lembar persetujuan seminar proposalsiasat.fkip-umt.ac.id/.../1686206238_eriska_nurwantari.docx ·...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI
MELALUI METODE CONTEXTUAL TEACHING &
LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS 5 SDN CIKOKOL 4
TANGERANG
Disusun untuk memenuhi salah satu untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Nama Mahasiswa : Eriska Nurwantari
NIM : 1686206238
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSUTAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2019
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL Nama Mahasiswa : Eriska Nurwantari
Nomor Pokok Mahasiswa : 1686206238
Judul Skripsi : “ Peningkatan Keterampilan Menluis Puisi
dengan Menggunakan Contextual Teaching and
Learning (CTL) Pada Siswa Kelas 5 SDN Cikokol
4 Tangerang”
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Sidang Seminar
proposal.
Tangerang, April 2020
Tim Pembimbing : Tanda Tangan
Pembimbing I
Nur latifah, M.Pd
NBM ……………….
Pembimbing II
M. Azdi Dahlan, M.Pd
NBM ……………….
Ketua Program Studi
Ina Magdalena, M.Pd
NBM.
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISANSaya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Eriska Nurwantari
NPM : 1686206238
Program studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Penginkgatak keterampilan
Menulis Puisi dengan Menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pada Siswa Kelas 5 SDN Cikokol 4 Tangerang” beserta seluruh isinya adalah
benar-benar karya sendiri dan bukan hasil jiplakan atau plagiat dari karya orang
lain karena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam keidah keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabla dikemudian hari terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau ada klainan dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.
Tangerang,……
Eriska Nurwantari
NPM. 1686206238
ii
KATA PENGANTARPuji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Peningkatan keterampilan menulis puisi melalui metode
contextual teaching and learning (CTL) siswa kelas 5 SDN Cikokol 4 Tangerang”.
Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Adapun penyusunan skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar di
Universitas Muhammadiyah Tangerang. Pada awalnya, penulis mengalami
berbagai macam kesulitan karena keterbatasan ilmu yang dimiliki. Namun, berkat
dorongan dan petunjuk dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan
walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
2. Dr. Enawar, S.Pd., MM., MOS selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
3. Sumiyani, M.Pd selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
4. Dr. Asep Suhendar, M.Pd selaku Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
iii
5. Dr. Ina Magdalena, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
6. Nur latifah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bekal, bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.
7. M. Azdi Dahlan, MPd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bekal, bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.
8. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmu pengetahuan
serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
9. Abdurahman, S.Pd selaku Kepala Sekolah, serta Guru kelas V SDN
Cikokol 4 Tangerang yang telah berkenan memberikan izin untuk
melakukan penelitian dan bekerjasama dalam proses penelitian skripsi ini.
10. Ayahanda Joko Susilo dan Ibunda Sulastri tercinta, yaitu kedua orangtua
yang telah menjadi malaikat kehidupan bagi penulis, yang tiada henti
melantunkan do’a serta memberikan arahan dan menemani perjalanan
dunia dari awal perjuangan hidup sampai dengan saat ini.
11. Serda Riswan, Wulan, Desty, Wiwi, Ical, Nabila, telah memberi semangat
dan membantu kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, baik dari
segi materi maupun aspek metodologinya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan skripsi.
Tangerang, Maret 2020
Penulis
iv
Eriska Nurwantari
NIM. 1686206238
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL.......................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH...........................................................1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................7
C. Pembatasan Masalah..................................................................................7
D. Perumusan Masalah...................................................................................8
E. Tujuan Penelitian........................................................................................8
F. Manfaat Penelitian......................................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR.......................11
A. Landasan Teori.........................................................................................11
1. Pengertian menulis................................................................................11
2. Pembelajaran menulis puisi.................................................................13
3. Contextual Teaching & learning...........................................................19
vi
B. Penelitian yang relevan.............................................................................26
C. Kerangka Berpikir....................................................................................28
D. Hipotesis Tindakan...................................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................31
A. Pendekatan Penelitian..............................................................................31
B. Kehadiran dan Peran Penelitian di Lapangan.......................................34
C. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................34
D. Instrumen Penelitian.................................................................................35
E. Indikator Keberhasilan............................................................................37
F. Teknik Pengumpulan Data......................................................................37
G. Tehnik Analisis Data.............................................................................39
H. Keabsahan Data.....................................................................................40
I. Prosedur Penelitian...................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................45
LAMPIRAN – LAMPIRAN................................................................................46
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 jadwal penelitian................................................................................35
Tabel 3. 2 instrumen test.....................................................................................36
Tabel 3. 3 lembar observasi dalam aktivitas siswa...........................................38
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka berfikir..........................................................................29
Gambar 3. 2 Model Spriral Kemmis dan Mc. Taggart....................................33
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan sangat penting dan berpengaruh pada kehidupan
manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan
mandiri. Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa
kini dan masa depan. Hal ini berarti bahwa proses pendidikan yang
dilakukan pada saat ini bukan semata-mata untuk hari saja, melainkan
untuk masa depan. Karena peserta didik perlu membekali diri dengan
berbagai kopetensi yang akan diperlukan di masa depan.
Ilmu dan pendidikan merupakan hal yang penting dalam Islam,
karena ilmu tidak mengenal batas usia. Bahkan mulai usia dini hingga
tua pun kita diwajibkan untuk menuntut ilmu. Yang diwajibkan disini
adalah ilmu pendidikan, dengan kita belajar, kita mengenal dan menjadi
tahu mana yang salah dan mana yang benar. Betapa pentingnya
pendidikan yang patut kita pelajari dan di praktikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:“Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembakan
potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
1
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang dimiliki dirinya Masyarakat, Bangsa dan Negara”.
Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana membuktikan bahwa
pendidikan merupakan suatu proses yang disengaja dan dipikirkan
secara sungguh-sungguh, kegiatan pendidikan harus disadari dan
direncanakan dengan baik agar mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya.
Keterampilan baca tulis sejak dini harus dimiliki siswa untuk
memasuki dunia yang lebih luas. Melalui keterampilan baca tulis yang
baik maka kemampuan berfikir kritis dan kreatif anak akan terbentuk,
serta keterampilan afektif siswa akan dapat dioptimalkan. Dengan
demikian, beranjak dari pengertian tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembentukan nilai
karakter yang di dalam proses pembelajarannya akan selalu melibatkan
dua pelaku aktif di dalamnya, yakni siswa dan guru. Siswa sebagai
subjek dari pembelajaran itu sendiri sedangkan guru sebagai orang yang
merancang serta merencanakan skenario pembelajaran dengan
menggunakan berbagai metode dan pendekatan agar proses
pembelajaran bisa terwujud dengan baik dengan menciptakan suasana
belajar yang menarik sehingga siswa bisa secara aktif mengembangkan
potensi yang ada pada diri mereka.
Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar
merupakan suatu kegiatan yang paling pokok, hal ini berarti berhasil
atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
2
bagaimana proses belajar mengajar itu dijalankan secara professional
atau tidak. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu
untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang menekankan pada
aspek komunikasi. Di dalam komunikasi sendiri terdapat berbagai
macam keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan dan
juga keterampilan menulis. Berbagai macam keterampilan tersebut
bertujuan agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik dan benar. Hal
ini tentunya menjadi suatu yang perlu mendapatkan perhatian ekstra agar
tujuan tersebut dapat tercapai.
Untuk menuangkan ide atau gagasan siswa, terdapat berbagai
macam cara, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Contoh
dari menyampaikan ide secara idak langsung adalah melalui media
tulisan. Untuk itulah keterampilan menulis perlu dipelajari. Dalam
keterampilan menulis siswa sekolah dasar, terbagi menjadi dua, yaitu
menulis permulaan yang terdapat pada kelas 1 sampai dengan kelas 3.
Dan menulis lanjut yang terdapat di kelas 4 sampai dengan kelas 6. Pada
pembelajaran menulis lanjut, berisi tentang kegiatan-kegiatan berbahasa
tulis yang biasa digunakan pada kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan
menulis lanjut diantaranya adalah menulis surat, prosa, puisi, pidato,
naskah drama, naskah berita, iklan, laporan, dan sebagainya.
3
Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran yang menuntut
pemahaman siswa terhadap suatu hal, serta penalaran yang cukup tinggi
untuk dapat dituangkan dalam bentuk tulisan.
Di dalam menulis puisi siswa dituntut untuk membuat tulisan yang
indah, bermakna, dan memenuhi aturan-aturan yang ada. Dengan
mempelajari keterampilan menulis puisi siswa dapat mempertajam
pengamatan, meningkatkan kemampuan berbahasa, dan dapat
memperoleh makna yang muncul dari puisi tersebut. (kenapa puisi itu
penting)
Namun pada kenyataannya, bahwa di SDN Cikokol 4 prestasi siswa
dalam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam hal menulis puisi
masih rendah. Penyebab rendahnya prestasi belajar tersebut dapat dilihat
pada proses pembelajaran yang belum memberi kesan yang menarik
sehingga pemahaman siswa tentang materi pembelajaran menjadi sangat
lemah. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, salah satu materi yang
paling tidak diminati siswa adalah pembelajaran sastra, utamanya puisi.
Ketidak sukaan siswa terhadap puisi disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain karena puisi sulit dipahami maknanya, juga disebabkan oleh
situasi pembelajaran yang kurang menarik.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, proses
pembelajaran pada kompetensi dasar “Menulis puisi bebas dengan
pilihan kata yang tepat” tanpa menggunakan metode siswa tidak mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa yang berakibat pada rendahnya hasil
belajar siswa. Kurangnya penggunaan pendekatan yang baik
4
mengakibatkan rendahnya tingkat daya serap siswa berdasarkan data
tahun pelajaran 2019-2020 di kelas 5 yang berjumlah 32 siswa, hanya
terdapat tujuh orang siswa yang mencapai standar Ketuntasan Belajar
Minimum (SKBM = 7,0) sementara 25 siswa lainnya berada di bawah
standar ketuntasan belajar minimal. Kenyataan ini menunjukan bahwa
siswa tidak mampu menyerap pelajaran yang diajarkan.
Contextual Teaching & Learning (CTL) adalah bentuk
pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa. Ctl merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan
materi yang dipelajarinya dan menghubungkan serta menerapkan dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Selama proses pembelajaran di SDN Cikokol 4 pada materi menulis
puisi guru menggunakan metode ceramah. Dalam proses pembelajaran
siswa masih terlihat kurang aktif, dan siswa belum sepenuhnya
memahami materi yang diajarkan. Berdasarkan analisis pencapaian
kompetensi atau hasil belajar dan proses pembelajaran tentang
keterampilan menulis puisi, maka dinyatakan masih rendah.
Dari persamaan hasil belajar dan proses pembelajaran, penulis
mencoba memperbaiki cara pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa tentang keterampilan menulis puisi dengan menggunakan
metode (Contextual Teaching and Learning).
Pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang
dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari baik dalam
5
lingkungan sekolah, dengan tujuan untuk menemukan makna materi
tersebut bagi kehidupannya. Metode inilah yang diduga efektif untuk
meningkatkan hasil pembelajaran menulis puisi tersebut, karena dengan
pendekatan kontekstual siswa akan terlibat langsung dan juga
mengalami langsung peristiwa pembelajaran, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar menulis puisi.
Melalui metode CTL guru diharapkan dapat menciptakan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Pemilihan metode pembelajaran
harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, bervariasi, inovatif, dan
dapat menumbuhkan peran aktif siswa agar proses pembelajaran yang
berlangsung lebih menarik dan hidup.
Siswa juga lebih semangat dan antusias untuk mengikuti pelajaran,
dan hal tersebut juga dapat memancing siswa untuk mengembangkan
dirinya agar berpikir kritis. Pemilihan metode pembelajaran sebaiknya
disesuaikan dengan dengan dunia anak, mampu memicu keberanian dan
emosi siswa untuk berani melakukan suatu interaksi dengan teman yang
lain. Ketika proses pembelajaran berlangsung guru hendaknya selalu
memperhatikan siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
terlibat aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan masalah di atas, maka untuk mengatasi pembelajaran
tersebut perlu dilakukan perubahan dalam metode pembelajaran yang
dilaksanakan. Usaha yang ditempuh penulis adalah dengan menerapkan
metode contextual teaching & learning dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Alasan peneliti
6
menggunakan metode contextual teaching & learning dalam penelitian
ini adalah disesuaikan dengan perkembangan karakteristik siswa SD
kelas 5 yaitu untuk menarik semua siswa agar lebih kreatif dan dapat
berpartisipasi dalam proses atau kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung di kelas. Selain itu metode contextual teaching & learning
ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang cocok dengan
pembelajaran menulis puisi di SD, dimana metode tersebut diharapkan
membantu siswa untuk berpartisipasi aktif, berpikir kreatif dan mampu
mengubgkapkan imajinasinya dalam bentuk puisi.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis akan
melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode CTL pada Siswa Kelas
5 SDN Cikokol 4”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Uraian latar belakang di atas, dapat
diidentifikasi penyebab timbulnya masalah antara lain:
1. Rendahnya kemampuan siswa menulis puisi .
2. Cara pengajaran guru terhadap siswa kurang efektif.
3. Menulis puisi merupakan hal yang sulit bagi siswa.
7
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah dalam
penelitian ini dibatasi pada “Rendahnya kemampuan siswa menulis
puisi ”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat
dirumukan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses peningkatan keterampilan menulis puisi
melalui metode CTL pada siswa kelas 5 di SD cikokol 4?
2. Bagaimana hasil peningkatan keterampilan menulis melalui
metode CTL pada siswa kelas 5 di SD cikokol 4?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatan kemampuan menulis puisi dengan metode
CTL pada siswa di kelas 5 SD cikokol 4 .
2. Untuk meningkatan hasil pembelajaran keterampilan menulis
puisi melalui metode CTL di kelas 5 SD cikokol 4.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
8
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan masukan dan dapat memberi tambahan
wawasan yang berkaitan dengan materi pembelajaran
menulis puisi.
b. Dapat dipergunakan sebagai pembelajaran alternative bagi
guru di sekolah dalam mengajarkan materi menulis puisi
yang lebih effekti dan efisien bagi siswa.
2. ManfaatPraktis
a. Bagi Guru
Jika metodel ctl ini memang terbukti effektif, maka
ini adalah pembelajaran inovatif yang mungkin bisa
diterapkan pada materi lain.
b. Bagi Siswa
Dengan metode ctl siswa akan lebih mudah untuk
menulis puisi.
c. Bagi Peneliti
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan menjadi
pembelajaran bagi peneliti sebagai guru yang memiliki
inovasi dan kreativitas dalam mengajarkan materi
pembelajaran.
d. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru
di sekolah dalam mengajarkan materi pembelajaran yang
dirasakan sulit untuk diajarkan.
9
e. Bagi Dunia Pendidikan
Di harapkan dengan adanya penelitian ini paradigma
sekarang berubah dari pengajaran menjadi pembelajaran,
yang berarti bahwa siswa belajar tidak cukup dengan
memperhatikan, menulis, dan membaca. Tetapi siswa dapat
melakukan dan megalami langsung proses pembelajaran
tersebut dalam kehidupan nyata.
10
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Landasan Teori
1. Pengertian menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang tidak asing bagi
kita. Dalam kehidupan sehari-hari pun, seseorang tidak terlepas dengan aktivitas
menulis. Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan
prasaan ke dalam lambang-lambang tulisan. Kegunaan kemampuan menulis bagi
para siswa adalah untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas
sekolah. Tanpa memiliki kemampuan untuk menulis, siswa akan mengalami banyak
kesulitan dalam melaksanakan ketiga jenis tugas tersebut. Oleh karena itu menulis
harus diajarkan pada saat anak mulai masuk SD dan kesulitan belajar menulis harus
memperoleh perhatian yang cukup dari para guru.
Menurut Hafernan Dalam Dr. Zulela H.M Saleh, M.S.,M.Pd. (2013:29)
berpendapat bahwa menulis adalah kegiatan kemonikasi yang dilakukan sendiri
tanpa didukung oleh tekanan suara, nada, mimic dan gerak-gerik seperti komunikasi
lisan. Berdasarkan paragraf diatas dapat disimpulkan bahwa menulis dalam hal ini
bermain dengan kata-kata, kalimat serta menggunakan penyampaian, dengan
maksud agar penulisan dapat dipahami oleh pembaca. Dan tidak hanya dengan
berbicara saja, kita berkomunikasi tapi dengan tulisan kita juga bisa menyampaikan
sesuatu kepada seseorang.
Menurut M.C. Crimmon dalam Dr. Zulela H.M Saleh, M.S.,M.Pd. (2013:29)
berpendapat bahwa menulis adalah pekerjaan yang sulit, namun dalam menulis,
11
penulisan mempunyai kesempatan untuk menyampaikan sesuatu tentang dirinya ,
mengomunikasikan ide-ide, bahkan dapat belajar sesuatu yang belum diketahui.
Berdasarkan paragraf diatas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan bentuk
ungkapan diri sendiri, apa yang ada dalam pikiran dituangkan dalam sebuah tulisan,
dan lebih menekankan idea atau gagasan yang muncul dari diri seseorang ketika
akan menulis.
Menurut Hargrove Poteet dalam prof. Dr. Mulyono Abdurrahman (2012: 179 )
menulis merupakan gambaran visual tentang pikiran, prasaan, dan ide dengan
menggunakan symbol-simbol system Bahasa penulisannya untuk keperluan
komunikasi atau mencatat. Berdasarkan paragraf diatas dapat disimpulkan bahwa
menulis merupakan salah satu komponen system komunikasi. Menulis juga
menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide-ide kedalam bentuk lambang-lambang.
Dan menulis juga dilakukan untuk keperluan mencatat dan berkomunikasi.
Berdasarkan beberapa uraian menulis diatas dapat disimpulkan bahwa menulis
pada hakikatnya adalah rangkaian kegiatan seseorang yang meliputi pengungkapan
ide,gagasan,pikiran, yang bersumber dari pengalamanya, dengan menggunakan
kata-kata yang baik, disusun dengan kalimat yang jelas, dengan paragraph yang
baik, serta tulisan dengan EYD yang benar, sehingga dapat dituangkan dalam
sebuah tulisan dan dapat dipahami oleh orang lain/pembaca.
Menurut Heaton dalam Dr. Zulela H.M. Saleh, M.S.,M.Pd. (2013:28) ada 5
kemampuan yang menentukan kualitas hasil tulisan yakni :
1) Penggunaan Bahasa : kemampuan menulis kalimat dengan benar dan tepat.
2) Kemampuan mekanik : kemampuan menulis secara benar, ejaan, dan tanda-
tanda baca.
12
3) Penetapan isi : kemampuan berpikir dan mengembangkan pola piker secara
kreatif.
4) Kemampuan stilistik : kemampuan menyusun kalimat dan paragraf serta dapat
menggunakan bahasa secara efektif.
5) Kemampuan menetapkan atau menilai : kemampuan menulis sesuai tujuan
kondisi dan situasi.
2. Pembelajaran menulis puisi
1. Pengertian puisi
Puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup kita.
Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan
keharuan yang kuat, seperti kebahagiaan, kegembiraaan yang memuncak,
pencitraan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai.
Semuanya itu merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.Menurut
Shelley dalam Rachmat Djoko Pradopo (2017: 7). Berdasarkan paragraf diatas
dapat disimpulkan bahwa puisi itu mengekspresikan pemikiran yang
membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi pancaindra dalam
susunan yang berirama.
Puisi bersifat koekstensif dengan hidup. Artinya. Puisi itu terdiri
berdampingan dalam kedudukan yang sama dengan kehidupan. Bahasa puisi
lebih padat dan lebih indah, lebih cermelang, dan lebih hidup dari pada bahaa
prosa atapun bahasa percakapan sehari-hari. Menurut W.J.G. Race dalam Dr.
Rukayah, M.Pd. (2017:103). Berdasarkan paragraf diatas dapat disimpulkan
bahwa bahasa puisi mengandung dalam lambing-lambang, dan bentuk bentuk
13
yang mengekspresikan suatu gagasan,prasaan, dan emosional dalam kehidupan
sehari-hari.
Puisi lebih mengutamakan hal-hal yang intuitif,imajinatif, dan sintesis. Oleh
karena itu, dalam proses penciptaannya, konsentrasi dan intensifikasi berbagai
hal yang terkait dengan ekspresi pribadi menjadi perhatian utama, berdasarkan
sifat puisi. Menurut Suminton A. Sayuti dalam Dr. Rukayah, M.P.d (2017:105).
Berdasarkan paragraf diatas dapat disimpulkan bahwa tiap frase, kata bahkan
bunyi dan pengaturan barisnya mempunyai kepentingan yang mutlak bagi
ekspresi pengalaman penyair.
Bila diperhatikan dari paragraf diatas dapat disimpulkan bahwa Puisi adalah
mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang
imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan
sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan menarik dan
member kesan. Puisi itu merupakan rekaman pengalaman manusia yang penting,
diubah dalam wujud yang paling berkesan.
2. Hakikat menulis puisi
Hakikat puisi adalah apa yang menyebabkan puisi itu disebut puisi. Puisi
baru (modern) tidak terkait pada bentuk formal,tetapi disebut puisi juga.
Menurut Rachmat Djoko Pradopo (2017: 329).
Bila diperhatikan dari paragraf diatas dapat disimpulkan bahwa hakita puisi
tersebut terkait dengan irima ,rima dan penyusunan bait dan baris yang
bahasanya terlihat indah dan penuh makna makanya mengapa puisi disebut
sebagai puisi, dan disebabkan didalam puisi modern terkandung yang tidak
berupa sajak (persamaan bunyi) jumlah baris, ataupun jumlah kata pada tiap
14
barisnya. Ada tiga aspek dalam hakikat puisi yaitu : 1. Sifat seni atau fungsi
seni, 2. Kepadatan, dan 3. Ekspresi tidak langsung
3. Unsur-unsur pembangunan puisi
Pada dasarnya, puisi dibangun oleh dua unsur penting yakni bentuk dan
isi, istilah bentuk dan isi tersebut oleh para ahli dinamai berbeda-beda,
diantaranya unsur tematik atau sematik dan unsur sistaktik puisi (Dick
Hartoko), tema dan struktur (Ms. Hatagalung) bentuk fisik dan batin
( Marjorie Bauulton) hakikat metode ( I.A. Ric Hards)
Fisik puisi terdiri atas bari-baris puisi yang bersama-sama membangun
bait-bait puisi. Bait-bait puisi itu membangun kesatuan makna di dalam
keseluruhan puisi sebagai sebuah wacana. Menurut waluyo dalam Sukino
(2010 : 115)
Berdasarkan paragraf diatas dapat disimpulkan bahwa setiap puisi
memiliki baris dan pait puisi yang membangun kesatuan makna, dimana unsur
yang termasuk dalam puisi tersebut adalah diksi, imajinasi, kata konkret,
lambing kiasa, irama dan tipografi.
Puisi mampu ditangkap dengan citraan penglihatan dan lebih tampak
dalam aspek kebahasaan yang digunakan oleh penyair untuk menggunakan
ide-idenya dalam puisi. Menurut Wellek dan Warren dalam Sukino (2010:
115)
Berdasarkan paragraf diatas dapat disimpulkan bahwa untuk membuat
puisi penyair harus menemuka idea tau gagasan, contohnya seperti apa yang
penyair lihat dalam kehidupannya sehari-hari lalu penyair mempunyai ide
untuk dituangkan dalam sebuah karya yaitu puisi.
15
Bila diperhatikan dari paragraf diatas dapat disimpulkan bahwa unsur
pembanguna puisi terdiri dari unsur makna atau nilai-nilai yang terkandung
dalam puisi dan struktur. Yakni unsur pembangunan puisi mampu ditangkap
dengan citraan penglihatan, unsur dan struktur ini lebih tampak dalam aspek
kebahasaan yang digunakan oleh penulis untuk menuangkan ide-idenya dalam
menulis puisi.
Beberapa unsur-unsur pembangunan puisi diantaranya :
a) Unsur Isi atau makna
Isi atau makna berkaitan dengan ide atau skemata penyair yang akan
dituangkan dalam bentuk puisi , isi puisi sebenarnya sangat bervariasi
tergantung pada kecenderungan apa yang sedang dilihat dan dialami oleh
seorang penyair dan puisi yang baik harus memiliki makna dimana sedikit
kata tapi banyak memuat makna atau arti.
b) Unsur struktur ( Diksi pilihan kata )
Menyatakan bahwa diksi yang baik berhubungan dengan pemilihan kata
yang bermakna atau selaras, yang penggunaanya cocok dengan pokok
pembicaraan atau peristiwa yang dialami dan dituangkan dalam pembuatan
puisi.
c) Citraan
Citraan dalam penulisan puisi dimaksudkan untuk menimbulkan kesan
atau suasana dari puisi, terfokus pada gambaran yang jelas, menimbulkan
suasana khusus, membuat hidup gambaran dalam pembuatan puisi, untuk
menarik perhatian si pembaca.
d) Kata konkret
16
Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk
menggambarkan suatu lukisan keadaan atau susasana batin dengan maksud
untuk membangkitkan imajinasi pembaca. Disini penyair berusaha
mengkonkretkan kata-kata, maksudnya kata-kata itu diupayakan agar
dapat menyampaikan arti yang menyeluruh.dalam hubungan imajinasi.
e) Irama
Pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendeknya bunyi, keras
lembutnya tekanan, dan tinggi rendahnya nada.
f) Tipografi
Tipografi gaya seorang penyair saat membuat puisi, dimana sipembaca
tersebut mengetahui gaya sipembuat puisi setelah pembaca membaca puisi
tersebut.
4. Langkah-langkah dalam menulis puisi
menurut Haryadi dalam Ayuk Febriana (2018 : 36) ada tujun langkah-
langkah dalam menulis puisi seperti dalam rincian berikut:
1) Pemilihan tema
2) Pengumpulan bahan
3) Penyusunan bahan
4) Pembuatan kerangka karangan
5) Penulisan naskah awal
6) Revisi
7) Penulisan naskah akhirAspek yang digunakan dalam penilaian menulis
puisi
17
5. Penulisan dalam puisi
menurut Pradopo dalam Suprapti (2018 : 3 ) ada empat aspek utama
yang digunakan dalam penulisan puisi seperti dalam rincian seperti berikut :
1) . Kesesuaian judul
2) Isi puisi
3) Pilihan kata
4) Rima
6. Jenis – jenis puisi
menurut E. Kosasih (2017 : 40 ) ada tiga jenis dalam menulis puisi
seperti dalam rincian berikut :
1. Puisi Naratif
2. Puisi Lirik
3. Puisi Deskriptif
7. Pemaknaan dalam puisi
menurut E. Kosasih (2017 : 42) ada empat pemaknaan dalam menulis
puisi seperti dalam rincian seperti berikut :
1) Pahami bentuk puisi, bait-bait, dan lirik-lirik. Selain itu, secara global
pahami tema yang dikemukakan oleh penyair dalam puisi itu.
2) Untuk melengkapi pemahaman global terhadap puisi, kita perlu
menelaah penyair dan llatar belakang penciptaan puisi. Dengan kedua
data tersebut, totalitas makna puisi akan lebih mudah ditafsirkan
3) Telaah unsur- unsur struktur fisik dan struktur batin puisi. Kedua struktur
itu harus mempunyai kepanduan dan mendukung totalitas makna puisi.
18
Telaah ini terfokus dalam penafsiran makna puisi hingga unsure yang
sekeci-kecilnya. Pelaah pula cara menggunakan struktur fiski untuk
mengungkapkan struktur batin dan pengemukaan struktur batin. Telaah
yang demikian akan menghasilkan pemahaman puisi secara mendalam.
4) Setelah menelaah dan mendalami struktur puis hingga unsure-unsurnya,
kita menerumuskan simpulannya. Simpulan tersebut bias berupa
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti dicontoh berikit :
a. Apakah amat (pesan) yang disampaikan oleh penyair?
b. Mengapa penyair menggunakan bahasa yang demikian
(hubungannya dengan perasaan dan nada)
c. Apakah arti puisi bagi pembaca?
d. Bagaimana sikap kita terhadap apa yang dikemukakan
oleh penyair
e. Bagaimana penyair dalam menciptakan puisinya itu? Apakah cukup
mahir?
8. Perbedaan pokok antara prosa dan puisi :
Menurut A.W. De Groot dalam Rachmat djoko pradopo ada 3
perbedaan antara prosan dan puisi yaitu :
1. Kesatuan-kesatuan korespondensi prosa yang pokok ialah kesatuan
sistaksis, kesatuan korespondensi puisi resminya-bukan kesatuan
sistaksis – kesatuan akustis.
2. Di dalam puisi korespondesi dari corak tertentu, yang terdiri dari
kesatuan – kesatuan tertentu pula, meliputi seluruh puisi dari semula
sampai akhir. Kesatuan ini disebut baris sajak.
3. Di dalam baris dajak ada periodisitas dari mula sampai akhir.
19
3. Contextual Teaching & learning
1. Pengertian Contextual Teaching & learning
Contextual teaching & learning adalah pembelajaran yang terjadi dalam
hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya. Menurut Blanchard
dalam Trianto Ibnu Badan Al- Tabany (2017:143). Berdasarkan paragraf diatas
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang terjadi saat dikelas dapat dengan
erat menghubungkan materi tersebut dengan pengalaman siswa atau kehidupan
sehari – hari yang ada dilingkungan siswa.
Contextual teaching & learning adalah suatu proses pendidikan yang
bertujuan membantu siswa melihat makna dalam materi pelajaran yang mereka
pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka
sehari-hari. Menurut Johnson dalam Lilis Solihah (2018:19). Berdasarkan
paragraf diatas dapat disimpulkan bahwa Contextual teaching & learning dalam
proses kontekstual, siswa menemukan hubungan penuh makna antara ide-ide
abstrak dengan penerapan praktis didalam konteks dunia nyata siswa.
Contextual teaching & learning memungkinkan siswa membangun makna
yang berkualitas dengan cara menghubungkan isi mata pelajaran akademik
dengan konteks kehidupan nyata, menurut Johnson dalam Sutarno (2017:12).
Berdasarkan paragraf diatas dapat disimpulkan bahwa guru dapat membantu
siswa dalam memberikan pembelajaran dengan membawa siswa kehidupan
mereka sehari – hari dalam proses pembelajaran berlangsung, agar siswa tidak
membayang - bayang atau menduga – duga.
Dari kesimpulan diatas bahwa Contextual teaching & learning merupakan
suatu konsep yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan
20
situasi dunia nyata, dan motivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan
dan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga,warga Negara
dan masyarakat. Dengan tujuan memukan makna materi bagi kehidupannya.
2. Unsur Contextual Teaching & learning
Menurut Trianto Ibnu Badan Al- Tabany (2017:139) ada enam unsur
dalam pembelajaran kontekstual (Contextual teaching & learning) seperti
dalam rincian beriku :
1. Pembelajaran bermakna : pemahaman,relevansi, dan penghargaan pribadi
siswa bahwa ia berkepentingan terhadap konten yang harus dipelajari.
Pembelajaran dipersepsi sebagai relevan dengan hidu mereka.
2. Penerapan pengetahuan : kemampuan untuk melihat bagaimana apa yang
dipelajari diterapkan dalam tatanan lain dan fungsi pada masa sekarang dan
akan dating.
3. Berpikir tingkat lebih tinggi : siswa dilatih untuk menggunakan berfikir
keritis da kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu, atau
memecahkan suatu masalah.
4. Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar : konten pengajaran
berhubungan dengan suatu rentang dan beragam standar local, Negara
bagian, nasional, asosiasi, dan industri.
5. Responsif terhadap budaya : pendidikan harus memiliki dan menghormati
nilai-nilai, keyakinan, dan kebiasaan siswa, sesame rekan pendidikan dan
masyarakat tempat mereka mendidik. Berbeda jenis budaya perorangan dan
kelompok memengaruhi pembelajaran. Budaya ini, dan hubungan antar
budaya ini, memengaruhi bagaimana pendidikan mengajar. Paling tidak
21
empat perspektif ( seharusnya dipertimbangkan : individu siswa, kelompok
siswa (seperti tim atau keselhuran kelas ), tantanan sekolah, dan tatanan
masyarakat yang lebih besar.
6. Penilaian autentik : penggunaan berbagai jenis strategipenilaian yang secara
valid mencerminkan hasil belajar sesungguhnya yang diharapkan dari
siswa. Strategi ini dapat meliputi penilaian atas proyek dan kegiatan siswa,
penggunaan portofolio, rubik,ceklis, da panduan pengamatan disamping
memberikan kesempatan kepada siswa ikut aktif berperan serta dalam
menilai pembelajaran mereka sendiri dan penggunaan untuk memperbaiki
keterampilan menulis mereka.
3. Elemen Contextual Teaching & learning
Menurut Trianto Ibnu Badar Al- Tabany (2017:143) ada lima elemen
dalam pembelajaran kontekstual (Contextual teaching & learning) seperti
dalam rincian beriku :
1. Pengaktifkan pengetahuan yang sudah ada
2. Memperoleh pengetahuan baru
3. Pemahaman pengetahuan
4. Memperaktikan pengetahuan dan pengalaman
5. Melalukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan
tersebut.
22
4. Karakter Contextual Teaching & learning
Menurut Trianto Ibnu Badar Al- Tabany (2017:143) ada ada tujuh
karakter dalam pembelajaran kontekstual (Contextual teaching &
learning) seperti dalam rincian beriku :
1. Kerja sama
2. Saling menunjang
3. Menyenangkan, tidak membosankan
4. Belajar dengan bergairah
5. Pembelajaran terintegrasi
6. Memakai berbagai sumber
7. Siswa aktif
5. Kelebihan Contextual Teaching & learning
menurut Trianto dalam Ayuk Febriana (2018 : 36), ada empat kelebihan
utama dalam system pembelajaran kontekstual
(Contextual teaching & learning) seperti dalam rincian beriku :
1) Dapat menekankan aktivitas berpikir siswa secara penuh
2) Dapat menjadikan siswa belajar dengan proses berpengalaman dalam
kehidupan nyata.
3) Kelas dalam kontestual bukan sebagai tempat untuk memperoleh
informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan
mereka dilapangan.
4) Materi pelajaran ditentukan oleh siswa sendiri bukan haisl pemberian dari
orang lain.
23
6. Konsep Dasar Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching &
learning)
Contextual teaching & learning adalah proses pembelajaran dilakukan
secara holistik dan memiliki tujuan yaitu untuk memotivasi siswa dalam
memehami makna materi yang dipelajari serta mengaitkan materi tersebut
dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa. Pendekatan kontekstual adalah
suatu model pembelajaran dimana guru harus mengadirkan situasi dunia nyata
ke dalam kelas dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan menerapkan dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Menurut shoimin dalam erna yayuk
(2019 : 3). Berdasarkan pernyataan tersebut, maka pendekatan CTL dapat
membantu siswa lebih mudah mengekspresikan diri. CTL system pengajaran
yang cocok dengan otak karena menghasilkan makna dengan menghubungkan
muatan akademis dengan konteks dari kehidupann sehari-hari siswa. Dengan
menafaatkan kenyataan lingkungan yang ada dan memfokuskan diri pada
konteks, konteks biasanya disamakan dengan lingkungan, yaitu dunia luar
yang dikomunikasikan melalui pancaindra, ruang yang kita gunakan setiap
hari.
Contextual teaching & learning adalah mengajar bukan transformasi
pengetahuan dari guru kepada siswa dengan menghafal sejumlah konsep-
konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, akan tetapi lebih
ditekankan pada upada memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan bias
hidup (life skills) dari apa yang dipelajarai. Menurut rusman dalam suprapti
(2018 :4 ). Berdasarkan pernyataan tersebut Contextual teaching & learning
24
merupakan konsep belajar yang menghubungkan antara pengetahuan yang
dimiliki siswa dengan penerapan kehidupan sehari-hari. Siswa akan
menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, untuk
membangun pengetahuan baru. Hal ini guru mengaitkan materi yang diajarkan
kepada siswa denga kehidupan sehari-hari.
Contextual teaching & learning adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari – hari. Menurut Trianto
dalam Ayuk Febriana (2018:36). Berdasarkan pernyataan tersebut
menekankan kepada siswa secara penuh untuk menemukan materi yang
dipelajari dan menguhubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga
siswa didorong untuk dapat merapkan dalam kehidupan sehari – hari.
Dari kesimpulan diatas bahwa konsep pembelajaran kontekstual yaitu
pendekatan pembelajaran yang dalam proses pembelajaran mengaitkan materi
yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran kontekstual
sehingga ide siswa lebih teresplor langsung dikaitkan dengan objek yang
sedang diamat oleh siswa.
1. Langkah-langkah penerapan Contextual teaching & learning
Menurut Hairuddin dalam Suprapti (2018 : 4) ada tujuh langkah-
langkah dalam system pembelajaran kontekstual (Contextual teaching &
learning) seperti dalam rincian sebagai berikut :
1) Kembangakan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri.
25
2) Laksanakan kegiatan menemukan sendiri untuk mencapai kompetisi yang
diinginkan.
3) Kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya
4) Ciptakan masyarakat belajar, kerja kelompok
5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6) Lakukan refleksi diakhir penemuan
7) Lakukan penilaian yang autentik dari berbagai sumber dan cara.
B. Penelitian yang relevan
Penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan subtasi
yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan penelitian yang sudah ada dengan
penelitian yang akan dilakukan.
Menurut penelitian ada penulisan yang dianggap relevan dengan penelitian ini
adalah :
1) Wisnu Fajar Prayogo (2019) yang mengadakan penelitian dengan judul
penelitian “ penggunakan pendekatan pembelajaran CTL dalam meningkatan
kemampuan menulis puisi” berdasarkan data dalam penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti bahwa pembelajaran dengan pendekatan CTL mampu
meningkatkan kualitas dan hasil menulis puisi pada siswa kelas V SDN 74 Kota
Bengkulu, peningkatan kualitas pada proses pembelajaran menulis puisi juga
berimbas pada kenaikan kualitas hasilnya. skilus I, kualitas puisi ciptaan siswa
yang sudah sesuai dengan indicator keberhasilan hanya sebesar 54% sementara
56% belum sesuai dengan indicator keberhasilan yang direncanakan. Siklus II,
hanya 88% saja yang masih dikatagorikan kurang. pada siklus III, CTL
26
merupakan salah satu upaya untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran
menulis puisi.
2) Sutaro (20017) yang mengadakan penelitian dengan judul penelitian
“peningkatan keterampilan menulis puisi pada pembelajaran Bahasa Indonesia
melalui pendekatan Contextual teaching & learning”. berdasarkan data dalam
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa hasil belajar siswa pada data
awal secara klasikal rata-rata 61,25 dan siklus I ada 71, 25 mengalami kenaikan
9,69 skor atau 35% sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa secara klasikal
rata-rata 80 mengalami kenaikan 8,75 atau sebesar 25%, aktivitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan Contextual teaching
& learning pada silus I memperoleh skor total 11,55 dan rata-rata seluruhnya
2,8 atau sebesar 68,75% dengan katagori cukup. Pada siklus II memperoleh skor
seluruhnya 13,37 dengan rata-rata skor seluruhnya 3,34 atau sebesar 83,56%
dengan kata gori baik. Keterampilan guru pada siklus I dengan mengelola
pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan Contextual teaching & learning
memperoleh skor total 23 dan rata-rata skor 2,5 atau sebesar 63,89% dengan
kategori cukup baik. Pada silus II mengalami peningkatan skor 30,5 dan rata-
rata skor 3,38 atau sebesar 84, 72% dengan kategori sangat baik.
3) Tutut Rahmawati (2018:18) yang mengadakan penelitian dengan judul
penelitian “penerapan model pembelajaran CTL untuk meningkatkan hasil
belajar siswa sekolah dasar”. berdasarkan data dalam penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti bahwa pengaruh positif pada penerapan model
pembelajaran CTL terhadap motivasi peserta didik serta dapat meningkatkan
hasil belajar ini meningkatkan bahwa model CTL ini sangat berpengaruh pada
hasil pembelajaran ini memperlihatkan bahwa model CTL ini sangat
27
berpengaruh pada hasil belajar siswa. Pembelajaran CTL melibatkan peserta
didik dalam aktifitas penting yang membantu peserta didik untuk mengaitkan
pembelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi.
28
C. Kerangka Berpikir
Gambar2. 1 Kerangka berfikir
29
PENINGKATA
N
KETERAMPIL
AN MENULIS
PUISI
DENGAN
MENGGUNAK
AN METODE
CONTEXTUAL
TEACHING &
LEARNING
(CTL) PADA
SISWA KELAS
5 SDN
Masalah yang dihadapi sebelum tindakan
Kemampua Siswa
Menulis puisi
Keaktifan Siswa
Kurwang Bahan Ajar
Perencanaan
Tindakan penelitian peningkatan kemampuan menulis puisi melalui Contextual Teaching & Learning
Refleksi
Hasil Akhir
Kemampuan siswa menulis puisi meningkat
Keaktifan siswa meningkat
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan kerangka pemikiran serta
kondisi obyektif dilapangan maka perlu dirumuskan hipotesis tindakan disusun
sebagai berikut : jika menggunakan Contextual teaching & learning dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia ( Menulis Puisi ) maka kemampuan menulis puisi
siswa kelas V SDN Cikokol 4 Tangerang Tahun ajaran 2019-2020 akan meningkat.
E.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis
penelitian nya adalah penelitian tindakan kelas (PTK), tujuan inti dari penelitian
tindakan kelas adalah untuk peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran yang
dilakukan oleh guru melalui proses yang direncanakan tujuan diatas dapat dicapai
dengan cara melakukan berbagai tindakan untuk memecahkan berbagai
permasalahan di kelas yang selama ini dihadapi, oleh karena itu focus penelitian
tindakan kelas adalah terletak kepada tindakan – tindakan alternative yang
direncanakan oleh guru. Dengan penelitian tindakan kelas guru mengevaluasi
sendiri praktik mengajar yang dilakukannya di dalam kelas.
PTK memandang guru sebagai satu-satunya orang yang paling menela situasi
dan masalah yang ada dikelasnya, sehingga dapat memutuskan teori dan praktek
mana yang cocok diterapkan untuk kelasnya, menurut Mc. Niff dalam Mawardi,
S. S. I., M.Pd. (2019 : 62). Berdasarkan pernyataan tersebut, maka PTK adalah
guru sebagai satu-satunya yang mengetahuai tentang keadaan, lingkngan didalam
kelas dan kondisi selama pembelajaran berlangsung.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan proses yang berulang – ulang, bersiklus,
dinamis, dan kolaboratif pada orang – orang yang hidupnya dipengaruhi oleh isu-
isu social. Menurut Stringer dalam Mawardi, S. S. I., M.Pd. (2019 : 59).
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka Penelitian Tindakan Kelas melewati siklus
dari perencanaan pelaksanaan, observasi, dan peninjauan kembali. Orang yang
31
ikut berperan diharapkan mendapatkan perubahan dalam praktek pengembangan
sosialnya. Penelitian tindakan membantu orang untuk menyelesaikan masalah,
meneliti perubahan dan mempelajari akibat dari perubahannya terebut.
Suatu pedoman bagi para dosen, mahasiswa, dan guru untuk mengadakan
perubahan sekolah kearah peningkatan yang lebih baik. Menurut Soenarto dalam
Mawardi, S. S. I., M.Pd. (2019 : 60). Berdasarkan pernyataan tersebut, maka
Penelitian Tindakan Kelas menyajikan cara-cara kerja yang akan menghubungkan
antara teori dan tindakan. Diharapkan para pendidik tidak hanya dapat
meningkatkan apa yang mereka kerjakan, tetapi sebaiknya mengetahui dan
memahami apa yang seharusnya mereka kerjakan.
Dari kesimpulan diatas bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu
strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk
proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil berjalan, dalam mendeteksi
dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang terlibat dalam
kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model kemis dan Mc. Taggart,
Kemis menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana,
tindakan, pengamatan, refleksi, kemudian jika dalam melaksanakan setiap
tindakan ditemukan kekurangan atau masih belum mencapai hasil yang
diharapkan maka penelitian melaksanakan perencanaan kembali yang merupakan
dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan dalam proses
pembelajaran.
32
Gambar 3. 2 Model Spriral Kemmis dan Mc. Taggart
1. Rencana ( Planing )
Pada tahap ini penelitian menemukan focus masalah yang perlu mendapaykan
perhatian khusus untuk diamati, kemudian merencanakan dan membuat intrumen
pengamatan untuk mengukur fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
2. Tindakan ( Action )
Pada tahanp ini penelitian melaksanakan berdasarkan rencana tindakan yang
sudah disusun, sebagai upaya dalam memperbaiki dan meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses
pembelajaran, dilakukan tes tertulis dan non tes berupa lembar observasi tindakan
guru juga lembar observasi kegiatan siswa.
3. Observasi ( Observing )
Pada tahap ini peneliti mengamati sejauh mana efektovitas tindakan yang
sudah dilaksanakan dan terapkan terhadap siswa. Apakah dengan tindakan yang
33
dilaksanakan dan diterapkan mampu meningkatkan dan memperbaiki proses
pembelajaran dan hasil belajar atau tidak.
4. Refleksi ( Reflection )
Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan observasi mengkaji dan mengulas
secara kritis tentang perubahan atau dampak tindakan yang telah dilaksanakan
berdasarkan kepada kritria yang telah ditetapkan apabila hasil analisis menunjukan
belum tercapainya kriteria yang ditetapkan disusun rencana tindakan siklus berikutnya
sampai tercapai kriteria yang ditentukan atau terpecahkan masalah dalam proses
pembelajaran tersebut.
B. Kehadiran dan Peran Penelitian di Lapangan
Penelitian tindakan sebagai perencana, pelaksana tindakan, dan refleksi,
peneliti juga sebagai pengumpulan data yang penganalisis data serta melaporkan hasil
penelitian. Penelitian ini berkolaborasi dengan dua rekan sejawat sebagai pengamat (
Observer ) yaitu observer pertama adalah guru kelas enam dan observer kedua guru
kelas lima yang membantu peneliti dalam mengamati tindakan guru dan siswa
dilapangan.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cikokol 4 Tangerang, yang beralamat di
jln. Betungraya Cikokol, Tnagerang dan akan dilakukan di kelas V. Waktu observasi
dan penelitian dilakukan sembilan bulan dimulai pada juli 2019 sampai pada bulan
April 2020.
34
Tabel 3. 1 jadwal penelitian
No Kegiatan Bulam
Juli Agus Sep Okt Nov Des Jan Feb Mart April
1. Pengajuan judul
2. Bimbingan
proposal
3. Seminar
proposal
4. Revisi hasil
seminar
5. Pembuatan
instrument
6. Penelitian
disekolah
7. Siklus I
8. Siklus II
9. Siklus III
10. Pengolahan data
11. Ujian skripsi
D. Instrumen Penelitian
35
Instrumen yang akan digunakan adalah instrumen tes dan non tes. Instrument
tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi. Adapun
istrumen non tes digunakan untuk mengetahui perubahan tingkah laku yang berupa
lembar observasi dan dokumentasi.
Tabel 3. 2 instrumen test
NO Aspek Penilaian Skala Nilai Tolak Ukur Skor
1. Judul Sangat baik,
baik, cukup,
kurang
Judul puisi menarik
bagi pembaca
( 4,3,2,1)
2. Kesesuaian dengan
tema
Sangat baik,
baik, cukup,
kurang
Isi menerangkan
sebagian besar tema
( 4,3,2,1)
3. Diksi Sangat baik,
baik, cukup,
kurang
Diksi yang dipilih
sangat tepat, indah,
dan mendukung
makna ini
( 4,3,2,1)
4. Tipografi Sangat baik,
baik, cukup,
kurang
Tipografi yang
dipilih sangat
mendukung
( 4,3,2,1)
Keterangan :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
36
4 = sangat baik
1. Intrumen Non Tes
Instrument non tes berupa pedoman observasi dan dokumentasi foto.
a. Pedoman Observasi
Pedoman obervasi digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa dalam
pembelajaran serta mengamati sikap posotif dan negatif siswa dalam proses
pembelajaran. Pada pedoman observasi inilah yang akan dijabarkan sikap
positif dan negatif siswa selama pembelajaran siklus I, dan II
b. Dokumentasi
Dokumen dalam penelitian ini diambil menggunakan kamera handphone
dengan hasil berupa foto-foto saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam
sebuah penelitian dokumentasi amatlah penting perannya karena menjadi
sebuah bukti ontentik yang akan dilaporkan bahwa peneliti telah melakukan
penelitian disekolah terkait. Namun demikian, terdapat dokumen-dokumen
yang berupa hasil menulis puisi siswa.
E. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan ini dibuat agar peneliti yang menggunaka Penelitian
Tindakan Kelas memahami, apakah setiap tindakan dalam setiap siklusnya ada
peningkatan atau tidak. Kemampuan berpikir kritis siswa dikatakan meningkat secara
klasikal jika minimal 75% siswa telah berhasil memperoleh nilai ≥ KKM disekolah
yaitu 70 dan tindakan dikategorikan berhasil 85% proses pelaksanaan tindakan telah
berhasil sesuai dengan scenario pembelajaran.
37
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian teknik pengumpulan data diperoleh dengan :1. Observasi
Observasi dapat dilakukan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan
langsung secara sistematis mengenai permasalahan yang akan diteliti, kemudia
diberi ceklis sesuai kenyataan, jenis observasi yang digunakan adalah observasi
langsung.
Tabel 3. 3 lembar observasi dalam aktivitas siswa
NO Aspek Aktivitas yang Diamati 1 2 3 4
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru
2. Memahami materi dan tujuan pembelajaran
yang disampaikan
3. Semangat dan antusias mengerjakan tugas
4. Aktif bertanya mengenai hal-hal yang tidak
diketahui siswa
5. Merumuskan kesimpulan
6. Berani tampil didepan kelas
7. Aktif berinteraksi terhadap guru atau teman
38
8. Aktif bertanya
9. Aktif menjawab pertnyaan
Ketentuan skor :
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3 = baik
4 = sangat baik
2. Tes Tes yang digunakan adalah tes menulis puisi yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah menerima materi pembelajaran.
Nilai yang akan diambil berasal dari tes belajar disetiap akhir siklus.
3. Dokumentasi
Melalui dekumentasi yang dikumpulkan maka akan dapat terkumpul data yang
dibutuhkan dalam penelitian. Dokumentasi ini berupa foto-foto selama kegiatan
penelitian dan data-data lembar hasil menulis puisi siswa.
G. Tehnik Analisis Data
Analisia data dilakukan setelah semua data yang diperlukan sudah terkumpul,
rencananya akan dilaksanakan setiap akhir siklus. Data yang dikumpulkan berupa
hasil observasi, hasil tes menulis, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
dilakukan dalam penelitian tindakan ini menggunakan analisis kualitatif. Untuk
39
melihat proses tindakan yang dilakukan dan teknik analisis kuantitatif untuk
mendapatkan nilai rata-rata yang ada setiap siklus.
H. Keabsahan Data
Dalam penelitian kelas ini teknik yang digunakan untuk menguji kebsahan
data yaitu menggunakan hasil observasi dan tes untuk mendapatkian hasil informasi
yang tepat dipercaya.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penilitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan oleh peneliti terdiri
dari dua siklus, yang mana pada setiap siklus terdiri dari empat tahap sebagai berikut.
Siklus I
1. Perencanaan
a) Mengidentifikasi masalah yang ada disekolah khususnya di kelas yang diteliti
sebelum melakukan penelitian.
b) Menganalisis dan merumuskan masalah dengan tepat sesuai dengan
permasalahan.
c) Menganalisis standar isi untuk mengetahui kesesuaian kompetensi dasar (KD)
terhadap tindakan yang dilakukan.
d) Merancang perangkat pembelajaran RPP sesuai dengan Kompetensi Dasar
(KD) yang telah ditetapkan.
e) Mendiskusikan kegiatan pembelajaran melalui metode Contextual Teaching
and Learning.
f) Menyiapkan alat peraga, alat bantu atau media pemebelajaran yang sesuai
dengan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan.
40
g) Menyiapkan intrumen untuk pembelajaran siswa
h) Menyusun kegiatan belajar siswa sesuai langkah-langkah metode Contextual
Teaching and Learning.
i) Merencanakan tugas dan pembelajaran kepada siswa.
2. Tindakan
a) Melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang telah dibuat.
b) Menerapakn metode pembelajaran melalui metode Contextual Teaching and
Learning dengan prosedurnya.
c) Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai
dengan rencana.
d) Memanfaatkan waktu/alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan
yang dilaksanakan agar pelaksanaan pembelajaran dengan maksimal.
e) Mengatisipasi pelaksanaan pembelajaran dengan solusi apabila menemui
kendala saat melakukan tahap tindakan pada pembelajaran.
3. Observasi
a) Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode Contextual Teaching and
Learning terhadap pemberian tindakan oleh guru dan aktivitas belajar siswa.
b) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan saat penerapan metode pembelajaran
melalui metode Contextual Teaching and Learning, untuk mengetahui
kekurangan saat proses pembelajaran.
c) Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-
kelemahan yang dilakukan guru serta memberikan perbaikan untuk
pembelajaran berikutnya.
4. Refleksi
41
a) Menganalisis, temuan saat melakukan observasi dari hasil pemantauan
aktivitas tindakan guru dan siswa.
b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan metode
Contextual Teaching and Learning dan menindak lanjuti untuk langkah
berikutnya.
c) Melakukan refleksi terhadap penerapan metode Contextual Teaching and
Learning
d) Melakuka refleksi terhadap keaktifan siswa dan ketertiban siswa dalam
pembelajaran
e) Mentatan factor keggagalan dari implementasi
Siklus II
1. Perencanaan
a) Hasil refleksi di evaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk
diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
b) Menata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran siklus I.
c) Merancang pembelajaran siklus II berdasarkan refleksi siklus I baik dari segfi
rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disesuaikan dari hasil
refleksi siklus II.
2. Tindakan
a) Melakukan analisis pemecahan masalah pembelajaran sesuai temuan siklus I.
b) Melaksanakan tindakan perbaikan sikslus II dengan memaksimalkan
penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
dengan mengunakan metode Contextual Teaching and Learning.
3. Observasi
42
a) Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode Contextual Teaching and
Learning pada pelaksanaan siklus II.
b) Mencatat perubahan dan perbedaan yang terjadi pada tindakan setiap
siklusnya baik pada siklus I dan siklus II.
c) Melakukan diskusi dan pembahasan masalah yang dihadapi saat pembelajaran
pada tindakan siklus II.
4. Refreksi
a) Merefleksi proses pembelajaran dengan menggunakan metode Contextual
Teaching and Learning untuk mengidentifikasi peningkatan kemampuan
menulis puisi siswa pada siklus I dan siklus II.
b) Merefleksikan siswa menulis puisi melalui penerapan metode Contextual
Teaching and Learning siklus II.
c) Menganalisis hasil temuan dan hasil akhir penelitian siklus II
d) Hasil kerja siswa yang terjadi pada siklus II.
Siklus III
1. Perencanaan
a). Hasil refleksi di evaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk
diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
b). Menata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran siklus II.
c). Merancang pembelajaran siklus III berdasarkan refleksi siklus II baik dari
segfi rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disesuaikan dari
hasil refleksi siklus III.
2. Tindakan
43
a). Melakukan analisis pemecahan masalah pembelajaran sesuai temuan
siklus II.
b) Melaksanakan tindakan perbaikan sikslus III dengan memaksimalkan
penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
dengan mengunakan metode Contextual Teaching and Learning.
3. Observasi
a). Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode Contextual Teaching
and Learning pada pelaksanaan siklus III.
b). Mencatat perubahan dan perbedaan yang terjadi pada tindakan setiap siklusnya
baik pada siklus II dan siklus III.
c). Melakukan diskusi dan pembahasan masalah yang dihadapi saat
pembelajaran pada tindakan siklus III.
4. Refreksi
a). Merefleksi proses pembelajaran dengan menggunakan metode Contextual
Teaching and Learning untuk mengidentifikasi peningkatan kemampuan menulis
puisi siswa pada siklus II dan siklus III.
b). Merefleksikan siswa menulis puisi melalui penerapan metode Contextual
Teaching and Learning siklus III.
c). Menganalisis hasil temuan dan hasil akhir penelitian siklus III
d). Hasil kerja siswa yang terjadi pada siklus III.
44
Daftar Pustaka
Abdurrahman, M., 2012. Anak Berkesulitan belajar. Jakarta: PT Rineke Cipta.
A, T. I. B., 2017. Mendesain Model Pemeblajaran Inovatif, Progresif, Kontestual. Jakarta: PT kharisma Utama.
Febriana, A., 2018. Peningkatan keterampilan menulis puisi melalui metode Contextual Teaching and Learning (CTL). wahana sekolah dasar, p. 36.
Kosasih, 2017. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia.
Mawardi, 2019. Desain penelitian tindakan kelas. Jakarta: Samudra Biru.
Pradopo, R. D., 2017. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rukayah, 2017. Pengajaran Sastra Menulis Puisi. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Saleh, Z. H., 2013. Terampil Menulis di Sekolah Dasar. Tangerang: PT Pustaka Mandiri.
Solihah, L., 2018. peningkatan keterampilan menulis puisi melalui pendekatan kontekstual di kelas V SDN rancaloa kota bandung. keterampilan menulis puisi, p. cakrawala pendas.
Sukino, 2010. Menulis itu Mudah. Yogyakarta: Pustaka Populer Lkis Yogyakarta.
Suprapti, 2018. peningkatan keterampilan menulis puisi melalui pendekatan contextual teaching and learning pada siswa kelas V asd 1 Dersalam Bae Kudus. majalah ilmu pendidikan dasar, Volume 8, p. 3.
Sutarno, 2017. peningkatan keterampilan menulis puisi pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pendekatan Cpntextual Teaching and learning SD 1 undaan kidul. media penelitian pendidikan, V olume 11.
uprapti, 2018. peningkatan keterampilan menulis puisi melalui pendekatan contextual teachinga nd learning pada siswa kelas V asd 1 Dersalam Bae Kudus. majalah ilmu pendidikan dasar, Volume 8, p. 4.
45
LAMPIRAN – LAMPIRAN
46
Lampiran 1 RPP Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Cikokol 4 Tangerang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : V (Lima)
Hari / tanggal : 14 Januari 2020
I. Standar Kompetensi
1. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta secara
tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.
II. Kompetensi Dasar
8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
III. Indikator
8.3.1. Memahami unsur-unsur puisi.
8.3.1. Memahami langkah menulis puisi bebas dengan mudah dan sederhana.
8.3.1. Menulis puisi bebas.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami unsur-unsur puisi berdasarkan penjelasan guru
dengan benar.
2. Siswa dapat memahami langkah menulis puisi berdasarkan pendekatan
kontekstual dengan benar.
3. Siswa dapat menulis puisi bebas melalui pendekatan kontekstual
dengan indah.
47
Karakter yang diharapkan:
1. Siswa memiliki tanggung jawab dalam mengikuti proses pembelajaran,
yakni memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
2. Siswa kreatif dalam membuat puisi sesuai dengan tema yang pernah
mereka alami.
3. Siswa imajinatif dalam pelajaran yakni melalui tulisan yang telah dibuat.
V. Materi Ajar
Puisi bebas
VI. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab, penugasan
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Siswa berdoa.
2. Siswa menyimak apersepsi yang diberikan oleh guru.
3. Siswa menyimak ketika guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dan materi pokok yaitu puisi bebas.
B. Kegiatan Inti
1. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang pengertian puisi. (Bertanya,
karena dalam pembelajaran berbasis kontekstual ada kegiatan
bertanya)
2. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai pengertian puisi bebas.
3. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai unsur-unsur puisi bebas.
4. Siswa menyimak pemodelan guru menganalisis unsur-unsur yang
terdapat dalam sebuah bebas puisi yang berjudul Indahnya Bersekolah.
(Pemodelan/Modelling, karena dalam pembelajaran berbasis
kontekstual ada kegiatan modelling)
5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi yang masih
belum jelas. (Bertanya, karena dalam pembelajaran berbasis 48
kontekstual ada kegiatan bertanya)
6. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk merenung atau mengingat
kembali materi apa saja yang sudah dipelajari.
7. Siswa merefleksi pembelajaran yang telah dipelajari. (Refleksi, karena
dalam pembelajaran berbasis kontekstual ada kegiatan refleksi)
8. Siswa menyimpulkan sendiri materi yang telah dipelajari.
9. Guru memberikan pesan moral terkait materi puisi bebas.
C. Kegiatan Akhir
Siswa diberi tindak lanjut berupa perintah untuk mempelajari kembali
materi yang telah diajarkan.
D. Media Pembelajaran : -
VIII. Penilaian
A. Prosedur : dalam kegiatan inti
B. Jenis : tes tertulis
C. Bentuk : produk berupa puisi bebas
A. Kriteria Penilaian
Pedoman penilaian produk berupa karangan
No Aspek yang dinilai Skor maksimal
1. Kebaruan tema dan makna 1-5
2. Amanat 1-5
3. Citraan dan imajinasi 1-5
4. Ketepatan Diksi 1-5
5. Gaya Bahasa 1-5
Jumlah 25
49
Aspek yang dinilai
Patokan Skor Kriteria
Kebaruan tema dan makna
Tema puisi sangat aktual, sangat sesuai dengan perkembangan siswa. 5 Sangat Baik
Tema puisi aktual, sesuai dengan perkembangan siswa. 4 Baik
Tema puisi cukup aktual, cukup sesuai dengan perkembangan siswa. 3 Cukup
Tema puisi kurang aktual, kurang sesuai dengan perkembangan anak. 2 Kurang
Tema puisi tidak aktual, kurang sesuai dengan perkembangan anak. 1 Sangat
Kurang
Amanat puisi tersurat dengan sangat jelas dan sangat sesuai. 5 Sangat Baik
Amanat puisi sudah jelas dan cukup sesuai,4 Baik
Amanat puisi cukup jelas dan cukup sesuai 3 Cukup
50
Amanat puisi kurang jelas dan kurang sesuai 2 Kurang
Amanat puisi sangat kurang jelas dan sangat kurang sesuai 1
Sangat Kurang
Sangat menciptakan kesan indrawi kepada pembaca dan sangat sesuai 5 Sangat Baik
menciptakan kesan indrawi kepada pembaca, sesuai .4 Baik
Cukup menciptakan kesan indrawi kepada pembaca dan cukup sesuai 3 Cukup
Kurang menciptakan kesan indrawi kepada pembaca.2 Kurang
Sangat kurang menciptakan kesan indrawi kepada pembaca. 1 Sangat Kurang
Pilihan kata sangat sederhana, sangatmemperhatikan keindahan.
5 Sangat Baik
51
52
Pilihan kata sederhana, memperhatikan
keindahan.4 Baik
Pilihan kata cukup sederhana sehingga
mengaburkan makna, cukup
memperhatikan keindahan.3 Cukup
Pilihan kata kurang sederhana sehingga
mengaburkan makna, kurang
memperhatikan keindahan. 2 Kurang
Pilihan kata sangat kurang sederhana
sehingga mengaburkan makna, sangat
kurang memperhatikan keindahan.
1
Sangat
Kurang
Gaya bahasa/majas
Ada penggunaan majas yang sangat sesuai.
5 Sangat Baik
Ada penggunaan majas indah tetapi kurang
sesuai. 4 Baik
Penggunaan majas cukup dan cukup sesuai.
3 Cukup
Penggunaan majas kurang indah, dan
kurang sesuai. 2 Kurang
Tidak ada penggunaan majas dan tidak
sesuai. 1Sangat
Kurang
Skor Maksimal 25
Nilai siswa =total skor
skor maksimal
x 100
B. Kriteria Keberhasilan
1. Siswa dianggap berhasil jika dalam setiap mata pelajaran bahasa
Indonesia siswa memperoleh nilai ≥ 65.
2. Pembelajaran dianggap berhasil apabila nilai rata-rata siswa
memperoleh ≥ 65 sebanyak 70% dan aktif dalam proses
pembelajaran.
IX. Lampiran-Lampiran
A. Materi Pelajaran
Tangerang, …..2020
Mengetahui,
Guru Kelas V Pengamat (Observer)
Yuyun Yuningsih Eriska Nurwantari
NIM 1686206238
Mengetahui :
Kepala Sekolah Dasar Negeri Cikokol 4
Abdurahman, M.Pd
Nip : 196802061993071001
53
54
Lampiran 2 RPP Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Cikokol 4 Tangerang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : V (Lima)
Hari / tanggal : 30 Januari 2020
I. Standar Kompetensi
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta secara tertulis
dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.
II. Kompetensi Dasar
8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
III. Indikator
8.3.1. Memahami unsur-unsur puisi.
8.3.1. Memahami langkah menulis puisi bebas dengan mudah dan
sederhana.
8.3.1. Menulis puisi bebas.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami unsur-unsur puisi berdasarkan penjelasan guru
dengan benar.
2. Siswa dapat memahami langkah menulis puisi berdasarkan pendekatan
kontekstual dengan benar.
3. Siswa dapat menulis puisi bebas melalui pendekatan kontekstual
dengan indah.
Karakter yang diharapkan:
1. Siswa memiliki tanggung jawab dalam mengikuti proses pembelajaran,
55
yakni memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
2. Siswa kreatif dalam membuat puisi sesuai dengan tema yang pernah
mereka alami.
3. Siswa imajinatif dalam pelajaran yakni melalui tulisan yang telah
dibuat.
V. Materi Ajar
Puisi berjudul guruku
VI. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab, penugasan
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Siswa berdoa.
2. Siswa menyimak apersepsi yang diberikan oleh guru.
3. Siswa menyimak ketika guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dan materi pokok yaitu puisi bebas.
B. Kegiatan Inti
1. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang perbedaan puisi bebas dengan
puisi. ( Bertanya, karena bertanya merupakan salah satu kegiatan yang
ada dalam proses pembelajaran yang berbasis kontekstual )
2. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai unsur-unsur puisi, terutama
menekankan pada unsur amanat dan gaya bahasa.
3. Siswa menyimak pemodelan guru menganalisis unsur intrinsik yang
terdapat dalam puisi bebas yang berjudul “Guruku ”. ( Modelling,
karena modelling merupakan salah satu kegiatan yang ada dalam proses
pembelajaran yang berbasis kontekstual )
4. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi yang masih
belum jelas. (Bertanya, karena bertanya merupakan salah satu kegiatan
yang ada dalam proses pembelajaran yang berbasis kontekstual )56
5. Siswa menyimpulkan sendiri materi yang telah dipelajari.
6. Guru memberikan pesan moral terkait materi puisi guruku.
C. Kegiatan Akhir
7. Siswa diberi tindak lanjut berupa perintah untuk mempelajari kembali
materi yang telah diajarkan.
8. Siswa berdoa menutup pelajaran dengan bimbingan guru.
VIII. Media PembelajaranMedia Pembelajaran : teks contoh puisi guruku
IX. Penilaian
A. Prosedur : dalam kegiatan inti
B. Jenis : tes tertulis
C. Bentuk : produk berupa puisi “perpustakan”
D. Kriteria Penilaian
1. Pedoman penilaian produk berupa karangan
No. Aspek yang dinilai Skor penilaian1. Kebaruan Tema dan Makna 1-52. Amanat 1-53. Citraan atau imajinasi 1-54. Diksi 1-55. Gaya Bahasa 1-5
Aspek yang dinilai
Patokan Skor Kriteria
Kebaruan tema dan makna
Tema puisi sangat aktual, sangat sesuai dengan perkembangan siswa, dan sangat sesuai dengan puisi berjudul guruku.
5 Sangat Baik
Tema puisi aktual, sesuai dengan perkembangan siswa, sesuai dengan objek yang sesuai dengan puisi berjudul guruku .
4 Baik
Tema puisi cukup aktual, cukup sesuai dengan perkembangan siswa, cukup sesuai dengan puisi berjudul guruku.
3 Cukup
57
Tema puisi kurang aktual, kurang sesuai dengan perkembangan anak, kurang sesuai dengan objek yang sesuai dengan puisi berjudul guruku.
2 Kurang
Tema puisi tidak aktual, kurang sesuai dengan perkembangan anak, tidak sesuai dengan objek yang sesuai dengan puisi berjudul guruku.
1Sangat Kurang
Amanat puisi tersurat dengan sangat jelas dan sangat sesuai dengan puisi berjudul guruku. 5 Sangat Baik
Amanat puisi jelas dan sesuai dengan objek yang sesuai dengan puisi berjudul guruku. 4 Baik
Amanat puisi cukup jelas dan cukup sesuai dengan objek yang sesuai dengan puisi berjudul guruku
3 Cukup
Amanat puisi kurang jelas dan kurang sesuai dengan objek yang sesuai dengan puisi berjudul guruku
2 Kurang
Amanat puisi sangat kurang jelas dan sangat kurang sesuai dengan puisi berjudul guruku 1
Sangat Kurang
Sangat menciptakan kesan indrawi kepada pembaca dan sangat sesuai dengan puisi berjudul guruku.
5 Sangat Baik
menciptakan kesan indrawi kepada pembaca, dan esuai dengan objek yang sesuai dengan puisi berjudul guruku
4 Baik
58
Cukup menciptakan kesan indrawi kepada pembaca dan cukup sesuai dengan puisi berjudul guruku.
3 Cukup
Kurang menciptakan kesan indrawi kepadapembaca,dan kurang sesuai dengan puisi berjudul guruku
2 Kurang
Sangat surang menciptakan kesan indrawi kepada pembaca, dan tidak sesuai dengan puisi berjudul guruku
1 Sangat Kurang
Pilihan kata sangat sederhana, sangat memperhatikan keindahan, sangat sesuai dengan objek yang sesuai dengan puisi berjudul guruku
5 Sangat Baik
Pilihan kata sederhana, memperhatikan keindahan, sesuai dengan puisi berjudul guruku.
4 Baik
Pilihan kata cukup sederhana sehingga mengaburkan makna, cukup memperhatikan keindahan, cukup sesuai dengan puisi berjudul guruku
3 Cukup
Pilihan kata kurang sederhana sehingga mengaburkan makna, kurang memperhatikan keindahan, kurang sesuai dengan puisi berjudul guruku
2 Kurang
Pilihan kata sangat kurang sederhana sehingga mengaburkan makna, sangat kurang memperhatikan keindahan, sangat kurang sesuai dengan puisi berjudul guruku 1
Sangat Kurang
Ada penggunaan majas yang sangat sesuai dengan puisi berjudul guruku 5 Sangat Baik
59
Nilai siswa =total skor
skor maksimal x 100
Ada penggunaan majas indah tetapi kurang sesuai dengan puisi berjudul guruku 4 Baik
Penggunaan majas cukup dan cukup sesuaiDengan puisi berjudul guruku
3 Cukup
Penggunaan majas kurang indah, dan kurang sesuai dengan puisi berjudul guruku 2 Kurang
Tidak ada penggunaan majas dan tidak sesuai dengan puisi berjudul guruku. 1
Sangat Kurang
Skor Maksimal 25
E. Kriteria Keberhasilan
1. Siswa dianggap berhasil jika dalam setiap mata pelajaran bahasa
Indonesia siswa memperoleh nilai ≥ 65.
2. Pembelajaran dianggap berhasil apabila rata-rata siswa memperoleh
nilai ≥ 65 sebanyak 70% dan aktif dalam proses pembelajaran.
60
X. Lampiran-Lampiran
A. Materi Pelajaran
Tangerang,
Mengetahui,
Guru Kelas V Pengamat (Observer)
Eriska NurwantariYuyun Yuningsih
NIM 1686206238
Mengetahui :Kepala Sekolah Dasar Negeri Cikokol 4
Abdurahman, M.Pd
Nip : 196802061993071001
61
Lampiran 3 RPP Siklus III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SDN Cikokol 4 Tangerang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : V (Lima)
Hari / tanggal : 5 Februari 2020
I. Standar Kompetensi
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta secara tertulis
dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.
II. Kompetensi Dasar
8.4 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
III. Indikator
8.4.1. Memahami unsur-unsur puisi.
8.3.1. Memahami langkah menulis puisi bebas dengan mudah dan
sederhana.
8.3.1. Menulis puisi bebas.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami unsur-unsur puisi berdasarkan penjelasan guru
dengan benar.
2. Siswa dapat memahami langkah menulis puisi berdasarkan pendekatan
kontekstual dengan benar.
62
3. Siswa dapat menulis puisi bebas melalui pendekatan kontekstual
dengan indah.
V. Karakter yang diharapkan:1. Siswa memiliki tanggung jawab dalam mengikuti proses pembelajaran,
yakni memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
2. Siswa kreatif dalam membuat puisi sesuai dengan tema yang pernah
mereka alami.
3. Siswa imajinatif dalam pelajaran yakni melalui tulisan yang telah
dibuat.
VI. Materi Ajar
Puisi perpustakaan
VII. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab, penugasan
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal
1. Siswa berdoa..
2. Siswa menyimak apersepsi yang diberikan oleh guru.
3. Siswa menyimak ketika guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dan materi pokok yaitu puisi bebas.
B. Kegiatan Inti
1. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang perbedaan puisi bebas
dengan puisi. ( Bertanya, karena bertanya merupakan salah satu
kegiatan yang ada dalam proses pembelajaran yang berbasis
kontekstual )
63
2. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai unsur-unsur puisi,
terutama menekankan pada unsur amanat dan gaya bahasa.
3. Siswa menyimak pemodelan guru menganalisis unsur intrinsik yang
terdapat dalam puisi bebas yang berjudul “Perpustakan”.( Modelling,
karena modelling merupakan salah satu kegiatan yang ada dalam
proses pembelajaran yang berbasis kontekstual )
4. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi yang masih
belum jelas. (Bertanya, karena bertanya merupakan salah satu
kegiatan yang ada dalam proses pembelajaran yang berbasis
kontekstual )
5. Siswa menyimpulkan sendiri materi yang telah dipelajari.
6. Guru memberikan pesan moral terkait materi puisi bebas.
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa diberi tindak lanjut berupa perintah untuk mempelajari kembali
materi yang telah diajarkan.
2. Siswa berdoa menutup pelajaran dengan bimbingan guru.
IX. Media Pembelajarana. Media Pembelajaran : teks contoh puisi perpustakaan
X. Penilaiana. Prosedur : dalam kegiatan intib. Jenis : tes tertulisc. Bentuk : produk berupa puisi “perpustakan”d. Kriteria Penilaian
1. Pedoman penilaian produk berupa karangan
No. Aspek yang dinilai Skor penilaian1. Kebaruan Tema dan Makna 1-52. Amanat 1-53. Citraan atau imajinasi 1-54. Diksi 1-55. Gaya Bahasa 1-5
64
Aspek yang dinilai
Patokan Skor Kriteria
Kebaruan tema dan makna
Tema puisi sangat aktual, sangat sesuai dengan perkembangan siswa, dan sangat sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
5 Sangat Baik
Tema puisi aktual, sesuai dengan perkembangan siswa, sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
4 Baik
Tema puisi cukup aktual, cukup sesuai dengan perkembangan siswa, cukup sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
3 Cukup
Tema puisi kurang aktual, kurang sesuai dengan perkembangan anak, kurang sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
2 Kurang
Tema puisi tidak aktual, kurang sesuai dengan perkembangan anak, tidak sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
1Sangat Kurang
Amanat puisi tersurat dengan sangat jelas dan sangat sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
5 Sangat Baik
Amanat puisi jelas dan sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
4 Baik
Amanat puisi cukup jelas dan cukup sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpuatakaan.
3 Cukup
65
Amanat puisi kurang jelas dan kurang sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
2 Kurang
Amanat puisi sangat kurang jelas dan sangat kurang sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
1Sangat Kurang
Sangat menciptakan kesan indrawi kepada pembaca dan sangat sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
5 Sangat Baik
menciptakan kesan indrawi kepada pembaca, dan esuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
4 Baik
Cukup menciptakan kesan indrawi kepada pembaca dan cukup sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
3 Cukup
Kurang menciptakan kesan indrawi kepadapembaca,dan kurang sesuai dengan objek yang
2 Kurang
sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
Sangat surang menciptakan kesan indrawi kepada pembaca, dan tidak sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
1 Sangat Kurang
Pilihan kata sangat sederhana, sangat memperhatikan keindahan, sangat sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
5 Sangat Baik
66
Nilai siswa =total skor
skor maksimal x 100
Pilihan kata sederhana, memperhatikan keindahan, sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
4 Baik
Pilihan kata cukup sederhana sehingga mengaburkan makna, cukup memperhatikan keindahan, cukup sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
3 Cukup
Pilihan kata kurang sederhana sehingga mengaburkan makna, kurang memperhatikan keindahan, kurang sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan.
2 Kurang
Pilihan kata sangat kurang sederhana sehingga mengaburkan makna, sangat kurang memperhatikan keindahan, sangat kurang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan. 1
Sangat Kurang
Ada penggunaan majas yang sangat sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan. 5 Sangat Baik
Ada penggunaan majas indah tetapi kurang sesuai dengan objek yang ada perpustakaan. 4 Baik
Penggunaan majas cukup dan cukup sesuaidengan objek yang ada di perpustakaan.
3 Cukup
Penggunaan majas kurang indah, dan kurang sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan. 2 Kurang
Tidak ada penggunaan majas dan tidak sesuai dengan objek yang ada di perpustakaan. 1
Sangat Kurang
Skor Maksimal 25
67
F. Kriteria Keberhasilan
1. Siswa dianggap berhasil jika dalam setiap mata pelajaran bahasa
Indonesia siswa memperoleh nilai ≥ 65.
2. Pembelajaran dianggap berhasil apabila rata-rata siswa
memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak 70% dan aktif dalam proses
pembelajaran.
XI. Lampiran-Lampiran
A. Materi Pelajaran
Tangerang,
Mengetahui,
Guru Kelas V Pengamat (Observer)
Eriska Nurwantari Yuyun Yuningsih
NIM 1686206238
Mengetahui :Kepala Sekolah Dasar Negeri Cikokol 4
Abdurahman, M.Pd
Nip : 196802061993071001
68
Lampiran 4
Lembar Observasi
Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus I
No Aspek yang diamati Pertemuan Siklus IRendah Sedang Tinggi
1 Aktif mmemperhatikan penjelasan
guru
V
2 Aktif menjawab pertanyaan guru V
3 Kesungguhan siswa dalam
mengikuti pelajaran
V
4 Kesungguhan siswa dalam
berlatih menulis puisi
V
5 Rasa ingin tahu siswa meningkat V
69
Lembar Observasi
Guru dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus I
No Aspek yang diamati Siklus IRendah Sedang Tinggi
1 Kesesuaian RPP dengan kegiatan
pembelajaran
v
2 Memberikan Informasi secara tepat v
3 Menggunakan berbagai sumber v
4 Menggunakan waktu dengan tepat
sesuai dengan rencana
v
5 Penuh Perhatian terhadap siswa v
6 Memberikan motivasi kepada siswa v
7 Menggunakan multi metode v
8 Memberi umpan balik terhadap siswa v
9 Memberi Tindak lanjut v
70
Lampiran 5
Lembar Observasi
Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus II
No Aspek yang diamati Siklus IIRendah Sedang Tinggi
1 Aktif mmemperhatikan penjelasan
Guru
v
2 Aktif menjawab pertanyaan guru v
3 Kesungguhan siswa dalam mengikuti
Pelajaran
v
4 Kesungguhan siswa dalam berlatih
menulis puisi
v
5 Rasa ingin tahu siswa meningkat v
71
Lembar Observasi
Guru dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus II
No Aspek yang diamati Siklus IIRendah Sedang Tinggi
1 Kesesuaian RPP dengan kegiatan
pembelajaran
v
2 Memberikan Informasi secara tepat v
3 Menggunakan berbagai sumber v
4 Menggunakan waktu dengan tepat
sesuai dengan rencana
v
5 Penuh Perhatian terhadap siswa v
6 Memberikan motivasi kepada siswa v
7 Menggunakan multi metode v
8 Memberi umpan balik terhadap siswa v
9 Memberi Tindak lanjut v
72
Lampiran 6
Lembar Observasi
Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus III
No Aspek yang diamati Siklus IIIRendah Sedang Tinggi
1 Aktif mmemperhatikan penjelasan guru v
2 Aktif menjawab pertanyaan guru v
3 Kesungguhan siswa dalam mengikuti
Pelajaran
v
4 Kesungguhan siswa dalam berlatih
menulis puisi
v
5 Rasa ingin tahu siswa meningkat v
73
Lembar Observasi
Guru dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus III
No Aspek yang diamati Siklus III
Rendah Sedang Tinggi1 Kesesuaian RPP dengan kegiatan
pembelajaran
v
2 Memberikan Informasi secara tepat v
3 Menggunakan berbagai sumber v
4 Menggunakan waktu dengan tepat
sesuai dengan rencana
v
5 Penuh Perhatian terhadap siswa v
6 Memberikan motivasi kepada siswa v
7 Menggunakan multi metode v
8 Memberi umpan balik terhadap siswa v
9 Memberi Tindak lanjut v
74
Lampiran 7
LEMBAR PENILAIAN ASPEK GAGASAN
Indikator Penilaian Menulis Puisi
1. Prosedur : Tes Proses
2. Jenis : Perbuatan
3. Teknik : Unjuk Kerja
4. Bentuk : Rubrik Pengamatan
No Aspek Skor Deskriptor Nilai
1 Gagasan 5 Penyusunan kata-kata
sesuai dengan gagasan
4 Penyusunan kata-kata
kurang sesuai dengan
gagasan
3 Penyusunan kata-kata
tidak sesuai dengan
gagasan
75
Lampiran 8
LEMBAR PENILAIAN ASPEK MEMILIH KATA-KATA
Indikator Penilaian Menulis Puisi
1. Prosedur : Tes Proses
2. Jenis : Perbuatan
3. Teknik : Unjuk Kerja
4. Bentuk : Rubrik Pengamatan
No Aspek Skor Deskriptor Nilai
1 Pilihan kata-kata 5 Pilihan kata-kata sesuai dengan gagasan dan tema
4 Pilihan kata-kata kurang sesuai dengan gagasan dan tema
3 Pilihan kata-kata tidak sesuai dengan gagasan dan tema
76
Lampiran 9 SK
77
78
Lampiran 10 PJS
79
Lampiran 11 Izin Observasi azal
80
Lampiran 12 Jurnal Bimbingan
81
Lampiran 13 surat balasan observasi
82
Lampiran 14 SK
83
Lampiran 15 Siklus I
84
85
86
Lampiran 16 Siklus II
87
88
89
Lampiran 17 Siklus III
90
91
92
Lampiran 18 Dokumentasi Siklus I
93
Lampiran 19 Dokumentasi Siklus II
94
Lampiran 20 Dokumentasi Siklus III
95