lencana_pembunuh_naga_-_tamat
TRANSCRIPT
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
1/736
DITENGAH-TENGAH remangnya cuaca senja, sebuah perahu sampan melaju dengan
cepatnya dari mulut telaga Tong-ting-ou menuju ke arah bukit Kun-san.
Diujung geladak duduk seorang bocah laki-laki berusia empat lima belas tahunan, iamempunyai potongan badan yang bagus dengan bibir yang merah, sebaris gigi yang putih
dan pakaian serba putih.
Ia duduk diujung geladak dengan wajah riang, matanya melihat kesana kemari,
menyaksikan perahu-perahu sampan yang hilir mudik bagaikan kunang-kunang, sekulumsenyuman segera menghiasi bibirnya.
Dibelakang bocah laki-laki berbaju putih itu, berdiri seorang pemuda baju hijau yang
berusia dua puluh tahunan, alis matanya melentik ke atas dengan mata yang jeli,
tubuhnya tegap kekar, mukanya tampan menawan hati.
Cuma sayangnya, pemuda berbaju hijau itu tidak berniat untuk menikmati keindahan
malam di telaga tersebut mukanya dingin serius tak tampak senyuman, malah dahinyaberkerut, rupanya banyak persoalan yang merisaukan hatinya sehingga mengurangi
minatnya untuk memperhatikan alam semesta di sekelilingnya.
Memandang air yang koyak terbelah oleh dayung ia berdiri termenung dengan mulutmembungkam.
Di tengah keheningan malam yang menyelimuti sekitarnya tiba-tiba bocah laki-laki
berbaju putih itu berbisik, Toako, ada perahu mendekati kita!
Yaa, dari depan sana muncul dua titik sinar lentera yang makin lama makin dekat ke arah
mereka.
Pemuda baju hijau itu mendesis lalu mengalihkan sorot matanya yang jeli ke arah depan,
memandang sampan-sampan di kejauhan sana.
Murungkah dia? Atau sedihkah dia? Apa yang menyebabkan dia bersikap demikian?
Tiba-tiba dua buah sampan kecil itu memisahkan diri, kemudian satu dari sebelah kiriyang lain dari sebelah kanan, dengan kecepatan yang luar biasa langsung menerjang
perahu yang mereka tumpangi.
Agaknya kejadian tersebut diluar dugaan sibocah baju putih itu, dengan kaget dia lantasmembentak, Hei, kenapa kalian tumbuk perahu kami
Sepasang telapak tangannya segera diayun ke depan menyongsong datangnya terjangan
sampan-sampan tersebut.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
2/736
Hembusan angin pukulan menderu-deru, termakan oleh pukulan yang begitu dahsyat
kedua buah sampan tadi terseret hingga meluncur lewat dari kedua belah samping
sampan mereka.
Suara tertawa dingin segera berkumandang dari atas sampan-sampan tersebut.
Begitu mendengar suara tertawa dingin, paras muka si anak muda berbaju hijau yang
semula hambar tanpa emosi berubah hebat, hawa pembunuhan yang tebal mencorong
keluar dari balik matanya, ia mendengus lalu bagaikan burung elang yang mencarimangsa tubuhnya melambung ke udara dan langsung menerkam sebuah sampan yang
sudah berlalu dari sampingnya itu.
Saat tubuhnya melambung di udara, tangannya diayun ke muka berulangkali, dan tiga
rentetan cahaya putih yang menyilaukan mata langsung mengenai ke atas sampan itu.
Jerit kesakitan yang menyayatkan hati berkumandang memecahkan kesunyian, sesosok
bayangan manusia tiba-tiba melambung ke udara dan kabur ke arah telaga.
Pemuda berbaju hijau itu tertawa dingin, begitu badannya melayang turun diatas geladak,
telapak tangan kirinya langsung diayun ke muka.
Aduuh.! kembali suatu jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandangmemecahkan keheningan, bayangan manusia yang mencoba kabur itu terhajar telak oleh
pukulan musuh hingga tubuhnya tercebur ke dalam air telaga.
Tiba-tiba bentakan nyaring menggelegar di angkasa, Kalian mau kabur kemana..
Ternyata pembunuhan yang terjadi di sampan itu menimbulkan kepanikan pada sampanlainnya, orang-orang yang berada dalam sampan itu segera mengambil keputusan untukmelarikan diri.
Tapi si bocah berbaju putih yang bermata jeli tidak berpeluk tangan belaka, mengikuti di
belakang pemuda berbaju hijau, tubuhnya langsung menerjang ke arah sampan tersebut.
Tiga orang laki-laki berbaju ringkas berwarna hitam segera berlompat keluar dariruangan sampan masing-masing bersenjatakan sebilah pedang tajam, begitu musuhnya
tiba, serentak menyerang dari tiga jurusan yang berbeda.
Selincah kijang gerak-gerik bocah berbaju putih itu, tubuhnya berputar bagaikangasingan, tiba-tiba lengan kirinya diayun ke muka dan langsung melepaskan sebuahpukulan gencar.
Salah seorang laki-laki berbaju hitam yang ada di tengah menjerit kesakitan, pedangnya
terlepas dan jatuh diatas geladak.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
3/736
Bocah berbaju putih itu bergerak cepat, sambil memutar badan, ujung jarinya kembali
menotok jalan darah Cian-keng-hiat di tubuh laki-laki yang lain.
Baik memukul jatuh senjata musuh, maupun menotok jalan darah lawan kedua gerakanitu sama-sama dilakukan dengan kecepatan yang hampir bersamaan waktunya.
Terkesiap laki-laki yang pedangnya terpukul jatuh itu setelah menyaksikan kelihayan
kungfu musuhnya, mereka tak sempat memperdulikan nasib rekannya yang tertotok lagi,
tanpa komando serentak orang-orang itu melompat ke dalam telaga untuk melarikan diri.
Bocah berbaju putih itu membentak keras, pedangnya berkelebat menusuk ke muka,sekilas cahaya putih membelah angkasa.
Ditengah jerit kesakitan yang memilukan hati, darah berhamburan membasahi seluruh
permukaan tanah, tahu-tahu laki-laki itu sudah mati terpapas senjata.
Tapi pada saat yang bersamaan pula, laki-laki di depan sana sudah melompat masuk kedalam air telaga.
Detik terakhir sebelum laki-laki itu lenyap di bawah permukaan air, suara tertawa dingin
kembali berkumandang, pemuda baju hijau yang berada di sampan sebelah kiri telah
menyergap tiba secepat meteor, telapak tangannya langsung diayun menghantampermukaan air telaga.
Plaaak! Byuuar! Percikan butir-butir air bermuncratan keempat penjuru, tubuh
laki-laki itu mencelat beberapa kaki ke udara, lalu dengan lemas badannya tercebur
kembali ke dalam air dan tenggelam ke dasar telaga.
Setelah berhasil membinasakan orang itu, menggunakan tenaga pantulan yang masihtersisa pemuda berbaju hijau tadi melayang kembali ke atas sampan, kemudian
memandang bocah baju putih itu, diapun tertawa.
Adik Liong, ilmu silatmu telah mendapat kemajuan yang amat pesat.!
Tampan sekali senyuman itu, lagipula begitu polos dan halus, siapapun tidak akanpercaya kalau pemuda sehalus itu sebetulnya memiliki ilmu silat yang amat tinggi dan
baru saja secara beruntun membinasakan empat orang musuh tangguh.
Bocah berbaju putih itu tertawa merdu, Aah..toako yang lebih cerdik dan cekatan,hampir saja aku terkecoh oleh mereka!
Tiba-tiba kekesalan dan kemurungan kembali menyelimuti wajah pemuda berbaju hijau
itu, begitu suram wajahnya hingga mendatangkan perasaan yang sayu bagi siapapun
yang melihat, ia menghela napas ringan.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
4/736
Aaai..! Tampaknya jago-jago lihay dari dunia persilatan sudah mendapat pula berita
tentang soal itu!
Kembali suatu kemurungan menyelimuti raut wajah anak muda itu.
Mendadak bocah berbaju putih itu seperti teringat akan sesuatu, ia berpaling lalu serunya,Toako, apa salahnya kalau kita tanyai orang ini?
Sambil berkerut kening pemuda berbaju hijau itu mengangguk, tindakan semacam itu
tanpa terasa membuat suasana di sekelilingnya bertambah guram.
Setelah mendapat persetujuan, bocah berbaju putih itu lantas membebaskan jalan darahlaki-laki yang tertotok tadi, kemudian tegurnya, Hei! Engkau berasal dari perguruan
mana?
Laki-laki itu berwajah keren gagah dan jelas merupakan orang gagah yang tak takut
menghadapi kematian, dengan pandangan gusar ditatapnya sekejap kedua orang itu,kemudian menengadah dan tertawa terbahak bahak.
Haahh..haahh..haahh.. bagi seorang ksatria lebih baik mati terbunuh daripada
hidup terhina, bocah bocah kunyuk, tak usah banyak bicara lagi, kalau mau bunuh hayo
cepat laksanakan keinginanmu itu.
Hmm memangnya kau anggap siauya tak berani membunuh engkau? teriak bocahbaju putih itu dengan wajah melotot penuh kemarahan.
Hidup sebagai enghiong, matipun sebagai hohan mau bunuh mau cincang cepat lakukan
tak nanti toaya mu bakal kerutkan dahi
Sepasang mata pemuda baju hijau itu kontan mendelik, mukanya juga berubah sedingines, dengan sinar mata yang menggidikkan hati ditatapnya laki-laki berbaju hitam itu
tanpa berkedip.
Apakah engkau ingin merasakan bagaimana nikmatnya kalau otot-ototmu dipisahkan
dan tulang-tulangmu dialihkan posisinya? dia mengancam.
Bertemu dengan sinar mata si pemuda baju hijau yang begitu tajam, bergidik seluruh
perasaan laki-laki berbaju hitam itu, dia merasa betapa buas keji dan kejamnya sorot mata
itu hingga melebihi sinar mata majikannya.
Setelah merenung sebentar, laki-laki berbaju hitam itu tertawa dingin.
Heeehhh..heeehhh..heeehhhaku tahu otot-ototku dipisahkan dan tulang-tulangku dialihkan posisinya, aku akan merasakan kesakitan yang bukan kepalang tapi
percuma kalau hendak diterapkan diatas diriku, sebab penyiksaan semacam itu masih
terhitung enteng dalam pandangan kami!
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
5/736
Dengan kening berkerut, pemuda berbaju hijau itu lantas menengadah memandang
bintang-bintang di langit, lama sekali dia membungkam.
Mungkin ia sedang merasa heran, apa sebabnya laki-laki itu tak takut mati? Bukankahkematian adalah suatu kejadian yang paling ditakuti oleh setiap manusia?
Tiba-tiba pemuda berbaju hijau itu berkata, Adik Liong, totok jalan darahnya, kemudian
mari kita pergi!
Jangan! Jangan! mendadak laki-laki itu menjadi ketakutan, mukanya berubah hebat,
lebih baik bunuhlah diriku..
Suaranya begitu tegang, membuat orang jadi keheranan atas sikapnya itu. Ketika jiwanya
diancam dengan kematian, dia sama sekali tak takut, tapi ketika pemuda baju hijau itu tak
jadi membinasakannya, kenapa laki-laki berbaju hitam itu malah ketakutan setengah
mati..?
Rupanya pemuda berbaju hijau itu bukan seorang laki-laki yang bodoh, dengan
kecerdasan otaknya, cukup dipikir sebentar saja dia lantas mengerti kenapa laki-laki
berbaju hitam itu rela dirinya dibunuh.
Maka sambil tertawa ujarnya lagi, Adik Liong, waktu sudah tidak pagi, cepat kerjakan!
Bocah berbaju putih itu segera menggerakkan jari tangan kanannya siap menotok jalandarah musuhnya.
Tunggu sebentar! laki-laki itu berseru cemas, kumohon kepada kalian bunuhlah diriku
ini, dan apa yang kalian tanyakan pasti akan kujawab sejujurnya!
Bagus sekali!pelan-pelan pemuda berbaju hijau itu putar badannya, sekarang akankuajukan satu pertanyaan, kuminta kaupun segera menjawab pertanyaanku itu,
mengerti?
Laki-laki berbaju hitam itu menghela napas sedih.
Aaai. tanyalah!
Mengapa kau tak mau hidup?
Sebab lolos dari cengkeraman kalian justru lebih mengerikan daripada mati secarakonyol!
Pelan-pelan pemuda berbaju hitam itu mengangguk.
Lantas apa maksud dan tujuan kalian mencari gara-gara dengan kami.? tanyanya
pula.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
6/736
Laki-laki berbaju hitam itu tertegun.
Masa kalian tidak tahu kalau Tok liong-cuncu (datuk naga beracun) mau datang ke bukit
Kun-san untuk menerima To-liong-leng-pay (lencana pembunuh naga)? Padahal beritabesar itukan sudah menggetarkan seluruh dunia persilatan?!
Hei, apa yang kami tanyakan jawab saja secara langsung! Mengapa kau singgung-
singgung urusan yang tak ada gunanya? bentak si bocah cilik itu.
Kami mendapat tugas untuk menghadang serta membinasakan kawanan jago persilatan
yang berdatangan ke bukit Kun-san! jawab laki-laki berbaju hitam itu kemudian.
Tiba-tiba diatas wajah pemuda berbaju hijau itu melintas kembali rasa kesal yang dalam.
Adik Kiu-liong, binasakan orang itu!ujarnya kemudian.
Si bocah berbaju putih yang bernama Ji Kiu liong itu segera mengayunkan telapaktangannya ke depan, ujung jarinya yang tajam menyambar hanya setengah depa di depan
dada laki-laki berbaju hitam itu.
Meski begitu, laki-laki berbaju hitam itu segera mendengus dan tubuhnya langsung
tergeletak ke atas geladak dalam keadaan tak bernyawa lagi.
Pemuda berbaju hijau itu menghela napas, pelan-pelan ia melangkah kembali ke
sampannya, sementara paras mukanya makin lama berubah makin layu seakan-akandalam waktu yang amat singkat ia sudah mengidap penyakit yang amat parah hingga tak
sanggup berdiri tegak lagi, ia terduduk diujung geladak.
Sementara itu Ji Kiu-liong sudah melompat kembali ke perahunya setelah
menenggelamkan kedua buah sampan itu, tapi ia jadi tertegun setelah menyaksikan rautwajahnya itu. Sebab sekalipun ia tahu betapa menyedihkan asal usul toakonya, namun tak
diketahui olehnya apa yang menyebabkan toakonya jadi begini putus asa.
Toako! Ji Kiu-liong lantas menegur Jangan sampai merusak kesehatanmu sendiri!
Pemuda berbaju hijau itu seperti tidak mendengar teguran tersebut, air matanya melelehkeluar membasahi pipinya, memandang air ditengah telaga tiba-tiba ia berteriak keras,
Aku Gak Lam-kun juga manusia yang dilahirkan ayah dan ibu, aku juga manusia yang
berhati bersih, tapi mengapa semua orang di dunia ini memandang hina kepadaku?
Mengikuti teriaknya itu, air matanya semakin deras membasahi pipinya.
Saat itulah, kenangan lama bagaikan sambaran kilat melintas dalam benaknya.. ..diateringat kembali pengalamannya yang getir sewaktu masih bocah dulu.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
7/736
Ibunya sudah lama meninggal, sedang ayahnya adalah seorang guru ilmu sastra yang
rudin dan mengajar disebuah sekolahan yang letaknya dalam dusun lain.
Ketika ia berusia tujuh tahun, ayahnya dipecat dari jabatannya karena usianya yang sudahlanjut dan sakit-sakitan.
Karena kehilangan mata pencaharian, sedang keahlian lain tidak dimiliki terpaksa sambil
mengemis ayahnya pulang kembali ke rumah, tapi sakitnya disepanjang jalan makin
bartambah parah, tiga tahun kemudian sampai juga ayahnya didesa kelahirannya, tapisakitnya yang parah akhirnya merenggut juga selembar jiwanya.
Sejak itulah ia menjadi seorang pengemis cilik yang bergabung dengan pengemis lainnya
untuk meminta-minta disepanjang rumah, bajunya dekil dan tubuhnya penuh dengan
kutu, keadaannya waktu itu tak ubahnya dengan pengemis lainnya, tak ada orang yangmemperhatikan keadaannya..
Hidup sebagai pengemis kembali dilewatkan selama tiga tahun, entah lantaran hidupnyaterlalu kotor atau terkena penyakit aneh, tiba-tiba sekujur tubuhnya timbul bintik-bintik
bisul kecil yang menjalar sampai Wajahnya, mula-mula bisul itu berwarna merahakhirnya pecah dan bopeng-bopeng menjijikkan.
Waktu itu dia masih kecil, tentu saja tak tahu apa yang telah menimpa dirinya, tapi sejak
itu pengemis-pengemis yang lain selalu menghindari dirinya, waktu meminta-minta
semua orang juga menjauhi dirinya, ini menyebabkan bocah itu seringkali menderitakelaparan.
Seorang pengemis tua yang baik hati memberitahu kepadanya, ia bilang begini,
Agaknya kau sudah mengidap penyakit kusta, lebih baik janganlah meminta-minta ditempat yang banyak orangnya, sebab orang bisa menghajar dirimu sampai mampus!
Mendengar peringatan tersebut, dia jadi sangat ketakutan, sekarang dia baru mengerti apa
sebabnya rekan-rekan pengemis yang lainpun menjauhi dirinya.
Sejak itu dia tak berani meminta-minta lagi, bila malam sudah tiba, diam-diam dia baru
keluar dari tempat persembunyiannya dan mencuri buah-buahan serta sayur-mayur dikebun orang untuk mengisi perutnya yang lapar.
Suatu hari ia tertangkap dan dihajar sampai setengah mampus, beberapa bulan dia harus
beristirahat sebelum tubuhnya menjadi kuat kembali.
Setiap kali dia munculkan diri di pagi hari, maka orang memakinya sebagai si kusta
yang bernyali kecil pada kabur sedang yang bernyali agak besar mengejarnya sambilberteriak-teriak hendak menguburnya hidup-hidup, untung larinya cukup cepat hingga
setiap kali berhasil lolos dari kematian.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
8/736
Begitulah, setelah beberapa bulan ia hidup bagaikan orang liar, siksaan batin yang
dialaminya ketika itu sungguh amat sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Makin dipikir ia merasa semakin tak berarti hidupnya di dunia ini, suatu hari dia mendakike atas puncak gunung yang tinggi, perutnya dan badannya kedinginan, setelah berteriak
memanggil nama ayahnya dan memanggil nama ibunya, tiba-tiba ia jadi nekad danmelompat masuk kedalam jurang yang dalam.
Dibawah tebing itu adalah sebuah air terjun yang dalamnya ratusan kaki lebih, denganjiwa yang tertekan dan perasaan yang hancur lebur, terjunlah bocah itu ke bawah untuk
menghabisi nyawanya.
Ketika tubuhnya meluncur kebawah, kesadarannya hampir hilang tiba-tiba ia merasakan
ada sebuah tangan yang amat besar menyambar tubuhnya dari tengah udara danmenariknya keluar dari lembah Kematian.
Ia merasa seperti mendapat suatu impian buruk yang menakutkan, badannya seakan-akandilempar ke atas awan, tapi seakan-akan pula diceburkan ke dalam samudra yang dalam,
secara lapat-lapat telinganya mendengar suara gulungan ombak yang memekikkantelinga.
Entah berapa lama sudah lewat, tiba-tiba ia mendengar seperti ada orang berbisik,
Aaaah..bocah yang patut dikasihani!
Sejak itu nasibnya telah dirubah oleh seorang kakek yang luar biasa, dan kakek itu bukanlain adalah orang yang paling dihormati sepanjang hidupnya.
Tapi delapan tahun kemudian, kakek itu telah tewas secara mengenaskan, sesaat sebelummenghembuskan napasnya yang terakhir, ia telah menyerahkan tugas yang maha besar
kepadanya.
Itulah dendam kesumat yang lebih dalam dari samudra. maka dengan membawasikap yang pongah, ia mulai menantang terhadap dunia yang pernah menganiaya dirinya,
ia mulai melakukan pembalasan dendam!
Dalam tiga tahun belakangan ini, sudah banyak jago lihay yang dirobohkan, nama besar
Tok liong Cuncu (Datuk naga beracun) juga sudah termashur diseluruh dunia persilatan,baik jago-jago dari golongan putih maupun jago-jago dari golongan hitam pada
menyingkir jauh-jauh bila mendengar nama besarnya.
Setiap kali ia berhasil mengalahkan musuhnya, suatu perasaan bangga selalu muncul
dalam hatinya, tapi kemudian dia merasa kesepian dan bersedih hati, karena semakinmenang dia, semakin sedih pula hatinya.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
9/736
Sebab keganasan dan keangkuhannya, mengikuti setiap kali kemenangan yang berhasil
diraih bertambah makin dalam, setiap kemenangan dan rasa bangga yang diperolehnya
ibarat bianglala diujung langit.
Kesepian, kesedihan dan kedukaan yang dalam selalu dan selamanya menyelimuti
perasaan pemuda itu.
Suatu senja, ia bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita, dia tak lain adalah kakak
perempuan Ji-Kiu-liong yang bernama Ji-Cing-peng.
Sejak bertemu dengan gadis itu, ibaratnya sebuah lembah gersang yang ketimpa cahayamatahari, mendatangkan suasana yang hangat dan nyaman bagi hatinya yang beku, sebab
di dunia ini kecuali gurunya yang sudah tiada, hanya dia seoranglah yang dapat merubah
wataknya yang aneh dan kaku itu
Tapi, gadis cantik yang amat jelita itu hanya mendatangkan luka yang semakin tak
tertahan dalam hati kecilnya, sebab jiwa gadis itu telah direnggut oleh sekawananpenyamun
Yaa, pengalaman getir yang dialaminya sejak kecil ditambah lagi kematian
kekasihnya. membuat pemuda yang baru berusia dua puluh tahunan itu selalu murung,selalu kesal dan selalu bersedih hati.
Justru karena itu, dia semakin membenci dunia ini, ia semakin ganas, semakin keji dan
tak kenal apa artinya perikemanusiaan.
Ia membenci langit, membenci bumi, membenci semua orang jahat di dunia ini, bahkan
hampir saja membenci dirinya sendiri, kesemuanya itu membuat pikirannya bertambahcupat, membuat pemuda itu merasa bahwa setiap orang yang berani mencari gara-gara
dengannya, tak boleh dilepaskan dengan begitu saja.
Sampan bergerak maju membelah air telaga, kenangan Gak Lam-kun semasa kecilpunlewat bagaikan air telaga yang mengombak.
Ditengah kegelapan malam, dari kejauhan muncul kembali sebuah perahu besar yang
pelan-pelan berlayar mendekat, tak lama kemudian perahu itu sudah tiba didekat mereka,
berbareng itu juga dari sebelah kanan meluncur kembali empat buah sampan.
Lam-kau toako! bisik Ji Kiu liong kemudian mari kita kasih pelajaran yang setimpalkepada mereka
Sementara Ji Kiu-liong masih berbisik, keempat buah sampan itu dengan formasi satu
garis telah menghadang di depan perahu kecil itu, pada ujung geladak masing-masingperahu berdirilah seorang laki-laki berbaju pendek.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
10/736
Sambil tertawa dingin Ji Kiu-liong segera membentak, Hei! Kalian tidak kenal dengan
kami, dan kamipun bukan perompak-perompak yang membegal harta kekayaan milik
orang lain, apa maksud kalian semua menghadang di depan perahu kami ini?
Diatas sampan cepat sebelah kiri berdiri seorang laki-laki berusia empat puluh tahunan,
sambil balas tertawa dingin sahutnya, Andaikata kalian berdua adalah kaum pedagangkaya, kamipun tak usah bersusah-payah menggerakkan anggota kami sebanyak ini.
Tolong tanya sobat, siapakah diantara kalian yang bernama Gak Lam-kun sauhiap?
Paras muka Gak Lam-kun agak berubah, tapi sebentar kemudian sudah pulih kembali
seperti sedia kala, sambil menjura dia tertawa.
Tolong tanya ada persoalan apa kalian mencari aku orang she-Gak?
tegurnya kemudian.
Laki-laki kekar itu tertawa ringan.
Tidak berani! Tidak berani! Nama besar Gak sauhiap sudah menggetarkan seluruhkolong langit kami tak ada urusan lain, hanya nona kami berhubung sudah lama
mengagumi nama besar sauhiap maka sengaja mengundang kedatangan sauhiap untuk
berkenalan
Gak Lam-kun berkerut kening, hawa napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, iaberpikir, Walaupun sudah banyak jago persilatan yang pernah kujumpai, tapi aku rasa
belum pernah berhubungan dengan orang-orang dari suatu perkumpulan, apalagi namaku
memang tak banyak yang tahu, darimana bisa muncul seorang perempuan yang kenal
dengan diriku? Biasanya yang datang itu selalu membawa maksud tak baik, kali ini akuharus lebih waspada
Kalau sikap Gak Lam-kun tadi murung, kesal dan sedih, maka sekarang wajahnya
tampak tampan dan gagah, perubahan sikapnya itu sungguh diluar dugaan orang.
Ji Kiu-liong sendiri juga berkerut kening, tiba-tiba ia menegur, Siapakah nama siocia
kalian?
Cerdik betul bocah cilik ini!pikir Gak Lam-kun.
Ternyata Ji Kiu-liong sendiri juga merasa tercengang, sebab sejak encinya tewas,toakonya selalu membawa dia bergelandangan kesana kemari, sangat jarang orangmengetahui namanya, sekalipun julukan Tok-liong Cuncu juga merupakan julukan suhu
toakonya yang dicatut, padahal kemunculan kembali Tok-liong Cuncu dalam dunia
persilatan teramat rahasia, tentu saja orang lebih-lebih tak akan menyangka kalau Datuknaga beracun yang muncul saat ini tak lain adalah penyaruan Gak Lam-kun.
Laki-laki kekar itu tersenyum.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
11/736
Saudara cilik, kau memang hebat! Pada hakekatnya siocia kami memang belum pernah
kenal dengan Gak sauhiap, beliau cuma mengagumi saja nama besar sauhiap..
Empat penjuru adalah saudara, ujung langit adalah tetangga, kalau toh siocia kalianmengagumi diriku, sudah sepantasnya, kalau aku Gak Lam-kun juga datang
menyambanginya kata anak muda itu sambil tertawa.
Bagus sekali laki-laki itu mengangguk, Nio-nio yang mendampingi siocia telah
berangkat sendiri kemari untuk menyambut kedatangan sauhiap.!
Seraya berkata, laki-laki itu lantas menuding ke arah belakang.
Mengikuti arah yang ditunjuk Gak Lam-kun melihat perahu besar itu sudah membuang
sauh dihadapannya, pintu ruang perahu terbentang lebar cahaya lampu memancar terang
benderang dari dalam. Empat orang laki-laki berpakaian ringkas warna hijau dengan
memegang golok besar berdiri tegak ditepi pintu.
Saat itulah dari balik ruangan perahu pelan-pelan muncul empat orang dayang berbaju
hijau, mereka berdua membawa dua buah lentera yang indah.
Dibelakang dua orang dayang itu, mengikutlah seorang kakek berjenggot panjang yang
rambutnya telah beruban semua, menyusul kemunculan kakek itu, perahu besar pelan-pelan bergerak kembali mendekati sampan.
Kepada Gak Lam-kun, kakek tersebut segera menjura sambil tertawa.
Tanpa sebab kami telah menghalangi perjalanan saudara, untuk menebus kesalahan itu
bagaimana kalau kupersilahkan naik ke perahu untuk meneguk secawan arak lebihdahulu?
Sebenarnya Gak Lam-kun mengira nona itu berada diatas perahu besar, maka terdorong
oleh perasaan ingin tahunya, ia menerima tawaran tersebut.
Tapi kemudian, setelah mendengar bahwa nona itu tidak hadir di perahu, rasa ingin
tahunya segera tersapu lenyap, namun kakek itu keburu munculkan diri dalam keadaandemikian ia merasa kurang leluasa untuk menolak tawaran orang.
Kepada Ji Kiu liong yang berada disisinya, dia lantas berkata, Adik Liong, tunggulah
disini, aku sebentar akan balik lagi kemari!
Begitu selesai berkata, dia lantas melompat naik ke atas perahu besar.
Dikala tamunya sedang melompat naik ke atas perahu, kakek berjenggot panjang itulantas berpaling ke arah dua orang dayang baju hijau di belakangnya seraya berkata,
Berilah laporan kedalam! Katakan kalau tamu sudah tiba di atas perahu..
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
12/736
Dua orang dayang cilik yang membawa lentera itu segera mengiakan dan masuk ke
ruangan dalam.
Sepeninggal dua orang dayang tersebut, kakek berjenggot panjang itu baru berkatakepada Gak Lam-kun sambil tertawa, Silahkan Gak sauhiap, dalam ruang perahu sudah
disiapkan arak, bagaimana kalau meneguk beberapa cawan dulu?
Terima kasih banyak atas jamuan yang disiapkan, tapi sebelum itu, bolehkah aku tahu
siapa nama saudara?
Sambil mengelus jenggotnya yang panjang, tergelaklah kakek itu.
Haaahhh..haaahhh..haaahhh. aku she Siangkoan bernama It. Mari
masuk ke dalam ruangan untuk minum arak, majikan kami masih ada beberapa urusan
yang hendak dirundingkan
Diam-diam terkesiap juga Gak Lam-kun setelah mengetahui bahwa kakek itu bukan lainadalah Siangkoan It, dia tak mengira kalau kakek itu adalah Tam-ciang-teng-kan-kun
(telapak tangan tunggal penenang jagad)
Siangkoan It yang namanya termashur di utara maupun selatan sungai besar, lebih-lebih
lagi karena orang itu sudah sejak dua puluh tahun berselang mengundurkan diri darikeramaian dunia, sungguh tak disangka malam ini bisa muncul di telaga Tang-ting-ou,
bahkan sudi menjadi budaknya orang lain, dari kesemuanya itu terbuktilah sudah bahwa
majikannya sudah pasti adalah seorang jago silat yang amat lihay.
Sebenarnya Gak Lam-kun mempunyai rencana akan mengundurkan diri setelah
mengucapkan beberapa patah kata, tapi untuk mengetahui asal usul majikannya, makadiapun tersenyum.
Selamat bertemu, selamat bertemu, sudah lama kudengar nama besar Sam-ciang-lam-
kok (sukar lewati tiga buah pukulan) yang telah menggetarkan seluruh dunia persilatanitu Siangkoan lo sianseng, perjumpaan ini sungguh menggembirakan hatiku
Telapak tangan tunggal penenang jagad Siangkoan It tertawa ringan.
Tidak berani tidak berani itulah julukan yang dihadiahkan sahabat-sahabat persilatan
kepadaku, padahal lohu malu untuk menggunakannya!
Sambil melangkah masuk kedalam ruangan, diam-diam Gak Lam-kun menyumpah dalamhati, Huuuh.jangan keburu bersenang hati dulu, suatu waktu aku pasti akan menjajal
sampai dimanakah kepandaian silat yang kau miliki!
Ruang perahu dihiasi dengan aneka barang antik yang indah dan mahal-mahal, permadani
merah menutupi lantai, hiasan mahal tergantung didinding, dibawah pantulan cahayayang terpancar dari dua buah lilin besar, tampaklah horden hijau menjadi latar belakang
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
13/736
hiasan ruang perahu itu, disisi jendela tertera pula sebuah meja perjamuan dimana dua
orang bocah laki-laki berbaju hijau berdiri dengan tangan terjulur ke bawah.
Setelah Tam-ciang-teng-kan-kun Siangkoan It mempersilahkan tamunya duduk, Gak-Lam kun segera menjura sambil bertanya, Tolong tanya Siangkoan lo sianseng, siapakah
nama besar dari majikanmu?
Mendengar pertanyaan itu, dengan wajah serius telapak tangan tunggal penenang jagad
Siangkoan It segera menjawab, Majikan ada perintah, maafkanlah lohu bila tak bisamengatakannya secara berterus-terang
Diam-diam Gak Lam-kun mengerutkan dahinya.
Lalu, apakah aku dapat berjumpa dengan Nio-nio dan siocia kalian yang berada di
perahu ini? ujarnya pula.
Sekali lagi air muka Siangkoan It menunjukkan perasaan keberatan.
Kebetulan dari belakang ruangan muncul dua orang dayang cilik berbaju hijau yangsegera berkata, Nio-nio ada perintah, harap Siangkoan loya saja yang melayani tamu
kita!
Gak Lam-kun adalah seorang jagoan berwatak tinggi hati, menyaksikan sikap
memandang rendah musuhnya, dia jadi mendongkol, kontan saja ia bangkit berdiri.
Kalau toh majikan kalian tidak berada diatas perahu demikian ujarnya sambil menjura
ke arah Siangkoan It, harap maafkan diriku lebih tak bisa menemani lebih lama lagi,
sebab aku sendiripun masih ada urusan
Tiba-tiba dari luar ruang perahu terdengar jeritan dari Ji Kiu-liong, Toakokauhendak pergi kemana?
Suara itu penuh kekuatiran dan gelisah, jelas perahu besar itu sudah mulai bergerak.
Gak Lam-kun mengerutkan dahinya! kemudian melangkah keluar dari ruang perahu itu.
Empat orang laki-laki berpakaian ringkas yang menjaga di depan pintu itu mendadak
melintangkan golok besarnya dan menghadang jalan pergi si anak muda itu.
Gak Lam-kun tertawa dingin, ia bersikap seolah-olah tidak melihat gerakan tersebut,bahkan langkahnya sedikitpun tidak nampak gugup atau panik.
Suara seruan dari Siangkoan It kembali berkumandang dari belakang, Perahu sudah
bergerak jauh meninggalkan tempat semula, Gak sauhiap, apa salahnya kalau duduk sajadalam ruangan dengan tenang sambil minum beberapa cawan arak?
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
14/736
Mendengar ucapan tersebut, tiba-tiba napsu membunuh menyelimuti seluruh wajah Gak
Lam-kun pelan-pelan ia putar badan lalu berkata dengan hambar, Kuperintahkan
kepadamu untuk menjalankan kembali perahu ini ketempat semula, kalau tidak jangansalahkan kalau aku akan bermain kasar
Siangkoan It tertawa tergelak-gelak.
Haaahhh. ..haaahhh.haaahhh di dunia ini belum pernah ada orang yang
bernyali begitu besar untuk memandang hina diriku, bila Gak sauhiap enggan untukbercakap-cakap diperahu ini kenapa tidak segera angkat kaki.?
Gak Lam-kun menggerakkan bahunya, sekali lompat tahu-tahu ia sudah menerobos
keluar dari ruangan perahu itu.
Empat orang laki-laki berbaju ringkas itu serentak menggerakkan pula senjata mereka
untuk melancarkan serangan, diantara kilauan cahaya berwarna keperak-perakan, senjata
mereka langsung membacok tiga bagian tubuh yang berbeda dari Gak Lam-kun.
Sepintas lalu, gaya Gak Lam-kun seperti seseorang yang sama sekali tak siap, tapi
kenyataannya serangan yang kemudian dilancarkan lebih cepat dari sambaran kilat.
Dua dengusan tertahan berkumandang susul menyusul, dua orang laki-laki berbajuringkas yang ada dipaling depan serentak tergeletak tak berkutik dilantai.
Demikian cepatnya serangan itu dilancarkan, sampai-sampai Siangkoan It yang nama
besarnya menggetarkan di utara maupun di selatan sungai besarpun tak sempat melihat
jelas dengan cara apakah Gak Lam-kun menyarangkan serangan-serangannya itu.
Menyaksikan rekannya roboh, dua orang laki-laki yang lain segera membentak keras,golok besarnya diputar sedemikian rupa menciptakan dua jalur cahaya perak yang segera
menutup pintu keluar ruang perahu itu.
Gak Lam-kun tertawa dingin, tangan kirinya berkelebat kemuka dan tahu-tahu ia sudahmencekal pergelangan tangan kanan salah seorang laki-laki berpakaian ringkas itu, lalu
menggunakan kesempatan itu tangannya diayun kedepan dan. bentrokan nyaringpun
berkumandang memecahkan kesunyian, golok besar lainnya kena ditangkis sampai
mencelat ke belakang.
Gak Lam-kun tidak berdiam sampai disitu saja, lutut kirinya segera diangkat dan sikutkanannya menyodok ke belakang, kembali dua kali dengusan tertahan menggema
diudara, dan robohlah dua orang laki-laki tersebut.
Begitu beres menghabisi keempat orang musuhnya, Gak Lam-kun melompat keluar dariruang perahu, tapi sepanjang pandangannya ke depan yang tampak hanya air telaga yang
menggulung, dari kejauhan sana tampak setitik cahaya lentera, tapi letaknya sangat jauh,
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
15/736
dari arah titik cahaya itulah lapat-lapat terdengar suara teriakan Ji Kiu-liong yang
memilukan hati..
Hawa napsu memburuh tiba-tiba membakar di rongga dada Gak Lam-kun, pelan-pelan iaputar badannya lalu memandang sekejap ke sekeliling tempat itu dengan pandangan
tajam.
Dua belas orang Laki-laki berbaju hitam sudah mengelilingi geladak, ditangan mereka
masing-masing tersoren sebilah pedang yang memancarkan cahaya perak, terutama posisidari belasan orang itu jelas merupakan sebuah barisan pertahanan yang cukup tangguh.
Gak Lam-kun sama sekali tak menggubris kedua belas orang laki-laki bersenjata pedang
itu, orang-orang berbaju hitam yang berdiri dengan napsu membunuh membara itu
seakan-akan dianggapnya sebagai patung yang tak berguna malah sinar matanya yangtajam langsung mencorong kedalam ruangan perahu, sementara kakinya pelan-pelan
melangkah maju mendekati Siangkoan It.
Angin malam menderu-deru, deburan ombak memekikkan telinga, suasana syahdu yang
semula menyelimuti perahu itu, kini sudah berubah jadi tegang dan penuh dengan hawapembunuhan.
Siangkoan It tertawa dingin tiada hentinya, dengan suara yang menyeramkan ia berseru,
Setelah berada di perahu kami, berarti hanya ada dua jalan yang bisa kau tempuh, yakni
tunduk dibawah perintah majikan kami, atau mampus dalam keadaan mengerikan. Gaksauhiap, aku percaya engkau adalah seorang yang cerdik, aku rasa pilihan yang kau
caripun seharusnya pilihan yang cerdik dan tepat
Heeehhh..heeehhh.heeehh.bagus sekali, bagus sekali
Gak Lam-kun tertawa dingin tiada hentinya, kalau begitu biarlah kupilih jalan kematiansaja, ingin kulihat jalan kematian macam apakah yang akan kulalui?
Telapak tangan tunggal penenang jagad Sang kwan It memang seorang jagoan yang
termashur namanya dalam dunia persilatan, entah berapa banyak sudah jago lihay yang
telah ditundukkan olehnya selama ini, dia merasa sedikit kewalahan dibuatnya.
Terutama kemampuan Gak Lam-kun yang berhasil menaklukkan empat orang anakbuahnya dalam sekali gebrakan, ilmu selihay itu sungguh membuat hati jago kawakan
tersebut jadi bergidik.
Siangkoan It tertawa kering, kemudian berkata, Gak-sauhiap, kalau toh engkau tetap
membandel, jangan salahkan kalau akupun tak akan sungkan-sungkan lagi
Begitu selesai berkata, tiba-tiba ia menerobos maju sambil melancarkan serangan, telapak
tangan kirinya menyerang dengan jurus tui-poh-cu-lan (mendengar riak membantu
ombak), sedang telapak tangan kanannya menyodok dengan gerakan Liu-im-cha-san
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
16/736
(awan hitam menutupi bukit), sekali menyerang menggunakan dua jurus yang berbeda,
bahkan kekuatan yang digunakanpun tak sama, hal ini semakin menunjukkan betapa
lihaynya si kakek tersebut.
Gak Lam-kun tak berani gegabah menghadapi serangan yang begitu dahsyatnya dengan
telapak tangan kiri dia pancing serangan musuh miring ke arah lain, sementara tubuhnyasegera melompat tiga depa ke samping, darimana sebuah pukulan segera balas
dilancarkan pula.
Tapi dua orang laki-laki baju hitam yang ada disampingnya tidak berpeluk tangan belaka,
diantara kilatan cahaya tajam, dengan menciptakan berkuntum-kuntum bunga pedang,
mereka tusuk tubuh si anak muda itu dari dua arah.
Gak Lam-kun tertawa dingin, sepasang kakinya melayang ke atas melancarkan beberapabuah tendangan berantai.
Dua buah tendangan dilepaskan dengan suatu gerakan yang sangat aneh, tak sempat duaorang laki-laki berbaju hitam itu menghindarkan diri masing-masing terkena sebuah
tendangan yang bersarang telak di dadanya.
Diiringi jerit kesakitan yang memilukan hati, dua orang itu mencelat ke belakang danroboh tak bernyawa lagi.
Betapa gusarnya Siangkoan It melihat anak buahnya tewas, sambil membentak penuh
kemarahan sepasang telapak tangannya melancarkan sebuah pukulan dahsyat menghajarpunggung Gak Lam-kun, serangan itu belum tiba, angin pukulannya sudah terasa
menyayat badan.
Gak Lam-kun agak kaget menyadari akan hal itu, segera pikirnya, Sungguh sempurna
tenaga dalam yang dimiliki kakek ini!
Tiba-tiba ia tarik ke belakang sepasang kakinya kemudian berjumpalitan di udara, setelahitu badannya menerobos kesamping dan menumbuk seorang laki-laki berbaju hitam yang
kebetulan berada di sampingnya.
Setelah menyaksikan kelihayan Gak Lam-kun yang dalam sekali gebrakan berhasil
membinasakan dua orang rekannya, kedua belas orang laki-laki berbaju hitam itu merasaterkesiap, maka ketika Gak Lam-kun menyambar tiba, pedang mereka serentak diayun
kedepan menciptakan selapis bayangan pedang menyongsong tibanya tubuh Gak Lam-kun.
Mundur ke belakang dan pertahankan sudut barisan! tiba-tiba Siangkoan It membentak.
Terhadang oleh belasan pedang sekaligus, terpaksa Gak Lam-kun harus tarik kembali
terjangannya, sepasang telapak tangannya melancarkan serangan berantai, dua gulung
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
17/736
angin puyuh yang menusuk telinga berhembus keluar memaksa belasan orang laki-laki
berbaju hitam itu harus menarik kembali serangannya sambil mundur ke belakang.
Siangkoan It mendengus dingin, dia menerobos maju kemuka, sepasang telapaktangannya melancarkan serangan berulangkali untuk merangsek lawannya.
Gak Lam-kun tertawa panjang, nyaring sekali suaranya, dengan sinar mata mencorong
keluar dia himpun tenaga murninya ke dalam lengan kiri untuk membendung tibanya
ancaman tersebut.
Selincah ular sakti telapak tangan kirinya melambung ke atas menerobos kebawah,dengan jurus yang lihai dan tersakti, dan secara beruntun dia hujani sekujur badan
Siangkoan It dengan delapan buah pukulan.
Memang hebat tenaga pukulan yang dimiliki Siangkoan It, setiap pukulan yang dia
lepaskan tentu membawa desingan angin tajam yang memekikkan telinga, belasan
gerakan kemudian, daya pantulan yang terpancar keluar dari serangannya telah mencapaibeberapa depa.
Gak Lam-kun memang berhasrat menyaksikan kehebatan lwekang Siangkoan It, dengan
sedikitpun tak jeri disambutnya semua pukulan itu dengan keras lawan keras.
Sebagaimana diketahui, Siangkoan It terkenal sebagai Telapak tangan tunggal penenang
jagad, itu berarti hawa pukulannya lebih mengandalkan pada tenaga Yang-kang yang
maha dahsyat.
Justru karena kehebatan itu, setiap orang yang bertarung melawan dirinya, tentu berusaha
untuk menghindari suatu bentrokan secara kekerasan.
Tapi kini, Gak Lam-kun malahan berani menerima pukulannya itu dengan keras lawan
keras, kejadian ini segera menimbulkan hawa napsu membunuh didalam hati Siangkoan
It.
Tiba-tiba hawa murninya dihimpun menjadi satu kemudian melepaskan serangan dengan
sepenuh tenaga. Otomatis dua gulung tenaga murni yang terpancar keluar dari balik
telapak tangannya juga semakin dahsyat ibaratnya bacokan kampak yang membelah
bukit.
Melihat kakek itu makin bertarung makin gagah, angin pukulannya makin lama semakingencar, tanpa terasa Gak Lam-kun memuji dalam hatinya, Memang hebat orang tua itu,
nama besarnya ternyata bukan nama kosong belaka!
Siangkoan It sendiri diam-diam juga terkesiap, sepanjang masa berkelananya dalamdunia persilatan, belum pernah angin pukulannya itu mendapat tandingan yang setimpal,
tapi malam ini, setelah berjumpa dengan jago muda tersebut, ternyata tenaga pukulannya
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
18/736
beberapa bagian lebih dahsyat dari apa yang dimilikinya, bahkan jurus serangan yang
digunakannya juga jauh lebih sempurna.
Dalam kaget dan ngerinya, tanpa terasa ia berpikir, Menurut majikan, ilmu silat yangdimiliki orang ini sudah menggetarkan sungai telaga, diapun merupakan jagoan paling
lihay diantara kelompok kaum muda, setelah kubuktikan sendiri malam ini, ternyataucapan tersebut memang bukan nama kosong belaka, tapi apa julukannya dalam dunia
persilatan?
Meskipun Siangkoan It mengetahui nama Gak Lam-kun, tapi mereka tak tahu kalau dia
adalah Tok-liong Cuncu yang telah muncul kembali dalam dunia persilatan.
Karena ada yang dipikirkan dalam benaknya, tanpa sadar perhatian Siangkoan It juga ikut
bercabang, tiba-tiba ia merasa ada segulung angin pukulan yang maha dahsyat menerjangdadanya, dalam kagetnya cepat-cepat ia menyingkir kesamping.
Gak Lam-kun tidak mengejar karena keberhasilan itu, dia malah menarik kembaliserangannya sambil berdiri dengan wajah gagah, ujarnya sambil tertawa nyaring,
Kuakui bahwa tenaga pukulan yang kau miliki terhitung nomor satu dalam duniapersilatan, aku orang she-Gak menyesal tak mampu menandinginya, untuk menghindari
pertikaian lebih lanjut yang tak berguna, harap Siangkoan lo-sianseng segera
menjalankan perahu ini kembali ke tempat semula, tapi jika engkau menolak permintaanini terpaksa aku orang she-Gak pun tak akan sungkan-sungkan lagi
Ucapannya itu setengah bernada lembut setengah bernada keras, seperti juga suatu
sindiran, seperti juga suatu cemoohan.
Siangkoan It yang mendengar sindiran itu jadi naik pitam, kontan saja ia tertawa seram.
Heeehhh. heeehhh.. heeehbh meskipun ilmu silatmu terhitung lihaidalam dunia persilatan, tapi kalau ingin paksa lohu menyerahkan diri..oohoo.. kau
musti melatih diri beberapa tahun lagi
Gak Lam-kun tertawa dingin.
Di dunia ini memang terlampau banyak terdapat manusia-manusia bandel, Siangkoan
sianseng, kalau begitu jangan kau salahkan lagi jika aku bertindak kejam
Begitu selesai berkata, Gak Lam-kun segera melangkah maju ke posisi tiong kiong danmenerobos kedepan, telapak tangan kirinya langsung dikebaskan ke tubuh lawan.
Siangkoan It tidak menyangka kalau pemuda itu segera menyerang begitu mengatakan
akan menyerang, sedikit kurang cermat, ia sudah terjatuh dibawah angin.
Untung pengalamannya dalam menghadapi serangan lawan cukup sempurna, meskimenghadapi mara bahaya, ia tak sampai gugup.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
19/736
Dengan cepat pinggangnya ditekuk kebawah, lalu memakai jurus Gi-san-tiam-hay
(memindahkan bukit menimbun samudra) sepasang telapak tangannya didorong kemuka
sejajar dengan dada, disambutnya serangan tersebut dengan keras lawan keras.
Blaaaaang.! desingan angin berpusing memancar keempat penjuru menyusul
terjadinya bentrokan itu.
Seketika itu juga Siangkoan It merasakan darah dalam dadanya bergolak keras, hampir
saja ia tak sanggup berdiri tegak.
Dengan mata mencorongkan sinar tajam, Gak-Lam kun tertawa dingin tiada hentinya,kemudian ia berseru, Suatu kekuatan yang luar biasa, hayo sambutlah pukulan
lagi!
Tanpa mengubah posisi telapak tangan kirinya, ia membalik tangan itu ke belakang lalu
dikebaskan ke tubuh lawannya dengan gerakan aneh.
Siangkoan It terkesiap, buru-buru dia tarik napas sambil menghimpun tenaga murninya
guna menyambut datangnya ancaman tersebut.
00000O00000
TAPI, sebelum niat tersebut dilaksanakan, mendadak terdengar suara bentakan yang amat
merdu bagaikan suara keleningan menggelegar memecahkan kesunyian, Siangkoansianseng, cepat hentikan pertarungan!
Begitu ucapan tersebut timbul, tiba-tiba muncullah segulung tenaga pukulan yang lembut
menerjang ke tengah-tengah mereka berdua, dimana angin pukulan Gak Lam-kun yangamat tangguh tersebut segera tersapu lenyap hingga tak berbekas.
Menggunakan kesempatan itu Siangkoan It menarik kembali serangannya dan melompat
mundur ke belakang, sambil memberi hormat buru-buru serunya lirih, Menanti perintah
dari Nio-nio!
Gak Lam-kun mendengar, meski suara itu merdu bagaikan kicauan burung nuri tapidibalik kemerduan tersebut terkandung kewibawaan yang luar biasa, ini membuat anak
muda itu tanpa terasa berpaling ke arah mana berasalnya suara.
Seorang perempuan berbaju hijau diiringi empat orang dayang berbaju hijau pula pelan-pelan memunculkan diri dari balik ruangan perahu.
Dibawah cahaya lentera yang dibawa keempat orang dayang itu, tampaklah perempuan
itu mempunyai sepasang alis mata yang lentik dengan bibir yang mungil, dibalik
sepasang matanya yang bulat mencorong keluar sinar mata yang memikat hati, hidungnya
mancung dan sekulum senyuman manis menghiasi bibirnya.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
20/736
Kepada Gak Lam-kun ia berkata lembut, Aaaah! Kamu ini sungguh tak tahu
suasana, dimalam yang romantis seperti ini, bukannya menikmati arak wangi sambil
memandang alam yang indah, apakah tidak kau rasakan bahwa berkelahi hanya akanmerusak suasana yang bagus ini?
Diantara suara pembicaraannya itu terselip kerlingan mata yang mendatangkan gairahorang, memang daya pikat dari seorang perempuan yang sudah matang.
Gak Lam-kun berusaha menenangkan hatinya, lalu berkata dengan nada yang dingin.
Aku masih mempunyai seorang saudara cilik yang tertinggal di sampan, karena itumaafkan daku bila tak dapat menikmati keromantisan ditempat ini. Kalau toh Nio-nio
majikan dari perahu ini harap segera turunkan perintah untuk menjalankan perahu ini
balik ke tempat semula daripada pertarungan ini harus dilanjutkan
Perempuan berbaju hijau itu tertawa, dengan mata yang memikat ia mengerling pemuda
itu sekejap kemudian berkata, Jika kau hanya menguatirkan saudara cilikmu menunggusendirian di sampannya, kalau begitu biarlah kuutus tiga orang untuk menemaninya
Gak Lam-kun semakin mengerutkan dahinya.
Tolong tanya nio-nio, dengan maksud apakah kau menahan diriku dengan paksa? Kalautidak kau terangkan.
Agaknya perempuan berbaju hijau tak menyangka kalau ia bakal mendapat pertanyaan
semacam itu, tanpa terasa pipinya jadi merah, setelah termenung sebentar dia baru
tertawa ewa.
Kalau tidak, bagaimana? Jika engkau merasa kurang leluasa diatas perahuku ini,silahkan pergi!
Gak Lam-kun tahu bahwa perahu besar yang sedang melaju ini tak bisa dihentikan lagi,
dengan sinar mata yang menggidikkan dia lantas menatap ke arah musuhnya, mendadakpemuda itu menerobos maju kemuka dan telapak tangan kanannya diayun kedepan
melepaskan sebuah pukulan yang amat gencar.
Sedikit saja perempuan berbaju hijau itu menggerakkan bahunya, tahu-tahu dia sudah
bergeser tiga depa dari posisinya semula, kemudian sambil tertawa cekikikan katanya,
Hiiihh.. hiiihh.. hiiihh. dalam sepuluh gebrakan mendatang, jika engkau sanggupmenjawil ujung bajuku, maka segera kuhantar engkau untuk kembali ke tempat semula
Gak Lam-kun ikut tertawa dingin.
Dalam tiga jurus, bila aku tak berhasil melukai dirimu aku orang she-Gak juga akan
menyerahkan diri untuk kau jatuhi hukuman.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
21/736
Begitu selesai berbicara, tiba-tiba ia tarik kembali pukulannya lalu sambil memutar
badan, sebuah totokan dilancarkan.
Perempuan berbaju hijau itu mengegos kesamping, dengan suatu langkah yang entengdan lincah tahu-tahu ia sudah melepaskan diri dari ancaman totokan tersebut.
Indah dan menawan hati gerakan tubuhnya itu, meskipun menghadapi suatu pertarungan
yang mempertaruhkan jiwa raganya, gerak-geriknya sama sekali tidak kehilangan
kebagusan serta daya tariknya.
Begitu berhasil melepaskan diri dari serangan yang pertama, perempuan berbaju hijau itutertawa terkekeh-kekeh.
Heehhh. heeehhh. heeehhh. masih ada delapan gerakan lagi, gunakanlah dengan
lebih berhati-hati!
Begitu gagal dengan serangan yang pertama, tiba-tiba Gak Lam-kun menarik tangankanannya ke belakang, kemudian ia menyerang sejajar dengan dada, secepat kilat ia
menerobos kemuka melakukan pengejaran.
Sekulum senyuman masih tersungging diujung bibir perempuan berbaju hijau itu ketika
tangan kiri anak muda itu diayun kedepan melepaskan sebuah pukulan dengan jurus Hui-jian-cing tham (Menyapu debu berbicara santai).
Rupanya perempuan berbaju hijau itu mengetahui bahwa dibalik jurus serangan tersebut
terkandung dua perubahan yang berbeda, ditengah lengkingan gelak tertawanya kembali
ia melejit kesamping untuk melepaskan diri dari ancaman.
Padahal ketika itu, jurus serangan yang digunakan Gak Lam-kun belum mencapai padapuncaknya, ia lantas mendengus, mumpung perempuan musuhnya belum melayang turun
ketanah, telapak tangan kirinya dengan mengandung hawa pukulan yang maha dahsyat
tiba-tiba dilontarkan kedepan.
Sungguh tepat penggunaan waktu yang dilakukan dalam serangan tersebut, pada saat
sepasang kaki perempuan berbaju hijau itu hampir menempel diatas permukaan tanah,
serangan dari Gak Lam-kun yang ibaratnya gulungan ombak dahsyat itu sudah melanda
tiba.
Jangan dilihat perempuan baju hijau itu genit dan meliuk-liuk manja, pada hakekatnyadia memiliki ilmu silat yang maha dahsyat.
Ketika serangan tersebut menyergap datang, cepat lengannya dikebaskan, lalu badannya
melambung keudara secara tiba-tiba, setelah berjumpalitan beberapa kali, ia melayangturun kembali ditempat lain yang jauh lebih aman.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
22/736
Tapi, Gak Lam-kun juga bukan orang bodoh, tampaknya ia sudah memperhitungkan
sampai disitu, buktinya dalam serangan itu terkandung lima jalur desingan angin tajam
yang memekikkan telinga.
Sreeeeet ! akhirnya gaun panjang yang dikenakan perempuan berbaju hijau itu kena
tersambar juga hingga robek sebagian, maka terlihatlah paha kakinya yang putih mulusseperti salju.
Tiba-tiba Gak Lam-kun menghela napas sedih.
Aaaai aku sudah menggunakan setengah jurus lebih banyak dari seharusnya, terserahhukuman apa yang hendak kau jatuhkan atas diriku! katanya.
Ketika gaun panjangnya tersambar robek, perempuan berbaju hijau itu merasa amat
jengah hingga seluruh wajahnya berubah jadi merah padam, lama sekali dia termangu-
mangu tanpa mengetahui apa yang harus dilakukan.
Setelah mendengar helaan napas dari Gak Lam-kun, ia baru terkejut dan merasa seperti
baru sadar dari impian, setelah berhasil menenangkan hatinya perempuan itupun
menghela napas panjang.
Aaaai..Sungguh tak nyana kalau ilmu silatmu amat lihay pergilah dari sini!
Hmm..! Perkataan seorang laki-laki sejati lebih berat dari batu karang, aku Gak Lam-kun mengaku kalah!
Huuuh.. Memangnya ucapan pun-kiong (aku) tidak masuk hitungan..? perempuan
berbaju hijau itu mengernyitkan sepasang alis matanya.
Sekalipun perempuan berbaju hijau itu telah berjanji, bahwa anak muda itu akan dihantarpulang andaikata dalam sepuluh gebrakan ujung bajunya berhasil dijawil, tapi Gak Lam-
kun sendiripun baru berhasil merobek gaun lawannya dalam tiga jurus setengah, padahal
pemuda itu mengatakan dia akan berhasil dalam tiga gebrakan belaka.
Mereka berdua sama-sama merupakan tokoh persilatan yang punya nama besar, merekaberduapun sama-sama berwatak angkuh dan tinggi hati, setelah apa yang disumbarkan
tak terwujud, kedua belah pihak sama-sama tak mau mengingkari janjinya.
Dengan wajah murung baik Gak Lam-kun maupun perempuan berbaju hijau itu sama-sama termenung dan berdiri melamun.
Untuk sesaat lamanya, suasana di sekeliling tempat itu diliputi keheningan, seandainya
tiada suara air telaga yang menyampok perahu, mungkin jatuhnya sebatang jarumpun
akan kedengaran dengan jelas.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
23/736
Toako, aku datang membantumu! tiba-tiba terdengar suara jeritan memecahkan
kesunyian.
Menyusul kemudian sesosok bayangan manusia melompat naik ke atas perahu, siapa lagiorang itu kalau bukan Ji Kiu-liong?
Kemunculan Ji Kiu-liong secara tiba-tiba membuat Gak Lam-kun terkejut bercampur
gembira, dia tidak habis mengerti kenapa adiknya bisa muncul disitu secara tiba-tiba.
Sementara dia masih termenung, mendadak dari balik perahu besar menggema lagi gelak
tertawa yang amat nyaring.
Haaaahhhhaaahhhhaaahhh.Si Tiong pek dari barisan Tiat-eng tui
perkumpulan Tiat-eng-pang (elang baja) sengaja berkunjung datang, harap Han Nio-nio
sudi memaafkan kedatanganku yang tidak terduga ini!
Seorang pemuda tampan berbadan kurus dan berbaju warna biru melompat naik keperahu, lalu pelan-pelan maju kedepan.
Ji Kiu liong segera menuding ke arah pemuda baju biru itu seraya berseru, Toako, Si
toako itulah yang menghantar aku sampai kesini!
Gak Lam-kun berpaling dan memandang sekejap wajah Si Tiong-pek, lalu dia menjura.
Terima kasih banyak atas bantuan saudara yang telah menghantar adikku sampai disini,aku orang she Gak mengucapkan banyak-banyak terima kasih.
Aaaaaaah mana, mana Si Tiong pek tertawa, sudah selayaknya kalau orangpersilatan itu saling membantu, urusan sekecil itu kenapa harus dipikirkan terus? Boleh
aku tahu siapa nama saudara?
Aku she-Gak bernama Lam-kun! sahut si pemuda sambil tertawa ewa.
Betapa kecewanya Si Tiong pek setelah mendengar kalau nama itu masih terlampau asing
dalam dunia persilatan, namun ia tersenyum juga.
Selamat berjumpa, selamat berjumpa!
Han Nio-nio atau perempuan berbaju hijau itu rupanya sudah tidak sabaran, mendadakdengan paras muka serius ia berkata, Si Tiong pek, berani betul engkau mencari gara-gara dengan kami!
Kalau tertawa, perempuan cantik ini tampak genit dan mempesonakan hati, tapi setelah
serius, kelihatanlah betapa agung dan berwibawanya dia.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
24/736
Gak Lam-kun merasa seakan-akan dalam waktu sekejap perempuan itu sudah berubah
menjadi seorang manusia yang lain, dibalik keagungannya secara lapat-lapat terpancar
pula kewibawaan yang sangat tebal.
Si Tiong pek mengangguk lirih sebagai tanda hormatnya kemudian berkata, Han Nio-
nio, kau jangan salah paham, aku orang she Si tidak lebih hanya manusia diluar garisyang cuma ingin menonton keramaian belaka lihatlah sendiri, perahuku sudah berada
sepuluh kaki jauhnya dari sini, bila Han Nio-nio tak senang menyambut kedatanganku,lebih baik aku orang she Si mohon diri saja
Selesai berkata, dia lantas putar badan dan siap berlalu dari tempat itu.
Berhenti! bentakan nyaring menggelegar memecahkan kesunyian.
Tiba-tiba Han Nio-nio melompat kedepan secepat sambaran kilat, jari-jari tangannya
yang lentik langsung mencengkeram ke arah bahu Si Tiong-pek.
Sekalipun ketika itu Si Tiong-pek berdiri membelakanginya, namun seakan-akan
dipunggungnya juga tumbuh mata baru saja Han Nio-nio beraksi tiba-tiba dia putar
badannya dan melejit enam depa kesamping untuk menghindarkan diri.
HaaahhhhaaahhhhaaahhhHan Nio-nio serunya sambil tertawa tergelak, lebihbaik kita jangan bergerak dulu, kalau ingin beradu kekuatan tunggu sesampainya di bukit
Kun-san, perkumpulan elang baja kami pasti akan melangsungkan suatu pertarungan
yang seru melawan perguruan Ciang-ciam-bun kalian!
Kembali Gak Lam-kun merasa terkesiap, konon ia dengar orang berkata bahwa dalam
dunia persilatan telah muncul sebuah perguruan rahasia yang disebut Ciang-ciam-bun(perguruan panah bercinta) siapakah ciangbunjinnya? Ternyata tak seorang manusia
persilatanpun yang tahu.
Dia tak pernah mengira kalau perempuan berbaju hijau serta Siangkoan It yangdijumpainya sekarang ternyata adalah anggota perguruan panah bercinta, dari sini dapat
diketahui bahwa Ciang-ciam-bun memang terhitung sebuah perguruan besar yang
mempunyai kekuatan amat tangguh.
Dengan kening berkerut Han-Nio-nio sudah tertawa dingin.
Heeehhhheeehhhheeehhhmemang pada tiga puluh tahun berselang perkumpulanTiat eng pang kalian menjagoi seluruh daratan Tiong-goan, tapi sekarangHmm!
Perkumpulan Tiat eng-pang kalian tak akan bisa menandingi kehebatan Ciang ciam-bun-
kami
Perlu diterangkan disini, semenjak dua puluh tahun berselang, perkumpulan Tiat-eng-
pang memang merupakan suatu perkumpulan yang amat besar dalam kalangan hek-to di
dunia persilatan, banyak jago tangguh dan pandai yang bergabung dalam perkumpulan
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
25/736
itu, ini menyebabkan kekuatan mereka pada hakekatnya jauh melampaui kekuatan
sembilan partai besar.
Ketua mereka Tiat eng sin siu (kakek sakti elang baja) Oh Bu hong adalah seorang tokohpersilatan yang berilmu tinggi, dia merupakan seorang manusia berbakat yang muncul
belum lama berselang, namun kemampuannya memimpin para anak buahnya sangathebat, orang ini merupakan seorang tokoh persilatan yang paling susah dihadapi dalam
golongan hitam maupun putih.
Si Tiong-pek adalah murid kesayangan Oh Bun-hong, dengan kedudukannya sebagai
komandan pasukan Elang Baja, bukan saja namanya termashur sampai dimana-mana,
pengaruhnya juga menyebar luas baik diutara maupun diselatan sungai besar.
Dalam pada itu Si Tiong-pek sudah tersenyum seraya berkata, Kalau memang begitu,mari kita saksikan saja! katanya sambil berjalan.
Hmm! Han Nio-nio mendengus, barangsiapa sudah naik keperahu ini, maka diaharus menyambut sepuluh buah seranganku lebih dulu sebelum bisa tinggalkan tempat ini
dengan selamat, Si Tiong-pek! Bersiap sedialah menerima seranganku ini!
Tiba-tiba ia menerobos maju kedepan sambil menyerang, jari tangannya menotok jalandarah juga sikutnya menyodok ulu hati, dua serangan yang berbeda namun memiliki
kekuatan yang hampir sama.
Si Tiong-pek tertawa dingin lalu berseru, Han Nio-nio, kalau engkau mendesak terusmenerus diriku, janganlah dianggap aku Si Tiong-pek jeri kepadamu!
Berbicara sampai disitu, tubuhnya lantas miring kesamping menghindarkan diri dariterjangan sikut Han Nio-nio, lalu bukannya mundur dia malah mendesak maju kedepan,
tangan kanannya dengan jurus Kim-cian toam-bwe (memotong sakura dengan guntingemas) langsung menyodok ketubuh Han Nio-nio pula.
Tapi pada saat itulah tendangan kaki kanan dari perempuan itu sudah mengancam lutut
kanan Si Tiong-pek
Agaknya Si Tiong-pek tidak menyangka kalau ilmu silatnya itu begitu lihay, dengan
terkesiap dia mundur dua langkah untuk menghindarkan diri dari serangan dua buahpukulan dan sebuah tendangan kilat itu.
Mendadak hembusan angin tajam menyambar lewat, tahu-tahu kelima jari tangan Han
Nio-nio bagaikan kuku garuda sudah menyambar tiga inci diatas wajah Si Tiong-pek.
Kali ini Si Tiong-pek benar-benar merasa terkesiap, bahunya langsung dibuangkesamping seraya melompat mundur, tapi gerakan itu toh masih terlambat satu langkah
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
26/736
Sreeeet! baju putih dibahu kiri Si Tiong-pek segera tersambar oleh jari-jari tangan
Han Nio-nio yang lentik hingga robek besar sekali
Kejut dan gusar Si Tiong-pek menghadapi kenyataan tersebut, sepanjang masaberkelananya dalam dunia persilatan belum pernah ia dipecundangi orang seperti kali ini,
sambil membentak keras, sepasang telapak tangannya segera diayun kedepan melepaskanpukulan-pukulannya yang amat dahsyat
Sedikit miring kesamping, tubuh Han Nio-nio sudah berada empat depa disisigelanggang, mendadak ia menerobos maju lagi ke depan.
Bayangan manusia melintas lewat, tiba-tiba Gak Lam-kun menerobos masuk kedalam
arena dan menghadang dihadapan Han Nio-nio seraya berseru, Saudara Si, sisanya enam
jurus biar aku orang she Gak saja yang menyambutnya!
Ketika menyaksikan Gak Lam-kun terjun kearena, tiba-tiba Han Nio-nio menghentikan
gerakan tubuhnya lalu tertawa merdu.
Bagus sekali, bagus sekali, boleh saja kalau engkau hendak mewakilinya untuk
menerima sisa enam jurus itu
Sebenarnya Si-Tiong-pek tidak pandang sebelah matapun atas diri Gak Lam-kun, tapisetelah menyaksikan gerakan tubuhnya sekarang, dia baru terperanjat.
Masa seorang pemuda yang tak ternama semacam dia, sebetulnya adalah seorang jago
lihay? demikian dia berpikir.
Sementara itu Gak Lam-kun sudah berkata dengan dingin, Tadi aku sudah kebagianmenyerang tiga setengah jurus, maka sekarang adalah giliranku untuk menerima keenamjurus seranganmu tanpa menggeserkan sepasang kakiku
Ketika Han-Nio-nio berangkat ketelaga Tong-ting ou, majikannya telah berpesan: Gak
Lam-kun merupakan seorang tokoh persilatan yang amat lihay!
Waktu itu dia masih tidak percaya, tapi setelah terjadi bentrokan fisik barusan, dia barumengakui bahwa si pemuda pada hakekatnya adalah seorang musuh tangguh yang belum
pernah dijumpainya.
Misalnya, ucapan semacam itu diucapkan orang lain kepadanya, Han-Nio-nio pasti tidakakan membiarkan dirinya dihina begitu saja, tapi keadaannya sekarang justru berbeda, diasudah menderita kalah ditangan Gak Lam-kun, meskipun dalam pertarungannya itu dia
cuma bertahan tanpa menyerang, namun pada hakekatnya tiga setengah jurus serangan
yang dilancarkan Gak Lam-kun itu betul-betul luar biasa bebatnya.
Kendati begitu, ia tersenyum juga melihat kepongahan orang. Hendak menerima enamjurus serangannya tanpa menggeserkan sepasang kakinya?
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
27/736
Kecuali orang goblok, rasanya tak mungkin dia berani mengucapkan kata-kata sesumbar
seperti itu.
Sekulum senyuman lantas menghiasi wajah Han Nio-nio, ia berkata dengan hambar,Cukuplah sudah asal kau mampu menerima enam jurus seranganku itu, mau
menggeserkan kaki atau tidak, aku tak ambil perduli. Nah, sambutlah seranganku ini!
Dengan kelima jari tangan yang direntangkan, secepat kilat tangan kirinya menyambar
kedepan Gak Lam-kun sama sekali tidak bergeser dengan jari tengah dan jari telunjuknyadia balas menotok urat nadi dari Han Nio-nio.
Cepat-cepat perempuan berbaju hijau itu merentangkan pukulannya jadi totokan, dan dia
ganti menotok urat nadi penting diatas pergelangan tangan kanan Gak Lam-kun.
Serangan itu bukan saja dilancarkan dengan kecepatan luar biasa perubahan yang
dilakukan juga sangat mendadak
Gak Lam-kun terperanjat, dalam keadaan demikian terpaksa telapak tangan kanannya
membalik kebawah kemudian memapas pergelangan tangan Han Nio-nio.
Serangan ini berhasil juga memaksa Han Nio-nio harus menarik pergelangan tangan
kirinya untuk menghindari bacokan anak muda itu, tiba-tiba ia melompat kesamping,telapak tangan kanannya secepat kilat menerjang jalan darah penting dibahu lawan.
Demikianlah, suatu pertarungan sengit segera berkobar, kedua belah pihak sama-sama
menggunakan serangan yang tercepat dan terlihay untuk berusaha menundukkan pihak
lawan, dalam waktu singkat lima gerakan sudah lewat.
Meskipun hanya lima jurus tapi kecepatan berubah jurus yang berlangsung sukar diikutidengan pandangan mata, semua jurus serangan yang dipakai, otomatis merupakan pula
serangan yang paling tangguh.
Tiba-tiba Han Nio-nio melepaskan sebuah tendangan kilat, gaun yang robekpun lantasmenyingkap hingga tampak pahanya yang putih dan mendatangkan gairah birahi.
Tendangan tersebut boleh dibilang dilancarkan dengan suatu gerakan yang sangat aneh,
sekalipun ilmu silat Gak Lam-kun lebih lihaypun jangan harap dia bisa hindari serangan
itu tanpa menggeserkan kakinya.
Gak Lam-kun yang lihay memang tak malu disebut jagoan kosen, ketika ujung kakinyaHan Nio-nio hampir menyentuh tubuhnya, tiba-tiba Gak Lam-kun menjatuhkan tubuh
bagian atas ke belakang sementara telapak tangannya disilangkan di depan dada untuk
menjaga segala sesuatu yang tidak diinginkan.
MEMANG aneh dan lihay gerakan tersebut malahan sama sekali diluar dugaan siapapun.Si Tiong-pek yang menonton jalannya pertarungan itu dari tepi gelanggang segera
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
28/736
berseru tertahan, jelas dia sudah dibikin terkesiap oleh gerakan Gak Lam-kun yang aneh
dan diluar dugaan itu.
Setelah Gak Lam-kun mengeluarkan gerakan aneh untuk menghindari tendangan lawan,Han Nio-nio tak sanggup melancarkan tendangan yang kedua kalinya, dalam posisi
begini terpaksa ia tarik kembali kakinya sambil mundur ke belakang.
Enam jurus pertarungan jarak dekat yang baru saja berlangsung ini memang keliarannya
tidak seberapa hebat, tapi dalam pandangan mata seorang ahli pertarungan tersebut justrumerupakan sengit yang menentukan mati hidup seseorang..
Tiba-tiba Han Nio hio menghela napas panjang katanya, Gak siauhiap, ilmu silatmu
memang sangat lihay Pun Kiong merasa benar-benar takluk dengan hati yang rela, Nah,
kalian boleh segera berlalu.
Pada waktu itulah, Si Tiong-pek ikut tertawa tergelak. Haaah haaah..
haaah sudah lama Han Nio-nio malang melintang dalam dunia persilatan nama besarjuga sudah tersohor sampai di mana-mana, Sungguh beruntung pada malam ini aku orang
she Si berkesempatan menyaksikan kelihayanmu
Han Nio-nio melotot sekejap ke arah Si Tiong-pek dengan mata lebar, kemudianmendengus.
Hmmm..! Seandainya aku tidak memandang diatas wajahnya pada malam ini, jangan
harap kau Si Tiong-pek bisa tinggalkan perahu ini dalam ke adaan selamat!
Berkerut sepasang alis mata Si Tiong-pek sesudah mendengar perkataan itu, hawa
amarah tertera ternyata diwajahnya, tapi secara tiba-tiba kemarahan itu ditahan kembalikemudian tertawa tergelak. Haaahhh. aaahhh.. aaahhh.. bagus, bagus,
bila lain waktu ada kesempatan aku orang she-Si pasti akan berkunjung lagi kesini untukmerasakan kelihayanmu
Selesai berkata dia lantas menjura kepada Gak Lam-kun seraya berkata. Saudara Gak
jika engkau tak ada urusan, apa salahnya kalau duduk sebentar diperahu kami?
Atas kebaikan saudara Si rasanya tidak pantas kalau kutolak tawaranmu itu, baiklah
lebih baik aku turut perintah saja
Selesai berkata pelan-pelan dia berjalan menuju ke tepi perahu.
Gak singkong, harap tunggu sebentar! Tiba-tiba teguran lembut berkumandang lagi
dari belakang.
Gak Lam-kun segera berpaling, dilihatnya Han Nio-nio dengan rambutnya yang panjang
terurai sebahu sedang berdiri dibelakangnya dengan agung wajahnya tampak begitucantik dan sikapnya begitu agung membuat orang merasa kagum dibuatnya.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
29/736
Ada urusan apa Nio-nio memangil aku? tegur Gak Lam-kun kemudian dengan suara
hambar.
Pun-kiong benar-benar ada urusan penting yang hendak dibicarakan denganmu,bagaimana kalau kita masuk keruang belakang dulu untuk membicarakan persoalan ini?
Aku rasa kalau ada persoalan katakan saja di sini, toh disini atau disana juga sama saja
Dari belakang terdengar suara Si Tiong-pek berseru sambil tertawa ringan, Saudara Gak,
siaute berjalan setindak dulu kutunggu kedatanganmu dalam perahu!
Si toako tunggu sebentar suara teriakan Ji Kiu-liong berkumandang pula, siaute ikutengkau lebih dulu!
Habis berkata Ji Kiu liong melompat turun pu la keperahu kecil, dan kedua orang itupun
mendayung sampannya menuju ke sebuah perahu besar yang membuang sauh beberapa
puluh kaki jauhnya.
Sepeninggal kedua orang itu, Han Nio-nio baru berkata lagi sambil tertawa, Kalau tohengkau tak mau masuk ke dalam ruangan, baiklah kita bercakap cakap di luar sana,
silahkan Gak siangkong
Dengan tubuhnya yang tinggi semampai perempu an itu menuju ke belakang perahu lebih
dulu kepada seorang pelaut dia ulapkan tangannya memerintahkan orang itumengundurkan diri.
Setelah suasana disekitar sana jadi hening, Han Nio-nio baru membereskan rambutnya
yang awut-awutan lalu sambil tersenyum ia berbatuk. Kehebatan ilmu silatmu,keketusan watakmu di tambah pula kebesaran nyalimu, sungguh merupakan suatuperpaduan yang baru pertama kali ini, aku Han Hu-hoa jumpai!
Kelihayan ilmu silat yang dimiliki Han Nio-nio juga baru kali ini kujumpai dalam dunia
persilatan sahut anak muda itu ketus.
Segulung angin berhembus lewat menyingkapkan gaun bajunya yang robek, hinggapahanya yang putih mulus kembali terlihat jelas.
Cepat tangannya menyambar gaun yang berobek itu dan menutupi pahanya yang
kelihatan, pelan-pelan ia pejamkan matanya lalu berkata dengan sedih, Selama malangmelintang dalam dunia persilatan hampir tiga puluh tahunan, aku cuma pernah taklukkepada dua orang
Dua orang tokoh silat macam apakah yang bisa peroleh kehormatan dari Nio-nio?
tanya Gak Lam-kun dengan perasaan ingin tahu.
Ha Hu-Hoa tertawa. Yang satu adalah engkau dan yang lain adalah majikanku!
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
30/736
Mula-mula Gak lam-kun agak tertegun, tiba-tiba selapis kemurungan melintas diatas
wajahnya.
Ha-Hu-hoa tertawa kembali ujarnya. Kalau kulihat dari kemurungan keputusan yangmenyelimuti wajahmu tampaknya engkau punya kenangan masa lalu yang cukup
menyedihkan hati, tapi kau musti tahu bahwa diantara sepuluh bagian di dunia ini adadelapan sampai sembilan bagian yang tak bisa diselesaikan dengan lancar. Sebagai anak
muda kenapa pikiranmu tak bisa terbuka. Terus terang kukatakan kepadamu belasantahun berselang kedaan kupun semua seperti dirimu sekarang, aaii..!
Tiba-tiba ia menghela napas sedih, titik air mata mendadak mengembang dibalik kelopak
matanya.
Terima kasih atas petunjukmu kata Gak Lam-kun cepat, Bila Nio-nio masih adaurusan cepatlah utarakan keluar
Titik air mata mengembang dalam kelopak ma ta Hau Hu-hoa, dan akhirnya melelehkeluar membasahi pipinya.
Sebenarnya aku ingin mengundang dirimu masuk ke perguruan panah bercinta kami,
agar bisa menanggulangi masalah besar bersama sama majikan kami, tapi sekarang akurasa kau pasti menolak tawaranku itu ujarnya dengan sedih.
Gak Lam-kun tertawa ewa. Terima kasih atas kebaikanmu, jika sudah habis
perkataanmu, aku orang she-Gak segera akan mohon diri
Setelah merangkap tangannya memberi hormat, dia putar badan dan berlalu dari sana.
Gak siangkong, tunggu sebentar! teriak Han Hu-hoa lagi.
Gak Lam-kun berhenti seraya berpaling, kemudian tegurnya, Masih ada perkataan apa
lagi yang hendak kau Ucapkan?
Pelan pelan Han Hu-hoa maju ke depan lalu menyahut, Apakah engkau sedikit
memandang hina diriku karena aku menjadi budak orang lain?
Aku tidak tahu!
Kembali Han Nio-nio menghela napas sedih Setelah berpisah pada malam ini, entahdikemudian hari masih ada kesempatan untuk berjumpa lagi atau tidak, sekalipun kita
hanya bertemu tanpa sengaja, aku Han Hu hoa mengucapkan semoga kau menjaga diribaik baik. Oya, masih ada satu urusan hendak kuperingatkan kepadamu, Si Tiong-
pek dari perkumpulan Tiat-eng-pang adalah seorang manusia licik dengan akal busuk
yang berbahaya. kau musti berjaga-jaga atas manusia sema-cam itu
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
31/736
Gak Lam-kun bukan manusia sembarangan sudah tentu diapun merasakan betapa
liciknya manusia yang bernama Si Tiong-pek itu, terutama melihat bagaimana caranya
menghindari kobaran hawa amarah akibat sindiran dari Han Hu-hoa tadi.
Perlu diterangkan disini, Si Tiong-pek bisa memimpin pasukan elang baja, tentu saja ilmu
silat yang dimilikinya bukan termasuk golongan yang lemah, tindakannya tak maubertarung melawan Han Nio-nio tadi memang merupakan suatu tindakan yang cerdik,
sebab ia telah mengesampingkan kekuatan yang sebenarnya untuk digunakan merebutlencana pembunuh naga dibukit Kun-san. Ia tak mau lantaran dua harimau yang berkelahi
mengakibatkan dua belah pihak terluka hingga memberikan peluang yang baik bagi
orang lain untuk mendapatkan keuntungan.
Gak Lam-kun sebagai orang yang berhak menerima Lencana Pembunuh Naga, sudahtentu mempunyai ilmu silat yang tinggi serta kecerdasan yang seimbang dengan
kecerdikan gurunya Tok liong Cuncu dimasa lalu dengan kecerdasannya itu, masa ia tak
dapat menebak jalan pikiran orang lain?
Aku sudah tahu! seru Gak Lam-kun kemudian sambil tersenyum.
Dia menjura lantas berlalu pergi, tapi baru beberapa langkah, Han Hu-hoa sudah berseru
lagi dengan manja, Gak sianngkong, bagaimana kalau kuperintahkan anak buahku untuk
menyiapkan perahu bagimu?
Tak usah repot repot!
Tiba-tiba dari belasan kaki sebelah depan sana berkumandang suara dari Si Tiong-pek,
Gak heng, siaute telah siapkan perahu untuk menyambut kedatanganmu..!
Menyusul teriakan itu, perahu besar tersebut pelan-pelan bergerak maju kedepan dan
sekejap kemudian sudah berada empat kaki dari perahu Han Nio-nio.
Gak siang kong, baik baiklah jaga diri! kata Han Hu-hoa kemudian sambil tertawasedih.
Gak Lam-kun segera merangkap tangannya memberi hormat, kemudian sekali loncat dia
sudah be rada diatas perahu elang raksasa yang berada dua kaki jauhnya itu.
Begitu anak muda tersebut sudah melayanag pergi, Han Hu hoa segera memerintahkan
anak buah nya untuk menaikkan layar, kemudian dalam sepeminuman teh perahu itusudah lenyap dari pandangan mata.
Perahu tiang raksasa dari Si Tiong-pek terang ben derang bagaikan ditengah hari, sambil
tersenyum simpul pemuda itu menyambut kedatangan Gak Lam-kun ditengah geladak.
Ji Kiu-liong juga mengikuti dibelakangnya, sedang dibelakang sipemuda berbaris delapanbelas orang laki-laki bertubuh kekar, beralis mata tebal dan berbaju biru dengan sebilah
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
32/736
pedang bergagang burung rajawali yang sedang merentangkan sayapnya tersoren di
punggung.
Menyaksikan kedelapan belas orang manusia ber baju biru itu, Gak Lam-kun segeraberpikir. Aku pikir kedelapan belas orang itu pastilah delapan belas elang baja yang
dipimpin Si Tiong-pek dalam pasukan elang bajanya, aku lihat mereka rata-rata gagahperkasa dengan sorot mata yang tajam, jelas ilmu silat yang dimilikinya amat tinggi, tak
heran kalau pasukan elang baja bisa populer dan disegani orang dalam dunia persilatan
Ketika dia masih termenung, Si Tiong-pek sudah berseru sambil tertawa nyaring,
Haaahh.haaahhaaahh.. Saudara Gak sedia menumpang diperahu kami
kejadian tersebut merupakan suatu kebanggaan bagi kami semua, sambutlah
penghormatan diri delapan belas elang baja anak buah kami!
Cepat-cepat Gak Lam-kun menjura, Kemampuan dan keehebatan apakah yang dimiliki
aku orang she Gak, tak berani aku menerima sambutan dari delapan belas elang baja yang
ramanya tersohor di dunia
Sementara itu dari dalam ruang perahu berjalan seorang kakek cebol yang berbaju hitamdengan jenggot putih, badannya kurus seperti lidi dan senjatanya adalah sebuah tongkat
berkepala ular hitam.
Dengan senyum tak senyum ia lantas berseru, Si lote, jago muda dari manakah yang
telah datang sehingga memerlukan sambutan semeriah ini.
Suara teriaknya itu menyeramkan, ditambah pula badannya yang kurus kecil melambung
seperti setan gentayangan, membuat siapapun yang melihatnya merasa kurang begitu
senang.
Sedingin salju panas muka Gak Lam-kun bahkan melirik sekejappun ke arahnya tidak,dia malahan menengadah sambil memandang bintang bintang yang bertaburan di
angkasa.
Menyaksikan kecongkakan orang, kakek cebol itu semakin naik pitam, ia tertawa dingin
tiada hentinya dengan suara yang menggidikkan hati.
Si Tiong-pek yang menyaksikan kejadian itu alis matanya kontan berkenyit, tapi cepat iatertawa nyaring. Ou thamcu, saudara ini adalah Gak Lam-kun sauhiap, dialah yang
barusan mengalahkan Han Nio-nio dari perguruan panah bercinta!
Kakek cebol yang kurus kering itu tertawa dingin tiada hentinya dengan suara yang
mengerikan, Heehh.. heeeeh. Heeeh.. ombak di belakang sungai Tiangkangmendorong ombak yang di depannya, kembali dalam dunia persilatan telah muncul
seorang toa-enghiong yang gagah perkasa
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
33/736
Sengaja perkataan yang terakhir itu diucapkan dengan nada memanjang, sudah tentu
nadanya adalah nada mencemooh.
Diatas wajah Gak Lam-kun yang dingin tiba-tiba tersungging sekulum senyuman iabertanya, Saudara Si konon anggota elang bajamu itu terdiri dari manusia-manusia
gagah yang kosen dan berilmu tinggi, tolong tanya apakah dia juga seorang anakbuahmu?
Kakek cebol berambut putih itu merupakan seorang jagoan yang angkuh dan tinggi hati,sudah tentu dia tak tahan mendengar sindiran dari Gak Lam-kun, maka sebelum Si
Tiong-pek menjawab dia sudah membentak lebih dulu dengan nyaring, Bagus sekali!
Kau si bocah kunyuk memang pingin mampus!
Begitu selesai berkata, tongkat kepala ularnya langsung menyokot kemuka dengan jurushui-pau-bong-cwen (air terjun merupakan sumber mata air)
Ji Kiu-liong yang berdiri disamping Gak Lam-kun bertindak cepat, sebelum saudaranyabertindak tiba-tiba dia cabut keluar pedangnya, kemudian pergelangan tangannya
digetarkan menciptakan dua kuntum bunga pedang yang langsung manabas tubuh lawan.
Kakek cebol, rupanya kau gemar bertarung? Hayo hadapilah seranganku ini!hardiknya.
Kakek cebol berambut putih itu tertawa dingin tubuhnya mengigos kesamping kemudian
menerobos maju kemuka secara tiba-tiba, jari tengah dan jari telunjuknya di kakukanbagaikan tombak, kemudian disodoknya jalan darah Hian-ki-hiat di tubuh Ji Kiu-liong
dengan keras.
Ji Kiu-long tak berani gegabah, cepat dia mundur setengah langkah, kemudian pedangnya
dengan menciptakan selapis cahaya yang menyilaukan mata balas menusuk ke depan.
0000000000
KAKEK berambut putih itu kembali menyelinap ke samping melepaskan diri dari
ancaman tersebut, tiba-tiba ia membentak, Lepas tangan!
Toya kepala ularnya menyodok pergelangan tangan kanan Ji Kiu- liong yang memegang
pedang, dan .
Criiing! Diiringi dengusan tertahan bocah laki-laki itu, pedangnya benar-benar terjatuhdari genggaman.
Kau juga lepas tangan! tiba-tiba bentakan lain berkumandang memecahkan kesunyian.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
34/736
Bagaikan sambaran sukma gentayangan, tahu tahu Gak Lam-kun sudah menyusup
datang, tangan kirinya membabat pergelangan tangan kanan si kakek cebol, sedang
tangan kanannya melancarkan sebuah totokan aneh.
Sambil berkerut kening cepat-cepat kakek cebol itu mundur dua langkah, begitu
terhindar dari kebasan tangan kiri dan sodokan jari lawan, dengan membawa deruanangin pukulan yang tak kalah cepatnya dia lepaskan pula sebuah serangan balasan.
Sungguh dahsyat tenaga serangannya itu. Ibaratnya bendungan yang jebol dilanda airbah, bisa dilayangkan berapa besar tenaga dorongan yang dihasilkan oleh pukulan itu?
Ketika dua gulung angin pukulan saling bertemu jadi satu, tidak terjadi benturan apapun,
bahu si kakek cebol itu cepat bergoyang untuk membuang daya tekanan yang menekan
dirinya, namun toh badannya terdorong mundur juga dua langkah.
Sebaliknya Gak Lam-kun juga tidak berhasil meraih keuntungan apa apa, sambil
mendengus, tubuhnya terdorong mundur setengah langkah.
Setelah terjadi bentrokan kekerasan, kedua belah pihak sama sama mengagumi kehebatan
tenaga dalam yang dimiliki musuhnya, merekapun tahu bahwa musuh yang sedang
dihadapi adalah musuh yang paling tangguh, untuk sesaat kedua belah pihak tak ada yangberani melancarkan bentrokan untuk kedua kalinya.
Saat itulah Si Tiong-pek menyela sambil tertawa tergelak, Haaahhh.. haaahhh..
haaahhh.. kagum, kagum! Ternyata tenaga dalam yang dimiliki kalian berdua memangseimbang! Itulah yang dinamakan kalau tidak saling bertarung tidak akan saling
mengenal, kebanyakan orang persilatan baru akan kenal jika sudah terjadi pertarungan.
Saudara Gak, untuk kejadian tersebut harap engkau jangan marah. Saudara ini jugamerupakan seorang jagoan yang ternama dalam dunia persilatan, orang menyebutnyasebagai Tang-hay coa-siu (kakek ular dari lautan timur) Ou Yong-hu, kini jabatannya
adalah Thamcu ruang elang sakti dari perkumpulan kami. mari mari.. mari ..
kita semua bersama sama minum seteguk arak dalam ruangan
Ketika mendengar disinggungnya nama Tang-hay-coa-siu Ou Yong-hu paras mukaGak Lam-kun agak berubah, dendam sakit hati karena kematian gurunya Tok-liong
Cuncu segera berkobar kembali dalam rongga dadanya, tanpa sadar ia bergumam,
Diantara tujuh belas orang musuh besarku, ada sepuluh orang yang sudah tewasditanganku, sisanya yang tujuh orang sukar dilacaki jejaknya, sungguh tak disangka
sekarang aku berhasil temukan seorang Ou Yong-hu lagi jadi, selama ini dia bersembunyidalam perkumpulan elang baja pantas jejaknya sukar ditemukan Ou Yong-huwahai Ou Yong-hu.. saat kematianmu sudah tiba
Berpikir sampai disitu, tiba-tiba dalam benaknya terlintas kembali pesan Tok-liong
Cuncu sebelum tiba ajalnya, .diantara tujuh belas orang musuh besarku rata-rata
mereka merupakan gembong iblis yang berilmu silat amat tinggi terutama sekali Si kakekular dari lautan timur Ou Yong-hu mereka merupakan jago-jago yang berilmu paling
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
35/736
tinggi, bahkan kungfu mereka yang satu lebih hebat dari yang lain Dalam catatan musuh
besarku sudah kucatat masing-masing keistimewaan ilmu silat yang mereka miliki, bila
kau jumpai salah seorang diantara ke tujuh orang itu, maka sebelum membalas dendamlebih baik periksalah dulu catatan musuh besarku!
Teringat sampai disitu, hawa amarah dan rasa dendam yang semula berkobar di ronggadada Gak Lam-kun, tiba-tiba berhasil dikendalikan kembali, lagi pula dia tahu bahwa
dialah yang mencatut nama gurunya untuk menuntut balas bila rahasianya terbongkar,niscaya orang persilatanpun akan mengetahui pula rahasia dibalik kemunculan Tok liong
Cuncu dalam dunia persilatan.
Begitu selesai mempertimbangkan untung ruginya, dengan cepat paras muka Gak Lam-
kun pulih kembali seperti sedia kala.
Baik Si Tiong-pek maupun Ou Yong-hu sama-sama merasakan pula perubahan wajah
Gak Lam-kun, cuma mereka mengira anak muda itu sedang terperanjat setelah
mengetahui nama besar dari Tang-hay-coa-siu, maka sekulum senyuman tanpa terasatersungging diujung bibir Ou Yong-hu.
Sungguh hebat ilmu silatmu demikian ujarnya kemudian, aku Ou Yong-hu merasa
amat kagum!
Gak Lam-kun tersenyum. Aaah.. cuma ilmu silat kucing kaki tiga, malu untuk
dibicarakan! cepat Gak Lam-kun menyanggah.
Heeeehhh.. heeeehhh.. heeeehh.. mana, mana.. Tang hay-coa-siu Ou
Yong-hu tertawa seram, Aku Ou Yong-hu sudah memastikan diri untuk bersahabat
lote!
Hmmm.! Ou Yong-hu, engkau telah perkenalan dengan setan pencabut nyawadari mereka! menyumpah Gak Lam-kun dalam hati kecilnya.
Betul senangnya Si Tiong-pek setelah menyaksikan suasana yang semula serba kaku kini
berubah jadi tenang kembali, ia lantas berseru dengan lantang, Saudara Gak betul-betul
seorang jagoan lihay yang sukar ditemui di dunia ini, sungguh beruntung aku bisaberkenalan dengan dirimu. Mari-mari kita masuk ke dalam ruangan dan minuman arak
sambil bercakap-cakap!
Berbicara sampai disitu, Si Tiong-pek melangkah masuk ke dalam ruangan lebih dahuludiiring salam hormat dari ke delapan belas elang baja yang berjajar di sekeliling sana.
Perlu diterangkan disini bahwasanya ke delapan belas elang baja itu adalah jago jagoberilmu tinggi, hal ini rasanya tak perlu diterangkan lagi selain itu mereka juga berwatak
tinggi hati. Dihari-hari biasa mereka tak pernah pandang sebelah matapun terhadap
kawanan jago silat yang ditemuinya.
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
36/736
Tapi keampuhan angin pukulan yang didemontrasikan Gak Lam-kun tadi telah
menimbulkan rasa hormat dihati kecil mereka, maka tanpa sadar timbul pula rasa
kagumnya dihati mereka semua untuk menghormati jagoan muda itu.
Gak Lam-kun segera merangkap tangannya balas memberi hormat. Terima kasih banyak
atas perhatian saudara sekalian! ujarnya.
Ruang dalam perahu itu luas sekali, kemewahan dan kemegahannya tidak kalah dengan
perahu milik Han Nio-nio. Si Tiong-pek, Ou Yong-hu, Gak Lam-kun dan Ji Kiu-hongserentak masuk ke dalam ruangan.
Mereka duduk disebuah ruangan mungil yang dia tur dengan arsitek tinggi, empat dilapisi
kain hor den berwarna biru langit, sebuah meja yang indah teratur ditepi jendela dan
aneka masakan yang lezat telah dihidangkan di depan meja.
Silahkan saudara Gak! ujar Si Tiong-pek.
Maka diiringi pembicaraan yang amat santai, keempat orang itu duduk berbicara sambil
menikmati hidangan.
Ji Kiu-liong tak pandai minum arak, setelah mereguk beberapa cawan, ia lantas berhenti,
sebaliknya Gak Lam-kun, Si Tiong-pek maupun Ou Yong-hu mempunyai takaran minumyang luar biasa. Dalam waktu singkat puluhan cawan sudah di teguk ke dalam perut.
Si Tiong-pek adalah seorang jago kawakan yang sudah berpengalaman, ia berkenalan
dengan Gak Lam-kun memang disertai dengan suatu rencana besar yakni menariknya
masuk kedalam perkampungannya, tapi sampai perjamuan di langsungkan, niat tersebut
sama sekali tak disinggung, bahkan pembicaraan yang berlangsungpun hanyapembicaraan yang santai-santai.
Akhirnya Gak Lam-kun tak kuasa menahan diri, mendadak dia alihkan pembicaraan ke
pokok persoalan yang sebenarnya tanyanya, Saudara Si, konon aku dengar Tok-liongCuncu yang namanya pernah menggetarkan dunia persilatan dimasa lalu telah
memunculkan diri kembali, malah katanya pertengahan bulan delapan ini akan datang ke
bukit Kun-san untuk menerima lencana pembunuh naga, benarkah ada kejadian sepertiitu..?
Berbicara sampai disitu, dengan ujung matanya Gak Lam-kun melirik sekejap ke arah
Tang-hay-coa-siu. Betul juga paras muka kakek cebol itu segera diliputi olehkemurungan dan kekesalan yang sangat tebal.
Si Tiong-pek segera menghela napas panjang seraya menjawab, Kemunculan Tok-liongCuncu dalam dunia persilatan sudah mulai tersiar sejak tiga tahun berselang, mengenai
kehadiran Tok-liong Cuncu di bukit Kun-san untuk menerima lencana pembunuh naga
pada pertengahan bulan delapan nanti, hal ini merupakan suatu janji Tok-liong cumadengar Soat san thian li yang telah berlangsung dua puluh tahun berselang, tapi sejak
-
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat
37/736
Tok-liong Cuncu tewas dibelakang tebing Yan-po-gan dibukit Hoa-san peristiwa itu juga
sudah dilupakan oleh orang-orang persilatan, tapi anehnya dua puluh tahun kemudian
tiba-tiba si Datuk naga beracun itu muncul kembali dalam dunia persilatan, inimengakibatkan kawanan jago dari pelbagai perguruan telah berkumpul semua di wilayah
Siang-pek. Aku dengar tidak sedikit jumlah manusia yang berkumpul disini. Yaa
beberapa hari kemudian suatu perebutan mustika tak bisa dihi