lp asd vsd.pdf

Upload: ristia-anggarini

Post on 13-Oct-2015

319 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

LP ASD VSD.pdf

TRANSCRIPT

  • 1

    LAPORAN PENDAHULUAN

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KELAINAN JANTUNG

    BAWAAN

    Tugas Mandiri

    Stase Keperawatan Anak Tahap Profesi

    Program Studi Ilmu Keperawatan

    Disusun Oleh:

    Ristia Anggarini

    13/ 359170/KU/16493

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN UGM

    YOGYAKARTA

    2014

  • 2

    PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

    Pendahuluan

    Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaaan merupakan

    sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah

    ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada

    bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakanakan meninggal waktu bayi.

    Oleh karena itu, penyakit jantung bawaan yang ditemukan pada orang dewasa

    menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah

    mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Hal ini pulalah yang

    menyebabkan perbedaan pola penyakit jantung bawaan pada anak dan orang

    dewasa.

    Penyebab

    Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui

    secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada

    peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu :

    1 Faktor prenatal (faktor eksogen)

    Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela Ibu alkoholisme Umur ibu lebih dari 40 tahun Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin Ibu meminum obat-obatan penenang

    2 Faktor genetic (faktor endogen)

    Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB Ayah/ibu menderita PJB Kelainan kromosom misalnya sindrom down Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

  • 3

    ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)

    I. Pengertian ASD adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septum

    interatrial (sekatantar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi septum

    interatrial semasa janin.

    II. Patofisiologi Pada kasus Atrial Septal Defect yang tidak ada komplikasi, darah yang

    mengandung oksigendari Atrium Kiri mengalir ke Atrium Kanan tetapi tidak

    sebaliknya. Aliran yang melaluidefek tersebut merupakan suatu proses akibat

    ukuran dan complain dari atrium tersebut.Normalnya setelah bayi lahir

    complain ventrikel kanan menjadi lebih besar daripada ventrikelkiri yang

    menyebabkan ketebalan dinding ventrikel kanan berkurang. Hal ini juga

    berakibatvolume serta ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan meningkat.

    Jika complain ventrikel kanan terus menurun akibat beban yang terus

    meningkat shunt dari kiri kekanan biasa berkurang. Pada suatu saat sindroma

    Eisenmenger bisa terjadi akibat penyakit vaskuler paru yang terus bertambah

    berat. Arah shunt pun bisa berubah menjadi dari kanan kekiri sehingga

    sirkulasi darah sistemik banyak mengandung darah yang rendah oksigen

    akibatnya terjadi hipoksemi dan sianosis.

    III. Gejala Klinis dan Diagnosis 1. Pertumbuhan dan perkembangan biasa seperti tidak ada kelainan

    2. Pada pirau kiri ke kanan sangat deras

    3. Pada stres : cepat lelah, mengeluh dispnea, sering mendapat infeksi saluran

    pernafasan.

    4. Pada palpasi : terdapat elainan ventrikel kanan hiperdinamik di parasternal

    kiri.

    5. Pada auskultasi, photo thorak, EKG : adanya gangguan konduksi pada

    ventrikel kanan dengan aksis QRS bidang frontal lebih dari 90o.

    6. Ekhokardiografi : adanya pembesaran ventrikel kanan serta gerakan

    paradoksal septum interventrikular

  • 4

    IV. Penatalaksanaan 1. Jika besar perbandingan aliran pintas > 1,5 dianjurkan untuk dilakukan

    operasi. Karena resistensi kapiler paru sangat tinggi.

    2. Penutupan defek interatrial dapat dilakukan dengan jahitan langsung atau

    penempelan patch.

    3. Pada pasien dengan resistensi kapiler paru yang sangat tinggi dan tidak

    dapat dioperasi, dapat dibantu dengan obat vasodilator, antagonis kalsiun,

    dll.

    4. untuk gagal jantung, pengobatan sama dengan pengobatan gagal jantung

    lainnya.

    5. Operasi sangat dianjurkan pada saat berumur 5-10 tahun.

    6. Wanita dengan ASD dan minum pil anti hamil memerlukan evaluasi lebih

    lanjut setelah pil tersebut dihentikan, karena resistensi kapiler paru dapat

    menurun

    V. Prognosis - Prognosis sangat ditentukan oleh resistensi kapiler paru.

    - Bila terjadi sindrom Eisenmenger: prognosis buruk

    - Prognosis pasien yang dioperasi nirmal, pada umumnya sama dengan

    prognosis pasien pada umumnya.

  • 5

    VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)

    I. Pengertian VSD adalah suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel

    kiri dan ventrikel kanan.(Rita &Suriadi, 2001).

    VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang

    memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni dkk, 2001).

    II. Patofisiologi Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang

    memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke

    kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 3,0 cm. Perubahan fisiologi

    yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah

    kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.

    2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya

    dipenuhi darah, dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular

    pulmoner.

    3. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat,

    menyebabkan piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari

    ventrikel kanan ke kiri, menyebabkan sianosis.

    Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi

    pulmoner. Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika

    timbul gagal jantung kronik atau anak beresiko mengalami perubahan vascular

    paru atau menunjukkan adanya pirau yang hebat diindikasikan untuk

    penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-kira 3% dan usia ideal untuk

    pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun.

    III. Gejala Klinis dan Diagnosis a. VSD kecil

    Biasanya asimptomatik Defek kecil 1-5 mm Tidak ada gangguan tumbuh kembang

  • 6

    Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang menjalar ke seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena

    terjadi penutupan VSD

    EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas ventrikel kiri

    Radiology: ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit meningkat

    Menutup secara spontan pada umur 3 tahun Tidak diperlukan kateterisasi

    b. VSD sedang

    Sering terjadi symptom pada bayi Sesak napas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan

    waktu lebih lama untuk makan dan minum, sering tidak mampu

    menghabiskan makanan dan minumannya

    Defek 5- 10 mm BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan waktu lama untuk sembuh

    tetapi umumnya responsive terhadap pengobatan

    Takipneu Retraksi bentuk dada normal EKG: terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi

    kiri lebih meningkat. Radiology: terdapat pembesaran jantung derajat

    sedang, conus pulmonalis menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan

    pemebsaran pembuluh darah di hilus.

    c. VSD besar

    Sering timbul gejala pada masa neonatus Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam

    minggu pertama setelah lahir

    Pada minggu ke2 atau 3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung biasanya baru timbul setelah minggu ke 6 dan sering didahului infeksi

    saluran nafas bagian bawah

    Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan

  • 7

    Gangguan tumbuh kembang EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri Radiology: pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang

    tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan

    vaskularisasi paru perifer

    IV. Penatalaksanaan

    Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan. Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.

    Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil.

    Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal,

    operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12

    kg.

    Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya

    menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat

    selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu

    penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6

    bulan.

    Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen:operasi paliatif atau operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami

    arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang

    berat sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak

    ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel

    kiri melalui defek.

    V. Diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan ASD dan VSD antara lain:

    1. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai & kebutuhan O2

    2. Penurunan curah jantung b.d defek struktur.

    3. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

    ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan; isolasi sosial.

  • 8

    Perencanaan keperawatan ASD dan VSD

    Diagnosa NOC (tujuan) NIC (intervensi)

    Intoleransi aktivitas b.d

    ketidakseimbangan

    suplai & kebutuhan O2

    Klien mempertahankan

    tingkat energi yang adekuat

    tanpa stress tambahan.

    Kriteria Hasil :

    Anak menentukan dan melakukan aktivitas

    yang sesuai dengan

    kemampuan.

    Anak mendapatkan waktu istirahat/tidur

    yang tepat

    1. Berikan periode

    istirahat yang sering

    dan periode tidur tanpa

    gangguan.

    2. Anjurkan permainan

    dan aktivitas yang

    tenang.

    3. Bantu anak memilih

    aktivitas yang sesuai

    dengan usia, kondisi,

    dan kemampuan.

    4. Hindari suhu

    lingkungan yang

    ekstrem karena

    hipertermia atau

    hipotermia

    meningkatkan

    kebutuhan oksigen.

    5. Implementasikan

    tindakan untuk

    menurunkan ansietas.

    6. Berespons dengan

    segera terhadap

    tangisan atau ekspresi

    lain dari distress.

    Penurunan curah jantung

    b.d defek struktur.

    Klien akan menunjukkan

    perbaikan curah jantung.

    Dengan Kriteria Hasil :

    Frekwensi jantung, tekanan darah, dan

    1. Beri digoksin sesuai

    program, dengan

    menggunakan

    kewaspadaan yang dibuat

    untuk mencegah toxisitas.

  • 9

    perfusi perifer berada

    pada batas normal sesuai

    usia.

    Keluaran urine adekuat (antara 0,5 2 ml/kgbb,

    bergantung pada usia )

    2. Beri obat penurun

    afterload sesuai program

    3. Beri diuretik sesuai

    program

    Perubahan pertumbuhan

    dan perkembangan

    berhubungan dengan

    ketidakadekuatan

    oksigen dan nutrien pada

    jaringan; isolasi sosial.

    Pasien mengikuti kurva

    pertumbuhan berat badan

    dan tinggi badan.

    Anak mempunyai

    kesempatan untuk

    berpartisipasi dalam

    aktivitas yang sesuai dengan

    usia

    Kriteria Hasil :

    Anak mencapai pertumbuhan yang

    adekuat.

    Anak melakukan aktivitas sesuai usia

    Anak tidak mengalami isolasi sosial

    1. Beri diet tinggi nutrisi

    yang seimbang untuk

    mencapai pertumbuhan

    yang adekuat.

    2. Pantau tinggi dan berat

    badan; gambarkan pada

    grafik pertumbuhan

    untuk menentukan

    kecenderungan

    pertumbuhan.

    3. Dapat memberikan

    suplemen besi untuk

    mengatasi anemia, bila

    dianjurkan.

    4. Dorong aktivitas yang

    sesuai usia.

    5. Tekankan bahwa anak

    mempunyai kebutuhan

    yang sama terhadap

    sosialisasi seperti anak

    yang lain.

    6. Izinkan anak untuk

    menata ruangnya sendiri

    dan batasan aktivitas

    karena anak akan

    beristirahat bila lelah.

  • 10

    DAFTAR PUSTAKA

    Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia. 2006.Ilmu Penyakit

    Dalam.Jakarta:FKUI

    Cecily L. Bets, Linda A. Sowden, , 2002, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi 3,

    Jakarta : EGC

    Engram.B 2010. Rencana Asuhan KeperawatanMedikal Bedah. 1th. Ed. Editor

    Monica ester, S.Kp. EGC. Jakarta

    Sariadai, & Rita Yuliani, 2008. Asuhan Keperawatan Pada Anak. PT. Fajar

    interpratama. Jakarta