laporan tutorial blok 1.4 minggu i
DESCRIPTION
LAPORAN TUTORIALTRANSCRIPT
MODUL 1
SKENARIO 1 : PENGALAMAN BIDAN MINARSIH
Minarsih, bidan desa yang bertugas di puskesmas terpencil terkejut melihat bayi yang
baru saja lahir setelah ia memimpin partus ibu bayi tersebut. Tampak intestin yang terlihat
jelas diliputi oleh selaput janin yang menggelembung pada chorda umbilicalis bayi itu.
Minarsih segera melaporkannya kepada dokter puskesmas. Dokter tersebut
menerangkan bahwa bayi ini menderita kelainan perkembangan saluran pencernaan yang
dinamakan omphalocele. “Kita segera merujuknya ke dokter digestif, karena secara anatomi
saluran pencernaan bayi ini baik,” kata Dokter tersebut.
Bagaimana anda menerangkan tentang keaadaan bayi ini berdasarkan pada
perkembangan dan morfologinya?
1
SEVEN JUMP
1. MENGKLARIFIKASI TERMINOLOGI
1) Intestin : usus, bagian saluran pencernaan yang berjalan dari lobang pilorik gaster
hingga anus
2) Chorda Umbilicalis : pusar, jaringan parut yang menandai tempat perlekatan tali
pusat ke janin
3) Partus : persalinan, kelainan anak
4) Omphalocele : protusi, pada waktu lahir bagian usus melalui suatu defek besar
pada dinding abdomen di cincin umbilikus yang melebar, usus yang menonjol
ditutupi oleh membran tipis yang terdiri dari amnion dan peritoneum
5) Digestif : berkenaan dengan pencernaan.
2. MENENTUKAN MASALAH
1) Bagaimana perkembangan sistem pencernaan pada janin?
2) Bagaimana anatomi saluran pencernaan yang normal pada bayi?
3) Bagaimana fungsi alat pencernaan?
4) Bagaimana histologi sistem pencernaan?
5) Apakah ada hubungan kelainan sistem pencernaan dengan persarafan?
6) Apakah ayang menyebabkan terjadinya omphalocele pada bayi?
7) Bagaimana cara penanganan omphalocele?
8) Apa saja kelainan kongenital pada sistem pencernaan?
9) Apa saja korelasi klinis dalam sistem pencernaan?
3. MENGANALISIS MAASALAH
1) Berasal dari : endoderm(epitel saluran pencernaan dan derivat-derivatnya),
Mesoderm(stroma dan peritoneum). Membentuk :
2
usus tengahesofagus, trakea, lambung, duodenum bagian proksimal dari
empedu
usus depanduodenum bagian distal dari empedu
usus belakangcolon.
2) Mulut palatum durum(primer), palatum mole(sekunder), uvula(anak lidah),
tonsil(amandel), gigimolar, kaninus, incisivus, premolar; faring; esofagus;
lambung; usus halus; usus besar; anus.
3) Fungsi saluran pencernaan :
Mulut : gigipengunyah, lidahindera pengecap, penghasil enzim
Faring : saluran tempat lewat makanan dan minuman
Esofagus : gerakan peristaltik
Lambung : penguraian protein, HCLmengaktifkan enzim yang belum aktif,
mengubah makanan menjadi kimus
Usus halus : tempat penyerapan sari-sari makanan, tripsinogenmengaktifkan
enzim
Usus besar : penyerapan air, pembentukan feses. Anus : Ekskresi
Kelenjar Pencernaan : ludah, hati, pankreas
4) 4 lapis dinding pencernaan : tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskular
eksterna, tunika adventesia(serosa)
5) Parasimpatismeningkatkan aktivitas(n.10), simpatismenghambat
6) Minggu IV : usus tengahpertumbuhan sangat cepatrongga abdomen tidak
sanggup untuk menampungmasuk ke dalam rongga ekstraembrional primer
pada tali pusar(minggu ke-6)seharusnya lengkung usus primer masuk ke rongga
abdomenakibat dari regresi ginjal berkurang, pertumbuhan hati ekspansi rongga
abdomen
3
Gizi buruk, polutan, pengawet, obat-obat berbahayarentan pada ibu umur > 40
tahun
7) Perawatan secara konservatif, tapi waktunya lama, meningkatkan infeksi, dan
operasi.
8) Kelainan kongenital :
Omphalocele : tergantung cincin umbilicus, terjadi malformasi berat
Gastrosikis : visera tidak terlapisi amnion, ususnya rusak, terjadi malformasi
berat.
9) Korelasi klinis
Gastritis : radang pada lapisan mukosa lambung
Hepatitis : penyebab virus pada hati
Diare : iritasi pada selaput kolon karena bakteri
Sembelit : karena usus besar mengabsorpsi air berlebihan
Hemeroid : perkembangan vena di daerah anus
4. SISTEMATIKA
4
Sistem Persarafan
HistologiAnatomi & FisiologiEmbriologi
Sistem Pencernaan
Koralasi KlinisKelainan Kongenital
Omphalocele
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Menjelaskan embriologi sistem pencernaan
2) Menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
3) Menjelaskan persarafan dalam sistem pencernaan
4) Menjelaskan histologi sistem pencernaan
5) Menjelaskan kelainan kongenital sistem pencernaan
6) Menjelaskan korelasi klinis sistem pencernaan.
6. MENGUMPULKAN INFORMASI
7. UJI INFORMASI
1) Embriologi sistem pencernaan. Berasal dari :
Pharyngeal Gut
• Pada minggu keempat terbentuk lengkung pharynx yang terdiri atas : jaringan
mesenkim yang dipisahkan oleh celah pharynx
• Bersamaan dengan itu terbentuk kantong pharynx disepanjang dinding lateral pharynx
Lengkung Faring, terdiri atas
• Bagian inti, Mesoderm
• Bagian luar, Ektoderm
5
• Bagian dalam, Entoderm
Disamping itu inti lengkung Pharynx menerima sel krista untuk membentuk unsur
tulang. Mesoderm membentuk susunan otot wajah dan leher. Setiap unsur otot masing-
masing lengkung membawa saraf otak tersendiri dan mempunyai unsur arteri sendiri .
Kantong faring
• Membawa 5 pasang kantong pharynx
• Pasangan terakhir tidak khas, sering dianggap bagian IV
Celah Pharynx
Banyaknya 4 buah
Yang menetap hanya satu
Berkembang menjadi meatus acusticus externus
Perkembangan lidah
• Terbentuk pada minggu keempat
6
• Berasal dari
- lengkung pertama membentuk corpus lingua
- lengkung kedua, ketiga dan sebagian keempat membentuk radix lingua
- lengkung keempat membentuk epiglotis
Perkembangan Palatum
• Berasal dari pasangan pertama lengkung pharynx
• Pada akhir minggu keempat terdapat tonjolan maxilla dilateral dan tonjolan
mandibula kaudal dari stomadeum
• Tonjolan maxilla bertumbuh kemedial membentuk segmen antar maxilla yang
membentuk :
= Philtrum bibir atas
= Unsur rahang atas, mengandung 4 gigi seri
= Unsur palatum yang membentuk langitan primer
7
Langitan sekunder
• Dibentuk oleh daun-daun langit sekunder (palatum) yang berasal dari penonjolan
tonjol maxilla yang mengarah kebawah, pada sisi kiri dan kanan lidah
• Akhirnya mencapai kedudukan horizontal diatas lidah
• Di anterior daun-daun palatina bersatu dengan langit primer
• Batas langit primer dan sekunder adalah foramen incisivum
Susunan pencernaan
• Mulai terbentuk pada kehidupan mudigah 7 somit (22 hari) sebagai akibat dari
pelipatan mudigah kearah cephalo caudal dan lateral, sehingga rongga yang dibatasi
entoderm sebagian tercakup ke dalam mudigah dan membentuk usus sederhana.
• Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana membentuk tabung buntu
masing-masing :
– Usus sederhana depan (fore gut)
– Usus sederhana belakang (hind gut)
– Diantaranya usus sederhana tengah (mid gut) yang untuk sementara tetap
berhubungan dengan kandung kuning telur.
Perkembangan usus sederhana depan
• Oesopagus
8
– Ketika mudigah berumur ± 4 minggu, muncul diverticulum pada dinding
ventral usus sederhana depan yang disebut (diverticulum tracheo –
bronchiale). Diverticulum ini berangsur-angsur dipisahkan dari bagian dorsal
fore gut melalui septum oesopago – tracheale. Dengan cara ini usus sederhana
depan terbagi atas :
• Bagian ventral : primordium pernafasan
• Bagian dorsal : oesopagus
• Pada mulanya oesopagus sangat pendek, akan tetapi dengan gerak turun jantung dan
paru-paru ia memanjang dengan cepat.
• 2/3 bagian atas otot bersifat serat lintang yang berasal dari mesenchim sekitarnya dan
disarafi oleh N.X.
• 1/3 bagian bawah ototnya bersifat polos dan disarafi plexus splanchnicus
Lambung
• Pertumbuhan lambung mulai pada minggu ke-4 sebagai suatu pelebaran usus depan
yang berbentuk kumparan.
• Minggu-minggu berikutnya kedudukannya sangat berubah akibat perbedaan
kecepatan pertumbuhan pada berbagai dindingnya dan perubahan kedudukan alat-alat
disekitarnya.
• Perubahan kedudukan lambung karena ia berputar sekitar sumbu memanjang dan
sumbu antero posterior.
• Disekitar sumbu memanjang lambung melakukan putaran 90o searah jarum jam.
• Akibatnya :
• Sisi kiri menghadap ke depan
• Sisi kanan menghadap ke belakang
• N.X kiri yang semula mensarafi kiri menuju depan
• N.X kanan yang semula mensafari kanan menuju belakang 9
• Selama perputaran ini bagian dinding belakang lambung tumbuh lebih cepat dari
bagian depannya. Hal ini mengakibatkan pembentukan :
– curvatura mayor
– curvatura minor
• Ujung cephalic dan kaudal lambung pada mulanya terletak digaris depan. Selama
pertumbuhan, bagian kaudal atau bagian pilorus bergerak kekanan dan keatas, dan
bagian cephalic atau bagian kardia kekiri dan kebawah.
• Dengan ini sumbu panjang lambung berjalan dari kiri dan kanan bawah
• Pada tingkat perkembangan ini, lambung terikat pada dinding dorsal dan ventral tubuh
melalui mesogastrium dorsale dan ventrale.
• Perputaran disekitar sumbu memanjang menarik mesogastrium dorsale kekiri. Dengan
demikian membantu pembentukan bursa omentalis, yaitu kantong peritonium
dibelakang lambung
Duodenum
10
• Terbentuk dari bagian akhir fore gut dan bagian atas mid gut.
• Titik pertemuan fore gut dan mid gut ini terletak tepat distal dari tunas hati.
• Sementara lambung berputar, duodenum mengambil bentuk lengkung seperti huruf
“C” dan akhirnya terletak retroperitonial
Hati dan kandung empedu
• Terbentuk pada pertengahan minggu ke tiga sebagai epitel entoderm pada ujung distal
fore gut.
• Pertumbuhan ini dikenal sebagi diverticulum hepatis (tunas hati)
• Tunas hati terdiri atas berkas-berkas sel yang berproliferasi dengan cepat dan
menempus septum transversum yaitu lempeng mesoderm.
• Sementara sel-sel hati menembus septum transversum, hubungan tunas hati dan
duodenum menyempit. Dengan ini terbentuk saluran empedu.
• Dari saluran empedu, terbentuk tonjolan ke ventral yang menghasilkan kandung
empedu dan ductus cysticus.
• Selama perkembangan sel epitel hati bercampur baur dengan v.vitelinae dan
v.umbilicus untuk membentuk sinusoid hati.
• Tali-tali hati berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim hati dan jaringan yang
melapisi ductus biliaris
• Sel-sel hemopoitik, sel-sel kuppfer dan sel-sel jaringan penyambung berasal dari
mesoderm septum transfersum.
Fungsi hati dalam janin
• Pada minggu 10 berat hati ± 10% dari berat badan seluruhnya. Hal ini disebabkan
karena sejumlah besar Sinusoid, fungsi hemopoetik
• Diantara sel hati dan dinding pembuluh darah ditemukan sarang-sarang sel yang
menghasilkan sel darah merah dan putih.
11
• Kegiatan ini berangsur-angsur berkurang dalam 2 bulan terakhir kehidupan dalam
rahim.
• Pada saat lahir hanya pulau-pulau kecil pembentuk darah yang tertinggal. Pada saat
ini berat hati ± 5% dari berat badan seluruhnya
• Fungsi hati yang penting lainnya dimulai pada minggu ke 12 yaitu dibentuknya
empedu oleh sel-sel hati.
• Pada saat ini, kandung empedu dan ductus cysticus telah berkembang. Ductus
cysticus bersatu dengan ductus hepaticus membentuk ductus choledochus.
• Akibatnya empedu dapat memasuki saluran pencernaan, sehingga isi saluran
pencernaan berwarna hijau gelap.
• Karena perubahan kedudukan duedenum, muara ductus choledochus berangsur-
angsur bergeser dari depan ke belakang.
• Akibatnya ductus choledochus menghilang dibelakang duodenum.
Pankreas
• Dibentuk oleh : tunas pancreas dorsal dan tunas pancreas ventral yang berasal dari
epitel entoderm duodenum
• Tunas pancreas dorsal terletak didalam mesenterium dorsale, sedang tunas pancreas
dorsal berhubungan erat dengan ductus choledochus.
• Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk huruf C, tunas pancreas ventral
bergeser ke dorsal seperti ductus choledochus bergeser ke dorsal.
• Akhirnya tunas pancreas ventral berada tepat dibawah dan dibelakang tunas pancreas
dorsal.
• Ductus pancreaticus mayor bersama-sama dengan ductus choledochus bermuara di
papila duodeni mayor.
• Ductus pancreaticus accesorius bermuara pada papila duodeni minor.
• 10 % dari kasus kedua saluran gagal bersatu dan susunan ganda tetap dipertahankan.
12
• Pulau-pulau langerhans.
• Berkembang dari jaringan parenchim pancreas pada ketiga kehidupan janin.
• Tersebar diseluruh kelenjar.
• Sekresi insulin dimulai ± bulan ke-5.
• Kadar insulin janin tidak tergantung pada kadar insulin ibunya.
Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut)
• Perkembangan usus tengah ditandai oleh cepat memanjangnya usus dan
mesenteriumnya, sehingga terbentuk jerat usus primer.
• Pada puncaknya jerat ini tetap berhubungan dengan kandung telur melalui ductus
vitellinus yang sempit.
• Bagian cranial jerat usus akan membentuk : Bagian distal duodenum, yeyenum, ileum
(sebahagian)
• Bagian caudal jerat usus akan membentuk : bagian bawah ileum, caecum, appendix,
colon ascenden, 2/3 proximal colon transfersum
• Perbatasan antara bagian cranial dan caudal jerat usus: ductus vitelinus tetap ada pada
orang dewasa yang dikenal sebagai : diferticulum meckel dan diverticulum illeal
Perputaran usus tengah
• Bersamaan dengan pertumbuhan memanjangnya, jerat usus sederhana akan berputar
disekitar poros yang dibentuk oleh A.Mesenterica superior.
• Perputaran terjadi 270o yang terdiri atas:
– 90% selama herniasi
– 180o selama jerat usus kembali ke rongga perut.
– Perputaran ini berlawanan dengan arah jam.
• Usus besar juga cukup bertambah panjang, sedangkan yeyenum dan ileum selain
bertambah panjang juga akan membentuk jerat-jerat bergelung selama perputaran.13
Perkembangan usus sederhana belakang
• Usus sederhana belakang membentuk : 1/3 distal colon transversum, colon ascendens,
sigmoid, rectum, bagian atas canalis analis
• Bagian usus sederhana belakang bermuara kedalam cloaka (suatu rongga yang di
lapisi entoderm yang berhubungan langsung dengan entoderm permukaan).
• Pada pertemuan antara entoderm dan ektoderm terbentuk membrana cloacalis.
• Pada perkembangan selanjutnya tumbuh septum urorectal pada sudut antara alantois
dan usus belakang.
• Sekat ini berlanjut tumbuh ke caudal sambil membagi cloaka menjadi :
– Sinus urogenitalis sederhana (depan)
– Canalis anorectalis (belakang)
• Ketika mudigah berumur 7 minggu, septum urorectal mencapai membran cloacalis
yang akan terbagi menjadi :
– Membran analis (dibelakang)
– Membran urogentalis (didepan)
• Membran analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenchim. Pada minggu ke 8
selaput ini ditemukan pada dasar lekukan ektoderm yang akan menjadi lobang anus
atau proktodium.
14
• Dalam minggu ke 9, membran analis koyak dan terbentuklah jalan terbuka antara
rektum dan dunia luar.
• Bagian atas canalis analis berasal dari entoderm dan didarahi oleh A.mesenterica
inferior
• Bagian bawah (1/3 bawah) berasal dari ektoderm dan didarahi oleh A.pudenda
interna.
• Pertemuan keduanya disebut linea dentata atau linea pertinatum.
2) Anatomi Sistem Pencernaan
lubang mulut (rima oris) labium supus & infus angulus oris
tdd: - vestibulum oris
- cavum oris : atap palatum (durum & mole)
isi cavum oris: - lingua - dental
lidah apex, radix, dorsum & facies infor mrpk bgn otot ditemukan papila
15
Kelenjar sekitar mulut
- gld. parotis retro mandibularis, cauda auricula v. oris (// gigi m2 maxilla)
- gld sublingualis corpus mandibula plica sublingualis
- gld submandibularis medial mandibula plica lingualis
Faring
basis cranii c6 pjg ± 12 cm, terbagi :
- nasopharynx (1) blkg cavum nasi s/d p. mole
- oropharynx (2) p. mole s/d epiglotis
- laryngopharynx (3) postor epiglo-tis oesphagus
16
OESOPHAGUS
tdd otot, pjg 23 – 25 cm
mulai pharynx (c6) – lambung (th11)
tbg: - pars cervicalis - pars thoracalis - pars abdominalis
mdpt pblh darah : a. thyroidea infor, cab. aorta thoracalis, a. gastrica sinistra
lambung (gaster)
2 muara cardiac & pylorus
2 curvatura mayor & minor
2 incissura cardiac & angularis
fiksasi lambung : omentum mayus & minus, ddg blkg abd cardiac
pblh drah: a. gastrica sinistra, a. gastroepiploica, a. gastrica brevis, pblh balik
mengikuti nadi
17
INTESTINUM TENUE
pjg, mesenterium & bagian. tdd: duodenu, myeyunu, ileum
duodenum
- btk spt huruf c, tdd 4 bgn: supor , asc, desc & infor
- muara duc choledochus & pancreaticus
- pblh darah : gastroepiploica sin, pancreatico duodenale a. mesenterica supor
yeyunum & ileum ddg blkg abd mesen terium intestinum tenue mesosteniale
pjg ± 6 m, mengisi sbgn besa rongga abd
perbedaan struk. letak, pjg, & jar. limfoid.
pblh drh cab. a. mesenterica sup.or a. yeyunalis & ilealis
INTESTINUM CRASSUM
- btk spt ∩ & usus halus haustra, appendix epi-ploica & taenia tdd:
18
- caecum muara ileum valvula ileocaecalis fossa iliaca dextra
- appendix limfoid
- colon ascendens
- colon transversum flexura coli dextra
- colon descendens flex. coli sinistra
- colon sigmoid, pblh darah a. mesen terica supor & infor
RECTUM
colon sigmoid 12 – 15 cm, menembus diafragma pelvis canalis anal
anus lubang bawah canalis anal coklat kemerahan & berkerut kontraksi m.
sphinc- ter ani externa & interna
pblh darah: cab. a. mesenterica infor & a. iliaca interna
tdd
- a. rectalis supor cab. a. mesenterica infor
- a. rectalis media a. iliaca interna
19
- a. rectalis infor cab a. pudenda interna anastomose dg a. rectalis media pblh balik
mengikuti arteridpt terjadi hemoroid interna dan externa
Hepar
facies supor lobus dextra & sinistra
facies infor postor alur bbtk h fossa sagitalis sinistra lig. teres hepatis
lobus caudatus & quadratus
fossa sagitalis dextra vesica fellea & v. cava inferior, grs melintang porta
hepatis
VESICA FELLEA
pjg ± 8 cm, berisi 40-80 cc, tdd bgn: fundus, corpus & collum
ditemukan duct. cysti- cus gab. dg duct. hepaticus ductus choledochus
pblh darah a.cystica cab. hepatica dextra, pblh balik v. porta
PANCREAS
bbtk hrf j, tltk serong, tdd caput, collum, corpus & cauda
kel exo & endokrin, pd corpus bjln a. lienalis, cauda lien
ductus pancreaticus
lien (spleen)
tltk dlm iga ke 9, 10 & 11, mrpk organ limfoid
memp. permukaan diafragma & viceral (lambung, ginjal & colon)
hillus lienalis pblh darah a. lienalis cab. truncus coe-liacus
pblh balik v. lienalis v. porta
3) Persarafan pada saluran pencernaan
Esofagus
20
a. Persarafan utama esofagus dipasok oleh serabut-serabut simpatis dan
parasimpatis dari sistem saraf otonom
b. Serabut parasimpatis dibawa dari nervus vagus yang dianggap sebagai
saraf motorik esofagus
c. Fungsi simpatis masih kurang diketahui
d. Selain persarafan ekstrinsik tersebut, terdapat jala-jala serabut saraf
intramural intrinsik dari antara lapisan otot sirkular dan longitudinal
(pleksus auerbach) berperan dalam mengatur peristaltik esofagus normal.
Jala-jala saraf intrinsik kedua (pleeksus meissner) terdapat di submukosa
saluran gastrointestinal, tetapi agak tersebar dalam esofagus .
Lambung
a. Mendapat suplai saraf ekstrinsik dari sistem saraf otonom
b. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan duodenum dihantarkan
melalui nervus vagus yang mencabangkan ramus gastrika, pilorika, dan
seleaka
c. Persarafan simpatis disuplai melalui nervus splanchnicur mayor dan
ganglia seliaka
d. Jalur saraf intrinsik dan meissner yang memudahkan komunikasi dan
koordinasi motilitar dan sekresi gastrointestinal.
Usus halus
a. Dipersarafi oleh cabang-cabang sistem saraf otonom : rangsangan
parasimpatis merangsang aktivitas sekresi dan motilitas
b. Saraf intrinsik akan menimbulkan fungsi motorik, berjalan melalui pleksus
auerbach yang letaknya dalam lapisan muskular dan pleksus meissner di
lapisan submukosa.
Usus besar
21
a. Dipersarafi sistem saraf otonom, kecuali sfingter eksterna yang berada
dalam pengendalian volunter
b. Serabut parasimpatis berjalan melalui saraf vagus ke bagian tengah kolon
transversum dan saraf pelvikus yang berasal dari daerah sakral menyuplai
bagian distal
c. Serabut simpatis meninggalkan medula spinalis melalui saraf spanknicus
d. Rancangan simpatis menghambat sekresi dan kontraksi serta merangsang
sfingter rektum, parasimpatis punya efek berlawanan.
Fisiologi sistem pencernaan
1) Mulut
Bibir : membantu memperoleh, mengarahkan, menampung makanan di mulut
Langit-langit(palatum) : atap lengkung, memisahkan mulut dengan saluran
hidung
Uvula : menutup saluran hidung saat menelan
Lidah : otot rangkamemandu makanan saat mengunyah dan menelan
dengan adanya papil pengecap
Gigi : mengunyah, menguraikan, mencampur dengan air liur, merangsang
sekresi pencernaan
Saliva : memulai pencernaan karbohidrat, higiene mulut, dan mempermudah
bicara serta menelan.
2) Faring dan Esofagus
Tempat lewatnya makanan
3) Lambung : menyimpan makanan sampai disalurkan ke usus halus dengan
kecepatan yang sesuai(dicerna dan diserap), lambung menyalurkan sedikit
demi sedikit dalam usus halus.
22
4) Usus halus : tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan
penyerapan.
5) Usus besar : Organ penyimpanan dan pengeringan serta pembentukan
konsepsi padat(feses).
4) SISTIM DIGESTIVUS
1. Tractus digestivus: cavum oris, pharynx, oesophagus, gaster, intestinum tenue,
intestinum crassum
2. Kelenjar pencernaan
– Kelenjar pada dinding tractus digestivus
– Kelenjar di luar dinding tractus digestivus: glandula parotis, glandula
submandibularis, glandula sublingualis, hepar dan vesica vele, pancreas
Cavum oris
• Batas/dinding : depanlabium oris, sampingbuccae = pipi, atappalatum,
lantai diaphragma oris, belakangfaucium
• Isi : gigi-geligi, lidah
• Kelenjar: kelenjar pada dinding (seromukosa), kelenjar di luar cavum oris, kelenjar di
luar cavum oris
• Dilapisi epitel berlapis gepeng tidak bertanduk
Labium oris : dilapisi oleh kulit kelanjutan kulit wajah
– Pars marginalis : lanjutan kulit tanpa rambut( 2 mm)
– Pars intermedia = rubrum labii
• Epitel: epitel gepeng berlapis, sedikit keratinisasi
• Lamina propria: tonjolan-tonjolan tinggi banyak mengandung
anyaman pembuluh darah
– Pars mucosa23
• Membrana mucosa, lanjutan dari rubrum labii
– Epitel gepeng berlapis tanpa keratinisasi
– Lamina propria mengandung glandula labialis
– M. Orbicularis oris : Otot seran lintang memanjang melingkari celah bibir
Lingua
• Bagian-bagian: Apex linguaeujung bagian depan, Corpus linguaebadan lidah,
Radix linguaepangkal lidah
• Permukaan: dorsum linguae, facies mylohyoidea
• Gambaran histologis: dilapisi oleh membrana mucosa pada dorsum linguae yang
kasar , papilla lingualis, glandula lingualis: kelenjar serosa/mukosa, musculi
lingualis otot intrinsik (seran lintang), papilla lingualis
• Tonjolan membrana mucosa
– Papilla filiformis
• Tonjolan sebagai benang, panjang 2 - 3 mm
• Memenuhi sebagian besar permukaan depan
• Ujung-ujung tonjolan epitel berkeratin
– Papilla fungiformis
• Warna merah: banyak anyaman pembuluh darah
• Berada di antara pap. Filiformis
• Jumlah kurang daripada pap. Filiformis
• Tonjolan berbentuk jamur, mengecil di bawah, permukan licin
• Lam. Propria membentuk tonjolan sekunder
– Papilla foliata
24
• Lipatan-lipatan pada tepi samping lidah
• Pada manusia: rudimenter, banyak pada hewan mengerat
Jaringan dentis
• Terdiri dari: corona dentis, collum dentis, radix dentis
• Bagian keras
– Substantia adamantina = dentinumseluruh bagian gigi, kecuali cavum
dentis dan canalis radicis dentis
– Substantia enamelum : menutupi corona dentis, bagian terkeras
• Bagian lunak
– Pulpa dentis : jaringan pengikat, dalam cavum dentis
• Jaringan penunjang
– Substantia cementum : menutupi radix dentis
– Membrana periodontalis
– Processus alveolaris
– Gingiva
Struktur histologis gigi
Glandula salivarius
• Klasifikasi berdasarkan letak:
25
– Diluar cavum oris (masing-masing sepasang): glandula parotis, glandula
submandibularis, glandula sublingualis
– Dalam dinding cavum oris : glandula labialis, glandula buccalis, glandula
palatina
– Dalam cavum oris : glandula lingualis
• Muara kelenjar : cavum oris
Struktur umum glandula salivarius
• Kelenjar mukosa:Pars secretoriapanjang, tubuler bercabang
• Kelenjar serosa murni dan campuran:Pars secretoriabervariasi dari bentuk asinus
sederhana sampai bentuk tubulo-asiner
• Sistem percabangan ductus excretorius:
– Ductus intralobularis : ductus intercalatestipis, bercabang, ductus
striatuslebih besar, sel epitel bergaris
– Ductus lobularis
– Ductus interlobularis
– Ductus excretoris primarius
Gambaran umum lapisan dinding traktus digestivus
• Struktur dinding
– Membrana mucosa : epitel, lamina propria (jaringan pengikat), muscularis
mucosae
– Tela submucosa : jaringan pengikat terdapat plexus submucosus
– Tunica muscularis : plexus myentericus, stratum circulare, stratum
longitudinale
– Tunica serosa/tunica adventitia : jaringan pengikat, sebagian dilapisi oleh sel-
sel mesotel26
• Lokasi kelenjar (mukosa) : dalam dinding, diluar dinding
Oesophagus
• Gambaran umum:
– Panjang: sekitar 25 cm
– Lokasi: sebagian besar dalam cavum thoracis, 2 - 4 cm di bawah diaphragma
– Fungsi: mengangkut makanan dari mulut
• Struktur mikroskopis:
– Membrana mucosa (tebal: 500 m m - 800 mm, melipat-lipat)
• Epitel gepeng berlapis tidak berkeratin
• Lamina propria: jar. Pengikat longgar, jar. Limfoid
• Tunica muscularis mucosae: otot polos longitudinal 200 mm
– Tela submucosa : jaringan pengikat longgar, jar. Limfoid, kelenjar
– Tunica muscularis (tebal: 0,5 mm - 2,2 mm) : stratum circulars, stratum
longitudinal, 1/4 bagian atas: otot seran lintang, 1/4 tengah bertahap diganti
otot polos, 1/3 bagian bawah otot polos
– Tunica adventitia: jaringan pengikat
Gaster
• Bentuk sebagai kantong dalam cavum abdominale
• Dibungkus oleh tunica serosa
• Bagian:cardia, fundus, corpus, pylorus
Gambaran histologis gaster
• Membrana mucosa
– Tidak rata membentuk rugae
27
– Epitel: silindris, tanpa sel goblet
– Lamina propri : glandula gastricabermuara dalam foveola gastrica
– Lamina muscularis mucosae otot polos
• Tunica submucosa : jaringan pengikat longgar
• Tunica muscularis : stratum obliqum, stratum circulare, stratum longitudinale
• Tunica serosa : jaringan pengikat dilapisi oleh mesotel
Intestinum tenue
• Panjang: 4 - 8 m
• Bagian-bagian:
– Duodenum: retroperitoneal, panjang: 25 cm
– Jejunum: intraperitoneal
– Ileum: intraperitoneal
• Fungsi umum : melanjutkan pencernaan, absorbsi makanan
• Upaya perluasan permukaan absorbsi:
– Tingkat sel: mikrovili pada permukaan sel epitel
– Tingkat membrana mucosa: villi intestinales
– Tingkat tela submucosa: plica circularis/valvula kerckringi
Intestinum crassum
• Cakupan:
– Coecum : appendix vermicularis: intraperitoneal
– Colon:
• Colon ascendens: retroperitoneal
28
• Colon transversum:: intraperitoneal
• Colon descendens: retroperitoneal
• Colon sigmoideum:: intraperitoneal
– Rectum: dalam cavum pelvis
– Anus
• Dinding: membrana mucosa, tela submucosa, tunica muscularis, tunica
adventitia/tunica serosa
Coecum et colon
• Bagian-bagian : coecum, colon ascendens, colon transversum, colon descendens,
colon sigmoideum
• Tampilan
– Dari luar : dibagi dalam penggal-penggal yang menggem-bung disebut
haustra, terdapat tiga jalur: taenia coli
– Dari dalam : permukaan membrana mucosa licin tanpa lipatan-lipatan
• Membrana mucosa:
– Permukaan dalam licin
– Tidak membentuk plica circularis dan villus intestinalis
– Epitel : sel absorbtif
– Lamina propria: tidak ada kekhasan, mengandung jar. Limfoid
– Crypta lieberkuhn :tubuler lurus , > panjang daripada int. Tenue (0,5 mm),
terutama sel-sel absorbtif, sel piala sangat banyak, tidak ada sel paneth, sel
entero-endokrin dalam jumlah lebih sedikit
– Muscularis mucosae: strat. Circulare&longit
• Tela submucosa: tidak ada hal yang khas
29
• Tunica muscularis:stratum circulare, stratum longitudinale: membentuk 3 taenia
Appendix vermicularis
• Penampilan : berpangkal pada coecum, sebagai cacing dengan ukuran 2 - 8 cm
• Mikroskopis:
– Lapisan dinding yang sama dengan bagian lain
– Lumen kecil bentuk bersudut
– Crypta lieberkuhn:dengan arah radier secara ireguler, panjang tidak sama,
sedikit sel piala, sel epitel silindris selapis dengan mikrovili
– Jaringan limfoid : mencolok, memenuhi seluruh lamina propria
– Muscularis mucosae: kurang berkembang
– Tela submucosa : jaringan pengikat tebal, anyaman pembuluh darah
Rectum
• Panjang: 12 cm
• Bagian-bagian:
– Ampulla recti
• Bentuk: membesar
• Membrana mucosa:bagian atas terdapat 3 lipatan mukosa transversal,
struktur: sama dengan pada colon, crypta lieberkuhn lebih panjang: 0,7
mm
– Canalis ani (panjang 4 cm)
• Diameter mengecil
• Membrana mucosa:melipat longitudinal, columna rectalis morgagni,
cypta lieberkuhn memendek dan menghilang sebelum anus, epitel
silindris selapis berubah menjadi epitel gepeng berlapis
30
Anus
• Epitel:
– Epitel silindris selapis berubah menjadi epitel gepeng berlapis
– Epitel berubah menjadi epidermis kulit: setinggi m. Sphincter ani externa (otot
seran lintang), glandula sebacea, glandula circumanalis (apokrin)
• Lamina propria:mengandung plexus venosus besar, vena membesar menjadi
hemoroid
• Tunica musculare
– Stratum circulare berakhir menjadi M. Sphincter ani interna
Hepar
• Organ kelenjar terbesar (1500 gr)
• Dibungkus oleh kapsul jaringan pengikat`
• Satuan makrokoskopis : lobus dexter, lobus sinister, lobus centralis/ lobus quadratus,
lobus caudatus
• Satuan mikroskopis : lobulus hepatis klasik, lobulus portalis, acinus hepatis
• Komponen parenkhim : hepatosit, sinusoid yang dibatasi sel-el endoteldan sel
kupffer, sel perisinosuidal
Vesica fellea
• Be ntuk & ukuran : kantong berbentuk buah jambu air, 4 cm - 10 cm
• Volume: 40 - 70 ml
• Kedudukan : pada cekungan permukaan bagian bawah hepar
• Bagian-bagian : corpus, fundus, infundibulum, collum
• Fungsi:
– Menerima cairan empedu dari ductus hepaticus
31
– Menyimpan dan memekatkan cairan empedu
– Melepaskan cairan empedu ke duodenum melalui ductus cysticus
Dinding vesica fellea
• Tunica serosa : Lanjutan tunica serosa dari selubung hepar, jaringan pengikat padat,
kadang2 terdapat ductus luschka, dilapisi oleh sel-sel mesotel
• Tunuca subserosa : Jaringan pengikat di bawah tunica serosa, langsung menutupi
jaringan otot polos
• Tunica muscularis : lapisan tipis jaringan sel-sel otot polos
• Tunica mucosa
– Melipat-lipat tidak teratur, ketinggiannya tergantung isi
– Epitel : silindris selapis dengan mikrovili
– Lamina propria : jaringan pengikat longgar dengan anyaman serabut elastis
dan retikuler
Pancreas
• Kelenjar pencernaan terbesar kedua
• Penampilan : memanjang, besar pada caput dan mengecil pada cauda pancreatis
(sebelah kiri)
• Kedudukan : retroperitoneal di antara kelokan duodenum
• Ukuran : panjang: 20 - 25 cm, berat: 65 - 160 g
• Bagian-bagian : caput pancreatis, corpus pancreatis, cauda pancreatis
• Jaringan : Jaringan kelenjar asiner di seluruh kelenjar pancreas, tersebar pulau-pulau
langerhans
5) Kelainan Kongenital sistem pencernaan
Sindroma lengkung pertama
32
• Terjadi karena kegagalan / perkembangan abnormal lengkung pharynx pertama
• Sindroma treacher collins (Dysostosis Mandibulo Facialis)
- telinga luar abnormal
- kelainan telinga tengah dan dalam
- hipoplasia tulang pipi dan rahang bawah
- kelainan kelopak mata bawah
Sindroma Piere Robin
• Hipoplasia rahang bawah
• Palatoschizis
• Kelainan telinga dan mata
Tongue – tie = ankyloglossia
• Lidah tidak bebas dari mulut
• Penyebab : tidak terjadi degenerasi sel pada dasar mulut, sehingga lidah terikat pada
dasar mulut
Dalam keadaan normal, terjadi degenerasi sel yang luas, yang tersisa hanya :
FRENULUM
Sumbing bibir dan langitan. Didepan foramen incisivum terjadi :
• Sumbing bibir lateral
• Sumbing rahang atas
• Sumbing antara langitan primer dan sekunder
Atresia Oesopagus & Fistula Oesophagotrachealis
• Kelainan ini akibat :
1. Penyimpangan septum eosophagotracheale ke posterior
33
2. Faktor-faktor mekanik yang mendorong dinding dorsal usus depan sederhana
ke arah anterior
• Bentuk yang paling sering ditemukan:
1. Bagian proximal berakhir sebagai kantong buntu
2. Bagian distal dihubungkan dengan trachea melalui saluran sempit.
• Bentuk lain, saluran fistula diganti oleh tali ligamentum.
• Keadaan yang jarang terjadi kedua bagian bermuara kedalam trachea.
• Stenosis Pylorus
– Disebabkan oleh otot-otot melingkar di daerah pylorus menebal sehingga
terjadi penyempitan rongga pylorus
– Akibatnya perjalanan makanan tersumbat sehingga anak muntah hebat dan
proyektil
• Atresia kandung empedu
– Pada mulanya kandung empedu merupakan alat yang berongga. Akibat
proliferasi epitel yang melapisinya, kandung ini menjadi padat untuk
sementara waktu. Kemudian terjadi rekanalisasi epitel, sehingga rongga
tetapnya terbentuk. Bila rekanalisasi tidak terjadi, kandung empedu tetap
• Atresia saluran empedu.
– Saluran didalam dan luar hati juga mengalami perpadatan. Bila rekanalisasi
tak terjadi akan terbentuk atresia. Biasanya hanya terbatas pada hanya
34
sebagian kecil ductus choledochus. Kandung empedu dan ductus hepaticus
proximal terhadap atresia sangat melebar.
– Anak lahir akan tampak kuning yang tambah lama tambah parah.
• Bentuk ganda vesica felea.
4. Pembelahan sebagian vesica felea
5. Diverticula pada kandung empedu.
Kelainan Pankreas
1. Pancreas yang berbentuk cincin
– Tunas pancreas terdiri atas 2 bagian yang dalam keadaan normal bersatu dan
berputar disekitar duodenum, sehingga terletak dibawah tunas pancreas dorsal.
– Kadang-kadang bagian kanan berputar secara normal tetapi bagian kiri
bergeser kearah yang berlawanan. Akibatnya duodenum dikelilingi oleh
pancreas yang berbentuk cincin.
– Kelainan ini kadang-kadang menjepit duodenum dan menyebabkan
penyumbatan.
2. Pancreas heterotopik
– Keadaan dimana jaringan pancreas dapat ditemukan mulai dari ujung distal
oesopagus sampai puncak jerat usus sederhana.
35
– Yang paling sering ditemukan pada selaput lendir lambung dan diverticulum
Meckel.
Kelainan Intestinum
1. Fixasi jerat-jerat usus.
terjadi akibat mesenterium tertekan pada dinding belakang perut dan beberapa
daerah, sehingga selaput ini bersatu dengan peritonium parietal. Akbiatnya jerat-
jerat usus tertentu akan melekat pada kedudukannya.
2. Sisa-sisa ductus vitellinus.
a. Sebagian kecil ± 2-4% ductus vitellinus tetap ada membentuk sebuah kantong
pada illium (diverticulum Meckel). Pada orang dewasa, diverticulum ini
terletak ± 40-60 cm dari valvula iliocaecalis, pada tepi ilium yang berhadapan
dengan mesenterium.
b. Fistula umbilicalis atau fistula vitellina.
Kadang-kadang ductus vitelina dipertahankan seluruhnya, sehingga membetuk
hubungan langsung antara pusat dengan saluran pencernaan. Dalam hal ini tinja
dapat keluar melalui pusat.
c. Kista vitellina atau enterocystoma.
Kedua ujung ductus vitellinus diubah menjadi tali-tali fibrosa, sedangan
bagian tengah membetuk kista yang besar. Karena tali-tali fibrosa ini melintasi
rongga peritonium, jerat-jerat usus mudah terjerat disekitarnya sehingga
menyebabkan tersumbat dan menimbulkan strangulasi.
3. Omphalocele
Jerat-jerat usus gagal kembali dari tali pusat ke dalam rongga perut, akibatnya
jerat-jerat tersebut tetap berada dalam coelom extraembrional dari tali pusat. Pada
saat lahir herniasi jerat-jerat ini menyebabkan pembengkakan yang besar pada tali
pusat dan hanya ditutupi oleh amnion.
4. Hernia umbilicalis congenitalis
36
Pada kelalinan ini lapisan otot dan kulit disekitar pusat tidak ditemukan,
sehingga lapisan permukaan hanya dibentuk oleh amnion.
Alat-alat dalaman kembali kedalam rongga perut, tetapi menerobos lagi keluar
pada masa janin, sehingga menonjol keluar dan ditutupi oleh peritonium dan
amnion tanpa kulit. Pada kasus yang berat semua alat dalaman termasuk hati
ditemukan diluar rongga perut. Keadaan ini disebut eventratio viscra abdominis
atau gastroschiziz.
Kelainan Anus
1. Anus imperforatus dan atresia ani.
– Pada kasus yang ringan canalis analis berakhir buntu pada membran analis
yang hanya dipisahkan oleh sekat pemisah.
– Pada kasus yang berat dapat ditemukan lapisan tebal jaringan ikat. Ini bisa
disebabkan : Kegagalan perkembangan lobang anus, atresia recti
2. Fistula recti
– Sering berhubungan dengan anus imperforatus.
Dapat ditemukan :
• Antara rectum dan vagina (fistula recto vaginalis)
• Antar rectum dan vesica urinaria atau uretra (fistula urorectalis)
• Didaerah perineum (fistula recto perinealis)
6) Korelasi Klinis Sistem Pencernaan
1) Akalasia
Gangguan hipomotilitas yang jarang terjadi. Gangguan ini ditandai
oleh peristaltik korpus esofagus yang lemah dan tidak teratur atau
aperistaltik, meningkatnya tekanan esofagus bagian bawah,, dan
37
kegagalan sfingter esofagus bagian bawah untuk berelaksasi secara
sempurna sewaktu menelan.
2) Hernia Hiatus
Herniasi bagian lambung dalam dada melalui hiatus esofagus
diafragma.
3) Gastritis
Suatu keadaan peradangan atau pendarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, difus, atau lokal.
4) Ulkus Peptikum
Putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas sampai di bawah
epitel.
5) Apendisitis
Peradangan apendiks yang mengenai semua lapisan dinding organ
tersebut. Penyebabnya infeksi bakteri, penyumbatan saluran apendiks
karena feses yang keras, cacingan, dan adanya benda asing dalam
tubuh.
38
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.
Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:Buku
Kedokteran EGC .
Yanwirasti, komunikasi, 2010.
Gusti Revilla, komunikasi, 2010.
Sudirman Lubait, komunikasi, 2010.
39