literatur untuk literasi anak sejak dini : studi kasus...
TRANSCRIPT
LITERATUR UNTUK LITERASI ANAK SEJAK DINI :
Studi Kasus Penerbit Rabbit Hole
Skripsi
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh :
SAKINAH MAWADAH R
NIM : 1113025100009
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2017 M / 1438 H
v
ABSTRAK
Sakinah Mawadah R (NIM : 1113025100009). Literatur untuk Literasi Anak
Sejak Dini : Studi Kasus Penerbit Rabbit Hole. Skripsi. Di bawah bimbingan
Siti Maryam, M.Hum. Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan
Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh minat baca anak-anak Indonesia yang masih
rendah. PISA (Programme for International Student Assessment) telah melakukan
penelitian terhadap hal ini, hasilnya minat baca anak Indonesia berada pada
peringkat ke-62 dari 72 negara partisipan. Di Indonesia sendiri ada sebuah
penerbit yang peduli dengan minat baca anak Indonesia yaitu Penerbit Rabbit
Hole. Penerbit ini didirikan oleh psikologi anak sehingga sangat tahu kebutuhan
informasi apa yang dibutuhkan berdasarkan tingkatan usia anak. Karena buku-
buku terbitannya ditujukan untuk bayi dan anak-anak usia pra-sekolah, penerbit
ini berusaha memupuk rasa suka anak terhadap kegiatan membaca atau secara
umum menuntut ilmu dengan membiasakannya dibacakan buku cerita sejak kecil.
Hal ini sesuai dengan hadis yang sering kita dengar yaitu, “Tuntutlah ilmu sejak
dari buaian sampai liang lahat”. Tujuan dari penelitian ini yang pertama adalah
untuk mengetahui jenis dan model literatur yang diterbitkan Rabbit Hole, yang
kedua adalah untuk mengetahui peran Rabbit Hole dalam meningkatkan minat
baca anak-anak Indonesia. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara dan observasi didukung oleh riset kepustakaan dan
dokumentasi. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut, jenis literatur yang
diterbitkan oleh Rabbit Hole adalah literatur anak, sedangkan model literaturnya
bermacam-macam ada buku pop-up, buku sentuh-rasa, buku buka-tutup yang
semuanya disesuaikan untuk anak. Peran Rabbit Hole dalam meningkatkan minat
baca anak adalah dengan menghadirkan banyak informasi di setiap terbitannya,
misalnya dengan mengenalkan abjad melalui bentuk awan serta dengan
menanamkan kebiasaan baik misalnya meminimalisir penggunaan plastik dalam
kehidupan sehari-hari.
Kata kunci : Literatur Anak, Penerbit, Penerbit Rabbit Hole, Literasi Anak Sejak
Dini
vi
ABSTRACT
Sakinah Mawadah R (NIM: 1113025100009). Literature for Children's Early
Literacy: A Case Study of The Rabbit Hole Publisher. Thesis. Under the
guidance of Siti Maryam, M. Hum. Department of Library Science, Faculty
of Adab And Humanities, State Islamic University Syarif Hidayatullah
Jakarta.
This research is based on the low reading interest of Indonesian children. PISA
(Programme for International Student Assessment) has conducted research on this,
and the result is the reading interest of Indonesian children is ranked 62nd of 72
countries participant. In Indonesia, there is a publisher that is concerned with the
interest in child reading which is known as Rabbit Hole Publisher. It was founded
by child psychology, so that the publisher know the needs and what information
are required based on the child's age level. Because of the publications are for
infants and pre-schoolers, publisher tries to cultivate a child's interest in reading or
generally studying by familiarizing with reading a storybook from childhood. This
is in accordance with the Hadith which we often hear, that is "Insist knowledge
from the cradle to the grave". The first purpose of this study is to know the type
and model of literature published by Rabbit Hole, and the second is to know the
role of Rabbit Hole in improving reading interest of Indonesian children. The
research approach uses qualitative approach with descriptive method. The data
collection is done by interview and observation, and also supported by library
research and documentation. The results of this research are the type of literature
published by Rabbit Hole is the literature of children, whereas the literature model
has a variety of pop-up books, touch-feel books, open-close books that are all
adjusted for children. Then, the role of Rabbit Hole in improving reading interest
in children is presenting a lot of information in every issue, for example by
introducing the alphabet through the form of clouds and by inculcating good
habits such as minimizing the use of plastics in everyday life.
Keywords: Children's Literature, Publisher, Rabbit Hole Publisher, Early Child
Literacy
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan nikmat serta karunia-Nya akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Literatur untuk Literasi
Anak Sejak Dini : Studi Kasus Penerbit Rabbit Hole” dengan lancar. Skripsi
ini ditulis sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
(S.IP). Shalawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya yang telah membawa umatnya
dari zaman kegelapan dan kebodohan ke zaman yang terang-benderang dan
dilimpahi banyak ilmu pengetahuan.
Dengan selesainya skripsi ini bukan hanya semata-mata karena usaha
penulis sendiri namun juga atas bantuan banyak pihak yang telah memberikan
dukungan dan semangat dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora.
2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Fakultas Adab dan Humaniora atas dukungan dan semangat yang
diberikan kepada penulis.
viii
3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan
dan Informasi atas semangat dan wejangan positif yang diberikan kepada
penulis.
4. Ibu Siti Maryam, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan waktu luangnya dan membimbing penulis dengan penuh
kesabaran dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Ade Abdul Hak, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah banyak membantu penulis dalam masa perkuliahan.
6. Ibu Devi Raissa Rahmawati, S.Psi, M.Psi, Psikolog selaku CEO dan penulis
PT. Lubang Kelinci Indonesia beserta jajaran stafnya yang telah menerima
penulis dengan sangat baik dan bersedia membantu penulis dalam penelitian ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan banyak ilmunya untuk
penulis selama menuntut ilmu di Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
sejak semester satu hingga saat ini.
8. Abi Slamet, S.Sos.I dan Umi Triyani Nilowati, S.Pdi tercinta yang telah
memberikan banyak cinta, perhatian, dukungan serta do‟a untuk penulis selama
22 tahun ini. Tidak lupa juga adik satu-satunya, Ibrahim Azmi Robbani atas
perhatian dan dukungannya selama penulis kuliah di UIN Jakarta sampai
selesai mengerjakan skripsi ini.
9. Bapak Mahbub Hefdzil Akbar, MA selaku Kepala Latanza Institute yang telah
memberikan banyak ilmu dan perhatiannya kepada penulis selama belajar di
Latanza Institute.
ix
10. Seluruh pejuang mimpi, teman-teman di Latanza Institute, Novia Siti dan Tia
Martha yang telah memberikan banyak bantuan, dukungan dan perhatiannya
kepada penulis selama ini.
11. Semua teman-teman di Jurusan Ilmu Perpustakaan kelas A, Astia Prestica,
Rara Suci, Eriza Ayu, Neneng Ulyah, Deby Fitriyani, Siti Nur dan Prima
Salimajanti yang telah memberikan banyak bantuan dan motivasi dalam
proses penyelesaian skripsi ini. Semoga kita semua dapat meraih semua cita-
cita dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama.
12. Seluruh teman-teman dari LDK Syahid Forum Angkatan Al-Anfal, Syafa
Muthi‟a, Kartika, Restu, Indah dan teman-teman lain yang namanya tidak
bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah mengikat kuat tali ukhuwah dan
menjadi penyemangat penulis selama ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena masih terdapat
kekeliruan dan kekurangan lainnya. Oleh karena itu penulis masih membutuhkan
banyak kritik dan masukan agar kedepannya bisa lebih baik lagi. penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bidang perpustakaan.
Penulis
Sakinah Mawadah
x
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ............................................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
D. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR ................................................................................. 8
A. Penerbit Dan Penerbitan ................................................................................... 8
1. Pengertian Penerbit dan Penerbitan ........................................................ 8
2. Jenis Penerbit ........................................................................................ 11
B. Literatur Anak ................................................................................................. 12
1. Pengertian Literatur............................................................................... 12
2. Pengertian Anak .................................................................................... 12
3. Pengertian Literatur Anak ..................................................................... 13
4. Genre Literatur Anak ............................................................................ 15
5. Bentuk Literatur Anak .......................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 18
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ..................................................................... 18
B. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 19
xi
1. Sumber Data Primer .............................................................................. 19
2. Sumber Data Sekunder .......................................................................... 21
C. Kriteria Informan ............................................................................................ 21
D. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 22
1. Reduksi Data ......................................................................................... 22
2. Penyajian Data ...................................................................................... 23
3. Penarikan Kesimpulan .......................................................................... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 24
A. Profil Objek Penelitian .................................................................................... 24
1. Sejarah Singkat Penerbit Rabbit Hole ................................................... 24
2. Visi dan Misi ......................................................................................... 28
3. Profil Penerbit Rabbit Hole ................................................................... 28
4. SDM dan Struktur Organisasi ............................................................... 30
5. Anggaran ............................................................................................... 35
6. Program-Program Rabbit Hole ............................................................. 35
7. Penerbitan dan Pemasaran di Rabbit Hole ............................................ 43
a. Jalur Penerbitan Literatur ...................................................................... 43
b. Jalur Pemasaran Literatur ...................................................................... 50
B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................................... 53
1. Literatur Anak Terbitan Rabbit Hole .................................................... 53
2. Literasi Informasi di dalam terbitan Rabbit Hole.................................. 60
3. Buku Anak sebagai Media Literasi Sejak Dini ..................................... 63
BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 73
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 73
B. Saran ............................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................................
TRANSKRIP WAWANCARA ..........................................................................................
BIODATA PENULIS ..........................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Perbedaan Penerbit dan Percetakan ................................................................. 10
Tabel 2. 2 Jenis dan Bentuk Literatur Anak ...................................................................... 17
Tabel 2. 3 Karyawan Rabbit Hole ..................................................................................... 32
Tabel 2. 4 Daftar Buku ...................................................................................................... 55
Tabel 2. 5 Daftar Produk Tambahan ................................................................................. 58
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kantor Rabbit Hole ...................................................................................... 28
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi....................................................................................... 34
Gambar 4. 1 Sumbangan Buku untuk Indonesia Mengajar...............................................39
Gambar 4. 2 Perpustakaan Rabbit Hole ........................................................................... 40
Gambar 4. 3 Kegiatan Mendongeng di Sekolah ............................................................... 42
Gambar 4. 4 Penulis dan Ilustrator Rabbit Hole ............................................................... 44
Gambar 4. 5 Ilustrasi Tokoh ............................................................................................. 44
Gambar 4. 6 Storyboard Buku „Hop‟ ................................................................................ 45
Gambar 4. 7 Color Guide Buku Rabbit Hole .................................................................... 46
Gambar 4. 8 Gudang Stok ................................................................................................. 46
Gambar 4. 9 Rak Lembaran Buku .................................................................................... 47
Gambar 4. 10 Melapisi Lembaran Buku ........................................................................... 47
Gambar 4. 11 Menempel Pop-Up ..................................................................................... 48
Gambar 4. 12 Mesin Pemotong Ujung Buku .................................................................... 48
Gambar 4. 13 Karyawan Quality Control Rabbit Hole ..................................................... 49
Gambar 4. 14 Rak Buku yang Siap Dipasarkan ................................................................ 50
Gambar 4. 15 Tips Parenting di Instagram ....................................................................... 52
Gambar 4. 16 Website Rabbit Hole .................................................................................. 52
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Izin Usaha
2. Tata Tertib Rabbit Hole
3. Akta Perusahaan
4. Foto-foto
5. Postingan Instagram yang Dikutip
6. Transkrip Wawancara
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perintah membaca sudah sering kita dengar ada pada ayat pertama yang
turun, yaitu dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, {1} Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. {2} Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, {3} Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. {4} Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. {5}”1
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PISA (Programme for
International Student Assessment) mengenai minat baca, Indonesia
menduduki peringkat ke-57 pada tahun 2009, kemudian pada tahun 2013
menurun menjadi peringkat ke-71 dari 72 negara partisipan. Sedangkan pada
tahun 2015 peringkat Indonesia kembali merangkak naik ke posisi ke-62 dari
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta: Bumi Restu, 2016).
(QS. Al-„Alaq : 1-5)
2
72 negara partisipan. Penelitian PISA di tahun 2015 diikuti oleh 540.000
peserta yang mewakili 29.000.000 anak berumur 15 tahun dari 72 negara
partisipan. Dari penelitian ini dapat kita lihat bahwa minat baca anak
Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara yang berada
dalam posisi lima besar yaitu, Singapura, Jepang, Estonia, Taipei Cina, dan
Finlandia. Yang dikhawatirkan dari penelitian ini adalah siswa Indonesia saat
berada di Universitas tidak memiliki kemampuan yang cukup dan tidak dapat
melakukan penelitian yang dalam dan tidak dapat bersaing di ranah
internasional.2
Tumbuhnya keinginan membaca bagi seorang anak dapat dipupuk sejak
mereka masih kecil. Peran orang tua di sini sangat besar dalam meningkatkan
minat baca anak Indonesia. Dikarenakan kesibukan orang tua, anak jadi lebih
sering bermain dengan gadget-nya dibandingkan menyibukkan diri dengan
membaca buku. Orangtua dapat memulainya dengan membacakan buku
untuk anak sejak masih bayi. Bukan hanya memupuk kecintaan anak terhadap
buku ternyata membacakan buku untuk anak juga meningkatkan kecerdasan
emosional dan memperkuat ikatan antara orangtua dan anak.
Selain itu dalam menentukan bacaan yang tepat untuk anak, tentu saja
orangtua atau secara umumnya pustakawan harus memperhatikan buku yang
akan diberikan. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih
bacaan yang tepat untuk anak seperti pesan moral yang terkandung di dalam
2 Arnaldo Pellini, “Indonesia‟s PISA Results Show Need to USe Education Resources More
Efficiently,” The Jakarta Post, Desember 2016,
http://www.thejakartapost.com/academia/2016/12/18/indonesias-pisa-results-show-need-to-use-
education-resources-more-efficiently.html.
3
buku tersebut, kalimat yang digunakan dalam buku tersebut, kesesuaian buku
dengan umur anak, media buku yang digunakan, serta tampilan dan desain
buku itu sendiri. Buku yang disajikan ada baiknya mengandung informasi
yang bermanfaat bagi anak dan dapat menumbuhkan rasa cinta anak terhadap
kegiatan membaca atau umumnya menuntut ilmu. Hal ini sejalan dengan
sebuah hadist yaitu :
Di Indonesia sendiri sudah banyak penerbit yang memiliki kualitas
baik dalam penerbitan buku anak. Beberapa penerbit tersebut antara lain
Bhuana Ilmu Populer, Erlangga For Kids, Bumi Aksara Kids, Kautsar Kids,
Gema Insani, Little Serambi dan masih banyak lagi.Namun, ada juga penerbit
kecil yang kualitas bukunya tidak kalah dengan penerbit besar yang bergerak
pada pasar buku anak. Penerbit buku anak yang akan dibahas dalam
penelitian kali ini adalah Rabbit Hole. Penerbit Rabbit Hole didirikan sejak
awal tahun 2015 oleh seorang psikologis anak dengan niat awal untuk
menciptakan quality time antara anak dan orangtua, berinisial DR. Awal mula
tercetusnya ide untuk menerbitkan buku anak adalah dari banyaknya keluhan
client tentang kesulitan berkomunikasi dengan anak. dari keluhan ini DR
seringkali memberikan buku-buku rujukan untuk client, kemudian muncul ide
untuk membuat buku anak yang diharapkan dapat menjadi tindakan preventif
dalam mengatasi masalah komunikasi dengan anak.
4
Diawali dengan menerbitkan buku custom, sekarang penerbit ini
sudah mulai mencetak buku yang ceritanya ditulis sendiri oleh DR, selain itu
buku-buku terbitan Rabbit Hole juga menggunakan media-media unik yang
bisa merangsang ketertarikan anak untuk membaca. Salah satu medianya
adalah dengan menggunakan wayang kertas berbentuk tokoh dari cerita
tersebut, fitur sentuh-rasa, pop-up, buka-tutup, serta tarik-putar. Bukan hanya
dalam penerbitan buku saja, Rabbit Hole juga meluncurkan aplikasi dongeng
interaktif yang dapat diunduh di App Store.
Dilandasi dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis
tertarik untuk membahas lebih jauh tentang literatur yang diterbitkan di
Rabbit Hole secara lebih mendalam dan peran penerbit ini dalam
meningkatkan literasi anak sejak dini. Untuk itu penulis ingin mengadakan
penelitian dengan judul “LITERATUR UNTUK LITERASI ANAK
SEJAK DINI : Studi Kasus Penerbit Rabbit Hole”.
B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka penulis
ingin menetapkan pembatasan dan perumusan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini.
Agar lebih efektif dan terfokus ruang lingkupnya, maka penelitian ini
dibatasi hanya membahas tentang peran Rabbit Hole dalam meningkatkan
literasi anak sejak dini, bukan membahas tentang literasi informasi secara
5
khusus. Berlandaskan pada pembatasan masalah tersebut, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa jenis dan model literatur anak yang diterbitkan oleh Rabbit Hole?
2. Apa peran Rabbit Hole dalam meningkatkan literasi anak sejak dini?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :
1. Mengetahui jenis dan model literatur anak yang diterbitkan oleh
Penerbit Rabbit Hole.
2. Mengetahui apa peran Penerbit Rabbit Hole untuk meningkatkan
literasi anak sejak dini.
Penulis berharap dengan dilakukannya penelitian ini, maka dapat diperoleh
manfaat-manfaat berikut ini :
1. Manfaat akademis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah pengetahuan
seputar literatur anak dan perkembangannya sampai saat ini.
b. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk penelitan
selanjutnya dengan topik yang relevan.
2. Manfaat praktis
a) Penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengingatkan orangtua agar
memupuk literasi anak sejak dini dan penerapannya.
6
b) Penelitian ini sebagai pembelajaran dan acuan untuk penerbit
literatur anak di Indonesia dapat terus mengembangkan model serta
jenis literatur anak dengan lebih menarik lagi.
D. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Pada Bab ini dibahas latar belakang masalah yang menjadi
dasar penentuan judul penelitian, pembatasan dan
perumusan masalah yang dibahas, tujuan dan manfaat
dilakukannya penelitian ini, metode penelitian yang
digunakan serta sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Selanjutnya pada Bab dua ini, dibahas beberapa teori yang
berkaitan dengan judul dan isi penelitian ini, yaitu
membahas tentang penerbit dan penerbitan, serta literatur
anak,.
Bab III Metode Penelitian
Dalam Bab ini, dibahas tentang metodologi yang digunakan
di dalam penelitian ini. Pendekatan dan jenis yang
digunakan, kriteria informan, teknik pengumpulan data dan
teknik analisis data.
7
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Pada Bab ini, berisi tentang gambaran umum objek
penelitian yaitu penerbit Rabbit Hole, hasil penelitian yang
diperoleh serta pembahasan seputar literatur anak dan
perannya dalam meningkatkan literasi anak sejak dini.
Bab V Penutup
Bab terakhir dalam penelitian ini berisi penarikan
kesimpulan serta pemberian saran-saran terhadap penerbitan
dan promosi yang telah dilakukan di Rabbit Hole secara
singkat dan jelas.
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Penerbit Dan Penerbitan
Dalam pembahasan ini akan dibahas perbedaan penerbit dan percetakan,
perbedaan penerbit dan penerbitan, jenis penerbit dan proses penerbitan yang
terbagi menjadi dua jenis yaitu, jalur normal dan jalur cepat.
1. Pengertian Penerbit dan Penerbitan
Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini, ada baiknya kita
mengetahui definisi dan perbedaan antara penerbit dan penerbitan. Berikut
ini adalah pengertian penerbit :
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa kata „penerbit‟
berada di bawah kata „terbit‟ yang berarti keluar untuk diedarkan,
sedangkan perusahaan yang menerbitkan buku, majalah, dan sebagainya
disebut penerbit.3
Bambang Trim memiliki pendapat sendiri tentang
pengertian penerbit, penerbit adalah sebuah perusahaan yang dikelola
untuk menyiapkan naskah mentah (manuskrip) hingga menjadi buku siap
cetak dalam kegiatan editorial dan perwajahan (desain).4
3 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2007).
4 Bambang Trimansyah, “Beda Penerbit dan Penerbitan” (Indigo Media, Desember 2015),
http://www.pustakaindigo.com/2015/12/beda-penerbit-dan-percetakan.html.
9
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penerbit
adalah badan atau perusahaan yang menerbitkan buku, majalah, dan
sebagainya dengan melalui beberapa proses penerbitan.
Pengertian penerbitan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
merupakan cara, proses, pemunculan; menerbitkan (buku, majalah, dsb).5
Dalam „Paper Pengantar Ilmu Penerbitan‟, penerbitan adalah adalah
kegiatan intelektual dan profesional dalam menyiapkan naskah,
menyunting naskah, menghasilkan berbagai jenis bahan publikasi
kemudian memperbanyak serta menyebarluaskannya untuk kepentingan
umum.6
Disimpulkan dari pengertian di atas, perbedaan antara penerbit dan
penerbitan adalah penerbit merupakan lembaga atau perusahaan yang
menaungi, sedangkan penerbitan adalah kegiatan yang dilakukan penerbit
dalam mengeluarkan sebuah buku.
Sejarah penerbitan buku di Indonesia sendiri lumayan panjang dan
mengalami pasang surut. Dalam fase penerbitan modern, Kebijakan
pemerintah seperti yang terjadi pada tahun 1969 hingga akhir 1970-an
dengan mengadakan proyek pengadaan buku yang populer disebut Proyek
Inpres sangatlah menggairahkan dunia penulisan dan penerbitan buku di
Indonesia meskipun tidak dimungkiri pula terdapat akses kurang baik,
seperti munculnya penerbit musiman sehingga menghasilkan penerbitan
yang tidak berkualitas.7
5 Tim Penyusun, KBBI.
6 Muhammad Syahid, “Paper Pengantar Ilmu Penerbitan” (Politeknik Negeri Media Kreatif,
2014). 7
Bambang Trimansyah, Industri Penerbitan Buku Indonesia : Dalam Data dan Fakta
(Jakarta:
IKAPI,2015),https://www.academia.edu/19579907/Industri_Penerbitan_Buku_Indonesia_dalam_
Data_dan_Fakta.
10
Penerbit pada masa modern yang bergerak pada buku umum masih
sedikit dibandingkan penerbit yang bergerak di bidang pendidikan dan
buku ajar pada tahun 1970-an dikarenakan proyek pemerintah yang lebih
berkonsentrasi pada buku pelajaran. Namun, masa itu buku umum
didominasi oleh komik pewayangan dan novel percintaan, sebelum
muncul penerbit buku yang mengangkat tema religi dan ramainya
penerbitan buku Islam yang perkembangannya masih berlangsung hingga
saat ini.
Banyak dari kita yang masih bingung perbedaan antara penerbit dan
percetakan. Penerbit dan percetakan bisa dikatakan sama-sama lembaga
atau perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan buku. Ternyata ada
perbedaan yang cukup signifikan antara penerbit dan percetakan yaitu
sebagai berikut :
Tabel 2. 1 Perbedaan Penerbit dan Percetakan
Penerbitan Percetakan
Investasi minim Investasi besar
Running by program Running by order
BEP dalam jangka pendek BEP dalam jangka panjang
Margin keuntungan besar Margin keuntungan kecil
Resiko : tidak terjual Resiko : kesalahan cetak8
8 Bambang Trimansyah, Taktis Menyunting Buku (Bandung: Maximalis, 2009).
11
Percetakan adalah perusahaan yang menerima order cetak dari penerbit
dan melakukan kegiatan pracetak, cetak dan pascacetak.9 Sebuah penerbit
tidak harus memiliki mesin cetak untuk disebut sebagai penerbit, karena
bisa jadi penerbit mencetak buku-buku yang telah disunting di percetakan
lain. Percetakan tidak perlu adanya keberadaan penulis dan editor karena
tugasnya hanya mencetak buku tanpa harus bertanggungjawab atas konten
atau isi dari buku yang dicetaknya.
2. Jenis Penerbit
Berdasarkan pengertian di atas, penerbit adalah perusahaan yang
bergerak dalam menerbitkan dan mencetak buku. Beberapa penerbit
menentukan kriteria untuk seluruh buku yang telah diterbitkan, naskah
yang masuk telah melalui pertimbangan apakah buku tersebut memiliki
pola pikir yang sejalan dengan penerbit tersebut atau buku tersebut akan
menghasilkan keuntungan, dsb. Berikut ini beberapa jenis penerbit
berdasarkan buku yang diterbitkannya :
a. Penerbit Komersial
Pada jenis penerbitan ini, perusahaan penerbitan mempunyai misi
utama yaitu memperoleh keuntungan, di samping secara idealis dan
pengabdian kepada masyarakatnya juga sebagai bagian dari
pertimbangannya ketika menerbitkan suatu karya. Dengan
menggabungkan secara idealisme dan penerbitan komersial mempunya
dampak positif bagi penerbitan jenis ini, yaitu penerbit mendapatkan
keuntungan finansial cukup baik. Sebagai contoh kerjasama penerbitan
komersial dengan penerbitan novel, buku agama, fiksi, pendidikan, dsb.
b. Penerbit Universitas
9 Ibid.
12
Pada jenis penerbitan ini, misi utamanya yaitu menyebarkan iptek,
sedangkan untuk mendapatkan keuntungan finansial bukanlah tujuan
utama penerbitan ini.
c. Penerbit Vanity Press
Ini adalah penerbitan yang menerbitkan buku dengan biaya
produksi dibebankan kepada penulis. Di Indonesia jenis penerbitan ini
jarang ditemui. Biasanya jenis penerbitan ini digunakan oleh para pejabat
atau mantan pejabat yang ingin menerbitkan biografi mereka, dan tentunya
dengan biaya sendiri. 10
B. Literatur Anak
1. Pengertian Literatur
Menurut ALA Glozary of Library and Information Science
sendiri, pengertian literatur adalah bahan bacaan yang dipakai dalam
berbagai macam aktivitas baik secara intelektual ataupun rekreasi.11
2. Pengertian Anak
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak, anak adalah seorang yang belum berusia 18 Tahun
termasuk anak yang masih dalam kandungan.12
Pengertian anak yang terdapat dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, anak adalah seseorang
orang yang belum mencapai 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah
10
Widhia Oktaferiyanti, “Analisis SWOT Penerbitan Al-Qur’an Braille di Yayasan
Raudhatul Makfufin Tangerang Selatan” (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015),
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/. 11
Adzkira Ibrahim, “Pengertian Literatur dan Jenis-Jenisnya” (Pengertian Definisi, 2013),
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-literatur-dan-jenis-jenisnya/. 12
Zulsyid, “Pengertian Anak Menurut Para Ahli Adalah” (Bersosial.com, April 22, 2015),
https://www.bersosial.com/threads/pengertian-anak-menurut-para-ahli-adalah.21788/.
13
nikah.13
UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia
antara 0 sampai dengan 18 tahun.14
Dari beberapa pengertian anak di atas dapat diambil kesimpulan anak
adalah titipan dari Allah SWT kepada setiap orangtua yang diamanahkan
untuk dibimbing dengan baik karena akan dipertanggungjawabkan kelak di
akhirat. Kecintaan seorang anak terhadap buku tidak lain karena adanya
dorongan dan peran orangtua saat mendidiknya. Jika orangtua menyadari
pentingnya kebiasaan membaca ditanamkan kepada anak, maka sedini
mungkin orangtua sudah mulai membiasakan untuk membacakan buku
cerita sebelum tidur, membiarkannya membuka buku-buku sebelum bisa
membaca, dan menanamkan bahwa membaca adalah kegiatan yang
mengasyikkan.
3. Pengertian Literatur Anak
Penerbit Rabbit Hole sampai saat ini produksinya masih berorientasi
pada bacaan anak, sehingga ada baiknya kita mengetahui apa pengertian
dari literatur anak atau bacaan anak. Alasan mengapa anak berhak untuk
diberikan buku bacaan sastra dikemukakan oleh Stewig, yaitu agar anak
memperoleh kesenangan, kenikmatan, mampu menstimulus imajinasi
anak dan mampu membawa pemahaman sendiri dan orang lain bahwa
13
Ibrahim, “Pengertian Literatur dan Jenis-Jenisnya.” 14
Admin, “Pengertian Anak Menurut Definisi Ahli dan Undang-Undang Kesejahteraan
Anak” (Landasan Teori, Agustus 2015), http://www.landasanteori.com/2015/08/pengertian-anak-
menurut-definisi-ahli.html.
14
orang itu belum tentu sama dengan kita.15
Berikut ini adalah beberapa
pengertian tentang bacaan anak :
Menurut Baumgartner, Literatur anak dipergunakan untuk anak usia
12 tahun ke bawah, sementara literatur remaja usia 12 tahun ke atas.16
Saxby dalam bukunya „Give Them Wings, The Experience of
Children’s Literature‟ juga mengutarakan pendapatnya, jika citraan dan
atau metafora kehidupan yang dikisahkan itu berada dalam jangkauan
anak, baik yang melibatkan aspek emosi, perasaan, pikiran, saraf sensori,
maupun pengalaman moral dan diekspresikan dalam bentuk-bentuk
kebahasaan yang juga dapat dijangkau dan dipahami oleh pembaca anak-
anak, buku atau teks tersebut dapat diklasifikasikan sebagai sastra anak.17
Untuk lebih terfokus seperti apa sastra anak yang seharusnya
diberikan kepada anak, Winch (dalam Shaxby & Winch) mengatakan
bahwa buku anak yang baik adalah buku yang mengantarkan dan
berangkat dari kacamata anak.18
Jadi, pada kesimpulannya sastra atau literatur anak adalah sebuah
bahan bacaan yang tidak harus ditulis oleh anak-anak, rata-rata ditulis
oleh orang dewasa yang sudut pandang ceritanya dilihat dari sudut
pandang anak-anak selain itu sastra anak juga harus memperhatikan
15
Burhan Nugiantoro, Sastra Anak : Pengantar Pemahaman Dunia Anak (Yogyakarta: PT.
Radja Grafindo, 2013). 16
Elly Raheliawati, “Ilustrasi 3 Dimensi : Penunjang Pengembangan Minat Baca Anak
Terhadap Literatur Cetak,” Blogger UNAIR, November 4, 2015, http://elly-raheliyawati-
fib13.web.unair.ac.id/artikel_detail-147134-ARTIKEL-
ILUSTRASI%203%20DIMENSI:%20PENUNJANG%20PENGEMBANGAN%20MINAT%20B
ACA%20ANAK%20TERHADAP%20LITERATUR%20CETAK.html. 17
Nugiantoro, Sastra Anak : Pengantar Pemahaman Dunia Anak. 18
Ibid.
15
beberapa aspek seperti perkembangan emosi dan moral serta kebahasaan
agar sesuai dengan kemampuan anak-anak.
4. Genre Literatur Anak
Bukan hanya sekedar memberikan anak buku-buku yang menarik dari
segi cover dan desainnya. Pustakawan, guru dan orangtua juga harus
mengerti genre-genre buku yang sesuai dengan kepribadian dan minat
masing-masing anak. Adapun genre dari sastra anak yaitu :
a. Realisme
Pada genre ini, kisah yang biasanya dihadirkan adalah cerita-cerita
yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan nyata walaupun cerita
tersebut mungkin saja tidak benar-benar terjadi, namun masih logis dan
masuk akal. Dalam genre ini, terbagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu
cerita realisme (realism stories), realisme binatang (animal realism),
realisme sejarah (historical realism) dan realisme olahraga (sports
stories).
b. Fiksi Formula
Genre ini dinamakan fiksi formula karena memiliki pola-pola
tertentu yang yang membedakannya dengan jenis lain. Walaupun hal itu
tidak mengurangi keaslian cerita yang dikreasikan oleh penulis,
keadaan itu mau tidak mau merupakan sesuatu yang bersifat membatasi.
Genra sastra yang termasuk fiksi formula antara lain cerita misterius
dan detektif, cerita romantis dan novel serial.
c. Fantasi
Menurut (Coleridge, via Lukens) adalah cerita yang menawarkan
sesuatu yang sulit diterima. Cerita fantasi dikembangkan melalui dunia
imajinasi yang lazim dan dapat diterima sebagai sebuah cerita yang
dapat diterima oleh pembaca. Cerita fantasi antara lain cerita fantasi,
fantasi tingkat tinggi dan fiksi sains.
d. Sastra Tradisional
Istilah tradisional dalam kesastraan menunjukkan bahwa bentuk itu
berasal dari cerita yang lebih mentradisi, tidak diketahui kapan
mulainya, siapa penciptanya, dan dikisahkan secara turun-temururn
16
melalui lisan. Berbagai cerita tradisional itu kemudian dikumpulkan,
dibukukan dan dipublikasikan secara tertulis agar tidak hilang dari
masyarakat. Jenis cerita yang dikelompokkan sebagai genre ini adalah
fabel, dongeng rakyat, mitos, legenda dan epos (cerita panjang
berbentuk puisi).
e. Puisi
Sebuah cerita bisa disebut sebagai puisi jika di dalamnya terdapat
pendayagunaan berbagai unsur bahasa untuk mencapai efek keindahan.
Bahasa puisi sangat singkat, padat dengan sedikit kata, tetapi dapat
mendialogkan sesuatu yang lebih banyak. Genre puisi anak dapat
berupa puisi lirik-lirik tembang anak tradisional, lirik-lirik tembang
ninabobo, puisi naratif dan puisi personal.
f. Non Fiksi
Bacaan nonfiksi yang sastra ditulis secara artistik sehingga jika
dibaca oleh anak-anak, anak akan memperoleh pemahaman dan
sekaligus kesenangan. Buku tersebut akan membangkitkan pada diri
anak perasaan keindahan yang berefek emosional dan intelektual.
Untuk kepentingan praktis bacaan nonfiksi dapat dikelompokkan
sebagai buku informasi yang memuat informasi, fakta, konsep,
hubungan antar fakta dan konsep yang mampu menstimulus
keingintahuan anak, dan buku biografi yang berisi riwayat hidup orang
lain.
g. Genre Campuran
Literatur yang termasuk dalam genre ini adalah cerita-cerita yang
memiliki dua atau lebih genre di dalamnya. Contohnya adalah buku
Harry Potter yang memasukan sentuhan fantasi dan fiksi sekaligus di
dalamnya.19
5. Bentuk Literatur Anak
Setelah mengenal berbagai genre yang dimiliki oleh literatur anak,
berikut ini adalah bentuk konkret dari berbagai macam genre yang telah
dijelaskan di atas. Dalam pembahasan bentuk literatur anak ada beberapa
19
Ibid.
17
jenis literatur yang belum dibahas sebelumnya yaitu bacaan awal dan
komik.
Bacaan awal adalah buku yang diberikan kepada anak saat mereka
belum bisa membaca hanya untuk sekedar mengenalkan gambar-gambar
dan membacakan tulisan-tulisan di dalamnya dengan tujuan supaya anak
melek huruf dan menumbuhkan ketertarikan kepada buku.
Komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang
ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan
kata-kata (Franz & Meier).20
Tabel 2. 2 Jenis dan Bentuk Literatur Anak
No. Jenis Literatur Anak Bentuk Literatur Anak
1 Bacaan Awal Buku Alfabet
Buku Berhitung
Buku Konsep
Buku Gambar tanpa Kata
Buku Bergambar
2 Sastra Tradisional Mitos
Legenda
Cerita Binatang
Dongeng
Cerita Rakyat
Nyanyian Rakyat
3 Fiksi Novel dan Cerpen
Fiksi Realistik
Fiksi Fantasi
Fiksi Historis
4 Puisi Balada
Puisi Naratif
Puisi Lirik
5 Nonfiksi Buku Informasi
Biografi
6 Komik Komik Strip
Komik Buku
20
Ibid.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif baik
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.21
Pendekatan kualitatif ini digunakan karena bersifat luwes, sangat rinci,
tidak rumit dalam mendeskripsikan suatu konsep serta memberikan
kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang
lebih mendasar, menarik dan unik yang terjadi di lapangan.22
Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode
deskriptif. Penelitian metode deskriptif adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menggambarkan kondisi yang dilihat dalam lapangan secara apa adanya,
data-data mengenai hal-hal yang diselidiki atau diteliti kemudian dianalisa.
Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran,
lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.23
21
Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1999). 22
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Radja Grafindo, 2003). 23
Moh Natsir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003).
19
Salah satu karakteristik penelitian deskriptif kualitatif yaitu data-data
yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.24
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mengumpulkan berbagai macam data dan informasi yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan. Data-data yang akurat tersebut diperoleh dari
berbagai sumber data. Sumber data dapat diperoleh dari lembaga atau situasi
sosial, subjek atau informan, dokumentasi lembaga, badan atau historis.25
Sumber data tersebut terbagi menjadi dua jenis, yaitu sumber data primer dan
sekunder.
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data pertama atau asli yang
diperoleh di lapangan. Adapun sumber data primer pada penelitian ini
antara lain:
a. Wawancara
Teknik utama dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
wawancara.26
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,
melibat seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang
24
Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif. 25
Muhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: Referensi, 2013). 26
Elly Lestari Pambayun, One Stop Qualitative Research Methodology in Communication
(Jakarta: Lentera Ilmu Cendikiawan, 2013).
20
lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan
tertentu. Penulis melakukan tanya jawab secara lisan kepada
informan.27
Hal ini untuk mengetahui respon jawaban informan,
sehingga memperoleh data yang diteliti.
Penulis akan menggunakan pedoman wawancara dengan jenis
wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah
gabungan antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Yaitu
pewawancara sudah menyiapkan topik dan daftar pertanyaan pemandu
wawancara sebelum aktivitas wawancara dilaksanakan tetapi
pewawancara perlu menelusuri lebih jauh suatu topik berdasarkan
jawaban yang diberikan partisipan.28
b. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta
pencatatan secara sistematis.29
Oleh sebab itu penulis melakukan
pengamatan secara langsung di lapangan mengenai proses penerbitan
dan pemasaran terhadap objek yang diteliti yaitu Penerbit Rabbit Hole.
27
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Pradigm Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013). 28
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar (Jakarta: Indeks, 2012). 29
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,
2013).
21
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data kedua yang diperoleh
melalui perantara atau secara tidak langsung yang digunakan sebagai
pelengkap data pada penelitian. Adapun sumber data sekunder pada
penelitian ini antara lain:
a. Riset Kepustakaan
Riset kepustakaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencari
sumber data tertulis yang dapat dijadikan landasan teori untuk
memperkuat proses analisis data. Penulis melakukan pencarian data
menggunakan bahan-bahan pustaka yang terkait dengan permasalahan
penelitian baik berupa fisik maupun elektronik.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sumber tertullis yang berisikan tentang
informasi. Peneliti akan mencari dokumen yang berkaitan dengan
penelitian.
C. Kriteria Informan
Dalam penentuan informan harus sesuai dengan konteks penelitian
yang akan dibahas yaitu tentang penerbitan dan pemasaran di Penerbit Rabbit
Hole, oleh karena itu informan yang sesuai dengan penelitian ini adalah
Pendiri Penerbit Rabbit Hole, staf yang bertugas pada bidang produksi dan
staf yang bertanggungjawab terhadap pemasaran dan promosi.
22
Penelitian kualitatif tidak menentukan jumlah minimal atau maksimal
informan. Selama jumlah informan dianggap sudah cukup representatif untuk
hasil penelitian. Karena penelitian ini menekankan pada informan yang
memenuhi kriteria, agar nantinya informasi yang didapat akan lebih
mendalam. Kriteria informan yang dimaksud harus yang benar-benar punya
pengaruh terhadap topik yang dijadikan penelitian.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis
terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi,
sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami
dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan
kegiatan penelitian. Teknik analisis data pada penelitian kualitatif adalah
teknik yang bersifat induktif, yaitu teknik analisis yang berdasarkan data yang
diperoleh, kemudian dikembangkan menjadi sebuah hipotesis.30
Dalam
penelitian ini, penulis menganalisis data dengan cara:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi penulis pada
mulanya diidentifikasikan dan dipisahkan setiap satuan yang saling
berkaitan dan data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan
masalah penelitian.
30
Natsir, Metode Penelitian.
23
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi penulis akan mencari kaitan antara satu data
dengan data lainnya. Kemudian disajikan dalam bentuk teks narasi.
3. Penarikan Kesimpulan
Data-data yang sudah terkumpul kemudian dijabarkan lebih lanjut
dalam bentuk narasi. Dan penulis akan membuat kesimpulan yang
nantinya akan digunakan untuk menjawab tujuan peneltian.
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian
Dalam Bab ini akan dijabarkan semua hasil penilitian yang telah
didapatkan melalui dua cara yaitu, observasi dan wawancara. Observasi
dilakukan pada tanggal 4 April 2017 di kantor Penerbit Rabbit Hole pukul
10.00 WIB. Saat melakukan observasi penulis didampingi oleh bendahara
Rabbit Hole. Wawancara juga dilaksanakan pada hari yang sama dengan
empat informan. Informan pertama adalah DR selaku CEO dan penulis di
Rabbit Hole, informan kedua adalah TS selaku HRD di Rabbit Hole,
informan ketiga AM selaku koordinator admin yang bertugas di bidang
pemesanan dan informan keempat IS selaku koordinator admin yang bertugas
menangani arisan buku. Tidak hanya secara langsung, wawancara juga
dilakukan beberapa kali melalui email.
1. Sejarah Singkat Penerbit Rabbit Hole
Perlu diketahui, bangunan yang merupakan kantor Rabbit Hole juga
merupakan klinik Rainbow Castle. Klinik Rainbow Castle adalah tempat
DR dan partnernya bekerja sebagai psikolog anak. Berdirinya Rainbow
Castle bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang masalah
parenting, serta cara, tips & trik praktis dalam mengatasi masalah antara
25
orangtua dan anak. Ada beberapa terapi psikologi yang dilakukan di sini
yaitu, Parent-Child Interaction Therapy (PCIT), Play Therapy, Theraplay
dan DIR-Floortime. Namun, untuk para client─sebutan untuk para
orangtua yang membutuhkan konsultasi seputar tumbuh kembang anak,
dapat memanfaatkan konseling psikologi ini dengan melakukan perjanjian
terlebih dahulu.
Berdasarkan akta pendirian perusahaan PT. Lubang Kelinci Indonesia
berdiri pada tanggal 27 Agustus 2015, walaupun tercatat sebagai PT.
Lubang Kelinci Indonesia perusahaan ini menggunakan merk dagang
Rabbit Hole. Nama Rabbit Hole dipilih karena pendirinya terinspirasi dari
film Alice in Wonderland, dalam film tersebut tokoh utama Alice masuk
ke dalam sebuah lubang kelinci yang menghubungkan dunia nyata dengan
wonderland dan di sana dia mengalami banyak pengalaman luar biasa.
Seperti yang saya kutip dari instagram Rabbit Hole, pendirinya ingin agar
anak dan orangtua bisa mendapatkan pengalaman yang luar biasa juga saat
selesai membaca buku-buku Rabbit Hole. Penerbit Rabbit Hole didirikan
oleh dua pendiri, DR selaku CEO dan penulis cerita serta GG selaku
ilustrator. Pada awalnya DR mencari tahu bagaimana prosedur atau standar
dalam menerbitkan buku, namun tidak ada standar atau aturan khusus
untuk menerbitkan buku. Dari sinilah beliau berani menerbitkan buku-
buku Rabbit Hole, kemudian agar buku-buku ini lebih resmi dan tercatat
dalam Perpustakaan Nasional maka didaftarkan ISBN-nya. Selain itu agar
lebih dekat dengan penerbit-penerbit lain di Indonesia, Rabbit Hole
26
bergabung dengan IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia). Atas bergabungnya
penerbit ini dengan IKAPI, buku-buku Rabbit Hole sering diikutkan dalam
festival-festival buku-buku di mancanegara. Pernyataan ini disampaikan
DR dalam sesi wawancara sebagai berikut :
“Saya coba cari info, sebenernya kalau nyetak atau menerbitkan buku
itu harus seperti apa, ternyata belum ada standar prosedurnya. Jadi
kalau misalnya mau nerbitin buku, abis cetak, nerbitin, yaudah itu
terserah ngga ada yang ngatur. Akhirnya mulai dari situ dulu, nah
abis itu lama-kelamaan kami mau pake ISBN jadi biar lebih resmi,
seperti itu. Akhirnya jadi untuk ISBN harus register PT dulu
akhirnya kami register PT terus dapet ISBN semua buku ada
ISBNnya. Setelah itu, mau lebih dekat dengan penerbit Indonesia
akhirnya bergabung dengan IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) jadi,
sekarang kalau misalnya ada event-event book fair di luar si IKAPI
ini selalu membawa buku kami.”
Alasan Rabbit Hole memilih untuk menerbitkan buku anak adalah
karena banyaknya keluhan client tentang sulitnya berkomunikasi dengan
anak. Padahal komunikasi yang berjalan kurang baik antara orangtua dan
anak bisa mengakibatkan timbulnya berbagai masalah, tidak hanya saat
anak masih kecil tetapi juga saat anak sudah beranjak dewasa.
Permasalahan seperti narkoba, putus sekolah dan anak melawan orangtua
akan timbul sejalan dengan komunikasi yang buruk antara orangtua dan
anak. Hadirnya buku-buku Rabbit Hole diharapkan menjadi tindakan
pencegahan terhadap masalah-masalah tersebut. DR mengungkapkan hal
ini dalam kalimatnya, sebagai berikut :
“Karena orangtua banyak ngeluhin kesulitan berkomunikasi terus
dari situ tuh banyak banget masalah yang akan timbul, ngga cuma
ketika anak kecil tapi ketika dia udah remaja dia bisa jadi
membangkang sama orangtua, putus sekolah, narkoba, jadi kan
kayak banyak banget tuh efek-efeknya. Jadi saya mau melakukan
27
tindakan preventif, gitu. Jadi dibacain buku sedini mungkin si anak
itu.”
Pada awalnya Rabbit Hole adalah pembuat buku anak custom, yaitu
pembuatan buku yang ceritanya mengikuti keinginan customer dan tokoh
utamanya juga disesuaikan dengan permintaan customer. Projek digital
pertama yang diluncurkan oleh Rabbit Hole adalah aplikasi „Bella dan
Balon Merah‟ yang adalah aplikasi digital storytelling yang dapat diunduh
melalui App Store. Setelah dilakukan penelitian ternyata aplikasi digital
kurang tepat untuk anak-anak. Karena otak anak-anak masih berkembang
sehingga tidak baik untuk terpapar sinar dari layar gadget terlalu lama,
selain itu anak-anak masih butuh waktu untuk mengembangkan fungsi dari
syaraf motoriknya. Buku cetak merupakan media paling baik yang bisa
diterima oleh anak-anak. Latar belakang DR sebagai psikolog anak,
mendorongnya untuk membuat buku berdasarkan dengan usia
perkembangan anak. Melihat koleksi buku-buku anak yang dikoleksinya
sejak kecil, timbul keinginan untuk bisa membuat buku anak yang
kualitasnya setara dengan buku-buku impor. Buku bacaan anak yang
koleksinya ini sekarang berada di perpustakaan Rabbit Hole dan dapat
dibaca oleh umum. Ini juga disimpulkan dari wawancara bersama beliau,
sebagai berikut :
“Saya kan Psikolog anak, banyak orangtua yang mengeluhkan
kesulitan berkomunikasi antara orangtua dan anak, setelah saya
research ternyata dengan membacakan buku secara konsisten itu
ternyata dapat mendekatkan hubungan orangtua dengan anak, tapi
sayangnya buku-buku yang berkualitas di Indonesia tuh masih
jarang kalaupun ada itu bukunya impor yang harganya tidak
28
terjangkau. Akhirnya dari situ saya mau buat buku dengan kualitas
impor dan karena saya psikolog jadi saya tahu perkembangan anak
ehm... dengan harga yang terjangkau juga buat orang Indonesia,
gitu.”
2. Visi dan Misi
Visi dan Misi yang dimiliki Penerbit Rabbit Hole adalah ingin
membuat buku yang sesuai dengan perkembangan usia anak dan
memenuhi kebutuhan anak dengan kualitas seperti buku impor, namun
harganya terjangkau. Sesuai dengan pernyataan founder Rabbit Hole :
“Pengen bikin buku yang sesuai dengan usia perkembangan anak,
emm... tahu kebutuhannya anak. Jadi misalnya kayak mengenal emosi,
seperti itu dengan kualitas juga impor tapi harga terjangkau.”
3. Profil Penerbit Rabbit Hole
Gambar 2. 1 Kantor Rabbit Hole
Kantor Penerbit Rabbit Hole berada di sebuah rumah di daerah
Mampang, Jakarta Selatan. Bangunannya berupa rumah 2 lantai dengan
cat hijau pastel, salah satu ciri khas yang dimiliki kantor Rabbit Hole
adalah dinding luar bangunannya dicat dengan maskot Rabbit Hole yaitu
29
kelinci yang menggunakan topi hitam, atau biasa disebut dengan „tembok
kelinci‟. Bangunan ini digunakan untuk proses produksi buku, kantor dan
perpustakaan Rabbit Hole. Data lengkap penerbit ini adalah sebagai
berikut :
Alamat : Jalan Bangka 2D No.5 Pela Mampang,
Jakarta Selatan 12720
No. Telepon : 081808094248
E-mail : [email protected]
Website : www.rabbitholeid.com
Media Sosial : instagram, line, youtube, twitter, facebook
dengan id @rabbitholeid
Di lantai satu kantor Rabbit Hole ada klinik „Rainbow Castle‟ yaitu
klinik psikolog anak yang juga merupakan tempat praktek DR dan
partnernya. Kemudian ada perpustakaan Rabit Hole yang bisa dikunjungi
secara gratis. Di sebelah perpustakaan ada bagian finishing untuk produk
tambahan Rabbit Hole seperti wayang dan lain-lain. Kemudian pada
ruangan yang lebih besar dikhususkan untuk BPH dan admin, untuk BPH
terdiri dari bendahara dan sekertaris. Sedangkan untuk admin dibagi
menjadi 4 bagian yaitu, admin labelling, admin reseller, admin pemesanan
dan yang terakhir admin arisan. Selain itu di dekat tangga ada karyawan
packing yang bertugas membungkus pesanan, karyawan yang bertugas
30
memotong kertas dan mesin pemotong. Di sebelah ruangan BPH dan
admin ada satu ruangan yang merupakan gudang stok, berisi kertas-kertas
halaman buku yang baru selesai dicetak.
Berpindah ke lantai dua, kita bisa melihat rak-rak yang berisi kertas
buku yang diurutkan berdasarkan halamannya. Pada lantai ini kita bisa
melihat karyawan divisi finishing yang jumlahnya sekitar 60 orang,
kemudian di sisi kanan bangunan ada dua ruangan tempat buku-buku yang
sudah selesai disusun oleh karyawan finishing berdasarkan judulnya.
Terdapat satu ruangan lagi yang berisi divisi quality control, dalam
ruangan ini karyawan bertugas melakukan pengecekan pada setiap buku
yang telah selesai disusun. Jika buku dalam kondisi baik, maka akan
disusun lagi di rak dan siap dipasarkan, jika buku terdapat kesalahan maka
akan dinamakan buku reject.
4. SDM dan Struktur Organisasi
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Penerbit Rabbit Hole
terhitung hingga Maret 2017 berjumlah 110 orang. Pada penerbit ini,
jumlah karyawan dibagi lagi menjadi beberapa divisi yaitu, sekretaris,
HRD, koordinator reseller, pendongeng, admin, finishing, packing,
logistik dan security. Untuk beberapa divisi di atas akan penulis jabarkan
tugas dan peranannya lebih lanjut.
Divisi admin terbagi menjadi 4 bidang, admin reseller, admin arisan,
admin pemesanan dan admin labelling. Divisi koordinator reseller
31
bertugas untuk mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh admin reseller.
Tugas admin reseller adalah membuat grup dan menangani calon reseller
yang mendaftar, melakukan pengecekan terhadap ujian yang telah diisi
calon reseller, dan menangani pembelian yang dilakukan oleh reseller.
Admin arisan akan menangani grup-grup arisan yang telah dibuat oleh
anggota arisan, masing-masing grup arisan dibuat per kategori buku.
Selain itu admin arisan bertanggungjawab untuk mengingatkan setiap
anggota arisan untuk membayar kewajibannya, mengundi pemenang arisan
dan menanyakan data diri peserta arisan secara lengkap. Admin
pemesanan memiliki pekerjaan untuk mengurus semua pertanyaan
customer atau pemesanan baik melalui media sosial maupun melalui web.
Admin labelling bertanggungjawab terhadap label pemesanan yang akan
dikirim.
Pendongeng bekerja di perpustakaan Rabbit Hole, jika ada
pengunjung yang datang ke perpustakaan biasanya akan dibacakan
dongeng. Namun tidak hanya di perpustakaan Rabbit Hole saja,
pendongeng bisa diundang ke taman baca, perpustakaan atau sekolah-
sekolah untuk mendongeng di sana dengan perjanjian terlebih dahulu
dengan Rabbit Hole.
Divisi selanjutnya yang akan penulis jelaskan adalah divisi finsihing.
Divisi ini adalah divisi yang bekerja memproduksi buku-buku terbitan
Rabbit Hole. Pekerjaannya antara lain, melapisi buku-buku dengan kertas
32
tebal, menggunting dan menempel fitur-fitur pada buku-buku terbitan
Rabbit Hole, dan mengelem halaman buku satu per satu sampai lengkap.
Divisi yang akan penulis jelaskan terahkir adalah divisi packing.
Divisi ini bertugas untuk membungkus pesanan-pesanan customer serapi
dan sekuat mungkin untuk kemudian dikirimkan ke alamat masing-masing
customer. Divisi packing ini harus bisa membungkus pesanan sebaik
mungkin untuk menghindari kerusakan pada buku saat di perjalanan. Jam
kerja karyawan Rabbit Hole adalah setiap hari Senin sampai Jum‟at pukul
09.00 – 16.00 WIB. Berikut ini rincian jumlah karyawan inti di Rabbit
Hole berdasarkan wawancara dengan bidang HRD di Rabbit Hole tercatat
hingga Maret 2017:
“Untuk admin itu ada sekitar 18 orang, 1 sekretaris, untuk logistik 3
orang, HRD 1 orang packing 21 orang, finishing paling banyak 63
orang, pendongeng 1 orang, koordinator reseller 1 orang, security 1
orang. Totalnya 110 karyawan.”
Tabel 2. 3 Karyawan Rabbit Hole
No. Posisi Jumlah
1. Sekertaris 1 orang
2. HRD 1 orang
3. Admin 18 orang
4. Logistik 3 orang
5. Divisi Finishing 63 orang
6. Divisi Packing 21 orang
7. Pendongeng 1 orang
8. Koordinator Reseller 1 orang
9. Satpam 1 orang
Total 110 orang
33
Setiap karyawan di Rabbit Hole diwajibkan untuk mengikuti tata
tertib yang berlaku di Rabbit Hole. Tata tertib yang dimiliki Rabbit Hole
meliputi menjaga kebersihan dan kerapihan area kerja, waktu istirahat,
menjaga kenyamanan dan komunikasi antar sesama karyawan, dan lain-
lain. Untuk keseluruhan tata tertib akan dilampirkan pada bagian lampiran.
Jika terjadi pelanggaran maka akan dikenakan sanksi. Sanksi yang
diberikan jika karyawan melanggar tata tertib, yaitu diberikan Surat
Peringatan I. Apabila masih melakukan kesalahan yg sama akan diberikan
Surat Peringatan II, dan jika masih melakukan pelanggaran lagi akan
dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
35
5. Anggaran
Seperti yang dikutip dari wawancara dengan DR, semua dana yang
digunakan untuk proses produksi, pemasaran dan program-program yang
berjalan semuanya berasal dari dana pribadi pendiri Rabbit Hole, yaitu DR
dan GG . Pernyataan mengenai hal ini adalah sebagai berikut :
“Sumber dananya awalnya dari dana pribadi kami berdua, terus
yaudah sampai sekarang juga masih seperti itu. ngga kerjasama
sama lembaga lain. Begitu juga dengan perpustakaannya, itu kan
dari koleksi buku saya pribadi ya berarti dari dana saya pribadi.”
6. Program-Program Rabbit Hole
Bukan hanya bergerak sebagai penerbit buku anak saja, Rabbit Hole
juga ternyata memiliki beberapa program di luar penerbitan dan penjualan
buku juga. Program-program ini dibagi menjadi dua jenis program, yaitu
pada bagian pemasaran dan bukan pemasaran. Beberapa program yang
dimiliki Rabbit Hole antara lain :
a. Program Bidang Pemasaran
Program bidang pemasaran mencakup semua kegiatan yang
tujuannya adalah meningkatkan pemasaran buku-buku terbitan Rabbit
Hole, program-program tersebut adalah sebagai berikut :
1) Program Reseller
36
Reseller adalah orang yang menjual kembali produk dari suplier,
dengan produk fisik yang sudah berada di tangannya atau biasa
disebut ready stock. Program ini baru saja diluncurkan pada tahun
2017 dengan perekrutan pertama kali dilakukan via instagram.
Tujuan dibuatnya program ini adalah karena dengan adanya reseller
tentu jangkauan distribusi Rabbit Hole bisa lebih luas lagi. Dalam
program ini, Rabbit Hole menetapkan beberapa peraturan yang wajib
diikuti oleh reseller resmi Rabbit Hole, agar buku Rabbit Hole tidak
hanya dijual secara asal, tetapi reseller juga dapat menjelaskan
manfaat yang dimiliki setiap buku. Untuk itu sebelum menjadi
reseller, calon reseller harus mengikuti webinar (seminar online)
tentang buku-buku Rabbit Hole dan wajib mengikuti ujian.
Jika calon reseller lulus ujian, maka dia berhak menjadi reseller
resmi Rabbit Hole. Tidak berhenti sampai di situ saja, setelah
menjadi resellerpun akan ada ujian secara berkala yang harus diikuti
seputar studi kasus dari customer yang selama ini dihadapi. Ujian ini
yang menentukan apakah masih bisa melanjutkan menjadi reseller
atau tidak.
Keuntungan menjadi reseller antara lain bisa membeli buku
Rabbit Hole dengan harga yang lebih murah, bisa mendapatkan
diskon sampai dengan 50% dan bisa dijual kembali dengan harga
yang sesuai dengan keinginan reseller.
37
2) Program Arisan Rabbit Hole
Mengutip dari wawancara dengan Mba Iis, selaku koordinator
admin arisan, program arisan Rabbit Hole adalah kegiatan membeli
buku Rabbit Hole dengan cara mencicil, dilakukan secara
berkelompok dan akan mendapatkan buku secara bergiliran. Hal ini
dikemukakan seperti ini :
“Arisan itu sebenarnya program membeli buku Rabbit Hole
tetapi dengan cara mecicil. Tapi, kayak arisan pada umumnya
nanti ada kocokannya jadi nanti tergantung dia dapet kocokan
ke berapa. Kalau misalnya kocokan kedua ya berarti dia dikirim
di bulan kedua. Kayak arisan paket lengkap dia 7 bulan, dia
menang di kocokan kedua berarti di buka kedua dia dapet.
Bayarnya selama rentang 7 bulan.”
Seperti arisan pada umumnya, setiap anggota arisan diwajibkan
membayar uang iuran yang jangka waktunya bisa dipilih sesuai
dengan keinginan, yaitu pembayaran perbulan atau perminggu. Jika
memilih untuk arisan mingguan, maka dalam 14 minggu, anggota
harus membayar iuran sebesar Rp. 54.000,- setiap minggunya. Jika
memilih yang bulanan, maka anggota dalam 7 bulan diwajibkan
membayar iuran Rp. 108.000,- setiap bulannya. Hal ini dikutip dari
pernyataan koordinator arisan sebagai berikut :
“Ada yang perminggu dan ada yang perbulan.jadi kayak arisan
paket lengkap itu ada yang arisan mingguan, berarti dia ikut
selama 14 minggu. Mencicil selama 14 minggu, perminggunya
itu sebesar Rp. 54.000. kalau yang paket lengkap bulanan itu
dia 7 bulan. Sebulannya Rp. 108.000.”
38
Tujuan diadakannya program arisan ini adalah karena kebiasaan
orang Indonesia yang suka membeli sesuatu dengan cara mencicil.
Selain itu agar memudahkan customer dalam pembelian buku Rabbit
Hole yang harganya masih termasuk mahal dibandingkan buku lokal
lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh DR berikut ini :
“Kalau dari penjualannya sendiri kami ada dalam bentuk
pemasaran biasa bisa lewat web kemudian dalam bentuk arisan,
mencicil. Karena saya lihat orang Indonesia senang mencicil.
Apalagi kebutuhan buku itu masih sekunder bahkan tersier. Jadi
kalau misalnya ngeluarin uang beberapa ratus ribu tuh kayak
berat banget buat mereka. Dengan mengeluarkan uang sedikit
akhirnya mereka lebih mau untuk beli buku.”
Kesulitan yang dihadapi dalam program ini adalah, seringkali
anggota yang ikut arisan melibihi waktu tenggat pembayaran,
sehingga admin arisan harus selalu mengingatkan setiap peserta
dalam melakukan pembayaran. Kesulitan yang paling menghambat
program ini adalah jika salah satu dari anggota arisan berhenti
membayar setelah mendapatkan buku. Sedangkan arisan pada
kelompok tersebut harus tetap berjalan. Maka Rabbit Hole akan
menghubungi WhatsApp pribadi anggota tersebut jika tidak dibalas,
menghubungi via sms, jika tidak mendapatkan respon juga maka
akan ditelepon namun jika cara ini tidak juga berhasil maka foto
anggota tersebut akan dipajang di instagram Rabbit Hole dan di-
blacklist. Hal ini diungkapkan IS selaku koordinator admin arisan,
sebagai berikut :
39
“Kesulitannya kalau peserta tuh ngga bayar yah, kita harus
kayak ekstra, harus nanyain ingetin lagi atau misalnya
kesulitannya kalau ada yang udah dapet buku terus dia tau-tau
ngga lanjut bayar nih ngga bisa dihubungin kayak gitu kan
berarti rugi di kita sedangkan arisan harus tetep jalan jadi
peserta yang lain ngga akan terganggu walaupun ada satu yang
kabur itu arisan akan tetap berjalan. Paling solusinya kalau
yang kayak gitu, kita coba hubungin kalau via whatsapp ngga
dibales, kita sms kalau masih ngga dibales kita telfon, masih
ngga bisa kita akan publish dia di instagram, kita akan blacklist
dia sebagai orang yang kabur, gitu jadi dia ngga bayar arisan
sedangkan dia udah dapet buku. Kalau bentuk sanksi dari kita
begitu.”
b. Program Bukan Pemasaran
Jika program bidang pemasaran adalah yang bertujuan
meningkatkan penjualan, maka program bukan penjualan ini tidak
berhubungan dengan penjualan. Program ini bertujuan untuk
memperkenalkan Rabbit Hole lebih luas lagi maupun program yang
berupa projek sosial. Berikut ini adalah program bukan pemasaran :
1) Program OPRAH (Social Project of Rabbit Hole)
Gambar 4. 1 Sumbangan Buku untuk Indonesia Mengajar
40
Program ini merupakan program sosial dari Rabbit Hole, di
mana setiap terjualnya 20 buku Rabbit Hole maka 1 buku akan
disumbangkan. Untuk lembaga yang menerima sumbangan buku
tidak tetap, biasanya perpustakaan, taman baca, dan sebagainya.
Biasanya customer akan menghubungi Rabbit Hole jika memerlukan
sumbangan buku, setelah disetujui maka paket buku akan dikirimkan
ke customer tersebut untuk kemudian disumbangkan.
2) Program Perpustakaan
Program perpustakaan ini adalah sebuah tempat di kantor Rabbit
Hole yang berisi banyak buku-buku anak, mainan edukasi dan juga
koleksi buku-buku terbitan Rabbit Hole. Di sini pengunjung bisa
Gambar 4. 2 Perpustakaan Rabbit Hole
41
datang dan membaca buku secara gratis, namun sebelumnya harus
melakukan konfirmasi kedatangan terlebih dahulu.
Seluruh koleksi buku anak yang ada di perpustakaan Rabbit
Hole merupakan koleksi pribadi dari pendirinya yaitu DR, yang telah
dikumpulkannya sejak kecil dan dibelinya dengan uang tabungan
pribadi. Buku-buku ini selain dimanfaatkan untuk menangani
keluhan client, juga digunakan sebagai referensi pembuatan buku
Rabbit Hole. Pernyataan tersebut dikemukakan sebagai berikut :
“Hm... koleksi pribadi. Sebenarnya dari kecil udah suka
dibeliin ayah saya banyak buku, cuman abis itu setelah
beranjak dewasa disumbangin. Nah, terus ketika udah mulai
kuliah S2 ambil Psikologi Anak terus kalau misalnya ada
client saya banyak kasih buku yang sesuai dengan masalah
mereka. Nah, dari situ mulai ngumpul-ngumpulin buku lagi
terus abis itu sekarang karena juga kan saya pengen buku
yang kualitasnya impor jadi, yaudah banyak koleksi buku-buku
impor juga untuk referensi.”
Selain bisa membaca buku di tempat secara gratis, anak yang
datang ke perpustakaan Rabbit Hole juga dapat dibacakan dongeng
oleh pendongeng di Rabbit Hole. Anak diperbolehkan juga untuk
memanfaatkan mainan edukasi yang tersedia di perpustakaan. Buku
yang sudah selesai dibaca, diletakkan di kotak pengembalian buku.
Sayangnya koleksi buku di perpustakaan Rabbit Hole ini tidak bisa
dipinjam untuk dibawa pulang.
42
3) Program Mendongeng
Program mendongeng ini sebenarnya adalah lanjutan dari
program perpustakaan. Pendongeng Rabbit Hole ini berinisial TN.
Biasanya TN bekerja di perpustakaan Rabbit Hole, mendongengkan
anak-anak yang datang ke perpustakaan. Namun, jika ada taman
baca atau sekolah yang ingin didongengkan maka Rabbit Hole akan
mendatangi tempat tersebut dengan sebelumnya melakukan
perjanjian terlebih dahulu.
Untuk program ini pihak sekolah atau taman baca cukup
membayar uang transpot saja dengan terlebih dahulu menghubungi
pihak Rabbit Hole. Buku-buku yang didongengkan biasanya adalah
buku terbitan dari Rabbit Hole. Bukan hanya mendengarkan
dongeng, kegiatan lain yang biasa dilakukan adalah membuat boneka
tangan, membuat wayang kertas dan prakarya lainnya.
Alasan utama dipilihnya TN sebagai pendongeng di Rabbit Hole
adalah karena portofolionya, beliau sudah sering mendongeng di
beberapa event komunitas dan beliau memiliki teknik mendongeng
Gambar 4. 3 Kegiatan Mendongeng di Sekolah
43
yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan Penerbit Rabbit Hole.
Selain itu TN juga memiliki pribadi yang menarik bagi anak-anak.
7. Penerbitan dan Pemasaran di Rabbit Hole
Pada bagian ini, akan dibahas tentang proses penerbitan atau produksi
buku serta proses pemasaran yang dilakukan di Penerbit Rabbit Hole.
Berikut ini adalah proses penerbitan dan pemasaran yang dilakukan :
a. Jalur Penerbitan Literatur
Pada pembahasan ini, jalur penerbitan atau produksi buku Rabbit Hole
akan dijelaskan secara bertahap. Selain pencetakan halaman buku, seluruh
proses penerbitan dilakukan di kantor Rabbit Hole oleh divisi finishing.
Proses produksi buku Rabbit Hole sebagian besar dilakukan dengan cara
manual atau tanpa menggunakan mesin. Hal ini yang membuat produk
Rabbit Hole berbeda dari penerbit buku anak lainnya. Berikut ini adalah
langkah-langkah penerbitan buku di Rabbit Hole :
1) Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat konsep cerita dan
dialog oleh DR. Setelah itu melakukan diskusi dengan ilustrator yaitu
Guntur Gustanto. Diskusi ini berkisar tentang ilustrasi tokoh yang
sesuai dan fitur-fitur yang akan digunakan dalam buku tersebut.
44
2) Kemudian setelah diskusi mencapai keputusan final, dibuatlah
storyboard berdasarkan jalan cerita yang diinginkan, dialognya, sampai
kepada ilustrasi seperti apa yang akan di tampilkan pada setiap halaman.
Gambar 4. 4 Penulis dan Ilustrator Rabbit Hole
Gambar 4. 5 Ilustrasi Tokoh
45
3) Dari proses pembuatan storyboard sebelumnya, dilakukan beberapa
revisi sampai mendapatkan storyboard yang sesuai.
4) Pembuatan sketsa ilustrasi buku dan penempatan dialog untuk semua
lembar. Kemudian dilakukan pewarnaan.
5) Setelah sketsa tersebut diwarnai kemudian dicetak di percetakan lembar
demi lembar. Untuk pemilihan warnanya sendiri, penerbit ini memiliki
aturan atau color guide. Buku-buku yang diterbitkan Rabbit Hole
memiliki warna-warna pastel yang lembut, itu semua didasari alasan
bahwa mata anak-anak lebih bagus dibiasakan untuk melihat warna-
warna lembut yang sesuai dengan warna-warna yang ada di alam.
Warna-warna tersebut seerti biru gunung, hijau daun, cokelat batang
pohon, putih awan, dan sebagainya.
Gambar 4. 6 Storyboard Buku „Hop‟
46
6) Semua lembaran buku Rabbit Hole dicetak di daerah Senen,
dikarenakan penerbit ini belum memiliki mesin cetak sendiri.
Lembaran-lembaran buku yang sudah selesai kemudian diambil dari
percetakan menggunakan mobil. Dari perjalanan inilah terkadang
membuat lembaran buku tersebut menjadi rusak atau lecek, sehingga
menyebabkan buku reject. Lembaran yang datang tersebut diletakkan di
gudang stok kemudian dipisahkan berdasarkan judul dan halaman.
Gambar 4. 7 Color Guide Buku Rabbit Hole
Gambar 4. 8 Gudang Stok
47
7) Di lantai 2 kantor Rabbit Hole terdapat beberapa rak yang berisi
lembaran buku yang sudah dikelompokkan berdasarkan judul dan
halamannya dan juga meja-meja untuk puluhan karyawan finishing.
Karyawan finishing dibentuk berkelompok berdasarkan judul buku
yang dikerjakan. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil
semua lembaran buku sesuai dengan judul yang dikerjakan.
8) Kemudian melapisi lembaran tersebut dengan art carton untuk buku pra
sekolah dan untuk buku bayi dilapisi dengan kertas ivory agar halaman
buku menjadi tebal, halamannya tidak mudah robek saat dimainkan dan
tidak mudah lecek.
Gambar 4. 9 Rak Lembaran Buku
Gambar 4. 10 Melapisi Lembaran Buku
48
9) Setelah halaman demi halaman dilapisi, maka pekerjaan selanjutnya
adalah menyusun halaman tersebut menjadi sebuah buku dengan cara
menempelnya manual menggunakan lem. Bagian ini juga termasuk
memasang fitur-fitur buku seperti sentuh-rasa, fitur pop-up dan lain-
lain..
10) Setelah semua halaman dilapisi dan disusun menjadi buku tanpa cover,
calon buku ini dipotong dengan mesin pemotong untuk meratakan
pinggir kertas dan memotong ujung buku menjadi tumpul agar tidak
melukai anak saat membacanya. Untuk pemotongan buku dilakukan
di dalam kantor karena penerbit ini memiliki mesin pemotong kertas.
Gambar 4. 11 Menempel Pop-Up
Gambar 4. 12 Mesin Pemotong Ujung Buku
49
11) Setelah buku diratakan dan ujung kertasnya ditumpulkan, buku
dipasang cover sesuai dengan judulnya. Kemudian buku disusun di
rak tanda buku sudah selesai diproduksi. Dari rak ini buku dibawa lagi
ke ruangan quality control.
12) Quality control bertugas untuk memeriksa kualitas buku yang sudah
selesai. Buku dengan halaman lecek, flap yang tidak bisa dibuka atau
kosong, halaman terbalik, halaman yang tercampur antara bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris, lem yang terlalu banyak, pop-up yang
tidak berfungsi dengan baik dan kekurangan lainnya biasanya
dinamakan buku reject. Buku reject adalah buku yang tidak
memenuhi standar jual Rabbit Hole, biasanya dapat dijual lagi dengan
harga murah atau bisa juga disumbangkan melalui program “20 untuk
1”.
Gambar 4. 13 Karyawan Quality Control Rabbit Hole
50
13) Sedangkan untuk buku-buku dengan kualitas baik disusun lagi di rak
yang tersedia di ruang quality control. Buku ini siap untuk dipasarkan.
b. Jalur Pemasaran Literatur
Pemasaran Rabbit Hole dilakukan dengan cara distribusi secara
langsung tanpa bekerjasama dengan toko buku atau dengan agen buku lain.
Hal ini disebabkan oleh toko buku yang membagi keuntungan 40% - 60%
dengan penerbit buku. Dengan adanya kebijakan ini, resikonya adalah
Rabbit Hole harus menaikkan harga jual produknya. Padahal dengan harga
bukunya sekarang masih banyak customer yang menganggap harga buku
Rabbit Hole terlalu mahal. Alasan ini dikatakan oleh DR pada saat
wawancara, sebagai berikut :
“Karena mereka mengambil sharing profit antara 40% - 60%
kalau seperti itu konsekuensinya kami harus meningkatkan
harganya menjadi 2 kali lipat, sehingga harganya jadi terlalu
mahal.”
Gambar 4. 14 Rak Buku yang Siap Dipasarkan
51
Walaupun tidak bekerjasama dengan penerbit besar atau agen
penjualan buku lainnya, penjualan Rabbit Hole terus melonjak naik dari
hari ke harinya. Dalam sebulan Rabbit Hole bisa menjual kurang lebih
14.000 buku. Cara pemasaran produk Rabbit Hole dilakukan dengan dua
cara, yang pertama dilakukan secara langsung (tatap muka) biasanya
dilakukan saat ada orangtua yang berkunjung ke perpustakaan Rabbit Hole
dan tertarik membeli buku terbitan Rabbit Hole, atau bisa juga saat Rabbit
Hole diundang mendongeng ke sekolah-sekolah kemudian membuka
booth dan melayani pembelian buku secara langsung dan yang kedua
melalui media sosial (online).
Yang membedakan publikasi produk Rabbit Hole dengan penjual
buku pada umumnya adalah, dalam setiap postingan instagramnya Rabbit
Hole menyisipkan manfaat yang dimiliki setiap buku agar orangtua bukan
hanya membeli buku saja, tetapi juga bisa menerapkan manfaat-manfaat
tersebut kepada anaknya. Selain itu seringkali DR yang juga merupakan
psikolog anak menyisipkan tips-tips parenting agar bisa membantu
orangtua membangun komunikasi dengan anak.
52
Semua program-program yang dimiliki Rabbit Hole juga
dipromosikan via instagram. Sedangkan untuk proses pemesanan
dilakukan dengan aplikasi chatting seperti WhatsApp, Line dan Email.
Sebelum diresmikannya web Rabbit Hole, semua pesanan dilayani melalui
chat.
Gambar 4. 15 Tips Parenting di Instagram
Gambar 4. 16 Website Rabbit Hole
53
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Literatur Anak Terbitan Rabbit Hole
Berikut ini akan penulis jabarkan literatur anak yang dimiliki oleh
Rabbit Hole. Buku-buku yang telah diterbitkan dibagi menjadi dua jenis
yaitu buku bayi dan buku pra-sekolah. Namun tidak hanya buku, Rabbit
Hole juga meluncurkan beberapa produk tambahan seperti wayang, kartu
pos, kotak cerita, buklet permainan dan CD cerita interaktif.
Beberapa buku Rabbit Hole yang ditujukan untuk anak pra-sekolah
tahun juga tersedia dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris. Selain itu produk tambahan seperti wayang dan kartu pos
merupakan bonus sesuai dengan judul buku yang dibeli. Contohnya saat
customer membeli buku „Liburan Terbaik‟ maka secara otomatis akan
mendapatkan kartu pos sebagai bonus pembelian, tetapi produk tambahan
ini juga bisa dibeli secara terpisah dari buku aslinya.
a. Buku Bayi
Buku pertama yaitu „Cilukba!‟adalah buku bayi dan bonus wayang
setiap pembelian bukunya. Bercerita tentang kasih sayang ayah dan ibu
kepada bayinya. Fitur yang paling menonjol dalam buku ini adalah fitur
buka-tutup. Fitur buka-tutup ini juga sekaligus menampilkan dua tokoh
dalam buku tersebut yaitu, anak perempuan dan anak laki-laki.
Buku bayi lainnya adalah „Hmmm...‟ dibuat untuk mengenalkan
jenis-jenis emosi pada anak. Bertujuan agar anak dapat membedakan
54
setiap emosi yang dirasakan setiap manusia. Fitur paling menarik dari
buku ini adalah fitur sentuh-rasa. Bonus dadu emosi setiap pembelian
buku, dadu emosi adalah lembaran kertas yang harus dirakit dan
dibentuk seperti dadu. Dadu ini berisi berbagai macam emosi.
Buku ketiga yaitu „Suara Apa Itu?‟ memiliki tujuan agar anak bisa
mengenal berbagai jenis kendaraan umum. Bercerita tentang keluarga
kecil yang berolahraga dan melihat berbagai jenis kendaraan di sekitar
Bundaran HI.
b. Buku Pra-Sekolah
Buku pertama adalah „Asal Mula Namaku‟, dalam buku ini
bercerita tentang asal mula tokohnya bernama „O‟ yang berasal dari
ibunya yang saat mengandung ingin makan onde-onde. Fitur yang
ditawarkan adalah fitur buka-tutup dan mendapatkan bonus wayang dan
buklet permainan.
Buku selanjutnya adalah „Liburan Terbaik‟ buku ini bercerita
tentang tokoh utama yang melakukan perjalanan ke daerah Indonesia
bagian Timur. Fitur yang sangat menonjol dari buku ini adalah fitur
pop-upnya dan buka-tutup yang sangat menarik. Bonus kartu pos setiap
pembelian buku ini.
Buku berjudul „Bella dan Balon Merah‟ terdapat bonus CD cerita
interaktif pada setiap pembeliannya. Bercerita tentang Bella yang
kehilangan balonnya dan melakukan petualangan menemukan balonnya
dan membuat pilihan apakah dia akan mengambil balonnnya kembali
55
atau ingin memberikannya kepada orang lain. Di sini anak bisa belajar
tentang pilihan untuk memberi kepada orang lain.
Buku „Hop‟ adalah buku yang paling terbaru dari koleksi Rabbit
Hole. Berisi tentang pengenalan proses tumbuh-kembang hewan.
Dilengkapi dengan fitur menarik putar-geser-tekan yang masih jarang
ditemukan di buku-buku Indonesia.
Produk tambahan seperti wayang, kartu pos, buklet permainan, dan
kotak cerita dibuat untuk melibatkan anak dalam setiap cerita yang
dibacakan. Tidak hanya mendengarkan orangtua bercerita tetapi juga bisa
memainkan wayang-wayang yang sesuai dengan tokoh ceritanya.
Sehingga diharapkan anak-anak tidak menganggap kegiatan
mendengarkan cerita adalah kegiatan yang membosankan. Berikut ini
daftar buku dan daftar produk tambahan yang diproduksi Rabbit Hole dan
keterangan lengkapnya :
Tabel 2. 4 Daftar Buku
No. Cover Buku Judul Buku Keterangan
1.
Bella dan Balon Merah
Bella and Red Ballons
Buku anak 3-7 tahun
Bonus CD interaktif
56
2.
Cilukba!
Buku bayi
Fitur flap (buka-
tutup)
Bonus wayang
3.
Asal mula Namaku
The Origin of My Name
Buku anak 3-7 tahun
Fitur flap (buka-tutup)
Bonus buklet dan
wayang
4.
Suara Apa Itu?
What sound is that?
Tersedia dalam jenis
paper book dan board
book
Buku anak 1-3 tahun
Fitur halaman
bersambung
Bonus wayang
5.
Liburan Terbaik
The Best Holiday
Buku anak 3-7 tahun
Fitur pop-up dan flap
(buka-tutup)
Bonus kartu pos
6.
Hmmm...
(Buku Emosi)
2 versi
(laki-laki & perempuan)
Buku bayi
Fitur feel and touch
(sentuh-rasa)
1 halaman cermin
Bonus dadu emosi
7.
Hop!
Buku anak 1-5 tahun
Fitur push pull spin
(tarik-geser)
57
Buku-buku di atas sudah diterbitkan tercatat sampai dengan April
2017. Sampai saat ini Rabbit Hole masih terus memproduksi buku-buku
terbarunya. Untuk dapat melihat terbitan buku-buku terbaru dapat
mengunjungi instagram Rabbit Hole yang telah dicantumkan sebelumnya
pada profil penerbit.
Menurut DR, buku yang dibuat oleh Rabbit Hole telah disesuaikan
dengan usia anak. Karena pada setiap jenjang usia, anak memiliki
kemampuan menangkap informasi dan kebutuhan informasi yang berbeda-
beda. Mulai dari desain buku sampai dengan isi buku dan pemilihan kata-
kata di dalamnya juga disesuaikan dengan umur anak yang menjadi target
pembaca. Misalnya untuk buku bayi berjudul „Hmmm...‟ atau biasa
disebut buku emosi ini memiliki warna yang lembut dan setiap
halamannya tidak memiliki detail.
Hal ini dilakukan karena ternyata memberikan warna yang lembut
dan mempresentasikan alam, lebih baik untuk bayi ketimbang memberikan
warna yang terlalu terang atau terlalu gelap. Selain itu setiap halamannya
tidak banyak detail agar bayi hanya fokus kepada gambar yang besar saja,
bukan pada detail. Kata-kata yang dipilih dalam buku inipun dibuat
sesingkat dan sejelas mungkin dengan font yang besar agar bayi terbiasa
melihat abjad. Sehingga saat besar nanti diharapkan bayi bisa lebih cepat
menghafalnya.
58
Tabel 2. 5 Daftar Produk Tambahan
No. Produk Keterangan
1.
Wayang Cilukba!
Wayang kertas yang dapat dirakit sendiri oleh
orang tua, untuk mendukung cerita buku
„Cilukba‟
2.
Wayang Suara Apa Itu?
Wayang kertas yang dapat dirakit sendiri oleh
orang tua, untuk mendukung cerita buku „Suara
Apa Itu?‟
3.
Wayang Asal Mula
Namaku
Wayang kertas yang dapat dirakit sendiri oleh
orang tua, untuk mendukung cerita buku „Asal
Mula Namaku‟
4.
Kotak Cerita
Pedagang dan Tabib
Kumpulan kartu cerita yang mengajak anak
untuk berpuasa dengan sistem agenda. Berisi
cerita pada setiap amplop.
5.
Buklet Permainan
Berisi 5 jenis permainan yang bisa dimainkan
oleh orangtua dan anak. Buklet ini merupakan
bonus dari pembelian buku „Asal Mula
Namaku‟.
59
6.
Kartu Pos Liburan
Terbaik
Berisi 6 buah kartu pos dengan gambar yang
sesuai dengan buku „Liburan Terbaik‟.
7.
CD Bella dan Balon
Merah
Tersedia juga dalam bentuk aplikasi interaktif
yang dapat diunduh via App Store dan Web
Store
Adalah dongeng digital yang jalan ceritanya bisa
ditentukan sendiri oleh anak.
Kemudian dibuatnya produk tambahan seperti wayang ditargetkan
untuk melibatkan orangtua dalam setiap pembacaan buku cerita. Sebelum
buku dibacakan, orangtua bisa mengajak anak untuk merakit wayang
bersama-sama. Kegiatan ini bisa membangun ikatan antara orangtua dan
anak dan merupakan kegiatan yang menyenangkan. Saat cerita dibacakan
orangtua dapat mendampingi anak dengan menggerakkan wayang sesuai
dengan tokoh dalam cerita. Ini membuat kegiatan mendengarkan cerita
menjadi pengalaman menarik bagi anak dan membuat anak-anak tidak
cepat bosan saat mendengarkan cerita.
Begitu juga dengan produk CD interaktif atau aplikasi dongeng
digital „Bella dan Balon Merah‟. Karena dengan adanya kemajuan
teknologi dan besarnya pengaruh gadget bagi anak-anak pada masa ini
membuat aplikasi dongeng digital ini menarik perhatian anak-anak. Di sini,
nama „Bella‟ dapat diganti dengan nama anak, sehingga saat
60
mendengarkan ceritanya anak dapat merasakan bahwa dirinya adalah
tokoh utama dalam cerita. Selain itu anak juga bisa menentukan alur cerita
ini, karena pada setiap permasalahan terdapat pilihan yang bisa
memengaruhi jalan cerita.
Sayangnya produk digital storytelling ini sudah tidak dibuat lagi
karena DR telah melakukan riset dan menyadari bahwa penggunaan
gadget untuk bercerita pada anak memiliki efek kurang baik dalam segi
kesehatan juga dalam pemanfaatan indera anak yang seharusnya kelima
indera yaitu; pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba
harus digunakan dan dimaksimalkan kegunaanya dalam usia
perkembangan. Sesuai dengan pernyataannya dalam wawancara,
“ Sebenernya itu abis saya kuliah mau bikin kreatitas dongeng
karena kan sekarang semuanya sudah pakai gadget jadi itu dulu
yang dibuat si aplikasinya dulu. Nah, tapi pas saya udah meneliti
segala macem nah memang anak-anak tuh karena mereka masih
berkembang otaknya, panca inderanya tuh memang harus
digunakan semua harus aktif ketika mempelajari suatu hal jadi
memang paling bagus buku cetak. Akhirnya setelah itu saya mulai
fokus ke buku cetak aja. Aplikasinya ngga terlalu. Aplikasinya
sekarang sudah engga dibuat lagi.”
2. Literasi Informasi di dalam terbitan Rabbit Hole
Tujuan utama didirikannya Rabbit Hole bukanlah bisnis semata,
namun menciptakan alat untuk meningkatkan minat baca anak Indonesia
sekaligus membangun kedekatan antara orangtua dan anak. Oleh karena
itu di setiap terbitannya tersisip fitur-fitur menarik dan literasi informasi
61
yang ditujukan untuk anak-anak. Berikut ini beberapa contoh literasi
informasi yang ada di dalam buku-buku Rabbit Hole :
a. Literasi Informasi dalam Buku Berjudul ‟Hmmm...‟
Buku ini berisi tentang pengenalan enam dasar emosi manusia.
Pengenalan emosi ini penting agar anak mampu mengatur emosi dan
menjadi lebih mudah beradaptasi di lingkungannya kelak. Selain itu
buku ini juga dipenuhi dengan konten yang penuh rasa cinta. Dalam
buku ini ada kalimat „Kami menyayangimu apapun yang terjadi‟ yang
ditujukan agar orangtua dapat mengungkapkan rasa cintanya kepada
anak. Karena anak masih menganggap orangtua sebagai semestanya.
Cintanya yang nomor satu. Orangtua dapat memenuhi ingatan anak
dengan membacakan buku bertema cinta kasih agar anak tetap akan
menyayangi orangtua sampai dia dewasa nanti.
b. Literasi Informasi dalam Buku Berjudul „Suara Apa Itu?‟
Buku ini bercerita tentang sebuah keluarga yang pada hari Minggu
lari pagi ke Senayan kemudian mengenal suara-suara kendaraan. Di
dalam buku ini anak diingatkan kembali untuk mencintai alam dengan
cara berolahraga walaupun letaknya masih di Kota Jakarta. Kemudian
kegiatan berkualitas antara orangtua dan anak tidak selalu membuang
uang terlalu banyak, kegiatan sederhana seperti lari pagi akan tetap
bertahan di dalam ingatan anak karena dapat mempererat kualitas
hubungan antara orangtua dan anak. Selain mengenal suara dan nama-
62
nama kendaraan di Kota Jakarta, pada setiap jenis kendaraan anak juga
bisa mengenal angka. Karena jumlah kendaraannya semakin lama
semakin banyak.
c. Literasi Informasi dalam Buku Berjudul „Asal Mula Namaku‟
Buku ini bercerita tentang si „O‟ yang mencari tahu kenapa
dinamakan „O‟ oleh orangtuanya. Dikutip dari pertanyaan dalam
postingan instagram Rabbit Hole, dipilihnya huruf „O‟ sebagai tokoh
utama melalui beberapa pertimbangan. Salah satunya karena huruf „O‟
paling mudah dituliskan oleh anak-anak, huruf „O‟ juga mengingatkan
penulisnya akan hidup yang berputar dan nantinya akan kembali ke titik
awal. Berbicara tentang asal nama seseorang, nama pemberian orangtua
adalah do‟a bagi anaknya. Diharapkan setelah membaca buku ini anak
akan bertanya kepada orangtua tentang arti dari namanya. Di dalam
buku ini penulisnya juga ingin menanamkan untuk mengurangi
penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari yaitu saat Ibu yang
sedang mengandung membeli onde-onde dari seorang nenek, onde-
ondenya dibungkus menggunakan daun pisang bukan plastik.
d. Literasi Informasi dalam Buku Berjudul „Bella dan Balon Merah‟
Buku ini bercerita tentang Bella yang kehilangan satu balonnya
yang berwarna merah. Di dalam buku ini Bella yang mencari balonnya
menemukan ternyata balon merahnya ada di keluarga beruang. Dalam
63
kasus ini anak diberikan pilihan untuk mengambil keputusan, apakah
Bella akan mengambil kembali balonnya atau memberikannya saja
pada keluarga beruang. Tujuannya agar anak mengerti dengan adanya
konsekuensi yang harus dihadapi setelah mengambil keputusan. Agar
nanti saat dia dihadapkan dengan masalah dalam lingkungannya anak
bisa mengambil keputusan dengan mempertimbangkan akibat yang
akan terjadi selanjutnya.
3. Buku Anak sebagai Media Literasi Sejak Dini
Seperti yang sudah penulis jelaskan pada Bab I, latar belakang
penelitian ini adalah untuk merefleksikan kembali pentingnya peran
orangtua terhadap minat baca anak yang kemudian dapat membentuk
karakternya ketika dewasa. Buku anak yang penulis hadirkan sebagai
contoh pada penelitian ini adalah buku-buku dari Penerbit Rabbit Hole.
Salah satu alasan penulis memilih penerbit ini adalah buku yang
diterbitkan dibuat sesuai dengan usia anak, sehingga materi di dalamnya
disampaikan sesuai dengan kemampuan otak anak pada usia itu. Hal ini
didasari dari penulis ceritanya yang merupakan seorang psikolog anak,
sehingga tahu apa saja informasi yang dibutuhkan anak sejak masih bayi
sampai dengan masuk usia pra sekolah.
Mengapa harus buku? Karena anak tidak seharusnya terpapar sinar
gadget terlalu sering. Tidak baik untuk membiasakan anak-anak bermain
gadget sejak dini, selain karena tidak baik untuk kesehatan mata, anak-
64
anak masih perlu untuk melatih syaraf motoriknya dan memanfaatkan
seluruh panca inderanya. Salah satu fitur yang ada dalam buku bayi
berjudul „Hmmm...‟ terbitan Rabbit Hole yaitu sentuh-rasa. Fitur ini
bertujuan agar bayi bisa meraba berbagai macam tekstur dengan indera
perabanya. Dalam buku ini juga, bayi dikenalkan dengan berbagai macam
emosi dasar manusia. Emosi dasar itu meliputi rasa senang, marah, jijik
dan takut.
Penting bagi anak untuk mengenal berbagai macam jenis emosi sejak
kecil, sehingga saat dewasa nanti anak diharapkan dapat menyampaikan
perasaannya dengan emosi yang tepat serta memiliki kontrol atas
emosinya sendiri. Saat anak dewasa nanti tidak hanya IQ (Intelligence
Quotient) saja yang diperlukan namun juga EQ (Emotional Quetiont).
Pengertian EQ telah dikemukakan oleh beberapa tokoh yaitu :
Steiner (1997) menjelaskan pengertian kecerdasan emosional adalah
suatu kemampuan yang dapat mengerti emosi diri sendiri dan orang lain,
serta mengetahui bagaimana emosi diri sendiri terekspresikan untuk
meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan pribadi.
Mayer dan Solovey (Goleman, 1999; Davies, Stankov, dan Roberts,
1998) mengungkapkan kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk
memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, dan
menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memadu pikiran dan
tindakan.31
Dapat penulis simpulkan bahwa EQ adalah kecerdasan sosial,
kecerdasan ini meliputi kemampuan seseorang untuk mengendalikan
amarahnya, membangun hubungan dengan orang di sekitarnya, kepedulian
31
Admin, “Pengertian Kecerdasan Emosional (EQ)” (Belajarpsikologi.com, 2013),
belajarpsikologi.com/pengertian-kecerdasan-emosional-eq/.
65
terhadap lingkungannya dan sebagainya. Kemampuan IQ saat ini tidak lagi
menjadi jaminan orang tersebut akan sukses, kenyataan membuktikan
bahwa orang dengan EQ tinggi bisa lebih sukses di kemudian hari.
Kemampuan ini akan sangat terasa manfaatnya saat anak dewasa nanti dan
mulai berhadapan dengan lingkungan pekerjaan.
Ternyata kemampuan mengendalikan emosi ini juga bisa diperoleh
melalui aktivitas orangtua yang membacakan cerita kepada anak. Hal ini
didasari pada penelitian yang telah dilakukan di University of Nebrasca-
Licoln in Midwestern United States. Penelitian ini dilakukan dengan objek
penelitian adalah 81 keluarga dengan bahasa yang digunakan Inggris dan
Spanyol di dalam rumah. Penelitian ini mengungkapkan bahwa cara
orangtua membacakan buku dan kualitas belajar anak dapat berbeda-beda
tergantung dari bahasa dan budaya yang diterapkan. Saat orangtua
membacakan buku, perlu adanya extra-textual talk atau bisa diartikan
pembicaraan di luar teks cerita. Orangtua bisa menambahkan dialog,
mengajukan pertanyaan, membuat suara-suara tokoh berbeda untuk
membangun ikatan emosional yang kuat dengan anak. Membacakan buku
adalah sebagai pengalaman belajar bukan hanya bagi anak usia pra sekolah
namun juga bagi balita.32
Selain memiliki fitur-fitur yang unik, buku-buku terbitan Rabbit
Hole juga hadir dengan ilustrasi yang lucu dan tentunya menarik untuk
anak-anak. Pada usia pra sekolah kebanyakan anak-anak belum bisa
32
Keely Dyan Cline, “The Instructional and Emotional Quality of Parent-Child Book
Reading and Early Head Start Children’s Learning Outcome,” E-Resources PNRI, Early
Education and Development, 2013, http://e-resources.perpusnas.go.id/.
66
membaca, oleh sebab itu adanya ilustrasi atau gambar mempermudah
orangtua jika ingin menceritakan dongeng kepada anak-anak. Atas alasan
ini pula anak-anak akan lebih fokus melihat gambar daripada tulisan jika
membaca buku, dan keberadaan ilustrasi pada buku anak menjadi sangat
penting. Saat ini toko buku banyak menawarkan buku kumpulan cerita
yang berisi lebih dari 10 cerita namun tanpa disertai ilustrasi atau disertai
ilustasi yang seadanya.
Buku jenis ini terkesan lebih praktis untuk orangtua, karena selain
harganya yang murah, terdapat banyak cerita di dalamnya sehingga lebih
menghemat waktu hanya dengan membacakan satu buku. Lain halnya
dengan anak-anak yang merasa bahwa buku seperti ini membosankan
karena tidak ada gambar di dalamnya, dan biasanya buku hanya dicetak
hitam putih sehingga memberikan kesan monoton dan tidak menarik.
Ketidaktertarikan anak terhadap buku seperti ini yang dikhawatirkan akan
berdampak pada menurunnya minat baca anak. Anak akan menganggap
aktivitas membaca adalah pekerjaan yang membosankan. Hal ini
disampaikan juga oleh DR dalam wawancara sebagai berikut :
“Cuma mungkin hmm... sekarang kalau lihat di toko buku besar banyak
buku-buku anak yang kumpulan dongeng. Jadi misalnya kayak satu buku
ada limapuluh cerita, gitu misalnya. Nah, itu mungkin jadi kayak praktis
nih di orangtua karena satu buku dapet banyak cerita. Sementara kalau
anak apalagi usia dini dia ngelihat terlalu banyak teks, terus terlalu tebel,
nanti akhirnya bisa menyebabkan si anak enggan untuk membaca buku
takutnya dengan buku-buku yang seperti itu.”
Dengan minat baca yang rendah anak menjadi sulit memilah
informasi-informasi yang beredar di sekitarnya. Ini adalah awal mula
67
mudahnya orang Indonesia mudah menerima „berita bohong‟ yang
tersebar di internet dan di lingkungan sekitar. Padahal ada penelitian yang
mengatakan bahwa :
“Children who read good books usually behave better and have good
manner” (Anak-anak yang membaca buku yang baik biasanya
berprilaku lebih baik dan memiliki budi pekerti yang baik.)
─Chris Lyons, The Founding of Notre Dame de Grace Library for Boys
and Girls, Montreal
Penelitian ini dilakukan di Notre Dame de Grace Library for Boys
and Girls di daerah Kanada. Dalam penelitian ini, seluruh media massa
dan lingkungan di Kanada menanamkan pola pikir kepada anak-anak dan
remaja agar senang mengunjungi perpustakaan umum. Di perpustakaan ini
anak-anak tidak hanya bisa membaca lebih dari 10.000 buku tetapi, bisa
mengikuti kegiatan lainnya seperti storytelling, pameran dan pertujukan
bakat. Saat muncul berita tentang kriminatitas yang dilakukan oleh remaja
maka media massa akan menghubungkannya dengan perilaku anak
tersebut yang terbiasa membaca komik-komik atau buku yang
berhubungan dengan kriminalitas dan perkelahian. Sehingga menyadarkan
orangtua dan pustakawan agar mengawasi bacaan yang diberikan kepada
anak atau remaja.
68
Orangtua mulai mengarahkan anaknya untuk menghabiskan waktu
di perpustakaan sepulang sekolah, sedangkan pustakawan berlomba-lomba
untuk meningkatkan kualitas bacaan dan layanan di perpustakaan. Dalam
beberapa tahun ke depan kualitas perilaku dan pemikiran pemuda di
Kanada semakin membaik. Hal ini dijelaskan sejak masa Perang Dunia ke-
II sampai sekarang. Bahkan anak-anak juga mengikuti kontes membuat
essai tentang pentingya perpustakaan bagi mereka. Beberapa essai
mengatakan bahwa membaca buku di perpustakaan memengaruhi perilaku
dan sikap mereka, sebagian yang lain mengatakan bahwa dengan
membaca buku di perpustakaan meningkatkan kemampuan bahasa
Inggrisnya.33
Kebiasaan memupuk minat baca sejak dini sebagian besar adalah
tanggungjawab orangtua namun, presentase keberhasilan didukung pula
oleh guru dan pustakawan. Keluarga adalah lingkungan pertama yang
dikenal oleh seorang anak, oleh karena itu kebiasaan-kebiasaan baik
berasal dan diterapkan dari pengaruh ayah, ibu, dan kakak termasuk dalam
kebiasaan suka membaca. Buku yang diberikan kepada anak juga harus
memenuhi kriteria buku yang baik seperti yang saja sudah jabarkan pada
poin sebelumnya. Karena buku yang baik memiliki kontribusi terhadap
kemampuan kognitif dan membangun emosional sejalan dengan
kemampuan berbahasa dan literasi informasi. Dalam jurnal berjudul
„Families’ Selection of Children’s Literature Books’ beberapa tokoh
33
W. Boyd Rayward, “Libraries in Times, Revolution and Social Changes,” E-Resources
PNRI, The Board of Trustees, 55 (2007), http://e-resources.perpusnas.go.id/.
69
menyampaikan pendapatnya mengenai pentingnya mengenal literatur
sejak dini. Pendapat tokoh tersebut adalah sebagai berikut :
Kiefer (2004) believes that children’s literature has an important effect on
children’s itellectual and emotional development.
Landt ; Louie (2006) Children’s literature provides a type of education
and socialization that communicates society’s goal, fears, expectation,
and demands.34
Kiefer yakin bahwa literatur anak memiliki pengaruh penting
terhadap kemampuan intelektual dan emosi anak. Lain halnya dengan
Landt ; Louie yang menganggap bahwa literatur anak memberikan
pelajaran dan sosialisi yang menyampaikan tujuan, ketakutan, ekspektasi
dan tuntutan dari lingkungan anak tersebut. Dari pendapat di atas,
diketahui bahwa pengenalan literatur anak yang biasanya kita jumpai
dalam bentuk buku anak adalah sangat penting. Tidak hanya
meningkatkan kemampuan berbahasa anak tetapi juga mengajarkan
informasi dan kemampuan sosialisasi dalam lingkungannya.
Dalam jurnal yang sama dijelaskan juga bahwa ada beberapa cara
yang bisa dilakukan orangtua untuk mengenalkan literasi anak sejak dini,
salah satu caranya adalah dengan membacakan buku cerita atau berita di
koran kepada anak, mengajaknya membaca tulisan-tulisan di tempat
34
Olivia N. Saracho, “Families’ Selection of Children’s Literature Books,” E-Resources
PNRI, Early Childhood Education, 2009, http://e-resources.perpusnas.go.id/.
70
umum, misalnya di banner, menu di restoran, peta, nama-nama sebuah
bangunan, dan sebagainya. Cara lainnya adalah dengan mengajaknya
bermain permainan yang membutuhkan kemampuan menyusun huruf atau
kata misalnya scrabble atau membuat TTS bersama. Cara terakhir adalah
membiarkan anak menulis nomor telepon, menulis daftar belanja, atau
mengajaknya menulis surat untuk anggota keluarga lainnya. Dengan
membiasakan ini sejak kecil, anak akan terbiasa dengan aktivitas menulis
dan membaca.
Untuk guru, cara yang bisa dilakukan agar anak senang membaca
dilakukan dengan cara memperkenalkan dahulu jenis teks yang akan
dibaca, konteks dari bacaan tersebut dan tema yang di angkat. Pilih teks
yang pendek terlebih dahulu, batasi setiap anak untuk membaca satu
kalimat, pada saat membaca hubungkanlah bacaan dengan ilustrasi yang
digambarkan agar anak mengerti maksud dari kalimat yang dibacanya.
Setelah selesai membaca, guru bisa mengadakan tanya-jawab seputar
bacaan tersebut kemudian meminta anak memberikan kesimpulan dari
bacaan tersebut.
Sebagai pustakawan cara yang bisa digunakan adalah dengan
memilih dan memilah dari beragam informasi yang ada kemudian
menghadirkan literatur yang baik dan sesuai dengan umur anak. Ciptakan
suasana yang menyenangkan di perpustakaan agar anak merasa bahwa
perpustakaan adalah tempat yang nyaman untuk menghabiskan waktu
mereka. Membaca di perpustakaan membuat anak menemukan banyak ide
71
baru dan informasi sehingga dapat membantu anak membentuk opini
pribadinya. Dalam masa perkembangan otak dan fisik, anak-anak mudah
sekali menyerap apa yang dibacanya, apalagi yang dilihatnya. Apa yang
dibaca, apa yang ditonton serta lingkungan anak cepat atau lambat dapat
berpengaruh pada perilakunya. Sehingga perlu pengawasan dari orangtua,
guru dan perhatian pustakawan untuk bisa memilih dan memilah informasi
yang ada sebelum diberikan kepada anak.
Untuk penerbit, menurut penulis Rabbit Hole sudah bisa menjadi
panutan bagi penerbit-penerbit lain yang juga memproduksi buku anak.
Karena dalam setiap bukunya, penerbit ini tidak hanya fokus pada
tampilannya tetapi juga isi dan manfaat yang bisa didapatkan anak setelah
selesai membaca. Selain itu fitur-fitur seperti pop-up, sentuh-rasa, tarik-
putar dan fitur buka-tutup membuat anak tidak cepat bosan. Anak-anak
akan kembali membaca buku itu untuk memainkan fitur-fitur tersebut, hal
ini akan membentuk kecintaan anak terhadap buku sejak kecil. Bagi
orangtua, Rabbit Hole sudah memberikan berbagai kemudahan dalam
pembelian buku, yaitu dengan cara mengadakan program arisan. Dengan
adanya program ini pembayaran bisa dilakukan secara berangsur-angsur
sehingga tidak terlalu membebani orangtua. Fitur-fitur yang ada pada buku
serta produk tambahan lain seperti wayang juga bertujuan untuk
membangun kedekatan dan ikatan emosi antar anak dan orangtua. Dari
seluruh aspek tersebut Rabbit Hole penulis rasa sudah berhasil
menerbitkan sebuah buku yang tidak hanya bermanfaat bagi anak namun
72
juga untuk orangtua dalam mengatasi masalah komunikasi dengan anak.
Penulis berharap dengan adanya buku-buku anak yang menarik seperti
terbitan Rabbit Hole minat baca anak Indonesia bisa meningkat dan bisa
menyadarkan orangtua akan pentingnya membaca buku sejak dini.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah penulis lakukan serta pembahasan pada Bab
IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Jenis literatur yang diterbitkan adalah literatur anak sedangkan, model
literaturnya sendiri ada beberapa macam. Beberapa buku merupakan buku
pop-up, sebagian lagi adalah flap book atau buku yang halamannya dapat
dibuka-tutup, jenis lainnya adalah touch and feel karena memiliki bidang
yang bisa diraba. Untuk terbitan yang paling baru yaitu buku berjudul
„Hop!‟ merupakan buku pull-spin yang memiliki fitur dapat ditarik dan
diputar. Model dari hampir seluruh buku terbitan Rabbit Hole memiliki
fitur di dalamnya.
2. Peran Rabbit Hole untuk meningkatkan literasi informasi bagi anak-anak
sejak dini adalah dengan cara menyisipkan berbagai macam informasi dan
kebiasaan baik dalam setiap terbitannya. Hal ini baik bagi anak yang
notabene suka meniru apa yang dilihatnya. Selain itu dalam postingan
instagram Rabbit Hole juga selalu menyisipkan manfaat memupuk minat
baca pada anak sejak dini yang ditujukan agar orangtua juga peduli dengan
minat baca anak sejak usianya masih dini.
74
B. Saran
Dari penelitian yang telah penulis lakukan, ada beberapa saran yang
dapat penulis berikan pada Penerbit Rabbit Hole dengan harapan ke depannya
literatur yang diterbitkan maupun pelayanannya bisa lebih baik lagi. Saran
dari penulis yaitu sebagai berikut :
1. Terbitan Rabbit Hole saat ini diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak usia
pra-sekolah sedangkan untuk anak-anak usia sekolah belum ada. Alangkah
lebih baik jika untuk ke depannya penerbit ini dapat menyajikan bacaan-
bacaan menarik bagi anak usia sekolah yang sangat membutuhkan bacaan
dengan informasi-informasi yang bermanfaat.
2. Perpustakaan Rabbit Hole saat ini sudah beroperasi dengan baik, namun
penulis berharap untuk kedepannya perpustakaan ini memiliki sebuah
komunitas yang ditujukan untuk anak-anak. Di dalam komunitas ini, setiap
anggotanya berhak untuk menghadiri acara-acara rutin yang diadakan di
perpustakaan. Jadwal acara rutin tersebut misalnya dibuat seminggu sekali.
Kegiatan yang akan dilakukan misalnya kelas mendongeng yaitu
mendongengkan cerita untuk anak sekaligus mengajarkan anak-anak cara
mendongeng yang baik dan kelas pembuatan prakarya. Dengan adanya
komunitas ini, perpustakaan Rabbit Hole dapat lebih bermanfaat bagi
sekitar.
3. Untuk terbitan selanjutnya, Rabbit Hole bisa mempertimbangkan buku seri.
Buku seri ini dimaksudkan agar anak bisa membaca buku yang tokohnya
sama dan konsisten. Cerita berseri tersebut menghadirkan tokoh utama
75
dengan perilaku yang dapat menjadi contoh bagi anak yang membacanya.
Sehingga diharapkan anak-anak bisa memiliki tokoh panutan dan perilaku
baik tokoh tersebut bisa diterapkan di kehidupannya.
76
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Al-Qur‟an. 2016. Al-Qur’an dan Terjemahan. Jakarta : Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Penafsiran Al-Qur‟an, Departemen Agama RI.
Bambang Trimansyah. 2015. Industri Penerbitan Buku Indonesia: Dalam Data
dan Fakta. Jakarta : IKAPI.
Bambang Trimansyah. 2009. Taktis Menyunting Buku. Bandung : Maximalis.
Burhan Bungin. 2003. Analisa Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT.
RadjaGrafindo Persada.
Burhan Nugiantoro. 2013. Sastra Anak : Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Deddy Mulyana. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif: Pradigm Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ellys Lestari Pambayun. 2013. One Stop Qualitative Research Methodology In
Commucation. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekian.
Imam Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik. Jakarta :
Bumi Aksara.
Lexy J. Moelong. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Moh. Natsir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Muhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta : Referensi.
Muhammad Syahid. 2014. Paper Pengantar Ilmu Penerbitan. Jakarta : Politeknik
Negeri Media Kreatif
Samiaji Sarosa. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar. Jakarta: Indeks.
Tim Penyusun. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta
Widhia Oktaferiyanti. 2015. “Analisis SWOT Penerbitan Al-Qur’an Braille di
Yayasan Raudhatul Makfufin Tangerang Selatan”. Skripsi. Jakarta : UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
77
Jurnal
Barbara F. 1981. “Why Children Study Literature”. (E-Journal) The Quarterly
Journal of the Library of Congress Vol.38 No.4 : Library of Congress.
Elaine M Bukowiecki. 2007. “Teaching Children How to Read”. (E-Journal)
KAPPA DELTA PI RECORD.
Keely Dyan Cline. 2013. “The Instructional and Emotional Quality of Parent-
Child Book Reading and Early Head Start Children’s Learning Outcome”.
(E-Journal) Early Education and Development : Taylor and Francis Group.
Olivia N. Saracho. 2009. “Families’ Selection of Children’s Literature Books”.
(E-Journal) Early Childhood Education : Spriger Science+Bussiness Media.
W. Boyd Rayward. 2007. “Libraries in Times, Revolution and Social Changes”.
(E-Journal) LIBRARY TRENDS vol55 no.3, The Board of Trustees :
University of Illinois.
Internet
Arnaldo Pellini. 2016. “Indonesia's PISA results show need to use education
resources more efficiently”. (Online) The Jakarta Post.
(http://www.thejakartapost.com/academia/2016/12/18/indonesias-pisa-
results-show-need-to-use-education-resources-more-efficiently.html)
diakses 28 Januari 2017
Adzikra Ibrahim. “Pengertian Literatur dan Jenis-jenisnya”. (Online) Pengertian
Definisi, (https://pengertiandefinisi.com/pengertian-literatur-dan-jenis-
jenisnya/) diakses 21 Februari 2017
Admin, “Beda Penerbit dan Penerbitan”, (Online) Indigo Media, diakses pada
http://www.pustakaindigo.com/2015/12/beda-penerbit-dan-percetakan.html
diakses 23 Maret 2017
Admin. 2016. “Pengertian Anak Menurut Definisi Ahli dan Undang Undang
Kesejahteraan Anak”. (Online) Landasanteori.
(http://www.landasanteori.com/2015/08/pengertian-anak-menurut-definisi-
ahli.html) diakses 21 Februari 2017
Admin, “Pengertian Kecerdasan Emosional (EQ)”, (Online)
Belajarpsikologi.com. diakses dari belajarpsikologi.com/pengertian-
kecerdasan-emosional-eq/ pada 31 Mei 2017
78
Elly Raheliawati. 2014. “Ilustrasi 3 Dimensi: Penunjang Pengembangan Minat
Baca Anak Terhadap Literatur Cetak”. (Online) Blogger UNAIR. (http://elly-
raheliyawati-fib13.web.unair.ac.id/artikel_detail-147134-ARTIKEL-
ILUSTRASI%203%20DIMENSI:%20PENUNJANG%20PENGEMBANGA
N%20MINAT%20BACA%20ANAK%20TERHADAP%20LITERATUR%2
0CETAK.html) diakses 21 Februari 2017
Zulsyid. 2015. “Pengertian Anak Menurut Para Ahli Adalah”. (Online)
Bersosial.com, (https://www.bersosial.com/threads/pengertian-anak-menurut-
para-ahli-adalah.21788/) diakses 21 Februari 2017
TATA TERTIB PT. LUBANG KELINCI INDONESIA
PRODUKSI BUKU RABBIT HOLE
1. Wajib menaati ketentuan jam kerja yang telah disepakati, yaitu Hari Senin s/d Jumat
mulai pukul 09.00 WIB – 16.00 WIB.
2. Melakukan check in pada waktu masuk kerja dan check out pada waktu pulang kerja.
3. Tidak merokok di lingkungan tempat bekerja, hanya diperbolehkan merokok di tempat
yang sudah disediakan (tangga di garasi luar).
4. Setiap karyawan wajib membersihkan tempat kerjanya masing-masing setelah
menyelesaikan pekerjaan, dan meletakkan barang yang sudah digunakan pada
tempatnya.
5. Setiap karyawan wajib memiliki rekening tabungan BCA untuk melakukan transfer gaji.
6. Melaksanakan tugas/ pekerjaan dengan sebaik-baiknya, penuh pengabdian, kesadaran,
dan tanggung jawab.
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan perusahaan.
8. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan dan persatuan untuk
menciptakan suasana kerja yang baik sesuai dengan harapan perusahaan.
9. Menyimpan rahasia perusahaan dan atau rahasia-rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya.
10. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik perusahaan dengan sebaik-baiknya,
serta menjaga pemborosan waktu dan material.
11. Segera melaporkan kepada atasan, apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan perusahaan, terutama dibidang keamanan, keuangan,
dan materil.
12. Saling memberikan kesempatan dan dorongan kepada sesama rekan kerja untuk
meningkatkan prestasi kerja.
13. Berpakaian rapi, sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan dan ramah terhadap
masyarakat dan sesama pegawai.
14. Menaati perintah dari atasan yang berwenang dan/atau orang lain yang sesuai dengan
tanggung jawab pekerjaan.
15. Menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan PT. Lubang
Kelinci Indonesia.
16. Menaati perintah atasan dalam melakukan pekerjaan serta selalu meningkatkan efisiensi
dan produktifitas kerja.
17. Tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan bahaya, seperti kebakaran.
18. Tidak melakukan perbuatan yang dapat merusak atau merugikan nama baik perusahaan,
pimpinan atau teman kerja dan harus memelihara kerjasama yang baik diantara pegawai
untuk menciptakan ketenangan kerja dan memelihara ketertiban dalam perusahaan.
19. Menggunakan, menjalankan atau menyimpan dengan baik semua peralatan atau mesin-
mesin, bahan-bahan, surat-surat berharga milik perusahaan yang dipercayakan
kepadanya.
20. Tetap berada ditempat kerja masing-masing selama jam kerja, kecuali untuk keperluan
pekerjaan yang telah mendapat persetujuan dari kepala divisi dan harus melaporkan diri
kepada kepala divisi kerja masing-masing bila datang terlambat atau memiliki keperluan
lain.
Rak Buku Reject Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri
Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri Mesin Untuk Meratakan Pinggir Buku
Display Buku Rabbit Hole
Foto Bersama CEO Rabbit Hole Mainan Edukatif di Perpustakaan
Karyawan Finishing
Lembaran yang Baru Dicetak
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : Mba DR
Jabatan : CEO dan penulis cerita Rabbit Hole
Waktu Wawancara : Selasa, 4 April 2017
Keterangan : P (peneliti), I (informan)
P :Bagaimana sejarah singkat berdirinya Penerbit Rabbit Hole?
I :Saya kan Psikolog anak, banyak orangtua yang mengeluhkan kesulitan
berkomunikasi antara orangtua dan anak, setelah saya research ternyata
dengan membacakan buku secara konsisten itu ternyata dapat
mendekatkan hubungan orangtua dengan anak, tapi sayangnya buku-buku
yang berkualitas di Indonesia tuh masih jarang kalaupun ada itu bukunya
impor yang harganya tidak terjangkau. Akhirnya dari situ saya mau buat
buku dengan kualitas impor dan karena saya psikolog jadi saya tahu
perkembangan anak ehm... dengan harga yang terjangkau juga buat orang
Indonesia, gitu.
P :Bagaimana proses berdirinya penerbitan Rabbit Hole?
I :Saya coba cari info, sebenernya kalau nyetak atau menerbitkan buku itu
harus seperti apa, ternyata belum ada standar prosedurnya. Jadi kalau
misalnya mau nerbitin buku, abis cetak, nerbitin, yaudah itu terserah ngga
ada yang ngatur. Akhirnya mulai dari situ dulu, nah abis itu lama-
kelamaan kami mau pake ISBN jadi biar lebih resmi, seperti itu. Akhirnya
jadi untuk ISBN harus register PT dulu akhirnya kami register PT terus
dapet ISBN semua buku ada ISBNnya. Setelah itu, mau lebih dekat
dengan penerbit Indonesia akhirnya bergabung dengan IKAPI (Ikatan
Penerbit Indonesia) jadi, sekarang kalau misalnya ada event-event book
fair di luar si IKAPI ini selalu membawa buku kami.
P :Apa visi dan misi yang dimiliki penerbit ini?
I :Pengen bikin buku yang sesuai dengan usia perkembangan anak, emm...
tahu kebutuhannya anak. Jadi misalnya kayak mengenal emosi, seperti itu
dengan kualitas juga impor tapi harga terjangkau.
P :Apa jenis dan model literatur yang diterbitkan oleh Rabbit Hole?
I :Ada pop-up, ada board book, jadi kalau misalnya buku bayi kami
pakainya board book yang kertasnya tebal. Nah, itu ada variasinya
misalnya di dalam board book-nya ada flap, buka-tutup, ada juga yang
touch and feel bisa disentuh-rasa, kemudian untuk yang lebih besar kami
pakai kertasnya art karton ada hard cover, terus kertasnya ada flap ada
pop-up, kayak gitu.
P :Mengapa membuat aplikasi storytelling?
I :Sebenernya itu abis saya kuliah mau bikin kreatitas dongeng karena kan
sekarang semuanya sudah pakai gadget jadi itu dulu yang dibuat si
aplikasinya dulu. Nah, tapi pas saya udah meneliti segala macem nah
memang anak-anak tuh karena mereka masih berkembang otaknya, panca
inderanya tuh memang harus digunakan semua harus aktif ketika
mempelajari suatu hal jadi memang paling bagus buku cetak. Akhirnya
setelah itu saya mulai fokus ke buku cetak aja. Aplikasinya ngga terlalu.
Aplikasinya sekarang sudah engga dibuat lagi.
P :Mengapa memilih untuk menerbitkan buku anak?
I :Karena orangtua banyak ngeluhin kesulitan berkomunikasi terus dari situ
tuh banyak banget masalah yang akan timbul, ngga cuma ketika anak kecil
tapi ketika dia udah remaja dia bisa jadi membangkang sama orangtua,
putus sekolah, narkoba, jadi kan kayak banyak banget tuh efek-efeknya.
Jadi saya mau melakukan tindakan preventif, gitu. Jadi dibacain buku
sedini mungkin si anak itu.
P :Mengapa semua buku Rabbit Hole adalah karangan Mba Devi?
Mengapa tidak melibatkan penulis yang lain?
I :Karena itu tadi, saya berangkatnya kan memang bukan mau membuat
sebuah penerbitan tapi memang saya mau menulis buku, jadi memang
karena saya yang tahu apa nih kebutuhan buat si anak-anak itu, jadi saya
nulis sendiri.
P :Program apa saja yang ada di Rabbit Hole?
I :Dalam bentuk penjualan? Kalau dari penjualannya sendiri kami ada
dalam bentuk pemasaran biasa bisa lewat web kemudian dalam bentuk
arisan, mencicil. Karena saya lihat orang Indonesia senang mencicil.
Apalagi kebutuhan buku itu masih sekunder bahkan tersier. Jadi kalau
misalnya ngeluarin uang beberapa ratus ribu tuh kayak berat banget buat
mereka. Dengan mengeluarkan uang sedikit akhirnya mereka lebih mau
untuk beli buku. Jadi akhirnya dibuat arisan, kemudian juga ada sistem
reseller, itu adalah sistem penjualan buku
Kalau di luar penjualan buku juga ada program OPRAH, itu adalah social
project of Rabbit Hole. Jadi kami menyumbang satu buku setiap duapuluh
buku yang terjual. Terus perpustakaan, itu boleh diakses oleh siapapun
secara gratis. Kemudian ada pendongeng, jadi kalau misalnya ada taman
bacaan, panti asuhan, sekolah yang mau didongengkan buku Rabbit Hole
itu bisa request terus nanti pendongeng kami akan datang ke sana.
P :Apakah buku-buku di perpustakaan Rabbit Hole semuanya koleksi
pribadi?
I :Hm... koleksi pribadi. Sebenarnya dari kecil udah suka dibeliin ayah saya
banyak buku, cuma abis itu setelah beranjak dewasa disumbangin. Nah,
terus ketika udah mulai kuliah S2 ambil Psikologi Anak terus kalau
misalnya ada client saya banyak kasih buku yang sesuai dengan masalah
mereka. Nah, dari situ mulai ngumpul-ngumpulin buku lagi terus abis itu
sekarang karena juga kan saya pengen buku yang kualitasnya impor jadi,
yaudah banyak koleksi buku-buku impor juga untuk referensi.
P :Apakah mendatangkan pendongeng dari Rabbit Hole tanpa biaya
tambahan?
I :Tanpa biaya tambahan, tapi paling ada ongkos transport aja.
P :Apakah ada kriteria khusus atau latar belakang pendidikan tertentu
untuk memilih SDM di Rabbit Hole?
I :Ada pastinya. Jadi tergantung bidangnya kayak misalnya sekertaris,
bendaraha, HRD. Kalau HRD kan harus dari jurusan psikologi, gitu. Cuma
kalau misalnya pekerjaan yang monoton dan konsisten kayak misalnya
packing, finishing itu ngga terlalu dilihat latar belakang pendidikannya,
tapi cuma dilihat lebih ke cara kerjanya apakah mereka bisa finishing
dengan baik dan benar dan rapi seperti itu.
P :Dari mana sumber dana penerbitan dan program-program Rabbit
Hole?
I :Sumber dananya awalnya dari dana pribadi kami berdua, terus yaudah
sampai sekarang juga masih seperti itu. ngga kerjasama sama lembaga lain.
Begitu juga dengan perpustakaannya, itu kan dari koleksi buku saya
pribadi ya berarti dari dana saya pribadi.
P :Berapa rata-rata omset per bulannya?
I :Di atas 1 milyar.
P :Menurut mba Devi apa keunggulan penerbit Rabbit Hole
dibandingkan penerbit lain?
I :Hmm... bukunya punya fitur-fitur yang berbeda dengan buku-buku pada
umumnya. Kayak ada pop-up, touch and feel. Yang saya lihat sih buku-
buku Indonesia belum ada fitur-fitur seperti itu, kemudian kalau
dibandingkan buku impor juga harganya jauh lebih terjangkau dengan
kualitas yang sama, kemudian yang ketiga dari segi manfaat bukunya. Jadi,
kayak kami selalu share di setiap halamannya itu ada manfaatnya di buku-
buku Rabbit Hole dan itu tidak terlihat di buku-buku penerbit lain di
Indonesia.
P :Apa kekurangan yang masih menghambat kerja Rabbit Hole?
I :Masalah percetakan, sih. Jadi kadang-kadang kayak pengen bikin buku
dengan fitur buku impor yang seperti „x‟ ternyata di sini belum support.
Misalnya dari segi percetakannya, tebelnya tuh masih belum bisa untuk
mencetak buku setebal itu atau fitur-fitur yang lain yang mau dimasukin
tuh belum ada di sini.
P :Apa rencana pengembangan yang akan dilakukan dalam jangka
pendek dan jangka panjang?
I :Jangka pendeknya, saya dan partner saya mau fokus bikin buku, karena
tahun kemarin itu lebih fokus dengan perusahaannya. Jadi kayak
memperbanyak karyawan, seperti itu. Bukunya sendiri produksinya cuma
2 buku maksudnya 2 judul per tahun kemarin. Jadi memperbanyak buku di
tahun ini, itu jangka pendeknya.
Jangka panjangnya kami ingin punya kantor sendiri,terus punya alat cetak
sendiri. Jadi,semua alat-alatnya, mesin-mesinnya ada di kantor.
P :Kenapa buku-buku Rabbit Hole tidak dijual di toko buku?
I :Karena mereka mengambil sharing profit antara 40% - 60% kalau seperti
itu konsekuensinya kami harus meningkatkan harganya menjadi 2 kali
lipat, sehingga harganya jadi terlalu mahal.
P :Dengan produksi yang manual, dalam sehari berapa buku yang
dihasilkan?
I :Hmm... per judul buku sekitar seratus buku. Nah, itu ada lima judul buku
jadi lima ratus buku.
P :Penghargaan yang didapat Rabbit Hole?
I :Baru ikut bulan kemarin, sih Wirausaha Muda Mandiri terus abis itu dapet
penghargaan itu.
P :Bagaimana penilaian Mba Devi terhadap literatur anak Indonesia?
I :Hmm...sekarang sejujurnya ngga terlalu ngikutin lagi karena lebih banyak
ngambil referensi dari luar, gitu. Jadi ngga terlalu ngikutin banget. Cuma
mungkin hmm... sekarang kalau lihat di toko buku besar banyak buku-
buku anak yang kumpulan dongeng. Jadi misalnya kayak satu buku ada
lima puluh cerita, gitu misalnya. Nah, itu mungkin jadi kayak praktis nih
di orangtua karena satu buku dapet banyak cerita. Sementara kalau anak
apalagi usia dini dia ngelihat terlalu banyak teks, terus terlalu tebel, nanti
akhirnya bisa menyebabkan si anak enggan untuk membaca buku takutnya
dengan buku-buku yang seperti itu.
PERTANYAAN SEPUTAR PENERBITAN
P :Bagaimana jalur penerbitan di Rabbit Hole?
I :Saya sama partner saya, jadi kan Rabbit Hole punya berdua terus abis itu
tadinya tuh dia yang bikin dummy-nya terus abis itu kami kasih ke
percetakan, terus kami bilang pengen bikin buku yang seperti ini. Nah,
ternyata setelah sudah beberapa kali coba mereka tuh ngga bisa bikin buku
sesuai dengan yang kami mau. Misalnya ada pop up-nya, board book-nya,
mereka tuh ngga pernah cetak itu sebelumnya, karena ngga pernah ada
yang request. Akhirnya dari situ partner saya coba cari cara, dan dia
menemukan caranya. Yaudah, kami cetak aja di daerah Senen dalam
bentuk lembaran aja terus yang finishing orang-orang yang bisa kami
kontrol jadi ada nih standar kualitasnya. Yaudah, gitu sih akhirnya.
P :Apa karakteristik yang dimiliki penerbit ini?
I :Hmm... apa ya kalau dari cerita dan ilustrasinya kami sesuaikan dengan
usia dan perkembangan anak, selalu patokannya. Kemudian juga dari usia
dini selalu berusaha untuk mengedukasi, mengedukasi orangtua untuk
membacakan buku sedari dini buat anaknya, gitu. Jadi itu mungkin yang
belum ada, karena kami mulai start bukunya dari buku bayi. Terus juga
peduli kali ya, jadi maksudnya ngga cuman buat...karena kami tahu buku
Rabbit Hole cukup mahal walaupun sebenarnya udah lebih murah
dibandingkan buku impor tapi cukup mahal jadi untuk subsidi biar orang-
orang dari kalangan bawah juga bisa menikmati jadi kami pakai program
“20 untuk 1” itu.
P :Apakah ada bahan khusus yang digunakan dalam pembuatan buku
Rabbit Hole?
I :Ya, kalau yang buat bayi namanya ivory, kalau buat 3 sampai 7 tahun
namanya art karton. Sebenernya bisa sih pakai duplex sebagai pengganti
ivory karena itu juga tebal, cuma karena lihat dari segi apiknya, bagusnya
dan dari segi keamanannya lebih bagus ivory, jadi kami pilih bahan yang
paling bagus.
P :Apakah banyaknya buku reject menjadi salah satu kelemahan
produksi Rabbit Hole?
I :Hmm... sebenarnya tidak terlalu banyak kalau dibandingkan buku yang
kami hasilkan, buku bagusnya. Itu menjadi salah satu ya kelemahan karena
kami belum punya mesin potong sendiri, mesin khusus sendiri jadi kami
kalau misalnya mau potong harus keluar lagi. Nah itu kadang-kadang
perjalananya harus menyebabkan reject.
P :Apa kesulitan yang dihadapi dalam bidang produksi Rabbit Hole?
I :Kayak ini sih misalnya mau nambah tempat karena permintaannya udah
lebih banyak, eh maksudnya mau nambah pegawai finishing. Cuma
ternyata tempatnya juga kurang jadi itu menghambat produksi.
P :Inovasi kedepannya untuk meningkatkan kualitas produksi?
I :Beli mesin.
PERTANYAAN PEMASARAN
P :Jalur distribusi atau pemasaran yang dilakukan Rabbit Hole?
I :Lewat instagram. Jadi publikasinya lewat instagram, terus saya juga
kasih tips-tips parenting dihubungin dengan si buku Rabbit Hole lagi,
seperti itu. itu membuat orang jadi tertarik untuk beli buku Rabbit Hole.
P :Selain melalui internet atau media sosial, buku Rabbit Hole dijual via?
I :Hmm... kalau misalnya orang berkunjung ke perpustakaannya aja. Orang
berkunjung kemudian liat-liat buku Rabbit Hole, beli. Kalau misalnya
kayak di sekolah ngundang pendongeng bisa selain mendongeng juga
buka booth. Kayak gitu misalnya.
P :Bagaimana dampak yang ditimbulkan internet terhadap penjualan
Rabbit Hole?
I :Sangat mendukung, karena kan tadi kami promosinya pakai instagram.
P :Berapa rata-rata buku yang terjual per bulan?
I :14.000 buku.
P :Dari manakah permintaan terbanyak berasal?
I :Individu.
P :Dari daerah mana permintaan terbanyak?
I :Jakarta.
P :Apa kekurangan yang dimiliki sistem pemasaran di Rabbit Hole?
I :Ngga ada, sih. Sejauh ini karena permintaan terus meningkat. Ketika saya
mau menargetkan sesuatu itu berjalan dengan yang saya targetkan.
P :Apa inovasi kedepan untuk pemasaran buku Rabbit Hole?
I :Mungkin membership, abis itu lebih memanfaatkan web dengan lebih
baik, misalnya kayak memasukkan tips parenting dari saya untuk ditaruh
di web, kemudian juga ada tulisan-tulisan berbahasa Inggris yang ditaruh
di sana.
Untuk saat ini buku Rabbit Hole belum ada yang diekspor ke luar negeri.
Baru kayak di book fair Internasional, dipajang.
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : Mba IS
Jabatan : Koordinator program arisan
Waktu Wawancara : Selasa, 4 April 2017
P :Jelaskan secara garis besar program arisan Rabbit Hole!
I :Arisan itu sebenarnya program membeli buku Rabbit Hole tetapi dengan
cara mecicil. Tapi, kayak arisan pada umumnya nanti ada kocokannya jadi
nanti tergantung dia dapet kocokan ke berapa. Kalau misalnya kocokan
kedua ya berarti dia dikirim di bukan kedua. Kayak arisan paket lengkap
dia 7 bulan, dia menang di kocokan kedua berarti di bulan kedua dia dapet.
Bayarnya selama rentang 7 bulan.
P :Siapa target dari program ini?
I :Targetnya semua ibu yang ada di Indonesia biar bisa ngedapetin buku
dengan cara lebih mudah dan lebih murah hitungannya. Karena kalau beli
secara cash itu agak berat, agak besar. Nah terus targetnya kenapa
diadakan arisan, biar ibu dan anak di Indonesia bisa dapat buku bagus.
P :Total jumlah peserta arisan Rabbit Hole?
I :Sekitar 4000 orang. Dan dibagi menjadi pergrup, kalau kita di sini ada
tipe arisan paket lengkap, ada tipe arisan paket bayi, ada paket arisan pra-
sekolah. Dan itu terbagi bulanan dan mingguan. Jadi kita membaginya
berdasarkan per tipe arisan bukan per kota.
P :Bagaimana pembayaran tiap anggota?
I :Ada yang perminggu dan ada yang perbulan.jadi kayak arisan paket
lengkap itu ada yang arisan mingguan, berarti dia ikut selama 14 minggu.
Mencicil selama 14 minggu, perminggunya itu sebesar Rp. 54.000. kalau
yang paket lengkap bulanan itu dia 7 bulan. Sebulannya Rp. 108.000.
P :Ada berapa admin yang bertugas di program ini?
I :Ada 4, sama aku 5 orang. Tugasnya ngurus grup arisan, transferan,
ngocok arisan, nanyain alamat, ngitungin ongkos kirim.
P :Apa kesulitan yang dihadapi program ini?
I :Kesulitannya kalau peserta tuh ngga bayar yah, kita harus kayak ekstra,
harus nanyain ingetin lagi atau misalnya kesulitannya kalau ada yang udah
dapet buku terus dia tau-tau ngga lanjut bayar nih ngga bisa dihubungin
kayak gitu kan berarti rugi di kita sedangkan arisan harus tetep jalan jadi
peserta yang lain ngga akan terganggu walaupun ada satu yang kabur itu
arisan akan tetap berjalan. Paling solusinya kalau yang kayak gitu, kita
coba hubungin kalau via whatsapp ngga dibales, kita sms kalau masih
ngga dibales kita telfon, masih ngga bisa kita akan publish dia di
instagram, kita akan blacklist dia sebagai orang yang kabur, gitu jadi dia
ngga bayar arisan sedangkan dia udah dapet buku. Kalau bentuk sanksi
dari kita begitu.
P :Apa keunggulan dari program ini?
I :Keunggulannya setiap orang bisa dapet buku Rabbit Hole dengan lebih
mudah dan lebih murah.
P :Apa keunggulan jadi peserta program arisan Rabbit Hole?
I :Dapet potongan harga untuk buku Rabbit Hole di luar paket arisan. Jadi
kalau dia menang arisan dia akan dapat potongan harga untuk beli buku
Rabbit Hole yang lain.
P :Dari daerah manakah peserta arisan Rabbit Hole paling banyak?
I :Jakarta, daerah Jawa sih, tapi dari daerah Papua juga ada Sulawesi juga
ada.
P :Apa inovasi ke depannya untuk program ini?
I :Arisan ini tidak tatap muka. Rabbit Hole itu mulai dari awal Februari
sudah pake web, nah arisan sekarang sudah via web jadi adminnya
sekarang udah ngga ngocok, jadi informasi tentang hasil kocokan,
reminder pembayaran semua itu dikirim via email.
P :Apa masih ada grup arisan di WhatsApp?
I :Masih, tapi itu yang udah lama-lama, ibaratnya ngabisin sebelum webnya
kita launching. Arisan kita launching mulai Maret kemarin jadi mulai
Maret semua lewat web.
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : Mba AM
Jabatan : Koordinator Pemesanan
Waktu Wawancara : Selasa, 4 April 2017
P :Bagaimana jalur pemesanan di Rabbit Hole?
I :Karena semua udah via web, jadi kami mengarahkan customer untuk
pembeliannya ke web. Masih pake chatting misalnya kalau ada yang mau
nanya-nanya, tapi kalau dia ngga ngerti web baru kita bantu untuk
pemesanannya.
P :Sebelum ada web bagaimana jalur pemesanannya?
I :Pemesanan kita total manual, total di chatting total pembeliannya sama
ongkirnya. Kalo ini kan udah ada semua, lebih mudah kalau di web dan
juga responnya lebih cepat. Kalau minta kita orderin atau kayak dulu kan
chat-nya banyak minta pesenin semua, itu kan pentotalannya juga butuh
waktu tapi kalau ini misalnya customer order sendiri, dia udah ditotal, jadi
dia lebih mandiri lah.
P :Berapa jumlah admin yang bertugas di pemasaran?
I :Dulu sempet ada 3 orang, sekarang cuma 2 orang.
P :Apa tugas dari masing-masing admin dibagi berdasarkan media
sosial?
I :Iya, misalnya aku WhatsApp yang satunya Line, sekarang ada 2 admin
aku pegang WhatsApp dan line, yang satunya untuk back-up di web.
P :Apa kesulitan yang dirasakan sebagai admin pemasaran?
I :Hmm.. kadang kalau misalnya banyak orang yang minta pesenin sih itu
kan butuh waktu untuk meseninnya juga. Apalagi orangnya ngga sabar
misalnya namanya juga ibu-ibu. Jadi kita harus minta datanya dulu, kalau
datanya ngga lengkap kita minta datanya lagi, terus katanya kita mesenin
kan ngga begitu cepet juga. Kita harus „klik klik‟ tapi lebih mudah sih
memang apalagi kalau orangnya sendiri yang pesan. Kesulitannya kalau
via web ngga ada sih soalnya sudah tersistem udah lebih gampang cuma
kalau misalnya chat-nya aja itu kadang suka banyak dan itu minta pesenin
semua itu aja sih yang terkendala.
P :Apa dengan adanya web mempermudah admin?
I :Lebih menguntungkan sih, apalagi kalau dia sudah pesan sendiri itu lebih
mandiri jadi ngga banyak-banyakin chat.
P :Bagaimana dengan customer yang melakukan hit & run?
I :Kita engga sih, kalau misalnya itu kita baik hehe. Soalnya kita udah
pernah totalin sekali, terus kita udah capek-capek totalin di web dia ngga
transfer, terus dia minta orderin lagi untuk kedua kalinya, tapi kalau
misalnya kedua kalinya dia juga tidak transfer kita bisa bilang „Mba, bisa
order sendiri via web‟.
P :Apa inovasi yang akan dilakukan untuk ke depannya?
I :Kalau buat aku ini udah cukup ya, udah cukup berinovasi, tapi ya
mungkin karena banyaknya kan ibu-ibu yang tidak ngerti web, atau
tinggalnya di pedalaman kita masih harus bantu dengan chat udah gitu
kalau misalnya semua jadi teknologi semuanya langsung pembelian via
web itu kan customer jadi tidak punya kesempatan untuk bertanya „Ini
buku apa sih sebenernya?‟ kayak gitu. Jadi kalau menurut aku ini udah
cukup.
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : Mba TS
Jabatan : HRD
Waktu Wawancara : Selasa, 4 April 2017
P :Apa tugas Mba Tessa sebagai HRD di Rabbit Hole?
I :Tugas aku di sini mengurusi database karyawan, evaluasi, lebih ke
karyawannya sih.
P :Berapa total jumlah SDM yang bekerja di Rabbit Hole?
Untuk saat ini terakhir sih update di bulan Maret itu ada 110 karyawan.
P :Bagaimana dengan pembagian penempatan karyawan per bidangnya?
I :Di Rabbit Hole itu ada beberapa divisi ya, ada admin terus packing, terus
finishing, ada mendongeng juga, ada reseller juga. Jadi gini, di admin itu
dibagi-bagi lagi ada admin arisan, ada admin reseller, ada admin sosmed,
ada admin web, ada admin label begitu. Terus untuk packing dibagi
lagi,ada bagian nge-pack ada bagian yang menggunting-gunting bahan,
ada juga yang menyiapkan produk-produk lainnya Rabbit Hole, seperti
tabib, wayang, stik, seperti itu. terus bagian finishing juga dibagi-bagi ada
bagian buku emosi cewek dan emosi cowok, buku liburan terbaik, buku
asal mula namaku, buku cilukba! dan judul-judul yang ada di Rabbit Hole,
terus ada juga quality control juga. Terus ada manajer produksi ada
marketing. Udah sih itu aja.
P :Berapa jumlah rinci setiap divisinya?
I :Untuk admin itu ada sekitar 18 orang, 1 sekretaris, untuk logistik 3 orang,
HRD 1 orang packing 21 orang, finishing paling banyak 63 orang,
pendongeng 1 orang, koordinator reseller 1 orang, security 1 orang.
Totalnya 110 karyawan.
P :Apa dibutuhkan kriteria khusus atau latar belakang pendidikan
tertentu bagi SDM?
I :Tergantung sih, tergantung divisi apa yang dibuka. Kalau untuk finishing
itu mereka selain melakukan wawancara saya juga mengadakan tes, tes
pembuatan buku di mana masing-masing pembuatan buku itu kan kita
handmade ya jadi pembuatan dari lembaran demi lembaran hingga
terbentuk menjadi sebuah buku. Itu pengerjaannya juga berbeda-beda ada
yang menggunakan double-tip saja ada yang menggunakan lem, seperti itu.
kalau untuk admin tergantung apakah dia bisa, kan untuk melayani
customer ya, apakah dia ramah apakah dia bisa membalas chat dengan
cepat, terus tidak membuat para customer itu bingung dengan jawaban
admin. Kalau packing tergantung lagi, dia juga dites bagaimana cara nge-
pack kardusnya, bagaimana cara membungkus produk kami, terus
bagaimana dia melindungi kualitas produk kami saat dipacking, seperti itu
sih. Ada ketentuan tertentu.
Latar belakang pendidikan menjadi salah satu faktor utama saya untuk
menyeleksi karyawan, gitu, macem-macem sih, sekarang juga udah ada
standar S1 ya. Kecuali finishing, finishing biasanya SMK ya, karena SMK
lebih banyak kerja di lapangan terus yang paling penting itu cara dia
membuat buku. Kalaupun dia sudah S1 tapi kalau dia gak bisa buat buku
ya sama aja. Jadi saya juga memilih faktor-faktor lainnya untuk
mendukung seseorang untuk bisa bekerja di sini.
P :Apa kesulitan yang dirasakan selama bekerja sebagai HRD?
I :Kesulitan, paling terkait tata tertib dan peraturan kali ya, ada ketentuan
tertentu mencuci tangan seperti itu, jadi harus diingatkan berkali-kali gitu.
Terus yah lebih sering terkait tata tertib dan peraturan aja sih. Karena
memang di sini kita menciptakan suasana lingkungan kerja yang nyaman
dari berbagai macam divisi, dari berbagai macam latar belakang. Mungkin
juga karyawannya memiliki personality yang berbeda-beda, gitu. Secara
keseluruhan sih bisa di-handle.
P :Apakah Rabbit Hole memiliki tata tertib karyawan?
I :Ada.
TRANSKRIP WAWANCARA VIA E-MAIL
Informan : Sekretaris Rabbit Hole
Waktu Wawancara : 10 April dan 18 April
Alamat E-mail : [email protected]
P :Sejak kapan (tahun berapa) Rabbit Hole didirikan?
I :Secara akta pendirian perusahaan, PT. Lubang Kelinci Indonesia berdiri
pada tanggal 27 Agustus 2015
P :Bagaimana awal mula Rabbit Hole memiliki 2 pendiri?
I : Awal mula Rabbit Hole memiliki 2 founder dikarenakan untuk membuat
buku bacaan anak membutuhkan penulis dan ilustrator. Sehingga Mba DR
dan Mas Guntur Gustanto menjadi pendiri Rabbit Hole.
P : Apa saja proses/step yang dilakukan dari perancangan konsep buku
sampai jadinya dummy?
I : Pertama membuat cerita terlebih dahulu Kedua berdiskusi dengan
ilustrator apakah bisa membuat ilustrasi dan fitur2 sesuai dengan cerita
tersebut untuk bukunya nanti. Ketiga membuat story board, revisi.
Keempat membuat sketsa. Kelima diwarnai. Keenam discetak.
P : Dari omset yang diterima setiap bulannya, berapa % yang
digunakan untuk memenuhi biaya produksi? dan untuk gaji
karyawan?
I : Untuk pertanyaan ini Mba Devi tidak berkenan untuk menjawab
dikarenakan pertanyaan terlalu mendalam.
P : Bagaimana jam kerja karyawan di Rabbit Hole?
I : Jam kerja di PT. Lubang Kelinci Indonesia yaitu jam 09.00-16.00 setiap
hari Senin-Jumat.
P : Apa sanksi yang diberikan jika ada karyawan yang melanggar tata
tertib?
I : Sanksi yg diberikan jika karyawan melanggar tata tertib, yaitu diberikan
Surat Peringatan I. Apabila masih melakukan kesalahan yg sama akan
diberikan Surat Peringatan II, dan jika masih melakukan lagi akan
dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
P : Jika Rabbit Hole membuat buku dengan kualitas impor tetapi
dengan harga yang lebih murah, apakah tidak mengalami kerugian?
bagaimana menyiasati hal tersebut?
I : Dengan mencetak lebih banyak. Jika penerbit lain hanya mencetak 2000
eksemplar, Rabbit Hole mencetak 10.000 eksemplar sehingga menekan
biaya produksi. Dan untuk finishing buku, ada karyawannya sendiri
sehingga juga menekan biaya.
P : Siapa pendongeng di Rabbit Hole? Apa latar belakang yang dimiliki
oleh beliau, sehingga diposisikan sebagai pendongeng di Rabbit Hole?
Selain mendongeng, apakah ada pekerjaan lain yang dilakukan di
Rabbit Hole?
I : Nama pendongengnya Agustania Kathryne. Rabbit Hole memilih Mba
Agustania sebagai pendongeng karena dari portofolionya, beliau sudah
sering mendongeng di beberapa event komunitas dan beliau memiliki
teknik mendongeng yang sesuai dengan kriteria kami. Selain itu memiliki
pribadi yang menarik bagi anak-anak.
P : Untuk program "20 buku untuk 1" itu dinamakan apa? mengapa
dinamakan seperti itu?
I : Program "20 buku untuk 1" merupakan program Rabbit Hole untuk
mendonasikan buku-buku kami kepada Taman
Baca/Perpustakaan/Komunitas yang membutuhkan buku bacaan anak-
anak. Tujuannya adalah agar buku-buku kami dapat dinikmati juga oleh
anak-anak di berbagai pelosok Indonesia yang mengalami kesulitan
memperoleh buku Rabbit Hole. Tujuan secara luas adalah untuk
memajukan literasi di Indonesia, khususnya untuk anak-anak. Mengapa
dinamakan "20 untuk 1" ? Karena setiap 20 buku Rabbit Hole yang terjual,
maka 1 buku akan disumbangkan bagi rumah baca/pihak yang
membutuhkan.
BIODATA PENULIS
SAKINAH MAWADAH RAHMAH. Lahir di Jakarta,
15 Desember 1995 atas cinta kasih Ayahanda Slamet dan
Ibunda Triyani. Riwayat pendidikan yang pernah
ditempuh adalah SDN 05 Duren Sawit selama 2 tahun
kemudian melanjutkan di SDN 07 Pondok Kopi, SMPN
199 Jakarta, MAN 18 Jakarta. Pada tahun 2013 penulis
menempuh pendidikan di Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi. Dengan selesainya skripsi
berjudul “Literatur untuk Literasi Anak Sejak Dini :
Studi Kasus Penerbit Rabbit Hole” pada tahun 2017 membuatnya memperoleh
gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP).
Pada tahun 2015 penulis pernah melakukan Praktek Kerja Lapangan di
Perpustakaan Taman Mini Indonesia Indah. Di tahun 2016 penulis pernah
mengabdi dalam program Kuliah Kerja Nyata bertempat di Desa Cibugel,
Kecamatan Cisoka, Tangerang. Selain belajar di UIN Jakarta, penulis juga
mempelajari Bahasa Inggris di Latanza Institute di bawah bimbingan Bapak
Mahbub Hefdzil Akbar dan Bahasa Korea dalam bimbingan Kim Seon Sook-
seonsaengnim selaku guru atas kerjasama dari KOICA dan PLKI UIN Jakarta.
Setelah sebelumnya mengikuti kursus oleh Kang Kyeong Min-seonsaengnim
selaku volunteer di UIN Jakarta selama 6 bulan.
Saat penulis masih mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (2005) pernah
mendapatkan Juara II Lomba Menyanyi se-kelurahan dan menjadi Juara III
Lomba Kaligrafi. Selain itu penulis juga pernah menjabat sebagai Divisi Syiar di
LDK Syahid pada tahun 2015. Kegiatan ekstrakurikuler yang pernah penulis ikuti
adalah Klub Sastra SMPN 199 Jakarta (2008) dan Rohis MAN 18 Jakarta (2011).
Kecintaan penulis terhadap fanfiction juga telah membuatnya menyandang Juara I
Lomba Fanfiction (2015). Agar dapat membangun komunikasi dengan pembaca,
penulis dapat dihubungi melalui [email protected].