latar belakang sense of security

Upload: denny-baskara-adiputra

Post on 10-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kartul untuk OKK UI

TRANSCRIPT

Hidup dalam keamanan dan ketentraman merupakan dambaan setiap orang. Setiap aktifitas atau pekerjaan yang dilakukan dalam ruang lingkup yang kondusif dan aman pasti akan terasa lebih mudah dan menyenangkan tanpa terbebani ketakutan akan terjadinya suatu hal yang buruk. Tentunya masalah keamanan ini merupakan prioritas setiap pemerintahan dalam suatu Negara. Namun kenyataannya, penanggulangan masalah keamanan ini masih terhalangi oleh derasnya arus globalisasi.Globalisasi sudah menjalar ke hampir seluruh wilayah di muka bumi. Batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Teknologi yang begitu canggih saat ini mendorong mobilitas masyarakat. Hal ini menjadi anugerah sekaligus musibah bagi Indonesia karena Indonesia yang saat ini menduduki peringkat ke-4 di dunia untuk angka pertumbuhan dan kepadatan penduduk tentu sangat bergantung pada mobilitas masyarakat untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk. Tetapi, pada kenyataannya, mobilitas penduduk merupakan faktor kunci penyebab tingginya angka kepadatan penduduk di beberapa wilayah di Indonesia yang mendorong melonjaknya angka kriminalitas.Sebagai contoh, jumlah penduduk Ibukota Jakarta adalah 9.607.787 penduduk pada tahun 2010 (http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1267). Melihat angka kepadatan penduduk yang cukup besar ini, bisa dikatakan pertumbuhan penduduk di Kota Jakarta melewati batas normal. Terlebih lagi, Jakarta sebagai Kota Metropolitan merupakan surga bagi para pencari lahan pekerjaan. Berbagai jenis usaha dapat kita temukan di Jakarta. Namun nyatanya, tidak semua orang di Jakarta mendapatkan pekerjaan yang layak akibat kurangnya keterampilan khusus yang dimiliki.Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, angka pengangguran di Jakarta sendiri pada tahun 2013 sudah mencapai 9,94% melampaui angka rata-rata nasional yaitu 6%. Angka pengangguran yang tergolong besar ini akan mengarah pada tingginya angka kriminalitas di Jakarta karena ketidakberdayaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan beralih pada kejahatan sebagai jalan pintas untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini didukung dengan penobatan Jakarta sebagai peringkat 18 dari 18 kota teraman di Asia-Pasifik (http://safecities.economist.com/whitepapers/safe-cities-index-white-paper/).Keadaan miris seperti ini tidak hanya terjadi di lingkungan perkotaan saja, bahkan beberapa universitas menjadi sasaran empuk para pelaku tindak kriminal, salah satunya adalah Universitas Indonesia. Beberapa kasus kriminal telah terjadi di dalam maupun di sekitar lingkungan kampus. Seperti contohnya, salah satu mahasiswi jurusan farmasi yang tinggal di Apartemen Margonda Residence Blok HH Nomor 509 telah dirampok di dalam kamarnya dan mengalami memar di beberapa bagian tubuhnya pada Oktober 2013 lalu. Kemudian pada tahun berikutnya, telah terjadi kasus pencopetan dompet dan handphone di Stasiun UI. Tindak kriminal tersebut tentunya akan mengganggu keamanan dan kenyamanan dalam proses pembelajaran para mahasiswa.Tingginya angka kriminal di Ibukota ini menyebabkan rasa aman di kalangan individu semakin memudar. Menanggapi hal tersebut, sudah sewajarnya jika kita hanya mengandalkan bantuan dari aparat keamanan, keamanan yang diidam-idamkan hanyalah menjadi sebuah mimpi. Masyarakat secara individu juga dapat mendukung terwujudnya mimpi indah tersebut dengan membekali diri dengan baik. Salah satu bekal yang dimaksud adalah dengan mempersiapkan mental serta kemampuan khusus untuk membela diri dalam menghadapi para pelaku tindak kejahatan agar tercipta kesadaran di lingkungan akan pentingnya keamanan dan paham akan apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu.