maal edisi ke 4

110
Alamat Redaksi: AL BINAA IBS, Jl. Raya Pebayuran Kertasari Pebayuran Bekasi Jabar 17710 Telp/Fax: 021 89150720/021 89150721 Website: www.majalahalbinaa.com Email: [email protected] Sms: 085285107991- 081398176123 Penanggung Jawab: Aslam Muhsin Abidin, Lc., Pemimpin Umum: Sofyan Toha, S.Si., Pemimpin Redaksi: Agung Wahyu Adhy, Lc., Sekretaris Redaksi: Sulaeman, S.Pd., Staff Redaksi: Zaenal Arifin, Lc. ,Musthofa Aini, Lc., Nuralim, Lc., Zaenal Abidin, Lc., Saepul Anwar, S.Pd., Hasyim Nur. S.Pd. Editor: Suratman, S.Pd., Rafael Afrianto,Lc., Administrasi Keuangan: RM. Syarief Rusdy. SE., Pemasaran dan Sirkulasi: Taufiq Al Farizi, M.PFis. Ilustrator: M.S. Haromain, S. Ikom., Web: Agus Setiawan,. ST. وبركاته ورحمة ا عليكمم الس وبركاته ورحمة ا عليكمم السsalam redaksi Saudaraku pembaca yang budiman…. A lhamdulillah dengan ijin Allah l, majalah Al Binaa edisi ke empat bisa hadir kembali menyapa pembaca sekalian. Tentu menjadi keingian kita bersama agar majalah tercinta ini bisa hadir setiap bulan. Hanya qodarullah wama syaa-a fa’al kami belum bisa mewujudkannya, lantaran kelemahan dan kurangnya pengalaman kami. Namun tentu saja redaksi berusaha semaksimal mungkin untuk bisa terbit pada waktunya dengan terus berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Semoga Allah l memberikan kemudahan kepada kita semua, amin. Pembaca yang budiman…. Siapa di antara kita yang tidak mencintai nabi dan rasul? Tentu setiap kita mencintai Beliau. Karena cinta kepada Beliau merupakan prinsip keimanan yang tidak akan sempurna iman seorang muslim kecuali dengannya. Pertanyaannya adalah, seberapa besar cita kita? Sudah benarkah cinta kita? Seperti apakah cinta kita kepadanya? Bagaimanakah cara kita menumbuhkan cinta kepadanya? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut Insya Allah akan anda temukan pada beberapa rubrik yang kami sajikan pada edisi ini. Pada edisi kali ini, kami juga menyampaikan permohonan maaf karena ada beberapa rubrik yang sementara tidak kami sajikan seperti rubrik tafsir, fiqh dan ibroh. Sebagai penggantinya kami hadirkan rubrik baru yaitu manhaj dan kesehatan. Untuk anda para remaja, rubrik for syabaab masih setia menemani tentu dengan sajian-sajian yang menarik. Akhirnya, hanya kepada Allah jualah kami memohon agar diberikan kemudahan dalam menyusun majalah tercinta ini, dan diberikan istiqomah. Selamat membaca…

Upload: agussetiawan

Post on 28-Sep-2015

254 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Majalah AL Binaa edisi ke-4 vol. 1 Tahun 2015

TRANSCRIPT

  • 1 Edisi:4 Vol.1edisi ke-3 vol1

    1Alamat Redaksi:

    AL BINAA IBS, Jl. Raya Pebayuran Kertasari Pebayuran Bekasi Jabar 17710 Telp/Fax: 021 89150720/021 89150721 Website: www.majalahalbinaa.com Email: [email protected] Sms: 085285107991- 081398176123

    Penanggung Jawab: Aslam Muhsin Abidin, Lc., Pemimpin Umum: Sofyan Toha, S.Si., Pemimpin Redaksi: Agung Wahyu Adhy, Lc., Sekretaris Redaksi: Sulaeman, S.Pd., Staff Redaksi: Zaenal Arifin, Lc. ,Musthofa Aini, Lc., Nuralim, Lc., Zaenal Abidin, Lc.,

    Saepul Anwar, S.Pd., Hasyim Nur. S.Pd. Editor: Suratman, S.Pd., Rafael Afrianto,Lc., Administrasi Keuangan: RM. Syarief Rusdy. SE., Pemasaran dan Sirkulasi: Taufiq Al Farizi, M.PFis.

    Ilustrator: M.S. Haromain, S. Ikom., Web: Agus Setiawan,. ST.

    sala

    m r

    edak

    si Saudaraku pembaca yang budiman.A

    lhamdulillah dengan ijin Allah l, majalah Al Binaa edisi ke empat bisa hadir kembali menyapa pembaca sekalian. Tentu menjadi keingian kita bersama agar majalah tercinta ini bisa hadir setiap bulan. Hanya

    qodarullah wama syaa-a faal kami belum bisa mewujudkannya, lantaran kelemahan dan kurangnya pengalaman kami. Namun tentu saja redaksi berusaha semaksimal mungkin untuk bisa terbit pada waktunya dengan terus berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Semoga Allah l memberikan kemudahan kepada kita semua, amin. Pembaca yang budiman. Siapa di antara kita yang tidak mencintai nabi dan rasul? Tentu setiap kita mencintai Beliau. Karena cinta kepada Beliau merupakan prinsip keimanan yang tidak akan sempurna iman seorang muslim kecuali dengannya. Pertanyaannya adalah, seberapa besar cita kita? Sudah benarkah cinta kita? Seperti apakah cinta kita kepadanya? Bagaimanakah cara kita menumbuhkan cinta kepadanya? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut Insya Allah akan anda temukan pada beberapa rubrik yang kami sajikan pada edisi ini. Pada edisi kali ini, kami juga menyampaikan permohonan maaf karena ada beberapa rubrik yang sementara tidak kami sajikan seperti rubrik tafsir, fiqh dan ibroh. Sebagai penggantinya kami hadirkan rubrik baru yaitu manhaj dan kesehatan. Untuk anda para remaja, rubrik for syabaab masih setia menemani tentu dengan sajian-sajian yang menarik. Akhirnya, hanya kepada Allah jualah kami memohon agar diberikan kemudahan dalam menyusun majalah tercinta ini, dan diberikan istiqomah. Selamat membaca

  • Edisi:4 Vol.12

    ROSAILUKUM

    Akhi al-Qoori.rubrik ini kami siapkan untuk antum semua para pembaca yang budiman, sebagai ruang untuk menyampaikan kritik, saran, usul, komentar yang membangun demi kelangsungan majalah al binaa tercinta dan untuk menjadikan majalah lebih baik. Silakan kirim kritik, saran dan komentar antum melalui email: [email protected] atau sms ke: 081398176123 / 085285107991 dengan mencantumkan nama dan identitas diri antum.

    ROSAILUKUMMajalah albinaa masih banyak kekurangan, majalah

    ini tidak memasukkan banyak fakta unik didalamnya,

    apalagi santrinya sendiri, banyak santrinya yang

    mempunyai keahlian besar dalam dunia tulis, tetapi

    tidak di beri kesempatan di dalam majalah albinaa,

    mungkin hanya sekedar puisi atau pantun yang

    diberikan oleh majalah albinaa. @Al-Fatih Of Islam

    Red:Ahlan wa sahlan akhi Al-Fatih, jazakumullah khoiron sudah bergabung dan menyapa majalah Al Binaa. Benar sekali yang antum sampaikan, masih banyak sekali kekurangan di majalah ini. Semoga kedepan lebih baik lagi. Bagi antum yang punya bakat menulis dan ingin berkontribusi, silakan kirim ke email redaksi. Insya Allah tulisan yang sesuai dengan visi majalah akan ditampilkan. Kami tunggu tulisan antum.

    Kita melihat cahaya islam mulai redup di negeri kita

    tercinta ini. Semoga Majalah Al Binaa bisa menjadi

    cahaya baru dalam sarana Dawah dan Talim. @ Zaid

    Tsabit

    Semoga semakin cepat diupdatenya dan kalau

    bisa banyakin edisi Ilmiah nya semoga Allah selalu

    mempermudah dalam pembuatannya. Aamiin. @

    Aqil Rabbani Nurhadi

    Kalau bisa ada rubrik sendiri buat santri atau orang

    lain seperti pada elfata ada rubrik surat pembaca atau

    nasehat santri atau yang lain. Semoga bermanfaat. @

    Zahid Rabbani

    Red:Amin, semoga harapan antum semua bisa dimudahkan Allah taala. Rubrik surat pembaca sudah ada sejak edisi ke dua yaitu ROSAILUKUM, silakan dimanfaatkan.

    Alhamdulillah senang hati ini majalah al binaa sudah

    edisi 4, mau langganan bagaimna caranya ya? syukron.

    @Abu Islam

    Red:

    Ahlan wa sahlan, silakan untuk berlangganan bisa

    menghubungi bagian sirkulasi.

    Semoga majalah albinaa semakin maju kedepannya.

    Disajikan dengan tema utama yang semakin menarik

    dan juga muatan yang lebih berkualitas. Karena ini

    merupakan salah satu media dakwah islamiyyah. @

    Raihan Rakasiwi

    Alhamdulillah majalah albinaa sudah mencapai edisi

    4, dan semoga diberi kemudahan dalam edisi-edisi

    selanjutnya dari Allah dan semoga majalah albinaa

    ini bisa menjadi wadah dakwah islamiyyah dan media

    dalam menyebarluaskan islam dan Albinaa sendiri. @

    Haykal Abdi

    Ini adalah salah satu upaya kita untuk menyebarkan

    sunnah. Maka saya mendukung penuh dengan adanya

    Majalah Albinaa. Semoga dengan adanya Majalah

    Albinaa, kaum muslimin dapat belajar ilmu syari yang

    benar. @ Rival Candra Dwiansyah

    Bagi sobat-sobat sekalian yang membaca koment saya,

    tolong bertakbir 3x untuk majalah albinaa, karena

    ada kemungkinan untuk munculnya cahaya baru yang

    membantu dalam pengokohan agama ini, dan saya

    berharap mudah- mudahan semoga majalah albinaa

    berfaidah bermanfaat dalam kehidupan manusia di

    zaman iniTOLONG BILANG AMIIN@ Anfal Fami

    Faqoth

    Red:Jazakumullah khoiron atas dukungan dan support dari antum semua. Ini menjadi modal kami untuk bisa istiqomah dalam meneribitkan edisi-edisi berikutnya.

  • 3 Edisi:4 Vol.1

    DAFTAR ISIEdisi ke-4 vol 1

    TELADAN SALAF

    RESENSI BUKU

    FATAWA ULAMA

    KISAH MEREKA

    TIPS KESEHATAN

    42

    47

    50

    54

    64

    72

    97

    110

    FOR SYABAB

    REPORTASE SANTRI

    MIMBAR SANTRI

    [email protected]

    Redaksi Majalah Albinaa

    Redaksi Majalah Albinaa

    Pendidikan Karakter

    Curang Saat Ujian

    Aku dan Diariku

    Waspada Demam Berdarah Dengue

    Akhwat Lolipop, Oke Fine Kita Putus, Islam is Beautiful, Agar Ukhuwah Awet dan Berkah

    Mukhoyam Tarbawy IX

    Kemerdekaan

    Salaf dan kekhawatiran mereka terhadap ketenaran

    MANHAJ

    AQIDAH

    PENDIDIKAN

    HADITS

    4

    9

    SIROH 36

    16

    23

    SAINS 30

    Maka Kemana Kamu akan Pergi Fa Aina Tadzhabun

    Menumbuhkan cinta kepada Sang Kekasih

    Manajemen Cinta

    Rahasia terjadinya Hujan Menurut Al Quran

    Awal Dakwah Rasul & Penerima Dakwah Paling Awal

    Menyinergikan Pendidikan

  • Edisi:4 Vol.14

    MANHAJ

    Makna Fa Aina Tadzhabun

    Kalimat di atas tampak secara sekilas seolah susunan kalimat yang sangat biasa dan sederhana bila dilihat dari struktur maupun lafalnya. Diawali dengan huruf fa , dilanjutkan dengan kata tanya aina" yang berarti di mana, dan diakhiri dengan tadzhabun yaitu kata kerja untuk kata ganti antum (jamak). Kalau diartikan secara harfiah, maka kita dapatkan maknanya, maka, ke mana kamu akan

    pergi ?" Namun, susunan kalimat ini bukanlah diambil dari sumber sembarangan atau ucapan seseorang, apalagi hanya untuk contoh gramatika bahasa Arab saja. Ini adalah kalamullah , firman Allah l dalam surat at-Takwir ayat: 26. Sehingga, tidak dengan mudah dan begitu saja bisa kita artikan secara kata per kata dan hanya melihat apa yang tampak secara dhahir semata.

    Kamu Akan Pergi?Maka ke Mana

    Oleh: Aslam Muhsin Abidin, Lc.

  • MANHAJ

    5 Edisi:4 Vol.1

    Kandungan MaknaSebelum ayat fa aina tadzhabun, ada gugusan ayat dalam surat at-Takwir yang mengawali rangkaian di mana Allahk menjelaskan tentang hujjah Al-Quran yang selama ini saat pertama Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad n ditolak mentah-mentah oleh orang-orang kafir Quraisy. Di antara gugusan ayat-ayat sebelumnya, bisa dijelaskan dalam pointer berikut ini.1. Dimulai dengan bagaimana proses kiamat itu terjadi: matahari telah digulung, bintang-bintang berjatuhan, gunung-gunung diterbangkan, onta-onta bunting berguguran, hewan-hewan liar dikumpulkan, air laut membludak, semua manusia dipilah-pilah, bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya karena dosa apakah bayi-bayi perempuan itu dibunuh, ketika lembaran-lembaran catatan amal dibagi-bagikan, ketika langit dilepas

    ikatannya, ketika api Neraka Jahim dinyalakan, ketika Surga didekatkan

    kepada orang-orang yang taat kepada Allah dan bertauhid, saat itu manusia baru menyadari akan amal apa yang telah ia kerjakan di dunia.2. Kemudian dengan perkasanya bagaimana Allah k bersumpah dengan bintang-bintang di langit yang bersinar dan berkelip di malam hari dan menghilang saat fajar dan siang menjelang. Bintang-bintang ini bukan hanya datang dan pergi sesuka hati tetapi menuruti perintah Al-Kholiq Rabbul alamin. Bagaimana Allah l bersumpah dengan gelapnya sang malam bila telah datang dan bersumpah dengan pagi saat menyapa dunia dengan sinarnya. Semua itu dan sunnatullah yang lainnya menunjukkan tentang qudrah dan iradah Allah k yang sangat perkasa dan tidak terbatas. 3. Selanjutnya, Sang Pencipta

  • Edisi:4 Vol.16

    Rabbul alamin melanjutkan hujjah yang begitu nyata dan terang tersebut dengan qudrah dan irodah yang lain yaitu dengan menyampaikan bahwa Al-Quran ini bukanlah rekayasa Muhammad n, bukan tulisan dan karangannya atau hasil penelitian dan eksperimennya. Tetapi Al-Quran ini telah dibawa kepada Nabi Muhammad n oleh Rasul kariim, seorang utusan Allah yang mulia', yaitu Malaikat Jibril p, bukan hanya mulia karena dimuliakan Allah k, namun juga Malaikat Jibril dibekali dengan kekuatan yang mahadahsyat karena turun dan naik ke langit dunia menyampaikan wahyu kepada baginda yang mulia Nabi Muhammad n dalam kurun waktu yang sangat panjang selama kurang lebih 23 tahun. Kemudian, Allahl menambahkan lagi kemuliaan Malaikat Jibril dengan kedudukan Beliau yang khusus di sisi Allahl, sangat ditaati dan dihormati di

    kalangan para malaikat yang mulia u. Pamungkas di antara sifat Malaikat Jibril p yang disebut dalam surat at-Takwir adalah amiin, sangat amanah, sangat terpercaya. Dengan karakter yang begitu agung dan berwibawa serta sifat superdahsyat seperti inilah kemudian tugas menyampaikan wahyu dibebankan kepada Malaikat Jibril p.4. Adapun hujjah selanjutnya adalah penjelasan tentang siapa Nabi kita yang mulia, baginda Muhammad n. Maka Allah k menyampaikan dengan bahasa yang tidak mungkin orang-orang kafir Quraisy bisa membantahnya tentang siapa Nabi Muhammad n. Maka ayat itu berbunyi wa ma shohibukum bi majnun , 'dan tidaklah teman kalian ini seorang yang gila', yaitu Muhammad yang oleh kalian sendiri wahai orang-orang Quraiys telah disematkan kepada beliau sebuah predikat prestisius di mana predikat

    MANHAJ

  • 7 Edisi:4 Vol.1

    Al-Quran bukanlah perkataan syithan 'setan' yang terkutuk. Maka, atas semua hujjah dan keterangan yang begitu gamblang, jelas tanpa ada kesamaran sedikit pun ini, kemudian Allahkbertanya, Ke manakah akal kalian, ke mana perginya akal dan pemahaman kalian, bagaimana kalian tidak bisa menerima hal yang jelas seperti ini, dipakai untuk apa akal kalian sehingga tidak bisa mengerti ???.." Al-hafizh Ibnu Katsir berkata, Maka, bagaimana akal kalian bisa hilang sehingga kalian mendustakan al-Quran yang sangat begitu jelas dan terang dan Al-Quran itu benar-benar turun dari Allahk

    Fa Aina Tadzhabun...?

    Banyak yang kita fahami dari urusan dunia walaupun terasa pelik tetapi mengapa akal kita kadang sulit untuk mengerti hal-hal yang mudah dalam syariat Islam ini. Banyak perkara yang berat dalam urusan

    ini belum pernah diberikan kepada seorang pun sebelumnya di kalangan mereka. Orang-orang kafir Quraiys menggelari Nabi Muhammad n dengan sebutan Al-Amin yang dengan gelar tersebut amatlah mustahil kemudian Nabi Muhammad n menjadi orang yang tertuduh dalam akalnya sebagai seorang gila atau dengan akhlak yang tidak terpuji lainnya. Kemudian diakhiri dengan hujjah yang lain yang tak kalah terang benderangnya yaitu bahwa

    Al-hafizh Ibnu Katsir berkata, Maka, bagaimana akal kalian bisa hilang sehingga kalian mendustakan al-Quran yang sangat begitu jelas dan terang dan Al-Quran itu benar-benar turun dari Allahk

    MANHAJ

  • MANHAJ

    Edisi:4 Vol.18

    dunia kita dan kita mampu melakukannya tanpa terbebani, ironisnya, banyak perkara yang begitu enteng dalam urusan ibadah kepada Allahk tetapi rasanya bagi kita seperti menjadi perkara yang mustahil untuk kita lakukan. Ada banyak perkara yang kita lakukan dalam urusan dunia yang kadang mengancam nyawa kita dan kita terus coba untuk mengejarnya, namun tidak sedikit ibadah kita dikurangi bahkan tidak pernah dicoba untuk dilakukan walaupun tidak mengandung risiko apa pun. Banyak yang masih belum kita terima dengan sepenuh hati dan keyakinan

    kepada

    dari nilai-nilai yang tertuang dalam al-Quran maupun as-Sunnah baik dengan alasan di mana kita telah sangat lelah untuk terus berlari mencari-cari pembenarannya sehingga kita yakin bahwa Allahk

    akan memaklumi kita saat kita tidak bisa menegakkan titah dan perintah-Nya. Atau, satu waktu kita sudah kehabisan akal untuk mencari pembelaan dan dengan mudahnya kita katakan kalau Allah l Mahatahu dengan apa yang ada dalam niat kita , sebagai husnuzhan yang samar saat kita hampir-hampir tidak pernah melakukan apa yang menjadi niatan baik kita untuk dinyatakan menjadi amalan yang riil. Fa aina tadzhabun? []

  • Edisi:4 Vol.1 9

    AQIDAH

    kepada SANG KEKASIH

    MENUMBUHKAN CINTAOleh: Abu Usaid Al Banyumasi

    Alhamdulillah, segala puji bagi Allah l, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah n, keluarga, para sahabatnya dan seluruh pengikutnya sampai hari Kiamat. Amin.

    Saudaraku pembaca yang budiman ...,Setiap kita tentu ingin memiliki Sang Kekasih, seseorang yang ingin selalu memandang kepadanya, duduk dekat di sampingnya, rindu kepadanya, dan mendengarkan ucapan-ucapannya. Alangkah indahnya

    kalau hati kita terpenuhi dengan bunga-bunga cinta nan indah kepada Sang Kekasih. Apalagi kalau Sang Kekasih tersebut adalah manusia terbaik di alam semesta ini. Sosok Sang Kekasih yang tidak akan sempurna keimanan kita kecuali dengan mencintainya, dialah nabi dan rasul kita Muhammad n (kekasih Allah). Dan kecintaan kepada Sang Kekasih , Rasulullah, adalah salah satu prinsip dari prinsip-prinsip aqidah ahlus sunnah wal jamaah. Saudaraku pembaca yang budiman, Seorang muslim hakiki pasti merindukan Sang Kekasih

  • AQIDAH

    Edisi:4 Vol.110

    Rasulullah n, berangan-angan seandainya ia menjadi salah seorang sahabatnya, sehingga bisa duduk di majelisnya untuk memandang wajahnya yang mulia, mendengar hadits-haditsnya, melihat betapa tinggi dan mulia akhlaknya sekalipun ia harus mencurahkan segala apa yang dimilikinya. Demikianlah Sang Kekasih pernah bersabda:

    Di antara umatku yang paling besar kecintaannya kepadaku adalah orang-orang yang hidup sepeninggalku dan salah

    serorang dari mereka ingin seandainya bisa melihat aku dengan keluarga dan hartanya (HR. Muslim no. 2832) Para tabiin sebagai generasi

    umat Islam terbaik kedua setelah generasi sahabat, begitu besar kecintaan dan kerinduan mereka kepada Sang Kekasih Nabi Muhammad n. Simaklah betapa kerinduan mereka kepada Nabi begitu besar. Ibnu Sirin berkata kepada Ubaidah bin Amr t, Kami memiliki beberapa helai rambut Nabi n dari Anas bin Malik. Maka, Ubaidah berkata, Seandainya aku memiliki satu helai rambut darinya, itu lebih aku cintai daripada dunia beserta isinya. Imam Adz Dzahabi berkomentar, Kalimat yang seperti ini diucapkan oleh seorang Imam (Ubaidah) setelah

    Ilustrasi : Hamdan-graphic.deviant.com

  • AQIDAH

    Edisi:4 Vol.1 11

    50 tahun wafatnya Nabi n Lalu apa yang akan kita ucapkan seandainya kita mendapatkan beberapa helai rambut beliau dengan sanad yang kuat di masa kita ini..??? Jubair bin Nufail t berkata, Suatu hari kami duduk di sisi Al Miqdad bin Al Aswad z. Tiba-tiba ada seseorang yang lewat dan berkata, Keberuntungan bagi kedua bola mata ini yang telah melihat Rasulullah n, sungguh kami berkeinginan seandainya kami bisa melihat seperti yang Anda lihat, dan menyaksikan apa yang Anda saksikan. Adalah Tsabit Al Banaani t apabila melihat Anas bin Malik zpelayan Rasulullah n, Beliau menghampirinya dan mencium tangannya seraya berkata, Ini adalah tangan yang pernah menyentuh tangan Rasulullah n. Begitu pula yang dilakukan oleh Yahya bin Al Harits t kepada Watsilah bin Al Asqazdan beberapa tabiin kepada Salamah bin Al

    Akwa z,mereka mencium tangan (sahabat) yang telah membaiat Rasulullah n. Kalau saja kecintaan dan kerinduan para tabiin kepada Sang Kekasih begitu besar dan menggelora, maka adakah kecintaan dan kerinduan kepada Sang Kekasih bersemi dalam hati kita????

    Wasilah untuk Menumbuhkan Cinta kepada Sang Kekasih

    Saudaraku pembaca yang budiman., Berikut ini adalah beberapa wasilah/sarana untuk menumbuhkan cinta dalam hati kita kepada Rasulullah n Sang Kekasih, di antaranya:1. Hendaklah setiap muslim mengetahui bahwa tidak ada jalan masuk Surga kecuali dengan ittiba (mengikuti) sunnah Rasul n dan tidak akan diterima suatu ibadah pun kecuali apabila sesuai dengan sunnah Rasul n.Perhatikanlah firman Allah l berikut:

  • Edisi:4 Vol.112

    AQIDAH

    )(

    ''Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'" (QS. Ali Imron: 31)2. Mengetahui bahwa Rasul adalah sosok yang memiliki kedudukan agung dan mulia di sisi Allah l, Beliau dipilih atas seluruh manusia yang ada, diutamakan atas seluruh nabi dan rasul. Allah l telah melapangkan dada Beliau, mengangkat namanya, menghapuskan seluruh dosanya dan meninggikan derajatnya.Ketika seorang muslim mengenal bahwa Sang Kekasihnya adalah manusia pilihan, terbaik, dan diutamakan dengan berbagai macam kelebihan, maka akan tumbuh dalam kalbunya rasa cinta dan rindu kepadanya. Apalagi Allah

    ltelah menyucikannya dari berbagai macam kekurangan.- Allah telah men-tazkiyah (menyucikan) akal Beliau dalam firman-Nya;

    )(

    Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. (QS. An Najm: 2)- Allah l telah men-tazkiyah penglihatan Beliau dalam firman-Nya;

    )(

    Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. (QS. An Najm: 11)- Allah telah men-tazkiyah akhak Beliau dalam firman-Nya;

    )(

    Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al Qolam: 4)Di dalam Ash Shohiihain (shahih Bukhari dan Muslim) dari hadits Abu Hurairah zbahwa Nabi n bersabda, Perumpamaanku dan nabi-nabi sebelumku seperti seseorang

  • 13 Edisi:4 Vol.1

    AQIDAH

    yang membangun suatu rumah lalu dia membaguskannya dan memperindahnya kecuali ada satu labinah (tempat lubang batu bata yang tertinggal belum diselesaikan) yang berada di dinding samping rumah tersebut, lalu manusia mengelilinginya dan mereka terkagum-kagum sambil berkata; Duh seandainya ada orang yang meletakkan labinah (batu bata) di tempatnya ini. Beliau bersabda: Maka akulah labinah itu dan aku adalah penutup para nabi. (HR. Al Bukhori no. 3535, Muslim no. 2286).3. Agar tumbuh rasa cinta kepada Sang Kekasih , Rasulullah, maka hendaklah setiap muslim mengingat akan besarnya rasa kasih sayang Beliau kepada ummatnya. Lantaran setiap jiwa terfitrahkan untuk mencintai orang yang mencintainya dan berbuat kebajikan kepadanya. Saudaraku para pembaca yang budiman.,Lihatlah betapa sayangnya

    Rasulullah kepada kita, sehingga pada suatu hari Beliau membaca firman Allah l tentang ucapan Nabi Isa q;

    )(

    Jika Engkau menyiksa mereka, Maka Sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, Maka Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Maaidah: 118)Maka Beliau menangis, sehingga Allah l mengutus malaikat Jibril seraya berfirman,

    Dari Abu Huroiroh z, bahwa Nabi n bersabda,

    Setiap Nabi memiliki doa mustajab yang dia

    berdoa dengannya, dan aku ingin menyimpan

    doaku sebagai syafaat bagi umatku di hari

    akhir (Muttafaqun alaih)

  • AQIDAH

    Edisi:4 Vol.114

    Wahai Jibril, tanyakan kepada Muhammad apa yang membuatmu menangis (Dan Allah Maha Mengetahui)??, lalu Jibril-pun turun dan bertanya, Wahai Rasulullah, apa yang membuat engkau menangis?, Beliau menjawab, Umatku.umatku wahai Jibril. Jibril kemudian naik menghadap kepada Allah seraya berkata, (dan Allah Maha Mengetahui) Dia menangis atas umatnya. Allah berfirman n kepada Jibril, Turunlah kepada Muhammad dan katakan kepadanya, Sesungguhnya kami akan membuat kamu ridla terhadap umatmu (HR. Muslim no. 202)Dari Abu Huroiroh z, bahwa Nabi n bersabda, Setiap Nabi memiliki doa mustajab yang dia berdoa dengannya, dan aku ingin menyimpan doaku sebagai syafaat bagi umatku di hari akhir (Muttafaqunalaih) Saudaraku pembaca yang budiman. Tidakkah tumbuh kecintaan

    dan kerinduan kita kepada Sang Kekasih yang selalu mengingat kita, menyayangi kita dan memperhatikan kebaikan untuk kita???4. Termasuk wasilah/sarana untuk menumbuhkan cinta kepada Sang Kekasih adalah mengingat syafaat yang beliau berikan kepada umatnya di hari kiamat.Siapa yang tidak membutuhkan syafaat di hari Kiamat?? Tidak ada seorang pun dari kita kecuali membutuhkan syafaat pada hari tersebut. Pada hari di mana harta dan anak keturunan sudah tidak akan bermanfaat lagi kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat. Pada hari di mana setiap orang akan mejauh dari saudaranya, menjauh dari ayah dan ibunya, menjauh dari isteri dan anak-anaknya. Pada hari di mana para rasul yang bergelar Ulul Azmi menolak untuk memberikan syafaat uzhma, kecuali Sang Kekasih Rasulullah n. Sehingga, kalau

  • AQIDAH

    15 Edisi:4 Vol.1

    kita berharap mendapatkan syafaat dari Sang Kekasih, maka tidak ada jalan kecuali dengan mencintainya. Cinta yang diwujudkan dengan melaksanakan tauhid yang benar kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya, memperbanyak shalat nafilah, memperbanyak shalawat kepadanya. 5. Hendaklah setiap muslim mengenal sirah (sejarah) Beliau yang harum, mengetahui petunjuk Beliau yang lurus, keluhuran akhlak dan keutamaan Beliau.Setiap muslim yang membaca sirah dan perjalanan hidup Sang Kekasih niscaya akan bersemi dan tumbuh dalam jiwanya kecintaan dan kerinduan. Dia akan mendapatkan sirah Beliau penuh dengan taburan bunga-bunga indah dan harum semerbak, penuh dengan petunjuk dan keteladanan, penuh dengan keluhuran akhlak. Ummul mukminin Khadijah

    jmenggambarkan kepada kita betapa luhurnya akhlak Sang Kekasih. Beliau berkata,Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak akan menghinakanmu selamanya. Bukankah engkau suka bersilaturahmi, senantiasa berkata jujur, suka menolong orang yang kesusahan, senantiasa memuliakan tamu, dan membantu orang-orang yang tertima musibah?" Saudaraku para pembaca yang budiman, Demikianlah beberapa wasilah dan sarana untuk menumbuhkan cinta dan kerinduan kepada Sang Kekasih. Semoga Allahl menjadikan kita semua umat Muhammad n yang benar-benar tulus dalam mencintai Sang Kekasih, sehingga di hari Kiamat kelak kita dikumpulkan bersamanya. Amin.Wallahu alam. Sumber Bacaan:1.Yaumun Maa Habiibika, Abu Kholid Aiman bin Abdul Aziz Abanami2. http://www.saaid.net/mohamed/357. htm

  • HADITS

    edisi:4 Vol.116

    Abdullah bin Hisyama berkata;

    Pernah kami bersama Rasulullah n ketika Beliau meraih tangan Umar bin Khatthab a. Umar berkata, Wahai Rasulullah, Engkau betul-betul adalah sosok yang paling aku cintai dari siapa pun juga kecuali diriku sendiri. Rasulullah n bersabda,

    Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tidaklah engkau mencintaiku secara sempurna hingga engkau lebih mencintaiku bahkan dari cintamu kepada dirimu sendiri. Mendengarnya, Umar a segera berkata, Demi Allah, kalau demikian maka mulai saat ini, sungguh engkau lebih aku cintai wahai Rasulullah dari diriku sendiri. Rasulullah n bersabda, Sekarang (sempurnalah kecintaanmu itu) wahai Umar. (HR. Bukhari)

    Foto : forumjualbeli.com

    CintaManajemenOleh: Muhammad Irfan Zain. Lc

  • 17 Edisi:4 Vol.1

    HADITS

    Pendahuluan Cinta adalah satu kata yang singkat namun sarat akan arti dan makna. Cinta dapat mengubah kehidupan seseorang. Dengan cinta, seseorang akan sanggup mengorbankan segala yang dimilikinya untuk meraih hati yang dicintainya. Makna cinta yang sempurna, hal ini yang hendak diajarkan Rasulullah n kepada ummatnya melalui Umar bin Khatthaab a, Mencintai Beliau lebih dari rasa cinta kepada siapa pun, bahkan termasuk kepada diri sendiri. Dengan rasa cinta seperti inilah seseorang baru dapat merasakan dengan sesungguhnya manisnya imam. Rasulullah n bersabda:

    -

    ....

    Tiga perkara yang dengannya seorang akan dapat merasakan manisnya imandi antaranya adalah engkau cinta kepada

    Allah dan Rasul-Nya n lebih dari kecintaanmu kepada yang selain keduanya. (HR. Bukhari)

    Cinta yang Menjadi Pilihan Cinta yang didasarkan pada kesadaran dan pemahaman akan keberhakan yang dicintai untuk menerima rasa itu adalah bagian dari iman. Hal ini terlihat jelas dari perubahan jawaban Umar a yang begitu cepat; dari pernyataan sebelumnya, Wahai Rasulullah, Engkau betul-betul adalah sosok yang paling aku cintai dari siapa pun juga kecuali diriku sendiri, kepada pernyataan Beliau selanjutnya, Demi Allah, kalau demikian maka mulai saat ini, sungguh engkau lebih aku cintai wahai Rasulullah dari diriku sendiri. Perubahan yang begitu drastis namun sangat cepat, bersamaan dengan pengetahuan kita tentang ketegaran dan kekokohan hati seorang Umara. Perubahan seperti ini tentu menyisakan pertanyaan besar dalam sanubari kita,

  • HADITS

    Edisi:4 Vol.118

    Apa gerangan yang melandasi perubahan sikap tersebut ?!. Kesadaran dan pemahaman akan keberhakan yang dicintai untuk menerima rasa itu. Inilah kiranya yang menjadi jawaban dari pertanyaan besar tadi. Kecintaan seseorang kepada diri sendiri adalah naluri manusiawi (thabi>ie) yang tentu dan pasti dimiliki oleh setiap orang meski tidak dibahas. Namun, kecintaan kepada Rasulullah n adalah kecintaan yang bersifat pilihan.

    Kecintaan seperti inilah yang diinginkan oleh Rasulullah n lewat pernyataannya kepada Umar, Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman- Nya, tidaklah engkau mencintaiku secara

    sempurna hingga engkau lebih mencintaiku bahkan dari cintamu kepada dirimu sendiri. Menyadari maksud

    Rasulullah n ini, secara spontan dan dengan penuh kesadaran dan pemahaman Beliau berkata, Demi Allah, kalau demikian maka mulai saat ini, sungguh engkau lebih aku cintai wahai Rasulullah bahkan- dari diriku sendiri. Beliau sadar dan paham bahwa Rasulullah n yang menjadi sebab utama dari keselamatannya di dunia dan di akhirat, maka tiada pilihan bagi Beliau melainkan menyerahkan sepenuh cintanya

    Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman- Nya, tidaklah engkau mencintaiku secara sempurna hingga engkau lebih mencintaiku bahkan dari cintamu kepada dirimu sendiri.

  • HADITS

    Edisi:4 Vol.1 19

    kepada Rasulullah n bahkan meski harus mengorbankan diri sendiri.

    Cinta adalah Asas dalam Agama )Ushuluddin( Dalam agama, cinta menempati posisi yang sangat penting. Begitu pentingnya cinta, hingga Allah berfirman;

    }

    { ]: 54[

    Wahai orang-orang yang beriman barangsiapa di antara kalian yang keluar dari agamanya niscaya Allah akan menggantinya dengan sebuah kaum yang Ia cintai dan mereka cinta kepada Nya. (al Maaidah: 54). Makna tersirat dari ayat ini bahwa satu di antara ciri mendasar orang-orang murtad (keluar dari agama) adalah lenyapnya rasa cinta. Oleh karena itu, Allah akan menggantinya dengan kaum yang beriman, yang memiliki karakter dasar berupa

    rasa cinta kepada-Nya, hingga Allah pun cinta kepada mereka. Ciri mendasar yang lekat dalam diri mukmin ini (cinta kepada Allah), lebih tegas Allah jelaskan lewat firman-Nya:

    ]: 165[Di antara golongan manusia ada orang-orang yang mengangkat tandingan-tandingan bagi Allah, mereka cinta kepadanya sebagaimana cinta mereka kepada Allah. Adapun orang-orang mukmin, maka kecintaan mereka kepada Allah adalah lebih besar daripada kecintaan orang-orang selain mereka (golongan kafir) kepada tandingan-tandingan yang mereka ada-adakan bagi Allah. (al Baqarah: 165)

    Cinta Rasul, Cinta Allah Dua kalimat syahadat yang menjadi syarat utama masuknya seorang ke dalam

  • HADITS

    Edisi:4 Vol.120

    Islam adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Segala yang merupakan konsekuensi dari kesaksian yang pertama (kalimat syahadat pertama), pun menjadi konsekuensi dari kesaksiannya yang kedua kecuali seluruh hal yang merupakan kekhususan bagi Allah saja-. Satu di antara konsekuensi itu adalah cinta, ketundukan dan loyalitas. Barangsiapa yang mengaku cinta kepada Allah, tunduk dan loyal kepada-Nya, maka wajib pula atasnya untuk cinta, tunduk, dan loyal kepada Rasul-Nya n . Allah berfirman:

    )(

    Katakanlah wahai Muhammad kepada ummatmu, jika kalian cinta kepada-Ku (Allah) maka ikutilah aku (Muhammad n; dengan itu niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. (Ali Imraan: 31)

    )(

    Barangsiapa taat kepada Rasulullah maka sungguh ia telah taat kepada Allah. Dan barangsiapa berpaling, maka sesungguhnya tidaklah Kami mengutusmu wahai Muhammad sebagai pemutus perkara mereka. (An-Nisaa: 80). Abu Hurairah a berkata, Rasulullah n bersabda, Allah berfirman;

    Barangsiapa yang memusuhi orang yang Kucintai, maka

    Foto : Rose on wood Bw

  • HADITS

    21 Edisi:4 Vol.1

    sungguh Aku telah mengumumkan perang kepadanya. (HR. Bukhari)

    Wujudkan Cintamu Secara Benar Mewujudkan dan mengarahkan cinta secara benar adalah hal yang harus diketahui dan dijalani agar mendapat balasan cinta dari sang kekasih. Jika tidak diwujudkan dan diarahkan secara benar, maka alih-alih dapat kesenangan, malah kehancuran yang akan menunggu. Jika tidak dilakukan secara benar, maka alih-alih dapat restu dari yang dicintai, malah sang kekasih akan semakin benci. Lantas adakah benar pengakuan cinta seseorang, sementara ia menyelisihi hal yang disenangi oleh kekasihnya ? Benarkah pengakuan cinta seseorang, sementara ia terus melakukan hal yang dibenci oleh kekasihnya ? Seorang penyair pernah berkata:

    Seorang yang cinta akan selalu ikut kesenangan kekasihnya.. Atau benarkah pengakuan cinta seseorang ketika ia melakukan sesuatu yang menurut anggapannya benar tetapi justru hal itu ternyata tidak dituntunkannya? Jawabannya, Tidak. Kecintaan dan ketundukan yang sempurna ditunjukkan dengan seberapa taat dan patuhnya kita terhadap ajarannya, dengan tidak menambah dan tidak juga menguranginya. Rasulullah n bersabda:

    Barangsiapa mengada-adakan sesuatu yang barupa ritual-ritual agama baru dalam agama ini yang tidak kami contohkan, sesungguhnya

  • HADITS

    Edisi:4 Vol.122

    yang diada-adakannya itu akan tertolak. (HR. Bukhari) Oleh karena itu, barangsiapa yang mengatakan ini ajaran agama, ini ajaran Allah, ini ajaran Rasulullah n secara dusta, dan ia menyadari bahwa ia berdusta, maka Rasulullah n bersabda mengingatkan mereka,

    Barangsiapa yang berdusta mengatasnamakan diriku, maka persiapkanlah tempat duduknya kelak di neraka.. (HR. Bukhari) Pada akhirnya, semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang mampu mewujudkan kecintaan kita secara benar kepada Allah dan kepada Rasul-Nya. Semoga Ia mengumpulkan kita kelak bersama para nabi,

    orang-orang yang benar, para syahid di jalan Allah dan

    bersama orang-orang yang saleh.

    Mereka itulah kelak yang akan menjadi sebaik-baik teman.

    Waffaqallahu al jamii lima

    yuhibbu wa yardha. Walhamdulillahi Rabbil 'Aalamiin.

    Referensi1. Al Quran al Kariim2. Al Jaamie Al Musnad As Shahiih, oleh Imam Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al Bukhari.3. FathulBaari, Abu al Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar al Asqalaaniy.4. Rekaman ceramah syaikh Muhammad Hasan ad Dudu, Ma>a an Nabi5. Rekaman khutbah syaikh Muhammad Hassaan, Alamaatu Mahabbati an Nabi

  • Edisi:4 Vol.1 23

    PENDIDIKAN

    tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. Dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa orang-orang saleh-lah yang pantas mewarisi bumi dan segala isinya, sebab merekalah yang akan mampu untuk menerima tugas dan amanat ini untuk dikelola sesuai tuntunan Allah l. Yang tak kalah pentingnya, bahwa dengan memiliki anak saleh akan menjadi amal yang terus-menerus mengalir bagi kedua orang tuanya meskipun

    Memiliki anak yang saleh dan salehah merupakan dambaan dan impian setiap orang tua karena kehadiran anak saleh di tengah-tengah kehidupan keluarga akan menjadi penyejuk jiwa dan kedamain, pelipur lara bagi kedua orang tuanya. Anak saleh bagi orang tua merupakan bekal kehidupan di dunia dan akhirat, disebutkan di dalam Al Quran surat Al Anbiya ayat 105: Dan sungguh telah kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami

    Foto : Dok. Al Binaa

    MENYINERGIKAN PENDIDIKAN KELUARGA DENGAN SEKOLAH

    MENUJU GENERASI YANG SALEH

    Oleh: Ustadz Hasyim Nur, S.Pd.

  • PENDIDIKANPENDIDIKAN

    Edisi:4 Vol.124

    keduanya telah meninggal dunia. Dari Abu Hurairah z, ia berkata bahwa Rasulullah n bersabda:

    Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau doa anak yang saleh (HR. Muslim no. 1631). Tentu ketika menyebutkan kata saleh maka rujukan kita adalah Kitabullah dan sunnah Rasulullah n. Secara etimologi, kata saleh berasal dari - - shaluha-yashluhu shalahan yang artinya baik, tidak rusak dan patut. Sedangkan Saleh merupakan isim fail ()dari kata tersebut di atas yang berarti orang yang baik, orang yang tidak rusak dan orang yang patut. Sedangkan saleh menurut definisi Al-Quran adalah

    sebagaimana yang terdapat di dalam surat Ali Imran: 113 114 dan surat Al Ankabut: 9 Mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedangkan mereka juga bersujud (QS. Ali Imran: 113)Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan; mereka itulah termasuk orang-orang yang saleh. (QS. Ali Imran: 114)Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh benar-benar akan kami masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang saleh (Al Ankabut: 9). Berdasarkan ayat tersebut, maka orang saleh adalah orang yang berperilaku baik akhlaknya sesuai dengan ajaran Al-Quran dan As-Sunnah sebagaimana ciri-ciri orang saleh yang disebutkan di dalam Al Quran

  • 25 Edisi:4 Vol.1

    surat Ali Imran: 113-114. Namun, bagaimanakah meyinergikan pendidikan keluarga dengan sekolah untuk menuju generasi yang saleh? Perlu diyakini, bahwa segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini semuanya atas kehendak dan ketetapan Allah k. Tidaklah selembar daun yang jatuh dari pohonnya kecuali jauh sebelumnya telah dicatat di lauh mahfudz. Tidaklah terwujud ketinggian akhlak dan kesalehan anak kecuali sebelumnya telah dituliskan ketetapannya oleh Allahk. Namun, tidak lantaran karena sudah ditetapkan oleh Allah, lantas kita berpangku tangan menunggu

    kesalehan anak datang secara tiba-tiba. Iman yang benar adalah meyakini atas segala ketetapan Allah dengan tidak ragu sedikit pun, yang disertai usaha optimal. Ditegaskan dalam sebuah riwayat, bahwa seorang Arab Badui datang menghadap Nabi n. Orang itu datang dengan

    menunggang kuda. Setelah sampai, ia turun dari kudanya dan langsung menghadap Nabi, tanpa terlebih dahulu mengikat kudanya. Nabi menegur orang itu, Mengapa kuda itu tidak engkau ikat? Orang Arab Badui itu menjawab, Biarlah, saya bertawakkal kepada Allah. Nabi pun bersabda, Ikatlah kudamu, setelah itu bertawakkalah kepada Allah. Dari riwayat tersebut di atas jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berusaha. Menyinergikan pendidikan keluarga dengan sekolah merupakan bagian dari usaha

    Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berusaha.

    PENDIDIKAN

  • PENDIDIKAN

    Edisi:4 Vol.126

    orang tua, yaitu orang tua memilih sekolah yang sesuai atau yang saling menguatkan pola pendidikan di rumah dengan pendidikan di sekolah. Demikian pula sebaliknya bahwa pola pendidikan di rumah menguatkan pola pendidikan di sekolah. Jangan sampai terjadi paradok, misalnya di sekolah mengajarkan wajibnya shalat berjamaah di masjid, sedangkan di lingkungan keluarga cukup dengan shalat di rumah. Atau sebaliknya di rumah sangat memperhatikan pendidikan akhlak, sopan santun, perkataan yang baik, tetapi di sekolah berperilaku tidak santun, berkata-kata yang kasar dan menyimpang dianggap bagian dari kreatifitas yang tidak perlu diatur. Jika demikian yang terjadi, proses pendidikan tidak berjalan maksimal.

    Menyinergikan Pendidikan Keluarga dengan Sekolah serta Langkah-Langkahnya.

    1. Membangun komitmen bersama Unsur-unsur yang membangun pendidikan keluarga tidak jauh berbeda dengan unsur-unsur pendidikan di sekolah. Kita boleh menganalogikan rumah merupakan madrasah, ayah dan ibu merupakan pendidik (guru), anak adalah murid-murid yang istimewa, dan norma-norma yang ditanamkan kepada anak adalah sistem nilai layaknya seperti kurikulum sekolah. Namun, untuk menyinergikan unsur pendidikan keluarga tersebut penting adanya visi orang tua yaitu kesepahaman kedua orang tua tentang arah dan tujuan pendidikan bagi anak-anaknya sebagaimana juga di sekolah adanya visi sekolah karena keberadaan visi bertujuan untuk mengarahkan segenap potensi agar tidak melenceng dari tujuan. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua dari sejak awal bahkan sebelum dikaruniai anak, harus membangun komitmen bersama untuk

  • PENDIDIKAN

    Edisi:4 Vol.1 27

    mengarahkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang saleh sebagaimana doa Nabi Ibrahim dalam Al Quan surat Shaffat ayat 100.

    Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku anak yang termasuk anak-anak yang sholeh. (QS. Ash-Shaffat: 100). Bersamaan dengan itu orang tua juga berusaha untuk menjauhkan anak dari tempat-tempat keburukan dan kelalaian. Jangan biarkan mereka dididik dengan cara yang buruk, baik melalui tayangan televisi, bacaan-bacaan, atau video-video yang menyimpang atau selainnya. Jangan kita mengharapkan kesalehan sementara enggan melarang dengan berbagai pertimbangan. Ingat pepatah yang menyebutkan, Orang yang menanam duri tidak akan memanen anggur.

    2. Ikhlas dalam mendidik Langkah selanjutnya adalah

    selalu menghadirkan keikhlasan dalam mendidik anak dan senantiasa mengharapkan pertolongan dari Allah l karena betapa kita menyadari mendidik anak bukan pekerjaan yang mudah, tidak cukup hanya bermodal ilmu dan pengalaman atau kekuatan harta atau jabatan karena yang membolak-balikakkan hati adalah Allah l, oleh karena itu, dalam mendidik anak kita membutuhkan keikhlasan dan mengharap pertolongan Allah l. Allah l berfirman: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya. (QS. Al Bayyinah: 5). Nabi Ibrahim pun berdoa kepada Allah agar dikaruniai anak yang saleh demikian pula Nabi Zakaria sebagaimana Firman Allah l: Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang

  • PENDIDIKAN

    Edisi:4 Vol.128

    anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa. (QS. Ali Imran:38) Adakah kita meluangkan waktu sejenak untuk mengintrospeksi diri, seberapa ikhlaskah kita dalam mendidik anak karena keikhlasan ini akan mempengaruhi kualitas ketulusan, cinta, dan sayang kita kepada anak. Bersungguh-sungguhlah untuk menjauhkan dari sikap amarah, kekerasan baik dalam bentuk fisik maupun psikis. Rangkul dan belailah mereka dengan ketulusan, bahwa kita sangat mencintainya.

    3. Menjadi imam dan teladan Langkah berikutnya adalah berusaha tampil berperan sebagai orang tua yang dapat menjadi imam sebagai pemimpin keluarga, menjadi pendidik yang dapat diteladani, menjadi sahabat yang dapat diajak diskusi. Adakalanya orang tua harus tegas, hal ini dilakukan manakala nasihat, peringatan dan keteladanan

    sudah ditunjukkan. Terkadang pula anak diajak diskusi.

    4. Mengajarkan ilmu dan mengamalkan Langkah selanjutnya adalah mengajarkan ilmu tentang dasar-dasar keislaman dan membiasakan anak mengerjakan amalan-amalan yang dapat menstimulasi anak menuju kesalehan. Di antara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:a. Menumbuhkan kecintaan anak kepada Allah l dan Rasul-Nya serta mencintai ajaran Islam. Hal ini sangat penting untuk mengokohkan aqidah sebagai benteng keimanan. Dan pengajaran ini terus menerus dilakukan.

    www.liputan6.com

  • PENDIDIKAN

    29 Edisi:4 Vol.1

    b. Mengajarkan keikhlasan, kejujuran, dan kesederhanaan dalam hidup serta menjaling hubungan baik dengan orang lain.c. Memberi keteladanan dalam pelaksanaan shalat dan menyuruh untuk menegakkan shalat.

    "Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat saat mereka berusia tujuh tahun." d. Mengajarkan Al Quran secara bertahap beserta doa-doa harian dan membiasakan dalam pengamalannya. e. Memberi keteladanan dalam beradab; bertutur kata, bersikap, dan bermuamalah dengan orang lain. f. Memfasilitasi dengan pengadaan buku-buku bacaan yang islami, kisah para nabi dan rasul, kisah sahabat. Buku-buku ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah mendapatkan pemurnian dari konten yang

    menyimpang. g. Memberikan keteladanan dalam berdisiplin. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajarkan dari hal-hal yang sederhana, misalnya bangun tidur tepat pada waktunya, menyimpan sendal atau sepatu pada tempatnya, serta merapikan kembali mainan yang telah dipakai. Setelah pola pendidikan keluarga diterapkan secara optimal, maka tugas orang tua berikutnya adalah memasukkan anak di sekolah yang memiliki persamaan visi dan misi, prinsip-prinsip dalam mendidik, keikhlasan dan keteladananan para pendidik, kurikulum, dan aturan sekolah yang diterapkan. Semoga Allah l melimpahkan taufiknya kepada kita dalam mendidik serta menganugerahi kita anak-anak yang saleh dan salehah.Referensi:

    1. Al Quran

    2. Buletinmi.com

    www.liputan6.com

  • Edisi:4 Vol.130

    SAINS

    )( )(

    )(

    Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum, kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin. Maka, mengapakah kamu tidak bersyukur? ( QS: Al Waqiah : 68 70 )

    Sebagai seorang muslim, jika kita merenungkan ayat di atas, kita akan menyadari betapa kebesaran dan nikmat

    Allah. Karena, setiap hari pasti kita minum air. Nah, saat kita minum itu coba kita ingat dari mana air itu asalnya? Apakah kita yang menurunkan air? Masyaa Allah !! Apakah pantas kita mengingkari nikmat Allah berupa air yang kita butuhkan setiap hari?Mari kita kaji lebih mendalam lagi. Bukankah air itu dari hujan, dan sadarkah kita bagaimana hujan terjadi? Bagaimana Al-quran mengungkap tentang terjadinya hujan? Mari kita pahami bersama

    Foto : radaronline.co.id

    Oleh: Sofyan Toha, S.Si.

    menurut Al Quran

    Rahasia Terjadinya Hujan

  • SAINS

    31 Edisi:4 Vol.1

    Allah Berfirman :

    ))

    Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (Al Quran, 24:43)

    Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan, berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah sebagai berikut:

    TAHAP 1, Pergerakan awan oleh angin: Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup oleh angin.TAHAP 2, Pembentukan awan yang lebih besar: Kemudian awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar. TAHAP 3, Pembentukan awan yang bertumpang tindih: Ketika awan awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di

  • SAINS

    Edisi:4 Vol.132

    dalamnya meningkat. Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal, sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih. Membesarnya awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfer yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es ini telah menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dan sebagainya. (Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; andJack C. Thompson, 1975, Element s of Meteorology, s. 141-142)

    Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi baru akhir-akhir ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dan sebagainya. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.

    Gambar di atas memperlihatkan tahap-tahap pembentukan gelombang air.

  • SAINS

    33 Edisi:4 Vol.1

    Gelombang air terbentuk ketika angin meniup permukaan air. Akibat pengaruh angin ini, pertikel-partikel air mulai bergerak melingkar. Pergerakan ini kemudian mendorong terbentuknya gelombang air yang silih berganti, dan butiran-butiran air kemudian terbentuk oleh gelombang ini yang kemudian tersebar dan beterbangan di udara. Dalam sebuah ayat Al Quran disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya hujan karenanya.

    )( Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya. (Al Qur>an, 15:22) Dalam ayat ini ditekankan

    bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke-20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran mengawinkan dari angin dalam pembentukan hujan. Fungsi mengawinkan pada angin ini terjadi sebagaimana berikut. Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. Partikel-partikel ini dibawa naik

  • SAINS

    Edisi:4 Vol.134

    lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekitar partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan, kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan. Sebagaimana terlihat, angin mengawinkan uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang dibawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan. Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan hujan pun tidak akan pernah terjadi. Hal terpenting di sini adalah bahwa peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah ayat Al Quran, pada saat orang hanya mengetahui sedikit saja tentang

    fenomena alam.Allah berfirman :

    Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira (Al Qur>an, 30:48)

    Hujan adalah rahmat :

  • SIROH

    35 Edisi:4 Vol.1

    "Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti Itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran." (Q.S. Al A'raf : 57 )

    )(

    "Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah. Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan. Dan kebun-kebun yang lebat." (Q.S. An Naba' : 14-16)

    "Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau Lihat bumi kering dan gersang, Maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Q.S. Fushshilat : 39 )

    :

    ) (Rasulullah bersabda : kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Alloh ( HR. Bukhori )

    Sumber : Al Quranul KarimTafsir Ibnu Katsirhttp ://id .harunyahya.com

    http://www.keajaibanalquran.com

  • SIROH

    Setelah diangkatnya Rasulullah n menjadi Nabi dan Rasul, maka Beliau pun mulai menyingsingkan lengan baju, bersungguh-sungguh untuk menyampaikan amanat risalah kepada umat. Beliau memulai dakwah. Beliau mengajak kepada tauhid, memerangi segala bentuk berhala. Itu semua adalah sebagai pengamalan dari perintah Allah k: . . .

    . .

    ) : -7 ( .

    Hai orang yang berselimut!, bangunlah, lalu berilah peringatan!, dan Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah,dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak., dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. (Qs. Al Muddatsir : 1-5 ) Misi Beliau adalah misi yang sangat berat, yang mana di waktu tersebut keadaan orang-orang Quraisy

    & Penerima Dakwah Paling Awal

    Awal Dakwah Rasulullah n

    Oleh: Abdusshommad Rifai, Lc.

  • SIROH

    sudah mencapai puncak dari kesyirikan, kekufuran, kedzaliman dan segala macam keburukan.

    Tiga Tahun Berdakwah dengan Cara Sembunyi-Sembunyi

    Melihat keadaan orang - orang Quraisy yang sudah parah dalam bentuk kekufuran, kerasnya perangai mereka, bahasa mereka adalah bahasa pedang dalam menghadapi perselisihan, dan sifat buruk lainnya, di samping juga mereka adalah orang-orang yang teranggap besar di kalangan orang Arab, maka termasuk hikmah adalah menyampaikan dakwah kepada mereka di awal waktu dengan cara sembunyi sembunyi agar tidak terlalu mengagetkan dan mengejutkan mereka. Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah.

    Beliau mengajak kepada tauhid dengan

    cara

    sembunyi sembunyi. Beliau ajak orang-orang yang dipandang siap untuk menerimanya, baik dari kalangan keluarga dan kerabat, dan atau juga orang-orang yang sudah dikenal dengan kebaikan, kejujuran dan penerimaan mereka kepada kebenaran. Para Penerima Dakwah Paling Awal Kebenaran adalah cahaya penerang dan juga penentram hati. Dia akan hinggap dengan mudah di hati-hati pemilik jiwa yang bersih. Begitu pulalah kebenaran yang datang dari Rasulullah. Begitu disampaikan, maka di sana ada jiwa-jiwa yang baik yang menjawab langsung tanpa ada keraguan. Mereka adalah hamba-hamba pilihan Allah yang mendapatkan keutamaan besar, yang nama-nama mereka terukir

    Awal Dakwah Rasulullah n

  • Edisi:4 Vol.138

    dengan indah dalam sejarah Islam dengan sembutan Assaabiquunal Awwaluun Orang-orang pertama yang menerima dakwah Rasulullah adalah istri Beliau sendiri yaitu Khodijah, Zaid bin Haritsah z(bekas budak Beliau), sepupu Beliau, Ali bin Abi Thalib z, dan teman karib Beliau Abu Bakar z . Mereka masuk Islam di hari-hari awal dakwah Rasulullah. Abu Bakar z, dan Berkah Keislamannya Sungguh, Abu Bakar adalah hamba pilihan Allah yang mempunyai keutamaan sangat berlimpah, yang tidak akan bisa disaingi oleh satu orang pun dari umat ini. Beliau adalah laki-laki yang paling dicintai oleh Nabi.

    Dan lihatlah bagaimana Nabi n memuji Beliau :

    ((

    )) ( : 467)

    Tidak ada manusia yang lebih memberi anugrah pada jiwa dan hartanya untukku melebihi Abu Bakar. Kalau aku boleh menjadikan seseorang menjadi kekasih pasti aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasih. (HR. Bukhari : 467) Bagi penduduk Mekkah, Abu Bakar adalah orang yang sangat istimewa dan disegani. Beliau terkenal dengan kemuliaan nasab, kemuliaan perangai dan akhlak, serta dikenal sebagai ahli dalam ilmu garis keturunan kaum Arab.

    Assaabiquunal Awwaluun. Di antara mereka adalah Abu Ubaidah bin Jarrah, Abu Salamah, Arqom bin Abi Arqom, Utsman bin Madzun, Ubaidah bin Harits, Said bin Zaid, Asma binti Abu Bakar, Aisyah binti Abu Bakar, Khobbab bin Art, Abdullah bin Masud, Umair bin Abi Waqosh, dan yang lainnya g.

    SIROH

  • SIROH

    39 Edisi:4 Vol.1

    Abu Bakar z adalah berkah yang membawa berkah. Begitu Beliau mendapatkan keberkahan dengan masuk ke dalam agama Islam, Beliau langsung menghubungi beberapa kawan dan menawarkan Islam kepada mereka. Maka beberapa orang pilihan, orang terpandang di kalangan penduduk Mekkah, menerima tawaran keberkahan Islam dari Abu Bakar. Mereka adalah Utsman bin Affan, Zubair bi Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sad bin Abi Waqqash dan Thalhah bin Ubaidillah, g. Tidak berselang lama dari keislaman mereka, maka menyusullah orang-orang yang sudah ditakdirkan oleh Allah untuk bisa mendapatkan keutamaan manjadi Assaabiquunal Awwaluun. Di antara mereka adalah Abu Ubaidah bin Jarrah, Abu Salamah, Arqam bin Abi Arqam, Utsman bin Madzun, Ubaidah bin Harits, Said bin Zaid, Asma binti Abu Bakar, Aisyah binti Abu Bakar, Khabbab bin Art,

    Abdullah bin Masud, Umair bin Abi Waqash, dan yang lainnya g. Begitulah, ternyata dengan diam-diam dan tidak terlihat di permukaan, banyak dari kalangan penduduk Mekkah yang telah masuk ke dalam agama Islam. Dan bisa jadi satu dengan yang lain tidak saling mengetahui bahwa kawannya telah masuk Islam sama dengan dirinya. Walaupun begitu, tetap Rasulullah berdakwah dengan cara sembunyi-sembunyi seperti ini, dikarenakan belum diizinkan oleh Allah untuk berdakwah dengan terang-terangan dan dikarenakan jumlah dan kekuatan kaum muslimin masihlah sangat minim yang diperkirakan belum bisa menghadapi kekuatan orang-orang kafir Quraisy.

    Buah dan Pelajaran yang Bisa Dipetik Dari penggalan sirah yang indah ini kita banyak mengambil kesimpulan dan pelajaran,

  • SIRAH

    Edisi:4 Vol.140

    di antaranya adalah sebagai berikut.1. Hikmahnya Nabi n dalam dakwah Beliau, di mana Beliau memulai dakwah dengan cara yang menyesuaikan dengan kondisi masyarakat. 2. Di dalamnya terdapat penjelasan bahwa yang pertama kali masuk Islam dari kalangan wanita adalah Khodijah, dari kalangan anak belia adalah Ali bin Abu Thalib, dari kalangan laki-laki dewasa adalah Abu Bakar dan dari kalangan bekas budak adalah Zaid bin Haritsah.3. Keutamaan Abu Bakar, yang mana Beliau mendapatkan banyak sekali keutamaan, di antaranya adalah Beliau termasuk orang-orang yang pertama kali masuk Islam.4. Kemuliaan yang dimiliki oleh para Assaabiquunal Awwaluun. Dan Allah telah memuji mereka dengan pujian yang sangat luhur. Dia berfirman :

    8

    ) : 100( Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (Qs. At-Taubah : 100) 5. Keutamaan berdakwah di jalan AllahDan pelajaran-pelajaran lainnya, Wallahu Alam.Maroji :

    - Ar Rahiiq Almakhtuum, Syaikh

    Shafiyurrahman Almubarakfurie.

    - Haadzaa Alhabiib Ayyuhal Habib, Syaikh

    Abu Bakr Jabir Aljazairie.

  • 41 Edisi:4 Vol.1

    DOA KELUAR RUMAH

    Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.

    ( Shohih At-Tirmizi : 3/151)

  • Edisi:4 Vol.142

    Pembaca yang budiman.Ketenaran didambakan oleh banyak orang, karena manusia itu memiliki kecenderungan untuk dikenal, dipuji, dan disanjung. Namun, ketenaran itu akan menjerumuskan seseorang ke dalam fitnah yang membahayakan dirinya, karena di saat seseorang mendambakan dan mencari ketenaran ia akan sangat gembira jika kebaikannya disebut-sebut dan tidak senang jika ada orang lain yang memiliki kelebihan, sehingga hatinya berada dalam dua kondisi yang sangat tercela, yaitu antara riya dan hasad. Ketenaran menjauhkan seseorang dari sifat keikhlasan yang merupakan

    syarat diterimanya amal kebaikan. Diriwayatkan, bahwa suatu kali terlihat ada kesedihan di muka Imam Ahmad, karena beliau telah dipuji oleh seseorang. Dikatakan kapada Beliau,Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepadamu atas jasamu terhadap Islam. Beliau menjawab: Tidak, tetapi semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepada Islam, karena telah berjasa kepadaku.Para ulama dengan keilmuan dan keshalihan mereka adalah orang yang paling pantas untuk dikenal dan menjadi orang-orang yang tenar, namun mereka sangat berhati-hati dengan ketenaran ini dan berusaha

    dan Kekhawatiran Mereka terhadap Ketenaran

    Salaf Oleh: Nuralim, Lc.

    TELADAN SALAF

  • TELADAN SALAF

    43 Edisi:4 Vol.1

    untuk menjauhinya serta mereka selalu berusaha menjaga keikhlasan. Pembaca yang budiman.Marilah kita simak kisah-kisah beberapa ulama salaf berikut ini, yang mengkisahkan tentang upaya mereka untuk menghindari ketenaran dan menjauhi bahayanya. 1. Abdullah Ibnul Mubarak tidak dikenal orang dan tidak ingin pendapatnya ditulis.

    Al Hasan, salah seorang Murid Ibnul Mubarak berkata: Suatu hari aku bersama Abdullah ibnu Al Mubarak. Kami berdua menuju ke sebuah tempat air minum. Orang-orang sedang meminum di tempat itu, kemudian kami berdua mendekati tempat itu untuk minum. Orang-orang tersebut tidak ada yang mengenal beliau, sehingga mereka berdesakan dengan beliau dan mendorongnya. Ketika keluar, Abdullah ibnu bin Al Mubarok berkata kepadaku, Seperti inilah hidup itu. Di mana

    seseorang tidak dikenal maka ia tidak akan dihormati.Al Hasan juga berkata: Ketika Abdullah ibnu Al Mubarok di Kufah, dibacakan kepada beliau kitab Manasik Haji. Setelah sampai kepada sebuah hadits, kemudian tertulis setelahnya perkataan Abdullah berkata: Kami berpegang dengan hadits ini, Abdullah ibnu Al Mubarak berkata: Siapa yang menulis pendapatku ini? Aku Menjawab: Penulisnya yang menulis. Beliau mengerik tulisan itu hingga hilang dan berkata: Siapa aku ini. Hingga pendapatku ditulis?2.Ibnu Masud tidak ingin diikuti dari belakang.

    Hubaib bin Abi Tsabit berkata: Suatu hari Ibnu Masud keluar dan orang-orang mengikutinya dari belakang. Beliau bertanya kepada mereka: Apakah kalian memiliki keperluan? Mereka menjawab: Tidak, tetapi kami ingin berjalan bersama anda. Ibnu Masud berkata: Kembalilah! Sesungguhnya

  • TELADAN SALAF

    Edisi:4 Vol.144

    hal ini membuat hina bagi orang yang mengikuti dan menimbulkan fitnah bagi yang diikuti.3. Ibnul Munkadir dan seorang tukang sepatu.

    Muhammad bin Al Munkadir berkata: Dahulu aku selalu berada di salah satu tiang masjid Rasulullah n untuk duduk dan sholat malam di situ. Penduduk Madinah mengalami musibah kekeringan selama satu tahun, mereka keluar memohon kepada Allah agar diturunkan air hujan, namun Allah tidak menurunkan hujan kepada mereka. Pada suatu malam aku shalat Isya di masjid Rasulullah n, kemudian aku bersandar di tiang

    yang biasa aku tempati. Lalu datang seseorang yang berkulit hitam kekuning-kuningan. Ia bersarung dengan sehelai kain dan berselendang dengan sehelai kain di lehernya. Orang itu maju ke arah tiang yang ada di depanku, sehingga aku berada di belakangnya. Ia shalat dua rakaat kemudian duduk untuk berdoa. Dalam doanya ia berkata, Wahai Rabb, penduduk kota suci Nabi Mu telah keluar memohon hujan kepada Mu, namun Engkau tidak memberikan hujan kepada mereka. Aku bersumpah kepada Mu agar Engkau menurunkan hujan kepada mereka. Aku berkata, Orang ini gila. Tidaklah sampai orang itu menurunkan tangannya selesai berdoa, aku mendengar bunyi petir kemudian turun hujan, dan aku sempat ingin pulang kepada keluargku. Ketika mendengar hujan turun, orang itu memuji Allah dengan pujian yang tidak pernah aku dengar sebelumnya. Kemudian ia berkata, Siapa

    Dalam doanya ia berkata: Wahai Rabb, penduduk kota suci NabiMu telah keluar memohon hujan kepadaMu, namun Engkau tidak memberikan hujan kepada mereka. Aku bersumpah kepadaMu agar Engkau menurunkan hujan kepada mereka.

  • TELADAN SALAF

    45 Edisi:4 Vol.1 edisi:4 Vol.1 45

    aku ini, sehingga Engkau mengabulkan doaku. Padahal aku hanya kembali kepada Mu dengan segala pujian dan keutamaan Mu. Kemudian ia berdiri dan menjadikan kain sarungnya sebagai baju dan meletakkan kain yang ada di lehernya di kedua kakinya. Ia melaksanakan shalat terus menerus hingga apabila merasa Shubuh akan tiba, ia sujud dan shalat witir lalu shalat dua rakaat sebelum Shubuh. Iqamah Shubuh pun dikumandangkan, ia masuk ke dalam shaf untuk shalat berjamah bersama orang-orang dan aku juga masuk shaf bersamanya. Ketika imam salam dari shalatnya, ia berdiri kemudian keluar dan aku ikut keluar di belakangnya hingga sampai pintu masjid. Ia keluar dari masjid dengan mengangkat bajunya karena melewati genangan air. Aku ikut keluar di belakangnya dengan mengangkat bajuku karena melewati genangan air, namun setelah itu aku tidak tahu ke

    mana ia pergi. Di malam berikutnya, aku shalat Isya di masjid Rasulullah n lalu menuju tiang yang biasa aku duduk di situ kemudian bersandar padanya. Orang itu datang, ia berdiri dengan menjadikan sarungnya sebagai baju dan meletakkan kain selendangnya di kedua kakinya. Ia shalat terus menerus hingga ketika Shubuh akan tiba ia sujud dan shalat witir kemudian shalat dua rakaat sebelum Shubuh. Iqamat Shubuh dikumandangkan, ia masuk ke dalam jamaah Shubuh bersama orang-orang dan aku masuk bersamanya. Ketika imam salam dari shalatnya, ia keluar dari masjid dan aku keluar di belakangnya. Ia terus berjalan, aku mengikutinya hingga ia masuk ke dalam sebuah rumah di Madinah yang sudah aku ketahui sebelumnya lalu aku kembali ke masjid. Ketika matahari terbit dan aku telah selesai shalat, aku keluar menuju rumah orang itu.

  • TELADAN SALAF

    Edisi:4 Vol.146

    Aku melihat orang itu sedang menjahit sepatu dan ia adalah seorang tukang sepatu. Ketika melihatku ia mengenalku, kemudian bertanya: Selamat datang wahai Abu Abdillah! Ada perlu apa? Apakah anda ingin aku buatkan sepatu? Aku duduk seraya berkata: Bukankah kamu teman shalatku kemarin malam? Muka orang itu berubah menjadi hitam dan berteriak kepadaku seraya berkata, Wahai Ibnul Munkadir! Apa urusanmu dengan shalatku itu? orang itu marah. Aku menjadi takut kepadanya, kemudian pergi darinya. Di malam beriktunya lagi, aku Shalat Isya di masjid Rasulullah n, kemudian menuju ke tiang yang biasa aku duduk di situ lalu bersandar kepadanya. Orang itu tidak datang lagi. Aku berkata. Innalillahi, apa yang telah aku lakukan? Ketika waktu pagi telah tiba, aku duduk di masjid hingga terbit matahari,

    kemudian keluar menuju rumah yang ditempati orang tersebut. Aku mendapatkan pintu rumahnya terbuka dan di dalamnya tidak ada apa-apa. Orang-orang yang ada di situ bertanya kepadaku, Wahai Abu Abdillah? Apa yang terjadi antara Anda dengan orang itu kemarin? Aku menjawab, Ada apa dengannya? mereka berkata: Setelah Anda pergi darinya kemarin, ia membentangkan kainnya di tengah rumahnya, kemudian tidak ada satu pun barang yang ada di rumahnya kecuali ia letakkan di kainnnya itu, lalu ia membawanya pergi dan kami tidak tahu ke mana ia pergi?Selanjutnya Ibnul Munkadir berkata, Aku telah mendatangi setiap rumah yang aku kenal di Madinah untuk mencari orang itu, namun aku tidak mendapatkannya pula.

    Referensi:Aina Nahnu min Akhlaqissalaf, Abdul Aziz bin Nasir Al Jalil dan Bahauddin bin

    Fatih Aqil.

  • 47 Edisi:4 Vol.1

    RESENSI BUKU

    Membentuk Karakter Anak Ala RasulullahOleh: Suratman, S.Pd.

    A. Identitas Buku1. Judul buku : Pendidikan Karakter Berbasis Sunnah Nabi2. Penulis : M. Mujib Ansor, S.H., M.Pd.I.3. Penerbit, Kota: Pustaka Al-Umm, Malang4. Tahun terbit : 2013 Masehi5. Ukuran buku : 14 cm X 21 cm, 254 halaman6. Harga : Rp35.000,00

    B. Pendahuluan Dewasa ini, kita umat Islam secara khusus, dan warga negara Republik Indonesia secara umum, tengah melewati masa yang dapat kita sebut krisis pendidikan utamanya yang berkenaan dengan karakter atau perilaku. Akibatnya, bangsa ini tengah mengalami krisis moral yang hebat. Betapa tidak? Seorang intelek berpendidikan tinggi tetapi merasa tenang-tenang saja melakukan tindak korupsi milayaran rupiah. Seorang yang ditokohkan (diidolakan) masyarakat, tetapi dengan tanpa rasa malu melakukan perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang yang menjadi teladan umat. Begitu pula masyarakat pengagumnya juga tidak berkurang rasa kagumnya walaupun tokoh idolanya melakukan hal tersebut. Kondisi tersebut rupanya sudah mulai disadari oleh pemerintah Indonesia dengan menyusun Kuri-kulum 2013 yang berbasis karakter.

    Atas dasar itulah, yaitu Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis karakter, penulis buku ini merasa tertantang untuk menggali sejarah yang ditempuh Rasulullah n dalam membentuk karakter generasi terbaik yaitu para sahabat yang menemani Beliau. hanya dalam kurun waktu kurang lebih 23 tahun.C. Ringkasan Isi Buku Buku ini berasal dari tesis di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) Jombang, Jawa Timur yang berjudul Konsep dan Metodologi Nabi n dalam Pendidikan Karakter. Buku ini diawali dengan menggambarkan sosok Rasulullah n sebagai Sang Guru Teladan yang disegani oleh tokoh nonmuslim sekalipun seperti Michael H. Hart dan Mahatma Gandhi. Kemudian dilanjutkan dengan pujian Allah kepada Rasulullah, dan bukti-bukti sejarah (sirah) yang menguatkan betapa cemerlangnya hasil didikan

  • RESENSI BUKU

    Edisi:4 Vol.148

    Rasulullah kepada para sahabatnya. Pada bab-bab selanjutnya, penulis buku menjelaskan konsep-konsep atau istilah yang digunakannya dalam penelitian tersebut (bab 2), memperkenalkan sosok Rasulullah dan akhlak mulia Beliau yaitu amanah, jujur, lemah lembut, kasih sayang, dan rendah hati (bab 3). Pembahasan selanjutnya (bab 4), penulis buku menggambarkan inti pertama konsep Nabi shalallahu alaihi wasallam dalam mendidik karakter antara lain: (1)membentuk manusia yang hanya beribadah kepada Allah semata, (2) mendidik sejak kecil, (3) menyadarkan kewajiban menuntut ilmu dan menyampaikannya, (4) mengikatkan ilmu dengan amal, (5) belajar sepanjang hayat, (6) tidak sekuler, dan (7) menekankan pendidikan akhlak mulia. Dalam bab ini dibahas pula dasar atau landasan pendidikan, konsep niat, konsep ilmu, tujuan pendidikan Nabi, kurikulum pendidikan Nabi, guru dan murid, tempat pendidikan, dan diakhiri dengan evaluasi dan lulusan pendidikan. Inti kedua dalam buku ini adalah metodologi Nabi n dalam mendidik karakter. Pada inti kedua inilah kelemahan pola pendidikan yang kita jumpai di Indonesia sehingga menghasilkan lulusan yang kering dari karakter (akhlak) mulia. Metodologi Nabi dalam mendidik karakter tersebut adalah (1) mendidik melalui teladan; (2) melatih dan membiasakan; (3) membimbing,

    mengarahkan, dan menasihati; (3)metode kisah atau cerita yang konstruktif; (4) menjelaskan dengan perumpamaan; (5) lemah lembut dalam memberikan pengajaran; (6)memberikan pujian, memuliakan, perlombaan, dan hadiah; (6) segera meluruskan kesalahan; dan (7) menghukum anak. Dari ketujuh metodologi Nabi tersebut, metodologi keenam dan ketujuh ini yang perlu mendapatkan perhatian kita sebagai pendidik karena hal ini sering disalahpahami oleh kita, sebagai pendidik, dengan pemahaman bentuk kasih sayang kepada anak yang sebenarnya keliru. Dalam meluruskan kesalahan, Rasulullah menempuh langkah-langkah: (1) melalui teguran langsung, (2) melalui sindiran, (3) melalui celaan, (4) melalui pemukulan, (5)melalui isolasi (pemutusan dari jamaah[kelompok]). Adapun dalam menghukum anak, Rasulullah menempuh tahapan: (1) memperlihatkan cambuk kepada anak, (2) menjewer daun telinga, (3) memukul anak dengan rincian: usia anak yang boleh dipukul, jumlah pukulan, cara memukul, bagian yang boleh dipukul, maupun kapan harus berhenti memukul. Pada bab 6, penulis buku membahas pengaplikasian konsep dan metode Nabi n dalam mendidik karakter di sekolah atau madrasah yaitu: (1) penguatan pelajaran agama (Islam) untuk menanamkan aqidah yang kuat dan akhlak yang mulia; (2)

  • RESENSI BUKU

    49 Edisi:4 Vol.1

    figur pendidik yang berakhlak mulia sebagai teladan; (3) melaksanakan metode Nabi dengan urutan memberi teladan, melatih dan membiasakan, dan pemberian hukuman; (4) melatih dan membiasakan yang hal tersebut harus dibiasakan sejak kecil (tingkat dasar); (5) bimbingan dan konseling; dan (6) sistem evaluasi yang harus menyeluruh yaitu aspek kognitif, afektif (sikap), psikomotor, konasi (kegiatan mental), dan iman. Pada bab terakhir (bab 7), penulis buku menyimpulkan dan memberikan tiga saran bagi: (1) para pengambil kebijakan untuk mengaplikasikan konsep dan metode Nabi dalam pendidikan karakter; (2) para praktisi pendidikan hendaknya melakukan rekonstruksi dan reformulasi pelaksanaan pendidikan karakter; dan (3) evaluasi pembelajaran harus mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotor, dan agama. D.Resensi Buku Isi buku Pendidikan Karakter Berbasis Sunnah Nabi n (Kunci Sukses Membangun Karakter Anak Bangsa) merupakan salah satu buku rujukan yang tepat bagi ummat Islam, khususnya di Indonesia, untuk membimbing para pendidik dalam melaksanakan tugas mendidik dalam rangka membentuk generasi berkarakter (berakhlak) mulia sesuai konsep dan metode Nabi n. Mengapa? Karena buku ini merupakan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh seorang pendidik di lapangan yang sudah berpengalaman. Di samping

    itu, penulisnya juga seorang yang bermanhaj lurus, insya Allah, sesuai dengan pemahaman ahlussunnah wal jamaah di atas manhaj salafus shalih. Bagi para praktisi pendidikan, baik orang tua maupun guru di sekolah/ madrasah, buku ini sangat membantu tugasnya. Apalagi penyusunan buku ini disertai kutipan dalil-dalil dari Alquran, Alhadits, dan buku-buku ulama terkemuka dan para ahli pendidikan yang banyak dijadikan pedoman dalam mendidik anak. Selain kelebihan-kelebihan di atas, tentu saja ada pula kekurangannya karena kitab yang tidak ada kesalahan hanyalah Alquran. Namun, beberapa kesalahan yang ada hanyalah kesalahan yang kurang berarti seperti penulisan beberapa kata yang tidak baku sesuai Ejaan yang Disempurnakan dan penulisan daftar pustaka yang tidak standar seperti yang dianut oleh banyak perguruan tinggi di Indonesia. Kekurangan lain yaitu buku ini tidak dijual bebas di toko-toko buku karena faktor teknis pendistribusian atau pemasaran yang kurang profesional. Buku ini hanya dapat diperoleh dengan cara memesan langsung ke penerbit yang tentu saja harus dikenai biaya tambahan sebagai ongkos kirim. Lagi pula dengan cara begitu, maksud penulis agar masyarakat luas dapat membaca buku tersebut akan terhambat karena jarang orang yang tahu tentang adanya buku tersebut. Wallahu alam bishawwab.

  • Edisi:4 Vol.150

    FATAWA ULAMA

    Jawaban: Syaikh Utsaimin t menjawab : Tidak diperbolehkan bagi pelajar untuk melakukan kecurangan (menyontek) saat ujian. Karena curang termasuk dosa besar. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi y: Barangsiapa berbuat curang maka dia bukan termasuk golongan kami. Kecurangan yang ia lakukan membuatnya lulus ujian dan mendapat surat kelulusan. Padahal, dia tidak berhak untuk mendapatkannya. Setelah lulus ia pun menduduki jabatan di sebuah negara yang mensyaratkan

    ijazah untuk menduduki sebuah jabatan. Jika ijazah ini diperoleh dari hasil curang maka dikhawatirkan pendapatan (gaji) yang diperolehnya menjadi haram. Karena ia mengambil sesuatu yang bukan haknya. Ia belum memiliki keahlian yang cukup untuk menduduki jabatan tersebut. Sehingga ia terjatuh ke dalam memakan harta dengan cara yang batil. Wahai saudara-saudaraku dan kalian wahai anak-anakku! Hindarilah berlaku curang saat ujian, dalam setiap mata pelajaran. Karena pemerintah telah

    Pertanyaan : Sebagian pelajar melakukan kecurangan (menyontek) saat ujian. Bagaimana hukum berlaku curang saat ujian?

    Saat UjianCurang

  • FATAWA ULAMA

    51 Edisi:4 Vol.1

    membuat kurikulum tersebut untuk kemudian diterapkan di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi. Jika seorang pelajar atau mahasiswa masuk ke sekolah atau perguruan tinggi yang menerapkan kurikulum tersebut, maka wajib baginya untuk mematuhi peraturan dan tidak berbuat curang di semua pelajaran. Adapun sangkaan sebagian pelajar yang mengatakan bolehnya berlaku curang dalam pelajaran bahasa Inggris, bahasa Perancis, atau pelajaran Matematika maka ini adalah sangkaan yang salah. Karena semua pelajaran yang tercatat di dalam kurikulum harus di pelajari oleh siswa. Kelak setelah lulus nanti, ia akan diberikan ijazah sebagai bukti kalau ia sudah menguasai semua mata pelajaran. Jika ia curang pada sebagian mata pelajaran, menyontek jawaban teman, atau diisikan oleh orang lain maka ia telah berkhianat dan ia telah gagal meraih kelulusan yang sesungguhnya.

    Seorang penanya yang bernama Kholid berkata, Aku telah lulus SMA. Akan tetapi semasa sekolah aku telah berbuat curang di sebagian mata pelajaran yang berkaitan dengan bahasa Inggris. Sekarang aku berada di ambang pintu masuk universitas. Apa yang mesti aku lakukan? Apakah aku harus bertaubat?Maka syaikh tpun menjawab, Engkau wajib bertaubat kepada Allah dan tidak boleh melakukan hal seperti itu lagi. Karena curang saat ujian di pelajaran apa pun dianggap sebagai sebuah tindak kecurangan. Nabi y telah bersabda, Barangsiapa berbuat curang maka ia bukanlah golongan kami. Saat ini yang menjadi kewajibanmu adalah bertaubat. Masuklah ke Universitas tersebut disertai dengan taubat. Teruslah berusaha untuk menjauhi kecurangan. Dan jika engkau ditakdirkan

  • FATAWA ULAMA

    Edisi:4 Vol.152

    mendapatkan ijazah universitas tanpa kecurangan maka sesungguhnya Allah menerima taubat hamba-hambaNya dan memaafkan kesalahan-kesalahannya.

    -Fatawa Nur Alad-Darbi-

    Berlepas Diri dari Harta Curian Seorang penanya berkata, Aku telah mencuri harta orang lain. Kemudian aku bertaubat dan kembali kepada Allah. Aku ingin mengembalikan harta curian kepada pemiliknya. Akan tetapi aku takut merasa terhina dan menjadi aib bagi diriku. Bolehkan aku bersedekah dengan harta tersebut dan menjadikan sedekah tersebut untuk pemilik harta yang aku curi?Jawaban: Sesungguhnya taubat yang benar harus memenuhi empat syarat. Yaitu:1. Berlepas diri dari maksiat.2. Menyesali maksiat yang telah dilakukan.3. Bertekad untuk tidak mengulangi kemaksiatan.4. Mengembalikan hak-

    hak kepada pemiliknya jika kemaksiatan itu berkaitan dengan hak manusia. Sebagaimana yang terdapat dalam pertanyaan di atas, maka kewajibanmu adalah mengembalikan harta yang telah engkau curi kepada pemiliknya jika engkau mengenalnya. Kewajibanmu tidak gugur kecuali dengan cara tersebut. Engkau tidak boleh bersedekah dengan harta tersebut. Karena engkau bukan pemiliknya dan engkau juga belum diberi kewenangan untuk bersedekah atas nama mereka karena engkau mengambilnya dengan cara yang tidak benar. Rasulullah y: Tidak halal harta seorang muslim kecuali dengan keridhaan. HR. Ahmad, Baihaqi dan Ibnu Majah. Hadits sahih. Tapi jika pemilik harta tidak diketahui kemudian engkau bersedekah dengan harta tersebut atas nama mereka semoga kewajibanmu kepadanya gugur. -Fatawa Yasalunaka-

  • 53 Edisi:4 Vol.1

    FAHD ABDURRAHMANPutra ke- 3 dari Ust Edi Siswanto, M.Pd

    USAMAHPutra ke- 4 dari Ust Nuralim, Lc

    NAQIYYA FAIZA AFNANPutri ke- 1 dari Ust Yudi Firmansyah .S.Pd.

    Semoga menjadi anak shaleh shalehah, bertaqwa dan berbakti kepada orang tua.

    Amin...''

    Ucapan Selamat

    KELUARGA BESAR YAYASAN BINAAUL MUSTAQBAL DAN

    MAHAD AL BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOLMENGUCAPKAN

    SELAMAT ATAS KELAHIRAN :

  • Edisi:4 Vol.154

    KISAH MEREKA

    Delapan tahun yang lalu ketika wajah-wajah mungil berkumpul pada satu wadah sebuah lembaga pendidikan bernama AL BINAA Islamic Boarding School.

    Pada awalnya cerita berangkat dari keterpaksaan. Adapula yang bermula dari kerelaan. Dari sana ada juga yang melakukannya dari ketidaktahuan. Ada juga yang memulainya dengan kalimat Ahh.. daripada..; dan sangat mungkin dari setiap orang memulainya dengan berbagai

    alasan yang berbeda-beda. Mengulas kembali kisah hidupku selama 6 tahun di AL BINAA tidaklah jauh berbeda dengan kisah-kisah yang telah dimuat sebelumnya pada rubrik ini. Rutinitas dan kebiasaan yang sama dilakukan oleh setiap santri AL BINAA di setiap harinya. Mulai dari terpancarnya fajar yang membentang di ufuk timur, diiringi dengan terbitnya matahari, hingga tenggelamnya di ufuk barat. Setiap komponen melaksanakan tugasnya masing-masing. Siang dan malam silih berganti. Kemarau

    Akudan Diariku

    Oleh: Asep Ridwan Taufiq

  • KISAH MEREKA

    55 Edisi:4 Vol.1

    datang menggantikan hujan. Hujan datang menggantikan kemarau. Menyimpan banyak kisah dan pelajaran hidup yang begitu berharga. Tak kuasa kutuangkan seluruhnya dalam tulisan ini. Berikut potongan-potongan kisah dan pelajaran yang ingin kubagikan kepada pembaca sekalian.***[kami semua santri Al Binaa menuntut ilmu iman dan taqwa .. ] Lantunan mars yang baru pertama kali kudengar dalam hidupku pada sebuah acara Haflah Iftitah (Acara Pembukaan), menyadarkan lamunanku. Sebuah pernyataan yang menghunjam sanubari, bahwa kini aku berada pada kehidupan baru. Bukan aku yang dulu lagi. Ya, kini aku resmi diberi gelar sebagai Santri AL BINAA Entah bagaimana perasaanku ketika itu, tak mampu kulukiskan. Rasa bahagia diselimuti kesedihan. Pertama kalinya aku mondok dan harus berpisah dari kedua

    orang tua, meninggalkan tanah kelahiran, teman bermain, dan yang lainnya. Akan tetapi, apalah daya. Kedatanganku ke tempat ini sudah menjadi akhir keputusanku yang harus aku jalani. Perasaan itu harus kupendam dalam-dalam, demi keberlangsungan hidupku di tempat baruku AL BINAA. Tibalah detik-detik perpisahan dengan keluargaku. Kakakku berkata ,Ga,apa kan Sep, ditinggal? Iya Aa![1]. jawabku, sembari menahan raut kesedihan yang membias di wajahku. Ayahku juga berpesan kepadaku,Asep harus sabar, yang rajin belajarnya, jangan sedih .. Iya Pak. [2] Beranjaklah keluargaku naik ke dalam mobil. Kunci mobil telah diputar ke arah kanan, mesin mobil pun berbunyi. Tak lama roda mobil perlahan berputar. Semua yang berada di dalamnya membuka kaca

  • Edisi:4 Vol.156

    dan melambaikan tangan kepadaku tanda perpisahan. Rasa sedih yang tak mampu dituangkan dalam tulisan, air mata yang kubendung pun akhirnya mengalir, degup jantung yang semakin tak karuan membuat napas menjadi terasa sesak. Semuanya datang secara alami tanpa bisa kukendalikan. Kini kusadar, kehidupan baru telah dimulai

    Malam baru, kekonyolan yang tak pernah kulupakan. Setelah acara penyambutan santri baru selesai, semua santri (angkatanku) diarahkan oleh musyrif menuju ke gedung Arafah. Setiap santri dibantu dengan orang tuanya mebersihkan lemari, menata pakaian, buku, alat tulis, selimut, dan lain sebagainya. Hingga penghujung senja satu persatu orang tua berpamitan dengan anaknya, memberikan pelukan dengan penuh kehangatan, memanfaatkan waktu sebelum berpisah. Allahu Akbar.. Allaahu Akbar suara adzan maghrib

    terdengar dari masjid Jami Riyadhussalihin bersahutan dengan adzan yang terdengar dari kampung sebelah. Kami pun bergegas menuju masjid untuk menunaikan shalat mahgrib. Seusai shalat maghrib kami menuju math'am [3] untuk makan malam. Kemudian tak lama adzan Isya dikumandangkan, lalu kami menunaikan sholat Isya berjamaah. Singkat cerita, tibalah malam pertamaku berada di pesantren. Sebuah keadaan yang tak pernah kualami sebelumnya. Tidur, jauh dari kedua orang tua. Suasana ramai terasa sunyi dan sepi. Kucoba berkali-kali untuk memejamkan mata namun tak kunjung bisa. Ditambah lagi dengan nyamuk yang terus mengagguku. Hampir satu jam lebih aku tak kunjung tidur. Hingga aku berinisiatif untuk menghetikan kerumunan nyamuk yang terus mengangguku. Aku beranjak ke lemari, kucari obat nyamuk. Ohh, ternyata aku lupa tidak membelinya. Ahha ! muncul ide konyol.

    KISAH MEREKA

  • 57 Edisi:4 Vol.1

    Sebuah botol parfum sprei, mungkin ini bisa menjadi pengganti obat nyamuk, pikirku. Kusemprotkan berkali kali ke sekelilingku. Hingga orang-orang di sekitarku mencium bau parfum yang begitu menyengat dari arah kasurku.Ngapain kamu Nak? kata salah satu orang tua anggota kamar yang masih belum pulang. Hmm.. ini Bu, supaya nyamuknya pergi, jawabku dengan polos. Banyak nyamuk, ya? Kok pakai parfum? imbuhnya. iya Bu, ga punya obat nyamuk, hehehe, jelasku.#$%?? :) :). Ibu itu senyum keheranan memperhatikan perilakuku. Malam yang terasa begitu panjang, hingga akhirnya aku pun berhasil tidur.

    Arti Persahabatan Satu bulan sudah mondok di AL BINAA. Kini aku sudah bisa menyesuaikan diri dengan rutinitas yang ada. Mulai memahami lingkungan yang

    heterogen. Hingga akhirnya kutemukan dua orang sahabat. Ketika kejenuhan menyapa, merekalah yang menjadi penyemangatku. Mereka juga yang sering menasihatiku ketika aku lalai, mereka adalah Fauzi Abdillah, dan Muhammad Zaid Billah. Keterasingan menghilang semenjak kehadiran mereka berdua. Pergi ke masjid bersama, pergi ke math'am bersama, pergi ke kampus bersama, dan kebetulan mereka berdua satu kamar dan satu kelas denganku. Ketika ada tugas sekolah yang tidak kumengerti, tak seganku bertanya kepada mereka bedua. Karena mereka pula aku jadi mengenal Universitas Islam Madinah. Universitas Islam Madinah itu apa? tanyaku, Itu universitas yang ada di Madinah, Ustadz Aslam lulusan situ loh! Jelas Fauzi kepadaku. Mulai dari situlah tumbuh keinginanku untuk kuliah di sana. Sebuah angan-angan yang mustahil pikirku kala itu.

    KISAH MEREKA

  • KISAH MEREKA

    Edisi:4 Vol.158

    Hari demi hari kulewati. Aktivitas keseharian berjalan seperti biasanya. Tiba-tiba ada kabar burung sampai ke telingaku bahwa Fauzi akan pindah sekolah, keluar dari AL BINAA. Kabar yang membuatku bingung, ragu akan kebenarannya. Akhirnya aku mencoba untuk menanyakan langsung kepadanya Zi, bener ente mau pindah? tanyaku, Iya.., jawabnya. Singkat cerita pernyataannya itu tebukti, di kelas VIII aku tidak melihatnya lagi. Semenjak kepergiannya sampai saat ini aku belum pernah mengetahui keadaannya lagi. Semoga Allah senantiasa menjaganya. [4]

    Tiba di Persimpangan Jalan Tahun 2009, tiga tahun sudah ku melewati masa pendidikanku di AL BINAA. Jenjang SMP telah usai. Lanjut ke jenjang selanjutnya, yaitu SMA. Banyak dari teman-teman seperjuanganku yang gugur di pertengahan

    jalan. Ada di antara mereka yang memilih untuk pindah pensantren, ada juga yang lebih memilih untuk sekolah di SMA negeri, bahkan ada yang memutar haluan, berhenti untuk tidak melanjutkan sekolah karena sebab yang memaksanya untuk melakukan itu. Suatu malam, seperti biasanya kami mengisi malam hari menjelang tidur dengan obrolan-obrolan ringan. Kali ini obrolan kami menjurus tentang kelanjutan pendidikan.Ane kayanya ga lanjut sekolah di sini Huh, Ane dipaksa orang tua ane buat lanjutin SMA di sini Kalo ane ga kuat deh lanjut lagi SMA di AL BINAA, bayangin aja kita udah cape 3 tahun, masa mau nambah lagi? Kalo ane Insya Allah lanjut di sini Berbagai pendapat dan pandangan yang disampaikan teman-temanku mengenai kelanjutan mereka sekolah di AL BINAA. Aku pun sempat

  • KISAH MEREKA

    59 Edisi:4 Vol.1

    terpengaruhi oleh mereka. Sempat ada keinginan untuk tidak lanjut lagi di AL BINAA. Namun perasaan itu aku buang jauh-jauh, teringat pesan dari ayahku untuk terus istiqamah belajar di AL BINAA hingga selesai. Begitu juga kakakku menyemangatiku agar tetap sekolah di AL BINAA. Pelajaran : Dalam setiap langkah kehidupan ini kita akan senantiasa dihadapkan pada pilihan-pilihan. Terkadang pilihan-pilihan tersebut bertolak belakang satu dengan yang lainnya. Ketika situasi ini ada pada dirimu, maka istiqamahlah, bulatkan tekad, dan bersabarlah untuk tetap bersama orang-orang hebat hingga mencapai titik kesuksesan. Demikian Allah lberfirman dalam kitabNYa:

    )

    )28 :

    Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.

    Memaknai Sebuah Organisasi Tahun kelima, ketika aku sedang asyik berlibur bersama keluargaku, tiba-tiba ada sms dari seorang ustadz.Assalamualaikum, dimohon kehadiran Asep di AL BINAA sekarang. Antum ditunjuk menjadi panitia Usbu Taaruf tahun ini. Liburan yang tinggal sehari lagi akhinya harus rela kukorbankan untuk memenuhi undangan tersebut. Sesampainya di AL BINAA, ternyata di sana juga ada teman-temanku yang lain.

  • TIPS KESEHATAN

    Edisi:4 Vol.160

    Ada Burhan, Yafie, Jihadullah, dan yang lainnya. Semuanya ditunjuk oleh panitia Usbu Taaruf dari Ustadz saat itu, Ustadz Yudi Firmansyah dan Ustadz Sulaeman Matarima. Kegiatanku menghadiri rapat setiap malam, diikuti juga dengan ustadz-ustadz yang lain, ditemani dengan konsumsi ringan, demi mematangkan dan menyukseskan kegiatan Usbu Taaruf tahun itu. Suasana musyawarah, bertukar pikiran, menyampaikan pendapat, memberikan kritik dan saran, cukup memberikanku gambaran akan makna dari sebuah organisasi. Tidak hanya sampai di situ. Setelah berjalan satu bulan, aku dan teman-teman seangkatanku diberi tugas untuk mengemban organisasi kesantrian yang dikenal dengan sebutan Jamiyyah Tholabah (JAMTHOL). Meski kala itu tidak secara resmi didirikan, namun secara otomatis tongkat kepemimpinan itu diberikan dari angkatan sebelumnya

    kepada angkatan kami. Amanah berat yang harus dipikul membuat kami berlatih untuk berpikir lebih dewasa, meski sifat kekanak-kanakan yang kadang masih mewarnai. Gelak tawa, ulah kekonyolan ketika rapat, itu sudah menjadi hal yang biasa. Akan tetapi ada nilai berharga yang dapat dipetik. Nilai sebuah kerjasama, bahu- membahu, membuang sifat egois, dan lain sebagainya. Tugas ini berjalan hingga akhir kelas sebelas. Akhir tahun pelajaran 2010/2011 (akhir jabatan JAMTHOL), tepatnya pada sebuah acara Usbu Tsaqofy. Acara yang diadakan setiap akhir tahun pelajaran, meru