leukemia

17
1 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Kanker adalah sejanis penyakit pertumbuhan yang berlebihan dari sel jaringan tubuh yang normal menjadi abnormal dan bersifat ganas. Kanker sendiri bisa menyerang siapapun tidak mengenal umur termasuk anak-anak. Apa penyebab kanker? Sampai saat ini belum bisa di ketahui secara pasti Pada anak-anak ada beberapa anker yang menjadi mook menakutkanbagi orang tua di antaranya Leukimia, tumor otak , retinoblastoma (retina mata) kelenjar getah bening , dari sekian banyak jenis kanker yang sering menyerang anak-anak ternyata Leukimia lah yang enjadi presentasi tertinggi, namun di Indonesia penanganan kanker ini masih sangat lambat. Leukimia adalah kanker darah dimana darah putih diproduksi melebihi yang di butuhkan oleh tubuh, seperti penyakit lainya Leukimia jarang menimbulkan gejala tertentu pada umumnya badan tabah kurus dan cenderung kurang darah (HB turun) sekalipun di beri vitamin darah tidak akan normal. Sangat sulit mengetahui dan mencegah penyakit Leukimia ini. Perlu kita ketahui panyakit Leukimia ini bisa di sembuhkan apabila kita mengetahui penyakit in pada stadium awal, Maka dari itu kami mengangkat tema makalah dalam kondisi tertentu yaitu mengenai panyakit “LEUKIMIA” agar kami memahami

Upload: cicci-chairunisa-masum

Post on 11-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

makalah leukemia farmakologi

TRANSCRIPT

Bab IPendahuluan

A. Latar Belakang

Kanker adalah sejanis penyakit pertumbuhan yang berlebihan dari sel jaringan tubuh yang normal menjadi abnormal dan bersifat ganas. Kanker sendiri bisa menyerang siapapun tidak mengenal umur termasuk anak-anak. Apa penyebab kanker? Sampai saat ini belum bisa di ketahui secara pasti

Pada anak-anak ada beberapa anker yang menjadi mook menakutkanbagi orang tua di antaranya Leukimia, tumor otak , retinoblastoma (retina mata) kelenjar getah bening , dari sekian banyak jenis kanker yang sering menyerang anak-anak ternyata Leukimia lah yang enjadi presentasi tertinggi, namun di Indonesia penanganan kanker ini masih sangat lambat.

Leukimia adalah kanker darah dimana darah putih diproduksi melebihi yang di butuhkan oleh tubuh, seperti penyakit lainya Leukimia jarang menimbulkan gejala tertentu pada umumnya badan tabah kurus dan cenderung kurang darah (HB turun) sekalipun di beri vitamin darah tidak akan normal.

Sangat sulit mengetahui dan mencegah penyakit Leukimia ini. Perlu kita ketahui panyakit Leukimia ini bisa di sembuhkan apabila kita mengetahui penyakit in pada stadium awal, Maka dari itu kami mengangkat tema makalah dalam kondisi tertentu yaitu mengenai panyakit LEUKIMIA agar kami memahami bagaimana pemberian asuhan keperawatan bagi pasien penderita Leukimia.

B. Tujuan Penulisan

Agar dapat mengetahui tentang penyakit Leukimia lebih dalam lagi. Agar kami dapat mengetahui tindakan asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien yang mengidap penyakit leukimia. Mengidentifikasi hambatan atau masalah yang timbul saat pemberian asuhan keperawatan bagi pasien yang mengidap penyakit Leukimia. Agar kami mendapatkan gambaran umum tentang penyakit Leukimia itu sendiri. Untuk mengetahui penyebab, gejala dan cara pengobatan Leukimia.Bab IIISI

A. Pengertian Leukemia

Leukima adalah kanker dari salah satu sel darah putih di sumsum tulang belakang yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis kanker Leukimia sel darah putih yang menyingkirkan jenis sel darah lainnya. Leukimia tampak penyakit klonal yang berarti satu sel kanker yang abnormal berproliferasi tampa terkendali, menghasilkan sek anak yang abnormal sel-sel ini menghambat semua sel-sel darah yang lain di sumsum tulang belakang untuk berkembang secara normal, sehingga meraka tertimbun di sumsum ulang belakang, karena faktor ini Leukimia disebut gangguan akumulasi sekaligus gangguan klonal . pada akhirnya sel-sel leukemik mengambil alih sumsum tulang belakang, sehingga menurunkan kadar sel-sel nonleukemik di dalam darah yang merupakan gejala umum dari Leukimia.

B. Penyebab Leukimia

Penyebeb dari kanker ini belum di tau secara namun terdapat faktor predeposisi penyebab dari kanker ini diantaranya :1. Genetik

Adanya penyimpangan kromosom Insidensi Leukimia meningkat pada penderita kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma down, sindroma blomm fanconis anemia, sindroma wiskott-aldrich , sindroma ellis creveld , sindroma kleinfelter, D-trisomy ,sindroma ,sindroma von reckinghausen ,dan neurofibromatosis (Wiernik 1985, Wilso 1991) . Kelainan-kelainan kongenital ini di kaitkan erat dengan adanya perubahan informasi gen , misalnya pada kromosom 21 atau C-group Trisomy ,atau pola kromosom yang tidak stabil seperti pada aneuploidy.2. Saudara Kandung

Dilaporkan adanya resiko Leukimia akut yang tinggi pada kembar identik dimana kasus-kasus Leukimia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran, Hal ini berlaku juga pada keluarga dengan insidensi Leukimia yang sangat tinggi (Wierni 1985).

3. Lingkungan

Beberapa faktor lingkungan diketahui dapat menyebabkan keusakan kromosom dapatan. Misalnya radiasi,bahan kimia, dan obat-obatan yang dihubungkan dengan insiden yang meningkat pada Leukimia akut4. Virus

Salah satu virus yang terbukti dapat menyebabkan Leukimia pada manusia adalah Human T-Cell Leukimia. Jenis Leukimia yang di timbulkan adalah Acute T-Cell Leukimia . Virus ini di temukan oleh Takatsuki (1990).

5. Bahan KimiaBahan kimia yang dapat mempengaruhi Leukimia adalah benzen produk produk minyak ,cat,ethylene oxide,herbisida,pestisida dan ladang elektromagnetik.

C. Klasifikasi Leukimia1. Leukimia MielogenusLeukimia Mielogenus akut (AML) mengenai sistem hematopeotik yang elak berdeferensiasi ke semua sel. Mieloid, monosit, granulosit (basofil,netrofil,eosinifil) erittrosit, dan tranbosit. semua kelompok ini dapat terkena ,Insidensi meningkat sesuai dengan betambahnya usia. Jenis Leukimia ini merupakan Leukimia non limfositik yang paling sering terjadi. Kebanyakan tanda dan gejala terjadi akibat berkurangnya produksi sel darah normal. Kepekaan terhadap infeksi terjadi akibat granulositopenia, kekurangan granulosit, kelelahan dan kelemahan yang terjadi karena anemia, dan kecendrungan perdarahan terjadi akibat trombositopenia, kekurangan jumlah trombosit.Proliferasi sel leukemia dalam organ mengakibatkan berbagai gejala tambahan, nyeri akibat pembesaran limpa atau hati, masalah kelenjar limfa, sakit kepala atau muntah akibat leukemia meningeal (sering terjadi pada leukemia limfositik), dan nyeri tulang akibat penyebaran sumsum tulang. Kelainan ini terjadi tanpa peringatan, dengan gejala terjadi dalam periode 1-6 bulan. Hitung sel darah menunjukan penurunan baik eritrosit maupun trombosit. Meskipun jumlah leukosit total bisa rendah, normal atau tinggi, namun presentase sel yang normal biasanya sangat menurun. Specimen sumsum tulang merupakan penegak diagnose, menunjukan kelebihan sel blast imatur. Adanya batang Auer didalam sitoplasma menunjukan adanya leukemia mielogenus akut (AML).Cara mengobatan yang biasa di berikan pada pasien yang terkena penyakit Leukimia jenis ini adalah komoterapi. Kemoterapi merupakan bentuk terpi utama dan pada beberapa kasus dapat menghasilkan perbaikan yang berlangsung sampai setahun atau lebih. Obat yang biasanya digunakan meliputi daunorobicin hydrochloride (cerubidine), cytarabin (cytosar-U), dan mercaptopurine (purinethol). Asuhan pendukung terdiri atas pemberian produk darah dan penanganan infeksi dengan segera. Apabila dapat diperoleh jaringan yang cocok dari kerabat dekat, maka dapat dilakukan transplantasi sumsum tulang untuk memperoleh sumsum tulang normal, setelah terlebih dahulu dilakukan penghancuran sumsum lekemik dengan kemotrapi. Pasien yang mendapatkan penanganan dapat bertahan hanya sampai 1 tahun, dengan kematian yang biasanya terjadi akibat infeksi atau perdarahan. Schiller (1992) melaporkan bahwa pasien yang berusia dibawah 40 tahun, angka ketahanan hidup 5 tahunnya sekitar 2-5 bulan. Percobaan dengan kombinasi baru obat kemoterapi masih terus dilakukan diberbagai pusat onkologi diseluruh dunia.

2. Leukemia Mielogenus KronisLeukemia mielogenus kronis (CML) juga dimasukkan dalam keganasan sel stem myeloid. Namun, lebih banyak terdapat sel normal di banding pada bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. Abnormalitas genetic yang dinamakan kromosom Philadelphia ditemukan pada 90% sampai 95% pasien dengan CML. CML jarang menyerang individu berusia di bawah 20 tahun, namun insidensinya menignkat sesuai pertambahan usia. Gambaran klinis CML mirip dengan gambaran AML, tetapi tanda dan gejalanya lebih ringan. Banyak pasien yang menunjukkan tanda gejala selama bertahun-tahun. Terdapat penignkatan leukosit, kadang sampai jumlah yang luar biasa. Limpa sering membesar. Tetapi pilihan leukemia mielogenus kronis adalah buslfan (Myleran), hydroxyurea, dan chlorambucil (Leukeran) sendiri atau dengan kortikosteroid. Ketahanan hidup meningkat secara bermakna dengan transplantasi sumsum tulang pada pasien yang berusia di bawah 50 tahun dengan donor HLA yang sesuai. Interferon alfa merupakan alternative pilihan penanganan, namun sangat mahal, mempunyai efek samping yang tidak menyenangkan dan tidak terbukti memperpanjang ketahanan hidup. Fludarabin (Fludar) efektif bagi pasien yang penyakitnya tidak berespons terhadap penanganan yang telah dilakukan atau terus memberat setelah penanganan. Pada kebanyakan pasien, kelak akan mengalami leukemia mielogenus akut dan biasanya resisten terhadap terapi apapun. Secara keseluruhan, pasien dapat bertahan selama 3 sampai 4 tahun. Kematian biasanya akibat infeksi atau perdarahan.

3. Leukimia Limfositik Akut.Leukemia limfositik akut (ALL) dianggap sebagai suatu proliferasi ganas limfoblas. Paling sering terjadi pada anak-anak, dengan laki-laki lebih banyak disbanding perempuan, dengan puncak insidensi pada usia 4 tahun. Setelah usia 15, ALL jarang terjadi. Kebanyakan pasien tidak menunjukan gejala dan baru terdiagosa pada saat pemeriksaan fisik atu penanganan untuk penyakit lain. Manifestasi yang mungkin terjadi adalah sehubungan dengan adanya anemia, infeksi, atau pembesaran nodus limfe. Dan organ abdominal. Jumlah eritrosit dan trombosit mungkin normal atau menurun. Terjadi penurunan jumlah limfosit (limfositopenia).Penatalaksanaan medis dan prognosis. Apabila ringan, CLL tidak memerlukan penanganan. Kemoterapi dengan kortikosteroid dan chlorambucil (leukeran) sering digunakan apabila gejalanya berat. Banyak pasien yang tidak berespon terhadap terapi ini dapat mencapai perbaikan dengan pemberian fludarabine monofospat, 2-chorodeoxyadenosien (2-CBA), atau pentostatin. Efek samping utama obat ini adalah penekanan sumsum tulang, yang termanifestasi dengan adanya infeksi seperti pneumocystis carinii, listeria, mikobakteria, virus herpes dan sitomegalovirus. Penanganan intra vena dengan immunoglobulin cukup efektif mencegah masalah ini pada pasien tertentu. Ketahanan hidup rata-rata pasien dengan CLL adalah 7 tahun. Kebanyakan pasien tidak menunjukan gejala dan baru terdiagosa pada saat pemeriksaan fisik atu penanganan untuk penyakit lain. Manifestasi yang mungkin terjadi adalah sehubungan dengan adanya anemia, infeksi, atau pembesaran nodus limfe. Dan organ abdominal. Jumlah eritrosit dan trombosit mungkin normal atau menurun. Terjadi penurunan jumlah limfosit. (limfositopenia).Penatalaksanaan medis dan prognosis. Apabila ringan, CLL tidak memerlukan penanganan. Kemoterapi dengan kortikosteroid dan chlorambucil (leukeran) sering digunakan apabila gejalanya berat. Efek samping utama obat ini adalah penekanan sumsum tulang, yang termanifestasi dengan adanya infeksi seperti pneumocystis carinii, listeria, mikobakteria, virus herpes dan sitomegalovirus. Penanganan intra vena dengan immunoglobulin cukup efektif mencegah masalah ini pada pasien tertentu. Ketahanan hidup rata-rata pasien dengan CLL adalah 7 tahun.

Komplikasi leukemia meliputi perdarahan dan infeksi, yang merupakan penyebab utama kematian. Pembentukan batu ginjal, anemia, dan masalah gastrointestinal merupakan komplikasi lain.Risiko perdarahan berhubungan dengan tingkat defisiensi trombosit (trombositopenia) angka trombosit rendah ditandai dengan memar (ekimosis) dan petekia (bintik perdarahan-perdarahan atau keabuan sebesar ujung jarum dipermukaan kulit). Pasien juga dapat mengalami perdarahan berat jika jumlah trombositnya turun sampai di bawah 20.000 per mm3darah. Dengan alas an yang tidak jelas, demam dan infeksi dapat meningkatkan kemungkinan perdarahan.Karena kekurangan granulosit matur dan normal, pasien selalu dalam keadaan terancam infeksi. Kemungkinan terjadinya infeksi meningkat sesuai derajat netropenia, sehingga jika granulosit berada di bawah 100/ml darah sangat mungkin terjadi infeksi sistemik. Disfungsi imun mempertinggi resiko infeksi.Penghancuran sel besar-besaran yang terjadi selama pemberian kemoterapi atau meningkatkan kadar asam urat dan membuat pasien rentan mengalami pembentukan batu ginjal dan kolik ginjal. Maka pasien memerlukan asupan cairan yang tinggi untuk mencegah kristalisasi asam urat dan pembentukan batu.Masalah gastrointestinal dapat terjadi akibat infiltrasi leukosit abnormal ke organ abnominal selain akibat toksisitas obat kemoterapi. Sering terjadi anoreksia, mual, muntah, diare, dan lesi mukosa mulut.Berikut ini merupakan ciri-ciri dari penyakit Leukimia itu sendiri:

Pilek tidak sembuh-sembuh& sakit kepala. Pucat, lesu, mudah terstimulasi, Merasa lemah atau letih. Demam, keringat malam dan anorexia Berat badan menurun Ptechiae, memar tanpa sebab, Mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak keunguan di kulit, atau bintik-bintik merah kecil di bawah kulit) Nyeri pada tulang dan persendian Nyeri abdomen, Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat pembesaran limpa).D. Pengobatan Leukemia1. KemoterapiSebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi. Jenis pengobatan kanker ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada jenis leukemia, pasien bisa mendapatkan satu jenis obat atau kombinasi dari dua obat atau lebih.Pasien leukemia bisa mendapatkan kemoterapi dengan berbagai cara: Melalui mulut Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah balik (atau intravena). Melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel) yang ditempatkan di dalam pembuluh darah balik besar, seringkali di dada bagian atas Perawat akan menyuntikkan obat ke dalam kateter, untuk menghindari suntikan yang berulang kali. Cara ini akan mengurangi rasa tidak nyaman dan/atau cedera pada pembuluh darah balik/kulit. Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal jika ahli patologi menemukan sel-sel leukemia dalam cairan yang mengisi ruang di otak dan sumsum tulang belakang, dokter bisa memerintahkan kemoterapi intratekal. Dokter akan menyuntikkan obat langsung ke dalam cairan cerebrospinal. Metode ini digunakan karena obat yang diberikan melalui suntikan IV atau diminum seringkali tidak mencapai sel-sel di otak dan sumsum tulang belakang. Fase-fase dalam kemoterapi itu sendiri terdiri atas:a. Fase Induksi

Fase Induksi Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.b. Fase ProfilaksisFase Profilaksis Sistem saraf pusatPada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.c. Fase KonsolidasiKonsolidasi pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.

2. Terapi RadiasiTerapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Bagi sebagian besar pasien, sebuah mesin yang besar akan mengarahkan radiasi pada limpa, otak, atau bagian lain dalam tubuh tempat menumpuknya sel-sel leukemia ini. Beberapa pasien mendapatkan radiasi yang diarahkan ke seluruh tubuh. (Iradiasi seluruh tubuh biasanya diberikan sebelum transplantasi sumsum tulang).

3. Transplantasi Sel Induk (Stem Cell)Beberapa pasien leukemia menjalani transplantasi sel induk (stem cell). Transplantasi sel induk memungkinkan pasien diobati dengan dosis obat yang tinggi, radiasi, atau keduanya. Dosis tinggi ini akan menghancurkan sel-sel leukemia sekaligus sel-sel darah normal dalam sumsum tulang. Kemudian, pasien akan mendapatkan sel-sel induk (stem cell) yang sehat melalui tabung fleksibel yang dipasang di pembuluh darah balik besar di daerah dada atau leher. Sel-sel darah yang baru akan tumbuh dari sel-sel induk (stem cell) hasil transplantasi ini.Setelah transplantasi sel induk (stem cell), pasien biasanya harus menginap di rumah sakit selama beberapa minggu. Tim kesehatan akan melindungi pasien dari infeksi sampai sel-sel induk (stem cell) hasil transplantasi mulai menghasilkan sel-sel darah putih dalam jumlah yang memadai.

Bab III

Penutup

Kesimpulan

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). Penulis berpendapat bahwa leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertumbuhan sel dan diferensiasi.Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lambat serta bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel normal.Penyebab leukemia ada beberapa faktor, diantaranya: genetik, saudara kandung, faktor lingkungan, virus, bahan kimia, dan obat-obatan.Klasifikasi leukimia terdiri dari Leukimia Mielogenus Akut, Leukimia Mielogenus Kronis,Leukemia Limfositik Akut, Leukemia Limfositik Kronik.Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut:1. Pilek tidak sembuh-sembuh& sakit kepala.2. Pucat, lesu, mudah terstimulasi, Merasa lemah atau letih.3. Demam, keringat malam dan anorexia4. Berat badan menurun5. Ptechiae, memar tanpa sebab, Mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak keunguan di kulit, atau bintik-bintik merah kecil di bawah kulit)6. Nyeri pada tulang dan persendian7. Nyeri abdomen, Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat pembesaran limpa).

Pentalaksanan pada penyakin leukemia meliputi: kemoterapi, terapi biologi, terapi radiasi, dan transplantasi sel induk.

Untuk menghindari leukimia harus dicegah sedini mungkin, dan ketika sudah ada gejala-gejala segera periksakan ke dokter.

Daftar Pustaka

Brtunner, Sudadarth. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Reeves, Charlene J et al. 2001. Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika.

Smeltzer, Susanne, RN, dkk. 2000, Medical Surgical Nursing, Amerika : Lippincott.

Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177, Cawson 1982; De Vita Jr.,1985, Archida, 1987; Lister, 1990; Rubin,1992.

http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/askep-leukemia.html http://materi-kuliah-akper.blogspot.com/2010/05/makalah-askep-leukimia.html