majalah garuda: januari 2012

Upload: partai-gerindra

Post on 14-Jul-2015

651 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Majalah Garuda, publikasi bulanan dari Partai Gerakan Indonesia Raya.

TRANSCRIPT

GARUDA

Edisi 13 / Januari 2012

Ketua DPD GERINDRA SULSEL

Gerindra Harus Jadi PenentuGaruda Magz - Januari 2012 I

ANDI RUDIYANTO ASAPA

II

Garuda Magz - Januari 2012

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Ketua Dewan Pembina Letjen (Purn) H. Prabowo Subianto Partai Gerindra Mengucapkan Letjen (Purn) H. Prabowo Subianto Mengucapkan Selamat Hari natal 2011 SeLaMat taHun baru iMLeK 2562Garuda Magz - Januari 2012 1

GARUDADEWAN PEMBINAProf. Dr. Ir Suhardi Ahmad Muzani Ir. Sufmi Dasco Ahmad SH, MH dr. Felicitas Tallulembang R. Asapa

DEWAN REDAKSI

Aryo Setyaki Djojohadikusumo Andi Debbie Y. Asapa, SH Muhammad Haris Indra, S.IP

REDAKSI PEMIMPIN REDAKSIAndi Seto G. Asapa, SH, LLM

REDAKTUR PELAKSANAUmi Tjende

Pertumbuhan yang tak Menumbuhkan

WAKIL REDAKTUR PELAKSANAKemal Firdaus

REDAKTUR

Hayat Fakhrurrozi

A

REPORTER

Syarif Adnan, Imam Utomo

ART & DESAIN GRAFISAnton Ristiono

PHOTOGRAPHERIzoruhai

SIRKULASIArifin

Garuda Magazine Jl. Danau Semayang No. 100A Benhil - Jakarta Pusat Email: [email protected]

ngka pertumbuhan Indonesia tahun lalu tercatat 6,5 persen. Indonesia juga berhasil membukukan modal asing mencapai 27,5 miliar dolar, melebihi target semula yang dipatok sebesar 26,4 miliar dolar. Sayangnya, angka kemiskinan masih melebihi populasi penduduk negara tetangga seperti Malaysia, apalagi Singapura. Pertumbuhan itu, kenyataannya, hanya sebatas angka. Pertumbuhan belum banyak mengerek masyarakat kecil untuk bisa naik kelas. Masyarakat bawah tetap terpuruk. Pertumbuhan yang ada belum menyentuh sektor pertanian yang seharusnya menjadi pijakan bagi Indonesia sebagai negara agraris untuk lebih kokoh bertahan. Jauh-jauh hari Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto sudah mengingatkan mengenai kondisi negeri ini. Prabowo melihat pemerintah kurang mengoptimalkan kekayaan alam dalam perut bumi Indonesia. Akibatnya, kesejahteraan hanya dirasakan kaum elit. Masyarakat kelas bawah akan terus berada dalam lingkaran kemiskinan. Kemiskinan masih merajalela. Petani masih terpuruk. Pangkal soalnya, karena kekayaan alam yang melimpah tak bisa dirasakan masyarakat kelas bawah. Mau tidak mau, kondisi perekonomian nasional harus diperbaiki. Paradigma ekonomi yang terlalu bersifat liberal dan kapitalistik harus dikendalikan. Itu dilakukan dengan melaksanakan amanah Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, terutama pasal 33. Hanya dengan begitu pertumbuhan bisa mengerek kehidupan rakyat kebanyakan dalam kehidupan yang lebih baik. Bukan pertumbuhan tanpa menumbuhkan.

andi Seto Gadhista asapa, SH, LLM Pemimpin Redaksi2 Garuda Magz - Januari 2012

DAFTAR ISISPECIAL EVENT4 Pemberian Gelar Taluk Langi

LAPORAN UTAMA7 Ada Pertumbuhan, tapi Rakyat Terpuruk

LEBIH DEKAT10

Andi Rudiyanto Asapa Gerindra Harus jadi Penentu

KABAR TIDAR15 Tidar Usung Prabowo

4OPINI26

Pemberian Gelar adat toraja

SPECIAL EVENT

19 Rambu Solo Toraja

28 Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM Rasa Keadilan yang Terusik

KOLOM

A.S Kobalen Apakah Politikus Berkarakter?

30

NewsGerindra Siap Tampung Yenny Wahid

19

10

andi rudiyanto asapa Gerindra Harus jadi PenentuGaruda Magz - Januari 2012 3

SPECIAL EVENT

Foto : Humas Kab. Sinjai

Prabowo Subianto Bergelar Taruk LangiNaskah oleh Umi Tjende

Menuju ke tongkonan

Prabowo Subianto kini punya gelar baru: Taruk Langi. Ini gelar kebangsawanan di Toraja yang berarti Tunas Emas Manusia dari Langit. Dengan gelar adat yang diberikan tersebut, masyarakat adat mengharapkan Prabowo menjadi Tomanurung yang bisa membawa kemakmuran negeri ini.

G4

elar itu disematkan oleh To Parenge, pemangku adat Toraja Utara bersamaan dengan upacara Rambu Solo di Siguntu, Toraja Utara, menjelang akhir tahun lalu. Prabowo diberi penghargaan sebagai permata bertahta cahaya dari tanah Jawa, pemimpin yang kokoh, dan kesatria perkasa Nusantara. Mengenakan pakaian khas Toraja, sebuah passapu - penutup kepala Garuda Magz - Januari 2012

yang terbuat dari kain disematkan di kepala Prabowo yang menyimbolkan pemimpin dambaan umat. Mantan Danjen Koppassus ini juga menerima sebilah parang Toraja, air minum, dan lontong sebagai simbol kemakmuran. Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu dianggap sebagai keluarga besar masyarakat Toraja Utara. Putra begawan ekonomi Indonesia, Sumitro Djojohadikusumah, ini merasa terharu

atas pemberian gelar adat tersebut. Prabowo menyatakan terima kasih atas kehormatan tinggi yang diberikan masyarakat Toraja itu. Purnawirawan jenderal berbintang tiga ini dengan rendah hati berucap, Semoga gelar yang diberikan tidak mengecewakan masyarakat. Kita berbuat terbaik untuk negeri ini. Dia menyatakan, adat istiadat masyarakat harus terus dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan bangsa

Mencicipi makananGaruda Magz - Januari 2012 5

Foto : Humas Kab. Sinjai

ini. Prabowo juga mengajak masyarakat Toraja hidup rukun dan damai. Itulah cita-cita kita bersama membangun masyarakat yang sejahtera, aman, dan adil, dia menuturkan. Pemberian gelar disaksikan anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Permadi dan Ketua Umum Suhardi. Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Panglima Kodam VII/ Wirabuana Mayjen TNI Muhammad Nizar, dan mantan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid juga hadir dalam upacara adat tersebut. Usai pemberian gelar, Prabowo mengikuti jalanannya prosesi Rambu Solo, upacara adat Toraja dalam pemakaman Agnes Datu Sarungallo. Almarhumah adalah ibu dr Felicitas Tallulembang, isteri Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Sulawesi Selatan, Andi Rudiyanto Asapa. Prosesi diawali dengan mappalao, membawa jenazah dari rumah adat tongkonan (tempat jenazah disemayamkan) ke rante, lokasi upacara untuk semayamkan di lakkian selama prosesi upacara Rambu Solo. Jenazah diletakkan di dalam keranda yang diusung puluhan orang. Iringan-iringan pembawa jenazah didahului puluhan kerbau, sebagian di antaranya tedong bonga, kerbau belang yang langka. Prabowo juga sempat menyaksikan adu kerbau, mapasailaga tedong, sebagai bagian dari prosesi upacara Rambu Solo. Upacara adat itu dipadati ribuan orang. Jalanan dipenuhi kendaraan yang diparkir sehingga menyulitkan kendaraan lain melintas. Di tengah suasana itu, Prabowo Subianto tampak sangat menikmati detik demi detik seluruh proses Rambu Solo. Ia bahkan sama sekali tak canggung duduk bersila di tongkonan dan sesekali menerima ucapan selamat datang tamu lainnya. Bahkan beberapa wisatawan asing dan wartawan dari manca negara berdecak kagum atas keramahtamahannya. Tak heran bila puluhan sesepuh dari hampir seluruh pelosok Toraja menyebut Prabowo sebagai sosok yang sangat bersahaja untuk menjadi pemimpin

Prosesi pemberian gelar adat dari pemangku adat

Foto : Humas Kab. Sinjai

SPECIAL EVENT

Prabowo Subianto duduk di Tongkonan bersama dr. Felicitas Tallulembang Asapa dan Andi Rudiyanto Asapasejati. Saya tak mengenalnya lebih dekat kecuali melihat di televisi. Hanya dengan melihat Pak Probowo tersenyum rasanya sudah damai. Harusnya seperti inilah sosok pemimpin negeri ini, ucap Mama Roni terharu. Mantan Panglima Kostrad ini sepertinya sudah sangat memahami adat istiadat Tana Toraja. Saat hadir dalam acara ini, ia tampak hanya ditemani dua orang ajudan, yang berdiri agak jauh dari tempatnya. Tak tampak pria berambut cepak, meski ia seorang mantan jenderal. Beliau sama sekali tidak meminta ekstra keamanan selama semalam di Toraja. Bahkan beliau berjalan kaki menuju tongkonan de-ngan jalan yang menanjak sehabis hujan, papar Avip Tallulembang, salah seorang putra almarhum yang juga panitia acara. Yang membuat ribuan masyarakat Toraja kembali terkagum-kagum saat sang jenderal pulang dengan menumpang sepeda motor. Sebagaimana masyarakat umumnya, saat meninggalkan tempat upacara pemberian gelar, Prabowo se6 Garuda Magz - Januari 2012 pertinya tak ingin merepotkan yang empunya hajatan. Ia lagi-lagi menunjukkan betapa dirinya adalah seorang pemimpin yang besar. Pemimpin yang disangga oleh langit, pemilik alam semesta raya ini.

Prabowo Subianto meninggalkan lokasi acara dengan menumpang motor

Foto : Humas Kab. Sinjai

LAPORAN UTAMA

Ada Pertumbuhan, tapi Rakyat TerpurukOleh Hayat Fakhrurrozi

A

Pemerintah mengumumkan Indonesia berhasil mewujudkan target pertumbuhan sepanjang tahun 2011 sebesar 6,5 persen. Ini merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Target pertumbuhan ini tercapai berkat faktor ekspor, konsumsi, dan investasi. Di saat ekonomi dunia melamban, prestasi ekonomi Indonesia diklaim menarik perhatian.Indonesia yang meningkat sebesar 3,2 persen. Sayang, pertumbuhan itu hanya sebatas angka. Faktanya, data statistik yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) itu tidak bisa jadi acuan. Pasalnya, sebuah negara yang dibilang berkembang harus pula diimbangi dengan masyarakat yang menikmati kemakmuran. Terlebih kenaikan angka pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh bursa saham, ekspansi perusahaan besar, ekspor bahan mentah baik sawit maupun tambang tidak menyentuh sektor dasar. Yaitu pertanian yang seharusnya menjadi pijakan bagi Indonesia sebagai negara agraris untuk lebih kokoh bertahan. Kemiskinan tidak bisa diukur dari aspek pendapatan tetapi harus juga diukur dari cara masyarakat mengakses kesempatan ekonomi. Selama ini akses masyarakat terhadap kesempatan ekonomi belum merata dan massif sampai ke tingkat paling bawah. Hanya sebagian kecil yang menguasai ekonomi. Tingkat pertumbuhan ekonomi Garuda Magz - Januari 2012 7

ngka ekspor Indonesia melebihi 200 miliar dolar. Ini menyumbang sepertiga GDP. Konsumsi domestik meningkat 4,7 persen. Indonesia juga berhasil membukukan modal asing mencapai 27,5 miliar dolar, melebihi target semula yang dipotok sebesar 26,4 miliar dolar. Angka inflasi sepanjang tahun 2011 juga tercatat sebesar 3,79 persen. Kabarnya, angka ini lebih rendah daripada prediksi yang sebesar 4,5 persen. Begitu pula dengan indeks saham

Foto : Istimewa

LAPORAN UTAMAsebesar 6,5 persen yang diklaim pemerintah sama sekali tak berpengaruh bagi pengentasan kemiskinan. Masyarakat bawah tetap terpuruk. Di awal tahun 2011, Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Prabowo Subianto mengingatkan, pemerintah kurang mengoptimalkan kekayaan alam dalam perut bumi Indonesia. Akibatnya, kesejahteraan hanya dirasakan kaum elit, masyarakat kelas bawah akan terus berada dalam lingkaran kemiskinan. Kemiskinan masih merajalela. Petani masih terpuruk. Itu karena kekayaan alam melimpah tak bisa dirasakan masyarakat kelas bawah, tegas Prabowo dalam sebuah kesempatan di Surabaya. Menurut putra begawan ekonomi Indonesia itu, hingga kini pemerintah lebih senang bermain dengan angka statistik padahal angka kemiskinan masih banyak. Tak hanya itu, pemerintah pun lebih suka mencari kambing hitam dan mengkritisi orang lain terkait masih terpuruknya kondisi bangsa. Elit penguasa dari dulu tidak pandai belajar pada keadaan masa lalu, sehingga Indonesia saat ini tidak maju-maju jika dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, maupun Thailand. Pemerintah punya hak mengelola kekayaan alam, tapi malah membiarkannya dikuasai bangsa lain. Itu membuat masyarakat Indonesia masih miskin, tegasnya. Deputi Kepala Badan Pusat Statistik Bidang Neraca dan Analisis Statistik, Slamet Sutomo, mengakui selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh sektor non-tradable (sektor ekonomi yang tidak dapat diperdagangkan seperti sektor keuangan dan jasa). Bukan sektor tradable yang meliputi pertanian, pertambang-an, dan industri. Ini menjadi tidak wajar karena Indonesia adalah negara yang berbasis sumber daya alam. Tren ini sudah terjadi sejak lama. Di tahun 2010 saja, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) hanya 6,1 persen, sedangkan sektor non tradable bisa tumbuh 8,19 persen. Pada tahun yang sama, sektor tradable hanya tumbuh 2,86 persen. Mestinya (sektor) tradable itu di atas pertumbuhan PDB rata-rata, ujarnya kepada wartawan pada akhir November silam. Tak pelak, terjadi kesenjangan pendapatan antara masyarakat golongan bawah, khususnya petani, dengan golongan atas. Memang ada pertumbuhan pendapatan, tapi lambat. Tak sebanding dengan naiknya pendapatan segelintir pengusaha yang bisa mencapai angka fantastis. tidak adanya rencana jangka panjang yang terstruktur. Hal ini diperparah lagi dengan petani proporsi terbesar penduduk Indonesia yang terjebak pada kondisi pemilikan dan pengusahaan lahan yang sempit. Rata-rata hanya 0,25 hektar per keluarga. Alhasil, kesempatan mereka untuk dapat meningkatkan kesejahteraan melalui budidaya di lahan tersebut menjadi tipis. Ujung-ujungnya, mereka terjebak pada kemiskinan struktural. Nilai tukar petani terhadap barang atau komoditas lainnya sangat rendah. Petani tidak lagi bisa membeli kebutuhannya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Untuk itu diperlukan strategi dan kebijakan yang mampu secara riil dan efektif mengangkat petani mencapai kesejahteraan yang relatif tinggi dan memberdayakan petani dalam proses pembangunan nasional. Dengan strategi dan kebijakan yang terintegrasi, juga berpihak langsung kepada petani, pertanian di Indonesia dapat dijadikan sektor ekonomi yang maju sehingga sebagai bangsa, kita dapat berdaulat dalam pangan dan energi. Jauh sebelum itu, Prabowo lewat bukunya, Membangun Kembali Indonesia Raya, Haluan Baru Menuju Kemakmuran (2009), menyebutkan posisi Indonesia dalam segi pendapatan per kapita belum mampu sejajar dengan negara seperti Thailand, apalagi dengan Malaysia. Hal ini dikarenakan strategi, kebijakan, serta program pembangunan nasional, terutama bidang ekonomi, yang dijalankan sejak 1970-an sampai saat ini masih belum menunjukkan pencapaian yang menggembirakan. Bahkan permasalahan mendasar yang terjadi justru Indonesia cenderung terjebak dalam pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang rendah (low-economic growth trap and low-income capita trap). Dari sisi nominal, memang menunjukkan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita. Namun, bila dibandingkan dengan negara-negara lain, pendapatan per kapita nasional masih tetap lebih rendah dan bahkan

Sektor pertanian

Sejatinya, pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negeri ini lebih didominasi oleh sektor non-tradable. Itu karena sumber daya alam Indonesia begitu melimpah, khususnya sumber daya di sektor pertanian. Faktanya, sektor pertanian tidak kunjung berkembang karena kurangnya dukungan dan rencana kerja pemerintah yang tidak terintegrasi antara riset, akses modal, akses tanah, dan akses pasar, di samping

8

Garuda Magz - Januari 2012

cenderung semakin besar perbedaannya, paparnya. Untuk itu, kondisi perekonomian nasional harus diperbaiki, terutama diakibatkan oleh paradigma, ideologi ekonomi yang terlalu bersifat liberal, dan kapitalistik yang tidak terkendali (laissez faire). Paradigma dasar kebijakan perekonomian yang dijalankan selama ini belum sepenuhnya mampu menghayati, apalagi melaksanakan amanah Undang-Undang Dasar 1945, pasal 33 ayat 1-3. Liberalisasi perekonomian yang tidak terkendali berlangsung di hampir seluruh bidang dan sektor ekonomi, dengan jurus-jurus privatisasi, liberalisasi, dan deregulasi. Ironisnya, pemerintah dan negara yang justeru diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 untuk dapat berperan sentral dan dominan bagi kemakmuran rakyat, dikebiri sekaligus dikikis lalu diserahkan kepada mekanisme pasar bebas. Asumsinya, mekanisme pasar bebas lebih efektif dan efisien bila dibandingkan dengan pemerintah yang dikonotasikan dengan praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Padahal, pengalaman negara-negara penganjur utama liberalisasi kapitalistik ini menunjukkan bahwa korupsi, kolusi, dan nepotisme pasar bebas (dalam hal ini kekuatan swasta) jauh lebih dahsyat dan mematikan. Kita tidak belajar dan sadar setelah apa yang terjadi pada kasus Enron, krisis suprime mortgage yang baru lalu dan krisis global yang sedang berlangsung saat ini, Prabowo mengingatkan dalam bukunya itu. Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Umum Ekonomi, Keuangan, Industri, dan Pembangunan Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, UT Murphy Hutagalung. Sebagaimana yang dimuat tabloid Gema Indonesia Raya, dia mengatakan, selama ini pemerintah belum melaksanakan amanat tersebut. Jangankan melihat, melirik pun tidak. Inilah yang menyebabkan negara ini, terutama masyarakatnya semakin hari semakin terpuruk. Tingkat pengangguran juga semakin tinggi. Hanya di level menengah ke atas yang sudah mem-

baik. Jadi, inilah buah kesalahan kita yang terlanjur menggunakan sistem ekonomi kapitalis, ujarnya. Wajar jika kemiskinan dan pengangguran masih menjadi permasalahan besar bagi bangsa Indonesia. Bahkan sejak krisis ekonomi dan era reformasi, kemiskinan dan pengangguran sudah berubah wujud menjadi lebih sistemik. Jumlah penduduk miskin di Indonesia masih tinggi bila diukur menurut standar BPS atau pun standar internasional seperti World Bank. Kesejahteraan rakyat baik dari sisi pendapatan, lapangan pekerjaan, tingkat upah minimum dan akses terhadap sarana dasar sehari-hari masih jauh dari yang diharapkan. Hak-hak dasar baik sosial maupun ekonomi masih banyak yang belum dapat terpenuhi.

Angka kemiskinan

Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), HR Agung Laksono mengungkapkan, saat ini penduduk miskin di Indonesia 29,5 juta orang, termasuk di dalamnya penduduk yang sangat miskin. Ada 30 juta lagi yang hampir miskin. Dengan demikian angka kemiskinan sekarang 12,36 persen. Menurutnya, penurunan kemiskinan setiap tahun sekitar 0,8 persen. Target pemerintahan hingga 2014, angka kemiskinan turun menjadi 8-9 persen saja. Sebelumnya, berdasarkan data BPS yang dikutip Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, menyebutkan tingkat kemiskinan warga di Indonesia terjadi peningkatan. Pening-

katan terjadi pada warga tidak miskin menjadi hampir miskin. Saat ini warga hampir miskin bertambah menjadi 57 juta penduduk. Dengan demikian ada penambahan warga hampir miskin menjadi miskin sebanyak satu juta. Namun yang mengalami peningkatan ekonomi, dari hampir miskin menjadi tidak miskin sebanyak dua juta penduduk. Jadi sebenarnya kita ada penambahan penduduk hampir miskin menjadi tidak miskin sebanyak dua juta, sedangkan yang hampir miskin menjadi miskin sebanyak satu juta. Itu menunjukkan ada peningkatan perekonomian dari warga hampir miskin menjadi tidak miskin sebanyak satu juta, terang Hatta, akhir Oktober silam. Sementara kesenjangan ekonomi antar wilayah, berdasarkan data dalam kurun waktu tiga tahun berturut-turut tidak banyak berubah. Pulau Jawa memberikan kontribusi 58 persen terhadap PDB, disusul Pulau Sumatera yang memberikan kontribusi 23,1 persen. Bandingkan dengan Maluku dan Papua yang hanya 2,4 persen, Sulawesi 4,6 persen, dan Kalimantan sebesar 9 persen. Terlihat dengan jelas bahwa pembangunan ekonomi belumlah merata dan meyakinkan. Dengan demikian, antara data kemiskinan yang disampaikan pemerintah yang ditetapkan BPS atau pun Bank Dunia tidak bisa menjadi tolak ukur pengentasan kemiskinan. Entah angka mana yang akan dijadikan patokan pemerintah dalam menyusun program dan kebijakan pengentasan kemiskinan.

Garuda Magz - Januari 2012

9

LEBIH DEKAT DENGAN

Andi Rudiyanto Asapa, SH, LLMNaskah dan Foto oleh Hayat Fakhrurrozi

Ketua dPd Gerindra Sulawesi Selatan

Gerindra harus jadi Penentu

Tegas dan konsisten merupakan gambaran dirinya. Keberpihakannya pada rakyat kecil tak diragukan lagi. Bahkan ia rela terjun langsung, keliling keluar masuk perkampungan hanya karena ingin memastikan, apakah masyarakat yang dipimpinnya sudah tidur enak atau belum. Tak heran bila sosoknya kian disegani semua kalangan.osok itu tak lain adalah Andi Rudiyanto Asapa (54), mantan lawyer yang kini mengemban amanah sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sulawesi Selatan yang juga masih menjabat Bupati Sinjai untuk periode kedua hingga 2013 mendatang. Sebagai kader Gerindra yang diamanahi tugas untuk membesarkan partai ia pun bertekad untuk mendudukkan kader Gerindra satu fraksi di tingkat propinsi dan enam 10 Garuda Magz - Januari 2012

S

legislator di pusat pada pemilu 2014 yang akan datang. Tugas ini saya akui sangat berat. Bahkan ada yang menilai saya mimpi. Saya bukan mimpi, kalau saya pemimpi, Kabupaten Sinjai mungkin tidak seperti ini. Karena itu saya butuh dukungan semua kader Gerindra di Sulsel, ujar pria kelahiran, Gorontalo, 26 Mei 1957 ini. Beragam terobosan untuk mengantarkan Gerindra ke puncak telah direncanakan. Salah satu langkah yang menjadi prioritas dalam rangka mewujud-

kan target tersebut adalah memperkuat struktur Partai Gerindra. Dimana ia bertekad membentuk pengurus hingga tingkat ranting. Bukan hanya itu semua tingkatan pengurus, diupayakan memiliki kantor sendiri. Disamping itu, penguatan program aksi serta manivesto perjuangan partai terus ditanamkan kepada para kader hingga pelosok. Bagi lulusan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ini mengadakan kunjungan ke pelosok desa untuk mengetahui bera-

gam persoalan yang dihadapi masyarakat atau sekadar menyapa mereka bukanlah sekadar meraih simpati, tapi lebih dari itu. Dari sanalah, ia bisa merancang program dan kebijakan yang terbaik dan tengah dibutuhkan masyarakat. Salah satunya adalah kebijakan pendidikan gratis dari tingkat SD hingga SLTA serta program kesehatan gratisnya. Berkat kerja kerasnya pula, ia kerap menerima penghargaan dari berbagai pihak atas prestasinya membangun wilayahnya. Inipula yang mendasari Partai Gerindra meminangnya untuk bergabung dua tahun silam. Tentu saja, daya juang dan kemampuan Rudi sapaan akrabnya tersebut membuat Prabowo Subianto, sang pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra selalu memuji apa yang dilakukan Rudi. Salah satunya, gerakan minum susu yang diterapkan di daerah itu. Di negara-negara maju, program itu dilakukan untuk membentuk generasi muda yang kuat dan cerdas, ujar Prabowo suatu ketika.

tahun 1998, Rudi pun berhasil menyelesaikan pendidikan magisternya di Law Faculty Oxford University, London. Selain sibuk menjabat sebagai Bupati sekaligus politisi Gerindra nomer satu di Sulsel serta beberapa organisasi, ayah dari dua orang anak ini masih rajin menelurkan karya ilmiah di bidang hukum dan pemerintahan. Ia pun kerap menjadi nara sumber di berbagai kesempatan baik tingkat lokal maupun nasional. Lantas seperti apa ia memainkan peran di tengah kesibukannya itu? Kepada Hayat Fakhrurrozi dari Garuda ia paparkan di sela-sela acara upacara Rambu Solo di Tana Toraja pada penghujung tahun lalu. Berikut wawancaranya.

untuk masuk Gerindra, saya butuh 6 bulan untuk berpikir. Akhirnya dengan bismillah saya masuk dan memimpin Gerindra Sulsel.

Bisa jelaskan apa yang membuat Anda gabung ke Gerindra?

Bisa diceritakan sejak kapan Anda terjun di panggung politik?

Saya mulai terjun ke dunia politik praktis sejak tahun 1996, saya diminta masyarakat Sulsel untuk maju menjadi calon anggota legislatif dari PDI pro Mega, meski waktu itu tidak diakui. Pun pada

Yang membuat akhirnya saya gabung ke partai ini adalah, pertama; Saya melihat bahwa visi misi perjuangan Partai Gerindra dan juga komitmen Ketua Dewan Pembina untuk kepentingan masyarakat begitu besar. Dan hal ini saya pelajari itu selama 6 bulan. Kedua; Saya melihat bahwa prospek Indonesia, memang ke depan harus ada perubahan, tidak boleh tidak. Kenapa? Karena saya ini sudah merasakan sendiri berada di posisi pemerintahan, saya tahu bagaimana kelemahan pemerintahan ini, untuk itu harus ada pemimpin yang baru dan tegas untuk menjalankan roda pemerintahan ini. Sehingga NKRI ini bisa tetap satu, masyarakat petani kita sejahtera, tidak hanya masyrakat kota yang sejahtera tapi masyarakat di pelosok juga sejahtera.

Tugas ini saya akui sangat berat. Bahkan ada yang menilai saya mimpi. Saya bukan mimpi, kalau saya pemimpi, Kabupaten Sinjai mungkin tidak seperti ini. Karena itu saya butuh dukungan semua kader Gerindra di SulselSelain sosok yang tegas dan konsisten, Rudi sendiri dikenal sebagai sosok yang tak pernah mengenal lelah dalam mengenyam pendidikan. Meski telah menyandang seorang master di bidang hukum, ia pun tak jarang mengikuti berbagai kursus di bidang hukum serta pemerintahan. Pendidikan formalnya dimulai Sekolah Dasar (SD) di kota kelahirannya Sinjai, tamat tahun 1969. Lepas SD, Rudi pun hijrah ke kota Makassar untuk menempuh pendidikan SMP sampai ke Perguruan Tinggi, hingga akhirnya berhasil lulus sebagai Sarjana Hukum pada tahun 1981 dari Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Pada 1998, saya menjadi calon anggota MPR/ DPR-RI dari PDI Perjuangan. Dimana sebelumnya saya juga ikut terlibat aktif dalam Kongres Bali, PDI Pro Mega, Kongres Semarang dan Kongres Bali PDI Perjuangan. Dalam perjalanannya, karena ada sesuatu yang tidak cocok, saya pun keluar dari PDIP. Beberapa waktu kemudian, Sultan Hamengkubuwono, meminta saya untuk menjadi Ketua Partai RepublikaN Sulsel, saya terima tawaran itu dan saya susun strategi sehingga partai yang saya usung ini bisa mengalahkan PDIP di Sulsel, meski memang akhirnya tak lolos electoral threshold. Setelah itu Pak Permadi, Pak Prabowo, Pak Hashim meminta saya

Apa yang dilakukan Anda di awal kepengurusan?

Mungkin ini yang pertama kali di Indonesia. Saya lakukan pelantikan ketua DPC di daerah masing-masing, tidak saya pusatkan di Makassar sebagai kota propinsi. Dan pada saatnya nanti akan saya lantik PAC di seluruh kecamatan masing-masing, begitu pula dengan pengurus Ranting akan dilakukan di setiap daerah masing-masing.

Seperti apa kondisi Partai Gerindra di Sulsel saat ini?Saya boleh bilang, Partai Gerindra di Sulawesi Selatan itu sangat kental dan sudah banyak perubahan. Bahkan beberapa waktu lalu, saya lihat hasil survey sebuah lembaga yang menempatkan Partai Gerindra berada pada posisi kedua, hanya beda sedikit dengan Partai Demokrat. Proses pengkaderan melalui pengiriman kader ke Hambalang terus dijalankan dan hasilnya memuaskan, terlihat dari pemahaman, soliditas dan komitmen para kader terhadap perjuangan partai begitu kuat. Saya yakin, Garuda Magz - Januari 2012

11

LEBIH DEKAT DENGAN

kalau proses ini jalan terus, bukan tidak mungkin Gerindra menjadi nomer satu di Sulawesi Selatan.

Sejauhmana kekuatan Partai Gerindra Sulsel dari sisi anggota?

Sekarang anggota yang baru saja bergabung mencapai angka 2 juta orang, belum lagi ditambah anggota sebelumnya sebanyak 1 juta yang sudah kami cetak KTA-nya. Sehingga diharapkan pada pertengahan tahun ini, kami bisa mencetak 2 juta KTA lagi. Angka 3 juta itu sudah fix, hal ini dibuktikan dengan formulir yang sudah kami terima. Bahkan hingga sekarang masyarakat terus berduyun-duyun mendaftarkan diri untuk bergabung. Boleh dibilang, diantara partai-partai yang ada di Sulsel, Gerindra cukup seksilah di mata masyarakat.

juangan saya dan Alhamdulillah banyak diantara mereka sudah terangkat. Kemudian masalah distribusi pupuk dan benih, yang selama ini dijalankan pemerintah lewat programnya baru sampai ke tingkat petani dan nelayan tidak tepat waktu, pupuk dan benih itu baru tiba pada saat waktu panen sudah lewat. Untuk itu, Saya ancam kalau ini terus terjadi, saya orang pertama yang maju untuk membereskannya. Untuk itu harus tepat waktu. Kemudian masalah pembinaan kepada masyarakat dalam hal pendidikan politik khususnya pemuda terus kita lakukan, memang Gerindra tidak akan memaksa, tapi bagi siapa saja yang menginginkan perubahan dan setuju dengan program-program Gerindra mari bersama berjuang.

mengintruksikan kita harus ambil 01, tapi saya masih akan lihat dinamika realitas politik. Begitu pula dalam pilkada di Kabupaten/Kota, saya perintahkan Partai Gerindra harus ambil peran, meski di daerah itu kita tidak punya wakil di DPRD tapi kita harus jadi penentu. Jika memang ada kader atau tokoh yang memiliki keberpihakan kepada rakyat, maka akan kita dukung. Dan yang terpenting lagi, para kader di cabang bukan sekadar menjadi penggembira tapi menjadi penentu. Itu yang saya tanamkan kepada mereka, bagi saya, mereka harus tampil jadi penentu kemenangan.

Menurut Anda politik itu apa?

Lantas, perjuangan apa yang tengah dilakukan Partai Gerindra Sulsel?

Menjelang pilkada, apa yang dilakukan Gerindra?Menjelang pilkada, di Pilgub kita harus ambil peran. Itu sudah saya sampaikan kepada seluruh DPC, apakah kita pada posisi cagub atau cawagub itu tergantung dari realita politik ke depan. Ketua Dewan Pembina juga memang

Banyak sekali, salah satunya adalah pendidikan, dimana hampir semua guru sukarela di Kabupaten/Kota di Sulsel yang punya data lengkap menjadi per12 Garuda Magz - Januari 2012

Politik itu seni, dan itu adalah hobi, kita tidak perlu muluk-muluk dengan hal-hal yang terlalu jauh, tapi apa yang ada di depan kita dan sepanjang bisa kita selesaikan dan menyentuh kebutuhan masyarakat kita kerjakan. Meski pun saya direpotkan dalam urusan pemerintahan sebagai Bupati, tapi saya juga dalam keberpihakan kepada rakyat cukup besar. Harus diakui, saya pelopor pendi-

dikan gratis di Indonesia dari SD sampai SLTA, sejak 2003 di Kabupaten Sinjai, waktu itu undang-undang pendidikan belum lahir. Saya juga pelopor kesehatan gratis di Indonesia. Nah ini akan saya kumandangkan terus, sehingga Gerindra baik di DPP, DPD, DPC siapapun yang memimpin daerah itu bisa menerapkan hal serupa. Biayanya tidak besar yang terpenting ada kemauan.

Saya pun pernah dikejar oleh masyarakat disangka saya mau maling, terpaksa saya harus jelaskan bahwa saya Bupati Sinjai, akhirnya setelah mereka mengenali saya, mereka pun kaget. Dari temuan itu, saya berpikir kenapa hal itu terjadi pada warga sayakita terapkan subsidi, ternyata berjalan dan tidak mempengharuhi programprogram lain. Kemudian, pada infrastruktur jalan berdasarkan data UNDP, infrasruktur jalan yang terbaik dan terlengkap di Indonesia itu ada di Sinjai. Karena, tidak ada lagi jalan desa, jalan kecamatan yang tidak nyambung dan tidak tuntas. Kalau pun ada jalan di Sinjai yang lubanglubang itu bukan jalan kabupaten tapi jalan provinsi atau jalan nasional. Jadi dengan demikian, tidak menghabiskan dana pendidikan, dana kesehatan hanya untuk membangun infrastruktur itu, meski saya bangun juga. Kemudian, semua imam masjid kita kasih insentif, guru-guru ngaji yang selama ini tidak diperdulikan, padahal disitu kuncinya, bagaimana mereka berjuang melakukan pembinaan akhlak anak bangsa yang ada di Sinjai, makanya kita kasih insentif. Selain itu saya juga sering jalan-jalan ke desa. Sering saya lihat ibu-ibu yang sedang duduk-duduk di tangga, lalu saya singgah, saya tanya, ibu sedang apa? Mereka jawab sedang cari kutu sambil gosip. Kemudian saya bilang, ibu bisa berhenti tidak? Saya minta mereka cerita apa masalahnya kenapa hanya bisa nunggu duduk-duduk di tangga dan gosip. Saya pun tanya, mau tidak tingkatkan pendapatannya, mereka jawab mau, tapi mereka tidak tahu caranya. Saya kasih caranya, tadi saya lewat kuburan di sana ada pohon jambu batu, tolong ambilkan 20-30 biji dan bawa kesini. Awalnya mereka kaget untuk apa? Saya bilang ambil saja, lalu mereka ambil dan saya suruh rendam di air panas,

Bisa Anda jelaskan bagaimana caranya menerapkan kebijakan tersebut?Awal-awal saya menjadi bupati di Sinjai saya selalu terjun ke desa-desa, hingga sekarang pun hal itu masih saya lakukan. Suatu ketika, dalam perjalanan itu saya ketemu anak-anak usia sekolah yang sedang menggembala, membajak sawah, mereka bukannya sekolah. Setelah saya tanya, orangtuanya bilang tidak punya biaya. Disamping itu, saya tidur jam 4 pagi, jam 3 dini hari saya keliling Sinjai untuk melihat apakah masyarakat saya sudah tidur enak atau belum. Suatu ketika saya mendapatkan rumah pegawai saya, seorang pegawai negeri Kabupaten Sinjai sedang bertengkar antara bapak dan ibu, saya pun duduk di bawah rumah itu, saya dengarkan apa yang tengah dipertengkarkan. Ternyata mereka mengalami dilema, bagi mereka apakah harus membayar uang sekolah anaknya yang satu atau membayar rumah sakit untuk anaknya yang lain. Saya pun pernah dikejar oleh masyarakat disangka saya mau maling, terpaksa saya harus jelaskan bahwa saya Bupati Sinjai, akhirnya setelah mereka mengenali saya, mereka pun kaget. Dari temuan itu, saya berpikir kenapa hal itu terjadi pada warga saya. Akhirnya saya panggil kepala dinas, semua guru-guru di Sinjai. Saya tanya mereka berapa sih kebutuhan dana pendidikan Sinjai selama satu tahun. Ternyata tidak terlalu besar, setelah dikalkulasi jumlah sekolah, guru dan siswa kebutuhannya hanya 5-6 miliar. PAD (pendapat asli daerah) Sinjai memang rendah, tapi dengan kemauan yang kuat APBD kita pakai untuk keperluan itu dan berjalan hingga sekarang. Begitu pula dengan biaya kesehatan masyarakat

Garuda Magz - Januari 2012

13

NEWSlalu dipotong-potong, jadilah kripik. Mereka pun saya minta untuk cicipi dan ternyata enak rasanya, meskipun belum ditambah apa-apa (bumbu). Dan saya tahu desa ini penghasil madu, saya pun tanya ada tidak madunya, mereka bilang ada 2 botol. Saya minta ambil 1 botol, lalu saya campur dengan kripik itu dan dicoba ternyata enak. Akhirnya saya bilang kenapa hal ini tidak bisa dikerjakan mereka? Sejak saat itu saya bentuk kelompok usaha home industry. Setidaknya sekarang ada 200 kelompok home industry yang sudah berjalan. ada, masih ada yang lainnya. Partai ini jangan sampai hanya bergantung pada ketua, karena partai ini bukan milik saya, tapi milik semua pengurus, anggota, jadi kalau tidak ada saya, masih ada Ketua I, atau Ketua II. Saya pun mempersilahkan kepada kader untuk berbuat apa saja demi partai sepanjang baik dan masih di dalam aturan. Dan ketika ada konflik jangan dibawa keluar, panggil saya kita selesaikan bersama, bisa diperbaik atau tidak, kalau tidak bisa perbaiki kita keluar. Selesai. Simple kan. saya yakin 8 sampai 10 anggota DPR RI itu bisa. Kemudian semua DPC harus bisa mendudukan satu fraksi. Mungkin angka-angka itu dibilang banyak orang, saya tengah bermimpi. Saya bilang, saya bukan mimpi, kalau saya pemimpi, Kabupaten Sinjai mungkin tidak seperti ini. Semua orang kan berhak mimpi, tapi tentunya tidak sekadar mimpi, karena saya sudah punya kuncinya. Jangan harap kita mengusung Prabowo menjadi Presiden RI berkoalisi dengan pertain lain. Tapi Gerindra sendiri yang harus mengusung, boleh koalisi tapi tidak ada ikatan. Kalau kita mencukupi angka itu dan daerah-daerah lain bergerak bersama seperti Sulsel, maka hal itu menjadi sesuatu yang gampang, tinggal ada kemauan bahwa ini keinginan Gerindra tanpa partai lain. Jangan sampai kita sudah berlari kencang, daerah lain tidak bisa. Makanya saya menantang DPD-DPD lain, sanggup tidak? Kalau Sulsel sudah harga mati, menjadikan Gerindra sebagai satu-satunya partai yang mengusung, tidak ada koalisi. Sehingga bila hal itu terwujud maka ada kekuatan pemerintah dan kelak Pak Prabowo sebagai presidennya bisa menjalankan programprogram yang menjadi cita-citanya dan yang selama ini diidam-idamkan masyarakat.

Apa yang menginspirasi gaya kepeminpinan Anda seperti itu?

Apa pesan yang Anda sampaikan kepada kader Gerindra Sulsel?Saya berharap bahwa apa yang menjadi harapan Ketua Dewan Pembina bisa kita realisasikan tentunya harus dengan kerja keras. Pertama mengenai agenda politik sepertu untuk pilgub nanti, bisa kita mainkan. Apakah posisi saya sebagai 01 - 02, itu harus kita pikirkan. Kedua, menjelang pemilu 2014 nanti, setidaknya kita harus menggolkan minimal 6 kursi di DPR RI dari DPD Sulsel. Kalau itung-itungan saya, itu angka minimal. Mungkin orang bilang berlebihan, tapi saya meyakini, 8 sampai 10 kursi bisa diraih. Sekarang saja saya tidak pernah diberi amunisi-amunisi dari DPP, saya mampu membuat Gerindra seperti ini, kita bisa maju seperti ini. Jadi

Saya ini mantan lawyer, mantan direktur LBH memang sering bersentuhan dengan masyarakat. Jadi pemenuhan hak-hak dasar masyarakat itu menjadi konsen saya sejak saya di LBH. Saya bilang ke mereka hingga nanti saya menjadi bupati kalau hal itu tidak saya diterapkan, maka saya berdosa. Saya selalu diingatkan senior-senior, bahwa saya ini pejuang hak asasi, maka yang pertama harus diperjuangkan adalah pemenuhan hak dasar masyarakat. Ada tujuh hak dasar masyarakat, yakni hak untuk hidup, hak untuk hilang dari rasa takut, hak untuk tinggal, hak untuk dapatkan makan, hak untuk sekolah, hak memperoleh layanan kesehatan dan hak untuk menganut agama dan kepercayaan. Itulah yang saya terapkan. Kebetulan ketujuh hakhak itu masuk ke dalam program yang sekarang digembar-gemborkankan oleh bank dunia, lewat program millennium development goals (MDGs), hal ini menurut saya sudah terlambat, karena saya sudah melaksanakan sejak 2003. Proses ini masih berjalan terus dan tinggal pembenahan saja. Kalau MDGs gongnya 2015 harus selesai, maka Sinjai sudah siap menyelesaikan MDGs.

andi rudiyanto asapa, SH, LLMtempat tanggal lahir: Gorontalo, 26 Mei 1957 Jabatan: - Bupati Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan (20032007) dan (2008-2013) - Pimpinan Dewan Pembina/Dewan Penyantun Yayasan LBH Indonesia (YLBHI) 2005-2010 - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sulawesi Selatan 2011 sekarang - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra, Sulawesi Selatan 2010 2015 - Anggota Badan Kerjasama Kabupaten Seluruh Indonesia, Sulawesi Selatan

Sebagai seorang kepala daerah dan pimpinan partai, bagaimana Anda mengatur waktunya?Memang, saya sekarang seorang Bupati, saya harus bagi tugas. Saya berikan waktu untuk partai Sabtu - Minggu mengantor di DPD, kalaupun saya tidak 14 Garuda Magz - Januari 2012

Kabar

Tidarl rakernas Tidar i

Tidar Usung PrabowoOrganisasi sayap partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Tunas Indonesia Raya (TIDAR) memiliki tugas khusus merayu pemilih pemula pada Pemilu 2014. Sebab, para remaja yang sudah mempunyai hak pilih cenderung bersikap apolitis dan alergi terhadap dunia politik. Ketua Umum Tidar Aryo Djojohadikusumo mengatakan, tugas utama organisasinya adalah meyakinkan pemilih pemula agar tidak membuang suaranya pada pemilu. Di era perkembangan teknologi informasi yang gencar, membuat partisipasi politik pemilih sangat menurun. Itu sangat tidak gampang. Kita menjelaskan perlahan-lahan, kenapa benefit lebih besar ke TPS, ujarnya. Wakil Sekjen DPP Partai Gerindra ini juga mengatakan, Tidar memiliki tantangan lain yaitu memasarkan figur Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2014 kepada para remaja. Saingan Tidar adalah televisi nasional, facebook, twitter, segala sesuatu yang menyita energi dan waktu pemuda itu, jelas Aryo.

l Tidar Shuffle Competition

l Piala Garuda iV

Garuda Magz - Januari 2012

15

Kabar Tidar NEWS

Masa Depan Bangsa yang Kokoh Berawal dari Generasi Muda yang Kokoh

G

enerasi muda seringkali disebutkan juga sebagai generasi penerus bangsa. Keberadaan sebuah bangsa di masa depan, sangat ditentukan oleh kualitas generasi mudanya disaat ini. Oleh karena itu, berbagai uoaya mewariskan nilai-nilai positif,membangun karakter dan kepribadian yang kuat serta mengasah pengetahuan dan ketrampilan orang muda menjadi sangat penting diperhatikan. Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana pemuda tunas bangsa, dapat dibangun dan diajak berkontribusi untuk bangsanya, sesuai dengan aspirasinya yang sangat beragam, cara dan bahasa yang dimengertinya, sebagai orang muda. Dengan kesadaran itulah, Tunas Indonesia Raya (TIDAR) dibentuk dan merancang berbagai kegiatannya. TIDAR menyadari bahwa sudah saatnya pemuda tunas bangsa Indonesia melakukan sesuatu untuk maju bersama membangun negeri ini. TIDAR mewadahi dan menyalurkan beragam aspirasi tersebut dalam berbagai kegiatan dan aktivitas positif. Oleh karena itu, apapun yang dilakukan TIDAR, harus dalam rangka membangun generasi muda yang kokoh menuju bangsa yang kokoh. Membangun awal bangsa yang kokoh ingin diwujudkan melalui filosofi Lima Cinta : Cinta Diri, Cinta Sesama, Cinta Belajar, Cinta Garuda Magz - Januari 2012

Kesantunan, dan Cinta Indonesia. Dengan membangun diri dengan lima filosofi ini, diharapkan akan terbentuk tunas muda bangsa Indonesia yang tahu mensyukuri nikmat Tuhan pada dirinya, berbesar hati menerima kekurangan sehingga bisa melihatnya sebagai potensi diri. Pemuda yang mau menghargai dan menghormati sesama seperti kita mencintai diri sendiri . Mempunyai semangat tinggi untuk tidak pernah berhenti belajar. Sopan, sabar, memiliki belas kasih dan suka menolong. Dan menjadi Tunas muda yang mempunyai kesadaran untuk memiliki dan mempertahankan identitas serta integritas bangsa secara nyata. Sejak berdiri ditahun 2008, berbagai kegiatan yang mewadahi berbagai minat, menmbangun karakter, menambah wawasan, mengasah kepekaan sosial, dan melatih ketrampilan yang sesuai dengan minat yang beragam telah diselenggarakan. seperti program Sekolah untuk Semua yaitu bantuan pendidikan dimana penguruspengurus TIDAR turun langsung mencari kursi kosong di sekolahsekolah dasar lalu menyekolahkan kembali anak-anak putus sekolah. Juga ada program Buku untuk Semua berupa bantuan dalam bentuk bukubuku bacaan yang dikumpulkan dalam satu Taman Bacaan TIDAR dan

Pustaka Keliling TIDAR. TIDAR juga memiliki program TIDAR Peduli Bangsa, sebuah program sosial untuk menyalurkan kepedulian pemuda kepada sesama kadang terlupakan oleh masyarakat dan yang mengalami kesulitan. Antara lain kaum lansia, anak jalanan, dan juga korban bencana. Beberapa kegiatan diskusi atau seminar dengan mendatangkan pembicara ahli pada masing-masing topik juga telah terlaksana. Untuk menjadi seorang tunas bangsa yang kokoh juga ditetapkan kegiatan pelatihan Tunas untuk pengurus di seluruh tanah air. Dalam bidang olahraga dan seni juga telah terselenggara berbagai kegiatan yang diselenggarakan baik tingkat pusat maupun daerah, antara lain : TIDAR Cup, Garuda Cup, Bersepeda, kompetisi olahraga di daerah-daerah, festival seni, kompetisi fotografi, dan masih banyak lagi. Melalui berbagai kegiatan itulah TIDAR mau menyampaikan pesan kepada pemuda Indonesia, bahwa masa depan yang kokoh berawal dari generasi muda yang kokoh. TIDAR menyuarakan dan mendukung karya nyata anak bangsa, demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Dan untuk itu, seluruh Pemuda Indonesia diundang bergabung bersama TIDAR, membangun potensi diri demi membangun Indonesia yang kokoh.

16

Rapat Kerja Nasional TIDARRapat Kerja Nasional I TIDAR yang diselenggarakan pada 18 20 November 2011 mengangkat tema Memperkokoh Kader TIDAR Menuju Indonesia Raya diikuti oleh perwakilan dari 25 Pengurus Daerah dan seluruh Pengurus Pusat TIDAR. Acara dibuka oleh Ketua Dewan Pembina TIDAR, Letjend TNI (Purn) H. Prabowo Subianto, dihadiri oleh perwakilan Sayap Partai GERINDRA lain dan perwakilan dari Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) lain. Dalam sambutannya, Prabowo Subianto mengatakan bahwa TIDAR dapat menjadi sangat menentukan, karena pada Pemilu 2014 nanti, mayoritas pemilih berusia di bawah 35 tahun. Sebagai organisasi sayap Partai GERINDRA, TIDAR harus berpihak kepada kebangsaan, bukan rasialisme, fanatisme agama, perpecahan. TIDAR harus perhatikan kualitas kader, kualitas anggota, jangan terima dan bina koruptor, tegasnya. Pemaparan program kerja 10 bidang TIDAR dilakukan pada Sabtu, 19 November 2011. Kemudian perwakilan pengurus daerah berkesempatan untuk memaparkan program kerja unggulan mereka masing-masing. Rakernas secara resmi ditutup oleh Sekretaris

Jenderal Partai GERINDRA, Ahmad Muzani pada 20 November 2011. Pada hari terakhir pelaksanaan Rakernas, 25 orang peserta berpartisipasi dalam pembuatan video testimonial TIDAR yang saat ini hasilnya dapat disaksikan oleh masyarakat luas melalui www. tidar.tv.

Kompetisi Shuffle DanceSebagai organisasi pemuda yang menjadi wadah bagi pemuda Indonesia untuk melakukan kegiatan positif, TIDAR peduli dan peka terhadap keinginan serta trend anak muda Indonesia saat ini. TIDAR percaya, anak-anak muda Indonesia dapat berkontribusi bagi kemajuan negaranya melalui berbagai macam cara, salah satunya melalui olahraga dan seni yang saat ini dikemas kreatif melalui Shuffle Dance. TIDAR Shuffle Dance Competition dengan tema Ekspresikan Diri dengan Kompetisi TIDAR Shuffle diikuti oleh 32 tim Shuffle Dance dari Jabodetabek, yang beranggotakan 4-12 orang. Acara diselenggarakan di GOR Bulungan, Jakarta Selatan pada tanggal 3-4 Desember 2011, dengan total hadiah senilai Rp. 10.000.000. Babak penyisihan dilakukan pada

hari pertama, dan babak final dilakukan pada hari kedua. Sistem penilaian di babak penyisihan menggunakan sistem penjurian langsung pada penampilan setiap peserta dan 20 tim Shuffle Dance berhasil masuk ke babak final. Pada babak final, sistem yang digunakan adalah sistem nilai tertinggi dari total nilai setiap peserta yang tampil. Setelah melalui tahapan yang panjang, tim juri memutuskan pemenangnya adalah New Squad Shuffle yang membawa pulang uang tunai senilai Rp. 6.000.000,00. Juara kedua diperoleh Triple Shuffle dan mendapat hadiah Rp. 3.000.000,00. Sebagai juara ketiga adalah Freak of Bass dengan hadiah Rp. 1.000.000,00. Shuffle Dance berasal dari Melbourne Underground Scene, Australia dan popular pada akhir dekade 1980-an. Pada 2004, Shuffle Dance kembali menjadi trend di Australia. Demam Shuffle Dance mulai masuk ke Indonesia di tahun 2009, khususnya di kalangan anak-anak muda di kota-kota besar. Gerakan Shuffle yang berbeda dengan tarian lainnya membuat Shuffle cepat berkembang di kalangan anak muda. Shuffle lebih mengandalkan kekuatan kaki, menggabungkan gerakan tangan dengan kaki yang lebih terfokus pada tumit.

Garuda Magz - Januari 2012

17

Kabar Tidar NEWS

Peduli Masa Depan Sepak Bola Indonesiaiala Garuda merupakan salah satu event tahunan TIDAR dan Sekolah Sepak Bola Urakan, yang diselenggarakan sebagai sarana pembinaan bagi atlet-atlet sepak bola berbakat usia di bawah 15 tahun. Tahun ini, Piala Garuda memasuki tahun kompetisinya yang ke-IV. Tunas Indonesia Raya (TIDAR) sebagai penyelenggara turnamen Piala Garuda I-IV percaya bahwa sepak bola Indonesia harus dibina dari usia sedini mungkin. TIDAR yakin bahwa masa depan sepak bola Indonesia berawal dari pembinaan yang kokoh dan berkelanjutan. Turnamen yang merupakan kompetisi antar Sekolah Sepak Bola (SSB) ini diikuti oleh 32 tim sepak bola terbaik se Pulau Jawa. Piala Garuda IV diselenggarakan sejak 20 Desember 2011 dan berakhir pada 5 Januari 2012 dengan pertandingan penutup yang memperebutkan posisi juara 1 hingga juara 4. Diselenggarakan di GOR Ciracas, Jakarta Timur, babak final kompetisi ini berlangsung sangat seru. 18 Garuda Magz - Januari 2012

P

Masing-masing tim yang bertanding memberikan penampilan terbaiknya. Setelah melalui tahapan kompetisi yang panjang, Trophy Piala Garuda 4 berhasil direbut oleh Bina Taruna yang mengalahkan Urakan dengan skor akhir 2-1. Juara 3 diperoleh Villa 2000 yang berhasil mengalahkan JFA dengan skor akhir 4-0. Gelar tim terbaik diberikan kepada Gemilang Blitar, top scorer diraih oleh Iqmal dari UNI Bandung dengan total 9 gol selama kompetisi berlangsung. Pemain terbaik diberikan kepada Renaldi dari tim Urakan. TIDAR yang diwakili oleh Kabid. Olahraga, Sdr Harwendro Adityo berharap pembinaan atlet sepak bola seperti Turnamen Piala Garuda ini tetap berjalan bagaimanapun kondisi negara Indonesia dan PSSI sebagai induk olahraga sepak bola di Indonesia harus lebih peduli terhadap pembinaan atlet sepak bola usia dini. Para pemain, apalagi atlet usia dini jangan sampai dijadikan korban politisasi para petinggi PSSI. Saya

berharap kerjasama antara TIDAR dan SSB Urakan ini dapat terus berlanjut dan semoga ke depannya Turnamen Piala Garuda ini tidak hanya mencakup kompetisi se Jabodetabek atau Pulau Jawa saja, tetapi bertaraf nasional, ujar Harwendro.

Special Event

Toraja

Garuda Magz - Januari 2012

19

SPECIAL EVENT

Gelaran PerayaanNaskah dan Foto oleh Hayat Fakhrurrozi

Rambu SoloS

3

aat matahari mulai mengarah ke barat, sejumlah warga mulai mengarak jenazah Agnes Datu Sarungallo. Almarhumah adalah ibu dr Felicitas Tallulembang Asapa, isteri Bupati Sinjai Andi Rudiyanto Asapa yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sulawesi Selatan. Upacara ini disebut mapasonglo, sebuah ritual arak-arakan jenazah dan keluarga dari tongkonan ke lakkian, sebuah bangunan bertingkat yang berada di arena upacara. Jasad akan disemayamkan di lakkian sampai upacara Rambu Solo berakhir. Mendiang Agnes Datu Sarungallo meninggal pada 16 Agustus 2011 dalam usia 72 tahun.

20

Garuda Magz - Januari 2012

2

Salah satu acara adat masyarakat Toraja yang digelar di pengujung tahun 2011 adalah perayaan Rambu Solo. Rambu Solo ritual upacara kematian yang turun temurun diwariskan oleh penganut Aluk To Dolo (kepercayaan masyarakat Toraja sebelum masuknya Islam dan Nasrani) di daerah tersebut. Ritual Rambu Solo diselenggarakan dalam pemakaman almarhumah Agnes Datu Sarungallo di Siguntu, Toraja Utara.1Foto 1: Keluarga besar Andi Rudiyanto Asapa, SH, LLM ikut menyaksikan Silaga Tedong dalam acara Rambu Solo . Foto 2: Y Palayuk Tallulembang memandangi foto jenazah istri tercinta (almarhumah Agnes Datu Sarungallo) saat disemayamkan di Tongkonan. Foto 3: Arak-arakan jenazah menuju ke Lakkian

Upacara pemakaman ibu mertua Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Sulawesi Selatan, Andi Rudiyanto Asapa yang juga dihadiri sejumlah kader Gerindra itu berlangsung sangat meriah. Dalam upacara itu masyarakat adat Siguntu juga menganugerahkan gelar adat Taruk Langit pada Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Pemberian gelar dipimpin oleh sesepuh adat Tongkonan Siguntu. Taruk Langit adalah gelar kebangsawanan di Toraja yang berarti Tunas Emas Manusia dari Langit. Dengan gelar itu, masyarakat Siguntu mengharapkan Prabowo menjadi Tomanurung yang bisa membawa kemakmuran negeri ini. Semoga gelar yang diberikan tidak mengecewakan masyarakat. Kita berbuat baik untuk negeri ini, kata Prabowo yang mengenakan pakaian khas Toraja, passapu atau penutup kepala serta menggenggam parang khas Toraja dalam sambutannya di tengah ribuan warga yang memadati lokasi Tongkonan Siguntu. Selain penganugerahan gelar adat, yang menarik perhatian pengunjung adalah acara mapasilaga tedong (adu kerbau). Mapasilaga tedong diselenggarakan usai Mapasonglo. Adu kerbau itu tak disaksikan oleh rombon-

gan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang didampingi Permadi dan Ketua Partai Gerindra Sulsel Andi Rudiyanto Asapa, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Panglima Kodam VII Wirabuana Mayjen TNI Muhammad Nizar, mantan Ketua PSSI Nurdin Halid, dan anggota DPRD Sulawesi Selatan Kadir Halid. Kerbau milik Prabowo Subianto yang diberi nama Hambalang turun beradu pada ronde pertama, mengawali acara mapasilaga tedong. Arena adu kerbau berada di tengah tempat upacara Rambu Solo yang dibatasi pagar bambu. Padatnya masyarakat yang menyaksikan pertarungan kerbau membuat pagar pembatas jebol. Masyarakat berhamburan dan sontak menghindar saat kerbau yang kalah berlari meninggal arena pertarungan.

Garuda Magz - Januari 2012

21

SPECIAL EVENT

1

tedong termahal

Bagi masyarakat Toraja di Sul-Sel, keberadaan tedong (kerbau) menjadi salah satu simbol kesejahteraan dan kebangsawanan. Terlebih bila kerbau itu berjenis bonga (belang) dan Salego.3

22

Garuda Magz - Januari 2012

alam acara ritual Rambu Solo yang digelar keluarga besar Ketua DPD Partai Gerindra Sulawesi Selatan, Andi Rudiyanto Asapa, di Tongkonan Siguntu, Toraja Utara, ini tampak kerbau seharga Rp 360 juta. Kerbau bernama Salego berumur 14 tahun itu menjadi kerbau yang pertama kali tampil pada acara ritual Rambu Solo tersebut. Almarhumah Agnes Datu Sarungallo yang meninggal di Jakarta pada 16 Agustus 2011, ibu mertua dari Bupati Sinjai, Andi Rudiyanto Asapa. Mendiang istri Y Palayuk Tallulembang ini meninggalkan 9 orang anak, 22 orang cucu dan, 2 orang cicit. Kedua cicit almarhumah adalah cucu dari pasangan dr Felicitas Tallulembang dan Andi Rudiyanto Asapa. Upacara Rambu Solo untuk almarhumah berlangsung sejak 22 Desember 2011. Sejumlah prosesi acara dilaksanakan sejak mapalao, memindahkan mayat dari tongkonan ke rante pada 28 Desember 2011. Selain mapasilaga tedong, ritual lainnya adalah maroya. Yakni menentukan jumlah kerbau yang dipotong dan yang akan dibagikan (malalan ada) kepada tongkonan asal usul almarhumah. Di sini juga ditentukan berapa ekor yang tidak dipotong kemudian disumbangkan untuk pem-

D

2bangunan lingkungan, rumah ibadah, dan karang taruna. Puncaknya ritual Meaa (pemakaman) yang dilaksanakan pada 3 Januari 2012. Meaa merupakan prosesi pemakaman jenasah almarhumah dengan lebih dulu diarak ke tempat yang selalu dikunjungi almarhumah semasa hidup untuk diselanjutnya dimakamkan di patane, tempat pemakaman keluarga. Saat inilah pemotongan kerbau tandirapasan (simbol) yang mengakhiri seluruh rangkaian upacara Rambu Solo. Gelaran Rambu Solo yang diselenggarakan oleh keluarga besar Andi Rudiyanto Asapa ini menjadi satu dari sekian gelaran upacara adat yang tergolong meriah di Toraja. Terlebih acara adat yang masuk dalam agenda wisata bertajuk Lovely December itu mendapat animo banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Foto 1: Tamu kehormatan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto didampingi, Ketua DPD Partai Gerindra Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa, SH, LLM dan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, SH, LLM. Foto 2: Petinggi Partai Gerindra, Ketua Umum Prof Dr Ir Suhardi, M.Sc didampingi Sekjen Ahmad Muzani dan Permadi, SH. Foto 3: Tedong Bonga (kerbau belang) termasuk kerbau yang termahal Foto 4: Silaga Tedong (adu kerbau) yang disaksikan ribuan warga Toraja Foto 5: Andi Debbie Asapa SH dan Andi Seto G Asapa, SH, LLM berpose Tedong Salego

4

5

Garuda Magz - Januari 2012

23

PROFIL

Ketua Umum Gema Sadhana

Pancasila adalah Harga MatiNaskah dan Foto oleh Hayat Fakhrurrozi

A.S Kobalen, MBA, M.PhilPekerja keras, tekun dan jujur adalah karakternya. Kepeduliannya terhadap sesama umat manusia mengisi aktivitas kesehariannya. Dalam aktivitas sosialnya itu, ia tak membedakan suku, agama, ras dan golongan. Semua itu hanya untuk menunaikan apa yang ada dalam Pancasila. Karena baginya di negeri ini Pancasila adalah harga mati.24 Garuda Magz - Januari 2012

Y

a, dialah A.S Kobalen SE, MBA, MBSM, M.Phil (46). Lahir dan dibesarkan di tengah keluarga yang serba kekurangan tak lantas membuat dirinya menyerah dengan keadaan. Pahit getir kehidupan yang dijalaninya menjadikan Kobalen sebagai sosok yang kuat hingga saat ini. Berkat ketekunannya dalam bekerja dan menempuh ilmu, ia pun berhasil menyabet empat gelar sekaligus dalam waktu 3,5 tahun saja sewaktu kuliah di India. Sosok pejuang hak asasi manusia itu, kini dipercaya sebagai Ketua Umum Gerakan Masyarakat Sanathana Dharma Nusantara (Gema Sadhana), sebuah sayap Partai Gerindra yang baru saja dikukuhkan pada November 2011 lalu. Gerakan yang dimotorinya merupakan bukti nyata dukungan umat Hindu, Budha dan Konghucu untuk bersama-sama berjuang membesarkan

jabatan keagamaannya, karena ia tak ingin mencampuradukan antara agama dan politik. Meski apa yang tengah ditekuninya di panggung politik merupakan bagian dari dharma seorang manusia untuk negara dan bangsa. Maka tak heran bila ia pun dipercaya untuk menjabat Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra. Tak dimungkiri, berdirinya Gema Sadhana memang tak terlepas dari aktivitas dirinya sebagai seorang guru di komunitas umat Hindu, khususnya Hindu Tamil. Sejatinya, ide untuk mendirikan organisasi kemasyarakat yang menaungi masyarakat Hindu dan Budha ini sudah lama terbersit, ketika Kobalen mulai terjun ke dunia politik. Namun, setelah memperjuangkan di beberapa partai hasilnya nihil. Akhirnya mau tidak mau ia harus mengubur untuk sementara impian itu.

Selama ini banyak tokoh yang bicara soal Pancasila, tapi hanya dalam taraf retorika, tak pernah mengaplikasikannya, karena tak memahami makna Pancasila itu sendiri. Tak heran bila perlakuan diskriminasi masih terjadi pada diri kita yang minoritas- A.S Kobalen dan memenangkan Partai Gerindra. Selama ini kita masih dianggap minoritas di negeri ini. Tapi di Partai Gerindra anggapan itu tidak ada. Untuk itulah, meski jumlahnya kecil, kami akan berjuang sekuat tenaga menghimpun kaum Hindu, Budha untuk berjuang bersama membesarkan dan memenangkan Gerindra, ujar pria kelahiran, Medan 12 Januari 1966 ini. Keterlibatannya di Partai Gerindra berangkat dari adanya kesamaan misi yang selama ini diperjuangkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pasalnya, selama ini, keberadaanya sebagai kaum minoritas selalu saja tak dianggap dan bahkan semakin tertindas. Dan ketika menyatakan diri bergabung di Partai Gerindra, Kobalen pun tak tanggung-tanggung melepaskan semua Setelah ia bergabung di Partai Gerindra, rupanya gayung bersambut, dukungan begitu luar biasa baik dari para pendiri partai maupun kaderkader yang ada di daerah. Di Partai Gerindra seakan ia mendapat darah segar untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila yang seakan sudah mati di negeri ini. Pun dengan konsep bhineka tunggal ika yang secara bahasa dan dalam catatan sejarah berasal dari bahasa dan ajaran Hindu, sepertinya bangsa ini lupa akan hal itu. Hal ini terlihat dari masih saja terjadi perlakuan diskrimanasi terhadap kaum minoritas baik agama, suku, etnis maupun golongan, tandasnya sambil menyontohkan, betapa banyaknya masyarakat etnis Tionghoa di daerah Sewan, Tangerang yang tidak memiliki Akta Kelahiran

gara-gara dia orang Tionghoa. Menurutnya, perlakukan itu hanyalah contoh kecil yang terjadi di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang banyak partai memperjuangkannya sebagai harga mati. Tapi bagianya, Partai Gerindra yang memayungi Gema Sadhana tidak sekadar memperjuangkan NKRI, tapi juga menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai harga mati dalam hidup bernegara dan berbangsa. Selama ini banyak tokoh yang bicara soal Pancasila, tapi hanya dalam taraf retorika, tak pernah mengaplikasikannya, karena tak memahami makna Pancasila itu sendiri. Tak heran bila perlakuan diskriminasi masih terjadi pada diri kita yang minoritas, tandas alumni Lemhannas angkatan XLIV tahun 2010 ini. Setidaknya, Gema Sadhana yang dinahkodainya itu kini sudah berdiri di 16 propinsi. Sementara itu, selain menjalankan aktivitas sosial di beberapa daerah, Gema Sadhana pun terus membentuk kepengurusan di daerah propinsi maupun di kabupaten/kota. Salah satu aktifitas yang baru saja dilakukan adalah pembuatan Akta Kelahiran warga keturunan Tionghoa di Sewan, Tangerang sebanyak 500 KK yang akan diserahkan pada perayaan imlek nanti. Disamping tentunya ada beberapa program kegiatan lainnya dalam rangka advokasi terhadap kaum Hindu dan Budha, ujar ayah tiga anak ini yang juga perihatin masih banyak umat Hindu yang tak memiliki Kitab Suci Wedha. Kobalen yakin, masyarakat Hindu dan Budha di Indonesia yang selama ini merasa trauma, dan alergi bahkan takut untuk terjun ke politik dengan adanya Gema Sadhana di bawah payung Partai Gerindra akan lebih berani lagi dan bangkit. Sehingga keterwakilan mereka di parlemen pun bisa memperjuangkan nasib kaumnya sekitar 20 juta penganut yang masih dianggap minoritas. Setidaknya Pemilu 2014 merupakan kesempatan bagi umat Hindu dan Budha untuk bisa tampil dan memperjuangkan nasibnya. Kalau bukan kita siapa lagi yang berjuang, kata lulusan Master Philsafat dari Institut Hindu Dharma Negeri, Denpasar ini. Garuda Magz - Januari 2012 25

OPINI

Oleh A.S Kobalen, MBA, M.Phil*Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat DPP Partai Gerindra

Apakah Politisi Kita Masih Berkarakter ?setiap sidang, baik dalam rapat paripurna, komisi, maupun pansus, otomatis mengganggu jalannya rapat. Akibatnya proses-proses tersebut menjadi lamban sehingga kebijakan yang seharusnya diambil cepat pun tertunda. Dan Ironisnya masih ada anggota dewan yang secara tegas menolak untuk penerapan absensi elektronik alat rekam kehadiran di DPR. Kebiasaan seperti ini adalah bentuk tidak berkarakternya para politisi kita terhadap kepercayaan yang diberikan oleh rakyat yang telah memilih mereka. Menurut Syafii Maarif, karakter politisi seperti ini tak lebih seperti kerak. Keraknasi, yang keras-keras, tapi disiram dengan air sedikit, sudah menjadi lembek. Karena mereka hanya mengabdi kepada tiga hal yaitu (Tahta, Harta dan Wanita) (Republika, 27/5/2009). Politisi lupa bahwa Kata kunci perubahan berada pada rakyat, pemilik kekuasaan yang didelegasikan ke partai-partai politik. Jika rakyat sudah semakin mampu menjalankan kontrol terhadap sepak terjang partai politik, secara efektif hingga bisa menghukum partai yang menyimpang dari amanah rakyat. Maka budaya politik perlahan akan bergeser ke arah yang lebih ideal, dan hal ini adalah ujud nyata dari keberhasilan sector pendidi-

A

da orang bijak mengatakan bahwa; berpendidikan itu sangat penting, namun yang lebih penting lagi adalah berkarakter. Dewasa ini karakter politisi memang sukar terlepas dari budaya politik yang membentuknya. Itu salah satu penyebab, meski telah sewindu lebih kita menjalani reformasi dengan meletakkan dasar-dasar hukum dan kelembagaan politik yang demokratis, aktualisasi karakter para aktor di panggung politik tidak serta-merta menjadi demokratis. Budaya politik yang berkembang justru lebih cenderung egosentris, baik itu berorientasi kepentingan pribadi maupun kelompok. Ahli politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik dari sudut moral atau karakter. Sedangkan pada masa modern sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa besar pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan lingkungan internasional. Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku perubahan politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional. Garuda Magz - Januari 2012

Sistem demokrasi Pancasila telah menempatkan rakyat sebagai alat control parpol, politikus dan juga sebagai aspirasi dan sumber lahirnya para pemimpin yang pancasilais. Dalam proses memilih pemimpin sebagai calon Negarawan, rakyat terorginisir dalam sub struktur politik (Tokoh Masyarakat). Infra struktur Politikus (Elit Politik / Politisi) dan supra struktur politik (Negarawan) Organisasi politik (Partai Politik) sebagai pintu gerbang dari calon negarawan. Setidaknya ada dua jenis karakter yang perlu melekat pada diri seorang politisi atau pemimpinya itu karakter baik dan karakterkuat. Dengan gejala kedua karakter ini maka lahirlah karakter demokratis yang ditandai dengan keterbukaan diri untuk memahami dan menerima kepentingan pihak lain sebagai kepentingan bersama, sedang dengan egosentrisme yang diakui hanya kepentingan diri dan kelompok. Sejauhmana karakter politisi seperti ini akan mendominasi pentas politik kita, mengingat rekrutmen politisi masa depan yang dilakukan dewasa ini juga masih terbentuk dalam budaya politik yang semakin parah. Belum lagi di tambah banyaknya anggota dewan yang sering bolos pada saat rapatrapat penting di Dewan. Tindakan bolos dalam

26

kan perpolitikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Mengandalkan sector pendidikan, berarti bisa satu generasi lagi kondisi budaya politik ideal itu baru akan terwujud Itu pun kalau proses pendidikan berfokus pada revolusi karakter bangsa dalam peningkatan peran politisi yang berkarakter. Rendahnya nilai-nilai moral dan etika pada diri politisi kita, baik yang sedang duduk sebagai anggota legilatif di DPR hingga DPRD kabupaten/kota, DPD atau politisi yang sedang berada di eksekutip dan yudikatip, mereka tidak hanya menimbulkan kisruh politik tapi juga semakin memamerkan, kredibilitas dan reputasinya sebagai politisi yang tidak berkarakter. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang seharusnya menjadi tauladan, sebagai penyambung lidah rakyat yang diharapkan sebagai jembatan aspirasi masyarakat malah harus ternoda oleh perbuatan perbuatan tidak terpuji yang seperti korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan lain - lainnya. Namun, bila kita perhatikan nama-nama yang akhirnya dijebloskan KPK ke dalam hotel Prodeo karena kasus korupsi, mayoritas berasal dari lembaga

Dewan dan Para pengurus Parpol yang sedang menjabat, yang bahkan kerap dilakukan secara berjamaah. Suatu hal luar biasa bahwa hampir semua politisi fanatik dengan tiga azas yang telah membudaya dalam kegiatan mereka sebagai politisi yaitu Tidak ada Kawan abadi, Tidak ada Lawan abadi dan Yang ada hanya Kepentingan yang memberikan peluang, kebebasan serta membenarkan para politikus untuk melakukan apa saja demi kepentingan pribadi, Kelompok dan partainya. Ini saatnya para politisi kita menyadari kekurangan ini dan berusaha kembali kepemahaman pada kemurnian kepemimpinan yang terkandung di dalam nilai nilai pancasila dengan melibatkan DUIT Yaitu, Doa, Usaha, Iman dan Takwa Di era globalisasi saat ini dimana AIDS - Angkuh, Irih, Dengki dan Sirik sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia di semua lini kehidupan dengan segala dampak negatifnya. Dihadapkan pada realitas perubahan cepat sebagai akibat kemajuan pesat di bidang iptek, pemerintah melalui penerapan program kembali ke

4 pilar bangsa sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional. Kondisi ini sudah selayaknya disikapi dengan baik oleh para politisi yang menjalankan sistem pemerintahan, yaitu terciptanya kesejahteraan, pangan, pendidikan dan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Realitas yang terjadi saat ini bahwa peran politisi dalam mengembangkan kemajuan kearah kesejahteraan rakyat miskin dalam rangka ketahanan nasional masih sangat terbatas. Salah satu sebabnya adalah mulai memudarnya jiwa nasionalisme yang seharusnya tertanam kuat dalam jiwa para politisi tersebut. Padahal untuk mencapai tingkat kesejahteraan suatu bangsa sangat tergantung pada keputusan politik. Oleh karena itu, permasalahan pokok yang perlu dikedepankan adalah bagaimana meningkatkan karakter politisi guna peningkatan kesejahteraan rakyat. Sehingga dapat menelurkan patriot bangsa yang berwawasan nusantara, serta memiliki moral Pancasilais, seperti moral ketakwaan, kemanusiaan, kebersamaan dan kebangsaan serta moral keadilan.

Garuda Magz - Januari 2012

27

KOLOM

rasa Keadilan yang terusikandi Seto Gadhista asapa, SH, LLMPemimpin Redaksi

Rasa keadilan masyarakat terusik. Solidaritas bangkit dalam gerakan seribu sandal. AAL, seorang siswa SMK di Palu didakwa mencuri sandal jepit milik Briptu Ahmad Rusdi Harahap, anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah, menjadi pemicunya. Jaksa mendakwa remaja berusia 15 tahun itu Pasal 362 KUHP dengan ancaman hukuman sekitar lima tahun.

A

ncaman hukuman itulah yang melahirkan solidaritas sebagai jawaban atas rasa ketidakadilan. Media asing pun ramai memberitakan. Kantor berita Associated Press menurunkan tulisan berjudul, Indonesians Have New Symbols for Injustice: Sandals. Voice of America (VOA) menggunakan judul Indonesian Use Sandals as Justice Symbols. Ini bukan kali pertama gerakan solidaritas yang terbangun dari rasa keadilan yang terusik. Sebelumnya ada kasus Prita Mulyasari yang diancam hukuman enam tahun penjara dan denda Rp 1 miliar. Ia didakwa melakukan pencemaran nama baik dan melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Gara-garanya, Prita mengirim e-mail kepada beberapa temannya karena merasa tidak puas atas pelayanan rumah sakit tempatnya berobat. Pihak rumah sakit keberatan dan menggugat Prita Garuda Magz - Januari 2012

ke pengadilan. Masyarakat kemudian berinisiatif menggalang solidaritas mengumpulkan koin untuk Prita. Rasa ketidakadilan juga tampak ketika Nenek Minah dari Dusun Sidoharjo, Banyumas, diancam hukuman enam bulan karena dituduh mencuri tiga biji kakao senilai Rp 2.000, tahun 2009 silam. Perempuan kala itu berusia 55 tahun semula ingin menambah bibit kakao di rumahnya. Dia mengaku sudah menanam 200 pohon kakao di kebunnya, tapi merasa masih kurang, ia memutuskan mengambil buah kakao dari perkebunan kakao PT RSA 4 yang berdekatan dengan kebunnya. Perempuan paruh payah itu mengaku memetik tiga buah kakao matang. Salah seorang mandor perkebunan mendapatinya mengambil buah terlarang itu. Minah diperingatkan adanya larangan memetik buah milik perkebunan. Nenek Minah yang tidak bisa baca tulis itu minta maaf. Tak

ia bayangkan, kesalahan itu kemudian menyeretnya ke meja hijau. Langkah Nenek Minah mengambil tiga biji kakao milik perkebunan tanpa izin tentu tidak dibenarkan oleh hukum. Sama tidak dibenarkannya tindakan AAL -- bila benar ia mengambil sandal milik seorang anggota polisi. Sangat mungkin pengelola rumah sakit tidak senang dengan sikap Prita yang menumpahkan kekesalannya melalui e-mail atas ketidakpuasan Prita mendapatkan pelayanan di rumah sakit. Akan tetapi masyarakat punya pandangan sendiri atas kasus mereka, tanpa perlu memelototi pasal-pasal yang ada di dalam KUHAP. Ancaman hukuman lima tahun terhadap ALL atas tuduhan pencurian sandal dianggap jauh dari rasa keadilan. Masyarakat merasa tidak adil dengan ancaman denda Rp 1 miliar kepada Prita yang curhat melalui e-mail kepada teman-temannya. Sama tidak sebandingnya dengan langkah Nenek

28

Minah mengambil tiga biji kakao untuk ia tanaman di kebunnya sendiri dengan ancaman enam bulan penjara. Saat hampir bersamaan, masyarakat menyaksikan perlakuan atas kasus-kasus yang dianggap merugikan negara dalam jumlah yang mencengangkan dengan ancaman hukuman lebih ringan. Gayus Tambunan yang terlibat kasus korupsi miliaran rupiah bahkan bisa melenggang keluar negeri saat berstatus tahanan. Nyanyian Nazaruddin dengan menyebut keterlibatan sejumlah nama dalam pusaran kasusnya hanya bisa terus terdengar, tanpa menunjukkan adanya tindak lanjut yang cepat. Masyarakat pada akhirnya menganggap penegakan hukum tak ubahnya seperti lakbo dua lalan, parang khas yang kerap digunakan dalam prosesi adat penyembelihan kerbau di Toraja. Tajam ke bawah, tumpul di atas. Kenyataan ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum di negeri ini menjadi menipis. Tidak keliru bila ada yang berpandangan, penegakan hukum yang tajam kepada rakyat kecil tetapi tumpul kepada elite sebagai gambaran

arogansi kekuasaan dan hukum yang kehilangan moralitas. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) KH Said Aqil Siroj dalam pernyataannya di sebuah media online dengan tegas menyatakan, ketidakadilan yang terus-menerus dirasakan rakyat kecil telah membuat mereka tersinggung. Kekerasan dalam konflik antara rakyat dan aparatur negara sudah menjadi gambaran betapa rakyat merasa diperlakukan tidak adil oleh negara. Hukum, menurut dia, seharusnya memberikan rasa keadilan untuk rakyat, tetapi malah menciderai hak yang seharusnya diterima rakyat. Keadilan diterjemahkan sebatas teks oleh penegak hukum tanpa melihat cerminan keinginan rakyat. Keadilan tidak sebatas teks, tetapi juga harus menyinggung rasa kemanusiaan. Hukum, dalam pandangan Said Aqil, hanya jadi perantara agar manusia bisa hidup harmonis, stabil, dan menghargai sesamanya. Kenyataannya, mereka yang korupsi ratusan miliar hingga triliunan rupiah dihukum ringan, rakyat yang hanya mencuri sandal malah dengan sigap diperkarakan oleh polisi.

Kondisi semacam ini tentu tidak bisa dibiarkan berlanjut. Membiarkan rasa ketidakadilan terus mengusik hati rakyat sama artinya dengan menyimpan bara dalam sekam. Masyarakat yang semakin kehilangan kepercayaan kepada hukum, sangat mungkin akan menciptakan hukum dengan tafsir sendiri. Ini tidak menguntungkan dalam kehidupan berbangsa di masa-masa mendatang. Di sinilah pentingnya sikap tegas seorang pemimpin pemerintahan, bukan pemimpin yang lembek. Pemimpin yang tegas tidak akan membiarkan aparat penegak hukum bermain-main dengan hukum yang mengusik, apalagi menciderai rasa keadilan masyarakat. Pucuk pimpinan lembaga penegak hukum yang abai mendisiplinkan bawahannya harus segera diganti. Hanya dengan begitu harapan keadilan bisa ditegakkan, tanpa pandang bulu bisa menjadi kenyataan. Keadilan yang tegak memperkecil kemungkinan lahirnya solidaritas sandal jepit sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap penegak hukum.

Garuda Magz - Januari 2012 2011

29

Foto : Istimewa

NEWSsudah melakuk konsolidasi guna merespon kemungkinan Prabowo menjadi Capres terkuat saat ini dengan memanfaatkan kekuatan partainya di tingkat akar rumput. Kami sudah memiliki pengurus di seluruh kecamatan di Indonesia dan separuh di ranting kelurahan. Kami pun sudah memiliki kader terlatih, ujarnya. Saat ini, Gerindra hanya melihat bagaimana perkembangan politik saat ini, semakin pemerintah saat lemah, tidak bisa sigap menyelesaikan kasuskasus yang saat ini berkembang seperti Nazarudin, konflik lahan, Century, dan lainnya tentu akan menurunkan tingkat kepercayaan dari masyarakat. Tentu itu akan semakin menguntungkan Prabowo, ucap Martin. Meskipun Prabowo digadang-gadang menjadi Capres kuat, tetapi bukan berarti akan maju sendirian. Tentu saja Gerindra akan menggandengkan Prabowo dengan calon dari partai lain. Harus realistis ini partai baru yang masuk kepertarungan politik, tentu kita akan melakukan koalisi, ujarnya.

Foto : Mustafa Kemal

Foto : Istimewa

Gerindra Siap tampung PKBn Yenny WahidPartai Gerindra menyatakan kesiapannya membuka pintu komunikasi untuk menggandeng Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara (PKBN). Langkah itu menyusul tidak lolosnya PKBN pimpinan Yenny Wahid dalam proses verifikasi di Kementrian Hukum dan HAM. Yenny sudah kami tunggu sejak kapan itu, sampai kini, ujar Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani. Di antara partai-partai yang ada, Partai Gerindra termasuk yang memiliki kaitan dengan Yenny Wahid. Pada Pemilu 2009 lalu, pada beberapa kesempatan, mantan politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu ikut berkampanye memenangkan partai besutan Prabowo Subianto tersebut. Bahkan, pada akhir 2009, Yenny akhirnya menikah dengan salah satu anggota DPR dari Partai Gerindra Dhohir Farisi. Lantas, bagaimana peluang bergabung lagi dengan PKB sebagai partai yang dulu sempat ikut dibesarkan Yenny? Juru Bicara DPP PKBN Imron Rosyadi Hamid hanya menyatakan, kalau pihaknya hampir tidak mungkin mengambil keputusan surut lagi ke belakang. 30 Garuda Magz - Januari 2012

Saya pikir jadi agak lucu kalau kami berpikir setback dengan bergabung bersama orang-orang yang tidak mengakui Gus Dur sebagai ketua dewan syura, ujar Imron.

Kegagalan SBY Untungkan Prabowo di 2014Pemeritahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ini dinilai belum mampu menyelesaikan kasus-kasus korupsi dan sengketa lahan. Tentu saja kegagalan tersebut akan menjadi catatan bagi masyarakat dan menjadi keuntungan bagi Prabowo Subianto yang sudah akan dipastikan maju dalam arena Pemilihan Presiden 2014. Menurut politisi Gerindra Martin Hutabarat, menyikapi hasil survei internal PPP yang menunjukkan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden terkuat setelah SBY, merupakan hal yang tidak bisa diragukan lagi objektivitasnya. Sosok prabowo sangat tinggi di mata masyarakat sekarang. Mengapa dia tinggi? karena rakyat rindukan sosok pemimpin yang berani mengambil keputusan, tidak ragu-ragu, dan pro terhadap kepentingan rakyat banyak, kata Martin Saat ini Partai Gerindra

iklan Prabowo Untuk Capres Makin ramai di 2012Iklan-iklan sosok Capres Prabowo Subianto mulai sering ditayangkan di televisi dan media Seperti saat Pemilu 2009 lalu, inilah salah satu strategi Prabowo dan Gerindra untuk mulai menyapa calon pemilih. Iklan Prabowo muncul dalam beberapa seri. Momennya mulai dari seri hari ibu, hingga perayaan Natal dan tahun baru. Soal iklan ucapan di hari hari besar beberapa saat yang lalu, di seluruh stasiun TV dan media online, dalam rangka menyapa konstituen kita saja. Dan menuju 2014 tentu semua pihak akan melakukan hal yang sama, ujar Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Komunikasi dan Media Massa, Asrian Mirza. Tahun 2012 dimanfaatkan Gerindra

untuk terus berbenah memperkuat lapisan struktur partai sampai ke desa. Pelatihan kader muda terus dilakukan Partai berlambang burung garuda ini. Ini dalam rangka mendukung langkah kami, untuk tetap mencalonkan Pak Prabowo sebagai Capres kami. Dan ini harga mati. Untuk itu kami berusaha semaksimal mungkin, jelasnya. Partai Gerindra mengaku terus melakukan komunikasi dengan partai lain dan sejumlah tokoh untuk membicarakan masalah cawapres. Namun belum ada pilihan siapa yang nanti akan dipilih untuk mendampingi Prabowo. Tapi ini semuanya, seperti sering disampaikan Pak Prabowo, bisa terjadi, tergantung hasil pemilu legislatif. Apakah suara Gerindra signifikan tidak utk mencalonkan Capres, jelas sekretaris badan komunikasi Partai Gerindra ini.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional HKTI Prabowo Subianto mengaku prihatin dengan cara kerja bertani lokal yang dinilainya masih sangat konvensional. Karena itu agar mampu berpikir dan bertani secara modern mereka diberangkatkan ke Vietnam dan sejumlah negara lain untuk studi banding. Untuk tahap awal 10 orang kami berangkatkan untuk studi dan pelatihan pasca panen ke Vietnam. Setelah itu akan kami berangkatkan lagi ke Korea dan Jepang yang pertaniannya sudah relative maju, katanya didampingi Sekjen HKTI Fadli Zon usai melepas petani yang akan diberangkatkan ke Vietnam tersebut di Sekretariat DPN HKTI di Kompleks Kementerian Pertanian, di Ragunan, kemarin. Para petani tersebut akan mempelajari teknologi pasca panen beras dan perikanan di Provinsi Chan Tho, Vietnam. Kendati tergolong Negara berkembang ternyata perikanan darat Vietnam cukup maju sehingga mereka mampu menjadi

Kerja Petani Lokal Masih Konvensional

eksportir Ikan Patin terbesar di dunia. Kalau soal bercocok tanam petani kita tak usah belajar ke Vietnam. Mereka sudah cukup hebat dan produksi petani kita sudah cukup kompetitif, tambah Prabowo. Para petani Indonesia akan berlatih membudidayakan Ikan Patin dan peternakan sapi serta teknologi pasca panennya. Pengiriman 10 petani ke Vietnam ini merupakan angkatan pertama. Setelah itu akan dilakukan pengiriman petani angkatan berikutnya. Dikatakan Prabowo, pentingnya sektor pertanian bagi Indonesia negara besar dengan penduduk 240 juta dan menjadi konsumen beras terbesar di dunia. Masalah pangan harus ditangani serius, katanya. Ia mengakui agak kecewa dengan pemerintah Indonesia yang dinilainya kurang serius dalam mengurus pertanian. Menurutnya sekarang Indonesia impor beras terus. Yang khabarnya tahun ini mau impor jutaan ton. Bangsa sebesar ini seharusnya tidak bisa menggantungkan pangannya pada impor, tegasnya. Sebagai organisasi petani, HKTI berencana terus meningkatkan kemampuan petani Indonesia, antara lain, melalui pelatihan-pelatihan di dalam negeri mau pun mengirim petani kita ke luar negeri, seperti ke Vietnam.

Sedangkan untuk pelatihan di dalam negeri jumlahnya sudah mencapai ribuan orang.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta tegas dalam memeriksa Nunun Nurbaetie. Jangan sampai KPK tidak mendapatkan keterangan maju terkait kasus suap pemilihan Deputi Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom. KPK harus bijak dan tegas memeriksa Ibu Nunun. Sebab kedatangannya membuka harapan masyarakat bahwa ini bisa membaca tudingan bahwa KPK selama ini tebang pilih, pinta anggota Komisi III DPR dari Gerindra, Martin Hutabarat. KPK diminta agar mempersiapkan dokter dan psikiater khusus untuk memeriksa kesehatan Nunun. Sehingga jika sakitnya kambuh, Nunun tak perlu dibawa ke rumah sakit. Makanya dokter yang ahli di bidangnya harus ikut membantu termasuk psikiater. Jangan sampai orang kehilangan harapan bahwa kedatangan Ibu Nunun ini tidak membawa kemajuan apa-apa dalam penyelesaian kasus ini,ingatnya.

Gerindra Minta KPK tegas Periksa nunun

Garuda Magz - Januari 2012

31

EVENT

D

PIRA Pedulijuga melakukan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang digelar di Bekasi, Jawa Barat. Menurut Humas PIRA, Suriati Kusumah, sederet kegiatan yang dimotori kaum perempuan itu juga merupakan rangkaian aktivitas menjelang pelantikan pengurus PIRA secara

Donor Darah PIRA nasional yang akan dilangsungkan di Jakarta pada pertengahan bulan ini. Setidaknya, inilah karakter kebersamaan dan semangat juang yang dimiliki kaum perempuan yang tergabung dalam Gerakan Perempuan Indonesia Raya atas kepeduliannya terhadap sesama dan lingkungan, ujarnya.

alam rangka menyambut Hari Ibu, Perempuan Indonesia Raya (PIRA) menggelar serangkaian aksi sosial. Diantaranya adalah Aksi Donor Darah dan Penanaman Pohon di lingkungan kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Jakarta pada Minggu, (22/12) lalu. Kegiatan yang berlangsung meriah itu tak sekadar diikuti kaum perempuan, sejumlah bapak-bapak serta remaja, dan pemuda pun ikut ambil bagian. Setidaknya dari aksi itu terkumpul sebanyak 100 kantong darah yang akan disumbangkan kepada Rumah Sakit Fatmawati sebagai mitra kerja kegiatan tersebut. Sebelumnya, PIRA juga menggelar aksi Revolusi Putih yakni pembagian susu kepada anak-anak yang kurang mampu yang dipusatkan di SD Jembatan Baru, Sunter, Jakarta Utara pada (16/12). Kemudian keesokan harinya, PIRA juga menggelar aksi bersih-bersih (17/12). Aksi yang melibatkan sejumlah kader Gerindra itu mengambil lokasi pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pada hari yang sama, PIRA Garuda Magz - Januari 2012

Penanaman Pohon di Lingkungan Kantor DPP GERINDRA

32

Garuda Magz - Januari 2012

33

Terus Berbakti Untuk Negeri34 Garuda Magz - Januari 2012

Mengabdi