lk askep thalasemia an a
DESCRIPTION
Contoh LK AsKep Thalasemia di Poli Thalasemia RSHSTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.A DENGAN GANGGUAN
SISTEM HEMATOLOGI AKIBAT THALASEMIA MAYOR
DI POLIKLINIK THALASEMIA RSUP DR. HASAN SADIKIN
BANDUNG
Oleh:
MELDA ISKAWATI
2201121150118
PROGRAM PROFESI NERSKEPERAWATAN ANAK ANGKATAN XXX
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2015
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.R DENGAN GANGGUAN SISTEM
HEMATOLOGI AKIBAT THALASEMIA MAYOR + HEMOSIDEROSIS
DI POLIKLINIK THALASEMIA RSUP DR. HASAN SADIKIN
BANDUNG
A. PENGKAJIAN1. Identitas Klien
Nama : An.ATempat/Tanggal Lahir : Bandung, 11 Mei 2003Umur : 12 tahunAgama : IslamSukubangsa : Sunda, IndonesiaDiagnosa Medis : Thalasemia Mayor Tanggal Dikaji : 26 November 2015Tanggal Masuk RS : 26 November 2016No Medrec : 0000297779Nama Ayah/Ibu : Tn. E / Ny. KPekerjaan Ayah/Ibu : Wiraswasta / IRT
2. Keluhan utamaKlien mengeluhkan badannya lemas
3. Riwayat kesehatan sekarang Klien mengeluhkan badannya lemas. Lemas semakin dirasakan ketika
klien banyak beraktivitas di sekolah ataupun di rumah. Ketika klien merasa lemas biasanya klien tidak dapat mengikuti kegiatan eksrakulikuler ataupun bermain setelah sekolah. Biasanya lemas berkurang ketika klien berisitirahat, makan, dan dilakukan tranfusi darah.
4. Riwayat Kehamilan dan Kelahirana. Prenatal
Selama kehamilan ibu klien rutin memeriksakan kandungannya ke bidan dekat rumahnya. Pada saat hamil klien ibu tidak mengalami keluhan seperti pusing atau pucat. Ibu klien juga mengonsumsi vitamin dan zat besi yang diberikan dari puskesmas.
b. NatalKlien dilahirkan di bidan. Lahir spontan tidak ada keluhan selama
persalinan. Dengan BB = 2700 gram , PB: 48 cmc. Post Natal
Klien tidak mengalami kesulitan bernafas setelah lahir, menangis dengan spontan.Riwayat Imunisasi
No. Jenis Imunisasi Waktu Pemberian
Frekuensi Reaksi Setelah Pemberian
1. BCG 0 bln 1x -2. DPT (I,II,III) 2, 4, 6 bln 3x -3. Polio (I,II,III,IV) 0, 2, 4, 6
bln4x -
4. Campak 9 bln 1 x -5. Hepatitis 0, 1, 6 bln 3x -
5. Riwayat masa lalu Pada umur 6 bulan menurut penuturan ibu klien, An A tidak begitu aktif tidak seperti bayi yang seumuaran dengan klien. An. A tampak lemah, pucat, malas bergerak, kuning, ketika telungkup tidak dapat membalikan badan kembali. Karena keluhan diatas, ibu klien membawa An A ke klinik dokter di dekat rumahnya. Setelah diperiksa anaknya didiagnosa anemia. Setelah mendapatkan obat-obatan dari klinik keluhan pucat berkurang namun tidak lama kembali mengalami lemas dan pucat. Ibu klien kembali membawa An. A ke klinik dokter yang sama setelah diperiksa lebih lanjut klien didiagnosa thalasemia mayor dan langsung merujuk ke RS Al Ihsan. Pada pemeriksaan darah di RS Al Ihsan Hb klien 2,7 dan langsung dilakukan transfusi darah. Dahulu klien harus melakukan transfusi darah setiap satu minggu sekali. Kini klien datang ke RSHS setiap tiga minggu sekali.Klien sudah dilakukan splenektomi pada bulan Oktober 2014 di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung karena kadar perinitin mencapai 10.000.
6. Riwayat keluarga Menurut penuturan ibu klien, terdapat riwayat thalasemia kakek klien.
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal satu rumah : meninggal
: penderita thalasemia
7. Riwayat sosialKlien merupakan anak ke dua dari dua bersaudara di keluarganya. Sehari-
hari klien bersekolah kelas 1 SMP. Aktivitasnya selain sekolah, klien ikut bermain sebagaimana layaknya anak-anak seusianya di lingkungan rumahnya klien juga mengikuti kegiatan ekstrakulikeluer pramuka. Klien suka bermain sepak bola. Menurut ibunya, hubungan klien dengan teman sebayanya baik tidak merasa malu dengan teman-temanya. Klien cukup kooperatif saat dilakukan tindakan, karena sudah terbiasa dilakukan transfusi sudah 12 tahun.
Keluarga klien sudah menerima keadaan dan menerima tindakan apa saja yang dilakukan petugas kesehatan untuk kesembuhan klien, dan punya motivasi besar agar anaknya bisa bertahan hidup sebagai seorang penderita thalasemia.
8. Kebutuhan dasar (makan, minum, eliminasi, tidur, aktivitas bermain)
No. Keutuhan Dasar Anak Keterangan1. Pola Nutrisi :
a. Makan :Jenis makanan
FrekuensiPorsiPantanganb. Minum :JenisJumlah
Nasi, sayur, tempe, tahu, lauk, buah-buahan2-3x / hari
½ porsi-
Air putih, susu+/- 7 gelas / hari, 1 gelas / hari
2. Eliminasia. BAK :FrekuensiWarnaJumlahb. BAB :FrekuensiWarnakonsistensi
6x / hariKuning jernihTidak terkaji
2x /hariKecoklatan
Lembek
3. Istirahat Tidur :a. Kualitas Malam ±8 jam
(21.00 – 05.00)
Siang ±0,5-1 jam(14.00-15.00) jarang.
4. Aktivitas Bermain : Permainan sesuai usia
5. Personal Hygiene :Cara
Jumlah
Di guyur air, klien mandi sendiri tanpa bantuan orang tua
2x / hari
9. Pola Kebutuhan Dasar- PertumbuhanBB = 21 kg TB= 114 cmPerhitungan BB ideal BMI
= BB/(TB)2
= 21/(1,14) 2
= 21/1,3= 16,2
Karena BMI 16,2 klien tergolong dalam berat badan normal.- Kebutuhan cairan Kebutuhan cairan anak usia 12 tahun adalah 60-75 ml/KgBB= 21 x 60 = 1260 mlKebutuhan cairan anak usia 12 tahun 60-75 ml/KgBB= 21 x 75 = 1575 mlIdealnya usia 12 dengan BB 21 kg, cairan yang seharusnya masuk yaitu antara 1,26 liter– 1,575 liter/hari- Kebutuhan Kalori
Berdasarkan kebutuhan kalori pada BB >20 Kg adalah 1500 + (bb – 20) 20 Kcal = 1500 + (BB-20)20 Kcal = 1500 + 20 = 1520 Kkal
Jadi kebutuhan kalori anak 1520 kkal/BB- Kebutuhan EnergiKebutuhan kalori pada anak usia 12 tahun adalah 45-55Kcal/KgBB/hari, makaKebutuhan energi anak usia 12 tahun 45-55 Kcal/KgBB/hari,= 45 x 21 KgBB= 945 KcalKebutuhan energi anak usia 12 tahun 45-55 Kcal/KgBB/hari,= 90 x 9 KgBB= 1155 KcalIdealnya usia 12 dengan BB 21 kg, kebutuhan energi yaitu antara 945- 1155 Kcal/KgBB/hari
10. Pemeriksaan fisik:a. Keadaan umum : baik, tingkat kesadaran: compos mentis, klien tampak lemas GCS (E4M6V5) = 15b. TTV : RR 22 x/m, HR 110 x/m, Suhu : 36°Cc. Pemeriksaan antropometri:
BB : 21 kg TB: 114 cmc. Pemeriksaan fisik head to toe
KepalaBentuk kepala simetris, distribusi rambut merata, pendek, hitam, lurus, bersih, tidak ada luka, wajah tampak facial coolay, warna kulit wajah mulai tampak kehitaman, tidak ada nyeri tekan sekitar kepala.
MataMata sejajar telinga, conjunctiva anemis, sklera tidak ikterik. Pupil bulat, isokor. Rangsang cahaya (+). Pergerakan bola mata ke segala arah, fungsi penglihatan normal.
TelingaDaun telinga bersih, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik
HidungBentuk simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada nyeri tekan pada sinus.
Mulut dan gigiMukosa bibir merah muda, lembab, kebersihan gigi cukup, gigi geraham berlubang dua, ada karies gigi.
LeherTidak ada peninggian JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kaku kuduk.
Dada Bentuk dada simetris, ukuran normal, pengembangan dada simetris, tidak terdapat retraksi intercostal.- Jantung: irama jantung reguler, tidak ada suara tambahan, nadi
110x/mt, kuku pucat, CRT tidak terkaji, tidak ada sianosis- Paru: suara paru vesikuler, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing,
respirasi 22 x/mnt. Abdomen
Bentuk cembung lembut, tidak ada distensi. Hepar teraba 3 cm, terdapat bekas jahitan operasi splenektomi melintang di abdomen kiri, dan bising usus 6 kali permenit, tidak ada nyeri tekan atau nyeri lepas.
PunggungTidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
EkstremitasAtas dan bawah simetris, tidak ada kelemahan atau spastik. Tidak tampak kelainan tulang, kekuatan otot 5/5/4/4. Tangan kanan terpasang transfusi PRC, turgor elastis, kulit tampak kering. Homan sign (-), babinski (+)/(+)
GenetaliaTidak terkaji
11. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab. Darah 26 November 2015Pemeriksaan Hasil ukur Nilai rujukan Satuan
HematologiHemoglobin 7.5 11.5~15.5 g/dLHematokrit 23 35~45 %Luekosit 52.000 4.500~13.500 /mm3Eritrosit 3 4.88~6.16 Juta/uLTrombosit 403.000 150.000~450.000 /mm3Index eritrositMCV 77 77~95 fLMCH 25 25 ~33 PgMCHC 32.5 31~37 %
12. Penatalaksanaan- Transfusi PRC 315 cc- Vitamin E 2x1 mg Peroral- Asam folat 2 x 1 mg Peroral- Feriprox 3x1 cth peroral
13. ANALISA DATAData Etiologi Masalah
DS :- klien mengeluhkan
badannya lemas
DO :- Klien tampak pucat- Klien tampak kelelahan- conjunctiva anemis- Hb 7.5 gr/dl
Thalasemia ß: defisiensi sintesa rantai ß
Kerusakan pembentukan hemoglobin
Hemolisis
Anemia
Transpor oksigen ke jaringan perifer ↓
Ketidakefektifan perfusi jaringan
Ketidakefektifan perfusi jaringan
DS :- Klien mengatakan sepuluh
bulan yang lalu dilakukan
Thalasemia ß: defisiensi sintesa rantai ß
Kerusakan pembentukan
Resiko cedera organ
splenektomi karena suda mengalami pembesaran sekitar 10 jari
- Ibu klien mengatakan kadar ferritin pernah mencapai 10.000
DO :- Hb : 7,5 g/dl- Klien tampak pucat,
conjunctiva anemis- Klien tampak lemas- Teraba pembesaran hepar 3
cm
hemoglobin
Hemolisis
Anemia
Dilakukan transfusi PRC
Efek samping : penumpukan zat besi dalam orga (hati)
Resiko cedera organ
14. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang diperlukan untuk pengiriman oksigen ke sel ditandai dengan klien tampak pucat, konjungtiva anemis dengan Hb 7.5 gr/dL.
2. Resiko cedera organ berhubungan dengan peningkatan ferritin ditandai dengan klien mengatakan sepuluh bulan yang lalu dilakukan splenektomi karena suda mengalami pembesaran sekitar 10 jari, Ibu klien mengatakan kadar ferritin pernah mencapai 10.000, Hb : 7,5 g/dl, klien tampak pucat, conjunctiva anemis, klien tampak lemas, teraba pembesaran hepar 3 cm
15. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No. DiagnosaKeperawatanPerencanaan
Tujuan Intervensi Rasional1. ketidakefektifan perfusi
jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen ke sel.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 5 jam, peubahanperfusi jaringan bisa diatasi dengan kriteria:- Kadar haemoglobin
meningkat (9 – 10 gr/dl)
- Warna kulit tidak anemis, membran mukosa tidak anemis
- Suhu tubuh dalam batas normal: 36,5 – 37,5°C
- Integritas kulit terjaga
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Tinggikan posisi kepala di tempat tidur sesuai toleransi
3. Awasi upaya pernafasan, auskultasi bunyi nafas : perhatikan bunyi nafas tambahan
4. Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai dengan indikasi.
5. Berikan PRC 315 CC.
6. Kolaborasi untuk pemberian asam folat 2x1 mg
1. Adanya perubahan perfusi jaringan otak menyebabkan perubahan tanda-tanda vital: TD↓, RR↑
2. Meningkatnya ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi paru untuk kebutuhan seluler.
3. Dispnea menunjukkan GJK karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.
4. Kenyaman pasien/kebutuhan rasa hangat harus seimbang dengan kebutuhan untuk menghindari panas berlebihan pencetus vasodilatasi.
5. Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen:memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan.
6. Asam folat berfungsi untuk memperpanjang umur eritrosit sehingga eritrosit tidak cepat lisis
2. Resiko cedera organ berhubungan dengan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan
Mandiri :1. Monitor Tanda-tanda vital 1. Pengingkatan suhu tubuh, RR
No. DiagnosaKeperawatanPerencanaan
Tujuan Intervensi Rasionalpeningkatan ferritin selama 5 jam klien
dapat menunjukan perilaku mencegah peningkatan ferritin dengan kriteria:- Klien mengatakan
akan meminum obat secara teratur
- TTV klien dalam batas normal
- Klien mengatakan akan mengonsumsi makanan rendah Fe
2. Periksa kadar ferritin secara berkala setiap 1-3 bulan
3. Berikan obat zat kelasi besi (desferal / deferiprone/ feriprox) dan minta pasien untuk mengonsumsinya secara teratur
4. Berikan penkes pada klien dan keluarga untuk mengurangi konsumsi zat besi seperti kangkung, bayam, tomat, hati sapi, tiram, kepiting, bebek, sarden, daging sapi, daging kambing.
menunjukan ada gangguan dalam tubuh seperti infeksi.
2. karena kecenderungan kelebihan besi sebagai akibat absorbsi besi meningkat dan transfusi darah berulang.
3. Mengurangi zat besi dalam tubuh
4. Menambah zat besi dalam tubuh sehingga kadar ferritin meningkat
16. IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATANNAMA PASIEN : An. A RUANGAN : Poli Thalasemia
NO MEDREC : 0000297779 DIAGNOSA : Thalasemia Mayor
Tanggal Jam Dx Implementasi Evaluasi Paraf
26/11/
2015
08.30 1,2 Pengkajian pada An A Ada masalah pada perfusi klien, pada hati
klien
08.00 1,2 Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital HR:110 x/menit, RR: 22 x/m, S: 36,9°C
08.30 1 Mengatur posisi kepala di tempat tidur sesuai toleransi
Kebutuhan oksigenasi klien terbantu
10.00 1 Menanyakan kembali keluhan rasa dingin, mempertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai dengan indikasi. Berikan selimut bila klien kedinginan.
Kondisi tubuh klien stabil
08.15 1,2 Mengukur TTV klien HR:110 x/menit, RR: 23 x/m, S: 37°C
11.00 1 Melakukan kolaborasi pemberian transfusi. Melakukan pemasangan infus Nacl dilanjutkan dengan memasang transfusi PRC 315 cc. Mengawasi ketat
Suhu tubuh klien masih di bawah normal, RR klien masih relatif tinggi
komplikasi transfusi.08.45 1,2 Melakukan TTV pada klien HR:112 x/menit, RR: 23 x/m, S: 37°C
09.45 1,2 Melakukan TTV pada klien HR:118 x/menit, RR: 22 x/m, S: 37,1°C
11.45 1,2 Melakukan TTV pada klien HR:118 x/menit, RR: 20 x/m, S: 37,1°C
12.00 1 Mengadakan kolaborasi pemberian- Vitamin E 2x1
Tingkat kecemasan keluarga klien ringan
15/11/2015 16.00 2 Melakukan penkes mengenai makanan
yang harus dihindari
Klien mampu mencoba batuk secara
efektif
17. CATATAN PERKEMBANGAN SOAP
No. Diagnosa
Tanggal / Jam SOAP
1 26 November 2015 S :- Klien mengatakan tidak merasa kedinginan, posisi saat tarnfusi
sekarang cukup nyamanO :
- Klien tampak nyaman- Warna kulit tidak anemis- Membaran mukosa lembab
A :- Masalah teratsi sebagaian
P :- Berikan penjelasan pada keluarga untuk tidak telat dalam melakukan
tranfusi darah, mengonsumsi feriprox secara rutin, mengonsumsi makanan yang sehat rendah zat besi, tidak terlalu banyak mengonsumsi Vitamin C dan tetap menjaga kondisi klien tetap stabil.
2 26 november 2015 S :- Klien mengatakan rajin mengonsumsi feriprox.
O :- Membaran mukosa tidak pucat- Klien tampak lebih ada keinginan untuk melakukan kegiatan setelah di
tranfusi.A :
- masalah tertasi sebagian-
P :- Beri tahu keluarga untuk memantau konsumsi zat kelasi besi pada klien- Ingatkan klien untuk mengurangi konsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, AH; Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis, dan Nanda Nic Noc Edisi Revisi jilid 3.Yogyakarta: Medication Jogja