macam

16
MACAM-MACAM OBAT ANALGETIK dan NSAID 1. Analgetic dan obat-obatnya\ A. Definisi Analgetik atau obat-obat penghilang nyeri adalah zat- zat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. B. PENGGOLONGAN ANALGETIK Berdasarkan aksinya, obat-abat analgetik dibagi menjadi 2 golongan : 1. Analgesik nonopioid, dan 2. Analgesik opioid. Kedua jenis analgetik ini berbeda dalam hal mekanisme dan target aksinya. 1. Analgesik Nonopioid/Perifer (NON-OPIOID ANALGESICS) Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim siklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah mengeblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang terluka dengan demikian mengurangi pembentukan mediator nyeri . Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID dan COX-2 inhibitors. Efek samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan

Upload: alaa-ulil-haqiyah

Post on 23-Oct-2015

79 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

macam

TRANSCRIPT

Page 1: MACAM

MACAM-MACAM OBAT ANALGETIK dan NSAID

1. Analgetic dan obat-obatnya\

A. Definisi

Analgetik atau obat-obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau

melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.

B. PENGGOLONGAN ANALGETIK

Berdasarkan aksinya, obat-abat analgetik dibagi menjadi 2 golongan :

1. Analgesik nonopioid, dan

2. Analgesik opioid.

Kedua jenis analgetik ini berbeda dalam hal mekanisme dan target aksinya.

1.          Analgesik Nonopioid/Perifer (NON-OPIOID ANALGESICS)

Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim

siklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya adalah

prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah mengeblok pembentukan

prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX  pada daerah yang terluka dengan

demikian mengurangi pembentukan mediator nyeri . Mekanismenya tidak berbeda dengan

NSAID dan COX-2 inhibitors.

Efek samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung usus,

kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit. Efek samping biasanya

disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis besar.

Page 3: MACAM

Gambar 2.2 : Penghambatan oleh obat-obat Analgesik Nonopioid

Obat- obat Nonopioid Analgesics ( Generic name )

Acetaminophen, Aspirin, Celecoxib ,Diclofenac ,Etodolac ,Fenoprofen ,Flurbiprofen

Ibuprofen ,Indomethacin ,Ketoprofen ,Ketorolac ,Meclofenamate ,Mefanamic acid

Nabumetone ,Naproxen ,Oxaprozin ,Oxyphenbutazone ,Phenylbutazone ,Piroxicam

Rofecoxib ,Sulindac ,Tolmetin.

Deskripsi Obat  Analgesik Non-opioid

a.         Salicylates

Contoh Obatnya : Aspirin, mempunyai kemampuan menghambat    biosintesis prostaglandin.

Kerjanya menghambat enzim siklooksigenase secara     ireversibel, pada dosis yang

tepat,obat ini akan menurunkan pembentukan   prostaglandin maupun             tromboksan

A2 , pada dosis yang biasa efek sampingnya        adalah gangguan lambung( intoleransi ).Efek

ini dapat diperkecil dengan      penyangga yang cocok ( minum aspirin bersama makanan

yang diikuti oleh       segelas air atau antasid).

b.         p-Aminophenol Derivatives

Contoh Obatnya : Acetaminophen (Tylenol) adalah metabolit dari

fenasetin. Obat ini menghambat prostaglandin yang lemah pada jaringan perifer       dan tidak

memiliki efek anti-inflamasi yang bermakna.Obat ini berguna untuk            nyeri ringan

sampai sedang seperti nyeri kepala,mialgia,nyeri pasca persalinan dan       keadaan lain.efek

samping kadang-kadang timbul peningkatan ringan enzim hati.

Pada dosis besar dapat menimbulkan pusing,mudah terangsang, dan disorientasi.

c.         Indoles and Related Compounds

Contoh Obatnya : Indomethacin (Indocin), obat ini lebih efektif   daripada aspirin,

merupakan obat penghambat prostaglandin terkuat. Efek         samping menimbulkan efek

terhadap saluran cerna seperti nyeri             abdomen,diare, pendarahan saluran cerna,dan

pankreatitis.serta        menimbulkan nyeri kepala, dan jarang terjadi kelainan hati.

Page 4: MACAM

d.         Fenamates

Contoh Obatnya : Meclofenamate (Meclomen) ,merupakan turunan         asam

fenamat ,mempunyai waktu paruh pendek,efek samping yang serupa           dengan obat-obat

AINS baru yang lain dan tak ada keuntungan lain yang          melebihinya.obat ini

meningkatkan efek antikoagulan oral. dikontraindikasikan        pada kehamilan.

e.         Arylpropionic Acid Derivatives

Contoh Obatnya : Ibuprofen (Advil),Tersedia bebas dalam dosis rendah     dengan berbagai

nama dagang.obat ini dikontraindikasikan pada mereka yang           menderita polip

hidung ,angioedema, dan reaktivitas bronkospastik terhadap           aspirin.Efek

samping,gejala saluran cerna.

f.          Pyrazolone Derivatives

Contoh Obatnya : Phenylbutazone (Butazolidin) untuk pengobatan

artristis rmatoid,dan berbagai kelainan otot rangka.obat ini mempunya efek anti-

inflamasi yang kuat. tetapi memiliki efek samping yang serius seperti            agranulositosis,

anemia aplastik,anemia hemolitik,dan nekrosis tubulus ginjal.

g.         Oxicam Derivatives

Contoh Obatnya : Piroxicam (Feldene), obat AINS dengan struktur          baru.waktu

paruhnya panjang untuk pengobatan artristis rmatoid,dan berbagai       kelainan otot

rangka.efek sampingnya meliputi tinitus ,nyeri kepala,dan rash.

h.         Acetic Acid Derivatives

Contoh Obatnya : Diclofenac (Voltaren),obat ini adalah penghambat         siklooksigenase

yang kuat dengan efek antiinflamasi,analgetik, dan antipiretik.   waktu parunya pendek.

dianjurkan untuk pengobatan artristis rmatoid,dan     berbagai kelainan otot rangka.efek

sampingnya distres saluran cerna, perdarahan      saluran cerna,dan tukak lambung.

i.          Miscellaneous Agents

Page 5: MACAM

Contoh Obatnya : Oxaprozin (Daypro), obat ini mempunyai waktu           paruh yang

panjang.obat ini memiliki beberapa keuntungan dan resiko yang     berkaitan dengan obat

AINS lain.

2.         Analgetik opioid

Analgetik opiad merupakan golongan obat yang memiliki sifat seperti opium/morfin. Sifat

dari analgesik opiad yaitu menimbulkan adiksi: habituasi dan ketergantungan fisik. Oleh

karena itu, diperlukan usaha untuk mendapatkan analgesik ideal:

1. Potensi analgesik yg sama kuat dengan morfin

2. Tanpa bahaya adiksi

-         Obat yang berasal dari opium-morfin

-         Senyawa semisintetik morfin

-         Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin

Analgetik opiad mempunyai daya penghalang nyeri yang sangat kuat dengan titik kerja yang

terletak di susunan syaraf pusat (SSP). Umumnya dapat mengurangi kesadaran dan 

menimbulkan perasaan nyaman (euforia).. Analgetik opioid ini merupakan pereda nyeri yang

paling kuat dan sangat efektif untuk mengatasi nyeri yang hebat.

Tubuh sebenarnya memiliki sistem penghambat nyeri tubuh sendiri (endogen), terutama

dalam batang otak dan sumsum tulang belakang yang mempersulit penerusan impuls nyeri.

Dengan sistem ini dapat dimengerti mengapa nyeri dalam situasi tertekan, misalnya luka pada

kecelakaan lalu lintas mula-mula tidak terasa dan baru disadari beberapa saat kemudian.

Senyawa-senyawa yang dikeluarkan oleh sistem endogen ini disebut opioid endogen.

Beberapa senyawa yang termasuk dalam penghambat nyeri endogen antara lain: enkefalin,

endorfin, dan dinorfin.

Opioid endogen ini berhubungan dengan beberapa fungsi penting tubuh seperti fluktuasi

hormonal, produksi analgesia, termoregulasi, mediasi stress dan kegelisahan, dan

pengembangan toleransi dan ketergantungan opioid. Opioid endogen mengatur homeostatis,

Page 6: MACAM

mengaplifikasi sinyal dari permukaan tubuk ke otak, dan bertindak juga sebagai

neuromodulator dari respon tubuh terhadap rangsang eksternal.

Baik opioid endogen dan analgesik opioid bekerja pada reseptor opioid, berbeda dengan

analgesik nonopioid yang target aksinya pada enzim.

Ada beberapa jenis Reseptor opioid  yang telah diketahui dan diteliti, yaitu reseptor opioid μ,

κ, σ, δ, ε.  (dan yang terbaru ditemukan adalah N/OFQ receptor, initially called the opioid-

receptor-like 1 (ORL-1) receptor or “orphan” opioid receptor dan e-receptor, namum belum

jelas fungsinya).

Reseptor μ memediasi efek analgesik dan euforia dari opioid, dan ketergantungan fisik dari

opioid. Sedangkan reseptor μ 2 memediasi efek depresan pernafasan.

Reseptor δ yang sekurangnya memiliki 2 subtipe berperan dalam memediasi efek analgesik

dan berhubungan dengan toleransi terhadap μ  opioid. reseptor κ telah diketahui dan berperan

dalam efek analgesik, miosis, sedatif, dan diuresis. Reseptor opioid ini tersebar dalam otak

dan sumsum tulang belakang. Reseptor δ dan reseptor κ menunjukan selektifitas untuk

ekekfalin dan dinorfin, sedangkan reseptor  μ selektif untuk opioid analgesic.

Mekanisme umumnya  :

Terikatnya opioid pada reseptor menghasilkan pengurangan masuknya ion Ca2+ ke dalam sel,

selain itu mengakibatkan pula hiperpolarisasi dengan meningkatkan masuknya ion K+ ke

dalam sel. Hasil dari berkurangnya kadar ion kalsium dalam sel adalah terjadinya

pengurangan terlepasnya dopamin, serotonin, dan peptida penghantar nyeri, seperti

contohnya substansi P, dan mengakibatkan transmisi rangsang nyeri terhambat.

Efek-efek yang ditimbulkan dari perangsangan reseptor opioid diantaranya:

Analgesik

medullary effect

Miosis

immune function and Histamine

Antitussive effect

Hypothalamic effect

Page 7: MACAM

GI effect

Efek samping  yang dapat  terjadi:

Toleransi dan ketergantungan

Depresi pernafasan

Hipotensi

dll

Atas dasar kerjanya pada reseptor opioid, analgetik opioid dibagi menjadi:

1. Agonis opioid menyerupai morfin (pd reseptor μ, κ). Contoh: Morfin, fentanil

2. Antagonis opioid. Contoh: Nalokson

3. Menurunkan ambang nyeri pd pasien yg ambang nyerinya tinggi

4. Opioid dengan kerja campur. Contoh: Nalorfin, pentazosin, buprenorfin, malbufin,

butorfanol

Obat-obat Opioid Analgesics ( Generic name )

Alfentanil ,Benzonatate ,Buprenorphine ,Butorphanol ,Codeine ,Dextromethorphan

Dezocine ,Difenoxin ,Dihydrocodeine ,Diphenoxylate ,Fentanyl ,Heroin

Hydrocodone ,Hydromorphone ,LAAM, Levopropoxyphene ,Levorphanol

Loperamide ,Meperidine,

Methadone ,Morphine ,Nalbuphine ,Nalmefene ,Naloxone ,Naltrexone, Noscapine

Oxycodone, Oxymorphone, Pentazocine ,Propoxyphene ,Sufentanil

Deskripsi Obat  Analgesik opioid

1. Agonis Kuat

a. Fenantren

Morfin, Hidromorfin ,dan oksimorfon merupakan agonis kuat yang bermanfaat dalam

pengobatan nyeri hebat. Heroin adalah agonis yang kuat dan bekerja cepat .

b. Fenilheptilamin

Page 8: MACAM

Metadon mempunyai profil sama dengan morfin tetapi masa kerjanya sedikit lebih panjang.

Dalam keadaan nyeri akut,potensi analgesik dan efikasinya paling tidak sebanding dengan

morfin

Levometadil asetat merupakan Turunan Metadon yang mempunyai waktu paruh lebih

panjang daripada metadon

c. Fenilpiperidin

Meperidin dan Fentanil adalah yang paling luas digunakan diantara opioid sintetik yang ada

,mempunyai efek antimuskarinik.subgrup fentanil yang sekarang terdiri dari sufentanil dan

alventanil.

d. Morfinan

Levorfanol adalah preparat analgesik opioid sintetik yang kerjanya mirip dengan morfin

namun manfaatnya tidak menguntungkan dari morfin.

2.         Agonis Ringan sampai sedang

a. Fenantren

Kodein,Oksikodoa,dihidrokodein, dan hidrokodon,semuanya mem-

punyai efikasi yang kurang dibanding morfin,atau efek sampingnya membatasi  dosis

maksimum yang dapat diberikan untuk memperoleh efek analgesik yang sebanding dengan

morfin,penggunaan dengan kombinasi dalam formulasi-formulasi yang mengandung aspirin

atau asetaminofen dan obat-obat lain.

b. Fenilheptilamin

Propoksifen aktivitas analgesiknya rendah,misalnya 120 mg propoksifen = 60 mg kodein

c. Fenilpiperidin

Difenoksilat dan metabolitnya,difenoksin digunakan sebagai obat diare dan tidak untuk

analgesik,digunakan sebagai kombinasi dengan atropin.

Page 9: MACAM

Loperamid adalah turunan fenilpiperidin yang digunakan untuk mengontrol diare.Potensi

disalahgunakan rendah karena kemampuannya rendah untuk masuk ke dalam otak.

3.         Mixed Opioid Agonist–Antagonists or Partial Agonists

a. Fenantren

Nalbufin adalah agonis kuat reseptor kapa dan antagonis reseptor mu.

pada dosis tinggi terjadi depresi pernafasan

Buprenorfin adalah turunan fenantren yang kuat dan bekerja lama dan

merupakan suatu agonis parsial reseptor mu.Penggunaan klinik lebih banyak

menyerupai nalbufin,mendetoksifikasi dan mempertahankan penderita

penyalahgunaan heroin.

b. Morfinan

Butorfanol efek analgesik ekivalen dengan nalbufin dan buprenorfin,

tetapi menghasilkan efek sedasi pada dosis ekivalen ,merupakan suatu agonis

reseptor kapa.

c. Benzomorfan

Pentazosin adalah agonis reseptor kapa dengan sifat-sifat antagonis

reseptor mu yang lemah.Obat ini merupakan preparat campuran agonis-antagonis

yang tertua.

Dezosin adalah senyawa yang struktur kimianya berhubungan dengan

pentazosin, mempunyai aktivitas yang kuat terhadap reseptor mu dan kurang

bereaksi dengan reseptor kappa,mempunyai efikasi yang ekivalen dengan morfin.

Page 10: MACAM

4.         Antagonis Opioid

Nalokson dan Naltrekson merupakan turunan morfin dengan gugusan

pengganti pada posisi N,mempunyai afinitas tinggi untuk berikatan dengan   reseptor mu,dan

afinitasnya kurang berikatan dengan reseptor lain.Penggunan       utama nalokson adalah

untuk pengubatan keracunan akut opioid,masa kerja        nalokson relatif singkat, Sedangkan

naltrekson masa kerjanya panjang,untuk            program pengobatan penderita

pecandu .individu yang mengalami depresi akut          akibat kelebihan dosis suatu

opioid ,antagonis akan efektif menormalkan pernapasan,tingkat kesadaran, ukuran pupil

aktivitas usus,dan lain-lain.

5.         Drugs Used Predominantly as Antitussives

Analgesic opioid adalah obat yang paling efektif dari semua analgesic yang ada untuk

menekan batuk.Efek ini dicapai pada dosis dibawah dari dosis yang diperlukan untuk

menghasilkan efek analgesik. Contoh obatnya adalah Dekstrometrofan,Kodein,

Levopropoksifen

C. NSAID (Anti-Inflamasi)

-   Efek dari NSAID (Anti-Inflamasi)

Inflamasi adalah rekasi tubuh untuk mempertahankan atau menghindari faktor lesi. COX2

dapat mempengaruhi terbentuknya PGs dan BK. Peran PGs didalam peradangan yaitu

vasodilatasi dan jaringan edema, serta berkoordinasi dengan bradikinin menyebabkan

keradangan.

-   Mekanisme Anti-Inflamasi

Menghambat prostaglandin dengan menghambat COX.

-   Karakteristik Anti-Inflamasi

NSAID hanya mengurangi gejala klinis yang utama (erythema, edema, demam, kelainan

fungsi tubuh dan sakit). Radang tidak memiliki efek pada autoimunological proses pada

Page 11: MACAM

reumatik dan reumatoid radang sendi. Memiliki antithrombik untuk menghambat trombus

atau darah yang membeku.

-    Contoh obat NSAID (Anti Inflamasi)

1.      Gol. Indomethacine

-          Proses didalam tubuh

Absorpsi di dalam tubuh cepat dan lengkap, metabolisme sebagian berada di hati, yang

dieksresikan di dalam urine dan feses, waktu paruhnya 2-3 jam, memiliki anti inflamasi dan

efek antipiretic yang merupakan obat penghilang sakit yang disebabkan oleh keradangan,

dapat menyembuhkan rematik akut, gangguan pada tulang belakang dan asteoatristis.

-          Efek samping

a.       Reaksi gastrointrestianal: anorexia (kehilangan nafsu makan), vomting (mual), sakit

abdominal, diare.

b.      Alergi: reaksi yang umumnya adalah alergi pada kulit dan dapat menyebabkan asma.

2.      Gol. Sulindac

Potensinya lebih lemah dari Indomethacine tetapi lebih kuat dari aspirin, dapat

mengiritasi lambung, indikasinya sama dengan Indomethacine.

3.      Gol. Arylacetic Acid

Selain pada reaksi aspirin yang kurang baik juga dapat menyebabkan leucopenia

thrombocytopenia, sebagian besar digunakan dalam terapi rematik dan reumatoid radang

sendi, ostheoarthitis.

4.      Gol. Arylpropionic Acid

Digunakan untuk penyembuhan radang sendi reumatik dan ostheoarthitis, golongan ini

adalah penghambat non selektif cox, sedikit menyebabkan gastrointestial, metabolismenya

dihati dan di keluarkan di ginjal.

5.      Gol. Piroxicam

Efek mengobati lebih baik dari aspirin indomethacine dan naproxen, keuntungan utamanya

yaitu waktu paruh lebih lama 36-45 jam.

6.      Gol. Nimesulide

Jenis baru dari NSAID, penghambat COX-2 yang selektif, memiliki efek anti inflamasi

yang kuat dan sedikit efek samping.