lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5694/3/bab ii.pdfbab ii tinjuan...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
6
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1. Packaging
Wheeler (2009) menjelaskan bahwa kemasan merupakan tampilan yang cukup
dipercaya untuk dibawa pulang. Secara tidak langsung, kemasan dituntut untuk
membujuk konsumen menggunakan grafis, warna, pesan dan bentuk. Rak pada
supermarket merupakan proses pemasaran yang paling kompetitif. Oleh karena itu,
desain kemasan menjadi sesuatu yang spesial, karena melibatkan desainer grafis,
desainer produk, ahli kemasan dan pabrik. Proses pembuatan kemasan begitu
panjang meliputi desain, persetujuan, rapat, produksi, distribusi dan periklanan.
Kemasan merupakan satu-satunya media dalam brand yang mampu memberikan
pengalaman brand 100% kepada konsumen (hlm. 160).
2.1.1. Sejarah Kemasan
Krasovec (2006) menjelaskan, pada awal pertengahan 1800-an produsen
mengadopsi istilah brand. Istilah ini berasal dari penggunaan besi panas (hot
branding iron) untuk membakar tanda khusus ke dalam kulit ternak agar peternak
dapat mengklaim ternak milik mereka secara sah. Gagasan kepemilikan ini
dikomunikasikan melalui simbol visual yang menjadi sarana bagi pedagang dan
produsen menjamin kualitas produk mereka.
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
7
Gambar 2.1. Hot Branding Iron Pada Hewan Ternak
(Sumber: www.texaslonghorn.com, 2017)
Produk yang telah memiliki brand memberikan kemudahan bagi konsumen
untuk mencari produk kembali ke sumbernya. Brand atau merek juga menjadi
media informasi hak milik produsen mengenai produk mereka, serta identitas visual
yang membantu konsumen mengingat merek mereka.
Prinsip litografi, yang ditemukan oleh Alois Senefelder pada tahun 1798,
menjadi tonggak dalam sejarah desain kemasan dan memajukan perkembangan
produksi massal. Litografi memungkinkan proses pencetakan setiap label atau
kemasan dengan menekan kayu di atas kertas menggunakan tangan.
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
8
Gambar 2.2. Pembuatan Litografi
(Sumber: www. australianmuseum.net.au, 2017)
Sistem produksi dan distribusi baru yang muncul pada akhir abad
kesembilan belas berhasil mengubah cara makanan didapatkan, dengan
menggunakan kemasan berbahan plastik. Kemajuan dalam teknologi kemasan
membuat beberapa produk tradisional, seperti tepung dan daging, lebih banyak
tersedia dengan menggunakan kemasan yang tertutup rapat. Salah satunya adalah
kemasan kaleng yang digunakan untuk memasak dan mengemas makanan serta
membantu proses penyimpanan persediaan makanan agar tahan lama. Ini
merupakan permulaan dari desain kemasan (hlm. 12-14).
2.1.2. Fungsi Kemasan
Robertson (2013) menyatakan, tanpa adanya kemasan, kebutuhan manusia akan
menjadi berantakan, tidak efisien, mahal, serta strategi pemasaran modern tidak
akan terjadi. Ada empat fungsi utama dari kemasan yaitu:
1. Menjadi wadah
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
9
Untuk memindahkan produk dari produsen kepada konsumen, dibutuhkan wadah
yang efisien. Kemasan berfungsi sempurna jika telah diisi dengan produk.
2. Sebagai pelindung
Hal ini sering dianggap sebagai fungsi utama dari kemasan, yaitu untuk melindungi
isi di dalamnya, contohnya untuk melindungi dari air, uap, gas, bau,
mikroorganisme, debu, getaran, dan tekanan yang kuat. Bagi sebagian besar
produk, fungsi kemasan sebagai pelindung adalah hal terpenting, misalnya kemasan
susu dan jus buah, bila kemasan tersebut rusak, maka produk tersebut tidak lagi
layak dikonsumsi
3. Memudahkan segala aspek
Industri modern telah membawa perubahan besar pada gaya hidup manusia,
sehingga industry kemasan perlu terus melakukan perubahan dan pengembangan
teknologi. Produk selalu dirancang untuk semangkin memudahkan kehidupan
konsumen, contohnya bermunculan produk makanan yang dapat dimasak atau
bahkan hanya perlu dihangatkan dalam waktu singkat, di sinilah peran kemasan
begitu penting.
4. Media komunikasi
Ada sebuah pepatah mengatakan “kemasan harus dapat mengemas apa yang ia jual
dan menjual apa yang ia kemas”. Secara tidak sadar, kemasan menjadi “silent
salesman”. Metode pemasaran akan gagal bila pesan itu sendiri tidak dapat
tersampaikan dengan baik oleh kemasan. Kemampuan konsumen untuk dengan
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
10
mudah mengenali produk melalui bentuk, branding dan labeling itulah yang
memungkinkan supermarket dapat menerapkan sistem self service. Bila kemasan
hadir hanya menggunakan standar pengemasan biasa tanpa adanya desain grafis
dan bentuk khas dari kemasan, proses berbelanja akan selalu menyulitkan
konsumen (hlm. 2-4).
2.1.3. Visual Identity
Landa (2013) menjelaskan identitas visual sebagai artikulasi visual maupun verbal
sebuah brand. Identitas visual tidak hanya berupa logo, namun merupakan segala
elemen visual yang ada untuk merepresentasikan sebuah brand baik, tipografi,
kemasan, iklan, sign system, seragam dan system literature. Sebuah identitas visual
harus dapat memenuhi syarat berikut:
1. Mudah diidentifikasi, dengan menggunakan bentuk maupun warna yang
mudah dibedakan.
2. Mudah diingat
3. Dapat membedakan diri dengan kompetitor
4. Mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama
5. Fleksibel atau mampu beradaptasi untuk mempertahankan eksistensi
(hlm. 245)
Wiryawan (2008) menggambarkan positioning sebagai sebuah strategi
untuk menempatkan posisi sebuah brand dalam benak target pasar serta
membangun keyakinan. Positioning yang tepat memiliki syarat sebagai berikut:
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
11
1. Digunakan oleh brand dalam lingkungan yang kompetitif untuk menjamin
agar target pasar dapat mengenal brand tersebut dibandingkan brand
lainnya.
2. Menciptakan ide yang berbeda dan selalu diingat di dalam brand, di mana
ide tersebut diharapkan selalu berada dalam benak pelanggan.
3. Apabila dilakukan dengan baik, positioning menciptakan hubungan
emosional antara brand dan pelanggan (hlm. 35).
2.1.4. Undang-Undang Pangan
Dalam UU no 18 Tahun 2012 Bab VIII Pasal 97 tentang Label dan Iklan Pangan
dinyatakan bahwa:
1) Setiap Orang yang memproduksi Pangan di dalam negeri untuk
diperdagangkan wajib mencantumkan label di dalam dan/atau pada
Kemasan Pangan.
2) Setiap Orang yang mengimpor pangan untuk diperdagangkan wajib
mencantumkan label di dalam dan/atau pada Kemasan Pangan pada saat
memasuki wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Pencantuman label di dalam dan/atau pada Kemasan Pangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditulis atau dicetak dengan
menggunakan bahasa Indonesia serta memuat paling sedikit keterangan
mengenai:
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
12
a. nama produk;
b. daftar bahan yang digunakan;
c. berat bersih atau isi bersih;
d. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor;
e. halal bagi yang dipersyaratkan;
f. tanggal dan kode produksi;
g. tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa;
h. nomor izin edar bagi Pangan Olahan; dan
i. asal usul bahan Pangan tertentu.
4) Keterangan pada label sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditulis, dicetak,
atau ditampilkan secara tegas dan jelas sehingga mudah dimengerti oleh
masyarakat.
2.1.5. Shelf Life of Food
Robertson (2013) menjelaskan bahwa shelf life of food adalah sebuah periode
dimana sebuah produk yang telah dikemas dapat disimpan sampai tidak layak untuk
digunakan, dikonsumsi atau dijual. Shelf life of food dapat mengacu pada keadaan
dimana produk seharusnya sudah tidak dapat lagi diletakkan di dapur maupun
supermarket. Ada tiga situasi ketika menentukan shelf life of food, antara lain:
1. Menentukan umur produk yang akan dijual
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
13
2. Mempelajari akibat dan faktor tertentu seperti suhu penyimpanan, bahan
kemasan, parameter pengolahan atau zat aditif.
3. Sebelum menentukan shelf life of food dari prototype produk baru.
Langkah terakhir dalam untuk menentukan shelf life of food adalah dengan
memperhatikan bahan kemasan. Kemasan harus dapat mencegah semua reaksi
buruk yang akan terjadi pada makanan di dalamnya (hlm 329-334).
2.2. Image
Meyers dan Lubliner (seperti dikutip dalam Pensasitorn, 2015) menyatakan bahwa
label berfungsi untuk memberikan identifikasi produk atau merek, dan menjelaskan
hal-hal yang berkaitan dengan produk tersebut. Selain informasi, label juga
berfungsi sebagai media promosi dan meningkatkan daya tarik produk. Gambar
pada kemasan biasanya terdiri dari 2 aspek yaitu, gambar yang menampilkan
produk dan gambar yang memberikan nilai estetika. Gambar yang ditampilkan
harus berhasil membangun imajinasi konsumen, berhubungan dengan fungsi
produk, menarik perhatian, serta mampu menjelaskan konsep (hlm. 1159-1160).
Meyers dan Lubliner (seperti dikutip dalam Pensasitorn, 2015) membagi
gambar pada kemasan menjadi 4 tipe yaitu foto, ilustrasi, foto dicampur ilustrasi,
serta teks saja. Gambar pada desain kemasan harus dapat mengkomunikasikan
informasi dengan jelas, seperti mampu berkorelasi dengan cerita yang terdapat pada
kemasan sehingga mampu membuat calon konsumen tertarik. Berikut 11 cara untuk
menampilkan gambar pada kemasan:
1) Menunjukan gambar produk itu sendiri
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
14
2) Gambar yang menunjukkan manfaat produk
3) Gambar yang menunjukkan produk saat digunakan
4) Gambar yang menunjukkan perasaan emosional
5) Gambar yang menunjukkan hasil akhir dari manfaat produk
6) Gambar yang menunjukkan kepribadian merek
7) Gambar menunjukkan nama produk, merek, atau nama
8) Menggunakan maskot sebagai presenter
9) Menggunakan gambar orang terkenal sebagai presenter
10) Menggunakan pattern pada
11) Secara transparant menunjukkan produk di dalamnya (hlm. 1161).
Gambar 2.3. Cara Menampilkan Gambar Pada Kemasan
(The Use of Images in Graphic Design on Packaging of Food and Beverages, hlm.1161)
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
15
2.2.1. Ilustrasi
Landa (2013), menyatakan bahwa ilustrasi merupakan gambar buatan yang unik
untuk melengkapi berbagai media atau menunjukan pesan tertentu (hlm. 121)
Menurut Male (2017), terdapat beberapa style ilustrasi menurut fungsinya, yaitu:
1) Concept Art
Jenis ilustrasi ini meliputi ilustrasi fiksi yang biasa digunakan pada film animasi.
Istilah ini pertama kali muncul pada tahun 1930an, oleh Disney. Ilustrasi ini
menciptakan beberapa interepretasi dari tema tertentu.
2) Ilustrasi Anak
Ilustasi anak sangat beragam, dan disesuaikan dengan cerita serta kelompok usia
yang dituju. Ilustrasi anak biasanya penuh warna, bercerita, lucu dan ramah.
3) Komik dan Graphic Novels
Komik merupakan media yang digunakan untuk mengekspresikan ide lewat gambar
yang biasa dikombinasikan dengan teks yang disusun dalam sebuah panel.
4) Editorial
Buku menggunakan ilustrasi untuk menarik perhatian pada sampul, maupun
mempermudah pembaca berimajinasi.
5) Advertising
Ilustrasi pad iklan digunakan untuk menarik perhatian, memberikan kesan yang
mudah diingat, serta mewakili produk melalui ide kreatif.
6) Packaging
Pada pertengahan abas 20 muncul teknologi digital yang memungkinkan
perusahaan mencetak kemasan dengan jumlah banyak dan cepat secara global.
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
16
Kemasan menjadi cara untuk membedakan setiap produk pad arak. Ilustrasi
menjadi pilihan yang baik untuk kemasan, karena dapat menawarkan sentuhan dan
nuansa khusus yang tidak dapat ditangkap oleh foto.
7) Branding
Ilustrasi pada branding harus sederhana namun menarik perhatian dan berkesan.
Terkadang, bisnis membutuhkan lebih dari sekedar ilustrasi logo, tapi juga maskot.
Dengan bantuan maskot, dapat meningkatkan kesan yang lebih jelas terhadap
konsumen (hlm. 19).
Salisbury (2004) membagi jenis ilustrasi berdasarkan teknik menjadi 2,
yaitu tradisional dan modern. Tradisional seperti cat air, akrilik, cat minyak, kolase,
pensil, tinta, serta beberapa teknik cetak manual seperti woodcutting, metal
etchings, litography, dan charcoal. Teknik tradisional biasa digunakan pada buku,
namun pada jaman dahulu, teknik cetak manual juga digunakan pada iklan yang
akan dicetak banyak, sebelum muncul teknik digital.
Gambar 2.4. Teknik Tradisional (kolase, cat air, woodcutting)
(Sumber: graphicmama.com, 2017)
Teknik modern terdiri dari 2 teknik yaitu freehand digital illustration dan
vector graphics. Freehand digital illustration dapat menciptakan volume dan detil,
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
17
sedangkan vektor digunakan untuk mempercepat kesadaran tanpa melihat detail.
Ilustrasi modern saat ini banyak digunakan pada iklan dan kemasan karena mudah
diaplikasikan dan cepat menyalurkan informasi (hlm. 40-61).
Gambar 2.5. Teknik Modern (freehand digital illustration dan vector graphics)
(Sumber: graphicmama.com, 2017)
2.2.2. Maskot
Wheeler (2009) menyatakan bahwa, maskot cepat menjadi pusat perhatian pada
sebuah proses promosi. Dengan memiliki penampilan yang khas, maskot mampu
membangun relasi antara konsumen dengan produk (hlm. 64).
Krasovec (2006) menjelaskan, karakter atau maskot diciptakan untuk
mendukung komunikasi lewat perwujudan kepribadian sebuah merek. Kualitas dan
ciri karakter berasal dari merek itu sendiri. Maskot dapat berupa manusia, hewan,
atau sosok lain yang tidak berwujud makhluk hidup. Karaket yang baik, memiliki
daya tarik universal untuk segala usia dan mampu mematahkan batas keberagaman.
Sikap dari karakter tersebut harus mampu berkomunikasi secara emosional.
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
18
Penggambaran produk melalui maskot dapat menarik konsumen, meningkatkan
penjualan dan menciptakan brand awareness. Kepercayaan dan kualitas produk
dapat dikaitkan dengan citra sebuah maskot, dimana konsumen mempercayai
sebuah produk melalui hubungan emosional dengan maskot tersebut (hlm. 128).
Gambar 2.6. Contoh Beberapa Jenis Maskot
(Packaging Design Successful Product Branding from Concept to Shelf, hlm.129)
2.3. Element Desain
2.3.1. Color
1. Color Theory
Morioka (2006) menyatakan bahwa teori warna adalah seperangkat prinsip yang
digunakan untuk membentuk suatu kombinasi warna yang harmonis (hlm. 16).
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
19
Lupton (2008) menjelaskan, pada tahun 1665, Sir Isaac Newton
menemukan bahwa prisma memisahkan cahaya menjadi spektrum warna: merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Ia menyusun warna pada sebuah roda
yang kini digunakan untuk mendiskripsikan hubungan antar warna. Roda tersebut
biasa dikenal dengan Color Wheel.
Warna yang terletak berdekatan pada spektrum atau color wheel disebut
Analogous Colors. Menggunakan warna tersebut secara bersama akan memiliki
kontras yang minim dan menciptakan harmoni yang asli, karena warna-warna
tersebut memiliki beberapa elemen yang mirip dalam urutan tersebut. Dua warna
yang terletak bersebrangan pada spectrum disebut complements. Setiap warna tidak
memiliki elemen yang sama satu dengan lainnya, sehingga menciptakan kombinasi
warna yang kontras serta menciptakan energi dan mood untuk komposisi apapun.
Berikut merupakan jenis-jenis warna pada color wheel :
a. Primary Colors
Merah, kuning, dan biru merupakbraan warna murni karena bukan merupakan hasil
percampuran warna lain. Warna lainnya yang terdapat pada color wheel merupakan
hasil percampuran dari warna primer.
Gambar 2.7. Letak Warna Primer
(Graphic Design The New Basics Second Edition, Revised and Expanded, hlm. 83)
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
20
b. Secondary Colors
Jingga, ungu, dan hijau masing-masing terdiri dari campuran 2 warna primer.
Gambar 2.8. Letak Warna Sekunder
(Graphic Design The New Basics Second Edition, Revised and Expanded, hlm. 83)
c. Tertiary Colors
Warna seperti merah jingga dan kuning hijau merupakan campuran satu warna
primer dan satu warna sekunder.
Gambar 2.9. Letak Warna Tersier
(Graphic Design The New Basics Second Edition, Revised and Expanded, hlm. 83)
d. Complements
Merah / hijau, biru /jingga, dan kuning / ungu duduk berlawanan satu sama lain
pada roda warna sehingga menciptakan kontras.
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
21
Gambar 2.10. Letak Warna Komplementer
(Graphic Design The New Basics Second Edition, Revised and Expanded, hlm. 83)
e. Analogous Colors
Skema warna yang dibangun dari warna yang duduk berdekatan satu sama lainnya
pada color wheel.
Gambar 2.11. Letak Warna Analog
(Graphic Design The New Basics Second Edition, Revised and Expanded, hlm. 83)
2. Color Meanings
Morioka (2006) menyatakan bahwa mata dan otak manusia merasakan warna
secara fisik, mental dan emosional, sehingga, setiap warna memiliki artinya
tersendiri (hlm. 26-31).
Tabel 2.1. Arti dan fungsi warna
(Color Design Workbook A Real World Guide to Using Color in Graphic Design, hlm. 26-31)
No Warna Korelasi Arti Fungsi
1 Merah Api
Darah
Seks
Gairah
Cinta
Energi
Kuat
Agresif
Kemarahan
Digunakan
sebagai warna
dominan
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
22
Antusias
Semangat
Panas
Perang
Revolusi
Kekejaman
Merangsang
untuk cepat dan
bertindak
Meningkatkan
denyut jantung,
nafas, dan nafsu
makan
Orang terlihat
lebih berat
ketika
menggunakan
warna merah
2 Kuning Matahari Kecerdasan
Kebijaksanaan
Optimis
Bercahaya
Kebahagiaan
Idealis
Kecemburuan
Asam
Penipuan
Peringatan
Warna pertama
yang menarik
perhatian mata
Lebih terang
dari putih
Mempercepat
metabolisme
Membuat mata
cepat lelah dan
iritasi
Kuning pucat
dapat
menambah
konsentrasi
3 Biru Laut
Langit
Pengetahuan
Sejuk
Damai
Maskulin
Merenung
Loyal
Adil
Kecerdasan
Depresi
Dingin
Keteguhan
Tidak peduli
Membuat tidak
berselera
makan,
menekan rasa
lapar
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
23
Membuat tubuh
lebih rileks dan
tenang
Manusia lebih
produktif dalam
ruang berwarna
biru
Menjadi symbol
loyal dan
kepercayaan
4 Hijau Tanaman
Natural
Lingkungan
Kesuburan
Uang
Pertumbuhan
Penyembuhan
Sukses
Alam
Harmoni
Kejujuran
Muda Serakah
Cemburu
Mual
Racun
Korosi
Warna yang
paling enak
dipandang mata
Hijau
merupakan
warna yang
menyegarkan
dan
menenangkan
sehingga
digunakan pada
rumah sakit
untuk
menenangkan
pasien
Hijau berarti
jalan/pergi
Warna hijau
dapat membantu
pencernaan dan
mengurangi
sakit perut
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
24
5 Ungu Kekuasaan
Spiritual
Kemewahan
Kebijaksanaan
Imajinasi
Kecanggihan
Tingkat
Inspirasi
Kekayaan
Bangsawan
Mistis
Berlebihan
Kegilaan
Kekejaman
Ungu memiliki
sisi feminine
dan romantic,
terkadang juga
digunakan
untuk
menggambarkan
pria
homoseksual
Langka dan
identic dengan
buatan
Pada jaman
dahulu hanya
digunakan pada
barang yang
mahal atau
milik kerajaan
Digunakan
untuk
meningkatkan
daya imajinasi
6 Jingga Musim
gugur
Jeruk
Kreatif
Penyegaran
Unik
Energi
Stimulasi
Sosial
Kesehatan
Perilaku
Aktifitas
Kebodohan
Trend
Suara keras
Meningkatkan
nafsu makan
Ruangan jingga
membuat orang
berpikir dan
berbicara lebih
banyak
Menyenangkan
Jingga
digunakan
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
25
meningkatkan
penglihatan.
7 Hitam Malam
Kematian
Kekuatan
Wewenang
Berat
Canggih
Elegan
Formal
Serius
Martabat
Kesendirian
Misteri
Gaya
Takut
Negatif
Jahat
Kerahasiaan
Pengajuan
Duka
Keberatan
Penyesalan
Kekosongan
Baju hitam
membuat orang
terlihat lebih
kurus
Mengerikan
Hitam membuat
warna lain
terlihat lebih
cerah
Pada terapi
warna, hitam
membuat orang
lebih percaya
diri dan
memiliki
kekuatan
Hitam biasa
digunakan pada
sesuatu yang
rahasia
8 Putih Terang
Suci
Kesempurnaan
Pernikahan
Kebersihan
Kebajikan
Tidak bersalah
Terang
Kebenaran
Kelembutan
Kesucian
Simpel
Rapuh
Terisolasi
Pada beberapa
budaya, putih
melambangkan
keberuntungan
Putih adalah
warna yang
sempurna
Terlalu banyak
cahaya putih
dapat
menyebabkan
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
26
sakit kepala
bahkan
kebutaan
Putih
berhubungan
dengan
malaikat, serta
keTuhanan
9 Abu-Abu Netral Seimbang
Keamanan
Keandalan
Sederhana
Klasik
Kedewasaan
Kecerdasan
Kebijaksanaan
Kesedihan
Tidak
berkomitmen
Ketidaktentuan
Mendung
Tua
Bosan
Tidak
berkeputusan
Cuaca buruk
Abu-abu jarang
dapat
membangun
emosi
Greyscale dapat
diartikan
sebagai warna
hitam dan putih
3. Peraturan dalam membuat komposisi warna
Morioka (2006) menjelaskah bahwa ada 8 hal yang harus diperhatikan ketika
membuat komposisi warna, antara lain:
a. Mencari tahu tujuan
Desainer harus memikirkan terlebih dahulu penyebab menggunakan komposisi
warna tersebut. Desainer mencari tau terlebih dahulu arti dan fungsi dari setiap
warna.
b. Mengulas pengetahuan dasar mengenai warna
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
27
Desainer harus mengetahui terlebih dahulu pengetahuan dasar warna seperti hue,
saturation, intensitas dan efek yang diciptakan masing-masing warna dan
komposisi.
c. Memilih warna utama, lalu warna pendukung
Pertama, desainer harus menentukan terlebih dahulu warna utama atau warna yang
digunakan pada bagian terbesar, berikutnya memilih warna pendukung.
d. Memilih nuansa yang diinginkan
Nuansa pada warna merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan perasaan
apa yang ingin diciptakan seperti bahagia atau berduka. Memilih komposisi warna
yang kontras antara gelap dan terang dapat menciptakan efek dramatic.
e. Melihat kesesuaian warna
Desainer harus melihat terlebih dahulu kesesuaian antar warna yang digunakan
secara keseluruhan. Apakah komposisi tersebut sudah sesuai konsep.
f. Membatasi jumlah warna
Ketika komposisi warna telah terpilih, perhatikan jumlah warna yang digunakan.
Dua atau tiga warna biasanya telah cukup. Empat warna dapat dipilih namun
dengan memperhatikan banyak hal. Lima warna akan terlalu berlebihan. Biasanya,
keterbatasan budget dan nilai estetik berjalan senada.
g. Coba gunakan warna secara langsung
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
28
Desainer mencoba telebih dahulu mengaplikasikan warna pada aplikasi desain,
apakah warna tersebut cocok. Komposisi warna yang tepat akan menciptakan
harmoni.
h. Menyimpan komposisi warna yang telah dibuat
Setelah menemukan komposisi warna yang berhasil, desainer harus menyimpannya
pada arsip tertentu untuk dijadikan refrensi pada proyek berikutnya (hlm. 42).
4. Color Models
Lupton (2008) menjelaskan bahwa offset dan digital printing menggnakan CMYK.
Sementara pelukis menggunakan spektrum warna dasar sebagai panduan untuk
mencampur cat, tinta untuk dicetak menggunakan kombinasi warna yang berbeda
yaitu: cyan, magenta, yellow dan black, yang ideal untuk memproduksi berbagai
warna pada mesin cetak. CMYK dikenal sebagai process color, sedangkan untuk
kasus tertentu, seperti mencetak logo, diperlukan pantone color atau special color,
pantone color merupakan tinta special pada mesin cetak yang merupakan warna
murni dan bukan hasil pencampuran CMYK sehingga hasil warna yang dicetak pun
akan sangat tepat dengan desain komputer.
RGB adalah sistem aditif yang digunakan pada rancangan warna di layar.
Persentase yang berbeda dari merah, hijau, dan biru digabungkan untuk
mengahilkan spectrum warna. Setiap warna dapat dideskripsikan ke dalam CMYK
maupun RGB. Layar yang berbeda, kondisi printer, dan jenis kertas dapat
mempengaruhi warna yang dihasilkan. Warna dapat pula terlihat berbeda dibawah
lampu neon, pijar, dan cahaya alami (hlm. 86).
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
29
2.3.2. Typography
Ambrose (2005) menjelaskan, typeface merupakan kumpulan karakter, huruf,
angka, simbol, serta tanda baca yang memiliki kesamaan dan desain yang berbeda
(hlm 17).
1. Type Anatomy
Landa (2013) menjelaskan bahwa setiap huruf dari alphabet memiliki karakteristik
yang harus diketahui untuk mempertahankan keterbacaan (hlm. 44). Berikut
merupakan anatomi dari huruf:
Gambar 2.12. Type Anatomy
(Sumber: id.pinterest.com, 2017)
1. Aperture 20. Hairline (stroke)
2. Apex 21. Head Serif
3. Arc 22. Joint
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
30
4. Ascender 23. Leg
5. Descender 24. Ligature
6. Axis 25. Link atau Neck
7. Beak 26. Loop
8. Bilateral Serif 27. Overhang
9. Bowl 28. Serif
10. Bracket 29. Shoulder
11. Counter (terbuka) 30. Spine
12. Counter (tertutup) 31. Spur
13. Crossbar 32. Stem
14. Crotch 33. Stress
15. Descender 34. Tail
16. Ear 35. Tittle
17. Eye 36. Terminal
18. Finial 37. Vertex
19. Foot
2. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam menyusun typography
a. Leading
Ambrose (2005) menjelaskan bahwa leading adalah istilah yang didapat dari mesin
pencetak huruf dari logam panas, yaitu segaris timbal yang disisipkan di antara
urutan huruf untuk menciptakan jarak yang akurat. Istilah leading kini mengacu
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
31
pada ruang di antara baris teks. Leading memungkinkan setiap karakter memiliki
jarak sehingga mudah dibaca (hlm. 92).
b. Tracking
Ambrose (2005) menjelaskan bahwa tracking merupakan ruang antar huruf pada
kata. Ruang ini dapat disesuaikan untuk membuat setiap kata mudah dibedakan dan
dibaca sehubungan dengan ukuran font dan area. Tracking yang terlalu jauh dapat
menyebabkan kata terpecah belah, sehingga tracking perlu diatur dengan baik
sesuai dengan kebutuhan (hlm. 94).
c. Kerning
Ambrose (2005) menjelaskan bahwa kerning merupakan ruang antar huruf.
Kombinasi huruf tertentu pada suatu kata dapat menyebabkan terlalu banyak atau
sedikit ruang diantara huruf (hlm. 97).
Gambar 2.13. Leading, Kerning, dan Tracking
(Sumber: www.mixedsign.com, 2017)
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
32
3. Type Family
Ambrose (2005) menjelaskan, type family merupakan sebuah keluarga yang
menggabungkan variasi dari jenis huruf pada suatu font (hlm. 62). Landa (2013)
menyatakan bahwa type family terdiri dari :
a. Regular
b. Italic
c. Medium
d. Medium Italic
e. Semibold
f. Semibold Italic
g. Bold
h. Bold Italic
i. Light
j. Light Italic
k. Obelique, Thin, Roman, Black, etc (hlm. 49)
Gambar 2.14. Contoh Font Family
(Sumber: www.8thligh.com, 2017)
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
33
3. Type Classification
Landa (2013) menjelaskan, dibalik banyak jenis tipografi yang tersedia saat ini,
ada beberapa klasifikasi utama yang tercatat oleh sejarawan, antara lain:
a. Humanist
Contoh: Caslon, Garamond, Hoefler Teks, dan Times New Roman
b. Transitional
Contoh: Baskerville, Century, and ITC Zapf International.
c. Modern
Contoh: Didot, Bodoni, and Walbaum
d. Slab Serif
Contoh: American Typewriter, Memphis, ITC Lubalin Graph, Bookman,
and Clarendon.
e. Sans Serif
Contoh: Grotesque, Franklin Gothic, Universal, Futura, and Frutiger. Sans
serif typeface subcategories include Grotesque, Humanist, Geometric,
f. Blackletter
Contoh: Rotunda, Schwabacher,
g. Script
Contoh: Brush Script, Shelley Allegro Script, and Snell Roundhand Script.
h. Display
Tipografi ini dirancang untuk digunakan dalam ukuran yang lebih besar,
terutama untuk headline dan judul (hlm. 47).
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
34
Gambar 2.15. Klasifikasi Font
(Graphic Design Solutions, hlm. 48)
2.3.3. Layout
Ambrose (2005) menjelaskan bahwa layout merupakan penempatan teks, gambar,
dan elemen lain dalam desain. Bagaimana setiap elemen diposisikan, baik berkaitan
satu sama lain maupun dalam desain keseluruhan. Layout akan mempengaruhi
bagaimana konten tersebut dilihat dan diterima oleh pembaca, serta reaksi
emosional mereka. Layout dapat membantu penerimaan informasi yang disajikan
dalam sebuah karya (hlm.6). Ambrose (2005) menambahkan, penyusunan
menggunakan layout dapat menggunakan system sebagai berikut:
1) Golden section
Menjelaskan bahwa golden section ditemukan oleh para pakar zaman dulu untuk
menciptakan sebuah standarisasi yang dianggap proporsi dan sesuai. Golden
section membagi halaman dengan perkiraan rasio 8:13.
Gambar 2.16. Golden Section
(Basic Design Layout, hlm. 25)
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
35
2) Grid
Grid merupakan system garis yang ditata dengan rapi untuk menempatkan desain
dibagi menjadi 2 jenis yaitu symmetrical dan asymmetrical. Keduanya berfungsi
untuk mempermudah peletakan elemen dengan rapih dan tertata, sehingga waktu
yang dibutuhkan ketika mendesain lebih efisien.
Pada symmetrical, garis digunakan untuk membedakan bagian dalam dan luar
margin, dan menjadi bayangan untuk halaman di sebelahnya. Pada, kolom yang 1
dapat berukuran lebih kecil dari kolom lainnya. Kolom yang lebih kecil dapat
digunakan sebagai keterangan, ikon ataupun unsur lain.
Gambar 2.17. Symmetrical Grid
(Basic Design Layout, hlm. 26)
Pada asymmetrical, memungkinkan 2 halaman menggunakan tata letak yang sama.
Satu sisi kolom dapat lebih sempit dari sisi kolom lainnya, untuk menciptakan bias
terhadap satu sisi. Layout ini memberikan kemungkinan penempatan kreatif untuk
menciptakan konsistensi desain. Kolom yang lebih kecil dapat digunakan sebagai
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017
36
keterangan atau catatan. Kolom yang lebih besar digunakan untuk menarik
perhatian pada informasi utama (hlm. 24 – 41).
Gambar 2.18. Asymmetrical Grid
(Basic Design Layout, hlm. 41)
Perancangan Ulang Visual..., Klarissa Liviana, FSD UMN, 2017