lappran fluidisasi politeknik negeri ujung pandang
DESCRIPTION
FLUIDISASITRANSCRIPT
FLUIDISASI
1. TUJUAN
Verifikasi persamaan Carman-Kozeny
Mengamati saat terfluidisasi
2. Alat yang digunakan
Gelas kimia 100 ml
Gelas kimia 250 ml
Spatula
Piknometer
Neraca analitik
Armfield tecnichal education company limited (fixed and fluidised bed)
Ayakan
3. Bahan yang digunakan
Pasir silica
Aquadest
4. DASAR TEORI
Fluidisasi merupakan salah satu cara untuk mengontakkan butiran padat dengan
fluida. Apabila kecepatan fluida relative rendah, unggun tetap diam karena fluida
hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan terjadinya
perubahan susunan partikel tersebut. Apabila kecepatan fluida dinaikkan sedikit
demi sedikit, pada saat tertentu penurunan tekanan akan sama dengan gaya berat
yang bekerja terhadap butiran-butiran padat sehingga unggun mulai bergerak..
Unggun mengembang, pororsitas bertambah, tetapi butiran-butiran masih
saling kontak satu sama lain.
Dengan metoda ini diharapkan butiran-butiran padat memiliki sifat seperti
fluida dengan viskositas tinggi. Sebagai ilustrasi, tinjau suatu kolom berisi sejumlah
partikel padat berbentuk bola. Melalui unggun padatan ini kemudian dialirkan gas
dari bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah, butiran padat akan tetap diam,
karena gas hanya mengalir dari bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah,
butiran padat akan tetap diam, karena gas hanya mengalir melalui ruang antar
partikel tanpa menyebabkan perubahan susunan partikel tersebut. Keadaan yang
demikian disebut unggun diam atau fixed bed.
Dalam system padat-cair, kenaikan kecepatan air sampai diatas fluidisasi
minimum akan menyebabkan pengembangan unggun yang halus dan progresif
(terus menerus). Dalam hal ini ketidak stabilan aliran keseluruhan relative kecil dan
tidak terjadi pembentukkan gelembung yang cukup besar. Unggun yang berkelakuan
seperti ini sering disebut unggun fluidisasi cair (liquidfluidized bed) atau unggun
fluidisasi homogeny.
Sistem padat-gas berkelakuan sangat berbeda. Pada kenaikan laju alir gas
dibawah fluidisasi minimum sudah terjadi pembentukan gelembung dan saluran
(chanelling) gas, dan gerakkan padatan menjadi lebih tidak beraturan. System
seperti ini disebut unggun fluidisasi agregatif atau unggun fluidisasi gas.
Kedua macam fluidisasi tersebut dapat digolongkan kedalam fluidisasi fase padat
(ketinggian unggun masih berada pada batas tertentu).
Pada laju alir fluida yang sanga tinggi (melebihi P), kecepatan akhir (ut) menjadi
sangat besar, sehingga batas atas unggun akan hilang (totalentrainment/butiran
padatan terbawa aliran fluida), porositas mendekati 1. Keadaan ini disebut fluidisasi
berkesinambungan
Proses Fluidisasi
Bila suatau zat cair dilewatkan melalui hamparan lapisan partikel padat pada
kecepatan rendah, partikel-partikel itu tidak bergerak. Jika kecepatan fluida
berangsur-angsur dinaikan, partikel-partikel itu akhirnya akan mulai bergerak dan
melayang di dalam fluida. Istilah “fluidisasi” (fluidization) dan “hamparan fluidisasi”
(fluidized bed) biasa digunakan untuk keadaan partikel yang seluruhnya dianggap
melayang, karena suspense ini berperilaku seakan-akan fluida rapat. Jika hamparan
itu dimiringkan, permukaan atasnya akan tetap horizontal, dan benda-benda besar
akan mengapung atau tenggelam di dalam hamparan itu bergantung pada
perbandingan densitasnya terhadap suspense. Zata padat yang terfluidisasi dapat
dikosongkan dari hamparannya melalui pipa dan katub sebagaimana halnya suatu
zat cair, dan sifat fluiditas ini merupakan keuntungan utama dari penggunaan
fluidisasi untuk menangani zat padat.
Kondisi Fluidisasi
Perhatikan suatu tabung vertical yang sebagian berisi bahan butiran,
sebagaimana terlihat dalam gambar. Tabung itu turbulen pada keadaan atas, dan
mempunyai plat berpori pada bagian bawah untuk menopang pasir diatasnya untuk
menyebarkan aliran secara seragam pada keseluruhan penampang. Udara
dimasukkan dibawah plat distribusi dengan laju lambat dan naik keatas dengan
hamparan tanpa menyebabkan terjadinya gerakan dalam partikel. Jika partikel itu
cukup kecil, aliran didalam saluran-saluran diantara partikel-partikel dalam
hamparan itu akan bersifat laminar. Jika kecepatan itu dinaikkan , penurunan
tekanan akan meningkat, tetapi partikel-partikel itu tetap masih tidak bergerak dan
tinggi hamparan pun tidak berubah. Pada kecepatan tertentu, penurunan tekanan
melintas hamparan itu akan mengimbangi gaya gravitasi yang dialaminya dengan
kata lain mengimbangi bobot hamparan., dan jika kecepatan masih dinaikkan lagi
partikel itu akan mulai bergerak. Titik ini digambarkan oleh titik A pada grafik. Jika
kecepatan it uterus ditingkatkan lagi, partikel-partikel itu akan memisahkan dan
menjadi cukup berjauhan satu sama lain sehingga dapat berpindah-pindah dalam
hamparan itu, dan fluidisasi yang sebenarnya pun mulailah terjadi. Jika hamparan
itu sudfah terfluidisasi , penurunan tekanan melintas hamparan akan tetap konstan,
akan tetapi tinggi hamparan akan bertambah terus jika aliran ditinngkatkan lagi.
Jika laju aliran hamparan ke fluidisasi (fluized bed) itu perlahan-lahan
diturunkan, penurunan tekanan tetap sama, tetapi tinggi hamparan berkurang. Akan
tetapi, tinggi akhir hamparan itu mungkin lebih besar dari nilainya pada hamparan
diam semula, karena zat padat yangdicurahkan dalam tabung itumenetal lebih rapat
dari zat padat yang mengendap perlahan-lahan dari keadaan fluidisasi. Penurunan
pada kecepatan rendah lebih kecil dari hamparan diam semula. Jika fluidisasi
dimulai kembali, penurunan tekanan akan mengimbangi bobot hamparan pada titik
B, titik inilah yang harus kita anggap sebagai kecepatan fluidisasi minimum Umf dan
bukan titik A. Untuk mengukur Umf hamparan itu harus difluidisasikan dengan kuat
terlebih dahulu, dibiarkan mengendap dengan mematikan aliran udara, dan laju
aliran dinaikan lagi perlahan-lahan sampai hamparan itu mengembang.
Jenis-jenis Fluidisasi
Fluidisasi partikulat
Dalam fluidisasi air dan pasir, partikel-partikel itu bergerak menjauh satu sama
lain dan gerakannya bertambah hebat dengan bertambahnya kecepatan, tetapi
densitas hamparan rata-rata pada suatu kecepatan tertentu sama disegala arah
hamparan. Proses ini disebut “ Fluidisasi partikulat” yang bercirikan ekspansi
hamparan yang cukup besar tetapi seragam pada kecepatan yang tinggi.
Kertika fluida cairan seperti air dan padatannya berupa kaca, gerakan partikel
pada saat terfluidisasi terjadi dalam ruanng sempit dalam hamparanSeiring dengan
bertambahnya kecepatan fluida dan penurunan tekanan, maka hamparan akan
terekspansi dan gerakan dan pergerakan partikel semakin cepat. Jalan bebas rata-
rata suatu partikel diantara tubrukan-tubrukan dengan partikel akan bertambah
besar dengan meningkatnya kecepatan fluida, dan akibatnya porositas hamparan
akan meningkat pula. Ekspansi dari hamparan ini akan di ikuti dengan
meningkatnya kecepatan fluida samapi setiap partikel bertindak sebagai suatu
individu.
Fluidisasi Gelembung
Hamparan zat padat yang terfluidisasi di dalam udara biasanya menunjukan
fluidisai yang dikenal sebagia fluidisasi agregativ. Fluidisasi ini terjadi jika kecepatan
superficial gas diatas kecepatan fluidisasi minimum. Bila kecepatan superficial gas
diatas kecepatan jauh lebih besar dari Umf kebanyakan gas itu mengalir melalui
hamparan dalam bentuk gelembung, dan hannya sebagian kecil gas itu mengalir
dalm saluran-saluran yang terbentuk diantara partikel. Partikel itu bergerak tanpa
aturan dan didukung oleh fluida tetapi diruang-ruang antara gelembung fraksi
kosong kira-kira sama dengan kondisi awal fluidisasi . Gelembung yang terbentuk
berperilaku
hamper seperti gelembung udara dalam air, atau gelembung uap dalam zat cair yang
mendidih (hamparan didih).
Ukuran rata-rata gelembung itu bergantung pada jenis dan ukuran partikel, jenis
plat distributor, kecepatan superficial, dan tebalnya hamparan. Gelembung-
gelembung cenderung bersatu, dan menjadi besar pada waktu naik melalui
hamparan fluidisasi itu dan ukuran maksimum gelembung stabil berkisar antara
beberapa inci sampai beberapa kaki diameternya. Gelembung-gelembung yang
beriringan lalu bergerak ke puncak terpisah oleh zat padat yang seakan-akan
sumbat. Peristiwa tersebut di kenal peristiwa “penyumbatan” (slugging) dan
biasanya hal ini tidak dikehendaki karena mengakibatkan karena adanya fluktuasi
tekanan dalam hamparan, meningkatkan zat padat yang terbawa ikut dan
menimbulkan kesulitan jika kita ingin memperbesar skalanya di unit-unit yang lebih
besar.
Parameter-parameter didalam Peristiwa Fluidisasi
Densitas partikel
Penentuan densitas partikel untuk zat padat yang masih dan tidak menyerap air
atau zat cair lain, bisa dilakukan dengan memakai piknometer. Sedang untuk
partikel berpori, cara diatas akan menimbulkan kesalahan yang cukup besar karena
air atau cairan akan memasuki pori-pori didalam partikel, sehingga yang diukur
bukan lagi densitas partikel (berikut pori-porinya) seperti yang diperlukan dalam
persamaan di muka, tetapi densitas bahan padatnya (tidak termasuk pori-pori
didalamnya). Untuk partikel-artikel yang demikian ada cara lain yang biasa
digunakan, yaitu dengan metode yang diturunkan Ergun.
Bentuk partikel
Dalam persamaan yang telah diturunkan, partikel padatnya dianggap sebagai
butiran yang berbentuk bola dengan diameter rata-rata dp. Untuk partikel bentuk
lain, harus ada koreksi yang menyatakan bentuknpartikel sebenarnya.
Faktor koreksi tersebut dinyatakan dengan :
Diameter partikel
Diameter partikel biasanya diukur berdasarkan analisa ayakan (ukuran mesh).
Porositas unggun
Porositas unggun menyatakan fraksi kosong di dalam unggun yang secara
matematika bila ditulis sebagai berikut:
Granulasi unggun yang terfluidisasikan adalah pembesaran ukuran umum di
industri farmasi, di mana bubuk halus adalah diaglomerasi menggunakan pengikat
cair untuk memberikan butiran yang lebih besar. Distribusi ukuran butiran selama
granulasi adalah salah satu karakteristik utama dari evaluasi proses. Dengan
demikian, ada kebutuhan untuk desain proses pengendalian metode yang bertujuan
untuk mengevaluasi distribusi ukuran pada real-time. Beberapa dari gambar analisis
dan NIR instrumentasi memiliki ditangani ini masalah di barutahun 1-3. Namun,
yang isu dengan yang handal data penanganan dan probe kontaminasi masih perlu
untuk diatasi.
5. Prosedur Kerja
Menentukan Densitas sampel
Untuk menentukan densitas sampel, pertama tama harus diketahui volume dari
piknometer;
- air Dimasukkan kedalam piknometer lalu ditimbang
- diketahui nilai 𝞺 air adalah 1 g/ml
- selanjutnya dari data berat pikno + air yang diperoleh, dapat ditentukan
nilai volume pikno (vol pikno=vol air)
- bobot air=bobot pikno danair−bobot piknokosong
- vol air= bobot airdensitas air
Setelah penentuan vol pikno, berikutnya menentukan densitas sampel, ( a )
Ditimbang bobot pikno kosong, lalu pikno diisi dengan sampel sampai
setengahnya, lalu ditimbang kembali. ( b )
Pikno didisi lagi dengan air hingga penuh, lalu ditimbang lagi ( c )
Dari data tersebut dapat ditentukan bobot air dan bobot sampel
bobot sampel=b−a
bobot air= c – b
Kemudian vol air dan vol sampel dihitung
vol. air=bobot airρ air
vol sampel=vol. pikno−vol air
Berikutnya nilai densitas sampel dihitung
ρ sampel=bobot sampelvol . sampel
Menganalisa sampel menggunkan Fixed Fluidized Bed
sampel Disiapkan, lalu dimasukkan ke dalam tabung Fixed Fluidized Bed. Pada
praktikum ini, fluida yang digunakan adalah udara.
Permukaan sampel diratakan dan tinggi diam dan tekanan diam sampel dalam
tabung. dicatat
alat fluidisasi Dinyalakan dan diatur laju alir udara hingga mencapai 35 l/min.
pada saat laju alir telah tercapai, dicatat tinggi sampel dan tekanan fluidisasi
sampel.
6. Data Pengamatan
Berat pada piknometer
No Berat (kg)
1 Piknometer kosong 23,09
2 Pikno kosong + air 48,11
3 Pikno + pasir 39,36
4 Pikno + air + pasir 58,56
Berat pada ayakan (Sieving)
N0 lebar ayakan dp
(mm)
ΔDP
(mm)
Berat pan
kosong(gram
)
berat pan +berat
sampel(gram)
1 0,630 0 256,72 356,72
2 0,335 0,275 230,56 230,90
3 0,2 0,155 211,81 211,91
4 0,112 0,088 201,29 201,34
Pan 0 0,112 282,14 282,45
Data Fluidisasi
1. Mp= 50 gram
Q(m3/s) V (m/s) ∆h(mH2O) ∆P(N/m2) L (m)8.33E-05 0.038959 0 0 0.0150.000167 0.077918 0 0 0.015
0.00025 0.116877 0.0001 0.9773311 0.0150.000333 0.155836 0.0003 2.9319932 0.020.000417 0.194795 0.0003 2.9319932 0.0250.000583 0.272713 0.0015 14.659966 0.025
2. Mp = 100 gram
Q(m3/s) V (m/s) ∆h(mH2O) ΔP(N/m2) L (m)8.33E-05 0.038959 0 0 0.040.000167 0.077918 0.0003 2.9319932 0.04
0.00025 0.116877 0.0005 4.8866553 0.040.000333 0.155836 0.0007 6.8413174 0.040.000417 0.194795 0.01 97.733106 0.040.000583 0.272713 0.004 39.093242 0.07
3. Mp = 150 gram
Q(m3/s) V (m/s) ∆h(mH2O) ΔP(N/m2) L (m)8.33E-05 0.038959 0.0004 3.9093242 0.0550.000167 0.077918 0.0007 6.8413174 0.055
0.00025 0.116877 0.0007 6.8413174 0.0550.000333 0.155836 0.0018 17.591959 0.0550.000417 0.194795 0.0018 17.591959 0.0550.000583 0.272713 0.0064 62.549188 0.11
4. Mp = 200 gram
Q(m3/s) V (m/s) ∆h(mH2O) ΔP(N/m2) L (m)8.33E-05 0.038959 0.0004 3.9093242 0.0770.000167 0.077918 0.0008 7.8186485 0.077
0.00025 0.116877 0.0008 7.8186485 0.0770.000333 0.155836 0.0018 17.591959 0.0770.000417 0.194795 0.0025 24.433277 0.0770.000583 0.272713 0.009 87.959795 0.18
Diameter kolom = 0.0522 m
Luas kolom = 0.002139 m2
Berat jenis air = 996.26 kg/m3
Viskositas udara =0.000018 kg/ms
Berat jenis udara =1.2928 kg/m3
7. Perhitungan
Kalibrasi Piknometer
a) Volume Piknometer :
Vol Pikno =
(Pikno+aquades )−(Pikno kosong)ρair (28 °C )
=
( 0,04811−0,02309)kg996 . 26kg /m 3̂
= 2.511 x 10-5 m3
b) Densitas Padatan
- Vol air =
(Pikno+aquades+ pasir )−(Pikno+pasir )ρ air (28 ° C )
=
(0 . 05856−0. 03936 )kg996 . 26kg /m 3̂
= 1.927 x 10-5 m3
- Vol pasir = volume pikno – volume air
= 2.511 x 10-5m3- 1.927 x 10-5 m3
=5.84 x 10-6 m3
- Berat pasir = (pikno + pasir)- pikno kosong
= 0.03936-0.02309
= 0.01627 kg
- ρ P =
Mpasir
V pasir
=
0 .01627 kg5.84 x 10-6 m3
= 2785.95 kg/m3
c) Luas permukaan tabung (A)
A = 1/4 D^2π
= ¼ x 3.141592654 x (0.0522 m)2
= 0.002139 m2
d) Porositas Padatan Terfluidisasi
ε = 1-
Mpρ p∗¿ A pipa∗¿ L
¿¿
= 1-
0 .05kg
2785 .95 kg/m3 x 0 . 002139 m2 x 0 . 015 m
= 0.44045
e) Menghitung Vs (Superficial Velocity)
Diketahui :
Untuk Sampel 1 80 gr 0.08 kg
Vs =
Qfluida
Apipa
=0 . 00025m3 /s0 .002139 m2
=0.116877 m /s
f) Menghitung bilangan Reynold
Rumus umum:
Re= .V . D❑
= 1.2928
kgm3
x0.116877m3 /s x 0.0522m
0.000018kg /ms
=438.1862
Persamaan yang digunakan ialah
Persamaan Carman – Kozeny
K1= 150
K2= 1.75
ΔP x Dp x ε3
Lx . f x v2(1−ε ) = 150(1−ε )
ℜ + 1,75
Y=mX+c
Jadi,
Y = ΔP x Dp x ε3
Lx . f x v2(1−ε )
X= (1−ε )ℜ
g) Menghitung nilai Y
Y = ΔP x Dp x ε3
Lx . f x v2(1−ε )
Y= 0.977 mH 2Ox 0.000634 mx 0. 4404453
0.015mx1.2928kgm3
x 0.1168772(1−0. 440445)
Y= 0.3571
h) Menghitung nilai X
X= (1−ε )ℜ
X =(1−0. 440445)
438.1862
X =0.001277
Perhitungan untuk data yang lain dapat dilihat pada table berikut :
a) Untuk massa partikel 0.05 kg
Q(m3/s) V (m/s) ∆h(mH2O) ∆P(N/m2) L (m) ϵ Re Y X
8.33E-050.03895
9 0 0 0.0150.44044
5146.062
1 00.00383
10.00016
70.07791
8 0 0 0.0150.44044
5292.124
1 00.00191
5
0.000250.11687
7 0.00010.977331
1 0.0150.44044
5438.186
20.3571753
20.00127
70.00033
30.15583
6 0.00032.931993
2 0.020.58033
4584.248
3 1.37874460.00071
80.00041
70.19479
5 0.00032.931993
2 0.0250.66426
7730.310
31.3233003
1 0.000460.00058
30.27271
3 0.001514.65996
6 0.0250.66426
71022.43
43.3757661
10.00032
8
b) Untuk massa partikel 0.10 kg
Q(m3/s) V (m/s) ∆h(mH2O) ΔP(N/m2) L (m) ϵ Re Y X8.33E-05 0.038959 0 0 0.04 0.580334 146.0621 0 0.0028730.000167 0.077918 0.0003 2.9319932 0.04 0.580334 292.1241 2.75748921 0.001437
0.00025 0.116877 0.0005 4.8866553 0.04 0.580334 438.1862 2.0425846 0.0009580.000333 0.155836 0.0007 6.8413174 0.04 0.580334 584.2483 1.60853537 0.0007180.000417 0.194795 0.01 97.733106 0.04 0.580334 730.3103 14.7066091 0.0005750.000583 0.272713 0.004 39.093242 0.07 0.760191 1022.434 6.74606919 0.000235
c) Untuk massa partikel 0.15 kg
Q(m3/s) V (m/s) ∆h(mH2O) ΔP(N/m2) L (m) ϵ Re Y X8.33E-05 0.038959 0.0004 3.9093242 0.055 0.542182 146.0621 7.9950965 0.0031340.000167 0.077918 0.0007 6.8413174 0.055 0.542182 292.1241 3.49785472 0.001567
0.00025 0.116877 0.0007 6.8413174 0.055 0.542182 438.1862 1.5546021 0.0010450.000333 0.155836 0.0018 17.591959 0.055 0.542182 584.2483 2.24862089 0.0007840.000417 0.194795 0.0018 17.591959 0.055 0.542182 730.3103 1.43911737 0.0006270.000583 0.272713 0.0064 62.549188 0.11 0.771091 1022.434 7.50981039 0.000224
d) Untuk massa partikel 0.2 kg
Q(m3/s) V (m/s) ∆h(mH2O) ΔP(N/m2) L (m) ϵ Re Y X8.33E-05 0.038959 0.0004 3.9093242 0.077 0.563983 146.0621 6.74912333 0.0029850.000167 0.077918 0.0008 7.8186485 0.077 0.563983 292.1241 3.37456166 0.001493
0.00025 0.116877 0.0008 7.8186485 0.077 0.563983 438.1862 1.49980518 0.000995
0.000333 0.155836 0.0018 17.591959 0.077 0.563983 584.2483 1.89819094 0.0007460.000417 0.194795 0.0025 24.433277 0.077 0.563983 730.3103 1.68728083 0.0005970.000583 0.272713 0.009 87.959795 0.18 0.813482 1022.434 9.29991476 0.000182
Dari perolehan nilai data x dan y, didapatkan grafik hubungan antara
x dan y
a) Grafik hubungan antara x dan y (m=0.05 kg)
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.0050
0.51
1.52
2.53
3.54
f(x) = − 689.123683867322 x + 2.05217574324271
50 gram
50 gramLinear (50 gram)
x
Y
Dari grafik didapatkan ;
slope (K1) = -689.1
intercept(K2) = 2.052
b) Grafik hubungan antara x dan y (m=0.10 kg)
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.00350
2
4
6
8
10
12
14
16
f(x) = − 3252.17300571474 x + 8.32665209210972
100 gram
100 gramLinear (100 gram)
x
Y
Dari grafik didapatkan ;
slope (K1) = -3252
intercept(K2) = 8.326
c) Grafik hubungan antara x dan y (m=0.15 kg)
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.00350
1
2
3
4
5
6
7
8
9
f(x) = 1249.86970361385 x + 2.50334805393176150 gramLinear (150 gram)
x
Y
Dari grafik didapatkan ;
slope (K1) = 1249
intercept(K2) = 2.503
d) Grafik hubungan antara x dan y (m=0.20 kg)
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.00350
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
f(x) = 449.706251815214 x + 3.56026676319546 200 gramLinear (200 gram)
X
Y
Dari grafik didapatkan ;
slope (K1) = 449.7
intercept(K2) = 3.560
8. Pembahasan
Pada kesempatan ini kami akan membahas mengenai hasil praktikum
FLUIDISASI, pada praktikum ini kami menggunakan Fixed Fluidized Bed sebagai alat
fluidisasi dan udara sebagai fluidanya.
Fluidisasi merupakan salah satu cara untuk mengontakkan butiran padat dengan
fluida. Apabila kecepatan fluida relative rendah, unggun tetap diam karena fluida
hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan terjadinya
perubahan susunan partikel tersebut. Apabila kecepatan fluida dinaikkan sedikit
demi sedikit, pada saat tertentu penurunan tekanan akan sama dengan gaya berat
yang bekerja terhadap butiran-butiran padat sehingga unggun mulai bergerak..
Unggun mengembang, pororsitas bertambah, tetapi butiran-butiran masih
saling kontak satu sama lain. Pada laju alir yang cukup rendah, butiran padat akan
tetap diam, karena gas hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa
menyebabkan perubahan susunan partikel tersebut. Keadaan yang demikian disebut
unggun diam atau fixed bed.
Pada percobaan kali ini yaitu fluidisasi,digunakan pasir kuarsa sebagai partikel
(bahan)dan alat yang digunaka adalah ‘fixed and fluidized bed’ yang terdiri dari
ukuran tinggi unggun,kecepatan aliran dan penurunan tekanan unggun.Dari
percobaan ini didapatkan bahwa pertikel pasir kuarsa tidak dapat terfluidisasi pada
kecepatan aliran 0-20 l/menit,pasir kuarsa hanya bisa terfluidisasi pada kecepatan
aliran di atas 25 l/menit.Hal ini dikarenakan karena massa jenis udara lebih kecil
dari massa jenis pasir kuarsa sehingga pasir tidak dapat terfluidisasi.
Dari data yang diperoleh didapatkan bahwa semakin berat partikel pasir kuarsa
maka penurunan tekanannya semakin tinggi,tetapi kali ini kami mendapatkan
penuunan tekanan yang tidak jauh bedanya hal ini mungkin dikarenakan alat
fluidisasi yang tidak efisien lagi.
Sedangkan untuk nilai K,nilai yang kami dapatkan dari grafik tidak sesuai
dengan teori yang seharusnya adalah 150 untuk K1 dan 1.75 untuk K2. Nilai K yang
kami dapat terlalu jauh ini mungkin disebabkan karena pengukur laju alir udara
tidak dapat mengukur skala laju alir udara masuk yang besar.Sehingga berpengaruh
pada nilai porositas.
Nilai K1 dan K2 pada data lain dapat di lihat pada table
Massa Partikel
(gram)
K1 K2
50 -689.1 2.052
100 -3252 8.326
150 1249 2.503
200 449.7 3.560
9. KESIMPULAN
Berdasarkan data pengamatan dan hasil perhitungan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Fluidisasi merupakan cara untuk mengontakkan butiran padat dengan fluida.
Semakin besar bobot sampel maka semakin kecil niali porositas
10. DAFTAR PUSTAKA
Job Praktikum Lab. Satuan Operasi I PNUP
file:///D:/PNUP(CHEMENG)/SEMESTER%204/LAB.%20SATOP%201/
FLUIDISASI/Hilda's%20Diary%20%20Fluidisasi.htm
file:///D:/PNUP(CHEMENG)/SEMESTER%204/LAB.%20SATOP%201/
FLUIDISASI/teknik%20kimia%20%20fluidisasi.htm