lat 1

7
Hari/tanggal : Kamis Pertemuan :3 Golongan :2 Tujuan : Untuk memutus ikatan glikosidik pada gula Untuk mereduksi Cu 2+ menjadi Cu Landasan teori: Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksiketon atau polihidroksialdehid yang mengandung unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat sangatlah beragam sifatnya. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat adalah tipe molekulnya. Berbagai senyawa yang termasuk karbohidrat mempunyai berat molekul yang berbeda yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga 50.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa tersebut digolongkan menjadi tiga golongan yaitu golongan monosakarida, disakarida dan polisakarida (Fessenden, dkk, 1982). Analisa kuntitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, menyusun entah sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang dianalisis. Suatu larutan dikatakan sebagai larutan standar yaitu mempunyai kemurnian tinggi atau rendah yang dapat dimurnikan, dapat ditimbang dengan tepat, tidak teroksidasi oleh oksigen dan tidak terpengaruh oleh karbondioksida di udara bebas, massa rumus harus tinggi sehingga bila ada kekeliruan dalam menimbang maka kesalahan dapat diabaikan karena relatif kecil, serta dapat bereaksi dengan cepat (Khoppar, 1990).

Upload: ameliahidayatullah

Post on 29-Sep-2015

30 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

metode lane eynon

TRANSCRIPT

Hari/tanggal: KamisPertemuan:3

Golongan :2

Tujuan

: Untuk memutus ikatan glikosidik pada gula

Untuk mereduksi Cu2+ menjadi Cu

Landasan teori:

Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksiketon atau polihidroksialdehid yang mengandung unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat sangatlah beragam sifatnya. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat adalah tipe molekulnya. Berbagai senyawa yang termasuk karbohidrat mempunyai berat molekul yang berbeda yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga 50.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa tersebut digolongkan menjadi tiga golongan yaitu golongan monosakarida, disakarida dan polisakarida (Fessenden, dkk, 1982).

Analisa kuntitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, menyusun entah sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang dianalisis. Suatu larutan dikatakan sebagai larutan standar yaitu mempunyai kemurnian tinggi atau rendah yang dapat dimurnikan, dapat ditimbang dengan tepat, tidak teroksidasi oleh oksigen dan tidak terpengaruh oleh karbondioksida di udara bebas, massa rumus harus tinggi sehingga bila ada kekeliruan dalam menimbang maka kesalahan dapat diabaikan karena relatif kecil, serta dapat bereaksi dengan cepat (Khoppar, 1990).

Kadar gula pereduksi (reducing sugar) adalah jumlah kadar gula dalam sampel, dimana gula tersebut memiliki sifat mampu menghidrolisis komponen lainnya. Gula pereduksi berperan dalam reaksi Maillard yaitu reaksi pencoklatan non-enzimatis. Gula pereduksi juga dapat bereaksi dengan protein (asam amino) (Khopar, 2003).

Gula pereduksi dalam bahan pangan dapat ditentukan konsentrasinya berdasarkan pada kemampuannya untuk mereduksi pereaksi lain. Analisis gula pereduksi dengan metode Lane-Eynon dilakukan secara volumetri dengan titrasi/titrimetri. Metode ini digunakan untuk penentuan gula pereduksi dalam bahan padat atau cair seperti laktosa, glukosa, fruktosa, maltose (Khopar, 2003).

Prinsip

Gula mereduksi Cu2+ dalam suasana alakai ,setelah semua cupper tereduksi ,Gula akan mereduksi methylen blue menjadi methylen whiteBahan

: Larutan Fehling I

Yaitu 6,93 gr CuSO4 dalam 100ml H2O

Larutan FehlingII

Yaitu 125 gr KOH 173 dan Knatartarat dalam 500 ml h2o

Larutkan Na2CO3 10%

HCl Pekat

Indikator Methylen blue

Indikataor BTB

Alat

:Gelas Kimia 50 ml

Erlenmeyer 2bh

Labu ukur 100ml

Buret

Pipet tetes

Gelas ukur

Skema kerja

Perhitungan

gula pereduksi (%) = [(V0-Vs)xGxTsxFx100]/(TxW)Dimana:

Vo = volume larutan glukosa standar untuk titrasi larutan Fehling (ml)

Vs= volume larutan glukosa standar untuk titrasi contoh (ml)

G= konsentrasi larutan glukosa standar (g/ml)

Ts= volume contoh total dari persiapan contoh (ml)

T= volume contoh yang diperlukan untuk titrasi (ml)

W= berat contoh (g)

F= faktor pengenceran

Hasil

Berat sampel 10 gr,Filtrat yang dari buret 5ml

Volume titrasinya yaitu 7 ml

TAT Setelah penambahan indikator BTB hasilnya warna coklat

Setelah penambahan Na2CO3 warnanya menjadi hijau lumut

Setelah penambahan Metylen blue warnanaya merah bata

Kadar gula dalam tabel yang kami dapatkan 46,1

Hasil Kadarnya yaitu 1,84%

Pembahasan

Analisis gula pereduksi dengan metode Lane-Eynon dilakukan secara volumetri dengan titrasi/titrimetri. Metode ini digunakan untuk penentuan gula pereduksi dalam bahan padat atau cair seperti laktosa, glukosa, fruktosa, maltosa.

Metode Lane-Eynon didasarkan pada reaksi reduksi pereaksi Fehling oleh gula-gula pereduksi. Penetapan gula pereduksi dengan melakukan pengukuran volume larutan gula pereduksi standar yang dibuthkan untuk mereduksi pereaksi tembaga (II) basa menjadi tembaga (II) oksida (Cu2O). Udara yang mempengaruhi reaksi dikeluarkan dari campuran reaktan dengan cara mendidihkan laruta selama titrasi.

Pada metode lane eynon seperti yang kita tahu yaitu untuk mereduksi Cu2+ menjadi Ci melalui gula perduksi,Merode lane eynon ada dua yaitu hidrolisa dan non hidrolisa perbedaananya terletak pada penggunaan HCl dan pemanasan.Reaksi hidrolisa bertujuan memutuskan ikatan glikosidik pada gula .Pada praktikum yang kami lakukan sampel diberikan HCl pemberian HCl bertujuan untuk agar adanya suasana asam yang dinetralkkan dengan basa Na2CO3. HCl dan pemanasan juga membuat sukrosa fruktosa maltosa dan laktosa terhidrolisa sempurna .Setelah dipanasakan kita tambahkan indikator BTB Sehingga warnanya menjadi coklat karna reagen dalam suasana asam karna dia harus netral maka ditamabahkan Na2CO3 kedalamnya dan beruabah warna menjadi hijau lumut,Perubahan terjadi karna indikator BTB berubah warna dengan PH berebda makanya warnanya jadi hijau lumut pada suasana hampir netral.Setelah itu dilakukan penyaringan lalu filtrat dipindahkan ke buret.Selanjutnya masukan fehling 1 dan fehling II lalu kami panasakan sehingga menjadi warna biru ,setelah itu ditirasi dengan penambahan metylen blue dalamkeadaan mendidih HasilTATnya endapan merah bata karna gula sudah merduksi semua Cu dan methylen blue menjdi methylen white .

Hasil Volume titrasi yang kami dapati adalah 7ml ,seharusnya paling rendah dalam tabel gula reduksi lane eynon adalah 15 ml ini disebabkan oleh karna sampel kami terlalu manis atau terlalu pekatdan seharusnya diencerkan ketika filtrat dimasukan keburet.

Jika gula pereduksi berlebihan akibatnya gula habis mereduksi Cu sebelum dititrasi sehingga harus kita encerkan sampelnya yaiu jeruk manis,Dan jika gula reduksi kurang berarti kita tambahkan volume filtrat yang ada diburet agar gula pereduksi dapat mereduksi Cu2+ menjadi Cu dan MB menjadi MW.

Kesimpulan

Jadi pada analisa kuantitatif karbohidrat metode lane eynon yang kami dapat volum titrasinya 7ml dengan TAT merah bata berarti sampel kami terlalu manis pada penentuan kadar gula reduksinya kadar tabel yang kami amabil batas paling bawah yaitu 15ml karna 7 ml tidak ada sehingga hasilnya 1,84%

Daftar Pustaka

Fessenden, Ralph J and Fessenden, Jean S. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: ErlanggaKhopker, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Indonesia Press. Jakarta.

S.M Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press. Jakarta