lapran pkl2-1
DESCRIPTION
bagus sekaliTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana kita ketahui bahwa Negara Indonesia berpenduduk sangat padat
dan semua itu menuntut kita untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang
sempurna. Rumah sakit adalah salah satu sarana atau tempat yang paling tepat untuk
pelayanan kesehatan.
Di Era Globalisasi di tahun 2010 sumber daya manusia di Indonesia dalam
bidang kesehatan khususnya Elektromedik lebih ditingkatkan seiring dengan
kemajuan teknologi semakin pesat. Sehingga setiap rumah sakit memiliki teknisi
yang handal, agar dapat menangani kerusakan alat-alat yang ada di rumah sakit dan
juga dapat melakukan pemeliharaan alat sehingga alat-alat medik yang ada di rumah
sakit selalu dalam keadaan baik dan siap pakai.
Sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga ahli dibidang
Elektromedik, POLITEKNIK KESEHATAN SITEBA PADANG berusaha
meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, Praktek Kerja Lapangan (PKL)
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan wawasan terhadap mahasiswa
praktek kerja lapangan
PKL juga merupakan juga merupakan kegiatan intrakurikuler yang wajib
ditempuh oleh setiap mahasiswa tingkat III Politeknik Kesehatan Siteba Padang
Jurusan Teknik Elektromedik setelah menjalani proses perkuliahan, baik secara teori
1
maupun praktek. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang mempunyai makna penting
terhadap mahasiswa untuk dapat mempraktekkan serta mencoba secara nyata
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada tahap pendidikan. Sehingga
mahasiswa dapat bersikap professional dan mampu menyesuaikan diri di lingkungan
masyarakat.
B. TUJUAN PELAKSAAN PKL
Tujuan Praktek Kerja Lapangan dapat dijabarkan menjadi tujuan umum dan tujuan
khusus, yaitu :
1. Tujuan Umum
a. Memahami lebih mendalam masalah teknik perencanaan, pemasangan,
pengujian dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan elektromedik dan
sarana kesehatan.
b. Memahami falsafah-falsafah tentang kesehatan dan keamanan terhadap
penderita, petugas, lingkungan dan peralatan elektromedik.
c. Memahami tentang struktur dan proses terjadinya di lapangan.
d. Terbina minat dan perhatiannya terhadap lapangan kerja yang harus
dihadapinya nanti
e. Terbinanya pandangan secara horizontal, luas dan menyeluruh dalam
kaitannya dengan masalah-masalah sosial di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam menerapkan dan
mengintegrasikan informasi pelajaran yang diperoleh selama mengikuti
2
tugas-tugas pelajaran teknik elektromedik dan sarana kesehatan secara
lebih luas
b. Memperoleh pengalaman pribadi yang riil, konkrit dan eduktif.
c. Lebih tanggap terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan
d. Mempertinggi tingkat keberhasilan perkuliahan di kelas
e. Memperoleh informasi baru sebagai bahan persepsi atau kerangka untuk
mendalami masalah-masalah teknik lebih lanjut.
f. Memperoleh rasa puas dengan situasi dan kondisi belajar yang
menyenangkan
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan laporan PKL ini penulis akan menyajikan pengetahuan yang telah
didapatkan selama PKL secara sederhana, yaitu :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Sekilas Tentang RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Bab III : Pembahasan Pesawat
Bab IV : Perbaikan Pesawat
Bab V : Penutup
3
BAB II
SEKILAS TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
A. SEJARAH SINGKAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ACHMAD
MOCHTAR
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi adalah rumah sakit pemerintah
daerah Bukittinggi yang dikepalai oleh seorang direktur yang dibantu oleh tiga orang
wakil direktur. RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi adalah rumah sakit kelas B
yang terletak di kotamadya Bukittinggi, Sumatera Barat.
RSUD Dr. Acmad Mochtar Bukittinggi didirikan pada tahun 1908 oleh
pemerintah Belanda dan digunakan sebagai rumah sakit Militer. Pada waktu
penduduk Jepang rumah sakit tersebut diambil alih tetapi tetap digunakan sebagai
rumah sakit militer. Setelah kemerdekaan RI sampai tahun 1952 rumah sakit
digunakan sebagai rumah sakit tentara.
Pada tanggal 8 September 1952 rumah sakit ini diserahkan pada Dinas
Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja, yang waktu itu masih berstatus Sumatera
Tengah, kemudian menjadi rumah sakit umum Bukittinggi milik PEMDA Tingkat I
Sumatera Barat.
Pada tahun 1979 rumah sakit ini ditetapkan sebagai rumah sakit umum
Bukittinggi kelas C, dengan 250 buah tempat tidur. Kemudian pada tanggal 13
4
Oktober 1981 resmi memakai nama RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI yang diberikan langsung oleh Menkes RI saat itu, yaitu Bapak Dr.
Suwarjono Suryaningrat. Nama tersebut dipakai karena Bapak Dr. Achmad Mochtar
adalah seorang dokter yang berasal dari Bonjol, Sumatera Barat yang berjasa
ditingkat nasional yang telah dianugerahi tanda jasa Satya Lencana Kebaktian Sosial
tahun 1968 dan tanda kehormatan bintang jasa kelas III.
Dalam Pelita IV dan V RSAM merubah secara bertahap bentuk bangunan
lama peninggalan Belanda menjadi bangunan baru, dengan bantuan dana APBN,
OPRS dan Dana Pemda Tk. I Sumatera Barat.
Sejak tanggal 30 November 1987 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
diresmikan dari rumah sakit kelas C menjadi rumah sakit kelas B dengan jumlah
tempat tidur 320 buah. Selanjutnya dengan persetujuan Menteri Dalam Negeri
No.061/2688/SJ tanggal 9 September 1997 tentang persetujuan RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi menjadi rumah sakit kelas B pendidikan dan Perda No. 7 tahun
1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.
B. GAMBARAN UMUM RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR
1. LETAK GEOGRAFIS
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi adalah Rumah Sakit kelas B
pendidikan yang terletak di kotamadya Bukittinggi yang berudara sejuk
dengan ketinggian dari permukaan laut ± 927 M dan terletak diantara (10021
BT – 10025 BT), (00.76 LS – 00. 19 LS).
5
Kota Bukittinggi berbatasan dengan : sebelah Utara Negeri Gadut dan
Kapau Kec. Tilatang Kamang, sebelah Selatan dengan Negeri Batuhampu
Sungai Puar, sebelah Barat dengan Ngarai Sionak, Guguk dan Koto Gadang
Kec. IV Koto dan sebelah Timur dengan Negeri IV Angkat Candung.
Luas areal kota Bukittinggi ± 25.34 Km² dengan jumlah penduduk ±
93.300 jiwa, yang pada hari libur dan pada hari pasar jumlah pendatang bias
menjadi 3 kali lipat dari jumlah penduduk umumnya petani, pedagang,
pegawai negeri dan swasta.
2. ORGANISASI dan TATA LAKSANA STRUKTURAL
1) Direktur
2) Wakil Direktur
a. Wakil Direktur umum dan Keuangan
b. Wakil Direktur Pealyanan Medis dan Keperawatan
c. Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan
3) Bagian Umum dengan 3 Staf Sub Bagian antara lain :
a. Sub Bagian Tata Usaha
b. Sub Bagian Kepegawaian
c. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan
4) Bagian perencanaan dan Rekam Medis dengan 3 Staf Sub Bagian
antara lain :
a. Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan
b. Sub Bagian Rekam Medis dan Hukum
c. Sub Bagian Informasi dan Pemasaran Sosial
6
5) Bagian Penyusunan Anggaran dan Perbendaharaan, dengan 3 Staf
Sub Bagian antara lain :
a. Sub Bagian Penyusunan Anggaran
b. Sub Bagian Perbendaharaan
c. Sub Bagian Mobilisasi Dana
6) Bagian Akuntansi dan Manajemen, dengan 3 Staf Sub Bagian antara
lain :
a. Sub Bagian Akuntansi Keuangan
b. Sub Bagian Akuntansi Managemen
c. Sub Bagian Verifikasi
7) Bidang Pelayanan Medis dengan 3 Staf Seksi antara lain :
a. Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Mutu Pelayanan Medis
b. Seksi Pengembangan Fasilitas Pelayanan Medis
c. Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pelayanan Medis
8) Bidang Keperawatan, 3 Staf Seksi antara lain :
a. Seksi Asuhan Keperawatan
b. Seksi Etika Profesi Keperawatan
c. Seksi Logistik Keperawatan
9) Bidang Penunjang Medis dengan 3 Staf Seksi antara lain :
a. Seksi Ketenagaan ddan Pengembangan Mutu Penunjang Medis
b. Seksi Pengembangan Fasilitas Penunjang Medis
c. Seksi Pemeliharaan Fasilitas Penunjang Medis
7
10) Bidang Pendidikan dan Pelatihan dengan 3 Staf Seksi antara lain :
a. Seksi Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Medis
b. Seksi Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Para Medis dan Non
Medis
c. Seksi Penelitian dan Pengembangan
2.1 Organisasi Fungsional
1) Komite Medis
2) Staf Medis Fungsional]
3. PERALATAN
Peralatan medik dilengkapi secara bertahap dari pelita dengan
berpedoman pada standar Rumah Sakit Kelas B Pendidikan. Peralatan tersebut
antara lain : Peralatan ICU / ICCU, UGD, IGD, CSSD, Instalasi Gas Oksigen
Sentral, dan Peralatan Conveuse untuk perinalogi di IGD dan adanya alat USG
Endoscopy lengkap di interne. Selain itu telah ada alat canggih lain seperti :
Mesin hemodialisa (alat pencuci darah) dan alat Bronchoscopy serta Spirometer
dibagian paru, alat Treadmill dengan memakai computer (alat pemeriksa
jantung) dan alat lainnya. Hanya alat ini tentu selalu diperiksa dan diperbaharui
mengikuti perkembangan ilmu sebagai rumah sakit pendidikan.
4. SARANA FISIK
PKL yang penulis laksanakan di RSUD Dr. Achamad Mochtar
Bukittinggi, kurang lebih sejak tanggal 12 April sampai dengan 12 Juni 2010
8
merupakan kurikulum pendidikan POLTEKES SITEBA PADANG Jurusan
Teknik Elektromedik (TEM), yang bertujuan untuk menambah wawasan bagi
mahasiswa untuk mengenal lebih jauh sistem di Rumah Sakit sebagai salah satu
syarat tugas akhir di POLTEKES SITEBA PADANG Jurusan Teknik
Elektromedik. Sebagai mana laporan yang dibuat penulis ini berisi tentang
sejarah rumah sakit struktur IPSRS, dan aktivitas selama PKL. Bangunan
gedung RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi terletak di atas areal yang luas
tanahnya ± 40.000 M² terdiri dari :
• Gedung Poliklinik : 3 buah
• Gedung Perawatan : 15 buah
• Gedung Penunjang antara lain :
IGD : 1 buah
OK : 2 buah
Kamar Jenazah : 1 buah
Gudang : 1 buah
• Dengan luas gedung seluruhnya : ± 22. 950 M²
• Luas selasar beton : ± 4.572 M²
• Luas tanah dan halaman : ± 12.478 M²
Dan saat ini letak bangunan Rumah Sakit berada ± 100 M dari tepi
Ngarai Sianok, yang tidak bias dikembangkan lagi sesuai dengan laporan
pemeriksaan gerakan tanah Direktorat Geologi Tata Lingkungan Tahun
1998/1989 bahwa Ngarai Sianok Bukittinggi termasuk wilayah tidak stabil dan
berpotensi terjadi gerakan tanah, yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Untuk
9
pembangunan gedung baru dengan jarak ± 500 M dari tepi Ngarai Sianok, untuk
itu diperlukan pengembangan dimasa yang akan datang ke arah Vertikal atau
tambahan lahan, kalau memungkinkan dipindahkan ke lokasi lain yang lebih
luas dari areal sekarang.
Untuk lebih jelasnya lagi, jenis dan luas gedung di RSAM Bukittinggi dapat
dilihat pada table berikut :
Tabel II.1
Jenis dan Luas Gedung
RSUD Dr. Achmad Mochtar
Tahun 2010
No JENIS GEDUNG LUAS (m²) TAHUN
DIBANGUN
1 Ruangan Perawat 7.620 m² 1979 dan1993
2 Ruangan Administrasi 10.981 m² 2003
3 Instalasi Radiologi 324 m² 1980
4 Instalasi Rehabilitasi Medis 121,13 m² 1986
5 Laboratorium 121,13 m² 1986
6 Instalasi CSSD 171.1 m² 1993
7 Incenerator 40 m² 1981
8 Instalasi Farmasi dan Apotik 100 m² 1982
9 Instalasi Gawat Darurat 271,6 m² 1986
10 ICU / ICCU 312,5 m² 1992
10
11 Kamar Bedah 300 m² 1992 dan 2005
12 Kamar Mayat 272 m² -
13 Dapur 180 m² 1981
14 Laundry / Ruangan Cuci 195 m² -
15 Instalasi pengolahan air 360 m² 1994
5. KETENAGAAN
Ketenagaan yang ada di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi saat ini
berjumlah sebagai berikut:
Tabel II.2
Jumlah Dokter RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Tahun 2009
NO TENAGA MEDIS JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Spesialis Anak
Sub. Perinatologi
Spesialis Penyakit Dalam
Sub Kardio vaskuler
Spesialis Bedah
Spesialis Orthopedi Traumatologi
Spesialis bedah Konsultan Digestive
Spesialis Bedah Syaraf
Spesialis Kebidanan
2
1
4
1
3
2
1
1
2
11
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Spesialis Kebidanan Konsult Onkologi
Ahli Radiologi
Ahli Anestesi
Spesialis Patologi klinik
Spesialis Mata
Spesialis THT
Spesialis Paru
Spesialis Syaraf
Spesialis Rehab Medik
Dokter Gigi Spesialis Ortodentik
Dokter umum
Dokter Gigi
1
1
1
1
2
2
3
2
1
1
22
4
JUMLAH 58
Selain itu juga dibutuhkan peningkatan tenaga paramedis keperawatan
dan paramedis non keperawatan. Pada table di bawah ini, dapat terlihat
jumlah tenaga RSAM secara keseluruhan di Tahun 2009.
12
Tabel II.3
Jumlah Pegawai
Di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Tahun 2009
NO TENAGA MEDIS JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
DOKTER AHLI
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
APOTEKER
KEPERAWATAN
PSIKOLOGI KLINIS
PENUNJANG MEDIS
NON MEDIS
KONTRAK
PTT
32
22
4
5
239
1
115
167
65
17
JUMLAH 659
6. KAPASITAS TEMPAT TIDUR
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi mempunyai kapasitas tempat
tidur berjumlah sebanyak 299 buah yang terperinci sebagai berikut :
13
Tabel II.4
Kapasitas Tempat Tidur Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Tahun 2009
NO RUANGAN FASILITAS TEMPAT TIDUR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
VIP
Ambun Suri
Kelas Interne
Bedah Pri
Bedah Wanita
Interne Pria
Interne Wanita
Obstetri
Gynecologi
Paru
Zal Anak
Mata
THT
Neurologi
Bayi
ICCU
ICU
Pre Op IGD
16
18
27
24
23
18
20
16
16
22
12
13
12
20
20
2
4
3
14
19 Jantung 13
Jumlah 299
Tabel II.5
Poliklinik
Di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Tahun 2009
NO POLIKLINIK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Gigi
THT
Mata
Kulit dan Kelamin
Interne
Anak
Bedah
Syaraf
Jiwa
Fisioterapi
Jantung
Kebidanan
Gynekologi
Onkologi
15
15.
16.
IGD
Paru
C. VISI, MISI, MOTTO, TUJUAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RSUD
Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
a. Visi
Menjadikan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukitinggi sebagai :
“TEMPAT TUJUAN PELAYANAN KESEHATAN
BERKUALITAS DAN TERJANGKAU di KAWASAN
REGIONAL SUMATERA TENGAH”
b. Misi
Berdasarkan visi yang telah diterapkan maka dijabarkan dalam bentuk
misi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi, sebagai berikut :
1. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Memenuhi harapan (Service
Excellen) kepada seluruh lapisan masyarakat secara efisien dan
efektif.
2. Mempersiapkan pelayanan unggulan dengan SDM yang berkualitas
dan ramah
3. mendidik dan melatih tenaga kesehatan lainnya serta mengadakan
penelitian di bidang kesehatan
4. Meningkatkan kemandirian Rumah Sakit dalam pengelolaaan
pelayanan kesehatan, administrasi adan manajemen
16
c. Motto
“Mengumatakan pelayanan yang ramah, cepat, tepat, dan siap berkinerja
TERBAIK”
d. Tujuan
Tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat,
dengan menyelenggarakan pelayanan yang meliputi upaya
penyembuhan, pemulihan kesehatan dan meringankan penderitaan pasien
serta asuhan keperawatan disamping usaha pencegahan maupun
peningkatan kesehatan, menjadi pusat rujukan untuk Wilayah Sumatera
Bagian Tengah dan sekitarnya serta temapat pendidikan dan latihan bagi
tenaga kesehatan.
e. Tugas Pokok
RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi mempunyai tugas pokok
yang mengacu pada Perda No. 17 Tahun 1997 yaitu melaksankan
pelayanan kesehatan dan penyembuhan penderita serta pemulihan
keadaan cacat badan dan jiwa yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
f. Fungsi
Pada Perda No. 17 Tahun 1997 disebutkan mengenai fungsi RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi yang melaksanakan usaha pelayanan
medis, rehabilitasi medis, usaha pencegahan dan penyuluhan kesehatan,
melaksanakan usaha perawatan, melaksanakan usaha pendidikan dan
17
latihan medis, melaksanakan sistem rujukan (reveral system) dan sebagai
tempat penelitian.
D. JANGKAUAN PELAYANAN RUJUKAN RSUD Dr. ACHMAD
MOCHTAR
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi dapat melayani rujukan 7 daerah
tingkat II di Sumatera Barat Bagian Utara dan daerah-daerah seperti : Riau,
Jambi dan Sumatera Utara Bagian Selatan.
Disamping melakukan pelayanan secara langsung RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi juga melakukan pembinaan terhadap rumah sakit tipe C dan
D serta puskesmas yang ada diwilayah Sumatera Barat Bagian Utara dengan
memberikan dokter rujukan (reveral system) serta memberikan peningkatan ilmu
terhadap dokter-dokter yang bersangkutan di RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi.
Daerah – daerah rujukan diantaranya berasal dari kota atau kabupaten :
Payakumbuh, Monggopoh, Simpang IV, Padang Panjang, Batu Sangkar, Solok,
Sawah Lunto, Lubuk Sikaping dan Air Bangis.
E. STRUKTUR ORGANISASI RSUD Dr. ACHAMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi mempunyai struktur organisasi
seperti yang terlihat pada lampiran yang sesuai dengan struktur organisasi
18
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi berdasarkan Perda No. 17 Tahun 1997
didalamnya terdapat Instalasi Sarana Pemeliharaan Rumah Sakit (IPSRS).
F. INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT
IPSRS merupakan fasilitas kegiatan perawatan gedung, gas medis dan non
medis, perawatan radiasi, elektromedik, elektrikmedik, laboratorium,
komunikasi dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat pada struktur
organisasi IPSRS yang telampir.
Kepala IPSRS adalah pimpinan yang mengkoordinir IPSRS sebagai unsur
pelaksana yang bertugas melaksanakan penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan
sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit yang dilakukan secara koordinatif
dengan bagian koordinatif lainnya dan bertanggung jawab pada bagian
penunjang medic. Setiap pekerjaan dilakukan melalui surat perintah kerja yang
berasal dari kepala IPSRS, setelah adanya laporan dari ruangan yang
menyatakan alat tersebut rusak, baik yang dapat diantar maupun yang tidak
dapat diantar.
Tiap-tiap unit yang memerlukan jasa IPSRS sebaiknya menunjuk salah
seorang yang bertanggung jawab atas pemakaian alat yang sudah selesai
diperbaiki dengan penanggung jawab teknik.
Program Kerja IPSRS :
1. Sistem Pelaporan
Kepala IPSRS membuat laporan berkala kepada direktur tentang :
a) Hasil kerja yang diselesaikan
19
b) Pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan
c) Keadaan persedian suku cadang dan bahan
d) Kemajuan-kemajuan yang telah dicapai
e) Rencana peningkatan pelayanan teknik
f) Keadaan dan keperluan alat-alat kerja
g) Hambatan-hambatan yang dipahami
2. Pergudangan Bahan Suku Cadang
a) Setiap gudang menerima bahan, alat kerja dan suku cadang dari
bagian rumah tangga, farmasi atau langsung dari panitia pembeli
b) Pembukuan dan penyimpanannya harus sesuai dengan klasifikasi
masing-masing
c) Setiap pemakaian bahan, suku cadang untuk perbaikan Ka. Sub
Instalasi harus mengajukan permintaan barang yang diketahui oleh
Ka. IPSRS dan penanggung jawab teknik masing-masing unit yang
memerlukan
d) Dengan bon tersebut diatas barang dapat dikeluarkan dari gudang
e) Petugas gudang
f) Akan membuat laporan kepada Ka. IPSRS mengenai jumlah
pemakaian barang dan simpanan barang dalam setiap bulan
g) Ka. IPSRS membuat perincian permintaan bahan untuk pengadaan
bahan dan persediaan barang yang akan habis
3. Inventarisasi
a) Untuk sarana fisik meliputi :
20
Denah bangunan yang ada dilingkungan rumah sakit
Gambar instalasi air bak dalam setiap bangunan maupun secara
keseluruhan (PAM dan POMPA AIR)
Denah saluran pembuangan air
Gambar instalasi listrik, baik setiap bangunan maupun secara
keseluruhan (PLN dan GENSET)
b) Untuk peralatan medis dan non medis :
Tiap peralatan yang perbaikannya menjadi tanggung jawab (daftar
inventaris) dan kartu pencatatan pemeliharaan.
Data teknik dari peralatan, gambar rangkaian listrik, cara
pemeliharaan, cara perbaikan dan cara pemakaian
c) Peralatan kerja
Jumlah peralatan maupun keadaan dari alat kerja harus diperiksa
kelengkapannya dan mempunyai inventaris.
4. Pemeliharaan Berkala
Sesuai dengan hasil inventaris peralatan, maka harus disusun program
kerja untuk mengadakan pemeliharaan berkala :
a) Dalam jangka waktu yang tertentu sesuai dengan Sub. Instalasi dan
personil yang ada misalnya tiap 1, 2 atau 3 bulan suatu tim
pemeliharaan dari IPSRS akan mengunjungi semua ruangan yang ada
dirumah sakit.
21
b) Tim kerja akan memeriksa kerjanya alat-alat dan secara fisik akan
memberi minyak pelumas, membersihkan kotoran di dalam alat dan
penyetelan atau kalibarsi kembali ketepatan alat medis dan non medis.
c) Setelah itu tim medis akan melaporkan pekerjaannya pada
penanggung jawab teknik (PJT), dan PJT harus memberitahu tim, apa
yang salah dan rusak.
5. Pembagian Shift Kerja
1) Shift kerja terbagi dalam 3 hari, termasuk hari libur.
2) Petugas petunjuk dari Sub instalasi sarana, prasarana dan peralatan medik
dan medik :
a) Pagi
Melaksanakan pekerjaan yang dilaksanakan dan yang tidak
direncanakan sesuai dengan bidang masing-masing
Apabila perlu dipakai tenaga dari bantuan Sub. Instalasi lain
IPSRS
Menyelesaikan pelimpahan pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan
oleh petugas sore, malam dan hari libur
b) Sore, malam dan hari libur
Melaksanakan semua tugas IPSRS sesuai dengan kemampuannya
6. Koordinasi dan Hari Libur
Dengan tidak mengurangi tanggung jawab dan kecepatan pelayanan
koordinasi kerja dan kecepatan pelayanan dilakukan koordinasi kerja dengan
22
Sub. Bag Rumah Tangga dan Perlengkapan, Bidang Penunjang Medik dan
Bidang Pelayanan Medik sesuai dengan bidangnya masing-masing
23
BAB III
PEMBAHASAN ALAT
A. ELECTROCARDIOGRAPH (ECG)
1. Pendahuluan
Electrocardiograph (ECG) merupakan alat elektromedik yang berfungsi
untuk mendeteksi sinyal biolistrik yang dibangkitkan oleh jantung manusia
melalui titik tertentu pada permukaan anggota tubuh manusia yang
dihubungkan melalui beberapa elektroda.
a. ECG Recorder
ECG Recorder berfungsi merekam sinyal biolistrik jantung, dengan hasil
rekaman berupa kertas kardiogram. Hasil rekaman digunakan sebagai
tahap awal diagnosa suatu penyakit. ECG jenis ini bersifat portable.
b. ECG Monitor
ECG Monitor berfungsi merekam sinyal biolistrik jantung, yang hasil
rekamannya ditampilkan pada monitor. ECG monitor digunakan pada
pasien yang sedang dirawat, biasanya diletakkan di samping pasien, agar
kondisi jantung pasien dapat di monitor setiap saat
2. Spesifikasi Alat
Merk : SCHILLER, SWITZERLAND
Dimensi : 290x198x76 mm, 2,6 kg
Tipe : AT 101
24
SN : 080.05028
Tegangan Input : 220 – 240 V / 110 – 115 V
Frekuensi : 50 / 60 Hz
Daya : Max 28 VA
Baterai : Lead Acid 12 V, 6 jam Standby
Leads : 12 simultaneos leads
Display Monitor : - 3 Channel Display
- Speed 25,50 mm/ S
- Amplitude 5, 10, 20 mm /mV
Printer mode : High resolution thermal head printer
3. Teori Dasar
a. Anatomi Jantung
Jantung terdiri dari otot-otot yang membentuk dinding. Jantung terdiri
dari 4 buah kamar yaitu : pada bagian atas kiri dan kanan, merupakan
kamar penerima disebut juga atrium. Bagian bawah kiri dan kanan
merupakan pompa yang disebut ventrikel.
b. Potensial Listrik Jantung
Bagian kanan atas jantung (atrium) disebut Sinoatrial node (SA node).
SA node berfungsi untuk memul;ai denyut jantung dan mengatur
ritmenya. Potensial listrik jantung dimulai dari SA node ini diakibatkan
oleh kontraksi otot-otot jantung yang membentuk impuls. Impuls ini
menjalar ke sepanjang serabut-serabut penghubung (conducting fiber) ke
25
atrio ventrikuler node (AV node) dan merangsang node tersebut
berdepolarisasi.
Depolarisasi dan repolarisasi SA node yang dilanjutkan dengan
depolarisasi AV node inilah yang akan membangkitkan potensial listrik
jantung yang dikebnal dengan ‘External Action Potential’ yang dapat
dideteksi pada permukaan tubuh. External Action Potential ini dapat
berbentuk gelombang EKG atau pulsa PQRS seperti pada gambar di
bawah ini :
Gambar III. 1. Gelombang / Pulsa ECG
Keterangan gambar :
Gelombang P : menggambarkan aktifitas depolarisasi atrium
Gelombang Q : menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel
Gelombang R : menggambarkan defleksi positif pertama dari
komplek QRS
Gelombang S : menggambarkan defleksi negative sesudah
gelombang R
26
Gelombang T : menggambarkan fase repolarisasi ventrikel
Gelombang U : asal usulnya tidak diketahui dan paling jelas terlihat
di sadapan dada V1 – V4
c. Sistem Perekaman Sinyal Listrik Jantung
Elektrokardigram diperoleh dengan menempatkan elektroda pencatat
pada tempat-tempat tertentu di permukaan tubuh, secara Bipolar dan
Unipolar. Sedangkan penempatan elektroda elektrokardiograf tersebut
dikenal sebagai “Lead” atau sadapan elektrokardiograf.
Adapun jenis-jenis sadapan terdiri dari :
1. Bipolar Standard Lead (Lead I, II, II)
2. Unipolar Limb Lead (aVR, aVL, aVF)
3. Unipolar Chest Lead (V1 sampai V6)
Biasanya elektroda-elektroda yang utama ditempatkan pada lengan
kiri (LA : Left Arm), lengan kanan (RL : Right Arm) sebagai ground.
Kawat-kawat untuk mengukur tegangan antara LA dan RA disebut kabel
1 (lead I) antara RA dan LL disebut kabel II (lead II) serta antara LA dan
LL disebut kabel III (lead III) lihat gambar :
Gambar III. 2. Pemasangan Elektroda
27
4. Prinsip Kerja
Potensial listrik yang berasal dari pulsa jantung dideteksi
dipermukaan tubuh melalui elektroda yang dihubungkan ke alat melalui kabel
pasien. Sebelum masuk ke rangkaian penguat, rangkaian proteksi (pasien fuse
5 mili Ampere atau rangkaian isolasi)
Lead selector berfungsi untuk memilih lead sesuai kebutuhan
sehingga konfigurasi yang ditentukan oleh lead selector inilah yang diperkuat
oleh penguat awal (pre Amplifier). Kalibrasi 1 mV diperlukan untuk standar
perbandingan antara besarnya sinyal input dengan besar penggunaan
amplifier sesuai dengan kepekaan (sensitivity) yang dipilih.
Sinyal dari pre amplifier kemudian diperkuat oleh drive amplifier.
Pada rangkaian ini dilengkapi dengan filter untuk mencegah sinyal lain agar
tidak ikut diperkuat. Sinyal output dari drive amplifier ini sudah cukup kuat
untuk menggerakann galvanometer untuk menggerakan stylus/thermal.
Gerakan stylus/thermal inilh yang akan menggambarkan pulsa listrik pada
kertas recorder. Secara lengkap prinsip kerja ECG dapat dilihat pada blok
diagram berikut :
28
Gambar III. 3. Blok Diagram Pesawat ECG
Keterangan :
a. Elektroda dan kabel pasien
b. Rangkaian isolasi
c. Lead selector
d. Kalibrasi 1mV
e. Pre-Amplifier
f. Drive Amplifier
g. Recorder / monitor
29
ga b ec
PS
d
f
5. Cara Kerja Blok Diagram ECG SCHILLER AT101
Gambar III. 4. Blok Diagram ECG Schller AT 1010
30
PatientElektroda
ADC
Battery 12 Volt
Charging Battery
PowerSupply
Power AC
LCDDisplay
MicrocontrollerAT 101
Motor SpeedControl Unit
Keyboard
ThermalTemp. Control Unit
Myogram Filter
Main Amplifier
Pre Amp
AutomaticLead SelectorProgram
Cara Kerja Blok Diagram :
a. Sifat tegangan jala-jala PLN dihubungkan ke alat, maka tegangan akan
didistribusikan ke rangkaian Power Supply, sehingga tegangan AC akan
diubah menjadi tegangan DC yang akan diberikan ke rangkaian Charging
Battery
b. Dari rangkaian Charging Battery, tegangan akan digunakan untuk
mengisi baterai 12 Volt, yang akan menjadi sumber tegangan alat,
apabila tidak menggunakan sumber tegangan PLN.
c. Tegangan dari Baterai atau Power Supply akan didistribusikan ke semua
ragkaian
d. Setelah elektroda pasien dipasang, dan alat diaktifkan, maka Proses
perekaman akan dimulai. Sinyal biolistrik dari jantung pasien akan diolah
pada rangkaian Automatic Lead Selector Program. Kemudian sinyal
tersebut akan diumpankan ke rangkaian Pre Amplifier untuk diperkuat
e. Dari rangkaian Pre Amplifier, sinyal akan di filter oleh rangkaian
Myogram Filter, untuk menghilangkan noise atau gangguan akibat dari
ketegangan otot permukaan tubuh pasien.
f. Setelah difilter, sinyal outputnya akan diperkuat lagi oleh rangkaian Main
Amplifier sebagai penguat sinyal akhir yang akan digunakan sebagai
sinyal masukan pada Rangkaian ADC, untuk mengubah sinyal biolistrik
analog menjadi sinyal digital.
g. Dari rangkaian ADC, sinyal outputnyayang berupa sinyal digital, akan
dijadikan sebagai input pada Microcontroller AT 101. Di sini sinyal akan
31
diolah sedemikian rupa sehingga outpunya dapat ditampilakn pada LCD
display dan ECG printer
6. Pengoperasian Alat
a. Prasyarat
1) SDM siap dan terlatih
2) Catu daya sesuai kebutuhan alat
3) Kontak-kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian
4) Alat laik pakai dan bersih
5) Aksesoris lengkap dan baik
6) Bahan operasional tersedia
b. Persiapan
1) Tempatkan alat pada ruang pemeriksaan
2) Buka penutup debu (dust cover)
3) Siapkan aksesoris (Patient cable, kertas recorder, jelly)
4) Pasang kertas rekam pada alat
5) Siapkan bahan operasional
6) Hubungkan alat dengan terminal pembumian
c. Pemanasan
1) Hubungkan alat dengan catu daya
2) Cek baterai
3) Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke
posisi ON
4) Lakukan pemanasan secukupnya
32
d. Pelaksanaan
1) Perhatikan protap pelayanan
2) Oleskan jelly pada pasien
3) Pasang elektode, chest electrode pada patient cable
4) Pasang electrode, chest electrode pada pasien
5) Masukan data pasien, pada menu dat, melalui keyboard
6) Pilih program lead
7) Tekan tombol start
8) Amati hasil rekaman pada LCD display
9) Tekan tombol Print untuk mendapatkan hasil rekaman pada
kertas kardiogram
7. TROUBLE SHOOTING
Table III.1
Troble Shooting ECG
KERUSAKAN KEMUNGKINAN TINDAKAN
Unit mati total, Blank
Screen
Supply tidak ada
Pengaturan Contrast
tidak tepat
Periksa supply
Periksa fuse
Periksa kontras,
tekan Function
Key (FN) dan
tekan up/down
cursor untuk
33
mengatur
kontras
Pulsa QRS sangat
tinggi / besar
Elektroda tidak
terhubung
dengan baik
Elektroda kotor
Pasien tidak
relaks
Periksa
pemasangan
elektroda di alat
dan di pasien
Bersihkan
elektroda
Anjurkan pasien
agar relaks
Print Out tidak ada /
tidak jelas
Kertas recorder
habis atau kertas
sudah expired
Kesalahan setting
printer
Thermal kotor
Pasang kertas
recorder baru
Periksa kembali
pengaturan
untuk printer
Bersihkan
thermal dengan
kapas alkohol
Ada gangguan pada
sistem perekaman
Filter tidak
bekerja
Periksa semua
sistem filter
Aktifkan
Myogram filter,
ganti frekuensi
34
cut off
Periksa
kesesuaian
antara tegangan
sumber dengan
kebutuhan filter
utama
8. Pemeliharaan Alat
a. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF
b. Lepaskan hubungan alat dari catu daya
c. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian
d. Lepaskan electroda, chest electrode dari pasien
e. Lepaskan electroda, chest electrode dari patient cable
f. Lepaskan patient cable dari alat
g. Bersihakan patient cable, electrode, chest electrode
h. Simpan patient cable, electrode, chest electrode pada tempatnya
i. Pasang penutup debu alat
j. Simpan alat dan aksesoris pada tempatnya
k. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien per bulan
B. SYRINGE PUMP
1. Teori Dasar
35
Alat syringe pump merupakan suatu alat yang di gunakan untuk
memberikan cairan atau obat kepada pasien. Secara khusus alat ini
mentitikberatkan atau memfokuskan pada jumlah cairan yang di masukan
kedalam tubuh pasien, dengan satuan mililiter per jam.
Alat ini menggunakan motor sebagai tenaga pendorong syringe yang
berisi cairan atau obat yang akan dimasukan ke dalam tubuh pasien. Alat ini
menggunakan sistem elektronik yang berfungsi dalam pengontrolan dalam
pemberian jumlah cairan ke tubuh pasien, sensor dan alarm. Dalam sistem
Mekanik yaitu dengan gerakan motor sebagai tenaga pendorong.
2. Spesifikasi Alat
Merk : TERUMO
Dimensions : 322 x 114 x 115 mm, 1,8 Kg
Model : TE 331
Power Supply : 100V to 240VAC, 12 to 15VDC
Frekuensi : 50/60 Hz
Power Consumption : 18VA (on AC 100 -120 V) /
23VA (on AC 100 – 240 V) /
7,5 W (DC)
Compatible Syringe : 10, 20, 30, 50 ml
Rate of Flow rate setting : 10, 20, 30ml syringe :
0.1 - 99.9 ml/h (0.1 ml/h step)
100.0 - 300.0 ml/h (1 ml/h step)
50 ml syringe :
36
0.1 - 1200.0 ml/h
0.1 - 99.9 ml/h (0.1 ml/h step)
100.0 - 1200.0 ml/h (1 ml/h step)
Display Range of volume delivery : 0.1 - 999.9 ml (0.1 ml step)
Occlusion dection Pressure : III 800 + 200 mmHg (106.7 + 26.7 kPa)
II 500 + 100 mmHg (66.7 + 13.3 kPa)
I 300 + 100 mmHg (40.0 + 13.3 kPa)
Purge : + 1,200 ml/h (50 ml syringe)
+ 500 ml/h (30 ml syringe)
+ 400 ml/h (20 ml syringe)
+ 300 ml/h (10 ml syringe)
Computer interface connector : RS-232 or RS 485
3. Prinsip Dasar Alat
Alat ini bekerja dengan memanfaatkan sistem motor yang
menggerakkan syringe sehingga dapat memompakan obat berupa cairan ke
dalam tubuh pasien. Dosis penyuntikan cairan keluaran dapat diatur oleh user
dengan mengatur settingan keluaran cairan yang berada pada alat tersebut,
misalnya 10 ml/h, 20ml/h, 30ml/h, 50ml/h. gerakan motor akan diatur oleh
sistem pengaturan program yang dibuat sehingga nilai volume keluaran sama
dengan nilai settingan yang diatur pada alat.
Berdasarkan Hukum Boyle yang mengatakan bahwa :”Jika udara di
kompensasikan pada temperature tetap, maka tekanannya akan berbanding
terbalik dengan volumenya”. Sehingga apabila suatu udara mempunyai
37
volume V1 dan tekanan P1 dimampatkan pada temperature tetap hingga
volumenya menjadi V2 maka tekanannya akan menjadi P2 dimana :
PI. V1 = P2.V2 = tetap
Disini tekanan dapat dinyatakan dalam Kgf/cm2 (atau Pa) dan volume
dalam m3. Oleh karena itu, syringe pump ini terbagi menjadi 3 Level tekanan
yaitu I, II, dan III, dimana :
I : 300 + 100 mmHg (40.0 + 13.3 kPa)
II : 500 + 100 mmHg (66.7 + 13.3 kPa)
III : 800 + 200 mmHg (106.7 + 26.7 kPa)
Pada alat ini juga terdapat sensor berupa optocoupler yang digunakan
untuk membunyikan buzzer apabila cairan di dalam syringe habis dan proses
penyuntikan berhenti.
4. Blok Diagram Syringe Pump
38
Cara kerja blok diagram :
Saat tegangan jala- jala PLN dihubungkan ke alat, maka tegangan akan
diditribusikan ke rangkaian Power, sehingga tegangan AC akan menjadi tegangan
DC yang akan diberikan ke rangkaian charging. Dari rangkaian, tegangan akan
digunakan untuk mengisi 12 Volt sampai yang akan menjadi sumber tegangan alat,
apabila tidak menggunakan sumber tegangan PLN dan 18 volt untuk supply pada
motor.Tegangan dari baterai atau power supply akan didistribusikan ke semua
rangkaian. Mikrokontroller sebagai pengontrol dan pengendali dari Syringe
39
pump.Output berupa perintah untuk mengendalikan motor, baik untuk
memberhentikan motor atau pun mempercepat kerja motor.Selain itu mengolah
pendeteksian sensor seperti deteksi ukuran syringe, deteksi hampir kosong, deteksi
occlusion,deteksi dial dan deteksi Plug/ kopling terlepas yang berfungsi sebagai
Pengaman dan selanjutnya menyalakan Buzzer sebagai tanda alarm.
Tentukan besarnya volume obat keluaran dengan menekan tombol up untuk
volume yng lebih tinggi dan down untuk volume yang lebih rendah. Pada alat ini
digunakan range 10, 20, 30, 50 ml per jam dengan ukuran syringe (suntikan ) 300,
400, 500, dan 1200 ml. jumlah pengaturan ini kemudian akan disimpan dalam
memory alat. Pada tempat syringe terdapat sensor cahaya berupa optocoupler untuk
mengaktifkan buzzer saat cairan di dalam syringe habis dan mengakhiri proses
pengoperasian.
Setelah pengaturan volume dilakukan, tekan tombol purge untuk melakukan
proses penyuntikan awal. Hal ini berfungsi untuk membuang gelembung udara yang
tersisa didalam syringe. Saat tombol ini ditekan maka rangkaian pengaturan motor
DC akan aktif yaitu dengan memberikan pulsa high ke rangkaian microcontroller dan
mengakibatkan lampu indicator menyala. Apabila semua pengaturan telah dilakukan,
tekan tombol start untuk memulai proses pengoperasian. Cairan dalam syringe akan
dipompakan secara otomatis sesuai dengan pengaturan yang kita lakukan melalui
sistem kerja program yang terdapat dalam alat. Untuk mengakhiri proses
pengoperasian tekan stop. Maka proses kerja alat akan terhenti dan untuk
mengembalikan kondisi alat ke posisi awal dapat di gunakan tombol reset.
40
5. Pengoperasian Alat
a. Standar Pengoperasian Alat
1) Periksa catu daya alat apakah telah sesuai dengan yang
diinginkan.
2) Periksa kelayakan alat apakah telah terkalibrasi dan berada pada
posisi awal
3) Periksa kelengkapan dan aksesories alat
4) Masukan cairan obat yang akan digunakan pada syringe
(suntikan)
5) Tekan tombl main switch kemudian tekan tombol ON
6) Atur kecepatan cairan yang diinginkan contoh 1 milimeter per
menit
7) Tekan tombol purge untuk menentukan kecepatan awal
8) Tekan tombol start untuk memulai pengoperasian
b. Pemeliharaan Alat
1) Ganti dan bersihkan syringe setelah digunakan
2) Berikan oli pelumas pada motor DC
3) Lakukan penyettingan keluaran cairan dan lakukan
pengkalibrasian setiap setahun sekali
4) Kencangkan baut-baut yag kendur
5) Lakukan pembersihan selang saluan keluaran
41
c. Perawatan Alat
Sebelum Dioperasikan
1) Sebelum digunakan periksa kelengkapan pesawat
2) Tempatkan alat terpisah dari alat-alat lain
3) Hindarkan alat dari sinar matahari langsung, suhu tinggi,
kebisingan, kelembaban dan benturan dengan benda lain
Pada Saat Dioperasikan
1) Alat harus dalam keadaan stabil baik catu daya maupun
lingkungannya
2) Jaga jarak alat dari pasien
3) Tekan reset apabila terjadi gangguan pengaturan alat
Setelah Digunakan
1) Ganti syringe pada alat
2) Bersihkan syringe dan selang distribusi obat
3) Kalibrasi alat pada dosis pengaturan awal
4) Simpan alat pada tempat yang sesuai
42
BAB IV
PERBAIKAN DAN SERVICE ALAT
1. ECG (ELEKTROCARDIOGRAPH)
Ruang : Paru
Merk : Schiller
Spesifikasi : Type : Cardiovit AT-1
Voltage : 220-240 V 2x200 mAT
100-175 V 2x 315 mAT
Frekuensi : 50/60 Hz
Daya : 28 VA
SN : 190. 65272
Masalah : Setiap 1 cm hasil perekaman pada kertas grafik berhenti dan
indikator kertas habis menyala
Analisa : - Ukuran kertas tidak sesuai dengan alat
- Posisi kertas tidak mengenai sensor kertas grafik
Tindakan : - Memposisikan kertas grafik agar mengenai sensor pada alatnya
- Mengganti ukuran kertas yang sesuai dengan type alat
Hasil : Hasil perekaman pada grafik bagus
43
2. TENSIMETER
Ruang : IPSRS
Merk : Riester Nova CE 0124
Masalah : - Tensimeter kotor
- Balon bocor
Tindakan : - Pembersihan Tensimeter
- Mengganti balon udara
Hasil : Baik
3. SUCTION PUMP
Ruang : KI
Merk : Medi-Pump Thomas
Spesifikasi : Type :1632 GL
NR : 050700004
Volt : 230 V
Amp : 1,7 A
Masalah : Alat tidak mau menghisap
Analisa : - Ada kotoran pada pompa
- Filter tersumbat
Tindakan : Pemeriksaan pada pompa dan mengganti filter dengan yang baru
Hasil : Baik
44
4. AUTOCLAVE
Ruang : Labor
Merk : Webeco bad Schwartau
Spesifikasi : Type : A5
NR : 78621
Volt : 220/380/Y
Amp : 3x14
Watt : 9000
Buatan : Jerman
Masalah : Alat tidak berfungsi (tidak bisa steril)
Analisa : - Elemen ada yang putus
- Magnet kontaktor lengket
Tindakan : Pemeriksaan pada elemen dan magnet kontaktor
Hasil : Alat dapat bekerja kembali
5. LAMPU UV
Ruang : KI
Merk : -
Buatan : Assemblyng IPS
Masalah : Semua lampu mati
Analisa : - Steker rusak
- Trafo tidak berfungsi
45
- Starter rusak
Tindakan : - Memeriksa tegangan pada steker
- Memeriksa tegangan pada trafo
- Mengganti starter karena rusak
Hasil : Lampu hidup dan dapat digunakan
6. LAMPU PHOTOTHERAPY
Ruang : Perinatologi
Merk : GE
Spesifikasi : Type : XHZ – 90
Frekuensi : 50/60 Hz
Voltage : 220 – 230 V
Daya : 120 VA
SN : 06107858
Masalah : 2 buah lampu phototheraphy tidak hidup
Analisa : - Lampu putus
- Trafo rusak
Tindakan : Mengganti trafo dan mengganti 2 buah lampu phototheraphy
Hasil : Baik
46
BAB V
PENUTUP
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat mengikuti kegiatan PKL (Praktek
Kerja Lapangan) selama 2 bulan yang dimulai pada tanggal 12 April sampai 12 Juni
2010 dan telah merampungkan laporan kegiatan selama mengikuti PKL.
Banyak hal yang penulis dapatkan selama mengikuti kegiatan PKL ini, baik
itu berupa teori maupun praktek sehingga dapat menambah wawasan penulis untuk
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja nanti.
1. KESIMPULAN
a. Pesawat ECG Schiller AT 101
1) Electrocardiography (ECG) adalah suatu alat yang berfungsi untuk
mendeteksi pulsa listrik yang dibangkitkan oleh jantung melalui titik-
titik tertentu pada permukaan anggota tubuh manusia dengan
menghubungkannya melalui elektroda
2) Pesawat bekerja dengan sistem Microcontroller AT 101
3) Pesawat digunakan untuk mendiagnosa kelainan pada detak jantung
dengan metode record thermal heater
b. Syringe Pump TE 331
47
1) Syringe pump merupakan suatu instrument kesehatan yang berfungsi
untuk menyuntikan obat cairan ke dalam tubuh pasien
2) Sistem pengaturan penyuntikan dapat diatur sesuai dengan dosis yang
diizinkan oleh dokter. Besarnya cairan keluaran dapat ditentukan oleh
user
3) Terdapat sensor cahaya (optocoupler) yang digunakan sebagai sensor
apabila cairan pada obat habis
4) Pengaturan aktivitas kerja alat diatur oleh microkontroler berdasarkan
program yang dibuat.
2. SARAN
a. Untuk Akademi dan Calon Peserta PKL
1) Sebelum diterjunkan ke lapangan sebaiknya pihak akademik
membekali mahasiswanya dengan hal-hal yang berhubungan dengan
rumah sakit yang akan ditempatinya sehingga peserta PKL dapat
mengetahui kondisi lapangan yang akan ditempati.
2) Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan PKL diharapkan
untuk mempersiapkan mental dan ilmu pengetahuan, agar lebih siap
dalam menghadapi semua persoalan yang ada di lapangan khususnya
teori-teori dasar elektromedik
b. Untuk IPSRS dan Rumah Sakit
1) Demi kelancaran pemeliharaan dan perbaikan sarana yang ada di
Rumah Sakit, administrasi pemeliharaan dan perbaikan harus berjalan
dengan tertib sesuai dengan prosedur
48
2) Untuk kenyaman dan kelancaran saat betugas sebaiknya ruangan kerja
ditata sebaik mungkin
3) Pembagian tugas dan wewenang antar staf IPSRS harus diperjelas lagi
sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan saling melepas tanggung
jawab
4) Operator harus benar-benar melakukan tugasnya dengan baik dan
sebaiknya juga mampu melakukan perbaikan-perbaikan ringan
terhadap alat yang dioperasikan.
49