l.pp bo buncis

19
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN “Pengaruh pemberian bahan organik terhadap pertumbuhan buncis OLEH : PUTRI IRENE KANNY 05081001002 Kelompok 3

Upload: putri-irene-kanny

Post on 04-Jul-2015

352 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: L.PP BO BUNCIS

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN

“Pengaruh pemberian bahan organik terhadap pertumbuhan buncis ”

OLEH :

PUTRI IRENE KANNY

05081001002

Kelompok 3

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIANPROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SRIWIJAYA

2010

Page 2: L.PP BO BUNCIS

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberian bahan organik ke dalam tanah memberikan dampak yang baik  terhadap

tanah, tempat tumbuh tanaman. Tanaman akan memberikan respon yang positif apabila

tempat tanaman tersebut tumbuh memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan dan

perkembangannya.

Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah menyediakan zat pengatur

tumbuh tanaman yang memberikan keuntungan bagi pertumbuhan tanaman seperti

vitamin, asam amino, auksin dan giberelin yang terbentuk melalui dekomposisi bahan

organik (Brady, 1990).

Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah mengandung karbon yang tinggi.

Pengaturan jumlah karbon di dalam tanah meningkatkan produktivitas tanaman dan

keberlanjutan umur tanaman karena dapat meningkatkan kesuburan tanah dan penggunaan

hara secara efisien. Selain itu juga perlu diperhatikan bahwa ketersediaan hara bagi

tanaman tergantung pada tipe bahan yang termineralisasi dan hubungan antara karbon dan

nutrisi lain (misalnya rasio antara C/N, C/P, dan C/S) (Delgado dan Follet, 2002).

Penggunaan bahan organik telah terbukti banyak meningkatkan pertumbuhan

tanaman. Hasil penelitian Duong et al. (2006) yang memberikan kompos berupa jerami

pada tanaman padi sudah memberikan pengaruh setelah 30 hari diaplikasikan. Selain itu,

juga ditemukan dampak positif lain seperti meningkatkan ketersediaan makro dan

mikronutrien bagi tanaman (Aguilar et al., 1997)

Kacang buncis (Phaseolus vulgaris .L.) berasal dari Amerika, sedangkan kacang

buncis tipe tegak (kidney-bean) atau kacang jago adalah tanaman asli lembah Tahuaacan-

Page 3: L.PP BO BUNCIS

Meksiko. Penyebarluasan tanaman buncis dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad 16.

Daerah pusat penyebaran dimulai di Inggris (1594), menyebar ke negara-negara Eropa,

Afrika, sampai ke Indonesia.

Pembudidayaan tanaman buncis di Indonesia telah meluas. Tahun 1961-1967 luas

areal penanaman buncis di Indonesia sekitar 3.200 hektar, tahun 1969-1970 seluas 20.000

hektar dan tahun 1991 mencapai 79.254 hektar dengan produksi 168.829 ton. Daerah yang

sejak lama menjadi sentra pertanaman buncis antara lain Kotabatu (Bogor), Pengalengan

dan Lembang (Bandung) dan Cipanas (Cianjur).

Kacang Buncis (Phaseolus Vulgaris L.) berasal dari Amerika, sedangkan kacang

buncis tipe tegak (kidney bean) atau kacang jogo adalah tanaman asli lembah Tahuacan-

Meksiko.Penyebarluasan tanaman buncis dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad

16.Daerah pusat penyebaran dimulai di Inggris (1594), menyebar ke negara-negara Eropa,

Afrika, sampai ke IndonesiaPembudidayaan tanaman buncis di Indonesia telah meluas ke

berbagai daerahahun 1961-1967 luas areal penanaman buncis di Indonesia sekitar 3.200

hektar, tahun 1969-1970 seluas 20.000 hektar dan tahun 1991 mencapai 79.254 hektar

dengan produksi 168.829 ton] Peningkatan produksi buncis mempunyai arti penting dalam

menunjang peningkatan gizi masyarakat, sekaligus berdaya guna bagi usaha

mempertahankan kesuburan dan produktivitas tanahKacang buncis merupakan salah satu

sumber protein nabati yang murah dan mudah dikembangkan.[Daerah penghasil buncis

banyak terdapat di daerah Jambi, Bengkulu, Jawa Barat, dan Lampung.

B. Tujuan

Untuk mengetahui respon pertanaman buncis terhadap perlakuan pemberian bahan

organik

Page 4: L.PP BO BUNCIS

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) termasuk sayuran polong semusim divisi

spermatophyta, sub-divisi angiospermae, kelas dicotyledoneae, kelas dicotyledoneae, ordo

leguminales, famili Leguminocea, sub-family papillionaceae, genus phaseolus berumur

pendek (Cahyono, 2007) dan merupakan tanaman budidaya penting untuk pangan

(Rubyogo dkk., 2004).

Tanaman ini bukan tanaman asli Indonesia melainkan tempat asal primernya adalah

Meksiko Selatan dan Amerika Tengah, sedangkan daerah sekunder adalah Peru, Equador,

dan Bolivia (Maesen dan Sadikin, 1992) dan menyebar ke negaranegara Eropa sampai ke

Indonesia dan sering disebut snap beans atau french beans

(hhtp://www.plantamor.com/spedtail.php?recid=982, 2008).

Buncis bentuknya semak atau perdu terdiri dua tipe pertumbuhan yaitu tipe

merambat (indeterminate) mencapai tinggi tanaman ± 2 m (Cahyono, 2007) bahkan dapat

mencapai 2.4 m (Ashari, 1995) dan lebih dari 25 buku pembungaan (Rubatzky, 1997)

sehingga memerlukan turus untuk pertumbuhannya (Setiawan, 1993) dan tipe

tegak/pendek (determinate) tinggi tanaman antara 30-50 cm (Cahyono, 2007) dengan

jumlah buku sedikit dan pembungaannya terbentuk di ujung batang utama (Rubatzky,

1997).

Pertumbuhan dan produktivitas buncis dipengaruhi oleh berbagai faktor kondisi

iklim lingkungan tumbuh. Umumnya tanaman buncis ditanam di dataran tinggi 1.000-

1.500 m dpl dengan iklim kering (Nainggolan, 2001) dan sudah diuji di dataran medium

300-760 m dpl di Tapanuli Selatan (Bangun dkk., 2001) dan bisa jadi dapat ditanam di

dataran rendah di bawah 300 m dpl (Cahyono, 2007) dan pernah ditanam 200-300 m dpl

Page 5: L.PP BO BUNCIS

ternyata hasilnya memuaskan (hhttp://www.plantamor.com.php?recid=982, 2008). Ketiga

medium tersebut tergantung jenis varietas dan tipe pertumbuhannya. Agar optimum

pertumbuhan dan hasil tanaman buncis rata-rata suhu udara yang dibutuhkan 20-250C,

kelembaban udara 50-60% (Cahyono, 2007), cahaya matahari 400-800 feetcandle

(http://www.spt01.tripod.com/kacang_buncis.htm, 2008). Curah hujan 1.500- 2.500

mm/tahun (Cahyono, 2007) dan rata-rata 250-450 mm/bulan (Sentra Informasi Iptek,

2008). Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman buncis adalah tanah andosol dan regosol

yang terdapat di daerah pengunungan (hhtp://www.plantamor.com/spedtail.php?recid=982,

2008), menghendaki Ph tanah 5.5-6.0, gembur dengan tekstur tanah liat, liat berpasir

(Thompson dan Kelly, 1957) dan lempung berliat dengan suhu tanah rata-rata 18-300C

(Sentra Informasi Iptek, 2008).

A. Sistematika

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Upafamili : Faboideae

Genus : Phaseolus

Spesies : Phaseolus vulgaris L

Page 6: L.PP BO BUNCIS

B. Botani

Bunga tanaman buncis tergolong bunga sempurna atau berkelamin dua

(hermaprodit), ukurannya kecil, bentuk bulat panjang (silindris) berukuran ± 1 cm

(Cahyono, 2007) dan tumbuh dari cabang yang masih muda atau pucuk-pucuk muda

berwarna putih, merah jambu dan ungu (Tindall, 1983). Bunga menyerbuk sendiri dengan

bantuan angin dan serangga (Rubatzky, 1997). Polong bentuknya ada yang pipih lebar

memanjang ± 20 cm, bulat lurus dan pendek ± 12 cm dan bulat panjang ± 15 cm. Susunan

polong bersegmen-segmen dengan jumlah biji 5- 14/polong. Ukuran dan warna polong

bervariasi tergantung kepada jenis varietas.

Biji berukuran agak besar, bentuknya bulat lonjong dan pada bagian tengah

melengkung (cekung), berat 100 biji 16-40.6 g berwarna hitam (Cahyono, 2007 dan Sentra

Informasi Iptek, 2008). Bagian dari komponen pertumbuhan dan produksi tanaman buncis

sangat bervariasi sesuai dengan kondisi masing-masing varietas.

Page 7: L.PP BO BUNCIS

BAB IIIPELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini di laksanakan pada waktu 14.30-16.00WIB pada hari Jum`at, 1-10-

2010 s/d 26-11-2010 Lahan Juruan Budidaya Pertanian, FP UNSRI

B. Bahan dan Alat

Bahan : Tanah, BO, Kapur dolomit, Pupuk kandang dan benih buncis

Alat : Polybag, Gayung dan kayu

C. Cara Kerja

1. Persiapan polybag, isi polybag dengan tanah sebanyak ¾ dari polybag

2. Setelah satu minggu teburi tanah dengan pengapuran dolomit sebanyak 1 sendok

makan,

3. Buat lubang tanam sebanyak 2 buah dan diisi benih sebanyak 2 benih per lubang.

4. Amati tumbuh dan perkembangan buncis dengan parameter tinggi tanaman, jumlah

daun dan jumlah buah.

Page 8: L.PP BO BUNCIS

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tanggal/Hari

Kegiatan

Parameter yang di AmatiJumlah

Tanaman Hidup

Tinggi Tanaman

Jumlah Daun

Jumlah Buah

1-10-2010/ Jum`at

Persiapan tanah didalam polybag : dengan memasukan tanah kedalam polybag berukuran 10kg sebanyak 3/4 tanah

 

   

8-10-2010/ Jum`at

Pemberian Bahan Organik : pemberian pupuk kandang sebanyak 3 gayung (P3) dan pengapuran (Dolomit)        

15-10-2010/ Jum`at

Persiapan Tanam : Tanah di lubangi sebanyak 4 buah dan dimasukan benih di setiap lubang yang tidak terlalu dalam        

22-10-2010/ Jum`at

Pengamatan Tanaman Buncis hari ke-7

4 buah

1. 11 cm 1. 2 bh 1. -2. 9.5 cm 2. 2 bh 2. -3. 10 cm 3. 2 bh 3. -4. 9.5 cm 4. 2 bh 4. -

29-10-2010/ Jum`at

Pengamatan Tanaman Buncis hari ke-14

4 buah

1. 19,5cm 1. 4 bh 1. -2. 19,5 cm 2. 10 bh 2. -3. 20 cm 3. 9 bh 3. -4. 20 cm 4. 5 bh 4. -

5-11-2010/ Jum`at

Pengamatan Tanaman Buncis Hari Ke-21

buah

1. 150 cm 1. 65 bh 1.2. 145 cm 2. 57 bh 2.

12-11-2010/ Jum`at

Pengamatan Tanaman Buncis Hari Ke-28

buah

1. cm 1. bh 1.2. cm 2. bh 2.

19-11-2010/ Jum`at

Pengamatan Tanaman Buncis Hari Ke-35

buah1. cm 1. bh 1.2. cm 2. bh 2.

Page 9: L.PP BO BUNCIS

B. Pembahasan

Pada praktikum ini di hasilkan tanaman yang baik, baik dari bahan organik,

pengapuran untuk menunjang tanaman benih semakin baik berkembang. Pada perlakuan

P3 yaitu pemberian pupuk kandang sebanyak 3 gayung dan di campur dengan tanah yang

telah diberi pengapuran sebelumnya agar pH tanah menjadi baik bagi syarat tumbuh

buncis.

Mengapa pengapuran diberi waktu beberapa hari sebelum penanama? Karena agar

kapur ini dapat bereaksi dengan tanah dan dapat menurunkan pH tanah yang ada secara

langsung dan adapun mengapa dimasukan 2-4 benih didalam tanah agar, jika tanaman

yang satu mati maka yang lain hidup dapat saling menutupi dari kuntitas tanaman hanya

diperlukan 2 buah tanaman yang baik.

Pertumbuhan buncis bisa dikatakan tumbuh dengan baik, dari perlakuan ini terbukti

pertambahan tinggi tanaman dan ciri-ciri dari daun hingga tumbuh bunga terlihat setiap

minggu mengalami kenaikan, mungkin pada hal ada hama yang berada disekitar tanaman

tetapi ini menjadi faktor pembatas tanaman.

Bahan organik yang berasal dari sisa tanaman mengandung bermacam- macam

unsur hara yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tanaman jika telah mengalami

dekomposisi dan mineralisasi. Sisa tanaman ini memiliki kandungan  unsur hara yang

berbeda kualitasnya tergantung pada tingkat kemudahan dekomposisi serta

mineralisasinya. Unsur hara yang terkandung dalam sisa bahan tanaman baru bisa

dimanfaatkan kembali oleh tanaman apabila telah mengalami dekomposisi dan

mineralisasi.

Page 10: L.PP BO BUNCIS

Menurut Brady (1990), gula, protein sederhana adalah bahan yang mudah

terdekomposisi, sedangkan lignin yang akan lambat terdekomposisi. Secara urutan,

kemudahan bahan yang untuk terdekomposisi adalah sebagai berikut:

1. Gula, zat pati, protein sederhana mudah terdekomposisi

2. Protein kasar

3. Hemiselulosa

4. Selulosa

5. Lemak

6. Lignin, lemak, waks, dll

Sangat lambat terdekomposisi Kemudahan dekomposisi bahan organik berkaitan

erat dengan nisbah kadar hara. Secara umum, makin rendah nisbah antara kadar C dan N di

dalam bahan organik, akan semakin mudah dan cepat mengalami dekomposisi. Oleh

karena itu, untuk mempercepat dekomposisi bahan organik yang memiliki nisbah C dan N

tinggi sering ditambahkan pupuk nitrogen dan kapur untuk memperbaiki perbandingan

kedua hara tersebut serta menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik bagi

dekomposer. Selain itu, kandungan bahan juga mempengaruhi proses pengomposan.

Selama proses dekomposisi bahan organik, terjadi immobilisasi dan mobilisasi

(mineralisasi) unsur hara. Immobilisasi adalah perubahan unsur hara dari bentuk anorganik

menjadi bentuk organik yaitu terinkorporasi dalam biomassa organisme dekomposer.

Sedangkan mineralisasi terjadi sebaliknya.

Kedua kegiatan ini tergantung pada proporsi kadar hara dalam bahan organik.

Immobilisasi nitrogen secara netto terjadi bila nisbah antara C dan N bahan organik lebih

dari 30, sedangkan mineralisasi netto terjadi bila nisbahnya kurang dari 20. Jika nisbahnya

antara 20 hingga 30 maka terjadi kesetimbangan antara mineralisasi dan immobilisasi.

Page 11: L.PP BO BUNCIS

Immobilisasi dan mineralisasi tidak hanya terjadi pada unsur nitrogen, tapi juga terjadi

pada unsur lain. Pada saat terjadi immobilisasi tanaman akan sulit menyerap hara karena

terjadi persaingan dengan dekomposer. Oleh karena itu, pemberian pemberian bahan

organik perlu memperhitungkan kandungan hara dalam bahan organik tersebut. Bahan

organik yang memiliki nisbah C dan N rendah, lebih cepat menyediakan hara bagi

tanaman, sedangkan bila bahan organik memiliki nisbah C dan N yang tinggi akan

mengimmobilisasi hara sehingga perlu dikomposkan terlebih dahulu.

Page 12: L.PP BO BUNCIS

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

1. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) termasuk sayuran polong semusim

2. Bahan organik yang berasal dari sisa tanaman mengandung bermacam- macam

unsur hara yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tanaman jika telah mengalami

dekomposisi dan mineralisasi

3. Dari hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman buncis bahwa

bahan organik dapat berpengaruh terhadap tanaman.

4. Pengapuran dolomit diberikan pada 1 minggu sebelum tanam agar tanah dapat

bereaksi dengan kapur sehingga pH tanah dapat netral.

5. Pengapuran tanah terdapat dua jenis kapur yaitu dolomit dan kalsit.

2. Saran

1. Pada saat pengapuran selain tidak dianjurkan langsung tanam juga tidak

dianjurkan di beri air, karena akan mengakibatkan runoff pada kapur.

2. Sebaiknya jarak antar tanaman satu dengan yang lain tidak begitu dekat, karena

akan mengakibatkan pemanjangan yang tidak sesuai harapan.

3. Pada saat pemeliharaan bukan hanya dilakukan penyiraman tanaman, tetapi uga

pembersihan hama, gulma, penyulaman dan pembunbunan.

Page 13: L.PP BO BUNCIS

DAFTAR PUSTAKA

The alternative cancer tretmen. 2010. Budidaya buncis. www.yahoo.com

http://wahyuaskari.wordpress.com/umum/pengaruh-bahan-organik-terhadap-tanaman/

http://naturindonesia.com/tanaman-pangan.html (diundu pada: 09-12-2010)

http://spt01.tripod.com/kacang_buncis.htm (diundu pada: 09-12-2010)

www.suaramedia.com/Budiadaya (diakses 09-10-2010)