lpm puskes.docx

57
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1.1.2 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Menteng 1.1.2.1. Keadaan Geografis Secara geografis Wilayah Kecamatan Menteng adalah salah satu Kecamatan yang beradadi Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat. Batas – batas wilayah Kecamatan Menteng antara lain : 1. Utara : Jl. Kebon Sirih Raya ( Kecamatan Gambir ) 2. Barat : Kali Cideng ( Kecamatan Tanah Abang ) 3. Selatan : Kali Malang ( Kecamatan Setia Budi ) 4. Timur : Kali Ciliwung ( Kecamatan Senen ) Kecamatan Menteng mempunyai luas wilayah 653,46 Ha. Kecamatan Menteng terdiri dari 5 kelurahan, yaitu kelurahan Kebon Sirih, kelurahan Gondangdia, kelurahan Cikini, kelurahan Menteng dan kelurahan Pegangsaan. PETA WILAYAH KECAMATAN MENTENG 1

Upload: nonawita

Post on 29-Nov-2015

187 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

sgghhj

TRANSCRIPT

Page 1: LPM puskes.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang1.1.2 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Menteng

1.1.2.1. Keadaan Geografis

Secara geografis Wilayah Kecamatan Menteng adalah salah satu Kecamatan yang

beradadi Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat. Batas – batas wilayah Kecamatan Menteng

antara lain :

1. Utara : Jl. Kebon Sirih Raya ( Kecamatan Gambir )

2. Barat : Kali Cideng ( Kecamatan Tanah Abang )

3. Selatan : Kali Malang ( Kecamatan Setia Budi )

4. Timur : Kali Ciliwung ( Kecamatan Senen )

Kecamatan Menteng mempunyai luas wilayah 653,46 Ha. Kecamatan Menteng

terdiri dari 5 kelurahan, yaitu kelurahan Kebon Sirih, kelurahan Gondangdia, kelurahan

Cikini, kelurahan Menteng dan kelurahan Pegangsaan.

PETA WILAYAH KECAMATAN MENTENG

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kec. Menteng (Sumber : Puskesmas Kec.Menteng 2012)

1

Page 2: LPM puskes.docx

Kecamatan Menteng terdiri dari 5 kelurahan, yaitu kelurahan Cikini, Gondangdia,

Menteng, Pegangsaan dan Kebon Sirih. Puskesmas Menteng terdapat di kecamatan Menteng,

dan dibantu oleh puskesmas kelurahan yang ada di kelurahan Gondangdia dan Pegangsaan.

Tabel 1.1 Data Luas Wilayah dan Jumlah RT/RW Masing – Masing Wilayah di Kecamatan Menteng Periode 2012

Kelurahan Luas (Ha) RW RT

Menteng 243,90 10 138

Gondangdia 145,82 5 40

Cikini 82,09 5 66

Kebon Sirih 83,40 10 77

Pegangsaan 95,25 8 104

Kecamatan Menteng 650,46 38 425

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012

1.1.2.2. Keadaan Demografi

A. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Menteng sampai akhir Bulan Agustus 2012 adalah sebagai

berikut :

Tabel 1.2 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan di Wilayah Kecamatan

Menteng Periode 2012

2

Page 3: LPM puskes.docx

No Kelurahan WNI WNA WNI + WNA

L P JLH L P JLH L P JLH

1 Menteng 13.607 11.634 25.241 19 12 31 13.626 11.646 25.272

2 Gondangdia 3.054 3.098 6.152 11 2 13 3.065 3.100 6.165

3 Cikini 4.632 4.082 8.714 3 0 3 4.635 4.082 8.717

4 Kebon Sirih 7.219 5.872 13.091 1 6 7 7.220 5.878 13.098

5 Pegangsaan 11.864 9.961 21.825 1 1 2 11.865 9.962 21.827

Kec. Menteng 40.376 34.647 75.023 35 21 56 40.411 34.668 75.079

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012

B. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

Tabel 1.3 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Wilayah di Kecamatan Menteng

Periode 2012

No Umur WNI WNA Jumlah

seluruhnya

LK PR Jumlah LK PR Jumlah

1 0-4 2.714 2.352 5.246 1 1 2 5.248

2 5-9 2.841 2.661 5.502 0 0 0 5.502

3 10-14 2.707 2.476 5.183 0 3 3 5.186

4 15-19 3.985 3.162 7.147 2 1 3 7.150

5 20-24 4.068 4.053 8.121 4 1 5 8.126

6 25-29 3.868 3.594 7.462 2 1 3 7.465

3

Page 4: LPM puskes.docx

7 30-34 4.182 3.214 7.396 3 2 5 7.401

8 35-39 3.357 3.070 6.427 3 2 5 6.432

9 40-44 3.250 2.917 6.167 4 1 5 6.172

10 45-49 2.763 1.962 4.725 4 1 5 4.730

11 50-54 2.332 1.734 4.066 5 1 6 4.072

12 55-59 1.907 1.549 3.456 2 1 3 3.459

13 60-64 1.194 945 2.139 1 1 2 2.141

14 65-69 577 417 994 2 2 4 998

15 70-74 344 257 601 0 1 1 602

16 ≥75 287 104 391 2 2 4 395

Jumlah 40.736 34.647 75.023 35 21 56 75.079

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012

C. Jumlah Penduduk Menurut Agama

Tabel 1.4 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Wilayah di Kecamatan Menteng

Periode 2012

Uraian Kebon Sirih

(Orang)

Gondangdia

(Orang)

Cikini

(Orang)

Menteng

(Orang)

Pegangsaan

(Orang)

Islam 10.257 2100 7.372 20.859 20.520

Protestan 855 456 377 501 1.050

Katholik 1.026 312 520 696 1449

Budha 258 39 65 371 1824

Page 5: LPM puskes.docx

Hindu 14 39 50 534 140

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012

D. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 1.5 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah di

Kecamatan Menteng Periode 2012

Uraian

Kebon

Sirih

(Orang)

Gondangdia

(Orang)

Cikini

(Orang

)

Menteng

(Orang)

Pegangsaan

(Orang)

Jumlah

(Orang)

Tidak

Tamat SD3.169 576 716 859 2.845 8.165

Tamat SD 1.683 637 649 2.591 3.928 9.488

SLTP 1.643 429 975 3.639 4.146 10.832

SLTA 3.582 1.598 1.939 5.447 7.915 20.481

Perguruan

Tinggi938 2.215 609 2.742 2.342 8.846

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012

E. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 1.6 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kecamatan Menteng

Periode 2012

Uraian

Kebon

Sirih

(Orang)

Gondangdia

(Orang)

Cikini

(Orang)

Menteng

(Orang)

Pegangsaan

(Orang)

PNS / TNI 129 306 110 5.15 344

5

Page 6: LPM puskes.docx

Swasta 2045 1.594 137 3.250 3.528

Wiraswasta 1.015 677 3.018 2.688 2.104

Buruh 938 637 3.102 1.192 2.325

Lain-lain 656 766 162 1.714 1.299

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012

F. Fasilitas Umum

1. Fasilitas Umum yang Menyangkut Kesehatan Lingkungan

Tabel 1.7 Data Jumlah Fasilitas Umum Kesehatan Lingkungan di Wilayah di Kecamatan

Menteng Periode 2012

Uraian Kebon Sirih Gondangdia Cikini Menteng Pegangsaan Jumlah

Jumlah

rumah2059 990 1292 4.589 3950 12.880

SPT 106 2 53 225 82 468

SGL 33 0 118 17 181 349

PAM 1149 728 624 1310 774 4585

Sumber: Laporan tahunan puskesmas Kecamatan Menteng 2012

2. Fasilitas Tempat-Tempat Umum

Tabel 1.8 Data Jumlah Fasilitas Tempat-Tempat Umum di Wilayah Kecamatan Menteng

Periode 2012

Uraian Kebon Sirih Gondangdia Cikini Menteng Pegangsaan Jumlah

Pasar 8 - 6 4 5 23

Restoran 42 16 25 7 6 96

Rumah 92 6 42 - 25 165

6

Page 7: LPM puskes.docx

Makan

Catering 1 1 1 - 3 6

Masjid 10 2 4 11 9 36

Mushola 10 3 9 18 25 65

Gereja 3 2 6 5 1 15

Klenteng - - - - - -

Wihara - - 1 1 - 2

Hotel 17 7 9 2 1 36

Hostel 10 - 5 - - 15

Wisma 5 7 6 2 3 23

Bioskop 1 - 1 - 1 3

Salon 1 12 7 3 1 24

Tabel 1.9. Data Jumlah Fasilitas Tempat-Tempat Umum di Wilayah Kecamatan

Menteng Periode 2012 (Lanjutan)

Uraian Kebon Sirih Gondangdia Cikini Menteng Pegangsaan Jumlah

AMIU 4 1 3 4 7 19

Club Malam - - 1 - - 1

Cafe 8 1 14 - 1 24

Diskotik - - 1 2 1 4

Kantor 121 92 142 20 31 406

Stasiun KRT 1 - - 1 1 -

7

Page 8: LPM puskes.docx

Terminal - - - - - -

MCK 31 2 12 11 32 88

F.O.Raga 5 - 3 5 1 14

Bengkel 3 - 15 - 3 21

Sumber : Laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012

3.Fasilitas Kesehatan

Wilayah Kecamatan Menteng mempunyai 3 Puskesmas, yaitu 1 buah Puskesmas tingkat

kecamatan dan 2 buah Puskesmas tingkat kelurahan. Puskesmas Kecamatan terletak di kelurahan

Menteng, 1 buah Puskesmas terletak di Kelurahan Gondangdia sedangkan 1 Puskesmas

Kelurahan terletak di Kelurahan Pegangsaan.

Tabel 1.10 Data Jumlah Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kecamatan Menteng Periode 2012

Uraian KebonSirih Gondangdia Cikini Menteng Pegangsaan Jumlah

Rumah Sakit 2 6 1 3 2 14

Rumah

Bersalin

- 1 - 1 1 3

Klinik 2 15 10 2 4 33

Alternatif 3 - 1 - 3 7

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012

1.1.2.3. Keadaan Sosial – Ekonomi1 Ekonomi

Tabel 1.11 Data Jumlah Sarana Ekonomi di Wilayah Kecamatan Menteng Periode

2012

8

Page 9: LPM puskes.docx

Sarana Ekonomi Jumlah

Hotel 36

Bank 30

Pasar 4

Mini/super market 19

Lokasi K5 182

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas kecamatan Menteng bulan 2012

2. Pendidikan

Tabel 1.12 Data Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kecamatan Menteng Periode 2012

Uraian KebonSirih Gondangdia Cikini Menteng Pegangsaan Jumlah

TK 3 8 9 5 9 34

SDN/Swasta 5 8 6 7 7 33

SMP / MTS 3 7 3 4 2 19

SMA / SMK 2 2 1 4 3 12

Akademi/PT 3 8 3 - 3 17

Jumlah 16 33 22 20 24 115

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012

1.2. Gambaran Umum Puskesmas 1.2.1 Definisi

Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dunia kesehatan kabupaten/kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan

yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya yakni satu atau sebagian wilayah kecamatan,

9

Page 10: LPM puskes.docx

mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya,

memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

yang diselenggarakannya, memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan

masyarakat beserta lingkungannya.

Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk mandiri dalam

menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap

didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki

puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di

wilayahnya, kewenangan menetukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods

serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah

kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan

kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan

pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.

Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional

secara komphrensif yang meliputi promtif (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan),

kuratif (pengobatan), rehabilitative (pemulihan kesehatan). Tidak sebatas pada aspek kuratif

dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi

yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi

daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan yaitu terjadinya

perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat.

Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat mendasar

dalam pembangunan kesehatan, antara lain :

1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan

rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan

kuratif-rehabilitatif

2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented)

berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated)

3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah berubah

menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat

4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service

menjadi pembayaran secara pra-upaya.

10

Page 11: LPM puskes.docx

5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif menjadi investasi

6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah akan bergeser

lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership)

7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization) menjadi

otonomi daerah (decentralization).

8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era

desentralisasi.

1.2.3. Wilayah Kerja

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrakstruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota / bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 – 50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.

1.2.4. Pelayanan Kesehatan MasyarakatPelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi:

2. Promotif (peningkatan kesehatan)

3. Preventif (upaya pencegahan )

4. Kuratif ( pengobatan )

5. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )

Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak membedakan jenis kelamin, umur,

sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.

1.2.5. Fungsi PuskesmasUntuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan fungsinya secara

optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :

1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan11

Page 12: LPM puskes.docx

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah

kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di

samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari

penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk

pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga

dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan

kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif

dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya,

serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan.

Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan

memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat

pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas

meliputi :

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama

menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa

mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan

perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah

dengan rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara

dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan 12

Page 13: LPM puskes.docx

masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan

penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan

keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program

kesehatan masyarakat lainnya.

13

Page 14: LPM puskes.docx

Gambar 1.2 Fungsi Puskesmas(Sumber : Arrimes, Manajemen Puskesmas, 2009)

Fungsi puskesmas terdiri dari 3 fungsi, yaitu sebagai pusat pembangunan berwawasan

kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat dan sebagai pusat pelayanan

keseharatan (Yankes) yang terdiri dari yankes perorangan dan masyarakat.

Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses. Proses

ini dilaksanakan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam

rangka menolong dirinya sendiri

2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien

3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis

maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan tersebut tidak

menimbulkan ketergantungan

4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat

5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan

program Puskesmas

Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk menilai

apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan

sesuai dengan fungsi puskesmas.

14

Page 15: LPM puskes.docx

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai tatanan

sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat umum mempunyai

indikator :

a. Tersedianya air bersih

b. Tersedianya jamban yang saniter

c. Tersedianya larangan merokok

d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP

2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :

a.Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

b. Tumbuh dan kembangnya LSM

c.Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:

a. Promosi kesehatan masyarakat

b. Kesehatan lingkungan

c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )

d. KB ( Keluarga Berencana )

e. Perbaikan gizi masyarakat

f. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )

g. Pengobatan dasar

1.2.6. Peran PuskesmasDalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital sebagai

institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan managerial dan wawasan jauh ke depan

untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut

serta menentukan kebijakan daerah melalui system perencanaan yang matang, tatalaksana

kegiatan yang tersusun rapi serta system evaluasi dan pemantauan yang akurat.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah

kerja.

1. Unit Pelaksana Teknis15

Page 16: LPM puskes.docx

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas

berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan

kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak

pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa

Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di

wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas

bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang

dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.

4. Wilayah kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila

di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah

kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep wilayah

(desa/kelurahan atau RW). Masing – masing puskesmas tersebut secara operasional

bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

1.2.7. Visi Puskesmas

Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju terwujudnya Indonesia

sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat

memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator kecamatan sehat

adalah:

1. Lingkungan sehat

2. Perilaku penduduk yang sehat

16

Page 17: LPM puskes.docx

3. Cakupan kesehatan yang bermutu

4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan

1.2.8. Misi Puskesmas1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya

2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah

kerjanya.

3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakannya

4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat

beserta lingkungannya.

1.2.9. Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat

Upaya kesahatan wajib masyarakat adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan

derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap

puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain:

1. Promosi Kesehatan

2. Kesehatan Lingkungan

3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )

4. KB ( Keluarga Berencana )

5. Perbaikan gizi masyarakat

6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )

7. Pengobatan Dasar

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan

masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan

kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.

Tabel 1.13 Program Kesehatan Wajib yang Dilakukan di Puskesmas

Upaya Kesehatan Kegiatan Indikator

17

Page 18: LPM puskes.docx

Wajib

Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih

dan sehat

1. Tatanan sehat

2. Perbaikan perilaku

sehat

Kesehatan

Lingkungan

Penyehatan pemukiman 1. Pembinaaan kesehatan

lingkungan di tempat-

tempat umum.

2. Program tempat

pengelolaan makanan

(TPM).

3. Program Kesehatan

Kerja Industri.

4. Program Kesehatan

Lingkungan

Pemukiman (PKLP).

Kesehatan ibu dan

anak

1. ANC

2. Pertolongan

persalinan

3. MTBS

4. Imunisasi

1. Cakupan K1, K4

2. Cakupan linakes

3. Cakupan MTBS

4. Cakupan imunisasi

Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga

Berencana

Cakupan MKET

Sumber : Laporan tahunan puskesmas kecamatan Menteng 2012

Tabel 1.14 Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas (lanjutan)

Upaya kesehatan

wajib

Kegiatan Indikator

18

Page 19: LPM puskes.docx

Pemberantasan

penyakit menular

1. Diare

2. ISPA

3. Malaria

4. Tuberkulosis

1. Cakupan kasus diare

2. Cakupan kasus ISPA

3. Cakupan kasus malaria

4. Cakupan

kelambunisasi

5. Cakupan penemuan

kasus

6. Angka penyembuhan

Gizi 1. Distribusi vit A/ Fe /

cap yodium

2. PSG

3. Promosi Kesehatan

1. Cakupan vit A /Fe /

cap yodium

2. % gizi kurang / buruk,

SKDN

3. % kadar gizi

Pengobatan 1. Medik dasar

2. UGD

3. Laboratorium

sederhana

1. Cakupan pelayanan

2. Jumlah kasus yang

ditangani

3. Jumlah pemeriksaan

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012

Tabel diatas menunjukkan program-program dasar pelayanan kesehatan wajib puskesmas

beserta kegiatan dan indikatornya.

Di samping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut di

atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu

oleh Pemerintah Pusat (contoh : Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal demikian, baik petunjuk

pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama dengan

Pemerintah Daerah.

Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan

19

Page 20: LPM puskes.docx

dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya

kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada, yakni :

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Olahraga

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing/PHN)

4. Upaya Kesehatan Kerja

5. Upaya Kesehatan Gigi dan mulut

6. Upaya Kesehatan Jiwa

7. Upaya Kesehatan Mata

8. Upaya Kesehatan Usia lanjut

9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

10. Upaya Kesehatan Remaja

11. Dana Sehat

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yakni

upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.

Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat

tercapainya visi puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas

kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP.

Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah

terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah

tercapai.

Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas

kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas

dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota. Apabila puskesmas belum

mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan

masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib

menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan

berbagai unit fungsional lainnya.

Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas

Kecamatan Menteng tahun 2012 adalah :20

Page 21: LPM puskes.docx

A. Upaya Kesehatan Dasar

1. Upaya Promosi Kesehatan

2. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak

3. Upaya Keluarga Berencana

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5. Upaya Kesehatan Lingkungan

6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular

7. Upaya Pengobatan

B. Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

3. Upaya Kesehatan Jiwa

4. Upaya Kesehatan Mata

5. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

6. Upaya Kesehatan Remaja

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan

azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan

dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar

dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya

kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas

yang dimaksud adalah :

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya yakni satu atau sebagian wilayah kecamatan.

Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga

berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di

wilayah kerjanya.

21

Page 22: LPM puskes.docx

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan

terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan

aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi

masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP).

Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka

pemberdayaan masyarakat antara lain :

a. KIA : Posyandu, Polindes (Pondok Bersalin Desa), Bina Keluarga Balita (BKB)

b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa percontohan

Kesehatan Lingkungan (DPKL)

e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Pokestren)

f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda

g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)

i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan

Pengobatan Tradisional (Battra)

3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal,

penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Ada

dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :

a. Keterpaduan Lintas Program

Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi

tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :

1. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA dengan P2M,

gizi, promosi kesehatan & pengobatan.

22

Page 23: LPM puskes.docx

2. UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,

pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.

3. Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi, promosi

kesehatan, & Kesehatan gigi.

4. Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan jiwa &

promosi kesehatan.

b. Keterpaduan Lintas Sektor.

Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari

sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia

usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :

1. UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,

pendidikan & agama.

2. Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian.

3. KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,

organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK (Pusat Kesejahteraan

Keluarga) & PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana).

4. Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha &

organisasi kemsyarakatan.

5. Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah/kepala desa, tenaga kerja & dunia usaha.

4. Azas Rujukan

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki

oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat

dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan

berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkanefisiensi, maka 23

Page 24: LPM puskes.docx

penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.Rujukan

adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau masalah

kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari

satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,

maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama,

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :

a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka

puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih

mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan

dibedakan atas :

1. Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis

(contoh : operasi) dan lain-lain.

2. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang

lebih lengkap.

3. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih

kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau

menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.

b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan

masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana.

Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas

tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan

pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi

kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi

masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan

kabupaten/kota.Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :

24

Page 25: LPM puskes.docx

1. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,

peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,

bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.

2. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa,

bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena

bencana alam.

3. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan

tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau

penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak

mampu.

Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.3. Sistem Rujukan Puskesmas (Sumber : Arrimes, Manajemen

Puskesmas, 2009)

Gambar di atas menggambarkan bahwa puskesmas ada pada pelayanan kesehatan

strata pertama. Posyandu dan UKBM lain yang berada di bawah puskesmas akan

25

Page 26: LPM puskes.docx

merujuk pasien ke puskesmas. Begitu pula puskesmas akan merujuk pasien ke pelayanan

strata kedua dan ketiga sesuai kebutuhan pasien.

1.3. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan MentengWilayah Kecamatan Menteng mempunyai 3 Puskesmas, yaitu 1 buah Puskesmas

tingkat kecamatan dan 2 buah Puskesmas tingkat kelurahan. Puskesmas Kecamatan

terletak di kelurahan Menteng, 1 buah Puskesmas terletak di Kelurahan Gondangdia

sedangkan 1 Puskesmas Kelurahan terletak di Kelurahan Pegangsaan.

Puskesmas Kecamatan Menteng Puskesmas dengan tipe 1.500 m2 dengan tiga lantai

dan mempunyai Unit Rawat Inap Rumah Bersalin. Sedangkan1 Puskesmas Kelurahan

masih merupakan Puskesmas dengan tipe lama yaitu kurang dari luas standar bangunan

547 m2. Puskesmas Kecamatan beroperasi pada Tahun 1990.

Sejak Tahun 2003 Puskesmas ini ditetapkan melalui SK Gubernur No.15 Tahun 2001

sebagai Puskesmas Swadana, kemudian pada tahun ini juga oleh Gubernur DKI Jakarta

semua Puskesmas Kecamatan harus membuka Unit Puskesmas Siaga selama 24 jam.

Sesuai dengan Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 2086/2006 Tanggal

28 Desember 2006 Tentang Penetapan 44 Puskesmas Kecamatan sebagai Unit Kerja

Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang menerapkan Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah secara bertahap, maka Puskesmas Kecamatan

Menteng sejak Tahun 2008 menjalankan keputusan tersebut.

Puskesmas Kecamatan Menteng merupakan puskesmas dengan luas 1300 m2, dengan

gedung 3 lantai dan memiliki unit rawat inap Rumah Bersalin. Sedangkan kedua

puskesmas kelurahan tidak mempunyai unit rawat inap.

Tabel 1.15 Data Bagian-Bagian Bangunan Puskesmas Menteng Periode 2012

Uraian Kec. Menteng Kel.Gondangdia Kel. Pegangsaan

Luas Tanah (m2) 1300 600 547

Luas Bangunan (m2)

1.500

3 lantai

200

1 lantai

460

3 lantai

26

Page 27: LPM puskes.docx

Pembangunan Gedung 1987 1970 1999/2000

Atap Genteng Genteng Genteng

Plafon Eternit Eternit Eternit

Dinding Tembok Tembok Tembok

Keramik Keramik Keramik

Lantai Keramik Keramik Keramik

Pagar Besi Besi Besi

WC 7 2 2

Listrik (watt) 53.000 1.300 28.000

Telepon

Nomor :

Ada,

31935836

Ada

31934421

Ada

31934355

Air PAM PAM PAM

Sumber : Laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012

1.2.4. Sarana Puskesmas1.2.4.1. TransportasiBerikut ini merupakan sarana transportasi yang dimiliki puskesmas Kecamatan Menteng :

a. 1 buah Mobil Kijang Ambulans Puskesmas Keliling Inpres tahun 1989/1990.

b. 8 buah Sepeda Motor, 3 buah di Puskesmas Kecamatan dan 2 buah masing-

masing di Puskesmas Kelurahan.

c. Pada awal tahun 2004 menerima 1 (satu) Unit Mobil Ambulans Mitsubishi L

300 untuk Operasional Puskesmas.

d. Tahun 2005 menerima 1 (satu) Unit Mobil Dinas Suzuki APV untuk

operasional Puskesmas.

e. Tahun 2011 melalui APBD mengadakan mobil opersional puskesmas keliling

berupa suzuki APV yang berfungsi ganda sebagai ambulans27

Page 28: LPM puskes.docx

1.2.4.2. Alat KomunikasiAlat Komunikasi di Puskesmas Menteng berupa telepon. Jumlah telpon ada 6 buah, yaitu:

2. Puskesmas Kecamatan Menteng dengan nomor : 021-31935836, 3157164,3103439, Fax

31904965

3. Puskesmas Kelurahan Gondangdia dengan nomor : 021-31934421

4. Puskesmas Kelurahan Pegangsaan dengan nomor : 021-31934355

1.2.4.3. Alat Medis dan Non Medis

Alat medis dan non medis yang dimiliki puskesmas kecamatan Menteng antara lain :

1. Alat Rontgen di ruangan khusus, untuk ini dipasang dengan PB dan 1 petugas

Radiografer.

2. Peralatan laboratorium lengkap.

3. Alat pemeriksaan 1 unit EKG.

4. 3 Dental unit di Puskesmas Kecamatan Menteng, dan masing-masing 1 unit di

Puskesmas Kelurahan.

5. 1 Unit Alat USG dan 2 unit nebulizer (bantuan APBN dan bantuan APBD)

6. Alat Perlengkapan, Kartu Diagnosa, Kartu Pasien, Formulir laporan sebagian

dianggarkan dari Swadana dan yang lainnya dari Dana Subsidi Pemda DKI Jakarta

1.2.4.4. Visi dan Misi Puskesmas Kecamatan Menteng

Visi dan misi puskesmas Kecamatan Menteng antara lain :

1. Visi

Terwujudnya Puskesmas sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Bermutu yang

berorientasi pada kepuasan pelanggan.

2. Misi

a. Memberikan Pelayanan yang meliputi kegiatan Promotif, Preventif, Kuratif

& Rehabilitatif.

b. Mengembangkan Mutu dan kulaitas SDM yang profesional.

28

Page 29: LPM puskes.docx

c. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan sesuai Standar yang di tetapkan.

d. Meningkatkan Penyelenggaraan internal Manajemen.

1.2.4.6. Kebijakan Mutu

Kebijakan mutu di puskesmas Kecamatan Menteng ialah memberikan pelayanan

kesehatan profesional dan ramah yang berorientasi pada peningkatan kepuasan pelanggan dan

secara terus menerus melakukan perbaikan mutu melalui penerapan sasaran manajemen mutu

ISO 9001 : 2000,2008.

1.2.4.7. Tujuan UmumTujuan umum Puskesmas Kecamatan Menteng adalah meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat di wilayah kecamatan menteng serta peningkatan potensi masyarakat untuk

melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.

1.2.4.8. Tujuan Khusus

Tujuan khusus Puskesmas Kecamatan Menteng antara lain :

1. Memperluas jangkauan pelayanan.

2. Pengembangan SDM.

3. Pengembangan Fungsi Puskesmas.

4. Meningkatkan Promosi.

5. Meningkatkan Sistem Informasi.

6. Pengembangan Asuransi Kesehatan.

1.2.4.9. FungsiFungsi Puskesmas Kecamatan Menteng antara lain :

1. Memberikan Pelayanan Kesehatan Klinis yang meliputi : Loket, Rekam

Medic, Klinik Umum, Klinik Ibu dan Anak, Klinik 24 Jam, Rumah Bersalin,

Laboratorium, Apotek, Farmasi, Radiologi, Klinik Harm Reduction serta

Klinik lainnya seusai kebutuhan.

2. Melakukan Pembinaan, Pengawasan, Pengendalian terhadap Pengelolaan dan

Pelayanan Puskesmas Kelurahan.

29

Page 30: LPM puskes.docx

3. Mengkoordinasikan Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan

Puskesmas Kelurahan yang meliputi Program KIA, KB, Perbaikan Gizi,

Puskesmas, Imunisasi, Pembinaan Kesehatan Lingkungan, Penyuluhan

Kesehatan Masyarakat, UKS, Kesehatan Usia, Upaya Kesehatan Kerja, dan

lain-lain.

4. Mengkoordinasikan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan yang

meliputi Kader Kesehatan Posyandu, Karang Werda, dan lain-lain.

5. Mengkoordinasikan temu lintas sektoral dalam penanggulangan masalah

kesehatan.

6. Menilai dan melaporkan kinerja Puskesmas.

1.2.4.10. Struktur Organisasi

30

Page 31: LPM puskes.docx

Gambar 1.4 Struktur Organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat PuskesmasKecamatan Menteng

Propinsi Daerah Ibukota Jakarta

1.2.4.11. Sumber Daya Manusia

Kepegawaian di Puskesmas Kec. Menteng terdapat 2 jenis, yaitu Pegawai Negeri Sipil

( PNS ) & Pegawai Non PNS ( Honorer).Jumlah PNS pada Tahun 2012 di Puskesmas Kec.

Menteng adalah 57 orang, sedangkan Pegawai Non PNS sejumlah 20 orang.

KEADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS ) & PEGAWAI NON PNS

31

Page 32: LPM puskes.docx

BLUD PUSKESMAS KEC. MENTENG

TAHUN 2012

NO JENIS KEPEGAWAIANJUMLAH PEGAWAI

PNS NON PNS

1 Dokter Umum 8 1

2 Dokter Gigi 6

3 Kesehatan Masyarakat 1

4 Apoteker 2

5 Gizi 3

6 Perawat 11 1

7 Bidan 3 8

8 Rekam Medis 1

9 Radiografer 1

10 Analis Kesehatan 1 1

11 Perawat Gigi 2

12 Asisten Apoteker 3 1

13 Kesling 2

14 Hukum 1

15 Administrasi 11 5

16 Psikologi 1

17 Sos Politik 1

18 Supir 2

Jumlah 57 20

Sumber : Laporan Daftar Puskesmas Kecamatan Menteng 2013

1.3. Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (P2ML) di Puskesmas Kecamatan Menteng

32

Page 33: LPM puskes.docx

1.3.1. Pengendalian penyakit TB Paru

Penyakit Tuberculosis paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.

Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman

Mycobacterium tuberculosis. Tujuan P2ML di Puskesmas se-kecamatan Menteng pada

kasus TB paru adalah untuk mengetahui jumlah penderita TB paru yang berobat ke

puskesmas yang berada di wilayah kecamatan Menteng dan agar semua penderita TB

yang berobat mendapat obat TB paru secara lengkap (mendapatkan dan meminum obat

TB paru selama 6 bulan tanpa terputus). Sasaran dari program P2M di Puskesmas se-

kecamatan Menteng pada kasus TB paru adalah seluruh penderita TB paru yang datang

ke poli TB paru. Indikator untuk keberhasilan program P2ML TB adalah sebagai berikut:

1. Proporsi pasien TB BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang

diperiksa. Rumusnya adalah sbagai berikut:

A

Angka ini menggambarkan mutu dari proses penemuan pasien sampai

diagnosisi pasien. Target yang diharapkan adalah diantara 5-15%

Jika <5% : Angka penjaringan terlalu longgar atau banyak negatif palsu

Jika >15%: Angka Penjaringan terlalu ketat atau banyak positif palsu.

2. Proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara semua pasien TB paru yang

tercatat/sudah diobati. Rumusnya adalah:

Angka ini jangan kurang dari 65%. Bila angka ini rendah, berarti mutu

diagnosis rendah dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien

yang menular (pasien BTA positif)

3. Case Detection Rate (CDR) adalah persentase pasien baru TB BTA positif

pada penduduk suatu wilayah yang ditemukan dan diobati dibandingkan

33

jumlah PASIEN BTA posistif X 100%

jumlah seluruh suspek yang diperiksa

jumlah pasien BTA (+) baru+kambuh X 100%

jumlah seluruh pasien TB Paru

Page 34: LPM puskes.docx

dengan jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada di wilayah

tersebut. Rumusnya adalah:

Jumlah penemuan BTA (+) Jumlah perkiraan BTA (+) pada penduduk wilayah tertentu

×100%

Dengan target >70% selama satu tahun CDR meggambarkan cakupan

penemuan pasien baru BTA positif pada wilayah tersebut.

Perkiraan jumlah pasien baru TB BTA positif diperoleh dari perhitungan

insiden kasus TB paru BTA positif (107/100.000) dikalikan jumlah penduduk.

4. Conversion Rate (CVR) adalah Angka konversi adalah BTA positif menjadi

BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara penderita

TB paru yang diobati.

Jumlah BTA (+) menjadi BTA (−) setelah fase intensif Jumlah BTA (+)

×100 %

Dengan target > 80%, CVR berguna untuk mengetahui secara cepat hasil

pengobatan dan untuk mengetahui apakah pengwasan langsung menelan obat

dilakukan dengan benar.

Tabel Proporsi Pasien TB BTA Positif yang Ditemukan Diantara Seluruh Suspek yang Diperiksa

Periode Januari – Maret 2013

No Puskesmas

Suspek BTA(+) yang diperiksa(a)

Penemuan penderita BTA(+) (b)

Proporsi BTA(+) (5-15%)(b/a x 100%)

1. Kecamatan Menteng 433 28 6,5%2. Kelurahan Gondangdia 574 3 0,5%3. Kelurahan Pegangsaan 153 3 2%

Jumlah 1160 34 3%

34

Page 35: LPM puskes.docx

Keterangan

Dari tabel didapatkan angka proporsi TB Kecamatan sebesar 6,5% memenuhi target

dalam rentang 5-15%. Selain itu, dari tabel didapatkan pula angka proporsi TB yang kurang dari

target yaitu di Puskesmas Gondagdia, Puskesmas Kelurahan Pegangsaan.

Tabel Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Seluruh Pasien TB Paru Periode Januari –

Maret 2013

No Puskesmas

Jumlah seluruh pasien TB Paru (a)

Jumlah Pasien TB Paru BTA(+) (b)

Proporsi BTA(+) (>65%) (b/a x 100%)

1. Kecamatan Menteng 33 27 82%2.

Kelurahan Gondangdia 4 3 75%

3.Kelurahan Pegangsaan 4 3 75%

Jumlah 41 33 80%

(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan BTA Puskesmas Kecamatan MentengPeriode Januari - Maret 2013)

Keterangan:

Dari tabel didapatkan angka proporsi TB BTA(+) diantara seluruh pasien TB Paru sudah

memenuhi target >65% pada Kecamatan Menteng, Kelurahan Gondangdia dan Kelurahan

Pegangsaan

Tabel Angka Penemuan Penderita (CDR) TB di Wilayah Puskesmas Kecamatan

Menteng Periode Januari – Maret 2013

No PuskesmasPerkiraan BTA(+)(a)

Penemuan penderita BTA(+) (b)

CDR (>17,5%)(b/a x 100%)

1. Kecamatan Menteng 80 28 35%2. Kelurahan Gondangdia 7 3 42,8%3. Kelurahan Pegangsaan 24 3 12,5%

Jumlah 111 34 30,6%

(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan BTA Puskesmas Kecamatan MentengPeriode Januari - Maret 2013)

Keterangan : 35

Page 36: LPM puskes.docx

Karena data yang diambil adalah data selama 3 bulan, maka target untuk CDR menjadi

17,5%. Dari tabel didapatkan angka penemuan penderita se-Kecamatan Menteng telah

memenuhi target yaitusebesar 35%. Sementara untuk Puskesmas Kelurahan Gondangdia juga

sudah memenuhi target namun untuk Puskesmas Kelurahan Pegangsaan belum memenuhi

target.

Tabel Angka Konversi TB di Wilayah Puskesmas Kecamatan MentengPeriode Januari –

Maret 2013

No PuskesmasPenemuan penderita BTA (+) (a)

Penemuan penderita konversi (b)

Angka konversi TB(>80%)(b/a x 100%)

1. Kecamatan Menteng 16 11 68,75%2. Kelurahan Gondangdia 3 0 0%3. Kelurahan Pegangsaan 1 0 0%

Total 20 11 55%(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif pasien baru BTA Positif P2ML Puskesmas se-Kecamatan Menteng Periode Januari - Februari 2012)

Keterangan :

Dari tabel didapatkan angka konversi TB Kecamatan sebesar 68,75% belum memenuhi

target yaitu >80%. Selain itu, dari tabel didapatkan pula angka konversi TB yang tidak

memenuhi target >80% yaitu di Puskesmas Gondagdia sebesar 0%, Puskesmas

KelurahanPegangsaan sebesar 0%.

1.4. Pengendalian Penyakit ISPA / Pneumonia

Tujuan kegiatan pengendalian penyakit ISPA adalah penemuan pneumonia pada

balita, tatalaksana pneumonia dan menurunkan angka kematian balita. Indikator kinerja

Pengendalian Penyakit ISPA adalah persentase kasus ISPA balita <10% per tahun.

Incidence Rate kasus ISPA/Pneumonia

=

Tabel Jumlah Penderita ISPA di Wilayah se- Kecamatan Menteng

36

%100balitadan bayiJumlah

baru PneumoniaISPA / penderitaJumlah

Page 37: LPM puskes.docx

Periode Januari – Maret 2013

No. PuskesmasJumlah Penderita ISPA(a)

Jumlah Seluruh penduduk(b)

Jumlah balitab×10%

Angka kesakitan (<2,5 %)

1. Kelurahan Menteng 797 20110 2011 3,9%2. Kelurahan Cikini 479 9211 921 5,4%3. Kelurahan Kebon Sirih 816 12412 1241 6,5%4. Kelurahan Gondangdia 474 5451 545 8,6%5. Kelurahan Pegangsaan 869 21125 2112 4,1%

Jumlah 3435 68309 6230 5%

Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Menteng Periode Januari 2013

Keterangan :

Karena data yang diambil adalah data selama 3 bulan, maka target menjadi 2,5%. Dari

tabel 1.17 Persentase kasus ISPA pada balita di wilayah kecamatan Menteng periode Januari–

Maret 2013 di daerah tersebut melebihi target yaitu 3,9% dimana target yang ditentukan. Dari

tabel didapatkan angka penemuan penderita ISPA yang tidak sesuai target <2,5% yaitu

Kelurahan Cikini sebesar 5,4%, Kelurahan Kebon Sirih sebesar 6,5%, Kelurahan Gondangdia

sebesar 8,6%, Kelurahan Pegangsaan sebesar 4,1%.

1.5. Identifikasi Masalah

Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung merupakan suatu sub-sistem

Puskesmas, untuk mendukung prasarana tersebut dibutuhkan beberapa fungsi yaitu:

1. Proporsi pasien TB Paru BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa

di Puskesmas Kecamatan Menteng pada Periode Januari – Maret 2013 adalah 6,5%.

2. Proporsi pasien TB Paru BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa

di Puskesmas Kelurahan Gondangdia pada Periode Januari – Maret 2013 adalah 0,5%.

3. Proporsi pasien TB Paru BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa

di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan pada Periode Januari – Maret 2013 adalah 2%.

4. Proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara seluruh Pasien TB Paru di Puskesmas

Kecamatan Menteng pada periode Januari – Maret 2013 adalah 82%.

37

Page 38: LPM puskes.docx

5. Proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara seluruh Pasien TB Paru di Puskesmas

Kecamatan Gondangdia pada periode Januari – Maret 2013 adalah 75%.

6. Proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara seluruh Pasien TB Paru di Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan pada periode Januari – Maret 2013 adalah 75%.

7. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Menteng periode

Januari – Maret 2013sebesar 35%.

8. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kelurahan Gondangdia

periode Januari – Maret 2013sebesar 42,8%.

9. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan periode

Januari – Maret 2013sebesar 12,5%.

10. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kecamatan Menteng periode Januari - Maret 2013

sebesar 68,75%.

11. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gondangdia periode Januari - Maret 2013

sebesar 0%.

12. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan periode Januari –Maret 2012

sebesar 0%.

13. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan

MentengPeriode Januari –Maret 2013 sebesar 5%.

14. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di Wilayah Puskesmas Kelurahan

GondangdiaPeriode Januari –Maret 2013 sebesar 8,6%.

15. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan Periode Januari –Maret 2013 sebesar 4,1%.

16. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cikini

Periode Januari –Maret 2013 sebesar 5,4%.

17. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon

Sirih Periode Januari –Maret 2013 sebesar 6,5%.

1.5.1. Rumusan Masalah

38

Page 39: LPM puskes.docx

Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas se-Kecamatan Menteng

maka dipilih program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan membandingkan nilai

kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed),

selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga

masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari Program P2ML di puskesmas

adalah sebagai berikut :

1. Proporsi pasien TB Paru BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa

di Puskesmas Kelurahan Gondangdia pada Periode Januari – Maret 2013 adalah 0,5%, belum

mencapai target 5-15%.

2. Proporsi pasien TB Paru BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa

di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan pada Periode Januari – Maret 2013 adalah 2%, belum

mencapai target 5-15%.

3. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan periode

Januari – Desember 2012 sebesar 12,5% kurang dari target >17,5 %.

4. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gondangdia periode Januari –Maret 2013

sebesar 68,75% belum memenuhi target 80%.

5. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gondangdia periode Januari –Maret 2013

sebesar 0%

6. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gondangdia periode Januari –Maret 2013

sebesar 0%

7. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di Wilayah se-Kecamatan MentengPeriode

Januari –Maret sebesar 5%.melebihi target < 2,5 %.

8. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di WilayahKelurahan CikiniPeriode

Januari –Maret sebesar 5,4%.melebihi target < 2,5 %.

9. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di WilayahKelurahan Kebon SirihPeriode

Januari –Maret sebesar 6,5%.melebihi target < 2,5 %.

10. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di WilayahKelurahan GondangdiaPeriode

Januari –Maret sebesar 8,6%.melebihi target < 2,5 %.

11. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di WilayahKelurahan PegangsaanPeriode

Januari –Maret sebesar 4,1%.melebihi target < 2,5 %.

BAB II

39

Page 40: LPM puskes.docx

SIMPULAN DAN SARAN

2.1 SIMPULAN

Terdapat satu program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Menteng yang dievaluasi

yaitu program P2ML (Pengendalian Penyakit Menular Langsung). Berdasarkan data yang

didapatkan dari Puskesmas Kecamatan Menteng didapatkan 11 masalah yang teridentifikasi, dan

dari hasil evaluasi dan diskusi didapatkan dua prioritas masalah selama periode Januari –Maret

2013 yaitu ;

1. Angka konversi kasus baru (Case Conversion Rate) TB Paru di Puskesmas Kecamatan

Menteng pada periode Januari – Maret 2013 sebesar 68,75% belum memenuhi target 80%.

2. Angka konversi kasus baru (Case Conversion Rate) TB Paru di wilayah Puskesmas

Kelurahan Gondangdia dan di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan periode Januari-Maret

2013 sebesar 0%.

Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari

Ishikawa (fishbone) di dapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas. Setelah

ditemukan akar-akar masalah setiap program, didapatkan akar penyebab masalah yang dominan

serta alternatif cara pemecahan masalah, yaitu:

1. Terbatasnya jumlah petugas kesehatan yang tersedia.

2. Kurangnya pelatihan khusus bagi petugas kesehatan terkait untuk program deteksi TB paru

3. Tidak adanya format untuk menjadi acuan dalam penyusunan laporan program deteksi TB

paru.

4. Jumlah petugas kesehatan yang kurang

5. Kurangnya edukasi mengenai prinsip dan tatacara pengobatan TB paru.

2.2 SARAN

Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau

direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Penjaringan sebagai berikut:

1. Meningkatkan sosialisasi program TB paru pada petugas kesehatan.

2. Meningkatkan intensitas dan kualitas penyuluhan yang diberikan oleh petugas

kesehatan dan kader.

40

Page 41: LPM puskes.docx

3. Memberian penjelasan yang lengkap kepada pasien tentang penyakit TB Paru.

4. Meningkatkan pengetahuan Pengawas Minum Obat (PMO)

5. Menambah jumlah petugas kesehatan di Puskesmas.

41