laporan tetap 7

13
LAPORAN TETAP BIOKIMIA 1 PENGENDAPAN DENGAN LOGAM Nama : Septi Andriani NIM : 06101181320005 Kelompok : 2 Anggota : 1. Dess Kasturi 2. Eka Ranti Bendari 3.Hasanul Kamil Ridho 4.Nurul Hidayah 5.Yuliana Dosen Pembimbing : Maefa Eka Haryani., S.Pd.M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Upload: septi-andriani

Post on 19-Feb-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Biokimia 1

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN TETAP 7

LAPORAN TETAP BIOKIMIA 1

PENGENDAPAN DENGAN LOGAM

Nama : Septi Andriani

NIM : 06101181320005

Kelompok : 2

Anggota : 1. Dess Kasturi

2. Eka Ranti Bendari

3.Hasanul Kamil Ridho

4.Nurul Hidayah

5.Yuliana

Dosen Pembimbing : Maefa Eka Haryani., S.Pd.M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

Page 2: LAPORAN TETAP 7

I. Percobaan ke : 7

II. Tanggal Percobaan : 6 November 2015

III. Nama Percobaan : Pengendapan dengan Logam

IV. Tujuan Percobaan :

Untuk menguji dan mengidentifikasi proein menggunakan uji pengendapan

logam.

V. Dasar Teori

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan

ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang

kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel

makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis

protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang

membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun)

sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan

(dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein

berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam

amino tersebut (heterotrof).

Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan

polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein

merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan

oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Semua protein di dalam semua mahluk, tanpa

memandang fungsi dan aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu

20 asam amino baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Secara

cukup sederhana protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit

asam amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein, karena molekul-

molekul ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat

berbagai protein dalam jumlah yang hamper tidak terbatas.

Berdasarkan strukturnya, protein terdiri dari empat tingkatan struktur yaitu struktur

primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Protein tersusun dari berbagai asam amino yang

berikatan satu sama lain. Untuk mengetahui jumlah, jenis, dan urutan asam amino dalam

protein dapat dilakukan analisis yang terdiri dari beberapa tahap yaitu:

Page 3: LAPORAN TETAP 7

1. Penentuan jumlah rantai polipeptida yang berdiri sendiri.

2. Pemecahan ikatan antara rantai polipeptida tersebut.

3. Pemecahan masing-masing rantai polipeptida, dan

4. Analisis urutan asam amino pada rantai polipeptida.

Protein mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH, dan pelarut organik. Melalui

percobaan ini akan dijelaskan bagaimana sifat kimia dari protein yang meliputi siat kelarutan,

koagulasi, reaksi biuret, dan reaksi-reaksi protein terhadap ion-ion logam.

Berdasarkan fungsinya, protein dapat digolongkan dalam bentuk enzim (ribonuklease,

tripsin), protein transport (hemoglobin, albumin serum, mioglobin, lipoprotein), protein

nutrient dan penyimpanan (gliadin = gandum, ovalbumin = telur, kasein = susu, feritin),

protein kontraktil (aktin, myosin, tubulin, dynein), protein structural (keratin, fibroin,

kolagen, elastin, proteoglikan), protein pelindung (antibody, fibrinogen, trombin, toksin

botuluni, toksin difteri, bias ular, risin), protein pengatur (insulin, hormone tumbuh,

kortikotropin, repressor). Atas dasar kelarutannya dalam zat pelarut tertentu, protein dibagi :

albumin, globulin, dan glutelin ( Abdul H, 2001).

Protein dapat juga dibagi menjadi dua golongan utama berdasarkan bentuk  dan sifat-

sifat fisik tertentu :

1.    Protein globular dan protein serabut, pada protein globular rantai atau rantai-rantai

polipeptida berlipat rapat-rapat menjadi bentuk globular atau bulat yang padat, protein

globular biasanya larut didalam system larutan (air) dan segera berdifusi, hamper semua

mempunyai fungsi gerak dan dinamik. Hampir semua enzim merupakan protein globular,

seperti protein transport pada darah, antibody, dan protein penyimpan nutrient (Lehninger,

1982).

Protein globular umumnya berbentuk bulat atau elips dan terdiri dari atas rantai

polipeptida yang berlipat. Pada umumnya gugus R polar terletak disebelah luar rantai

polipeptida, sedangkan gugus R yang hidrofob terletak disebelah dalam molekul protein

(Anna poedjiadi, 1994).

2.    Protein Serabut bersifat tidak larut didalam air, merupakan molekul serabut panjang,

dengan rantai polipeptida yang memanjang pada satu sumbu, dan tidak berlipat menjadi

bentuk globular. Hampir semua protein serabut memberikan peranan structural atau

pelindung. Protein serabut ysng khas α-keratin pada rambut dan wol, fibroin dari sutra dan

kolagen dari urat (Lehninger, 1982).

Page 4: LAPORAN TETAP 7

Molekul protein ini juga terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan

dihubungkan satu sama lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk serat atau

serabut yang stabil. Sebagaian besar mlekul protein menampakan aktivitas biologiknya pada

kisaran  ph dan suhu tertentu. Pada pH dan suhu yang tinggi maka protein globular

mengalami perubahan fisik yang dinamakan denaturasi. Salah satu sifat yang tampak

kelarutannya menurun. Pembentukan gumpalan putih pada bagian telur yang putih

merupakan salah satu contoh proses denaturasi. Struktur primer protein diatas tidak

mengalami perubahan. Secara  umum denaturasi adalah pristiwa pentimpangan dari sifat

alamiah senyawa yang bersangkutan, dalam hal ini adalah protein(Anna poedjiadi, 1994).

Meskipun protein yang telah mengalami denaturasi struktur kimia globalnya sama

dengan protein yang asli, tetapi sifat biologisnya akan sangat berbeda (tidak lagi

menunjukkan sifat-sifat biologis protein semula). Protein sederhana pada hidrolisa hanya

memberikan asam-asam amino saja, misalnya : lisozim (lysozyme). Protein majemuk pada

hidrolisa selain asam-asam amino, menghasilkan juga zat-zat yang bukan asam amino

(disebut gugus prostetik), misalnya : nukleuprotein (dalam inti sel) mengandung asam nukleat

(Ir. Respati, 1980).

Bila protein didihkan dalam asam atau basa encer atau bila mereka dikenai kerja

enzim- enzim spesifik dalam pencernaan, molekul-molekulnya dihidrolisis menjadi asam-

asam amino. Oleh karena itu protein serupa dengan pati dan selulosa, dalam arti molekul-

molekul mereka terdiri dari satuan berulang dari molekul yang lebih sederhana. Satuan

structural protein adalah asam amino. (Pudjaatmika H, 1993).

VI. Alat dan Bahan

Alat Bahan

1. Tabung reaksi 1. Larutan Putih telur 1%-5%

2. Rak tabung reaksi 2. Larutan susu 1%-5%

3. Pipet tetes 3. Larutan Albumin

4. Beeker gelas 4. Larutan HgCl2 ,0,2 M

5. Batang pengaduk 5. Larutan Timbal Asetat 0,2 M

6. Gelas ukur

VII. Prosedur Percobaan

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan ini

Page 5: LAPORAN TETAP 7

2. Ambil masing-masing larutan sampel yang digunakan sebanyak 3 ml lalu masukkan

ke dalam tabung reaksi. (setiap sampel digunakan untuk 2 kali percobaan jadi

dibutuhkan 2 tabung reaksi untuk satu sampel dengan volume sampel yang sama)

3. –untuk tabung pertama : 3 ml larutan sampel yang diambil kemudian ditambahkan

dengan 5 tetes larutan HgCl2

-untuk tabung kedua : 3 ml larutan sampel yang diambil kemudian ditambahkan

dengan 5 tetes larutan timbal asetat

4. amati perubahan yang terjadi dan catatlah di tabel hasil pengamatan.

VIII. Data Hasil Pengamatan

Perlakuan Larutan Sampel dengan Larutan HgCl2 0,2 M

No Perlakuan Sampel Hasil Pengamatan

1 Larutan Albumin 3 ml + 5 tetes Larutan HgCl2 Terdapat Endapan Putih

2 Larutan putih telur 1% + 5 tetes Larutan HgCl2 Terdapat Endapan Putih

3 Larutan putih telur 2% + 5 tetes Larutan HgCl2 Terdapat Endapan Putih

4 Larutan putih telur 3% + 5 tetes Larutan HgCl2 Terdapat Endapan Putih

5 Larutan putih telur 4% + 5 tetes Larutan HgCl2 Terdapat Endapan Putih

6 Larutan putih telur 5% + 5 tetes Larutan HgCl2 Terdapat Endapan Putih

7 Larutan susu 1% + 5 tetes Larutan HgCl2 Terdapat Endapan Putih

Perlakuan Larutan Sampel dengan Larutan Timbal Asetat 0,2 M

1 Larutan putih telur 1% + 5 tetes Larutan Timbal

Asetat

Terdapat Endapan Putih

2 Larutan putih telur 2% + 5 tetes Larutan Timbal

Asetat

Terdapat Endapan Putih

3 Larutan putih telur 3% + 5 tetes Larutan Timbal

Asetat

Terdapat Endapan Putih

4 Larutan putih telur 4% + 5 tetes Larutan Timbal

Asetat

Terdapat Endapan Putih

5 Larutan putih telur 5% + 5 tetes Larutan Timbal

Asetat

Terdapat Endapan Putih

6 Larutan susu 1% + 5 tetes Larutan Timbal Asetat Terdapat Endapan Putih

IX. Persamaan Reaksi

Pengendapan dengan HgCl2

Page 6: LAPORAN TETAP 7

(Garam Netral Proteanat)

Pengendapan dengan Pb-Asetat

X. Pembahasan

Pada percobaan kali ini praktikan melakukan uji protein pengendapan dengan

logam yang bertujuan untuk menguji dan mengidentifikasi proein menggunakan uji

pengendapan logam. Adapun sampel yang digunakan praktikan dalam percobaan ini adalah :

larutan albumin, larutan putih telur 1%-5% dan larutan susu 1%-5%. Sedangkan untuk

larutan logam yang digunakan untuk mengujinya adalah larutan HgCl2 0,2 M dan larutan

Timbal Asetat 0,2 M.

Praktikan menguji larutan sampel dengan larutan HgCl2 dan larutan timbal asetat.

Untuk larutan albumin setelah ditetesi dengan larutan HgCl2 maka akan terjadi perubahan

Page 7: LAPORAN TETAP 7

pada larutannya yaitu larutannya menjadi keruh dan terdapat endapan putih dibawah tabung

hal ini terjadi karena logam berat dapat mengendapkan protein dengan cara menaikkan Ph

diatas titik isoelektrik (Ridwan, 1990). Begitu pula ketika larutan albumin ditetesi dengan

larutan timbal asetat, terjadi perubahan pada larutannya yaitu larutannya menjadi keruh dan

terdapat endapan putih dibawah tabung tetapi endapannya tidak sebanyak dengan larutan

sampel yang ditetesi larutan HgCl2. Untuk larutan putih telur 1%-5% setelah ditetesi dengan

larutan HgCl2 perubahan yang terjadi hanyalah terdapat gumpalan protein didalam larutan

sampel dan larutannya tetap bening. Seharusnya bukan terjadi penggumpalan protein tetapi

harusnya terdapat endapan. Hal ini terjadi kemungkinan karena putih telur yang hanya sedikit

mengandung protein sehingga hanya terbentuk gumpalan saja. Maka dari itu praktikan

mengganti larutan sampel yaitu dengan larutan susu 1%-5%. Dapat terlihat dengan jelas

perbedaan endapan yang terbentuk antara larutan susu yang ditetesi dengan larutan HgCl2 dan

larutan timbal asetat. Larutan sampel yang banyak memiliki endapan yaitu larutan sampel

yang ditetesi dengan larutan HgCl2..

Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini

terjadi pada albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan HgCl2 maupun timbal asetat .

Senyawa-senyawa tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan dengan

protein dan membentuk endapan logam proteinat. Protein juga dapat mengendap bila

terdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang tinggi dalam larutan protein

Dalam Poedjiadi (2006:118) di tuliskan bahwa ada ion-ion positif dan ion-ion

negative yang dapat mengendapkan protein. Untuk ion-ion positif yang dapat mengendapkan

protein antara lain Ag+ ,Ca++, Zn++,Hg ++, Cu++, dan Pb++, sedangkan ion-ion negative yang

dapat mengendapkan protein ialah ion salisilat, trikloroasetat, pikrat, tanat, dan sulfosalisilat.

Dari data yang telah praktikan dapatkan hampir semua larutan sampel yang

memiliki banyak endapan ialah larutan sampel yang ditetesi dengan larutan HgCl2 hal

demikian terjadi karena adanya perbedaan harga Ksp dari kedua logam yang terlarut dalam

masing-masing larutanya tersebut, dimana Hg2+ mempunyai harga Ksp lebih kecil (misal Ksp

dari Hg2Cl2 1,4 x1018) dibandingkan dengan timbal asetat (misal Ksp dari PbCl2 1,7 x 10-

5)sehingga larutan yang direaksikan dengan suatu larutan yang mengandung Pb2+ lebih

banyak larut dan sedikit membentuk endapan dan sebaliknya larutan protein yang direaksikan

dengan ion Hg2+ lebih banyak mengendap. Berdasarkan sifat dari protein terhadap logam-

logam inilah maka putih telur atau susu dapat digunakan sebagai antidotum atau penawar

racun apabila orang keracunan logam berat seperti Hg dan Pb. Hal serupa dituliskan oleh

poedjiadi(2006) dalam bukunya Dasar-Dasar Kimia halaman 118.

Page 8: LAPORAN TETAP 7

Jumlah endapan yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh kereaktifan logam berat yang

ditambahkan. Logam Hg lebih reaktif daripada Pb kerena kedua logam tersebut merupakan

logam transisi pada sistem periodik unsur. Karena itu seharusnya yang terjadi pada percobaan

adalah endapan pada penambahan logam Hg lebih banyak dari logam Pb. Reaksi antara

logam dengan protein dapat menyebabkan terputusnya rantai samping pada protein yang

menyebabkan protein menjadi tidak aktif. Selain itu, logam tersebut dapat memutuskan

ikatan disulfida dan ikatan pada jembatan garam. Protein yang terdenaturasi terlihat dari

endapan putih yang terbentuk.

XI. Kesimpulan

1. Logam-logam Hg dan Pb dapat mengendapkan protein

2. Endapan yang banyak dihasilkan ialah endapan yang terdapat pada larutan sampel

yang ditetesi dengan larutan HgCl2

3. Banyak sedikitnya endapan yang terbentuk antara larutan sampel yang ditetesi

larutan HgCl2 dengan sampel yang ditetesi larutan timbal asetat diakibatkan oleh

perbedaan Ksp dari kedua logam

4. Hg2+ mempunyai harga Ksp lebih kecil dibandingkan dengan timbal asetat sehingga

larutan yang direaksikan dengan suatu larutan yang mengandung Pb2+ lebih banyak

larut dan sedikit membentuk endapan dan sebaliknya larutan protein yang

direaksikan dengan ion Hg2+ lebih banyak mengendap.

XII. Daftar Pustaka

Anonim.2011. Uji Kualitatif Protein dan Asam Amino, (Online),

(http://www.faperta.ugm.ac.id/newbie/.../PengantarBiokim.ppt , d iakses

tanggal 8 November 2015).

Lehninger, A. (1982). Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Poedjiadi, Anna Dan Titin Supriyanti,F.M.2006. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung: UI-

PRESS.

XIII. Lampiran

Page 9: LAPORAN TETAP 7