latifah nur siregar_111201117

17
Tugas Mata Kuliah Agroindustri Medan, Maret 2014 PEMBUATAN NURSERY DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dosen Penanggungjawab: Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si. Oleh : Latifah Nur Siregar 111201117 Hut 6-C PROGRAM STUDI KEHUTANAN 1

Upload: desrinanmanalu

Post on 27-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Pembuatan Nursery Di USU

TRANSCRIPT

Page 1: Latifah Nur Siregar_111201117

Tugas Mata Kuliah Agroindustri Medan, Maret 2014

PEMBUATAN NURSERY DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dosen Penanggungjawab:Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si.

Oleh :Latifah Nur Siregar

111201117Hut 6-C

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014

1

Page 2: Latifah Nur Siregar_111201117

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Bibit merupakan salah satu penentu keberhasilan budi daya tanaman.Budi

daya tanaman sebenarnya telah dimulai sejak memilih bibit tanaman yang baik.

Hal ini dapat dimengerti karena bibit merupakan obyek utama yang akan

dikembangkan dalam proses budi daya selanjutnya. Selain itu, bibit juga akan

membawa sifat gen induknya yang menentukan sifat tanaman tersebut setelah

berproduksi. Dengan demikian, untuk memperoleh tanaman yang memiliki sifat

tertentu, dapat diperoleh dengan memilih bibit yang memiliki sifat seperti yang

diinginkan. Sebagai contoh, untuk mendapatkan tanaman durian montong yang

memiliki sifat buah besar dan manis, maka hanya dapat diperoleh dengan

menanam bibit durian montong (Nusmawarhaeni, 1990).

Kebutuhan bibit bermutu baik untuk tanaman pangan dan perkebunan relatif

tinggi seiring dengan tujuan produksi yang lebih berorientasi komersial. Bibit

yang bermutu tinggi akan menghasilkan produktivitas tinggi jika budidaya

tanaman dilakukan secara memadai. Di sisi lain, penyediaan bibit bermutu bagi

petani dengan harga terjangkau masih mengalami hambatan. Produsen bibit yang

pusat produksinya tersebar di berbagai wilayah serta luasnya penyebaran areal

tanam petani merupakan kendala dalam pengawasan produksi dan distribusi bibit

(Wijaya, 1994).

Aplikasi bibit bermutu dalam usahatani merupakan titik awal untuk

mencapai produktivitas tinggi. Berbagai upaya telah ditempuh oleh produsen bibit

untuk memasarkan produknya sehingga memuaskan konsumen, antara lain

melalui penelitian dan pengembangan, dan promosi termasuk diantaranya

penyuluhan kepada petani bekerjasama dengan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL)

setempat. Untuk skala produksi bibit dalam jumlah besar para produsen bibit

bekerjasama dengan penangkar bibit.Pola kerjasama ini sangat beragam sesuai

kesepakatan produsen dan penangkar.Pada taraf tertentu pola kerjasama ini tidak

selalu saling menguntungkan, pihak penangkar dalam beberapa hal bisa dirugikan.

2

Page 3: Latifah Nur Siregar_111201117

Pentingnya bibit dalam usaha pertanian sudah tidak diragukan lagi.Bagi Negara-

negara yang industri pembibitannya maju, mereka dapat menghasilkan produk-

produk pertanian yang bermutu tinggi dan berdaya saing tinggi.Hal ini berkaitan

erat dengan penguasaan teknologi pemuliaan serta pengawasan mutu bibit dan

bibit yang baik (Winarno, 1990).

Thailand, Taiwan, dan Belanda merupakan tiga contoh Negara yang baik

dalam penguasaan teknologi pemuliaan tanaman dan pengawasan mutu benih dan

bibitnya. Ketiga Negara ini dapat menghasilkan varietas-varietas tanaman hasil

persilangan yang bermutu baik sehingga diperoleh benih dan bibit yang memiliki

sifat semakin baik dari waktu ke waktu.Tidak mengherankan jika sampai saat ini

banyak beredar di Indonesia benih dan bibit tanaman yang berasal dari ketiga

Negara tersebut. Banyak dijumpai nama tanaman buah yang diikuti dengan

kata”Bangkok”, misalnya jambu Bangkok dan durian Bangkok (Setiawan, 1999).

Namun ada bibit varietas dari luar negeri yang di Indonesia sangat rentan

terhadap penyakit tertentu, padahal di Negara asalnya tahan terhadap penyakit

tersebut.Selain itu, Indonesia memiliki banyak jenis dan varietas tanaman yang

tidak kalah mutunya dengan bibit impor. Sebagai contoh, tidak semua orang

menykai apel dari New Zealand, tetapi lebih menyukai apel malang yang asli

Indonesia (Setiawan, 1999).

Mengingat pentingnya peranan bibit dalam proses budi daya tanaman

secara keseluruhan, pengetahuan untuk pengolahan bibit yang baik sangat penting

untuk dikuasai. Dengan berbekal pengetahuan kualitas bibit, diharapkan tidak

terjadi lagi kerugian besar dalam usaha tani yang diakibatkan oleh kesalahan

dalam memilih bibit.Sehingga dibutuhkan penjual bibit yang berlaku jujur dan

tidak berusaha menipu pembelinya.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk melihat peluang usaha yang

muncul ketika sebuah Nursery (Pembibitan) yang dikelola oleh mahasiswa untuk

umum dibuat di Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatera Utara.

3

Page 4: Latifah Nur Siregar_111201117

BAB IIPEMBAHASAN

a. Entrepreneur Bagi Mahasiswa

Entrepreneur atau pengusaha merupakan suatu istilah yang sedang

berkembang dan diminati di kalangan mahasiswa/i beberapa tahun terakhir

ini.Hingga Indonesia sendiri sedang melaksanakan Master Plan Pembangunan

yang tujuan akhirnya adalah membawa Indonesia menjadi salah satu negara maju

di dunia. Salah satu syarat untuk dapat menjadi negara maju dan makmur dari sisi

ekonomi adalah > 2% dari total penduduknya harus merupakan pengusaha yang

sukses. Sementara di Indonesia jumlah pengusahanya belum mencapai angka

tersebut.Walaupun setiap tahun jumlahnya terus bertambah, tetapi bukan berarti

semua entrepreneur sukses.Namun, hanya ada sekitar 17% anak muda

(mahasiswa) yang ingin menjadi pengusaha. Alasan mahasiswa tidak mau

menjadi pengusaha biasanya karena mereka merasa susah mencari modal, tidak

bisa berbisnis, takut gagal, tidak punya jiwa pengusaha.

Melihat hal tersebut, muncul gagasan mengenai USU membuat suatu areal

yang dijadikan menjadi Nursery (Pembibitan) yang dikelola oleh

mahasiswa/mahasiswi USU yang berminat untuk berwirausaha.Sistemnya, tenaga

ahli dalam menghasilkan bibit, dijalankan oleh mahasiswa kehutanan, sedangkan

tenaga pemasaran dapat di lakukan oleh mahasiswa USU diluar program studi

kehutanan.

Seorang mahasiswa dituntut untuk memiliki skill yang tinggi, baik

akademik maupun non akademik.Khususnya mahasiswa kehutanan USU, yang

harus memiliki pemikiran untuk membuka usaha sesuai dengan bidang yang

ditekuninya.Namun, masih kurangnya wadah bagi mahasiswa USU, khususnya

mahasiswa kehutanan untuk berwirausaha di lingkungan kampus, menyebabkan

mahasiswa sulit untuk menyalurkan keahliannya menjadi sebuah usaha yang

menjanjikan.

4

Page 5: Latifah Nur Siregar_111201117

b. Keuntungan Nursery di Kampus Bagi Mahasiswa

Pembuatan nursery di areal kampus USU inilah sebagai salah satu cara

untuk membuka kesempatan seorang mahasiswa USU mengasah jiwa wirausaha, 

meningkatkan soft skill dengan terlibat langsung dalam dunia kerja, meningkatkan

keberanian memulai usaha, mendapat dukungan modal dan pendampingan secara

terpadu. Sehingga mahasiswa memiliki pendapatan sendiri, dapat membuka

peluang bisnis baru di bidang nursery, serta mahasiswa dapat menghasilkan bibit

sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diinginkan.Seorang mahasiswa yang

akan membangun sebuah nursery, harus dapat membangun jaring bisnis antara

pelaku bisnis wirausaha pemula dengan pengusaha (terutama UKM) yang sudah

baik.

Diharapkan, Nursery yang dibangun di kampus kehutanan USU menjadi

salah satu sarana pembelajaran bagi mahasiswa untuk menghadapi dunia

wirausaha, menjadi salah satu sarana untuk menjembatani komunikasi dan

kerjasama yang baik antara dosen, mahasiswa dan masyarakat yang membutuhkan

bibit.Nursery yang dibangun, dapat dikelola secara professional dan berkelanjtan

karena mahasiswa yang menangani nursery adalah mahasiswa yang memang ahli

dibidangnya.Nursery juga dapat mendukung kegiatan penelitian, praktikum

mahasiswa yang memang membutuhkannya.

c. Proses Pembuatan Nursery

Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses

benih tanaman menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan baik untuk

pengkayaan tanaman, pertanian, perkebunan, reboisasi atau penghijauan.

Gambar 1. Persemaian Secara

5

Page 6: Latifah Nur Siregar_111201117

Umum

Pembuatan persemaian dibagi dalam 2 tahap, yaitu tahap perancangan

persemaian dan tahap pembangunannya.Persiapan yang harus disiapkan dalam

membuat persemaian (Nursery) adalah:

1. Persiapan Alat-alat

Peralatan yang dibutuhkan untuk mengadakan atau melakukan persemaian

dan pembibitan tanaman keras adalah cangkul, golok, alat siram, karung, kawat,

paranet/ waring, bambu, dan ember.

2. Perlengkapan Penunjang

Perlengkapan penunjang diantaranya,

a. Polibag

Polibag yang digunakan untuk persemaian dan pembibitan tanaman keras

biasanya disesuaikan dengan lahan (atau sesuai dengan keinginan)

Contoh: ukuran polibag 20x10 cm. Untuk mempercepat pertumbuhan tanaman

bisa memakai polibag yang berukuran lebih besar seperti 12x25 cm.

Gambar 2. Contoh polibag

b. Paranet

Paranet adalah alat sejenis karung besar yang memberi naungan yang

berfungsi untuk mengurangi cahaya matahari yang menyinari tanaman.

Ukuran paranet untuk bedengan yaitu panjang bebas sesuai dengan luas atau

panjang nauangan yang kita buat, sedangkan lebar paranet itu biasanya 3-4 m.

6

Page 7: Latifah Nur Siregar_111201117

Gambar 3. Paranet

c. Bambu

Bambu dalam Persemaian dan pambibitan tanaman berfungsi untuk

membuat naungan (tiang naungan), untuk membuat bedengan, dan lain-lain.

d. Pupuk

Pupuk yang biasa digunakan dalam persemaian dan pembibitan tanaman

keras yaitu pupuk kandang (kotoran hewan),dan unsur hara lain yang dibutuhkan

oleh bibit.

e. Benih

Benih yang baik untuk di semaikan dalam persemaian yaitu bibit yang

sudah matang (serta yang telah mengalami beberapa tahapan skarifikasi benih)

dan diusahakan bukan merupakan biji yang sudah jatuh dari pohonnya karena

besar kemungkinan benihnya sudah banyak yang terbuang.

3. Persiapan Persemaian

Beberapa persiapan yang persemaian adalah sebagai berikut:

a. Luas Areal

Luas areal atau luas lahan untuk persemaian disesuaikan dengan keinginan

dan tanah atau lahan yang kita miliki.Dalam pembuatan gagasan ini, nursery bisa

diletakkan di areal kosong yang ada disekitar Universitas Sumatera Utara.

b. TST ( tes kesuburan tanah)

Untuk mengetes dan membedakan tanah mana yang subur dan tanah mana

yang tidak subur, ini bisa kita tentukan dengan cara dilihat oleh kasat mata yaitu

7

Page 8: Latifah Nur Siregar_111201117

dengan cara melihat tanaman atau rumput liar yang tumbuh sekitar tanah tersebut.

Kemudian cara sederhana dan mudah untuk mengembalikan kesuburan tanah  bisa

dilakukan dengan cara pemberian garam dan kapur yang kemudian dicampur dan

diaduk dengan tanah.

c. Pembuatan Naungan

Hal yang harus dilakukan sebelum mengadakan atau melakukan

persemaian dan pembibitan tanaman keras salah satunya adalah membuat

naungan.Pembuatan naungan ini berfungsi untuk menyimpan atau penyimpanan

sementara bibit tanaman yang sudah dipindahkan dari tempat persemaian ke

polibag.

Tinggi naungan kurang lebih 2m dengan tiang dari bambu dengan 1/2

bambu di masukan ke dalam tanah dan di atasnya ditutupi atau beratapkan paranet

serta di sekitar naungan sudah dibuat bedengan.

d. Pembuatan Bedengan

Dalam persemaian dan pembibitan tanaman keras ada dua cara yaitu:

1.  Pembuatan bedengan dengan cara menggali permukaan tanh sedalam 5-10cm

2.  Pembuatan bedengan dengan cara menggunakan bambu.

Bedengan berfungsi untuk menyimpan bibit tanaman baik di dalam atau

pun diluar naungan.

e. Pembuatan Tempat Persemaian

Tempat persemaian berfungsi untuk  penyemaian awal benih tanaman.

Sebelum membuat bedengan harus melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Membersihkan tanaman atau rumput-rumput liar

2. Mengolah tanah dengan cangkul untuk menggemburkan tanah

3. Penaburan pupu atau berak pada tanah yang sudah dicangkul

4. Pengadukan tanah dengan berak yang sudah ditaburkan dengan di remas-

remas menggunakan   tanah

5. Penaburan benih secara merata

6. Penaburan tanah yang bagian dalam ( tanah baian dalam adalah tanah yang

diambil dari kedalaman kurang   lebih 1/2 m berfungsi untuk meminimalisir

tumbuhnya gulma atau rumput liar

8

Page 9: Latifah Nur Siregar_111201117

f. Pengisisn Polibag

Pengisian polibag juga sangat penting dalam persemaiain dan pembibitan

tanaman keras.Pengisian polibag juga sangat berpengaruh dalam kelangsungan

hidup dan pertumbuhan tanaman. Pengisian polibag disarankan jangan terlalu

padat sedang-sedang saja,ini bertujuan untuk agar bibit tanaman dapat tumbuh

dengan baik.

g. Pemindahan Bibit

Gambar 4. Bibit yang telah dipindahkan ke polibag

Cara pemindahan bibit dari tempat persemaian yaitu dengan cara

mencongkel dari tanah  persemaian dengan hati-hati. Jangan sampai batang dan

akarnya tergores atau putus.Pemindahan bibit dilakukan setelah tumbuh atau

muncul daun asli pada bibit dan setelah bibit tingginya mencapai 5-7cm.

d. Komoditas yang Dihasilkan dari Nursery

Berbagai jenis barang yang dijual dari pembuatan nursery dapat berupa:

1. Tanaman Hias

9

Page 10: Latifah Nur Siregar_111201117

Misalnya, Anthurium, Oleina (pucuk merah), Sirih Mmerah, Sirih hijau,

Dracaena, Melati, Walisongo, Bambu hias, Rumput gajah mini, Cempaka, Puring

anting putri, Palem ekor tupai, Palem putri, Nolina dan tanaman hias lainnya.

2. Tanaman Buah

Alpukat, Belimbing, Cempedak, Ceremai, Delima, Duku, Durian, Jambu

air, Jambu biji, Jeruk, Manggis, Nangka mini, Pete, Rambutan, Sawo (Apel,

Manila, Variegata), Sirsak, Srikaya, aneka tanaman langka: Bisbul, Gandaria,

Jambu bol, Kepel, Kupa, Buni, Lobi-lobi, Matoa, Nam-nam, Sawo durian, Sawo

keak, Jaboticaga, Jambu brazil dll.

3. Berbagai jenis tanaman pelindung dan peneduh (Mahoni, Kenari, Tanjung,

Lantaro, Pinus dantanaman kehutanan lain).

4. Berbagai jenis tanaman perkebunan (karet, Kopi, kakao, dan lain-lain).

e. Target Pemasaran

Dalam suatu sistem produksi pertanian yang baik ditujukan untuk

memenuhi konsumsi sendiri maupun yang berorientasi komersial diperlukan

adanya ketersediaan bibit dengan varietas yang berdaya hasil tinggi dan mutu

yang baik. Daya hasil yang tinggi serta mutu yang terjamin pada umumnya

terdapat pada varietas unggul. Namun manfaat dari suatu varietas akan dirasakan

oleh petani atau konsumen lainnya apabila bibitnya tersedia dalam jumlah yang

cukup dengan harga yang sesuai. Dengan demikian, dalam pertanian modern,

bibit berperan sebagai delivery mechanism yang menyalurkan keunggulan

teknologi kepada clients (petani dan konsumen lainnya).Bibit bisa dipesan sesuai

jenis dan jumlah yang diinginkan. Jika jenis bibit yang ada jumlahnya belum

memenuhi permintaan, bibit dapat dipesan sejak jauh hari, sehingga mahasiswa

dapat memprodusi bibit sesuai yang diinginkan dan tepat waktu.

Konsumen bisa saja merupakan sesama mahasiswa USU atau petani-

petani.Pemasaran dapat dilakukan melalui brosur, online, maupun sosialisasi

langsung kepada orang-orang yang membtuhkan bibit untuk membangun sebuah

HTI atau perkebunan.Jika produk dari nursery ini terus berkembang, tidak

menutup kemungkinan Nursery USU ini akan mengekspor bibit-bibit unggul khas

Indonesia.

10

Page 11: Latifah Nur Siregar_111201117

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

Kebutuhan bibit bermutu baik untuk tanaman pangan dan perkebunan

relatif tinggi seiring dengan tujuan produksi yang lebih berorientasi

komersial.Melihat hal tersebut, muncul suatu gagasan agar USU mengolaht suatu

areal yang diubah menjadi Nursery (Pembibitan) yang dikelola oleh

mahasiswa/mahasiswi USU yang berminat untuk berwirausaha.Sistemnya, tenaga

ahli dalam menghasilkan bibit, dijalankan oleh mahasiswa kehutanan, sedangkan

tenaga pemasaran dapat di lakukan oleh mahasiswa USU diluar program studi

kehutanan.

Pembuatan nursery di areal kampus USU ini sebagai salah satu cara untuk

membuka kesempatan seorang mahasiswa USU mengasah jiwa wirausaha, 

meningkatkan soft skill dengan terlibat langsung dalam dunia kerja, meningkatkan

keberanian memulai usaha, mendapat dukungan modal dan pendampingan secara

terpadu. Sehingga mahasiswa memiliki pendapatan sendiri, dapat membuka

peluang bisnis baru di bidang nursery, serta mahasiswa dapat menghasilkan bibit

sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diinginkan.Jika produk dari nursery ini

terus berkembang, tidak menutup kemungkinan Nursery USU ini akan

mengekspor bibit-bibit unggul khas Indonesia.

11

Page 12: Latifah Nur Siregar_111201117

DAFTAR PUSTAKA

Nuswamarhaeni, S. 1990. Mengenal Buah Unggul Indonesia. Penebar Swadaya. Jakarta.

Setiawan, A. I. 1999. Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wijaya, dkk. 1994. Pengelolaan Usaha Pembibitan Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Winarno, M. 1990. Teknik Perbanyakan Buah-Buahan Tropika. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta.

12