larangan pernikahan exogami ditinjau dari mazhab...
TRANSCRIPT
-
i
LARANGAN PERNIKAHAN EXOGAMI
DITINJAU DARI MAZHAB SYAFI’I DAN MAZHAB HANAFI
(Studi Kasus di Desa Ngaol, Kecamatan Tabir Barat,
Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.1)
Dalam Perbandingan Mazhab
Oleh :
SUKARLI
NIM: SPM.152149
Pembimbing :
Dr. A.A. MIFTAH, M.Ag
DIAN MUSTIKA, S. H.I,M,A
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI
2019
-
ii
ABSTRAK
Sukarli, SPM.152149; Larangan Menikah Sesama Suku Ditinjau Dari Mazhab
Syafi’i Dan Mazhab Hanafi (Studi Kasus Di Desa Ngaol Kecamatan Tabir Barat
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi).
Skripsi ini berjudul Larangan Menikah Sesama Suku Ditinjau Dari
Mazhab Syafi’i Dan Mazhab Hanafi (Studi Kasus Di Desa Ngaol Kecamatan
Tabir Barat Kabupaten Merangin Provinsi Jambi). Dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana praktik menikah sesama suku, apa yang melatar belakangi
larangan menikah sesama suku, dan bagaimana pendapat mazhab syafi’iyah dan
hanafiyah tentang larangan menikah sesama suku. Skripsi ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan kompratif. Dari hasil
penelitian penulis dilapangan dapat disimpulkan. Pertama praktik nikah sesama
suku ialah kedua mempelai bersal dari desa tersebut, baik tempat tinggal,
keturunan dan tidak mempempengaruhi dimanapun tempat akad berlangsung.
Kedua yang melatar belakangi larangan menikah sesama suku ialah takutnya
rusak tali silaturahmi, hasil buah keturunan tidak baik/cacat fisik dan mental dan
menimbulkan malapetaka bagi masyarakat setempat. Ketiga Berdasarkan aturan
dan undang-undang pernikahan dalam mazhab syfi’i dan hanafi bahwa larangan
menikah sesama suku tidaklah bertentangan dengan hukum agama yang berlakau
dalam agama islam, bahkan tujuan pelarangan dari menikah antar sesama suku
sangat cocok dan sesuai dengan hikmah di syariatkannya
Kata Kunci: Larangan Nikah, Sesama Suku.
-
iii
-
iv
Jambi, Agsutus 2019
Pembimbing I : Dr. A.A. Miftah, M.Ag
Pembimbing II : Dian Mustika, S.H,I,M,A
Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi
Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren
Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
JAMBI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamualaikum wr wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi
saudara Sukarli, Nim: SPM.152149 yang berjudul: “Larangan Pernikahan
Exogami Ditinjau dari Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanafi“(Studi Kasus di
Desa Ngaol, Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin, Provinsi jambi”
Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna
melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dalam jurusan
Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamualaikum wr wb.
-
v
-
vi
MOTTO
لُۡأخِۡث َوُأمََّهَُٰحُكُم ُحسَِّمثۡ َعَليُۡكمۡ ُأمََّهَُٰحُكمۡ َوَبَىبُجُكمۡ َوَأَخَىَُٰجُكمۡ َوَعمََُّٰحُكمۡ َوَخََٰلَُٰحُكمۡ َوَبَىبُت ٱلَۡأِخ َوَبَىبُت ٱ
ِحي ِفي ُحُجىِزُكم مِّه وَِّسٓبِئُكُم ٱلََِّٰحٓي َأزَۡضعَۡىُكمۡ َوَأَخَىَُٰجُكم مَِّه ٱلسََّضََٰعِة َوُأمََّهَُٰث ِوَسٓبِئُكمۡ َوَزَبَِٰٓئُبُكُم ٱلََّٰ
ِريَه ِمهۡ َأصَۡلَِٰبُكمۡ َوَأن ٱلََِّٰحي َدَخلُۡحم ِبِههَّ َفِإن لَّمۡ َجُكىُوىْا َدَخلُۡحم ِبِههَّ َفَلب ُجَىبَح َعَليُۡكمۡ َوَحَلَِٰٓئُل َأبَۡىٓبِئُكُم ٱلَّ
ا ٗا زَِّحيمٗٱللََّه َكبَن َغُفىز َججَۡمُعىْا َبيَۡه ٱلُۡأخَۡحيِۡه ِإلَّب َمب َقدۡ َسَلَفَۗ ِإنَّ
Artinya: Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang
perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu
yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari
saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara
perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang
pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum
campuri dengan istrimu itu ( dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa
kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (QS
Al-Nisa[4]:2)
-
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah..Alhamdulillah.. Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha
Agung dan Maha Adil dan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan
aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam
menjalani kehidupan ini. Atas karunia dan serta kemudahan yang engkau berikan
akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu
terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi
dan kusayangi.
Untuk Ayah dan Ibu
Junaidi (Alm) dan Yusniar : Sebagai tanda bukti, hormat dan rasa terima
kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada ayah dan ibuku
tersayang, telah memberikan dukungan, semangat, iringan doa, nasehat dan kasih
sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat, sabar
dalam menjalani setiap rintangan yang ada didepanku. Ayah, ibu terimalah kado
kecil ini sebagai tanda keseriusanku dalam membalas semua pengorbananmu.
Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan ayah bahagia karna
kusadar, selama ini belum bisa membuat yang lebih. Dalam hidupmu demi
hidupku kalian iklas mengorbankan segala perasaan, dalam bekerja tanpa
mengenal rasa lelah. Maafkan anakmu.. ayah, ibu. Masih saja ananda
menyusahkanmu..
-
viii
Untuk Kakak dan adikku
Hasniati, Ikai , Dasnawati dan Hajrianos : tiada yang paling mengharukan
saat berkumpul bersama kalian, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu
menjadi warna yang indah dan takkan bisa tergantikan, terima kasih atas doa dan
suport yang telah kalian berikan kepadaku sebagai adik dan kakak kalian. Hanya
ini lah karya kecil yang dapat aku persembahkan. Maaf belum bisa menjadi
panutan seutuhnya, dsn akan selalu berusaha menjadi yang terbaik buat kalian.
Untuk Teman-Temanku
Teman-teman Jurusan Perbandingan Mazhab 2015 senasib, seperjuangan
dan sepenanggungan, terimakasih atas gelak tawa dan solidaritas yang luar biasa
sehingga membuat hari-hari semasa kuliah lebih berarti. Semoga tak ada lagi duka
nestapa di dada. tapi suka, bahagia, tawa, dan canda akan selalu menyertai kita.
Semoga Allah SWT membalas jasa budi kalian dikemudian hari dan memberikan
kemudahan dalam segala hal, Amin-amin ya rabbal alamin.
-
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufiq dan
hidayah-Nya maka penulis dapat meyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
sang suri teladan umat, yang telah membawa umat-Nya kealam yang terang
benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.
Perjalanan panjang disertai perjuangan yang melelahkan terasa begitu
indah untuk dikenang suka dukanya dalam menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Larangan Menikah Sesama Suku Ditinjau Dari Mazhab Syafi’i Dan Mazhab
Hanfi (Studi Kasus Di Desa Ngaol Kecamatan Tabir Barat Kab. Merangin
Provinsi Jambi” untuk mendapat gelar Strata Satu (S1) Jurusan Perbandingan
Mazhab, Fakultas Syariah, UIN STS Jambi, akhirnya mencapai titik akhir dengan
penuh rasa syukur.
Kemudian dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh Dosen Pembimbing, maka
Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu menyelesaikan Skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:
-
x
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi
3. H. Hermanto Harun, Lc.,M.HI.,Ph.D., Dr. Rahmi Hidayati, MH dan Dr.
Yuliatin, MH selaku Wakil Dekan I, II, dan III di lingkungan Fakultas
Syraiah UIN STS Jambi.
4. Bapak Al-Husni M.HI, dan Yudi Armansyah, M.Hum selaku Ketua dan
Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah UIN
STS Jambi.
5. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag. dan Ibu Dian Mustika, S.H.I, M.A selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/karyawati
Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini, kepada Allah
SWT kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon
kemaafannya. Semoga amal kebaikan kita diterima oleh Allah SWT. Aamin.
-
xi
DAFTAR ISI
Table of Contents HALAMAN JUDUL .............................................. Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................ Error! Bookmark not defined.
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Batasan Masalah ................................................................................ 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 4
1. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
2. Kegunaan Penelitian ................................................................. 5
E. Kerangka teori .................................................................................... 6
-
xii
F. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 17
BAB II METODE PENELITIAN ......................................................................... 19
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 19
B. Jenis Dan Pendekatan Penelitian ..................................................... 19
C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 20
D. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 23
E. Teknik Analisi Data ......................................................................... 26
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 27
G. Jadwal Penelitian ............................................................................. 28
BAB III GAMBARAN UMUM DESA NGAOL ................................................. 31
A. Sejarah Terbentuknya Desa Ngaol Kecamatan Tabir Barat
Kabupaten Merangin ........................................................................ 31
B. Letak Geografis Desa Ngaol ............................................................ 35
C. Struktur Pemerintahan Desa Ngaol .................................................. 36
D. Visi Misi Desa Ngaol ....................................................................... 37
E. Keadaan Mata Pencaharian .............................................................. 37
F. Keadaan Penduduk Desa Ngaol ....................................................... 39
G. Keadaan Pendidikan Desa Ngaol ..................................................... 39
H. Keadaan Kesehatan .......................................................................... 40
I. Keadaan Sarana Ibadah .................................................................... 41
-
xiii
J. Keadaan Sosial, Budaya ................................................................ 41
K. Penerangan ....................................................................................... 42
L. Keadaan Jalan ................................... Error! Bookmark not defined.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ...................................... 43
A. Praktek Menikah Sesama Suku di Desa Ngaol ..... Error! Bookmark
not defined.
B. Faktor yang melatar belakangi Larangan Menikah Sesama Suku di
Desa Ngaol ....................................... Error! Bookmark not defined.
C. Pandangan Mazhab Syafi’iyah dan Hanafiyah Tentang Hukum
Larangan Menikah Sesama Suku ...... Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 63
A. Kesimpulan ...................................................................................... 63
B. Saran ................................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66
GAMBAR ............................................................................................................. 69
LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.
CURRICULUM VITAE ....................................................................................... 70
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Jadwal Penelitian .................................................................................... 30
Tabel 2:Batasan-Batasan Desa Ngaol Tabir Barat ................................................ 36
Tabel 3:Struktur Pemerintahan Desa Ngaol .......................................................... 36
Tabel 4:Rekapitulasi Data Jenis Mata Pencarian Penduduk Desa Ngaol Tabir
Barat ...................................................................................................................... 38
Tabel 5:Rekapitulasi Data Jumlah Penduduk Desa Ngaol Tabir Barat Tahun 2019
............................................................................................................................... 39
Tabel 6:Jumlah Sarana Pendidikan Di Desa Ngaol Tabir Barat ........................... 40
Tabel 7:Jumlah Sarana Ibadah Di Desa Ngaol Tabir Barat .................................. 41
Tabel 8:Persentase Penduduk Berdasarkan Suku ................................................. 42
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pernikahan adalah salah satu kebutuhan dasar yang menyentuh bidang
kehidupan manusia. Kerena perkawinan merupakan suatu tahap awal akan
lahirnya kehidupan baru dalam membangun cita-cita bersama yang disebut
kehidupan rumah tangga. Dalam membangun rumah tangga tersebut
memerlukan kesepakatan dan tekat yang bulat bagi mereka yang berkeinginan
melangsungkan akad perkawinan, sehingga, nantinya akan tercapai kehidupan
rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warohmah sesuai dengan tujuan
perkawinan itu sendiri yang telah di syari’atkan dalam Islam.1
Di dalam undang-undang No 1 tahun 1974 tentang perkawinan
dengan jelas menyebutkan bahwa “perkawinan adalah ikatan lahir batin
antara seorang pria dan wanita sebagai istri dengan tujuan menbentuk
keluarga(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa”. Oleh karena itu perkawinan harus di pertahankan oleh
kedua belah pihak supaya tercapainya tujuan tersebut.
Untuk menjalani kehidupan berumah tangga tidak kalah pentingnya
dengan kemampuan seseorang untuk menempatkan diri dalam suatu
masyarakat yang akan di tempatinya, yang tentunya akan terikat dengan
ketentuan atau tatanan sosial budaya yang berlaku di masyarakat, mereka
tidak hanya tunduk pada ajaran Islam, tetapi juga terhadap aturan-aturan
1Tihami, Fiqih Munakahat Kajian Fiqih Nikah Lengkap, (Jakarta: Raja Wali Pers,2014),
h.63.
-
2
yang berlaku dalam adat masyarakat setempat meskipun kadangkala
bertantangan dengan hukum Islam, di samping itu Indonesia merupakan
negara yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, tiap suku bangsa
mempunyai sistim perkawinan adat yang berbeda. Sistim perkawinan
menurut hukum adat tersebut ada tiga (3) pertama (exogami), yaitu seorang
pria dilarang menikah dengan wanita yang semarga atau satu suku
dengannya,Ia harus menikahi wanita yang tidak satu suku dengannya, kedua
(endogamy), yaitu seorang pria diharuskan menikahi wanita dalam
lingkungan karabat (family) sendiri dan dilarang menikahi wanita di luar
karabat, ketiga (eleutrogami), seorang pria tidak lagi diharuskan atau dilarang
untuk menikahi wanita di luar ataupun di dalam lingkungan kerabat atau suku
melainkan dalam batas-batas yang telah di tentukan hukum islam dan hukum
undang-undang yang berlaku.2
Adapun wanita-wanita yang tidak boleh dinikahkan di Desa Ngaol
Kec/Tabir Barat Kab/Merangin secara garis besar adalah Setiap wanita dalam
satu suku maka diharamkan pernikahannya walaupun dalam Syari’at Islam
dibolehkan pernikahannya, adapun wanita-wanita yang di boleh dinikahkan,
setiap berbeda suku maka dibolehkan menikahinya dan ada beberapa wanita
yang tidak boleh dinikahkan dalam berbeda suku yaitu adik ayah (bibi).
Berhubungan antara adat dan agama Islam di Desa Ngaol tabir barat
(Merangin) membawa konsekuensi sendiri. Baik ketentuan adat, maupun
kententuan agama dalam mengatur hidup dan kehidupan masyarakat Desa
2Yushadeni, Tinjauan Hukum Islam terhadap Larangan Perkawinan Sesuku di
Kecamatan Pangean Kabupaten Kuatan Singingi (Skripsif akultas syari’ah UIN Sunan kalijaga
Yogyakarta. 2009)
-
3
Ngaol, tidak dapat diabaikan khususnya dalam pelaksanaan perkawinan.
Kedua aturan itu harus dipelajari dan dilaksanakan dengan cara serasi, seiring
berjalan waktu pelanggaran terhadap salah satu ketentuan adat maupun
kententuan agama Islam dalam masalah perkawinan, akan membawa
konsekuensi yang pahit sepanjang hayat dan bahkan berkalanjutan dengan
keturunan.
Di Desa Ngaol (Merangin) yang dikenal dengan Adat Basandi Syarak,
Syarak Basandi Kitabullah, dalam arti kata semua hukum adat mengacu pada
hukum agama Islam. Semua aturan adat akan diselaraskan dengan ketentuan
Allah sebagai pedoman utama dalam menjalankan adat. Berbicara masalah
perkawinan Desa Ngaol (Merangin) menerapkan aturan-aturan tentang
perkawinan salah satunya perkawinan satu suku yang di anggap tabu
(menurut hukum adat) di Desa Ngaol Merangin. Tetapi kalau kita mengacu
ketentuan Allah, tidak semua tergolong satu suku (yang dilarang adat) yang
juga di larang agama.3
Atas dasar permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dan membahas dalam karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan
judul
“ Larangan Pernikahan Exogami Ditinjau dari Mazhab Syafi’i dan
Mazhab Hanafi“(Studi Kasus di Desa Ngaol, Kecamatan Tabir Barat,
Kabupaten Merangin, Provinsi jambi)”
3Wawancara Dengan Umar, Seklaku Tokoh Agama Desa Ngaol. 25 April 2018.
-
4
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dan untuk
mendapatkan cakupan permasalahan yang lebih baik, maka penulis membagi
pokok permasalahan yang akan dibahas dalam beberapa pokok permasalahan
yaitu:
1. Bagaimana adat pernikahan exogami di Desa Ngaol ?
2. Apakah faktor penyebab larangan pernikahan exogami di Desa Ngaol ?
3. Bagaimanakah pandangan Mazhab Syafi’i dan Hanafi tentang larangan
pernikahan exogami ?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini agar tidak terjadi peluasan pada pokok
pembahasan penulis akan memfokuskan pada hal bagaimana pandangan
tokoh adat Desa Ngaol menikah sesama suku dan apakah alasan dari adat
setempat melarang nikah sesama suku dan bagai mana hukum nikah sesama
suku menurut Mazhab Syafi’i daa Mazhab Hanafi.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada hakikatnya mengungkapkan apa yang
dicapai oleh peneliti. Tujuan penelitian ini penulis klasifikasikan kedalan
dua sifat, pertama bersipat umum yang terdiri:
a. Bagaimana adat pernikahan exogami di Desa Ngaol.
b. Bagaimana faktor penyebab larangan pernikahan exogami di Desa
Ngaol.
-
5
c. Bagaimanakah pandangan Mazhab Syafi’iyah dan Hanafiyah
hukum larangan menikah sesama suku ?
Dan sifat ke dua khusus,dari penilitian yang penulis lakukan,ini
Syarat untuk menyelesaikan studi stara satu (S1) pada jurusan
Perbandingan Mazhab, Fakultas Syari’ah UIN STS jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah:
a. Secara akademisi dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya
dan kepada pembaca umumnya, dalam hal ini berkenaan dengan
pandangan hukum Islam dan hukum adat tentang larangan menikah
sesama suku di Desa Ngaol Kecematan Tabir Barat Kabupaten
Merangin.
b. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat melengkapi salah satu syarat
guna memperoleh Gelar Sarjana Satu (S1) pada jurusan
Perbandingan Mazhab Fakultas Syari’ah UIN STS jambi dan
tulisan ini diharapkan bisa menambah perbandaharaan referensi
keputusan di Fakultas Syari’ah dan bagi mahasiswa yang mengaji
permasalahan tentang larangan nikah sesama suku.
c. Bagi instansi terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait
topik penelitian penulis.
-
6
E. Kerangka teori
1. Pernikahan-pernikahan yang di bolehkan Dalam Islam dan
Pernikahan-Pernikahan yang di larang dalam Islam
Hikmah di anjurkan menikah menurut Dr. Wahbah al Zuhaili
ialah untuk Menjaga diri seseorang agar tidak terjatuh kedalam
perbuatan yang haram. Menjaga keberlangsungan spesis manusia
agar tidak hilang, menjaga keturunan anak cucu dan menjaga garis
keturunan. Membangun keluarga demi keteraturan kehidupan
bermasyarakat. Membangun rasa kerja sama antra keduanya untuk
menanggung beban kehidupan. Dan dengan menikah juga mampu
melakukan hal yang lebih baik lagi.4
Adapun pernikahan yang dibolehkan dalam Islam, sebelom
kita memasuki pengertian pernikahan yang dibolehkan dalam Islam
terlebih dahulu kita memahami Ayat Al-Qur’an. QS An-Nisa [4]:23)
ُأخِۡث َوُأمََّهَُٰحُكُم سَِّمثۡ َعَليُۡكمۡ ُأمََّهَُٰحُكمۡ َوَبَىبُجُكمۡ َوَأَخَىَُٰجُكمۡ َوَعمََُّٰحُكمۡ َوَخََٰلَُٰحُكمۡ َوَبَىبُت ٱلَۡأِخ َوَبَىبُت ٱلُۡح
ِحي ِفي ُحُجىِزُكم مِّه وَِّسٓبِئُكُم ٱلََِّٰحٓي َأزَۡضعَۡىُكمۡ َوَأَخَىَُٰجُكم مَِّه ٱلسََّضََٰعِة َوُأمََّهَُٰث ِوَسٓبِئُكمۡ َوَزَبَِٰٓئُبُكُم ٱلََّٰ
ِريَه ِمهۡ َأصَۡلَِٰبُكمۡ َوَأن ٱلََِّٰحي َدَخلُۡحم ِبِههَّ َفِإن لَّمۡ َجُكىُوىْا َدَخلُۡحم ِبِههَّ َفَلب ُجَىبَح َعَليُۡكمۡ َوَحَلَِٰٓئُل َأبَۡىٓبِئُكُم ٱلَّ
ا ٗا زَِّحيمٗٱللََّه َكبَن َغُفىز َججَۡمُعىْا َبيَۡه ٱلُۡأخَۡحيِۡه ِإلَّب َمب َقدۡ َسَلَفَۗ ِإنَّ
Artinya: Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu;
anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang
perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-
saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari
saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari
4 Wahbah al-zuhaili, Fiqhhul islami wa’adillatuhu, juz VII, darul Fikri, cetakan
II,(Damaskus, 1985), h.31.
-
7
saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui
kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua);
anak-anak istrimu yang pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu
campuri, tetapi jika kamu belum campuri dengan istrimu itu ( dan
sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya;
(dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (QS Al-
Nisa[4]:23)5
Oleh karena itu tujuan yang telah di ungkapkan di atas tidak
mungkin tercapai jika pernikahan tidak dilakukan dengan baik yaitu
menurut ketentuan Al,quran dan Sunah. Pernikahn yang tidak
mengikuti aturan keduanya maka pernikahan itu dinggap tidak sah,
dan pernikahan yang tidak dibenarkan oleh agama maka pernikahan
itu terlarang bagi siapapun untuk melakukannya.
A. Nikah shighar
Kata-kata syighar yang berasal dari bahasa Arab secara arti
kata berarti mengakat kaki dalam konotasi yang tidak baik, seperti
anjing mengangkat kakinya sewaktu kencing. Bila dihubungkan
kepada “pernikahan” dan disebut nikah syighar mengandung arti
yang tidak baik, sebagaimana tidak baiknya pandangan terhadap
anjing yang mengangkat kakinya sewaktu kencing itu. Dalam arti
definitif ditemukan artinya dalam adis nabi dari Nafi’ bin Ibnu Umar
muttafaq alaih yang di kutip al-Shan’aniy dalam kitabnya Subul al-
5 Ibid. h, 85.
-
8
Salam (lll: 121) “ seorang laki-laki mengwinkan anak prempuanya
dengan ketentuan laki-laki lain itu mengawinkan pula anak
perempuannya kepadanya dan tidak ada di antara keduanya mahar”.
Adapun hukum nikah syghar para ulamak sepakat tentang
keharaman hukum perkawinan syghar karena jelas larangan Nabi
tersebut di atas dan Nabi pun menjelaskan illat hukumnya, yaitu
yaitu tidak terdapatnya mahar dalam perkawinan tersebut sedangkan
mahar itu merupakan salah satu syarat dalam perkawinan, 6
B. Nikah Tahlil
Secara etimoligi tahlil berarti menghalalkan sesuatu yang
hukumnya haram. Kalau dikaitkan kepada perkawinan akan berarti
perbuatan yang menyebabkan seseorang yang mulai haram
melangsukan perkawinan menjadi boleh atau halal. Orang yang
dapat menyebabkan halalnya orang lain melakukan perkawinan itu
disebut muhallil dinamai muhallal lah. Nikah tahllil dengan
demukian adalah perkawinan yang dilakukan untuk menghalalkan
orang yang telah melakukan talak tiga untuk segera kembali kepada
istrinya dengan nikah baru. Hukum menikah tahllil ulamak sepakat
menyatakan bahwa perkawinan tahlil itu hukumnya haram, karena
sesuatu yang dilaknat pelakunya adalah sesuatu nyang di haramkan.
Tentang bagaimana status hukum(hukum wadh’iy) dari perkawinan
6Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), h
107.
-
9
tahlilmenurut tiga kemungkinan bentuk tersebut di atas menjadi
perpincangan di kalangan ulamak.
Kebanyakan ulama berpendapat bahwa perkawinan tahlil itu
batal atau nikah yang fasid baik di tinjau dari segi adanya larangan
dan laknat bagi pelakunya, maupun dari segi adanya kesalahan
dalam akad, yaitu mengunakan syarat.7
C. Nikah Mut’ah
Nikah mut’ah dalam istilah hukun bisa di sebutkan”
perkawinan untuk masa tertentu, dalam arti pada waktu akad
dinyatakan berlaku ikatan perkawinan sampai masa tertentu yang
bila masa itu bila datang, perkawinan terputus dengan sendirinya
tampa melalui proses percerean. Nikah mut’ah itu waktu ini masih
dijalan oleh masyarakat yang bermazhab syi’ah Imamiyah yang
tersebut di seluruh iran dan sebagian irak. Nikah mut’ah itu disebut
nikah munqati. Sedangkan pernikahan bisa tidak di tentukan batas
masa berlakunya di sebut nikah daim. Bentuk hakiki dari nikah
mut’ah itu sebagaimana terdapat dalam literatur fqih syiah,.nikah
mut’ah pernah terjadi dan di syariatkan dikalangan umat Islam dan
mempunyai landasan hukum dalam Al-Quran dan Hadis Nabi.
Landasan hukum dalam Al-Quran adalah sebagaimana yang terdapat
dalam surat an-Nisa
ۚ َٗٔاُجىُههَّ ُأُجىَزُههَّ َفِسيَضةَفَمب ٱسَۡحمَۡحعُۡحم ِبِهۦ ِمىُۡههَّ َف
7 Ibid, h.103.
-
10
Maka karena mut’ah (kesenangan) yang kamu lakukan dengannya
berikanlah kepada mereka maharmereka secara pemberianyang di
tentukan. 8
Beberapa keterangan di atas yang telah menjelaskan
pernikahan-pernikahan yang di Haram oleh Islam, di dalam beberapa
penjelasan diatas bahwa pernikahan satu suku tidak termasuk
pernikahan yang di haram oleh Islam, pernikahan satu suku baik
melaksanakan acaranya tidak ada bertentangan dengan syarak,
Karena pernikahan satu suku di Desa Ngaol tersebut tidak di
haramkan Cuma tidah di bolehkan kerena ada mudaratnya bagi
pelaku dan masyarakat tersebut.
2. Pernikahan Dalam Pandangan Mazhab Hanafi’iyah
A. Pernikahan dalam pandangan mazhab hanafi
Nikah menurut kelompk hanafiyah ialah akad yang berimplikasi
mendapat kesenangan dengan cara sengaja. Laki-laki halal
menikmati perempuan dan karenanya juga tidak ada larangan
syari’i untuk menikahi perempuan tersebut. Dan sebagian ulama
hanafiyah memberikan defenisi menikah adalah akad untuk
mendapatkan manfaat pada diri wanita.9
B. Rukun Nikah
Dalam pandangan hanafiyah Rukun nikah menurut mereka hanya ada
dua yaitu ijab dan Qobul. Tapi menurut jumhur ulama rukun nikah ada
8 Ibid, h.100
9Wahbah al-zuhaili, Fiqhhul islami wa’adillatuhu, juz VII, darul Fikri, cetakan
II,(Damaskus, 1985). h 29-30.
-
11
4. Yaitu Shighat, (ijab dan qobul). Istri, suami, wali dan dua orang yang
berakad. Ijab menurut hanafiyah adalah Siapa yang pertama kali
berbicara ketika akad berlangsung, sementara qobul adalah orang
yang berbicara kali kedua setelah yang pertama selesai.10
C. Akad Nikah
Dalam hal pelafalan akad ulama hanafiyah mengatakan. Nikah itu
terakad dengan syarat ada niat atau qorinah yang menunjukan
bahwa dia ingin menikah, seperti memberikan mahar dan
mengumpukan manusia karena mereka itulah sebagai saksi kalau
dia ingin meneikah. Menurut hanafiyah, kalimat yang bisa
digunakan agar sah suatu akad pernikahan adalah semua lafaz
yang dapat mengakibatkan bisa memiliki benda atau sesuatu
setelah kata itu di ucapkan, seperti kata hibah, kepemilikan,
shodaqoh, pemberian, sewa, jual beli. Sementara syafiiyah akad
nikah itu baru sah apabila menggunakan lafaz perniakahn saja
karena merujuk apa yang ada dalam Al,quran, maka tidak sah
dengan kalimat hibah, shdaqoh, dan sewa.11
D. Syarat sah dilangsungkan akad pernikahan
1. Ada dua orang yang berakad
Syarat sah dilansungkannya akad pernikahan yaitu ada dua orang
yang berakad, bagi kedua orang ini ada dua syarat yaitu. 1)
Mampu mengurus duri sendiri, dan ke 2) dengan suara yang
10 Ibid, h. 37.
11
Ibid, . 38-40..
-
12
lantang agar bisa di dengar oleh orang lain untuk mendapatkan
ridha mereka. Pada point pertama mazhab Hanafi tidak
mensyaratkan orang baligh/dewasa yang mengakadkan. Karena
orang itu hanya sebagai sebab agar akad itu bisa dijalankan. Dan
pada yang kedua mazhab Hanafi juga tidak mensyaratkan ada
ridha, maka boleh menikah dalam keadaan terpaksa.12
2. laki-laki atau prempuan yang dinikahkan bukanlah orang yang
haram dinikahi menurut syariat.
3. Adanya ijab dan qobul13
a. Hukum Nikah Dalam Mazhab Syafi’iyah
Menurut Imam Syafi’i pernikahan adalah akad yang
mengandung kebolehan untuk melakukan hubungan suami istri
dengan lapaz nikah/kawin atau yang semakna dengan itu. Sedangkan
menurut Imam Hanafi yaitu akad yang memfaedahkan halalnya
melakukan hubungan suami istri antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan selama tidak ada halangan syara’14
Ulama Asy-Sfi’i berpendapat dan orang-orang yang sepakat
pendapat mereka. Alasan yang dimukakan mereka bahwa menikah
hukumnya mubah dan tidak wajib adalah dalili yang dipetik dari teks
12Wahbah al-zuhaili, Fiqhhul islami wa’adillatuhu, juz VII, darul Fikri, cetakan
II,(Damaskus, 1985). Hal 49.
13
Ibid, hal 50.
14
Subkhan Masykuri. 2016. Larangan Pernikahan sesuku Studi Kasus Perentian Raja.
IAIN hlm, 30.
-
13
Alquran dan Hadis (dalil manqul) dan dalil yang diambil dsari
akal(dalil ma’qul)
Dalil nash (manqul) yang di jadikan dasar adalah firman
Allah
َوُأِحلَّ َلُكم مَّب َوَزٓاَء َذَِٰلُكمۡ َأن َجبَۡحُغىْا ِبَأمَۡىَِٰلُكم مُّحِۡصِىيَه َغيَۡس ُمَسَِٰفِحيَهۚ Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian ( yaitu) mencari
istri-istri dengan hartamu untuk di nikahi bukan untuk berzina. (QS.
An-Nisa (4): 24)15
Menurut ulama Hanafi, hukum nikah adakalanya mubah
,mandub, wajib, fardu, makruh, dan haram.Sedangkan ulama
mazhab-mazhab lain tidak membedakan antara wajib dan fardu.16
b. Hukum Pernikahan Dalam Mazhab Hanafiyah
Para ulama mazhab sepakat bahwa berakal dan baligh
merupakan syarat perkawinan, kecuali jika di lakukan oleh wali
mempelai. Juga di syaratkan bahwa kedua mempelai mesti terlepas
dari keadaan-keadaan yang membuat mereka di larang nikah, baik
karena hubungan keluarga maupun hubungan lainnya, baik bersipat
permanen maupun sementara. Mereka juga sepakat bahwa orang
yang melakukan akad itu harus pasti dan tentu orangnya, sehingga
dipandang tidak sah akad nikah dalam kalimat yang berbunyi,” Saya
mengawinkan kamu dengan salah seorang di antara kedua wanita
ini,” dan “Saya nikahkan diri saya dengan salah satu di antara kedua
15 Ibid .h 50.
16
Ibid .h 44.
-
14
laki-laki ini “(tanpa ada ketentuan yang mana di antara keduanya itu
yang di nikahi).17
Ulama Hanafi melihat pernikahan itu di segi ikatan yang
berlaku antara pihak-pihak yang melangsungkan perkawinan itu.
Oleh karena itu, yang menjadi rukun perkawinan oleh golangan ini
haya akad nikah yang dilakukan dua pihak yang melangsungkan
perkawinan, sedangkan yang lainnya seperti kehadiran saksi dan
mahar dikolompokan kedalam syarat perkawinan, Ulama Hanafiyah
membagi syarat itu ada (empat)
Pertama: Syuruth al-in’iqad, yaitu syarat yang menentukan
terlaksananya suatu akad perkawinan. Karena kelangsungan
perkawinan tergantung kepada akad maka syarat disini adalah syarat
yang harus di penuhi karena berkenaan dengan akat itu sendiri. Bila
syarat-syarat tertinggal, maka perkawinan disepakati batalnya.
Umpanya pihak-pihak yang melakukan akad adalah orang yang
memiliki kemampuan bertindak hukum.
Kedua: Syuruth al-shihhah, yaitu sesuatu yang
keberadaannya menetukan dalam perkawinan. Syarat tersebut harus
dipenuhi untuk dapat menimbulkakan akibat hukum, dalam arti bila
syarat tersebut tidak terpenuhi, maka perkawinan itu tidak sah;
sepertinya ada mahar dalam setiap perkawinan.
17 Muhammad Jawad, Fiqih Lima Mazhab, (Jakarta, Jl, Margasatwa,2013), h, 215.
-
15
Ketiga: Syuruth al-nufuz, yaitu menentukan kelangsungan
pernikahan. Akibat hukum setelah berlangsung dan sahnya
pernikahan tergantung padanya syarat-syarat itu tidak terpenuhi
menyebabkan fasad-nya perkawinan, seperti wali yang
melangsungkan akad perkawinan adalah seseorang yang berwenang
untuk itu.
Keempat: Syuruth al-luzum, yaitu syarat yang menentukan
kepastian suatu perkawinan dalam arti tergantung kepadanya
kelanjutan berlangsungnya suatu perkawinan sehingga dengan telah
terdapatnya syarat tersebut tidak mungkin perkawinan yang sudah
berlangsung itu dibatalkn, Hal ini berarti selama syarat belom
terpenuhi pernikahan dapat di batalkan, seperti suami harus sekufu
dengan istrinya.18
Ada pun rukun nikah pandangan mazhab Syafi’i, yang
(pertama) ijab Qobul (kedua) mempelai, dengan syarat terbe bas
dari hal-hal yang menghalangi pernikahan (ketiga) saksi, maka tidak
sah nikah tampa kehadiran dua orang laki-laki muslim, balig, dan
sehat akal, merdeka, adil (keempat) dua pihak yang melakukan akad
nikah, yaitu suami atau yang mewakili.
Adapun pandangan mazhab Hanafi tengtang rukun nikah,
ijab dan Qubul saja tidak memasukkan yang lain dari dua itu.
C. Syarat sahnya sebuah pernikahan
18 Ibid, hlm 60.
-
16
syarat sah pernikahan ada sepuluh yaitu: Perempuan yang
dinikahi bukan mahram sementara bagi laki-laki , ijab dan
qobulnya bersamaan waktunya. Saksi, ridha dan tidak dipaksa,
jelas orang akan dinikahi baik laki-laki atau wanitanya. Bukan
sedang haji dan umrah, ada mahar, tidak bersekongkol dalam
menyembunyikan rahasia, kedua mempelai tidak sedang sakit
parah, wali.19
Akan tetapi menurut pandangan Hanafiyah dari yang sepuluh di
atas ada yang tidak menjadi syarat sah nya sebuah pernikahan
dalam pandangan mazhab mereka yaitu mereka membolehkan
menikah dalam keadaan ihram baik yang ihram istri, suami
ataupun wali. dengan dalil hadis dari ibn abbas bahwa rasulullah
menikah maimunah binti haris sementara beliau dalam keadaan
ihram.20
D. Pengajuan syarat sebelum akad Pernikahan
menurut ahli fiqh beoleh mengajukan syarat yang yang dapat
dipenuhi oleh akad, akan tetapi syarat yamg di ajukan itu batal
apabila syarat-sayarat yang di ajaukan dapat menghilangkan
tujuan pernikahan atau syarat-syarat yang menentang hukum
agama.21
19 Wahbah al-zuhaili, Fiqhhul islami wa’adillatuhu, juz VII, darul Fikri, cetakan
II,(Damaskus, 1985). h, 62.
20
Ibid, h, 80
21
Ibid, h, 59
-
17
F. Tinjauan Pustaka
Setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustaka peneliti ahirnya
menemukan beberapa karya tulus hasil penelitian yang memiliki bahasan
yang hampir sama dengan dengan yang akan peneliti teliti. Penelitian-
penelitian ter sebut antara lain adalah
1. Skripsi yang di tulis oleh Iri Hamzah salah satu mahasiswa Di Jurusan
Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga dengan judul “Pelaksanaan Pernikahan Adat Suku
Anak Dalam Menurut Hukum Adat Dan UU 1 Tahun 1974 (Studi Kasus di
Taman Nasional Bukut 12 Jambi) “ skripsi ini hanya berfokus dalam
pelaksanaan pernikahan adat suku, namun tidak membahas tentang
membahasan hukum pernikahan sesama suku .22
2. Kedua Skripsi yang di tulis oleh Rahmat hidayat salah satu mahasiswa
UIN Syarif hidayatullah salah satu mahasiswa jurusan peradilan agama
fakultas syariah dan hukum dengan judul pernikahan satu suku dalam
masyarakat minangkabau, skripsi ini hanya berpokus tentang bembahas
perkawinan satu sukunya, namun tidak membahas tentang larangan nikah
sesama suku.23
3. Ketiga Skripsi yang ditulis oleh Dani Swara Manik salah satu mahasiswa
Uin Ar-Raniry Banda Aceh Salah satu mahasiswa dengan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi dengam judul Pernikahan Di Desa Unjung
22
Iri Hamzah, Pelakasanaan Pernikahan Adata Sesuku Anak Adalam Menurut Hukum
Adat dan UU 01 Tahun 1974 (Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Sunan Kalijaga) 23
Rahmat Hidayat, pernikahan satu suku dalam minang kabau (mahasiswa UIN syarif
Hidayatullah)
-
18
Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, sripsi ini hanya berfokus
tentang membahas tentan pelaksanaan dan scara menikah satu suku.24
Adapun persamana penlitian diatas dengan penelitian yang penulis
lakukan ialah sama-sama membahas pernikahan dan adapun perbedaanya
ialah penelitian yang penulis lakukan ialah larangan menikah sesama suku
ditinjau danri mazhab Syafi’iyah dan mazhab Hanafiyah
24
Dani Swara Manik, Pernikahan Desa Unjung Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh
(Fakultas Dakwah
-
19
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Ngaol Kecamatan Tabir Barat Kabupaten
Merangin. Kemudian waktu penelitian ini di lakukan pada tanggal 29 Agustus
2018 – 29 November 2018. Waktu penelitian ini berdasarkan surat yang
dikeluarkan oleh Akademik Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
B. Jenis Dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Adapun Jenis Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini
adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.25
Alasan memilihi metode penelitian ini adalah untuk mengungkapkan
masalah yang berkenaan dengan pengalaman seseorang ketika menghadapi
fenomena di lapangan. Selain itu metode ini juga sesuai bila kita hendak
mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru yang ingin kita ketahui,
karena metode kualitatif dapat memberikan rincian yang kompleks tentang
fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.
25
Lexy J. Moleong, MA., Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), cet ke-29, h. 6.
-
20
2. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan normatif atau perpustakaan ialah merupakan penelitian yang
mengkaji studi dokumen, yakni menggunakan berbagai data sekunder
seperti perundang-undangan, keputusan pengadilan, teori hukum , dan
dapat berupa pendapat para sarjana. Alasan memilihi pendekatan normatif
ini yaitu sesuai dengan penelitian penulis yang mengkaji tentang larangan
menikah sesama suku menurut Mazhab Syafi’i dan Hanafi.
2. Pendekatan Komparatif adalah suatu landasan kajian untuk memahami
jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua
kelompok atau lebih dari variabel tertentu. Perbandingan dapat dilakukan
terhadap masing-masing unsur ataupun secara kumulatif terhadap
semuanya. Dengan metode perbandingan hukum dapat dilakukan
penelitian terhadap berbagai sub-sistem hukum yang berlaku di suatu
masyarakat tertentu, atau secara lintas sektoral terhadap sistem-sistem
hukum berbagai masyarakat yang berbeda-beda.26
Alasan memilih
pendekatan penelitian ini yaitu sesuai dengan judul skripsi penulis yaitu
larangan menikah sesama suku menurut mahzab Syafi’i dan Hanafi.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian dan penulisan Skripsi ini
adalah terbagi atas dua jenis data, yiatu :
a. Data Primer
26
Suratman & Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, (Bandung: Allfabeta, 2015), Cet
ke-3, h. 65.
-
21
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dan
informan serta sumber pertama, baik melalui observasi dimana peneliti
terlibat langsung di lapangan, maupun melalui wawancara. Data primer ini
dapat saja berupa informasi, peristiwa atau tindakan yang berkaitan dengan
penelitian yang berhubungan dengan larangan nikah sesama suku menurut
mazhab Syafi’i dan Hanafi (Studi Kasus Desa Ngaol Kecamatan Tabir
Barat Kabupaten merangin).
Informan ialah orang yang bisa memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian. Serta beberapa dari informasi akan
dipilih berdasarkan kebutuhan penelitian, serta berkaitan dengan tema
penelitian diantaranya yaitu Tokoh Agama, Tokoh Adat, Kepala Desa,
Ketua RT yang berada di Desa Ngaol, dan warga setempat.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen
grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-foto, film,
rekaman video, benda-benda dan lain-lain yang dapat memperkaya data
primer.27
Data sekuner, merupakan data yang diperoleh dalam bentuk teknik
dokumentasi rekam arsip dan perangkat fisiki berupa data-data dan dari
sumber kedua dalam bentuk tertulis, baik berupa buku, majalah,
dokumentasi dan lain sebagainya, baik yang meliputi sejarah, peraturan
atau undang-undang dan kegiatan yang berkenaan dengan penelitian
mengenai gambaran umum Desa Ngaol Kecamatan Tabir Barat Kabupaten
Merangin, meliputi sejarah terbentuknya Desa Ngaol, historis dan
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 22.
-
22
geografis, struktur pemerintahan serta visi misi, keadaan penduduk dan
mata pencaharian, keadaan agama dan pendidikan.
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari
mana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara
dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang
yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan
tertulis maupun lisan.28
Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya
bisa berupa benda, gera atau proses sesuata. Peneliti yang mengamati
tumbuhnya jagung, sumber datanya adalah jagung. Apabila peneliti
menggunakan dokumentasi, maka dokumentasi atau catatanlah yang menjadi
sumber data, sedang isi catatan subjek peneliti atau variabel peneliti.
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari orang dan literature yang
meliputi sebagai berikut:
a. Kepala Desa (KADES) Ngaol
b. Kepala Dusun (KADUS) diruang lingkup Desa Ngaol
c. Tokoh agama
d. Tokoh adat
e. Masyarakat
f. Peristiwa/kondisi
g. Dokumentasi
28
Ibid, h. 172.
-
23
D. Instrumen Pengumpulan Data
Berdasarkan manfaat empiris, bahwa metode pengumpulan data kualitatif
yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik
analisis data adalah metode wawancara mendalam, observasi partisipasi, bahan
dokumenter, serta metode-metode baru seperti metode bahan visual dan metode
penulusuran bahan internet, sedangkan metode dan teknik analisis data akan
dijelaskan pada bab dan analisis data kualitatif. Dengan demikian, dalam bab metode
pengumpulan data ini yang dibicarakan hanyalah tiga metode independen tersebut
diatas.29
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, Observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologi
dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan.30
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen.
Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi.31
Menurut Sugiyono obervasi observasi nonpartisipan ini tidak akan
mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna.
29
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 6. 30
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta,
2013), Cet ke-5, h. 145. 31
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif..., h. 272.
-
24
Makna adalah nilai-nilai di balik perilaku yang nampak, yang terucapkan dan
yang tertulis.32
2. Wawancara
Wawanara digunakan sebagai instrumen pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil.33
Menurut Berg dalam buku Djam’an Satori mengatakan bahwa dalam
membatasi waeancara sebagai suatu percakapan dengan suatu tujuan, khususnya
tujuan untuk mengumpulkan informasi.34
Metode wawancara yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tersturktur dan wawancara tidak terstruktur, mengharuskan peneliti
mengadakan kontak langsung dengan sumber data, baik dalam kondisi yang
orisinil maupun dengan situasi yang dikondisikan sedemikian rupa. Objek yang
dijadikan responden adalah Kepala Desa, Kepala Dusun, Tokoh Agama, Tokoh
Adat, dan Masyarakat. Hasil wawancara ini diharapkan tanpa adanya intervensi
dari pihak lain.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara tidak
tersturktur dan terstruktur, pedoman wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara dilakukan dengan menanyakan garis besar permasalahan yang
diajukan, sedangkan wawancara yang menggunakan pedoman wawancara
terstruktur dimana peneliti menyusun secara terperinci pertanyaan-pertanyaan
32
Ibid, hlm. 145. 33
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), cet ke-5, h. 137. 34
Djam’an Satori & Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2011), Cet ke-7, h 129.
-
25
dan peneliti hanya memberikan tanda ceklis pada pertanyaan yang sesuai.
Metode ini merupakan salah satu teknik mengumpulkan data yang dilakukan
dengan cara tanya jawab.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yang dimaksud dalam peroses pengumpulan data
penelitian ini adalah suatu metode atau cara untuk mencari data dari dokumen
resmi internal yang berupa memo, kwitansi, nota, pengumuman, instruksi,
disposisi dan aturan organisasi, termasuk masalah atau laporan rapat dan
keputusan dan program kerja pemerintah.
Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hall atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, langger,
agenda, dan sebagainya.35
Untuk studi kasus, penggunaan dokumen yang paling penting adalah
sebagai berikut:
a. Dokumen membantu penyertifikasian ejaan dan judul atau nama yang
benar dari organisasi-organisasi yang telah disinggung dalam wawancara.
b. Dokumen dapat menambah rincian secara spesifik lainnya guna
mendukung informasi dari sumber-sumber lain. Jika bukti documenter
bertentangan dan bukannya mendukung, peneliti mempunyai alasan
meneliti lebih jauh topic yang bersangkutan.
c. Inferensi dapat dibuat dari dokumen-dokumen, sebagai contoh, dengan
mengobservasi pola tembusan karbon dokumen tertentu. Seorang peneliti
dapat mulai mengajukan pertanyaan baru tentang komunikasi jaringan
35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 274.
-
26
kerja suatu organisasi. Studi dokumentasi ini dapat memperoleh data
tentang komunikasi dan jaringan kerja suatu organisasi. Studi dokumentasi
ini dapat memperoleh data tentang Desa Ngaol, Keadaan penduduk desa,
sturuktur pemerintahan serta lingkungan desa.
E. Teknik Analisi Data
Data yang dianalisa dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis
data mengalir, dan dilakukan melalui dua tahapan penganalisasian. Pada tahapan
pertama analisis data dilakukan sewaktu berlangsungnya pengumpulan data dan
tahapan kedua dilakukan setelah selesainya proses pengumpulan data.
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (Triangulasi), dan
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang
terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh
pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif),
sehingga teknik analisi data yang digunakan belum ada polanya yang jelas.36
Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras.
Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak
ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap
peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat
penelitianyya. Bahan yang sama bisa diklarifikasikan lain oleh peneliti yang
berbeda.37
Dalam menganalisis data itu ada beberapa tahapan yang harus ditempuh,
yaitu:
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitafi Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2013), Cet ke-29, h. 243. 37
Ibid, h. 244.
-
27
1. Reduksi data, data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,
untuk itu maka perlu dicatat teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin
lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks
dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data dibantu dengan
peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada
aspek-sapek tertentu.38
2. Penyajian data, dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcgart dan
sejenisnya.
3. Penarikan kesimpullan dan perifikasi, merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Teman dapat berupa deskripsi atau gambaran
objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis
atau teori.39
F. Sistematika Penulisan
Penyusunan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, dan setiap babnya terdiri
dari sub-sub bab. Masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri tetapi tetap
saling berkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun sistematika
pembahasannya adalah sebagai berikut.
38
Ibid, h. 247. 39
Ibid, h. 253.
-
28
BAB I, berisi tentang pendahuluan, sebagai pengantar secara keseluruhan
sehingga bab ini akan diperoleh gambaran umum tentang pembahasan skripsi ini.
Bab pertama ini terdiri dari sub bab sebagai berikut. Latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, rujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori
dan tinjauan pustaka.
BAB II, penulis akan menjelaskan metode penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan dan mengumpulkan data dalam menggarap skripsi sebagai berikut:
Tempat dan waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data,
instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika penulisan, dan jadwal
penelitian.
BAB III, membahas gambaran umum lokasi di Desa Ngaol Kecamatan Tabir
Barat Kabupaten Merangin sebagai berikut: sejarah terbentuknya Desa Ngaol, letak
geografis Desa Ngaol, struktur pemerintahan Desa Ngaol, Visi Misi Desa Ngaol,
Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Ngaol, keadaan penduduk Desa Ngaol,
keadaan pendidikan Desa Ngaol, keadaan kesehatan Desa Ngaol, keadaan sarana
ibadah Desa Ngaol, keadaan sosial, budaya Desa Ngaol, penerangan dan keadaan
jalan Desa Ngaol.
BAB IV, Bab akhir dari pembahasan masalah pokok dan analisis penulis
sebagai berikut:
BAB V, adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran-saran dan kata
penutup.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan dengan izin riset yang dikeluarkan oleh pihak kampus
nantinya. Adapun rencana jadwal kegiatan dapat dilihat dari tabel berikut
-
30
Tabel 1: Jadwal Penelitian
NO Kegiatan Bulan
November Januari Februari April Juni
1 Pengajuan
judul
x
2 Bimbingan
Proposal
X
3 Seminar
Proposal
x
4 Perbaikan
Proposal
X
5 Surat izin
riset
x
6 Pengumpulan
Data
X
7 Verifikasi
Data
8 Konsultasi
Pembimbing
9 Penulisan
Laporan
10 Bimbingan
Skripsi
-
31
BAB III
GAMBARAN UMUM DESA NGAOL
A. Sejarah Terbentuknya Desa Ngaol Kecamatan Tabir Barat Kabupaten
Merangin
1. Sejarah Desa Ngaol
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa kerena
Rahmat-nya kami dapat menyampaikan sejarah singkat Desa Ngaol
kehadapan kita sekalian.Kami sebut sejarah singakat, kerena yang kami
tampilkan pada kesempatan ini, dihimpun dari sumber-sumber yang
diungkapkan secara lisan dari beberapa warga masyarakat yang
menempati pertama kali wilayah Desa Ngaol ini.
Adapun maksud dan tujuan penyampaikan sejarah singkat ini,
terlebih ditujukan kepada genarasi penerus Desa, agar kelak mereka
semua dapat menimbang rasa perjuangan genarasi sebelumnya, sehingga
tumbuh rasa tanggung jawab dalam membangun wilayah yang telah
dirintis secara bersama.
Kami sungguh menyadari besar perjuangan Masyarakat pemula
(Warga Desa Ngaol), Maka dengan kemampuan yang sangat terbatas
kami persembahkan ungkapan sejarah singkat ini sebagai wujud bukti
kami terhadap perjuangan mereka, terlebih kepada pendahulu yang telah
pulang kepada Sang Khalik.Semoga jiwanya senatiasa di karuniai damai
abadi di Surga Muria. Pada kesempatan yang mendatang kami akan
berusaha menyempurnakan sejarah ini dengan menampilkan sumber-
-
32
sumber yang lebih akurat dan terpecaya. Itu semua akan terwujud bila
dibantu dan didukung oleh semangat yang tulus dari semua masyarakat
Desa Ngaol.
Disadari pula, di era yang begitu canggih ini, sajian seperti ini
kurang menarik bagi para generasi penerus kita, namun merupakan suatu
kewajiban bagi kita untuk menyampaikannya. Alangkah disanyangkan
bila para penerus tidak mengetauhi bagaimana perjuangan membuka
hutan untuk membentuk suatu pemukiman yang layak dihuni. Semoga
tulisan ini menjadi insprasi generasi penerus dan dapat memberikan
motivasi serta inovasi pembangunan selanjut.
2. Asal Usul Desa Ngaol
Pada tahun 1872 Warga yang pertama mulai menempatkan kaki
di Desa Ngaol, yaitu warga yang berasal dari Daerah Minang kabau.
Rombongan ini terdiri dari tiga rombongan, (satu datuk Sandaro) yang
(kedua datuk Sutan benok) yang (ketiga datuk langka,) Mareka
sesungguhnya memberikan kenangan yang tak terlupakan, bagaimana
rombongan ini mrngalami jatuh bangun dalam perjuangan dalam
membangun Desa Ngaol. 40
Adapun yang paling pertama memasuki Desa Ngaol Datuk
Sandaro adapun datuk sandaro dan beberapa kawannyaa memasuki Desa
Ngaol untuk tambang emas bukan mencari tanah adapun tempat
pencarian emas di namakan onah kore (dataran keras) karena disitu
40Dokumentasi Desa Ngaol Kabupaten Merangin 2019.
-
33
tempat perkumpulan emas nyang banyak, dan beberapa tahun Datuk
sutan benok dari minang kabau masuk ke Desa Ngaol hal yang tidak
terduga datuk sultan benok melihat sebuah sungai yang keruh sebelum
itu Sultan Benok belum tau ada orang di Desa Ngaol tersebut,kamudian
sultan benok meneliti sungai tersebut apa penyebabnya air sungai
tersebut keruh, didalam meneliti sungai tersebut sutan benok belum tau
ada orang yang memasuki Desa Ngaol selain darinya, kemudian setelah
datuk sutan benok sudah tau ada orang mencari Emas (Datuk Sandaro).41
kamudian datuk Sutan Benok mengalihkan untuk mengkelilingi
Desa Ngaol untuk buat umo (buat ladang) di dalam dari pada itu,da
datang lagi datuk langka kerena di namakan datuk langka(datuk
melangkah) kerna orangnya hobi berjalan-jalan terus di saat itu datuk
langkah belum tinggal di Desa Ngaol. Waktu itu datuk langkah tinggal di
DesaSengayau karna waktu itu dia baumo (baladang) tempat datuk
langkah tinggal saat itu.42
kemudian datuk langkah di jemput oleh datuk Sutan Benok untuk
tinggal bersamanya di Desa Ngaol untuk menghusir datuk sandaro
mencari Emas, di dalam waktu Sudah lama mencari Emas sehinggga
datuk sandaro udah ada berdirinya rumah Sudah banyak tanaman-
tanaman yang sudah banyak buahnya, kamudian datuk langkah bersama
datuk sultan benok gak mau kalah sama Datuk Sandaro ingin berkuasa di
Desa Ngoal maka stan benok dapat ide yang cermerlang dicabutnya
41Wawancara dengan Ambak/ Sebagai Datuk Tembobang 11 Juni 2019
42
Wawancara dengan Kakek Muhsin Salah Satu Masyarakat Desa Ngaol 2019
-
34
pisang-pisang yang udah berbuah di tanamkan dekat rumahnya dan
bermaca-macan tenaman yang udah berbuah di cabut oleh stan benok
untuk di tanamkan di halaman rumahnya kamudian datuk stan benok
membakar kemenyan di bawah rumahnya untuk tujuannya supaya
rumahnya keliatan tua, tujuanya supaya diadapan menguasai Desa Ngaol
dari datun sandaro, sutan benok datang ketempat datuk sandaro,
kemudian Stan Benok bertanya kepada datuk sandaro”
Sutan Benok” bilo datuk kasiko?
Datuk Sandaro” den lah lamo di siko sutan, colik lah di stan tombang-
tombang den lah lowe tenaman-tenaman den lah bisa di panen sutan””
Sutan Benok”kalau macamtu datuk colik pulo lokasi den di iliten,
tanaman-tenaman den lah masak-masak umah den lah hitam-hitam
semakin lamonyo den siko datuk’’43
Maksudnya dari percakapan diatas ialah;
Sutan Benok : kapan datuk kesisni?
Datuk Sandaro : saya sudah lama disini wahai sutan, coba lihat dilahan
perkebunan saya, sudah banyak tanaman-tanaman yang
telah bisa dipanen
Sutan Benok : kalau begiyucoba datuk lihat lahan perkebunan saya
yang disebelah hilir sana, banyak tanaman saya yang
sudah masak dan bisa dipanen, dinding-dinding dan
perkarangan rumah saya sudah hitam dan bnyak yang
kotor dikarenakan saking lamanya saya disini.
Datuk sandaro dan sutan benok waktu itu ribut di tempat datuk
sandaro mau ngambil kekuasaan di Desa Ngaol tersebut, itulah namanya
sungai bakoreh (sungai berkeras-keras) pada besok harinya datuk Sutan
Benok pergi ketempat datuk sandaro lagi untuk menyelesaikan masalah
kemaren untuk mengambil tanah dari datuk Sandaro di bawaknya sirih
43
Wawancara dengan Ambak/ Datuk Tomombang selaku Pemangku Adat 12 Juni 2019
-
35
dan ayam hitam oleh Sutan Benok untuk ambil tanah dari datuk Sandaro
maka di berikan oleh datuk Sutan Benok oleh datuk sandaro sehingga
sampai sekarang ini terjadi dua padang masak-masak lemang untuk acara
tersebut, setiap tahun akan mengadakan dua padang acara tersebut, dari
itulah asal usul acara adat di Desa Ngaol.44
B. Letak Geografis Desa Ngaol
Banyak warga mulai usaha perkebunan karet dibawah binaan SRDP
(Smallholder Ruber Devolopment Project) atau sering disebut (Proyek
Pengembangan Petani Karet). Bahkan banyak juga melaksanakan secara
pribadi. Disamping perkebunan karet sebagai warga berusaha membuka
perkebunan sawit. Dengan usaha demikian, walaupun agak terlambat warga
ini berusaha bangkit dapat mengejar dari wilayah sekitar, supaya dapat
mengejar ketertinggalannya dari wilayah sekitar.45
\
Secara geografis Desa Ngaol mempunyai batas wilayah dengan
wilayah diantaranya adalah.46
22
Wawancara Dengan Nenek/Datuk Muhsin Di Desa Ngaol Kec. Tabir Barat Kab.
Merangin 12 juni 2019. 45
Dokumen Kantor Desa Ngaol 12 juni 2019 46
Dokumen Kantor Desa Ngaol 12 jini 2019
-
36
Tabel 2:Batasan-Batasan Desa Ngaol Tabir Barat
No Letak Batas Kecamatan Lokasi
1 Utara Kab.Bungo
2 Selatan Kec.Sungai Manau
3 Barat Desa Air liki
4 Timur Desa Ngaol Ilir
C. Struktur Pemerintahan Desa Ngaol
Tabel 3:Struktur Pemerintahan Desa Ngaol
Bendahara
Ruslan
KepalaDesa
Subhan
Sekretaris
Desa
Sampari
Kaur
Pemerint Kaur
Pembangunan.
Helmi
Kaur Umum
Andung
Kadus V
Hapiz
Kadus
III
Sarip
Kadus IV
Ambak
Kadus II
Al-haris
Kadus I
AR. tando
Kadus VI
Ahmad
Ketua
BPD
Taufik
-
37
D. Visi Misi Desa Ngaol
1. Visi
Terwujudnya Desa Ngaol yang mandiri, beriman dan bertaqwa
2. Misi
a. Menyelenggarakan pemerintah desa yang baik, bersih serta disiplin
dalam pelayanan kepada masyarakat
b. Meningkatkan pembangunan infrastruktur Desa Ngaol
c. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
d. Mengembangkan perekonomian desa disektor pertanian, perkebunan
dengan didukung sektor lainnya
e. Meningkatkan rasa aman, tentram dalam suasana kehidupan
masyarakat desa yang didemokratis dan agamis.
E. Keadaan Mata Pencaharian
1. Perkebunan
Ada sekitar 45% sawit dan karet. Sebagai besar dari kebun karet
yang ada adalah karet tua yang dibudayakan secara tradisional. Bekerja
sebagai petani tanaman karet telah dilakukan oleh sebagian besar
masyarakat di Desa Ngaol secara turun menurun, sehingga saat ini
dibudayakan tanama karet dan bibit sawit dengan menerapkan pola
perkebunan tradisional.tanaman ini berasal dari bibit lokal dan
masyarakat Desa Ngaol tidak memelihara tanaman secara instensif.
Sistem kerja perkebunan karet ini karena potongan sendiri. Namun ada
juga masyarakat mempunyai sifat kerja sama dalam bekerja seperti
-
38
patron kline hasilnya dibagi 2, beda dengan karet yang ia potong sendiri
bagi masyarakat yang potong sendiri maka mereka mendapatkan
keuntungan berbeda dengan masyarakat yang berbagi 2 dalam hasil.
Jika harga karet Rp7.000/Kg x 100 Kg setiap bulannya, maka
masyarakat sudah bisa mengantongi uang sebesar 700.000, bagi
masyarakat yang motong karet serndiri, kemudian apa bila dipotong
karetnya oleh orang lain maka hasilnya dibagi 2 yaitu Rp350.000.
2. Persawahan dan Tambang Emas
ahan persawahan di Desa Ngaol zaman dahulu sangatlah luas
karena adanya tambang emas masyarakat tertarik untuk mengalihkan
lahan persawahan menjadi lahan tambang emas. Lahan persawahan jyang
masih produktif sekitar 4% selebihnya sudah menjadi lahan
pertambangan emas.
Tabel 4:Rekapitulasi Data Jenis Mata Pencarian Penduduk Desa Ngaol Tabir Barat
nNo JJJJenis Mata Pencarian Jumlah KK ppPersentase
11 1 Petani 270 77 70%
11 2 Wiraswata 38 28 Rr 10%
33 3 Buruh 19 19 H 5%
33 4 PNS 33 30 51 15%
Jumlah 34 347 11 100%
-
39
F. Keadaan Penduduk Desa Ngaol
Salah satu syarat berdirinya wilayah adalah mempunyai
penduduk,Penduduk Desa Ngaol Tabir Barat salah satunya, adapun jumlah
penduduk Desa Ngaol Tabir Barat secara keseluruan adalah 1.363 orang,
sedangkan Kepala Keluarga 150 Orang Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
distribusi penduduk berdasarkan wilayah pada table di bawah ini47
Tabel 5:Rekapitulasi Data Jumlah Penduduk Desa Ngaol Tabir Barat Tahun 2019
Dusun Laki-Laki Perempuan KK Jumlah
Kampung Teluk 180 176 100 356
Kampung Tengah 115 127 80 242
Kampung Kandang 102 125 50 227
Kampung Bukit 81 150 57 231
Kampung Tanjung 129 178 60 307
Jumlah Keseluruan 607 756 347 1.363
G. Keadaan Pendidikan Desa Ngaol
Pendidkan merupakan ujung tombak untuk meraih ke suksesn dan
kemajuan Tanpa adanya pendidikan manusia tidak akan mengetahui
perubahan dunia yang semakin hari semakin cepat Pendidikan untuk
memperoleh ilmu pengatahuan sangat penting di miliki manusia. Di Desa
Ngaol Tabir Barat terdapat sarana pendidikan yang terdiri dari sekolah Dasar
atau atau sedarajat dan sekolah Menengah Pertama serta Pondok Pasantren
47
Dokumentasi Desa Ngaol 12 juni 2019
-
40
Selain pendidikan dasar terdat juga serana pendidikan untuk anak usia dini
atau yang dikenal istilah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)48
Tabel 6:Jumlah Sarana Pendidikan Di Desa Ngaol Tabir Barat
No Sekolah Alamat
11 1 SSSD No 225 K Kampung Sunbaru
22 2 sssSD No 107 Muarongaol
33 3 SSSMP 15 Merangin R Rantau Larak
44 4 PPPonpes NurulFalah D Kampung Kandang
55 5 PPPAUD M Muarongaol
66 6 M Madrasah K Kampung Tengah
H. Keadaan Kesehatan
Di Desa Ngaol memiliki 4 (empat) Bidan melayani kesehatan
masyarakat Desa Ngaol melalui pengobatan imunisasi setiap bulannya dan
mengobati penyakit ringan biasa. Selain itu juga dapat mengobati dengan
dukun kampung, pengobatan dengan dukun kampung ini mengobati penyakit
kebathinan, untuk persalinan didukung oleh dukun kampung yang dinamakan
dukun beranak.
48
Wawancara dengan Subhan, selaku Kepala Desa Ngaol Tabir Barat 18 juni 2019
-
41
I. Keadaan Sarana Ibadah
Adapun peribadaptan di Desa Ngaol yaitu memiliki masjid 1(satu),
sedangkan langgar memiliki 4 (Empat).49
Tabel 7:Jumlah Sarana Ibadah Di Desa Ngaol Tabir Barat
No Sarana Ibadah Alamat
1 Masjid Baitul Makmur Muaro Ngaol
2 Langgar Nurul Iman Kampung Teluk
3 Langgar Al-Nur Kampung tengah
4 Langgar Almuhajirin Kampung Kandang
5 Langgar Baiturrahim Kampung Bukit
J. Keadaan Sosial, Budaya
Dari awal penempatan pemungkiman Desa Ngaol ini dihuni
masyarakat yang terdidri dari agama islam, suku dan budaya. Kerukunan
hidup antar umat beragama diwilayah ini sangat baik. Hal ini tercermin dalam
cara hidup warga yang tetap menjaga kerukunan, kebersamaan tanpa
memandang suku, agama dan kebudayaan. Dalam setiap acara yang diadakan
selalu didukung oleh semua kalangan, tanpa mengurangi iman dan
ketaqwaannya,kegiatan yang bisa dilakukan seperti dua padang(sedekah-
49
Wawancara Subhan Selaku Kepala Desa Ngaol 18 jini 2019
-
42
sedekah di tempat lapangan),mogang (menyemlih kerbau sebelon puasa) Doa
tolak balak dan menegakkan rumah.
Berikut adalah table persentase berdasarkan suku yang ada di Desa
Ngaol Tabir Barat.50
Tabel 8:Persentase Penduduk Berdasarkan Suku
No Nama Suku Jumlah Persentase
1 Suku Melayu 45,2%
2 Suku Jambak 21,4%
3 Suku Kumbang 3%
4 Suku Caniago 2,4%
5 Suku Panai 2%
K. Penerangan
Untuk penerangan yang digunakan di Desa Ngaol sudah
menggunakan perusahaan listrik negara (PLN). Selain itu listrik juga bisa
menerangi rumah penduduk Desa Ngaol. Dengan listrik ini bisa juga
membantu penduduk dalam menggunakan dan memanfaatkan sebagai
keperluan rumah dan hidup mereka dan dingset sebagai penerangan jika
lampu mati.
50
Dokumen Desa Ngaol 2019
-
43
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Adat Pernikahan Exogami di Desa Ngaol
Nikah artinya, suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara
seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dan menibulkan hak dan
kewajiban antara ke duanya. Dalam pengertian yang luas, pernikahan adalah
merupakan suatu ikatan lahir antara dua orang, laki-laki dan perempuan, untuk
hidup bersama dalam suatu rumah tangga yang dilangsungkan menurut ketentuan-
ketentuan syariat Islam. 51
Berdasarakan hasil wawancara peneliti di lapangan dengan saudara
Ambak, adat pernikahan berdasarkan adat Desa Ngaol dapat dibagi menjadi tiga,
pertama acara sebelum pernikahan, kedua, saat pernikahan, ketiga setelah
pernikahan.52
Pertama sebelum pernikahan, dalam bahasa adat Desa Ngaol ada namanya
“menyosek”53
yaitu ayah dari pihak laki-laki datang kerumah perempuan dan
ditemani oleh seorang “tenganai”54
dari kampung si laki-laki tersebut, kedatangan
mereka ini bertujuan untuk menyampaikan hajat bahwa anak laki-lakinya ingin
menikah dengan anak gadis tuan rumah tersebut. Pada tahap ini pihak keluarga
perempuan yang menerima kedatangan tamu itu tidak bisa semerta-merta
menerima atau memutuskan untuk menolak, akan tetapi berdasarkan adat yang
berlaku mereka harus terlebih dahulu memberi tahu sekaligus menghadir
51
Moh. Rifa’i Fiqih Islam Lengkap, (PT Karya Thoha: Semarang, 2014),h 420 52
Wawancara dengan Ambak tokoh adat Desa Ngaol 9 April 2019 53
Observasi 20 April 2019
-
44
“Tenganai” di kampungnya paling tidaknya dua orang, kedua orang inilah nanti
sebagai wasilah pihak perempuan untuk menyampaikan pilihannya apakah dia
setuju atau tidak, nanti selanjutnya barulah tenganai yang berbicara kepada ayah
laki-laki. Jika di terima maka akan disepakati tanggal pernikahan dan selanjutnya
ada pertemuan “ninik mamak” untuk membahas persiapakan pernikahan
keponakan mereka.55
Kedua saat pernikahan. Setelah acara menyosek tanggal sudah disepakati,
ninik mamak sudah berunding untuk mengurus semua kebutuhan pernikahan
maka pada hari pernikahan akan di adakan ijab dan qobul, biasa prosesi ijab dan
qobul dilansungkan di rumah mempelai wanita, dengan di hadiri oleh dua orang
saksi, kiai atau ustadz, kedua belah pihak wanita, dan petugas pencatatan nikah.
Terakhir kedua mempelai mohon ridhan dan doa kepada kedua orang tua dan
martua.56
Ketiga setelah pernikahan. Setelah acara ijab dan qobul dan pencatatan
surat nikah dan mohon ridha selesai, besoknya akan diadakan resepsi pernikahan,
dalam acar resepsi ini ada namanya dalam bahasa adat Desa Ngaol “berarak”
yakni kedua mempelai di arak dari rumah pria ke rumah wanita, dalam acara
berarak ini ada dilangsungkan prosesi silat adat dari mempelai laki-laki dan
mempelai perempuan. Sebelum sampai menaiki tangga rumah wanita, orang tua
yang memangku jabatan adat telah menunggu di pintu rumah untuk menyambut
kedatangan kedua mempelai dengan gubahan pepatah adat. Dan juga saat arak-
55
Wawancara Sulaiman Selaku Bendahara Adat Desa Ngaol 2019 56
Observasi 20 April 2019
-
45
arakan berlangsung, para ibu-ibu biasanya mengiringi dengan nasyid beserta
qasidah rebana.57
Pernyataan di atas dikuatkan oleh apa yang peniliti lihat dalam prosesi
pernikahan masyarakat di Desa Ngaol, yaitu pernikahan yang akan dilangsungkan
itu di hadiri oleh hampir seluruh masyarakat, karena banyaknya orang yang hadir,
pakain mempelai mirip dengan pakaian adat minang kabau bercorak ke emasan,
wanita memakai perhiasan di kepala, dan laki-laki menggunakan topi yang
runcing ke atas saat arak-arakan. Begitu juga dubalang yaitu orang yang menjaga
kiri kanan mempelai berpakain hitam dan memegang tombak di tangan dan keris
di pinggang. Kemudian di hadapan rumah wanita sebelum ke rumah di hadirkan
pertunjukan silat adat dari beberapa orang laki-laki.58
Praktek pernikahan adat Desa Ngaol ini juga di tuturkan oleh ibuk-ibuk di
Desa Ngaol di antranya ibuk suwarni:59
“kalau pernikahan di Desa Ngaol, semua kami terlibat untuk membantu, biasanya
ibu-ibuk itu bagian masak-memasak, seperti giling bumbu, gulai dan masak nasi.”
Keterangan dari hendri juga mengatakan:60
“pernikahan di Desa Ngaol melibatkan semua lapisan masyarakat, baik itu ninika
mamak, tanganai, orang kampung sebelah, semuanya datang untuk bersama-sama
menyukseskan acara itu, sebab nanti mereka juga akan begitu saat anaknya
menikah”.
Keterangan ibuk Susi mengatakan:
57
Dukumen Desa Ngaol 2019 58
Observasi 20 April 2019 59
Wawancara 22 April 2019 60
Wawancara 22 April 2019
-
46
“biasanya kalau ada orang yang menikah, sudah pasti ada tenganai dari pihak
laki-laki dan perempuan itu yang datang untu “memanggi” (mengundang)
masyarakat untuk datang, biasanya kami perempuan ini membawa beras untuk
membantu mereka”
Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada
semua mahluknya, baik pada manusia, hewan,maupun tumbu-tumbuhan. Ia
dalah suatu cara yang dipilih oleh allah Swt. Sebagai jalan bagimakhluk-Nya
untuk berkembang biak, dan melestarikan hidupnya. 61
Dalam bahasa indonesia , perkawinan berasal dari kata “kawin” yang menurut
bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis ; melakukan
hubungan kelamin atau bersetubuh.Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun
1974 Bab l Pasal 1 menjelaskan:
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan m embentuk keluarga (
rumah tangga ) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa” Dengan demikian, pernikahan adalah suatu akad yang secara
keseluruhan aspeknya dikandung dalam kata nikah dan merupakan ucapan
seremonial yang sekral.62
Dalam adat Desa Ngaol praktik nikah sesama suku ialah ikatan lahir
batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dan kedua
61
Ibid.hlm. 6 62Abd, Rahman Ghazaly, Fqih munakahat ; Jakarta: 2013) .h.7
-
47
mempelai berasal dari desa tersebut, baik keturan, warga, dan tidak
mempengaruhi dimnapun mereka melakukan akad pernikahan.63
B. Faktor Penyebab Larangan Pernikahan Exogami di Desa Ngaol
Pada bagain ini peneliti mencoba memaparkan data terkait alasan
masyarakat Desa Ngaol tidak mau atau tidak membolehkan menikah dengan
orang sama sukunya dengan orang (laki-laki/perempuan) yang ingin menikah.
Tidak dapat dipungkiri seperti kata pepatah dimana bumi dipijak di
situ langit dijunjung, mau tidak mau masyarakat harus tunduk dan patuh pada
aturan adat yang sudah di bangun sejak lama. Walaupun agama Islam
membolehkan sementara adat melarang, di Desa Ngaol adat terlihat lebih
kuat dari pada agama, yang seharunya agama lebih dijunjung tinggi daripada
adat.64
Begitulah keterangan yang peneliti dengar langsung dari seorang
tokoh agama dan juga sebagai pemangku adat di Desa Ngaol.
Menurut Kepala Desa Subhan dari Suku Melayu`` yang menyebabkan
dilarangnya pernikahan exogami di Desa Ngaol ada empat hal.65
Pertama, Dikhawatirkan merusak silaturrahmi. Dikerenakan
pernikahan sesuku akan mengakibatkan rancu, jika berkumpul dengan
keluarga pihak suami istri. Hal ini akan menyebabkan kesulitan menentukan
siapa Bako dan siapa Mamak dari anak yang dilahirkan.
Kedua, Menganggap sesuku itu saudara dan menentukan mana
dunsanak (saudara) dan mana yang tidak saudara. Kuatnya rasa persaudaraan
63 Wawancara Dengan Nenek Wahab Selaku tokoh agama dan adat Di Desa Ngaol 25
April 2019
64
Wawancara Dengan Nenek Wahab Selaku tokoh agama dan adat Di Desa Ngaol 25
April 2019
65
Wawancara dengan Subhan Selaku Kepala Desa Ngaol 26 April 2019
-
48
pada zaman dahulu sehingga mengharuskan menikahi suku lain (Suku
Jambak, Suku Kumbang, Suku Caniago, Suku Panai)
Ketiga, Mendidik rasa malu. Dalam hubungan persaudaraan
diharuskan saling menghormati, sesuku berarti bersaudara, mereka harus
mempunyai rasa malu terhadap saudaranya dan harus dapat menjaga
persaudaraanya tersebut.
Keempat, Patuh terhadap sumpah nenek moyang terdahulu. Sumpah
sotih (sumpah setia) yang di ucapkan kepala adat saatnya berdirinya Desa
Ngaol.66
Sumpah tersebut didahului dengan bacaan takbir dan syahadat.
Adapun bunyi dari sumpah sotih sebagai berikut:
Bismillahirrohmanirrohim...............
Wallaahi, Tallahi, Walillahi………..
Kami berjanji bahwa kami akan melaksanakan aturan dan
pengaturan adat kepada anak, kemanakan kami, dengan penuh
kearifan dan kebijaksanaa………..
Bagi yang melanggar jonji makan jonji……..
Bagi yang melanggar buek, makan buek…….
Disumpah oleh Al-Qur’an 30 Juz…….
Hidup seperti pohon di atas gak ada pucuk di bawah gak ada baurat
tongah-tongah di makan kumbang…….67
66 Wawancara Dengan Subham selaku Kepala Desa Ngaol 25 April 2019
67
Wawancara Dengan Lukman selaku Dato Palintang Bumi Di Desa Ngaol 28 April
2019
-
49
Sumpah tersebut berisi barang siapa yang melanggar sumpah dengan
menikah sesuku, maka hidupnya akan sengsara, melarat, masalah datang
berkepanjangan, dan rumah tangga tidak akan bahagia bahkan jika memiliki
keturunan diyakini akan lahir cacat/ tidak sempurna dan masyarakat Desa
Ngaol menyakini hal itu. Pada zaman dahulu hal ini benar-benar terjadi
dikenakan sikap fanatik yang berlebihan. Sebagian masyarakat masih sangat
percaya dengan hal itu terbukti dengan sedikitnya yang melakukan
pernikahan sesuku.’\Menurut Umar dari suku melayu., Selain pernikahan
sesuku ada juga pernikahan yang dilarang di Desa Ngaol, seperti;
1. Menikahi perempuan yang sesuku dengan istri pertamanya dikerenakan
istri pertama meninggal kemudian ia menikahi perempuan yang sama
sukunya dengan istri perta