majalah fajar cendekia fileakhirnya majalah ini bisa selesai tepat pada ... meskipun, kekurangan...
TRANSCRIPT
Fajar Cendekia
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Ketertinggalan Umat Islam
Antara Sains,Ateisme dan Tauhid
Meniru Pencipta Terbaik:Sintesis kimia berbantuanmatahari
Bahasa dan Penguasaan Teknologi
Pembangunan berkelanjutan dalam Islam
Halal Lifestyle:Masihkan anda membuang makanan?
Pendidikan Islam:Meluruskan pandangan
Muslim terhadap ilmu pengetahuan
Edisi 1 | April 2017
Majalah
Edisi
Perdana !
2
Assalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Alhamdulillah, syukur yang tak terhingga kami panjatkan kepada Allah SWT., akhirnya edisi perdana majalah Fajar Cendekia bisa menyapa pembaca semuanya. Setelah melewati berbagai halangan dan rintangan, akhirnya majalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Meskipun, kekurangan mungkin masih akan ditemukan di beberapa sisi, kami tetap mencoba untuk menghadirkan versi cetaknya dengan harapan banyak masukan yang bisa diberikan pembaca nantinya. Semoga kekurangan itu menjadi ruang ibadah bagi kami dan seluruh kontributor majalah untuk perbaikan ke depannya.
Fajar Cendekia lahir dari sekumpulan intelektual yang semula tergabung dalam sebuah lembaga swadaya masyarakat bidang pendidikan, sosial dan lingkungan bernama Paguyuban Harapan Ganesha (PHG). Hasil diskusi dan tukar pendapat diantara kami menghasilkan suatu konsep tentang aplikasi sains dalam masyarakat, yaitu sains berbasis keyakinan kepada Allah SWT. Konsep tersebut kami coba sosialisasikan salah satunya dalam bentuk majalah. Kontributor Fajar cendekia adalah para intelektual dari berbagai universitas dalam dan luar ne geri, seperti ITB, UNPAD, Tokyo Institute of Agri culture and Techno logy, Tohoku University, Munich University, Montpellier University, Groningen University dan masih banyak lagi lainnya. Mereka adalah mahasiswa, dosen, alumni, bahkan profesional yang berkiprah di dalam dan luar negeri. Kesemuanya memiliki perhatian dan kepedulian yang sama terhadap pengembangan sains yang beretika dan bertanggung jawab dengan kerangka keyakinan kepada Allah SWT.
Ketua Majalah: Arif Rahman Sadjuri, M.Si.
Sekertaris : Biofagri Ascadendria Rachmayuningtyas, M.Sc.
Bendahara: Ratna Suminar, S.T.
Redaksi: Arif Rahman Sadjuri, M.Si., Biofagri Ascadendria Rachmayuningtyas, M.Sc., Arief Nuryadi, M.Sc., Endy Daniyanto, S.T.
Penulis/Kontributor: Arif Rahman Sadjuri, M.Si.; Biofagri Ascadendria Rachmayuningtyas, M.Sc.; Arief Nuryadi, M.Sc.; Pramujo Widiatmoko, PhD.; Riantini Virtriana, Dr.; Astri Aulia S., M.T.; Panji Ramadhan, S.T.; Fikry Purwa Lugina, S.Si.; Leni syarienti, M.Psi.; Sofya Restu Seftyani.
Reporter/Fotographer : Aan Ridwan, Fanhil, Riswan, Ugi
Layout/Design : Arif, Agri, Hafidzar, Aidin
Multimedia dan Korespondensi : Aidin, Reno
Produksi dan Distribusi : M. Himdi
Promosi dan Iklan: M. Candra
Alamat Redaksi: Jl. Babakan Cianjur No. 22 RT 01/07 Kel. Campaka, Bandung 40184. Email : [email protected]
Fajar Cendekia
3
Fajar Cendekia lahir dengan harapan mengawali cahaya terang datangnya siang dari kegelapan malam yang menutupi sebelumnya. Cahaya itu dibawa dan diperuntukkan untuk para intelektual muslim yang tersebar di seluruh Indonesia tercinta. Fajar Cendekia diharapkan bisa menjadi media komunikasi antara sesama cendekiawan dalam membawa misi pemikiran Sains dan Islam. Dua terminologi yang akhirnya menjadi tema perdana majalah ini. Banyak orang yang skeptis dan merespon negatif mengenai penggabungan dua istilah tersebut, namun kami percaya bahwa orang yang merespon positif jauh lebih banyak dan bahkan akan semakin banyak. Sains is not value free, sehingga sains sebenarnya membawa nilai dari saintis yang mempelajarinya dan mengembangkannya. Value atau nilai yang negatif akan menciptakan kesimpulan sekaligus aplikasi sains yang tidak tepat, begitu sebaliknya. Melalui majalah ini, kami ingin bertukar pikiran dengan pembaca mengenai Sains yang berbasis nilai Islam. Islam sebagai agama rahmatal lil alamin seyogyanya bisa memiliki peran lebih, dalam membentuk saintis dan profesional yang beretika dan bertanggung jawab dalam mengaplikasikan sains. Sains yang berbasis Islam adalah sains dengan cara pandang Islam, yang merupakan cara pandang fitrah manusia. Cara pandang Islam pasti cocok dengan kehidupan manusia. Islam dan sains tidaklah bertentangan bahkan akan saling menguatkan satu sama lain. Ayatayat Qauliyah (Wahyu) dan
Kauniyah (Alam) samasama merupakan sumber kebenaran dari Allah SWT. Semoga edisi perdana ini dapat mengenalkan
konsep tersebut dan menjadi media silaturahim para kontributor dan pembaca semuanya. Ke depannya kami sangat terbuka untuk menerima masukan dan tulisan dari pembaca yang tertarik untuk berkontribusi dalam penyusunan edisi majalah selanjutnya.
Pada edisi perdana ini, selain tajuk utama yang dibahas mendalam, beberapa rubrik menarik kami coba hadirkan juga untuk pembaca, seperti meniru pencipta terbaik, halal lifestyle,
musafir Ilmu, dan lainnya. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan ada penambahan rubrik menarik lain kedepannya atau bahkan penghilangan rubrik yang dinilai kurang diminati pembaca. Akhir kata, kami selaku redaksi fajar cendekia mengucapkan terimakasih kepada seluruh kontributor dan stakeholder majalah fajar cendekia, semoga sumbangsihnya menjadi amal soleh di akhirat kelak. Selanjutnya, selamat menikmati sajian tulisantulisan di majalah ini. Semoga kita bisa memperpanjang silaturahim kita melalui edisi majalah fajar cendekia berikutnya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wa-baraktuh.
Ketua Redaksi Arif Rahman Sadjuri
4
Di sini tempat kami menampung pertanyaan, komentar, saran serta kritik membangun dari para pembaca sekalian. Silakan kirim kami email ke:
Khusus untuk edisi kali ini, kolom pembaca akan diisi oleh harapan dari segenap kru/kerabat kru/ kontributor dan simpatisan majalah ini.
Selamat datang di kolom pembaca majalah Fajar Cendekia.
“Daripada baca komen fb, stalking insta-
gram orang, sama nge-yutube ngga jelas,
mending baca majalah ini deh! Nambah
ilmu, wawasan, sambil merenungkan diri
sebagai seorang muslim. Tapi jangan lupa
have fun bacanya ya! o tanoshimi shite
kudasai!”
~ Panji Ramadhan ~
Staf Ahli Elektro, Nagoya, Jepang
Akhirnya ada juga karya jurnalistik dalam bentuk majalah yang membahas sains dan teknologi terkini secara kom-
prehensif sekaligus mengingatkan kita kepada Sang Pemi-lik Ilmu. Semoga majalah Fajar Cendekia bisa konsisten dalam karya jurnalistiknya berikut konten di dalamnya
selalu menarik dan menjawab kegelisahan/permasalahan umat di zaman serba “wow” ini.Sukses selalu, Fajar Cendekia!~ Luthfi Yusuf ~Alumni Teknik Sipil ITB ‘12
Alhamdulillah, sekarang telah terbit majalah science yg islami. Semoga dengan terbitnya ma-jalah fajar cendekia memberi-
kan nilai keilmuan yang hakiki. ~ Iman Prawira ~Peneliti Biokimia Biofarma
Sebuah karya dari umat untuk umat. Semoga saya bisa ikut berkontribusi ke depannya.~ Fauzan Rachmatullah ~Mhs. Kesling UI ‘16
5
DAFTAR ISITajuk UtamaKemajuan ilmu pengetahuan dan ketertinggalan umat Islam
Antara Science, Ateisme dan Tauhid
Bahasa dan Penguasaan Teknologi
Meniru Pencipta TerbaikSintesis Kimia Berbantuan Matahari
Islam dan PembangunanKonsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Islam
HikmahHikmah apa dibalik Bencana?
Tokoh Islam KlasikFather of Modern Optics: Ibn AlHaytham
Tokoh Islam KontemporerKontribusi Muslim Dalam Pengembangan Teknologi Graphical Processing Unit
Cuitan KampusIlmu; Pencarian Sepanjang Hayat
Musafir IlmuIni hutanku... aku yang seharusnya paling tahu...
Halal LifestyleMasihkah Anda Membuang Makanan?
Sehat itu organik
Pendidikan IslamMeluruskan Pandangan Muslim terhadap Sains
Luar biasa! Semoga benar-benar
bisa menjadi fajar penerang kebe-
naran dalam dunia ilmu pengeta-
huan.
~ Hafidzar ~
Mhs. F. Pendidikan Unpas ‘16
Sesuai dengan namanya,
semoga Fajar Cendekia men-
jadi penggugah dan pencerah
bagi masyarakat akan Sains,
ilmu pengetahuan, dan Islam.
Masyarakat membutuhkan infor-
masi yang menghasilkan kesimpu-
lan bahwa sains dan ilmu pengeta-
huan adalah hal yang tidak dapat
dipisahkan dengan Islam justru
malah sangat dekat. Saya harap
Fajar Cendekia dapat sejajar den-
gan New York Times atau malah
lebih keren dari itu.
- Ujang Purnama-
Peraih Ganesha Prize ITB 2015
6
16
19
21
2426
28
30
32
36
6
Tajuk Utama
Abad ketujuh Masehi merupakan awal dari masa keemasan penemuan sains di bawah naungan
Islam. Víctor Pallejà de Bustinza, dalam tulisannya di majalah National Geographic edisi Desember 2016, menyebut berbagai ilmuwan Islam yang berperan besar dalam kemajuan di bidang pengobatan. Sebut saja AlRazi dengan berbagai tulisannya seputar dunia medis, AlZahrawi dengan berbagai temuan alat medis serta buku ilus trasi bedahnya, Ibnu Sina dengan bukunya Canon of Medicine (terdiri atas lima volume yang mencakup semua pengetahuan medis yang diketahui saat itu), Ibnu Rushdi dengan ensiklopedia medisnya yang disebut Colliget dalam bahasa latin, Ottoman Serefeddin Sabuncuoglu dengan karya
bergambarnya yang menunjukkan prosedur medis terdepan yang dipraktikan oleh Muslim, dan masih banyak lainnya. Tentunya dalam artikel tersebut, hanya ilmuwan Islam di bidang medis saja yang disebut. Namun pada masa yang sama, banyak juga muncul tokohtokoh Islam yang turut memajukan ilmu pengetahuan di bidang lain seperti fisika, astronomi dan matematika. Jadi, masa kejayaan Islam saat itu diiringi dengan sejumlah karyakarya sains yang menjadi landasan berkembangnya ilmu pengetahuan hingga saat ini.Zaman berubah, roda kehidupan berputar. Dahulu Islam berada di garda depan kemajuan sains, sekarang kita mengekor di belakang. Bahkan, mungkin ada dari kita yang malah berjalan mundur ke belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan ketertinggalan umat IslamOleh: Biofagri A. Rachmayuningtyas
Ilustrasi dalam salah satu halaman buku Canon of Medicine karangan Ibnu Sina. Sumber: http://www.muslimheritage.com
7
Tajuk Utama
sambil menatap skeptis dan sinis terhadap apa yang ada di depan. Apapun yang datangnya (terutama) dari Barat dicurigai. Suatu produk keilmuan langsung ditolak mentahmentah tanpa proses cek dan ricek terlebih dahulu manakala isu konspirasi dihembuskan. Pokoknya, Barat itu musuh Islam, maka ilmu apapun yang dihasilkan oleh pemikiran Barat adalah senjata yang digunakan untuk melumpuhkan Islam. Belum lagi kalau kebetulan ada ayat dari Kitab Suci yang terdengar tidak sesuai dengan fakta iptek terkini; hal ini seolaholah menjadi ‘bukti’ bahwa ilmu pengetahuan tidak sesuai dengan Islam, dan karenanya keduanya ibarat air dengan minyak. Kritis dan selektif itu harus, tapi menyamaratakan dan mencampakan semua hal tanpa pandang bulu itu paranoia berlebihan namanya. Pada akhirnya, kita seolaholah menjadi antipati terhadap kemajuan ilmu pengetahuan hanya karena Baratlah yang sekarang sedang me mimpin di depan.Lantas, bagaimana Islam mau kembali menjadi nomor satu jika orang lain ber
pikir progresif sedangkan kita regresif? Betul bahwa dulu saat Islam jaya, sains berkembang sangat pesat. Islam pun melahirkan banyak ilmuwanilmuwan hebat dan ternama serta menjadi kiblat ilmu pengetahuan saat itu. Namun itu dulu… dan sayangnya perkembangan ilmu pengetahuan tidak berhenti sampai di situ saja. Sudah pasti bahwa apa yang dibawa Islam dahulu punya andil dalam membentuk ilmu pengetahuan modern, namun kita mau tidak mau harus mengakui bahwa sekarang bukan kita lagi yang sedang menjadi pusat. Justru karena itulah kita harus mengejar, bukan mencibir dan menghindar.Untuk memulai ikhtiar kita, ada baiknya jika kita telaah lagi mengapa dulu sains dunia Islam begitu maju. Di abad ke delapan, kalifah Harun alRashid mendirikan ‘rumah kebijaksanaan’ atau the House of Wisdom di Bagdad. Di sana, para kaum cendekia menerjemahkan banyak sekali manuskrip dan teksteks kuno. Kemudian, seperti telah disebutkan sebe lumnya,
8
Tajuk Utama
Ibnu Sina mengkompilasi semua pengetahuan medis yang diketahui saat itu ke dalam buku. Apa artinya? Artinya adalah, Ilmuwanilmuwan Muslim saat itu bisa membuat gebrakan di dalam dunia sains karena mereka mau mempelajari ilmuilmu dari manapun yang telah sebelumnya ada dan kemudian mengembangkannya. Dengan cara itulah ilmu pengetahuan bisa maju. Revolusire volusi sains yang terjadi saat ini pun berlandaskan pada pengetahuan yang sudah ada sebelumnya (Gambar 1). Oleh karena itu, akan sulit bagi kita untuk bisa menjadi yang terdepan apabila kita menolak ilmu yang tengah berkembang sekarang. Hal ini disebabkan, untuk menjadi yang terdepan kita butuh gebrakan, dan gebrakan tidak akan bisa ada apabila tidak dilandaskan pada apa yang sudah ada saat ini.Setelah kita mau membuka diri terhadap kemajuan ilmu pengetahuan saat ini, hal yang perlu kita lakukan selanjutnya adalah meninjau ulang cara kita memandang hubungan antara ilmu pengetahuan dan ayat Qur’an. Satu hal yang pasti, sains itu akan terus berkembang dan menyempurnakan diri. Oleh karena itu, kebenaran sains adalah relatif; yang hari ini dianggap benar bisa saja besok menjadi benar tapi tidak sempurna atau malah salah sama sekali. Di sisi lain, ayat Qur’an sifatnya statis, kebenarannya absolut (bagi yang
percaya). Lalu bagaimana ketika klaim sains bertentangan dengan klaim dari Qur’an yang kita pahami? Kita tidak perlu kebakaran jenggot dan buruburu mengkotakkotakan sains dan Qur’an seolaholah mereka dua hal yang tidak bisa berdam pingan. Dalam bukunya yang berjudul The Eternal Cha llenge, Abu Zakariya menuliskan, “Ketika seseorang membaca Qur’an, mereka akan menemukan sesuatu yang unik: yaitu bahwa deskripsi tentang alam semesta yang ada di Qur’an terkesan tidak memiliki batasan waktu. Qur’an ditujukan untuk orang dengan beraneka tingkat pemahaman, pada waktu yang berbedabeda. Satu kata di dalamnya dapat mengandung arti yang bermacammacam. Katakata seperti ini bisa koheren dengan pemahaman lampau maupun masa kini tentang alam semesta, pun bisa mengandung makna spiritual maupun pesan moral.”Sebagai contoh dalam bukunya, Abu Zakariya menggunakan surat AlAnbiya (21) ayat 33 yang berbunyi, “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masingmasing beredar (berenang) pada garis edarnya.” Pada ayat tersebut digunakan kata “yasbahuna” untuk menjelaskan pergerakan matahari dan bulan. Kata yang secara literal berarti berenang ini masuk akal bagi orang Arab di masa lampau karena mereka bisa
“Ketika seseorang membaca Qur’an, mereka akan menemukan sesuatu
yang unik: yaitu bahwa deskripsi tentang alam semesta yang ada di
Qur’an terkesan tidak memiliki batasan waktu
9
Tajuk Utama
mengamati bendabenda langit bergerak di angkasa dengan mata telanjang. Tapi kata ini juga masuk akal bagi kita yang sekarang tahu (berkat ilmu pengetahuan) bahwa planetplanet memiliki orbit. Pada ayat tersebut juga disebutkan bahwa matahari pun berenang/beredar pada orbit. Hal ini bisa sesuai dengan pandangan abad 7 bahwa matahari beredar mengelilingi bumi, namun bisa juga sesuai dengan pengetahuan saat ini bahwa matahari memiliki orbitnya sendiri. Oleh karena itu, ketika ada ketidaksesuaian antara fakta/teori sains dengan ayat Qur’an, kita perlu bersikap kritis baik pada fakta/teori tersebut dan juga terhadap pemahaman kita terhadap ayat Qur’an yang dimaksud (ingat, bukan terhadap kebenaran Qur’annya, namun terhadap pemahaman kita). Bisa jadi fakta/teori itu memang salah atau belum sempurna (artinya ada ruang untuk menyempurnakan) atau bisa jadi kita yang terlalu sempit dalam memahami Quran padahal katakata di Qur’an bisa mengandung makna yang luas dan banyak.Untuk itu, mari kita mulai mengejar ketertinggalan menuju kemajuan. Mari kita mulai berpikir kritis dan objektif. Janganlah anggap ilmu pengetahuan sebagai momok. Justru dengan belajar, belajar dan belajar, kita bisa sampai kepada derajat
yang lebih tinggi di mata Allah. Namun tentu saja harus ada proses penyaringan ketat yang kita lakukan karena ilmuilmu yang berkembang sekarang seringkali tidak lepas dari nilainilai sekularisme ataupun materialisme yang anti Tuhan. Masyarakat Barat bangkit dari keterpurukannya dan mulai melaju cepat ketika mereka mulai memisahkan diri dari kungkungan dan dogmadogma agama. Sebaliknya, bagi kita sebagai muslim, berpikir dan bersikap sekuler adalah sebab kemunduran kita. Yakinlah bahwa kita bisa melaju tanpa harus menanggalkan keimanan kita. Bahkan, kita harus bisa menggali dan mendalami sains berdasarkan kerangka Islam, dengan panduan Qur’an dan Sunnah. Insyaallah hasilnya adalah terbukanya rahasia ilmu pengetahuan dan kemajuan peradaban yang jauh lebih tinggi dari yang ada sekarang. Hal ini telah ditunjukkan oleh para pendahulu kita. Sekarang giliran kita. Mari kita maju… Mari kita rangkul ilmu pengetahuan, rangkul pe nemuan, rangkul kemajuan dan berhenti bersikap paranoid dan dogmatis setiap saat.
Penulis adalah alumni Program Magister Biologi Erasmus Mundus yang sekarang berprofesi sebagai editor manuscript ilmiah
Mari kita rangkul ilmu pengetahuan, rangkul pe nemuan,
rangkul kemajuan dan berhenti bersikap paranoid dan dogmatis
setiap saat!
10
Tajuk Utama
Sebuah paper yang berjudul “Biomechanical characteristics of hand coordination in grasping activities of daily
living,” diterbitkan oleh peerreviewed journal PLOS ONE pada januari 2016. Artikel tersebut ditulis oleh tim peneliti yang diketuai CaiHua Xiong dari Huazhong University of sains and Technology di Wuhan, Cina. Pada awalnya tidak ada orang yang menaruh perhatian terhadap artikel tersebut hingga seorang peneliti computational molecular evolution bernama James McInerney dari University of Manchester, Inggris, menyebut jurnal tersebut sebagai Joke di akun twitternya. Seketika, bagaikan halilintar di tengah siang, artikel tersebut menjadi sorotan para ilmuwan yang sekaligus menghujaninya dengan berbagai hujatan. Hal ini disebabkan, kata creator disebut beberapa kali pada artikel tersebut, seakanakan ingin menunjukkan bahwa ada keterlibatan grand design Tuhan dalam gerak koordinasi tangan. Bahkan kalimat kesimpulan dari artikel tersebut juga cukup mengejutkan dari segi ilmiah yaitu,
“In conclusion, our study can improve the understanding of the human hand and confirm that the mechanical architecture is the proper design by the Creator for dex-terous performance of numerous functions following the evolutionary remodelling of the ancestral hand for millions of years.”
Dunia ilmiah atau sains yang materialistik dan senantiasa menghindari aspek religi tentu saja tidak bisa menerima adanya penjelasan secara supranatural dalam mendeskripsikan fenomena alam. Para ilmuwan yang cenderung sekuler dan mengedepankan paham rationalisme dan empirisisme seakan berang dengan adanya kata creator/pencipta dalam artikel tersebut. Meskipun pada akhirnya jurnal itu ditarik kembali dengan klarifikasi dari penelitinya, namun yang menjadi bahan pemikiran adalah mengapa dunia sains seakan tidak bisa bersahabat dengan agama? Mengapa sains seakan tidak bisa menerima eksistensi Tuhan? Saya jadi teringat katakata dosen saya ketika sedang membahas perkembangan manusia, “pisahkan antara dunia sains dengan agama”.
Sains is not value-freeSains yang berkembang di dunia saat ini sebenarnya tidak netral atau tidak bebas nilai. Saat ini, sains lebih berlandaskan pada ateisme, yaitu ketidakpercayaan akan adanya Tuhan. Revolusi industri di Eropa selanjutnya mendorong penyebaran pendidikan sains yang berlandaskan ateisme ini ke dunia. Menurut Syamsudin Arif, PhD., seorang dosen dan peneliti senior di Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), sains yang berkembang di dunia saat ini mengandung beberapa paham, antara lain empirisisme,
Antara Science, Ateisme dan TauhidOleh: Arif Rahman Sadjuri“Hand coordination should indicate the mystery of the Creator’s invention,” and “[the bi-omechanical characteristic] is the proper design by the Creator to perform a multitude of daily tasks in a comfortable way”, kalimat tersebut adalah potongan dari artikel ilmiah yang diterbitkan jurnal PLOS ONE di awal tahun 2016. Terbitnya artikel ini mengun-dang badai kritik dari berbagai ilmuwan yang menyebut artikel tersebut sebagai “Joke”.
11
Tajuk Utama
rasionalisme, naturalisme, sekulerisme dan saintisme.Empirisisme berarti sains mendasarkan kebenaran pada sesuatu yang bisa ditangkap oleh panca indra manusia. Sesuatu dikatakan benar adanya jika bisa diuji atau diverifikasi dengan suatu eksperimen yang hasilnya bisa terlihat, terdengar atau dirasakan. Paham ini sangat mendukung ateisme.Bertolak belakang de ngan empirisisme, rasionalisme berarti sains menyandarkan kebenaran pada logika manusia. Sesuatu dianggap benar dan diakui eksistensinya jika secara logika bisa diterima. Sebagai contoh, teori relativitas khusus sampai saat ini adalah teori yang belum terbukti secara empiris. Pembuktiannya baru sebatas kalkulasi matematika, namun secara logika dianggap benar adanya. Rasionalisme juga mendukung penolakan terhadap adanya Tuhan yang dianggap tidak logis.Naturalisme dalam sains berarti hanya mempercayai semua yang ada berasal dari dan sebab kejadian alam. Kebenaran tidak dapat diambil dari sesuatu yang supranatural atau yang tidak tidak secara alami. Oleh karena itu, sesuatu yang gaib tentu tidak akan diterima oleh sains. Naturalisme ini juga dikenal sebagai ateisme praktis.Sekulerisme sains berarti memisahkan antara dunia sains dengan dunia agama. Agama diakui namun dianggap terpisah
dari sains dan hanya sebatas ruang lingkup pribadi, tidak menyentuh aspek interaksi sosial atau publik. Sekulerisme sendiri sebenarnya seperti meniadakan Tuhan dalam ranah sosial, sains dan ruang lingkup publik lainnya. Namun, perlu diketahui bahwa sekukerisme pada awalnya muncul karena penolakan dominasi gereja yang korup di Eropa, jadi tidak berlaku pada semua agama.Saintisme sebagai dasar pemahaman sains menunjukkan bahwa sains tidak bisa dilepaskan dari pelaku sains ya itu scientist. Tergantung nilai apa yang dimiliki oleh scientist tersebut maka sains memiliki nilai yang sama. Ketika scientistnya ateis, maka sains pun akan bernilai ateis. Scientist itu manusia bukan malaikat, seda ngkan manusia memiliki living context, pemahaman, pilihan, perasaan, emosi dan kecenderungan. Maka dari itu, sains tidak mungkin bebas nilai/kepentingan. Asumsi dan basis dari pertanyaan riset yang diajukan oleh scientist akan memiliki nilai tertentu sesuai living context nya. Sebagai contoh, banyak peneliti mengajukan atau mengembangkan penelitian yang beririsan dengan kepentingan industri karena dana akan banyak tersedia di sana.
Sejarah ateisme sebagai dasar sainsPemikiran sekuler tumbuh berkembang
Sains yang berkembang di dunia saat ini mengandung
beberapa paham, antara lain empirisisme, rasionalisme,
naturalisme, sekulerisme dan saintisme.
12
Tajuk Utama
pada masa pencerahan (enlightenment) sekitar abad 17 di Eropa sebagai respon terhadap dominasi dan penyelewengan gereja. Pada tahun 391 M, agama kristen katolik dijadikan sebagai agama negara oleh kaisar romawi kala itu. Katolik pun tersebar dan diterima oleh masyarakat Eropa. Pada tahun 410 M, Romawi runtuh karena kemunduran kerajaan dan peperangan. Eropa pun memasuki zaman kegelapan (Dark age) dengan munculnya tuan tanah (land lord) berpandangan feodalisme. Mereka didukung dan dilegalkan oleh pihak gereja dan negara yang korup untuk mengeksploitasi rakyat.Masyarakat Eropa sangat tidak teratur saat itu. Dewan gereja memiliki pengaruh dan kekuasaan dalam politik dan publik. Doktrin penyimpangan surat pengampunan dosa atau indulgensia yang konon digunakan untuk pembangunan gereja merajalela kala itu. Perlambatan dan kemandegan terjadi dalam berbagai dimensi, tidak terkecuali sains; sains lebih dianggap sebagai ilmu sihir dan yang bertentangan dengan doktrin gereja harus dimusnahkan. Tentunya kita masih ingat nasib dari Copernicus dengan teori heliosentrisnya dan Galileo
dengan teori bumi bulatnya; mereka adalah korban zaman kegelapan eropa.Sekitar abad ke 16 – 17 bermunculanlah para pemikirpemikir eropa yang menggangap agama Kristen hanya sebuah penjara yang membatasi kehidupan manusia, diantaranya dalam segi sains. Oleh karena itu, mulai banyak pemikiran untuk memisahkan antara gereja dan ranah publik atau yang dikenal dengan istilah sekuler. Puncaknya terjadi pada saat revolusi Perancis abad ke 17, yang ditandai dengan penyerbuan penjara Bastille. Sejak saat itu, pemikiran mengenai rasionalisme dan naturalisme mulai bermunculan. Pemahamanpemahaman itu juga yang akhirnya mendorong paham ateisme atau ketidakpercayaan pada Tuhan. Sains pun akhir nya berkembang di Eropa dengan mengenyam pingkan aspek keyakinan agama atau lebih kepada paham ateisme.
Ateisme VS Tauhid Ateisme sering diartikan dengan ketidakpercayaan terhadap Tuhan. Namun apakah benar bahwa Ateisme itu ada? Menurut Ir. Imaduddin Abdulrahim, M.Sc., seorang ulama dan teknokrat ITB, faham ateisme
Dr.Ir. Imaduddin Abdulrahim (Alm.) salah seorang pelopor berdirinya ICMI yang biasa disapa Bang Imad. Semasa hidupnya beliau sering mengisi kuliah tauhid diantaranya pada kuliah subuh di stasiun TV RCTI.
sumber: www.icmina.org
13
Tajuk Utama
adalah omong kosong, tidak mungkin ada manusia yang ateis. Iblis sebagai nenek moyang kejahiliyahan pun percaya adanya Tuhan. Bahkan, dalam kamus bahasa Arab sekalipun, kata ateisme tidak ada. Orang Arab zaman sekarang menggunakan kata Ilhad sebagai padanan kata ateisme. Kata Ilhad sebagai padanan kata Ateisme sebenarnya tidak sepenuhnya tepat, karena Ilhad sendiri berasal dari kata Lahada yang artinya adalah menggali lubang atau terjerumus ke dalam lubang galian. Kita tentunya kenal dengan istilah Liang lahad, bukan? Dalam AlQur’an sendiri tidak ada istilah yang menggambarkan ateisme. Hal yang menarik adalah, apakah Qu’ran lupa tentang keberadaan ateisme?Dalam Al Qur’an kata Tuhan sering disebut dengan Illah. Makna Illah inilah yang di dalam Qur’an dideskripsikan dengan luas. Kata Illah muncul dalam beberapa ayat Al Quran diantaranya:
Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya seba-gai Illahnya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya? [QS. Al-Furqan: Ayat 43]
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Illahn-ya dan Allah membiarkannya sesatdengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? [QS. Al-Jasiyah: Ayat 23]
Dan Fir’aun berkata, “Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Il-lah bagimu selain aku. Maka bakarkanlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah
bangunan yang tinggi untukku agar aku da-pat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta.”[QS. Al-Qasas: Ayat 38]
Dan mereka telah memilih Illah-Illah selain Allah, agar tuhan-tuhan itu menjadi pelind-ung/kemuliaan bagi mereka. [QS. Maryam: Ayat 81]
Maka mengapa (berhala-berhala dan Illah-Illah) yang mereka sembah selain Allah untuk mendekatkan diri (kepada-Nya) tidak dapat menolong mereka? Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka; dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? [QS. Al-Jasiyah: Ayat 23]
Dan Fir’aun berkata, “Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Il-lah bagimu selain aku. Maka bakarkanlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku da-pat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta.”[QS. Al-Qasas: Ayat 38]
Dan mereka telah memilih Illah-Illah selain Allah, agar tuhan-tuhan itu menjadi pelind-ung/kemuliaan bagi mereka. [QS. Maryam: Ayat 81]
Maka mengapa (berhala-berhala dan Illah-Illah) yang mereka sembah selain Allah untuk mendekatkan diri (kepada-Nya) tidak dapat menolong mereka? Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka; dan itulah akibat kebohongan mereka dan
14
Tajuk Utama
milky way, sumber: www.voanews.com
apa yang dahulu mereka ada-adakan. [QS. Al-Ahqaf: Ayat 28]
Dari ayatayat AlQur’an di atas, Illah bisa diartikan sebagai keinginan, hawa nafsu, penguasa/pemimpin jahiliyah, pelindung/kemuliaan dan penolong. Dari sini, Illah bisa diartikan sebagai sesuatu yang bersifat materi maupun non materi.Menurut terminologi Quran tersebut, dapat disimpulkan bahwa Illah adalah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai (didominasi) olehnya (sesuatu itu). Menurut Ibnu Taimiyah, Alilah ialah yang dipuja dengan penuh kecintaan hati; tunduk kepadanya, merendahkan diri di hadapannya, takut dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdo’a dan bertawakkal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya.Jika melihat penjelasan di atas, maka dari kaca mata Islam, tidak mungkin ada orang
yang tidak memiliki Illah (ateis); yang paling mungkin adalah orang yang bertauhid, memiliki satu Illah, Laa ilaaha Illahlah, yaitu Allah, atau musyrik dengan banyak Illah. Di dalam diri manusia, ilahilah lain selain Allah ini bisa berwujud egoisme dirinya, hawa nafsunya, logikanya, citacita atau ideologinya serta keyakinannya.Manusia pasti memiliki keyakinan, keyakinan inilah yang bisa menjadi sandaran hidup, dianggap pelindung dan penolong dan ia rela untuk didominasi olehnya. Keyakinan bahwa kebenaran itu hanya bisa diperoleh secara empiris atau dengan rasio, keyakinan terhadap sekulerisme atau ideologi komunisme bisa menjadi Illah bagi manusia. Begitu pula dalam dunia scientific, pertanyaan riset akan terbentuk dari kerangka berpikir Tauhid atau non tauhid. Apabila dasar liberalisme yang digunakan, sains dan teknologi karet bisa berkembang menjadi kondom yang mendukung seks bebas. Apabila dasar ateisme yang digunakan, sains dan teknologi DNA bisa dikembangkan untuk memperteguh keyakinan bahwa asalmuasal makhluk hidup bukanlah dari Tuhan. Oleh karena itu, ketika
15
Tajuk Utama
sumber: http://www.azquotes.com
tauhid yang menjadi dasarnya, perkembangan sains akan bersifat lebih selektif. Selain itu, ia akan senantiasa me ngarah kepada kemajuan serta solusi terhadap permasalah umat tanpa menimbulkan kebingungan (seperti yang kerap terjadi saat ini). Hal ini dikarenakan semuanya dibuat dengan mengikuti standar benarsalah/halalharam di dalam Quran. Scientist pun akan sesuai dengan filosofi padi, semakin berisi semakin menunduk, karena mereka menghadirkan Allah dalam setiap langkah
riset mereka. Dengan begitu, sains akan membawa mereka kepada kesadaran yang semakin tinggi akan kebesaran dan kekuasaan Allah. Inilah Islamic science, yaitu sains yang berdasar pada Tauhid.
Penulis adalah alumni Program Magister Bioteknologi ITB yang sekarang berprofesi sebagai peneliti di salah satu perusahaan life science di Bandung.
16
Tajuk Utama
Oleh: Pramujo Widiatmoko
Kosakata Teknologi
Seberapa jauh korelasi bahasa suatu bangsa dengan tingkat penguasaan teknologinya? Sebuah pertanyaan me
narik. Bila kita tengok sejarah, peradaban dunia berkaitan erat dengan penguasaan teknologi. Penjelajahan samudera oleh bangsa Eropa dimulai bersamaan dengan kemajuan penguasaan teknologi pelayaran dan keinginan membuktikan ilmu pengetahuan (selain motif penguasaan sumber daya dan penyebaran agama). Galeongaleon bangsa Spanyol didesain berat sehingga stabil di samudera dan mampu membawa perbekalan yang cukup untuk mengelilingi bola bumi. Berdasarkan perjanjian Tordesillas tahun 1494, dunia penjelahan dibagi
menjadi dua untuk Spanyol dan Portugis. Dampaknya dapat kita rasakan hingga saat ini. Negaranegara Amerika latin masih banyak menggunakan bahasa Portugis dan Spanyol meskipun terpisah ribuan kilometer dari asal bahasa tersebut.
Hal yang menarik untuk dicermati adalah bagaimana bangsa Eropa menyerap teknologi dari tempattempat yang didatanginya. Cina jauh sebelumnya di abad ke13 telah menguasai teknologi kembang api. Tujuan utamanya adalah untuk perayaan dan sinyal suara, kemudian berkembang untuk mesiu meriam. Namun, teknologi senjata api modern dikembangkan oleh bangsa barat. Bahkan Cina yang mengenal terlebih dahulu pun menjadi pengimpor teknologi tersebut. Di sini bisa kita lihat bahwa budaya berpengaruh pada jenis
Bahasa dan Penguasaan Teknologi
17
Tajuk Utama
teknologi yang dikembangkan. Bangsa Barat yang senang berpetualang sering berhadapan dengan bahaya, sehingga mereka lebih fokus mengembangkan senjata. Kembali ketika kita lihat sejarah, perangperang besar terjadi di negara Barat atau dengan dukungan peralatan dari mereka.
Beralih ke zaman milenium baru, dunia menuju abad teknologi informasi. Bahasa, sebagai hasil tertinggi dari budaya suatu bangsa, menunjukkan bangsa yang ada di barisan terdepan teknologi tersebut. Istilahistilah teknologi informasi seperti download, upload dan internet banyak berasal dari bahasa Inggris. Hal ini menunjukkan dominasi bangsa yang menggunakan bahasa Inggris. Hal berbeda bila kita lihat istilahistilah matematika dan ilmu kedokteran di abad pertengahan yang banyak berasal dari Bahasa Arab. Saat itu, kekhalifahan Islam sedang mendominasi dunia.
Bahasa dan karakterNusantara, dengan berbagai etnik dan suku bangsa, menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantar (lingua franca). Bila digabungkan dengan bahasa Melayu sebagai induknya, wilayah penggunaannya melingkupi Indonesia dan Malaysia, dengan lebih dari 250 juta orang pengguna. Bahkan beberapa etnik di bagian selatan Thailand mengerti bahasa melayu. Bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa perdagangan dan ilmu pengetahuan sejak abad ke7.
Pertumbuhan bahasa Melayu berperan penting ketika zaman kerajaankerajaan Islam nusantara. Huruf arab dimodifikasi untuk dapat mengakomodasi pelafalan dalam bahasa Melayu dan sering disebut sebagai aksara Arab Melayu. Di negeri
jiran, aksara tersebut juga dikenal sebagai aksara Jawi. Bukubuku pengetahuan ditulis dengan menggunakan aksara tersebut dan digunakan hampir di seluruh pelosok nusantara.
Kita lihat bahwa bangsabangsa dengan peradaban maju mengembangkan bahasa yang dapat menunjang pengembangan teknologi mereka. Mereka juga mampu mempertahankan budaya dan bahasa sebagai jatidiri. Jepang melakukan penerjemahan berbagai buku ilmu pengetahuan ke bahasa Jepang sehingga dapat dimengerti secara luas oleh masyarakatnya. Dengan perangkat teknologi modern, mereka masih mempertahankan nilainilai budayanya sehingga kita masih bisa membedakan bangsa Jepang dari bangsabangsa lain. Bila kita lihat filmfilm Jepang, bahasa yang digunakan banyak memberikan inspirasi dan semangat. Hal yang sama yang mendorong mereka maju. China, Korea, Eropa, mereka mampu unggul dengan membawa jatidiri masingmasing, tercermin dari bahasa yang digunakannya.
Hikmah yang bisa diambil adalah bahasa mencerminkan karakter suatu bangsa. Yang perlu diingat adalah masa keunggulan suatu bangsa akan dipergilirkan oleh Allah. Tidak ada yang selamanya unggul dan selamanya lemah. Karakterlah yang akan menentukan kepada siapa Allah akan memberikan keunggulan tersebut.
Penulis adalah alumni Program Doktor dari Tokyo Institute of Agriculture and Techno-logy yang sekarang berprofesi sebagai Dosen Teknik Kimia ITB
Gambar Background : Kapal ekspedisi portugal berlayar mengarungi dunia. sumber : www.britannica.com
18
Oleh: Pramujo Widiatmoko
Meniru Alam Manusia dikaruniai kelebihan oleh Tuhan berupa kehendak, yang ditunjang de ngan
kemampuan memahami dan memanfaatkan alam. Maka kita lihat peradaban manusia berkembang dengan kemajuan teknologinya. Teknologi yang dikembangkan banyak diilhami dari pengamatan terhadap alam. Sebagai contoh, pesawat terbang berawal dari hasrat untuk meniru burung. Dari pesawat bermesin yang efektif terbang tahun 1903 hingga era pesawat komersial raksasa dan pesawat tempur generasi kelima di era milenium, perlu beberapa dekade untuk menyempurnakan teknologi terbang ini. Tentu tertinggal bila dibandingkan dengan burung terbang efektif Archaeopterix yang menguasai angkasa di zaman Jurasik Akhir 150 juta tahun lalu. Namun, kemajuan teknologi terbang ini telah membantu kita menjelajah dunia dalam hitungan jam saja.
Perkembangan teknologi yang patut untuk dicermati saat ini adalah pemanfaatan sinar matahari. Hal ini terkait dengan semakin terbatasnya cadangan hidrokarbon alam. Batu
bara, minyak bumi, dan gas alam merupakan hidrokarbon alam utama yang telah menjadi tulang punggung perkembangan peradaban sejak revolusi industri tahun 1760.Berumur jutaan tahun, sumber daya alam tersebut akan habis dalam hitungan dekade. Di Indonesia, cadangan terbukti minyak bumi tahun 2016 sebesar 3306 MMstb (million stock tank barrels). Cadangan tersebut cenderung menurun dalam 5 tahun terakhir, meskipun ada penambahan cadangan potensial sebesar 240an MMstb. Oleh karena itu, para ilmuwan beralih ke sumber energi murah
Sintesis Kimia Berbantuan Matahari
Meniru Pencipta Terbaik
Perbandingan Pengambilan CO2(Reaksi Gelap) pada Fotosintesis Tumbuhan . sumber: http://archive.cnx.org
19
dan tersedia praktis sepanjang umur bumi (baca: matahari). Teknologi pemanfaatanpanas matahari untuk pengolahan pasca panen (baca: pengeringan) sudah umum. Panel fotovoltaik untuk menghasilkan listrik dari cahaya matahari juga sudah banyak diaplikasikan. Yang paling menarik adalah teknologi pemanfaatan energi matahari untuk sintesis kimia.
Fotosintesis tiruanSintesis kimia berbantuan energi matahari paling awal dan sukses didemonstrasikan oleh bakteri berklorofil dan tumbuhan. Dengan proses fotosintesis, tanaman secara garis besar mengubah 6 molekul air dan 6 molekul karbon dioksida menjadisatu molekul gula. Oksigen dilepas ke udara sebagai produk samping. Energi matahari diserap oleh pusat reaksi yang mengandung klorofil. Detil reaksi yang terjadi di kloroplast tentu lebih rumit.Reaksi Terang (baca: membutuhkan cahaya) menyerapenergi dari matahari dan disimpan dalam bentuk ATP dan NaDPH.
Kedua sumber tersebut digunakan di Reaksi Gelap (baca: tidak membutuhkan cahaya).Tahap fiksasi pada reaksi gelap mengikat CO2, dikatalis oleh RuBisCO, bereaksi dengan RuBP membentuk molekul 3PGA. Selanjutnya, 3PGA akan direduksi
dengan bantuan ATP dan NADPH menjadi G3P. Pada tahap terakhir, G3P ini dikirimkan ke sitoplasma untuk bahan baku pembentukan senyawasenyawa penting tumbuhan. Dengan
proses tersebut, tumbuhan dapat mengubah energi matahari menjadi energi kimia dengan efisiensi “hanya” 3 – 6%. Namun mampu mencukupi kebutuhan oksigen dan biomassa dunia.
Para ahli mengamati fenomena fotosintesis tersebut dan mencoba mengembangkan tiruannya. Foton dari sinar matahari diubah menjadi elektron dengan bantuan bahan fotovoltaik dan kemudian listriknya digunakan untuk mereduksi bahan kimia. Saat ini, produk yang dihasilkan belum
lah sekomplek karbohidrat. Produk yang paling sederhana adalah hidrogen dari elektrolisis air. Dengan bantuan listrik, air (H2O) dipisahkan menjadi molekul oksigen (O2) dan hidrogen (H2). Hidrogen dengan kemurnian 99% ini sangat baik untuk hidrogenasi bahan pangan, misalnya minyak sawit menjadi margarin. Selain itu, mobil listrik dengan sistem fuel cell dapat memanfaatkan hidrogen tersebut sebagai bahan
Meniru Pencipta Terbaik
Sintesis Kimia Tiruan
Pemanfaatan Siklus Karbon Dioksida, sumber:Http://pubs.rsc.org
20
bakar.Hasil pembakarannya bersih dari CO2 karena berupa air saja. Kendaraan dengan fuel cellini sudah mulai dikomersialkan di 2017 dengan kisaran harga $57500. Tertarik?
Permasalahan utama penggunaan hidrogen untuk bahan bakar (baca: selain penyimpanan) adalah sumber hidrogennya. Hidrogen komersial diproduksi menggunakan proses reformasi kukus berbahan baku gas alam. Sementara itu, proses elektrolisis memerlukan listrik dalam jumlah besar. Produksi hidrogen dengan proses elektrolisis sekitar $5,2/kgH2 untuk stasiun pengisian dan $3/kgH2 untuk produksi hidrogen terpusat. Dibandingkan proses pertama (baca: reformasi kukus), biaya produksi hidrogen dari elektrolisis tersebut sekitar dua kali lebih mahal. Hanya dengan sumber energi listrik murah seperti energi matahari dan tenaga nuklir, hidrogen dari elektrolisis ini akan mampu bersaing dengan produk reformasi kukus.
Selain produksi hidrogen, sintesis kimia berbantuan matahari yang menarik adalah reduksi karbon dioksida (CO2). Gas CO2 ini sering dianggap sebagai faktor penyebab efek rumah kaca. Penggunaan bahan bakar fosil untuk kendaraan dan industri secara global diindikasikan telah meningkatkan konsentrasi gas CO2hingga level 400 ppm (tahun 2013). Dengan proses elektrokimia, para ahli mengembangkan teknik reduksi gas karbon dioksida menjadi bahan lain seperti karbon monooksida, asam format, metana, metanol, dan etanol. Kembali lagi, energi listrik yang diperlukan oleh proses reduksi tersebut akan ekonomis bila diperoleh dari sumber yang murah dan terbarukan (baca: energi matahari). Hasil reduksi elektrokimia merupakan bentuk penyimpanan cair dari
gas CO2. Asam format dianggap sebagai produk penting karena dapat menjadi penyedia gas CO. Campuran gas ini (baca: karbon monoksida) bersama hidrogen dikenal sebagai syngas, sebagai bahan baku sintesis polimer dan bahan bakar.
Reduksi gas CO2 berbantuan matahari berpotensi akan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Gas CO2 hasil pembakaran di kendaraan dan industri diambil dan didaurulang dengan tambahan air menjadi bahan bakar. Siklus tersebut menghasilkan produk samping oksigen sekaligus mengurangi kadar karbon dioksida di udara. Saat ini, teknologi reduksi karbon dioksida masih terus diteliti. Di tahun 2014, proyek pilot plant dimulai di British Columbia untuk membangun pabrik berkapasitas 100 kg CO2 per hari danmenghasilkan garam format.
Pesan moral Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini berkewajiban memakmurkan bumi dengan mengembangkan berbagai teknologi yang mempermudah kehidupannya. Pada hakikatnya, alam telah diciptakan oleh Tuhan, pencipta terbaik, dengan sempurna. Manusia membaca dan belajar dari alam. Dengan mempelajarinya, kita akan menyadari bahwa segala sesuatu di alam ini di ciptakan dengan detail yang mengagumkan. Sebaikbaiknya kita meniru, masih jauh dari hasil ciptaan Tuhan. Sungguh pantas bagi manusia untuk berjalan di muka bumi ini dengan rendah hati.
Penulis adalah alumni Program Doktor dari Tokyo Institute of Agriculture and Techno-logy yang sekarang berprofesi sebagai Dosen Teknik Kimia ITB
Meniru Pencipta Terbaik
21
Oleh:Astri Aulia Safrianty
Pembangunan tidak hanya menyangkut fisik namun halhal yg non fisik seperti landasan merupakan hal
yang paling penting yang akan menjadi ruh dalam setiap program pembangunan. Jika landasan tidak kuat, tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas, maka program pembangunan akan sangat mudah dipengaruhi programprogrm luar yang memiliki sarana dan prasarana yang sangat memadai untuk mengendalikan arah dan tujuan. Sehingga wajar saja jika pada akhirnya dikarenakan landasan yang tidak jelas tadi, program pembangunan akan jauh melenceng dari tujuannya. Akhirakhir ini masyarakat dunia di berbagai konferensikonferensi internasional sibuk membahas tentang pembangunan yang berkelanjutan (sustainable cities). Hal ini dikarenakan bumi dimana mereka tinggal sudah terasa sesak dengan adanya berbagai bencana yang melanda, peruba
han iklim global, angka kemiskinan yang semakin tinggi, serta tingkat polusi yang semakin meningkat. Dari berbagai efek inilah muncul suatu konsep bahwa agar bumi ini nyaman untuk kita tinggali bersama bahkan dapat dinikmati oleh anak cucu generasi penerus yang akan datang maka perlunya prinsipprinsip keberlanjutan dalam pembangunan di setiap negara agar tercipta hidup manusia yang berkualitas. Salah satu alat dalam mengukur keberlanjutan ini adalah daya tahan (resilience). Seberapa jauh suatu negara dapat beradaptasi terhadap perubahanperubahan di luar sehingga pengaruh dari luar tidak berdampak negatif terhadap kondisi dalam negri.Bagaimana dengan pembangunan menurut Islam?. Pembangunan dalam islam tidak mengungkap kata yang spesifik seperti kata Berkelanjutan. Fokus dari pembangunan dalam Islam adalah “manusia” yang memiliki fungsi dan peran sebagai khalifah di muka bumi, yang ditujukan untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan di muka bumi dan akhirat. Prinsip Keberlanjutan dalam islam tidak cukup hanya di bumi.. namun sampai akhirat. Tujuan utama pembangunan dalam Islam
Islam dan Pembangunan
KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM ISLAM
Bencana Banjir di Bandung Selatan, sumber : tempo.co.id
22
adalah meraih ridho Allah semata. Hal ini mengakibatkan apa yang menjadi programprogram pembangunan di bumi akan menjadi bekal di akhirat kelak.. sebagai perlombaan untuk menegakkan amal ma’ruf nahi munkar. Penegakan konsep keberlanjutan dalam Islam bersumber utama dari ALQURAN dan Hadist. Keilmuan yang ada pada diri manusia hanya sebuah alat untuk lebih memahami perkataan ilahi.. karena pada dasarnya ilmu itu “diberikan” bukan kemampuan diri pribadi. Jika ilmu sudah diberikan maka ada kewajiban yaitu menyebarkan sehingga mendatangkan manfaat sebesarbesarnya. Jika membahas daya tahan (resilience)
Mamat (10) mencuci muka untuk mengusir panas dari botol bekal air minumnya saat bermain di sekitar kolam salah satu sumber air untuk warga Kampung Campaka, Desa Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, yang mengering, Rabu (29/7). Sejak
sebulan terakhir, debit air kolam tersebut terus menyusut hingga pada akhirnya kering saat musim kemarau ini. Mengeringnya kolam dan menyusutnya debit air sejumlah sumber air bersih dirasakan menyulitkan warga . sumber: http://regional.kompas.com
justru umat muslim memiliki daya tahan yang tinggi, tidak memiliki ketergantungan terhadap teknologi fisik maupun makhluk… karena semua yang terjadi merupakan kehendak dari Ilahi.
Penulis adalah alumni Program Magister Studi Pembangunan ITB yang sekarang berprofesi sebagai staf ahli di salah satu konsultan pemetaan di Bandung.
Permukiman kumuh di Pinggiran Sungai Sumber Penyebaran Penyakit Menular. sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
Islam dan Pembangunan
23
Oleh: Riantini Virtriana
Lagi. Banjir bandang melumpuh dan meluluh lantakkan pemukiman warga di tanah air. Kala itu, 2 September
2016, hujan deras tanpa henti berakibat meluapnya Sungai Cimanuk yang menyapu daerah sekitarnya di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Banjir yang tercatat sebagai yang terbesar di Kabupaten Garut ini telah membawa kerugian besar bagi warga yang secara instan harus kehilangan aset dan harta bendanya. Belum lagi mereka yang harus menginap di tendatenda darurat, atau pun sakit, meninggal, dsb. Akan tetapi, bencana seperti banjir tersebut rupanya memiliki korelasi sebabakibat yang kuat dengan aktivitas warga yang mengeksploitasi alam sekitarnya guna memenuhi kebutuhan ekonomi seharihari.Sebuah media elektronik nasional menyebutkan bahwa sejumlah kecamatan di Kabupaten Garut telah mengalami alih fungsi lahan yang signifikan dalam kurun waktu yang singkat. Hampir seluruh kawasan hulu anak Sungai Cimanuk rupanya telah mengalami alih fungsi lahan yang tidak terkendali. Misalnya, kawasan di sekitar mata air Cikamiri, yang seyogyanya diperuntukkan untuk pepohonan dengan akar yang kuat, kini telah dialihfungsikan menjadi perkebunan tanaman sayur dalam skala yang sangat luas.Isu alih fungsi lahan di kawasan hutan di Kabupaten Garut ini dibenarkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangelie. Menurut Willem, penyalahgunaan dan pemanfaatan lahan menyebabkan adanya
erosi di hulu anak sungai. Erosi ini kemudian membuat Sungai Cimanuk mendangkal akibat sedimentasi dari massa tanah yang tergerus dari kawasan sekitarnya terutama di kawasan bantaran sungai Akibatnya, Sungai Cimanuk tak lagi mampu menampung air lebih ketika terjadi hujan deras. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk sendiri sekarang sudah dikategorikan sebagai DAS dengan kondisi kritis. Maksudnya, DAS Cimanuk telah mengalami pendangkalan yang signifikan sehingga peruntukkan dan pemanfaatan kawasannya menjadi prioritas untuk dievaluasi. Alih fungsi lahan DAS Cimanuk oleh warga menjadi salah satu faktor berubahnya tutupan lahan sebagaimana dikemukakan oleh Turner, dkk (1995). Terdapat dua kelompok besar faktor pendorong berubahnya tutupan lahan, yaitu faktor biofisik dan faktor sosial ekonomi. Faktor biofisik ialah yang berkaitan dengan karakteristik wilayah, seperti bentuk topografi. Sedangkan faktor sosial ekonomi merupakan faktor yang berkenaan dengan aktivitas manusia.Apabila kita melihat bentuk topografinya, Kabupaten Garut berada pada dataran tinggi yang pada awalnya masih dipenuhi tutupan lahan hijau. Secara teori alam, bentuk topografi seperti Kabupaten Garut seharusnya bisa terhindar dari bencana banjir. Namun alih fungsi lahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia terjadi dalam wilayah dengan cakupan yang cukup masif. Salah satu pendorong terjadinya perubahan tutupan lahan sebagian besar disebabkan oleh adanya aktivitas manusia dalam menggunakan lahan, antara
HIKMAH APA DI BALIK BENCANA?
Hikmah
24
lain untuk keperluan permukiman dan penyediaan lahan produksi (Lambin, 2004; USGCCRP, 2009). Dari penelitian yang dilakukan oleh Virtriana, 2016 , hasil analisis statistik spasial menunjukkan bahwa kepadatan penduduk sangat berpengaruh mendorong perubahan lahan pada kelas vegetasi yaitu hutan, ladang/tegalan, perkebunan, dan sawah di Provinsi Jawa Barat secara keseluruhan. Desakan penduduk meningkatkan peluang perubahan kelas vegetasi tersebut menjadi kelas tutupan non vegetasi atau kawasan terbangun. Hal tersebut karena peningkatan jumlah penduduk berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan akan permukiman. Sementara, kelas vegetasi semak belukar dan kawasan terbangun tidak akan terlalu terganggu karena mampu menjaga dirinya dari “gangguan” tekanan penduduk.Fakta di atas dikuatkan dengan nilai rasio perubahan pada variabel kepadatan penduduk untuk kelas lahan hutan adalah 9,85 yang berarti bahwa peluang hutan untuk berubah menjadi kelas lahan lain akan meningkat 9,85 kali apabila jumlah penduduk naik 1 orang, sementara variabel lainnya konstan. Untuk kelas hutan, ladang/tegalan, dan sawah, kepadatan penduduk memiliki nilai rasio perubahan terbesar dibandingkan dengan nilai rasio perubahan variabel prediktor lainnya. Maka jelas bahwa penduduk merupakan
faktor dominan yang menyebabkan berubahnya kelas lahan hutan, ladang/tegalan, dan sawah menjadi kelas lainnya. Dari perspektif teologi, sebenarnya fenomena kerusakan alam yang terjadi akibat dari aktifitas manusia yang tidak terkendali telah dijelaskan dalam Al Quran. Dalam QS Ar Rum ayat 41, Allah SWT berfirman : “Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Ayat lainnya yang menjelaskan menganai kerusakan alam yaitu QS Al Baqarah, ayat 1112. Allah SWT berfirman :“Dan bila dikatakan kepada mereka, “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi !” Mereka menjawab, “Sesung-guhnya kami orang-orang yang mengada-kan perbaikan” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.”
Syaikh Abdurrahmân asSa’di rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini mengatakan, “Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitakan bahwa semua musibah yang menimpa manusia, (baik) pada diri, harta maupun anakanak mereka, serta pada apa yang mereka sukai, tidak lain sebabnya
adalah perbuatanperbuatan buruk (maksiat) yang pernah mereka lakukan. Penjelasan berikutnya mengenai ayat di atas adalah melakukan maksiat di muka bumi merupakan bentuk perusakan lantaran
WilayahTerdampakBanjirBandang di Kabupaten Garut, sumber: Liputan6.com
Hikmah
25
perbuatan tersebut menyebabkan rusaknya apa yang ada di muka bumi, seperti bijibijian, buahbuahan, pepohonan dan tumbuhtumbuhan, sehingga terjangkiti penyakit yang disebabkan perbuatan maksiat.
Jadi bagaimana seharusnya umat muslim mengambil hikmah dari bencana yang terkait dengan aktifitas manusia? Tujuan Allah SWT menciptakan manusia dan menempatkan mereka di bumi, serta melimpahkan rezeki kepada mereka agar bisa menopang mereka dalam melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT. Jika mereka melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketaatan kepada Allâh (maksiat) berarti mereka telah berusaha merusak dan menghancurkan tujuan utama penciptaan bumi”. Tidak akan hilang bencana di muka bumi, kecuali dengan taubat yang sungguhsungguh. Dari sisi sains , terkait dengan kebijakan pengendalian alih fungsi lahan, maka strategi yang dapat diterapkan yaitu mengurangi laju pertumbuhan penduduk khususnya pada kelas lahan yang memiliki nilai rasio perubahan variabel kepadatan penduduk yang tinggi. Tidak menambah pusat CBD baru di Jawa Barat dapat menjadi pertimbangan selanjutnya terkait pengendalian perubahan tutupan lahan, yang bisa berdampak pada berkurangnya tekanan penduduk.
Penulis adalah alumni Program Doktor Geodesi dan Geomatika ITB yang sekarang berprofesi sebagai dosen Teknik Geodesi ITB
“Telah nampak keru-sakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat) manu-sia, supaya Allah mera-sakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke ja-lan yang benar). QS Ar Rum ayat 41
“Dan bila dikatakan ke-pada mereka, “Jangan-lah kamu membuat kerusakan di muka bumi !” Mereka men-jawab, “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbai-kan” Ingatlah, sesung-guhnya mereka itulah orang-orang yang mem-buat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” QS Al Baqarah, ayat 1112
Hikmah
26
Oleh: Panji Ramadhan
Ibn AlHaytham atau yang lebih dikenal sebagai Alhazen adalah
seorang muslim keturunan arab yang sangat besar kontribusinya di bidang fisika, matematika, astronomi, dan filosofi, terutama di bidang optik. Hasil karya paling terkenal yang sampai saat ini masih diakui oleh dunia sebagai salah satu karya yang sangat berpengaruh bagi perkembangan sains adalah kitab AlManazir (The Book of Optics). Sejak zaman Renaissance hingga sekarang ia dijuluki sebagai “Father of Modern Optics”. Ibnu AlHaytham lahir pada tahun 965 masehi di daerah Basra, Irak. Kemudian ia pindah ke Kairo saat berada dibawah pemerintahan Fatimid Caliph AlHakim, rezim yang memiliki ketertarikan di bidang astronomi. Ia tinggal di sekitar daerah Universitar AlAzhar hingga wafat pada tahun 1040. Sebelum Book of Optic ditulis oleh Ibnu AlHaytham, terdapat dua buah teori yang terkenal mengenai optik. Yang pertama adalah teori ekstramisi yang dikemukakan oleh matematikawan, Euclid dan Ptolemy. Dalam teori tersebut dikatakan bahwa mata mentransmisikan sebuah radiasi sinar ke benda yang sedang dilihat. Setelah radiasi tersebut sampai ke benda, maka mata dapat melihat bentuk, warna, dan ukuran benda. Sedangkan, teori yang lain dikemukakan oleh Aristoteles dan
Galen, disebut teori intromisi, dimana cahaya ditransferkan oleh suatu benda melalui suatu agen hingga bisa sampai ke mata. Berlawanan dengan teori ekstramisi, Ibnu AlHaytham membangun teorinya berdasarkan teori intromisi. Dalam teorinya disebutkan bahwa sebuah benda memancarkan cahaya berjumlah tak hingga ke segala arah dan salah satu cahayanya tepat tegak lurus dengan mata, se
hingga mata dapat menampilkan persepsi bentuk, warna, dan ukuran benda.Dalam bukunya ini, AlHaytham menyebutkan bahwa terdapat cahaya primer dan cahaya sekunder, dimana cahaya primer jauh lebih kuat dibandingkan cahaya sekunder. Kedua cahaya ini merambat secara tegak lurus. Cahaya primer adalah cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya seperti matahari, api, dan lainnya. Sedangkan cahaya sekunder adalah cahaya yang dihasilkan benda akibat pantulan dari cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya terhadap benda tersebut. Cahaya sekunder dapat terbentuk apabila terdapat sumber cahaya didekatnya atau cahaya primer yang sampai padanya. Teori ini sangatlah akrab dengan teori optik yang dijelaskan dalam fisika dasar di sekolahsekolah. Dalam buku ini juga dijelaskan bagaimana mekanisme pemantulan dan pembiasan cahaya, dan juga mekanisme cahaya yang terjadi pada benda tak tembus cahaya dan benda tembus pandang. Buku
Lukisan wajah Ibn Al Haytham. Sumber: www.entrevues.org
Tokoh Islam Klasik
Father of Modern Optics : Ibn AlHaytham
27
ini menjadi teori yang mendasari teoriteori lain mengenai mekanisme perambatan cahaya hingga saat ini.Selain itu, AlHaytham juga memberikan kontribusi yang cukup besar di bidang matematika terutama geometri dan teori angka; dan juga di bidang astronomi, dimana ia menemukan mekanisme gerak bumi dan planet. Ia pun memiliki kemampuan yang sangat hebat di bidang teknik sipil karena dia dapat mendesain sebuah saluran yang mencegah banjir yang terjadi akibat meluapnya sungai nil saat itu. Bukan hanya itu, ia pun berkontribusi cukup besar dalam teori pergerakan benda dalam bidang mekanika. Dan ia pun adalah salah satu orang yang diakui sebagai orang yang pertama kali menggunakan metode sains modern yang sama dengan metode sains yang digunakan saat ini.Sangatlah banyak ilmuwan muslim dahulu yang karyanya saat ini sangat diakui oleh dunia sains, teknik, kedokteran, dan lainnya. Dan yang lebih hebatnya lagi, mereka tidak hanya berkontribusi di dalam satu bidang. Itu artinya mereka mempelajari dan meneliti beberapa bidang sekaligus. Namun hal tersebut berbeda dengan ilmuwanilmuwan muslim saat ini yang hanya fokus di satu bidang. Hal tersebut mungkin bisa terjadi karena tingkat kesulitan penelitian saat ini lebih tinggi
dibandingkan zaman dahulu atau karena ilmuwanilmuwan muslim saat ini jauh dari pedoman mereka yaitu AlQuran, yang didalamnya telah dijelaskan tentang semua hal yang ada di bumi ini. Alasan pertama mungkin dapat kita eliminasi karena banyak juga peneliti sekaligus insinyur yang memiliki keahlian di beberapa bidang sekaligus, contohnya adalah Elon Musk, seorang peneliti, insinyur dan CEO
pada beberapa perusaahaan ternama di Amerika yang ahli di bidang IT, elektrik, otomotif, astronomi, fisika nuklir, dan energi. Oleh karena itu, sebagai muslim tidak seharusnya kita meninggalkan AlQuran untuk mendalami sains dan juga bidang lainnya. Karena dalam AlQuran, dasar ilmu dari segala hal yang ingin kita pelajari tersebut pasti telah dijelaskan dalam Al Quran. Yang perlu kita pikirkan saat ini adalah bagaimana merealisasikan butirbutir sains tersebut dan juga metode pembelajaran yang telah dije
laskan dalam AlQuran sebagai pedoman dan dasar kita dalam mempelajari sains, teknik, dan bidang lainnya sehingga muslim saat ini dapat melahirkan penelitipeneliti sekaliber Ibnu AlHaytham.
Penulis adalah alumni Program Sarjana T. Elektro ITB yang sekarang bekerja sebagai tenaga profesional di salah satu perusahaan elektronik di Nagoya, Jepang.
Father of Modern Optics : Ibn AlHaytham
Cover dari kitab AlManazir yang telah diterjemahkan.
Sumber: wikipedia
Tokoh Islam Klasik
28
Oleh : Panji Ramadhan
Islam telah melahirkan ratusan bahkan ribuan ilmuwan, peneliti, dan penemu hebat yang telah diakui oleh dunia
sejak jaman Rasulullah hingga jaman kekhilafahan. Bahkan teori dan teknologi yang telah diciptakan oleh ilmuwan muslim tersebut sampai saat ini selalu digunakan dan menjadi teori fundamental dalam setiap bidang keilmuwan. Namun sayang, pada abadabad setelah revolusi industri, perkembangan sains dan teknologi telah terlepas dari genggaman kaum muslim, hingga hampir sama sekali tidak terdengar bahwa masih adanya penemuanpenemuan yang diciptakan oleh muslim. Tapi apakah benar kontribusi kaum muslim dalam perkembangan teknologi saat ini tidak dilirik sama sekali oleh masyarakat dunia?
Tentu tidak! Ternyata masih ada ilmuwan muslim yang penemuannya telah menggetarkan dunia, sebut saja, Prof. Abdus Salam, seorang fisikawan dari Pakistan yang telah mendapatkan Nobel Prize pada tahun 1979. Dan yang harus kita ketahui juga bahwa di abad 21 ini ada seorang technopreneur muslim yang memiliki andil yang besar dalampengembangan teknologi saat ini, yaitu Hossein Yassaie, dengan bidang keahliannya adalah Graphical and ImageProcessing.
Penggemar game PC, desainer, dan animator akan sangat tahu betapa pentingnya performa Graphical Processing Unit (GPU) dalam komputer bagi pekerjaan mereka seharihari. Dengan terus berkembangnya teknologi ini lahirlah filmfilm hebat seperti Toy Story, Harry Potter, Transformer, dan lainnya, serta lahir pula gamegame canggih seperti GTA, FIFA, Overwacth, dan lainlain. Lebih fundamental lagi bahwa perkembangan teknologi ini lah yang telah memungkinkan terciptanya tampilan pada monitor komputer, dan juga pada layar handphone.
Ratusan bahkan ribuan perusahaan telah berdiri demi mengembangkan teknologi GPU ini. Dan salah satu perusahaan terbesar yang berpartisipasi dalam pengembangan teknologi ini adalah Imagination Technologies. Di perusahaan inilah Hossein Yassaie mengembangkan karirnya
Sir Hossein Yassaie FREng, Sumber: twimg.com
Kontribusi Muslim Dalam Pengembangan Teknologi Graphical Processing Unit
Tokoh Islam Kontemporer
29
hingga memangku jabatan CEO selama 18 tahun sejak 1998.
Hossein Yassaie adalah seorang muslim kelahiran Iran, yang pergi merantau ke Inggris pada tahun 1976. Beliau menempuh pendidikan B.Sc hingga Ph.D pada bidang elektronika dan komunikasi di University of Birmingham. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikan postdoctoral di universitas yang sama selama beberapa tahun. Lalu, sempat bekerja di STMicroelectronics dan Inmos selama 8 tahun. Hingga di tahun 1992, beliau bergabung dengan Imagination Technologies.Selama menjabat sebagai CEO, Hossein Yassaietelah mendorong Imagination Technologies untuk membuat inovasiinovasi yang sangat diperhitungkan oleh masyarakat industri elektronika. Salah satu produk yang menjadi unggulan adalah PowerVR chipset. Banyak sekali model dan seri dari chipset ini yang telah diproduksi, dan juga beberapa model dari chipset ini telah digunakan oleh perusahaan elektro nik besar seperti Intel, Apple, LG, Samsung, MediaTek, NEC, dan lainlain. Dalam chip A4 pada iPhone 4 hingga chip A9 pada iPhone 6S plus terdapat PowerVR chipset didalamnya sebagai pengolah grafis. Serta dalam chip Exynos 5410 yang terdapat pada Samsung Galaxy S4 digunakan pula PowerVR chipset sebagai pengolah grafis.
Berkat jasanya yang sangat tinggi dalam perkembangan teknologi dan juga perkembangan bisnis dalam bidang teknologi, Hossein Yassaie memperoleh gelar Knight Bachelor oleh Kerajaan Inggris pada tahun 2013. Dan juga memperoleh gelar Fellow of Royal Academy and Engineering (FREng) pada tahun 2016 setelah beliau memutuskan untuk mengundurkan diri
dari Imagination Technologies.
Saat ini masih banyak ilmuwan, entrepreneur, dan technopreneur muslim yang sudah diakui kontribusinya dalam perkembangan sains dan teknologi oleh masyarakat dunia. Hossein Yassaie hanyalah salah satu contohnya. Jika kita menyelidiki lebih dalam lagi, maka dapat dipastikan bahwa umat muslim masih memiliki andil besar dalam perkembangan sains dan teknologi ini. Karena mengembangkan sains dan teknologi adalah salah satu tugas muslim sebagai kholifah di muka bumi ini, maka semakin dalam pengetahuan seorang muslim terhadap islam, akan semakin tinggi pula keinginannya untuk ikut mengembangkan sains dan teknologi.
Penulis adalah alumni Program Sarjana T. Elektro ITB yang sekarang bekerja sebagai tenaga profesional di salah satu perusahaan elektronik di Nagoya, Jepang.
Kantor Pusat Imagination Technologies, Sumber: futureworlds.com
Tokoh Islam Kontemporer
30
Oleh: Fikry Purwa Lugina
Salah satu dilema ketika lulus adalah pilihan beragam yang tersedia. Ada sebuah pernyataan menarik dari
meme yang marak di media sosial menyebutkan bahwa lulus hanyalah bentuk pergantian status dari mahasiswa menjadi pengangguran. Benarkah itu? Mungkin bagi sebagian fresh graduate akan me njawab iya. Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa cepat waktu yang dibutuhkan hingga status saat lulus (pengangguran) itu berubah kembali? Status tersebut bisa menjadi pegawai, pengusaha, ataupun pelajar kembali. Setiap pilihan mempunyai konsekuensinya masingmasing, tidak ada pilihan yang salah ataupun benar, tergantung apa yang kita rencanakan dikemudian hari.Disini kita tidak akan membahas satupersatu dari pilihan yang telah disebutkan, saya hanya ingin mengungkapkan apa yang ada dalam benak saya mengenai pilihan yang harus diambil. Semua berawal dari pertanyaan, “Bagaimana posisi ilmu penge tahuan dalam kehidupan? Bagaimana kewajiban manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan?”Terkadang menjadi orang kritis itu menarik, atau so kritis? Hah sudahlah apapun itu namanya, memang orang di zaman sekarang terlalu banyak yang menganggap dirinya ahli dibidangnya. Saya tidak peduli dengan apa yang ada dalam benak anda ketika saya bertindak so kritis, itu pilihan anda, jika tertarik maka lanjutkan! Jika
tidak, sudah cukupkan mungkin kita tidak berjodoh.Pernahkah anda berfikir, kenapa kebanyakan peneliti tersohor bukan seorang muslim? Ataukah anda menyimpulkan bahwa seorang muslim memang tidak bisa menjadi peneliti tersohor? Rasanya hal ini bertolak belakang dengan perintah Allah swt. yang mewajibkan hambaNya untuk senantiasa menuntut ilmu, bahkan Allah swt. menyebutkan bahwa orang yang berilmu akan ditinggikan derajatnya.
“Wahai orang-orang yang beriman, apa-bila dikatakan kepada kalian, ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis,’ maka lapa-ngkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untuk kalian. Dan apabila dikatakan,
‘Berdirilah kamu,’ maka berdirilah, ni-scaya Allah akan meninggikan orang-orang ang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Menge-tahui atas apa yang kalian kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah: 11).
Jelas bahwa orangorang berilmu mempunyai kedudukan yang spesial di hadapan Allah swt., lantas mengapa pada zaman akhirakhir ini sangat jarang cendekiawan muslim yang muncul kepermukaan? Pernahkah anda berfikir bahwa saat ini muslim ditekan agar tidak berkembang, muslim dibiarkan tertinggal agar tidak bisa bangkit. Umat muslim terlalu sibuk
Ilmu; Pencarian Sepanjang Hayat
Cuitan Kampus
31
dengan perpecahan, terlalu sibuk dengan urusan keamanan, terlalu sibuk dengan keduniaan. Padahal telah jelas bahwa umat manusia (umat muslim) adalah sebagai wali Allah swt. dimuka bumi yang mempunyai tanggungjawab untuk memelihara bumi dan seluruh isinya.Jadi bagaimana umat muslim mengambil sikap dalam hal menuntut ilmu? Mencari ilmu merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim, terbukti dengan perintah pertama yang turun kepada Nabi Muhammad saw. adalah untuk membaca. Membaca dalam konteks ini sangatlah luas namun apabila kita generalisasi, dapat disimpulkan bahwa umat muslim memerlukan ilmu pengetahuan untuk membaca semua hal yang ada di bumi milik Allah swt. ini. Bumi berjalan, bumi bekerja, bumi beroperasi sudah merupakan Sunatullah (hukum Allah), peran kita adalah untuk memeliharanya.Semakin tinggi pemahaman manusia terhadap ilmu pengetahuan seharusnya menjadikan manusia lebih rendah hati, tawadhu. Karena semakin tahu maka akan semakin sadar bahwa kita hanyalah sebuah bagian yang begitu kecil dari kehidupan di dunia ini. Konsep seperti inilah yang di kedepankan oleh umat Islam, sehingga semakin tinggi ilmu yang dimiliki oleh seorang muslim maka akan semakin tinggi pula ketaqwaan dari muslim tersebut. Berbeda halnya dengan doktrin yang ditanamkan oleh kaum liberal, mereka beranggapan bahwa semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang maka kemungkinan seseorang untuk menaklukan orang lain, bahkan dunia pun semakin besar. Tidak heran jika sekarang banyak penjajahan baik langsung maupun tidak langsung terjadi dimanamana.Kembali ke bahasan awal bahwa saya hanya ingin memberikan pandangan akan
pilihan yang ada setelah lulus dari universitas (S1). Menurut saya, menuntut ilmu merupakan sebuah kewajiban yang telah jelas diperintahkan oleh Allah swt., menuntut ilmu merupakan jalan untuk lebih mengenal hakikat manusia, mengenal tugas pokok manusia, mengenal tujuan dari penciptaan manusia. Kebenaran Al Quran akan ilmu pengetahuan sudah tidak diragukan, Al Quran merupakan pedoman hidup, Al Quran merupakan kitab yang berlaku bagi seluruh umat manusia. Maka sudah sewajibnya kita menjadikan Al Quran sebagai pedoman utama kehidupan di muka bumi.
“Stay hungry, stay foolish” -Steve Jobs
Ini hanyalah sebuah pandangan dari seseorang yang baru saja menyelesaikan pendidikan S1 di salah satu universitas di Bandung dengan predikat yang super paspasan. Seseorang yang masih belum bisa percaya bahwa dirinya bisa menyelesaikan pendidikan tersebut. Seseorang yang baru tersadar bahwa menuntut ilmu itu penting, seseorang yang berusaha untuk menjadi mata air yang memberikan kerjenihan pada lingkungan sekitarnya. Seseorang yang akan mengajak ANDA untuk tetap lapar dan tetap bodoh dalam menuntut ilmu. Semoga kita senantiasa menjadi umat muslim yang selamanya bertaqwa dan jalan untuk mencapai itu adalah dengan belajar dan terus belajar. Jadi gimana, apakah kita berjodoh? Salam!
Penulis adalah alumni Program Studi Meteo rologi ITB
Cuitan Kampus
32
Oleh: Biofagri A. Rachmayuningtyas
Rasanya sudah tertanam di kepalakepala orang Indonesia bahwa negara kita, Indonesia, memiliki
hutanhutan hujan tropis yang lebat disertai dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Namun, berapa sih dari kita yang sadar bahwa itu semua bukan sekadar fakta yang terpampang di bukubuku pelajaran sekolah? Seberapa banyak kah dari kita yang benarbenar paham arti pentingnya semua itu?
Bulan Juni 2009 membawaku terbang ke SabahSarawak, Malaysia, untuk mengikuti sebuah acara sekolah musim panas yang diadakan secara kolaborasi oleh Universitas Harvard dengan berbagai pihak. Biodiversity of Borneo nama programnya. Selama enam minggu, mahasiswa terpilih dari Asia Tenggara dan Universitas Harvard bersamasama menjalani kuliah lapangan yang menunjukkan tingginya keanekaragaman hayati di Borneo beserta halhal yang mengancamnya.
Kami berpindah dari satu ekosistem ke ekosistem lainnya… menelusuri hutanhutan… menyelami dalamnya lautan… mendaki tingginya gunung dan membuat kehebohan ala paparazzi setiap kali menemukan hewan atau tumbuhan unik (mind you… di mata kami semua unik :p). Pada intinya, program ini meninggalkan kesan yang mendalam di benakku. Di sana
aku menyadari betapa banyak aku tidak tahu….
Jika dipikirpikir, siapa sebenarnya yang tinggal di negara tropis dengan berjuta biodiversitas? Aku…. Lantas mengapa di bawah rapatnya daundaun pohon meranti itu, aku yang takjub mendengarkan penjelasan seorang Amerika tentang synchronized flowering dan mass fruiting*? Mengapa mataku yang berbinar kala membaca buku petunjuk lapangan tentang spesies jahejahean karangan seorang botanis asal Denmark?
Bukan… ini bukan soal ingin rasis dan memonopoli ilmu, seolaholah ilmu tentang ekosistem tropis hanya orang lintang 0o saja yang boleh punya. Toh ilmu itu bebas dipelajari siapapun… dan siapapun bebas memilih cabang ilmu mana yang ingin ia dalami. Ini soal apresiasi. Apresiasi
Ini hutanku... aku yang seharusnya paling tahu...
Peserta Biodeversity of Borneo 2009, Air Terjun Malio, sumber: Phylodiversity.net/bb09
Musafir Ilmu
33
terhadap apa yang ada di hadapan kita.Bertemu dengan pengajar luar negeri yang memiliki hasrat dan pengetahuan luar biasa mengenai sesuatu yang ‘kita miliki’ benarbenar membuatku sadar bahwa aku tak tahu apaapa soal harta berharga yang ada di depan mata. Padahal, kita yang musti merawat, bukan?
Oleh karena itu, kekayaan alam milik kita ini tak cukup hanya dibanggabanggakan saja. Ada kerumitan komponenkomponen di dalamnya yang harus dipelajari agar fungsinya tetap berjalan sekaligus tetap bisa dimanfaatkan oleh manusia. Kita juga harus ingat bahwa hutan, sungai, gunung dan lautan yang luas ini adalah amanah dari Allah SWT yang harus kita kelola dengan benar. Untuk itu, mengenal dan
memahaminya adalah suatu keharusan.
Terkadang, kita terlalu terbiasa akan sesuatu sehingga menganggap hal itu normal dan tidak penting. Padahal, ‘ketidakpentingan’ dari sesuatu itu adalah ilusi yang kita ciptakan sendiri. Jangan sampai kita merasa kekayaan hayati negeri kita ini berharga ketika sudah kehilangan semuanya. Naudzubillahiminzalik! Kita tak ingin gagal, bukan, dalam mengemban amanah sang Khalik? Oleh karena itu, syukurilah pemberian tersebut dengan mempelajari
dan menjaganya sepenuh hati. Jadilah yang terbaik dan yang paling berilmu soal titipan ini karena kewajiban terberat untuk mengelolanya ada di pundak kita.
* synchronized flowering adalah perilaku sekelompok individu tanaman dari spesies yang sama pada suatu area geografis untuk berbunga pada saat bersamaan. Fenomena ini menyebabkan produksi buah/biji secara besarbesaran (mass fruiting) pada area tersebut.
Trek pendakian Gunung Kinabalu foto @ Biofagri 2009
Bunga Etlingera muluensis, di Biodiversity of Borneo, foto @ Biofagri 2009
Kuliah lapangan di hutan Lambir, foto @ Mindy Tuan, 2009
Musafir Ilmu
Penulis adalah alumni Program Magister Biologi Erasmus Mundus yang sekarang berprofesi sebagai editor manuscript ilmiah
34
Oleh: Arief Nuryadi
Tahukah Anda, membuang makanan menjadi salah satu kebiasaan yang viral di Indonesia saat ini.
Saat ini, banyak sekali bisnis penyedia makanan yang memberikan porsi ekstra besar bagi pelanggannya. Bisa jadi ini adalah teknik marketing yang dianggap jitu oleh pemilik bisnis, yang berprinsip: “harus memberikan lebih dari apa yang pelanggan harapkan”; salah satunya dari segi kuantitas. Namun seringkali, porsi makanan yang diberikan jauh lebih banyak ketimbang daya tampung ratarata perut kita (orang Indonesia yang ukuran badannya kecilkecil), sehingga ujungujungnya makanan itu berakhir di tempat sampah padahal terkadang sisa makanan itu masih layak konsumsi. Terlebih lagi, budaya untuk ‘takeaway’ makanan yang tersisa di piring belum sepenuhnya tertanam.Seorang kawan yang pernah bekerja di salah satu waralaba restoran cepat saji terkenal asal Amerika bercerita bahwa di perusahaan mereka haram hukumnya memberikan sisasisa makanan kepada siapa pun biarpun sisasisa makanan itu yang masih layak konsumsi. Daging ayam, roti, sayur, bahkan yang belum diolah harus dimusnahkan dengan cara dibakar untuk memastikan mereka tidak jatuh ke tangan orang lain. Selain menjaga kualitas, ini juga dilakukan supaya ekslusivitas pelanggan tetap terjaga. Bayangkan, betapa
akan kecewanya seorang pelanggan sebuah restoran yang membayar mahal untuk sepotong ayam goreng jika ia tahu bahwa di belakang dapur restoran itu ada seorang tuna wisma yang juga bisa dapat potongan ayam dengan rasa yang sama dari tempat pembuangan sisa makanan.Sepintas, cerita di atas ada bagusnya. Tapi jika dipikirkan, ada berapa banyak restoran, hotel, rumah makan, kedai kopi dan sebagainya di Indonesia yang membuang sisa makanan layak konsumsi setiap harinya. Pasti banyak sekali. Belum lagi, sisa makanan dari tempat tinggal domestik seperti rumahrumah atau apartemenapartemen. Mungkin belum ada data akurat tentang jumlah sisa makanan yang dibuang di Indonesia, tapi pada tahun 2010, jumlah sampah makanan di dunia mencapai 1,3 trilliun ton. Padahal, untuk memproduksi makanan dengan jumlah tersebut kirakira dibutuhkan lebih dari 600 km3 air, 300 juta gallon minyak bumi dan penebangan hutan seluas 9,7 juta hektar. Selain mubazir, sisa makanan ini juga berkontribusi pada jumlah sampah yang ada (isu lingkungan hidup). Di Jakarta saja, 70% sampah yang ada berasal dari sisa makanan dengan ratarata 0.5 kg sisa makanan yang dibuang per orang per hari.Ada kalanya memang sisa makanan terutama yang sudah diolah tidak bisa diapaapakan lagi selain dibuang ketika tidak jadi dimakan. Tapi sebetulnya tidak jarang juga kita meninggalkan begitu saja makanan
Masihkah Anda Membuang Makanan?
Halal Lifestyle
35
yang belum disentuh atau belum digigit, baik utuh ataupun sebagian. Jauh lebih baik jika kita bisa bawa pulang dengan memasukkannya dalam lunch box kita atau styrofoam box yang bisa diminta dari restoran. Mungkin bisa kita makan lagi suatu waktu ketika lapar, atau diberikan ke orang lain misalnya diberikan ke pengamen di pinggir jalan. Jarang sekali mereka menolak.Untuk sisa bahan makanan layak konsumsi yang belum diolah, banyak hal yang bisa dilakukan. Memasak bahan makanan selama memang belum kadaluarsa sebenarnya bisa memperpanjang waktu layak konsumsi bahanbahan itu. Jarang sekali sumbangan bahan makanan atau masakan jadi ditampik oleh lembagalembaga sosial di sekitar kita. Tidak semua orang beruntung bisa makan dengan kenyang pada waktunya setiap hari.Ketika saya berkunjung ke Sydney, pada harihari tertentu diadakan festival makanan gratis di area Central Business Districtnya. Pegawai junior hingga wirausahawan eksekutif mengantri makan di sana. Panitianya, sebuah NGO bernama Oz Harvest ternyata secara sukarela mengumpulkan makananmakanan sisa layak konsumsi dari restoranrestoran di seantero Sydney. Mereka kemudian mengolahnya dan membagikannya gratis. Rasanya sama enak dengan makanan baru. Ternyata, event ini hanya sebagai promosi dari kegiatan harian mereka yang serupa hanya saja makanan olahannya dibagikan pada kaum kurang mampu di pinggiran Sydney. Setelah sempat mengalami kesulitan mengimplementasikan ide ini di awal, kegiatan ini sekarang didukung oleh pemerintah dan bisnisbisnis besar di Australia.Jika Australia yang berpenduduk sedikit bisa melakukan itu, Indonesia dengan penduduk yang banyak dan bahan makanan
yang berlimpah terutama di kotakota besar pantasnya lebih bisa lagi. Apalagi penduduk Indonesia kebanyakan muslim dan Islam mengajarkan untuk tidak berlaku mubazir (Q.S. Al Isra 2627) serta untuk memberi makan orang yang lebih tidak beruntung dan anak yatim/piatu (Q.S Al Insaan 76 : 8, Q.S Al Balad 90 : 1215). Memberi makan orang lain memang tidak mudah. Tapi memberikan sisa makanan kita yang masih layak seharusnya lebih mudah dari itu. Semua orang butuh makan, termasuk yang tidak mampu membeli. Semua orang suka makanan gratis asal layak konsumsi. Ini adalah ide yang bagus untuk menghindari kemubaziran, mengurangi isu lingkungan hidup, mengatasi sebagian isu sosial, dan berpeluang untuk mencari pahala.
Penulis adalah alumni Program Magister di Tohoku University yang sekarang berprofesi sebagai staf ahli di salah satu konsultan lingkungan di Jakarta
Halal Lifestyle
36
Oleh: Sofya Restu Seftyani
Semua orang menginginkan hidup sehat agar memiliki banyak waktu untuk bercengkrama dan beraktivi
tas bersama keluarga, tetangga, dan alam sekitar. Banyak orang yang berkata bahwa sehat itu mahal?? Hmmm mungkin orangorang itu pikirannya terkungkung oleh budaya modern yang menyatakan segala hal dibeli oleh uang. ‘Say no to money to get healthy’. Padahal Allah menciptakan bumi dan seisinya untuk dimanfaatkan manusia, Allah ga bilang kalau kita harus bayar tetapi kita harus menggunakannya dengan bijak, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Saad ayat 27 yang artinya ‘Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah, yang demikian itu adalah anggapan orangorang kafir maka celakalah orangorang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka’. Hikmah yang dimaksud disini adalah keberkahan, kesejahteraan, kebahagian, keadilan, dan lain sebagainya yang dapat dirasakan oleh manusia yang memanfaatkan alam dengan baik dengan izin dan RidhoNya sehingga banyak manfaat yang dapat dirasakan. Dalam hal ini berarti sehat adalah kembali ke alam, orang pertanian biasa menyebutnya dengan kata organik. Yes, organic is back to nature. Organik
bukan hanya sekedar untuk mendapatkan makanan sehat, organik lebih kepada filosofi. Allah menitipkan tubuh, lingkungan, alam sekitar untuk dijaga dengan baik. Hidup dengan cara organik merupakan usaha untuk memenuhi amanah tersebut. Dengan niat seperti ini, hidup dengan cara organik menjadi bagian dari tujuan hidup kita yaitu ibadah (51:56). Pertayaan yang muncul adalah ‘kenapa harus organik?’. Jawabannya sederhana, sebab sehat itu organik. Mengapa???
Atas izin Allah, makan makanan organik dapat membuat sehat fisik sebab tidak ada residu atau zat kimia sintesis di dalam makanan kita. Dengan sehat fisik, kita dapat bersilaturahim kepada saudarasaudara kita sebagaimana firman Allah dalam Q.S. AnNisa ayat 1 ‘...dan (periharalah) hubungan silaturahim...’ sehingga menimbulkan sehat sosial. Silaturahim bermanfaatkan untuk memperkukuh hubungan persaudaraan, menambah kenalan dan relasi. Oleh karenanya, silaturahim menjadi peluang untuk bekerja dan mencari nafkah. Hadist riwayat Bukhori menjelaskan ‘Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw bersabda : ‘Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya (kebaikannya) maka bersilaturahmilah’. Jelas, silaturahim dapat menimbulkan sehat finansial. Rizki yang kita punya
Halal Lifestyle
Sehat itu organik
37
dapat diinfakkan dan disedekahkan sesuai dengan kemampuan kita. Semakin banyak Allah memberi rizki pada kita maka semakin banyak pula yang dapat diinfakkan dan disedekahkan maka inshaallah pahala disisi Allah juga semakin besar. Begitu banyak manfaatnya bukan? Ya, asalkan niatnya hanya karena Allah dan hanya untuk beribadah kepada Allah. Namun selain sehat fisik, sehat sosial, dan sehat finansial, organik juga membuat sehat ekologi. Allah berfirman dalam Q.S. AlQassas ayat 77 yang artinya ‘Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berbuat kerusakan’.
Bertani dengan cara organik tidak akan membuat alam rusak sebab tidak menggunakan pupuk kimia sintesis dan pestisida kimia hanya memanfaatkan siklus alam berupa pupuk hayati yang berasal dari kotoran hewan dan serasah tumbuhan. Alam dibiarkan tumbuh bebas tanpa campur tangan manusia. Kita hanya perlu mera
watnya bukan memberinya racunracun yang dapat mengakhiri hidup alam. Akibatnya degradasi lahan dapat berkurang, siklus biologi di dalam tanah berjalan, organisme pengurai dapat bertahan, habitat alami tidak terganggu, stabilitas alam tetap terjaga, area resapan air tersedia sehingga bencanabencana seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, kekeringan dapat diatasi. Hal kecil yaitu organik namun dampaknya besar jika sudah menjadi kebiasaan. Alam senang, kita juga senang. Namun semua hal pasti ada ujiannya. Ujian organik adalah ujian kesabaran sebab kita tahu bahwa semua hal akan indah pada waktunya.
Penulis adalah mahasiswa Program Studi Rekayasa Pertanian ITB
Sehat itu organikHalal Lifestyle
38
Oleh: Leni Syarienti
Islam merupakan seperangkat tata aturan yang mengatur kehidupan manusia. Manusia dan islam seperti obat dan
petunjuk pemakaiannya. Jika salah dalam pemakaian obat, bukan malah sembuh bisa jadi menambah penyakit baru, obat mesti dipakai sesuai dengan petunjuk pemakaiannya agar dapat menyembuhkan. Begitu juga dengan manusia yang hidup tidak mengikuti aturanaturan yang telah disusun oleh Penciptanya yang mana aturan itu dibuat supaya manusia selamat hidupnya, yang ada adalah kekacauan dan kerusakan dimanamana. Jelas jika demikian, maka tak ada satu perkara manusia pun yang luput dari islam, mudah, sulit, besar kecil, umum, spesifik, semua ada petunjuknya. Agar manusia dapat mengerti dan memahami islam sebagai tuntutan hidupnya dan hidup sesuai dengan tuntunannya, maka Allah menganugerahkan kepada manusia akal dan pengetahuan melaui alam semesta beserta isinya. Melalui akal manusia akan melahirkan ilmu pengetahuan, yaitu usaha sadar menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Seiring berjalannya jaman, akal manusia akan terus berkembang dan menghasilkan ilmu pengetahuan yang mendekati sempurna. Seyogyanya ilmu pengetahuan yang dimiliki digunakan dalam rangka memperjelas petunjukpetunjuk di dalam islam sehingga lahir menjadi amalanamalan manusia di dunia, menciptakan sebuah
peradaban manusia yang sempurna.Sayang, ketertarikan manusia dengan ilmu pengetahuan membuat manusia terjebak dalam dunia yang semua dinilai benar jika nyata terlihat dan terbukti adanya. Bahkan yang lebih ironi lagi islam ditafsirkan berdasarkan ilmu pengetahuan yang diperoleh, jika sesuai dengan hasil penyelidikan maka islam dikatakan benar, jika tidak sesuai maka ada keraguan dalam islam. Ilmu pengetahuan tidak lagi menjadi alat untuk menyempurnakan amal dalam menjalankan petunjukpetunjuk Allah tetapi menjadi alternatif sumber lain dalam membuat aturanaturan hidup. Islam bersifat tetap dan ilmu pengetahuan berubahubah. Sehingga ilmu pengetahuan lah menyesuaikan dengan Islam, bukan sebaliknya. Islam “kalau perlu” boleh bertentangan dengan pengertian dan pengetahuan manusia, tetapi pengertian dan pengetahuan manusia yang terbukti benar tidak boleh dan tidak akan pernah bertentangan dengan islam. Bukan berarti bahwa islam mengajarkan untuk menjauhkan umatnya dari ilmu pengetahuan, bukan sama sekali! Ilmu pengetahuan harus dicari setinggitingginya, seluasluasnya untuk membantu umat dalam menyempurnakan amal bakti kepada PenciptaNya.
Penulis adalah alumni Program Magister Psikologi UNPAD
Meluruskan Pandangan Muslim terhadap Sains
Pendidikan Islam
39
40