lomba bkkbn 2

41
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi di Sai Bumi Ruwa Jurai. Berbagai upaya dilakukan, salah satunya menggandeng para mitra kerja dan stakeholder khususnya di bidang kesehatan. Untuk mensukseskan upaya tersebut, Perwakilan BKKBN Lampung mengadakan program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi (KB-KR) melalui PKBRS, dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bidang KB kabupaten/kota, pihak rumah sakit pemerintah dan swasta. Selain untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi di Lampung, program tersebut ditujukan untuk mengevaluasi pelayanan KB pasca persalinan dan pasca keguguran (KB PPK dan PK) pihak rumah sakit melakukan uji coba dalam melayani KB dan KR. Upaya kerjasama dengan rumah sakit harus terus dilakukan, karena berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 dan 2007 menunjukkan terjadi penurunan peran rumah sakit baik

Upload: ramadan-angga

Post on 11-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

aadasdasdasdasd

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi di Sai Bumi Ruwa Jurai. Berbagai upaya dilakukan, salah satunya menggandeng para mitra kerja dan stakeholder khususnya di bidang kesehatan.Untuk mensukseskan upaya tersebut, Perwakilan BKKBN Lampung mengadakan program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi (KB-KR) melalui PKBRS, dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bidang KB kabupaten/kota, pihak rumah sakit pemerintah dan swasta.Selain untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi di Lampung, program tersebut ditujukan untuk mengevaluasi pelayanan KB pasca persalinan dan pasca keguguran (KB PPK dan PK) pihak rumah sakit melakukan uji coba dalam melayani KB dan KR.Upaya kerjasama dengan rumah sakit harus terus dilakukan, karena berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 dan 2007 menunjukkan terjadi penurunan peran rumah sakit baik pemerintah maupun swasta dalam pelayanan KB, masing-masing dari 6,9 menjadi 4,3 persen; dan 3,4 menjadi 2,2 persen. Melihat kondisi tersebut, maka pada tahun 2009 BKKBN mencanangkan kembali program peningkatan pelayanan KB di rumah sakit (PKBRS), khususnya KB pasca melahirkan dan pasca keguguran.Khusus di Lampung, sejak tahun 2009 BKKBN telah menggandeng rumah sakit pemerintah dan swasta, untuk melayani KB pasca persalinan dan pasca keguguran. Rinciannya, 7 rumah sakit pada tahun 2009, 10 rumah sakit di tahun 2010, dan pada tahun 2011 sebanyak 15 rumah sakit. Dan pihak BKKBN akan terus menambah mitra dalam mensukseskan program KB khususnya di Propinsi Lampung.KB pasca melahirkan dan pasca keguguran merupakan suatu program untuk mengatur jarak kelahiran, kehamilan, dan kehamilan yang tidak diinginkan. Sehingga setiap keluarga dapat merencanakan kehamilan yang aman dan sehat, serta angka kematian ibu (AKI) yang begitu tinggi yaitu 390 per 100 ribu kelahiran hidup tahun 1991, dapat diturunkan menjadi 102 per 100 ribu kelahiran hidup seperti target Millennium Development Goals (MDGS) tahun 2015.Melalui program BKKBN ini diharapkan akan terjadi peningkatan peran serta mitra kerja dalam pelayanan KB-KR; yaitu rumah sakit, bidan praktik swasta, perusahaan, dan mitra swasta lain. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan dan rujukan menjadi harapan besar dan memberikan kontribusi kuat dalam upaya menurunkan angaka kematian ibu. RSU Muhammadiyah Metro adalah salah satu RS yang menjadi sasaran pengembangan Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS). Dengan angka persalinan yang cukup tinggi, maka pengembangan Program Keluarga Berencana Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran (KB PP dan PK) sangat prospektif untuk dikembangkan.Tim PKBRS Muhammadiyah adalah tim pelayanan KB Rumah Sakit yang dibawah naungan BKKBN Kota Metro. Tim PKBRS Muhammadiyah didirikan sejak tahun 2014. Pada tahun tersebut sebanyak 3 orang tenaga bidan telah mengikuti pelatihan CTU (Contrasepcy Tecnology Update) dan ABPK (Alat Bantu Pengambilan Keputusan Ber KB) di BKKBN Provinsi Lampung selama 5 hari.Dengan adanya PKBRS di RSU Muhammadiyah Metro akan semakin membantu program BKKBN khususnya dalam menggalakan KB pasca persalinan dan pasca keguguran. Hal tersebut semakin mendukung tercapainya program MDGS 2015.B. Maksud dan Tujuan

1.Tujuan Umum

Dapat memberikan kontribusi terhadap akselerasi penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui pelayanan Program KB PP dan PK yang terjangkau dan berkualitas. 2. Tujuan khusus

Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan Program KB PP dan PK.C. Metodologi Penulisan

Penulisan menggunakan metode deskriptif analitik yaitu, mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto : 2005).BAB II

GAMBARAN UMUM RSU MUHAMMADIYAH METROA. Kondisi UmumUpaya pendirian RS Muhammadiyah Metro telah dimulai sejak tahun 1967. Pada tahun itu, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kabupaten Lampung Tengah di Metro telah memiliki izin operasional Rumah Sakit Penolong Kesengsaraan Oemat (RS-PKO) Muhammadiyah dari Ikes Propinsi Lampung yang ditandatangani oleh dr. Enjun sebagai Kepala Ikes Provinsi Lampung.

Namun, pada perkembangan selanjutnya Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kabupaten Lampung Tengah lebih terkonsentrasi pada upaya penyelamatan Universitas Muhammadiyah Lampung di Metro cabang dari Jakarta sehingga upaya-upaya pengembangan RS PKO Muhammadiyah menjadi tidak maksimal.

Pada tahun 1980-an PCM Lampung Tengah berkembang menjadi PDM Lampung Tengah dengan Metro sebagai pusat gerakan dakwah. Oleh Majelis PKS PDM Lampung Tengah bersama-sama dengan PCM Metro Raya, PCM Hadimulyo serta PDA Metro didirikan Balai Pengobatan Muhammadiyah dan Rumah Bersalin Aisyiyah yang berlokasi di Kompleks SMP Muhammadiyah 3 Metro. Untuk menanggulangi biaya operasional BP Muhammadiyah dan RB Aisyiyah ini, dikembangkan sistem dana sehat, yaitu upaya pembiayaan kesehatan bagi siswa dilingkungan sekolah Muhammadiyah dan TK ABA dengan sistem prabayar. Namun karena jauhnya jangkauan pelayanan, sistem pelayanan kesehatan ini kurang mendapat sambutan dari pengelola sekolah. Al hasil BP Muhammadiyah berjalan dengan lamban, bahkan RB Aisyiah gulung tikar terlebih dahulu.

Pada tahun 2000 bersamaan dengan gerakan otonomi daerah, Kabupaten Lampung Tengah dimekarkan menjadi 3 daerah otonom, yaitu Kabupaten Lampung Tengah dengan ibukota di Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Timur ibukota di Sukadana dan Kota Metro. PDM Lampung Tengah pun dimekarkan menjadi 3 Pimpinan Daerah, yairu PDM Lampung Tengah, PDM Lampung Timur dan PDM Kota Metro. Pada Musda I Kota Metro, Pendirian RSU Muhammadiyah Metro telah menjadi salah satu amanat Musda. Namun pada periode ini belum ada langkah-langkah kongkrit untuk mewujudkan Rumah Sakit. Kegiatan majelis lebih terfokus pada kegiatan kesejahteraan sosial.

Pendirian RSU Muhammadiyah Metro kembali diamanatkan oleh Musyawarah Daerah Muhammadiyah II Kota Metro periode 2005-2010. Dalam tanfids keputusan musda tersebut, Musyawarah Daerah mengamanatkan kepada pengurus untuk mendirikan RSU Muhammadiyah Metro sebagai sarana dan media dakwah dengan cara mengembangkan Balai Pengobatan yang sudah ada atau dengan mendirikan Rumah Sakit yang baru.

Majelis Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat PD Muhammadiah Kota Metro yang dipimpin dr. Hi. Makmuri Adnan, Sp.Rad. selaku leading sector menyambut baik dan positif keputusan musda tersebut. Setelah melakukan koordinasi beberapa kali, MKKM menetapkan Panitia Pendirian RSU Muhammadiyah Metro.

Dari berbagai studi kelayakan dan beberapa analisa selama beberapa bulan, panitia pendirian RSU Muhammadiyah Metro yang diketuai oleh Drs. Hi. Amin HS, menetapkan lokasi di Jalan Soekarno Hatta No. 42 (bekas Rumah Bersalin Amanah) sebagai lokasi yang paling layak dan tepat untuk didirikan RSU Muhammadiyah Metro. Diatas tanah seluas 10.005 m2, saat ini telah terbangun gedung seluas + 2870 m2 dengan berbagai fasilitas.

Berkat partisipasi aktif dari warga masyarakat, anggota dan simpatisan Muhammadiyah serta Pemerintah Kota Metro dilakukan penggalangan dana baik dalam bentuk sumbangan, wakaf, hibah maupun investasi.

Berkat kegigihan dan keuletan dari berbagai pihak saat ini RSU Muhammadiyah Metro kini telah siap melayani pasien. RSU Muhammadiyah Metro mulai beroperasi sejak 1 Januari 2008 dan diresmikan oleh Ketua PP Muhammadiyah (Bapak Prof. Dr. Din Syamsudin, MA) dengan dihadiri oleh drg. Naedial Roisdal (Staf Ahli Menkes) Ir.MS Joko Umar Said, MM (Asisten IV Sekprop Lampung), Hi. Lukman Hakim, SH,MM. (Walikota Metro) pada tanggal 22 Januari 2008B. Struktur Organisasi Rumah Sakit 1. Sejarah Kepemimpinan RSU Muhammadiyah MetroSejak awal diresmikannya RSU Muhammadiyah Metro, kepemimpinan RSU Muhammadiyah Metro mengalami beberapa kali pergantian yaitu :

2. Struktur Organisasi RSU Muhammadiyah Metro

Pemilik

: PDM Kota Metro

Penyelenggara: Majelis PKU PDM Kota Metro

Direktur

: dr. Emi Sulistiyani

Wadir Yanjangmed: dr. Hanif

Wadir Umum: Slamet Tedy Siswoyo, SE.,M.E.I

Wadir Binroh: Drs. Al Fuadi Rusli3. Kepala Bagian / Kepala Bidang

Kabid. Keperawatan: Nasiyah, Amd.Kep

Kabid.Jangmed: Agung Suprabowo, S.Far., Apt

Kabag. Personalia: Trisno Eko Yulianto, S.Kom

Kabag. Umum: Diana Arisanti, SKM

Kabag. Keuangan: Mutmainnah, S.Pd.I3. Sumber Daya ManusiaSumber daya manusia yang dimiliki oleh RSU Muhammadiyah Metro pada saat ini sejumlah 160 orang dengan rincian sebagai berikut :

Tenaga Dokter Spesialis

Dokter Spesialis Penyakit Dalam: 2 Orang

Dokter Spesialis Bedah Umum: 2 Orang

Dokter Spesialis Anak

: 1 Orang

Dokter Spesialis Kebidanan

: 1 Orang

Dokter Spesialis Radiologi

: 2 Orang

Dokter Spesialis Paru

: 1 Orang Dokter Spesialis Ortopedi

: 1 Orang Dokter Spesialis Syaraf

: 1 Orang Dokter Spesialis Bedah Syaraf: 1 Orang4. Tenaga Medis dan Penunjang Medis Lainnya

Tenaga Dokter Umum

: 11 Orang

Dokter Gigi

: 2 Orang

Tenaga Kefarmasian

: 7 Orang

Tenga Gizi

: 3 Orang

Tenaga Keperawatan

: 51 Orang

Tenaga Bidan

: 18 Orang

Tenaga Perawat Gigi

: 1 Orang Tenaga Kesehatan Masyarakat: 2 Orang

Tenaga Penunjang

: 10 Orang

Tenaga Non Kesehatan

: 41 Orang5. PelayananBerbagai pelayanan kesehatan yang sampai saat siap diberikan oleh RSU Muhammadiyah Metro antara lain :

a. Pelayanan Gawat Darurat 24 jam,

b. Poli Klinik Umum

c. Poli Klinik Spesialis Kebidanan / Penyakit Dalam / Bedah / Anak

d. Pelayanan Rawat Inap : 102 tempat tidur

e. Pemeriksaan Radiologi dan CT- Scan

f. Pemeriksaan Ultrasonografi & Pemeriksaan Jantung dengan Elekto Kardio Grafi

g. Pemeriksaan Laboratorium

h. Pelayanan Farmasi / Apotik

i. Ruang Operasi

j. Pelayanan Persalinan

k. Pelayanan Bina Ruhani

l. Pelayanan Ambulan 24 jam

m. Perawatan Jenazah

n. Home CareBAB IIIPELAYANAN KB RUMAH SAKIT (PKBRS)

A. Kondisi UmumPelayanan KB di RSU Muhammadiyah Metro telah dilaksanakan sejak tahun 2010 bekerjasama dengan BKKBN Kota Metro. Untuk lebih mensukseskan pelayanan KB tersebut, maka RSU Muhammadiyah Metro akan terus menggalakan program KB terutama PP dan PK.Tim PKBRS Muhammadiyah adalah tim pelayanan KB Rumah Sakit yang berada dibawah naungan BKKBN Kota Metro. Tim PKBRS Muhammadiyah didirikan sejak tahun 2014 dan memberikan pelayanan sebagai berikut :1. Konseling KB pasca persalinan.2. Konseling KB pasca keguguran.

3. Pemasangan dan pencabutan IUD.

4. Pemasangan dan pencabutan AKBK (implant)

5. Konsultasi dan pelayanan KB umum.

6. Konsultasi dan pelayanan kontrasepsi mantap (MOP dan MOW).

7. Penanganan efek samping dan kegagalan.

Diharapkan setelah dilaunching kegiatan pelayanan KB di poliklinik PKBRS Muhammadiyah Metro, menunjukkan data yang cukup signifikan antara lain :1. Terdapat kenaikan pada pelayanan KB di RS.

2. Partisipasi pria untuk ber-KB meningkat (dapat dilihat dari tingginya pemilihan kondom sebagai alat kontrasepsi terutama pasca persalinan).

3. Proses MOU mengenai sistem tarif untuk tindakan MOP dan MOW dalam tahap proses penyusunan. Bila MoU telah jadi maka masyarakat (terutama masyarakat miskin) bisa mendapatkan pelayanan kontap.

4. KB Pasca Keguguran dalam 2 bulan terakhir coverage-nya mencapai 100%. Hal ini tidak lepas dari peran PLKB dan petugas KB RS yang selalu berkeliling untuk memberikan konseling kepada pasien nifas/pasca melahirkan dan pasca keguguran.

5. Dalam struktur organisasi PKBRS, PLKB juga dimasukkan sebagai penanggung jawab konseling.

Revitalisasi PKBRS di RSU Muhammadiah Metro ini diharapkan mampu meningkatkan cakupan pelayanan KB khususnya pasca salin dan pasca kurete, yang muaranya memberikan kontribusi terhadap akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu.B. Surat Keputusan Tim PKBRS

C. Struktur Organisasi Tim PKBRS

Setelah para tenaga bidan diikutsertakan pelatihan maka mulai dibentuk tim PKBRS RSU Muhammadiyah.

Struktur OrganisasiKetua Tim PKBRS: Aminah Nurhayati, Amd.KebWakil Ketua

: Elsy Hikmah, Amd.KebSekretaris

: Jenny Maria, Amd.KebBendahara

: Kholifah, Amd.KebAnggota

: 1. Muyasaroh, Amd.Keb

2. Sari Ardiyanti, Amd.Keb

D. Pelayanan KB RS

Jadwal pertemuan dilakukan secara rutin setiap satu bulan sekaliE. Pencapaian Pelayanan KB PP dan PK Rumah Sakit

NoBulanJumlah PersalinanJumlah KeguguranJumlah Ber KB PPJumlah Ber KB PKJumlah Pelayanan Kontrasepsi

1Januari106233527

2Februari10726431438

3Maret137271542

4April137316741

5Mei134189039

6Juni12723821737

7Juli1382232329

8Agustus1241749933

9September1862873835

10Oktober112114728

11November1361639932

12Desember2003051647

Jumlah164627262366428

BAB IV

PROMOSI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI

A. Materi Promosi Kesehatan Reproduksi1. Pengertian Promosi Kesehatan

The process of enabling people to control over and improve their health (WHO) adalah proses atau upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara meningkatkan kesehatannya.Upaya pemberdayaan masyarakat agar mau dan mampu serta mandiri dalam melindungi kesehatan diri dan lingkunganya, dengan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta menciptakan iklim untuk berkembang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Suatu proses atau upaya agar masyarakat mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Suatu program yang dirancang untuk merubah perilaku, organisasi masyarakat dan lingkungannya.Upaya yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain baik individu kelompok atau masyarakat sehingga berperilaku yang kondusif untuk kesehatan.Dimensi perilaku yang kondusif mencangkup:a. Perubahan perilaku

b. Pembinaan perilaku

c. Pengembangan perilaku dari yang baik menjadi yang lebih baik.Jadi promosi kesehatan mencangkup 3 pengertian:

a) Peningkatan

b) Menawarkan atau memasarkan

c) Pendidikan

Pengertian lain:

a. Promosi kesehatan bagian dari upaya kesehatan (public health) secara keseluruhan, yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya meningkatkan, memampukan masyarakat. Untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan, yang lebih bersifat upaya promotif, preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.b. Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat, disertai dengan mengembangkan iklim yang mendukung, sehingga penekanan Promosi kesehatan pada pengembangan perilaku dan lingkungan sehat.c. Pemberdayan tersebut merupakan upaya kemitraan berbagai pihak dan merupakan upaya dari, oleh dan untuk bersama masyarakat, sehingga masyarakat aktif sebagai pelaku atau subyek, bukan pasif menunggu obyek semata.d. Pemberdayan dilakukan sesuai dengan kondisi dan budaya setempat, sehingga promosi kesehatan diwarnai suasana lokal.e. Dalam promosi kesehatan nuansa kesehatan menjadi lebih kental, suasana kemitraan menjadi lebih nampak dan keberadaan masyarakat sebagai subyek menjadi menonjol.

Health promotion is the proces of enabling people to control over and improve their health (WHO 1986).

Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (green dan ottoson, 1998).Promosi kesehatan adalah proses pemberdayan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya.(definisi yang selama ini dipakai oleh pusat promosi kesehatan) Proses pemberdayaan tersebut dilakukan untuk pembelajaran, yaitu upaya untuk meningkatakan kesadaran, kemauan dan kemampuan dalam bidang kesehatan.Proses pemberdayan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat; artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok potensi dimasyarakat, bahkan semua komponen masyarakat. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan sesuai sosial budaya setempat, artinya sesuai dengan keadaan, permasalahan dan potensi setempat.Proses pembelajaran tesebut juga dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik tersebut kebijakan dan peraturan perundangan. Promosi kesehatan didunia dikenal sejak tahun1980an, tetapi di Indonesia baru dikembangkan sejak tahun 1995, sebagai pengembangan lebih lanjut dari Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan.

2. METODE PROMOSI KESEHATANPromosi atau pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan pada masyarakat, kelompok, atau individu. Promosi kesehatan juga sebagai suatu proses yang mempunyai masukan dan keluaran. Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu harus menggunakan cara tertentu pula. Demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan.Untuk sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya. Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode promosi atau pendidikan individual, kelompok, dan massa.1. Metode Promosi Individual (Perorangan)

Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku. Dasar digunakannya pendekatan ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu menggunakan metode ini :

a) Bimbingan dan penyuluhan

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.

b) Interview (wawancara)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak tahu atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. 2. Metode Promosi KelompokDalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta pendidikan formal dari sasaran. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.1) Kelompok Besar

Metode yang bagus untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.

a. Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

b. Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seorang ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting hangat di masyarakat.

2) Kelompok kecil

Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk digunakan antara lain:a. Diskusi kelompok

Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk diatur sedemikian rupa agar dapat berhadap-hadapan satu sama lain. Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi.

b. Curah pendapat (Brain storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsinya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan. Tanggapan itu ditulis dalam flipchart atau papan tulis.

c. Bola salju (Snow Balling)

Kelompok dibagi dalam pasang-pasangan dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Kemudian mereka mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.

d. Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Selanjutnya hasil didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.

e. Role Play ( memainkan peran )

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan. Mereka memperagakan,misalnya bagaimana interaksi atau komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.f. Permainan Simulasi

Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permaian seperti permainan monopoli.3. Metode promosi kesehatan massa

Metode pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan secara massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan begitu belum diharapakan untuk sampai pada perubahan perilaku. Beberapa contoh metode promosi kesehatan secara massa, antara lain :

a. Ceramah umum ( public speaking )

Pada acara-acara tertentu, misalnnya pada Hari Kesehatan Nasional, mentri kesehatan atau pejabat kesehatan berpidato.

b. Pidato-pidato atau diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik.c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lain.d. Tulisan-tulisan di majalah atau Koran, baik dalam bentuk artikel atau Tanya jawab.e. Bill Board, yang dipasangkan di pinggir jalan, spanduk, poster, dsb.3. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN MASA REMAJA

a. Problematika Masa Remaja

Masih banyak yang terjadi seputar kaum remaja, misalnya Hubungan Seksual Pra Nikah (HSPN), aborsi yang tidak aman (Unsaved Abortion), hubungan seksual yang bebas dan tidak bertanggung jawab, penyalahgunaan narkotika dan alkohol, merokok, penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV-AIDS (Human Immunodeficiency Virus dan Aquired Immunodeficiency Syndrome), KTD dan aborsi hingga kasus pernikahan dini. Namun, hingga saat ini berbagai kenyataan tersebut masih saja dipandang sebelah mata oleh beberapa pihak yang sepatutnya memiliki kewajiban untuk memperjuangkan hak-hak para remaja. Masa remaja dengan rentang usia berkisar 10 sampai 24 tahun adalah suatu fase peralihan dari masa kanak-kanak (dependent) menuju masa dewasa (independent) dan normal terjadi pada kehidupan manusia. Dalam periode tersebut seorang remaja akan banyak sekali mengalami perkembangan dan pertumbuhan guna mencari identitas dan jati dirinya. Berbagai perubahan akan muncul baik dari sisi psikologis, fisik (pubertas) dan sosial lingkungan.Problematika kaum remaja dapat terjadi sehubungan dengan adanya perbedaan kebutuhan (motif) dan aktualisasi dari kemampuan penyesuaian diri (adaptasi) remaja terhadap lingkungan tempat hidupnya dan tumbuh berkembang sebagai seorang pribadi manusia dan makhluk sosial. Masa transisi ini merupakan masa yang kritis bagi remaja, disaat muncul keinginan lepas mandiri dari ketergantungan orang tua, rasa ingin tahu yang berlebihan dan mulai rentan terhadap perilaku beresiko.

Diperkirakan 20-30% dari total populasi di masing-masing kabupaten maupun kotamadya di Indonesia adalah tergolong kaum remaja yang persentase terdistribusi secara hampir merata. Jika diestimasi dari jumlah penduduk Indonesia yang saat ini sekitar 250 juta, maka diperkirakan terdapat total 50-75 juta jiwa kaum remaja. Untuk di Bali, terdapat sekitar 700.000-850.000 orang yang berusia remaja hidup dari keseluruhan sejumlah 3,5 juta jiwa penduduk di Bali. Apabila kita meninjau lebih jauh lagi, maka terdapat sekitar 1 milyar penduduk dunia adalah kaum remaja (hampir 1 dari 6 penduduk) dan 85% remaja ternyata hidup di Negara berkembang.Dengan keadaan piramida penduduk yang terbalik, hendaknya remaja mendapatkan prioritas perhatian dari semua pihak yang. Ditemukan fakta ternyata banyak remaja yang sudah aktif secara seksual, meskipun tidak selalu atas kehendak sendiri, dan dibeberapa negara berkembang kira-kira separuh dari mereka sudah menikah. Aktifitas seksual dini yang tidak bertanggung jawab menempatkan remaja menghadapi berbagai tantangan resiko kesehatan reproduksi. Diseluruh dunia pada tahun 1997 diperkirakan 15 juta jiwa lebih remaja putri berusia 15-19 tahun yang melahirkan, 4 juta diantaranya melakukan unsafe abortion dan hampir 100 juta orang remaja yang terkena IMS. Secara global pun didapatkan data 40% dari total kasus HIV terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun atau diperkirakan lebih dari 7.000 remaja terinfeksi HIV setiap harinya. Sedangkan di Indonesia sendiri, ditemukan prediksi sekitar 700.000 ribu kasus aborsi pada tahun 2003 dan 50% termasuk unsafe abortion. KTD pada remaja Indonesia juga diestimasikan meningkat setiap tahunnya sebesar 150.000-200.000, 10% remaja usia 15-19 tahun sudah menikah dan memiliki anak. Berbagai risiko kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, misalnya tuntutan kawin muda dan berhubungan seksual, kurangnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketimpangan gender, kekerasan seksual, pengaruh negatif media massa dan kemajuan teknologi, maupun gaya hidup modern yang bebas.

b. Solusi Berkesinambungan Untuk Remaja

Untuk mengatasi berbagai permasalahan remaja kesehatan reproduksi yang berisiko tinggi tersebut dapat dilakukan melalui beberapa metode pendekatan sebagai upaya pencegahan dan penatalaksanaan perlu dilakukan secara simultan dengan pendekatan komprehensif. Dipacu rekomendasi dari hasil piagam International Conference On Population And Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo, program peduli remaja pun mulai digalakkan di berbagai negara baik yang dijalankan oleh pemerintah maupun organisasi setempat.Ketiga inti upaya yang berkesinambungan bagi remaja berupa usaha di bidang pendidikan (edukasi), pencegahan (preventif) dan pelayanan kesehatan (kuratif). Upaya-upaya itu sangat membutuhkan peran-serta masyarakat dan seluruh pihak yang ada, yaitu intervensi pada individu remaja, intervensi keluarga, lingkup sekolah, lingkup pemerintah, dan komunitas yang peduli maupun media massa. Tanpa peran serta seluruh pihak, maka usaha yang kita lakukan akan sia-sia saja.Saat ini, upaya edukasi telah dijalankan di beberapa daerah propinsi di Indonesia telah mulai menjalankan kurikulum kesehatan reproduksi sejak dini yang ditujukan kepada siswa-siswi SMP dan SMA. Pelaksanaan kurikulum tersebut terintegrasi dalam mata pelajaran Biologi untuk bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Sosiologi untuk bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Selain itu, edukasi mengenai kesehatan reproduksi remaja juga diterapkan pada kegiatan ekstrakurikuler dengan terbentuknya Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) sebagai wadah pemberdayaan remaja.Untuk upaya pencegahan juga sudah banyak dikerjakan baik oleh institusi pemerintah maupun non-pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap remaja. Dalam pelaksanaannya upaya edukasi dan pencegahan sering dijalankan secara bersamaan, misalnya aksi kampanye di lapangan sekaligus pembagian kondom secara gratis kepada kelompok remaja yang berisiko.Layanan Kesehatan Khusus Remaja, namun dalam perjalanannya, ternyata solusi ketersediaan akses pelayanan kesehatan klinis khusus remaja masih sangat kurang dikembangkan di Indonesia. Padahal mendapatkan pelayanan kesehatan adalah hak setiap manusia. Sehingga remaja juga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses kesehatan layaknya esklusifitas pelayanan klinis khusus pada anak-anak, ibu ataupun orang tua. Layanan kesehatan yang meremaja tersebut haruslah terjangkau, mudah diakses, multidisiplin dan bersifat tidak diskriminatif.4. PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAHPromosi kesehatan di sekolah merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, karena hal ini berdasarkan pada pemikiran bahwa:

1. Sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental, moral, maupun intelektual.

2. Promosi kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif di antara kesehatan masyarakat yang lain, khususnya dalam pengembangan perilaku hidup sehat, karena:a. Anak usia sekolah (6-8 tahun) mempunyai persentase yang paling tinggi disbandingkan dengan kelompok umur yang lain.b. Sekolah merupakan komunitas yang telah terorganisasi, sehingga mudah dijangkau dalam rangka pelaksanaan usaha kesehatan masyarakat.c. Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan atau pembaruan, kerena kelompok anak sekolah sedang berada dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan. Pada taraf ini anak dalam kondisi peka terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan hidup sehat.

Dari uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan promosi kesehatan di sekolah sekuarng-kurangnya sebagai berikut:1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat sekolah.2. Mencegah dan memberantas penyakit menular di kalangan masyarakat sekolah dan masyarakat umum.3. Memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat sekolah melalui usaha-usaha :a. Mengikutsertakan secara aktif guru, murid, dan orang tua murid dalam usaha : Memberikan pendidikan kesehatan dalam rangka menanamkan kebiasaan hidup sehat sehari-hari. Mengawasi kesehatan murid serta mengenal kelainan kesehatan sedini mugkin. Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan sederhana.

b. Imunisasi c. Usaha-usaha pengobatan gigi dan pencegahannyad. Usaha perbaikan gizi anak.e. Mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat.

Promosi kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah menciptakan sekolah sebagai komunitas yang mampu menimgkatkan kesehatannya. Oleh karena itu progam promosi kesehatan sekurang-kurangnya mencakup 3 usaha pokok, yakni:1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat mencakup 2 sapek, yaitu sosial (non fisik) dan fisik.

a. Aspek non fisik (mental-sosial)Lingkungan sosial sekolah adalah menyangkut hubungan antara komponen komunitas sekolah (murid, guru, pegawai sekolah, dan orang tua murid). Lingkungan mental-sosial yang sehat terjadi apabila hubungan harmonis, dan kondusif diantara komponen masyarakat sekolah. Hubungan yang harmonis ini akan menjamin terjadinya pertumbuhan dan perkembangan anak atau murid dengan baik, termasuk tumbuhnya perilaku hidup sehat.

b. Lingkungan fisik terdiri dari:

1) Bangunan sekolah dan lingkungannya yang terdiri dari : keadaan lingkungan sekolah, besar dan kontruksi gedung sekolah sesuai dengan jumlah murid,tersedianya halaman sekolah, ventilasi memadai atau tidak,penerangan harus cukup, adanya pembuangan limbah tersedianya air bersih, tersedianya tempat pembuangan sampah, tersedianya kantin atau warung sekolah.2) Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan

Pemeliharaan kesehatan perorangan dan lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pemelihaan kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan

3) Kemanan umum sekolah dan lingkungannya:

Adanya gang sekolah, halaman dan gang atau jalan masuk ke sekolah mudah dilewati dan tidak becek, semua pintu dan jendela diatur sedemikain rupa sehingga membuka ke arah luar, tersedia P3K da tenaga atau guru yang terlatih di bidang P3K

.

2. Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid uatmanya untuk menenmkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesaehatan diri sendiri serta lingkungannya serta ikut aktif dalam usaha-usaha kesehatan.

Hal-hal pokok sebagai materi dasar untuk menanamkan perilaku atau kebiasaan hidup sehat adalah sebagai berikut:

a. Kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan terutama lingkungan sekolah.

b. Pencegaha dan pemberantasan penyakit, menular.

c. Penyebab dan cara pencegahannya penyakit-penyakit menular

d. Gizi

e. Pencegahan kecelakaan atau kemanan diri

f. Mengenali fasilitas kesehatan yang profesional 3. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah

Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif diantara anggota komunitas hanya sekitar 6-8 jam. Pemeliharaan kesehatan sekolah ini mencakup:

a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus

b. Pemeriksaan dan pemgawasan kebersaihan lingkungan

c. Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

d. Usaha perbaikan gizi

e. Usaha kesehatan gigi sekolah

f. Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan jasmani, rohani dan sosial.

B. Inovasi Dalam Promosi Kesehatan dan Konseling Kesehatan ReproduksiC. Dokumentasi dan Penjelasan Kegiatan Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi di Rumah SakitBAB V

PENUTUP

B. KESIMPULANRumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro merupakan Rumah Sakit swasta yang ikut serta dalam program pemerintah yang bekerjasama dengan BKKBN dalam menjalankan KB yang diadakan di Rumah Sakit. Tim PKBRS Muhammadiyah Metro didirikan sejak tahun 2014.Melalui program BKKBN ini diharapkan akan terjadi peningkatan peran serta mitra kerja dalam pelayanan KB-KR. RSU Muhammadiyah Metro adalah salah satu RS yang menjadi sasaran pengembangan Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS). Dengan angka persalinan yang cukup tinggi, maka pengembangan Program Keluarga Berencana Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran (KB PP dan PK) sangat prospektif untuk dikembangkan.Dengan adanya PKBRS di RSU Muhammadiyah Metro akan semakin membantu program BKKBN khususnya dalam menggalakan KB pasca persalinan dan pasca keguguran. Hal tersebut semakin mendukung tercapainya program MDGS 2015. KB pasca melahirkan dan pasca keguguran merupakan suatu program untuk mengatur jarak kelahiran, kehamilan, dan kehamilan yang tidak diinginkan.C. SARAN

Dengan adanya PKBRS di RSUMM hendaknya dapat lebih meningkatkan dan mempromosikan kepada masyarakat akan pentingnya ber KB sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, sekaligus untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.dr. Emi Sulistiyani

Periode 2011 s.d 2015

dr. Makmuri Adnan, Sp.Rad

Periode 2009 s.d 2011

dr. Muhammad Imam Rifai

Periode 2008 s.d 2009