ltm 5 - prinsip kerja kolom pada kromatografi gas (kromatografi gas)
TRANSCRIPT
Kromatografi Gas
Prinsip Kerja Kolom pada Kromatografi Gas
Oleh Anissa Permatadietha Ardiellaputri, 1006661203 (Kelompok 3)
Dasar pemisahan secara kromatografi gas adalah penyebaran cuplikan di antara dua
fasa. Dalam kromatografi gas, fase bergerak atau mobile phase adalah pembawa gas, biasanya
gas inert seperti helium atau gas yang tidak reaktif seperti nitrogen. Fase stasioner
mikroskopis cairan atau lapisan polimer pada dukungan solid inert, dalam sepotong tabung
kaca atau logam yang disebut kolom. Alat yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas
disebut gas kromatograf (aerograph atau gas pemisah).
Gambar 1. Instrumen kromatografi gas
(Sumber. www. chem-is-try.org, diakses pada tanggal 17 Juli 2011, pukul 19.23)
Bila fasa diam yang dipakai bersifat polar maka zat-zat yang bersifat nonpolar akan
terpisah terlebih dahulu karena zat yang bersifat polar terikat kuat pada fasa diam (kolom).
Sebaliknya bila fasa diam yang dipakai bersifat nonpolar maka zat-zat yang bersifat polar
akan terpisah terlebih dahulu dan zat yang bersifat nonpolar akan terikat kuat oleh fasa diam.
I. Tipe-tipe kolom pada kromatograf
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya terdapat fase
diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen sentral pada GC. Bentuk dari kolom
dapat lurus, bengkok (berbentuk V atau W), dan kumparan atau spiral. Biasanya bentuk dari
kolom adalah kumparan. Kolom selalu berbentuk tabung. Tabung ini dapat terbuat dari :
Tembaga (murah dan mudah diperoleh)
Plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi.
Kimia Analitik 1
Kromatografi Gas
Baja (stainless steel), (mahal)
Alumunium atau kaca
Ada 2 jenis kolom pada kromatografi gas yaitu kolom kemas (packed column) dan kolom
kapiler (open tubular column/capillary column).
a. Kolom kemas (packed column)
Kolom kemas terbuat dari stainless steel atau gelas dengan garis tengah 3-6 mm dan
panjang 1-5 m. Kolom diisi dengan serbuk zat padta halus atau zat padat sebagai zat
pendukung yang dilapisi zat cair kental yang sukar menguap sebagai fasa diam. Jenis
kolom pak ini lebih disukai untuk tujuan preparative karena dapat menampung
jumlah cuplikan yang banyak.
b. Kolom kapiler (open tubular column/capillary column)
Kolom terbuka (kolom kapiler) lebih panjang dan lebih kecil
daripada kolom pak. Diameter kolom terbuka berkisar antara 0,1-
0,7 mm dan panjangnya berkisar antara 15-100 m. Untuk
mempermudah penyimpanannya, biasanya kolom terbuka dibentuk
spiral dengan garis tengah 18 cm.
Tabel 1. Perbedaan Kolom kemas dan kolom kapiler
Parameter Kolom kemas Kolom kapiler
Tabung Baja tahan karat
(stainless steel)
Silika (SiO3) dengan kemurnian
tinggi (kandungan logam < 1 ppm)
Panjang 1 - 5 m 5 - 60 m
Diameter dalam 2 – 4 mm 0,1 – 0,53 mm
Jumlah lempeng/meter 1000 5000
Total lempeng 5000 300.000
Tebal lapisan lilin 10 mikron 0,05 - mikron
Resolusi rendah Tinggi
Kecepatan aliran (mL/mnt) 10-60 0,5 – 1,5
Kapasitas 10 µg /puncak <100 µg /puncak
Kolom pak mengandung zat cair kental yang sukar menguap yang dilapiskan pada
partikel yang tidak bereaksi yang disebut zat padat pendukung. Zat padat pendukung harus
berupa partikel halus, kuat dan berbentuk sama serta memiliki luas permukaan besar serta
tidak boleh berinteraksi dengan solut. Fasa diam yang sering digunakan dalam kromatografi
Kimia Analitik 2
Kromatografi Gas
gas berbentuk zat cair kental yang sukar menguap. Jumlah fasa diam yang digunakan
dinyatakan dalam persen zat padat pengdukung. Jumlah yang umum berkisar antara 2-10%,
jika fasa diam melebihi 30% dari zat padat pendukung maka efisiensi kolom mulai berkurang.
Gambar 2. Jenis kolom kromatografi gas
(Sumber. www.kimorunpad.110mb.com, diakses pada tanggal 17 Juli 2011, pukul 21.02)
II. Fase diam (stationary phase)
Fasa stasioner dalam GC adalah cairan, tetapi cairan itu tidak boleh dibiarkan bergerak-
gerak di dalam tabung. Pada GC, fase cair diam dilapiskan atau terikat pada bahan
pendukung. Pada kolom kemasan konvensional, fase cair diam disertakan ke partikel-partikel,
sedang pada kolom kapiler menjadi dinding bagian dalam dari tabung. Fungsi dari bahan
pendukung padat adalah untuk menahan fase diam dalam bentuk merata dengan baik untuk
menyediakan bidang sentuhan seluas mungkin antara gas dan fase cair, sehingga dapat terjadi
partisi antara fase gas bergerak dan fase cair diam. Contoh sejumlah bahan pendukung yang
tepat adalah diatomite (diatomaceous earth, Kieselguhr), , bubuk flourcarbon dan karbon
hitam grafit. Lebih dari 90% dari kemasan kolom GC menggunakan diatomaceous earth
(tanah diatomae) yang terdiri dari tulang/rangka diatom, alga sel tunggal.
Pemilihan fase cair (fase diam untuk GC) mengikuti aturan umum dari fase cair yang
serupa untuk sampel yang serupa. Dengan begitu seseorang memilih fase diam non-polar
untuk sampel non-polar dan fase diam polar untuk sampel polar.
III. Temperatur kolom (column temperature)
Suhu kolom yang terdapat dalam oven, dikendalikan secara elektronis. Tingkat di mana
sampel melewati kolom berbanding lurus dengan temperatur kolom. Semakin tinggi suhu,
semakin cepat sampel bergerak melalui kolom. Namun, sampel bergerak lebih cepat melalui
kolom, semakin sedikit berinteraksi dengan fase diam, maka pemisahan kurang maksimal.
Kimia Analitik 3
Kromatografi Gas
Temperatur kolom dapat bervariasi antara 50 oC sampai 250 oC. Temperatur kolom lebih
rendah daripada gerbang injeksi pada oven, sehingga beberapa komponen campuran dapat
berkondensasi pada awal kolom. Mengurangi suhu kolom akan menghasilkan tingkat terbesar
pemisahan, tetapi dapat mengakibatkan waktu retensi menjadi sangat panjang. Kolom akan
memulai pada temperatur rendah dan kemudian terus menerus menjadi lebih panas dibawah
pengawasan komputer saat analisis berlangsung (temperature programming).
IV. Proses pemisahan pada kolom kromatografi gas
Cara kerja kromatografi gas adalah larutan yang akan dianalisis dimasukkan ke dalam
mulut kolom (injeksi). Komponen-komponen berdistribusi diantara dua fasa. Penambahan
fasa gerak (eluen) berfungsi untuk mendesak pelarut yang mengandung bagian cuplikan turun
ke bawah bagian kolom. Oleh karena itu, perpindahan komponen hanya dapat terjadi dalam
fasa gerak. Kecepatan rata-rata perpindahan suatu komponen tergantung pada waktu yang
diperlukan fasa itu, yaitu ada komponen yang suka berada dalam fasa diam dan ada
komponen yang suka berada pada fasa gerak. Perbedaan sifat ini menyebabkan komponen-
komponen campuran memisah. Bila suatu detektor yang peka terhadap komponen-komponen
tersebut ditempatkan di ujung kolom, maka sinyalnya diplot sebagai fungsi waktu dan akan
diperoleh sejumlah waktu. Plot ini disebut dengan kromatogram yang berguna untuk analisis
kualitatif dan kuantitatif.
Ada beberapa kemungkinan yang terjadi pada analit (molekul tertentu) ketika
diinjeksikan ke dalam kolom. Kemungkinan yang pertama ialah molekul dapat berkondensasi
pada fase diam. Senyawa yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari temperatur kolom
secara jelas cenderung akan berkondensasi pada bagian awal kolom. Namun, beberapa bagian
dari senyawa tersebut akan menguap kembali dengan dengan jalan yang sama seperti air yang
menguap saat udara panas, meskipun temperatur dibawah 100 oC. Peluangnya akan
berkondensasi lebih sedikit selama berada didalam kolom.
Kemungkinan berikutnya ialah molekul tersebut larut dalam cairan pada permukaan fase
diam. Untuk beberapa molekul dapat larut dalam fase diam cair. Beberapa senyawa akan
lebih mudah larut dalam cairan dibanding yang lainnya. Proses dimana zat membagi dirinya
menjadi dua pelarut yang tidak bercampurkan karena perbedaan kelarutan,. Senyawa yang
lebih mudah larut akan menghabiskan waktunya untuk diserap pada fase diam, sedangkan
senyawa yang suka larut akan menghabiskan waktunya lebih banyak dalam fase gas.
Dalam sistem kromatografi, proses terbawanya komponen dalam suatu campuran oleh
fasa gerak dari ujung atas (awal) kolom sampau dengan ujung bawah (akhir) kolom disebut
Kimia Analitik 4
Kromatografi Gas
dengan waktu retensi (retention time). Setiap senyawa memiliki waktu retensi yang berbeda.
Untuk senyawa tertentu, waktu retensi sangat bervariasi dan bergantung pada:
Titik didih senyawa. Senyawa yang mendidih pada temperatur yang lebih tinggi
daripada temperatur kolom, akan menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk
berkondensasi sebagai cairan pada awal kolom. Dengan demikian, titik didih yang
tinggi akan memiliki waktu retensi yang lama.
Kelarutan dalam fase cair. Senyawa yang lebih mudah larut dalam fase cair, akan
mempunyai waktu lebih singkat untuk dibawa oleh gas pembawa. Kelarutan yang
tinggi dalam fase cair berarti memiiki waktu retensi yang lama.
Temperatur kolom. Temperatur tinggi menyebakan pergerakan molekul-molekul
dalam fase gas, baik karena molekul-molekul lebih mudah menguap, atau karena
energi atraksi yang tinggi cairan sehingga tidak akan lama tertambatkan. Temperatur
kolom yang tinggi mempersingkat waktu retensi untuk segala sesuatunya di dalam
kolom.
Untuk suatu kolom, waktu yang diperlukan oleh suatu komponen untuk
bermigrasi, sangat bergantung pada kesetimbangan distribusi komponen
itu.
K=C s
CM
Suatu komponen akan mengalami migrasi dalam kolom apabila komponen itu berada fasa
gerak, sehingga laju migrasi komponen (v) merupakan fraksi kecepatan linier fasa gerak (u)
yang secara matematis dapat dinyatakan:
v=u ×( tR
tM)
Fraksi waktu komponen yang dihabiskan untuk berada dalam fasa gerak (tR/tM) akan sama
dengan rasio jumlah mol rata-rata komponen yang berada dalam fasa gerak terhadap jumlah
mol total komponen dalam kolom, sehingga dengan mempertimbangkan koefisien distribusi K
= CS/CM, hubungan antara waktu retensi dengan koefisien distribusi dapat dinyatakan sebagai:
1tR
= 1tM
×1
[1+K ( V S
V M)]
Kimia Analitik 5
...(1)
...(2)
...(3)
Kromatografi Gas
Waktu retensi tergantung pada panjang dan diameter kolom, jenis dan jumlah dari fasa cair,
suhu kolom, kecepatan aliran dan jenis dari gas pengangkut.
DAFTAR PUSTAKA
D.A. Skoog, et.al.,Fundamental of Analytical Chemistry, 7th.ed., Saunders College
Publishing, 1996.
Day R.A. dan A.L. Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga
Khophar S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press
Anonim. “Kromatografi Gas-Cair”. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kromatografi_
gas-cair/ (diakses pada tanggal 17 Juli 2011, pukul 19.23)
Anonim. “Penggunaan Kromatografi Gas-Cair Untuk Menganalisis Pestisida Metidation Pada
Tomat”. http://kimorunpad.110mb.com/kfa/KROMATOGRAFI%20GAS.pdf (diakses
pada tanggal 17 Juli 2011, pukul 21.02)
Anonim. “Prinsip Kerja Kromatograsi Gas”. http://catatankimia.com/catatan/tag/prinsip-
kerja-kromatografi-gas (diakses pada tanggal 18 Juli 2011, pukul 16.44)
Kimia Analitik 6