lembaga penjamin simpanan

15
PEMBAHASAN 2.1. Sejarah Berdirinya Lembaga Penjamin Simpanan Pada tahun 1997 , likuidasi 16 bank yang diikuti dengan krisis moneter dan perbankan pada tahun 1998 telah mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan di Indonesia menurun, sehingga terjadi penarikan dana masyarakat dari sistem perbankan (bank runs). Kemudian pemerintah memberikan jaminan atas seluruh kewajiban pembayaran bank, termasuk simpanan masyarakat (Blanket Guarantee) Sejak 1998 hingga Februari 2004 program penjaminan pemerintah dilaksanakan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Pada 27 Februari 2004, pelaksanaan program penjaminan Pemerintah dialihkan ke Menteri Keuangan. Kemudian pada tanggal 27 Pebruari 2004 Menteri Keuangan membentuk Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3). Pada tanggal 22 September 2004, Presiden Republik Indonesia mengesahkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Pada tanggal 22 September 4

Upload: invitejoker

Post on 02-Jul-2015

1.474 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lembaga Penjamin Simpanan

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Berdirinya Lembaga Penjamin Simpanan

Pada tahun 1997 , likuidasi 16 bank yang diikuti dengan krisis

moneter dan perbankan pada tahun 1998 telah mengakibatkan tingkat

kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan di Indonesia menurun,

sehingga terjadi penarikan dana masyarakat dari sistem perbankan (bank

runs). Kemudian pemerintah memberikan jaminan atas seluruh kewajiban

pembayaran bank, termasuk simpanan masyarakat (Blanket Guarantee)

Sejak 1998 hingga Februari 2004 program penjaminan pemerintah

dilaksanakan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Pada

27 Februari 2004, pelaksanaan program penjaminan Pemerintah dialihkan

ke Menteri Keuangan. Kemudian pada tanggal 27 Pebruari 2004 Menteri

Keuangan membentuk Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3).

Pada tanggal 22 September 2004, Presiden Republik Indonesia

mengesahkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang

Lembaga Penjamin Simpanan. Pada tanggal 22 September 2005, dan sejak

tanggal tersebut LPS resmi beroperasi secara efektif.

2.2. Pengertian dan Tujuan Lembaga Penjamin Simpanan

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah suatu lembaga

independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan di

Indonesia. Badan ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang

ditetapkan pada 22 September 2004. Undang-undang ini mulai berlaku

efektif 12 bulan sejak diundangkan sehingga pendirian dan operasional

LPS dimulai pada 22 September 2005. Setiap bank yang melakukan

4

Page 2: Lembaga Penjamin Simpanan

kegiatan usaha di wilayah Republik Indonesia wajib menjadi peserta

penjaminan LPS.

Tujuan berdirinya suatu LPS : bukan hanya untuk

menjamin/melindungi penyimpan kecil saja, tetapi lebih kepada untuk

mendorong perbankan agar tetap menjalankan fungsinya sebagai lembaga

intermediasi bagi masyarakat.

2.3. Fungsi, Tugas, dan Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan

Fungsi (Pasal 4 UU No. 24 Tahun 2004)

Fungsi LPS adalah:

a. Menjamin simpanan nasabah penyimpan

b. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem

perbankan sesuai dengan kewenangannya.

Tugas

Dalam hal menjamin simpanan nasabah, LPS mempunyai

tugas:

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan

penjaminan simpanan

b. Melaksanakan penjaminan simpanan

Dalam hal turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem

perbankan sesuai dengan kewenangannya, LPS mempunyai

tugas:

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka

turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan

b. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan

kebijakan penyelesaian Bank Gagal (bank resolution)

yang tidak berdampak sistemik

5

Page 3: Lembaga Penjamin Simpanan

c. Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang

berdampak sistemik

Wewenang

a. Menetapkan dan memungut premi penjaminan

b. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank

pertama kali menjadi peserta

c. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS

d. Mandapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan

bank, laporan keuangan bank, dan laporan hasil

pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar

kerahasiaan bank

e. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan konfirmasi atas

data yang dimaksud dalam huruf d di atas

f. Menetapkan syarat, tata cara dan penentuan

pembayaran klaim

g. Menunjuk, menguasakan, dan menugaskan pihak lain

untuk bertindak bagi kepentingan atas nama LPS guna

melaksanakan sebagian tugas tertentu

h. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat

tentang penjaminan simpanan

i. Manjatuhkan sanksi administratif.

2.4. Organisasi LPS

LPS dipimpin oleh Dewan Komisioner dan Kepala eksekutif yang

beranggotakan 6 orang yaitu: 1 orang dari Departemen Keuangan yang

ditunjuk oleh menteri keuangan, 1 orang dari lembaga pengawas

6

Page 4: Lembaga Penjamin Simpanan

perbankan yang ditunjuk oleh pimpinan lembaga tersebut, 1 orang dari

Bank Indonesia yang ditunjuk oleh pimpinan Bank Indonesia dan 3 orang

dari perbankan profesional yang diusulkan oleh Menteri Keuangan kepada

Presiden, dengan masa jabatan selama 5 (lima) tahun.

2.5. Modal LPS

Modal awal LPS sekurang-kurangnya Rp4.000.000.000,00 (empat

miliar rupiah) dan sebesar-besarnya Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar

rupiah), merupakan aset negara yang dipisahkan, berasal dari premi yang

dibayarkan oleh bank peserta penjaminan sebesar 0,1% dari rata-rata saldo

bulanan total simpanan setiap periode.

2.6. Penjaminan Simpanan Nasabah Bank

Kepesertaan

Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia,

tidak termasuk Bank Kredit Desa.

Simpanan Yang Dijamin

LPS menjamin simpanan nasabah bank yang berbentuk

giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk

lainnya yang dipersamakan dengan itu. Berdasarkan Perpu No.

3 tahun 2008 mengenai perubahan atas Undang-Undang

Nomor 24 tahun 2004 tentang LPS, nilai simpanan yang

dijamin diubah menjadi Rp2.000.000.000,00 (dua miliar).

Premi

Premi penjaminan yang dimaksud adalah untuk:

7

Page 5: Lembaga Penjamin Simpanan

a. Pembayaran periode 1 Januari sampai dengan 30

Juni

b. Pembayaran periode 1 Juli sampai dengan 31

Desember

Pembayaran Klaim Penjaminan

LPS wajib membayar klaim penjaminan kepada nasabah

penyimpan dari bank yang dicabut izin usahanya. LPS mulai

membayar simpanan yang layak dibayar selambat-lambatnya

dalam waktu lima hari kerja sejak verifikasi dimulai. LPS

mengumumkan tanggal dimulainya pengajuan klaim

penjaminan pada sekurang-kurangnya 2 surat kabar harian

yang berperedaran luas. Jangka waktu pengajuan klaim

penjaminan oleh nasabah penyimpan kepada LPS adalah 5

tahun sejak izin usaha tersebut dicabut.

Pembayaran klaim penjaminan dilakukan dengan mata

uang rupiah. Klaim penjaminan dari simpanan mata uang asing

dibayarkan dalam bentuk ekuivalen rupiah berdasarkan kurs

tengah Bank Indonesia.

Klaim penjaminan dinyatakan tidak layak dibayar jika:

a. Data simpanan nasabah yang dimaksud tidak

tercatat pada bank

b. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang

diuntungkan secara tidak wajar

c. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang

menyebabkan keadaan bank menjadi tidak sehat.

2.7. Penyelesaian dan Penanganan Bank Gagal

a. Penyelamatan bank gagal yang tidak berdampak sistemik

8

Page 6: Lembaga Penjamin Simpanan

LPS menetapkan untuk melakukan penyelamatan terhadap

bank gagal yang tidak berdampak sistemik apabila:

1. Perkiraan biaya penyelamatan secara signifikan lebih

rendah dari perkiraan biaya tidak melakukan penyelamatan

bank yang dimaksud

2. Setelah diselamatkan, bank menunjukkan prospek usaha

yang baik

3. Ada pernyataan dari RUPS bank yang sekurang-kurangnya

memuat kesediaan untuk:

Menyerahkan hak dan wewenang RUPS kepada

LPS

Tidak menuntut LPS atau pihak yang ditunjuk

LPS apabila proses penyelamatan tidak berhasil,

sepanjang LPS atau pihak yang ditunjuk LPS

melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan

4. Bank menyerahkan kepada LPS sokumen mengenai:

penggunaan fasilitas pendanaan dari Bank

Indonesia

data keuangan nasabah debitur

struktur permodalan dan susunan pemegang saham

3 tahun terakhir

informasi lainnya yang terkait dengan aset,

kewajiban termasuk permodalan bank, yang

dibutuhkan oleh LPS.

Setelah RUPS menyerahkan hak dan wewenang kepada LPS,

LPS dapat melakukan tindakan berikut:

9

Page 7: Lembaga Penjamin Simpanan

menguasai, mengelola, dan melakukan tindakan

kepemilikan atas aset hak milik yang menjadi hak

dan/atau kewajiban bank

melakukan penyertaan modal sementara

menjual atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan

nasabah debitur dan/atau kewajiban bank tanpa

persetujuan nasabah kreditur

mengalihkan manajemen bank kepada pihak lain

melakukan merger atau konsolidasi dengan pihak lain

melakukan pengalihan kepemilikan bank

meninjau ulang, mambatalkan, mengakhiri, mengubah

kontrak bank yang mengikat bank dengan pihak ketiga

yang menurut LPS merugikan bank.

Seluruh biaya penyelamatan yang dikeluarkan LPS menjadi

penyertaan modal sementara LPS pada bank.

b. Penyelamatan bank gagal yang tidak berdampak sistemik

yang tidak diselamatkan

LPS memutuskan untuk tidak melanjutkan proses

penyelamatan bank, maka LPS meminta pencabutan izin usaha

bank yang dimaksud sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

LPS melaksanakan pembayaran klaim penjaminan kepada

nasabah penyimpan bank yang dicabut izin usahanya.

c. Penanganan bank gagal yang berdambak sistemik dengan

penyetoran modal oleh pemegang saham

Penanganan bank gagal yang berdampak sistemik

dilakukan oleh LPS dengan mengikutsertakan pemegang saham

10

Page 8: Lembaga Penjamin Simpanan

(open bank assistance). Penanganan bank gagal di sini hanya

dapat dilakukan apabila:

1. pemegang saham bank gagal telah menyetor modal

sekurang-kurangnya 20% dari perkiraan biaya

penanganan

2. ada pernyataan dari RUPS bank sekurang-

kurangnya memuat kesediaan untuk:

menyerahkan kepada LPS hak dan

wewenang RUPS

menyerahkan kepada LPS kepengurusan

bank

tidak menuntut LPS atau pihak yang

ditunjuk LPS apabila proses penyelamatan

tidak berhasil, sepanjang LPS atau pihak

yang ditunjuk LPS melakukan tugasnya

sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

3. Bank menyerahkan kepada RUPS dokumen

mengenai:

penggunaan fasilitas pendanaan dari Bank

Indonesia

data keuangan nasabah debitur

struktur permodalan dan susunan pemegang

saham 3 tahun terakhir

informasi lainnya yang terkait dengan aset,

kewajiban dan permodalan bank yang

dibutuhkan LPS.

11

Page 9: Lembaga Penjamin Simpanan

d. Penanganan bank gagal yang berdambak sistemik tanpa

penyetoran modal oleh pemegang saham

Terhitung sejak LPS menetapkan untuk melakukan

penyelamatan bank gagal tanpa mengikutsertakan pemegang

saham, maka berdasarkan UU No. 24 Tahun 2004, pasal 40:

LPS mengambil alih segala hak dan wewenang

RUPS, kepemilikan, kepengurusan dan / atau

kepentingn lain pada bank yang dimaksud

Pemegang saham dan pengurus bank tidak dapat

menuntut LPS ata pihak yang ditunuk LPS dalam

hal penanganan tidak berhasil sepanjang LPS atau

pihak yang ditunjuk LPS melakukan tugasnya

sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Setelah LPS mengambil alih segala hak dan wewenang

RUPS, kepemilikan, kepengurusan dan kepentingan lain pada bank

yang dimaksud, LPS dapat melakukan tindakan:

menguasai, mengelola, dan melakukan tindakan

kepemilikan atas aset hak milik yang menjadi hak

dan/atau kewajiban bank

melakukan penyertaan modal sementara

menjual atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan

nasabah debitur dan/atau kewajiban bank tanpa

persetujuan nasabah kreditur

mengalihkan manajemen bank kepada pihak lain

melakukan merger atau konsolidasi dengan pihak lain

melakukan pengalihan kepemilikan bank

meninjau ulang, mambatalkan, mengakhiri, mengubah

kontrak bank yang mengikat bank dengan pihak ketiga

yang menurut LPS merugikan bank.

12

Page 10: Lembaga Penjamin Simpanan

Seluruh biaya penanganan bank gagal yang dikeluarkan

oleh LPS menjadi penyertaan modal sementara LPS kepada bank

13