latar belakang paraji

Upload: fandi-dwi-cahyandi

Post on 06-Oct-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jiji

TRANSCRIPT

LATAR BELAKANGAngka Kematian Ibu (AKI) merupakan barometer pelayanan kesehatan di suatu negara. Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin,nifas dan bayi baru lahir masih merupakan masalah besar negara berkembang termasuk Indonesia. Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan, terbukti dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) . Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007, AKI di Indonesia berada pada angka 228 per 100.000 kelahiran hidup. Depkes menargetkan pada tahun 2009 AKI menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup. Untuk Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil survei BPS Provinsi Jawa Barat pada tahun 2003 AKI berada pada angka 321 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2006 menurun menjadi 40,26 per 1000 kelahiran hidup,dan pada tahun 2007 menurut SDKI AKB di Provinsi Jawa Barat sebesar 39 per 1000 kelahiran hidup. Untuk menurunkan AKI dan AKB tersebut maka program Safe Motherhood dilakukan di Indonesia, yang salah satu pilarnya yaitu persalinan aman yang ditolong oleh tenaga kesehatan.Dalam Standar pelayanan minimal kesehatan 2010-2015 disebutkan bahwa cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah 90%. Saat ini di Jawa Barat masih terdapat dukun bayi dan masih melakukan pertolongan persalinan. Dukun bayi biasanya seorang wanita sudah berumur 40 tahun ke atas. Pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau karena merasa mendapat panggilan tugas ini. Pengetahuan tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh karena itu apabila timbul komplikasi tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya. Dukun bayi menolong hanya berdasarkan pengalaman dan tidak professional. Berbagai kasus sering menimpa seorang ibu atau bayinya seperti kecacatan bayi sampai pada kematian ibu dan bayi. Berdasarkan penyusunan Data Sosial Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat persalinan yang ditolong oleh dukun bayi pada tahun 2008 adalah 35,81% dan pada tahun 2009 adalah 31,30%. Di Kabupaten Bandung pada tahun 2009 persalinan oleh tenaga kesehatan adalah 81,8% dan persalinan yang bukan oleh tenaga kesehatan adalah 18,2%. Mulai tahun 1990, salah satu terobosannya adalah menempatkan tenaga bidan di setiap desa dan melatih dukun serta dilengkapi dengan dukun kit , sehingga diharapkan dukun yang sudah dilatih mampu dan mau menerapkan persalinan 3 bersih (bersih tempat, alat dan cara). Keberadaan dukun bayi sebagai orang kepercayaan dalam menolong persalinan, sosok yang dihormati dan berpengalaman, sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Berbeda dengan keberadaan bidan yang rata-rata masih muda dan belum seluruhnya mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Sehingga perlu dicari suatu kegiatan yang dapat membuat kerjasama yang saling menguntungkan antara bidan dengan dukun bayi, dengan harapan pertolongan persalinan. Persalinan akan berpindah dari dukun bayi ke bidan , sehingga kematian ibu dan bayi diharapkan dapat diturunkan dengan mengurangi risiko yang mungkin terjadi bila persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan menggunakan pola kemitraan bidan dengan dukun.