laporan tension pneumothorax anak
DESCRIPTION
contoh laporan kasus tension pneumothorax anakTRANSCRIPT
Tension hemothorak setelah operasi abdomen – presentasi yang jarang terjadi dari defek diafragmatika
RINGKASAN:
Latar belakang: Defek diafragmatika kecil biasanya tersembunyi, namun bisa muncul
sebagai masalah pada pasien dengan peningkatan cairan abdomen sebagai hidrothorak
masif. Kami mempersembahkan presentasi kasus yang unik dari defek diafragmatika
kongenital kecil.
Laporan kasus: Seorang wanita usia 79 tahun segera mengalami hidrothorak pos-
operasi setelah reseksi anterior bawah untuk kanker rektum. Hidrothorak ternyata
karena perdarahan intraabdominal pada pasien yang sebelumnya tidak didiagnosis
dengan hernia diafragmatika konenital. Mekanisme ’katup bola’ respirasi bekerja
sebagai pompa untuk menyingkirkan darah dari abdomen kedada dan menyebabkan
tension hemothorak.
Hasil: Dokter bedah sebaiknya waspada bahwa hidrothorak pos-operasi bisa
berhubungan dengan komplikasi intraabdominal dari operasi yang baru saja dilakukan.
Kesimpulan: Defek diafragma kongenital tersembunyi dan mekanisme ’katup bola’ bisa
memberikan hubungan yang tidak diharapkan namun signifikan antara cavum abdomen
dan thorak.
LATAR BELAKANG
Defek diafragma kongenital disebabkan karena fusi yang tiak sempurna dari septum
transversum dan lipatan pleuroperitoneal selama perkembangan embrionik dan
kebanyakan muncul pada kelompok usia anak. Defek diafragma kongenital kecil
biasanya tersembunyi namun bisa muncul pada pasien dewasa yang mengalami
peningkatan cairan intra-abdomen sebagai tension hemothorak masif. Kami melaporkan
kasus pertama tension hemothorak karena defek diafragma kongenital setelah
komplikasi operasi pada orang dewasa.
LAPORAN KASUS
Wanita berusia tujuh puluh sembilan tahun menjalani eksisi mesorektal total dengan
pembentukan kantung-J koloanal, dan defungsi loop ileostomi untuk pengobatan kanker
rekatal bawah, Dia minum aspirin sebelum operasi untuk stroke minor yang telah terjadi
lima tahun yang lalu. Periode operasi dan pos-operasi awal tidak ada komplikasi. Enam
jam kemudian dia mengalami hipotensi dan peningkatan distress respirasi. Dia
memerlukan intubasi ET dan ventilasi tekanan positif. Dia memiliki tanda klinis dan
radiologi yang konsisten dengan tension hidrothorak kanan (Gambar 1). Abdomennya
tidak terdistensi dan ada drainase minimal dari dua drain pelvis. Pleurasentesis dan
insersi drain dada memastikan adanya hemothorak, mendrainase 2 liter cairan berbercak
darah, dengan drainase 100-200 ml perjam untuk 7 jam selanjutnya. Thorakotomi kanan
dilakukan karena drainase yang persisten, yang mengungkapkan defek diafragma
kongenital 5 mm pada kubah diafragma kanan dimana darah mengalir dari abdomen.
Tidak ada sumber perdarahan dari thorak. Laparotomi yang dilakukan selanjutnya
mengungkapkan 2 liter cairan dengan bercak darah, dengan tidak ada titik perdarahan
aktif, terlepas dari beberapa tempat ooze umum dari permukaan pelvis kasar. Jalur pos-
operasi mengalami komplikasi lebih lanjut dengan pneumonia.
Gambar 1. X-foto thorak menunjukkan tension hemothorak kanan pos-operasi
PEMBAHASAN
Ini merupakan laporan kasus pertama defek diafragma kongenital muncul sebagai
tension hemothorak karena perdarahan abdominal setelah operasi. Akan tetapi
hidrothorak telah dijelaskan pada sejumlah situasi klinis yang mirip lainnya.
Dialisis peritoneal bisa dikomplikasikan oleh terjadinya hidrothorak pada kira-kira 2%
kasus. Terjadinya hidrothorak unilateral masif pada pasien yang menjalani dialisis
peritoneal jarang terjadi dengan hanya 41 laporan kasus pada literatur. Semuanya pada
sisi kanan, kecuali pada satu kasus dan memiliki dominasi wanita dengan rasio wanita
(28 pasien) dengan pria (13 pasien) sekitar 2:1. Hanya ada 2 laporan kasus tension
hemothorak yang mengkomplikasi dialisis peritoneal. Hidrothorak terjadi sebagai hasil
adanya defek diafragma kongenital yang mengijinkan peningkatan cairan intra-abdomen
untuk berjalan kedalam cavitas thorak. Hidrothorak unilateral masif yang serupa juga
telah dijelaskan terjadi pada pasien sirosis dengan ascites sebagai hasil adanya defek
diafragma kongenital.
Mekanisme untuk pergerakan cairan intra-abdomen melalui defek diafragma kongenital
kedalam cavitas thorak diperkirakan karena tekanan sub-atmosfer intra-thorak pada
ruang pleura selama siklus respirasi dengan tekanan positif di abdomen. Sebagai
tambahan, ada mekanisme ’katup bola’ yang dibentuk oleh hepar dan defek diafragma
kongenital dimana menciptakan aliran satu arah cairan dari abdomen kedalam dada.
Pemeriksaan radioisotope telah menunjukkan aliran cairan satu arah dari cavitas
peritoneum ke pleura pada pasien dengan defek diafragma kongenital sebagai
mekanisme untuk terjadinya hidrothorak kanan. Thorakoskopi berguna dalam
melokalisir dan pengamatan influks intra-thorak cairan abdominal melalui defek
diafragma kongenital.
Pengobatan hubungan pleuroperitoneal telah berhasil dijelaskan oleh berbagai metode
termasuk pleurodesis kimia dengan talc, tetrasiklin, autolog darah atau lem fibrin,
thorakotomi dengan operasi perbaikan dan perbaikab thorakoskopik.
Hidrothorak unilateral masif kadangkala bisa terjadi dengan tidakadanya tanda
abdominal sebagaimana terlihat pada pasien ini, dan tension hidrothorak bisa terjadi
walaupun ada vntilasi tekanan positif dan ditunjukkan dengan kasus ini.
KESIMPULAN
Laporan ini menunjukkan prsentasi unik peningkatan cairan intra-abdominal dan defek
diafragma kongenital sebagai tension hemothorak dengan tidakdanya tanda abdominal.
Defek diafragma kongenital tersembunyi memberikan hubungan yang tidak diharapkan
namun signifikan secara klinis antara cavitas abdomen dan thorak dan makalah ini
merupakan pengingat untuk dokter yang terlibat dalam manajemen pos-operasi pasien
dengan peningkatan cairan intra-abdominal dimana hidrothorak masif bisa terjadi
karena adanya defek diafragma kongenital dan tanda abdominal bisa tidak ada.