lembaran pernyataan -...
TRANSCRIPT
LEMBARAN PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya sendiri yang diajukan untuk memenuhi
2. persyaratan memperoleh gelar Strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Semua sumber yang telah saya gunakan telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya sendiri,
maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 02 Juni 2010
Penulis
ABSTRAK
Ach Zaini “Mekanisme Penyaluran Dana Koperasi Syariah BMT Assalam Dalam Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah” Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kendala yang dihadapi oleh para pelaku usaha kecil dan menengah adalah terbatasnya modal yang dimiliki untuk meningkatkan usahanya. Dikarenakan kurang memiliki akses ke perbankan atau juga karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap dana yang dialokasikan oleh perbankan terhadap UKM sehingga menyebabkan mereka sulit untuk mendapatkan tambahan dana dari bank. Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan kehadiran sebuah lembaga yang dapat memberikan tambahan modal untuk pengembangan usaha yang mereka tekuni. Hal ini dapat terwujud dengan hadirnya Koperasi Syariah BMT Assalam yang merupakan salah satu alternatif bagi mereka para pengusaha kecil dan menengah. Dalam membantu meningkatkan ekonomi pengusaha kecil dan menengah. Dalam meningkatkan usaha kecil dan menengah tentunya Koperasi Syariah BMT Assalam berupaya melakukan mekanisme penyaluran dana dengan semaksimal mungkin supaya dapat menjangkau keberadaan usaha kecil dan menengah.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Mekanisme Penyaluran Dana Koperasi Syariah BMT Assalam Dalam memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah, dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan Kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan data berupa observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa koperasi syariah BMT Assalam dalam meningkatkan ekonomi usaha kecil dan menengah bersal dari modal simpanan anggota dan pinjaman dari luar yang dikembangkan dan dengan berbagai unit usaha simpan pinjam dan pembiayaan serta kerjasama dengan lembaga terkait. Dengan menggunakan sumber dana yang dikumpulkan dari anggota sebagi sumber pendanaan serta penyaluran dana yang dilakukan Kopsyah BMT Assalam terhadap berbagai jenis usaha yang dijalani untuk pemberdayaan UKM, maka apa yang menjadi tujuan Koperasi Syariah BMT Assalam akan terealisasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
i
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat ilahi Robbi, yang telah
memberikan nikmat serta hidayahnya, sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah
limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga, para sahabat, dan para
pengikutnya.
Skripsi yang berjudul “Mekanisme Penyaluran Dana Koperasi Syariah
BMT Assalam Untuk Peningkatan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan”. Skipsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada program studi
Mnajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Selama menyusun skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
dialami penulis, baik yang berkaitan dengan waktu, pengumpulan data-data yang
berkaitan dengan skripsi dan lain sebagainya. Namun, berkat kesungguhan hati
dan kerja keras serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik itu dari
Dosen, keluarga, dan sahabat memberikan mutifasi yang sangat kuat bagi penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Sehingga segala kesulitan dan hambatan tersebut
dapat diatasi dengan baik. Sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan cepat
dan tepat.
Oleh karena itu, seyogyanya penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang bersangkutan :
ii
1. Kepada kedua orang tua yang telah banyak berjasa dalam hidup
penulis, tanpa didikan serta bimbingan dari beliau penulis tidak
akan menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga, dan
masyarakat luas. Semoga beliau mendapat tempat yang mulia di sisi
Allah SWT.
2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Bapak Dr. Murodi, MA,
Pudek I dan Pudek II Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas kepada penulis
selama mengikuti pendidikan program studi Manajemen Dakwah.
3. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, Bapak Drs. Hasanuddin Ibnu
Hibban, MA yang telah memberikan kesepakatan kepada penulis
untuk dapat menyusun skipsi ini hingga selesai.
4. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku sekretaris jurusan Manajemin
Dakwah .
5. Drs. Sugiharto, MA, selaku pembimbing dalam penulisan karya
ilmiah ini, yang telah banyak memberikan masukan serta
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan terhadap
penulis.
6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang banyak
menuangkan ilmunya pada penulis, sehingga penulis sadar betul
bahwa masih banyak hal yang harus diperjuangkan dalam hidup ini.
7. Seluruh karyawan Koprasi Syariah BMT Assalam yang telah
memberikan kesempatan kepada kepada penulis untuk melakukan
iii
iv
penelitian dan meluangkan waktunya untuk memberikan data-data
yang diperlukan.
8. Ahmad Muis sahabat karibku senasib dan seperjuangan yang
senantiasa memberikan motivasi, yang selalu ada disaat suka
maupun duka.
9. Semua teman-teman KKN yang takdapat disebutkan satu persatu
yang telah kita lewati bersama selama KKN baik suka dan duka.
10. Keluarga besar penulis yang telah banyak membantu penulis baik
berupa materi atau non materi semuanya kami ucapkan banyak-
banyak terima kasih.
11. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan MD, yang tidak pernah
penulis lupakan selama 4 tahun kita menempuh pendidikan bersama.
Akhirnya, penulis berharap semoga doa yang diberikan mendapatkan
balasan yang berlimpah ganda dari Allah SWT dan penulis berharap semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca pada umumnya dan
segenap keluarga manajemen dakwah pada khususnya.
Jakarta, 02 Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7
D. Metodologi Penelitian ................................................................ 8
E. Sistematika Penulisan ................................................................ 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Mekanisme ............................................................... 14
B. Konsep Penyaluran .................................................................... 14
1. Pengertian penyaluran .......................................................... 14
2. Macam-macam Penyaluran .................................................. 15
3. Tujuan Penyaluran ............................................................... 17
C. Konsep Koperasi Syariah ........................................................... 18
1. Gambaran Tentang Koperasi Syariah .................................. 18
2. Landasan Dasar Sistem Koperasi Syariah ............................ 19
3. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah ..................................... 23
4. Prinsip Operasional Koperasi Syariah ................................. 26
D. Baitul Mal wa at-Tamwil (BMT) ............................................... 27
1. Pengertian BMT ................................................................... 27
2. Legalitas BMT ..................................................................... 30
v
vi
3. Jenis-jenis Usaha BMT ........................................................ 34
4. Sumber-sumber Dana BMT ................................................. 42
5. Pengalokasian Dana BMT .................................................... 44
E. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) .......................................... 45
1. Pengertian UKM .................................................................. 45
2. Jenis-jenis UKM .................................................................. 46
3. Kedudukan UKM ................................................................. 48
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG KOPERASI SYARI’AH
“BMT-ASSALAM” KEBAYORAN BARU, JAKARTA
SELATAN
A. Sejarah Berdirinya Koprasi Syari’ah ......................................... 51
B. Nama, Tempat Kedudukan dan Wilayah Kerja Kopsyah ........... 52
C. Visi dan Misi Koprasi Syari’ah .................................................. 53
D. Asas dan Landasan Koperasi Syari’ah ....................................... 54
E. Tujuan Serta Usaha Koperasi Syari’ah ...................................... 56
F. Struktur Pengurus Koprasi Syari’ah .......................................... 57
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sumber Dana Koperasi Syari’ah ................................................ 59
B. Mekanisme Penyaluran Dana Koperasi Syari’ah ....................... 62
C. Bentuk Pemberdayaan Terhadap UKM ...................................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 74
B. Saran ........................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dilihat dari sejarah, koperasi memang dilahirkan sebagai badan usaha
dengan tujuan mulia untuk memajukan kepentingan ekonomi dari anggota-
anggotanya. Latar belakang kelahirannya telah memberikan ciri khusus bahwa
koperasi-koperasi berbeda dengan bentuk usaha yang lain. Koperasi sebagai
bentuk yang kita kenal sekarang ini telah ada kira-kira satu setengah abad
yang lalu di Eropa Barat dalam satu sistem sosial ekonomi kapitalis liberal
yang dirasakan sebagai penekanan oleh yang kuat terhadap yang lemah. Oleh
karena itu koperasi selalu menampakkan wataknya yang selalu cenderung
untuk membela diri, menunjukkan ciri- ciri manusiawi yang kuat dan
menjunjung tinggi keadilan dan pemerataan.1
Salah satu mewujudkan pembangunan sebagai mana tertuang dalam
undang – undang dasar 1945, yaitu tercapainya masyarakat yang adil dan
makmur baik materiil maupun spiritual adalah dengan berkoperasi. Undang-
undang dasar 1945 menegaskan dalam pembukaannya bahwa salah satu tujuan
bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Penegasan
di atas tidak terlepas dari pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan
yaitu Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.2
1 Ninik Widayanti., Manajemen Koperasi, (Jakarta : Rinika Cipta, 2002), edisi terbuka, h.
1 2 Muhammad Firdaus, Agus Edi susanto(PERKOPRASIAN: Sejarah, Teore dan Praktek,
Jakarta Ghalia Indonesia, 2002), hal. 37
1
2
Pasal 3 UU RI NO.25/1992 tentang perkoperasian dikatakan bahwa:
”koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju adil dan makmur
berlandaskan Pancasila dan undang-undang dasar 1945.” pasal 3 dijelaskan,
Bahwa koperasi hendak mewujudkan kesejahteraan anggota terlebih dahulu.
Sekiranya nanti mempunyai kelebihan kemampuan,maka usaha tersebut
diperluas masyarakat di sekitarnya, karena para anggota koperasi pada
dasarnya juga merupakan anggota masyarakat,maka dengan jalan ini secara
bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Secara operasional ekonomi kerakyatan adalah kegiatan ekonomi yang
bertumpu pada sektor Riil, yang mampu menyerap potensi dan sumber daya
yang ada di masyarakat, dan hasil yang ditunjukkan untuk kemakmuran
seluruh anggota masyarakat. Bentuk usaha yang sesuai dengan konsep ini
adalah koperasi serta Usaha Kecil Menengah (UKM).3
Adanya persamaan falsafah antara koperasi dan ajaran Islam,bisa
ditemukan dalam Al-Qur’an,dalam penekanan pentingnya kerja sama dan
tolong menolong (ta’awwun), persaudaraan (ukhuwah) dan pandangan hidup
demokrasi (musyawarah). Sebagaimana firman Allah menyatakan dalam surat
Al-Maidah ayat-ayat yang berbunyi sebagai berikut:
3 Sri Edi Sasono, Koprasi didalam Orde Ekonomi Indonesia, (Jakarta: Unifersitas
Indonesia Press, 1987),hal.166
3
Artinya: ”Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong – menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya. (QS.Al-Maidah:2)”
Adapun pengertian usaha kecil dan menengah di beberapa Negara
tidak sama. Tergantung pada konsep yang digunakan Negara tersebut. Oleh
karena itu pengertian usaha kecil menengah ternyata tidak sama antara satu
Negara dengan Negara yang lainnya. Dalam pengertian sedikitnya mencakup
2 aspek, yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan
perusahaan ditinjau dari tenaga kerja yang diserap dalam kelompok
perusahaan tersebut.4
Menurut UU No.9 tahun 1995,tentang usaha kecil, bahwa usaha kecil
adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan perusahaan.
Kekayaan perusahaan maksimal Rp.200 juta, tidak termasuk tanah dan
bangunan pada tempat usaha. Sedangkan menurut Inpres No.10 tahun 1999,
tentang usaha menengah bahwa usaha menengah adalah unit kegiatan yang
memiliki kekayaan lebih besar dari Rp.200 juta sampai Rp.10 milyar.
Dalam wawasan Islam, ditegaskan bahwa tuhan tidak akan merubah
keadaan satu kaum, selam kaum tersebut tidak merubah sebab-sebab
kemunduran mereka sesuai dalam surat Ar-Ra’d ayat 11
4.Titik Sartika Partomo, M.s dan Abd.Rahman Soejoedono, Ekonomi Sekala Kecil,
Menengah dan Koprasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia,2002), cet.ke-1,h.16
4
Artinya: ”Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan satu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS:Ar-ra’d:11)
Ayat di atas membuktikan dengan nyata, bahwa untuk mewujudkan
perekonomian nasional yang baik, tentunya tidak akan berjalan dengan
sendirinya artinya diperlukan peran dari seluruh pihak terutama pemerintah
masyarakat. Karena masyarakat yang lebih tahu bagaimana kebutuhan
masyarakat itu sendiri. Keberadaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan
menengah (KUKM), mencerminkan wujud nyata kehidupan sosial dan
ekonomi bagian terbesar dari rakyat Indonesia. Peran usaha kecil menengah
(UKM), yang besar ditunjukkan oleh kontribusinya terhadap produksi
nasional, jumlah unit usaha dan pengusaha, serta penyerapan tenaga kerja.
Masalah yang dihadapi oleh usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia
dalam perkembangannya yang tingkat intensitasnya dan sifatnya
berbeda,namun masalah yang sering disebut adalah keterbatasan dana dan
kesulitan dalam pemasaran.5
Tantangan ke depan usaha kecil menengah (UKM), untuk mampu
bersaing pada era perdagangan bebas, baik di dalam pasar domistik maupun
di pasar ekspor, sangat ditunjukkan oleh dua kondisi utama. Pertama,
lingkungan internal usaha kecil dan menengah (UKM) harus diperbaiki, yang
mencakup aspek kualitas SDM, terutama wirausaha, pengusaha teknologi dan
informasi, struktur organisasi, sistem manajemen, kultur atau budaya bisnis,
kekuatan modal dan jaringan bisnis dengan pihak luar. Kedua, lingkungan
eksternal harus juga kondusif, yang terkait dengan kebijakan pemerintah,
5 Titik Sartika, Ekonomi Skala Kecil, Menengah dan Koperasi, h.27
5
aspek hukum ,kondisi persaingan pasar, kondisi sosial ekonomi
kemasyarakatan, kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan masyarakat, dan
perubahan ekonomi global. Secara nasional, pilihan strategi dan kebijakan
untuk memperdayakan usaha kecil dan menengah (UKM) dalam memasuki
era pasar global menjadi sangat penting bagi terjaminnya kelangsungan hidup
dan perkembangan usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai penyedia
lapangan kerja, sumber pertumbuhan dan pemerataan pendapatan.6
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis bermaksud mengadakan
penelitian ilmiah guna mengetahui sejauh mana hal yang dilakukan oleh
koperasi untuk dalam hal mekanisme penyaluran dana. Dengan harapan
penulis, penelitian ini dijadikan bahan diskusi oleh semua pihak, sehingga
menjadikan referensi yang lebih baik lagi ke depannya. Adapun hasil
penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas akhir dalam menempuh gelar
kesarjanaan Fakultas ilmu Dakwah dan Komunikasi,yang disusun dalam
bentuk karya ilmiah, yaitu skripsi.
Dan judul skripsi ini adalah ”MEKANISME PENYALURAN
DANA PADA KOPERASI SYARI’AH BMT-ASSALAM UNTUK
PENINGKATAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM)” Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
6 Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, kecil dan Menengah (www.bappenas.go.id)
diakses tanggal 20 februari 2010
6
Untuk menjelaskan permasalahan agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam memahami isi, maka pembahasan dalam skripsi ini
penulis membatasi masalah pada Mekanisme Penyaluran Dana Pada
Koperasi Syari’ah BMT Assalam Kebayoran Baru Jakarata Selatan
terhadap UKM
2. Perumusan Masalah
Penulis membatasi masalah ini hanya pada Mekanisme Penyaluran
Dana Koperasi syaria’ah BMT Assalam untuk peningkatan UKM
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Berdasarkan pembatasan masalah
tersebut, rumusan masalah yang penulis bahas adalah sebagai berikut:
a. Dari mana sumber dana koperasi syari’ah
b. Bagaimana mekanisme penyaluran dana koperasi syari’ah terhadap
UKM
c. Bentuk pemberdayaan terhadap peningkatan UKM
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang dirumuskan di atas, maka
ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini:
a. Untuk mengetahui sumber dana pada Koperasi Syari’ah ”BMT-
Assalam” Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
b. Untuk mengetahui seperti apa mekanisme penyaluran dana yang
dilakukan Koperasi Syari’ah ”BMT-Assalam” Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan.
7
c. Untuk mengetahui bentuk pemberdayaan penyaluran dana koperasi
syari’ah BMT Assalam terhadap peningkatan UKM
2. Manfaat Penelitian
a. Kegunaan Akademis
Sebagai tambahan referensi dan menambah jumlah pendidukan
mengenai mekanisme penyaluran dana koperasi atau Lembaga
keuangan Islam, untuk kepentingan dakwah itu sendiri.
b. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan baru untuk
menambah wawasan berbagai kalangan Seperti teoritis, praktisi, dan
untuk aktivitas dakwah Islam pada umumnya serta para pengelola
Serta para pengelola Koperasi Syari’ah pada khususnya yang
menjadikan Koperasi Syari’ah “BMT-Assalam” Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan sebagai lembaga keuangan syari’ah untuk lebih
meningkatkan kembali proses penyaluran dana pada koperasi
D. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metodologi
penelitian Deskriptif Kualitatif. Secara umum adalah penelitian yang
bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat dari populasi (objek penelitian). Dilakukan
dengan pengamatan langsung yang bersifat interaktif dan Memaparkannya
8
sesuai dengan data-data yang di dapat. Adapun yang dimaksud dengan
Kualitatif menurut Klrik dan Miller adalah penelitian kualitatif sebagai
tradisi penelitian yang tergantung pada pengamatan sesuai dengan
kemampuan yang berhubungan langsung dengan orang-orang di sekitar
objek penelitian dalam bahasa dan peristilahan sendiri. Bogdan dan
Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data Deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.7
Deskriptif kualitatif yaitu satu metode penelitian yang dihasilkan
dari satu data-data yang dikumpulkan dan berupa kata-kata,gambar dan
penelitian alamiah. Jadi penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan data deskriptif, data tertulis dengan informasi dari orang
yang terlibat dalam objek penelitian. Adapun sumber utama penelitian
kualitatif adalah aktivitas objek di lapangan, selain itu juga bisa data
tambahan berupa dokumen, file dan Kepustakaan lainnya.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah daerah yang akan dijadikan sasaran
penelitian. Adapun penelitiannya diadakan di Koperasi Syari’ah ”BMT-
As-salam” Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam upaya penyusunan skripsi ini data sangat dibutuhkan
sebagai sumber pokok. Dan untuk memperoleh data tersebut penulis
7 Lexy J. Mleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000), cet. Ke-11, h. 3
9
mengadakan penelitian dengan menggunakan metode pengumpulan data
yaitu:
a. Riset kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara membaca, dan memahami ,menguraikan dengan sistematis
terhadap buku-buku atau sumber-sumber yang bersifat ilmiah yang
berkaitan dengan judul skripsi ini.
b. Riset lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan
langsung di lapangan terhadap gejala-gejala sebenarnya.8
Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan jenis
pengumpulan data sebagai berikut:
1) Observasi; yaitu penulisan secara langsung mengadakan
pengamatan secara langsung di lapangan mengenai aktivitas-
aktivitas yang dilakukan di Koperasi Syari’ah ”BMT-Assalam”
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, keadaan pengelola, juga para
anggota yang terlibat di dalam semua kegiatan di Koperasi
Syari’ah ”BMT-Assalam”Kebayaoran Baru, Jakarta Selatan.
2) Wawancara; yaitu pengumpulan data dengan teknik ini yaitu,
mengadakan wawancara Langsung dengan sumber data yang lain
seperti pengurus, pimpinan, dan lain-lain.
3) Dokumentasi; yaitu data-data yang dibutuhkan dicari,
dikumpulkan, dibaca, dan dipelajari dari sumber-sumber berupa
arsip-arsip maupun buku-buku dan se bagainya yang berkaitan
8 Hari Wijaya dan Triton, Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi, (Yogyakarta:
Tugu Publisher Oryza, 2007), h.63. cet-1
10
dengan Koperasi Syari’ah”BMT-Assalam” Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan.
4) Subyek dan Obyek Penelitian
Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah orang-orang
yang menjadi sumber informasi yang relevan dengan obyek yang
diteliti,seperti manajer serta setaf badan pengelola pada Koperasi
Syari’ah ”BMT-Assalam” Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kemudian yang menjadi obyek penelitian ini adalah mekanisme
penyaluran dana pada Koperasi Syari’ah ”BMT-Assalam”
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
5) Langkah-langkah penelitian
Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam
penelitian lapangan adalah sebagai berikut:
a) Menentukan lokasi penelitian
b) Menggali kepustakaan
c) Studi pendahuluan
d) Merumuskan masalah
e) Menyusun daftar wawancara
f) Pengolahan dan menganalisa data
g) Laporan penelitian(penulisan skripsi)
6) Teknik Analisa Data
Dalam menganalisa data tersebut, penulis menggunakan
analisis kualitatif “yang menggambarkan dan mengabstrakkan satu
kenyataan menjadi fakta dengan fakta lain sehingga terbentuk satu
11
pengertian data yang bersifat kualitatif tersebut diolah secara
persentase.
Jadi, penelitian ini penulis menganalisa dengan
menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu satu teknik analisis
data di mana penulis membaca, mempelajari, memahami, dan
kemudian menguraikan semua data yang diperoleh dari hasil
wawancara, observasi, dan dokumentasi, kemudian dibuat analisa-
analisa yang komprehensif sesuai dengan rumusan masalah dan
tujuan penelitian.
4. Pedoman Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini,penulis berpedoman pada buku
”Pedoman Penulisan karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Desertasi)”. Terbitan
CEQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, penulis sudah melakukan penelitian terhadap
buku – buku, skripsi, tesis, disertasi, dan skripsi yang judul materi
pembahasannya hampir sama dengan skripsi penulis antara lain:
1. Pemanfaatan dan pendistribusian dana zakat, infaq, dan shodaqoh.
Disusun oleh Djuhairiyah mahasiswa FIDKOM jurusan PMI tahun
2003, berisi tentang pemanfaatan ZIS terhadap ekonomi masyarakat,
pendidikan, bantuan sarana ibadah, dan pendistribusian oleh BAZIS
Kodya Jakarta barat.
12
2. Manajemen penghimpunan dan pendistribusian zakat melalui
teknoiogi informasi pada manajemen zakat Jakarta, disusun oleh Panca
Mardi Siswanto, mahasiswa FIDKOM konsentrasi MD, Tahun 2005.
Membahas tentang manajemen penghimpunan zakat melalui teknologi
informasi(SMS) dari manajemen pendistribusian zakat yang disalurkan
kepada lembaga amil yang telah bergabung dengan manajemen zakat
jakarta.
3. Sistem Pendistribusian Dana Zakat Pada Lembaga Pelayanan
Masarakat(LPM)Dompet Duafa.di susun oleh Yudi Kurniawan
mahasiswa FIDKOM konsentrasi MD tahun 2008. Berisi tentang
sistem pendistribusian dana zakat yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa
terhadap lembaga pelayanan masyarakat(LPM). Berbeda dengan
tulisan di atas, skripsi yang penulis susun ini berjudul mekanisme
penyaluran dana pada koperasi asyari’ah BMT Assalam Kebayoran
Baru Jakarta Selatan.
E. Sistematika Penyusunan
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyusun sistematikanya
kepada lima bab dengan Rincian sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan, pada bab ini di uraikan tentang latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
13
BABII: Tinjauan teori, pada bab ini di jelaskan tentang Pengertian
mekanisme, konsep penyaluran, pengertian koperasi syari’ah, konsep BMT,
konsep usaha kecil menengah(UKM)
BABIII: pada bab ini diuraikan Sejarah Berdirinya Koperasi Syari’ah ,
Nama, Tempat Kedudukan dan Wilayah Kerja Koperasi Syari’ah, Visi dan
Misi Koperasi Syari’ah, Asas dan Landasan Koperasi Syari’ah, Tujuan Serta
Usaha Koperasi Syari’ah, Struktur Pengurus Koperasi Syari’ah.
BABIV: Gambaran Umum Koperasi Syari’ah ”BMT-Assalam”
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dalam bab ini diuraikan tentang: sumber
dana koperasi syari’ah, mekanisme penyaluran dana koperasi syari’ah, bentuk
pemberdayaan terhadap usaha kecil menegah (UKM)
BABV: Penutup. Dalam bab ini penulis mengemukakan kesimpulan
dari penulisan skripsi, serta saran-saran yang dianggap perlu.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Mekanisme
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengertian dari mekanisme
adalah cara kerja suatu organisasi yang ditetapkan untuk pencapaian tujuan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.1 Jadi dari pengertian mekanisme
tersebut dapat kita deskripsikan bahwa mekanisme koperasi sayariah
diantaranya :
1. Koperasi dalam pandangan Islam
2. Produk dan jasa koperasi syari’ah
3. Manajemen koperasi syariah
4. Sistem distribusi bagi hasil
5. Anggaran rumah tangga
B. Konsep Penyaluran
1. Pengertian penyaluran
Dalam kamus besar bahasa Indonesia penyaluran/pendistribusian
berasal dari kata distribusi yang mempunyai arti penyaluran (pembagian
atau pengiriman) ke beberapa orang atau ke beberapa tempat. Sedangkan
penyaluran diartikan proses dan cara mendistribusikan barang kepada
beberapa orang atau tempat.2
1.J S. Badudu dan Sutan Muhammad Zain, Kamus Umum Bhs Indonesia,(Jakarta: Balai
Pustaka, 1996) cet. Ke-3, h.882 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 270
Terdapat perbedaan dalam sistem ekonomi tentang makna distribusi.
Di mana kapitalisme memberikan kebebasan kepemilikan khusus, dan
memperbolehkan pemindahan kekayaan dengan cara pewarisan atau hibah,
dan tidak meletakkan kaidah-kaidah untuk penentuan hal tersebut. Sementara
ekonomi sosial yang kini sudah usang mengabaikan khusus bagi unsur-unsur
produksi. Karena itu sistem distribusinya berdasarkan pada prinsip ” setiap
individu sesuai dengan tingkat kemampuannya, dan setiap individu sesuai
dengan tingkat kebutuhannya”dan berdasarkan pada perealisasian keadilan
pembagian pemasukan bagi tingkatan pekerja yang berlandaskan pada pilar-
pilar sosialis.3
Menurut Philip Kotler dalam bukunya ”Manajemen Pemasaran”
mengatakan bahwa : Penyaluran adalah serangkaian organisasi yang saling
tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa yang
siap untuk digunakan atu dikonsumsi. Dalam hal ini distribusi dapat diartika
sebagai kegiatan (membagikan, mengirimkan) kepada orang atau kebeberapa
tempat.4 Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa penyaluran adalah
organisasi yang paling bergantung dalam memasarkan sebuah produk yang
siap digunakan.
2. Macam-macam Penyaluran
a. Penyaluran bidang jasa adalah pelayanan langsung kepada pelanggan
tanpa melalui perantara karena jasa dihasilkan dan dikonsumsi pada saat
bersamaan.
3 Jaribah bin Ahmad al Haris, fiqh Ekonomi Umar bin Khottob. Penerjemah h. Asmuni
Solihan Zamakh Syari, (Jakarta : Kholifa, 2006), h. 211 4 DepDikBud. Kamus Besar Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990),cet. Ke-3,h.308
b. Penyaluran barang konsumsi adalah barang yang langsung digunakan oleh
individu atau anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, jadi
barang konsumsi terkait langsung dengan kebutuhan yang diinginkan oleh
konsumen melalui agen, pengecer lalu ketoko toko.
c. Penyaluran kekayaan adalah kekayaan merupakan bentuk jama’ dari kata
maal, dan kata maal bagi orang Arab adalah segala sesuatu yang
diinginkan sekali oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya.5
Dengan demikian sesuatu yang dimiliki oleh manusia baik berupa benda
mati atau benda hidup adalah kekayaan. Menurut ulama Hanafiah,
kekayaan adalah segala sesuatu yang dimiliki dan dapat diambil
manfaatnya, seperti tanah, binatang dan uang. Kekayaan adalah nilai aset
seseorang di ukur pada satu waktu tertentu.
d. Penyaluran pendapatan adalah pendapatan merupakan uapaya yang
memiliki pengaruh secara ekonomis. Adapun bentuk-bentuk penyaluran
pendapatan sebagai berikut :
1) Baitul maal
Baitul maal merupakan kas negara yang dikhususkan untuk pemasukan
atau pengeluaran harta yang menjadi hak kaum muslimin. Mekanisme
pemasukan maupun pengeluarannya semua ditentukan oleh syariat
Islam dan tidak mengikuti pendapatan manusia.
2) Pajak
Pajak pada hakikatnya adalah kewajiban yang dibebankan kepada
seluruh kaum muslimin yang memiliki kelebihan harta untuk
5 Ust. Karom al-bustani et. Al-kamus al-munjid, (Beirut : Dar al-Musyriq, 1996), h, 780
memenuhi kebutuhan temporer sebagian masyarakat yang lain.
Dengan sifatnya yang temporer maka pajak hanya berlaku pada saat
kas baitul maal kosong dan memang sedang terdapat kebutuhan pokok
yang sangat mendesak.
3. Tujuan Penyaluran
a. Membantu produsen yang kekurangan sumber daya
Saluran distribusi membantu produsen yang kekurangan sumber daya
untuk memasarkan secara langsung ke pemakai akhir. Untuk memasarkan
dan menyalurkan dibutuhkan sumber daya untuk melakukan komunikasi
dan hubungan dengan pelanggan.
b. Penjualan langsung tidak memungkinkan
Dalam beberapa kasus, penjualan langsung yang dilakukan oleh produsen
ke pemakai akhir tidak memungkinkan karena produknya harus dijual
dengan produk lain. Seperti contoh, produsen produk teh botol sosro tidak
mungkin menjual hanya produk-produk minuman teh botol saja, tetapi
mereka pasti menjual produk minuman lain.
c. Mengatasi ke tidak cocokan produk
Mengatasi jika terjadi ke tidak cocokan produk. Dalam hal ini produk yang
dihasilkan tidak sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan oleh
produsen.6
6 Pratama Rahardja dan mandala manurung, teore ekonomi mikro suatu pengantar
(Jakarta : FEUI), h
C. Konsep Koperasi Syariah
1. Gambaran Tentang Koperasi Syariah
Koperasi syariah merupakan sebuah konfersi dari koperasi
konfensional melalui pendekatan yang sesuai dengan syariat Islam dan
peneladanan ekonomi yang dilakukan oleh Rasulullah dan para
sahabatnya. Konsep pendirian koperasi syariah menggunakan konsep
syirkah mufawadhoh yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-
sama oleh dua orang atau lebih, masing-masing memberikan kontribusi
dana dalam porsi yang sama besar dan berpartisipasi dalam kerja dalam
bobot yang sama pula. Masing-masing Patner saling menanggung satu
sama lain dalam hak dan kewajiban. Dan tidak diperkenankan salah
seorang memasukkan modal yang lebih besar dan memperoleh
Keuntungan yang lebih besar pula dibanding dengan patner yang lainnya.
Azaz koperasi syariah berdasarkan konsep gotong royong, dsan tidak
dimonopoli oleh seorang pemilik modal. Begitu pula dalam hal
keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang diderita harus dibagi
secara sama dan proporsional. Penekanan manajemen usaha dilakukan
secara musyawarah sesama anggota dalam Rapat Anggota tahunan (RAT)
dengan melibatkan seluruhnya potensi anggota yang dimilikinya.7
7. Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia, h.6
⌧
Artinya: ”......Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, Allah begitu amat besar siksanya”. (Q.S Al Maidah ayat 2).
2. Landasan Dasar Sistem Koperasi Syariah
Yang menjadi alasan dasar koperasi syariah sebagaimana lembaga
ekonomi Islam lainnya yakni mengacu pada sistem ekonomi Islam itu sendiri
seperti tersirat melalui fenomina alam semesta dan juga tersurat dalam Al
Qur’an serta Al Hadist.8
Landasan dasar koperasi syariah atara lain :
a. Koperasi melalui pendekatan sistem syariah
1) Merupakan sistem ekonomi Islam yang integral dan merupakan satu
kumpulan dari barang-barang atau bagian-bagian yang bekerja secara
bersama-sama sebagai satu keseluruhan.
Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu adalah musuhmu yang nyata”. (Q.S.Al Baqarah : 208)
2) Merupakan bagian dari nilai-nilai atau ajaran-ajaran Islam yang
mengatur bidang perekonomian umat yang tidak terpisahkan dari
8. Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia, h.7-10
aspek-aspek lain dari seluruh ajaran Islam yang komperhensif dan
integral.
☺ ☺
☺
☺ ⌧ ⌧
⌦ ⌧
Artinya: ”Pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah aku cukupkan kepadamu nikmat ku, dan telah aku ridhoi Islam sebagi agamamu bagimu. Maka barangsiapa terpaksa (393) karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang”. (Q.S. Al Maidah: 3)
b. Tujuan sistem koperasi syariah
1) Mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan moral Islam :
☺
⌧
Artinya: ”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat Dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, karena sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu”.(Q.S. Al-Baqarah : 168)
☺
☺ ⌧ ⌧
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah Alloh telah rezkikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadanya”.(Q.S. Al Maidah : 87-88)
2) Menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota
⌧
Artinya: ”Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki serta seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”. (Q.S. Al Hujarat (49) : 13)
☺
☺
☺
”Katakanlah ; Hai manusia sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi ; tidak ada tuhan selain dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kalian kepada Allah dan rasulnya. Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimatnya (kitab-kitabnya) dan ikutilah dia, supaya kamu dapat petunjuk”.(Q.S. AL A’raaf(7) :158)
3) Pendistribusia pendapatan dan kekayaan yang merata sesama anggota
berdasarkan kontribusinya. Agama Islam mentolerir kesenjangan
kekayaan dan penghasilan karena manusia tidak sama dalam hal
karakter, kemampuan, Kesungguhan dan bakat. Perbedaan diatas
tersebut merupakan penyebab perbedaan dalam pendapatan dan
kekayaan. Hal ini dapat terlihat pada
⌦
Artinya: ”Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di
bumi dan dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang yang diberikannya kepadamu. Sesungguhnya tuhanmu amat cepat siksaannya, dan sesungguhnya dia maha pengampun lagi maha penyayang”.(Q.S.Al An’aam (6) : 165)
☺
⌧ ☺
☺
Artinya: ”Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama merasakan rezki itu, maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah.....?”(q.s. An Nahl)(16) : 71)
4) Kebebasa pribadi dalam kemaslahatan sosial yang didasarkan pada
bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk pada Allah.
⌦
☺
Artinya: ”Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada bukul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah lah kesudaha segala urusan.”(Q.S. Lukman (31) : 22)
c. Krakteristik koperasi syariah
1) Mengakui hak milik anggota terhadap modal usaha
2) Tidak ditawarkan transaksi de3ngan menetapkan bunga (riba)
3) Berfungsinya institusi ziswaf
4) Mengakui mekanisme pasar yang ada
5) Mengakui motif mencari keuntungan
6) Mengakui kebebasan berusaha
7) Mengakui adanya hak bersama
3. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah
Dalam koperasi konfensional lebih mengutamakan mencari
keuntungan untuk kesejahteraan anggota, baik dengan cara tunai atau
membungakan uang yang ada pada anggota. Ironisnya sebagian anggota yang
meminjam biasanya anggota yang mengalami defisit keuangan untuk
kebutuhan sehari-sehari dan pihak koperasi memberlakukannya sama dengan
peminjam lainnya dengan mematok bunga sebagai jasa koperasi yang sama
besarnya.
Pada unit jasa keuangan syariah (UJKS) koperasi syariah hal ini tidak
dibenarkan, setiap transaksi pembiayaan diberlakukan secara berbeda
tergantung jenis kebutuhan anggotanya dengan imbalan yang diterima seperti :
fee (untuk pelayanan jasa-jasa). Margin (untuk jual beli) dan bagi hasil (untuk
kerja sama usaha).9 Oleh karenanya koperasi syariah mempunyai peran dan
fungsi sebagai berikut :
a. Sebagai manajer investasi
Koperasi syariah merupakan manajer investasi dari pemilik dana
yang dihimpunnya. Besar kecilnya hasil usaha koperasi tergantung pada
keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme koperasi syariah. Penyaluran
dana yang dilakukan koperasi syariah memiliki implikasi langsung kepada
perkembangan koperasi syariah. koperasi syariah menggunakan fungsi ini
sebagi lembaga yang menginvestasikan dana-dana anggotanya pada usaha-
usaha yang menguntungkan. Jika terjadi kerugian karena faktor force
major maka koperasi syariah tidak boleh meminta imbalan sedikitpun
karena kerugian dibebankan kepada pemilik dana.
9. Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia, h. 10-12
Fungsi ini terlihat pada penghimpunan dana khususnya dari bentuk
tabungan mudharabah dalam UJKS maupun investasi sektor riil. Oleh
karenanya tidak sepatutnya UJKS koperasi syariah menghimpun dana
yang bersifat mudharabah baik tabungan maupun investasi tidak terikat
jika tidak memiliki obyek usaha yang jelas dan menguntungkan.
b. Sebagi investor
Koperasi syariah menginvestasikan dana yang dihimpun dari
anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai dengan
syariat. Investasi yang sesuai meliputi akad jual beli secara tunai (Al
Merabahah) seperti pendiria waserda dan jual beli tidak tunai (Al
Murabahah), sewa menyewa (ijaroh), kerjasama penyertaan sebagian
modal (Musyarakah) dan penyertaan modal seluruhnya (Mudharabah).
Keuntungan yang diperoleh dibagikan secara proporsional (sesuai
kesepakatan nisbah) pada pihak yang memberikan dana seperti tabungan
sukarela atau investasi pihak lain sisanya dimasukkan pada pendapatan
opersi koperasi syariah.
c. Fungsi sosial
Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan pelayanaan
sosial baik kepada anggota yang membutuhkannya maupun kepada
masyarakat dhu’afa kepada anggota yang membutuhkan pinjaman darurat
dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan pengembalian pokok (A Qord)
yang sumber dananya berasal dari modal atau laba yang dihimpun.
Dimana anggota tidak dibebankan bunga dan sebagainya seperti
dikoperasi konfensioanal. Sementara bagi anggota masyarakat dhuafa
dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan atau tanpa pengembalian
pokok (Qordhul Hasan) yang sumberdananya dari dana ZIS (zakat, infaq
dan shadaqoh). Punjaman Qordhu Hasan ini diutamakan sebagai modal
usaha bagi masyarakat miskin agar usahanya menjadi besar, jika usahanya
mengalami kemacetan, ia tidak perlu dibebani dengan pengembalian
pokoknya.
Fungsi ini juga yang membedakan antara kopersi konfensional
dengan koperasi syariah dimana konsep tolong menolong begitu kentalnya
sesuai dengan ajaran Islam.
⌧
Artinya: ”Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan
dan janganlah kamu tolong menolong dalam permusuhan dan perbuatan dosa. ”(Q.S.Al Maidah : 2)
4. Prinsip Opersional Koperasi Syariah
Pada prinsipnya, operasional UJKS tidak berbeda dengan BMT (Bitul
Maal Wattamwil), Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah
(UUS), dan Bank Perkereditan Syariah (BPRS), hanya sekalanya saja yang
berbeda. Di koperasi syariah ini justru dapat lebih luas lagi pengembangannya
terutama dalam mempraktekkan akad-akad muamalat yang sulit dipraktekkan
di perbankkan syariah karena adanya keterbatasan PBI (Peraturan Bank
Indonesia).10
Prinsip dasar operasional koperasi syariah diantaranya :
a. Sumber dana koperasi syariah
1) Simpanan sukarela
a) Simpanan wadi’ah
b) Simpanan berjangka (Mudharabah)
2) Investasi pihak lain
a) Investasi terikat
b) Investasi tidak terikat
3) Dana ZIS
a) Zakat
b) Infaq dan Shadaqoh
4) Modal koperasi
a) Simpanan pokok dan wajib
b) Dana hibah
c) Dana luar, SHU berjalan
b. Penyaluran dana koperasi syariah
1) Jasa-jasa
a) Wakalah
b) Kafalah
c) Hawalah
d) Ijaro
10. Panduan Peraktis Koperasi Syariah Indonesia, h. 13
2) Jual beli
a) Murobahah
b) Salam
c) Istishna
d) Musawwamah
3) Investasi pembiayaan
a) Mudharabah
b) Musyarakah
4) Penempatan lainnya
a) Bank syariah
b) Koperasi syariah
D. Baitulmal Wa at-tamwil (BMT)
1. Pengertian BMT
Berdasarkan literatur yang ada sulit untuk menetapkan terminologi
Batulmal Waat-Tanwil secara tepat. Hal ini disebabkan oleh litertur yang
minim tentang konsep tersebut serta belum ada institusi Baitulmal Waat-
Tamwil yang permanin. BMT, Balai Usaha Mandiri Terpadu adalah
lembaga usaha ekonomi kerakyatan yang dapat dan mampu melayani
masalah usaha kecil bawah berdasarkan bagi hasil dan jual beli dengan
memanfaatkan potesi jaminan dalam lingkungannya sendiri. BMT berasal
dari konsep Baitulmal Waat-Tanwil (Terdiri dari dua sisi yaitu Baitulmal
dan Bait at-Tamwil).11 Baitulmal adalah suatu institusi atau lembaga
11.Yayasan PINBUK, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Syariah, Perjalanan
Gagasan dan Gerakan BMT di Indonesia, (Jakarta : PINBUK, 2000), h.182
keuangan yang usaha pokoknya adalah menerima dan menyalurkan
dana umat Islam yang bersifat non komersial. Sumber dana Baitulmal
berasal dari zakat , infaq, sedekah, waqaf dan sumbangan lain-lain yang
tidak mengikat. Adapun penyalurannya dialokasikan kepada mereka yang
berhak (mustahiq) yaitu faqir, mikin, alimin, muallaf, hamba sahaya,
ghorimin, dan ibnu sabil, atau untuk mengetahui mengetahui ciri-ciri
operasional Batulmal adalah sebagai berikut:
a. Visi dan misi social(non komersial)
b. Memiliki fungsi sebagai mediator antara pembayar zakat (muzakki)
dan penerima zakat.
c. Tidak boleh mengambil profit dari aktivitasnya.
d. Biaya opersional dialokasikan dari hak amilin maksimal 12,5% dari
total zakat, infaq, sedekah yang diteriama.
Adapun Bait at-Tanwil adalah lembaga keuangan yang kegiatannya
adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dan bersifat profit
motive. Penghimpunan diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan
penyalurannya dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau intevestasi, yang
dijalankan berdasarkan syariat .
Istilah BMT adalah penggabungan dari 2 kata, yaitu baitul maal
dan baituttamwil. Secara etimologis baitulmaal berasal dari kata bait dan
al-maal. Bait artinya rumah, sedangkan al-maal artinya harta benda atau
kekayaan. Namun demikian, kata baitulmaal diartikan sebagai
pemberdayaan.12
12. Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta : Djambatan, 1992), h. 161
Ciri-ciri operasional Bait at-Tamwil.13
a. Visi dan misi ekonomi
b. Dijalankan dengan orientasi profit / keuntungan sesuai perinsip ekonomi
Islam.
c. Memiliki fungsi sebagai mediator antara pemilik kelebihan dana
(penabuang) dengan pihak yang kekurangan dana namun mempunyai
potensi usaha produktif (peminjam).
d. Biaya operasional berasal dari asset sendiri atau dari keuntungan yang
diperoleh. Dengan demikian, BMT menggabungkan dua kegiatan yang
berbeda sifatnya, laba dan nirlaba, dalam satu lembaga. Namun
secaraoperasinal BMT tetap badan yang tepisah. Dalam
perkembangannya, selain bergerak dibidang keuangan, BMT juga
melakukan kegiatan disektor riil. Sehingga ada tiga jenis aktifitas yang
dilakukan BMT, yaitu jasa keuangan, social atau pengelolaan zakat,
infak, dan sedekah (ZIS);serta sector riil. Mengingat masing-masing
memiliki kekhasannya sendiri, setiap aktifitas adalah suatu badan yang
terpisah, artinya pengelolaan dana ZIS, jasa keuangan, dan sector riil
tidak bercampur satu sama lain. Penilaianpun perlu dipisahkan
sebelum menilai kinerja BMT secara keseluruhan. Penilaianpun perlu
dipisahkan sebelum menilai kinerja BMT secara keseluruhan. Selain
itu, yang mendasar adalah bahwa seluruh aktifitas BMT harus
dijalankan berdasarkan prinsip muamalah (ekonomi) dalam Islam.14
13. Hertanto Widodo, et.al.,Panduan Praktis Operasional Baitulmaal Wa at-
Tamwil(BMT), (Bandung : Mizan, 2000), cet.ke-2,h. 81 14. Hertanto Widodo, et..al.Panduan Praktis Opaerasional Baitulmaal Waat at-
Tamwil,cet.ke-2,h.82
2. Legalitas BMT
Sebelum berkembang istilah BMT, kita telah lebih dulu akrab dengan
istilah Baitulmal (selanjutnya ditulis BM).Saat ini mengenal istilah BM hanya
sebatas lembaga pengelola ZIS sebenarnya pengertian ini sudah mengalami
penyempitan fungsi karena pada masa Nabi saw dan para kholifah
sesudahnya, BM hanya berfungsi mengelola sebagian besar keuangan negara
meliputi sumber pemasukan dan pengeluaran keuangan negara. Adapun istilah
Bait at-Tamwil (BT) kurang popular. Nama ini pernah terdengar melalui BT.
Teknosa di Bandung dan bt. Ridha Gusti dan Jakarta. Fungsinya kurang lebih
sama dengan praktek perbankan Islam yang menerapkan system bagi
hasil,perbedaannya terletak pada status kelembagaannya sebagai kelompok
swadaya masyarakat dan lingkup usaha yang relatif kecil.
Pada awal perkembangannya, BMT memang tidak mempunyai badan
hukum resmi.15 Dilihat dari perjalanan sejarahnya maka BMT adalah sebuah
organisasi informal dalam berbentuk Kelompok Simpan Pinjam (KSP) atau
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang pada awalnya diadakan program
PHBK (Proyek Hubungan Bank dengan Kelompok Masyarakat) yang
diprakarsai oleh bank Indonesia dengan tujuan menjembatani hubungan bang
dengan kelompok swadaya masyarakat.
BMT bewrkembang sebagai kelompok swadaya masyarakat (KSM)
Kelompok Simpan Pinjam (KSP). Namun untuk mengantisipasi
perkembangan ke depan, status menjadi kebutuhan mendesak. Dalam
peraturan perundang-undangan di Indonesia, yang memungkinkan penerapan
15. Hertanto Widodo, Panduan Praktis Operasional Baitulmaal Wat at-Tamwil, cet ke-2,
h. 84-85
system operasional bagi hasil adalah perbankan dan koperasi. Saat ini, oleh
lembaga-lembaga Pembina BMT diarahkan kepada berbadan hukum koperasi
mengingat BMT berkembang dari kelompok swadaya masyarakt. Selain itu
dengan berbentuk koperasi, BMT dapat berkembang keberbagai sektor usaha
seperti keuangan dan sektor riil.
Bentuk ini juga diharapkan dapat memenuhi tujuan memberdayakan
masyarakat luas, sehingga kepemilikan diharapkan BMT sebagaimana konsep
koperasi akan lebih mengenai sasaran.
Dengan berdasarkan hukum koperasi, BMT diharapkan:
a. Memiliki badan hukum yang jelas dan karenanya akan lebih meyakinkan
masyarakat untuk mendukungnya. Dengan demikian akan membantu
memperkuat ekonomi masyarakat.
b. Lebih tangguh bila terjadi hal-hal yang menyangkut hukum dengan segala
pihak yang berhubungan dengannya.
c. Jelas-jelas pendukung pengembangan ekonomi berdasarkan asas
kekeluargaan.
d. Program-program pemerintah yang menyangkut pemerataan dan
pengentasan kemiskinan akan memiliki saluran kelembagaan yang
berperan untuk menyampaikan secara utuh ke tangan golongan ekonomi
lemah secara seutuhnya.
Dengan berbadan hukum koperasi seperti yang disampaikan diatas,
diharapkan BMT akan mampu menyumbang pada pembangunan nasional
yakni :
a. BMT akan berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan pendapatan masyarakat.
b. BMT berperan pula dalam mencapai sasaran umum pembangunan.
c. BMT juga akan membantu tercapainya sasaran dalam bidang ekonomi
dalam rangka penataan dan pemantapan industri nasional. Keseluruhannya
bersamaan dengan upaya peningkatan pemerataan yang meliputi
peningkatan kesempatan usaha, lapangan kerja serta peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
d. BMT akan terlihat penuh dalam pemerataan dalam peningkatan
kemampuan dan peranan usaha kecil.
e. BMT akan mampu menjadi landasan pembangunan koperasi sebagai
wadah ekonomi rakyat yang arahnya dimaksudkan agar memiliki
kemampuan untuk menjadi badan usaha yang efektif dan efisien sekaligus
menjadi gerakan ekonomi rakyat yang tangguh dan berakar dalam
masyarakat.
f. BMT akan membantu program pencapaian peningkatan fungsi dari
peranan kopersi, melalui upaya peningkatan semangat kebersamaan dan
manajemen yang lebih professional.
Dan bentuk badan hukum BMT diarahkan dengan koperasi sesuai
dengan undang-undang republik Indonesia Nomor 7 tahun 1992 tentang
perbangkan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 10
tahun 1998 yaitu :
Pada bab VI Bagian pertama tentang perizinan pasal 16 ayat (1)yang
berbunyi : Setiap pihak yang melakukan kegiatan penghimpunan dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin
usaha sebagai bank umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari pimpinan bank
Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat
dimaksud diatur dengan Undang-undang tesendiri.
Kemudian pada bagian kedua tentang bentuk hukum pasal 21 yang
berbunyi :
Bentuk hukum suatu Bank umum dapat berupa :
a. Perseroan Terbatas (PT)
b. Koperasi; atau
c. Perusahaan Daerah.
Dan pada penjelasan Bab tentang perizinan pasal 16 ayat 1 adalah :
Kegiatan menghimpunan dana dari masyarakat oleh siapapun pada dasarnya
merupakan kegiatan yang perlu diawasi, mengingat dalam kegiatan itu terkait
kepentingan masyarakat yang dananya disimpan pada pihak yang
menghimpun dana tersebut. Sehubungan dengan itu dalam ayat ini ditegaskan
bahwa kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
hanya dapat dilakukan oleh pihak yang telah memperoleh izin usaha sebagai
Bank Umum atau sebagai Bank Perkreditan Rakyat. Namun di masayarakat
terdapat pula jenis usaha lainnya yang juga melakukan kegiatan
penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau semacam
simpanan, misalnya yang dilakukan kantor pos,oleh dana pensiun, atau oleh
perusahaan asuransi kegiatan lembaga-lembaga tersebut tidak termasuk
kegiatan usaha perbankan berdasarkan dalam ketentuan ayat ini.
Kegiatan penghimpunan dana dari masyarat yang dilakukan lembaga-
lembaga tersebut diatur dengan undang-undang tersendiri.
3. Jenis-jenis usaha (produk-produk) Baitulmal wa at-Tamwil
Kegiatan jasa keuangan yang dikembangkan oleh BMT berupa
penghimpunan dana dan menyalurkannya melalui kegiatan pembiayaan dari
dan untuk anggoat atau non anggota. Kegiatan ini dapat disamakan secara
operasional dengan kegiatan simpan pinjam dalam koperasi atau kegiatan
perbankan secara umum. Namun demikian, karena BMT mrerupakan lembaga
keuangan Islam, ia dapat disamakan dengan sistem perbankan atau lembaga
keuangan yang mendasarkan kegiatannya dengan syariat Islam. Hal ini juga
terlihat dari produk-produk jasanya yang sama dengan yang ada dalam
perbankan Islam.16
Secara garis besar produk-produk BMT antara lain :
a. Penghimpunan dana
1) Simpanan
Yang dimaksud simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh
anggota, calon anggota BMT yang lain dan atau anggotanya kepada
BMT dalam bentuk simpanan bersyarat, simpanan sukarela dan
sukarela berjangka dengan akad yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak dan pihak penyimpan akan mendapatkan profit yang dihitung
dari keuntungan BMT.
Jenis-jenis simpanan pada BMT :
a) Simpanan bersyarat keanggotaan antara lain :
16. Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Edisi ke-dua, tahun 1999,h. 462-478
- Simpanan pokok khusus.
Simpanan pokok khusus adalah simpanan yang dibayar oleh
para pendiri BMT yang besarnya ditentukan dalam anggaran
dasar dan bisa diubah berdasarkan rapat anggota pendiri.
Simpanan pokok khusus nantinya akan dijadikan modal awal
dalam pelaksanaan opersional BMT.
- Simpanan pokok
Simpanan pokok adalah simpanan yang dibayar sebagai syarat
keanggotaan biasa BMT, dibayar satu kali selama menjadi
anggota yang besarnya ditentukan dalam anggaran dasar dan
dapat diubah berdasarkan kesepakatan anggota pendiri.
Besarnya simpanan pokok sama untuk semua anggota.cara
pembayaran dapat dibayar sekaligus atau diangsur, selama
yang bersangkutan menjadi anggota BMT maka simpanan
pokok tidak dapat diambil.
- Simpanan wajib
Simpanan wajib adalah simpanan yang wajib oleh semua
tingkatananggota dalam BMT secara teratur, lazimnya dibayar
setiap bulan. Besarnya ditetapkan dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga hasil kesepakatan anggota dalam rapat
anggota pendiri dengan mempertimbangkan pada kemampuan
anggota yang terendah. Simpanan wajib tidak boleh diambil
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota BMT dan
dalam pelaksanaannya dapat menggunakan akad wadi’ah yang
dhamanah atau mudharabah.
b) Simpanan bersyarat pembiayaan
Simpanan wajib pembiayaan (SWP) merupakan simpanan wajib
bersyarat yang diwajibkan BMT kepada anggota/mitra yang
melakukan pembiayaan. Besarnya ditentukan oleh kebijakan
manajeme BMT, lazimnya 10 % dari pokok pembiayaan. Dan
SWP yang disetorkan kepada BMT tidak dapat diambil dan baru
bisa diambil apabila anggota/mitra telah lunas melakukan angsuran
pembiayaan.
c) Simpanan sukarela
- Simpanan sukarela biasa
Simpanan sukarela biasa adalah jenis simpanan yang diadakan
oleh BMT yang penyetorannya bias secara berangsu-angsu,
yang besarnya ditentukan berdasarkan kebijakan menejemen
BMT dan dapat diambil sewaktu-waktu. Penyetoran dan
pengambilan simpanan dapat dilakukan pada jam kantor buka.
Akad yang digunakan untuk jenis simpanan ini adalah akad
mudharabah atau akad wadi’ah yad dhamanah, tapi biasanya
menggunakan akad mudharabah.
- Simpanan sukarela berjangka adalah produk simpanan dari
anggota
atau calon anggota untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
perjanjian dan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu
berakhir. Biasanya simpanan tidak dibatasi tapi ada pembatasan
minimal yang ditentukan oleh kebijakan manajemen BMT
yang berdasarkan kemampuan pasar.
d) Simpan untuk tujuan khusus
Simpanan untuk tujuan khusus yaitu ZIS (zakat, infaq, sedekah). 17
Memobilisasi simpanan dan jama’ah jugak dibentuk dalam
sumbangan mudharabah (SM) sebagai berikut :
- Simpanan mudharabah biasa
- Simpanan mudharabah pendidikan
- Simpanan mudharabah haji dan umrah
- Simpan mudharabah kurban
- Simpanan mudharabah Idul Fitri
- Simpanan mudharabah walimah
- Simpanan mudharabah aqiqah
- Simpanan mudarabah perumahan
- Titipan dari dana zakat, infaq, sedekah.
e) Dan adajuga produk simpanan yang dapat dibentuk oleh BMT
disesuakan dengan kebutuhan pasar dan lingkungan.
Dalam simpanan mudharabah ini, penyimpan dana sebagai sahib al
mal (pemilik mudal) dan pihak pengelola dana/bank sebagai mudharib
(pengelola) dengan nisbah bagi hasil yang telah ditentukan sesuai dengan
pendapatan BMT.
17. PINBUK Serang, Modul Pelatihan Pengelola BMT, (Serang : Pinbuk, 2000), h. 9-15
b. Penyaluran dana
Seperti yang dijelaskan bahwa penyaluran dana BMT dilakukan
kebeberapa sektor seperti pembiayaan, investasi dan piutang
usaha.pembiayaan merupakan hal terpenting dalam usaha BMT karena dari
sinilah sebenarnya BMT akan mendapatkan keuntungan yang nantinya akan
dipakai untuk pemenuhan operasional BMT. Istilah pembiayaan diberbagai
lembaga terdapat perbedaan akan tetapi semua akan mengandung pengertian
yang sama. Pembiayaan adalah istilah yang digunakan pada BMT, sedangkan
koperasi menggunakan istilah peminjaman dan untuk perbankan
menggunakan istilah kredit.
Dalam UU. No. 25 tahun 1992 PP No. 9 tahun 1995 tentang
pelaksanaan usaha simpan pinjam oleh koperasi, pengertian pinjaman adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai sejumlah imbalan.
Sedankan dalam BMT pengertian pembiayaan belum ada yang baku,
hanya sebagai patokan dapat dijelaskan bahwa pengertian pembiayaan adalah:
PenyediAan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam atau jual beli
antara BMT dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu, yang dapat disertai dengan
pembagian hasil/keuntungan, infaq atau imbalan yang dapat dipersamakan
dengan itu.
Dari pengertian di atas dapat dilihat adanya unsur-unsur pembiayaan :
1) Unsur kepercayaan
2) Unsur wakatu
3) Unsur resiko
4) Unsur penyerahan
5) Unsur akad
c. Jenis-jenis pembiayaan
1) Berdasarkan tujuan penggunaan
a) Investasi, pembiayaan yang dilakukan untuk pengadaan sarana.
b) Modal kerja, pembiayaan yang diadakan untuk penyediaan bahan baku
atau barang untuk tujuan perdagangan.
2) Berdasarkan sektor usaha
a) Perdagangan
b) Industri
c) Pertanian
d) Peternakan
e) Jasa
3) Berdasarkan jangka waktu
a) Jangka pendek (dibawah 1 tahun)
b) Jangka menengah (1 tahun)
c) Jangka panjang (diatas 1 tahun)
Semua jenis pembiayaan di atas, dapat menggunakan akad yang sesuai
dengan ajaran Islam, adapun akad tersebut dapat menggunakan akad
mudharabah atau musyarakah (prinsip kerjasama) atau akad murabahah serta
bai’bitsaman Ajil (prinsip jual beli) atau qardul hasan (prinsip kebajikan).18
d. Prinsip kerjasama
Prinsip ini merupakan sistem yang meliputi pembiayaan pembagian,
bagi hasil antara pemilik dana (shahib al mal) dengan pengelola dana
(mudharib). Bentuk produk ini dapat menggunakan akad mudharabah atau
musyarakah.
1) Pembiayaan mudharabah (bagi hasil)
Yang dimaksud dengan pembiayaan mudharabah adalah
pembiayaan yang diberikan oleh BMT, dan BMT selaku sebagai shahib al
mal (pemilik dana) dan penerima pembiayaan sebagai pengelola dana
(mudharib) dengan nisbah yang telah disepakati diantara keduanya.
Pembiayaan mudharabah bertsifat kepercayaan penuh yaitu BMT
memberikan kepercayaan penuh kepada pengelola untuk menjalankan
usaha berdasarkan modal yang diberikan oleh BMT dan BMT tidak ikut
campur dalam pengelolaannya.
2) Pembiayaan musyarakah (capital sharing)
Yang dimaksud dengan pembiayaan musyarakah adalah
pembiayaan modal kerja atau investasi, yaitu BMT yang bertindak sebagai
pemberi modal usaha keseluruhan, pihak BMT dapat diikut sertakan dalam
proses manajemen (pengelolaan). Pembagian keuntungan berdasarkan
perjanjian sesuai dengan proporsinya dalam bentuk nisbah yang dihitung
18. PINBUK Serang, Modul Pelatihan Pengelolaan BMT,h.29-30
dari laba bersih. Apabila pengelola usaha mengalami kerugian, masing-
masing pihak menanggung kerugian sesuai dengn kesepakatan perjanjian.
e. Prinsip jual beli
Prinsip ini merupakan penyaluran dalam bentuk jual beli dengan
pembiayaan ditangguhkan dengan cara penjualan barang dari BMT kepada
nasabah dengan harga ditetapkan sebesar harga perolehan barang ditambah
keuntungan yang disepakati untuk keuntungan BMT. Jual beli proses
pemindahan hak milik (barang atau harta) kepada pihak lain dengn
menggunakan uang sebagai alat tukarnya. Dasar hokum yang membolehkan
jual beli ini dapat dilihat dalam al-quran :
Artinya : ”Padahal Allah telang menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”(Al-Baqarah/2 : 275)
Akad yang dapat dipakai dalam prinsip ini yaitu BBA (Bai’ Bitsaman
Ajil), Murabahah, Bai’ as salam.
1) Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) adalah pembiayaan akad
2) jual beli, yaitu BMT membiayai nasabah untuk pembelian barang yang
dibutuhkan dengan pembayaran secara angsuran.
3) Akad murabahah pada prinsipnya sama dengan BBA hanya uang
dibayarkan sekaligus pada waktu jatuh tempo sesuai dengan
kesepakatan.
4) Akad Bai’ as salam pada perinsipnya sama juga dengan akad BBA hanya
uang dibayarkan terlebih dahulu kemudian barangnya diambil nanti sesuai
dengan kesepakatan akad.
f. Prinsip kebajikan
Prinsip ini merupakan pembiayaan kebajikan, lebih bersifat social
dan tidak profit oriented; lebih dirasakan sebagai sumbangan lunak bagi
Bisnis Usaha Kecil (BUK) yang benar-benar kekurangan modal. Nasabah
tidak usah memberi keuntungan kepada BMT, tetapi hanya memberikan
biaya riil yang tidak dapat dihindari untuk terjadinya suatu kontak,
misalnya biaya administrasi pembiayaan. Sumber pembiayaan ini hanya
satu sumber yang boleh dilakukan, yaitu simpanan yang berasal dari dana
titipan yang bersumber dari ZIS atau harus merupakan kekayaan Baitulmal
BMT tersebut. Yang termasuk dalam prinsip ini adalah qardul hasan.
Yang dimaksud qardul hasan adalah akad yang memindahkan hak
milik yang punya hutang kepada yang berhutang dalam sejumlah uang
atau yang dipersamakan dengan itu, di mana yang berhutang wajib
membayar baik sejumlah uang dengan jumlah uang yang sama seperti
yang terdapat pada akad.
4. Sumber-sumber Dana Baitulmal wa at-tamwil
Dana merupakan factor utama dalam sector keuangan BMT untuk
menghasilkan pendapatan, selain pendapatan atas jasa yajg diberikan. Dengan
dana yang cukup, emungkinkan BMT memasarkan jasa yang lebih banyak.
Selain mendukung pemasaran jasa BMT, Dana juga merupakan alat likuiditas
BMT. BMT harus merencanakan besarnya volume dana yng harus tersedia,
sehingga tidak menghambat proses memperoleh pendapatan, tetapi juga tidak
mengakibatkan dana menganggur dalam jumlah yang besar. Terdapat
beberapa sumber dana yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan dana
bagi BMT sebagai berikut :
a. Dana anggota adalah dana yang diperoleh dari anggota berupa
simpanan pokok, simpanan wajib, maupun simpanan sukarela dalam
bentuk yang beraneka ragam, dan setoran dana awal untuk pendirian
BMT.
b. Dana cadangan adalah dana yang diperoleh dari cadangan berupa laba
yang tidak dibagikan atau penyisihan penghapusan aktifa.
c. Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari pihak ketiga dapat
berupa pinjaman atu sumbangan.19
Jadi penghimpunan dana BMT dapat diperoleh dari simpanaa, yaitu
dana yang dipercayakan olehnasabah kepada BMT untuk disalurkan kesektor
produktif dalam bentuk pembiayaan. Simpanan ini dapat terbentuk :
a. Tabungan wadi’ah
b. Simpanan mudharabah jangka pendek
c. Simpan mudharabah jangka panjang
Selain simpanan, juga dapat bersumber dari pembiayaan yang
diberikan kepada semua sektor ekonomi mentadi garapan sektor informal bagi
pengusaha kecil dan menengah, kemudian modal dari BMT sendiri.
Untuk pendapatan BMT meliputi pendapatan yang berasal dari
penyaluran dana yang dilakukan (pembiayaan), simpanan anggota atau non
anggota (tabungan) dan modal sendiri (terdiri dari simpanan pokok, simpanan
wajib, modal donasi, modal penyetoran, cadangan koperasi dan sisa hasil
usaha yang belum dibagikan).
19. Hertanto Widodo, Panduan Praktis Operasional Baitulmaal Wat at-Tamwil,cet.ke-
2.,h. 197
5. Pengalokasian dana Baitulmal wa at-Tamwil
Langkah penting berkaitan dengan dana yang dihimpun oleh BMT
adalah memanfaatkan dana semaksimal mungkin berupa pembebanan maupun
investasi yang lain. Dengan demikian akan dihasilkan pendapatan bagi BMT
dan BMT dapat memberikan bagi hasil yang cukup memuaskan bagi para
pemilik dana. enyaluran dana yang dilakukan akan memberikan hasil yang
beragam. Keragaman tersebut dapat berupa tingkat resiko, jangka waktu,
lokaso, maupun bentuknya. Untuk itu perlu dilakukan pengajaran penyaluran
dana kepada BMT, sehingga penyaluran dana tersebut aman serta memberikan
hasil yang optimal20.
Penyaluran dana BMT terhadap nasabah terdiri atas dua jenis :
a. Pembiayaan dengan system bagi hasil
b. Jual beli dengan pembayaran ditangguhkan atau cicilan
Pembiayaan merupakan penyaluran dana BMT kepada pihak ketiga
berdasarkan kesepakatan pembiayaan antara pihak BMT dengan pihak lain
dengan jangka waktu tertentu dan nisbah bagi hasil yang disepakati.
Pembiayaan dibebankan menjadi pembiayaan musyarakah dan mudharabah.
Penyaluran dana dalam bentuk jual beli dengan pembayaran ditangguhkan
adalah penjualan barang dari BMT terhadap nasabah, de3ngan harga
ditetapkan sebesar biaya perolehan barang dan ditambah marjin keuntungan
yang disepakati untuk keuntungan BMT.
Bentuknya bisa berupa bai’ bitsaman ajil, pembayaran dilakukan
secara angsuran, dan murabahah, pembayaran dilakukan di akhir perjanjian.
20. Hertanto Widodo, Panduan Praktis Operasional Baitulmaal Wat at-Tamwil, cet. Ke-2,
h.200
Selain pembiayaan, penyaluran dana BMT juga dapat dimanfaatkan kepada
investasi pada sector riil, investasi atau piutang usaha. Pada dasarnya, kegiatan
sektor riil juga merupakan bentuk pengaluran nana BMT. Namun, berbeda
dengan kegiatan sektor jasa keuntungan yang penyalurannya berjangka waktu
tertentu, penyaluran dana pada sektor riil bersifat permanin atu jangka panjang
dan terdapat unsur kepemilikan di dalamnya. Penyaluran dana ini selanjutnya
disebut investasi atau penyertaan.
Investasi yang dilakukan BMT dapat dengan mendirikan usaha baru
atau masuk ke usaha yang telah ada dengan cara membeli saham.
Dalam penyaluran dana, BMT harus selalu berhati-hati. Karena dana
yang dipergunakan adalah amanat ummat yang harus dipertanggung
jawabkan. Sehingga penyaluran dana pun perlu diperhitungkan dengan matang
dan hati-hati.
E. Usaha Kecil dan Menengah
1. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah
Usaha kecil merupakan bagian integral dari usaha nasional yang
mempunyai kedudukan dan peranan yang strategis dalam mewujudkan
tujuan pembangunan nasional.21 Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi
rakyat bersekala kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
21.Noer Soetrisno, Peranan Perbankan Sebagi Sumber Pembiayaan Usaha Golongan
Ekonomi Lemah dan Koperasi, (Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, oktober 1998), h. 4
200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak 1 milyar. 22
Dari sudut kualitas perbedaan pengelompokan terdapat pada
kenyataan dalam perusahaan kecil tidak ada pembagian kerja atau jika ada
hanya sedikit, antara bidang administrasi dan operasional pada tingkat
pimpinan misalnya, pada perusahaan milik satu orang, pengelolaan yang
dilakukan oleh pemilik usaha (pengusaha), dan ada hitungan pribadi yang
erat antara pekerja dengan pengusaha, konsumen dan pemasoknya.
Sebaliknya, di dalam perusahaan menengah ada pembagian pekerjaan
tetapi dari kelembagaan dan fungsinya, pembagian kerja ini tidak terlalu
tegas (seperti tidak ada uraian tugas jabatan) atau tidak sepenuhnya
informal.23
Dalam undang-undang No.9 tahun 1995 pasal 1 tentang usaha kecil
menyebutkan bahwa “ usaha menengah dan usaha besar adalah kegiatan
ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih lebih dari Rp. 200 juta
tidak termasuk tempat usaha, tanah dan bangunan hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp. 1 milyar.
2. Jenis-jenis Usaha Kecil Menengah
Bagi sementara pelaku bisnis, yang masuk pada katagori UKM
berpendapat bahwa dalam kondisi sulit sekarang ini, peluang dan
tantangan yang ada adalah benar-benar riil. Kenyataan menunjukkan
bahwa usaha atau bisnis kelas menengah dan kecil masih bisa bertahan,
22. Mohammad Jafar Hafsah, Usaha Konsepsi dan Strategi, (Jakarta : pustaka Sinar
Harapan, 2002), h. 10 23. Ronal Clapan, Pengusaha Kecil dan Menengah di Asia Tenggara (Jakarta : LP3ES,
1991), h.2
kendati penuh dengan perjuangan yang keras. UKM bisa melakukan
inovasi karena tidak harus menggunakan investasi modal yang besar,
sementara bagi usaha besar sangat sulit sekali bertahan dalam suasana
kerisis keuangan karena memerlukan investasi modal yang besar dalam
menggerakkan usaha yang dijalani. Adapun bagi korban PHK, peluang
dan tantangan tidak lagi mengarah pada lowongan kerja, namun lebih pada
upaya menciptaka lapangan usaha untuk mempertahankan hidupnya.24
Berdasarkan laporan kelompok pakar UKM APEK dimana
Indonesia menjadi penggeraknya telah diidentivikasi empat kelompok
UKM dilingkungan APEC yakni :
a. Kelompok A
UKM yang sudah masuk pasar global kelompok UKM ini telah
menjadi sub kontrak dari perusahaan multi nasional terutama disektor
otomotif dan elektronik jumlahnya sekitar 3-4% dari seluruh UKM
b. Kelompok B
UKIM yang sudah masuk pasar internasional, kelompok ini sudah
mengekspor tetapi atas dasar pesanan luar negri dan bukan atas dasar
pesanan luar negeri dan bukan atas pemasaran yang agresif, berbeda
dengan kelompok A, kelompok B tidak kontinyunitas. Jumlah mereka
sekitar 5-7%. Di Indonesia kelompok ini banyak terdapat di Bali di
mana para importer asing telah melaksanakan order bisnis yang cukup
lumayan.
24.Supardi, Tantangan dan Peluang Bisnis Usaha Kecil Menengah, (Yogyakarat : UII
Press, 1999), h. 7
c. Kelompok C
UKM yang belum pernah melakukan transaksi luar negeri tetapi
memiki potensi yang besar jumlahnya sekitar 30% Kelompok D UKM
yang memang tidak ada orentasi ke pasar luar negeri mayoritas UKM
yang ada di kelompok ini yakni sekitas 60%.25
Secara sederhana jenis usaha dapat dibedakan dalam 3 bagian yaitu
barang, jasa, dan barang dan jasa.
3. Kedudukan Usaha Kecil dan Menengah
Di dalam pembukaan UUD 1945 menegaskan bahwa, berdirinya
Negara Indonesia bertujuan antara lain : bahwa Negara hendak mewujudkan
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana kita ketahui
bahwa batang tubuh UUD 1945 yang terdiri dari 16 bab dan 37 pasal ini
dijiwai oleh pembukaannya, dijabarkan lebih lanjut pasal-pasalnya yakni;
pasal 23, pasal 27 serta pasal 33 dan 34. dari keempat pasal tersebut yang
paling pokok dan melandasi usaha-uasaha pembangunan nasional dibidang
ekonomi adalh pasal 33.
Adapun bunyi pasal 33 tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
c. Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan sepenuhnya dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. 26
25. M. Dawam Rahardjo, Pembangunan Ekonomi Islam ; suatu pendekatan, pemerataan,
keadilan, dan ekonomi kerakyatan,(Jakarta : Internasa, 1997), h. 26 26. Edilius, et.al., pengantar ekonomi perusahaan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), h. 12
Drs Soetrisno p.H menerangkan bahwa struktur ekonomi ekonomi
Indonesia dari segi kelembagaan ekonomi sektoral berdasarkan yuridis
konstitusional yaitu pasal 33 dan 34 terdiri dari sektor ekonomi yaitu :
a. Sektor Koperasi
b. Sektor Negara
c. Sektor swasta, antara lain :
1) Perseroan terbatas
2) Perseroan komoditor
3) Firma
4) Usaha perseroan
5) Perusaan internasional
Dalam konsep ekonomi kerakyatan tidak dikenal adanya rumusan
kekuasaan sumberdaya alam maupun hasil-hasilnya, sehingga menimbulkan
eksploitasi yang tidak adil, seperti yang ada pada konsep konglomerasi.
Semua bentuk usaha yang ada di Negara kita, koperasi, CV, PT, atau
perusahaan perorangan,dapat menjalankan dan berperan aktif dalam kegiatan
ekonomi kerakyatan sesuai kaidah-kaidah kerakyatan. Oleh karena itu, dalam
rangka meningkatkan taraf hidup sebagian penduduk sekaligus sebagai
kekuatan pembangunan bangsa yang beroryentasi kerakyatan, pendekatan
konsep pembangunan harus bertujuan untuk meningkatkan pembangunan dan
kesejahteraan manusia harkat dan martabat manusia Indonesia dengan
memperhatikan kemampuan dan pengembangan potensi yang dimilikinya.
Ada kemungkinan yang dapat ditarik dari pengalaman dinegara-negara
yang usaha kecilnya berkembang, antara lain :
a. Dalam kegiatan ekonomi yang semakin kompetitif usaha besar tetap
berjalan seiring dengan perkembangan usaha kecil.
b. Dalam perkembangan usaha besar memang memerlukan bahan baku
yang dihasilkan usaha kecil sehingga dapat menjamin berjalannya usaha
baik bagi usaha besar maupun bagi usaha kecil.
c. Dalam perkembangan usaha besar dan usaha kecil terjadi hubungan
saling membutuhkan sehingga saling mendukung kepentingan dan
keperluan usaha. Yang pada akhirnya dapat saling memperkokoh
sehingga mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha. 27
27. Mohammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha Koperasi dan Strategi, h. 34
BAB III
GAMBARAN UMUM KOPERASI SYARIAH BMT ASSALAM
A. Sejarah Koperasi Berdirinya Syariah BMT Assalam
BMT Assalam dibentuk oleh BPDI Pekerjaan Umum dan Menpera
untuk melaksanakan salah satu ajaran Islam yaitu:”…Tolong menolonglah
kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong
menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran dan bertaqwalah kepada
Allah, Allah amat berat siksaannya. (QS Al-Maidah: 2)”. Pendirian BMT
Assalam tercetus dalam suatu pertemuan BPDI PU dan MENPERA yang
antara lain dihadiri oleh Ir.H. Syarifudin Akil, Ir. H.Moh Hasan Dipl HE, Ir.
H. Agoes Widjanarko MIP yang kemudian dikukuhkan oleh Menteri
Pekerjaan Umum.
Pengukuhan BMT Assalam ini dilakukan oleh Bapak Djoko Kirmanto
pada tanggal 11 Januari 2005. BMT Assalam didirikan dengan ke putusan
BPDI PU dan Menpera dengan Surat Keputusan No: 03/KPTS/BPDI/2006
pada tanggal 11 Januari 2005, maksud dan tujuan mendirikan BMT Assalam
yaitu dari hasil usahanya dapat atau ikut menanggung biaya pengelolaan
mesjid dan membantu dhuafa dari Umat Islam.
Dalam perkembangannya, BMT Assalam terjadi pasang surat dan
pergantian Pengurus beberapa kali yang kemudian diputuskan untuk merobah
BMT Assalam menjadi Badan Hukum dengan Nama Koperasi Syariah Baitul
Maal Wattamwil Assalam dengan Akte Notaris No: 03 Tanggal 14 April
2009, koperasi Syariah BMT Assalam dalam menjalankan usahanya tetap
51
52
berpegang teguh pada prinsip-prinsip Syariah Islam yang berpedoman kepada
Al Quran dan Sunah Rasulllah Saw, Praktek Koperasi Syariah BMT Assalam
ialah mengutamakan mencari keuntungan bagi kesejahteraan anggota dan
kaum dhuafa. Koperasi syariah BMT Assalam mengumpulkan modal usaha
sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Koperasi dan dari zakat,
infaq, sedaqoh dan wakaf yang disalurkan kepada kaum dhuafa dengan
pinjaman kebaikan. Selanjutnya koperasi Syariah BMT Assalam dalam
melaksanakan usaha menggunakan taktik dan strategi “Sharing and profit in
loss” dan menggunakan mekanisme bagi hasil yang adil.
Pengembangan usaha dari Koperasi Syariah BMT Assalam dengan
membangun kekuatan ekonomi umat atau masyarakat dhuafa (Grass root)
dengan kegiatan ekonomi yang Islami dari konsentrasi modal dari simpanan,
donator, zakat infaq dan sodaqoh terutama dari karyawan Departemen PU dan
karyawan Menpera serta masyarakat. Dalam menjalankan usahanya Koperasi
Syariah BMT Assalam tetap dalam koridor amar ma’ruf nahi munkar dalam
bisnis yang Islami dan mengutamakan kemuliaan Akhlak.24
B. Nama, Tempat Kedudukan dan Wilayah Kerja.
Koperasi ini bernama Koperasi Syariah Baitul Maal Wat Tamwil As
Salam yang selanjutnya disingkat dengan nama Koperasi Syaraih BMT As
Salam dan untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Koperasi
Syariah BMT As Salam untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut
Koperasi. Koperasi Syariah Baitul Maal Wat Tamwil As Salam berkedudukan
24 .Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Syariah BMT Assalam.
53
di Masjid As Salam Departemen Pekerjaan Umum, Jalan Patimura, Nomor 20,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Propinsi DKI Jakarta. Wilayah kerja
Koperasi Syariah Baitul Maal Wat Tamwil As Salam meliputi wilayah
Masjid/Musholah di lingkungan BPDI Indonesia dan dapat membuka
cabang/perwakilan di luar negeri atas ke putusan rapat anggota dan
persetujuan Pimpinan BPDI. Koperasi Syariah Baitul Maal Wat Tamwil As
Salam di singkat Koperasi Syariah BMT As-Salam ini termasuk dalam jenis
simpan pinjam.
C. Visi Misi Koperasi Syariah BMT Assalam
Visi Koperasi Syariah (Kopsyah) “BMT As Salam adalah terwujudnya
kesejahteraan umat dalam pembangunan Ekonomi Islam dan sebagai pilarnya
koperasi Syariah BMT As Salam.
Misi Koperasi Syariah (Kopsyah) BMT As Salam adalah
1. Menghindari riba dalam segala bentuk dan menyuburkan zakat, infaq,
shodaqoh dan wakaf.
2. Mengembangkan permodalan usaha dari para anggotanya dan masyarakat
dengan penggalangan dana dari tabungan dan penyertaan modal.
3. Memberikan pelayanan untuk pembiayaan modal kerja dan investasi bagi
usaha-usaha yang produktif dan menguntungkan
4. Memberikan pelayanan dan bantuan pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan, kesehatan, sosial dan lain-lain
54
5. Membantu pendistribusian zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf sehingga
mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan kaidah-kaidah atau ketentuan
syariah.
6. Melaksanakan usaha di sektor riil dan stabilitas ketahanan pangan sesuai
dengan kaidah usaha yang sehat dan mendatangkan laba.
7. Melakukan pembinaan manajemen usaha yang sehat dari unit usaha kecil
agar berkembang menjadi usaha yang tangguh, sehat dan handal.
D. Azas dan Landasn Dasar Kopsyah BMT AS Salam
Kopsyah BMT As Salam dilaksanakan dengan prinsip-prinsip
ekonomi Islam yang mengajar umatnya berkarya dengan kinerja yang baik,
bertransaksi dengan adil, bekerja sama dengan jujur, melaksanakan pinjam-
meminjam sebagai pengamalan tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa.
Beberapa kaidah normatif berkenaan dengan transaksi Kopsyah BMT
As Salam adalah sebagai berikut:
1. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan shodaqoh dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa
(QS Al Baqarah ayat 275-276)
2. Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba yang
menambah-nambah itu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan (QS Ali Imran ayat 120)
3. Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang saling
meridhakan di antara kamu. (QS An Nisa ayat 29)
55
4. Kopsyah BMT As Salam melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip-
prinsip umum adalah :
a. Keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka
b. Pengelolaan dilakukan dengan prinsip-prinsip manajemen perusahaan.
c. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha dari masing-masing anggota
5. Dalam mengembangkan usaha Kopsyah BMT Assalam berpegang teguh
dengan prinsip-prinsip:
a. Keimanan dan ke taqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa dengan
mengimplementasikan prinsip-prinsip ekonomi Islam dan
bermuamalah secara Islami
b. Keterpaduan (kafah) antara manajemen bisnis dengan nilai spiritual
yang berfungsi untuk mengarahkan dan menggerakkan etika dan moral
yang dinamis, proaktif, progresif, adil dan berakhlak mulia
c. Kekeluargaan
d. Kebersamaan
e. Kemandirian
f. Profesionalisme
g. Istiqomah, konsisten, konsekuen dan berkelanjutan dengan perpaduan
antara fakal dan amal
6. Dalam menyelesaikan seluruh kegiatan Koperasi Syariah BMT As salam
berpegang teguh pada:
a. Sifat shiddiq (kebenaran)
b. Sifat amanah (dapat dipercaya)
56
c. Sifat tabligh (komunikatif)
d. Sifat fathonah (cerdas fisik, cerdas intelektual, cerdas sosial dan cerdas
spiritual)
7. Membangun, mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
khususnya dan masyarakat pada umumnya dengan berorintasi pada bisnis
Islami dengan tujuan mencari keuntungan bersama
E. Tujuan Serta Usaha Kopsyah BMT As Salam
1. Kopsyah BMT As Salam bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
khususnya dan masyarakat muslim pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
yang maju, adil makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD
1945
2. Ditumbuhkembangkan dari bawah bersama anggota dan masyarakat
muslim pada umumnya
3. Kopsyah BMT As Salam menjadi milik bersama dari anggota dan
masyarakat muslim yang mempunyai visi dan misi dan tujuan yang sama
4. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kopsyah BMT Assalam
menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut :
a. Menggiatkan anggota untuk menyimpan/menabung pada koperasi
secara teratur dan penyertaan modal sukarela
b. Menjalankan usaha perdagangan umum (General Trade)
57
c. Melaksanakan bisnis yang Islami dengan usaha jasa fotocopy,
periklanan, penerbitan, usaha angkutan, percetakan, angkutan
karyawan dan sekolah serta angkutan barang, suplier dan kantin
d. Menyelenggarakan pembiayaan kepada anggota dalam bisnis Islami
dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah Islam
e. Turut aktif berusaha untuk mendukung program-program pemerintah
dalam penataan ekonomi nasional
f. Menyelenggarakan kerjasama/kemitraan usaha dengan pihak ketiga,
perusahaan swasta dan/atau BUMN di dalam dan luar negeri
g. Melaksanakan pembinaan usaha dan pengajian rutin secara berkala.
F. Strukur Pengurus Koperasi Syariah BMT As Salam
1. Dewan Syariah
a. Prof. Dr Dede Rosyada M.A (Ketua)
b. Drs. Wahidin Saputra M.A (Wakil Keua)
c. Drs. M Yunus Suichan MSi (Anggota)
d. Drs. Rahudi (anggota)
e. Drs. Maftuh Asmuni, Lc (angota)
2. Dewan Pengawas
a. Dr. Ir. Moh. Amron Msc (Ketua)
b. H. Amiruddin (Sekretaris)
c. Ir. H. Moh. Hasan Dipl HE (anggota)
d. Drs Nana Supriatna (Anggota)
58
3. Pengurus
a. Ali Rahma ST, MT (Keua)
b. Cut Nourhusnul A. M.A (Wakil Keua)
c. Ir. Budiman (Sekretaris)
d. Solihin S.Sos (Wakil Sekretaris)
e. Dra. Hj. Ratna Asih (Bendahara)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sumber Dana Kopsyah BMT Assalam
Koperasi syriah BMT Assalam adalah koperasi yang menggunakan
prinsip-prinsip Islam dalam menjalankan usahanya dan berpedoman pada Al
quran dan Sunnah Rasul SAW,Dalam prakteknya Kopsyah BMT Assalam
ialah mengutamakan mencari keuntungan bagi kesejahteraan anggota dan
kaum-kaum dhuafak. Koperasi syariah BMT Assalam mengumpulkan modal
usaha sesuai dengan ketentuan Undang-undang koperasi dan dari zakat, infaq,
sedaqah dan waqaf yang disalurkan kepada kaum dhuafa dengan pinjaman
kebaikan.
Selanjutnya Kopsyah BMT Assalam dalam menjalankan usaha
menggunakan taktik dan strategi “Sharing and profit in loss”dan
menggunakan mekanisme bagi hasil yang adil.1
Pengembangan usaha dari Kopsyah BMT Assalam dengan
membangun kekuatan ekonomi umat atau masyarakat dhuafa dengan kegiatan
ekonomi yang Islami dari konsentrasi modal dari simpanan, donator, zakat,
infaq dan sodaqoh terutama dari karyawan departemen PU dan karyawan
Menpera serta masyarakat. Dalam menjalankan usahanya Kopsyah BMT
Assalam tetap dalam koridor amar ma’ruf nahi munkar dalam bisnis yang
Islami dan mengutamakan kemulian akhlaq. Kopsyah BMT Assalam adalah
organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial yang mempunyai tujuan
1..Wawancara Pribadi Dengan , Bapak. H. T. Amiruddin, (Jakarta: 7 Juni 2010)
utama yaitu pemenuhan kebutuhan anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Tujuan koperasi tersebut terlihat nyata dalam operasional usaha
yang dijalani oleh koperasi. Cara berusaha dalam koperasi adalah cara
berusaha organisasi ekonomi dengan watak sosial. Watak sosial tercermin
pada manfaat yang dipancarkan yaitu : usaha memberikan pelayanan sesuai
dengan kebutuhan anggota dan masyarakat, dan usaha memberikan
keringanan harga / penambahan pendapatan kepada anggota dan masyarakat.
Tidak ada keterbatasan koperasi dalam menunjukkan jenis kegiatan usaha.
Seluruh bidang bisa dijalankan, terlebih dahulu dipilih menurut kesepakatan
dan kepentingan bersama. Di antara jenis usaha yang dijalankan koperasi
Syariah BMT Assalam adalah simpan pinjam, konsumsi, produksi, jasa dan
koperasi serba usaha.
Kopsya BMT Assalam adalah koperasi yang bergerak dalam jenis
kegiatan uasaha koperasi simpan pinjam (KSP) adalah koperasi yang bergerak
dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para
anggota secara teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada
anggota dengan cara mudah dan murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif
dan kesejahteraan. Pengumpulan modal Koperasi Syariah BMT Assalam pada
usaha simpan pinjam berasal dari :
Pertama, permodalan interen, berasal dari anggota Kopsyah BMT
Assalam berupa simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, dan
cadangan dari sisa hasil usaha koperasi.
Kedua, permodalan eksteren berupa pinjaman-pinjaman atau simpanan
dari luar angota. Uang yang terkumpul kemudian dipergunakan untuk
persediaan anggota yang meminjam. Dengan kata lain koperasi Syariah BMT
Assalam menyediakan kredit untuk anggota, dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya. Perbedaan pokok antara koperasi simpan pinjam (KSP)
Konfensional dengan koperasi simpan pinjam (KSP) Syariah atau jasa
keuangan syariah adalah adanya larangan membayar dan menerima bunga
pada koperasi simpan pinjam (KSP) syariah atau koperasi jasa keuangan
syariah. Dalam menanggung resiko, perbedaan keduanya yaitu jika pada
koperasi syariah konfensional menerapkan resiko dalam menjalankan usaha
berbeda pada anggota, dan tidak ikut menanggung kerugian jika usahanya
merugi, berbeda dengan koperasi simpan pinjam syariah atau koperasi jasa
keuangan syariah ikut menanggung berbagai kerugian kepada anggota yang
usahanya mengalami kerugian secara profesional.2
Adapun sumber dana/modal yang dihimpun oleh kopersi syariah BMT
Assalam berasal dari :
1. Modal sendiri / ekuitas.
a. Simpanan pokok.
Simpanan pokok adalah simpanan yang berasal dari uang simpanan
anggota atas namanya pada koperasi syariah BMT Assalam, simpanan
pokok tiap anggota sebesar Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) simpanan
pokok tiadak dapat diminta selama menjadi anggota koperasi.
b. Simpanan wajib.
Simpanan wajib adalah simpanan yang berasal dari simpanan uang
anggota Kopsyah BMT Assalam, wajib perbulan sebesar Rp.20.000
2. Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia, h.6-13
(dua puluh ribu rupiah). Tiap anggota diwajibkan untuk membayar
simpanan wajib atas namanya pada koperasi sebagaimana ditetapkan
dalam Anggaran Rumah Tangga / peraturan khusus, Simpanan wajib
tidak dapat diminta kembali selama menjadi anggota koperasi.
c. Dana cadangan
Dana cadangan adalah dana koperasi syriah BMT Assalam yang
diperoleh dari Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diselenggarakan untuk
pihak diluar anggota.
d. Dana yang berasal dari bantuan berbentuk sumbangan (hibah)
yang sifatnya tidak mengikat.
2. Modal dari luar / pinjaman.
Untuk membesarkan usahanya, koperasi dapat memperoleh modal
pinjaman yang tidak merugikan koperasi berupa pinjaman dari :
a. Anggota Kopsyah BMT Assalam;
b. Koperasi jasa keuangan syariah lainnya dan atau anggotanya;
c. Bank syariah atau lembaga keuangan syariah lainnya;
d. Sumber-sumber lain yang syah dan halal dalam dan luar negeri.3
B. Mekanisme Penyaluran Dana Kopsyah BMT Assalam
Terdapat perbedaan yang sangat kontras antara prinsip ekonomi
berdasarkan Islam dengan prinsip ekonomi konfensional. Dalam prinsip
ekonomi konfensional dinyatakan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas,
sedangkan sumberdaya alam yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
3,. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Syariah BMT Assalam, h, 18-
21
jumlahnya sangat terbatas. Sehingga muncul ilmu ekonomi yang mengatur
tentang bagaimana mempergunakan input yang seminimal mungkin, untuk
mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin. Ekonomi Islam mengajarkan
bahwa sumberdaya alam tidak terbatas, karena bumi dan isinya diciptakan
Allah untuk manusia, dan manusia diberi kebebasan untuk memanfaatkannya
semaksimal mungkin. Sementara kebutuhan setiap diri manusia sebenarnya
tidak lebih dari apa yang dapat dimakan dan dikonsumsi untuk kebutuhan
sehari-hari. Lebih dari itu, maka manusia tersebut termasuk golongan orang-
orang yang serakah. Sifat serakah memang tidak ada batasnya.
Dalam konsep ekonomi Islam yang merupakan acuan koperasi syariah
BMT Assalam dalam proses penyaluaran dana, yang terbatas adalah waktu,
dimana manusia diberi waktu (umur) yang terbatas. Oleh karena itu, agar
dapat menggunakan seluruh potensi alam dengan segala isinya semaksimal
mungkin dalam jangka waktu yang terbatas tersebut, maka tidak ada pilihan
lain kecuali bekerja keras. Dengan demikian, menjadi jelas bahwa sumberdaya
alam merupakan fasilitas yang disediakan Allah SWT dan menjadi anugerah
bagi manusia, sedangkan manusia diberi tanggung jawab untuk
mendistribusikan. Apabila pendistribusian dilakukan secara adil, merata, jujur,
tidak boros, dan sesuai dengan prinsip Islam, maka insya Allah apa yang
menjadi tujuan koperasi syariah BMT Assalam untuk pemerataan dan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya akan
terwujud. Dalam masalah muamalah, khususnya di bidang ekonomi, syariah
Islam tadak kurang dalam memberikan prinsip-prinsip dan etika yang
seharusnya menjadi acuan dan referensi, serta merupakan kerangka bekerja
koperasi syariah BMT Assalam.
Prinsip ekonomi Islam telah mengatur bahwa :
1. Kekayaan merupakan amanah dari Allah dan tidak dapat dimiliki
secaramutlak;
2. Manusia diberikan kebebasan untuk bermuamalah selama tidak melanggar
ketentuan syriah;
3. Mnusia merupakan khalifah dan pemakmur dimuka bumi
4. Di dalam harta terdapat bagian orang miskin, yang meminta-minta
maupun yang tidak meminta-minta;
5. Dilarang memakan harta sesama secara batil, kecuali dengan perniagaan
secara suka sama suka;
6. Penghapusan pabrik riba;
7. Penolakan tehadap monopoli
Pelaksanaan prinsip ekonomi Islam tersebut pada proses penyaluran
dana koperasi syariah BMT Assalam, harus pula diwarnai dengan
akhlak(etika)Islam. Istilah “akhlaq” merupakan metamorfose dari kata
“khalaqah” yang berarti mencipta. Khaliq mempunyai arti sang pencipta,
yakni Allah SWT. Mahluk berarti semua yang diciptakan, diluar Allah SWT,
meliputi alam raya dan isinya termasuk manusia sebagai ciptaan Allah SWT
yang paling sempurna. Sehingga kata akhlak mempunyai pengertian etika
yang harus dimiliki oleh setiap makhluq yang sesuai dengan kehendak
khaliqnya (Allah SWT ).
Ekonomi bisnis Islam mengajarkan bahwa di dalam mengaplikasikan
prinsip ekonomi Islam pada penyaluran dana Kopsyah BMT Assalam
hendaknya setiap manusia memiliki nilai-nilai sebagai berikut : 4
4. Wawancara Pribadi Dengan Bapak. H. T. Amiruddin,(Jakarta : 7 Juni 2010)
1. Jujur dan amanah.
2. Adil
3. Profesional (ihsan)
4. Saling bekerja sama (ta’awun)
5. Sabar dan tabah
Koperasi Syariah “BMT Assalam”dalam melakukan kegiatan
penyaluran dana berdasarkan prinsip-prinsip koperasi yaitu :
1. Keanggotaan bersifat sukarela, umum dan terbuka;
2. Pengelolaan dilakukan oleh anggota berdasarkan sistem syariah
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
5. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi;
6. Otonomi dan kemandirian;
7. Kerjasama antar koperasi;
8. Melaksanakan pendidikan bagi anggota;
Koperasi syariah BMT Assalam sebagai badan usaha simpan pinjam
syariah dalam melaksanakan kegiatannya yang mengorganisir pemanfaatan
dan pendayagunaan sumberdaya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-
prinsip ekonomi syariah seperti disebut diatas dengan melaksanakan kegiatan
ekonomi yang sehat dan halal.
Tujuan serta usaha koperasi syariah BMT Assalam :
1. Kopsyah BMT Assalam bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
khususnya dan masyarakat muslim pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
yang maju, adil, makmur dan sejahtera berdasarkan pancasila dan UUD
1945.
2. Ditumbuh kembangkan dari bawah bersama anggota dan masyarakat
muslim pada umumnya.
3. Kopsyah BMT Assalam menjadi milik bersama dari anggota dan
masyarakat muslim yang mempunyai visi dan misi serta tujuan yang sama.
4. Untuk mencapai tujuan tersebut maka Kopsyah BMT Assalam
menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan unit simpan pinjam syariah bagi anggota.
b. Pemberdayaan pedagang kecil, usaha industri rumah tangga
c. Melaksanakan bisnis yang Islami dengan usaha jasa foto copi,
periklanan, penerbitan, usaha angkutan, percetakan, angkutan
karyawan dan sekolah serta angkutan barang, supplier dan kantin.
d. Menyelenggaraan pembiayaan kepada anggota dalam bisnis Islam
dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariat Islam.
e. Turut aktif berusaha untuk mendukung program-program pemerintah
dalam penataan ekonomi nasional.
f. Usaha dagang toserba, grosir, industri kerajinan dan restoran.
g. Bidang usaha pertanian, pertambakan, dan perternakan.
h. Industri kontruksi dan perbengkelan.
i. Usaha lain sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang koperasi
dan usaha kecil menengah.
j. Melaksanakan pembinaan usaha dan pengajian rutin secara berkala
setiap hari senin dan selasa
Sisa hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
1 tahun buku dipotong dengan penyusutan nilai barang dan semua biaya yang
dikeluarkan dalam tahun buku termasuk pajak, terdiri atas dua bagian : 5
1. Yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota koperasi.
2. Sisa hasil usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk
bukan anggota koperasi.
Sisa hasil usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk
anggota dibagi sebagai berikut :
1. Untuk cadangan
2. Untuk anggota menurut perbandingan jasanya dalam usaha koperasi
untuk memperoleh sisa pendapatan perusahaan.
3. Untuk anggota menurut perbandingan simpanannya dengan ketentuan
tidak melebihi suku bunga yang berlaku pada bank-bank pemerintah.
4. Pendidikan
5. Untuk dana pengurus dan pengawas.
6. Untuk dana kesejahteraan pegawai.
7. Untuk dana kesejahteraan koperasi.
8. Untuk dana social.
9. Untuk dana daerah pembangunan kerja.
10. Untuk dana insentif manager.
5. Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Koperasi Syariah BMT Assalam, h.20-21
Sisa hasil usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk
pihak bukan anggota koperasi dibagi sebagai berikut :
1. Untuk cadangan.
2. Untuk dana pengurus dan pengawas.
3. Untuk dana kesejahteraan pegawai atau karyawan.
4. Untuk dana pendidikan, dalam rangka meningkatkan kualitas pegawai atau
karyawan koperasi.
5. Untuk dana social.
6. Untuk dana daerah pembangunan kerja.
7. Untuk insentif manager.
Sisa hasil usaha koperasi syariah BMT Assalam merupakan
pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya
penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan. Sisa hasil usaha yang diperoleh pembagiannya diatur sebagai
berikut : 6
1. 30 % untuk dana cadangan koperasi Syariah BMT Assalam.Uang
cadangan adalah kekayaan koperasi syariah BMT Assalam yang disedikan
untuk menutup kerugian sehingga tidak boleh dibagikan kepada anggota.
Rapat anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi 75
% Dari jumlah dana cadangan untuk perluasan usaha koperasi syariah
BMT Assalam. Apabila ada kerugian yang diderita oleh koperasi syariah
BMT Assalam pada akhir tahun buku ditutup dengan uang cadangan.
2. 45 % untuk anggota sebanding dengan partisipasi modal.
6. Anggaran Dasar Koperasi Syariah BMT Assalam, h. 41
3. 5 % untuk dana pendidikan.
4. 10 % untuk dana pengurus, dewan pengawas, dan dewan syariah.
5. 5 % untuk dana kesejahteraan.
6. 5 % untuk dana sosil.
Apabila koperasi syariah BMT Assalam dibubarkan dan pada
penyelesaiannya ternyata kekayaan koperasi syariah BMT Assalam tidak
mencukupi untuk melunasi segala kewajibannya, maka anggota diwajibkan
menanggung kerugian masing-masing terbatas pada simpanan pokok dan
simpanan wajib, masing-masing anggota menanggung kerugian sama
banyaknya.
C. Pemberdayaan Terhadap Usaha Kecil Dan Menengah
Kegiatan wirausaha dikalangan masarakat barat disebut dengan profesi
entrepreneur. Menurut peneliti para ahli, dikatakan bahwa seseorang
mempunyai jiwa kewirausahaan apabila seseorang tersebut mempunyai suatu
motif atau kegiatan tertentu untuk memperoleh keberhasilan yang
diperhitungkan, direncanakan dan dikerjakan secara teratur dan terorganisir.
Dalam jiwa seorang wirausaha, di dalam dirinya memiliki sikap pantang
mundur dalam melakukan segala macam usah, sampai akhirnya bisa dilakukan
evaluasi secara objektif.7
Bagi muslim, implemintasi dari mutif atau keinginan itu sendiri
dimaksudkan sebagai suatu proses ikhtiar dalam rangka ibadah dalam mencari
keridhaan Allah SWT untuk mencapai keberuntungan, tidak saja dalam
7. Wawan Cara Pribadi Dengan Bapak.Ust. Sabri (Jakarta : 8 Juni 2010)
kehidupan duniawi tetapi juga untuk kehidupan akhirat kelak. Salah satu ayat
Al-quran mengingatkan kepada kita semua :Yang artinya :
☺ ☺
Artinya: “Bahwa seseorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna (setimpal). Dan kepada tuhanmulah segala sesuatu akan berkesudahan” (Q.S. 53 : 39-42 ).
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwa profesi sebagai
wirausaha adalah sektor yang tahan banting dan tidak alergi menantang krisis.
Sektor tersebut mendapatkan prioritas yang tinggi dari pemerintah. Hal ini
merupakan peluang yang cukup baik bagi para pelaku usaha khususnya bagi
kalangan pemuda karena selain ada dukungan dan fasilitas juga ditunjang
adanya potensi sumberdaya alam serta peluang pasar yang cukup luas.
Dilihat dari pendekatan sumberdaya alam, sektor tersebut peluangnya
lebih banyak terbuka di daerah pedesaan, di mana kondisinya sekarang justru
banyak ditinggalakan oleh tenaga-tenaga muda potensial untuk menjadi
masyarakat urban yang mengadu nasib kedaerah perkotaan. Hal ini terjadi
karena kebanyakan dari mereka tidak mempunyai visi dan skill dalam bidang
kewirausahaan. Oleh karena itu setidak-tidaknya ada dua hal yang perlu
dipersiapkan terutama bagi pelaku usaha itu sendiri. Yaitu, pertama, penilaian
keadaan faktor alam dan ketersediaan sumberdaya potensial yang ada. Dan
kedua, adalah penilaian keterkaitan antara keadan daerah yang satu dengan
daerah lain yang ada disekitarnya, atau unit produksi yang satu dengan unit
produksi yang lainnya, atau keterkaitan antara potesi produksi di satu pihak
dengan peluang pasar dilain pihak.
Etos kerja juga merupakan hal yang penting dalam dunia wirausaha,
etos kerja merupakan kegiata sehari-hari. Jika kita tidak mempunyai kebiasaan
untuk melakukan segala sesuatu secara giat, maka kebiasaan itu akan
berpengaruh terhadap etos kerja yang cendrung kurang produktif dan tidak
efisien. Jika pemuda kita yang relative baru terjun kedunia usaha tidak dapat
menumbuhkan etos kerja yang baik, maka kemungkinan besar mereka tidak
akan berhasil mengungguli pesaing-pesaingnya, apalagi jika dihadapkan
dengan pelaku-pelaku usaha yang sudah lama manjalani kegiatan usahanya.
Dengan kata lain, etos kerja menjadi salah satu faktor penting dalam
membangun kewirausahaan yang unggul. Apapun tantangan dan ruang
lingkup pekerjaannya akan punya arti yang sangat penting jika kita sendiri
mampu memberikan apresiasi atas apa yang telah dikerjakan. Demikian dalam
dunia wirausaha terlepas apakah itu usaha kecil dan menengah atu usaha besar
akan memberikan nilai yang berarti jika usaha ditangani dan dilakukan dengan
suatu etos kerja yang baik.
Bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh koperasi syariah BMT
Assalam terhadap UKM diantaranya :
1. Memberikan bantuan modal terhadap UKM untuk memperbesar usahanya
2. Dalam kerjasama dengan nasabah tidak ada unsur riba
3. Kerugian dalam kerjasama ditanggung oleh dua pihak yaitu koperasi
dengan nasabah
4. Melakukan pembinaan manajemen usaha yang sehat terhadap UKM agar
berkembang menjadi usaha yang tangguh, sehat dan handal
5. Memberikan seminar/pelatihan jenis usaha untuk mengembangkan dan
meningkatkan usaha yang dijalani
6. Memberikan kemudahan terhadap nasabah dalam bentuk produk simpanan
Assalam diantaranya :
a. Simpanan Mudharabah (Bagi Hasil)
Merupakan simpanan pihak ketiga yang dapat di investasikan oleh
mudharib (Assalam), dimana nasabah/anggota akan mendapat bagian
hasil dari pendapatan atas dana tersebut. Simpanan ini dapat diambil
setiap saat. Setoran awal Rp.5.000, porsi Nisbah (bagi hasil).Assalam
dan nasabah : 70% : 30%.
b. Simpanan Idul Fitri (Safitri)
Simpanan ini diperuntukkan bagi nasabah (anggota yang berkeinginan
untuk memenuhi kebutuhan idul fitri dan nasabah akan mendapatkan
bagi Hasil dari pendapatan atas dana yang diinvestasikannya.
Pengambilan simpanan hanya dapat dicairkan tiga minggu mendekati
hari raya idul fitri. Setoran awal Rp. 10.000, porsi nisbah bagi hasil
Assalam dan Nasabah 70% : 30%.
c. Simpanan Qurban (Surban)
Simpanan ini diperuntukkan untuk nasabah (anggota) yang
berkeinginan untuk melaksanakan ibadah Qurban dan nasabah akan
mendapatkan bagi hasil dari pendapatan atas dana yang
diinvestasikannya. Pengambilan simpanan hanya dapat dilakukan satu
minggu menjalang hari ray Qurban (Idul Adha). Setoran awal Rp.
10.000, nisbah bagi hasil Assalam dan nasabah 70% : 30%.
d. Simpanan Haji (Sipaji)
Simpanan ini diperuntukkan bagi nasabah (anggota )yang ingin
melaksanakan ibadah haji dan nasabah akan mendapat bagi hasil dari
pendapatan atas dana yang diinvestasikan. Pengambilan simpanan ini
ketika saldo simpanan sudah cukup untuk menunaikan ibadah haji.
Setoran awal 100.000, nisbah bagi hasil Assalam dan nasabah 70% :
30%.
e. Simpanana Berjangka Mudharabah (Deposito)
Sama seperti simpanan mudharabah Assalam namun simpanan dibatasi
jangka waktu tertentu setoran minimal Rp. 500.000, Nisbah bagi hasil
sebagi berikut :
1) 1 bulan Assalam dan Nasabah = 65% : 35%
2) 2 bulan Assalam dan Nasabah = 63% : 37%
3) 3 bulan Assalam dan Nasabah = 60% : 40%
4) 6 bulan Assalam dan Nasabah = 55% : 45%
f. Simpanan Pendidikan
Simpanan ini diperuntukkan bagi angota (nasabah) yang ingin
menyimpan uangnya uangnya khusus biaya pendidikan, dana tersebut
baru dapat diambil setelah masuk pendaftaran sekolah. Disamping itu
simpanan ini dapat juga berupa tabungan para pelajar melalui
kordinatornya yang dititipkan pada BMT. Nasabah berhak mendapat
bagi hasil dari dana yng diinvestasikannya, dengan porsi nisbah bagi
hasil Asalam dan Nasabah 70% : 30%.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap koperasi syariah BMT Assalam yang
terkait dengan Mekanisme Penyaluran dana Kopsyah BMT Assalam
Kebayoran Baru Jakarta Slatan dalam memberdayakan UKM. Penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Kopsyah BMT Assalam merupakan jenis koperasi yang bergerak dalam
usaha simpan pinjam dalam mensejahterakan anggota/UKM dengan
menggunakan prinsip ekonomi Islam yang berpedoman terhadap Al-
Quran dan Al-Hadist.
2. Sumber dana Kopsyah BMT Assalam berasal dari uang simpanan anggota
yang terdiri dari sumbangan pokok, sumbangan wajib, dan sumbangan
sukarela. Uang pinjaman dari luar yang berasal dari perbankan syariah
atau lembaga keuangan syariah serta uang hibah yang tidak mengikat dari
karyawan PU, dan karyawan Menpera.
3. Proses penyaluran dana yang dilakukan Kopsyah BMT Assalam secara
garis besar yaitu memberikan pinjaman modal terhadap anggota/UKM
dalam rangka mengembangkan uasahanya dengan cara yang halal.
Investasi mudal terhadap perbankan syariah atau lembaga keuangan
syariah lainnya.
4. Memberdayakan anggota/UKM dengan kegiatan sebagi berikut :
a. Memberikan bantuan modal terhadap UKM untuk memperbesar
usahanya
74
75
b. Dalam kerjasama dengan nasabah tidak ada unsur riba
c. Kerugian dalam kerjasama ditanggung oleh dua pihak yaitu koperasi
dengan nasabah
d. Melakukan pembinaan manajemen usaha yang sehat terhadap UKM
agar berkembang menjadi usaha yang tangguh, sehat dan handal
e. Memberikan seminar/pelatihan jenis usaha untuk mengembangkan
dan meningkatkan usaha yang dijalani
f. Memberikan kemudahan terhadap nasabah dalam bentuk produk
simpanan Assalam diantaranya :
1) Simpanan Mudharabah (Bagi Hasil).
2) Simpanan Idul Fitri (Safitri)
3) Simpanan Qurban (Surban)
4) Simpanan Haji (Sipaji).
5) Simpanana Berjangka Mudharabah (Deposito)
6) Simpanan Pendidikan
B. Saran-saran
Kopsyah BMT Assalam sebagai lembaga keuangan syariah yang
bergerak dalam unit usaha simpan pinjam pasti mempunyai keinginan untuk
terus eksis dan berkembang, dengan berusaha untuk meningkatkan dan
mengembangkan unit usaha dengan modal yang ada. Berdasarkan hasil
analisis berkaitan dengan Mekanisme Penyaluran Dana Kopsyah BMT
Assalam Dalam memberdayakan UKM penulis menyarankan sebagai berikut :
76
1. Meski banyak unit usaha yang dijalankan oleh Kopsyah, namun
diharapkan dapat terus meningkatkan dan mengembangkan kegiatan-
kegiatan usahanya serta tidak cepat puas terhadap prestasi yang telah
dicapai dengan mengadakan sosialisasi yang lebih luas lagi, sehingga
Kopsyah BMT Assalam dapat memberikan kontribusi yang lebih besar
kepada para pelaku usaha kecil dan menengah serta dapat memperluas
wilayah kerjanya.
2. Karena terbatasnya pengetahuan para pelaku usaha kecil dan menengah
tentang pengetahuan untuk meningkatkan usahanya, maka penulis
menyarankan kepada Kopsyah BMT Assalam agar lebih mengoptimalkan
bimbingan baik berupa seminar atau pelatihan menejerial atau suatu unit
uasaha yang dapat menambah pengetahuan pelaku usaha kecil dan
menengah dalam mengembangkan usahanya. Hal ini dilakukan supaya
para pengusaha kecil dan menengah lebih terarah dan mendapat
pengetahuan lebih mengenai dunia usaha guna meningkatkan uasaha yang
akan atau telah mereka kelola.
3. Untuk memberikan kepuasan kepada para nasabah pembiayan, maka
Kopsyah BMT Assalam diharapkan tetap berupaya untuk selalu
meningkatkan pelayanan kebutuhan-kebutuhan para usaha kecil dan
menengah. Dan memberikan kemudahan dalam proses pencairan dana
yang diberkan agar nasabah pembiayaan pembiayaan tidak beralih
ketempat lain.
Demikian kesimpulan dan saran penulis utarakan. Semoga saran-saran
ini dapat menjadi sebuah masukan yang menjadi bahan pertimbangan untuk
lebih termutifasi dalam memperbaiki kinerjanya.
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
Al-Bustani,Karom, Ust, Kamus Almunjid, (Beirut : Dar Al-Musyrik, 1996)
Alharis, Ahmad, Jaribin, Fiqh Ekonomi Umar bin Khottob, (Jakarta : Kholifa, 2006)
Anoraga, Panji, Manajemen Koperasi: Teore dan Praktek, (Jakarta:Pustaka Jaya, 1995),cet,ke-1
Badudu, J.S, Kamus Umum Basa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996), cet, ke-3
Burhan, Umar, Prinsip-prinsip Manajemen Koperasi Produksi, (Jakarta: Kalam Mulia, 1989), cet,ke-1
Clapan, Ronald, Pengusaha Kecil dan Menengah di Asia Tenggara (Jakarta: LP3S, 1991)
Damanik, E.D.Dkk, Pengantar Perkoperasian, (Jakarta: Dwi Sagara,1986)
Danuwikarsa, D, Tanya Jawab Tentang Koperasi, (Jakarta: Orba Sakti,1979)
Dawam, M. Rahardjo, Pembangunan Ekonomi Islam; Suatu Pedekatan, Pemerataan, Keadilan, dan Ekonomi Kerakyatan, (Jakarta: Internasa, 1997)
Edilius, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Jakarta : Rineka Cipta, 1992
Effendi, Muktar EK, Drs. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Islam. (Jakarta. Bharata Karya Karya Aksara, 1986)
HAFSAH, Jafar, Muhammad, Usaha Koperasi dan Strategi, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2002
Handoko, T. Hany, Manajemen Edisi II , (Yogyakarta:BPFE 1997), cet.Ke-II
Hasibuan, Malayu, S.P, Drs. Manajemen Dasar Dan Pengertian Dasar Dan Masalahnya, (Jakarta: Gunung Agung, 1985). Cet ke-5
Ibrahim Lubis, Pengendalian Dan Pengawasa Proyek Dalam Manajemen, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 1985)
Nasution, Harun, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta : Djambataan, 1992)
Raharjo, Dawam, m., Pembanguanan Ekonimi Islam, Suatu Pendekatan, Pemerataan Keadilan, dan Ekonomi Kerakyatan, (Jakarta : Internasa, 1997)
77
78
Serang PINBUK, Modul Pelatihan Pengelolaan BMT, (Serang : PINBUK, 2000)
Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Fakultas Ekonomi UI, Edisi II, 1999
Soetrisno, noer, Peranan Perbankan Sebagi Sumber Pembiayaan Usaha Golongan Ekonomi Lemah dan Koperasi, (Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasinal Departemen Kehakiman,1998)
Widodo, hertanto, Panduan Praktis Operasional BMT, (Bandung : Mizan, 2000)
HASIL WAWANCARA
Nama : Bpk. H. T. Amiruddin
Jabatan : Manajer Kopsyah BMT Assalam
Tgl : 7 Juni 2010
Pertanyaan : Apa program jangka panjang koperasi syariah BMT Assalam
dalam Memberdayakan UKM ?
Jawaban : Program jangka panjang Kopsyah BMT Assalam adalah
meningkatkan pelayanan kebutuhan para pengusa kecil dan
menengah dalam meningkatkan usahanya.
Pertanyaan : Dari program tersebut apa saja yang telah terrealisasi, adakah hasil
yang dicapai ?
Jawaban : Program yang telah terealisasi adalah menambah anggota sebagai
sumber permodalan kopsyah selanjutnya diinvestasikan kepada
para usaha kecil menengah.
Pertanyaan : Siapa saja sasaran kopsyah BMT Assalam dalam memberdayakan
ekonomi pengusaha kecil dan menengah ?
Jawaban : Program yang telah terealisasi adalah menambah anggota sebagai
sumber permodalan kopsyah selanjutnya diinvestasikan kepada
para usaha kecil menengah.
Pertanyaan : Siapa saja sasaran kopsyah BMT Assalam dalam memberdayakan
ekonomi pengusaha kecil dan menengah ?
Jawaban : Pemberdayakan pedagang kecil, industri rumah tangga,
melaksanakan bisnis yang islami dengan jasa foto kopi, periklanan,
penerbitan usaha angkutan, percetakan, angkutan karyawan dan
sekolah, serta angkutan barang, supplier dan kantin.
Pertanyaan : Adakah kreteria khusus bagi pembiayan nasabah ?
Jawaban : Yaitu harus harus mendaftar untuk jadi anggota terlebih dahulu,
serta membayar uang sumbangan pokok, dan sumbangan wajib.
Pertanyaan : Apakah yang membedakan antara koperasi konfensional dengan
koperasi syariah ?
Jawaban : Perbedaan yang mendasar adalah koperasi syariah dalam
melaksanakan kegiata usahanya berdasarkan pada prinsip-prinsip
ekonomi islam.
Pertanyaan : Apakah koperasi Syariah BMT Assalam mengadakan kerjasama
dengan lembaga lain selain unit usaha UKM ?
Jawaban : Selain dengan UKM Kopsyah BMT Assalam mengadakan
kerjasama dengan lembaga Bank Islam atau lembaga keuangan
berbasis islam lainnya.
Pertanyaan : Bagai mana cara yang ditempuh koperasi syariah BMT dalam
mensosialisasikan produk-produknya ?
Jawaban : Cara yang ditempuh oleh koperasi syariah BMT Assalam dalam
mensosialisasikan produknya yaitu dengan menyebarkan brosur
produk koperasi syariah BMT Assalam terhadap masyarakat luas.
Pertanyaan : Adakah pelatihan yang diberikan oleh koperasi syariah BMT
Assalam baik terhadap karyawan dan anggotanya ?
Jawaban : Pertama, bentuk pelatihan yang diberikan kepada karyawan berupa
proses menejerial dan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas
kinerjanya. Kedua pelatihan yang diberikan terhadap
anggota/UKM berupa pelatihan peningkatan usaha agar lebih
berkembang.
Pertanyaan : Apakah penempatan SDM yang bekerja di koperasi syariah BMT
Assalam sudah sesuai dengan kemampuan dan keahliannya ?
Jawaban : Karyawan yang bekerja di koperasi syariah BMT Assalam sudah
melalui proses seleksi dan penempatan kerjanya sesuai dengan
kemampuan serta keahlian yang dimiliki.
Pertanyaan : Bagaiman job deskripsi masing-masing bidang ?
Jawaban : Walau karyawan bekerja berdasarkan bidangnya, tetapi tetapi
karena asas kekeluargaan, antara karyawan yang satu dengan yang
lain saling membantu.
Pertanyaan : Apa yang melatar belakangi perubahan dari BMT kekopsyah BMT
Assalam?
Jawaban : Pertama, untuk memperoleh legalitas dalam menjalankan unit
Usaha yang dijalankan.
Kedua ruang lingkup unit usahanya lebih luas.