lemak & minyak
DESCRIPTION
lemak dan minyakTRANSCRIPT
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan,
hewan, atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid.
Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa
yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip.
Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para
ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai
sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid.
Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah : (1) tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya eter, aseton, kloroform,
benzena yang sering juga disebut “pelarut lemak”; (2) ada hubungan dengan
asam-asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh
makhluk hidup.
Kesepakatan ini telah disetujui oleh Kongres Internasional Kimia Murni
dan Terapan (International Congress of Pure and Applied Chemistry). Jadi
berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan
dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol panas, eter atau pelarut lemak yang
lain. Macam senyawa-senyawa serta kuantitasnya yang diperoleh melalui
ekstraksi itu sangat tergantung pada bahan alam sumber lipid yang digunakan.
Jaringan bawah kulit disekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung
banyak lipid terutama lemak kira-kira sebesar 90% , dalam jaringan otak atau
dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai 30%.
Dalam percobaan kali ini kita menggunakan minyak, aquadest, etanol,
dietil eter, n-heksana, etanol, indikator PP, dan NaOH dimana minyak hanya
dapat larut pada larutan dietil eter, sehingga dalam percobaan ini dapat diketahui
bagaimana sifat-sifat minyak tersebut berdasarka uji kelarutan, uji angka asam,
dan penyabunan.
70
1.2 Tujuan
- Mengetahui angka asam yang terkandung dalam minyak kelapa.
- Mengetahui sifat kelarutan minyak dari hasil uji kelarutan terhadap
berbagai macam pelarut.
- Mengetahui prinsip uji penyabunan minyak.
1.3 Prinsip Percobaan
1.3.1 Uji Kelarutan
Pada percobaan uji kelarutan prinsipnya yaitu didasarkan pada tingkat
kelarutan minyak pada tiap larutan yang digunakan di mana larutan yang
digunakan dilihat masing-masing sifat kepolarannya. Pada pelarut aquadest,
minyak sulit untuk larut karena minyak bersifat non polar sedangkan aquadest
bersifat polar, dimana minyak di permukaan atas dan aquadest di bawah. Pada
pelarut alkohol, minyak hanya larut sebagian karena alkohol bersifat semipolar,
dimana minyak di lapisan bawah dan alkohol di permukaan atas. Sedangkan pada
pelarut dietil eter minyak larut karena minyak dan dietil eter bersifat semi polar.
1.3.2 Uji Angka Asam Lemak Bebas
Prinsip dari penentuan asam lemak bebas adalah menentukan jumlah
volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak 8,2 gram minyak
dengan melakukan titrasi dengan sampel minyak goreng pelarut titrasi NaOH,
etanol, indikator PP, dan lain-lain.
1.3.3 Uji Penyabunan
Lemak dan minyak dapat dihidrolisis, dimana dapat menghasilkan asam
lemak dan gliserol. Proses hidrolisis alkali dan minyak disebut reaksi penyabunan,
dimana proses hidrolisis yang telah disengaja biasanya dapat dilakukan dengan
pengambilan basa kuat seperti NaOH.
71
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan besar senyawa yang tak
larut dalam air yang terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut organik
seperti eter dan kloroform. Sifat inilah yang membedakannya dari karbohidrat,
protein, asam nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya. Struktur molekul
lipid sangat beragam sehingga kita harus meninjau banyak gugus fungsi yang
telah kita pelajari sebelumnya di samping membahas fungsi hayatinya
(Wilbraham, 1992).
Yang dimaksud dengan lemak disini ialah suatu ester asam lemak dengan
gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon.
Jadi, tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Suatu molekul gliserol dapat
mengikat satu, dua atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang
disebut monogliserida, digliserida, atau trigliserida. Pada lemak, satu molekul
gloserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu
trigliserida. R1-COOH, R2-COOH dan R3-COOH ialah molekul asam lemak yang
terikat pada gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu boleh sama, boleh berbeda.
Asam lemak yang terdapat dalam alam ialah asam palmitat, stearat, oleat dan
linoleat (Poedjiadi, 1994).
Gliserol monogliserida trigliserida
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan
gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa atau enzim
tertentu. Proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses penyabunan.
Jumlah mol basa yang digunakan dalam proses penyabunan ini tergantung pada
jumlah mol asam lemak. Untuk lemak dengan berat tertentu, jumlah mol asam
72
lemak tergantung dari panjang rantai karbon pada asam lemak tersebut (Poedjiadi,
1994).
Apabila rantai karbon itu pendek, maka jumlah mol asam lemak besar,
sebaliknya apabila rantai karbon itu panjang, jumlah mol asam lemak kecil.
Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabun 1 gram lemak disebut
bilangan penyabunan. Jadi, besar atau kecilnya bilangan penyabunan ini
tergantung pada panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat
dikatakan juga bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat
molekul lemak tersebut. Makin kecil berat molekul lemak, makin besar bilangan
penyabunannya. Di sampan oleh asam atau basa, lemak juga dapat terhidrolisis
oleh enzim. Lemak yang kita makan akan terhidrolisis oleh enzim lipase yang
terdapat dalam cairan pankreas dan proses hidrolisis ini terjadi dalam usus halus.
Proses penyabunan lemak atau minyak berlangsung pada pembuatan sabun dalam
industri. Baik sabun maupun gliserol yang dihasilkan dapat larut dalam air. Untuk
dapat memperoleh sabun ditambahkan garam NaCl ke dalam larutan tersebut.
Cara ini disebut penggaraman (salting out). Gliserol dapat diperoleh dengan jalan
penguapan hati-hati, kemudian dimurnikan dengan destilasi pada tekanan rendah
(Poedjiadi, 1994).
Triasilgliserol adalah lemak utama dalam makanan manusia karena
merupakan lemak simpanan utama dalam tumbuhan dan hewan yang menjadi
makanan kita. Triasilgliserol memiliki sebuah rangka gliserol tempat 3 asam
lemak diesterkan (Iswari, 2006).
Rute utama pencernaan triasilgliserol adalah hidrolisis manjadi asam
lemak dan 2-monoasil-gliserol di dalam lumen usus dikatalisa oleh enzim lipase
yang dihasilkan oleh sel-sel yang terletak di bagian belakang lidah dan di
lambung. Lipase-lipase ini terutama menghidrolisis asam lemak rantai pendek dan
73
sedang (mengandung 12 atom karbon atau kurang) dari triasilgliserol makanan
(Iswari, 2006).
Asam lemak rantai pendek dan sedang (C4 sampai C12) untuk dapat diserap
tidak memerlukan garam empedu. Asam lemak ini diserap langsung ke dalam sel
epitel usus. Oleh karena tidak perlu dikemas ke dalam kilomikron maka asam
lemak tersebut masuk ke dalam darah melalui pembuluh porta (bukan ke limfe)
dan diangkut ke hati. Gliserol setelah terserap masuk ke dalam sel epitel usus
melalui pembuluh balik porta menuju ke dalam darah dan hati (Iswari, 2006).
Lilin (lapisan pelindung alami) adalah sebagian dari keluarga lipid. Lilin
merupakan ester dari asam lemak berantai panjang dan alkohol berantai panjang.
Rantai hidrokarbon pada asam maupun alkohol biasanya berkisar dari 10 sampai
30 karbon. Lilin adalah padatan mantap bertitik leleh rendah yang ditemui pada
tumbuhan dan hewan. Lapisan lilin melindungi permukaan daun dari penguapan
air dan serangan mikroba (Wilbraham, 1992).
Yang dimaksud lilin (wax) disini ialah ester asam lemak dengan
monohidroksi alkohol yang mempunyai rantai karbon panjang, antara 14 sampai
34 atom karbon. Sebagai contoh alkohol panjang adalah setilalkol dan mirisilalkol
(Poedjiadi, 1994).
setilalkohol mirisilalkohol
Lilin dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus atau
lumba-lumba. Lilin lebah dikeluarkan oleh lebah madu untuk membentuk sarang
tempat menyimpan madu. Lilin lebah adalah campuran beberapa senyawa,
terutama mirisilpalmitat (Poedjiadi, 1994).
Mirisilpalmitat
Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Oleh karena
itu lilin yang terdapat pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung
terhadap air, misalnya yang terdapat pada daun dan buah. Demikian pula lilin
memegan peran penting sebagai penahan air pada binatang, misalnya domba,
74
burung dan serangga. Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak dapat
diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak. Oleh karenanya lilin tidak
berfungsi sebagai bahan makanan (Poedjiadi, 1994).
Trigliserida alami adalah trimester dari asam lemak berantai panjang (C12
sampai C24) dan gliserol, merupakan penyusun utama lemak dan minyak.
Trigliserida termasuk lipid sederhana, dan juga merupakan bentuk cadangan
lemak dalam tubuh manusia. Keragaman jenis trigliserida bersumber dari
kedudukan dan jati diri asam lemak. Trigliserida sederhana adalah triester yang
terbuat dari gliserol dan tiga molekul asam lemak yang sama. Kebanyakan
trigliserida alami adalah trigliserida campuran, yaitu triester dengan komponen
asam lemak yang berbeda. Lemak hewan dan lemak nabati merupakan campuran
beberapa trigliserida campuran. trigliserida campuran dalam lemak mentega
misalnya, mengandung paling sedikit 14 macam asam karboksilat (Wilbraham,
1992).
Trigliserida cepat menjadi tengik, menimbulkan bau dan cita rasa yang tak
enak bila dibiarkan pada udara lembab suhu kamar. Lepasnya asam lemak yang
mudah menguap (terutama asam butirat) dari lemak mentega menyebabkan bau
mentega tengik. Asam- asam ini terbentuk melalui hidrolisis ikatan ester atau
oksidasi ikatan ester atau oksidasi ikatan ganda dua. Hidrolisis lemak atau minyak
sering dikatalisis oleh enzim bernama lipase, ada dalam bakteri di udara.
Ketengikan hidrolitik dapat dicegah atau ditunda dengan memyimpan bahan
pangan dalam lemari pendingin. Bau keringat timbul apabila lipase bakteri
mengkatalisis hidrolisis minyak dan lemak pada kulit (Wilbraham, 1992).
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber
energi yang lebih aktif dibanding dengan karbohidat dan protein. Satu gram
minyak atau lemak dapat menghasilkan 9/kkal, sedangkan karbohidrat dan protein
hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati
mrngandung asam-asam lemak esensial seperti asam linoleat, lenoleat, dan
arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat
75
penumpukan kolestrol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan
pelarut bagi vitamin A,D,E, dan K (Winarno, 1984).
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan
kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak seringkali ditambahkan
dengan sengaja ke bahan pangan. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan
lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng,
shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan margarin (Winarno,
1984).
Lemak hewani mengandung banyak stereol yang disebut kolestrol,
sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung
asam lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Lemak hewani ada yang
berbentuk padat (lemak) yang biasanya berasal dari lemak hewan darat seperti
lemak susu, lemak babi, lemak sapi. Lemak hewan laut seperti ikan paus, minyak
ikan cod, minyak ikan herring berbentuk cair dan disebut minyak. Lemka nabati
yang berbentuk cair dapat dibedakan atas tia golongan, yaitu (a) drying oil yang
akan membentuk lapisan keras bila mengering diudara, misalnya minyak akan
digunakan untuk cat dan pernis; (b) semi drying oil seperti minyak biji kapas, dan
minyak bunga matahari; (c) non drying oil, misalnya minyak kelapa dan minyak
kacang tanah. Lemak nabati yang berbentuk padat adalah minyak coklat dan
bagian “sterin” dari minyak kelapa sawit (Winarno, 1984).
Yang termasuk dengan lipid kompleks ialah lipid yang terdapat dalam
alam bergabung dengan senyawa lain, misalnya dengan protein atau dengan
karbohidrat. Gabungan antara lipid dengan protein disebut lipoprotein.
Lipoprotein terdapat dalam plasma darah. Bagian lipid dalam lipoprotein pada
umumnya ialah trigliserida, fosfolipid atau kolesterol. Lipoprotein ini biasanya
juga digolongkan dalam protein gabungan. Oleh karena dalam lipid lipoprotein itu
berbeda jenis dan kuantitasnya, maka lipoprotein berbeda pula sifat-sifat fisiknya,
misalnya berat jenis, besar partikel dan muatan listrik. Karena perbedaan sifat
fisika ini, beberapa jenis lipoprotein dapat dipisahkan satu dengan yang lain,
misalnya dengan ultrasentrifugal atau elektroforensis. Lipopolisakarida terbentuk
dalam dinding sel beberapa jenis bakteri (Poedjiadi, 1994).
76
BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Kondensor bola
- Neraca analitik
- Tiang statif dan klem
- Selang
- Hot plate
- Thermometer
- Spatula
- Magnetic stirrer
- Tabung reaksi
- Corong kaca
- Gelas ukur
- Pompa air
- Batang pengaduk
- Labu alas bulat
- Pipet tetes
- Erlenmeyer
- Beacker glass
3.1.2 Bahan
- Minyak kelapa
- Garam
- Vaselin
- Dietil eter
- Alkohol 95%
- Aquadest
- NaOH alkoholis
- Es batu
77
- Indikator PP
- H2SO4
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Uji Kelarutan
A. Pelarut Aquadest
- Disiapkan satu buah tabung reaksi.
- Dimasukkan minyak kelapa 1 ml pada tabung reaksi.
- Ditambahkan lagi 5 ml aquadest.
- Diamati perubahan yang terjadi pada larutan tersebut.
B. Pelarut Alkohol
- Disiapkan satu buah tabung reaksi.
- Dimasukkan minyak kelapa 1 ml pada tabung reaksi.
- Ditambahkan lagi 5 ml alkohol.
- Diamati perubahan yang terjadi pada larutan tersebut.
C. Pelarut Dietil eter
- Disiapkan satu buah tabung reaksi.
- Dimasukkan minyak kelapa 1 ml pada tabung reaksi.
- Ditambahkan lagi 5 ml dietil eter.
- Diamati perubahan yang terjadi pada larutan tersebut.
3.2.2 Uji Angka Asam Lemak Bebas
- Disiapkan satu buah tabung reaksi.
- Dimasukkan 10 ml minyak kelapa pada tabung tersebut.
- Ditambahkan 20 ml alkohol kemudian dipanaskan.
- Didiamkan hingga dingin.
- Ditambahkan indikator PP 2-3 tetes.
- Dititrasi larutan tersebut dengan larutan NaOH alkoholis sampai berwarna
merah jambu/lembayung.
- Dihitung jumlah angka asam lemak bebas.
3.2.3 Uji Penyabunan
- Disiapkan minyak kelapa 10 ml
78
- Ditambahkan dengan NaOH alkoholis 10,19 %.
- Dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan dimasukkan magnetic stirrer.
- Dipanaskan larutan tersebut dengan hot plate menggunakan metode
ekstraksi kemudian direfluks selama setengah jam.
- Dimasukkan lagi 1 ml larutan dan 5 ml aquadest lalu diaduk.
- Ditambahkan 6 tetes H2SO4.
- Ditambahkan dengan 100 ml aquadest lalu diaduk.
- Pada larutan ditambahkan 1 sendok garam dapur (NaCl) lalu diaduk.
- Diamati perubahan yang terjadi.
3.3 Flowsheet
3.3.1 Uji Kelarutan
A. Pelarut Aquadest
- ditambah 5 ml aquadest
B. Pelarut Alkohol 95 %
- ditambah 5 ml alkohol 95 %
79
Larutan menjadi 2 fase, minyak di atas aquadest di bawah
1 ml minyak kelapa
tidak bercampur, dengan alkohol di atas dan minyak di bawah
1 ml minyak kelapa
1 ml minyak kelapa
C. Pelarut Dieti eter
- ditambah 5 ml dietil eter
3.3.2 Uji Angka Asam Lemak Bebas
80
Larut bercampur, warna larutan jernih
3.3 Uji Penyabunana
I. Penyabunan:
II. Diuji
81
BAB 4HASL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No.
Perlakuan Pengamatan
1. Uji Kelarutan
Minyak kelapa 1 ml + 5 ml
aquadest
Minyak kelapa 1 ml + 5 ml
alkohol
Minyak kelapa 1 ml + 5 ml
dietil eter
Tidak larut (2 fase), minyak di atas
aquadest di bawah.
Tidak larut (2 fase), minyak di bawah
alkohol di atas.
Larut, minyak bersifat non polar.
Larutan berwarna bening.
2. Uji Angka Asam Lemak Bebas
10 ml sampel + 20 ml Alkohol
+ dipanaskan didinginkan
Ditambah indikator PP 2 tetes +
dititrasi NaOH 0,2 M, sambil
diaduk pelan dan searah.
Larut, kuning muda bening.
Larutan berwarna merah lembayung.
3. Penyabunan (Hidrolisis)
Minyak 10 ml + (Alkohol 100
ml + kristal NaOH (10,1 gram))
Direfluks
1 ml minyak + 5 ml aquadest +
Tidak tercampur (2 fase).
- Minyak terhidrolisis oleh NaOH
dalam suhu ruang (asam lemah
memadat).
- Minyak mulai tercampur dengan
NaOH alkoholis, tapi tidak
sempurna.
Endapan sedikit (endapan berwarna
82
16 tetes H2SO4
20 ml minyak + 100 ml
aquadest + garam secukupnya
dikocok
putih)
Larutan berbusa sedikit.
4.2 Perhitungan
- massa jenis minyak = 0,82 gr/ml
massa jenis= grml
0,82= gr10 ml
gram = 8,2 gram
diket: Volume NaOH Alkoholis = 1,05 ml
Mr = 58,01
Konsentrasi NaOH = 0,2
Massa jenis minyak = 0,82 x 10 = 8,2
ALB = 1,05 X 58,01 X 0,2
8,2= 1,48
4.3 Reaksi
4.3.1 Reaksi Penyabunan
+
83
O N a
C
C O N a
4.3.2 Minyak + air
+ H2O
4.3.3 Indikator PP dengan NaOH -
+ 2 NaOH + 2H2O
4.4 Pembahasan
Pada uji kelarutan, dilakukan pencampuran minyak kelapa dengan alcohol
95 % (sermipolar), air (polar) dan dietil eter (non polar) diperoleh bahwa minyak
dan dietil eter menyatu. Sedangkan minyak dengan air dan alcohol 95 % ketika
dicampur tidak menyatu. Hal ini didasarkan pada prinsip like dissolve like pada
minyak dan air tidak menyatu, dengan minyak di atas dan air berada di bawah.
Hal ini karena massa jenis minyak lebih ringan dari massa jenis air, serta antara
minyak dan air berbeda sifat larutannya dimana minyak nonpolar dan air polar,
sehingga minyak dan air tidak menyatu. Demikian juga pada percampuran minyak
84
O
dengan alkohol tidak menyatu, dengan minyak berada di bawah dan alkohol di
atas. Hal ini dikarenakan massa jenis alkohol 95 % lebih ringan dengan massa
jenis minyak.
Uji kedua dilakukan untuk menentukan asam lemak bebas, angka asam
menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu lemak dan
minyak. Angka asam dinyatakan sebagai jumlah milligram NaOH yang
dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram
lemak atau minyak.
% Angka asam = S x N x F
Berat contoh(gr )
Uji ketiga dilakukan penyabunan. Reaksi ini dilakukan dengan
penambahan sejumlah larutan basa (NaOH) kepada trigliserida (yang terkandung
dalam minyak). Bila penyabunan ini telah lengkap, lapisan air yang mengandung
gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
Pada pengujian penentuan asam lemak bebas bersifat kuantitatif karena hal
tersebut, pada penentuan asam lemak bebas dapat diketahui presentasenya.
Minyak kelapa ditambah dengan alkohol di teteskan indikator pp lalu
dititrasi, sehingga berubah warna dari kuning mudah bening menjadi merah
lembanyung. Maka nilai asam lemak bebasnya dapat di hitung dengan rumus :
% ALB= S × N × FBerat conto h
× 100 %
Apabila nilai asam lemak bebas rendah, maka kualitas dari minyak kelapa
tersebut bugus. Sedangkan nilai asam lemak bebas yang tinggi pada suatu larutan,
maka minyak tersebut kurang baik untuk di pakai.
Fungsi di lakukan percobaan uji asam pada praktikum ini yaitu untuk
dapat mengetahui kadar asam lemak yang terdapat pada minyak yang di teliti.
Semakin tinggi kadar asam lemak bebas / jenuh maka minyak tersebut kualitasnya
rendah. Sedangkan semakin rendah kadar asam lemak bebas, maka minyak
tersebut kualitasnya baik.
Asam lemak bebas merupakan asam lemak yang mengandung ikatan
tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai zig-zak yang
85
dapat cocok satu sama lain,sehingga berwujud padat. Semakin asam lemak tak
jenuh merupakan asam lemak yang mengandung suatu ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbonnya trigiserida tak jenuh ganda (poliunsaturat) ce3nderung berbentuk
minyak, yaitu pada minyak kelapa yang mengandung asam oleat ( omega 9)
Uji penyabunan di lakukan dengan hidrolisis yaitu penguraian lemak/
minyak menjadi asam lemak dan gliserol dengan zat pengaktif yaitu NaOH
alkoholis. NaOH alkoholis ini di gunakan sebagai penghidrolisis, dan di gunakan
alkohol sebagai pelarut NaOH bukan aquadest karena minyak lebih mudah larut
dalam alkohol sehingga saat refluk minyak dapat tercampur dengan NaOHdan
terjadi hidrolisis.
Pada pengujian campuran percobaan penyabunan ini untuk dapat
mengetahui ada atau tidaknya kadar sabun dalam minyak. Hal ini dapat di lakukan
dengan menambahkan garam pada 10 ml minyak dan 100 ml aquades yang
kemudian di kocok dan jika terdapat busa, maka minyak tersebut mengandung
sabun. Pada praktikum kali ini jumlah busa sedikit.
Faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi antara lain, karena lamanya
proses refluks yang belum di lakukan, sehingga menyebabkan lemak menggumpal
yang berakibat pada hasil penyabunan yang sedikit.
86
BAB 5PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
- Jumlah angka asam lemak bebas pada minyak kelapa yaitu 1,48 %
(kualitas minyak baik).
- Berdasarka percobaan diketahui minyak menyatu dengan dietil eter, dan
tidak bercampur dengan alcohol dan air.
- Prinsip uji penyabunan minyak dengan hidrolisis yaitu penguraian lemak
atau minyak menjadi asam lemak dan gliserol dengan zat pengaktif yaitu
NaOH alkoholis.
5.2 Saran
Sebainya pada praktikum selanjutnya tidak hanya menggunakan minyak
kelapa, tetapi dapat juga menggunakan sampel dengan mentega atau minyak
goreng.
87
DAFTAR PUSTAKA
Iswari, R.S., Yuniastuti A. 2006. Biokimia. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokima. UI-Press: Jakarta.
Wilbraham, C.A. 1992. Kimia Organik dan Hayati. ITB-Press: Bandung.
Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia: Jakarta.
88