laporan tutorial skenario 1

71
LAPORAN TUTORIAL BLOK ORAL KURATIF DAN REHABILITATIF 1 SKENARIO I OLEH: Kelompok Tutorial 1 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER

Upload: berty-intan

Post on 24-Oct-2015

416 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

kurhab I

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial Skenario 1

LAPORAN TUTORIAL

BLOK ORAL KURATIF DAN REHABILITATIF 1

SKENARIO I

OLEH:

Kelompok Tutorial 1

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: Laporan Tutorial Skenario 1

KELOMPOK TUTORIAL 1

PEMBIMBING : drg. IZZATA BARID, M.Kes

KETUA : DANANG DEWANTARA (111610101062)

SCRIBER PAPAN : LUBNA (111610101008)

SCRIBER MEJA : BERTY NUR K.I.P (111610101004)

ANGGOTA :

1. SELVIA MAGDALENA (111610101001)

2. FATHIMATUS ZAHRO (111610101002)

3. ROHMATUL UMMAH (111610101003)

4. RIRIA HENDARTO PUTRI (111610101006)

5. VANANDA DUANTA (111610101011)

6. BIMBI VIRGAMANTYA (111610101047)

7. REDO SETYAWAN (111610101068)

8. MAHDA MEUTIAH DINI (111610101070)

9. SARIWIWiT INTAN P.A. (111610101087)

10. ARISKA CYNTIA (111610101098)

Page 3: Laporan Tutorial Skenario 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Skenario I pada Blok Oral

Kuratif dan Rehabilitatif 1.

Penyusunan laporan ini tidak lepas oleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada:

1. drg. Izzata Barid, M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan membimbing, sehingga laporan ini dapat terselesaikan

dengan baik.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini mungkin masih ada beberapa bagian yang

tidaklah sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangatlah

diharapkan untuk perbaikan kesempurnaan laporan ini. Demikian, penulis

berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Jember, 6 september 2013

Penulis

Page 4: Laporan Tutorial Skenario 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Endodontik merupakan bagian ilmu kedokteran gigi yang menyangkut

diagnosis serta perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan

periapeks. Tujuan perawatan endodontik adalah mengembalikan keadaan gigi

yang sakit agar dapat menerima secara biologic oleh jaringan sekitarnya. Ini

berarti bahwa gigi tersebut tanpa simtom, dapat berfungsi dan tidak ada tanda-

tanda patologik yang lain. Tahap dasar perawatan endodontik ada tiga tahap.

Pertama adalah tahap diagnosa yang meliputi penentuan penyakit dan

perencanaan perawatan. Kedua, tahap preparasi. Pada tahap ini isi saluran akar

dikeluarkan dan saluran akar dipreparasi untuk menerima bahan pengisi. Ketiga

adalah tahap pengisian. Pada tahap terakhir ini saluran akar diisi dengan bahan

yang dapat menutupnya secara hermetic sampai batas dentin dan semen. Setiap

aspek perawatan endodontik termasuk dalam salah satu dari ketiga tahap tersebut.

Asas pokok yang mendasari perawatan gigi dengan masalah endodontik

adalah yang mendasari ilmu bedah pada umumnya. Teknik aseptik, debridemen

luka, drainase dan perawatan lembut jaringan baik dengan istrumen maupun

dengan obat-obatan semuanya adalah asas utama ilmu bedah. Selama perawatan,

semua jaringan pulpa harus dikeluarkan, saluran akar dibesarkan dan diirigasi,

permukaan saluran disterilkan sebagai yang ditentukan oleh pemeriksaan

bakteriologik, dan saluran akar diobsturasi dengan baik untuk mencegah

kemungkinan infeksi kembali.

Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan

mengangkat jaringan pulpa yang telah terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran

akar, disertasi pembersihan, perbaikan bentuk dan kemudian saluram akar tersebut

diisi oleh bahan pengisi saluran akar agar tidak terjadi kelainan lebih lanjut atau

infeksi ulang.

Page 5: Laporan Tutorial Skenario 1

Dalam melakukan perawatan saluran akar ada beberapa tahapan yang

harus dilakukan oleh operator, yaitu outline cavity entrance, preparasi cavity

entrance, ekstirpasi jaringan pulpa, pengukuran panjang kerja, preparasi saluran

akar, trial guttap, dan pengisian saluran akar.

Pembuatan cavity entrance merupakan tahapan yang sangat penting dakam

perawatan saluran akar. Cavity entrance adalah jalan masuk ke ruang pulpa.

Dalam melakukan preparasi cavity entrance sebelumnya operator harus

memahami tentang outline cavity entrance yang merupakan proyeksi ruang pulpa

ke permukaan gigi. Outline dan preparasi cavity entrance pada gigi anterior dan

posterior berbeda, oleh karena itu operator harus mengetahui perbedaan teknik

preparasi cavity entrance pada masing-masing gigi agar perawatan saluran akar

dapat berhasil. Apabila operator tidak memahami tentang cavity entrance, maka

perawatan saluran akar yang dilakukan dapat mengalami kegagalan.

Oleh karena pentingnya memahami cavity entrance, baik outline maupun

preparasinya, penulis akan mambahas tentang definisi dan tujuan cavity entrance,

outline cavity entrance pada gigi anterior baik yang normal maupun gigi yang

karies, serta kesalahan yang mungkin terjadi dalam preparasi cavity entrance agar

operator dapat meminimalisir kesalahan tersebut.

Page 6: Laporan Tutorial Skenario 1

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi dari gigi-gigi rahang atas dan bawah?

2. Apa definisi dari perawatan saluran akar?

3. Apa definisi dari cavity entrance?

4. Bagaimana prosedur preparasi cavity entrance?

1.3 Tujuan

1. Mampu mengetahui dan menjelaskan anatomi gigi rahang atas dan

bawah.

2. Mampu mengetahui dan menjelaskan outline cavity entrance gigi

rahang atas dan bawah.

3. Mampu mengetahui dan menjelaskan prosedur preparasi cavity

entrance gigi rahang atas dan bawah.

Page 7: Laporan Tutorial Skenario 1

BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan mengenai saluran akar gigi merupakan hal yang penting

untuk keberhasilan suatu perawatan endodonti.Disini tidak hanya perlu diketahui

berapa jumlah akar serta salurannya pada setiap gigi,tetapi juga harus diketahui

kemungkinan adanya belokan serta penyempitan saluran akar.Antara endodont

dan desmodont (jaringan periodontal) kira kira 20% dihubungkan oleh kanal

samping atau ramifikasi.

Kanal samping ini tidak dapat dibersihkan pada preparasi saluran akar

dan hanya dapat diisi sebagina dengan teknik gutapercha panas.

Weine membagi bentuk saluranya menjadi empat tipe,yaitu :

Tipe 1 : saluran akar tunggal dari kamar pulpa menuju apeks

Tipe II : dari kamar pulpa ada dua saluran akar menjadi satupada daerah

mendekati apkes

Tipe III : dua saluran akar terpisah mulai dari kamar pulpa sampai apeks

Tipe IV : dari kamar pulpa,satu saluran akar dan pada daerah mendekati apeks

terpisah menjadi dua

Jumlah dan kemungkinan adanya belokan serta penyempitan saluran akar

dari gigi anterior hingga posterior adalah sebagai berikut :

1. Gigi anterior atas

Insisivus biasanya mempunyai saluran akar yang besar sehingga dapat dibersihkan

dengan baik tanpa kesulitan

2. Gigi anterior bawah

Page 8: Laporan Tutorial Skenario 1

Insisivus sentral dan lateral pada mandibular saluran akarnya boleh dikatakan

sama.Dua puluh sampai tiga puluh persen gigi depan bawah mempunyai dua

kanal.

3. Premolar pertama atas

Premolar pertama atas mempunyai beberapa variasi,baik dalam jumlah maupun

bentuk anatomis saluran akar.Sekitar 60% premolar pertama atas mempunyai dua

akar,yaitu satu akar bukal dan satu akar palatal,masing masing dengan satu

saluran akar tunggal.Pada sekitar 6% kasus,premolar pertama atas mempunyai

tiga akar dengan tiga saluran akar,yaitu dua akar bukal dan satu akar

palatal,masing-masing dengan satu saluran akar .Sementara,pada 20% kasus

ditemukan hanya satu saluran akar berbentuk elips yang lebih lebar pada buko-

lingual dibandingkan mesio distal.

4. Premolar kedua atas

Bentuk akar paling umum pada premolar kedua atas adalah akar tunggal dengan

satu saluran akar,keadaan ini ditemukan,sementara tipe lainnya lebih jarang .Kira-

kira 24% premolar kedua atas mempunyai dua saluran akar yang terpisah dan

berbeda atau konvergen sampai mendekati apeks.Sekitar 1% premolar kedua atas

mempunyai tiga saluran akar.

5. Premolar pertama bawah

Biasanya,sekitar 73,5% premolar pertama bawah mempunyai satu akar dengan

satu saluran akar.Bentuk saluran akar yang mungkin ditemukan adalah tipe II dan

IV.Keadaan dua akar yang terpisah dengan masing masing memiliki satu saluran

akar,jarang dijumpai .Menurut Ingle,pada sekitar 6,5% kasus ditemukan premolar

pertama bawah dengan dua saluran akar dan satu foramen,dan sekitar 19,5%

mempunyai dua saluran akar dengan dua foramen.Hanya sekitar 0,5% yang

mempunyai tiga saluran akar.

6. Premolar kedua bawah

Page 9: Laporan Tutorial Skenario 1

Premolar kedua bawah mempunyai variasi jauh lebih sedikit dibandingkan

premolar pertama bawah .Biasanya sekitar 85,5% mempunyai satu akar dengan

satu saluran akar di tengah yang baik .Bentuk saluran akar tipe II,III,IV jarang

sekali ditemukan .Sekitar 1,5% ditemukan dua saluran akar dengan satu foramen

dan sekitar 11,5% mempunyai dua saluran akar dengan dua foramen.Hanya

sekitar 1% premolar kedua bawah mempunyai tiga saluran akar,yaitu dua saluran

akar bukal dan satu saluran akar lingual.

7. Molar pertama atas

Molar pertama atas mempunyai tiga akar yang terpisah,yaitu satu akar palatal dan

dua akar bukal,yaitu satu akar mesio-bukal dan satu akar disto-bukal ,dengan tiga

saluran akar.Biasanya akar distobukal dan akar palatal masing-masing mempunyai

satu saluran akar,tetapi akar mesio-bukal memiliki saluran akar bervariasi antara

tipe I,II,dan III.Akar mesio-bukal mempunyai kesamaan dalam jumlah dan bentuk

saluran akar dengan akar tunggal gigi premolar atas meskipun sedikit lebih

ramping,.

8. Molar kedua atas

Molar kedua atas sekitar 90% mempunyai akar dan bentuk saluran akar yang

sama dengan molar pertama atas,yaitu dua akar bukal dan satu akar palatal dengan

masing-masing memilikisatu saluran akar.Ada kemungkinan akar masio-bukal

mempunyai dua saluran akar yang terpisah atau bergabung,tetapi kemungkinan ini

lebih kecil dibandingkan molar pertama atas.Akar palatal biasanya mempunyai

satu saluran akar,tetapi sekitar pada 10% ditemukan dua saluran akar,yaitu satu

saluran akar bukal dan satu saluran akar palatal.

Dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Stewart terhadap 300 gigi

molar,sekitar 12% gigi molar kedua atas mempunyai empat saluran akar.Sekitar

46% mempunyai saluran akar yang bergabung.

9. Molar pertama bawah

Page 10: Laporan Tutorial Skenario 1

Molar pertama bawah umumnya mempunyai dua akar yang terpisah dan tidak

sama,yaitu satu akar mesial dan satu akar distal .Akar mesial mempunyai dua

saluran akar yang terpisah dengan saluran akar mesio-lingual lebih lurus,sedangka

akar distal biasanya mempunyai satu saluran akar.Sekitar 64,4% kasus ditemukan

molar pertama bawah yang memiliki tiga saluran akar.Menurut penelitian

Hess,sekitar 4% kasus mempunyai empat saluran akar dan sekitar 18% hanya

mempunyai dua saluran akar.Molar pertama bawah dengan tiga atau empat

saluran akar sekitar 28,9%.yaitu satu akar mesial dan dua akar distal dimana akar

disto bukal mempunyai dua aluran akar dan akar disto lingual mempunyai satu

aluran akar,sedangkan akar mesial mempunyai satu saluran akar.

10. Molar kedua bawah

Variasi jumlah akar dan bentuk saluran akar molar kedua bawah lebih banyak

dibandingkan molar pertama bawah.Menurut hess,sekitarnya 78% mempunyai

dua akar dengan tiga saluran akar dengan akar mesial memiliki dua saluran akar

dan akar distal memiliki satu saluran akar mesial dan mungkin juga ditemukan

bentuk saluran akar tipe I.Bentuk saluran akar tipe II lebih banyak ditemukan pada

akar mesial dan mungkin juga ditemukan bentuk saluran akar tipe I.

Gigi terdiri dari beberapa jaringan pembentuk. Secara garis besar, jaringan

pembentuk gigi ada 3, yaitu email, dentin, dan pulpa.

a. Email

Email adalah lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Email

berasal dari epitel (ektodermal) yang merupakan bahan terkeras pada

tubuh manusia dan paling banyak mengandung kalsium. Secara kimia,

email merupakan Kristal yang terkalsifikasi dengan persentase bahan

anorganik 95-99 %, terutama sebagai kalsium fosfat, dalam bentuk Kristal

apatit, dan bahan matriks organic 1 %, dan sisanya adalah air.

Matriks organic email tidak terdiri atas serabut-serabut kolageb

tetapi terdiri atas sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen yang

disebut amelogenin dan enamelin. Enamelin terdiri atas asam aspartat,

Page 11: Laporan Tutorial Skenario 1

serin, glisin, prolin, dan asam glutamate. Hidroksi apatit merupakan

unsure mineral yang paling banyak.

Email merupakan jaringan semitranslusen, sehingga warna gigi

bergantung kepada warna dentin di bawah email, ketebaan email, dan

banyaknya stain pada email. Ketebalan email tidak sama, paling tebal di

daerah oklusal atau insisal dan makin menipis mendekati pertautannya

dengan sementum.

Unit structural email adalah prisma (batang) email, dengan

substansi interprismatik di antara prisma-prisma tersebut. Setiap batang

terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email. Setiap prisma letaknya

tegak lurus terhadap permukaan dentin, dari batas email-dentin ke

permukaan gigi. Tetapi di bagian tengah tersusun dalam bentuk sedikit

spiral. Tiap prisma dibentuk oleh satu ameloblas dan pada potongan

melintang tampak seperti sisik serta dasar prisma-prisma email tersebut

berbentuk heksagonal.

Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas.

Selsilindris tinggi ini mempunyai banyak mitokondria di bawah inti

reticulum endoplasma kasar dan kompleks golgi yang berkembang baik.

Setiap ameloblas memiliki juluran apical, dikenal sebagai prosesus Tomes.

Mengandung banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein yang

menyusun matriks email.

Adapun sifat fisik email, sebagai berikut :

1. Warna putih keabu-abuan transparan

2. Kekuatan tarikan kurang lebih 100 kg/cm2

3. Kekuatan kompressinya 2100 – 3500 kg/cm2

4. Bersifat getas

5. Ketebalan pada cusp kurang lebih 2,5 mm

Sifat termal email :

1. Meneruskan panas dengan konduksi

2. Tidak menghantarkan listrik tetapi mentransmisi listrik

Permeabilitas email :

Page 12: Laporan Tutorial Skenario 1

1. Bersifat permiabel terhadap sejumlah material baik invivo/ invitro

2. Dapat dipenetrasi oleh molekul yang cukup besar pada suhu

kamar/ suhu tubuh

b. Dentin

Dentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah

mahkota ditutupi oleh email, sedangkan di daerah akar ditutupi oleh

sementum. Secara internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa.

Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan

yang telah mengalami kalsifikasi sama seperti tulang, tetapi sifatnya lebih

keras karena kadar garam kalsiumnya lebih besar (80%) dalam bentuk

hidroksi apatit. Zat antar sel organic (20%) terutama terdiri atas serat-serat

kolagen dan glikosaminoglikans, yang disintesis oleh sel yang disebut

odontoblas.

Odontoblas membentuk selapis sel-sel yang terletak di pinggir pulpa

menghadap permukaan dalam dentin. Odontoblas berasal dari mesenkim,

berbentuk silindris dan inti di bagian basal. Sitoplasmanya basofilik

dengan banyak RE bergranula, dan seluruh aparat golgi yang letaknya

supra nuclear.

Sel pada puncaknya yang menghadap dentin membentuk tonjolan

sitoplasma panjang dan halus yang disebut serat dentin dari Tomes. Serat-

serat ini menembus seluruh tebal dentin dan terletak dalam saluran-

saluran kecil pada dentin dan disebut sebagai tubulus dentin. Dentin yang

berada tepat di sekitar tiap tubulus sifatnya lebih refringen dan disebut

sebagai selubung Neumann. Dentin muda yang baru terbentuk disebut

sebagai predentin. Lapisan ini pada dasarnya tidak mengandung mineral

dan warnanya berbeda dari dentin. Predentin terdiri atas substansi dasar

dan serat-serat kolagen dibentuk oleh odontoblas. Di dalam dentin

terdapat daerah-daerah kecil, disebut ruang interglobular, yang hanya

sebagian atau sama sekali tidak mengalami pengapuran.

Page 13: Laporan Tutorial Skenario 1

Pembentukan dentin bersifat siklis dan tidak teratur, dan pada gigi

yang telah lengkap pertumbuhannya terdapat garis pertumbuhan

incremental dari Owen, yang tampak sebagai lingkaran pertumbuhan pada

potongan melintang.

Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion

hydrogen. Diperkirakan bahwa rangsangan itu diterima oleh serat dentin

dan diteruskan olehnya ke serat saraf di dalam pulpa.

Odontoblas bertahan selama hidup dan bila dirangsang secara

berlebihan atau oleh adanya penyakit periodontal, sel odontoblas ini dapat

meletakkan dentin baru, disebut sebagai dentin ‘reparatif’. Bila

odontoblas dirusak, dentin tetap ada untuk waktu lama, tidak seperti

tulang.

Adapun sifat fisik dari dentin, ialah :

1. Keras, warna putih kekuningan

2. Tahanan tarik 250 kg/cm2

3. Elastisitas cukup tinggi

Permeabilitas dentin :

1. Tubuli dentin merupakan saluran utama untuk berdifusinya cairan

melalui dentin

2. Sebanding dengan diameter dan jumlah tubuli

3. Tinggi pada pulpa

4. Lebih rendah pada dentin akar daripada dentin mahkota dan bagian

luar sangat tidak permeable

5. Pada infeksi gigi reaksi radang berkembang di dalam pulpa jauh

sebelum terkena infeksi

6. Sklerorik dentin mengurangi permeabilitas karena menyubat tubuli

7. Pengeboran dentin pada pada preparasi kavitas menghasilkan

debris mikro kristalin yang menutupi tubuli dentin yang disebut

smear layer dan berfungsi mencegah kuman menembus dentin.

Page 14: Laporan Tutorial Skenario 1

c. Pulpa

Pulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi.

Jaringan ini adalah jaringan pembentuk, penyokong, dan merupakan bagian

integral dari dentin yang mengelilinginya.

Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan

giginya, yang terkait dengan umur pasien. Tahap perkembangan gigi juga

berpengaruh pada macam terapi pulpa yang diperlukan jika misalnya pulpa

terkena cedera.

Umumnya, garis luar jaringan pulpa mengikuti garis luar bentuk

gigi. Bentuk garis luar ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan

bentuk garis luar saluran pulpa mengikuti bentuk akar gigi. Pulpa gigi

dalam rngga pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan mempunyai

berbagai fungsi, yaitu sebagai pembentuk, sebagai penahan, mengandung

zat-zat makanan, mengandung sel-sel saraf/sensori.

Pulpa terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

1. Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada

bagian tengah korona gigi dan selelu tunggal. Sepanjang kehidupan

pulpa gigi mempunyai kemampuan untuk mengendapkan dentin

sekunder, pengendapan ini mengurangi ukuran dari rongga pulpa.

2. Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa.

3. Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat

pada bagian akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar

sesuai dengan jumlah akar, tetapi sebuah akar mungkin mempunyai

lebih dari sebuah saluran.

4. Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada

apeks akar berupa suatu lubang kecil.

5. Supplementary canal. Beberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih

dari satu foramen, dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai 2 atau

lebih cabang dekat apikalnya yang disebut multiple foramina /

supplementary canal.

Page 15: Laporan Tutorial Skenario 1

6. Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa

dihhubngkan dengan ruang pulpa. Adakalanya ditemukan suatu akar

mempunyai lebih dari satu saluranpulpa, misalnya akar mesio-bukal

dari M1 atas dan akar mesial dari M1 bawah mempunyai 2 saluran

pulpa yang berakhir pada sebuah foramen apikal.

Di dalam pulpa terdapat berbagai jenis sel, yaitu :

1. Odontoblas, yaitu sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk

lapisan tunggal di perifernya dan mensintesis matriks yang kemudian

termineralisasi dan menjadi dentin. Odontoblas adalah sel akhir yakni

tidak mengalami lagi pembelahan sel. Odontoblas terdiri atas dua

komponen structural dan fungsional utama yakni badan sel dan

prosesus sel.

2. Preodontoblas. Odontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas

yang lama hilang akibat cedera. Namun tumbuhnya odontoblas baru

hanya bisa terjadi jika pada zona kaya akan sel telah ada

preodontoblas. Preodontoblas adalah sel yang telah terdiferensiasi

sebagian sepanjang garis odontoblas. Preodontoblas ini akan

bermigrasi ke tempat terjadinya cedera dan melanjutkan

diferensiasinya pada tempat tersebut.

3. Fibroblast, adalah tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah

paling besar di pulpa mahkota. Sel ini menghasilkan dan

mempertahankan kolagen serta zat dasar pulpa dan mengubah struktur

pulpa jika ada penyakit. Akan tetapi, tidak seperti odontoblas, sel ini

mengalami kematian apoptosis dan diganti jika perlu oleh maturasi

dari sel yang kurang terdiferensiasi.

4. Sel cadangan. Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa.

Sel precursor ini ditemukan di zona kaya akan sel dan inti pulpa serta

dekat sekali dengan pembuluh darah. Tampaknya, sel-sel ini

merupakan sel yang pertama kali membelah ketika terjadi cedera.

5. Sel-sel sistem imun. Makrofag, limfosit T, dan sel dendritik juga

merupakan penghuni seluler yang normal dari pulpa. Sel dendritik dan

Page 16: Laporan Tutorial Skenario 1

prosesusnya ditemukan di seluruh lapisan odontoblas dan memiliki

hubungan yang dekat dengan elemen vaskuler dan elemen saraf. Sel-

sel ini merupakan bagian dari sistem respons awal dan pemantau dari

pulpa. Sel ini akan menangkap dan memaparkan antigen terhadap sel

T residen dan makrofag.

Cavity entrance adalah teknik untuk membuat jalan masuk ke saluran

akar dalam perawatan endodontic agar alat-alat yang digunakan tidak terhambat

dan mudah masuk. Sebelumnya dibuat outline form cavity entrance.Outline Form

Cavity Entrance merupakan proyeksi ruang pulpa ke permukaan gigi di bagian

cingulum untuk gigi anterior atau oklusal untuk gigi posterior. Tujuanya untuk

membuat akses yang lurus, membuang atap dan tanduk pulpa dan menghindari

preparasi yang berlebihan.

Page 17: Laporan Tutorial Skenario 1

BAB III

PEMBAHASAN

3. 1 Cavity Entrance Insisivus RA

a. Outline Cavity Entrance

Berbentuk triangular dengan alas sejajar insisial. Ukuran garis

bentuk jalan masuk untuk semua gigi anterior harus

menggambarkan struktur anatomik internal kamar pulpa koronal

masing-masing gigi. Kamar pulpa biasanya mengikuti kontur

mahkota dengan tiga tanduk pulpa yang cocok perkembangan

mamelon. Pada gigi insisivus rahang atas, bantuk jalan masuk agak

triangular dengan dasar segitiga ke arah tepi insisal.

Gambar 7. Insisivus sentral RA. Pembagian daerah pada koronal untuk menentukan OCE (A), titik pengeboran pada sepertiga tengan (B)

Gambar 8. Potongan longitudinal insisivus sental

Page 18: Laporan Tutorial Skenario 1

b. Preparasi outline cavity entrance

1. Memperhatikan outline cavity entrance

2. Gunakan bur bulat dan diletakkan di atas singulum pada

sudut tegak lurus dengan permukaan enamel gigi lalu

dilakukan pengeburan.setelah menembus enamel, dengan

arah sejajar sumbu akar gigi dilakukan pengeburan sampai

menembus ruang pulpa yang ditandai dengan sensasi seperti

menembus ruang kosong.

3. Orifice dicari dengan jarum miller (orifice adalah lubang

saluran akar yang terletak pada dasar ruang pulpa, perhatikan

letak dan jumlahnya).

4. Setelah itu dengan bur bulat dilakukan gerakan ke arah

incisal edge untuk menghilangkan atap pulpa dan tanduk

pulpa dan membentuk cavity entrance sedemikian rupa

sehingga alat preparasi dapat memperluas ke dalam saluran

akar dengan bebas. Untuk memperluas dan menghaluskan

kavitas akses digunakan fissure bur.

Page 19: Laporan Tutorial Skenario 1

Gambar 9. Preparasi cavity entrance gigi insisivus RA

3. 2 Insisivus Lateral RA

a. Outline Cavity Entrance

Untuk outline cavity entranse insisiv lateral rahang atas hampir sama

dengan insisiv sentral rahang atas, yaitu triangular dengan alas

sejajar insisal. Akan tetapi hanya dibedakan ada bentuk anatomi

insisiv lateral yang lebih kecil. Dan hanya mempunyai dua tanduk

pulpa sesuai dengan perkembangan mamelon

Page 20: Laporan Tutorial Skenario 1

Gambar 10. Potongan longitudinal (A), potongan melintang bukal-

lingual bagian tengah akar (B), potongan sagital(C), pandangan

insisal(D)

b. Preparasi outline cavity entrance

Cavity entrance gigi insisiv lateral Rahang Atas sama dengan gigi

insisiv sentral Rahang Atas, tetapi lebih kecil dan lebih ovoid. Teknik

yang digunakan dalam preparasi cavity entrance sama dengan gigi

insisiv sentral akan tetapi untuk penggunaan bur digunakan bur bulat

no 2 bukan no 4.

3. 3 Caninus RA

a. Outline Cavity Entrance

Berbentuk oval dengan arah insiso cervical. Proses pembukaan jalan

masuk untuk gigi kaninus maksiler pada dasarnya sama seperti untuk

gigi insisivus sentral dan lateral maksiler. Satu-satunya perbedaan

adalah bahwa bentuk lubang jalan masuk ovoid,seperti ditentukan

oleh anatomi kamar pulpa. Teknik untuk jalan masuk adalah sama

seperti pada gigi insisivus sentral dan lateral maksiler.

Gambar 11. Outline cavity entrance gigi caninus RA. Potongan

longitudinal (A), potongan melintang buko-lingual bagian tengah

akar (B), potongan sagital(C), pandangan insisal (D)

b. Preparasi cavity entrance

Page 21: Laporan Tutorial Skenario 1

Perhatikan outline cavity entrance dari gigi yang akan di preparasi.

Gunakan bur bulat dan diletakkan di atas singulum pada sudut tegak

lurus dengan permukaan enamel gigi lalu dilakukan pengeburan.

Setelah menembus enamel, dengan arah sejajar sumbu akar gigi

dilakukan pengeburan samapai menembus ruang pulpa yang ditandai

dengan sensasi seperti menembus ruang kosong. Kavitas diirigasi

dengan akuades steril untuk membersihkan hasil preparasi lalu

dikeringkan dengan cotton pellet. Orifice dicari dengan jarum miller

(orifice adalah lubang saluran akar yang terletak pada dasar ruang

pulpa, perhatikan letak dan jumlahnya). Setelah itu dengan bur bulat

dilakukan gerakan ke arah incisal edge untuk menghilangkan atap

pulpa dan tanduk pulpa dan untuk membentuk cavity entrance

sedemikian rupa sehingga alat preparasi dapat dimasukkan ke dalam

saluran akar dengan bebas. Untuk memperluas dan menghaluskan

kavitas akses digunakan fisure bur. Kavitas diirigasi dengan aquades

steril sampai bersih dari serbuk dentin yang terasah lalu dikeringkan

dengan cotton pellet.

3. 4 Insisivus Sentral RB

a. Outline Cavity Entrance

Bentuk outline insisivus sentral rahang bawah bentuk

outlinenya hampir sama dengan insisivus rahang atas

yaitu triangular dengar alas sejajar dengan insisal. Hal

ini dikarenakan ruang pulpa insisivus rahang atas dan

rahang bawah hampir serupa. Namun untuk rahang

bawah memiliki ruang pulpa yang lebih kecil.

Kamar pulpa dari insisivus sentral rahang bawah datar

dan kecil ke arah mesiodistal. memiliki tiga tanduk

pulpa yang jelas dijumpai pada gigi yang baru erupsi,

mengalami pengapuran dan cepat hilang karena

Page 22: Laporan Tutorial Skenario 1

stimulus pengunyahan yang konstan. Bentuk kamar

pulpa insisivus rahang bawah melebar ke arah

labiolingual dan ovoid dalam potongan melintang pada

1/3 servikal mahkota serta meruncing ke arah insisal.

Gambar 12. Outline cavity entrance insisiv sentral RB. Potongan

longitudinal (A), pandangan insisal (B), gigi anomali dengan 2

saluran akar potongan sagital (C), potongan sagital insisivus lateral

RB dengan 1 saluran akar (D)

b. Preparasi Outline Cavity Entrance

Cavity entrance rahang bawah dibuat dengan cara yang sama dengan

gigi anterior rahang atas, dengan perbedaan ukuran lebih kecil. Bentuk

lubang jalan masuk gigi insisivus rahang bawah adalah oval panjang,

dengan dimensi terbesarnya menghadap ke arah insisoservikal. Jalan

masuk yang tepat memungkinkan seseorang untuk menyelidiki 1/3

servikal akar, untuk menentukan apakah terdapat saluran akar kedua.

Dimana kemungkinan percabangan saluran akar insisivus rahang

bawah cukup besar. Yaitu kemungkinan gigi insisivus sentral rahang

Page 23: Laporan Tutorial Skenario 1

bawah yang memiliki dua saluran akar dan satu foramen apikal

sebanyak 25%, sementara kemungkinan gigi insisivus sentral rahang

bawah yang memiliki dua saluran akar dan dua foramen apikal

sebanyak 5%.

Gambar 13. Preparasi outline cavity entrance insisivus sental RA

3. 5 Insisivus lateral RB

a. Outline cavity entrance

Bentuk outline cavity entrance insisivus lateral rahang

bawah hampir sama dengan gigi insisivus sentral

rahang bawah, namun memiliki dimensi yang lebih

besar seukuran gigi sebenarnya. Hal ini dikarenakan

konfigurasi insisivus larteral rahang bawah sama

dengan kamar pulpa gigi insisivus sentral rahang

Page 24: Laporan Tutorial Skenario 1

bawah. Tetapi gigi lateral memiliki dimensi yang lebih

besar.

Gambar 14. Outline cavity entrane insisivua lateral RB.

Potongan sagital (A), potongan longitudinal (B),

potongan akar (C).

b. Preparasi Cavity Entrance :

Pembukaan cavity entrance pada gigi insisivus lateral rahang bawah

dibuat dengan cara yang sama seperti untuk gigi insisivus sentral

mandibular.

3. 6 Caninus RB

a. Outline Cavity Entrance

Bentuk dari outline kaninus rahang bawah sama

dengan outline kaninus rahang atas yaitu bentuk oval

yang memanjang dari arah insiso servikal. Hal ini

dikarenakan kamar pulpa gigi kaninus menyerupai gigi

kaninus rahang atas akan tetapi lebih kecil pada semua

dimensi. Kamar pulpanya sempit ke arah mesiodistal.

Jika di lihat dari arah labiolingual, kamar meruncing ke

1/3 insisal mahkota, tetapi melebar pada 1/3 servikal.

Kaninus rahang bawah hanya memiliki satu tanduk

pulpa pada gigi dewasa. Potongan melintang kamar

pulpa berbentuk ovoid pada 1/3 servikal. Ttidak

Page 25: Laporan Tutorial Skenario 1

terdapat pembatasan (orifice) nyata antarakamar pulpa

dan saluran akar.

Gambar 15. Outline cavity entrance gigi caninus RB.

Potongan longitudinal (A), pandangan insisal (B), gigi anomali

dengan 2 saluran akar potongan sagital (C), potongan sagital dengan

1 saluran akar (D)

b. Preparasi Cavity Entrance

Cavity entrance gigi kaninus rahang bawah dibuat dengan cara yang

sama seperti gigi kaninus rahang atas dengan variasi yang ditentukan

oleh dimensi anatomi yang lebih kecil.

Page 26: Laporan Tutorial Skenario 1

gambar 16. Preparasi cavity entrance gigi caninus RB

3. 7 Premolar 1 RA

Gigi Premolar 1 Rahang Atas memiliki dua akar pada 54,6% kasus,

pada 21,9% kasus berakar ganda akar-akarnya terpisah, sedangkan pada

32,7% akarnya menyatu. Gigi premolar 1 rahang atas ada yang memiliki

dua saluran akar yang terpisah dari ruang pulpa sampai ke foramen

apikalnya, ada yang dua saluran yang kemudian menyatu menjadi satu di

foramen apical dan beberapa variasi lainnya.

Kamar pulpa gigi premolar 1 RA sempit ke arah mesiodistal. Di

bawah tiap cusp terdapat tanduk pulp, tetapi keduanya mungkin tidak

terlihat pada proyeksi radiografi karena saling menutupi. Bagian

bukopalatal lebar, dan tanduk pulpa bukal lebih menonjol daripada tanduk

palatal pada gigi muda.

a. Outline Cavity Entrance

Untuk outline cavity entrancenya, gigi premolar 1 berbentuk

oval yang memanjang dari daerah bukal ke palatal. Hal ini karena gigi

premolar 1 rahang atas memiliki 2 saluran akar, 1 bukal dan 1 lingual.

Orifis saluran akar bukal-lingual masing-masing bersambung dengan

dinding-dinding kamar pulpa bukal dan lingual. Dasar kamar pulpa

gigi ini cembung, terletak jauh di dalam sepertiga koronal akar. Akses

cavity entance (pengeburan) harus ditengah-tengah dari oklusal

Page 27: Laporan Tutorial Skenario 1

groove sedangkan pelebarannya dari arah bukal-palatal untuk mencari

jalan masuk/ orifis.

Potongan longitudinal (kiri) dan potongan sagital (kanan) gigi 1 rahang atas

Outline cavity entrance gigi premolar 1 rahang atas padangan oklusal

b. Teknik preparasi Cavity Entrance

Pada skema tersebut dijelaskan tahapan dalam cavity entrance pada gigi premolar 1 rahang atas:

1. Memperhatikan outline cavity entrancenya

Page 28: Laporan Tutorial Skenario 1

2. Dengan menggunakan round bur besar (gambar A), dibuat akses untuk

menembus ke ruang pulpa, sesuai dengan bentuk outline yang

berbentuk oval memanjang dari bukal ke palatal. Pengeburan dimulai

dari daerah tengah permukaan oklusal antara cusp bukal dan palatal.

Round bur diarahkan sejajar sumbu panjang gigi sampai menembus ke

ruang pulpa.

3. Setelah menembus ruang ( gambar B), kemudian dicari orifice untuk

memastikan bahwa saluran akar tidak buntu dengan menggunakan

jarum miller (gambar C).

4. Setelah menembus ruang pulpa, kemudian dilakukan pembersihan

tanduk pulpa, round bur ditempatkan di samping dinding kamar pulpa

dan memotong kea arah oklusal untuk mengambil ruang pulpa

(gambar D)

5. Setelah tanduk pulpa dibersihkan, maka hasil pengeburan kemudian

dirapikan dengan menggunakan fissure bur (gambar E).

6. Hasil preparasi berupa suatu akses yang lurus yang memungkinkan

alat preparasi masuk tanpa hambatan ke dalam saluran akar. Cara

mengeceknya dengan memasukkan sonde lurus ke orifce slauran akar,

jika hasil preparasi sudah benar, maka sonde akan masuk ke dalam

saluran akar mengikuti jalan masuk tanpa hambatan dari dinding

preparasi cavity entrance tersebut (gambar F).

3. 8 Premolar 2 RA

Gigi Premolar 2 Rahang Atas hanya memiliki akar tunggal. Pada

potongan melintang, saluran-saluran pada 1/3 servikal ovoid dan sempit.

Pada 1/3 tengah, bila terdapat satu saluran maka saluran tersebut ovoid,

dan bila terdapat 2 saluran maka saluran tersebut bulat. Pada 1/3 apikal,

potongan melintangnya bulat, tanpa memperhatikan apakah terdapat 1/ 2

saluran.

Page 29: Laporan Tutorial Skenario 1

a. Outline Cavity EntranceUntuk outline cavity entrancenya, gigi premolar 2 berben tuk

oval yang memanjang dari daerah bukal ke palatal. Jalan masuk dari

orifis gigi oremolar 2 RA lebih ditengah. Jika tidak ditengah, carilah

jalan masuk kedua dibawah ujung cusp lainnya.

Outline cavity entrance gigi premolar 1 rahang atas padangan

oklusal

Page 30: Laporan Tutorial Skenario 1

b. Teknik preparasi Cavity Entrance gigi premolar 2 RA sama dengan gigi premolar 1 RA

1. Memperhatikan outline cavity entrancenya

2. Dengan menggunakan round bur besar dibuat akses untuk menembus

ke ruang pulpa, sesuai dengan bentuk outline yang berbentuk oval

memanjang dari bukal ke palatal. Pengeburan dimulai dari daerah

tengah permukaan oklusal antara cusp bukal dan palatal. Round bur

diarahkan sejajar sumbu panjang gigi sampai menembus ke ruang

pulpa.

3. Setelah menembus ruang, kemudian dicari orifice untuk memastikan

bahwa saluran akar tidak buntu dengan menggunakan jarum miller.

4. Setelah menembus ruang pulpa, kemudian dilakukan pembersihan

tanduk pulpa, round bur ditempatkan di samping dinding kamar pulpa

dan memotong kea arah oklusal untuk mengambil ruang pulpa

5. Setelah tanduk pulpa dibersihkan, maka hasil pengeburan kemudian

dirapikan dengan menggunakan fissure bur.

6. Hasil preparasi berupa suatu akses yang lurus yang memungkinkan

alat preparasi masuk tanpa hambatan ke dalam saluran akar. Cara

mengeceknya dengan memasukkan sonde lurus ke orifce slauran akar,

jika hasil preparasi sudah benar, maka sonde akan masuk ke dalam

saluran akar mengikuti jalan masuk tanpa hambatan dari dinding

preparasi cavity entrance tersebut.

3. 9 Premolar 1 RB

Keduanya memiliki bentuk outline yang sama yaitu berbentuk oval

dala arah bukal lingual, namum terkadang dapat juga berbentk bulat. Gigi

P1 RB merupakan gigi peralihan antara gigi anterior dan posterior,

Page 31: Laporan Tutorial Skenario 1

struktur anatomi nya menyerupai struktur anatomi kedua jenis gigi

tersebut. Lebar mnesiodistal kamar pulpa sempit, kea rah bukolingual

kamar pulpanya lebar. Dengan tanduk pulpa bagian bukal menonjol

meluas ke bawah cusp bukal yang berkembang dengan baik.

Akar gigi P1 RB memiliki akar berbentuk konis dan pendek. Akar

ini dapat terbagi pada 1/3 apikal dalam 2 atau 3 akar. Mayoritas akarnya

lurus tetapi beberapa akar membengkok ke distal, bahkan ada yang

membengkok ke bukal ke lingual. Bahkan berbentuk S atau Bayonet.

Apabila terdapat 1 saluran, maka akan berbentuk konis dan sederhana.

Pada arah mesiodistal saluran akarnya sempit. ke arah bukolingual luas

dan meruncing kea rah 1/3 apikal. Pada potongan melintang, 1/3 apikal

dan 1/3 tengah berbentuk ovoid. Sedangkan 1/3 apikal nya berbentuk

bulat.

Pembukaan jalan masuk (orifis), dengan menentukan bentuk dan

ukuran serta pengukuran luas kamar pulpa ke arah mesial, distal dan

koronal pada radiograf diagnostic dan dengan memindahkan pengukuran

ini pada gigi, dapat ditaksir kira-kira ukuran, bentuk, dalam ny dan lokasi

kavitas, jalan masuk koronal yang harus di preparasi. Anatomi internal

kamar pulpa menentukan bentuk dan ukuran lubang jalan masuk.gigi P1

RB kemiringan lingual mahkota sekitar 30 derajat terhadap sumbu panjang

akaar sehingga untuk mengimbangi kemiringan dan untuk mencegah

perforasi, enamel ditembus pada 1/3 tengah lereng lingual cusp facial

dengan bur karbit no 2 pada contra angle berkecepatan tinggi, dipusatkan

disebelah mesiodistal dan diarahkan sepanjang sumbu panjang akar.

Page 32: Laporan Tutorial Skenario 1

Potongan longitudinal (kiri) dan potongan sagital (kanan) gigi 1 rahang atas

a. Outline Cavity Entrance

Outline cavity entrance gigi premolar 1 rahang bawah dari pandangan oklusal

b. Teknik preparasi cavity entrance

Dari skema di atas digambarka tahapan cavity entrance pada gigi premolar rahang bawah.

1. Membuat akses dari oklusal ke ruang pulpa dengan menggunakan

round bur besar sesuai dengan bentuk outline yaitu oval pada daerah

sepertiga tengah lereng lingual cusp bukal diarahkan sepanjang sumbu

Page 33: Laporan Tutorial Skenario 1

panjang akar (gambar A). Hal ini untuk mencegah perforasi dan

mengimbangi kemiringan dari cusp bagian lingual. Pengeburan

dilakukan sampai menembus ke ruang pulpa (gambar B).

2. Setelah menembus ruang pulpa, kemudian dicari orifice menggunakan

jarum miller (gambar C)

3. Setelah orifice ditemukan, kemudian dilakukan pembersihan tanduk

pulpa dengan menggunakan round bur dengan teknik yang sama

seperti pada gigi premolar rahang atas yaitu menggunakan round bur

(gambar D).

4. Setelah tanduk pulpa dibersihkan, maka hasil cavity entrance tersebut

dirapikan dengan menggunaka fissure bur (gambar E).

5. Hasil cavity entrance berupa akses yang lurus terhadap saluran akar

dan cara mengeceknya juga sama seperti pada premolar rahang atas

(gambar F).

3. 10 Premolar 2 RB

Panjang rata-rata gigi premolar 2 rahang atas 22,3mm. Kamar pulpanya

sama dengan premolar 1 rahang bawah, kecuali tanduk pulpa lebih

menonjol dibawah cusp lingual.

Akarnya tunggal tetapi ada juga yang memiliki 2 sampai 3 akar. Akar

memiliki ukuran keliling lebih besar dan lebih lebar ke arah bukolingual

dibandingkan gigi premolar 1 rahang bawah. Biasanya 1 saluran akar

keluar pada 1 foramen apeks, tetapi pada beberapa akar suatu slauran

tunggal mungkin bercabang menjadi 2 dan keluar pada 2 foramen.

Orifis premolar 2 rahang bawah pada dasarnya sama seperti gigi premolar

1 rahang bawah, kecuali penetrasi enamel dimulai pada fossa sentral dan

lubang jalan masuk ovoid lebih lebar ke arah mesiodistal.

a. Outline Cavity Entrance

Page 34: Laporan Tutorial Skenario 1

Outline cavity entrance gigi premolar 2 rahang bawah dari pandangan oklusal

b. Teknik preparasi Cavity Entrance

1. Memperhatikan outline cavity entrancenya

2. Dengan menggunakan round bur besar (gambar B), dibuat akses untuk

menembus ke ruang pulpa, sesuai dengan bentuk outline yang

berbentuk oval memanjang dari bukal ke palatal. Pengeburan dimulai

dari daerah 1/3 tengah lereng lingual cusp bukal dengan bur diamond

no 2 diarahkan sepanjang sumbu panjang akar (gambar C). Hal ini

untuk mencegah perforasi dan mengimbangi kemiringan lingual

mahkota sebesar 30 derajat.

Page 35: Laporan Tutorial Skenario 1

3. Setelah menembus ruang pulpa, kemudian dilakukan pembersihan

tanduk pulpa, round bur ditempatkan di samping dinding kamar pulpa

dan memotong kea arah oklusal untuk mengambil ruang pulpa

(gambar E)

4. Setelah tanduk pulpa dibersihkan, maka hasil pengeburan kemudian

dirapikan dengan menggunakan fissure bur (gambar F).

5. Hasil preparasi berupa suatu akses yang lurus yang memungkinkan

alat preparasi masuk tanpa hambatan ke dalam saluran akar. Cara

mengeceknya dengan memasukkan sonde lurus ke orifce slauran akar,

jika hasil preparasi sudah benar, maka sonde akan masuk ke dalam

saluran akar mengikuti jalan masuk tanpa hambatan dari dinding

preparasi cavity entrance tersebut (gambar G-H).

3.11 Gigi Molar Pertama Maksiler

a. Panjang Gigi Rata-rata

Panjang gigi rata-rata gigi molar pertama maksiler adalah 21,3 mm.

b. Kamar Pulpa

Kamar pulpa gigi molar pertama maksiler adalah yang terbesar

pada lengkung gigi dengan empat tanduk pulpa: mesiobukal,

distobukal, mesiopalatal, dan distopalatal. Dasar kamar pulpa gigi

ini mempunyai bentuk segitiga pada potongan melintang.

c. Orifis

Orifis saluran akar-akar terletak pada ketiga sudut dasar. Orifis

terbesar adalah orifis yang terletak pada bagian palatal yang

berbentuk bulat atau oval dan dapat dengan mudah dimasuki untuk

eksplorasi. Pada orifis mesiobukal terletak di bawah cusp

mesiobukal, panjang ke arah bukopalatal dan memiliki penurunan

pada ujung palatal dimana mungkin terdapat orifis saluran

Page 36: Laporan Tutorial Skenario 1

keempat. Orifis distobukal terletak pada sedikit ke arah distal dan

palatal dari orifis mesiobukal dan dapat dimasuki dari mesial untuk

eksplorasi. Dasar kamar pulpa terdapat pada sepertiga servikal

akar, dan atap terdapat pada sepertiga servikal mahkota.

d. Akar dan Saluran Akar

Gigi molar pertama maksiler memiliki 3 saluran akar yang

biasanya terletak pada sebelah mesiobukal, distobukal, dan palatal.

Pada akar mesiobukal ini adalah akar yang paling sempit di anatara

3 saluran akar tersebut, datar pada arah mesiodistal pada orifis

tetapi bulat pada sepertiga apikal. Akar distobukal kecil dan

berbentuk kurang lebih bulat, yang biasanya mempunyai saluran

akar tunggal, meruncing, kadang-kadang mendatar pada arah

mesiodistal tetapi umumnya berbentuk kerucut, berakhir dengan

saluran yang lebih kecil, bulat pada sepertiga apikal. Akar palatal

mempunyai diameter terbesar dan merupakan akar terpanjang gigi

molar pertama maksiler. Saluran akar ini berbentuk ovoid ke arah

mesiodistal dan meruncing ke arah apeks yang kemudian menjadi

kecil dan membulat.

Gigi molar rahang atas terdiri dari gigi molar pertama, molar kedua

dan molar ketiga rahang atas. Ketiganya memiliki jumlah akar yang sama,

yaitu tiga akar, yang membedakan adalah bentuk anatomi koronalnya.

Outline dari cavity entrance gigi molar pertama rahang atas berbentuk

triangular dengan alas sejajar bukal.

Page 37: Laporan Tutorial Skenario 1

Outline cavity entrance pada gigi molar pertama rahang atas dari pandangan

bukal dan oklusal

Bentuk outline pada gigi molar pertama atas dengan 3 orifice (kiri) dan 4

orifice (kanan)

e. Pembukaan jalan masuk

Anatomi internal kamar pulpa gigi molar pertama maksiler

menentukan bentuk dan ukuran pembukaan jalan mauk. Untuk

menentukan bentuk dan ukuran kamar pulpa dengan cara perluasan

kamar pulpa di sebelah mesial, distal, dan koronal pada radiograf

diagnostik.

Mula-mula email ditembus dengan menggunakan mata bur

round bur bulat no.4 dengan meletakkan instrumen pada fossa

sentral dan menyudut terhadap akar palatal. Bur di arahkan ke

saluran palatal, dimana kamar pulpa gigi ini adalah yang terbesar.

Setelah menembus email bur diarahkan menyudut terhadap akar

palatal sampai kamar pulpa sampai merasakan sensasi “ruang

kosong”, apabila tidak terasa sensasi seperti itu biasanya kamar

pulpa itu sedikit mengapur sehingga dapat mengandalkan

pengukuran dari radiograf untuk menghindari penetrasi melebihi

atap kamar.

Tahapan cavity entrance pada gigi molar pertama rahang atas yaitu:

Page 38: Laporan Tutorial Skenario 1

1. Dengan round bur, dilakukan pengeburan menembur enamel gigi

sesuai dengan otline yang telah ditentukan. Bur diletakkan pada

fossa sentral dan menyudut terhadap akar palatal sampai bur

menembus ke ruang pulpa.

2. Kemudian dicari orifice untuk menentukan jumlah saluran akar

yang nantinya harus dirawat PSA. Molar atas umumnya memiliki

3 saluran akar, namun kadang terdapat juga molar atas dengan 4

saluran akar, biasanya satu saluran akar tambahan tersebut berada

di akar mesial.

3. Setelah menembus ke ruang pulpa dan orifice ditemukan,

kemudian dilakukan pembersihan tanduk pulpa dengan

menggunakan round bur dengan teknik yang sama dengan gigi

lainnya. Pemotongan ke arah oklusal dilakukan dengan mengambil

bagian terbesar atap kamar pulpa terlebih dahulu yaitu bagian

palatal

4. Atap kamar pulpa yang tersisa dibershkan dengan fissure bur

silindris sekaligus untuk menghaluskan dinding kavitas.

5. Hasil cavity entrance berupa akses yang lurus tanpa hambatan ke

saluran akar. Dinding kavitas dibuat divergen kea rah permukaan

oklusal. Pengecekan hasil preparasi dilakukan dengan sonde

gambar preparasi cavity entrance pada molar pertama rahang atas

3.12 Gigi Molar Kedua Maksiler

Page 39: Laporan Tutorial Skenario 1

a. Panjang Gigi Rata-rata

Panjang rata-rata gigi molar kedua maksila adalah 21,7 mm.

b. Kamar Pulpa

Kamar pulpa gigi molar kedua maksila sama dengan kamar pulpa gigi

molar pertama maksila, kecuali ke arah mesiodistal adalah lebih sempit.

Karena dimensinya yang lebih sempit, atap kamar pulpa lebih jajaran

genjang pada potongan melintang, dan saluran mesiobukal dan

distobukal lebih berdekatan dan kelihatan seperti mempunyai lubang

bersama, tetapi dapat dibedakan dengan mudah yang satu dari yang lain.

c. Orifis

Kadang-kadang ketiga orifis saluran hampir pada garis lurus.

d. Akar dan Saluran Akar

Gigi molar kedua maksila biasanya mempunyai tiga akar, yang

berkelompok berdekatan. Karena pengelompokan dekat ini akar-akar

bukal dapat menyatu, dan kadang-kadang ketiga akar menyatu

membentuk suatu akar konis tunggal. Bila terdapat 3 akar, biasanya

terlihat 3 saluran, dengan saluran keempat pada akar mesiobukal lebih

jarang dibandingkan dengan gigi molar pertama maksila. Bila akar-akar

bukal menyatu membentuk 1 akar bukal, gigi hanya akan mempunyai 2

saluran, 1 bukal dan 1 palatal, meskipun tidak luar biasa menemukan 3

saluran, gigi dengan 1 hanya 1 akar biasanya mempunyai 1 saluran akar

konis.

Gigi molar kedua rahang atas memiliki jumlah akar yang sama dengan

gigi molar pertama maupun gigi molar ketiga rahang atas, yaitu tiga akar,

yang membedakan adalah bentuk anatomi koronalnya. Outline dari cavity

entrance gigi molar kedua atas berbentuk triangular dengan alas sejajar

bukal.

Page 40: Laporan Tutorial Skenario 1

Outlne cavity entrance pada gigi molar kedua rahang atas

dari pandangan bukal dan oklusal

Bentuk outline pada gigi molar kedua rahang atas dengan 3 orifice (kiri)

dan 4 orifice (kanan)

e. Pembukaan jalan masuk

Pembukaan jalan masuk gigi molar kedua maksila pada dasarnya

sama seperti gigi molar pertama maksila, dengan variasi yang dipengaruhi

oleh struktur anatomi.

Tahapan cavity entrance pada gigi molar kedua rahang atas yaitu:

1. Dengan round bur, dilakukan pengeburan menembur enamel gigi

sesuai dengan otline yang telah ditentukan. Bur diletakkan pada

Page 41: Laporan Tutorial Skenario 1

fossa sentral dan menyudut terhadap akar palatal sampai bur

menembus ke ruang pulpa.

2. Kemudian dicari orifice untuk menentukan jumlah saluran akar

yang nantinya harus dirawat PSA. Molar atas umumnya memiliki

3 saluran akar, namun kadang terdapat juga molar atas dengan 4

saluran akar, biasanya satu saluran akar tambahan tersebut berada

di akar mesial.

3. Setelah menembus ke ruang pulpa dan orifice ditemukan,

kemudian dilakukan pembersihan tanduk pulpa dengan

menggunakan round bur dengan teknik yang sama dengan gigi

lainnya. Pemotongan ke arah oklusal dilakukan dengan mengambil

bagian terbesar atap kamar pulpa terlebih dahulu yaitu bagian

palatal

4. Atap kamar pulpa yang tersisa dibershkan dengan fissure bur

silindris sekaligus untuk menghaluskan dinding kavitas.

5. Hasil cavity entrance berupa akses yang lurus tanpa hambatan ke

saluran akar. Dinding kavitas dibuat divergen kea rah permukaan

oklusal. Pengecekan hasil preparasi dilakukan dengan sonde

gambar preparasi cavity entrance pada molar kedua rahang atas

3.13 Gigi Molar Pertama Mandibular

a. Panjang Gigi Rata-rata

Page 42: Laporan Tutorial Skenario 1

Panjang gigi rata-rata molar pertama mandibular adalah 21,9 mm

b. Kamar Pulpa

Atap kamar pulpa gigi molar pertama mandibular sering berbentuk empat

persegi panjang, dinding mesial lurus, dinding distal bulat, dan dinding

bukal serta lingual berkumpul untuk bertemu dengan dinding mesial dan

distal serta membentuk suatu dasar jajaran genjang. Atap kamar pulpa

mempunyai empat tanduk pulpa, yaitu mesiobukal, mesiolingual,

distobukal dan distolingual. Keempat kamar pulpa ini menyusut seiring

bertambahnya usia yang menyebabkan berkurangnya ukuran kamar

pulpa. Atap kamar pulpa terletak pada sepertiga servikal mahkota tepat

diatas serviks gigi dan dasar terletak pada sepertiga servikal akar.

c. Orifis

Tiga orifis yang terletak pada dasar pulpa: mesiobukal, mesiolingual,

distal. Orifis mesiobukal terletak dibawah cusp mesiobukal dan biasanya

sukar untuk ditemukan dan dimasuki bila tidak cukup struktur yang

diambil. Untuk menembus orifis ini masukkan explorer dengan shank

panjang. Orifis mesiolingual terletak pada suatu penurunan yang

dibentuk oleh dinding mesial dan lingual. Orifis mesiobukal dan mesio

lingual mungkin berdekatan dibawah cusp mesiobukal. Orifis distal yang

terlebar dan berbentuk oval dapat diexplorasi dari arah mesial.

d. Akar dan Saluran Akar

Terdapat 2 akar yang sangat berbeda pada gigi molar pertama mandibular

pada mesial dan distal. Kedua akar lebar dan datar ke arah bukolingual

dengan penurunan di tengah-tengah akar arah bukolingual. Meskipun

memiliki 2 akar, biasanya terdapat saluran akar 2 pada mesial dan 1 pada

distal.

Gigi molar rahang bawah terdiri dari gigi molar pertama, molar

kedua dan molar ketiga rahang bawah. Ketiganya memiliki 2 akar

Page 43: Laporan Tutorial Skenario 1

(mesial-distal) dan umumnya memiliki 2 saluran akar. Namun, terdapat

beberapa variasi jumlah saluran akar. Misalnya pada gigi molar pertama

jumlahnya dapat mencapai 4 saluran (2 mesial-2 distal). Umumnya pada

molar pertama rahang bawah bentuk outlinenya berupa triangular dengan

alas sejajar mesial/ rhomboid.

Outline form gigi molar pertama rahang bawah

dari pandangan bukal, mesio-distal dan oklusal

Molar pertama bawah dengan 3 saluran akar (kiri), 4 saluran akar

e. Pembukaan jalan masuk

Page 44: Laporan Tutorial Skenario 1

Pembukaan jalan masuk untuk gigi molar pertama mandibular

mengikuti ciri-ciri anatomik kamar pulpa. Email dan dentin ditembus pada

fosa sentral dengan sudut pengeburan ke arah distal, dimana kamar pulpa

adalah yang terbesar. Prosedur mengikuti prosedur yang digariskan bagi

gigi molar maksiler. Lubang jalan masuk biasanya trapezoidal dengan

sudut-sudut bulat atau persegi panjang bila terdapat saluran distal kedua.

Pembukaan jalan masuk meluas ke arah cusp mesiobukal, untuk

menemukan saluran mesiobukal, ke arah lingual agak melebihi alur

sentral, dan ke arah distal agak melebihi alur bukal.

Tahapan cavity entrance pada molar pertama rahang bawah yaitu:

1. Melakukan pengeburan pada oklusal sesuai dengan bentuk outline

yang sudah ditentukan dengan round bur. Pengeburan dilakukan pada

fossa sentral dengan sudut pengeburan kea rah distal (kamar pulpa

terbesar), meluas ke arah cusp mesiobukal untuk menemukan saluran

akar mesiobukal.

2. Jika kamar pulpa sudah terbuka maka dicari orifice menggunakan

jarum miller.

3. Setelah kamar pulpa terbuka dan orifice ditemukan, dilakukan

pembersihan tanduk pulpa menggunakan round bur besar dengan

teknik yang sama denga gigi lainnnya.

4. Setelah tanduk pulpa dibersihkan denga round bur, maka kavitas

dibentuk menggunakan fissure bur silindris, hal ini juga sekaligus

membersihkan sisa tanduk pulpa yang mungkin tidak terangkat dengan

round bur besar.

5. Hasil preparasi berupa akses yang lurus yang memungkinkan alat

preparasi saluran akar masuk tanpa hambatan. Pengecekan dilakukan

dengan sonde lurus sama seperti yang lainnya.

Page 45: Laporan Tutorial Skenario 1

gambar preparasi cavity entrance pada molar pertama rahang bawah

3.14 Gigi Molar Kedua Mandibular

a. Panjang Gigi Rata-rata

Panjang gigi rata-rata gigi molar kedua mandibular adalah 22,4 mm.

b. Kamar Pulpa

Kamar pulpa dari gigi kedua molar mandibular ini lebih kecil daripada

kamar pulpa gigi molar pertama mandibular.

c. Orifis

Orifis saluran akar gigi molar kedua mandibular lebih kecil dan lebih

berdekatan.

d. Akar dan Saluran Akar

Mayoritas gigi molar kedua mandibular mempunyai 2 akar (71%), gigi

dengan 1 akar (27%), dan gigi dengan 2 akar (2%) juga ditemukan. Pada

gigi berakar tunggal atau satu, 53% akar adalah lurus, tetapi dapat juga

membengkok ke distal, ke lingual, atau memounyai bentuk S. Bila

terdapat 2 akar, akar mesial biasanya membengkok ke distal, tetapi dapat

lurus, membengkok ke bukal, atau mempunyai bentuk S. akar distal

biasanya lurus tetapi dapat membengkok ke distal, ke mesial, ke bukal,

Page 46: Laporan Tutorial Skenario 1

atau mempunyai bentuk S. Biasanya dijumpai tiga saluran akar pada gigi

molar kedua mandibular. Variasi yang paling sering adalah adanya hanya

2 saluran.

Gigi molar kedua rahang bawah memiliki 2 akar (mesial-distal) dan

umumnya memiliki 2 saluran akar. Namun, terdapat beberapa variasi

jumlah saluran akar. Misalnya pada gigi molar kedua rahang bawah

terdapat bentukan khusus dari saluran akarnya yang disebut “C-shaped”.

Umumnya pada molar kedua rahang bawah bentuk outlinenya

berupa triangular dengan alas sejajar mesial/ rhomboid.

Outline form gigi molar rahang bawah

dari pandangan bukal, mesio-distal dan oklusal

Molar bawah dengan 3 saluran akar (kiri), 4 saluran akar

dan bentukan “c-shaped’

e. Pembukaan jalan masuk

Page 47: Laporan Tutorial Skenario 1

Pembukaan jalan masuk untuk gigi molar kedua mandibular dibuat

seperti pada gigi molar pertama mandibular, dengan variasi yang

dibutuhkan oleh gigi yang lebih kecil ini. Karena inklanasi bukoaksialnya,

kadang-kadang perlu mengurangi sebagian besar kuspa mesiobukal untuk

membersihkan dan membentuk saluran mesiobukal.

Tahapan cavity entrance pada molar kedua rahang bawah yaitu:

1. Melakukan pengeburan pada oklusal sesuai dengan bentuk outline

yang sudah ditentukan dengan round bur. Pengeburan dilakukan pada

fossa sentral dengan sudut pengeburan kea rah distal (kamar pulpa

terbesar), meluas kea rah cusp mesiobukal untuk menemukan saluran

akar mesiobukal.

2. Jika kamar pulpa sudah terbuka maka dicari orifice menggunakan

jarum miller.

3. Setelah kamar pulpa terbuka dan orifice ditemukan, dilakukan

pembersihan tanduk pulpa menggunakan round bur besar dengan

teknik yang sama denga gigi lainnnya.

4. Setelah tanduk pulpa dibersihkan denga round bur, maka kavitas

dibentuk menggunakan fissure bur silindris, hal ini juga sekaligus

membersihkan sisa tanduk pulpa yang mungkin tidak terangkat dengan

round bur besar.

5. Hasil preparasi berupa akses yang lurus yang memungkinkan alat

preparasi saluran akar masuk tanpa hambatan. Pengecekan dilakukan

dengan sonde lurus sama seperti yang lainnya.

Page 48: Laporan Tutorial Skenario 1

gambar preparasi cavity entrance pada molar kedua rahang bawah

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Outline cavity entrance adalah proyeksi ruang pulpa ke permukaan gigi

di bagian singulum (fosa caecum) untuk gigi anterior atau oklusal untuk

gigi posterior.

Tujuanya untuk membuat akses yang lurus, membuang atap dan tanduk

pulpa dan menghindari preparasi yang berlebihan.

Bentuk outline gigi insisivus adalah triangular dengan alas sejajar insisal,

dan bentuk outline gigi kaninus adalah oval arah insiso servikal atau

bulat.

Outline cavity entrance gigi premolar 1(kiri) dan premolar 2 (kanan) rahang atas

Page 49: Laporan Tutorial Skenario 1

Outline cavity entrance gigi premolar 1(kiri) dan premolar 2 (kanan) rahang bawah

Outline dari cavity entrance gigi molar pertama rahang atas berbentuk

triangular dengan alas sejajar bukal. Outline dari cavity entrance gigi

molar kedua rahang atas juga berbentuk triangular dengan alas sejajar

bukal.

Outline pada molar pertama rahang bawah umumnya bentuknya berupa

triangular dengan alas sejajar mesial/ rhomboid, begitu pula dengan

molar kedua rahang bawah yaitu berupa triangular dengan alas sejajar

mesial/rhomboid.

Cavity entrance adalah teknik untuk membuat jalan masuk ke saluran

akar dalam perawatan endodontic agar alat-alat yang digunakan tidak

terhambat dan mudah masuk.

Page 50: Laporan Tutorial Skenario 1

DAFTAR PUSTAKA

Harsanur, Itjingningsih Wangidjaja. 1991. ANATOMI GIGI. EGC: Jakarta.

Grossman, Louis I dkk. 1995. ILMU ENDODONTIK DALAM PRAKTEK. EGC: Jakarta.

Tarigan, Rasinta dkk. 2012. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti) edsii 3. EGC: Jakarta.

Walton, E. Richard, Mahmoud Torabinejad. 2008. PRINSIP DAN PRAKTIK ILMU ENDODONSIA. Jakarta : EGC.

Page 51: Laporan Tutorial Skenario 1