las karbit asetilin

48
Las karbit asetilin Pengelasan dengan oksi – asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gasasetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Proses penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga dapat mencairkan logam. Peralatan Peralatan las asetilen berupa generator acetylen yaitu alat yang digunakan untuk memproduksi acetylene melalui proses reaksi kalsium karbida dengan air. Proses reaksi kimia ini sangat sederhana, yaitu dengan mempertemukan kalsium karbida (batu karbit/C2H2) dengan air secara proporsional yang selanjutnya diikuti terjadinya reaksi sehingga menghasilkan gas asetilen. Generator acetylene dibedakan berdasarkan kapasitas, pelayanan, cara kerja dan tekanan. o berdasar kapasitas dapat digolongkan dalam beberapa tingkat, seperti 0,8; 1,25; 2; 3,2; 5; 10; 20; 40 dan 80m 3 /jam o berdasar pelayanan dibedakan atas: · generator portable (dapat dipindah-pindah) biasanya berukuran kecil dan berkapasitas antara 30 sd 60 Cu.ft/jam (1 Cu.ft = 0,028 m 3 )

Upload: l-fattih-diwa-modeon

Post on 21-Dec-2015

106 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Proses Produksi

TRANSCRIPT

Page 1: Las Karbit Asetilin

Las karbit asetilin

Pengelasan dengan oksi – asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan

permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gasasetilin

melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Proses

penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga dapat

mencairkan logam.

Peralatan

Peralatan las asetilen berupa generator acetylen yaitu alat yang digunakan untuk

memproduksi acetylene melalui proses reaksi kalsium karbida dengan air. Proses reaksi

kimia ini sangat sederhana, yaitu dengan mempertemukan kalsium karbida (batu

karbit/C2H2) dengan air secara proporsional yang selanjutnya diikuti terjadinya reaksi

sehingga menghasilkan gas asetilen.

Generator acetylene dibedakan berdasarkan kapasitas, pelayanan, cara kerja dan tekanan.

o   berdasar kapasitas dapat digolongkan dalam beberapa tingkat, seperti 0,8; 1,25; 2; 3,2; 5;

10; 20; 40 dan 80m3/jam

o   berdasar pelayanan dibedakan atas:

·         generator portable (dapat dipindah-pindah) biasanya berukuran kecil dan berkapasitas

antara 30 sd 60 Cu.ft/jam (1 Cu.ft = 0,028 m3)

·         generator stasioner (tetap) yaitu generator untuk industri-industri besar dan

penempatannya tetap tidak dipindah-pindah.

o   Berdasarkan proses kerjanya / cara kerja

Yang dimaksud cara kerja di sini adalah sistem pembentukan asetilen di dalam generator.

Berdasarkan cara kerja generator ini dibedakan atas dua jenis, yaitu :

·         pesawat pencampur yang menggunakan

Page 2: Las Karbit Asetilin

- sistem tetes (air ke karbit)

- sistem lempar (karbit ke air)

·         pesawat kontak, di mana karbit dan air dibuat bereaksi pada waktu tertentu. Sistem ini

dikenal dengan sistem celup atau sistem desak.

Penggunaan generator ini dapat digantikan oleh tabung gas acetylen yang diproduksi oleh

perusahaan.

Pembakar las (brander)

Pembakar las adalah alat yang berfungsi sebarai:

§  pencampur gas acetylene dan gas oksigen

§  pengatur pengeluaran gas

§  pembangkit nyala api

Penggunaan brander dipilih berdasarkan pertimbangan ketebalan bahan. Hubungan keduanya

dapat dilihat pada tabel berikut :

Bahan tambah

Bahan tambah/bahan pengisi adalah suatu batang logam yang digunakan sebagai bahan

pengisi. Ukuran kawat ini di pasaran biasanya dijual dengan panjang 900mm berdiameter

1.6; 2.5; 3.2; 4.0; 5.0; 6.0; 8.0; 10.0mm. penggunaanya kawat las ini harus disesuaikan

dengan jenis bahan yang akan dilas, kecuali untuk membrazing. Bahan kawat tambah yang

tersedia seperti baja lunak, besi tuang, stainless steel, tembaga, paduan tembaga, alumunium

dan paduan alumunium.

Page 3: Las Karbit Asetilin

Flux

Flux adalah bahan kimia yang digunakan pengelasan logam yang bukan baja lunak, seperti

alumunium, tembaga, besi tuang, stainless steel.

Flux berfungsi untuk melindungi cairan logam dari oksidasi udara luar dan menghilangkan

bahan-bahan bukan logam. Flux tersedia dalam bentuk cair, pasta dan serbuk. Cara

pemakaiannya adalah dengan mengoleskannya ke bahan dasar atau pada kawat tambahnya

dengan cara dipanasi terlebih dahulu kemudian dicelupkan pada flux serbuk.

Jenis flux yang digunakan dalam pengelasan seperti : borax (NaB4O7), sodium karbonat

(Na2CO3), sodium bikarbonat (NaHCO3), sodium silikat, polassium borat, karbonat,

khlorida, sulphat, dan borik acid (H2BO3). Penggunaan flux ini dapat diketahui dari

keterangan yang mengikutinya yang ditetapkan oleh pembuat (pabrik)

Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilin

Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering ditemui.

Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan untuk menghubungkan

dua logam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat penyambung logam

melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil pembakaran

campuran gas asetilin dangas oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit digunakan untuk

memotong dan menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros)

Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur dengan

oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi (3000o) yang mampu

mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang digunakan

asetilen, propan atau hidrogen, sehingga cara pengelasan ini dinamakan las oksi-asetilen atau

dikenal dengan nama las karbit.

Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang digunakan untuk

memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk. Pengelasan dapat dilakukan

dengan atau tanpa logam pengisi.

Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil

umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen.

Page 4: Las Karbit Asetilin

Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2)

dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air. Gelembung-gelembung gas naik dan

endapan yang terjadi adalah kapur tohor. Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen adalah :

CaC2 + 2H2O ® Ca(OH)2 + C2H2 kalsium karbida air tohor Kapur gas asetilen

Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen. Sifat dari

asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun,

berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan

tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar dan 350° C), dapat larut dalam massa berpori (aseton).

Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai hasil reaksi antara

kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini kemudian digerus, dipilih dan

disimpan dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas asetilen dapat diperoleh dari generator

asetilen yang menghasilkan gas asetilen dengan mencampurkan karbid dengan air atau kini

dapat dibeli dalam tabung-tabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas asetilen dalam

tabung tidak boleh melebihi 100 Kpa, dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung

asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan

gas asetilen. Tabung jenis ini mampu menampung gas asetilen bertekanan sampai 1,7 MPa.

Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas asetilen

dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api.

Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar

pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka nyala

apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya terlalu

sedikit yang diputar, maka las tidak akan menyala.

Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak boleh lebih besar

dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetilen haruslah

selalu tegak lurus).

Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada perbandingan

antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala api dalam las oksi-asetilen

seperti ditunjukkan pada gambar di bawah :

Page 5: Las Karbit Asetilin

a.      Nyala asetilen lebih (nyala karburasi)

Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut dalam

dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang

menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang

panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya

karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel,

nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.

b. Nyala oksigen lebih (nyala oksidasi)

Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka

nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan

menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang

bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu

namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.

c. Nyala netral

Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas

kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening.

Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai

3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut.

Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih dan

nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja.Suhu Pada ujung kerucut

dalam kira-kira 3000° C dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500° C.

Pada posisi pengelasan dengan oksi asetilen arah gerak pengelasan dan posisi kemiringan

pembakar dapat mempengaruhi kecepatan dan kualitas las. Dalam teknik pengelasan dikenal

beberapa cara yaitu :

a. Pengelasan di bawah tangan

Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan

benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara

Page 6: Las Karbit Asetilin

60° dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda

kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi

panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah

sambungan dan gerakannya adalah lurus.

b. Pengelasan mendatar (horisontal)

Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah

mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander

sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan

miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada

sudut 10° di atas garis mendatar.

c. Pengelasan tegak (vertikal)

Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke bawah.

Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan yang bersudut 45°-60°

dan sudut brander sebesar 80°.

d. Pengelasan di atas kepala (over head)

Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya

dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. Pada

pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garis vertikal sedangkan kawat

pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.

e. Pengelasan dengan arah ke kiri (maju)

Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan

membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya

tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya

mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.

f. Pengelasan dengan arah ke kanan (mundur)

Page 7: Las Karbit Asetilin

Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan

dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas.

Keuntungan dan kegunaan pengelasan oksi-asetilen sangat banyak, antara lain :

·         Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit.

·         Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan yang

tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.

·         Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkel-

bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana.

·         Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat ini

dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.

Nyala Oksi-asetilen

Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhu nyalanya bisa

mencapai 3500 derajat Celcius.

Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.Gas asetilen (C2H2) dihasilkan

oleh reaksi kalsium karbida dengan air dengan reaksi sebagai berikut :C2H2+2 H2O

Ca(OH)2+C2H2

Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa

dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori

yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu

menahantekanan sampai 1,7 MPa. Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat pada

gambar :

Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksidan

oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini :

Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan

oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar.

Page 8: Las Karbit Asetilin

Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2 dengan oksigen yang

diambil dari udara.

Pengelasan Oksihidrogen

Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000°C lebih rendah dari oksigen-asetilin.

Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan bengan titik cair yang

rendah.

Pengelasan Udara-Asetilen

Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan pembakar Bunsen. Untuk nyala dibutuhkan udara

yang dihisap sesuai dengan kebutuhan. Suhu pengelasan lebih rendah dari yang lainnya maka

kegunaannya sangat terbatas yaitu hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah

Pengelasan Gas Bertekanan

Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakan oksiasetilen hingga

1200C kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan yaitu sambungan tertutup dan

sambungan terbuka.Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan disambung

ditekan satu sama lainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan nyala ganda

dengan pendinginan air. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk mencegah

panas berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketika suhu yang tepat sudah diperoleh, benda

diberi tekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari 10MPa dan tekanan up

setantara 28MPa

Pemotongan Nyala Oksiasetilen

Pemotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. Nyala untuk  pemotongan

berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar lobang utama yang dialiri oksigen

terdapat lubang kecil untuk pemanasan mula. Fungsi nyala pemanas mula adalah untuk

pemanasan baja sebelum dipotong. Karena bahan yang akan dipotong menjadi panas

sehingga baja akan menjadi terbakar dan mencair ketika dialiri oksigen.

Pengelasan dengan oksi – asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan

permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gasasetilin

Page 9: Las Karbit Asetilin

melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Proses

penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga

dapatmencairkan logam.

Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilin

Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering

ditemui.Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan untuk

menghubungkan dualogam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat

penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil

pembakaran campuran gas asetilin dangas oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit

digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi,

pipa dan poros)

Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur dengan

oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi (3000o) yang mampu

mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang digunakan

asetilen, propan atau hidrogen, sehingga cara pengelasan ini dinamakan las oksi-asetilen atau

dikenal dengan nama las karbit.

Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang digunakan untuk

memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk. Pengelasan dapat dilakukan

dengan atau tanpa logam pengisi.

Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil

umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen.

Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2)

dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air. Gelembung-gelembung gas naik dan

endapan yang terjadi adalah kapur tohor. Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen adalah :

CaC2 + 2H2O ® Ca(OH)2 + C2H2 kalsium karbida air tohor Kapur gas asetilen

Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen. Sifat dari

asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun,

Page 10: Las Karbit Asetilin

berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan

tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar dan 350° C), dapat larut dalam massa berpori (aseton).

Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai hasil reaksi antara

kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini kemudian digerus, dipilih dan

disimpan dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas asetilen dapat diperoleh dari generator

asetilen yang menghasilkan gas asetilen dengan mencampurkan karbid dengan air atau kini

dapat dibeli dalam tabung-tabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas asetilen dalam

tabung tidak boleh melebihi 100 Kpa, dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung

asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan

gas asetilen. Tabung jenis ini mampu menampung gas asetilen bertekanan sampai 1,7 MPa.

Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas asetilen

dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api.

Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar

pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka nyala

apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya terlalu

sedikit yang diputar, maka las tidak akan menyala.

Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak boleh lebih besar

dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetilen haruslah

selalu tegak lurus).

Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada perbandingan

antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala api dalam las oksi-asetilen

seperti ditunjukkan pada gambar di bawah :

a. Nyala asetilen lebih (nyala karburasi)

Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut dalam

dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang

menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang

panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya

karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel,

nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.

Page 11: Las Karbit Asetilin

b. Nyala oksigen lebih (nyala oksidasi)

Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka

nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan

menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang

bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu

namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.

c. Nyala netral

Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas

kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening.

Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai

3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut.

Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih dan

nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja.Suhu Pada ujung kerucut

dalam kira-kira 3000° C dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500° C.

Pada posisi pengelasan dengan oksi asetilen arah gerak pengelasan dan posisi kemiringan

pembakar dapat mempengaruhi kecepatan dan kualitas las. Dalam teknik pengelasan dikenal

beberapa cara yaitu :

a. Pengelasan di bawah tangan

Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan

benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara

60° dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda

kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi

panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah

sambungan dan gerakannya adalah lurus.

b. Pengelasan mendatar (horisontal)

Page 12: Las Karbit Asetilin

Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah

mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander

sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan

miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada

sudut 10° di atas garis mendatar.

c. Pengelasan tegak (vertikal)

Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke bawah.

Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan yang bersudut 45°-60°

dan sudut brander sebesar 80°.

d. Pengelasan di atas kepala (over head)

Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya

dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. Pada

pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garis vertikal sedangkan kawat

pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.

e. Pengelasan dengan arah ke kiri (maju)

Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan

membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya

tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya

mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.

f. Pengelasan dengan arah ke kanan (mundur)

Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan

dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas.

Keuntungan dan kegunaan pengelasan oksi-asetilen sangat banyak, antara lain :

Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit.

Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan yang tinggi

sehingga mudah untuk dipelajari.

Page 13: Las Karbit Asetilin

Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkel-bengkel

karena peralatannya kecil dan sederhana.

Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat ini dapat

digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.

a.Nyala Oksi-asetilen

Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhunyalanya bisa

mencapai 3500 derajat Celcius.

Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.Gas asetilen (C2H2) dihasilkan

oleh reaksi kalsium karbida dengan air denganreaksi sebagai berikut :C2H2+2 H2O

Ca(OH)2+C2H2

Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa

dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori

yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu

menahantekanan sampai 1,7 MPa. Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat pada

gambar :

Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksidan

oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini :

Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan

oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar.

Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2dengan oksigen yang

diambil dari udara.

b.Pengelasan Oksihidrogen

Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000°C lebih rendah dari oksigen-

asetilin.Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan bengan titik

cair yang rendah.

Page 14: Las Karbit Asetilin

c. Pengelasan Udara-Asetilen

Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan

pembakar Bunsen. Untuk nyaladibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan.

Suhu pengelasan lebih rendahdari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu

hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah

d. Pengelasan Gas Bertekanan

Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakanoksiasetilen hingga

1200C kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan yaitusambungan tertutup dan

sambungan terbuka.Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan disambung

ditekan satu samalainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan nyala ganda dengan

pendinginanair. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk mencegah panas

berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketika suhu yang tepat sudah diperoleh, benda

diberitekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari 10MPa dan tekanan up

setantara 28MPa

e. Pemotongan Nyala Oksiasetilen

Pemotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. Nyala untuk  pemotongan

berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar lobang utama yangdialiri oksigen

terdapat lubang kecil untuk pemanasan mula. Fungsi nyala pemanas mulaadalah untuk

pemanasan baja sebelum dipotong. Karena bahan yang akan dipotongmenjadi panas sehingga

baja akan menjadi terbakar dan mencair ketika dialiri oksigen.

Alat dan Bahan

1. Satu unit peralatan gas oksi-asetilen, terdiri dari:

tabung gas oksigen dan regulatornya

tabung gas asetilen dan regulatornya

selang

brander (torch)

Page 15: Las Karbit Asetilin

2. Bahan pengisi (kawat)

3. Alat pengaman (sarung tangan, kaca mata las)

4. Korek api dan oncor

5. Stopwatch

6. Sikat baja

7. Alat-alat kerja bangku bila diperlukan.

Cara Pelaksanaan

a.        Menyiapkan semua peralatan yang akan dipergunakan.

b.      Memeriksa brander harus dalam keadaan tertutup.

c.       Membuka tabung gas oksigen dan asetilen dengan cara mengendorkan baut

penutupnya     dengan kunci pembuka.

d.       Memeriksa isi tabung gas dengan melihat manometer penunjuk tekanan yang terpasang

pada regulator.

e.       Mengatur tekanan kerja dengan memutar handel pada regulatornya (putaran ke kanan

untuk memperbesar tekanan gas).

f.        Membuka sedikit gas asetilen pada brander dan menyalakannya dengan api.

Page 16: Las Karbit Asetilin

g.      Membuka dan sekaligus mengatur besar kecilnya gas oksigen pada brander sampai

diperoleh nyala netral.

h.      Mulai melakukan pengelasan dengan mengarahkan nyala api brander pada logam

induknya.

i.        Bila logam induk sudah mulai mencair, kemudian mengarahkan logam pengisi pada

bagian logam induk yang mencair dan mengayunkan brander sampai terbentuk rigi-rigi las

yang diinginkan.

j.        Mengulangi nomor h sampai nomor i sampai didapat rigi-rigi las yang baik.

k.      Latihan menyambung bermacam-macam bentuk benda kerja.

l.        Melaksanakan praktikum dengan serius dan berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang

tidak diinginkan.

m.    Setelah praktikum selesai, membersihkan tempat dan peralatan praktikum serta

mengembalikannya pada tempat semula.

Las OAW ( LAS OXY ACETYLENE WELDING )

Las karbit asetilin 

Pengelasan dengan oksi – asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan

permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gasasetilin

melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Proses

penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga

dapatmencairkan logam.

Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilinLas karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas

perbengkelan yang sering ditemui.Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering

digunakan untuk menghubungkan dualogam atau welding.Secara umum, perkakas las

Page 17: Las Karbit Asetilin

asetilen adalah alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan

menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran gas asetilin dangas

oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit digunakan untuk memotong dan menyambung

benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros)

Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur dengan

oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi (3000o) yang mampu

mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang digunakan

asetilen, propan atau hidrogen, sehingga cara pengelasan ini dinamakan las oksi-asetilen atau

dikenal dengan nama las karbit.

Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang digunakan untuk

memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk. Pengelasan dapat dilakukan

dengan atau tanpa logam pengisi.

Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil

umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen.

Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2)

dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air. Gelembung-gelembung gas naik dan

endapan yang terjadi adalah kapur tohor. Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen adalah :

CaC2 + 2H2O ® Ca(OH)2 + C2H2 kalsium karbida air tohor Kapur gas asetilen

Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen. Sifat dari

asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun,

berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan

tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar dan 350° C), dapat larut dalam massa berpori (aseton).

Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai hasil reaksi antara

kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini kemudian digerus, dipilih dan

disimpan dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas asetilen dapat diperoleh dari generator

asetilen yang menghasilkan gas asetilen dengan mencampurkan karbid dengan air atau kini

Page 18: Las Karbit Asetilin

dapat dibeli dalam tabung-tabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas asetilen dalam

tabung tidak boleh melebihi 100 Kpa, dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung

asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan

gas asetilen. Tabung jenis ini mampu menampung gas asetilen bertekanan sampai 1,7 MPa.

Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas asetilen

dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api.

Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar

pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka nyala

apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya terlalu

sedikit yang diputar, maka las tidak akan menyala.

Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak boleh lebih besar

dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetilen haruslah

selalu tegak lurus).

Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada perbandingan

antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala api dalam las oksi-asetilen

seperti ditunjukkan pada gambar di bawah :

a. Nyala asetilen lebih (nyala karburasi)

Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut dalam

dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang

menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang

panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya

karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel,

nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous

b. Nyala oksigen lebih (nyala oksidasi)

Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka

nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan

menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang

bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu

namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.

Page 19: Las Karbit Asetilin

c. Nyala netral

Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas

kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening.

Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai

3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut.Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi

logam cair maka nyala asetilen berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan

untuk mengelas baja.Suhu Pada ujung kerucut dalam kira-kira 3000° C dan di tengah kerucut

luar kira-kira 2500° C.

Pada posisi pengelasan dengan oksi asetilen arah gerak pengelasan dan posisi kemiringan

pembakar dapat mempengaruhi kecepatan dan kualitas las. Dalam teknik pengelasan dikenal

beberapa cara yaitu :

a. Pengelasan di bawah tangan

Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan

benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara

60° dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda

kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi

panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah

sambungan dan gerakannya adalah lurus.

b. Pengelasan mendatar (horisontal)

Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah

mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander

sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan

miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada

sudut 10° di atas garis mendatar.

c. Pengelasan tegak (vertikal)

Page 20: Las Karbit Asetilin

Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke bawah.

Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan yang bersudut 45°-60°

dan sudut brander sebesar 80°.

d. Pengelasan di atas kepala (over head)

Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya

dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. Pada

pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garis vertikal sedangkan kawat

pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.

e. Pengelasan dengan arah ke kiri (maju)

Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan

membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya

tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya

mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.

f. Pengelasan dengan arah ke kanan (mundur)

Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan

dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas.

Keuntungan dan kegunaan pengelasan oksi-asetilen sangat banyak, antara lain :

  Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit.

  Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan yang

tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.

Page 21: Las Karbit Asetilin

  Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkel-

bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana.

  Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat ini

dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.

a.Nyala Oksi-asetilen

Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhu nyalanya bisa

mencapai 3500 derajat Celcius.

Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.Gas asetilen (C2H2) dihasilkan

oleh reaksi kalsium karbida dengan air denganreaksi sebagai berikut :

C2H2+2 H2O Ca(OH)2+C2H2

 Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa

dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori

yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu

menahantekanan sampai 1,7 MPa. Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat pada

gambar :

Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksidan

oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini :

Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan

oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar.

Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2dengan oksigen yang

diambil dari udara.

b.Pengelasan Oksihidrogen

Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000°C lebih rendah dari oksigen-

asetilin.Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan bengan titik

cair yang rendah.

Page 22: Las Karbit Asetilin

c. Pengelasan Udara-Asetilen

Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan

pembakar Bunsen. Untuk nyaladibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan.

Suhu pengelasan lebih rendahdari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu

hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah

d. Pengelasan Gas Bertekanan

Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakanoksiasetilen hingga

1200C kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan yaitusambungan tertutup dan

sambungan terbuka.Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan disambung

ditekan satu samalainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan nyala ganda dengan

pendinginanair. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk mencegah panas

berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketika suhu yang tepat sudah diperoleh, benda

diberitekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari 10MPa dan tekanan up

setantara 28MPa

e. Pemotongan Nyala Oksiasetilen

Pemotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. Nyala untuk  pemotongan

berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar lobang utama yangdialiri oksigen

terdapat lubang kecil untuk pemanasan mula. Fungsi nyala pemanas mulaadalah untuk

pemanasan baja sebelum dipotong. Karena bahan yang akan dipotongmenjadi panas sehingga

baja akan menjadi terbakar dan mencair ketika dialiri oksigen.

Alat dan Bahan

1. Satu unit peralatan gas oksi-asetilen, terdiri dari:

  tabung gas oksigen dan regulatornya

  tabung gas asetilen dan regulatornya

  selang

  brander (torch)

Page 23: Las Karbit Asetilin

2. Bahan pengisi (kawat)

3. Alat pengaman (sarung tangan, kaca mata las)

4. Korek api dan oncor

5. Stopwatch

6. Sikat baja

7. Alat-alat kerja bangku bila diperlukan.

Cara Pelaksanaan

a.       Menyiapkan semua peralatan yang akan dipergunakan.

b.      Memeriksa brander harus dalam keadaan tertutup.

c.        Membuka tabung gas oksigen dan asetilen dengan cara mengendorkan

baut penutupnya     dengan kunci pembuka.

d.      Memeriksa isi tabung gas dengan melihat manometer penunjuk tekanan yang

terpasang pada regulator.

e.       Mengatur tekanan kerja dengan memutar handel pada regulatornya (putaran ke

kanan untuk memperbesar tekanan gas).

f.         Membuka sedikit gas asetilen pada brander dan menyalakannya dengan api.

g.       Membuka dan sekaligus mengatur besar kecilnya gas oksigen pada brander sampai

diperoleh nyala netral.

h.      Mulai melakukan pengelasan dengan mengarahkan nyala api brander pada logam

induknya.

Page 24: Las Karbit Asetilin

i.         Bila logam induk sudah mulai mencair, kemudian mengarahkan logam pengisi pada

bagian logam induk yang mencair dan mengayunkan brander sampai terbentuk rigi-rigi las

yang diinginkan.

j.         Mengulangi nomor h sampai nomor i sampai didapat rigi-rigi las yang baik.

k.       Latihan menyambung bermacam-macam bentuk benda kerja.

l.         Melaksanakan praktikum dengan serius dan berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal

yang tidak diinginkan.

m.    Setelah praktikum selesai, membersihkan tempat dan peralatan praktikum serta

mengembalikannya pada tempat semula

Pengelasan dengan oksi – asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan

permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gasasetilin

melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Proses

penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga dapat

mencairkan logam.

Untuk memperoleh nyala pembakaran yang baik perlu pengaturan campuran gas yang

dibakar. Jika jumlah gas O2 di tambah maka akan dihasilkan suhu yang sangat tinggi, lebih

tinggi dari pada suhu lebur baja atau metal lainnya sehingga dalam waktu sekejap mampu

mencairkan logam tersebut yang cukup tebal.Pemakaian jenis las ini misalnya untuk

keperluan pengelasan produksi, kerja lapangan dan reparasi. Umumnya las asetilin sangat

baik untuk mengelas baja karbon, terutama yang berbentuk lembaran-lembaran dan pipa

berdinding tipis.

Pada umumnya semua jenis logam fero dan non fero dapat dilas dengan las jenis lain, baik

dengan fluks maupun tanpa fluks.

1.     Oksigen

Penggunaan oksigen yang diambil dari udara bebas kurang efisien, karena kandungan

oksigen lebih rendah dibanding komposisi gas lain. Untuk mengefisiensikan penggunaannya,

oksigen perlu disediakan dalam keadaan siap pakai dan mempunyai kemurnian yang tinggi.

Tabung oksigen

Page 25: Las Karbit Asetilin

Tabung oksigen adalah suatu silinder atau botol yang terbuat dari bahan baja yang berfungsi

sebagai tempat untuk menyimpan gas oksigen dengan tekanan kerja tertentu. Tabung oksigen

biasanya berwarna biru atau hitam mempunyai katup atau pembuka katup berupa

roda tangan dan baut serta mur pengikatnya adalah ulir kanan.

Pada bagian atas ada dudukan untuk memasang regulator. Gas yang terdapat dalam tabung

baja ini mempunyai tekanan yang cukup besar dan dalam satu tabung terdapat 40 liter atau 60

liter gas oksigen.

Penyimpanan gas oksigen dalam tabung-tabung baja dibagi ke dalam kelas-kelas yaitu kelas

medium dengan tekanan sampai 15 kg/cm dan kelas tekanan tinggi

dengan tekanan kerja hingga 165 kg/cm

2. Asetilin

Asetilin diperoleh lewat reaksi kimia dalam bentuk gas. Karena

berbentuk gas, maka asetilin memerlukan perlakuan khusus, terutama

dalam penyimpanan dan penggunaannya. Agar lebih fleksibel dalam penggunaanya gas

asetilin disimpan dalam tabung, yang dapat dipindah dan mudah penggunaanya.

Tabung Asetilin

Tabung asetilin adalah silinder atau botol yang terbuat dari bahan baja yang berfungsi

sebagai tempat untuk menyimpan gas asetilin dengan tekanan kerja tertentu. Didalam tabung

asetilin terdapat beberapa alat misalnya bahan berpori seperti kapas sutra tiruan atau asbes

yang berfungsi sebagai penyerap aseton, yaitu bahan agar asetilin dapat larut dengan baik dan

aman di bawah pengaruh tekanan.

Sistem penyimpanan asetilin dalam tabung asetilin relatif aman jika tidak terjadi kebocoran

atau tidak terkena suhu yang tinggi. Untuk mengantisipasi bahaya yang timbul, maka pada

bagian bawah tabung diberi sumbat pengaman atau sumbat lebur.

Sumbat pengaman akan meleleh dan lubang yang disumbat akan bocor bila sumbat

pengaman bersuhu 100derajat Celcius. Jika botol mempunyai suhu yang berlebihan maka

sumbat akan meleleh dan gas asetilin akan keluar silinder sebelum tabung meledak. Panas

tabung asetilin juga dapat disebabkan oleh proses pengeluaran atau penggunaan gas asetilin

berlebihan. Setiap pengeluaran gas asetilin botol bertambah panas, maka pengeluaran gas

tidak boleh lebih dari 750 liter tiap jam.

Page 26: Las Karbit Asetilin

Untuk dapat mengelas atau memotong ataupun fungsi lainya dari proses las gas maka

diperlukan peralatan yang dapat menunjang fungsi-fungsi itu. Secara umum, peralatan yang

digunakan dalam gas iniadalah :

1. Tabung gas Oksigen dan tabung gas bahan bakar,

2. Katup silinder/tabung,

3. Regulator,

4. Selang gas,

5. Torch,

6. Peralatan pengaman

1. Tabung Gas

Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan.

Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas

yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai

berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan

kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung.Untuk membedakan tabung

gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari kode

warna yang ada pada tabung itu. 

2. Katup Tabung

Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup ini

ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat

dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material

Baja.

3. Regulator

Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada katub tabung

dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekann hingga mencapai tekana kerja

torch. Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama

proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekana

kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator.

Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja,

katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup

pengatur keluar gas menuju selang.

Page 27: Las Karbit Asetilin

4. Selang Gas

Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakan selang gas. Untuk

memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerja dan tidak mudah

bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk

memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup

memperhatikan kode warna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasi

tentang perbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang.

5. Torch

Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch, tercampur didalamnya

dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dari keterangan diatas, toch memiliki

dua fungsi yaitu :

a. Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar.

b. Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.

Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut ini :

1. Menurut cara/jalannya gas masuk keruang pencampur.

Dibedakan atas :

- Injector torch (tekanan rendah)

Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah dari tekanan gas

oksigen.

-  Equal pressure torch (torch bertekanan sama)

Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi saluran masuk

sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruang pencampur berlangsung dalam

tekanan yang sama.

2. Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas :

- Toch normal

- Torch ringan/kecil

3. Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas :

- Torch nyala api tunggal

- Torch nyala api jamak

4. Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas :

- Torch untuk gas asetilen

- Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain.

5. Menurut aplikasi. Dibedakan atas :

Page 28: Las Karbit Asetilin

- Torch manual

- Torch otomatik/semi otomatik

Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilin

Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering

ditemui.Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan untuk

menghubungkan dualogam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat

penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil

pembakaran campuran gas asetilin dangas oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit

digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi,

pipa dan poros)

Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual,

dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair

oleh nyala (flame) gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau

tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan.

Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat juga

dipergunakan sebagai : preheating, brazing, cutting dan hard facing. Penggunaan

untuk produksi (production welding), pekerjaan lapangan (field work), dan

reparasi (repair & maintenance).

Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja karbon,

terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Meskipun

demikian hampir semua jenis logam ferrous dan non ferrous dapat dilas dengan

las gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal).

Disamping gas acetylene dipakai juga gas-gas hydrogen, gas alam, propane,

Page 29: Las Karbit Asetilin

untuk logam–logam dengan titik cair rendah. Pada proses pembakaran gas-gas

tersebut diperlukan adanya oxygen. Oxygen ini didapatkan dari udara dimana

udara sendiri mengandung oxygen (21%), juga mengandung nitrogen (78%),

argon (0,9 %), neon, hydrogen, carbon dioksida, dan unsur lain yang membentuk gas.

PEMBUATAN OXYGEN

Secara teknis, oksigen di dapat dari udara yang dicairkan. Kemudian dengan

cara elektrolisa, campuran udara cair dan air dipisahkan oleh oksigen. Masalah

yang sulit adalah antara Nitrogen dan Oksigen . Nitrogen titik didihnya lebih

besar, dan titik didih kedua gas tersebut hanya berbeda 13 0C saja. (Oksigen = -

183 0C dan Nitrogen = -196 0C), sehingga perlu pemurnian oksigen dilaksanakan secara

berulang-ulang. Kemurnian yang dapat dicapai sampai 99,5 % dan kemudian dimanfaatkan

dalam tangki-tangki baja dengan tekanan kerja antara 15-30 atm.

Keuntungan pemakaian oksigen adalah keadaan oksigen yang cukup cair tersebut,dapat

dipertahankan pada tangki penyimpan dan mudah pada saat pengangkutan.Pada saat

dibutuhkan dengan menggunakan alat (Gasificator) , oksigen cair dijadikan oksigen gas,

dengan tekanan yang besar kemudian oksigen gas tersebut disimpan pada botol-botol baja.

Nyala Api Netral

Kegunaan dari nyala api netral ini untuk heat treatment logam agar mengalami

surfacehardening. Nyala api kerucut dalam berwarna putih menyala. Nyala api kerucut antara

tidak ada. Nyala api kerucut luar berwarna kuning

Nyala Api Oksigen Lebih

Sering digunakan untuk pengelasan logam perunggu dan kuningan.Setelah dicapai nyalaapi

netral kemudian kita kurangi aliran gas asetilen maka kita akan dapatkan nyala api

oksigenlebih. Nyala apinya pendek dan berwarna ungu, nyala kerucut luarnya juga pendek.

Page 30: Las Karbit Asetilin

Nyala Api Asitilen lebih

Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita mengurangi aliran gas oksigen. Nyala api

menampakkan kerucut api dalam dan antara. Nyala api luar berwarna biru.

a.      Nyala Oksi-asetilen

Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhunyalanya bisa

mencapai 3500 derajat Celcius.

Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.Gas asetilen (C2H2) dihasilkan

oleh reaksi kalsium karbida dengan air denganreaksi sebagai berikut :C2H2+2 H2O

Ca(OH)2+C2H2

Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa

dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori

yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu

menahantekanan sampai 1,7 MPa. Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat pada

gambar :

Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksidan

oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini

Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan

oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar.

Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2dengan oksigen yang

diambil dari udara

b. Pengelasan Oksi hidrogen

Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000°C lebih rendah dari oksigen-

asetilin.Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan bengan titik

cair yang rendah.

c. Pengelasan Udara-Asetilen

Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan

pembakar Bunsen. Untuk nyaladibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan.

Page 31: Las Karbit Asetilin

Suhu pengelasan lebih rendahdari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu

hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah

d. Pengelasan Gas Bertekanan

Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakanoksiasetilen hingga

1200C kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan yaitusambungan tertutup dan

sambungan terbuka.Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan disambung

ditekan satu samalainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan nyala ganda dengan

pendinginanair. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk mencegah panas

berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketika suhu yang tepat sudah diperoleh, benda

diberitekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari 10MPa dan tekanan up

setantara 28Mpa

e. Pemotongan Nyala Oksi asetilen

Pemotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. Nyala untuk  pemotongan

berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar lobang utama yangdialiri oksigen

terdapat lubang kecil untuk pemanasan mula. Fungsi nyala pemanas mulaadalah untuk

pemanasan baja sebelum dipotong. Karena bahan yang akan dipotongmenjadi panas sehingga

baja akan menjadi terbakar dan mencair ketika dialiri oksigen.

Mutu hasil pemotongan

Mutu hasil pemotongan dengan oksigen tergantung pada beberapa faktor,

antara lain :

• Metalurgi.

• Sifat mekanik.

• Dimensi.

• Kekerasan permukaan potong.

Faktor metalurgi dan sifat mekanik seperti yang telah dibahas di atas dan untuk

Page 32: Las Karbit Asetilin

faktor dimensi dan kekerasan permukaan potong tergantung pula cara

pengoperasian atau pelaksanaan pemotongan. Mutu pemotongan yang disetujui,

tentu tergantung pada persyaratan yang diperlukan untuk setiap pengerjaan.

Kekerasan permukaan potong pada beberapa ketebalan baja tergantung pada

beberapa variable, misalnya :

• Bentuk dan ukuran mulut potong.

• Debit gas oksigen dan kemurnian dari gas oksigen yang dipakai untuk

memotong.

• Intensitas dari nyala pemanasan dan “oxy fuel gas ratio”.

• Kebersihan dari lubang nosel pemotong.

• Kondisi permukaan baja yang akan dipotong.

• Mutu dari baja yang dipotong

Bahan bakar gas

Ada beberapa macam bahan bakar gas yang umum dipakai untuk

pemanasan pada proses pemotongan logam dengan oksigen. Beberapa faktor

yang harus dipertimbangkan dalam memilih pengunaan bahan bakar gas,

antara lain :

1. Pengaruh pada kecepatan potong.

2. Waktu yang diperlukan untuk proses pemanasan sebelum memotong.

Page 33: Las Karbit Asetilin

3. Harga bahan bakar.

4. Biaya penggunaan oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran bahan

bakar gas secara efisien, misalnya 1 volume asetilin memerlukan 1,5

volume oksigen, 1 volume propane membutuhkan 2 volume oksigen.

5. Kemampuan bahan bakar gas dalam melayani beberapa proses operasi,

seperti untuk pemanasan, pengelasan, brazing, scuring, membuat

groove dan memotong.

6. Kesiap sediaan bahan bakar gas dipasaran lokal dan mudah

dipindahkan untuk keperluan pengerjaan.

Gas asytelene banyak dipakai orang sebagai bahan baker gas untuk

memotong dengan oksigen, karena mudah didapat dan temperature tinggi.

Perbandingan volume asetilin dan oksigen untuk nyala pemanasan adalah :

1,2 – 1,5.