mabuk tanpa minuman

2
Mabuk tanpa Minuman Sebagai Buddhis, anda pasti mengenal dengan baik apa itu lima sila dasar (pañcasīla) bukan? Tetapi, apakah anda tahu mengapa kita harus mengetahui, memahami, dan melaksanakannya? Secara umum, tidak ada satu orang pun (atau bahkan makhluk apapun) yang ingin dibunuh, dicuri miliknya, dilecehkan secara seksual, dan dibohongi. Bila anda tidak ingin mengalami keempat hal tersebut, orang lain juga pasti tidak menginginkannya. Maka, janganlah melakukan hal yang anda tidak inginkan terjadi pada diri anda terhadap orang lain. Itulah sebabnya mengapa kita harus mengetahui, memahami, dan melaksanakan pañcasīla. Bagaimana dengan sila yang kelima - menghindari zat-zat yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran? Memang benar hal ini berbahaya bila kita mengonsumsinya sampai mabuk, karena saat mabuk kita dapat melakukan pelanggaran empat sila sebelumnya. Namun demikian, bukankah hal ini tidak berbahaya bila kita tidak mengonsumsinya sampai mabuk? Sebagai contoh, bila kita mengonsumsinya hanya untuk menghangatkan tubuh atau untuk alasan kesehatan, seperti untuk memperlancar peredaran darah. Selain itu, bila mengonsumsinya di rumah sendiri dan setelah itu kita juga tidak pergi ke mana-mana, tetapi hanya berdiam di rumah saja; bukankah hal ini tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain? Benar, untuk jangka pendek, mungkin hal ini tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain, tetapi bagaimana untuk jangka panjangnya? Selain itu, adalah hal yang tidak pantas bila kita berpikir bahwa bila suatu tindakan tidak merugikan orang lain berarti hal tersebut tidak apa-apa. Apakah hal yang mendatangkan kerugian bagi diri sendiri pantas dilakukan, pantas dikatakan sebagai sesuatu yang tidak berbahaya? Tentunya tidak bukan? Itulah sebabnya mengapa kita juga harus mengetahui, memahami, dan melaksanakan sila yang kelima. Alasan lain yang bahkan lebih penting dari alasan di atas adalah agar kita bisa berada terus di jalur Dhamma, karena hanya dengan cara demikianlah kedamaian sejati, Nibbāna, dapat dicapai. Orang mabuk dapat melakukan hal yang tidak baik karena kesadarannya lemah dan contohnya sangatlah banyak serta mudah ditemui, di antaranya adalah terjadinya perkelahian, kecelakaan lalu lintas, dan lain-lain. Selain itu, jangankan untuk dapat bekerja dengan baik, orang mabuk bahkan tidak dapat berbicara dengan baik. Maka, tidaklah berlebihan bila orang mabuk dikatakan sebagai sampah masyarakat. Bagaimana dengan anda? Apakah anda sering mabuk? Semoga tidak, mengapa? Karena, bahkan ketika tidak dalam keadaan mabuk sebagian besar dari kita lebih sering melakukan perbuatan yang bersekutu dengan keserakahan (lobha), kebencian atau kemarahan (dosa), dan kebodohan (moha). Semua itu adalah perbuatan yang merugikan, perbuatan yang akan memberikan penderitaan sebagai buahnya. Bagaimana hal itu dapat terjadi? Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan oleh lemahnya kesadaran. Bila tidak dalam keadaan mabuk saja kesadarannya sudah lemah, apalagi bila mabuk? Oleh karena itu, kita juga harus mengetahui, memahami, dan melaksanakan sila yang kelima dengan baik. Anda tentu sering mendengar berita dari berbagai media masa tentang pencurian, korupsi, penipuan, penyelewengan, dan sebagainya. Apakah kebanyakan dari mereka melakukannya saat mabuk atau tidak mabuk? Tidak mabuk bukan? Jadi, tolong camkan baik-baik, di dalam Dhamma

Upload: u-sikkhananda-andi-kusnadi

Post on 27-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mabuk tanpa Minuman

Mabuk tanpa Minuman

Sebagai Buddhis, anda pasti mengenal dengan baik apa itu lima sila dasar (pañcasīla)

bukan? Tetapi, apakah anda tahu mengapa kita harus mengetahui, memahami, dan

melaksanakannya? Secara umum, tidak ada satu orang pun (atau bahkan makhluk apapun) yang

ingin dibunuh, dicuri miliknya, dilecehkan secara seksual, dan dibohongi. Bila anda tidak ingin

mengalami keempat hal tersebut, orang lain juga pasti tidak menginginkannya. Maka, janganlah

melakukan hal yang anda tidak inginkan terjadi pada diri anda terhadap orang lain. Itulah

sebabnya mengapa kita harus mengetahui, memahami, dan melaksanakan pañcasīla.

Bagaimana dengan sila yang kelima - menghindari zat-zat yang dapat menyebabkan

lemahnya kesadaran? Memang benar hal ini berbahaya bila kita mengonsumsinya sampai mabuk,

karena saat mabuk kita dapat melakukan pelanggaran empat sila sebelumnya. Namun demikian,

bukankah hal ini tidak berbahaya bila kita tidak mengonsumsinya sampai mabuk? Sebagai contoh,

bila kita mengonsumsinya hanya untuk menghangatkan tubuh atau untuk alasan kesehatan,

seperti untuk memperlancar peredaran darah. Selain itu, bila mengonsumsinya di rumah sendiri

dan setelah itu kita juga tidak pergi ke mana-mana, tetapi hanya berdiam di rumah saja; bukankah

hal ini tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain? Benar, untuk jangka pendek, mungkin hal ini

tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain, tetapi bagaimana untuk jangka panjangnya? Selain

itu, adalah hal yang tidak pantas bila kita berpikir bahwa bila suatu tindakan tidak merugikan

orang lain berarti hal tersebut tidak apa-apa. Apakah hal yang mendatangkan kerugian bagi diri

sendiri pantas dilakukan, pantas dikatakan sebagai sesuatu yang tidak berbahaya? Tentunya tidak

bukan? Itulah sebabnya mengapa kita juga harus mengetahui, memahami, dan melaksanakan sila

yang kelima.

Alasan lain yang bahkan lebih penting dari alasan di atas adalah agar kita bisa berada terus

di jalur Dhamma, karena hanya dengan cara demikianlah kedamaian sejati, Nibbāna, dapat

dicapai. Orang mabuk dapat melakukan hal yang tidak baik karena kesadarannya lemah dan

contohnya sangatlah banyak serta mudah ditemui, di antaranya adalah terjadinya perkelahian,

kecelakaan lalu lintas, dan lain-lain. Selain itu, jangankan untuk dapat bekerja dengan baik, orang

mabuk bahkan tidak dapat berbicara dengan baik. Maka, tidaklah berlebihan bila orang mabuk

dikatakan sebagai sampah masyarakat. Bagaimana dengan anda? Apakah anda sering mabuk?

Semoga tidak, mengapa? Karena, bahkan ketika tidak dalam keadaan mabuk sebagian besar dari

kita lebih sering melakukan perbuatan yang bersekutu dengan keserakahan (lobha), kebencian

atau kemarahan (dosa), dan kebodohan (moha). Semua itu adalah perbuatan yang merugikan,

perbuatan yang akan memberikan penderitaan sebagai buahnya. Bagaimana hal itu dapat terjadi?

Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan oleh lemahnya kesadaran. Bila tidak dalam keadaan mabuk

saja kesadarannya sudah lemah, apalagi bila mabuk? Oleh karena itu, kita juga harus mengetahui,

memahami, dan melaksanakan sila yang kelima dengan baik.

Anda tentu sering mendengar berita dari berbagai media masa tentang pencurian, korupsi,

penipuan, penyelewengan, dan sebagainya. Apakah kebanyakan dari mereka melakukannya saat

mabuk atau tidak mabuk? Tidak mabuk bukan? Jadi, tolong camkan baik-baik, di dalam Dhamma

Page 2: Mabuk tanpa Minuman

ini bahkan sebagian besar orang yang disebut normal (tidak mabuk) masuk dalam kategori orang

mabuk. Orang-orang yang demikian bukan hanya jauh dari Dhamma, mereka bahkan menyimpang

dari Dhamma. Bila sila saja tidak dapat dilaksanakan dengan baik, bagaimana mereka dapat

berlatih konsentrasi dan kebijaksanaan? Bagaimana mereka dapat mencapai pencerahan?

Demikianlah yang dimaksud Mabuk tanpa Minuman. Jadi jangan sepelekan sila kelima. Untuk

penjelasan yang lebih detil mengenai SILA, silakan baca buku SILA.

Salam Mettā,

U Sikkhānanda

Benteng Satipaṭṭhāna

Tangerang, 12 Juli, 2014