laporan tutorial3

23
LAPORAN TUTORIAL BLOK I SKENARIO III “ Penerapan Evidence Based Medicine di Fakultas Kedokteran “ Di susun oleh : Mustika Oktarini J.500090043 Kelompok 4 dr. Sulistyani

Upload: mustika-oktarini

Post on 29-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN TUTORIAL3

LAPORAN TUTORIAL BLOK I

SKENARIO III

“ Penerapan Evidence Based Medicine di Fakultas Kedokteran “

Di susun oleh :

Mustika Oktarini

J.500090043

Kelompok 4

dr. Sulistyani

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2009

Page 2: LAPORAN TUTORIAL3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Ilmu kedokteran saat ini berkembang sangat pesat. Temuan-temuan dan hipotesis

yang di ajukan pada waktu yang lalu secara cepat di gantikan dengan temuan baru yang

segera menggugurkan teori yang ada sebelumnya. Perkembangan dalam bidang ilmu

kedokteran telah membawa banyak perubahan dalam proses pengambilan klinik.

Pendekatan terapi yang berbasis pada empirisme ( pengalaman pribadi ) dan abdikasi

(meniru pola-pola senior) telah lama di tinggalkan. Pada era 90-an mulai diperkenalkan

suatu pendekatan kedokteran yang di dasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang terpercaya

atau yang lebih dikenal dengan metode EBM (Evidence Based Medicine). Mengingat

bahwa EBM merupakan suatu cara pendekatan ilmiah yang di gunakan untuk

pengambilan keputusan maka dasar-dasar ilmiah dari suatu penelitian juga perlu

kebenarannya untuk mendapatkan hasil penelitian yang up-date juga dapat di gunakan

sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa harus menerapkan EBM di Fakultas kedokteran?

2. Apakah tujuan menggunakan EBM?

3. Bagaimanakah langkah-langkah EBM?

4. Apakah manfaat menggunakan EBM?

5. Bagaimanakah urutan publikasi ilmiah dengan Boolean logic?

6. Bagaimanakah hubungan Clinical Reasoning dengan EBM?

7. Apa saja yang menjadi prinsip dasar EBM?

8. Apakah gaya belajar mempengaruhi pengambilan keputusan dalam EBM?

9. Bagaimanakah ciri-ciri sumber ilmiah EBM dan contohnya?

Page 3: LAPORAN TUTORIAL3

C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami dan menginternalisasi EBM

2. Mahasiswa mampu mengakses sumber-sumberpembelajaran dengan benar

3. Mahasiswa mampu membedakan sumber pustaka ilmiah dan non ilmiah

4. Mahasiswa mampu menilai sumber kevalidan suatu sumber

5. Mahasiswa mampu menerapkan EBM di Fakultas kedokteran

D. Manfaat

Dengan penerapan Evidence Based Medicine di fakultas kedokteran diharapkan

kepada mahasiswa untuk bisa menerapkannya apabila nantinya sudah menjadi seorang

dokter. Mampu mengambil keputusan secara ilmiah melalui studi yang terpercaya , valid

dan reliable. Dengan EBM maka dalam penerapan suatu metode pembelajaran dapat di

pertanggung jawabkan secara ilmiah atau empiris.

Page 4: LAPORAN TUTORIAL3

BAB II

STUDI PUSTAKA

Evidence Based Medicine merupakan suatu pendekatan medik yang di dasarkan

pada bukti-bukti ilmiah untuk kepentingan pelayanan kesehatan Sebagai pengambil

keputusan klinik. (http://www.idionline.org)

Dengan demikian, dalam praktek EBM memadukan antara kemampuan dan pengalaman

klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling dapat di percaya.

Evidence Based Medicine sangat di perlukan dalam dunia kedokteran yang mana ilmu

kedokteran sekarang berkembang sangat pesat. Munculnya hipotesis-hipotesis baru

membuat hipotesis yang lama telah di tinggalkan. Dapat kita ambil contoh, jika

sebelumnya di yakini bahwa epiosiotomi merupakan salah satu prosedur rutin persalinan

khususnya pada primigravida, ssat ini keyakinan itu di gugurkan oleh temuan yang

menunjukkan epiosiotomi secara rutin justru sering menimbulkan berbagai permasahan

yang kadang justru justru lebih merugikan bagi quality of life pasien. Pada waktu yang

lampau dalam menetapkan jenis interval pengobatan, seorang dokter umumnya

menggunakan pendekatan abdikasi ( didasarkan pada rekomendasi yang di berikan oleh

klinisi senior, supervisor, konsulen maupun dokter ahli ) atau induksi ( di dasarkan pada

pengalaman diri sendiri ).

Secara ringkas ada beberapa alasan utama mengapa EBM diperlukan di dunia

kedokteran yaitu bahwa informasi mengupdate diagnosis, prognosis, terapi dan

pencegahan sangat dibutuhkan dalam praktek sehari-hari. Sebagai contoh, tekhnologi

diagnostik dan terapetik selalu di sempurnakan dari waktu ke waktu, sehingga obat atau

tekhnologi kesehatan yang sebelumnya di ketahui terbaik di masanya dapat segera di

gantikan oleh obat atau tekhnologi kesehatan yang lebih efikasius dan aman. Itu sebabnya

Evedence Based Medicine sangat di perlukan dalam dunia kedokteran.

( http://www.medev.ac.uk )

Adapun tujuan utama penggunaan EBM adalah membantu klinisi dan praktisi dan

praktisi medik dalam proses pengambilan keputusan baik untuk upaya pencegahan,

diagnosis, terapetik maupun rehabilitatif yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini

yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. (www.dkk-bpp.com )

Page 5: LAPORAN TUTORIAL3

Supaya EBM berjalan dengan lancar di perlukan 5 langkah-langkah, di anatarnya:

1. Menyusun dan memformulasikan pertanyaan ilmiah yang berkaitan dengan

masalah

2. Penelusuran informasi ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi

3. Penelaahan terhadap bukti-bukti ilmiah yang ada

4. Menerapkan hasil penelaahan bukti-bukti ilmiah ke dalam praktek pengambilan

keputusan

5. Melakukan evaluasi terhadap efikasi dan efektivitas intervensi

( http://www.kalbe.co.id )

Manfaat menggunakan EBM yaitu bertambahnya pengalaman klinik seseorang

maka kemampuan atau keterampilan untuk mendiagnosis dan menetapkan bentuk terapi

atau ( clinical judgedment ) juga meningkat. Namun pada saat yang bersamaan

kemampuan ilmiah ( akibat terbatasnya informasi yang dapat di akses ) serta kinerja

klinik ( akibat hanya mengandalkan pengalaman ) menurun secara signifikan. EBM juga

membantu para pengajar di pendidikan kedokteran untuk membuat keputusan yang

profesional, bertanggung jawab dan ilmiah dalam penerapan suatu metode atau intervensi

pembelajaranberdasarkan bukti-bukti peneliyian terbaik yang ada.

( http://www.dkk-bpp.com )

Langkah Publikasi Ilmiah dengan Boolean Logic :

1. Penanda operasi dan cara menuliskannya (syntax)

2. Ada beberapa operator Boolean yang dikenal

3. Tidak semua search engine di internet menerima seluruh operator dan syntax

Boolean tersebut

4. Beberapa operator dan syntax Boolean yang cukup populer adalah AND, OR, AND

NOT, NEAR, “ “ (duan tanda kutip) yang menjadi penanda frase, dan () sepasang

tanda kurung yang menjadi penanda kombinasi.

5. Terkecuali tanda atau simbol, semua operator ditulis dalam huruf kapital.

( http://www.kalbe.co.id )

Page 6: LAPORAN TUTORIAL3

Hubungan Clinical Reasoning dengan EBM sangat berkaitan erat yaitu EBM

memperhatikan kemampuan klinisi yang berpengalaman untuk mendapatkan diagnosis

dan memutuskan rencana penatalaksanaan dalam waktu yang singkat akan tampak luar

biasa. Padahal pengetahuan dan pengalaman medis memainkan peran yang signifikan

bagi kapabilitas klinisi senior untuk sampai pada diagnosis banding dan rencana secara

cepat dengan cara memilih sumber-sumber accountable secara aspek ilmiah dam

metodologi sehinnga mendapatkan sebuah Clinical reasoning. (www.student.ac.id)

EBM mempunyai 4 prinsip dasar diantaranya adalah :

1. Menggunakan kasus riil sebagai triger ( masalah )

2. Kegiatan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan

3. Ada bimbingan dan kerja mandiri

4. Adult learning ( belajar secara dewasa )

(dr.Yusuf,2008)

Gaya belajar sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan EBM. Adapun

tahapan gaya belajar dalam EBM adalah :

1. Dengan jelas mengidentifikasi emisi atau masalah berdasarkan analisa akurat dari

pengetahuan medis arus dan praktek.

2. Pencarian daftar pustaka untuk penelitian yang relevan

3. Mengevaluasi bukti penelitian berdasarkan kriteria jasa ilmiah

4. Memilih intervensi dan membenarkan pilihan dengan bukti yang sah

(http://lib.atmajaya.ac.id)

Dalam mencari sumber-sumber yang valid, beberapa ciri-ciri yang harus di

perhatikan adalah sebagai berikut :

1. Sumber yang kuat dari paling tidak sebuah tinjauan kepustakaan sistematis yang

diambil dari literatur dengan metodologi yang baik

2. Sumber-sumber dengan desain metodologi yang baik tanpa randominasi

penelitian dengan pre-post tes tanpa kontrol

3. Sumber dari penelitian yang dengan desain metodologi yang baik yang berasal

lebih dari satu sumber( Hananto,2002 )

Page 7: LAPORAN TUTORIAL3

BAB III

PEMBAHASAN

Ani, seorang mahasiswi kedokteran tingkat pertama, harus belajar menyesuaikan banyak

hal mengenai gaya belajarnya. Salah satu yang menjadi fokus perhatiannya adalah

belajar berbasis bukti ilmiah atau dalam banyak percakapan dengan dosennya di kenal

dengan Evidence Based Medicine. Ahmad, kakak kelas menjelaskan bahwa dalam

Evidence Based Medicine, sumber belajar kita berasal dari pelacakan publikasi ilmiah.

Sumber publikasi ilmiah itu harus accountable, dari aspek ilmiah dan metodologinya.

Biasanya Ahmad mencari di internet dengan alamat www.pubmed.com atau

www.proquest.com, memakai hot spot kampus, kita bisa mengakses naskah publikasi

secara gratis dan bisa memilih full text. Untuk mengaksesnya memekai Boolean logic.

Dari skenario di atas kita mengetahui bahwa seorang mahasiswa fakultas

kedokteran semester pertama mengalami kesulitan untuk menyesuaikan gaya belajarnya

yang sekarang menggunakan sistem belajar bukti ilmiah atau yang biasa di sebut

Evidence Based Medicine. Evidence Based Medicine merupakan proses secara sistematis

melakukan penelaahan, penelitian dan menggunakan temuan-temuan/hasil penelitian

kesehatan/kedokteran mutakhir untuk membantu pengambilan keputusan dalam

pelayanan kepada pasien. Untuk merujuk pada paradigma baru nntuk mengambil

keputusan medis yang didasarkan pada langkah-langkah yaitu memformulasikan

pertannyan tentang masalah yang di hadapi, menelusuri bukti-bukti yang tersedia,

mengkaji bukti dan kevaliditasnya, menerapakn hasil kajian, dan mengevaluasi

penerapannya.

EBM mempunyai 4 prinsip dasar yaitu menggunakan kasus riil sebagai triger,

kegiatan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan, ada bimbingan dan kerja

mandiri serta adult learning (belajar secara dewasa). Tujuan penggunaan EBM dalam

fakultas kedokteran yaitu membantu klinisi dan praktisi dalam proses pengambilan

keputusan baik untuk upaya pencegahan, diagnosis, terapetik, maupun rehabilitatif yang

di dasarkan pada pada bukti-bukti ilmiah terkini yang yang terpercaya dan dapat di

pertanggungjawabkan. Gaya belajarpun sangat berpengaruh dalam pengambilan

keputusan EBM. Adapun tahapan gaya belajar dalam EBM adalah dengan jelas

Page 8: LAPORAN TUTORIAL3

mengidentifikasi emisi atau masalah berdasarkan analisa akurat dari pengetahuan medis

arus dan praktek, pencarian daftar pustaka untuk penelitian yang relevan , mengevaluasi

bukti penelitian berdasarkan kriteria jasa ilmiah, memilih intervensi dan membenarkan

pilihan dengan bukti yang sah.

Dalam praktek EBM memadukan antara kemampuan dan pengalaman di bidang

kesehatan/kedokteran dengan bukti ilmiah yamg dapat di percaya. EBM merupakan

keterpaduan antara bukti-bukti ilmiah yang berasal dari studi yang terpercaya (best

research evidence) yang mengandung arti bahwa bukti-bukti ilmiah tersebut harus berasal

dari studi-studi yang di lakukan dengan metodologi yang sangat terpercaya dan keahlian

klinis (clinical expertise) untuk menjabarkan EBM diperlukan suatu kemampuan klinik

yang memadai serta patient values yaitu darimanapun pasien itu berasal tentu mempunyai

nilai-nilai yang sama tentang status kesehatan dan penyakitnya. Dari penjelasan di atas

tergambar bahwa dalam tata laksana pasien ( termasuk di dalamnya tercakup aspek

pengalaman, profisiensi, intuisi dan judgedment ) diperlukan pemanfaatan bukti yang

benar-benar valid yang di peroleh dari pelacakan publikasi ilmiah.

Publikasi ilmiah merupakan sistem publikasi yang dilakukan berdasarkan peer

review dalam rangka untuk mencapai tingkat obyektivitas setinggi mungkin yang

biasanya sebagian hasil karya akademis di terbitkan dalam jurnal ilmiah atau dalam

bentuk buku. Sumber-sumber yang di dapatkan dari publikasi ilmiah tentunya harus

benar-benar accountable baik dari aspek ilmiah dan metodeloginya untuk mencapai

sebuah clinical reasoning. Mahasiswi kedokteran biasanya mengakses sumber-sumber

ilmiah tersebut melalui www.pubmed.com dan www.proquest.com melalui hot spot

kampus secara gratis.

Page 9: LAPORAN TUTORIAL3

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. EBM merupakan suatu pendekatan medik yang di dasarkan pada bukti-bukti

ilmiah untuk kepentingan pelayanan kesehatan

2. Tujuan utama penggunaan EBM adalah membantu klinisi dan praktisi dan praktisi

medik dalam proses pengambilan keputusan baik untuk upaya pencegahan,

diagnosis, terapetik maupun rehabilitatif yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah

terkini yang terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan.

3. Lima langkah EBM yaitu menyusun dan memformulasikan pertanyaan ilmiah

yang berkaitan dengan masalah, penelusuran informasi ilmiah yang berkaitan

dengan masalah yang dihadapi, penelaahan terhadap bukti-bukti ilmiah yang ada,

menerapkan hasil penelaahan bukti-bukti ilmiah ke dalam praktek pengambilan

keputusan, melakukan evaluasi terhadap efikasi dan efektivitas intervensi .

4. Prinsip dasar EBM adalah menggunakan kasus riil sebagai triger ( masalah ) ,

kegiatan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan, ada bimbingan dan

kerja mandiri, adult learning ( belajar secara dewasa ).

5. EBM sangat di perlukan di fakultas kedokteran karena sekarang ini ilmu

kedokteran semakin berkembang dengan pesat

6. Untuk mencapai clinical reasoning di perluakan EBM sehingga keduanya sangat

berkaitan erat

7. Gaya belajar seseorang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam EBM

8. Untuk mencari sumber informasi yang ilmiah mahasiswa dapat mengakses di

www.pubmed.com atau www.proquest.com

B. Saran

1. Kurangnya akses terhadap bukti ilmiah sehingga mahasiswa tidak bisa mencari

sumber dengan sebanyak-banyaknya.

2. Keterbatasan waktu para praktisi menuntut perlunya strategi dalam EBM

3. Perlunya pengembangan starategi cara belajar EBM

Page 10: LAPORAN TUTORIAL3

4. Hasil diantisipasi dari penelitian penggunaan

5. Perlunya pengembangan strategi yang lebih efisien untuk melacak dan melakukan

analisis kritis terhadap berbagai penelitian

Page 11: LAPORAN TUTORIAL3

DAFTAR PUSTAKA

Wiryo Hananto., 2002. Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik Menurut

Kedokteran Berbasis Bukti (KBB ). Jakarta, Sagung Seto, pp (2-10)

http://www.idionline.org/artikel/42

http://www.dkk-bpp.com/index.php

http://www.lib.atmajaya.ac.id/defaul.aspx

http://www.medev.ac.uk/resources/features/EBM.pdf

http://www.student.ac.id

http://www.kalbe.co.id/files/edk/files/23_168Strategionline.pdf

Page 12: LAPORAN TUTORIAL3

Lampiran

Seorang pria berumur 29 tahun, katanya hampir seminggu ini intensitas kencingnya tingi

hingga mencapai 10x sehari. Kadang terlalu sering pinggang dan telapak kaki sedikit

terasa nyeri. Setelah dia bertanya kepada temennya,temennya itu bilang kemungkinan dia

terkena penyakit Diabetes Mellitus.

Population/problem : Bartter’s Syndrome Diabetes Mellitus

Intervention : Diabetes Mellitus

Outcome : Gestational Diabetes Mellitus

Page 13: LAPORAN TUTORIAL3
Page 14: LAPORAN TUTORIAL3
Page 15: LAPORAN TUTORIAL3
Page 16: LAPORAN TUTORIAL3
Page 17: LAPORAN TUTORIAL3