lp ckd
DESCRIPTION
gagal ginjalTRANSCRIPT
![Page 1: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PENDAHULUAN
CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )
A. PENGERTIAN
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan umumnya berakhir
dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai
dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan
terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Perhimpunan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2006).
Menurut Nursalam (2006), gagal ginjal kronis (chronic renal failure) adalah
kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan
limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak
dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal. Gagal ginjal kronis (GGK) atau penyakit
ginjal tahap akhir merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel
dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan
cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lainnya
dalam darah) (Smeltzer dan Bare, 1997 dalam Suharyanto dan Madjid, 2009).
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan
fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001;
1448)
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal
yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun.
(Price, 1992; 812)
B. ETIOLOGI
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit vaskuler
(nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit kolagen (luris sutemik), agen
nefrotik (amino glikosida), penyakit endokrin (diabetes). (Doenges, 1999; 626)
Penyebab GGK menurut Price, 1992; 817, dibagi menjadi delapan kelas, antara lain:
Infeksi misalnya pielonefritis kronik
Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteria renalis
![Page 2: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/2.jpg)
Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa,sklerosis sistemik progresif
Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis
tubulus ginjal
Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis
netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra,
anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) tahun 2000 (Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia, 2006) mencatat penyebab gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di
Indonesia, yaitu :
Penyebab Insiden
Glomerulonefritis 46, 39 %
Diabetes Melitus 18,65 %
Obstruksi dan infeksi 12,85 %
Hipertensi 8,46 %
Sebab lain 13,65 %
C. PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan
tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron
yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi
walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini
memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis
osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak
bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan
ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal
yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.
( Barbara C Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya
diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi
setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin
![Page 3: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/3.jpg)
berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 :
1448).
Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium yaitu:
Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
Ditandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN) normal
dan penderita asimtomatik.
Stadium 2 (insufisiensi ginjal)
Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration Rate
besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen mulai meningkat
diatas normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat melabihi kadar normal,
azotemia ringan, timbul nokturia dan poliuri.
Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia)
Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration rate 10%
dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini kreatinin
serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguri.
(Price, 1992: 813-814)
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan
berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau
sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan,
pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat
retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin – aldosteron),
gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan
perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia,
mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak
mampu berkonsentrasi).
3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Sistem kardiovaskuler
Hipertensi
Pitting edema
Edema periorbital
Pembesaran vena leher
Friction sub pericardial
![Page 4: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/4.jpg)
b. Sistem Pulmoner
Krekel
Nafas dangkal
Kusmaull
Sputum kental dan liat
c. Sistem gastrointestinal
Anoreksia, mual dan muntah
Perdarahan saluran GI
Ulserasi dan pardarahan mulut
Nafas berbau amonia
d. Sistem muskuloskeletal
Kram otot
Kehilangan kekuatan otot
Fraktur tulang
e. Sistem Integumen
Warna kulit abu-abu mengkilat
Pruritis
Kulit kering bersisik
Ekimosis
Kuku tipis dan rapuh
Rambut tipis dan kasar
f. Sistem Reproduksi
Amenore
Atrofi testis
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD dapat dilakukan
cara sebagai berikut:
1. Pemeriksaan laboratorium
Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem dan membantu
menetapkan etiologi.
2. Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk mengetahui
beberapa pembesaran ginjal.
3. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia
dan gangguan elektrolit
![Page 5: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/5.jpg)
F. PENCEGAHAN
Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah dan
sering kali tidak menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan ginjal.
Penurunan kejadian yang sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap
peningkatan kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan pemeriksaan
urinalisis.
Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi
insufisiensi sampai menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditujukan kepada pengobatan
masalah medis dengan sempurna dan mengawasi status kesehatan orang pada waktu
mengalami stress (infeksi, kehamilan). (Barbara C Long, 2001)
G. PENATALAKSANAAN
1. Stabilkan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Dukung fungsi kardiovaskuler
3. Cegah infeksi
4. Tingkatkan status nutrisi
5. Kendalikan perdarahan dan anemia
6. Lakukan dialisis
7. Transplantasi ginjal
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
![Page 6: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/6.jpg)
A. Pengkajian
B. Pemeriksaan fisik
C. Diagnosa keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, diet
berlebihan dan retensi cairan serta natrium
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet dan perubahan memberan mukosa
mulut
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah
dan produk dialysis
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan /pengobatan berhubungan
dengan kurang informasi
D. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
Kelebihan Volume
Cairan
Definisi : Retensi
cairan isotomik
meningkat
Batasan
karakteristik :
- Berat badan
meningkat pada
waktu yang singkat
- Asupan
berlebihan
dibanding output
- Tekanan darah
berubah, tekanan
arteri pulmonalis
berubah,
peningkatan CVP
- Distensi vena
jugularis
- Perubahan pada
NOC :
v Electrolit and acid
base balance
v Fluid balance
v Hydration
Kriteria Hasil:
v Terbebas dari edema,
efusi, anaskara
v Bunyi nafas bersih,
tidak ada
dyspneu/ortopneu
v Terbebas dari distensi
vena jugularis,
reflek hepatojugular
(+)
v Memelihara tekanan
vena sentral,
tekanan kapiler
paru, output jantung
dan vital sign dalam
batas normal
NIC :
Fluid management
· Timbang
popok/pembalut jika
diperlukan
· Pertahankan catatan
intake dan output yang
akurat
· Pasang urin kateter
jika diperlukan
· Monitor hasil lAb
yang sesuai dengan
retensi cairan (BUN ,
Hmt , osmolalitas
urin )
· Monitor status
hemodinamik termasuk
CVP, MAP, PAP, dan
PCWP
· Monitor vital sign
· Monitor indikasi
retensi / kelebihan
![Page 7: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/7.jpg)
pola nafas,
dyspnoe/sesak
nafas, orthopnoe,
suara nafas
abnormal (Rales
atau crakles),
kongestikemacetan
paru, pleural
effusion
- Hb dan
hematokrit
menurun, perubahan
elektrolit,
khususnya
perubahan berat
jenis
- Suara jantung
SIII
- Reflek
hepatojugular positif
- Oliguria,
azotemia
- Perubahan status
mental, kegelisahan,
kecemasan
Faktor-faktor yang
berhubungan :
- Mekanisme
pengaturan
melemah
- Asupan cairan
berlebihan
- Asupan natrium
berlebihan
v Terbebas dari
kelelahan,
kecemasan atau
kebingungan
v Menjelaskanindikator
kelebihan cairan
cairan (cracles, CVP ,
edema, distensi vena
leher, asites)
· Kaji lokasi dan luas
edema
· Monitor masukan
makanan / cairan dan
hitung intake kalori
harian
· Monitor status nutrisi
· Berikan diuretik
sesuai interuksi
· Batasi masukan cairan
pada keadaan
hiponatrermi dilusi
dengan serum Na <
130 mEq/l
· Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul memburuk
Fluid Monitoring
· Tentukan riwayat
jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminaSi
· Tentukan
kemungkinan faktor
resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi
diuretik, kelainan
renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi
hati, dll )
· Monitor berat badan
· Monitor serum dan
elektrolit urine
· Monitor serum dan
![Page 8: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/8.jpg)
osmilalitas urine
· Monitor BP, HR, dan
RR
· Monitor tekanan darah
orthostatik dan
perubahan irama
jantung
· Monitor parameter
hemodinamik infasif
· Catat secara akutar
intake dan output
· Monitor adanya
distensi leher, rinchi,
eodem perifer dan
penambahan BB
· Monitor tanda dan
gejala dari odema
· Beri obat yang dapat
meningkatkan output
urin
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Definisi : Intake
nutrisi tidak cukup
untuk keperluan
metabolisme tubuh.
Batasan
karakteristik :
- Berat badan 20 %
atau lebih di bawah
ideal
- Dilaporkan adanya
intake makanan
yang kurang dari
RDA (Recomended
NOC :
v Nutritional Status :
food and Fluid
Intake
v Nutritional Status :
nutrient Intake
v Weight control
Kriteria Hasil :
v Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
v Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi
badan
v
Mampumengidentifi
kasi kebutuhan
nutrisi
NIC :
Nutrition
Management
§ Kaji adanya alergi
makanan
§ Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
§ Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake
Fe
§ Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin C
§ Berikan substansi gula
§ Yakinkan diet yang
![Page 9: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/9.jpg)
Daily Allowance)
- Membran mukosa
dan konjungtiva
pucat
- Kelemahan otot
yang digunakan
untuk
menelan/mengunya
h
- Luka, inflamasi
pada rongga mulut
- Mudah merasa
kenyang, sesaat
setelah mengunyah
makanan
- Dilaporkan atau
fakta adanya
kekurangan
makanan
- Dilaporkan adanya
perubahan sensasi
rasa
- Perasaan
ketidakmampuan
untuk mengunyah
makanan
- Miskonsepsi
- Kehilangan BB
dengan makanan
cukup
- Keengganan untuk
makan
- Kram pada
abdomen
- Tonus otot jelek
- Nyeri abdominal
dengan atau tanpa
patologi
v Tidak ada tanda tanda
malnutrisi
v Menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
v Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
§ Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
§ Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
§ Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
§ Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
§ Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas
normal
§ Monitor adanya
penurunan berat badan
§ Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
§ Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
§ Monitor lingkungan
selama makan
§ Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
§ Monitor kulit kering
![Page 10: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/10.jpg)
- Kurang berminat
terhadap makanan
- Pembuluh darah
kapiler mulai rapuh
- Diare dan atau
steatorrhea
- Kehilangan rambut
yang cukup banyak
(rontok)
- Suara usus
hiperaktif
- Kurangnya
informasi,
misinformasi
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan
dengan faktor
biologis, psikologis
atau ekonomi.
dan perubahan
pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
§ Monitor mual dan
muntah
§ Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
§ Monitor makanan
kesukaan
§ Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
§ Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
§ Monitor kalori dan
intake nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
§ Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
Intoleransi aktivitas
b/d fatigue
Definisi :
Ketidakcukupan
energu secara
fisiologis maupun
psikologis untuk
meneruskan atau
menyelesaikan
NOC :
v Energy conservation
v Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :
v Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan
tekanan darah, nadi
dan RR
NIC :
Energy Management
v Observasi adanya
pembatasan klien
dalam melakukan
aktivitas
v Dorong anak untuk
mengungkapkan
perasaan terhadap
![Page 11: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/11.jpg)
aktifitas yang
diminta atau
aktifitas sehari hari.
Batasan
karakteristik :
a. melaporkan
secara verbal
adanya kelelahan
atau kelemahan.
b. Respon abnormal
dari tekanan darah
atau nadi terhadap
aktifitas
c. Perubahan EKG
yang menunjukkan
aritmia atau iskemia
d. Adanya dyspneu
atau
ketidaknyamanan
saat beraktivitas.
Faktor factor yang
berhubungan :
· Tirah Baring atau
imobilisasi
· Kelemahan
menyeluruh
·
Ketidakseimbangan
antara suplei
oksigen dengan
kebutuhan
· Gaya hidup yang
dipertahankan.
v Mampu melakukan
aktivitas sehari hari
(ADLs) secara
mandiri
keterbatasan
v Kaji adanya factor
yang menyebabkan
kelelahan
v Monitor nutrisi dan
sumber energi
tangadekuat
v Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik
dan emosi secara
berlebihan
v Monitor respon
kardivaskuler terhadap
aktivitas
v Monitor pola tidur
dan lamanya
tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
v Kolaborasikan
dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik
dalammerencanakan
progran terapi yang
tepat.
v Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
v Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten
yangsesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan social
v Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
![Page 12: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/12.jpg)
aktivitas yang
diinginkan
v Bantu untuk
mendpatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
v Bantu untu
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
v Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu luang
v Bantu
pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
v Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
v Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
v Monitor respon fisik,
emoi, social dan
spiritual
Kurang pengetahuan
Definisi :
Tidak adanya atau
kurangnya informasi
kognitif sehubungan
dengan topic
spesifik.
Batasan
NOC :
v Kowlwdge : disease
process
v Kowledge : health
Behavior
Kriteria Hasil :
v Pasien dan keluarga
menyatakan
pemahaman tentang
penyakit, kondisi,
NIC :
Teaching : disease
Process
§ Berikan penilaian
tentang tingkat
pengetahuan pasien
tentang proses penyakit
yang spesifik
§ Jelaskan patofisiologi
dari penyakit dan
![Page 13: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/13.jpg)
karakteristik :
memverbalisasikan
adanya masalah,
ketidakakuratan
mengikuti instruksi,
perilaku tidak
sesuai.
Faktor yang
berhubungan :
keterbatasan
kognitif, interpretasi
terhadap informasi
yang salah,
kurangnya
keinginan untuk
mencari informasi,
tidak mengetahui
sumber-sumber
informasi.
prognosis dan
program pengobatan
v Pasien dan keluarga
mampu
melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara
benar
v Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya.
bagaimana hal ini
berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi,
dengan cara yang tepat.
§ Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa
muncul pada penyakit,
dengan cara yang tepat
§ Gambarkan proses
penyakit, dengan cara
yang tepat
§ Identifikasi
kemungkinan
penyebab, dengna cara
yang tepat
§ Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
§ Hindari jaminan yang
kosong
§ Sediakan bagi keluarga
atau SO informasi
tentang kemajuan
pasien dengan cara
yang tepat
§ Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang dan
atau proses
pengontrolan penyakit
§ Diskusikan pilihan
terapi atau penanganan
§ Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
![Page 14: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/14.jpg)
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
§ Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan
cara yang tepat
§ Rujuk pasien pada
grup atau agensi di
komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
§ Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat
![Page 15: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/15.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 3.
Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai
Penerbit FKUI
![Page 16: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/16.jpg)
LAPORAN PENDAHULUANCRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
Stase Keperawatan Medikal Bedah
Disusun Oleh :
Ida Bagus Gede Wedayadnya
24.12.0399
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN IX
STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2013
![Page 17: LP CKD](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080100/5695cf8f1a28ab9b028e9a30/html5/thumbnails/17.jpg)
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Purworejo, Agustus 2013Mahasiswa
( Ida Bagus Gede Wedayadnya)
Mengetahui,
Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik
( R.Agus Siswanto S.Kep.,M.H.Kes) ( Suib S.Kep.,Ns )