lbm 4 modul kegawatdaruratan sgd 1(ahllaqi)
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
1/19
1
LBM 4 MODUL KEGAWATDARURATAN SGD 1
STEP 1
-
STEP 2
1. Mengapa pasien luka bakar diolesi oli bekas?2. Mengapa pasien tampak kesakitan? Apa yg menyebabkan td menurun?3. Apa saja derajat luka bakar?4. Apa tujuan pemberian povidone iodine dan infus nacl 0,9%?5. Bagaimana penanganan luka bakar yang tepat pada pasien?6. Meliputi terapi cairan, hitung kebutuhan cairan dengan menggunakan rumus apa?7. Kenapa setelah infus terpasang kesadaran pasien menurun?8. Bagaimana dapat timbul bulla pada luka bakar?9. Apa Komplikasi dari luka bakar?10.Sebutkan komplikasi sistemik dan lokalisata?11.Komplikasi kontraktur luka bakar?12.Bagaimana pencegahan kontraktur pada luka bakar?13.Bagaimana patofisiologi terjadinya luka bakar?14.Pada skenario pasien masuk derajat berapa?15.Akibat inhalasi pada luka bakar?16.Bagaimana Perhitungan luas luka bakar untuk anak dan dewasa?
STEP 3
1. Mengapa pasien tampak kesakitan? Apa yg menyebabkan td menurun?Struktur anatomi kulit?
Luka bakar mengenai kulit menyebabkan erosi => membuka serabut saraf kulit=>
rangsangan sedikit akan dirasakan sakit.
Kebutuhan oksigen meningkat untuk memindahkan cairan => cairan intravaskular menurun
=> td menurun, nadi meningkat
Luka bakar => peningkatan permeabilitas pemb. Darah => perpindahan cairan intravaskular
ke ekstravaskular => curah jantung turun => td turun
Struktur kulit => epidermis => dermis => subdermis.
Luka bakar telah mencapai dermis (byk saraf) => sehingga terasa nyeri
Jika kena di subkutan tidak nyeri
Fungsi kulit => sbg barier thd panas, kehilangan air, pertahanan infeksi
Kulit terkelupas => ketiga fungsi terganggu => evaporasi => kehilangan cairan 15ml/jam =>
dpt sebagai patokan terapi cairan
Hipotensi disababkan karenan kehilangan air
2. Penyebab terjadinya luka bakar?3. Bagaimana patofisiologi terjadinya luka bakar?
Ada 3 fase
Fase akut/shock /fase nervus/ cepat: maslaah berupa ggn. Pernfasan atau ggn sirkulasi.Terjadi vasokontriksis dan vasodilatasi pemb. Darah
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
2/19
2
Fase subakut/ fase imun/ intermediet : tjd kerusakan atau kehilangan jaringan kaibat kontak
dg sumber panas. Terjadi setelah fase akut teratasi. Yg berperan adalah imun, proses
koagulasi, dan fagosistosis.
Fase lanjut/ fase endokrin/ akhir : trjadi setelah penutupan luka sampai terjadi maturasi. Ada
masalah yg timbul kontraktur, deformitas. Proses penyembuhan luka, mengeluarkan
endokrin, jika penyembuhan tdk sempurna menimbulkan jar. Parut.
4. Bagaimana dapat timbul bulla pada luka bakar?Berhubungan dg perpindahan cairan dr intravaskular ke ekstravaskular
Jika ada trauma termal => ggn. Di pemb. Darah,sistemik, kulit
Pada pemb. Darah => perubahan integritas pembuluh darah => protein keluar => albumin
keluar di ikuti air => jika kulit tidak lobang air akan tertahan di bawahnya.
Bulla tidak boleh di pecah, tp boleh di aspirasi => kulit yg menyelubungi bulla masih jadi
proteksi thd kuman, jika pecah kulit terkelupas => port de entri kuman masuk
5. Apa saja derajat luka bakar?Ada 3:
Minor ;Luka bakar 20% dr luas perm. Tubuh
Tingkat kedalaman jaringan
Derajat 1 : terbatas epidermis, ciri kulit kering, hiperemis, eritem, pasien nyeri karenan ujung
saraf sensoris terangsang, penyembuhan 5-10 hari.
Derajat 2 : dangkal => kerusakan di epidermis sampai dermis (stratum papillaris), organ kulit
yg lain utuh, pasien nyeri hebat, penyembuhan 10-14 hari. Dalam => mengenai stratum
retikulari dari dermis, organ kulit lain utuh, penyembuhan 1 bln. Nyeri => dermis byk saraf
Derajat 3 : dr epidermis dari lapisan paling dalam sampai subkutan, warna kulit keabu-
abuan/ kecoklatan, kulit yg luka lebih dalamdari yg tidak terkena luka, pasien tdk nyeri,
penyembuhan tergantung dr luas luka, menimbulkan sikatrik. Tidak nyeri karena sarafnya
telah rusak.
6. Pada skenario pasien masuk derajat berapa?Pasien pada derajat 2 yg dalam
7. Bagaimana Perhitungan luas luka bakar untuk anak dan dewasa?Rule of nine
Dewasa : dilihat berdasar letak luka
Kepala : 9%
Punggung belakang : 18 %
Dada : 18%
Lengan masing 2 kanan, kiri : 9%
Genital : 1 %
Kaki masing2 kanan kiri : 18%
Anak- anak:
Kepala : 18%
Belakang: 18%
Dada: 18%Lengan kanan, kiri masing2 : 9%
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
3/19
3
Genital: 1%
Kaki masing2 kanan kiri : 13,5%
Dari skenario muka, leher, dada, perut, lengan kanan, tungkai kiri = 45% (berat)=> harus
rawat inap.
Klasifikasi :
Ringan : derajat 1 (rawat jalan), derajat 2 yg luas luka 15%, derajat 3 tapi 30%, derajat 3 >10%.
8. Mengapa pasien luka bakar diolesi oli bekas?Sebaiknya diberi air es/ kompres dingin => untuk menghentikan penjalaran panas (efektif).
Oli dimaksudkan untuk mengempeskan bulla
Luka bakar => jgn diolesi bedak dingin, jgn diberi yg tdk mudah menguap (odol, oli, mentega)
9. Apa tujuan pemberian povidone iodine dan infus nacl 0,9%?Povidone iodine untuk antiseptik => jika luka bakar terbuka => port de entri kumanInfus => untuk mempertahankan volume cairan intravaskular
10.Bagaimana penanganan luka bakar yang tepat pada pasien?6c
Clothing : singkirkan pakaian yg kena bakar
Cooling : dinginkan luka bakar dg air mengalir 20 mnt, jgn diberi es batu=> vasokontriksi=>
memperberat derajat
Cleaning : menggunakan zat anestesi, membuang jaringan yg telah mati, mengurangi resiko
infeksi
Chemoprophilaksis : pemberian krim silver sulfadiazine, kecuali pada luka bakar superfisial,
jgn di beri di wajah
Covering : penutupan luka bakar dg kasa, superfisial tdk perlu di tutup, untuk mengurangi
pengeluaran panas
Comforting : diberi pengurang rasa sakit.
Di nilai ABC
Airway :
Breathing : waspadai edema laring, Intubasi
Circulation : cairan
Secondary : dinilai apa ada cidera lain, penunjang dg BGA atau radiologi
11.Meliputi terapi cairan, hitung kebutuhan cairan menggunakan rumus apa?Bexter formula:
Dewasa: hari 1 = 4cc x BB/kg x luas luka bakar dlm 24 jam, hari 2 = setengah hari 1
Anak : RL:dextran = 17:3 rumus : 2cc x bb/kg x luas luka bakar + kebutuhan faal (usia
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
4/19
4
Cairan plasma : luas luka bakar dlm % x bb/kg x 1 cc ( dpt pakai dextrose 5% 2000cc)
Hari 1 Pada infus pertama cairan yg diberikan dlm 8 jam pertama (infus grojot), nya lagi
di beri 16 jam berikutnya (tetesan di perlambat)
Hari 2 sama formula bexter
Hari 3 : dosis sama dg hari 2 atau hari 2
12.Kenapa setelah infus terpasang kesadaran pasien menurun?13.Apa Komplikasi dari luka bakar?14.Sebutkan komplikasi sistemik dan lokalisata?15.Komplikasi kontraktur luka bakar?16.Bagaimana pencegahan kontraktur pada luka bakar?17.Akibat inhalasi pada luka bakar?
STEP 3
1. Mengapa pasien tampak kesakitan? Apa yg menyebabkan td menurun?Struktur anatomi kulit?
KULIT
3 lapisan utama : epidermis, dermis dan lapisan subkutis.
EPIDERMIS
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis
gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-
beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan
epidermis hanya sekitar 5% dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
5/19
5
1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.2. Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki
dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum GranulosumDitandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dansitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang
mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap
filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel
dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan
dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale
dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat danbertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis
diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan
faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.
Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan
mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).
DERMIS
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai True Skin.
Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan
subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang. Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya
usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia
meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan
dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan
kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.
Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa
derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit
tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.
Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing
forces dan respon inflamasi
SUBKUTIS
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak.
Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di
bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi
individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori,
kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
VASKULARISASI KULIT
Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler
dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
6/19
6
pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu
cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis
melalui membran epidermis
FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah
memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol
suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.
Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, traumamekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah
diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena
banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada
pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh
hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat,
insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengandilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi
pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari
kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada
temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan
mempertahankan panas.
Proteksi, Absorbsi, Eksresi, Persepsi, Pengatur suhu tubuh, Membentuk pigmen Membentuk vitamin d, dan Keratinisasi.2. Penyebab terjadinya luka bakar? Berdasarkan penyebab
Luka bakar karena apiLuka bakar karena air panasLuka bakar karena Bahan kimiaLuka bakar karena listrik dan petirLuka bakar karena radiasicedera karena suhu sangat rendah
( Luka Bakar, Pengetahuan klinis praktis, Yefta Moenadjat)
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
7/19
7
3. Bagaimana patofisiologi terjadinya luka bakar?a. Fase awal, fase akut, fase syok
i. Gangguan saluran nafas (cedera inhalasi)Adalah perubahan mukosa saluran nafas akibat adanya paparan
terhadap suatu iritan dan menimbulkan manifestasi klinik berupa distress
pernafasn. Reaksinya berupa inflamasi akut dengan edema dan hipersekresi
mukosa saluran nafas. Iritan yang dimaksud biasanya berupa produk toksik
dari sisa pembakaran yang tidak sempurna atau zat kimia di ruang tertutup,
atau korban tidak sadarkan diri
Edema mukosa yang masif di saluran nafas atas menyebabkan
obstruksi lumen, biasanya dalam waktu 8 jam pasca cedera.
Perubahan inflamatorik mukosa bagian bawah biasanya terjadi lebih
lambat, di kaitkan dengan peran sitokin dan radikan bebas yang melibatkan
mukosa alveoli, susunan pembuluh darah kapiler perialveolar dan parenkim
paru; mengakibatkan gangguan difusi oksigen /Acquired Respiratory
Distress Syndrome (ARDS)
ii. Gangguan mekanisme bernafasAdanya eskar melingkar di permukaan rongga toraks (dada)
menyebabkan gangguan ekspansi rongga toraks pada proses respirasi
(inspirasi). Volume inspiasi yang berkurang menyebabkan gangguan proses
oxygen exchage.
iii. Gangguan sirkulasiPada luka bakar ekstensif dengan perubahan permeabilitas kapler
yang hampir menyerluruh, peimbunan cairan masif di jaringan intersitial
menyebabkan kondisi hipovolemik. Volume cairan intravaskuler mengalami
defisit, timbul ketidakmampuan menyelenggarakan proses transportasi
oksigen ke jaringan (syok)
Sel-sel endotel yang edema, menyebabkan ekstrapasasi cairan
intravaskuler ke ruang intersitial; demikian juga plasma (protein) dan
elektrolit. Keseimbangan tekanan hidrostatik dan onkolotik terganggu
sehingga sirkulasi ke distal terlambat, menyebabkan gangguan perfusi.
Reaksi yang akibat gangguan sistem hemeostatik adalah
vasokontriksi pembuluh darah perifer. Sirkulasi dipertahankan dengankompensasii, yang ditandai meningkatnya aktivitas pernafasan (cepat dan
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
8/19
8
dangkal), aktifitas jantung (palpitasi dan takikardi), gangguan sirkulasi otak
(disorientasi, gelisah, penurunan kesadaran)
Moenadjatm, Yefta. 2001.Pengetahuan Klinis PraktisLuka Bakar. Jakarta : FKUI
Respon kardiovaskuler pada luka bakar yang luas
Dalam beberapa jam setelah luka bakar yang luas, kemampuan
kapiler untuk berfungsi sebagai sawar difusi hilang, dan cairan
keluar dari sistem vascular. Terjadi penimbunan filtrate di ruang
interstitium diantara sel-sel sehingga terjadi edema interstitium
yang luas dan penurunan drastic tekanan darah, dapat timbul
syok irreversible. Hilangnya integritas kapiler digambarkan sebagai
hilangnya sumbatan kapiler. Mekanisme penyebab hilangnya
sumbatan kapiler belum sepenuhnya dipahami, walaupun riset-
riset mengisyaratkan bahwa beberapa mediator peradangan,termasuk histamine dan prostaglandin ikut berperan. Histamine
dan prostaglandin adalah vasodilator kuat.
Selama perioe kebocoran kapiler, sel-sel darah putih dan merah
tidak melewati kapiler. Hal ini meningkatkan kepekatan darah dan
menyebabkan aliran darah melambat. Pasien berisiko mengalami
pembentukan bekuan darah. Kontraktilitas jantung berkurang,
disertai penurunan aliran darah dan tekanan darah. Dapat terjadi
syok irreversible, dengan melemahnya denyut jantung, terjadipenimbunan darah di paru sehingga timbul kongesti paru dan
peningkatan risiko pembentukan embolus. Penurunan aliran darah
ke ginjal menyebabkan hipoksia ginjal dan pengeluaran urin
menjadi berkurang. Sistem renin-angiotensin terangsang sehingga
terjadi peningkatan retensi garam dan air. Karena kapiler tidak
mengalami peningkatan volume, maka edema semakin parah dan
semakin meningkatkan risiko kongesti paru dan pneumonia.
Hipoksia saluran cerna menyebabkan cedera pada sel-sel penghasil
mucus sehingga timbul ulkus lambung dan duodenum. Dalamwaktu sekitar 24-48 jam setelah luka bakar, kapiler tersumbat
kembali dan cairan secara perlahan diserap ulang ke dalam
sirkulasi.
Respon sel terhadap luka bakar
Sel-sel mengalami kebocoran elektrolit, sehingga natrium
tertimbun di dalam sel dan terjadi pembengkakan. Kalium keluar
sel dan masuk ke cairan ekstrasel. Magnesium dan fosfat keluar
dari sel. Perubahan-perubahan ini mempengaruhi potensial
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
9/19
9
membrane semua sel dan dapat menyebabkan disritmia jantung
serta perubahan pada fungsi SSP.
4. Bagaimana dapat timbul bulla pada luka bakar?5.
Apa saja derajat luka bakar?
Dalam
Luka /
Derajat
Jaringan Rusak Klinis Tes Jarum Waktu
Sembuh
Hasil
I Epidermis -sakit
-merah
-kering
Hiperalgesi 7 hari Normal
II.DangkalII.Dalam -sebagiandermis. Folikel
rambut dan kel
keringat utuh
-hanya kel
keringat utuh
-sakit-merah /kuning
-basah
-bula
idem
Hiperalgesi ataunormal
Hipoalgesi
7-14 hari14-21 hari Normal, pucat berbintikPucat,depig-mentasi, rata,
mengkilat, rambut(-),
sikatrik hipertrofi
III Dermis
seluruhnya
-tidak sakit
-putih, coklat,
hitam
-kering
Analgesia > 21 hari Sikatrik hipertrofi
Berdasarkan tingkat keseriusan luka
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu:
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
10/19
10
a. Luka bakar mayor Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20%
pada anak-anak.
Luka bakarfullthicknesslebih dari 20%. Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum. Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajatdan luasnya luka. Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
b. Luka bakar moderat Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak. Luka bakarfullthicknesskurang dari 10%. Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
c. Luka bakar minorLuka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak
(1992) adalah :
Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10% pada anak-anak.
Luka bakarfullthicknesskurang dari 2%. Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki. Luka tidak sirkumfer. Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
6. Pada skenario pasien masuk derajat berapa?7. Bagaimana Perhitungan luas luka bakar untuk anak dan dewasa?
Luas luka bakar:
A. Anak-anakdihitung menurut rumus Lund dan browder.
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
11/19
11
Pada anak anak dipakai modifikasi Rule of Nine menurut Lund and Brower,
yaitu ditekankan pada umur 15 tahun, 5 tahun dan 1 tahun.
B. Dewasadihitung menurut rumus rule of nineWallace membagi tubuh atas bagian bagian 9 % atau kelipatan dari 9
terkenal dengan nama Rule of Nine atau Rule of Wallace.Dalam perhitungan
agar lebih mempermudah dapat dipakai luas telapak tangan penderita adalah
1 % dari luas permukaan tubuhnya.
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
12/19
12
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
13/19
13
8. Mengapa pasien luka bakar diolesi oli bekas?9. Apa tujuan pemberian povidone iodine dan infus nacl 0,9%?
10.Bagaimana penanganan luka bakar yang tepat pada pasien?
A. Anamnesis
Anamnesis riwayat trauma sangat penting dalam penanganan luka bakar. Sewaktu
menyelamatkan diri dari tempat kebakaran, mungkin terjadi cedera penyerta. Ledakan dapat
melemparkan penderita, mengakibatkan misalnya cedera otak, jantung, paru-paru, trauma
abdomen dan fraktur. Catat waktu berjadinya trauma. Luka bakar yang terjadi pada ruangan
tertutup harus dicurigai terjadinya trauma inhalasi.
Anamnesis dari penderita sendiri atau keluarga, hendaknya juga mencakup riwayat singkat
penyakit penyakit yang diderita sekarang: (1) diabetes; (2) hipertensi; (3) jantung, paru-paru
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
14/19
14
dan/atau ginjal; dan obat yang sedang dipakai untuk terapi. Penting pula diketahui riwayat alergi dan
status imunisasi tetanus.
B. Pemeriksaan Fisik
Untuk dapat merencanakan dan menangani penderita dengan baik, lakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Tentukan luas dan dalamnya luka bakar
2. Periksa apakah ada cedera ikutan 3. Timbang berat badan penderita
C. Pemeriksaan Penunjang untuk Penderita Luka Bakar Berat
Hitung darah lengkap: peningkatan Ht awal menunjukkanhemokonsentrasi sehubungan dengan perpindahan/kehilangan cairan.
Elektrolit serum: kalium meningkat karena cedera jaringan/kerusakanSDM dan penurunan fungsi ginjal. Natrium awalnya menurun pada
kehilangan air.
Alkalin fosfat: peningkatan sehubungan dengan perpindahan cairaninterstitiil/ganguan pompa natrium.
Urine: adanya albumin, Hb, dan mioglobulin menunjukkan kerusakanjaringan dalam dan kehilangan protein.
Foto rontgen dada: untuk memastikan cedera inhalasi Scan paru: untuk menentukan luasnya cedera inhalasi kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap. Albumin serum dapat menurun karena kehilangan protein pada edema
cairan.
Pulse OximetryDigunakan untuk mengukur saturasi hemoglobin yang meningkat palsu
akibat ikatan CO terhadap hemoglobin, sehingga kadar
karboksihemoglobin seringkali diartikan sebagai oksihemaglon.
Kadar karboksihemoglobin (COHb)Pada trauma inhalasi, kadar COHb 35-45 % (berat), bahkan setelah 3 jam
dari kejadian, kadar COHb pada batas 20-25 %. Bila kadar COHb lebih dari
Gas DarahPaO2 yang rendah (kurang dari 10 kPa pada konsentrasi oksigen 50%,
FiO2 = 0,5) mencurigakan adanya trauma inhalasi. PaO2 biasanya normal
pada fase awal, tetapi dapat meningkat pada fase lanjut.
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
15/19
15
(Doenges, 2000)
Buku atlas ilmu bedah
2. PenatalaksanaanSecara sistematik dapat dilakukan 6c : clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis,
covering and comforting (contoh pengurang nyeri). Untuk pertolongan pertama dapat
dilakukan langkah clothing dan cooling, baru selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan
Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yangmenempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase cleaning.
Cooling : - Dinginkan daerah yang terkena lukabakardengan menggunakan airmengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal,
terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai dengan 3 jam setelah
kejadian lukabakar- Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetapmemberikan rasa dingin) sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk lukayang
terlokalisasi - Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah
mengkerut (vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat lukadan risiko
hipotermia - Untuk lukabakarkarena zat kimia dan lukabakardi daerah mata,
siram dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab
lukabakarberupa bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru disiram air
yang mengalir.
Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit.Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepat
dan risiko infeksi berkurang.
Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada lukayang lebihdalam dari superficial partial- thickness (dapat dilihat pada tabel 4 jadwal pemberian
antitetanus). Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penangananinfeksi, dapat
diberikan kecuali pada lukabakarsuperfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah,
riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi dengan bayi
kurang dari 2 bulan
Covering : penutupan lukabakardengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajatlukabakar. Lukabakarsuperfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan
lainnya. Pembalutan luka(yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk
mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat luka
bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau larutan lainnya, menghambat
penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri.Dapat diberikan penghilang nyeri berupa :
Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg
Tatalaksana luka bakar minor
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
16/19
16
Pemberian pengurang rasa nyeri harus adekuat. Pada anak-anak dapat membutuhkanmorfin sebelum penilaian lukabakardan pembalutan awal.
Pada lukabakarmengenai anggota gerak atas disarankan imobilisasi denga balut danbidai
Pemeriksaan status tetanus pasien Pembalutan tertutup disarankan untuk lukabakarpartial thickness. Cairan yang
keluar dari lukabakarmenentukan frekuensi penggantian balutan
Lakukan pertolongan dengan prioritas penatalaksanaan (ABC)
a. Untuk gangguan saluran nafas, lakukan pembersihan jalan nafas dari kotoran,karbon, darah yang ada di hidung, segera berikan oksigen 8-10 liter per menit
dengan sungkup. Bila terjadi sumbatan pernafasan, lakukan prosesur krikotirotomi
atau pipa endotrakheal
b. Untuk gangguan mekanisme bernafas, setelah melakukan perhitungan frekuensipernafasan, perhatikan adanya eskar melingkar di dinding dada dan adaya riwayat
cedera dada.
c. Untuk gangguan sirkulasi perhatikan adanya gejala dan tanda syok: bila dijumpaisyok, resusitasi cairan dilakukan dengan segera berikan RL melalui IV secara singkat.
Moenadjatm, Yefta. 2001.Pengetahuan Klinis PraktisLuka Bakar. Jakarta : FKUI
11.Meliputi terapi cairan, hitung kebutuhan cairan menggunakan rumus apa?Berikut penjelasan dan contoh bagaimana cara menghitung tetesan cairan infus:
a. Dewasa: (makro dengan 20 tetes/ml)
Rumus TPM = 1 x cc = cc
3 Jam 3 x Jam
dari mana mendapat 1/3 diatas,
angka tersebut didapat dari ; 20 tetes untuk 1cc
60 menit untuk 1 jamnya
Contoh:
Seorang pasien dewasa dipasang Infus set Makro diperlukan rehidrasi dengan
1000 ml (2 botol) dalam 1 jam atau mendapat advis dari dokter 1000ml/1jam,
maka tetesan per menit adalah:
TETESAN PERMENIT= 1000 ml /3 X 1 = 333tetes/menit
b. Anak: (mikro dengan 60 tetes/ml)
Rumus TPM = 1 x cc = cc1 Jam Jam
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
17/19
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
18/19
18
keluaran urin yang tidak memadai dapat menunjukkan resusitasi yang
tidak adekuat atau awal terjadinya gagal ginjal akut.
o Ileus paralitikDilatasi lambung dan ileus paralitik kerapkali terjadi pada periode awal
pasca luka bakar. Mual dan distensi abdomen (kembung,
meteorasmus) merupakan gejala yang ditemukan.
o Infeksi.Infeksi merupakan masalah utama. Bila infeksi berat, maka penderita
dapat mengalami sepsis. Berikan antibiotika berspektrum luas, bila
perlu dalam bentuk kombinasi. Kortikosteroid jangan diberikan karena
bersifat imunosupresif (menekan daya tahan), kecuali pada keadaan
tertentu, misalnya pda edema larings berat demi kepentingan
penyelamatan jiwa penderita.
o Curlings ulcer (ulkus Curling).Ini merupakan komplikasi serius, biasanya muncul pada hari ke 510.
Terjadi ulkus pada duodenum atau lambung, kadang-kadang dijumpai
hematemesis. Antasida harus diberikan secara rutin pada penderita
luka bakar sedang hingga berat. Pada endoskopi 75% penderita luka
bakar menunjukkan ulkus di duodenum.
o Konvulsi.Komplikasi yang sering terjadi pada anak-anak adalah konvulsi. Hal inidisebabkan oleh ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia, infeksi, obat-
obatan (penisilin, aminofilin, difenhidramin) dan 33% oleh sebab yang
tak diketahui.
o KontrakturGanguan Kosmetik akibat jaringan parut
Moenadjat, Yefta, Dr, Sp.BP; Luka Bakar Pengetahuan Klinik Praktis; Jakarta, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2003.
Marzoeki, Djohansjah.Ilmu Bedah Luka dan Perawatannya, Airlangga University Press, Surabaya 1993 : 10 - 19.
Bisono. Reksopradjo, Soelarto (ed.).Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Cet.I. Jakarta: Binarupa Aksara.1999
Pusponegoro, Aryono D. Luka dalam de Jong, Wim (ed.).Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. Cet. I. Jakarta:EGC. 2005
14.Sebutkan komplikasi sistemik dan lokalisata?15.Komplikasi kontraktur luka bakar?16.Bagaimana pencegahan kontraktur pada luka bakar?
Kontraktur adalah komplikasi yang hampir selalu menyertai luka bakar dan
menimbulkan gangguan fungsi pergerakan.
Beberapa tindakan yang dapat mencegah atau mengurangi komplikasi kontrakturadalah :
-
8/13/2019 Lbm 4 Modul Kegawatdaruratan Sgd 1(Ahllaqi)
19/19
19
Pemberian posisi yang baik dan benar sejak awal. Ambulasi yang dilakukan 2-3 kali/hari sesegera mungkin (perhatikan jika ada
fraktur) pada pasien yang terpasang berbagai alat invasif (misalnya, IV, NGT,monitor EKG, dll) perlu dipersiapkan dan dibantu (ambulasil pasif).
Pressure grament adalah pakaian yang dapat memberikan tekanan yangbertujuan menekan timbulnya hipertrosi scar, dimana penggunaan presure
grament ini dapat menghambat mobilitas dan mendukung terjadinya kontraktur.
17.Akibat inhalasi pada luka bakar?Luka bakar termal pada ruang tertutup dapat menyebabkan trauma inhalasi dengan penemuan berupa
sputum berwana gelap akibat jelaga, luka bakar pada wajah, alis dan bulu hidung yang terbakar, edema
orofaring, perubahan suara seperti serak, perubahan kesadaran, dan stridor.
(Puteri AM , Sukasah CL . Presentasi Kasus: Luka Bakar. Jakarta : Departemen Bedah Fakul tas
Kedokteran Universitas I ndonesia ; 2009.)