longcase tumor medula spinalis
TRANSCRIPT
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 1/37
0
LAPORAN KASUS
TUMOR MEDULA SPINALIS
PEMBIMBING :
Dr. Gumar Jaya Saleh Sp. BS
DISUSUN OLEH :
Meilinda Vitta Sari S. Ked
NIM : 030.10.173
KEPANITERAAN KLINIK BEDAH
RUMAH SAKIT OTORITA BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 2 JUNI – 8 AGUSTUS 2014
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 2/37
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 3/37
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus, atas segala
nikmat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang
berjudul “ Tumor Medula Spinalis ” dengan baik dan tepat waktu.
Laporan kasus ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti di Rumah Sakit Otorita Batam periode 2 Juni 2014
– 8 Agustus 2014. Di samping itu, laporan kasus ini ditujukan untuk menambah pengetahuan
bagi kita semua tentang tumor medula spinalis.
Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada dr. Gumar Jaya Saleh, Sp. BS selaku pembimbing dalam penyusunan laporan kasus
ini, serta kepada dokter – dokter pembimbing lain yang telah membimbing penulis selama di
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Otorita Batam. Penuli juga mengucapkan
terimakasih kepada rekan – rekan anggota Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit
Otorita Batam serta berbagai pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput
dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya masukan, kritik maupun
saran yang membangun. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya,
semoga tugas ini dapat memberikan tambahan informasi bagi kita semua.
Batam, Juli 2014
Penulis
Meilinda Vitta Sari
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 4/37
3
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ................................................................................................ 1
Kata pengantar ........................................................................................................ 2
Daftar isi ................................................................................................................. 3
BAB I Pendahuluan .................................................................................... 4
BAB II Laporan Kasus ................................................................................. 5
BAB III Analisis Kasus .............................................................................. 19
BAB IV Tinjauan Pustaka .......................................................................... 23
BAB V Kesimpulan ...................................................................................... 34
Daftar Pustaka ....................................................................... ................................. 35
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 5/37
4
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor medula spinalis merupakan salah satu penyakit yang jarang terjadi dan karena
itulah banyak masyarakat yang belum mengetahui gejala-gejala serta bahaya dari penyakit
ini. Pada umumnya, penderita yang datang berobat ke dokter atau ke rumah sakit sudah
dalam keadaan parah (stadium lanjut) sehingga cara penanggulangannya hanya bersifat life-
saving .
Jumlah kasus tumor medula spinalis di Amerika Serikat mencapai 15% dari total
jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi sekitar 0,5-2,5
kasus per 100.000 penduduk per tahun. Jumlah penderita pria dan wanita hampir sama
dengan sebaran usia antara 30 – 50 tahun. Diperkirakan 25% tumor terletak di segmen
servikal, 55% di segmen thorakal, dan 20% terletak di segmen lumbosakral. Sementara di
Indonesia belum ada data mengenai insidensi angka penderita tumor medula spinalis.
Tumor medula spinalis dibagi menjadi dua, yaitu tumor primer dan sekunder. Tumor
primer merupakan tumor yang berasal langsung dari medula spinalis sedangkan tumor
sekunder merupakan anak sebar (metastasis) dari tumor di bagian tubuh lainnya. Tumor
medula spinalis umumnya bersifat jinak, onset gradual, dan dua per tiga pasien dioperasi
antara 1-2 tahun setelah onset gejala. Gejala-gejala dari tumor medula spinalis penting
diketahui karena dengan tindakan operasi sedini mungkin dapat mencegah kecacatan.
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 6/37
5
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nursalam Lumban Nahor
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Sudah menikah
Suku/bangsa : Indonesia
Alamat : Bukit Seroja
Tgl. Masuk RS : 12 Mei 2014
No. RM : 34-92-74
Ruang : Teratai (Kamar 4)
II. ANAMNESIS (autoanamnesis 3 Juni 2014 Pkl. 08.00 WIB)
Keluhan Utama
Kaki kanan terasa nyeri dan panas sejak 5 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik syaraf RS Otorita Batam dengan keluhan utama kaki
kanan terasa nyeri dan panas sejak 5 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan dimulai dari
pinggang hingga telapak kaki. Nyeri dirasakan hilang timbul dan semakin terasa
apabila melakukan aktivitas, juga disertai kebas dan kesemutan. Karena nyerinya,
pasien mengaku sering tidur dalam posisi miring. Selain nyeri, pasien merasakan
nyeri dimulai dari pinggang hingga telapak kaki.Semenjak 2 tahun terakhir, pasien
mengaku rasa panas dan nyeri terasa semakin berat, dan merasa kaki kanan semakin
lemah dan sulit digerakkan, beberapa bulan kemudian diikuti kelemahan pada kaki
kiri. Pasien juga mengeluh kesulitan BAK dan BAB, tidak lancar. Tidak ada demam,
nyeri kepala ataupun muntah-muntah.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat trauma, hipertensi, diabetes mellitus, ataupun alergi obat/makanan.
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 7/37
6
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit serupa, keganasan, hipertensi, diabetes mellitus, ataupun
alergi obat/makanan.
Riwayat Kebiasaan
Tidak merokok ataupun minum minuman beralkohol. Pasien mengaku jarang makan
sayuran dan buah-buahan.
Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku hanya minum obat-obatan warung untuk mengurangi rasa nyeri.
III. PEMERIKSAAN JASMANI (3 Juni 2014 pukul 08.15 WIB)
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Kesan sakit : tampak sakit sedang
Kesan gizi : baik
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Suhu : 36,70C
Pernafasan : 20x/menit
b. Status Generalis
Kepala : normosefali, rambut berwarna hitam, distribusi merata, lebat,
tidak kering, dan tidak mudah dicabut.
Mata
Palpebra : tidak oedem
Konjungtiva : tidak anemis, tidak pucat
Sklera : tidak ikterik
Pupil : isokor
Refleks cahaya : baik
Lapang penglihatan : normal
Lensa : jernih
Gerakan mata : tidak ada hambatan
Nistagmus : tidak ada
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 8/37
7
Telinga
Daun telinga : normotia
Liang telinga : lapang, serumen (-), tidak ada sumbatan
Membran timpani : intak, hiperemis (-), bulging (-)
Cairan/perdarahan : tidak ada
Hidung
Dorsum nasi : perubahan bentuk (-), perubahan warna (-), oedem (-),
krepitasi (-)
Vestibulum nasi : sekret (-), furunkel (-), krusta (-)
Kavum nasi : lapang, polip (-)
Konkha : eutrophi, oedem (-), hiperemis (-)
Mulut
Bibir : tidak kering, sianosis (-)
Palatum : normal
Gigi geligi : lengkap
Lidah : tidak kotor
Faring : tidak hiperemis, uvula di tengah
Tonsil : T1-T1 tidak membesar, tidak hiperemis, kriptus (-),
detritus (-)
Trismus : tidak ada
Leher
Tekanan Vena Jugularis (JVP) : tidak dilakukan
Kelenjar tiroid : tidak membesar, tidak ada nyeri tekan
Kelenjar limfe : tidak membesar, tidak ada nyeri tekan
Kelenjar getah bening : tidak membesar, tidak ada nyeri tekan
Dada
Bentuk : datar, tidak cekung
Buah dada : simetris, tidak ada retraksi puting susu
Paru-paru
Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : tidak dilakukan
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 9/37
8
Jantung
Inspeksi : tampak pulsasi iktus cordis 1 jari lateral dari
midklavikularis kiri
Palpasi : tidak dilakukan Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : S1-S2 murni, reguler, gallop tidak ada, murmur tidak
ada
Abdomen
Inspeksi : datar, simetris, smiling umbilikus (-), dilatasi vena (-)
Auskultasi : bising usus 3x/menit
Palpasi : nyeri tekan suprapubis, hepatosplenomegali (-)
Perkusi : timpani
Ekstremitas : akral hangat, tidak ada oedem, tidak ada deformitas
Status Neurologis
Tanda rangsang meningeal : tidak ada kelainan
Nervus kranialis (I-XII) : tidak ada kelainan
Anggota gerak atas
Motorik
Kanan Kiri
Pergerakan aktif Aktif
Kekuatan + 5 + 5
Trofi eutrofi Eutrofi
Tonus normal Normal
Sensibilitas
Kanan Kiri
Nyeri + 2 + 2
Refleks fisiologis
Kanan Kiri
Bicep + +
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 10/37
9
Tricep + +
Refleks patologis
Kanan KiriHofman - -
Tromner - -
Anggota gerak bawah
Motorik
Kanan Kiri
Pergerakan Aktif dan pasif terbatas
Kekuatan + 3 + 3
Trofi Eutrofi Eutrofi
Tonus Hipertonus Hipertonus
Sensorik
Kanan Kiri
Nyeri + 1 + 1
Refleks fisiologis
Kanan Kiri
Patela Hiperrefleks
Achilles Hiperrefleks
Refleks patologis
Kanan Kiri
Babinsky + +
Chadock + +
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 11/37
10
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium (12 Mei 2014)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Darah LengkapHb 11,5 g/dl 11,0 – 16,5
Eritrosit 3,99 106/uL 3,8 – 5,8
Leukosit 7,08 10 /uL 4 – 11
Ht 33,5 % 35,0 – 50,0
Trombosit 238 10 /uL 150 – 450
LED - mg/L 0 – 10
MCV 84,0 fL 80,0 – 97,9
MCH 28,8 pg 26,5 – 33,5
MCHC 34,3 g/dL 31,5 – 35,0
Gol. darah B
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0,3 % 0 – 1
Eosinofil 3,1 % 0 – 5
Neutrofil 55,8 % 46 -75
Limfosit 32,2 % 17 – 48
Monosit 8,6 % 4 – 10
Kimia Darah
Ureum 15,5 mg/dL 10 – 50
Kreatinin 0,87 mg/dL 0,5 – 0,9
Natrium 138 meq/l 135 – 147
Kalium 3,6 meq/l 3,5 – 5,0
Chlor 103 meq/l 94 – 111
GD Sewaktu 87 mg/dl 70 – 140
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 12/37
11
b. Pemeriksaan Rontgen
- Thoraks (22 Mei 2014)
- Thorakolumbal (13 Mei 2014)
Deskripsi :
Tidak adanya osteolitik pada tulang vertebrae
Kesan :
Tulang vertebrae tidak ada kelainan
Deskripsi :
Sinus, diafragma, pleura dan cor baik
Aorta : tidak melebar
Pulmo : corakan bronkovaskuler dan
hilus baik, tidak tampak kesuraman di
kedua paru
Tulang-tulang dan soft tissue baik
Kesan :Cor dan pulmo tidak tampak kelainan
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 13/37
12
c. MRI Thorako Lumbal (13 Mei 2014)
Deskripsi :
Tampak gambaran massa padat pada intadural-ekstramedular setinggi vertebra
thorakal VII.
Kesan :
Tumor Medula Spinalis Intradural-Ekstramedural Thorakal VII (Meningioma)
V. DIAGNOSIS KERJA
a. Diagnosis klinis : Paraparese inferior tipe UMN
b. Diagnosis topik : Medula spinalis setinggi segmen vertebra thorakal VII
c. Diagnosis etiologi : Tumor Medula Spinalis (intradular-ekstramedular)
VI. PENATALAKSANAAN
a. Non-medikamentosa
Rawat Inap
Tindakan operasi : Laminektomi dan tumor removal
Pemasangan kateter
Konsul internist dan anestesi
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 14/37
13
b. Medikamentosa
Infus 2A/8 jam
Dexametason 3x2 ampul
Ketorolac 2x1 ampul
Ranitidine 2x1 ampul
Neurobion 5000 1x1
FOLLOW UP
a. Pre-operasi
Tanggal 12 Mei – 21 Mei 2014
S : Pasien mengeluh nyeri dan panas pada kaki kiri sepanjang dari pinggang sampai
telapak kaki. Selain itu, pasien juga mengeluh kaki kiri dan kanan lemah, sulit
digerakkan.
O :
Kesadaran : compos mentis, keadaan umum : tampak sakit sedang
TD : 120/80 mmHg, HR : 84x/m, RR : 20x/m, suhu : 370C
Kepala : normosefali, rambut hitam, tidak mudah dicabut, dan distribusi merata
Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, refleks cahaya +/+, pupil isokor
Leher : KGB, tiroid, JVP dalam batas normal
Jantung : S1, S2 reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Paru : suara nafas vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
Abdomen : supel, timpani, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat dan tidak oedem pada keempat ekstremitas
Status lokalis (keterangan dari dokter spesialis bedah saraf) :
1.
Tanda rangsang meningeal : tidak ada kelainan
2.
Nervus kranialis (I-XII) : tidak ada kelainan
3. Kekuatan motorik :
Kedua ektremitas atas : +5
Kedua ekstremitas bawah : +1
4. Sensorik :
Kedua ekstremitas atas : +2
Kedua ekstremitas bawah : +1
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 15/37
14
A : Mielopati
Radikulopati
P :
Dirawat inap di lantai 1 Teratai, kamar 4
Rontgen Thorakolumbal, MRI Thorakolombal
Konsul ke bedah syaraf
Medikamentosa :
Infus 2A/8 jam
Dexametason 3x2 ampul
Ketorolac 2x1 ampul
Neurobion 5000 1x1
Ranitidin 2x1 ampul
Tanggal 22 Mei 2014
S : Nyeri dan panas sepanjang pinggang sampai telapak kaki pada dua kaki dirasa mulai
berkurang. Kedua kaki masih lemah dan sulit digerakkan.
O :
Kesadaran : compos mentis, keadaan umum : tampak sakit sedang
TD : 120/80 mmHg, HR : 84x/m, RR : 20x/m, suhu : 370C
Kepala : normosefali, rambut hitam, tidak mudah dicabut, dan distribusi merata
Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, refleks cahaya +/+, pupil isokor
Leher : KGB, tiroid, JVP dalam batas normal
Jantung : S1, S2 reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Paru : suara nafas vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
Abdomen : supel, timpani, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat dan tidak oedem pada keempat ekstremitas
Status lokalis (keterangan dari dokter spesialis bedag saraf) :
1.
Tanda rangsang meningeal : tidak ada kelainan
2. Nervus kranialis (I-XII) : tidak ada kelainan
3.
Kekuatan motorik :
Kedua ektremitas atas : +5
Kedua ekstremitas bawah : +1
4.
Sensorik :
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 16/37
15
Kedua ekstremitas atas : +2
Kedua ekstremitas bawah : +1
A : Tumor Medulla Spinalis Th VII
P : Rencanakan operasi tanggal 23 Mei 2014
Konsul ke dokter penyakit dalam dan dokter anestesi
Medikamentosa
Infus 2A/8 jam
Dexametason 3x2 ampul
Ketorolac 2x1 ampul
Neurobion 5000 1x1 Ranitidin 2x1 ampul
b. Operasi
Tanggal 23 Mei 2014
Hari Jumat Nomer MR 34-92-74
Tanggal 23 Mei 2014 Jenis kelamin Perempuan
Nama Pasien Ny. Nursalam Ahli Anestesi Satrio Sp. An
Umur 35 tahun Asisten Anestesi Nagib
Bagian Bedah saraf Teknik Anestesi GA
Operator Gumar Sp. BS ASA -
Asisten Operator Yanti Kelas -
Instrumen Wiwik
Diagnosis pra-bedah Tumor Medulla Spinalis Th VII
Diagnosis pasca-bedah Sesuai
Nama pembedahan Laminektomi dekompresi dan tumor removal
Sifat pembedahan Elektif
Mulai 08.00 Selesai 11.00
Lama pembedahan 3 jam
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 17/37
16
a. Uraian Pembedahan :
Dilakukan a antiseptik pada lapangan operasi dan sekitarnya.
Insisi linear sepanjang 7 cm, subkutis, sampai fascia, lalu dilanjutkan dengan
monopolar sampai mencapai lamina melalui dinding medial proc. Spinosus, dan ototdan jaringan ikat dibersihkan sampai lamina bersih.
Dilakukan laminektomi, dan ligamentum flavum diangkat seluruhnya sampai
durameter terbebas sampai lateral, duramater agak tegang.
Insisi durameter sepanjang 3 cm, tampak massa tumor lunak berwarna abu-abu, dan
massa tumor dideseksi, dan diangkat seluruhnya.
Rawat perdarahan.
Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan satu buah vacum drain.
b. Intruksi/Terapi Pasca Pembedahan :
Infus Tutofusin : NaCl, 2:1
Ketesse 2 ampul dan Petidin 1 ampul/12 jam dalam NaCl 100cc
Ekstimon 3x1gr
Meticobalt 3x500mg
Kalnex 3x500mg Ottozol 2x1
c. Post-operasi
Tanggal 24 Mei – 5 Juni 2014
S : Pasien mengaku nyeri yang dialami semakin berkurang, kaki tidak panas, dan kedua
kaki mulai ada kekuatan untuk digerakkan.
O :
Kesadaran : compos mentis, keadaan umum : tampak sakit sedang
TD : 110/70 mmHg, HR : 96x/m, RR : 20x/m, suhu : 36,70C
Kepala : normosefali, rambut hitam, tidak mudah dicabut, dan distribusi merata
Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, refleks cahaya +/+, pupil isokor
Leher : KGB, tiroid, JVP dalam batas normal
Jantung : S1, S2 reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Paru : suara nafas vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
Abdomen : supel, timpani, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 18/37
17
Ekstremitas : akral hangat dan tidak oedem pada keempat ekstremitas
Status Neurologis
Tanda rangsang meningeal : tidak ada kelainan
Nervus kranialis (I-XII) : tidak ada kelainan
Anggota gerak atas
Motorik
Kanan Kiri
Pergerakan aktif Aktif
Kekuatan + 5 + 5
Trofi eutrofi Eutrofi
Tonus normal Normal
Sensibilitas
Kanan Kiri
Nyeri + 2 + 2
Refleks fisiologis Kanan Kiri
Bicep + +
Tricep + +
Refleks patologis
Kanan Kiri
Hofman - -Tromner - -
Anggota gerak bawah
Motorik
Kanan Kiri
Pergerakan Aktif dan pasif terbatas
Kekuatan + 3 + 3
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 19/37
18
Trofi Eutrofi Eutrofi
Tonus Hipertonus Hipertonus
Sensorik Kanan Kiri
Nyeri + 1 + 1
Refleks fisiologis
Kanan Kiri
Patela Hiperrefleks
Achilles Hiperrefleks
Refleks patologis
Kanan Kiri
Babinsky + +
Chadock + +
a. Pemeriksaan Laboratorium (24 Mei 2014)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Hb 11,9 g/dl 11,0 – 16,5
Eritrosit 4,04 10 /uL 3,8 – 5,8
Leukosit 16,9 103/uL 4 – 11
Ht 33,5 % 35,0 – 50,0
Trombosit 228 10 /uL 150 – 450LED - mg/L 0 – 10
MCV 82,9 fL 80,0 – 97,9
MCH 29,5 pg 26,5 – 33,5
MCHC 35,5 g/dL 31,5 – 35,0
Gol. darah B
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0,1 % 0 – 1
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 20/37
19
Eosinofil 0,1 % 0 – 5
Neutrofil 85,8 % 46 -75
Limfosit 7 % 17 – 48
Monosit7 % 4 – 10
A : Post operasi Laminektomi, tumor removal Medulla Spinalis Th VII
P :
Observasi lanjut
Rencana pulang tanggal 5 Juni 2014, lanjutkan rawat jalan
Medikamentosa :
Cefixim 1 tab per oral
Meticobal 1 tab per oral
Bio ATP 1 tab per oral
Keren 1 tab per oral
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 21/37
20
BAB III
ANALISIS KASUS
Telah dirawat seorang pasien perempuan, usia 35 tahun di bangsal Teratai Rumah
Sakit Otorita Batam pada tanggal 12 Mei 2014 dengan :
Diagnosis klinis : Paraparese inferior tipe UMN
Diagnosis topik : Medula spinalis setinggi segmen vertebra thorakal VII
Diagnosis etiologi : Tumor Medula Spinalis Intradural-Ekstramedular
(Meningioma)
Dasar penegakan diagnosis berdasarkan :
a. Anamnesis
Pada pasien ini didapatkan keluhan kaki kanan terasa panas, seperti terbakar, yang
dirasa dari proksimal ke bagian distal kaki. Keluhan lain ialah nyeri, kebas, dan kesemutan.
Kemudian berangsur-angsur kaki kanan dirasa lemah dan sulit digerakkan, diikuti juga
kelemahan pada kaki kiri. Pasien juga mengeluh tidak lancar untuk BAB dan BAK. Gejala-
gejala ini pada awalnya dirasakan pasien masih cukup ringan, dan belum mengganggu
aktivitas sehari-hari. Namun semakin hari keluhan dirasa semakin berat. Selama ini pasien
mengatasi keluhannya hanya dengan minum obat-obatan warung untuk mengurangi rasa
nyeri.
Gejala klinis pada kompresi medula spinalis mencakup gangguan modalitas sensorik
(nyeri, kebas, kesemutan), motorik, dan otonom, dimana sifat dan luas gangguan modalitas
tersebut bergantung pada level medula spinalis yang terkompresi (cervical atas atau bawah,
thorakal atas atau bawah, lumbosakral), asal kompresi (dari luar atau dalam medula spinalis),
arah kompresi (anterior, lateral, atau posterior), dan kecepatan kompresi.
Gejala nyeri merupakan keluhan terbanyak yang membawa pasien berobat ke dokter
(65-85%). Gangguan nyeri yang timbul merupakan stimulasi disfungsi dari radiks ventral
ataupun radiks dorsalis medula spinalis. Nyeri yang terjadi dapat bersifat radikular ataupun
funikular. Nyeri radikular mempunyai karakteristik bersifat tajam, menyengat, dapat
dilokalisasi dan diperberat pada keadaan yang menyebabkan “stretching”, sedangkan nyeri
funikular bersifat difus, tidak dapat dilokalisasi dengan tepat, dan sering terasa panas. Pada
tumor medula spinalis, sifat nyeri yang timbul bergantung pada asal kompresi. Tumor
ekstradural dan intradular-ekstramedular biasanya menimbulkan sifat nyeri radikular (68%),
dimana nyeri ini merupakan keluhan utama dan sering terjadi selama beberapa bulan atau
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 22/37
21
tahun sampai diagnosis ditegakkan. Pada tumor intradular-intramedular sangat jarang
ditemukan nyeri radikular, biasanya nyeri bersifat funikular.
Pada pasien didapatkan sifat nyeri yang khas yaitu nyeri radikular berdasarkan
keluhan berupa kaki terasa nyeri dari proksimal ke distal, dapat dilokalisasi dengan tepat, dan
bertambah saat beraktivitas atau adanya streching pada kedua tungkai. Selain itu, rasa panas
yang dikeluhkan pasien juga menunjukkan adanya gangguan jaras sensorik suhu akibat
penekanan dari tumor medula spinalis. Setelah keluhan adanya panas dan nyeri pada kaki
yang dirasa oleh pasien, gejala sensorik lainnya yang timbul ialah adanya rasa kebas dan
kesemutan. Gangguan sensorik ini menunjukkan adanya disfungsi pada jaras spinothalamikus
akibat dari penekanan oleh tumor. Kemudian keluhan selanjutnya yang muncul ialah
gangguan motorik. Gangguan motorik yang dirasakan pasien ialah berupa kelemahan pada
kaki dan berangsur-angsur semakin berat hingga kaki semakin sulit digerakkan. Kelemahan
ini awalnya dirasakan pasien pada anggota gerak bawah ipsilateral kemudian berlanjut ke sisi
kontralateral. Hal ini menujukkan sudah terjadinya gangguan pada traktus piramidalis pada
pasien akibat penekanan oleh tumor.
Pada kebanyakan kasus, gangguan motorik merupakan gejala kedua yang sering
muncul setelah gangguan sensorik. Namun untuk membedakan tumor intramedular dan
ekstramedular dengan melihat gejala motorik sangat sulit karena kedua jenis tumor ini akan
menunjukkan sifat kelemahan motorik yang sama apabila sudah menyebabkan disfungsi pada
jaras kortikospinalis. Oleh karena ini, dari gejala klinis berupa gangguan sensorik dengan
melihat sifat nyeri yang khas lebih membantu membedakan asal kompresi pada medula
spinalis dibandingkan dengan melihat dari gangguan motoriknya. Gangguan motorik pada
medula spinalis biasanya bersifat Upper Motor Neuron (UMN), yaitu mengakibatkan
kelemahan motorik dan timbulnya spastisitas di bawah level lesi. Selaim itu, pada pasien juga
terdapat gangguan otonom berupa kesulitan dalam BAB dan BAK, dimana pasien mengaku
frekuensi yang tidak teratur saat BAK ataupun BAB. Hal ini menunjukkan akibat penekanan
tumor pada medula spinalis kemungkinan adanya gangguan jaras otonom yang mengontrol
BAK dan BAB.
b. Pemeriksaan fisik
Melalui pemeriksaan fisik, status generalis dalam batas normal. Pada status neurologis
didapatkan pada pasien ialah :
Pemeriksaan sensorik
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 23/37
22
Pada pemeriksaan sensorik, didapatkan pada kedua ekstremitas superior tidak
ditemukan adanya kelainan sensorik, sedangkan pada kedua ekstremitas inferior,
pasien tidak bisa membedakan nyeri tumpul atau tajam pada kedua tungkai dengan
lesi pada L2. Hal ini menunjukkan adanya hipoestesi pada kedua kaki.
Pemeriksaan motorik
Pada pemeriksaan motorik, didapatkan pada kedua ekstremitas superior tidak
ditemukan adanya kelainan motorik, sedangkan pada kedua ekstremitas inferior,
terlihat gerakan aktif pasif kedua kaki terbatas, kekuatan motorik pasien pada kedua
kaki bernilai 3 (dimana artinya pasien bisa mengangkat kedua kaki melawan gravitasi
tetapi tidak bisa melawan tahanan ringan), adanya hipertonus kedua kaki, tetapi tidak
ditemukan atrofi.
Refleks fisiologis
Pada pemeriksaan refleks fisiologis, di kedua ekstremitas superior didapatkan refleks
fisiologis (refleks biceps dan triceps), sedangkan pada kedua ekstremitas inferior
didapatkan adanya hiperrefleks.
Refleks patologis
Pada pemeriksaan refleks patologis, di kedua ekstremitas superior tidak didapatkan
refleks patologis (refleks Hofman dan Tromner), sedangkan pada kedua ekstremitas
inferior didapatkan adanya refleks patologis positif (Babinsky dan Chaddock).
Dari hasil pemeriksaan fisik, menunjukkan gejala-gejala lesi pada Upper Motor
Neuron UMN, antara lain : hipertonus, hiperrefleks, refleks fisiologis meningkat, dan
ditemukan adanya refleks patologis pada kedua ekstremitas inferior.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien terlihat gambaran foto polos memberikan
gambaran normal, tidak ditemukan adanya erosi pada tulang vertebra di wilayah sekitar
keberadaan tumor. Umumnya, tumor intradural-ekstramedular memiliki gambaran foto polos
normal dibandingkan foto polos pada tumor ekstradural yang sering memberikan gambaran
seperti pelebaran foramen intervertebral, erosi pedikel atau badan vertebra, dan pelebaran
jarak interpedikular. Selanjutnya, pada pemeriksaan dengan MRI, ditemukan adanya
gambaran massa padat pada intadural-ekstrameduler di vertebra thorakalis VII.
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 24/37
23
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan, terapi yang diberikan berupa terapi causal
dan terapi simtomatik. Terapi causal yang dilakukan ialah laminektomi dan tumor removal
pada medula spinalis vertebra thorakalis VII. Terapi simtomatik yang diberikan setelah
operasi ialah :
Infus Tutofusin : NaCl diberikan untuk memberikan elektrolit lengkap guna
memenuhi keadaan dehidrasi hipotonis, dimana banyak kehilangan cairan intraseluler
saat operasi dilakukan.
Kettese dan petidin merupakan analgesik untuk menghilangkan rasa nyeri.
Ekstimon merupakan antibiotik yang diberikan untuk mencegah dan mengatasi
infeksi pasca operasi.
Meticobal merupakan bentuk aktif vitamin B12 yang diberikan untuk membantu
perbaikan kerusakan sel saraf dan meningkatkan pembentuk sel saraf baru.
Kalnex merupakan golongan obat asam traneksamat yang diberikan untuk membantu
menghentikan kondisi perdarahan pasca operasi.
Ottozol (pantoprazol) diberikan untuk menurunkan produksi asam di kelenjar
lambung yang bertanggung jawab mensekresi asam lambung.
Melihat keadaan umum pasien yang semakin membaik dari hari ke hari setelah
operasi, diharapkan kualitas hidup pasien dapat meningkatkan dan produktif kembali.
Edukasi yang diberikan ialah adanya pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kekuatan otot
pada ekstremitas inferior sehingga pasien mampu berdiri dan berjalan seperti sediakala.
Selain itu adanya toilet training sehingga BAK dan BAK dapat kembali lancar. Terapi yang
sudah diberikan diharapkan dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi untuk pasien.
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 25/37
24
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Tumor medula spinalis ialah tumor yang terdapat di daerah spinal, baik itu pada daerah
cervical, thorakal, lumbal, ataupun sakral. Tumor medula spinalis dapat dibedakan menjadi
tumor primer dan tumor sekunder. Tumor primer dibagi lagi berdasarkan sifatnya, yaitu jinak
dan ganas. Tumor primer jinak dapat berasal dari tulang, serabut saraf, selaput otak, ataupun
jaringan otak sedangkan tumor jinak ganas biasanya berasal daru jaringan saraf dan sel muda.
Tumor sekunder merupakan anak sebar atau metastasis dari tumor ganas di daerah rongga
dada, perut, pelvis, dan payudara.1
B. EPIDEMIOLOGI
Jumlah penderita tumor medula spinalis di Indonesia belum diketahui secara pasti.
Jumlah kasus tumor medula spinalis di Amerika Serikat mencapai 15% dari total jumlah
tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi sekitar 0,5-2,5 kasus
per 100.000 penduduk per tahun. Jumlah penderita pria hampir sama dengan wanita dengan
sebaran usia antara 30 hingga 50 tahun. Diperkirakan 25% tumor terletak di segmen servikal,
55% di segmen thorakal, dan 20% terletak di segmen lumbosakral.2,3
Tumor intradural intramedular yang tersering adalah ependimoma, astrositoma, dan
hemangioblastoma. Ependimoma lebih sering didapatkan pada orang dewasa pada usia
pertengahan (30-39 tahun) dan jarang terjadi pada usia anak-anak. Insidensi ependidoma kira-
kira sama dengan astrositoma. Dua per tiga dari ependydoma muncul pada daerah
lumbosakral.6
Diperkirakan 3% dari frekuensi astrositoma pada susunan saraf pusat tumbuh pada
medula spinalis. Tumor ini dapat muncul pada semua umur, tetapi yang tersering pada tiga
dekade pertama. Astrositoma juga merupakan tumor spinal intramedular yang tersering pada
usia anak-anak, tercatat sekitar 90% dari tumor intramedular pada anak-anak dibawah umur
10 tahun, dan sekitar 60% pada remaja. Diperkirakan 60% dari astrositoma spinalis berlokasi
di segmen servikal dan servikotorakal. Tumor ini jarang ditemukan pada segmen torakal,
lumbosakral atau pada conus medularis. Hemangioblastoma merupakan tumor vaskular yang
tumbuh lambat dengan prevalensi 3% sampai 13% dari semua tumor intramedular medula
spinalis. Rata-rata terdapat pada usia 36 tahun, namun pada pasien dengan von Hippel-Lindau
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 26/37
25
syndrome (VHLS) biasanya muncul pada dekade awal dan mempunyai tumor yang multipel.
Rasio laki-laki dengan perempuan 1,8 : 1.4,5
Tumor intradural ekstramedular yang tersering adalah schwanoma, dan meningioma.
Schwanoma merupakan jenis yang tersering (53,7%) dengan insidensi laki-laki lebih sering
dari pada perempuan, pada usia 40-60 tahun dan tersering pada daerah lumbal. Meningioma
merupakan tumor kedua tersering pada kelompok intradural ekstramedullar tumor.
Meningioma menempati kira-kira 25% dari semua tumor spinal. Sekitar 80% dari spinal
meningioma terlokasi pada segmen thorakal, 25% pada daerah servikal, 3% pada daerah
lumbal, dan 2% pada foramen magnum.4,5
C. KLASIFIKASI
Berdasarkan asal dan sifat selnya, tumor pada medula spinalis dapat dibagi menjadi
tumor primer dan tumor sekunder. Tumor primer dapat bersifat jinak maupun ganas,
sementara tumor sekunder selalu bersifat ganas karena merupakan metastasis dari proses
keganasan di tempat lain seperti kanker paru-paru, payudara, kelenjar prostat, ginjal, kelenjar
tiroid atau limfoma. Tumor primer yang bersifat ganas contohnya adalah astrositoma,
neuroblastoma, dan kordoma, sedangkan yang bersifat jinak contohnya neurinoma, glioma,
dan ependimoma.1
Berdasarkan lokasinya, tumor medula spinalis dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu: tumor intradural dan ekstradural, di mana tumor intradural itu sendiri dibagi lagi
menjadi tumor intramedular dan ekstramedular. Macam-macam tumor medula spinalis
berdasarkan lokasinya dapat dilihat pada Tabel 1.
Gambar 1 (A) Tumor intradural intramedular, (B) Tumor intradural ekstramedular, dan (C)
Tumor Ekstradural
Sumber: http://www.draryan.com/Portals/0/spinal%20cord%20tumors.jpg
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 27/37
26
Tabel 1. Tumor Medula Spinalis Berdasarkan Gambaran Histologisnya
Ekstra dural Intradural ekstramedular Intradural
intramedular
ChondroblastomaChondroma
Hemangioma
Lipoma
Lymphoma
Meningioma
Metastasis
Neuroblastoma
Neurofibroma
Osteoblastoma
Osteochondroma
Osteosarcoma
Sarcoma
Vertebral
hemangioma
Ependimoma, tipe
myxopapillary
Epidermoid
Lipoma
Meningioma
Neurofibroma
Paraganglioma
Schwanoma
Astrocytoma
Ependymoma
Ganglioglioma
Hemangioblastoma
Hemangioma
Lipoma
Medulloblastoma
Neuroblastoma
Neurofibroma
Oligodendroglioma
Teratoma
D. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum diketahui secara pasti.
Beberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat ini masih dalam tahap penelitian adalah
virus, kelainan genetik, dan bahan-bahan kimia yang bersifat karsinogenik. Adapun tumor
sekunder (metastasis) disebabkan oleh sel-sel kanker yang menyebar dari bagian tubuh lain
melalui aliran darah yang kemudian menembus dinding pembuluh darah, melekat pada
jaringan medula spinalis yang normal dan membentuk jaringan tumor baru di daerah
tersebut.7
Patogenesis dari neoplasma medula spinalis belum diketahui, tetapi kebanyakan
muncul dari pertumbuhan sel normal pada lokasi tersebut. Riwayat genetik kemungkinan
besar sangat berperan dalam peningkatan insiden pada anggota keluarga ( syndromic group)
misal pada neurofibromatosis. Astrositoma dan neuroependimoma merupakan jenis yang
tersering pada pasien dengan neurofibromatosis tipe 2 (NF2), di mana pasien dengan NF2
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 28/37
27
memiliki kelainan pada kromosom 22. Spinal hemangioblastoma dapat terjadi pada 30%
pasien dengan Von Hippel-Lindou Syndrome sebelumnya yang merupakan abnormalitas dari
kromosom 3.6
E. MANISFESTASI KLINIS
Keluhan pertama dari tumor medula spinalis dapat berupa nyeri radikuler, nyeri
vertebrae, atau nyeri funikuler. Secara statistik adanya nyeri radikuler merupakan indikasi
pertama adanya space occupying lesion pada kanalis spinalis dan disebut pseudo neuralgia
pre phase. Dilaporkan 68% kasus tumor spinal sifat nyerinya radikuler, laporan lain
menyebutkan 60% berupa nyeri radikuler, 24% nyeri funikuler, dan 16% nyerinya tidak
jelas3. Nyeri radikuler dicurigai disebabkan oleh tumor medula spinalis bila :
Nyeri radikuler hebat dan berkepanjangan disertai gejala traktus piramidalis
Lokasi nyeri radikuler diluar daerah predileksi HNP seperti C5-7, L3-4, L5 dan
S1
Tumor medula spinalis yang sering menyebabkan nyeri radikuler adalah tumor yang
terletak intradural ekstramedular, sedangkan tumor intramedular jarang menyebabkan nyeri
radikuler. Pada tumor ekstradural sifat nyeri radikulernya biasanya hebat dan mengenai
beberapa radiks.3 Tumor-tumor intrameduler dan intradural ekstrameduler dapat juga diawali
dengan gejala tekanan intrakranial tinggi seperti: hidrosefalus, nyeri kepala, mual, muntah,
papiledema, gangguan penglihatan, dan gangguan gaya berjalan. Tumor-tumor seperti
neurinoma dan ependimoma mensekresi sejumlah besar protein ke dalam likuor yang dapat
menghambat aliran likuor di dalam kompartemen subarakhnoid spinal dan kejadian ini
dikemukakan sebagai suatu hipotesa yang menerangkan kejadian hidrosefalus sebagai gejala
klinis dari neoplasma intraspinal primer.5
Bagian tubuh yang menimbulkan gejala bervariasi tergantung letak tumor di
sepanjang medula spinalis. Pada umumnya, gejala tampak pada bagian tubuh yang selevel
dengan lokasi tumor atau di bawah lokasi tumor. Contohnya, pada tumor di tengah medula
spinalis (pada segmen thorakal) dapat menyebabkan nyeri yang menyebar ke dada depan
( girdleshape pattern) dan bertambah nyeri saat batuk, bersin, atau membungkuk. Tumor yang
tumbuh pada segmen cervical dapat menyebabkan nyeri yang dapat dirasakan hingga ke
lengan, sedangkan tumor yang tumbuh pada segmen lumbosacral dapat memicu terjadinya
nyeri punggung atau nyeri pada tungkai.7
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 29/37
28
Berdasarkan lokasi tumor, gejala yang muncul adalah seperti yang terihat dalam Tabel
2 di bawah ini.
Tabel 2. Tanda dan Gejala Tumor Medula Spinalis
Lokasi Tanda dan Gejala
Foramen
Magnum
Gejalanya aneh, tidak lazim, membingungkan, dan tumbuh lambat
sehingga sulit menentukan diagnosis. Gejala awal dan tersering adalah
nyeri servikalis posterior yang disertai dengan hiperestesia dalam
dermatom vertebra servikalis kedua (C2). Setiap aktivitas yang
meningkatkan TIK (misal ; batuk, mengedan, mengangkat barang,
atau bersin) dapat memperburuk nyeri. Gejala tambahan adalah
gangguan sensorik dan motorik pada tangan dengan pasien yang
melaporkan kesulitan menulis atau memasang kancing. Perluasan
tumor menyebabkan kuadriplegia spastik dan hilangnya sensasi secara
bermakna. Gejala-gejala lainnya adalah pusing, disartria, disfagia,
nistagmus, kesulitan bernafas, mual dan muntah, serta atrofi otot
sternokleidomastoideus dan trapezius. Temuan neurologik tidak selalu
timbul tetapi dapat mencakup hiperrefleksia, rigiditas nuchal, gaya
berjalan spastik, palsi N.IX hingga N.XI, dan kelemahan ekstremitas.
Servikal Menimbulkan tanda-tanda sensorik dan motorik mirip lesi radikular
yang melibatkan bahu dan lengan dan mungkin juga menyerang
tangan. Keterlibatan tangan pada lesi servikalis bagian atas (misal,
diatas C4) diduga disebabkan oleh kompresi suplai darah ke kornu
anterior melalui arteria spinalis anterior. Pada umumnya terdapat
kelemahan dan atrofi gelang bahu dan lengan. Tumor servikalis yang
lebih rendah (C5, C6, C7) dapat menyebabkan hilangnya refleks
tendon ekstremitas atas (biseps, brakioradialis, triseps). Defisit
sensorik membentang sepanjang tepi radial lengan bawah dan ibu jari
pada kompresi C6 dan lesi C7 menyebabkan hilangnya sensorik jari
telunjuk dan jari tengah.
Torakal
Seringkali dengan kelemahan spastik yang timbul perlahan pada
ekstremitas bagian bawah dan kemudian mengalami parestesia. Pasien
dapat mengeluh nyeri dan perasaan terjepit dan tertekan pada dada dan
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 30/37
29
abdomen, yang mungkin dikacaukan dengan nyeri akibat gangguan
intratorakal dan intraabdominal. Pada lesi torakal bagian bawah,
refleks perut bagian bawah dan tanda Beevor (umbilikus menonjol
apabila penderita pada posisi telentang mengangkat kepala melawan
suatu tahanan) dapat menghilang.
Lumbosakral Suatu situasi diagnostik yang rumit timbul pada kasus tumor yang
melibatkan daerah lumbal dan sakral karena dekatnya letak segmen
lumbal bagian bawah, segmen sakral, dan radiks saraf desendens dari
tingkat medula spinalis yang lebih tinggi. Kompresi medula spinalis
lumbal bagian atas tidak mempengaruhi refleks perut, namun
menghilangkan refleks kremaster dan mungkin menyebabkan
kelemahan fleksi panggul dan spastisitas tungkai bawah. Juga terjadi
kehilangan refleks lutut dan refleks pergelangan kaki dan tanda
Babinski bilateral. Nyeri umumnya dialihkan keselangkangan. Lesi
yang melibatkan lumbal bagian bawah dan segmen-segmen sakral
bagian atas menyebabkan kelemahan dan atrofi otot-otot perineum,
betis dan kaki, serta kehilangan refleks pergelangan kaki. Hilangnya
sensasi daerah perianal dan genitalia yang disertai gangguan kontrol
usus dan kandung kemih merupakan tanda khas lesi yang mengenai
daerah sakral bagian bawah.
Kauda
Ekuina
Menyebabkan gejala-gejala sfingter dini dan impotensi. Tnda-tanda
khas lainnya adalah nyeri tumpul pada sakrum atau perineum, yang
kadang-kadang menjalar ke tungkai. Paralisis flaksid terjadi sesuai
dengan radiks saraf yang terkena dan terkadang asimetris.
Manifestasi Klinis Berdasarkan Asal Tumor :
1. Tumor Ekstradural
Sebagian besar merupakan tumor metastase yang menyebabkan kompresi pada medula
spinalis dan terletak di segmen thorakalis. Nyeri radikuler dapat merupakan gejala awal pada
30% penderita tetapi kemudian setelah beberapa hari, minggu atau bulan diikuti dengan
gejala mielopati. Nyeri biasanya >1 radiks, yang mulanya hilang dengan istirahat, tetapi
semakin lama semakin menetap/persisten, sehingga dapat merupakan gejala utama, walaupun
terdapat gejala yang berhubungan dengan tumor primer. Nyeri pada tumor metastase ini
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 31/37
30
dapat terjadi spontan dan sering bertambah dengan perkusi ringan pada vertebrae. Nyeri
demikian lebih dikenal dengan nyeri vertebrae.
a. Tumor Metastasis Keganasan Ekstradural5
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Sebagian besar tumor spinal (>80 %) merupakan metastasis keganasan
terutama dari paru-paru, payudara, ginjal, prostat, kolon, tiroid, melanoma,
limfoma, atau sarkoma.
Yang pertama dilibatkan adalah korpus vertebra. Predileksi lokasi metastasis
tumor paru, payudara dan kolon adalah daerah toraks, sedangkan tumor prostat,
testis dan ovarium biasanya ke daerah lumbosakral.
Gejala kompresi medula spinalis kebanyakan terjadi pada level torakal, karena
diameter kanalisnya yang kecil (kira-kira hanya 1 cm).
Gejala akibat metastasis spinal diawali dengan nyeri lokal yang tajam dan
kadang menjalar (radikuler) serta menghebat pada penekanan atau palpasi.
2. Tumor Intradural Ekstramedular3
Tumor ini tumbuh di radiks dan menyebabkan nyeri radikuler kronik progresif.
Kejadiannya ± 70% dari tumor intradural, dan jenis yang terbanyak adalah neurinoma pada
laki-laki dan meningioma pada wanita.
a. Neurinoma (Schwannoma)
Memiliki karakteristik sebagai berikut :
Berasal dari radiks dorsalis
Kejadiannya ± 30% dari tumor ekstramedular
2/3 kasus keluhan pertamanya berupa nyeri radikuler, biasanya pada satu sisi
dan dialami dalam beberapa bulan sampai tahun, sedangkan gejala lanjut
terdapat tanda traktus piramidalis
39% lokasinya disegmen thorakal
b. Meningioma
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
± 80% terletak di regio thorakalis dan ±60% pada wanita usia pertengahan
Pertumbuhan lambat
Pada ± 25% kasus terdapat nyeri radikuler, tetapi lebih sering dengan gejala
traktus piramidalis dibawah lesi, dan sifat nyeri radikuler biasanya bilateral
dengan jarak waktu timbul gejala lain lebih pendek
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 32/37
31
3. Tumor Intradural Intramedular3,6
Lebih sering menyebabkan nyeri funikuler yang bersifat difus seperti rasa terbakar
dan menusuk, kadang-kadang bertambah dengan rangsangan ringan seperti electric shock like
pain (Lhermitte sign).
a. Ependimoma
Memiliki karakteristik sebagai berikut:
Rata-rata penderita berumur di atas 40 tahun
Wanita lebih dominan
Nyeri terlokalisir di tulang belakang
Nyeri meningkat saat malam hari atau saat bangun
Nyeri disestetik (nyeri terbakar)
Menunjukkan gejala kronis
Jenis miksopapilari rata-rata pada usia 21 tahun, pria lebih dominan
b. Astrositoma
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Prevalensi pria sama dengan wanita
Nyeri terlokalisir pada tulang belakang
Nyeri bertambah saat malam hari
Parestesia (sensasi abnormal)
c. Hemangioblastoma
Memiliki karakter sebagai berikut :
Gejala muncul pertama kali saat memasuki usia 40 tahun
Penyakit herediter (misal, Von Hippel-Lindau Syndrome) tampak pada 1/3 dari
jumlah pasien keseluruhan.
Penurunan sensasi kolumna posterior
Nyeri punggung terlokalisir di sekitar lesi
F. DIAGNOSIS7
Selain dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis tumor medula spinalis dapat
ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan penunjang seperti di bawah ini.
a.
Laboratorium
Cairan spinal (CSF) dapat menunjukkan peningkatan protein dan xantokhrom,
dan kadang-kadang ditemukan sel keganasan. Dalam mengambil dan memperoleh
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 33/37
32
cairan spinal dari pasien dengan tumor medula spinalis harus berhati-hati karena blok
sebagian dapat berubah menjadi blok komplit cairan spinal dan menyebabkan
paralisis yang komplit.
b. Foto Polos Vertebrae
Foto polos seluruh tulang belakang 67-85% abnormal. Kemungkinan ditemukan
erosi pedikel (defek menyerupai “mata burung hantu” pada tulang belakang
lumbosakral AP) atau pelebaran, fraktur kompresi patologis, scalloping badan
vertebra, sklerosis, perubahan osteoblastik (mungkin terajdi mieloma, Ca prostat,
hodgkin, dan biasanya Ca payudara.
c. CT-scan
CT-scan dapat memberikan informasi mengenai lokasi tumor, bahkan terkadang
dapat memberikan informasi mengenai tipe tumor. Pemeriksaan ini juga dapat
membantu dokter mendeteksi adanya edema, perdarahan dan keadaan lain yang
berhubungan. CT-scan juga dapat membantu dokter mengevaluasi hasil terapi dan
melihat progresifitas tumor.
d. MRI
Pemeriksaan ini dapat membedakan jaringan sehat dan jaringan yang mengalami
kelainan secara akurat. MRI juga dapat memperlihatkan gambar tumor yang letaknya
berada di dekat tulang lebih jelas dibandingkan dengan CT-scan.
G. DIAGNOSIS BANDING6
Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)
Lumbar (Intervertebral) Disk Disorders
Mechanical Back Pain
Brown-Sequard Syndrome
Infeksi Medula Spinalis
Cauda Equina Syndrome
H. PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksaan pada tumor medula spinalis, yaitu :
1. Operatif atau tumor removal
2.
Konservatif, yaitu dengan pengobatan simptomatik berupa analgetik apabila pasien
merasakan nyeri dan pemberian kortikosteroid.
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 34/37
33
Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular
adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tumor secara total
dengan menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal. Kebanyakan tumor intradural
intramedular dapat direseksi secara total dengan gangguan neurologis yang minimal atau
bahkan tidak ada post operatif. Tumor-tumor yang mempunyai pola pertumbuhan yang cepat
dan agresif secara histologis dan tidak secara total dihilangkan melalui operasi dapat diterapi
dengan terapi radiasi post operasi. Indikasi dari pembedahan ialah :
Tumor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan biopsi bila lesi dapat
dijangkau)
Medula spinalis yang tidak stabil (unstable spinal)
Kegagalan radiasi (percobaan radiaso biasanya selama 48 jam, kecuali signifikan atau
terdapat deteorisasi yang cepat), biasanya terjadi dengan tumor yang radioresisten
seperti karsinoma sel ginjal atau melanoma
Rekurensi (kekambuhan kembali) setelah radiasi maksimal
I. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi pada tumor medula spinalis antara lain :
Paraplegi
Quadriplegi
Imfeksi Saluran Kemih
Kerusakan jaringan lunak
Komplikasi pernapasan
Komplikasi yang muncul akibat pembedahan, antara lain :
Deformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada anak-anak
dibanding orang dewasa. Deformitas pada tulang belakang tersebut dapat
menyebabkan kompresi medula spinalis.
Setelah pembedahan tumor medula spinalis pada servikal, dapat terjadi obstruksi
foramen Luschka sehingga menyebabkan hidrosefalus.
J. PROGNOSIS
Tumor dengan gambaran histopatologidan klinis yang agresif mempunyai prognosis
yang buruk terhadap terapi. Pembedahan radikal mungkin dilakukan pada kasus seperti ini.
Pengangkatan total dapat menyembuhkan atau setidaknya pasien dapat terkontrol dalam
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 35/37
34
waktu yang lama. Fungsi neurologis setelah pembedahan sangat bergantung pada status pre-
operatif pasien. Prognosis semakin buruk seiring meningkatnya usia (>60 tahun).
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 36/37
35
BAB V
KESIMPULAN
Seorang wanita, 35 tahun, datang dengan keluhan kaki kanan terasa nyeri panas sejak
5 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan dimulai dari pinggang hingga telapak kaki. Nyeri
dirasakan hilang timbul dan semakin terasa apabila melakukan aktivitas, juga disertai kebas
dan kesemutan. Karena nyerinya, pasien mengaku sering tidur dalam posisi miring. Selain
nyeri, pasien merasakan nyeri dimulai dari pinggang hingga telapak kaki.Semenjak 2 tahun
terakhir, pasien mengaku rasa panas dan nyeri terasa semakin berat, dan merasa kaki kanan
semakin lemah dan sulit digerakkan, beberapa bulan kemudian diikuti kelemahan pada kaki
kiri. Pada pemeriksaan fisik, status generalis dalam batas normal sedangkan status neurogis
memiliki gambaran pada kedua kaki hiperrefleks, hipertonus, refleks fisiologi meningkat, dan
ada reaksi patologis menggambarkan lesi UMN. Selanjutnya pada pemeriksaan penunjang,
MRI menggambar adanya massa pada intradural-ekstrameduler vertebrae thorakalis VII.
Diagnosis yang ditegakkan pada pasien ini ialah Tumor Medula Spinalis Intradural-
Ekstramedular (Meningioma). Penatalaksanaan yang diberikan merupakan tindakan
laminektomi dan tumor removal. Prognosis pada pasien ini diharapkan dapat dioptimalkan
fungsi neurologisnya pasca operasi.
7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis
http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 37/37
DAFTAR PUSTAKA
1.
Adam & victor.2000. Disease of spinal cord. Principles of neurology. New York ; Mc
GrewHill.
2. Basjirudin A. Darwin Amir.2008. Gangguan Medula Spinalis. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Saraf. Padang ;FK UNAND.
3. Groot D, Jack.1997. Sum-sum Tulang Belakang. Anatomi Korelatif. Jakarta ;EGC.
4. Waxman G. Sthepen. 2010. The Spinal Cord. Clinical neuro-anatomy 26th ed. New
York. Mc. GrewHill.
5. Baehr.2005. Spinal Cord Syndrome. Duss Topical Diagnosis in Neurology. New
York: Thieme Stuggard
6.
Maharjo, Mahar.2008. Neurologi klinis dasar. Jakarta : Dian Rakyat.
7. faouci et al.2008. Oncology and Hematology. Horisson’s principles of internal
medicine 17 th ed. The McGraw-Hill Companies, Inc
8.
Kothbauer F. Learl et al. 2005. Management of Spinal Tumor. Neuro-Surgery
Principles and practice. Seatle : springer.