lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5836/7/lampiran.pdfsebagai...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
1
Subjek : D.S. Krisanti (Wakil Pemimpin Redaksi)
Informan No : 1 (informan utama)
Topik : Fact checking di radio berita di era konvergensi
Tanggal : 22 Mei 2018
Tempat : Kantor radio Elshinta
Waktu : Mulai Pkl 10.00 WIB
Informasi Tambahan : Wawancara ini digunakan sebagai informasi utama tentang fact checking di radio berita. Informan/subyek adalah wakil pemimpin redaksi yang cukup
paham mengenai teknis dan aturan yang ada di Elshinta.
Situasi wawancara : Santai dengan sedikit interupsi karena kedatangan tamu.
No Refleksi Transkrip Analisis Awal Konsep
1 Penulis sudah
memberikan daftar
pertanyaan kepada
informan dua hari
sebelum wawancara.
Pada saat wawancara,
informan membaca ulang
daftar pertanyaan
tersebut sehingga penulis
tidak bertanya ulang
kepada informan.
Bonita:
Bagaimana sejarah berdirinya radio Elshinta hingga menjadi radio berita?
Krisanti:
Jadi, elshinta itu adalah radio swasta pertama yang lahir di Jakarta, pada tanggal 14 febuari
1968. Jadi usianya itu sudah hampir… berapa tahun ya, sekarang 2018, sudah hampir 50
tahunan ya… Dulu yang mendirikannya itu yang akrab dipanggil Mas Yos, atau Bang Yos.
Pada saat itu kita memang radio yang request-request, jadi kita adalah radio swasta pertama,
sebelum ada prambors, ada apa itu, Elshinta itu muncul lebih dulu ya, dan itu dulu kita belum
ada frekuensi FM, dulu itu masih AM, jadi ketika ada radio tumbuh baru, kita masuk di AM,
nah kemudian berjalannya waktu, kita masuk ke FM. Jadi, radio Elshinta itu sudah melalui
beberapa, e…, tahapan gitu ya, dan perubahan format dari yang waktu itu format Hawaiian,
kemudian kita juga pernah ada format, e… top fourty, di tahun sembilan puluhan, gitu lah ya.
Ini kelihatan nggak?
Elshinta didirikan oleh Mas Yos pada
14 Febuari 1968 dengan format awal
sebagai radio entertainment dengan
frekuensi AM. Sebelumnya juga
Elshinta pernah menjadi radio
dengan format top fourty yang
menerima request lagu-lagu..
1
2 Krisanti:
E…., format top fourty di tahun sembilan puluhan, sampai kemudian format jazz, ya, di tahun
Sembilan puluhan, dan baru lah di tahun 97 itu kita pindah ke kantor ini. Pada saat itu kita
masih e…., radio entertainment. Kemudian ketika reformasi, ini pas reformasi, e…., 20 tahun
yang lalu, kita baru moving ke radio berita. Berdasarkan apa? Berdasarkan karena, e…. rasa
idealism kita ini tumbuh di saat bangsa dan negara ini sedang kondisinya kurang baik, lho kok
kita malah tertawa-tawa dengan lagu, gitu loh, tertawa-tawa dengan, e…. apa namanya?
Format-format lagu dan sebagainya, nah gitu loh. Atas dasar itu, kemudian kita bersepakat
Ketika reformasi, Elshinta mengubah
format siarannya menjadi radio berita
seiring tumbuhnya rasa idealisme
terhadap bangsa dan negara saat
kondisinya kurang baik pada tahun
1998.
1
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
2
melalui proses, gitu loh ya, bahwa kita berpindah format dari yang entertain ke radio berita.
Tahun 98 itu, saya kebetulan juga baru lulus dari ilmu jurnalistik, perkembangan dari tahun 98
sampai dengan sekarang, dengan adanya reformasi, kebebasan pers, itu juga menyebabkan
perkembangan dunia jurnalis itu sangat pesat, gitu loh ya, akhirnya tumbuh fakultas-fakultas
dengan ilmu komunikasi yang e… banyak di mana-mana, gitu loh ya, hehehe… kalau dulu saya
cari ilmu komunikasi itu agak susah gitu loh ya, karena memang yang favorit itu dulu
perbankan, hukum, akuntansi. Komunikasi tuh masih yang belum dilirik, karena mungkin
zaman dulu tuh ‘mau apa? Berita kan semua dibatasi’, gitu loh. Ketika reformasi bergulir di
tahun 98, diketuk palu kebebasan pers, nah di situ lah tumbuh, dan di situ lah pula radio
Elshinta tumbuh menjadi radio pemberitaan, seperti itu, awalnya di situ. Yang tadinya seiring
dengan pemerintah orde baru menuju reformasi, terjadi peralihan format Elshinta dari tahun
2000, berarti sekarang kita itu sudah, e… diresmikannya tahun 2000.
Iya, karena kita merintis menjadi radio berita itu selama dua tahun. Kita belajar dari nol, kita
mulai tentang pemberitaan itu seperti apa, yang tidak e… kuliah di ilmu jurnalis dia harus
belajar e…. jurnalis. Seiring dengan itu juga, tumbuh juga yang namanya citizen journalism, ya
kan? Nah, di tahun 98 itu mulai muncul citizen journalism, e… kita pada saat itu e…. bingung,
bingung dalam arti begini, ketika 98 itu terjadi banyak peristiwa, dan di mana-mana, sementara
kita orangnya terbatas, kita tidak punya reporter yang banyak, akhirnya kita berfikir seperti ini
‘bagaimana ya, kalau kita mencoba partisipasi e…., masyarakat gitu loh ya, warga, untuk
memberikan informasi ke kita. Pada saat itu, pengetahuan kita sedikit sekali, bagaimana kita
memverifikasi berita yang betul yang mana, sama berita yang hoaks yang mana. Dulu mungkin
berita hoaksnya tidak separah sekarang gitu loh ya, kalau sekarang kan lebih dahsyat
gelombang hoaksnya ya, dengan beriringnya medsos sebetulnya ya. Kalau zaman dulu, ya
beruntung lah, ketika kita buka citizen journalism tuh, e…. ada kesetaraan, atau kebersamaan
antara masyarakat yang merasakan kondisi saat ini, dengan kita yang memberikan ruang untuk
memberikan informasi. Jadi, pada saat reformasi itu, di mana ada pembakaran di Glodok itu,
pendengar yang ada di lokasi melaporkan ke kita. Tapi kita juga melakukan verifikasi dengan
mencoba mengkonfirmasi kepada pihak kepolisian, nanti itu kita detail, akan kita omongin lagi
ya. Jadi, ini lah awalnya citizen journalism yang kita beri nama Info Dari Anda.
Bonita:
Ini idA?
Krisanti:
Iya, idA. Jadi, seiring dengan kita eee… lahir tahun 98, kita lahir dengan format news and talk,
Program Info Dari Anda lahir
berdasarkan format news and talk
pada 1998. Awalnya, Elshinta sempat
bingung karena kurangnya tim,
sedangkan banyak peristiwa yang
terjadi di era reformasi tersebut.
Akhirnya Elshinta mulai membuka
ruang untuk warga berkontribusi
memberikan informasi dan laporan
berita yang ada di sekitar pendengar
tersebut.
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
3
maka lahir lah program andalan kita yang melibatkan masyarakat yaitu info dari anda, yang
dikenal masyarakat mungkin citizen journalism sekarang ya. Kalau di-Indonesiakan itu….
Bonita:
Jurnalisme warga?
Krisanti:
Jurnalisme warga, ya? Oke. Nah, radio Elshinta juga ada di beberapa e…. jaringan ya, jadi kita
ada di beberapa daerah, e…. kita ada di Bandung, di Surabaya, di Semarang, di Medan, di
Palembang, di Lampung, jadi kita sudah ada di beberapa daerah Indonesia. Terus apa lagi
berikutnya? Apa alasan terkuat menjadi radio berita? Tadi saya sudah sampaikan ya, sudah
terjawab.
3 Krisanti:
(membaca daftar pertanyaan) Bagaimana sejarah dibuatnya aplikasi idA? Tadi juga sudah ya.
Jadi gini, e…. idA itu sekarang, gini…, sekarang kan ada aplikasi idA, tapi dulu itu belum ada.
Dulu itu idA, informasi dari anda, idA itu kan informasi dari anda, kita libatkan mereka melalui
telepon, kita libatkan mereka melalui SMS, karena perkembangan dunia medsos itu baru
berkembang lima tahun belakangan ini, nah begitu kita melihat ada gejala orang sekarang
meninggalkan SMS, orang sekarang sudah larinya ke medsos, maka kita pun harus mengikuti
perkembangan zaman itu. maka, info dari anda yang biasanya mereka bisa menelepon,
menginformasikan melalui telepon atau menginformasikan melalui SMS, maka kita buat
aplikasi, biar kapan pun bisa melalui gadget, dia bisa info di mana pun, memberikan informasi
kapan pun, hanya melalui gadget mereka. Jadi itu adalah pengembangan e…., program info dari
anda yang lahir ketika e…., program news and talk ini lahir. Oke, itu menjawab ya?
Bonita:
Iya, bu.
Info Dari Anda melibatkan
pendengar melalui SMS dan telepon.
Seiring perkembangan dunia media
sosial, Elshinta kemudian membuat
aplikasi dengan tujuan agar pengguna
semakin mudah berbagi informasi
melalui gadgetnya.
1
4 Krisanti:
(membaca daftar pertanyaan) Bagaimana Elshinta memandang warga sebagai sumber
informasi? Kita sampaikan bahwa asset kita terbesar itu adalah pendengar. Kenapa? Karena,
berita dari pendengar itu mempunyai value yang berbeda dengan berita-berita yang ada di
media lain. Seperti contohnya apa? Berita tentang kenaikan BBM, semua media punya berita
itu. oke? Terus berita tentang…e….. apa lagi ya? Misalnya berita apa yang lagi hot sekarang?
Bonita:
Meletusnya merapi?
Warga merupakan ‘aset’ terbesar
Elshinta, karena berita dari
pendengar mempunyai value yang
berbeda. Apa yang dilaporkan
pendengar ke Elshinta belum tentu
dimiliki oleh radio atau media lain.
Elshinta memiliki layanan pendengar
(listener service) yang khusus untuk
2,3
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
4
Krisanti:
Nah! Tentang merapi, semua orang punya berita yang sama, tetapi ketika pendengar kita
memberikan informasi yang berbeda, itu ada sesuatu yang unusual. Ada sesuatu hal yang
kekhususan, berita punya kita, tapi belum tentu orang lain punya yang akhirnya bisa saja,
semua orang punya. Tapi di media itu kan kita bermain kecepatan, siapa yang cepat, dia yang
ekslusif mendapatkan itu. ya, contohnya, apa sih ekslusifnya info dari anda itu? contohnya, ini
contoh real ya, pernah terjadi, e…. kita itu dalam idA itu bukan saja mereka memberikan
informasi, tapi mereka juga membantu sesama pendengar. Ini saya kasih contoh dulu untuk
yang menyampaikan informasi, kalau yang menyampaikan informasi itu adalah salah satu
contohnya, ada seorang penghuni apartment di Bandung, ketika dia sedang berjalan dan akan
masuk ke dalam mobil, bekerja, tiba-tiba *brak*, dia melihat mayat orang yang bunuh diri
jatuh, kena kanopi kemudian ada di depannya, dia laporan, itu value-nya tinggi. Karena dia
saksi mata dan dia melaporkan itu ke Elshinta.
“Saya mau berangkat ke kantor nih mbak, ada orang yang jatoh”
Awalnya dia pikir jatuh, karena dia nggak tahu bunuh diri atau apa, dia tahunya jatuh. Ada
orang yang jatuh dari apartment B.
“Bapak ada di mana?”
“Saya ada pas di depannya”
“Ok, Pak, baik, saya akan telepon Bapak dulu ya”
Nah, kita tutup teleponnya, untuk memastikan apakah betul itu nomor telepon yang dia
gunakan. Itu salah satu bentuk verified, gitu loh ya. Kita telepon dia,
“Bagaimana, Pak?”
“Iya, gini gini gini…”
“Oke, sebentar ya pak ya.”
Kemudian, jadi ada beberapa petugas. Jadi, saya jelasin sekalian aja ya, sekalian verifikasi
berita, e…. petugas kami itu nggak hanya satu yang menangani info dari anda. Jadi saking ini
adalah favorit program kami, jadi kita punya khusus yang namanya layanan pendengar, jadi dia
itu khusus berinteraksi dengan semua penelepon yang masuk. Nah, yang satu menghubungi
pendengar yang tadi menghubungi kami, yang satu lagi dia memverifikasi kepada pihak
kepolisian. Yang awalnya dia akan nanya jam berapa kejadiannya, bagaimana ciri-cirinya, apa
segala macam. Nah yang satu lagi dia kemudian e… menelepon pihak kepolisian,
“Ada informasi pak, ada yang jatuh gini gini gini”
Kita bekerja bersamaan. Kemudian yang satu lagi, e…. petugas pendengar menyampaikan ini
ke koordinator liputan, untuk memastikan apakah memang betul kejadian ini terjadi. Nanti kita
lihat mana yang lebih cepat untuk memverifikasinya, ketika petugas, listener services bilang
menangani laporan-laporan dari
media sosial dan SMS atau telepon.
Para petugas bekerja bersamaan
untuk mengkonfirmasi kepada pihak-
pihak yang bersangkutan. Misal:
listener service 1 mengkonfirmasi ke
penelepon yang melapor, listener
service 2 menghubungi pihak yang
berwenang (NTMC/ Jasa marga/
pemadam kebakaran, dsb).
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
5
“ok, polisi sudah ok”, berita itu bisa kita naikkan. Dia laporan lagi juga “iya, ternyata dia jatuh,
kemungkinan sih yang saya lihat dari lantai enam, mbak, tapi dia nggak tertolong karena kena
kanopi kan ya”. Nah dia adalah betul-betul narasumber utama.
Bonita:
Terkuat gitu ya, bu?
Krisanti:
Iya, terkuat di situ. Istilahnya A1 kalau kita bilang, jadi A1 itu bukan hanya presiden, bukan
hanya para menteri, bukan, tapi si mereka yang ada di lokasi itu bisa kita sebut dia narasumber
A1. Oke? Nah, kemudian pendengar ini naik, nah baru lah berita itu terus menggulir, media lain
tahu juga akhirnya, e… mengambil berita itu juga. Sampai pada faktanya kita tahu bahwa yang
meninggal itu, yang bunuh diri itu seorang pengusaha ternama, yang dia mempunyai usaha
yang cukup besar, ada kaitannya dengan politik, ada kaitannya dengan apa, akhirnya semakin
meluas lah berita itu. jadi itu tadi, jadi kekhususan di idA itu untuk kita. Belum lagi ada
informasi yang penting untuk pendengar yang lain lagi. Contohnya pendengar kami itu ada
yang melakukan tindakan heorik untuk menolong pendengar yang lain. Jadi kita itu pernah ada
pendengar kehilangan kendaraannya, dia sampaikan di udara.
“Bapak kehilangan mobil apa?”
“Saya kehilangan mobil….”
Eee…. waktu itu tuh apa ya mobilnya, cukup mahal, ya, katakanlah salah satu merek lah ya,
dengan ciri-ciri ini ini ini, di udara, kita udarakan, dengan nomor polisi sekian sekian.
Kemudian kita sampaikan ke pendengar,
“Pendengar, bagi anda yang melihat mobil tersebut anda dapat menginformasikan segera
kepada kami, maka kami akan melaporkannya kepada polisi di mana mobil itu berada.
Amazing banget, nggak ada 30 detik setelah kejadian itu, ada penelepon yang memberi tahu
kita.
“Ada ni, saya ada pas di belakang dia, tapi dia ngebut banget nih mobilnya. Tapi nggak apa-apa
lah saya ikutin mobil ini!”
Gitu loh, dia sampai melakukan tindakan yang heroik seperti itu.
“Bapak posisinya di mana? Hati-hati ya pak!” Tetap kita hati-hati.
“Iya ini saya udah keluar tol ini, saya masih bisa mengikuti, tapi gila mobilnya cepat banget.”
Itu di udara, jadi menimbulkan theater of the mind. Jadi radio itu kan yang terpenting adalah
theater of the mind, jadi kita mendengar si pendengar mengejar mobil ini kayak lagi nonton
sinetron atau lagi nonton action gitu loh hahaha….
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
6
Bonita:
Padahal hanya via suara ya..
Krisanti:
Iya padahal hanya via suara, tapi kita berimajinasi sendiri. Sampai akhirnya si pendengar itu
menabrakkan mobilnya ke mobil curian itu, sampai mobil curian itu terperosok ke dalam got,
dan sampai akhirnya dia keluar dari mobilnya dan teriak-teriak ke satpam “maling maling
maling!!!” gitu, akhirnya satpam datang dan akhirnya orang itu ditangkap dan mobilnya bisa
kembali lagi ke pemiliknya. Dan pemilik mobil itu mau bertanggung jawab terhadap pendengar
kita yang menolong dengan memperbaiki kerusakan mobilnya. That’s a real terjadi di kami.
Belum lagi ada sisi lain, ketika ada keluarga hilang, kemudian berhasil ditemukan gara-gara
pendengar, jadi saya pikir luar biasa sekali info dari anda ini.
4 Krisanti:
Jadi seperti itu ya, informasi, eh, tadi aku sampai mana, ya?
Bonita:
Nomor empat.
Krisanti:
Nomor empat ya, jadi kita melihat bahwa memang e…. info dari anda ini sangat penting sekali
untuk kami, karena itu adalah e…. merupakan satu berita yang punya keunikan tersendiri, dan
value-nya juga berbeda. Value-nya khusus banget, gitu.
Informasi dari warga merupakan hal
yang sangat penting sekali, karena
setiap laporan memiliki keunikan
masing-masing.
2
5 Krisanti:
(membaca daftar pertanyaan) Nah, kemudian, yang kelima, informasi seperti apa yang
diutamakan oleh Elshinta untuk on air, berita umum dan dari citizen? Jadi, eee…. kami itu
dalam mengangkat berita, itu melihat azas pentingnya berita itu. Makanya kenapa, kita ilmu
jurnalis itu selalu tahu apa yang disebut dengan news value. Ada news value kan, news value
itu terdiri dari apa berita itu penting atau tidak penting untuk masyarakat luas, berita itu
kemudian ada unsur unusualnya atau nggak. Kalau dia unusual kayak gunung yang nggak
meletus, ya biasa-biasa aja, nggak ada news value-nya. Tapi ketika gunung itu mengeluarkan
asap, mengeluarkan debu, unusual, kita pasti akan naikkan. Terus berita ini menyangkut orang-
orang besar atau nggak, gitu loh, nanti kamu bisa cari lah, unsur-unsur news value itu kan ada.
Kayaknya saya di sini nggak ada materinya nih, tapi nanti menyusul saya bisa sampaikan ke
kamu ya.
Informasi yang diutamakan Elshinta
untuk on air adalah dilihat
berdasarkan azas pentingnya berita
(news value).
2,3
6 Pertanyaan mengenai Krisanti: Tahapan verifikasi fakta yang 4
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
7
definisi fakta menurut
informan tidak
ditanyakan, namun dari
jawaban informan sudah
jelas bahwa fakta dari
sebuah laporan
merupakan hal utama di
Elshinta.
(membaca daftar pertanyaan) Kemudian, bagaimana Elshinta melakukan cek verifikasi fakta
berdasarkan laporan-laporan yang masuk dari informan? Tadi aku sedikit sudah sampaikan ya.
Jadi, kita itu ada beberapa cara untuk mengklarifikasi berita itu benar atau tidak, berita itu
hoaks atau tidak. Jadi kita itu punya gate keeper, dalam berita tau kan ya? Dalam ilmu jurnalis
kan ada yang namanya gatekeeper.
Gatekeeper pertama itu kita adalah listener services, nanti boleh kamu ke atas untuk lihat
bagaimana listener services kita bekerja. Itu yang kita sebut gatekeeper, dia yang menampung
informasi awal dari pendengar, dia yang menentukan ini beritanya ada value atau tidaknya.
Setelah itu maka, dia akan melakukan verifikasi, jika berita biasa-biasa saja, dia boleh langsung
share ke produser, kalau itu berita yang tidak biasa, kayak kecelakan beruntun, tabrakan
beruntun, kebakaran, pencurian, perampokan, bunuh diri, dan sebagainya, pemboman, dengar
ledakan, dan sebagainya, maka dia wajib melakukan verifikasi. Itu tadi, yang pertama, dia
harus, menginformasikan terhadap pihak-pihak terkait, kalau kebakaran, dia berhubungan
dengan pemadam, kalau pencurian, dia bisa langsung ke kepolisian terdekat. Makanya mitra
terkuat kami adalah kepolisian, kita punya hubungan yang baik dengan kepolisian, kalau lalu
lintas, kalau jalan tol, kita bekerja sama dengan tol, kalau itu jalan yang ruasnya nasional kita
punya kerja sama dengan NTMC, gitu loh ya, jadi, polisi lalu lintas. Jadi kita punya rekanan-
rekanan yang bisa menjawab apa yang disampaikan oleh pendengar untuk kita klarifikasi.
Setelah itu kita punya reporter, reporter itu adalah mata kita, jadi lebih bagus adalah ketika ada
berita, reporter secepatnya turun ke lokasi, karena dia yang mejadi mata kita. Tapi minimal kita
tahu itu adalah benar, yang dari pendengar, itu boleh naik duluan. Sampai nanti disusul oleh
reporter kami, kalau memang kita udah yakin kalau itu berita tidak hoaks, atau itu berita
memang benar kejadiannya. Kayak misalnya agak sulit ketika terjadi peledakan di Thamrin,
masih ingat?
Bonita:
Oh, iya ingat bu.
Krisanti:
Kita tidak bisa menyampaikan bahwa itu adalah ledakan, itu bom. Tetapi yang kita sampaikan
adalah faktanya, faktanya pendengar yang berada di lantai tiga, e…. gedung Thamrin, itu
mendengar ledakan dahsyat, dan dia melihat langsung bahwa ada kepulan asap di depan
Starbucks. Hanya itu yang bisa kita sampaikan, kita tidak bisa menyampaikan itu adalah bom,
karena kita belum ada…
dilakukan Elshinta adalah dengan
mengandalkan gatekeeper (listener
service) terlebih dahulu, gatekeeper
harus bisa menentukan apakah berita
yang ia terima mengandung value
atau tidak. Kemudian dilanjutkan
dengan menghubungi pihak yang
berwenang untuk menangani kasus/
laporan tersebut. Setelah laporan
tersebut sudah terverifikasi benar
adanya, baru lah reporter turun ke
lapangan untuk memberitakan lebih
lanjut, tentunya sesuai dengan arahan
produser.
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
8
Bonita:
Karifikasi langsung?
Krisanti:
Ya! Yang boleh menyatakan itu bom atau bukan adalah kepolisian, sebelum ada konfirmasi,
kita hanya mendengarkan apa yang pendengar sampaikan. Kalau dia bilang ledakan, ya kita
bilang ledakan, kalau dia hanya mendengar dan tidak melihat, ya kita bilang bahwa dia hanya
mendengar tanpa melihat. Intinya menyampaikan apa adanya, gitu loh. Itu yang disampaikan
sama pendengar, tapi kita harus tetap melakukan proses verifikasi, sampai clear betul kita harus
menyampaikan itu kepada masyarakat. Apalagi sekarang ini, kami punya satu panduan dari
komisi penyiaran Indonesia, bagaimana, e…. apa namanya…. Etik menyiarkan bom, etik
menyiarkan orang yang luka darah, dan sebagainya. Kalau tv itu harus diblur, kalau kita harus
diedit cara bicaranya, dan sebagainya. Jadi banyak sekali peraturan-peraturan yang membuat
kita, media, khususnya berita, itu harus semakin lebih hati-hati, kalau enggak, kita pun akan
kena sanksi dari lembaga penyiaran. Makanya, betul-betul di sini verifikasinya itu harus jelas.
Jadi verifikasi itu bisa gatekeeper pertama adalah listener services, yang kedua adalah kita
punya produser. Listener services selalu menyampaikan ke produser kalau berita ini sudah
benar, maka produser kemudian akan mengolah dengan bentuk wawancara dengan siapa yang
pas untuk menindak lanjuti informasi ini. Kayak misalnya kecelakaan parah yang kemarin tuh,
truk di Brebes menabrak empat rumah, gitu loh ya, itu kan informasi awal dari pendengar.
Tindak lanjutnya apa? Produser menelepon polisinya, kita lihat warganya di sana seperti apa,
kita lihat e…. dari sisi-sisi mana ada celah kesalahannya, dan bagaimana ini agar tidak terulang
kembali, nah itu lah produser melakukan kroscek terhadap permasalahan itu.
Jadi gatekeeper kita agak cukup panjang juga ya, agar begitu naik ke udara itu betul-betul bisa,
apa namanya, akurat, seperti itu. karena e…. bagi radio berita, keakuratan itu nomor satu, kalau
kita nggak akurat, kita nggak akan dipercaya lagi. Jadi betul-betul verifikasi itu is number one
bagi kita, tapi kita ditantang bagaimana untuk cepat, tapi akurat. Jadi seperti itu, ya.
7 Krisanti:
Oke, yang selanjutnya, bagaimana Elshinta melakukan pengklasifikasian sumber?
Bonita:
Jadi, apa sih sebenarnya syarat menjadi partisipan di Elshinta, Bu?
Krisanti:
Sebetulnya kita nggak punya syarat.
Elshinta tidak memiliki syarat khusus
untuk pendengar. Semua orang bisa
menjadi informan atau partisipan
untuk melaporkan suatu kejadian,
yang terpenting adalah ia bisa
mempertanggungjawabkan apa yang
ia sampaikan, dan bukan berita
bohong.
3
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
9
Bonita:
Jadi siapa saja bisa?
Krisanti:
Siapa saja bisa, tapi yang penting dia tidak mengabarkan berita bohong, itu aja. Dan dia komit
melaporkan itu demi masyarakat luas, jadi kita tidak pernah membatasi siapa pun untuk
memberikan berita, tetapi pada intinya mereka melaporkan itu untuk maksud dan tujuan yang
baik.
Bonita:
Dan bisa dipertanggungjawabkan pastinya?
Krisanti:
Ya, bisa dipertanggungjawabkan.
8 Krisanti:
(membaca daftar pertanyaan) Kendala apa saja yang dialami saat ‘kebanjiran informasi’?
Eee…. jadi memang, e…., sampai saat ini kan, apa lagi menjelang lebaran nanti, otomatis kita
harus menyiapkan armada, armada dalam arti tim yang cukup, jadi tim kita itu di listener
service ada tiga, kadang ada empat orang. Nah, dia harus cukup dan harus cekatan untuk bisa
mengolah, dan sejauh ini sih kita bisa mengatasinya. Karena, kita sistem informasi kita sudah
menggunakan komputer, gitu loh ya, ada SMS center yang memudahkan kami untuk
mengambil informasi-informasi dari pendengar itu.
Dan kita juga sudah ada tim medsosnya sendiri, gitu, yang memang dia melakukan verifikasi,
input data, dan sebagainya, yang memang sesuai dengan kapasitas mereka. Jadi sejauh ini sih,
dengan semakin banyaknya informasi, kita malah semakin senang gitu hahaha…
Bonita:
Jadi, cara mengatasinya itu sudah dibagi-bagi timnya masing-masing gitu ya, Bu?
Krisanti:
Iya, jadi cara mengatasinya itu, kami harus memiliki jumlah personel yang cukup untuk
menerima informasi dari pendengar. Selain cukup, kami juga harus memiliki gate keeper atau
petugas yang handal. Dia yang cepat, cekatan, dinamis, bicaranya juga efektif, karena kita
nggak mungkin dong berlama-lama.
“Iya nih, bu. Iya nih, begini.”
Elshinta memiliki petugas yang
cukup banyak untuk menangani
laporan dan sistem informasinya
sudah menggunakan komputer dan
sudah dipisah antara laporan via
SMS, telepon, twitter, bahkan
instagram.
2
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
10
Nggak bisa, jadi kita harus bisa menangani pendengar itu dengan cara e…. ilmu jurnalistik
juga, singkat, padat, jelas, informatif, gitu loh. Berbicara kepada pendengar pun seperti itu,
singkat, padat, jelas, informatif, sehingga durasi waktu untuk berbicara tidak terlalu panjang,
tetapi informasi tetap bisa masuk, sehingga kita bisa meng- cover pendengar-pendengar lain
yang masuk, seperti itu ya.
9 Krisanti:
(membaca daftar pertanyaan) Apakah aplikasi idA efektif?
Iya, sangat efektif! Karena kita memberikan ruang kepada siapa pun untuk memberikan
informasi, walaupun di aplikasi idA ini e… kita agak lebih verifikasinya agak lebih kuat.
Karena kalau di aplikasi kan mereka memasukan nomor, email, memasukan data yang lain,
sehingga verifikasinya jauh lebih mudah dibanding yang on air langsung. Dan dari mereka pun
kita bisa mendapatkan informasi-informasi penting, seperti kita punya e…. apa namanya, salah
satu e…., yang sangat aktif di idA, dia namanya Bapak Rohim dari cyber. Dia suka merazia
paku-paku di mana-mana itu, sehingga dia bisa menginformasikan,
“jangan lewat sini ya, karena ranjau pakunya sangat banyak di sini, sehingga kalau anda lewat
sini sangat berbahaya untuk kendaraan anda”, dan sebagainya.
Di aplikasi itu dia bisa gambarkan berupa foto, bagaimana e…. paku-paku, atau ranjau yang
sudah ia dapatkan. Jadi tentunta aplikasi idA ini lebih mengoptimalkan pendengar kami yang
melalui gadget untuk memberikan informasi.
Bonita:
Tapi tetap lebih banyakan yang di telepon ya Bu, daripada yang di aplikasi?
Krisanti:
Eee…. sejauh ini karena aplikasi ini baru kita luncurkan dalam waktu beberapa tahun, tentunya
orang lebih banyak melalui WhatsApp, melalui telepon, melalui Twitter. Karena mungkin itu
yang lebih mudah untuk mereka, aplikasi idA ini masih kita rancang terus gitu ya, supaya
mereka juga nanti akan sama porsinya seperti yang kita lakukan di media radionya, dan media
sosial lainnya. Tapi perkembangannya sih saya pikir sangat baik, perkembangannya cukup
baik, karena seiring dengan orang-orang sudah pakai gadget sekarang, nah makanya itu yang
membuat kita untuk mengembangkan aplikasi idA sendiri.
Bonita:
Terus kalau kita meng-upload berita di aplikasi idA itu diedit lagi nggak sih, Bu?
Krisanti:
Pasti, kita ada admin-nya.
Meskipun laporan via SMS, telepon,
dan twitter masih lebih banyak
dibanding aplikasi idA, aplikasi idA
terbilang efektif dan verifikasinya
juga lebih kuat, karena di aplikasi
setiap pengguna memasukkan nomor
telepon, email dan data diri yang
lebih jelas, sehingga dapat
mengurangi resiko berita anonym.
1,2,3
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
11
Bonita:
Berarti nanti berita masuk dulu, baru nanti diedit?
Krisanti:
Betul, admin akan melihat dulu dan pasti akan diverifikasi dulu juga, karena kalau enggak kan
kita nggak tahu, gambarnya itu yang sekarang atau yang kemarin. Misalnya contoh real, ada
gempa di Pandeglag dengan kekuatan 7,2 SR, dia bisa aja masukin foto yang heboh, terus tiba-
tiba kita langsung upload aja gambarnya, berarti kalau gitu kan kita meneruskan berita yang
hoaks. Kita harus tetap verifikasi kebenaran berita itu. Oke, cukup? Nanti kalau ada apa-apa
kamu hubungi saya, nanti saya email atau kita atur waktu lagi.
Bonita:
Oh, baik terima kasih banyak, Bu Santi.
Draft Pertanyaan:
1. General:
a. Bagaimana sejarah berdirinya radio Elshinta hingga menjadi radio berita?
b. Apa yang menjadi alasan terkuat Elshinta menjadi radio berita?
2. Radio di Era Digital dan Konvergensi Media
a. Bagaimana pandangan Elshinta mengenai era konvergensi dan bagaimana Elshinta menyikapi kondisi ini?
b. Bagaimana sejarah dibuatnya aplikasi idA?
c. Apakah aplikasi idA efektif sebagai sarana penyampaian informasi kepada masyarakat?
d. Adakah pelatihan khusus bagi staff dalam menghadapi era konvergen dan radio digital?
3. Grassroots Reporting
a. Berita seperti apa yang diutamakan Elshinta untuk on air?
b. Bagaimana teknik penyaringan berita yang dilakukan Elshinta hingga menemukan fakta?
c. Bagaimana Elshinta memandang warga sebagai sumber informasi? (sebagai jurnalis warga)
d. Kendala apa saja yang dialami Elshinta saat ‘kebanjiran informasi’ dari informan? Bagaimana cara mengatasinya?
e. Adakah pelatihan khusus untuk staff agar lebih ‘melek’ media di era saat ini?
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
12
4. Fact Checking:
a. Apa definisi fakta menurut Elshinta dan para staff Elshinta sendiri?
b. Bagaimana Elshinta melakukan cek / verifikasi fakta berdasarkan laporan-laporan yang masuk dari informan?
c. Seberapa banyak ruang yang diberikan Elshinta untuk laporan dari warga?
d. Bagaimana Elshinta melakukan pengklasifikasian sumber/ partisipan (informan)? Apa syarat menjadi partisipan di Elshinta?
e. Bagaimana sikap Elshinta dalam menanggapi sumber anonim?
f. Adakah perbedaan teknik verifikasi yang dilakukan Elshinta untuk menyikapi laporan warga melalui aplikasi idA dan laporan via telepon/ SMS/
media sosial?
Konsep:
1. Konvergensi Media dan Radio di Era Digital
2. Grassroots Reporting
3. Fact Checking
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalistik Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
1
Subjek : D.S. Krisanti (Wakil Pemimpin Redaksi)
Informan No : 1 (informan utama)
Topik : Fact checking di radio berita di era konvergensi
Tanggal : 5 Juli 2018
Tempat : Kantor radio Elshinta
Waktu : Mulai Pkl 11.00 WIB
Informasi Tambahan : Wawancara ini digunakan sebagai informasi lanjutan tentang fact checking di radio berita. Informan/subyek adalah wakil pemimpin
redaksi yang cukup paham mengenai teknis dan aturan yang ada di Elshinta.
Situasi wawancara : Santai dengan sedikit interupsi karena ada telepon.
No Refleksi Transkrip Analisis Awal Konsep
1
Bonita: Fakta itu sendiri menurut ibu apa?
Krisanti: udah di rekam ya? Fakta… eee.. fakta untuk elshinta, tentunya kalau kita
mau berbicara tentang fakta, kita harus juga eee… mengacu pada apa sih akti fakta
menurut kamus besar bahasa Indonesia? Eee… kamus besar bahasa Indonesia kalau
elshinta melihat dalam ini, fakta itu adalah keadaan, peristiwa, yang merupakan
kenyataan, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Oke… itu sesuai dengan kamus
besar bahasa Indonesia, itu dulu acuan kita. Nah, eee… setelah kbbi, kemudian kita
merangkum pengertian itu dalam bentuk kebijakan pemberitaan elshinta, seperti apa
sih fakta menurut elshinta itu? fakta menurut pemberitaan elshinta itu adalah
peristiwa, berita, informasi, jadi bukan hanya peristiwa aja, tapi bisa berita, bisa
peristiwa, bisa juga informasi, sesuai dengan realitasnya. Kalau tadi teman-teman di
atas bilang sesuai dengan kenyataan, ya memang betul.
Jadi fakta itu harus sesuai dengan realitasnya, tanpa ada pengurangan, penambahan,
suatu apapun, itu adalah berita yang menurut kita eee… sesuai dengan fakta. Oke..,
setiap jurnalis, eee… setiap tim redaksi elshinta, itu harus melaporkan fakta peristiwa,
atau menyampaikan berita informasi, sesuai dengan fakta, seperti apa adanya. Tidak
boleh menambahkan, tidak boleh dikurangi satu apapun, bahkan jurnalis tidak boleh
memasukan opini, ya kan? Pendapatnya eee…. Dalam menyampaikan laporan, eee…
pemberitaan, eee… fakta di lapangan. Jadi itu arti fakta menurut kami, tapi ada satu
hal lagi yang juga sangat mendukung fakta, yang sangat mendukung berita sesuai
dengan fakta itu adalah akurasi beritanya, ya kan? Gitu loh…
Elshinta menjadikan arti fakta
menurut KBBI sebagai acuan
dalam memproses berita. Fakta
menurut elshinta adalah
peristiwa, berita, informasi,
informasi, yang sesuai dengan
realitasnya.
Reporter tidak boleh
menambahkan opini dalam
sebuah laporan berita. Reporter
tidak boleh mendambah dan
mengurangi suatu apapun dari
sebuah berita.
3
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalistik Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
2
Misalkan, “ini terjadi kemacetan sepanjang 3km”. Lho orang cuma 1km kok, tidak
sesuai dengan fakta. Kenapa? Karena di lapangan laporannya tidak akurat menghitung
kilometernya, gitu loh. Kita harus melihat kemacetan itu dari kilometer berapa, sampai
kilometer berapa, walaupun mungkin dia tidak punya maksud untuk eee…
mengurangi jumlah kilometer gitu loh ya, atau menambahkan kilometer, tapi itu
adalah tantangan. Tantangan setiap jurnalis, di lapangan itu harus sesuai dengan fakta,
itu yang mendukung keakuratan. Tanpa eee…. Apa namanya? Eh, iya itu harus akurat,
karena itu yang mendukung fakta. Tanpa keakuratan, maka itu bisa saja tidak sesuai
dengan fakta. Jadi, kami sangat memahami itu, sehingga itu adalah nilai tertinggi dari
pemberitaan kami. Jadi yang namanya eee… fakta, yang namanya akurat, itu adalah
nilai tertinggi dari kami, sehingga itu pun kami cerminkan dalam visi dan misi kita.
Jadi, visinya elshinta itu adalah tercepat dalam berita, akurat dalam fakta. Jadi itu
sudah terangkum dalam, eee… apa… pemberitaan kami. Yang tidak sesuai dengan
fakta juga bisa aja, ketika kita salah menyebut nama menteri, hal yang kecil lho, tapi
“enggak, faktanya dia menteri ekonomi lho, kok dibilangnya dia menteri
pemberdayaan?” atau apa gitu ya, kenapa itu bisa terjadi? Karena datanya tidak akurat.
Jadi, kami sangat menjunjung tinggi nilai fakta dan akurat dalam suatu pemberitaan.
Ada lagi yang mau ditanyakan?
2 Bonita: pandangan elshinta mengenai konvergensi, bu, lahirnya radio digital, dan
gimana elshinta menyikapi kondisi ini?
Krisanti: eee… konvergensi media itu, seperti yang waktu saya ketemu sama Bonita di
awal, itu merupakan suatu keharusan, gitu loh. Karena memang kita harus sejalan
dengan perkembangan eee… global, perkembangan era, gitu loh ya. Di mana sekarang
perkembangan digital, sekarang era semua menggunakan medsos gitu loh. Otomatis
konvergensi media ini merupakan suatu hal keharusan, yang tidak bisa dipungkiri lagi
oleh media, termasuk radio elshinta. konvergensi ini sudah kita lakukan, di mana
sekarang elshinta merambah ke… ada elshinta.com-nya, dari gadget mereka, mereka
bisa akses, kita juga konvergensi media dari yang dulu orang konvensional
mendengarkan kita, melalui chanel, kanal fm, gitu loh ya, nah sekarang ini kita
konvergensi media melalui aplikasi, apps, Elmo elshinta, orang di manapun bisa
mendengarkan elshinta. mau dia di Indonesia, mau dia di Singapore, mau dia lagi di
eropa, gitu loh ya, di mana pun mereka bisa mendengarkan elshinta tanpa melalui
Elshinta sudah menerapkan apa
yang dimaksud dengan
konvergensi media. Elshinta
sudah menyediakan berbagai
platform untuk memudahkan
pendengar berbagi informasi.
Lebih dari itu, siaran elshinta juga
sudah bisa didengarkan dari
berbagai negara melalui Elmo
(Elshinta Mobile).
1,2
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalistik Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
3
kanal konvensional, melalui frekuensi fm itu ya. Jadi, itu bagian dari pada kita
mengikuti perkembangan zaman. Jadi sekarang orang gak perlu nyari, “ aduh di mana
ya radio gue?”, anytime, di mana pun, bisa ada dua pilihan yang dilakukan,
mendengarkan melalui streaming kita, dan juga melakukan melalui aplikasi kita yang
kita sebut Elmo, elshinta mobile, itu bukan hanya elshinta jakarta aja yang bisa
didengar di situ, elshinta bandung, elshinta semarang, elshinta eee… Palembang,
semua jaringan networking kita bisa didengar di situ, itu lah kita menjawab dan
merealisasikan tantangan kita, selain itu juga eee…. Kita juga punya medsos, kita
punya twitter, kita punya instagram, kita punya fb, kita punya aplikasi ida, gitu loh, itu
bentuk dari pada elshinta siap dengan perkembangan dunia, dengan konvergensi
media.
Nah, perkembangan itu pun harus kita aplikasikan ke sumber daya manusianya, mau
tidak mau, mungkin dulu orang hanya mendengarkan elshinta melalui audionya,
sekarang tantangannya adalah dia harus tampil dengan perform. Kenapa? Karena
sekarang radio bukan hanya audio saja, tetapi sudah visual, karena apa, dia bisa
mendengarkan live wawancara kita bersama presiden di medsos kita, jadi yang
mungkin dulu kita tidak terlalu aware dengan perform, sekarang semua harus aware,
jadi elshinta tidak bisa ditangkap hanya melalui audio, tetapi juga melalui visual.
Kayak mungkin 5 tahun 6 tahun yang lalu, laporan arus balik, arus mudik lebaran, itu
orang hanya mendengarkan radio, orang gak tau bagaimana peliputan kita, nah
sekarang ini melalui aplikasi medsos kita, orang udah bisa melihat, “oohh.. reporter
elshinta yang melaporkan adalah si A, si B, si C. ohh… berarti begini kondisinya,
bahkan kontribusi pendengar pun kita sudah bukan melalui kanal konvensional lagi
gitu loh, mereka pun kontribusinya sudah melalui medsos medsos kita, yang
semuanya kita akomodir di dalam satu sistem layanan. Jadi, memang Alhamdulillah
elshinta sudah siap dengan tantangan itu, tapi kita juga tidak jumawa, masih banyak
kita harus belajar, kita sangat yakin yang namanya perkembangan konvergensi media,
perkembangan era digitalisasi itu makin berkembang. Tv-tv juga sekarang orang udah,
mungkin ya, sebagian kaum milenial udah nggak memutar lagi kanal tv uhf yang
konfensional, eee… mereka bisa nonton youtube, yak an? Bahkan sekarang ada
aplikasi untuk nonton melalui, apa namanya, eee… aplikasi melalui gadget. Jadi
memang kita sebagai insan media, harus senantiasa terbuka dengan perkembangan
zaman, dan kita harus bisa beradaptasi. Oke?
Selain menyediakan berbagai
platform dan jaringan yang
tersebar luas, sumber daya
manusia atau staff di Elshinta
juga diberikan pelatihan
bagaimana menjadi jurnalis yang
multitasking. Selain bisa
menyiarkan via suara, mereka
juga dilatih untuk bisa perform,
karena sekarang radio bukan
hanya dinikmati secara audio
tetapi juga visual.
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalistik Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
4
3 Wawancara terpotong
beberapa menit karena
narasumber menerima
telepon.
Bonita: kalau mempertimbangkan laporan untuk disiarkan itu?
Krisanti: iya itu saya pikir jawabannya betul. Ketika kita mau menyiarkan suatu berita,
itu memang kita harus yakin betul, bahwa berita itu sesuai dengan fakta, sorry
sebentar….
Laporan yang disiarkan di berita
harus benar-benar sesuai fakta
setelah diverifikasi kepada pihak-
pihak terkait.
3
4 Krisanti: oke? Cukup? Apa lagi yang mau ditanyakan? Anytime kalau ada yang mau
ditanyakan kasih tau aku aja, aku bisa kasih tau Bonita, eee… apa lagi ya data-data
yang mau aku kasih ya… paling itu-itu aja sih, mungkin perlu dicatat juga, bahwa,
eee… masih direkam apa nggak?
Bonita: masih…
Krisanti: masih direkam ya? Oke. Jadi pokoknya, sebagai radio berita, keakuratan itu,
fakta itu, yang sesuai dengan fakta itu hal yang utama buat elshinta. kita tidak
mentolerir kesalahan dalam keakuratan fakta laporan di lapangan. Jadi kita sanksinya
sangat ketat banget buat tim kita di lapangan yang tidak melaporkan sesuai fakta,
bahkan opini pun gak boleh, eee…. “presiden di Indonesia kecewa kepada menteri”,
gitu loh ya. Lho, kecewa itu sesuai dengan fakta apa nggak? Pertanyaan saya ke
Bonita.
Bonita: enggak.
Krisanti: enggak ya, karena kecewa itu opini. Bagaimana kita tau dia kecewa? Kecuali
kecewa itu keluar dari statementnya sendiri. Misalnya, “saya kecewa nih, padi hari ini
kok tidak sesuai dengan target yang ditetapkan. Saya sangat kecewa”, fine itu adalah
kecewa, tetapi ketika pada saat itu presiden tidak mengatakan kecewa, tapi dia hanya
mengatakan bahwa, “pagi tahun ini menurun, kenapa ini terjadi?”, tapi dengan nada
marah dan kecewa, fine, tapi kita sebagai reporter, tidak boleh mempresentasikan itu
adalah bentuk kekecewaan dia. Kita harus menyampaikan sesuai apa adanya fakta,
misalnya “presiden republik Indonesia mempertanyakan mengapa, eee… apa
namanya… e…., padi tahun ini tidak sesuai dengan target yang sebagaimana
ditetapkan. Demikian yang dikatakan, penegasan ini kepada menteri pertanian”.
Nah itu sesuai dengan fakta, jadi kita gak bisa bilang itu presiden marah, kita gak bisa
Sebagai radio berita, keakuratan
dan kecepatan adalah yang
utama. Elshinta tidak mentolerir
apabila ada kesalahan dalam
keakuratan fakta laporan di
lapangan.
Dalam melaporkan sebuah berita,
reporter tidak boleh
mencampurkan opini dan
berasumsi sendiri tanpa adanya
fakta yang real, semua harus
dicek dan ada bukti kuatnya.
3
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalistik Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
5
bilang presiden itu kecewa. Kecuali dia bilang, “saya marah besar nih!”, nah oke, itu
sesuai dengan faktanya dia. Jadi memang harus sesuai dengan, eee… berhati-hati gitu
ya di lapangan, itu yang harus betul-betul, apa lagi kita media berita. Media berita,
tidak sesuai dengan fakta, tidak sesuai keakuratannya, habis. No body trust us, gak
akan ada orang lagi yang percaya sama kita. Karena, yang namanya bisnis berita
adalah bisnis kepercayaan.
4 Bonita: oh iya bu, di sini ada mengundang narasumber juga kah untuk siaran?
Krisanti: kita gak mengundang, tapi kita wawancara langsung di lokasi. Gitu ya,
misalnya ada menteri pariwisata di bali, pada saat itu kita bukan mengundang, tapi
kita memberikan target kepada reporter. Misalnya, “reporter A, kontributor A, kamu
kita tugaskan, menteri pariwisata, akan ke bali hari ini, dia akan mengadakan jumpa
pers berkaitan dengan bagaimana dampak gunung agung, aktivitas gunung agung,
terhadap pariwisata di bali. Setelah dia jumpa pers, please kamu tolong wawancara ya,
kita udah janjian dari sini”, gitu loh. Atau, “kamu tolong usahakan ya, kita dapetin
wawancara menteri pariwisata di bali.” Oke, dia akan laporan dulu, kemudian setelah
laporan, jumpa pers menteri, baru dia akan ekslusif sendiri mendekati menteri, dan dia
akan wawancara on location, atau bisa dibalik juga. Tapi tidak menutup kemungkinan
juga untuk kita undang, dan melakukan wawancara eksklusif.
Oke, Bonita, thankyou banget. Anytime kalau ada hal yang masih kurang ditanyakan
boleh WA aku, maaf kalau kadang-kadang jawabnya agak lama ya..
Bonita: hahaha… iya gak apa-apa bu, makasih banyak.
Elshinta lebih banyak melakukan
wawancara langsung di tempat
kejadian dibandingkan
mengundang narasumber. Karena
fokusnya adalah real time, jadi
apabila ada narasumber sedang
jumpa pers di suatu lokasi dan
membahas sebuah isu/ masalah,
tim elshinta akan melakukan
wawancara langsung di lokasi.
Namun tidak menutup
kemungkinan juga Elshinta
mengundang narasumber.
3
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalistik Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
1
Subjek : Indah Listyowati (Senior Listener Service) dan Fisca Dwi Astuti (Produser Media Sosial)
Informan No : 2 dan 3
Topik : Fact checking di radio berita di era konvergensi
Tanggal : 5 Juli 2018
Tempat : Kantor radio Elshinta
Waktu : Mulai Pkl 10.00 WIB
Informasi Tambahan : Wawancara ini digunakan sebagai informasi tambahan tentang fact checking di radio berita.
Situasi wawancara : Santai.
No Refleksi Transkrip Analisis Awal Konsep
1
Bonita: kalau ada informasi dari pendengar lewat sms, twitter, itu gimana sih cara ibu
menyaring beritanya? Sampai menemukan faktanya, mungkin ada aja yang iseng,
mungkin dia spekulasi sendiri bahwa ada sebuah kejadian gitu. Itu gimana bu?
Indah: tergantung informasi apa dulu nih, kita kan ada traffic, berita, kalau peristiwa
itu kita check and ricek dulu. Yang menonjol di kita itu memang traffic ya, atau
peristiwa menemukan, eee… kayak tadi pagi, ada peristiwa orang menemukan
seseorang di dalam mobil, kita pasti check and ricek dulu ke pihak-pihak yang terkait.
Kalau kita peristiwanya ada di jalan tol, ya kita konfirmasi ke pihak tolnya, atau ke
kepolisian.
Bonita: kalau dari satu lokasi ada pemberitaan yang berbeda, itu pernah gak bu?
Gimana?
Indah: misalnya gimana?
Bonita: misalnya yang satu ngabarin ada kecelakaan, tapi satu lagi ngabarin kalau di
jalan itu lancar. Pernah kah?
Indah: kalau informasi kecelakaan itu pasti kita cek banget, pasti naik duluan dan itu
gak bisa barengan. Biasanya justru informasi jalan banyak, nah kalau ada info lagi
lancar, nah itu updatenya. Jadi kalau berbarengan itu kita belum pernah deh. Kita lebih
ke konten yang banyak. Kalau ada info yang sama 3 aja, nah itu berarti langsung kita
Penyaringan informasi di elshinta
dilihat dari seberapa banyak
laporan yang sama atas satu berita
(apabila terdapat perbedaan berita
di lokasi yang sama). Pada
intinya semua laporan yang
masuk akan dicek ke pihak terkait
dan pihak yang berwenang.
2,3
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalistik Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
2
cek, kalau 1 orang bilang lancar, nah berarti bisa jadi dia yang salah. Karena kan bisa
dari gambar, bisa kirim gambar ke twitter atau aplikasi kita, atau whatsapp.
2 Bonita: cara pengklasifikasian sumber di elshinta itu bagaimana bu?
Indah: oh tidak ada, kita terbuka untuk umum, asal beritanya bisa
dipertanggungjawabkan aja, kita juga pasti cek lagi. Misalnya nih ada berita kapal
tenggelam kemarin, itu justru kita dapat dari pendengar dulu, baru kita bersinergi
dengan produser untuk diolah lagi.
Bonita: berarti ruang yang diberikan elshinta untuk laporan warga itu sangat luas ya
bu?
Indah: iya, sangat luas, kita tidak pernah mengkotak-kotakan pendengar, siapapun
boleh melapor.
Tidak ada pengklasifikasian
sumber, semua bisa melapor
asalkan beritanya dapat
dipertanggungjawabkan.
3
3 Bonita: kalau berita dari reporter dan laporan warga, itu yang mana yang diutamakan
bu?
Indah: kalau reporter kan ada agenda ya, kalau laporan dari warga kan gak pasti,
maksudnya tidak ada waktu yang pasti, masuk terus, kapan pun bisa. Kalau reporter
kan beragenda, misalnya demo, undangan presiden, begitu, kecuali di jalan reporter
menemukan hal yang sesuai dengan laporan pendengar, nah itu baru… kalau ke media
sosial sama Fisca nih ya, Fisca, bantuin ngomong….
Semua berita sama pentingnya,
perbedaannya adalah reporter
memiliki agenda liputan, laporan
dari warga bisa masuk kapan saja,
tinggal diverifikasi kebenarannya.
2
4 Bonita: hahaha… mbak fisca, mau nanya nih…pernah gak sih mbak ada pelapor yang
anonim, kalau di aplikasi?
Fisca: oh nggak bisa, kan mereka log in yah, kalau masuk aplikasi, itu harus masukin
data untuk bisa masukin info.
Bonita: tapi kalau ada yang lapor ke twitter atau sms, kan pasti ada ya mbak yang gak
mau ditelepon untuk klarifikasi, itu gimana mbak?
Fisca: kalau gak mau ditelepon dia ga ngangkat, kalau gak mau on air dia pasti bilang,
atau minta disamarin namanya, tapi kalau yang begitu gak bakal kita naikin infonya,
Dalam menyikapi pelapor
anonim, elshinta memilih untuk
tidak menaikkan beritanya, untuk
menghindari kesalahan dan
ketidakakuratan.
3
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalistik Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
3
karena anonim gitu kan gak jelas ya. Kita pasti cari pendengar lain, pasti banyak yang
masuk yang lain.
4 Bonita: oke… kalau teknik verifikasi faktanya, itu semua sama ya mbak baik dari
aplikasi atau pun sms dan telepon, dan reporter?
Fisca: sama sih, paling beda prosesnya doang. Kalau dari twitter, kita kan dm dulu
minta nomornya, kita telepon, kita klarifikasi. Di sini itu kan disebutnya redaksional,
kita yang klarifikasi, kabarin petugas, nanti produser tinggal terima jadi, naik deh.
Teknik verifikasi untuk aplikasi,
media sosial, dan liputan reporter
sama.
3
5 Bonita: menurut mbak sendiri, fakta itu apa sih mbak?
Fisca: fakta itu adalah sesuatu yang benar-benar terjadi, real, bisa dipertanggung
jawabkan.
Bonita: kalau menurut ibu?
Indah: ya… sama, sesuatu yang benar adanya, kenyataan, bisa dipertanggung
jawabkan.
Fakta merupakan suatu hal yang
dapat dibuktikan kebenarannya
dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3
Draft Pertanyaan:
1. Grassroots Reporting
a. Berita seperti apa yang diutamakan Elshinta untuk on air?
b. Bagaimana teknik penyaringan berita yang dilakukan Elshinta hingga menemukan fakta?
c. Bagaimana Elshinta memandang warga sebagai sumber informasi? (sebagai jurnalis warga)
2. Fact Checking:
a. Apa definisi fakta menurut Elshinta dan para staff Elshinta sendiri?
b. Bagaimana Elshinta melakukan cek / verifikasi fakta berdasarkan laporan-laporan yang masuk dari informan?
c. Seberapa banyak ruang yang diberikan Elshinta untuk laporan dari warga?
d. Bagaimana Elshinta melakukan pengklasifikasian sumber/ partisipan (informan)? Apa syarat menjadi partisipan di Elshinta?
e. Bagaimana sikap Elshinta dalam menanggapi sumber anonim?
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Transkrip dan Open Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalistik Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
4
f. Adakah perbedaan teknik verifikasi yang dilakukan Elshinta untuk menyikapi laporan warga melalui aplikasi idA dan laporan via telepon/ SMS/
media sosial?
Konsep:
1. Konvergensi Media dan Radio di Era Digital
2. Grassroots Reporting
3. Fact Checking
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
1
NO Konsep Jawaban Analisis
1 1 (Krisanti)
Jadi, elshinta itu adalah radio swasta pertama yang lahir di
Jakarta, pada tanggal 14 febuari 1968. Jadi usianya itu sudah
hampir… berapa tahun ya, sekarang 2018, sudah hampir 50
tahunan ya… Dulu yang mendirikannya itu yang akrab
dipanggil Mas Yos, atau Bang Yos. Pada saat itu kita memang
radio yang request-request, jadi kita adalah radio swasta
pertama, sebelum ada prambors, ada apa itu, Elshinta itu
muncul lebih dulu ya, dan itu dulu kita belum ada frekuensi
FM, dulu itu masih AM, jadi ketika ada radio tumbuh baru,
kita masuk di AM, nah kemudian berjalannya waktu, kita
masuk ke FM. Jadi, radio Elshinta itu sudah melalui beberapa,
e…, tahapan gitu ya, dan perubahan format dari yang waktu
itu format Hawaiian, kemudian kita juga pernah ada format,
e… top fourty, di tahun sembilan puluhan, gitu lah ya. Ini
kelihatan nggak?
Elshinta didirikan oleh Mas Yos pada 14 Febuari 1968 dengan
format awal sebagai radio entertainment. Elshinta lebih
dahulu muncul dibanding radio swasta lainnya, dan sempat
merasakan frekuensi AM. Sebelumnya, Elshinta juga pernah
menjadi radio dengan format Hawaiian dan mengadakan
format top fourty di tahun 90-an, dan format jazz.
Ketika reformasi, Elshinta mengubah format siarannya
menjadi radio berita seiring tumbuhnya rasa idealism terhadap
bangsa dan negara saat kondisinya kurang baik pada tahun
1998.
Program Info Dari Anda lahir berdasarkan format news and
talk pada 1998 dan idealisme elshinta yang berubah seiring
dengan era reformasi.
Dengan hadirnya info dari Anda, banyak sesama pendengar
yang saling bantu terkait kondisi lalu lintas dan kejadian-
kejadian yang ada di sekitar mereka. Bahkan pernah ada
pendengar yang bersikap heroik demi membantu pendengar
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
2
2 E…., format top fourty di tahun sembilan puluhan, sampai
kemudian format jazz, ya, di tahun Sembilan puluhan, dan
baru lah di tahun 97 itu kita pindah ke kantor ini. Pada saat itu
kita masih e…., radio entertainment. Kemudian ketika
reformasi, ini pas reformasi, e…., 20 tahun yang lalu, kita
baru moving ke radio berita. Berdasarkan apa? Berdasarkan
karena, e…. rasa idealisme kita ini tumbuh di saat bangsa dan
negara ini sedang kondisinya kurang baik, lho kok kita malah
tertawa-tawa dengan lagu, gitu loh, tertawa-tawa dengan, e….
apa namanya? Format-format lagu dan sebagainya, nah gitu
loh. Atas dasar itu, kemudian kita bersepakat melalui proses,
gitu loh ya, bahwa kita berpindah format dari yang entertain
ke radio berita. Tahun 98 itu, saya kebetulan juga baru lulus
dari ilmu jurnalistik, perkembangan dari tahun 98 sampai
dengan sekarang, dengan adanya reformasi, kebebasan pers,
itu juga menyebabkan perkembangan dunia jurnalis itu sangat
pesat, gitu loh ya, akhirnya tumbuh fakultas-fakultas dengan
ilmu komunikasi yang e… banyak di mana-mana, gitu loh ya,
hehehe… kalau dulu saya cari ilmu komunikasi itu agak susah
gitu loh ya, karena memang yang favorit itu dulu perbankan,
hukum, akuntansi. Komunikasi tuh masih yang belum dilirik,
karena mungkin zaman dulu tuh ‘mau apa? Berita kan semua
dibatasi’, gitu loh. Ketika reformasi bergulir di tahun 98,
diketuk palu kebebasan pers, nah di situ lah tumbuh, dan di
situ lah pula radio Elshinta tumbuh menjadi radio
pemberitaan, seperti itu, awalnya di situ. Yang tadinya seiring
dengan pemerintah orde baru menuju reformasi, terjadi
peralihan format Elshinta dari tahun 2000, berarti sekarang
kita itu sudah, e… diresmikannya tahun 2000.
lain.
Elshinta sudah menerapkan apa yang dimaksud dengan
konvergensi media. Elshinta sudah menyediakan berbagai
platform untuk memudahkan pendengar berbagi informasi.
Lebih dari itu, siaran elshinta juga sudah bisa didengarkan
dari berbagai negara melalui Elmo (Elshinta Mobile).
Konvergensi menurut Krisanti adalah sebuah keharusan yang
tidak bisa dimungkiri lagi dalam dunia media. Di era media
sosial seperti sekarang ini, media-media konvensional harus
bisa melebarkan sayap jika tetap ingin eksis. Sebagai media
penyiaran, Elshinta tidak mau kalah dengan media lain yang
sudah merambah ke online.
Selain menyediakan platform, elshinta juga melatih para staff
untuk lebih melek media dan aware terhadap perkembangan
zaman di era konvergen ini. Para petugas dilatih agar bisa
menjadi jurnalis yang multitasking dalam menanggapi laporan
dan menyiarkannya.
Sejauh ini aplikasi idA sudah efektif walaupun masih lebih
banyak informasi yang masuk melalui telepon, SMS,
whatsapp, dan twitter. Dan Elshinta masih terus mencoba
untuk mengembangkan aplikasi idA ini.
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
3
3 Iya, karena kita merintis menjadi radio berita itu selama dua
tahun. Kita belajar dari nol, kita mulai tentang pemberitaan itu
seperti apa, yang tidak e… kuliah di ilmu jurnalis dia harus
belajar e…. jurnalis. Seiring dengan itu juga, tumbuh juga
yang namanya citizen journalism, ya kan? Nah, di tahun 98 itu
mulai muncul citizen journalism, e… kita pada saat itu e….
bingung, bingung dalam arti begini, ketika 98 itu terjadi
banyak peristiwa, dan di mana-mana, sementara kita orangnya
terbatas, kita tidak punya reporter yang banyak, akhirnya kita
berfikir seperti ini ‘bagaimana ya, kalau kita mencoba
partisipasi e…., masyarakat gitu loh ya, warga, untuk
memberikan informasi ke kita. Pada saat itu, pengetahuan kita
sedikit sekali, bagaimana kita memverifikasi berita yang betul
yang mana, sama berita yang hoaks yang mana. Dulu
mungkin berita hoaksnya tidak separah sekarang gitu loh ya,
kalau sekarang kan lebih dahsyat gelombang hoaksnya ya,
dengan beriringnya medsos sebetulnya ya. Kalau zaman dulu,
ya beruntung lah, ketika kita buka citizen journalism tuh, e….
ada kesetaraan, atau kebersamaan antara masyarakat yang
merasakan kondisi saat ini, dengan kita yang memberikan
ruang untuk memberikan informasi. Jadi, pada saat reformasi
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
4
itu, di mana ada pembakaran di Glodok itu, pendengar yang
ada di lokasi melaporkan ke kita. Tapi kita juga melakukan
verifikasi dengan mencoba mengkonfirmasi kepada pihak
kepolisian, nanti itu kita detail, akan kita omongin lagi ya.
Jadi, ini lah awalnya citizen journalism yang kita beri nama
Info Dari Anda.
4 Bagaimana sejarah dibuatnya aplikasi idA? Tadi juga sudah
ya. Jadi gini, e…. idA itu sekarang, gini…, sekarang kan ada
aplikasi idA, tapi dulu itu belum ada. Dulu itu idA, informasi
dari anda, idA itu kan informasi dari anda, kita libatkan
mereka melalui telepon, kita libatkan mereka melalui SMS,
karena perkembangan dunia medsos itu baru berkembang lima
tahun belakangan ini, nah begitu kita melihat ada gejala orang
sekarang meninggalkan SMS, orang sekarang sudah larinya
ke medsos, maka kita pun harus mengikuti perkembangan
zaman itu. maka, info dari anda yang biasanya mereka bisa
menelepon, menginformasikan melalui telepon atau
menginformasikan melalui SMS, maka kita buat aplikasi, biar
kapan pun bisa melalui gadget, dia bisa info di mana pun,
memberikan informasi kapan pun, hanya melalui gadget
mereka. Jadi itu adalah pengembangan e…., program info dari
anda yang lahir ketika e…., program news and talk ini lahir.
Oke, itu menjawab ya?
5 Apakah aplikasi idA efektif?
Iya, sangat efektif! Karena kita memberikan ruang kepada
siapa pun untuk memberikan informasi, walaupun di aplikasi
idA ini e… kita agak lebih verifikasinya agak lebih kuat.
Karena kalau di aplikasi kan mereka memasukan nomor,
email, memasukan data yang lain, sehingga verifikasinya jauh
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
5
lebih mudah dibanding yang on air langsung. Dan dari mereka
pun kita bisa mendapatkan informasi-informasi penting,
seperti kita punya e…. apa namanya, salah satu e…., yang
sangat aktif di idA, dia namanya Bapak Rohim dari cyber. Dia
suka merazia paku-paku di mana-mana itu, sehingga dia bisa
menginformasikan,
“jangan lewat sini ya, karena ranjau pakunya sangat banyak di
sini, sehingga kalau anda lewat sini sangat berbahaya untuk
kendaraan anda”, dan sebagainya.
Di aplikasi itu dia bisa gambarkan berupa foto, bagaimana
e…. paku-paku, atau ranjau yang sudah ia dapatkan. Jadi
tentunta aplikasi idA ini lebih mengoptimalkan pendengar
kami yang melalui gadget untuk memberikan informasi.
6 Eee…. sejauh ini karena aplikasi ini baru kita luncurkan
dalam waktu beberapa tahun, tentunya orang lebih banyak
melalui WhatsApp, melalui telepon, melalui Twitter. Karena
mungkin itu yang lebih mudah untuk mereka, aplikasi idA ini
masih kita rancang terus gitu ya, supaya mereka juga nanti
akan sama porsinya seperti yang kita lakukan di media
radionya, dan media sosial lainnya. Tapi perkembangannya
sih saya pikir sangat baik, perkembangannya cukup baik,
karena seiring dengan orang-orang sudah pakai gadget
sekarang, nah makanya itu yang membuat kita untuk
mengembangkan aplikasi idA sendiri.
7 eee… konvergensi media itu, seperti yang waktu saya ketemu
sama Bonita di awal, itu merupakan suatu keharusan, gitu loh.
Karena memang kita harus sejalan dengan perkembangan
eee… global, perkembangan era, gitu loh ya. Di mana
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
6
sekarang perkembangan digital, sekarang era semua
menggunakan medsos gitu loh. Otomatis konvergensi media
ini merupakan suatu hal keharusan, yang tidak bisa dipungkiri
lagi oleh media, termasuk radio elshinta. konvergensi ini
sudah kita lakukan, di mana sekarang elshinta merambah ke…
ada elshinta.com-nya, dari gadget mereka, mereka bisa akses,
kita juga konvergensi media dari yang dulu orang
konvensional mendengarkan kita, melalui chanel, kanal fm,
gitu loh ya, nah sekarang ini kita konvergensi media melalui
aplikasi, apps, Elmo elshinta, orang di manapun bisa
mendengarkan elshinta. mau dia di Indonesia, mau dia di
Singapore, mau dia lagi di eropa, gitu loh ya, di mana pun
mereka bisa mendengarkan elshinta tanpa melalui kanal
konvensional, melalui frekuensi fm itu ya. Jadi, itu bagian dari
pada kita mengikuti perkembangan zaman. Jadi sekarang
orang gak perlu nyari, “ aduh di mana ya radio gue?”,
anytime, di mana pun, bisa ada dua pilihan yang dilakukan,
mendengarkan melalui streaming kita, dan juga melakukan
melalui aplikasi kita yang kita sebut Elmo, elshinta mobile, itu
bukan hanya elshinta jakarta aja yang bisa didengar di situ,
elshinta bandung, elshinta semarang, elshinta eee…
Palembang, semua jaringan networking kita bisa didengar di
situ, itu lah kita menjawab dan merealisasikan tantangan kita,
selain itu juga eee…. Kita juga punya medsos, kita punya
twitter, kita punya instagram, kita punya fb, kita punya
aplikasi ida, gitu loh, itu bentuk dari pada elshinta siap dengan
perkembangan dunia, dengan konvergensi media.
Nah, perkembangan itu pun harus kita aplikasikan ke sumber
daya manusianya, mau tidak mau, mungkin dulu orang hanya
mendengarkan elshinta melalui audionya, sekarang
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
7
tantangannya adalah dia harus tampil dengan perform.
Kenapa? Karena sekarang radio bukan hanya audio saja, tetapi
sudah visual, karena apa, dia bisa mendengarkan live
wawancara kita bersama presiden di medsos kita, jadi yang
mungkin dulu kita tidak terlalu aware dengan perform,
sekarang semua harus aware, jadi elshinta tidak bisa ditangkap
hanya melalui audio, tetapi juga melalui visual. Kayak
mungkin 5 tahun 6 tahun yang lalu, laporan arus balik, arus
mudik lebaran, itu orang hanya mendengarkan radio, orang
gak tau bagaimana peliputan kita, nah sekarang ini melalui
aplikasi medsos kita, orang udah bisa melihat, “oohh.. reporter
elshinta yang melaporkan adalah si A, si B, si C. ohh… berarti
begini kondisinya, bahkan kontribusi pendengar pun kita
sudah bukan melalui kanal konvensional lagi gitu loh, mereka
pun kontribusinya sudah melalui medsos medsos kita, yang
semuanya kita akomodir di dalam satu sistem layanan. Jadi,
memang Alhamdulillah elshinta sudah siap dengan tantangan
itu, tapi kita juga tidak jumawa, masih banyak kita harus
belajar, kita sangat yakin yang namanya perkembangan
konvergensi media, perkembangan era digitalisasi itu makin
berkembang. Tv-tv juga sekarang orang udah, mungkin ya,
sebagian kaum milenial udah nggak memutar lagi kanal tv uhf
yang konfensional, eee… mereka bisa nonton youtube, yak
an? Bahkan sekarang ada aplikasi untuk nonton melalui, apa
namanya, eee… aplikasi melalui gadget. Jadi memang kita
sebagai insan media, harus senantiasa terbuka dengan
perkembangan zaman, dan kita harus bisa beradaptasi. Oke?
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
1
No Konsep Jawaban Analisis
1 2 (Krisanti)
Iya, karena kita merintis menjadi radio berita itu selama dua
tahun. Kita belajar dari nol, kita mulai tentang pemberitaan itu
seperti apa, yang tidak e… kuliah di ilmu jurnalis dia harus
belajar e…. jurnalis. Seiring dengan itu juga, tumbuh juga
yang namanya citizen journalism, ya kan? Nah, di tahun 98 itu
mulai muncul citizen journalism, e… kita pada saat itu e….
bingung, bingung dalam arti begini, ketika 98 itu terjadi
banyak peristiwa, dan di mana-mana, sementara kita orangnya
terbatas, kita tidak punya reporter yang banyak, akhirnya kita
berfikir seperti ini ‘bagaimana ya, kalau kita mencoba
partisipasi e…., masyarakat gitu loh ya, warga, untuk
memberikan informasi ke kita. Pada saat itu, pengetahuan kita
sedikit sekali, bagaimana kita memverifikasi berita yang betul
yang mana, sama berita yang hoaks yang mana. Dulu
mungkin berita hoaksnya tidak separah sekarang gitu loh ya,
kalau sekarang kan lebih dahsyat gelombang hoaksnya ya,
dengan beriringnya medsos sebetulnya ya. Kalau zaman dulu,
ya beruntung lah, ketika kita buka citizen journalism tuh, e….
ada kesetaraan, atau kebersamaan antara masyarakat yang
merasakan kondisi saat ini, dengan kita yang memberikan
ruang untuk memberikan informasi. Jadi, pada saat reformasi
itu, di mana ada pembakaran di Glodok itu, pendengar yang
ada di lokasi melaporkan ke kita. Tapi kita juga melakukan
verifikasi dengan mencoba mengkonfirmasi kepada pihak
kepolisian, nanti itu kita detail, akan kita omongin lagi ya.
Jadi, ini lah awalnya citizen journalism yang kita beri nama
Awal mula dibukanya ruang untuk partisipasi warga adalah
karena terbatasnya tim Elshinta saat reformasi tahun 98.
Akhirnya Elshinta melibatkan partisipasi warga untuk
memberikan laporan dan informasi mengenai kejadian-
kejadian yang ada di sekitar pelapor tersebut.
Warga merupakan ‘aset’ terbesar Elshinta, karena berita dari
pendengar mempunyai value yang berbeda. Apa yang
dilaporkan pendengar ke Elshinta belum tentu dimiliki oleh
radio atau media lain dan elshinta merasa ekslusif apabila bisa
mendapat laporan lebih dulu dibanding media lain.
Walaupun mengandalkan partisipasi warga, Elshinta tetap
menjunjung tinggi keakurasian sebuah berita, sehingga akan
dilakukan pengecekan yang ketat terhadap setiap laporan yang
masuk, demi menghindari hoaks.
Informasi yang diutamakan Elshinta untuk on air adalah
dilihat berdasarkan azas pentingnya berita (news value).
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
2
Info Dari Anda. Dalam menyikapi ‘banjir informasi’, elshinta justru merasa
senang karena itu berarti elshinta dipercaya sebagai radio
yang menampung informasi warga. Dan karena banyaknya
tim yang dimiliki elshinta, maka mereka tidak merasa
kesulitan.
Selain menyediakan berbagai platform dan jaringan yang
tersebar luas, sumber daya manusia atau staff di Elshinta juga
diberikan pelatihan bagaimana menjadi jurnalis yang
multitasking. Selain bisa menyiarkan via suara, mereka juga
dilatih untuk bisa perform, karena sekarang radio bukan hanya
dinikmati secara audio tetapi juga visual.
Penyaringan informasi menurut senior listener service di
elshinta adalah dilihat dari seberapa banyak laporan yang
sama atas satu berita (apabila terdapat perbedaan berita di
lokasi yang sama). Pada intinya semua laporan yang masuk
akan dicek ke pihak terkait dan pihak yang berwenang.
Menurut Elshinta, semua berita sama pentingnya,
perbedaannya adalah reporter memiliki agenda liputan,
laporan dari warga bisa masuk kapan saja, tinggal diverifikasi
kebenarannya
2 Bagaimana Elshinta memandang warga sebagai sumber
informasi? Kita sampaikan bahwa asset kita terbesar itu
adalah pendengar. Kenapa? Karena, berita dari pendengar itu
mempunyai value yang berbeda dengan berita-berita yang ada
di media lain. Seperti contohnya apa? Berita tentang kenaikan
BBM, semua media punya berita itu. oke? Terus berita
tentang…e….. apa lagi ya? Misalnya berita apa yang lagi hot
sekarang?
3 Nah! Tentang merapi, semua orang punya berita yang sama,
tetapi ketika pendengar kita memberikan informasi yang
berbeda, itu ada sesuatu yang unusual. Ada sesuatu hal yang
kekhususan, berita punya kita, tapi belum tentu orang lain
punya yang akhirnya bisa saja, semua orang punya. Tapi di
media itu kan kita bermain kecepatan, siapa yang cepat, dia
yang ekslusif mendapatkan itu. ya, contohnya, apa sih
ekslusifnya info dari anda itu? contohnya, ini contoh real ya,
pernah terjadi, e…. kita itu dalam idA itu bukan saja mereka
memberikan informasi, tapi mereka juga membantu sesama
pendengar. Ini saya kasih contoh dulu untuk yang
menyampaikan informasi, kalau yang menyampaikan
informasi itu adalah salah satu contohnya, ada seorang
penghuni apartment di Bandung, ketika dia sedang berjalan
dan akan masuk ke dalam mobil, bekerja, tiba-tiba *brak*, dia
melihat mayat orang yang bunuh diri jatuh, kena kanopi
kemudian ada di depannya, dia laporan, itu value-nya tinggi.
Karena dia saksi mata dan dia melaporkan itu ke Elshinta.
“Saya mau berangkat ke kantor nih mbak, ada orang yang
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
3
jatoh”
Awalnya dia pikir jatuh, karena dia nggak tahu bunuh diri atau
apa, dia tahunya jatuh. Ada orang yang jatuh dari apartment
B.
“Bapak ada di mana?”
“Saya ada pas di depannya”
“Ok, Pak, baik, saya akan telepon Bapak dulu ya”
Nah, kita tutup teleponnya, untuk memastikan apakah betul
itu nomor telepon yang dia gunakan. Itu salah satu bentuk
verified, gitu loh ya. Kita telepon dia,
“Bagaimana, Pak?”
“Iya, gini gini gini…”
“Oke, sebentar ya pak ya.”
Kemudian, jadi ada beberapa petugas. Jadi, saya jelasin
sekalian aja ya, sekalian verifikasi berita, e…. petugas kami
itu nggak hanya satu yang menangani info dari anda. Jadi
saking ini adalah favorit program kami, jadi kita punya khusus
yang namanya layanan pendengar, jadi dia itu khusus
berinteraksi dengan semua penelepon yang masuk. Nah, yang
satu menghubungi pendengar yang tadi menghubungi kami,
yang satu lagi dia memverifikasi kepada pihak kepolisian.
Yang awalnya dia akan nanya jam berapa kejadiannya,
bagaimana ciri-cirinya, apa segala macam. Nah yang satu lagi
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
4
dia kemudian e… menelepon pihak kepolisian,
“Ada informasi pak, ada yang jatuh gini gini gini”
Kita bekerja bersamaan. Kemudian yang satu lagi, e….
petugas pendengar menyampaikan ini ke koordinator liputan,
untuk memastikan apakah memang betul kejadian ini terjadi.
Nanti kita lihat mana yang lebih cepat untuk
memverifikasinya, ketika petugas, listener services bilang “ok,
polisi sudah ok”, berita itu bisa kita naikkan. Dia laporan lagi
juga “iya, ternyata dia jatuh, kemungkinan sih yang saya lihat
dari lantai enam, mbak, tapi dia nggak tertolong karena kena
kanopi kan ya”. Nah dia adalah betul-betul narasumber utama.
4 Nomor empat ya, jadi kita melihat bahwa memang e…. info
dari anda ini sangat penting sekali untuk kami, karena itu
adalah e…. merupakan satu berita yang punya keunikan
tersendiri, dan value-nya juga berbeda. Value-nya khusus
banget, gitu.
5 Nah, kemudian, yang kelima, informasi seperti apa yang
diutamakan oleh Elshinta untuk on air, berita umum dan dari
citizen? Jadi, eee…. kami itu dalam mengangkat berita, itu
melihat azas pentingnya berita itu. Makanya kenapa, kita ilmu
jurnalis itu selalu tahu apa yang disebut dengan news value.
Ada news value kan, news value itu terdiri dari apa berita itu
penting atau tidak penting untuk masyarakat luas, berita itu
kemudian ada unsur unusualnya atau nggak. Kalau dia
unusual kayak gunung yang nggak meletus, ya biasa-biasa aja,
nggak ada news value-nya. Tapi ketika gunung itu
mengeluarkan asap, mengeluarkan debu, unusual, kita pasti
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
5
akan naikkan. Terus berita ini menyangkut orang-orang besar
atau nggak, gitu loh, nanti kamu bisa cari lah, unsur-unsur
news value itu kan ada. Kayaknya saya di sini nggak ada
materinya nih, tapi nanti menyusul saya bisa sampaikan ke
kamu ya.
6 Kendala apa saja yang dialami saat ‘kebanjiran informasi’?
Eee…. jadi memang, e…., sampai saat ini kan, apa lagi
menjelang lebaran nanti, otomatis kita harus menyiapkan
armada, armada dalam arti tim yang cukup, jadi tim kita itu di
listener service ada tiga, kadang ada empat orang. Nah, dia
harus cukup dan harus cekatan untuk bisa mengolah, dan
sejauh ini sih kita bisa mengatasinya. Karena, kita sistem
informasi kita sudah menggunakan komputer, gitu loh ya, ada
SMS center yang memudahkan kami untuk mengambil
informasi-informasi dari pendengar itu.
Dan kita juga sudah ada tim medsosnya sendiri, gitu, yang
memang dia melakukan verifikasi, input data, dan sebagainya,
yang memang sesuai dengan kapasitas mereka. Jadi sejauh ini
sih, dengan semakin banyaknya informasi, kita malah semakin
senang gitu hahaha…
7 Iya, jadi cara mengatasinya itu, kami harus memiliki jumlah
personel yang cukup untuk menerima informasi dari
pendengar. Selain cukup, kami juga harus memiliki gate
keeper atau petugas yang handal. Dia yang cepat, cekatan,
dinamis, bicaranya juga efektif, karena kita nggak mungkin
dong berlama-lama.
“Iya nih, bu. Iya nih, begini.”
Nggak bisa, jadi kita harus bisa menangani pendengar itu
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
6
dengan cara e…. ilmu jurnalistik juga, singkat, padat, jelas,
informatif, gitu loh. Berbicara kepada pendengar pun seperti
itu, singkat, padat, jelas, informatif, sehingga durasi waktu
untuk berbicara tidak terlalu panjang, tetapi informasi tetap
bisa masuk, sehingga kita bisa meng- cover pendengar-
pendengar lain yang masuk, seperti itu ya.
8 Betul, admin akan melihat dulu dan pasti akan diverifikasi
dulu juga, karena kalau enggak kan kita nggak tahu,
gambarnya itu yang sekarang atau yang kemarin. Misalnya
contoh real, ada gempa di Pandeglag dengan kekuatan 7,2 SR,
dia bisa aja masukin foto yang heboh, terus tiba-tiba kita
langsung upload aja gambarnya, berarti kalau gitu kan kita
meneruskan berita yang hoaks. Kita harus tetap verifikasi
kebenaran berita itu. Oke, cukup? Nanti kalau ada apa-apa
kamu hubungi saya, nanti saya email atau kita atur waktu lagi.
9 Nah, perkembangan itu pun harus kita aplikasikan ke sumber
daya manusianya, mau tidak mau, mungkin dulu orang hanya
mendengarkan elshinta melalui audionya, sekarang
tantangannya adalah dia harus tampil dengan perform.
Kenapa? Karena sekarang radio bukan hanya audio saja, tetapi
sudah visual, karena apa, dia bisa mendengarkan live
wawancara kita bersama presiden di medsos kita, jadi yang
mungkin dulu kita tidak terlalu aware dengan perform,
sekarang semua harus aware, jadi elshinta tidak bisa ditangkap
hanya melalui audio, tetapi juga melalui visual. Kayak
mungkin 5 tahun 6 tahun yang lalu, laporan arus balik, arus
mudik lebaran, itu orang hanya mendengarkan radio, orang
gak tau bagaimana peliputan kita, nah sekarang ini melalui
aplikasi medsos kita, orang udah bisa melihat, “oohh.. reporter
elshinta yang melaporkan adalah si A, si B, si C. ohh… berarti
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
7
begini kondisinya, bahkan kontribusi pendengar pun kita
sudah bukan melalui kanal konvensional lagi gitu loh, mereka
pun kontribusinya sudah melalui medsos medsos kita, yang
semuanya kita akomodir di dalam satu sistem layanan.
10 (Indah)
tergantung informasi apa dulu nih, kita kan ada traffic, berita,
kalau peristiwa itu kita check and ricek dulu. Yang menonjol
di kita itu memang traffic ya, atau peristiwa menemukan,
eee… kayak tadi pagi, ada peristiwa orang menemukan
seseorang di dalam mobil, kita pasti check and ricek dulu ke
pihak-pihak yang terkait. Kalau kita peristiwanya ada di jalan
tol, ya kita konfirmasi ke pihak tolnya, atau ke kepolisian.
11 tergantung informasi apa dulu nih, kita kan ada traffic, berita,
kalau peristiwa itu kita check and ricek dulu. Yang menonjol
di kita itu memang traffic ya, atau peristiwa menemukan,
eee… kayak tadi pagi, ada peristiwa orang menemukan
seseorang di dalam mobil, kita pasti check and ricek dulu ke
pihak-pihak yang terkait. Kalau kita peristiwanya ada di jalan
tol, ya kita konfirmasi ke pihak tolnya, atau ke kepolisian.
12 kalau reporter kan ada agenda ya, kalau laporan dari warga
kan gak pasti, maksudnya tidak ada waktu yang pasti, masuk
terus, kapan pun bisa. Kalau reporter kan beragenda, misalnya
demo, undangan presiden, begitu, kecuali di jalan reporter
menemukan hal yang sesuai dengan laporan pendengar, nah
itu baru… kalau ke media sosial sama Fisca nih ya, Fisca,
bantuin ngomong….
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
1
No Konsep Jawaban Analisis
1 3 (Krisanti)
udah di rekam ya? Fakta… eee.. fakta untuk elshinta, tentunya
kalau kita mau berbicara tentang fakta, kita harus juga eee…
mengacu pada apa sih akti fakta menurut kamus besar bahasa
Indonesia? Eee… kamus besar bahasa Indonesia kalau
elshinta melihat dalam ini, fakta itu adalah keadaan, peristiwa,
yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar ada
atau terjadi. Oke… itu sesuai dengan kamus besar bahasa
Indonesia, itu dulu acuan kita. Nah, eee… setelah kbbi,
kemudian kita merangkum pengertian itu dalam bentuk
kebijakan pemberitaan elshinta, seperti apa sih fakta menurut
elshinta itu? fakta menurut pemberitaan elshinta itu adalah
peristiwa, berita, informasi, jadi bukan hanya peristiwa aja,
tapi bisa berita, bisa peristiwa, bisa juga informasi, sesuai
dengan realitasnya. Kalau tadi teman-teman di atas bilang
sesuai dengan kenyataan, ya memang betul.
Jadi fakta itu harus sesuai dengan realitasnya, tanpa ada
pengurangan, penambahan, suatu apapun, itu adalah berita
yang menurut kita eee… sesuai dengan fakta. Oke.., setiap
jurnalis, eee… setiap tim redaksi elshinta, itu harus
melaporkan fakta peristiwa, atau menyampaikan berita
informasi, sesuai dengan fakta, seperti apa adanya. Tidak
boleh menambahkan, tidak boleh dikurangi satu apapun,
bahkan jurnalis tidak boleh memasukan opini, ya kan?
Pendapatnya eee…. Dalam menyampaikan laporan, eee…
pemberitaan, eee… fakta di lapangan. Jadi itu arti fakta
Elshinta menjadikan arti fakta menurut KBBI sebagai acuan
dalam memproses berita. Fakta menurut elshinta adalah
peristiwa, berita, informasi, informasi, yang sesuai dengan
realitasnya. Reporter tidak boleh menambahkan opini dalam
sebuah laporan berita. Reporter tidak boleh mendambah dan
mengurangi suatu apapun dari sebuah berita.
Keakurasian dalam peliputan dan menyiarkan menjadi hal
yang utama bagi Elshinta.
Sebagai radio berita, keakuratan dan kecepatan adalah yang
utama. Elshinta tidak mentolerir apabila ada kesalahan dalam
keakuratan fakta laporan di lapangan. Semua laporan yang
masuk harus dicek se-detil mungkin, dan reporter dilarang
menambahkan atau mengurangi hasil liputan sedikitpun,
terlebih menambahkan opini pribadi yang akan menimbulkan
asumsi dari warga.
Reporter di Elshinta tidak boleh langsung percaya dengan satu
sumber saja, apabila dikatakan ‘presiden kecewa’, maka harus
ditelusuri darimana bisa disebut kecewa, reporter tidak boleh
beropini dan berasumsi secara pribadi.
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
2
menurut kami, tapi ada satu hal lagi yang juga sangat
mendukung fakta, yang sangat mendukung berita sesuai
dengan fakta itu adalah akurasi beritanya, ya kan? Gitu loh…
Misalkan, “ini terjadi kemacetan sepanjang 3km”. Lho orang
cuma 1km kok, tidak sesuai dengan fakta. Kenapa? Karena di
lapangan laporannya tidak akurat menghitung kilometernya,
gitu loh. Kita harus melihat kemacetan itu dari kilometer
berapa, sampai kilometer berapa, walaupun mungkin dia tidak
punya maksud untuk eee… mengurangi jumlah kilometer gitu
loh ya, atau menambahkan kilometer, tapi itu adalah
tantangan. Tantangan setiap jurnalis, di lapangan itu harus
sesuai dengan fakta, itu yang mendukung keakuratan. Tanpa
eee…. Apa namanya? Eh, iya itu harus akurat, karena itu yang
mendukung fakta. Tanpa keakuratan, maka itu bisa saja tidak
sesuai dengan fakta. Jadi, kami sangat memahami itu,
sehingga itu adalah nilai tertinggi dari pemberitaan kami. Jadi
yang namanya eee… fakta, yang namanya akurat, itu adalah
nilai tertinggi dari kami, sehingga itu pun kami cerminkan
dalam visi dan misi kita. Jadi, visinya elshinta itu adalah
tercepat dalam berita, akurat dalam fakta. Jadi itu sudah
terangkum dalam, eee… apa… pemberitaan kami. Yang tidak
sesuai dengan fakta juga bisa aja, ketika kita salah menyebut
nama menteri, hal yang kecil lho, tapi “enggak, faktanya dia
menteri ekonomi lho, kok dibilangnya dia menteri
pemberdayaan?” atau apa gitu ya, kenapa itu bisa terjadi?
Karena datanya tidak akurat. Jadi, kami sangat menjunjung
tinggi nilai fakta dan akurat dalam suatu pemberitaan. Ada
lagi yang mau ditanyakan?
Elshinta lebih banyak melakukan wawancara eklusif di lokasi
kejadian dibanding mengundang narasumber untuk talkshow,
tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk diadakan
talkshow di elshinta.
Verifikasi fakta yang dilakukan elshinta adalah dengan
bekerjasama dengan banyak pihak berwenang untuk
mengklarifikasi berita dari informan, elshinta juga menelusuri
dari mana sumber itu datang, elshinta tidak akan menyiarkan
laporan dari sumber anonim.
Dalam menyikapi pelapor anonim, Elshinta tidak akan
menyiarkan beritanya, karena dianggap berasal dari sumber
yang tidak jelas. Elshinta memilih untuk mencari pelapor lain.
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
3
2 iya itu saya pikir jawabannya betul. Ketika kita mau
menyiarkan suatu berita, itu memang kita harus yakin betul,
bahwa berita itu sesuai dengan fakta, sorry sebentar….
3 masih direkam ya? Oke. Jadi pokoknya, sebagai radio berita,
keakuratan itu, fakta itu, yang sesuai dengan fakta itu hal yang
utama buat elshinta. kita tidak mentolerir kesalahan dalam
keakuratan fakta laporan di lapangan. Jadi kita sanksinya
sangat ketat banget buat tim kita di lapangan yang tidak
melaporkan sesuai fakta, bahkan opini pun gak boleh, eee….
“presiden di Indonesia kecewa kepada menteri”, gitu loh ya.
Lho, kecewa itu sesuai dengan fakta apa nggak? Pertanyaan
saya ke Bonita.
enggak ya, karena kecewa itu opini. Bagaimana kita tau dia
kecewa? Kecuali kecewa itu keluar dari statementnya sendiri.
Misalnya, “saya kecewa nih, padi hari ini kok tidak sesuai
dengan target yang ditetapkan. Saya sangat kecewa”, fine itu
adalah kecewa, tetapi ketika pada saat itu presiden tidak
mengatakan kecewa, tapi dia hanya mengatakan bahwa, “pagi
tahun ini menurun, kenapa ini terjadi?”, tapi dengan nada
marah dan kecewa, fine, tapi kita sebagai reporter, tidak boleh
mempresentasikan itu adalah bentuk kekecewaan dia. Kita
harus menyampaikan sesuai apa adanya fakta, misalnya
“presiden republik Indonesia mempertanyakan mengapa,
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
4
eee… apa namanya… e…., padi tahun ini tidak sesuai dengan
target yang sebagaimana ditetapkan. Demikian yang
dikatakan, penegasan ini kepada menteri pertanian”.
Nah itu sesuai dengan fakta, jadi kita gak bisa bilang itu
presiden marah, kita gak bisa bilang presiden itu kecewa.
Kecuali dia bilang, “saya marah besar nih!”, nah oke, itu
sesuai dengan faktanya dia. Jadi memang harus sesuai dengan,
eee… berhati-hati gitu ya di lapangan, itu yang harus betul-
betul, apa lagi kita media berita. Media berita, tidak sesuai
dengan fakta, tidak sesuai keakuratannya, habis. No body trust
us, gak akan ada orang lagi yang percaya sama kita. Karena,
yang namanya bisnis berita adalah bisnis kepercayaan.
4 kita gak mengundang, tapi kita wawancara langsung di lokasi.
Gitu ya, misalnya ada menteri pariwisata di bali, pada saat itu
kita bukan mengundang, tapi kita memberikan target kepada
reporter. Misalnya, “reporter A, kontributor A, kamu kita
tugaskan, menteri pariwisata, akan ke bali hari ini, dia akan
mengadakan jumpa pers berkaitan dengan bagaimana dampak
gunung agung, aktivitas gunung agung, terhadap pariwisata di
bali. Setelah dia jumpa pers, please kamu tolong wawancara
ya, kita udah janjian dari sini”, gitu loh. Atau, “kamu tolong
usahakan ya, kita dapetin wawancara menteri pariwisata di
bali.” Oke, dia akan laporan dulu, kemudian setelah laporan,
jumpa pers menteri, baru dia akan ekslusif sendiri mendekati
menteri, dan dia akan wawancara on location, atau bisa
dibalik juga. Tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk kita
undang, dan melakukan wawancara eksklusif.
5 Kemudian, bagaimana Elshinta melakukan cek verifikasi fakta
berdasarkan laporan-laporan yang masuk dari informan? Tadi
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
5
aku sedikit sudah sampaikan ya.
Jadi, kita itu ada beberapa cara untuk mengklarifikasi berita
itu benar atau tidak, berita itu hoaks atau tidak. Jadi kita itu
punya gate keeper, dalam berita tau kan ya? Dalam ilmu
jurnalis kan ada yang namanya gatekeeper.
Gatekeeper pertama itu kita adalah listener services, nanti
boleh kamu ke atas untuk lihat bagaimana listener services
kita bekerja. Itu yang kita sebut gatekeeper, dia yang
menampung informasi awal dari pendengar, dia yang
menentukan ini beritanya ada value atau tidaknya. Setelah itu
maka, dia akan melakukan verifikasi, jika berita biasa-biasa
saja, dia boleh langsung share ke produser, kalau itu berita
yang tidak biasa, kayak kecelakan beruntun, tabrakan
beruntun, kebakaran, pencurian, perampokan, bunuh diri, dan
sebagainya, pemboman, dengar ledakan, dan sebagainya,
maka dia wajib melakukan verifikasi. Itu tadi, yang pertama,
dia harus, menginformasikan terhadap pihak-pihak terkait,
kalau kebakaran, dia berhubungan dengan pemadam, kalau
pencurian, dia bisa langsung ke kepolisian terdekat. Makanya
mitra terkuat kami adalah kepolisian, kita punya hubungan
yang baik dengan kepolisian, kalau lalu lintas, kalau jalan tol,
kita bekerja sama dengan tol, kalau itu jalan yang ruasnya
nasional kita punya kerja sama dengan NTMC, gitu loh ya,
jadi, polisi lalu lintas. Jadi kita punya rekanan-rekanan yang
bisa menjawab apa yang disampaikan oleh pendengar untuk
kita klarifikasi.
Setelah itu kita punya reporter, reporter itu adalah mata kita,
jadi lebih bagus adalah ketika ada berita, reporter secepatnya
turun ke lokasi, karena dia yang mejadi mata kita. Tapi
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
6
minimal kita tahu itu adalah benar, yang dari pendengar, itu
boleh naik duluan. Sampai nanti disusul oleh reporter kami,
kalau memang kita udah yakin kalau itu berita tidak hoaks,
atau itu berita memang benar kejadiannya. Kayak misalnya
agak sulit ketika terjadi peledakan di Thamrin, masih ingat?
6 Kita tidak bisa menyampaikan bahwa itu adalah ledakan, itu
bom. Tetapi yang kita sampaikan adalah faktanya, faktanya
pendengar yang berada di lantai tiga, e…. gedung Thamrin,
itu mendengar ledakan dahsyat, dan dia melihat langsung
bahwa ada kepulan asap di depan Starbucks. Hanya itu yang
bisa kita sampaikan, kita tidak bisa menyampaikan itu adalah
bom, karena kita belum ada…
7 Sebetulnya kita nggak punya syarat.
8 Siapa saja bisa, tapi yang penting dia tidak mengabarkan
berita bohong, itu aja. Dan dia komit melaporkan itu demi
masyarakat luas, jadi kita tidak pernah membatasi siapa pun
untuk memberikan berita, tetapi pada intinya mereka
melaporkan itu untuk maksud dan tujuan yang baik.
9 Betul, admin akan melihat dulu dan pasti akan diverifikasi
dulu juga, karena kalau enggak kan kita nggak tahu,
gambarnya itu yang sekarang atau yang kemarin. Misalnya
contoh real, ada gempa di Pandeglag dengan kekuatan 7,2 SR,
dia bisa aja masukin foto yang heboh, terus tiba-tiba kita
langsung upload aja gambarnya, berarti kalau gitu kan kita
meneruskan berita yang hoaks. Kita harus tetap verifikasi
kebenaran berita itu. Oke, cukup? Nanti kalau ada apa-apa
kamu hubungi saya, nanti saya email atau kita atur waktu lagi.
10 (Indah)
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
7
kalau informasi kecelakaan itu pasti kita cek banget, pasti naik
duluan dan itu gak bisa barengan. Biasanya justru informasi
jalan banyak, nah kalau ada info lagi lancar, nah itu
updatenya. Jadi kalau berbarengan itu kita belum pernah deh.
Kita lebih ke konten yang banyak. Kalau ada info yang sama
3 aja, nah itu berarti langsung kita cek, kalau 1 orang bilang
lancar, nah berarti bisa jadi dia yang salah. Karena kan bisa
dari gambar, bisa kirim gambar ke twitter atau aplikasi kita,
atau whatsapp.
11 (Fisca)
oh nggak bisa, kan mereka log in yah, kalau masuk aplikasi,
itu harus masukin data untuk bisa masukin info.
12 kalau gak mau ditelepon dia ga ngangkat, kalau gak mau on
air dia pasti bilang, atau minta disamarin namanya, tapi kalau
yang begitu gak bakal kita naikin infonya, karena anonim gitu
kan gak jelas ya. Kita pasti cari pendengar lain, pasti banyak
yang masuk yang lain.
13 sama sih, paling beda prosesnya doang. Kalau dari twitter,
kita kan dm dulu minta nomornya, kita telepon, kita
klarifikasi. Di sini itu kan disebutnya redaksional, kita yang
klarifikasi, kabarin petugas, nanti produser tinggal terima jadi,
naik deh.
14 fakta itu adalah sesuatu yang benar-benar terjadi, real, bisa
dipertanggung jawabkan.
15 ya… sama, sesuatu yang benar adanya, kenyataan, bisa
dipertanggung jawabkan
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Hasil Axial Coding: Bonita Widi Destyani - 13140110390 Penelitian: Bentuk dan Model Fact Checking dalam Praktek Jurnalisme Partisipatif Radio Berita di Era Konvergensi
8
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
HASIL OBSERVASI
Tanggal : Selasa, 22 Mei 2018 (pkl 11.00)
Setelah melakukan wawancara dengan narasumber utama (Krisanti), penulis
dipersilahkan untuk naik ke lantai dua untuk melihat suasana ruangan listener service.
Ruangan listener service terbagi menjadi tiga, yaitu bagian telepon dan SMS, media
sosial Twitter dan Instagram, dan juga WhatsApp. Suasana saat itu cukup ramai,
namun para petugas listener service tetap bisa fokus pada tugsanya masing-masing.
Petugas bagian sms dan telepon menggunakan komputer untuk menerima informasi,
sedangkan petugas bagian media sosial menggunakan tablet dan komputer.
Dalam proses penyaringan berita, para petugas bekerjasama dengan pihak
berwajib seperti NTMC Polri, Jasamarga, pemadam kebakaran, dan lain-lain. Terlihat
nomor-nomor penting sudah ditempel di sekitar meja dan dinding ruangan itu. Hal itu
tentu memudahkan petugas ketika harus buru-buru menelepon. Ketika ada laporan
masuk, petugas langsung mengecek keakurasian laporan tersebut.
Ketika itu ada laporan masuk dari Twitter mengenai kondisi lalu lintas jalan
tol, petugas bagian media sosial segera mengecek ke akun Jasamarga apakah benar
apa yang dikatakan pelapor tersebut. Ketika sudah dipastikan bahwa memang benar
sesuai dengan apa yang dikatakan Jasamarga, petugas baru me-retweet laporan
tersebut, dan itu berarti laporan tersebut sudah terverifikasi.
Begitu juga dengan laporan mengenai kebakaran atau kecopetan misalnya,
langkah awal pengecekan yang dilakukan petugas adalah dengan menelepon ulang si
pelapor, kemudian meminta detil kejadian, lalu menelepon pihak berwajib. Apabila
semua sudah terverifikasi dengan benar, baru berita tersebut disiarkan oleh Elshinta
dan disebarkan ke media sosial.
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Ruangan Listener Service
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Narasumber I:
D. S. Krisanti (Wakil Pemimpin Redaksi)
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Narasumber II dan III:
Kiri-kanan:
Indah Listyowati (Senior Listener Service) dan
Fisca Dwi Astuti (Produser Media Sosial)
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
P R O F I L EI am Bonita, 22 years old who has a strong passion and interest forreading and writing. I am currentlyworking as an announcer at StarRadio Tangerang.
C O N T A C T
0812-8384-6583 bonitawidi.des @gmail.com
E D U C A T I O N
Univ 2013 - now Multimedia Nusantara
University
Internal
External
Senior HighSchool
2016 English for Adults: Intermediate Levels
at Lembaga Bahasa & PendidikanProfesional LIA
Junior HighSchool
2010-2013 SMA Negeri 6 Kota
Tangerang
2007-2010 SMP Bonavita
bonitawidides.blogspot.com
Perumahan Grand DutaTangerang. Cluster Garnet,Blok G 1 no. 31
BONITA WIDIDESTYANI MULTIMEDIA JOURNALISM
S O C I A L M E D I Abonitawidii @bonitawidi
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018
E X P E R I E N C E
Sponsorship at National
Management Competition
UMN 2014
PIC at MAXIMA UMN
2016
PIC at OMB UMN 2016
News Anchor "Meja
Redaksi" (TV Journal
Project)
Campers at May Day 2016
Presenter "Morning News"
(TV Production Project)
Presenter "Lady Fun
Diary" (Feature Media Siar
Project)
Announcer "BonJaldi In
The Noon" (Radio
Production Project)
Script Writer "RegiTalk"
(TV Production Project)
Able to work under pressure
Hard worker
Great teamwork
Eeasy going person
Learning by doing person
Responsible
Flexible
Trustworthy
Good Time Management
Microsoft (Word, Excel, etc)
Writing (News & Feature)
Editing Program (Video & Audio)
Photo & Videography
BONITA WIDIDESTYANI MULTIMEDIA JOURNALISM
P E R S O N A L S K I L L
W O R K S K I L L
Bentuk dan Model ..., Bonita Widi Destyani, FIKOM UMN, 2018