangan.
Gambar 6.21 Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Pengujian Kecakapan Tenaga Perawatan dan
Pemeriksa Sarana dan Prasarana Perkeretaapian
Sertifikasi SDM Perkeretaapian telah diterbitkan dari tahun 2013 sampai dengan
2017 sebagaimana yang tercantum dalam gambar di bawah ini :
Gambar 6.22 Sertifikasi SDM Perkeretaapian Tahun 2013 s.d 2017
6.4.7. Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM Perkeretaapian
Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah sesuai dengan amanah Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian di tetapkan dalam hal
6 - 26 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
menjamin dan pemeliharaan mutu kecakapan/keahlian seluruh SDM
Perkeretaapian operasional bidang prasarana maupun sarana perkeretaapian
yang melaksanakan tugas, wajib memiliki sertifikat dan pada saat menjalankan
tugas membawa tanda pengenal (smart card) serta diawasi oleh Pemerintah
dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Pada tahun 2017 kegiatan
monitoring dan evaluasi sertifikasi SDM perkeretaapian yang telah dilaksanakan
di wilayah Yogyakarta, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, dalam kegiatan
tersebut juga dilakukan pemutakhiran data dari masing – masing Daop dan Divre
pembahasan mengenai monitoring dan evaluasi sumber daya manusia PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) tahun 2017 di Bandung dengan pembahasan
sebagai berikut:
a) Sertifikasi SDM Tahun 2017 sebanyak 8.258 orang peserta;
b) Tagihan PNBP Tahun 2017 akan dilaksanakan 2 (dua) tahap yaitu: pertama
untuk pembiayaan uji kompetensi dan tahap kedua biaya penertiban yang
akan dilaksanakan setelah dilakukan sosialisasi kepada PT. KAI (Persero);
c) Usulan uji kompetensi dapat disesuaikan dengan jadwal uji komprehensif
pusdiklat Ir. J. Juanda PT. KAI (Persero);
d) Pergantian calon peserta uji kompensi pada waktu pelaksanaan ujian tidak
diperkenankan sepanjang calon peserta yang bersangkutan belum
memenuhi persyaratan berkas kelengkapan;
e) Penggantian calon peserta uji kompetensi pada waktu pelaksanaan uji tidak
diperkenankan sepanjang calon peserta yang bersangkutan belum
memenuhi persyaratan berkas kelengkapan;
f) Berkas persyaratan diperbolehkan dalam bentuk softcopy, dikirimkan melalui
email maupun perangkat penyimpanan (flash disk);
g) Seluruh permohonan Sertifikasi (baru, perpanjangan, kenaikan jenjang,
rusak dan/atau hilang) hanya melalui Pusdiklat Ir. H. Juanda PT. KAI
(Persero);
h) Terkait permohonan perpanjangan masa berlaku atau kenaikan jenjang,
salah satu berkas kelengkapan yang dikumpulkan hanya buku sertifikatnya
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 27
saja, tanda pengenal kecakapan (smart card) tidak perlu diserahkan dan
dapat tetap dipegang oleh pegawai yang bersangkutan;
i) Awak sarana perkeretaapian yang tidak lulus uji kompetensi dapat tetap
menjalankan tugasnya sesuai dengan tingkat kecakapan ASP yang masih
berlaku;
j) Operator sarana perkeretaapian untuk perawatan jalan rel kereta api (Multi
Tie Tamper, Ballast Profile Regulator (PBR), Escavator, Backhoe dan Crane)
dapat diusulkan untuk mengikuti sertifikasi ASP Peralatan khusus, Tenaga
Pemeriksa dan/atau Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian;
k) Penjaga Perlintasan Kereta Api (PJL) dari alih daya/outsorcing oleh pihak
ketiga yang bekerjasama dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk
menjaga keselamatan perjalanan kereta api, dapat diusulkan mengikuti
sertifikasi dengan mengirimkan surat permohonan dan berkas kelengkapan
termasuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai bidang yang dimohon
yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan yang telah
terakreditasi.
Gambar 6.23 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM Perkeretaapian
6.4.8. Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Sumber
Daya Manusia Perkeretaapian
Melaksanakan visitasi dalam rangka penilaian akreditasi Sekolah Tinggi
Transportasi Darat dari sisi regulator yakni Direktorat Jenderal Perkeretaapian
yang mempunyai wewenang dalam pemberian akreditasi sesuai amanah
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, Peraturan
Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian,
serta Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2011 tentang Sertifikat
Akreditasi Badan Hukum Atau Lembaga Pendidikan Pelatihan SDM
6 - 28 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Perkeretaapian dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 21 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2011
tentang Sertifikat Akreditasi Badan Hukum Atau Lembaga Pendidikan Pelatihan
SDM Perkeretaapian.
Tujuan kegiatan ini dikhususkan untuk verifikasi data dan lapangan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan pemberian akreditasi terhadap Sekolah Tinggi
Transportasi Darat. Pelaksanaan penilaian akreditasi dimaksud diselenggarakan
di Sekolah Tinggi Transportasi Darat Bekasi pada tahun 2017. Adapun kegiatan
ini dilaksanakan terkait akan diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan kompetensi sumber daya manusia perkeretaapian
sebagai berikut :
1) Awak Sarana Perkeretaapian (ASP);
2) Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api
(PPKA);
3) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian;
4) Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian;
5) Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian;
6) Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian;
7) Tenaga Penguji Sarana Perkeretaapian;
8) Tenaga Penguji Prasarana Perkeretaapian;
9) Penjaga Perlintasan Kereta Api;
10) Pengendali Distribusi Listrik Aliran Atas.
6.4.9. Monitoring Akreditasi Kelembagaan
Gambar 6.24 Kegiatan Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan SDM Perkeretaapian
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 29
Kegiatan yang telah diselenggarakan adalah melaksanakan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan Akreditasi Badan Hukum Pendidikan Pelatihan SDM
Perkeretaapian tahun Anggaran 2017 yaitu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H.
Juanda milik PT. KAI (Persero) dan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan milik
Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun bertujuan melakukan pengawasan
dalam penyelenggaraan. Maksud kegiatan ini adalah melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan akreditasi lembaga diklat dimaksud. Kegiatan monitoring
dan evaluasi ini merupakan salah satu bentuk pengawasan Pemerintah dalam
pemenuhan persyaratan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan di
lembaga diklat kegiatan pendidikan dan pelatihan kompetensi sumber daya
manusia perkeretaapian di lembaga diklat.
Gambar 6.25 Kegiatan Monitoring Akreditasi Kelembagaan
6.5. Bidang Pencegahan dan Penegakan Hukum
Maksud dan tujuan diselenggarakan peningkatan kualitas PPNS Perkeretaapian
dan Evaluasi Kinerja PPNS Perkeretaapian adalah untuk meningkatkan kualitas
dan kinerja PPNS Perkeretaapian dalam rangka penegakan hukum dan
meningkatkan profesionalitas, tugas, dan fungsi PPNS Perkeretaapian dalam
rangka penegakan hukum di bidang Perkeretaapian dengan berpedoman pada
Undang-Undang No. 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan Undang-
Undang No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP.
1) Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian
Pada tahun 2017 telah diselenggarakan Peningkatan Kualitas PPNS
perkeretaapian di Bekasi guna meningkatkan kualitas dan kinerja PPNS
perkeretaapian pada bulan oktober 2017 dalam rangka penegakan hukum di
bidang perkeretaapian dengan berpedoman pada Undang-Undang No. 23
Tahun 2007 tentang perkeretaapian dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1981
tentang KUHAP.
6 - 30 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
.
Gambar 6.26 Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian di Bekasi
2) Kegiatan Evaluasi Kinerja PPNS Perkeretaapian
Pada tahun 2017 telah diselenggarakan diselenggarakan evaluasi kinerja
PPNS perkeretaapian di Bekasi guna meningkatkan profesionalitas, tugas,
dan fungsi PPNS Perkeretaapian pada bulan November 2017 dalam rangka
penegakan hukum di bidang Perkeretaapian dengan berpedoman pada
Undang-Undang No. 23 tahun 2007 Tentang Perkeretaapian dan Undang-
undang No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP.
Gambar 6.27 Kegiatan Evaluasi Kinerja PPNS Perkeretaapian
3) Kegiatan Penegakan Hukum Dan Korwas Di Bidang Perkeretaapian
Pada tahun 2017 telah dilaksanakan kegiatan sebagai penegakan Undang-
Undang Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan peningkatan
korwas di bidang perkeretaapian dan untuk meningkatkan keselamatan,
keamanan, kelancaran, dan ketertiban pengoperasian kereta api serta
sinergitas dan kerja sama dalam rangka pembinaan kepada operator dan
seluruh stakeholder perkeretaapian yang dilaksanakan pada wilayah,
sebagai berikut:
a) Daop 3 Cirebon pada bulan Februari 2017;
b) Daop 4 Semarang pada bulan Juni 2017;
c) Divre III Palembang pada bulan Juni 2017;
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 31
d) Divre IV Tanjung Karang pada bulan Juli 2017;
e) Daop 5 Purwokerto pada bulan Juli 2017;
f) Daop 7 Madiun pada bulan Agustus 2017;
g) Divre II Sumatera Barat pada bulan Oktober 2017;
h) Daop 8 Surabaya pada bulan November 2017;
i) Daop 2 Bandung pada bulan November 2017;
j) Daop 1 Jakarta pada bulan November 2017.
Gambar 6.28 Kegiatan Penegakan Hukum Dan Korwas di Bidang Perkeretaapian
4) Kegiatan Penyuluhan Regulasi Penegakan Hukum Di Bidang Perkeretaapian
Pada tahun 2017 telah dilaksanakan kegiatan untuk menyamakan persepsi
antar stakeholder (Ditjen Perkeretaapian, Pemda, Polri, PT. KAI
(Persero),dan masyarakat disekitar Jalur Kereta Api) bahwa didalam UU
No.23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian telah diatur 27 Pasal Tindak
Pidana Perkeretaapian yang berisi larangan, pidana dan denda terhadap
siapa saja yang melanggar aturan, sehingga penyuluhan regulasi ini dapat
dimengerti dan dipahami masing-masing instansi terkait dan masyarakat
yang berada di sekitar jalur kereta api di wilayah Daop dan Divre PT. KAI
(Persero) yang dilaksanakan pada wilayah, sebagai berikut:
a) Kabupaten Kendal wilayah Daop 4 Semarang pada bulan Februari 2017;
b) Kabupaten Brebes wilayah Daop 3 Cirebon pada bulan Maret 2017;
c) Kecamatan Cimahi wilayah Daop 2 Bandung pada bulan April 2017;
d) Kecamatan Koto Tangah Wilayah Divre II Sumatera Barat pada bulan
Mei 2017;
e) Daop 5 Purwokerto pada bulan Agustus 2017;
6 - 32 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
f) Kecamatan Natar wilayah Divre IV Tanjung Karang pada bulan Agustus
2017;
g) Kecamatan Medan Barat Divre I Sumatera Utara pada bulan Oktober
2017;
h) Kecamatan Indralaya Utara Divre III Palembang pada bulan Oktober
2017.
Gambar 6.29 Kegiatan Penyuluhan Regulasi Penegakan Hukum Di Bidang Perkeretaapian
5) Kegiatan Pencegahan Dan Pengawasan Pelanggaran Di Bidang
Perkeretaapian
Untuk mengetahui sedini mungkin dan memfokuskan pemantauan dan
pengawasan terhadap perpotongan, persinggungan dan pemanfaatan jalur
yang tidak memiliki izin/izin telah berakhir maupun tidak sesuai dengan
ketentuan teknis yang dapat mengganggu operasi kereta api pada tahun
2017 telah dilaksanakan pada Daop dan Divre guna terciptanya koordinasi
diantara pihak regulator dan operator tentang adanya pelanggaran dibidang
perkeretaapian yang berupa data daerah rawan pelemparan, pencurian serta
pengerusakan sarana dan prasarana perkeretaapian sehingga bisa
dilakukan tindakan pencegahan berupa penyuluhan regulasi di daerah
tersebut, yang dilaksanakan pada wilayah, sebagai berikut:
a) Bandung wilayah Daop 2 Bandung pada bulan Januari 2017;
b) Rangkas Bitung wilayah Daop 1 Jakarta pada bulan Februari 2017;
c) Bogor wilayah Daop 1 Jakarta pada bulan Mei 2017;
d) Divre II Sumatera Barat pada bulan Mei 2017;
e) Daop 7 Madiun pada bulan Mei 2017;
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 33
f) Banten wilayah Daop 1 Jakarta pada bulan Juni 2017.
g) Divre IV Tanjung Karang dilaksanakan pada bulan Juli 2017;
h) Daop 3 Cirebon pada bulan Agustus 2017;
i) Daop 9 Jember tanggal pada bulan Agustus 2017;
j) Daop 8 Surabaya pada bulan November 2017;
k) Divre III Palembang pada bulan November 2017;
l) Tangerang Daop 1 Jakarta pada bulan November 2017.
Gambar 6.30 Kegiatan Pencegahan Dan Pengawasan Pelanggaran di Bidang Perkeretaapian
6) Kegiatan Penyidikan dan Evaluasi Tindak Pidana Perkeretaapian
Pada tahun 2017 dalam rangka menegakan hukum yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian yaitu
proses penyelidikan (Pulbaket) dan penyidikan (penegakan hukum) oleh
PPNS Perkeetaapian terhadap adanya pelanggaraan-pelanggaran pidana
perkeretaapian yang dapat menggangu keselamatan dan keamanan
perkeretaapian yang telah dilaksanakan di wilayah Banten pada bulan
Januari dan Juli 2017.
Gambar 6.31 Kegiatan Penyidikan dan Evaluasi Tindak Pidana Perkeretaapian
6 - 34 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
7) Kegiatan Sosialisasi Pencegahan Dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) pada Transportasi KA.
Tindak lanjut Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dengan Badan
Narkotika Nasional (BNN) Nomor : 01/PER/BNN/I/2012 tentang pencegahan
dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN)
pada bidang transportasi Darat, Laut, Udara, dan Kereta Api yang telah
diperbaharui dengan kesepakatan bersama antara Kementerian
Perhubungan dengan Badan Narkotika Nasional Nomor PJ 23 Tahun 2017 /
NK/43/X/2017 dan Surat Perintah Tugas Sekjen Kementerian Perhubungan
Nomor :SP.151 Tahun 2012, sebagai tindak lanjut Operasi kontijensi
Terhadap Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap
Narkotika (P4GN) pada bidang transportasi Darat, Laut, Udara, dan Kereta
Api, pada tahun 2017 telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi Pencegahan
dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika
(P4GN) pada transportasi kereta api yang dilaksanakan pada wilayah,
sebagai berikut:
a) Kegiatan dilakukan pada bulan Februari 2017 di Bandung, Jawa Barat
sebanyak 155 Orang;
b) Kegiatan dilakukan pada bulan Maret 2017di Purwokerto, Jawa Tengah
sebanyak 75 Orang;
c) Kegiatan dilakukan pada bulan Mei 2017di Surabaya, Jawa Timur
sebanyak 96 Orang;
d) Kegiatan dilakukan pada bulan September 2017 di Jember Jawa Timur
sebanyak 86 Orang;
e) Kegiatan dilakukan pada pada bulan Oktober 2017di Medan Sumatera
Utara sebanyak 102 Orang;
f) Kegiatan dilakukan pada pada bulan November 2017 di Palembang
Sumatera Salatan sebanyak 40 Orang.
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 35
Gambar 6.32 Kegiatan Sosialisasi Pencegahan Dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) pada Transportasi KA
8) Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prasarana,
Sertifikat Kelaikan Sarana dan Prasarana Perkeretaapian
Berdasarkan Pasal 116 UU No. 23 Tahun 2007 ”pengoperasian sarana
perkeretaapian wajib dilakukan oleh awak yang memenuhi persyaratan dan
kualifikasi kecakapan yang dibuktikan dengan sertifikat kecakapan (Masinis
dan Asisten Masinis)” dan Jo Pasal 80 ayat satu (1), ”pengoperasian
prasarana perkeretaapian wajib dilakukan oleh petugas yang telah
memenuhi syarat dan kualifikasi kecakapan yang dibuktikan dengan
sertifikat kecakapan”, yang bertujuan apabila ada pelanggaran yang
dilakukan oleh SDM Sarana dan SDM Prasarana perkeretaapian dikenai
sanksi administrasi berupa pencabutan tanda kecakapan dan sanksi
pidana berupa penjara, dengan melakukan pemeriksaan kompetensi awak
sarana dan petugas prasarana, sertifikat sarana dan prasarana
perkeretaapian yang dilaksanakan pada wilayah, sebagai berikut:
a) Melakukan pemeriksaan kompetensi awak sarana dan petugas
prasarana, sertifikat sarana dan prasarana perkeretaapian di wilayah
Daop 4 Semarang pada bulan Januari s/d Februari 2017;
b) Melakukan pemeriksaan kompetensi awak sarana dan petugas
prasarana, sertifikat sarana dan prasarana perkeretaapian di wilayah
Daop 3 Cirebon pada bulan Februari 2017;
c) Melakukan pemeriksaan kompetensi awak sarana dan petugas
prasarana sertifikat sarana dan prasarana perkeretaapian di wilayah
Daop 5 Purwokerto pada bulan Maret 2017;
6 - 36 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
d) Melakukan pemeriksaan kompetensi awak sarana dan petugas
prasarana sertifikat sarana dan prasarana perkeretaapian di wilayah
Daop 6 Yogyakarta pada bulan April 2017;
e) Melakukan pemeriksaan kompetensi awak sarana dan petugas
prasarana sertifikat sarana dan prasarana perkeretaapian di wilayah
Daop 2 Bandung pada bulan April 2017;
f) Melakukan pemeriksaan kompetensi awak sarana dan petugas
prasarana sertifikat sarana dan prasarana perkeretaapian sertifikat
sarana dan prasarana perkeretaapian di Divre IV Tanjung Karang
pada bulan Mei 2017;
g) Melakukan pemeriksaan kompetensi awak sarana dan petugas
prasarana sertifikat sarana dan prasarana perkeretaapian sertifikat
sarana dan prasarana perkeretaapian di wilayah Daop 7 Madiun
pada bulan Mei 2017;
h) Melakukan pemeriksaan kompetensi awak sarana dan petugas
prasarana sertifikat sarana dan prasarana perkeretaapian sertifikat
sarana dan prasarana perkeretaapian di Divre 1 Sumatera Utara
pada bulan Desember 2017;
Gambar 6.33 Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prasarana, Sertifikat Kelaikan Sarana dan Prasarana Perkeretaapian
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 6 - 37
9) Kegiatan Monitoring dan Sosialisasi Bangunan Liar di Jalur KA
Kegiatan monitoring dan sosialisasi bangunan liar pada tahun 2017 telah
dilaksanakan di wilayah Daop/Divre PT. KAI (Persero) agar bersih dari
pemukiman liar sehingga menjadi tertib dan teratur dan dapat memperlancar
operasional perjalanan kereta api serta meningkatkan keselamatan
perjalanan kereta api. Sosialisasi dan monitoring bangunan liar juga
bertujuan untuk menjamin keselamatan perjalanan kereta api dan pengguna
jalan, dengan mengurangi keberadaan perlintasan sebidang yang
menganggu keselamatan perjalanan kereta api dan pengguna jalan yang
dilaksanakan pada wilayah, sebagai berikut:
a) Kegiatan sosialisasi dilaksanakan di 4 (empat) lokasi yaitu:
Wilayah Daop I pada bulan Maret 2017;
Wilayah Daop 5 Purwokerto pada bulan Agustus 2017;
Wilayah Daop 7 Madiun pada bulan Oktober 2017;
Wilayah Divre II Sumatera Barat pada bulan Oktober 2017.
b) Kegiatan monitoring dilaksanakan di 2 (dua) lokasi yaitu:
Wilayah Daop 8 Surabaya pada bulan Februari 2017;
Wilayah Daop 1 dan 2 pada bulan Maret 2017.
Gambar 6.34 Kegiatan Monitoring dan Sosialisasi Bangunan Liar di Jalur KA
BAB
7
CAPAIANPEMBANGUNANSTRATEGISLAINNYA
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 7 - 1
BAB VII
CAPAIAN PEMBANGUNAN STRATEGIS
STRATEGIS LAINNYA
7.1 Capaian Keberhasilan atau Penghargaan
Pada tahun 2017 Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai wujud apresiasi
atas tercapainya kinerja yang baik telah mencapai keberhasilan atau
penghargaan yang diterima antara lain:
1. Realisasi anggaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian terdapat kenaikan
yang cukup signifikan yaitu sebesar 22,02% dari tahun 2016. Adapun
realisasi anggaran pada tahun 2017 sebesar 82,19% atau Rp15.489 triliun,
jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2016 sebesar 60.17% atau
Rp6.262 triliun;
2. Balai Pengujian Perkerataapian pada tahun 2017 telah mendapatkan
Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2015 yang bertujuan agar
kinerja dan batas waktu proses pelaksanaan pengujian pada Balai
Pengujian Perkeretaapian disesuaikan dengan SOP yang telah ditetapkan;
3. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah pada tahun
2017 memperoleh penghargaan/award untuk capaian kinerja terbaik dalam
hal pengelolaan proyek yang dibayai melalui Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Resiko, Kementerian Keuangan;
4. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Barat pada tahun
2017 memperoleh Penghargaan Peringkat II untuk Kinerja Pelaksanaan
BAB
7
BAB
7
7 - 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Tingkat Satuan Kerja Semester I Tahun 2017 Kategori Belanja Modal di
atas Rp20 milyar dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Provinsi Sumatera Barat.
7.2 Pelaksanaan Pembangunan Perkeretaapian Dengan Skema KPBU
Kegiatan pembangunan perkeretaapian yang dilaksanakan oleh swasta/BUMN
maupun stakeholder lainnya, dengan rincian sebagai berikut:
7.2.1 Pembangunan Kereta Api Bandara Soekarno Hatta (Commuter Line)
Gambar 7.1 Jalur KA Bandara Soeta dan Sarana yang Digunakan
Pembangunan Kereta Api Bandara Soekarno Hatta dilaksanakan berdasarkan
Perpres No. 83 Tahun 2011 tentang penugasan kepada PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) untuk menyelenggarakan Prasarana dan Sarana Kereta Api
Bandara Udara Soekarno – Hatta, sedangkan untuk penyediaan sarana
sebanyak 10 trainset Kereta Rel Listrik dan pengoperasiannya dilaksanakan oleh
PT. Railink. Untuk Pembangunan Kereta Api Bandara Soekarno Hatta tersebut
mencakup:
1. Pembangunan jalur KA dari Stasiun Batu Ceper - Stasiun Bandara Soekarno
Hatta sepanjang 11,3 km’sp;
2. Pembangunan stasiun sebanyak 4 buah yaitu Stasiun Sudirman Baru,
Stasiun Duri, Stasiun Batu Ceper, dan Stasiun Bandara Soekarno Hatta;
Masa percobaan Kereta Bandara yakni 26 Desember 2017 sampai dengan 1
Januari 2018 dari Stasiun Sudirman Baru sampai Stasiun Bandara Soekarno
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 7 - 3
Hatta dengan tarif promo sementara yaitu Rp30.000. KA Bandara Soekarno
Hatta di resmikan pada 2 Januari 2018 dengan tarif Rp70.000.
Gambar 7.2 Jalur KA Bandara Soeta dan Sarana yang digunakan
7.2.2 Pembangunan Skytrain Bandara Soekarno Hatta
Pembangunan Sky Train atau Automated People Mover System (APMS) di
Bandara Soekarno Internasional Soekarno Hatta adalah yang pertama di
Indonesia yang merupakan kereta tanpa awak dengan rute pelayanan dari
terminal 1, 2 dan 3 dan sebaliknya. Pada tahap pertama pengoperasian skytrain
ini dilengkapi 1 trainset yang terdiri dari 2 gerbong kereta yang mampu
mengangkut 176 penumpang dalam satu kali perjalanan. Diharapkan ke depan
skytrain ini akan beroperasi penuh dengan 3 trainset menghubungkan seluruh
terminal penumpang dan terintegrasi juga dengan kereta Bandara Internasional
Soekarno-Hatta. Dengan adanya skytrain ini akan mempermudah masyarakat
yang akan melakukan pergerakan antar terminal. Rencananya skytrain ini juga
akan terhubungkan dengan stasiun bus yang akan dipusatkan di terminal 1
Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Untuk pembangunan skytrain ini, PT
Angkasa Pura II menginvestasikan dana sebesar Rp950 miliar. Untuk
pengadaan trainset skytrain sendiri, disiapkan oleh PT LEN Industri (Persero)
dan Woojin asal Korea Selatan, PT Angkasa Pura II (Persero) menginvestasikan
dana sebesar Rp530 miliar.
7 - 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
Gambar 7.3 Jalur Skytrain Bandara Soekarno Hatta
7.2.3 Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) DKI
Jakarta (JAKPRO)
Pembangunan Prasarana dan
Sarana Kereta Api Ringan / Light
Rail Transit (LRT) DKI Jakarta
(JAKPRO) dilaksanakan dalam
rangka Asian Games Tahun 2018
serta peningkatan dan
pertumbuhan ekonomi kota, untuk
mengurangi kepadatan lalu lintas
di wilayah perkotaan dan
mewujudkan transportasi yang
ramah lingkungan. Panjang
lintasan 5,8 Km serta membangun 6 Stasiun Layang dan 1 depo dengan lintas
Kelapa Gading – Velodrome dengan penanggung jawab proyek Pemerintah DKI
Jakarta dan PT. Jakarta Propertindo (JAKPRO). Progres Desember 2017 adalah
sebesar 52,67% yang rencana akan diresmikan pada Bulan Juli 2018.
7.2.4 Pembangunan Kereta Cepat Jakarta – Bandung
Pembangunan Kereta Cepat Jakarta – Bandung sepanjang 142,3 km’sp dengan
rute Halim – Karawang – Walini – Tegal Luar yang mempunyai 4 stasiun dan
1 unit depo mempunyai tujuan untuk peningkatan pelayanan angkutan masal
Gambar 7.4 Pembangunan LRT lintas Kelapa Gading
– Velodrome
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 7 - 5
serta mengurangi waktu tempuh perjalanan dan mendorong pertumbuhan
ekonomi dan kawasan serta memacu pertumbuhan ekonomi dan kawasan
khususnya di wilayah TOD.
PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) selaku pembangunan kereta cepat
Jakarta - Bandung menargetkan pengerjaan fisik akan dimulai pada Maret 2017
dengan sejalan rencana cairnya pinjaman proyek dari China Development Bank
(CDB) dan pekerjaan fisik secara parsial akan dimulai dari kawasan Walini dan
ditargetkan bisa dilakukan di 26 km pertama. Pada tahun 2017 pekerjaan fisik
sebesar 1,8% yang terdapat pekerjaan persiapan temporary acces road dan
pekerjaan tanah dan batching plant yang bobot tidak signifikan dan pembebasan
lahan sebesar 54,4%.
.
Gambar 7.5 Proses pembebasan lahan unruk pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Bandung
BAB
8
PENUTUP
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 8 - 1
BAB VII
PENUTUP
8.1. Kesimpulan
a. Tugas dan fungsi organisasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian
sebagaimana telah dituangkan dalam program kerja tahun 2017, dalam
laporan tahunan ini meliputi kegiatan strategis bidang pemerintahan, bidang
pembangunan, peningkatan keselamatan dan bidang operasional
perkeretaapian yang tertuang dalam 5 kegiatan utama yaitu pembangunan
prasarana, pembangunan sarana, pengelolaan lalu lintas, peningkatan
keselamatan serta kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya.
b. Kegiatan dukungan manajemen meliputi kegiatan administrasi bidang
perencanaan, keuangan, hukum, kepegawaian dan umum dalam mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai
regulator penyelenggaraan perkeretaapian.
c. Kegiatan pembangunan prasarana merupakan hasil dari pelaksanaan
kegiatan peningkatan dan pembangunan prasarana perkeretaapian pada
tahun 2017 yang meliputi antara lain pembangunan jalur kereta api di Pulau
Sumatera (pembangunan badan jalan ka dan track lintas Langsa – Kuala
Simpang – Besitang, pembangunan jalur KA antara Rantauprapat – Pondok
S2 Lintas Rantauprapat – Kota Pinang, pembangunan jalur KA antara Bandar
Tinggi – Kuala Tanjung, reaktivasi jalur KA Lintas Binjai – Besitang,
pembangunan jalur KA layang di Kota Medan Antara Medan – Bandar
Khalipah Baru, pembangunan jalur KA Bandara Internasional Minangkabau
BAB
8
BAB
7
8 - 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
(BIM), pembangunan jalur ganda KA antara Martapura – Baturaja,
pembangunan jalur ganda kereta api lintas Prabumulih – Kertapati,
pembangunan kereta api ringan / light rail transit (LRT) di Provinsi Sumatera
Selatan), pembangunan prasarana di Pulau Jawa (pembangunan jalur ganda
kereta api dan elektrifikasi antara Maja – Rangkasbitung, pembangunan
Double-Double Track Manggarai – Jatinegara – Bekasi – Cikarang,
pembangunan Mass Rapid Transit Jakarta Koridor Utara – Selatan,
reaktivasi jalur kereta api antara Semarang Tawang – Pelabuhan Tanjung
Emas, pembangunan jalur ganda ka antara Purwokerto – Kroya,
pembangunan jalur ganda kereta api lintas selatan Jawa Kroya – Kutoarjo
Segmen Kroya - Gombong, pembangunan jalur ganda kereta api antara
Jombang – Madiun), serta pembangunan prasarana perkeretaapian di
Wilayah Sulawesi yaitu lintas Makassar - Parepare. Disamping kegiatan fisik
pembangunan prasarana perkeretaapian, dilaksanakan juga pengadaan
fasilitas prasarana perkeretaapian yang meliputi antara lain pengadaan
bantalan, rel, wesel dan lahan.
d. Kegiatan pembangunan sarana perkeretaapian tahun 2017 antara lain
meliputi 6 (enam) unit sarana perkeretaapian yaitu pengadaan kereta
inspeksi, pengadaan kereta ukur prasarana, pengadaan kereta penolong
pendukung crane, dan pengadaan gerbong pendukung peralatan berat.
e. Kegiatan peningkatan keselamatan perkeretaapian merupakan
penyelenggaraan fungsi pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis
dan pengawasan keselamatan perkeretaapian yang mencakup rekayasa,
sosialisasi, audit, inspeksi dan peningkatan kompetensi SDM termasuk
akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan SDM perkeretaapian.
f. Kegiatan pengelolaan lalu lintas dan angkutan kereta api antara lain kegiatan
pembinaan terhadap pelayanan angkutan kereta api khususnya pemantauan
pelayanan angkutan Lebaran, pelayanan angkutan Natal dan Tahun Baru,
pelayanan angkutan kereta api Perintis dan pelaksanaan Public Services
Obligation (PSO) termasuk penetapan trase serta penetapan GAPEKA.
g. Dalam penyelenggaraan kegiatan sarana dan prasarana, pengelolaan lalu
lintas dan angkutan kereta api, pembangunan maupun peningkatan
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017 8 - 3
keselamatan perkeretaapian pada tahun 2017 terdapat beberapa tantangan
antara lain :
1) Pemerintahan/dukungan manajemen perkeretaapian yaitu terbatasnya
jumlah sumber daya manusia (SDM) penguji sarana dan prasarana
perkeretaapian;
2) Kegiatan bidang pembangunan prasarana perkeretaapian yaitu
pengadaan lahan oleh Pemerintah Daerah untuk pembangunan jalur
ganda KA belum dapat terpenuh;
3) Kegiatan Bidang Keselamatan Perkeretaapian, antara lain adanya unsur
perilaku masyarakat yang sengaja merusak / mencuri fasilitas fisik
perkeretaapian yang dapat berakibat kecelakaan, masih banyak
perlintasan sebidang yang tidak dijaga dan perlintasan liar.
4) Kegiatan bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api yaitu belum
optimalnya kegiatan angkutan motor gratis pada masa angkutan lebaran.
8.2. Saran
Untuk menghadapi tantangan kedepan perlu dilakukan upaya-upaya antara lain :
1) Kegiatan bidang pemerintahan/dukungan manajemen perkeretaapian
yaitu pelatihan teknis (short course) tenaga penguji yang belum
mempunyai sertifikat serta pengusulan jabatan fungsional kekhususan
sebagai tenaga penguji;
2) Kegiatan bidang pembangunan prasarana perkeretaapian yaitu
Koordinasi intensif dengan LMAN, Pemda, dan Badan Pertanahan
Nasional (BPN) terkait dalam hal pengadaan lahan. Selain itu dalam hal
penertiban lahan diperlukan juga koordinasi dengan operator (PT KAI);
3) Kegiatan bidang keselamatan dan keamanan perkeretaapian, antara lain
pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan promosi keselamatan
perkeretaapian terhadap masyarakat dengan instansi terkait,
pelaksanaan kegiatan identifikasi/pendataan peningkatan keselamatan di
daerah rawan pengrusakan dan pencurian di jalur kereta api, penutupan
8 - 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2017
perlintasan sebidang liar dan pelaksanaan program sterilisasi di tempat
rawan kecelakaan.
4) Kegiatan bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, untuk
memaksimalkan/menyukseskan program Angkutan Motor Gratis pada
masa angkutan lebaran diperlukan sosialiasi kepada masyarakat.
5) Koordinasi intensif baik internal Direktorat Jenderal Perkeretaapian
maupun instansi terkait dalam ranga sinergitas perencanaan sehingga
proses pembangunan yang dilaksanakan dapat berdaya guna dan
berhasil guna.
6) Dalam proses perencanaan diharapkan gar melibatkan peran pemda,
masyarakat dan akademisi serta stakeholders terkait sehingga
terwujudnya perencanaan pembangunan perkeretaapian yang matang
dan komperhensif.
7) Pengoptimalan sistem informasi (website) dalam menunjang sosialisasi
hasil pembangunan bidang perkeretaapian.
@perkeretaapian
ditjenperkeretaapian
ditjenperkeretaapian
ditjenperkeretaapian
djka.dephub.go.id