macam macam gangguan tidur

12
GANGGUAN-GANGGUAN TIDUR DAN PENANGANANNYA 1. Insomnia Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Seseorang yang terbangun dari tidur, tetapi merasa belum cukup tidur dapat disebut mengalami insomnia (Japardi, 2002). Ada tiga jenis insomnia diantaranya: - Insomnia inisial: ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur. - Insomnia intermitten: ketidakmampuan untuk memepertahankan tidur atau keadaan sering terjaga tidur. - Insomnia terminal: bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami insomnia diantaranya adalah rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur. Perawat dapat membantu klien mengatasi insomnia melalui pendidikan kesehatan, menciptakan lingkungan yang nyaman, melatih klien relaksasi, dan tindakan lainnya. Ada beberapa tindakan atau upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia yaitu: a. Memakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju atau susu b. Usahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama c. Hindari tidur di waktu siang atau sore hari d. Berusaha untuk tidur hanya apabila merasa benar-benar kantuk dan tidak pada waktu kesadaran penuh

Upload: lita-handianti

Post on 26-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Macam Macam Gangguan Tidur

GANGGUAN-GANGGUAN TIDUR DAN PENANGANANNYA

1.         Insomnia

Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas

maupun kuantitas. Seseorang yang terbangun dari tidur, tetapi merasa belum cukup tidur

dapat disebut mengalami insomnia (Japardi, 2002).

Ada tiga jenis insomnia diantaranya:

-          Insomnia inisial: ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur.

-          Insomnia intermitten: ketidakmampuan untuk memepertahankan tidur atau keadaan sering

terjaga tidur.

-          Insomnia terminal: bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami insomnia diantaranya

adalah rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa, dan kondisi yang tidak menunjang

untuk tidur.

Perawat dapat membantu klien mengatasi insomnia melalui pendidikan kesehatan,

menciptakan lingkungan yang nyaman, melatih klien relaksasi, dan tindakan lainnya. Ada

beberapa tindakan atau upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia yaitu:

a.         Memakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju atau susu

b.         Usahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama

c.         Hindari tidur di waktu siang atau sore hari

d.         Berusaha untuk tidur hanya apabila merasa benar-benar kantuk dan tidak pada waktu

kesadaran penuh

e.         Hindari kegiatan-kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur

f.           Lakukan latihan-latihan gerak badan setiap hari, tetapi tidak menjelang tidur

g.         Gunakan teknik-teknik pelepasan otot-otot serta meditasi sebelum berusaha untuk tidur

2.         Somnambulisme

Somnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya

otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di

tempat tidur, emnabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara. Somnambulisme ini lebih banyak

terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Seseorang yang mengalami

somnabulisme mempunyai risiko terjadinya cedera.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi somnabulisme yaitu dengan membimbing

anak. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi somnabulisme adalah dengan

membuat lingkungan yang nyaman dan aman, serta dapat pula dengan menggunakan obat

seperti Diazepam dan Valium.

Page 2: Macam Macam Gangguan Tidur

3.         Enuresis

Enuresis adalah kencing yang tidak disengaja (mengompol). Terjadi pada anak-anak dan

remaja, paling banyak terjadi pada laki-laki. Penyebab secara pasti belum jelas, tetapi ada

beberapa faktor yang dapat menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan

toilet training yang kaku. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah enuresis anatara lain:

hindari stres, hindari minum yang banyak sebelum tidur, dan kosongkan kandung kemih

(berkemih dulu) sebelum tidur.

4.         Narkolepsi

Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk

tidur. Dapat dikatakan pula narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak sehingga

ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan tidur (kantuk) tersebut datang.

Penyebab narkolepsi secara pasti belum jelas, tetapi diduga terjadi akibat kerusakan genetika

sistem saraf pusat dimana periode REM tidak dapat dikendalikan. Serangan narkolepsi ini

dapat menimbulkan bahaya apabila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang

bekerja pada alat-alat yang berputar-putar, atau berada di tepi jurang.

Obat-obat agripnotik dapat digunakan untuk mengendalikan narkolepsi yaitu sejenis obat

yang membuat orang tidak dapat tidur. Obat tersebut diantarnya jenis ampetamin.

5.         Night terrors

Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih.

Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.

6.         Mendengkur

Mendengkur disebabkan oleh rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut.

Amandel yang membengkak dan adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan

mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas pada lansia. Otot-otot di bagian

belakang mulut mengendur lalu bergetar jika dilewati udara pernapasan.

Page 3: Macam Macam Gangguan Tidur

FAKTOR YANG MEMENGARUHI ISTIRAHAT DAN TIDUR

Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada yang kebutuhannya

terpenuhi dengan baik. Ada pula yang mengalami gangguan. Seseorang bisa tidur ataupun

tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut:

a.         Status kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur dengan nyenyak. Tetapi

pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat

dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak.

b.         Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan

yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nyenyak. Sebaliknya lingkungan

yang ribut, bising, dan gaduh akan menghambat seseorang untuk tidur.

c.         Stres psikologis

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan

karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah melalui sistem saraf

simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM.

d.         Diet

Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan seperti keju, susu, daging, dan ikan tuna

dapat menyebabkan seseorang mudah tidur. Sebaliknya, minuman yang mengandung kafein

maupun alkohol akan mengganggu tidur.

e.         Gaya hidup

Kelelahan dapat memengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang dapat

tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan

periode tidur REM lebih pendek.

f.          Obat-obatan

Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan tidur, ada pula yang

sebaliknya mengganggu tidur. Misalnya, obat golongan amfetamin akan menurunkan tidur

REM.

Page 4: Macam Macam Gangguan Tidur

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

1.         Pengkajian Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan

istirahat dan tidur meliputi pengkajian mengenai:

a.         Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa biasa bangun tidur,

dan keteraturan pola tidur klien.

b.         Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku, buang air kecil, dan

lain-lain.

c.         Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya.

d.         Kebiasaan tidur siang.

e.         Lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur klien?, apakah kondisinya

bising, gelap, atau suhu dingin?

f.           Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup. Perawat mempelajari apakah peristiwa yang

dialami klien, yang menyebabkan klien mengalami gangguan tidur?

g.         Status emosi dan mental klien. Status emosional dan mental memengaruhi terhadap

kemampuan klien untuk istirahat dan tidur. Perawat perlu mengkaji mengenai status

emosional dan mental klien, misalnya apakah klien mengalami stress emosional atau

ansietas? Juga dikaji sumber stres yang dialami klien.

h.         Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat

gangguan istirahat tidur, seperti:

-          Penampilan wajah, misalnya adalah adakah area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak

mata, konjungtiva kemerahan, atau mata yang terlihat cekung.

-          Perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat tidur, misalnya apakah klien mudah

tersinggung, selalu menguap, kurang konsentrasi, atau terlihat bingung.

-          Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah, letih, atau lesu.

2.         Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien dengan gangguan pemenuhan

kebutuhan istirahat tidur, antara lain:

a.         Gangguan pola tidur

Gangguan pola tidur inin dapat disebabkan karena ansietas yang dialami klien, lingkungan

yang tidak kondusif untuk tidur (misalnya, lingkungan yang bising), letidakmampuan

mengatasi stres yang dialami, dan nyeri akibat penyakit yang diderita klien.

b.         Perubahan proses pikir

Page 5: Macam Macam Gangguan Tidur

Perubahan proses berpikir ini disebabkan oleh terjadinya deprivivasi tidur

c.         Gangguan harga diri

Gangguan harga diri terutama dialami pada klien yang mengalami enuresis

d.         Risiko cedera

Risiko cedera terutama pada klien yang menderita somnambulisme. Pada somnambulisme

ini, klien melakukan aktivitas tanpa disadari sehingga berisiko terjadinya kecelakaan, bisa

berupa jatuh dari tempat tidur, turun tangga, atau membentur tembok, dan lain-lain.

3.         Intervensi Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Pada klien yang dirawat di rumah sakit dapat mengalami masalah istirahat dan tidur. Masalah

tersebut sering berhubungan dengan lingkungan rumah sakit, rutinitas ruangan, atau penyakit

yang dideritanya. Walaupun begitu, perawat mesti membantu klien untuk dapat istirahat dan

tidur.

Berikut ini merupakan beberapa intervensi yang dapat diterapkan untuk membantu

pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada klien yang dirawat.

a.         Ciptakan lingkungan yang nyaman, dapat dilakukan misalnya dengan:

-            Pintu kamar klien ditutup

-            Kurangi stimulus, misalnya percakapan

-            Tempatkan klien dengan teman yang cocok, dan lain-lain

b.         Membantu kebiasaan klien sebelum tidur, misalnya dengan mendengarkan musik, membaca,

dan berdoa. Pada klien anak-anak, dapat dilakukan dengan membacakan dongeng, memegang

boneka atau benda yang disukainya.

c.         Diet

-            Anjurkan klien untuk memakan makanan yang mengandung tinggi protein, seperti susu dan

keju

-            Hindari banyak minum sebelum tidur

d.         Hindari latihan fisik yang berlebihan sebelum tidur

e.         Hindari rangsangan mental yang tidak menyenangkan sebelum tidur. Maksudnya, usahakan

psikologi klien tenang, tidak cemas, ataupun stres sebelum tidur.

f.           Berikan rasa nyaman dan rileks, misalnya dengan:

-          Mengatur posisi yang nyaman untuk tidur

-          Anjurkan klien berkemih sebelum tidur

-          Tempat tidur yang bersih dan tidak boleh basah

-          Pada klien nyeri, berikan obat analgesik 30 menit sebelum tidur

g.         Hindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur

Page 6: Macam Macam Gangguan Tidur

h.         Berdoa sesuai dengan agamanya

Referensi

1.         Asmadi.2008. Tehnik prosedural keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika.

2.         Kozier,B.,G.Erb. 2004. Fundamentals of Nursing: Concepts, process, and practice. Seventh edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

3.         Mubarak & Chayatin. 2008. Buku ajar kebutuhan dasar manusia, Teori dan aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC

Terapi non farmakologi

Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan antara lain

1. terapi relaksasi

Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian emosi.

2. terapi tidur yang bersih,

Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman. Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.

3. terapi pengaturan tidur,

Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan waktu-waktu tidurnya

4. terapi psikologi/psikiatri

Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter psikiatri

5.Mengubah gaya hidup

Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.

Terapi farmakologi

Page 7: Macam Macam Gangguan Tidur

Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain :

1. Golongan obat hipnotik

2, Golongan obat antidepresan

3. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin

4. Golongan obat antihistamin.

Ada terapi khusus untuk kasus-kasus gangguan tidur tertentu selain yang telah disebutkan di atas. Misalnya pada sleep apnea yang berat dapat dibantu dengan pemakaian masker oksigen (Continuous positive airway pressure) atau tindakan pembedahan jika disebabkan kelemahan otot atas pernapasan. Pada Restless Leg Syndrome kita harus mencari penyakit dasarnya untuk dapat memperoleh terapi yang adekuat.

GANGGUAN TIDUR• Gangguan pola tidur (sulit tertidur) yang berhubungan dengan kebisingan

lingkungan, nyeri artritis, dll • Gangguan pola tidur (sering terbangun) yang berhubungan dengan

kekhawatiran kehilangan pekerjaan, ketergantungan terhadap obat-obat barbiturat, dll

• Risiko cedera yang berhubungan dengan serangan berjalan dalam tidur • Koping keluarga tidak efektif; ketidakmampuan yang berhubungan

dengan pemahaman pasangan tentang narkolepsi • Gangguan harga diri yang berhubungan dengan terjadinya mengompol • Gangguan pertukaran gas selama tidur yang berhubungan dengan

perubahan suplai oksigen • Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan obstruksi

trakeobronkial

Page 8: Macam Macam Gangguan Tidur

Diagnosa keperawatan : Gangguan pola tidur (sulit tertidur) yang berhubungan

dengan khawatir akan kehilangan pekerjaanDefenisi : Gangguan pola tidur adalah gangguan

waktu tidur yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mempengaruhi hasrat gaya hidup (Kim, McFarland, McLane, 1995) Tujuan : Klien melaporkan bahwa pola tidur yang biasa telah terbentuk kembali dalam 1 bulanHasil yang diharapkan :Klien tertidur dalam 30 menit setelah naik ke tempat tidurKlien menggunakan terapi relaksasi setiap malam sebelum tidurKlien melaporkan perasaan segar di saat terbangun di pagi hari Intervensi 1 : Anjurkan agar kafein dan alkohol dihilangkan dari diet klien di malam hari (Kafein dan alkohol mengganggu siklus tidur)Intervensi 2 : Minta klien mengikuti ritual tidur naik ke tempat tidur pada jam yang sama setiap malam meminum segelas susu (Susu mengandung L-triptofan, asam amino alami yang merangsang tidur (Ross et al, 1986) Intervensi 3 : Tentukan waktu sebelum klien pergi tidur untuk latihan relaksasi yag tenang, mandi, atau latihan relaksasi progresif (Efek dari relaksasi memerlukan penelitian lebih lanjut, klien insomnia dapat mengalami peningkatan tonus simpatik, dan relaksasi dapat menguranginya (Berman et al, 1990) Intervensi 4 : Kendalikan sumber-sumber kebisingan di lingkungan dan pastikan bahwa kamar tidur sudah digelapkan dan memiliki ventilasi yang baik (Suara yang keras dapat mengganggu dan mempengaruhi istirahat). Kontrol suara di rumah sakit Tutup pintu kamar klien jika mungkinJaga agar pintu area kerja di unit tersebut ditutup ketika sedang digunakanKurangi volume telepon yang terdekat dan peralatan yang berbunyiGunakan sepatu beralas karet, hindari pemakaian sepatu beralas kayu Kontrol suara di rumah sakit Matikan oksigen di samping tempat tidur dan peralatan lain yang tidak digunakanMatikan alarm dan bunyi pada alat monitor di samping tempat tidurMatikan TV dan radio dalam kamar kecuali jika klien menyukai musik yang lembutHindari bunyi keras yang tiba-tiba seperti menyiram toilet atau menggeser tempat tidur Kontrol suara di rumah sakit Lakukan percakapan yang diperlukan dengan suara rendah, terutama di malam hariLakukan percakapan dan pelaporan di ruangan khusus yang jauh dari kamar klien

SIKLUS TIDUR DAN IRAMA SIRKADIAN

LIA RETNO SARI, S.KEP.NS